27
3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pengumpulan data dilaksanakan bulan Juli-September 2007 yaitu di Polewali, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Pemilihan lokasi penelitian tersebut didasarkan pada pertimbangan ketersediaan data maupun eksesibilitas yang baik dalam mendukung pelaksanaan penelitian (Gambar 7). 119 00’
119 30’
3 30’
N W
E
S 1: 250.000
Legenda : Lokasi penelitian : Fishing ground 4 00’
: Garis batymetri : Fishing base
Gambar 7 Lokasi daerah penelitian. 3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku identifikasi ikan, kuisioner, kamera dan alat tulis menulis. Software yang digunakan adalah Microsoft Word, Excel, Maple VIII, dan SPSS 12. Buku identifikasi digunakan untuk melakukan identifikasi setiap spesies yang tertangkap oleh bagan selama penelitian berlangsung. Kuisioner dengan nelayan dan pedagang pengumpul serta juragan kapal mencakup hasil tangkapan, alat tangkap, wilayah penangkapan, pemasaran dan lain-lain. Untuk melakukan pengolahan data digunakan satu unit Personal Computer (PC). Peralatan lain seperti current meter untuk mengukur suhu dan kecepatan arus, hand refractormeter untuk mengukur salinitas, kamera digital sebagai alat dokumentasi, timbangan untuk mengukur berat ikan dan data pendukung lainnya. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis ikan yang tertangkap oleh bagan.
28
3.3 Metode Penelitian Berdasarkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian, maka metode yang digunakan adalah metode survai yaitu pengamatan secara langsung di lapangan, serta dilakukan wawancara langsung dengan nelayan setempat dengan menggunakan kuesioner. Penggunaan metode survai dalam penelitian ini sangat tepat karena kajian tentang teknologi penangkapan dan pengembangan usaha perikanan membutuhkan tinjauan langsung atau pengamatan langsung mengenai keadaan aktual di lapangan dari berbagai pelaku (stakeholder) yang terlibat dalam sistem bisnis perikanan. 3.4 Batasan Penelitian 3.4.1 Lingkup penelitian Objek penelitian adalah unit penangkapan bagan yang memiliki ukuran yang hampir seragam yaitu secara umum berukuran P × L × T adalah 21 × 2,1 × 1,8 m. Adapun ukuran alat tangkap (waring) yaitu 21 × 21 × 11 m. Batasan untuk lokasi fishing base yaitu daerah Ujun dan perkampungan nelayan yaitu Tonyaman. Kedua tempat ini merupakan tempat bersandar dan berlabuhnya bagan perahu dan merupakan salah satu basis perkampungan bagi nelayan bagan dan juga tempat pelelangan ikan pada saat ikan didaratkan atau dijual. 3.4.2 Sumberdaya ikan Batasan untuk sumberdaya ikan yaitu perikanan bagan perahu berbasis sumberdaya ikan pelagis kecil. Adapun jenis ikan hasil tangkapan utama bagan antara lain teri (Stolephorus spp), kembung (Rastrelliger spp), layang (Decapterus ruselli). Sedangkan hasil tangkapan sampingan seperti selar bentong (Selaroides spp), tembang (Sardinella spp), layur (Trichiurus savala), kerong-kerong (Therapon theraps), rejum (Sillago sihama), peperek (Leiognathus spp), japuh (Dussumeria acuta), rambeng (Dipterygonosus spp). 3.4.3 Aspek sosial Batasan parameter sosial meliputi penyerapan tenaga kerja, latar belakang pendidikan, penerimaan nelayan terhadap unit penangkapan bagan dan kelembagaan perikanan bagan.
29
1) Penyerapan tenaga kerja
Jumlah nelayan yang bekerja dalam operasi penangkapan ikan pada bagan yaitu berkisar antara 9-10 orang per kapal.
Tenaga kerja yang diserap diluar dari operasi penangkapan bagan misalnya kuli angkut, pengumpul ikan, pedagang dan lain-lain.
2) Latar belakang pendidikan
Tingkat pendidikan nelayan secara formal maupun non formal serta penyuluhan-penyuluhan dari dinas setempat.
3) Penerimaan nelayan lain terhadap bagan
Terjadinya konflik atau tidak antar nelayan bagan dengan alat tangkap lain.
4) Kelembagaan perikanan bagan Lembaga yang terkait dalam perikanan bagan yaitu kelembagaan pemerintah, bank, koperasi dan kelompok nelayan. 3.5 Metode Pengumpulan Data Berdasarkan tujuan penelitian yang akan dicapai dan metode penelitian yang digunakan yaitu dengan cara pengukuran dan observasi langsung di lapangan maka data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis adalah sebagai berikut : 1) Data primer : yaitu data yang dikumpulkan dari juragan kapal (pemilik modal), kapten kapal, nelayan bagan perahu (ABK) serta orang-orang yang terkait yaitu dengan cara pengamatan langsung dan wawancara dengan menggunakan kuesioner yang telah disusun sesuai dengan keperluan analisis dan tujuan penelitian. Data yang dikumpulkan menyangkut kegiatan usaha penangkapan ikan yaitu (1) Aspek biologi meliputi : komposisi jenis hasil tangkapan, tingkat pemanfaatan, produksi hasil tangkapan dan musim penangkapan; (2) Aspek teknis meliputi: metode operasional kapal, ukuran kapal, tenaga penggerak yang digunakan, ukuran alat penangkapan dan lain-lain yang berkaitan dengan aspek teknis dari bagan perahu; (3) Aspek sosial meliputi : jumlah nelayan yang terserap serta mengetahui konflik dari alat tangkap yang lain; (4) Aspek ekonomi meliputi : biaya investasi, biaya operasional, biaya perawatan dan nilai produksi. 2) Data sekunder : yaitu data penunjang yang dikumpulkan dari pemerintah daerah, dinas perikanan, kantor statistik Kabupaten Polewali Mandar, kantor
30
Propinsi Sulawesi Barat serta instansi lain yang berkaitan dengan objek penelitian, dan literatur pendukung lainnya (studi pustaka). Data yang dikumpulkan mencakup keadaan geografis daerah penelitian, keadaan umum perikanan tangkap di Kabupaten Polewali Mandar, perkembangan jumlah kapal atau perahu di Kabupaten
Polewali Mandar, perkembangan jumlah nelayan di Kabupaten
Polewali Mandar, perkembangan jumlah unit penangkapan menurut jenis alat tangkap di Kabupaten Polewali Mandar, produksi perikanan yang didaratkan di Kabupaten Polewali serta musim penangkapan ikan (Tabel 1). Tabel 1 Cara pengumpulan data di lapangan No
Jenis Data
Pengamatan langsung
Sumber Data sekunder
Teknik pengumpulan
Output
1.
Aspek biologi
Komposisi jenis Referensi hasil tangkapan, jenis hasil tingkat tangkapan. pemanfaatannya, produksi hasil tangkapan, dan lain-lain.
Wawancara nelayan dan kuesioner.
Hasil tangkapan
2.
Aspek teknis
Aspek-aspek teknis terhadap produksi hasil tangkapan.
Wawancara nelayan dan kuesioner.
Teknis operasi
3.
Aspek sosial
Jumlah nelayan, terjadinya konflik atau tidak, diterima atau tidaknya dimasyarakat.
Wawancara nelayan dan kuesioner.
Potensi konflik
4.
Aspek ekonomi
Faktor-faktor yang mempengaruhi aspek ekonomi.
Wawancara nelayan dan kuesioner.
Kelayakan usaha
5.
Keadaan geografis penelitian
Keadaan geografis dan topografinya.
6.
7.
Wawancara Dinas perikanan dan dengan dinas referensi. perikanan.
Keadaan geografis
Keadaan umum perikanan tangkap
Dinas Wawancara perikanan dan dengan dinas referensi. perikanan
Keadaan perikanan tangkap
Perkembangan jumlah
Jumlah unit
Wawancara
31
unit penangkapan
penangkapan. dengan dinas perikanan.
8.
Produksi perikanan yang didaratkan
Dinas Wawancara perikanan dan dengan dinas referensi. perikanan.
Produksi perikanan
9.
Musim dan daerah penangkapan
Dinas Wawancara perikanan dan dengan dinas referensi. perikanan.
Musim dan daerah penangkapan
Data yang dikumpulkan untuk masing-masing aspek kajian (aspek biologi, teknis, sosial dan ekonomi) adalah sebagai berikut: 3.5.1 Aspek biologi Pengukuran parameter biologi pada penelitian ini dilakukan terhadap sumberdaya ikan sebagai salah satu sampel penelitian. Beberapa parameter biologi yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini dapat disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Pengukuran parameter biologi terhadap sumberdaya ikan No
Parameter Biologi
Uraian
1.
Komposisi jenis hasil Jenis-jenis hasil tangkapan ikan, berupa jenis tangkapan ikan yang menjadi target spesies dan jenis hasil tangkapan sampingan (by - catch).
2.
Tingkat pemanfaatan
Status pemanfaatan sumberdaya ikan yang diperoleh dengan membandingkan potensi lestari dan produksi lestari.
3.
Produksi hasil tangkapan
Produksi hasil tangkapan (per trip, per bulan, dan per tahun).
4.
Musim penangkapan
Musim penangkapan meliputi musim puncak, musim biasa dan musim paceklik.
3.5.2 Aspek teknis Pengukuran parameter teknis dilakukan pada kapal/perahu dan alat penangkapan ikan. Beberapa parameter teknis yang akan dikumpulkan pada penelitian ini dapat disajikan pada Tabel 3.
32
Tabel 3 Pengukuran parameter teknis kapal dan alat penangkapan ikan No
Parameter Teknis
Uraian
1.
Ukuran kapal/perahu
Pengukuran dilakukan untuk mengetahui panjang, lebar dan tinggi kapal/perahu yang digunakan oleh nelayan yang tentunya berkaitan dengan GT, jangkauan daerah penangkapan serta kapasitas produksi.
2.
Tenaga penggerak
Tenaga penggerak yang digunakan meliputi mesin utama dan mesin tambahan untuk mengetahui ukuran tonase, merek mesin, dan kecepatan maksimum dari tenaga penggerak.
3.
Operasional kapal
Operasional kapal untuk mengetahui jumlah hari operasi (per trip, per bulan, dan per tahun), penyebab tidak beroperasi; metode pengoperasian; Bahan bakar yang digunakan, dan lain-lain.
4.
Ukuran alat penangkapan ikan
Pengukuran alat penangkapan ikan seperti dimensi (panjang dan lebar) dan pengukuran mata jaring (mesh size); bahan jaring; nama umum alat tangkap dan daerahnya.
5.
Jumlah lampu
Pengukuran dilakukan untuk mengetahui jumlah lampu yang digunakan dalam operasi penangkapan ikan dan keterkaitan lampu terhadap hasil tangkapan.
3.5.3 Aspek sosial Pengukuran parameter sosial dalam penelitian ini diarahkan kepada nelayan sebagai pelaku utama dalam kegiatan penangkapan ikan. Beberapa parameter sosial yang dikumpulkan dalam penelitian ini dapat disajikan pada Tabel 4.
33
Tabel 4 Pengukuran parameter sosial pada nelayan yang menggunakan unit penangkapan bagan No
Parameter Sosial
Uraian
1.
Penyerapan tenaga kerja pada unit penangkapan bagan
Banyaknya nelayan yang bekerja dalam setiap kegiatan operasi penangkapan ikan pada perikanan bagan.
2.
Latar belakang pendidikan
Tingkat pendidikan nelayan bagan.
3.
Persepsi nelayan terhadap bagan
Penerimaan nelayan terhadap unit penangkapan ikan antar nelayan bagan, alat tangkap lain dan masyarakat setempat.
4.
Konflik sosial
Konflik yang terjadi antar nelayan bagan dengan alat tangkap lain, manajemen bagan, kelembagaan/ instansi, stakeholder yang terkait dalam perikanan bagan serta solusi dalam menyelesaikan konflik sosial dalam perikanan bagan.
5.
Kelembagaan perikanan bagan
Lembaga yang terkait dalam perikanan bagan meliputi : kelembagaan pemerintah, bank, koperasi dan kelompok nelayan.
6.
Sistem bagi hasil
Sistem bagi hasil pelaku perikanan bagan.
3.5.4 Aspek ekonomi Beberapa parameter ekonomi yang dikumpulkan dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 Pengukuran parameter ekonomi terhadap unit penangkapan bagan No
Parameter Ekonomi
Uraian
1.
Biaya investasi
Biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan kapal/perahu, alat penangkapan ikan, mesin dan perlengkapan lainnya.
2.
Biaya operasional
Biaya yang dikeluarkan saat kegiatan operasional penangkapan dilaksanakan seperti Bahan Bakar Minyak (BBM), perbekalan dan es.
3.
Biaya perawatan
Biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan kapal/perahu, alat penangkapan ikan, mesin dan perlengkapan lainnya.
4.
Nilai produksi
Berat produksi dikali harga persatuan berat pada tingkat harga produsen, dinyatakan dalam rupiah.
34
3.6 Metode Analisis Data Dalam penelitian ini digunakan beberapa analisis yaitu: (1) Analisis fungsi produksi; (2) Pendugaan parameter biologi; (3) Pendugaan parameter ekonomi; (4) Kelayakan usaha. 3.6.1 Analisis fungsi produksi Analisis fungsi produksi yang sering dilakukan oleh para peneliti untuk memperoleh informasi hubungan antara faktor produksi dapat digunakan dengan fungsi Cobb Douglas, fungsi linear atau fungsi kuadratik. Umumnya yang sering dipakai adalah fungsi linear dengan analisis regresi (Steel and Torrie 1981). Peubah Y disebut sebagai peubah tidak bebas, sedangkan peubah X disebut peubah bebas. Apabila lebih dari satu peubah maka disebut dengan garis regresi linear berganda. Hubungan antara faktor-faktor produksi dengan produksi unit penangkapan bagan perahu dalam penelitian ini akan dianalisis menggunakan persamaan regresi linear berganda (Steel and Torrie 1981) dan menggunakan program SPSS 12. Adapun persamaan sebagai berikut: Y = bo+b1X1+b2X2+b3X3+…….bnXn+e dimana : Y = Nilai dugaan produksi atau nilai variabel tak bebas bo = Peubah pengganggu (intersep) bi = Koefisien regresi Xi = Koefisien produksi yang digunakan n = Jumlah variabel e = Kesalahan Variabel yang ditentukan dan diukur di lapangan adalah: 1. Variabel tak bebas : hasil tangkapan (Y) Hasil tangkapan yang dimaksud adalah jumlah hasil tangkapan yang diperoleh dalam satu tahun. Satuan ukuran yang digunakan dalam hasil tangkapan adalah ton/tahun. 2. Variabel bebas (X) Variabel bebas yang digunakan sebagai faktor-faktor teknis produksi dalam penangkapan bagan perahu adalah jumlah tenaga karja (ABK), jumlah bahan
35
bakar, panjang jaring, tinggi jaring, jumlah hari tangkapan dan ukuran kapal. (1) Jumlah tenaga karja (X1) Tenaga kerja yang dimaksud adalah jumlah jumlah nelayan yang ikut dalam kegiatan penangkapan. Tenaga kerja merupakan satu unsur utama dalam operasi penangkapan, sehingga dimasukkan dalam faktor teknis produksi. (2) Jumlah bahan bakar (X2) Bahan bakar merupakan salah satu faktor pada kegiatan penangkapan ikan yang dipakai dalam motorisasi. Bahan bakar yang dihitung adalah jumlah rata-rata bahan bakar yang digunakan tiap trip dalam satu tahun. Satuan yang digunakan adalah liter/tahun. (3) Panjang jaring (bagan) (X3) Panjang jaring (bagan) yang dimaksud adalah panjang ukuran jaring sebelum digunakan di dalam air. Panjang jaring diduga mempunyai hubungan yang nyata terhadap hasil tangkapan. Pengukuran panjang jaring (bagan) dengan satuan meter. (4) Tinggi jaring (bagan) (X4) Tinggi jaring (bagan) yang dimaksud adalah ukuran tinggi jaring bukan di dalam air. Tinggi jaring diduga mempunyai hubungan yang nyata terhadap hasil tangkapan. Pengukuran tinggi jaring dengan satuan meter. (5) Jumlah hari tangkapan (X5) Jumlah hari tangkapan yang dimaksud adalah jumlah trip operasi penangkapan pukat cincin (mini purse seine) yang menggunakan satuan hari. (6) Ukuran kapal (X6) Ukuran kapal merupakan bobot kapal yang dinyatakan dalam gross tonage (GT). Menurut Nomura and Yamazaki (1977), pengukuran gross tonage kapal menggunakan rumus: GT = L × B × D × C × 0,353 Keterangan : L = Panjang kapal (meter) B = Lebar kapal (meter) D = Dalam kapal (meter) C = Konstanta bahan kapal (kayu = 0,55)
36
(7) Jumlah lampu (X7) Jumlah lampu merupakan banyaknya lampu yang digunakan dalam operasi penangkapan ikan. Penggunaan hubungan antara faktor-faktor fungsi produksi dengan hasil tangkapan, diuji dengan pengujian hipotesis yang menggunakan uji statistik. Pengujian yang dilakukan terhadap pengaruh faktor produksi sebagai berikut: pengujian pengaruh bersama-sama faktor teknis produksi yang digunakan terhadap produksi (Y) di lakukan dengan uji F yaitu : H0 : bi= 0 (untuk i=1,2,3,......,n). Ini berarti antara hasil tangkapan (Y) dengan faktor teknis produksi (Xi) tidak ada hubungan yang nyata. H1 : minimum salah satu bi≠ 0 (untuk i= 1,2,3,.....,n). Ini berarti bahwa hasil tangkapan (Y) tergantung terhadap faktor teknis produksi (Xi) secara bersamasama. Jika : F hitung > Ftabel
H0 ditolak
F hitung < Ftabel
H0 diterima
Pengujian pengaruh masing-masing faktor teknis produksi dilakukan dengan uji t- student yaitu : H0 : bi = 0 (untuk i = 1,2,3,.....,n) Ini berarti antara hasil tangkapan (Y) dengan faktor teknis produksi (Xi) tidak ada hubungan yang nyata. H1= bi ≠ 0 (untuk i = 1,2,3,.....,n) Ini berarti bahwa hasil tangkapan (Y) memiliki hubungan yang nyata terhadap faktor teknis produksi (Xi). Jika t hit > t tab t hit < ttab
H0 ditolak H0 diterima
Hal ini berarti bahwa jika H0 ditolak pada selang kepercayaan tertentu, maka faktor teknis produksi (Xi) yang bersangkutan berpengaruh nyata terhadap perubahan produksi (Y). Sebaliknya, jika H0 diterima pada selang kepercayan tertentu, maka faktor teknis produksi (Xi) yang bersangkutan tidak berpengaruh nyata terhadap perubahan produksi (Y).
37
Uji- F digunakan untuk mengetahui pengaruh seluruh faktor produksi (Xi) secara bersama-sama terhadap produksi (Y), sedangkan untuk pengujian hipotesis mengenai koefisien regresi parsial digunakan uji t-student. 3.6.2 Pendugaan parameter biologi Metode surplus produksi merupakan salah satu metode untuk menentukan tingkat upaya penangkapan optimum, yaitu kegiatan penangkapan yang menghasilkan tangkapan maksimum tanpa mempengaruhi produktivitas populasi ikan dalam waktu panjang. Hubungan hasil tangkapan dengan upaya penangkapan dilihat dengan menggunakan metode surplus produksi Schaefer (Sparre and Venema 1999). Hubungan fungsi tersebut adalah :
Y = α + βx + e dimana : Y = Peubah tak bebas (CPUE) dalam kg/unit x = Peubah bebas (effort) dalam unit kapal e = Simpangan α,β = Parameter regresi penduga nilai a dan b. Kemudian diduga dengan fungsi dugaan, yaitu : Y= a + bx Nilai a dan b dapat ditentukan menggunakan rumus : a=
∑ y − b∑ x n
b=
n∑ xy − ∑ x∑ y n∑ x2 − (∑ x)2
Selanjutnya dapat ditentukan dengan persamaan berikut : 1) Hubungan antara CPUE dengan upaya penangkapan (f), CPUE = a − bf
2) Hubungan antara hasil tangkapan (C) dengan upaya penangkapan (f), C = af − bf
3) Upaya penangkapan optimum (fopt) diperoleh dengan cara menyamakan turunan pertama hasil tangkapan terhadap upaya penangkapan sama dengan nol, adalah sebagai berikut : C = af − bf C ' = a − 2bf = 0 f opt = a / 2b
38
4) Produksi maksimum lestari (MSY) diperoleh dengan cara mensubtitusikan nilai upaya penangkapan optimum ke dalam persamaan (2) Cmax = a ( a / 2b) − b( a 2 / 4b 2 ) MSY = a 2 / 4b
5) CPUE optimum diperoleh dengan cara menyamakan turunan pertama hasil tangkapan terhadap CPUE sama dengan nol CPUE opt = a / 2 atau CPUE opt = MSY / f opt
3.6.3 Pendugaan parameter ekonomi Model bio-ekonomi penangkapan dalam penelitian ini diduga dengan menggunakan model Gordon Schaefer, dengan berdasarkan pada model biologi Schaefer (1975) dan model ekonomi Gordon (1954). Model bio-ekonomi yang digunakan adalah model bio-ekonomi statik dengan harga tetap. Model ini disusun dari model parameter biologi , biaya penangkapan dan harga ikan. Berdasarkan asumsi bahwa harga ikan per kg (p) dan biaya penangkapan per unit upaya tangkap adalah konstan, maka total penerimaan nelayan dari usaha penangkapan (TR) adalah : TR = P × C dimana : TR = Total revenue (penerimaan total) P
= Harga rata-rata ikan hasil survey per kg (Rp)
C
= Jumlah produksi ikan (kg)
Total biaya penangkapan (TC) dihitung dengan persamaan : TC = c × E dimana : TC = Total cost (biaya penangkapan total) c
= Total pengeluaran rata-rata unit penangkapan ikan (Rp)
E
= Jumlah upaya penangkapan untuk menangkap sumberdaya ikan (unit) maka
keuntungan bersih usaha penangkapan ikan (π) adalah :
π = TR − TC π = p.Y − c.E
π = p(aE − bE 2 ) − cE
39
3.6.4 Pendugaan parameter sosial Dalam melakukan pendugaan parameter sosial, maka dilakukan penentuan responden yaitu berdasarkan teknik purposive sampling dengan pertimbangan bahwa responden dapat mampu berkomunikasi dengan baik dalam mengisi kuesioner. Pengambilan sampel dilakukan terhadap nelayan yang dianggap mewakili sifat dari keseluruhan nelayan bagan di Polewali. Jumlah responden yaitu 50 orang meliputi pengusaha bagan, kapten kapal, nelayan (ABK), pedagang/ penjual ikan, dinas perikanan Kabupaten Polewali Mandar dan stakeholder lainnya. Adapun parameter sosial yang diamati meliputi penyerapan tenaga kerja, latar belakang pendidikan, penerimaan nelayan terhadap unit penangkapan bagan dan kelembagaan perikanan bagan. 3.6.5 Analisis kelayakan usaha Ada dua macam dalam mengevaluasi kelayakan usaha, yaitu analisis finansial dan ekonomi (Kadariah 1978). Analisis finansial yang diperhatikan adalah hasil untuk modal yang ditanam untuk kepentingan badan atau orang yang langsung berkepentingan dengan proyek usaha tersebut. Analisis ekonomi yang diperhatikan adalah hasil total atau keuntungan yang diperoleh dari semua sumberdaya yang digunakan dalam proyek untuk masyarakat atau perekonomian secara keseluruhan. UNIDO (1978) mengemukakan bahwa diantara bermacam-macam kriteria maka analisis biaya manfaat (Cost- Benefit Analysis) sangat sering digunakan. Kriteria yang digunakan dalam studi biaya-manfaat baik secara finansial maupun ekonomi. Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut : 1) Return Of Investment (ROI) Peluang pengembangan usaha tidak terlepas dari pertimbangan ekonomi, diantaranya besar keuntungan dan lama waktu pengambilan investasi. Return of investment adalah kemampuan suatu usaha untuk menghasilkan keuntungan. Perhitungan terhadap ROI dilakukan untuk mengetahui besarnya keuntungan yang diperoleh dibandingkan dengan besarnya investasi yang ditanamkan (Rangkuti 2001). Rumus yang digunakan dalam menghitung pendapatan usaha adalah :