3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan tempat Waktu penelitian lapang dilaksanakan pada bulan Maret 2010. Lokasi penelitian di pangkalan pendaratan ikan Muara Angke, Kota Jakarta Utara, DKI Jakarta.
3.2 Bahan dan alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil kuisioner yang didapat dari wawancara terhadap nelayan, pedagang dan pembeli, dan pengelola TPI dan PPI Muara Angke, sedangkan alat yang digunakan adalah kuisioner penelitian untuk nelayan, pedagang dan pembeli, dan pengelola TPI dan PPI Muara Angke.
3.3 Metode penelitian Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan metode kasus. Aspek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah: Aspek kemampuan pelelangan pengelola TPI dalam menyelenggarakan pelelangan yang mengacu kepada Pane (2009): 1) Kemampuan pengorganisiran waktu pelelangan; 2) Kemampuan penyediaan prasarana dan sarana pelelangan; 3) Kemampuan penyediaan sistem lelang dan pengawasannya; 4) Kemampuan terselenggaranya penjaminan mutu dan sanitasi sarana pelelangan; 5) Kemampuan pengembangan sarana dan prasarana pelelangan; dan 6) Kemampuan membuat kebijakan/aturan untuk penyelenggaraan pelelangan (Pane 2009). Pada penelitian ini peneliti juga mengkaji aspek persepsi para pengguna TPI terhadap kegiatan pelelangan di TPI Muara Angke. Pada penelitian ini dilakukan pengamatan, wawancara, pengumpulan data sekunder, dan penilaian organoleptik ikan hasil tangkapan yang didaratkan. 1) Pengamatan dilakukan terhadap aktivitas pengelola TPI, meliputi:
30
a.
Penyelenggaraan aktivitas pelelangan. (1) Pelaksanaan lelang dari segi waktu (kontinuitas
penyelenggaraan
lelang). Apakah pelelangan berjalan setiap hari; (2) Proses/mekanisme pelelangan di PPI Muara Angke sudah sesuai dengan peraturan yang ada atau tidak; dan (3) Intensitas pelelangan setiap harinya (waktu). b.
Ketersediaan fasilitas pelelangan. (1) Fasilitas pelelangan apa saja yang tersedia di TPI; dan (2) Kondisi fasilitas pelelangan dalam keadaan baik untuk dioperasikan atau tidak.
c.
Pelayanan yang diberikan pengelola TPI. Pada aspek ini akan diamati mengenai pengelola TPI telah memberi pelayanan yang baik atau tidak kepada para seluruh pelaku lelang.
d.
Kondisi sumber daya manusia (SDM) pengelola TPI di PPI Muara Angke. Pada aspek ini akan diamati mengenai sumberdaya manusia pengelola TPI apakah telah bekerja sesuai tugas dan kewenangannya atau tidak.
2) Wawancara a. Wawancara terhadap pengelola TPI, meliputi tentang : (1) Kemampuan pengorganisiran waktu pelelangan; Kegiatan pelelangan dilakukan secara periodik sesuai waktu yang direncanakan; (2) Kemampuan penyediaan prasarana dan sarana pelelangan; Fasilitas apa saja yang telah disediakan oleh pengelola TPI. Ada
atau
tersedianya
sarana
dan
prasarana
untuk
penyelenggaraan dan pelaku lelang. (3) Kemampuan penyediaan sistem lelang dan pengawasannya; Sistem lelang tersedia (terbuka/tertutup). Adanya pengawasan pelaksanaan lelang agar berlangsung terbuka dan jujur. (4) Kemampuan terselenggaranya penjaminan mutu dan sanitasi sarana pelelangan yaitu ada/tidaknya kontrol mutu dari pihak pengelola
31
(5) Kemampuan pengembangan sarana dan prasarana pelelangan yaitu, ada/tidaknya
pengembangan
sarana
dan
prasarana
untuk
penyelenggaraan dan pelaku lelang; dan (6) Kemampuan
untuk
membuat
kebijakan/aturan
untuk
penyelenggaraan pelelangan yaitu ada/tidaknya kebijakan/aturan tertulis yang dikeluarkan pengelola TPI. b.
Wawancara terhadap agen, masyarakat, pedagang-pembeli, dan pengolah ikan, mengenai: persepsi agen nelayan pemilik, pedagang-pembeli dan pengolah terhadap pelelangan ikan di PPI Muara Angke. Wawancara menggunakan kuesioner (daftar isian pertanyaan) kepada
responden. Metode pemilihan responden dilakukan dengan metode purposive terhadap semua aspek yang terkait. Jumlah responden yang diwawancarai ditentukan menurut jenis responden dan kondisi di lokasi penelitian. Jumlah responden yang diwawancarai diambil secara acak sebanyak 23 responden. Pihak yang diwawancarai adalah agen sebanyak 7 responden, pedagang-pembeli sebanyak 7 responden, pengolah ikan sebanyak 7 responden, pihak pengelola pelabuhan perikanan sebanyak 1 orang dan pengelola TPI sebanyak 1 orang. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data utama dan data tambahan. Data utama meliputi: 1) Data Primer a. Kondisi aktifitas dan proses pendaratan serta pemasaran/pelelangan hasil tangkapan di PPI Muara Angke; b. Kondisi dan jenis fasilitas pelelangan yang tersedia di gedung TPI PPI Muara Angke; c. Volume hasil tangkapan yang didaratkan di PPI Muara Angke; d. Cara pendaratan dan penanganan hasil tangkapan di PPI Muara Angke; e. Penjaminan mutu hasil tangkapan yang dilelang (kontrol mutu dan kontrol sanitasi); f. Penjaminan higienitas fasilitas dan sarana pelelangan;
32
g. Intensitas pelelangan yang terjadi di PPI Muara Angke berdasarkan waktu; dan h. Persepsi nelayan, masyarakat, pedagang-pembeli, dan pengolah terhadap pelelangan ikan di PPI Muara Angke. 2) Data Sekunder a. Data produksi hasil tangkapan yang didaratkan di PPI Muara Angke perhari/bulan/tahun; b. Jenis dan jumlah fasilitas terkait pendaratan dan pemasaran/pelelangan hasil tangkapan di TPI Muara Angke dan PPI Muara Angke; c. Peraturan daerah dan pemerintah tentang pelaksanaan pelelangan di PPI Muara Angke; dan d. Data statistik kapal dan nelayan yang mendaratkan hasil tangkapan di PPI Muara Angke; Data tambahan meliputi: 1) Data Primer a. Gambar dan foto-foto proses pendaratan dan pelelangan di PPI Muara Angke; dan b. Daerah tujuan distribusi hasil tangkapan di PPI Muara Angke. 2) Data Sekunder a. Kondisi umum Muara Angke; b. Kondisi umum perikanan tangkap di Muara Angke; c. Kondisi umum dan fasilitas PPI Muara Angke; dan d. Peta daerah penelitian.
3.4 Metode analisis data Kemampuan pelelangan pengelola TPI di PPI Muara Angke dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif (digunakan perhitungan rata-rata, simpangan, dan analisis grafik). Melalui analisis ini digunakan untuk mendapatkan kemampuan pelelangan pengelola TPI di PPI Muara Angke. Persepsi pengguna pelabuhan perikanan terhadap pelelangan dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan menggunakan diagram pie untuk setiap jenis
33
persepsi. Persepsi ini akan didapat dari pengguna pelabuhan yakni nelayan, pedagang-pembeli, dan pengolah ikan. Metode analisis digunakan untuk menganalisis data sebagai berikut: 1) Deskriptif kualitatif a. Kondisi aktifitas dan proses pendaratan serta pemasaran/pelelangan hasil tangkapan di PPI Muara Angke; b. Kondisi dan jenis fasilitas pelelangan yang tersedia di gedung TPI PPI Muara Angke; c. Cara pendaratan dan penanganan hasil tangkapan di PPI Muara Angke; d. Penjaminan mutu hasil tangkapan yang dilelang (kontrol mutu dan kontrol sanitasi); e. Penjaminan higienitas fasilitas dan sarana pelelangan; f. Intensitas pelelangan yang terjadi di PPI Muara Angke berdasarkan waktu; dan g. Persepsi nelayan, masyarakat, pedagang-pembeli, dan pengolah terhadap pelelangan ikan di PPI Muara Angke. 2) Deskriptif kuantitatif a. Kondisi dan jenis fasilitas pelelangan yang tersedia di gedung TPI PPI Muara Angke; b. Volume hasil tangkapan yang didaratkan di PPI Muara Angke; dan c. Data produksi hasil tangkapan yang didaratkan di PPI Muara Angke perhari/bulan/tahun;
34
Berikut adalah variabel penilaian kemampuan pelelangan oleh pengelola TPI: Tabel 3 Variabel penilaian kemampuan pelelangan pengelola TPI Parameter Permasalahan Internal TPI PPI Muara Angke Terkait pelelangan ikan Variabel Indikator (ada/tidak ada) 1. Kemampuan Kemampuan pelaksanaan Kegiatan pelelangan mengorganisir waktu lelang dari sisi waktu dilakukan secara periodik pelelangan sesuai waktu yang direncanakan 2. Kemampuan Kemampuan pengupayaan Ada/tersedia sarana dan penyediaan penyediaan sarana pelelangan prasarana untuk prasarana dan sarana untuk penyelanggaraan dan penyelenggaraandan pelelangan pelaku pelelangan pelaku lelang
3. Kemampuan penyediaan sistem lelang dan pengawasannya
Kemampuan pengupayaan penyediaan prasarana pelelangan untuk penyelenggara dan pelaku lelang Kemampuan penyediaan sistem lelang (terbuka/tertutup)
Ada sistem lelang
Kemampuan pengawasan pelaksanaan pelelangan
4. Kemampuan terselanggaranya penjaminan mutu 5. Kemampuan pengembangan sarana dan prasarana lelang
6. Kemampuan membuat kebijakan/aturan untuk penyelenggaraan pelelangan
Ada pengawasan pelaksanaan lelang agar berlangsung terbuka dan jujur. Kemampuan terselenggaranya Ada kontrol mutu penjaminan mutu ikan Kemampuan pengupayaan mengembangkan sarana dan prasarana untuk pelaku pelelangan. Kemampuan pengupayaan mengembangkan sarana dan prasarana untuk penyelengaraan pelelangan Kemampuan membuat kebijakan/aturan turunan di TPI untuk penyelenggaraan pelelangan yang baik.
Sumber: Pane (2009), diolah kembali.
Ada/terjadi pengembangan sarana dan prasarana untuk penyelenggaraandan pelaku lelang
Ada kebijakan/aturan tertulis yang dikeluarkan pengelola TPI
35
3) Kerangka Operasional Penelitian Kemampuan Pelelangan Hasil Tangkapan Oleh Pengelola Tempat Pelelangan Ikan di PPI Muara Angke, Jakarta
Metode Kasus
Aspek yang diteliti: 1) Kemampuan pengorganisiran waktu pelelangan 2) Kemampuan penyediaan prasarana dan sarana pelelangan 3) Kemampuan penyediaan sistem lelang dan pengawasannya 4) Kemampuan terselenggaranya penjaminan mutu dan sanitasi sarana pelelangan 5) Kemampuan pengembangan sarana dan prasarana pelelangan 6) Kemampuan membuat kebijakan/aturan untuk penyelenggaraan pelelangan 7) Persepsi agen (perwakilan nelayan pemilik) terhadap kegiatan pelelangan ikan di PPI Muara Angke. 8) Persepsi pedagang-pembeli terhadap kegiatan pelelangan ikan di PPI Muara Angke. 9) Persepsi pengolah ikan terhadap kegiatanpelelangan ikan di PPI Muara Angke.
Wawancara
Pengamatan
1) Kondisi TPI: Kondisi pelelangan aktual, kondisi fasilitas pelelangan, pelayanan pengelola TPI 2) Organoleptik terhadap ikan hasil tangkapan yang didaratkan di dermaga, dan ikan hasil tangkapan yang ada di TPI.
Pelaku dalam pelelangan ikan (nelayan, pedagang/pengolah HT, pengelola TP, serta pihak PPI MA) untuk mengetahui: Pemahaman mengenai pelelangan serta kualitas SDM pada masing-masing pihak.
Analisis data Deskriptif kualitatif dan kuantitatif (perhitungan rata-rata, simpangan, dan analisis grafik)
1) Mengetahui kemampuan pelelangan hasil tangkapan di PPI Muara Angke. 2) Mengetahui persepsi para pengguna di TPI PPI Muara Angke (nelayan, pedagangpembeli, pengolah) terhadap kegiatan pelelangan di PPI Muara Angke.
Gambar 2 Kerangka operasional penelitian di PPI Muara Angke tahun 2010