1) Miskin sekali: Apabila tingkat pendapatan per kapita per tahun lebih rendah 75% dari total pengeluaran 9 bahan pokok 2) Miskin: Apabila tingkat pendapatan per kapita per tahun berkisar antara 75-125% dari total pengeluaran 9 bahan pokok 3) Hampir miskin: apabila tingkat pendapatan per kapita per tahun berkisar antara 126-200% dari total pengeluaran 9 bahan pokok, dan 4) Tingkat miskin: Apabila tingkat pendapatan per kapita per tahun lebih besar 200% dari total pengeluaran 9 bahan pokok.
3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 7 bulan yang dimulai dari studi literatur, pembuatan proposal, pengumpulan data dan penyusunan laporan. Penelitian lapang dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai dengan Juni 2010. Penelitian ini dilakukan di desa Kusu Lovra kecamatan Kao Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara. Lokasi Penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian
Sumber : Hasil Analisa GIS Tim RDTR Kota Kao, 2007
3.2 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus. Studi kasus adalah studi intensif dan terperinci mengenai suatu objek yang dilakukan dengan berpedoman pada kuesioner (Soekartawi 1986). Aspek yang diteliti meliputi aspek sosial dan ekonomi berupa tingkat kesejahteraan nelayan.
3.3 Pengolahan dan Analisis Data Untuk mengarahkan pada pengambilan keputusan berdasarkan situasi organisasi dan pertimbangan lainnya dibutuhkan suatu kerangka kerja yang logis. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats).
3.4 Jenis dan Sumber Data Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif menggunakan analisis kuantitatif terhadap aktoraktor yang berperan dalam pengentasan kemiskinan di desa Kusu Lovra. Sedangkan analisis kualitatif menggunakan observasi dan wawancara mendalam dengan lembaga pemerintah, LSM dan tokoh masyarakat. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yang meliputi: 1. Pengambilan data primer, yaitu data yang dikumpulkan secara langsung melalui wawancara responden (stakeholders) dengan menggunakan kuesioner yang telah disusun sebelumnya. Data primer meliputi data yang menyangkut karakteristik dan pola konsumsi masyarakat nelayan, pendapat responden mengenai strategi pemberdayaan nelayan, serta beberapa faktor pendukung terhadap kegiatan ekonomi masyarakat nelayan dalam meningkatkan kesejahteraan di desa Kusu Lovra kecamatan Kao Kabupaten Halmahera Utara dengan menggunakan daftar pertanyaan yang terdiri dari beberapa bagian: a. Karakteristik masyarakat nelayan meliputi: umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan jumlah tanggungan b. Faktor eksternal meliputi: kondisi sosial ekonomi masyarakat, fluktuasi harga, musim panen c. Faktor pendukung meliputi: program pemberdayaan, bantuan kredit, pendamping, informasi pasar.
2. Data sekunder, yaitu data- data yang mendukung yang diperoleh dari lembaga yang terkait, data tersebut di peroleh dari: a. Kantor Bupati Halmahera Utara b. Kantor Bappeda Halmahera Utara c. Kantor BPS Halmahera Utara d. Kantor Perikanan dan Kelautan Halmahera Utara e. Kantor Kecamatan Setempat f. Pengamatan Langsung
g. Literatur yang relevan dengan topik penelitian ini h. Data penunjang lainnya yang berhubungan dengan tujuan penelitian ini
3.5 Bahan dan Alat Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Alat tulis memulis, kuesioner dan kamera.
3.6 Metode Pengumpulan Data Pada pelaksanaan kegiatan kajian, untuk mengumpulkan dan mendapatkan data kualitatif berupa fakta-fakta lisan/tulisan adalah dengan cara:
(1) Observasi Tujuan teknik observasi adalah agar kita memperoleh gambaran yang lebih jelas melalui kegiatan pengamatan tentang kehidupan sosial yang sukar diperoleh melalui metode lain. Adapun syarat untuk melakukan pengumpulan data dengan teknik ini yaitu bahwa peneliti harus secara langsung ada dalam lingkungan peneliti. Hal ini dibuktikan bahwa peneliti berasal dari lokasi penelitian sehinga diharapkan dapat mendalami dan memaknai permasalahan sebagai suatu upaya mengkaji kondisi masyarakat.
(2) Wawancara Mendalam Wawancara mendalam dilakukan dengan cara tatap muka anatara peneliti dengan responden dan stakeholders yang dilakukan dalam suasana formal dan informal. Tujuan teknik wawancara adalah mencari informasi yang sedalamdalamnya dalam bentuk komunikasi verbal (3) Kuesioner.
Mengedarkan daftar pertanyaan kepada responden dan stakeholders, baik itu pertanyaan terbuka maupun tertutup (4) Studi Kepustakaan. Tujuan teknik ini adalah untuk mempelajari arsip-arsip atau dokumendokumen yang terkait dengan situasi dan kondisi masyarakat desa Kusu Lovra kecamatan Kao.
3.7 Metode Analisis Data Dalam penelitian ini, metode analisa yang digunakan antara lain:
3.7.1 Analisis Deskriptif Analisys deskriptif yaitu analisis yang dilakukan membaca tabel-tabel, informasi, gambar gambar, grafik beserta angka angka yang tersedia kemudian melakukan perbandingan, penafsiran, menarik kesimpulan dari hasil analisis. Hal ini mengandung pengertian bahwa data yang terkumpul baik berupa data kuantitatif maupun kualitatif dianalisa secara kualitatif untuk mendapatkan penguraian dan perbandingan dalam bentuk kalimat atau kata kata untuk ditarik kesimpulan. Adapun populasi kajian yang menjadi sasaran adalah anggota masyarakat sebanyak 17 orang yang beraktifitas baik sebagai nelayan, buruh nelayan, maupun pedagang pengumpul yang dilakukan baik secara perorangan maupun secara kelompok dan stakholder lain seperti tokoh masyarakat 2 orang, pemerintah terkait 3 orang, tokoh agama 1 orang, tokoh nelayan 2 orang, maupun tokoh LSM 2 orang. Sedangkan pengambilan sampel responden dilakukan berdasarkan sampling (random sampling dan purposive sampling) yakni ditujukan kepada perorangan maupun anggota kelompok dan pihak-pihak terkait baik sebagai responden maupun sebagai informan yang langsung berkenan dengan kegiatan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat nelayan di desa Kusu Lovra kecamatan Kao, sebagai berikut: a. Anggota kelompok b. Pengurus kelompok
c. Pemilik katinting d. Nelayan e. Pedagang pengumpul f. Aparat desa g. Tokoh agama. h. Tokoh masyarakat i. Instansi terkait. Selanjutnya untuk mendapatkan data yang lebih optimal maka anĂ¡lisis deskriptif diharapkan paling kurang dapat menyajikan data dalam beberapa tahapan sebagai berikut: 1) Reduksi, data yang diperoleh dilapangan dicatat secara lengkap dan rinci. Data tersebut perlu dirangkum, dipilih hal-hal pokok dan difokuskan sesuai dengan tujuan penelitian, hasil dari reduksi data adalah tersusunnya data ini secara sistematis yang memberi gambaran lebih tajam tentang hasil pengamatan dan juga mempermudah peneliti untuk mencari kembali data yang diperoleh bila diperlukan 2) Display data yaitu melihat gambar keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari penelitian maka perlu display data, yaitu menyajikan data dalam tabel, gambar, matriks, grafik, network dan chart. Dalam tahap ini data hasil wawancara diuraikan secara terperinci dan selanjutnya ditampilkan tabel untuk memudahkan membaca hasil penelitian sesuai dengan pertanyaan peneliti 3) Kesimpulan dan verifikasi, yaitu: upaya mencari pola, model, tema, hubungan dan persamaan serta hal-hal yang sering muncul, sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan. Data hasil penelitian dan analisis berdasarkan kerangka pemikiran yang telah ditetapkan untuk kemudian dilihat hubungan dan persamaan dari implikasi teoritiknya, sehinga diperoleh suatu kesimpulan jawaban peneliti.
3.7.2 Analisa SWOT Analisis ini digunakan sebagai alat untuk menyusun suatu strategi yang sesuai dan tepat dalam mengembangkan suatu kegiatan. Analisis SWOT dilakukan berdasarkan asumsi bahwa suatu strategi yang efektif memaksimalkan kekuatan dan peluang, serta meminimalkan kelemahan dan ancaman. Analisis SWOT digunakan
untuk memperoleh hubungan antara faktor eksternal dan faktor internal. Dengan analisis ini, kekuatan (Strengths), kelemahan (Weaknesses), yang merupakan faktor internal dapat diidentifikasi, begitu pula peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats) sebagai faktor eksternal. Analisis SWOT adalah identifikasi secara sistematik atas kekuatan dan kelemahan dari faktor-faktor eksternal yang dihadapi suatu sektor. Analisis ini digunakan untuk memperoleh hubungan antara faktor internal dan faktor eksternal. Lingkup kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman adalah sebagai berikut: (1). Kekuatan Kekuatan yang diidentifikasikan meliputi semua aspek yang berada dalam strategi pemberdayaan masyarakat untuk penanggulangan kemiskinan yang memberikan nilai positif. (2). Kelemahan Kelemahan yang diidentifikasikan meliputi semua aspek yang berada dalam sistem pemberdayaan masyarakat untuk penanggulangan kemiskinan yang memberikan nilai negatif. (3). Peluang Peluang yang diidentifikasi adalah potensi atau kesempatan dari strategi pemberdayaan masyarakat nelayan yang dapat diambil untuk penanggulangan kemiskinan.
(4). Ancaman Ancaman yang diidentifikasi adalah semua dampak negatif dari luar strategi pemberdayaan masyarakat nelayan yang mungkin dihadapi untuk penanggulangan kemiskinan. Kemudian, langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis SWOT ini adalah sebagai berikut: 1) Identifikasi faktor internal dan eksternal
Dari potensi sumberdaya Desa Kusu Lovra, akan diidentifikasi beberapa faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam pemberdayaan masyarakat untuk penanggulangan kemiskinan. 2) Analisis SWOT Setelah teridentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal (faktor strategis) yang berperan dalam pemberdayaan masyarakat untuk penanggulangan kemiskinan kemudian dibangkitkan (generating) berbagai alternatif strategi yang relevan dengan menggunakan Matriks SWOT (Tabel 1). Dari matriks SWOT pada tabel itu diperoleh 4 (empat) kemungkinan alternatif strategi, yaitu: 1.
Strategi SO yaitu menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengambil peluang yang ada.
2.
Strategi ST yaitu menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang dihadapi.
3.
Strategi WO yaitu berusaha untuk mendapatkan keuntungan dari peluang yang ada dengan mengatasi kelemahan-kelemahan.
4.
Strategi WT yaitu berusaha meminimumkan kelemahan dengan menghindari ancaman yang ada
Tabel 1 Matriks Analisis SWOT Faktor Internal Faktor
STRENGTHS
WEAKNESSES
(S)
(W)
STRATEGI SO
STRATEGI WO
Eksternal
OPPORTUNITI ES (O)
THREATS (T)
3.7.3
Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.
Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang
STRATEGI ST
STRATEGI WT
Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman.
Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman.
ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Setelah dilakukan analisa dengan menggunakan SWOT, maka langkah
selanjutnya adalah membuat urutan prioritas program dengan menggunakan analysis Hirarkhy Proces (AHP). Adapun langkah-langakah dalam analisis data dengan AHP adalah: 1) Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi masalah. 2) Membuat struktur hirarki yang di awali dengan tujuan umum, dilanjutkan dengan sub-sub tujuan, kriteria dan memungkinkan alternatif-alternatif pada tingkatan kriteria yang paling bawah. 3.
Membuat matrik perbadingan berpasangan yang menggambarkan pengaruh relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing tujuan yang setingkat di atasnya, perbandingan berdasarkan judgment dari para pengambil keputusan dengan nilai tingkat kepentingan satu elemen dibandingkan dengan elemen lainnya. Untuk mengkuantifikasikan data kualitatif pada materi wawancara digunakan nilai skala komparasi berdasarkan skala Saaty.
4.
Melakukan perbandingan berpasangan. Kegiatan ini dilakukan oleh stakeholder yang berkompeten.
5.
Menghitung akar ciri, vektor ciri, dan menguji konsistensinya. Jika tidak konsisten maka pengambilan data diulangi atau dikoreksi. Indeks Konsistensi (CI) menyatakan penyimpangan konsistensi dan menyatakan ukuran tentang konsisten tidaknya suatu penelitian perbandingan berpasangan. Nilai pengukuran
konsistensi diperlukan untuk mengetahui konsistensi jawaban dari respon karena akan berpengaruh terhadap keabsahan hasil. Menurut Saaty, 1993 ada tiga prinsip dalam memecahkan persoalan dengan AHP, yaitu prinsip menyusun hirarki (Decomposition), prinsip menentukan prioritas (Comparative Judgement), dan prinsip konsistensi logis (Logical Consistency). Hirarki yang dimaksud adalah hirarki dari permasalahan yang akan dipecahkan untuk mempertimbangkan kriteria-kriteria atau komponen-komponen yang mendukung pencapaian tujuan. Dalam proses menentukan tujuan dan hirarki tujuan, perlu diperhatikan apakah kumpulan tujuan beserta kriteria-kriteria yang bersangkutan tepat untuk persoalan yang dihadapi. Dalam memilih kriteria-kriteria pada setiap masalah pengambilan keputusan perlu memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut: 1) Lengkap. Kriteria harus lengkap sehingga mencakup semua aspek yang penting, yang digunakan dalam mengambil keputusan untuk pencapaian tujuan. 2) Operasional. Operasional dalam artian bahwa setiap kriteria ini harus mempunyai arti bagi pengambil keputusan, sehingga benar-benar dapat menghayati terhadap alternatif yang ada, disamping terhadap sarana untuk membantu penjelasan alat untuk berkomunikasi. 3) Tidak berlebihan. Menghindari adanya kriteria yang pada dasarnya mengandung pengertian yang sama. 4) Minimum. Diusahakan agar jumlah kriteria seminimal mungkin untuk mempermudah
pemahaman
terhadap
persoalan,
serta
menyederhanakan
persoalan dalam analisis. 5) Tabel 2 Skala Angka Saaty Intensitas/ Pentingnya
Definisi
Keterangan
1
Atribut yang satu dengan yang lainnya sama penting
Dua aktivitas memberikan kontribusi yang sama kepada tujuan
3
Atribut yang satu sedikit lebih penting (agak kuat) dari atribut
Pengalaman dan selera sedikit menyebabkan yang satu lebih disukai
yang lainnya.
daripada yang lain
5
Sifat lebih pentingnya atribut yang satu dengan lain kuat
Pengalaman dan selera sangat menyebabkan penilaian yang satu lebih dari yang lain, yang satu lebih disukai dari yang lain.
7
Menunjukkan sifat sangat penting satu atribut dengan atribut lain
Aktivitas yang satu sangat disukai dibandingkan dengan yang lain, dominasinya tampak dalam kenyataan
Satu atribut ekstrim penting dari atribut lainnya
Bukti bahwa antara yang satu lebih disukai daripada yang lain menunjukkan kepastian tingkat tertinggi yang dapat dicapai.
Nilai tengah di antara dua penilaian
Diperlukan kesepakatan (kompromi)
Jika atribut i dibandingkan dengan j mendapat nilai bukan nol, maka j jika dibandingkan dengan i mempunyai nilai kebalikannya
Asumsi yang masuk akal
Rasio yang timbul dari skala
Jika konsistensi perlu dipaksakan dengan mendapatkan sebanyak n nilai angka untuk melengkapi matriks
9
2, 4, 6, 8
Resiprokal
Rasional
Hirarki strategi pemberdayaan masyarakat nelayan di desa Kusu Lovra Kecamatan Kao Kabupaten Halmahera Utara dapat dilihat pada Gambar 3 berikut ini
KEBIJAKAN PEMBERDAYAAN NELAYAN DESA KUSU LOVRA
NELAYAN
EKOLOGI
TOKOH MASY.
EKONOMI
DKP
SOSIAL
PEMERINT AH DESA
TEKNOLO GI
KOPERASI
SDM
Gambar 3. Hierarki Strategi Pemberdayaan Masyarakat Nelayan di Desa Kusu Lovra Kecamatan Kao Kabupaten Halmahera Utara 4
HASIL PENELITIAN
4.1 Kondisi Umum Nelayan Halmahera utara Luas perairan Halmahera Utara adalah 19.536,02 Km2 atau 76 % dari luas wilayah keseluruhan, mengandung berbagai sumber daya perikanan yang bernilai