3. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Perairan Teluk Ambon Dalam (TAD), Pulau Ambon, Propinsi Maluku mulai dari Agustus 2005 sampai dengan Juli 2006. Perairan ini terletak pada posisi koordinat 128°07’23” – 128°13’57” BT dan 3°37’28” – 3°39’29” LS yang dipisahkan oleh Ambang Galala-Poka dari perairan Teluk Ambon Luar. Penelitian ini meliputi 3 aspek penelitian, yaitu karakteristik perairan TAD, distribusi dan pembentukan biomassa stok, serta intensitas dan hasil tangkapan ikan teri merah. Berdasarkan bentuk hidromorfologi perairan TAD secara longitudinal dengan dua sumber pemasukan massa air dari Hulu dan dari Teluk Ambon Luar (TAL), beban masukan antropogenik dan kegiatan operasional penangkapan ikan, maka perairan TAD sebagai daerah penelitian dibedakan dalam 3 zona (Lampiran I), yaitu: 1). Zona I, merupakan bagian hilir perairan TAD seluas sekitar 0.63 km2 yang terletak dekat ambang sepanjang 74.5 m, dan dikenal sebagai sebagai zona Halong. Daerah ini merupakan daerah pencampuran antara massa air di TAD dan TAL. Di pesisir zona I ini terdapat Desa Poka dan Galala serta pelabuhan perikanan dan darmaga ferry (lihat Lampiran 1). Di zona I ini terdapat 1 unit perikanan jaring pantai dan 2 unit perikanan bagan. 2)
Zona II, merupakan bagian utama perairan TAD seluas 9.76 km2 terletak antara zona I dan zona hulu dengan kedalaman maksimum sekitar 41 m. Di pesisir zona ini terdapat desa Hunuth dan Latta dikenal sebagai zona Waiheru. Di zona II ini terdapat 3 unit perikanan jaring pantai dan 3 unit perikanan bagan.
3)
Zona III, merupakan bagian hulu perairan TAD seluas 1.74 km2 terletak antara muara sungai Waitonahitu dan Zona II. Zona tersebut menerima berbagai pasokan air tawar dari sungai yang mengangkut berbagai beban masukan antropogenik. Di pesisir zona ini terdapat hutan bakau, daerah estuari dan Desa Passo, dikenal sebagai
zona Lateri. Di zona III ini terdapat 2 unit perikanan
jaring pantai. Operasional jaring pantai dan bagan terlihat pada Lampiran 2.
24
3.2 Penelitian Karakteristik Habitat Ikan Teri Merah 3.2.1 Metode dan Desain Penelitian 3.2.1.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metoda deskriptif survei post facto untuk mengetahui karakter perairan TAD berkenaan dengan pola pasang surut, arus, suhu, salinitas, pH dan oksigen terlarut. 3.2.1.2 Desain Penelitian 1. Desain Pengambilan Contoh Pengambilan contoh air dilakukan atas dasar zonasi dan strata kedalaman. Di setiap zone ditetapkan 1 stasiun pemantauan yang berada di tengah zona dengan kedalaman air mulai dari permukaan 0.5 m, 3 m, 6 m, 9 m, dan 12 m sebagai lokasi pemantauan kualitas air. Posisi stasiun di tengah zona. 2. Desain Instrumen Contoh air diambil dengan menggunakan dengan botol Nansen 2.2 liter yang dilengkapi dengan termometer terbalik. Pengukuran kualitas air digunakan berbagai instrumen seperti current meter AEM, termometer terbalik, refraktometer Mills, pH meter Orion dan DO meter. 3. Desain Waktu Untuk mengetahui karakter perairan mewakili musim barat (Desember– Februari), peralihan I (Maret-Mei), timur (Juni-Agustus) dan peralihan II (SeptemberNopember) maka penelitian dilakukan selama 12 bulan. Setiap bulan secara gugus berkala (time series) dilakukan 2 kali pengukuran untuk mewakili periode bulan gelap dan terang dengan dua kali ulangan setiap pengukuran. 3.2.1.3 Variabel 1. Variabel yang diukur Adapun variabel yang diukur meliputi : kecepatan arus, suhu, salinitas, pH dan oksigen terlarut.
25
2. Variabel kerja Adapun rataan dan standar deviasi setiap parameter kualitas air pada berbagai kedalaman pantau di setiap zona pada periode bulan gelap dan terang sertarataan tinggi muka air dari setiap musim. 3.2.2 Bahan dan Metode 3.2.2.1 Teknik Pengambilan Data Pengambilan contoh air di setiap zona dilakukan 1 stasiun pemantauan dengan kedalaman yang ditetapkan di masing-masing zona sebagai lokasi pemantauan kualitas air. Setiap bulan dilakukan pemantauan 2 kali ulangan mewakili periode bulan gelap dan terang.
3.2.2.2 Metode Pengukuran Pengukuran kualitas air dengan menggunakan metode seperti dicantumkan pada Tabel 2. Tabel 2. Parameter dan Metode Pengukuran No 1
Parameter Arus
Satuan cm/det
air
2.
Suhu
o
diambi
3. 4. 5.
Salinitas Oksigen terlarut pH
ppt mg/l -
T inggi muka
l dat
dari
C
Alat dan Bahan Current meter
Metode Pengukuran langsung segmentasi kuadran Thermometer terbalik In situ dan botol Nansen Refraktometer In situ Winkler titrimetric In situ pH meter In situ
Daftar Pasang Surut Kepulauan Indonesia yang diproduksi oleh DISHIDROS AL pada tahun 2005 dan 2006.
3.2.2.3 Pengelolaan Data Data suhu, salinitas, oksigen terlarut dan pH dikelompokan atas dasar kedalaman pada periode bulan gelap dan terang dalam suatu musim di setiap zona.
26
3.2.3 Analisis Data 1. Analisis statistik deskriptif mengenai rataan perubahan muka air dan arus. 2. Analisis ragam eka arah (Anova one way) untuk membandingkan antara musim barat, peralihan I, timur dan peralihan II di suatu zona di setiap bulan gelap dan terang. 3. Analisis ragam dwi arah (Two way anova) membandingkan antar musim dan kedalaman di suatu zona setiap bulan gelap dan terang (Sokal dan Rohlf, 1995).
3.3. Distribusi Dan Produksi Biomassa Stok 3.3.1 Metode dan Desain 3.3.1.1 Metode Penelitian Metode penelitian ini menggunakan survey post facto terhadap distribusi dan produksi biomassa ikan teri merah di perairan TAD.
3.3.1.2 Desain Penelitian 1. Desain Pengambilan Contoh Desain pengambilan contoh berdasarkan zonasi dengan memperhatikan karakter perairan yang telah ditetapkan dalam 3 zona yaitu zona I, II dan III di TAD.
2. Desain Instrumen Contoh ikan ditangkap dengan menggunakan alat standar, yaitu jaring pantai dengan dilengkapi lampu petromaks yang berukuran panjang tali pelampung (total float line) 200 m, lebar jaring bagian tengah adalah 9 m dan sayapnya 7 m dengan ukuran mesh pada bagian tengah jaring 9.5 mm dan bagian sayap 25.5 mm. Bahan jaring terbuat dari nylon tanpa simpul dan kantung, sedangkan pada bagian sayap terbuat dari bahan jaring karoro (minnow net).
3. Desain Waktu Untuk mengetahui distribusi dan produksi biomassa stok ITM mewakili musim barat (Desember–Februari), peralihan I (Maret-Mei), timur (Juni-Agustus) dan
27
peralihan II (September-Nopember) maka penelitian dilakukan selama 12 bulan. Setiap bulan pengambilan contoh dilakukan dua kali mewakili periode bulan gelap dan terang. Setiap pengambilan contoh dilakukan dua kali ulangan untuk dijadikan dasar konversi hasil dari periode terang menjadi gelap sebagai satuan stok.
3.3.1.3 Variabel 1. Variabel yang diukur Variabel yang diukur atau dipantau meliputi: 1. Jumlah dan bobot dari setiap kelas panjang (9 kelas panjang) 2. Jumlah dan bobot dari setiap tingkat kematangan gonad (Juvenil, mature, immature dan jantan) 3. Fekunditas
2. Variabel kerja Variabel kerja yang diamati tentang kelimpahan dan biomassa stok menyangkut: a). Densitas Kelimpahan Stok (DNS) ditentukan atas dasar persamaan berikut: . NS DNS = ……………………………………………(5) VRT
sebagai
Keterangan: DNS = Densitas Kelimpahan Stok, yaitu jumlah individu ikan per setiap volume (ind/1 000 m3), NS = Jumlah undividu yang tertangkap setiap kali pengambilan contoh. VRT = Volume Ruang Tangkap, ditentukan dari: b). Volume Ruang Tangkap (VRT) ditentukan oleh:
1 4 2 3 dimana R adalah jari-jari.
VRT = [ R]3 .......................................................(6)
c). Densitas Biomassa Stok (DBS) ditentukan atas dasar persamaan:
DBS =
( NSx w) …………………………………………(7) VRT
28
Keterangan: DBS = Densitas Biomassa Stok, NS = jumlah individu ikan yang tertangkap setiap kali pengambilan contoh, w = Rataan biomassa setiap kelas panjang. VRT = Volume Ruang Tangkap. Nilai DNS dan DBS bulan terang dikonversi ke bulan gelap sesuai dengan nilai empirik, berdasarkan nilai korelasi antara hasil tangkapan bulan terang ke gelap setiap musim. d). Total Kelimpahan Stok (TKS) ditentukan atas dasar persamaan sebagai berikut :
TKS = DNS x VRD……………………………….…..(8) Keterangan: TKS = Total Kelimpahan Stok, DNS = Densitas Kelimpahan Stok, VRD = Volume Ruang Distribusi, ditentukan dari:
VRD = L x KT………………………………………….(9) Dimana: VRD = Volume Ruang Distribusi, L = Luas zona, KT = Ketebalan Kelompok Ikan hasil survey Biosonics Acoustic System e). Total Biomassa Stok (TBS) ditentukan atas dasar persamaan sebagai berikut:
TBS = DBS x VRD.........................................................(10) Keterangan: TBS = Total Biomassa Stok, DBS = Densitas Biomassa Stok, VRD = Volume Ruang Distribusi. f). Frekuensi kejadian suatu jenis (F), yaitu jumlah diketemukan suatu jenis ikan dari sejumlah pemantauan ditentukan atas dasar persamaan sebagai berikut:
F=
nE x 100%...............................................................(11) Nt
Keterangan: Dimana nE= Jumlah yang diketemukan suatu jenis ikan, Nt= Jumlah kali pemantauan selama setahun. g). Kemampuan Rekrut Stok per hari (KRS) di tentukan atas dasar rumus:
KRS = IMG x Fe x HR x S x
1 ………………….(12) DT
Keterangan: KRS = Kemampuan Rekrut Stok (individu/1 000 m3), IMG= Induk Matang Gonad pada tingkat V ( individu/1 000 m3), Fe adalah rataan fekunditas (butir telur/individu), HR = Hatching rate (daya tetas ) telur ikan jenis teri (bay anchovy, Anchoa mitchilli) dari hasil penelitian penelitian Cowan dan Houde (1993) pada kondisi Laboratorium adalah 0.9. DT (Development Time, waktu perkembangan larva) untuk jenis anchovy (Hunter, 1976; Dulcic, 1979) adalah 14
29
hari, Presentase survival (S) setelah penetasan dari fase telur menjadi larva jenis teri (anchovy) adalah 40% (Palomera and Lleonart, 1989). h). Hasil Biomassa Rekrutmen setiap interval waktu (HBR) ditentukan atas dasar rumus sebagai berikut:
HBR = KRS x W x IWP……………………………...(13) Keterangan: HBR=Hasil BiomassaRekrutmen (gr/1 000 m3), KRS= Kemampuan Rekrutmen Stok, W = Rataan bobot ikan pertama kali tertangkap. i). Total Hasil Biomassa Rekrutmen setiap interval waktu (HBR) ditentukan atas dasar rumus sebagai berikut:
TBR = HBR x VRD…………………………………...(14) Keterangan: TBR= Total Hasil Biomassa Rekrutmen (dalam ton setiap interval waktu), VRD=Volume Ruang Distribusi (luas areal setiap zona dikali ketebalan kelompok ikan). j). Produktivitas Pertumbuhan Biomassa Per hari (P) ditentukan atas dasar rumus sebagai berikut:
P = G. B …………………………….................................(15) Keterangan: Ricker (1946) dan Allen (1950) in Chapman (1978), menyatakan bahwa: P adalah Produktivitas (gr/1 000 m3/hari), G adalah Koefisien pertumbuhan sesaat dan B adalah Rataan biomassa (gr). Nilai G ditentukan dari nilai persamaan G1 atau G2 yang didapatkan dari persaman Ricker (1975): Apabila g>z maka
G1 = e g-z – 1……………………………………………(16) Apabila jika g
G2 = 1- eg-z ………………………………………………(17) Simbol g adalah koefisien pertumbuhan sesaat dan z adalah koefisien mortalitas sesaat. Jika tidak terdapat mortalitas penangkapan, maka z merupakan mortalitas alami. Kedua Koefisien g dan z didapat dari :
g=
ln w2 ln w1 …………………………………………..(18) t
30
(ln N1 ln N 2) …………………………………………(19) t Keterangan: w1, w2 adalah rataan berat ikan pada t1 dan t2 (gram), sedangkan N1 dan N2 adalah jumlah ikan pada waktu t1 dan t2 (jumlah individu), dan ∆t adalah interval waktu pengambilan contoh.
z=
k). Rataan biomassa stok ( B ) ditentukan atas dasar rumus sebagai berikut:
B =
Bt 1 Bt 2 .......................................................................(20) 2
Keterangan : B (gr/1 000 m3), Bt1 = Biomassa pada waktu t =1 dan Bt2 = Biomassa pada waktu t =2. l). Produksi Pertumbuhan Biomassa (HBP) setiap interval waktu ditentukan atas dasar persamaan:
HBP = P x IWP...............................................................(21) Keterangan: HBP = Produksi Pertumbuhan Biomassa dalam (gr/1 000 m3), P= Produktivitas Pertumbuhan Biomassa per hari (gr/1 000 m3/hari) dari produktivitas per hari , IWP = Interval Waktu Pantau (15 hari). m). Total Pertumbuhan Biomassa (TPB) ditentukan atas dasar persamaan:
TPB = VRD x P/1000 m3.........................................(22) Keterangan: TPB = Total Pertumbuhan Biomassa (kg/hari), VRD =Volume Ruang Distribusi (luas areal setiap zona dikali ketebalan kelompok ikan), P= Produktivitas Pertumbuhan Biomassa pe hari n). Lama waktu pulih kembali ( B /P) ditentukan atas dasar persamaan:
B /P =
B ……………………………………………...(23) P
Keterangan: B /P = Lama Waktu Pulih Kembali (hari), B adalah rataan biomassa antar waktu (gr/1 000 m3), P adalah produktivitas Pertumbuhan Biomassa per hari (gr/m3/hari).
31
o). Daya Dukung Pembentukan Biomassa setiap interval waktu hari (DD) ditentukan atas dasar persamaan sebagai berikut:
DD= ( HBR HBP) …………………………………….(24) Keterangan: DD = Daya Dukung Pembentukan Biomassa setiap interval waktu (gr/1 000 m3), HBR = Hasil Biomassa Rekrutmen (gr/ 1 000 m3), (HBP = Produksi Pertumbuhan Biomassa (gr/1 000 m3) p). Total Pembentukan Biomassa (TPB) ditentukan atas dasar persamaan:
TPB = DD x VRD...........................................................(25) Keterangan: TPB = Total Pembentukan Biomassa (gr/1 000 m3), DD = Daya Dukung Pembentukan Biomassa setiap interval waktu (gr/1 000 m3), VRD =Volume Ruang Distribusi (Luas areal setiap zona dikali ketebalan kelompok ikan) q). Kemantapan Stok (KST) ditentukan atas dasar persamaan:
KST = (TBR+TBP)-(HP+HB)……………………..(26) Keterangan: KST = Kemantapan stok (ton), TBR= Total Biomassa Rekrutmen, TBP = Total Biomassa Pertumbuhan, HP = Total hasil penangkapan jaring pantai dan HB = Total hasil penangkapan bagan r). Eliminasi Stok (E) ditentukan atas dasar persamaan:
E = (B1-B2) + (TBR+TBP) – (HP+HB)...................(27) Keterangan: B1= biomassa pada waktu t=1, B2 = biomassa pada waktu t=2, TBR= Total Biomassa Rekrutmen, TBP= Total Biomassa Pertumbuhan, HP=Total Hasil Penangkapan Jaring Pantai, HB= Total Hasil Penangkapan Bagan s). Keberlanjutan Stok (B2) ditentukan atas dasar persamaan:
B2 = B1 + (TBR+TBP)-(HP+HB) ± E......................(28) Keterangan: B2 =Keberlanjutan Stok, B1 = Biomassa Stok awal, TBR= Total Biomassa Rekrutmen, TBP= Total Biomassa Pertumbuhan, HP=Total Hasil Penangkapan Jaring Pantai, HB= Total Hasil Penangkapan Bagan, E= Eliminasi Stok
32
3.3.2 Bahan dan Metoda 3.3.2.1 Teknik Pengumpulan Data Operasional jaring pantai standar ditetapkan menggunakan 2 perahu dilengkapi 4 lampu petromaks, dilakukan oleh 10 orang. Lama waktu operasi pengambilan contoh ditetapkan 4 jam sebagai satuan baku operasional. Pengoperasian alat tangkap standar dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu: 1. Lampu petromaks 4 buah digunakan untuk pengumpulan/pemusatan ikan 2. Pengiringan kelompok ikan dari pusat ke tepi 3. Pelingkaran jaring dan ditangkap. Contoh ikan ditangkap dengan menggunakan alat standar sesuai dengan desain tempat dan waktu. Contoh ikan dipindahkan/ditampung di floating cage (gogona) kemudian diambil contoh dengan ember. Dilakukan pengambilan contoh sebanyak dua kali dalam ember dengan menggunakan serok (scoop net), kemudian dipisahkan antara teri dan non teri. Jenis ikan non teri diidentifikasi jenisnya dan dikelompokan atas dasar jenis menetap (resident), musiman (occasional) dan tak menentu (accidental). Setiap tingkat kematangan gonad dikelompokan berdasarkan struktur tingkat kematangan gonad yaitu menurut klasifikasi Dalzell dan Wankowski (1980) dengan tingkat mulai dari belum matang sampai tingkat spent serta gonad jantan. 1. Tingkat I: tidak masak (indetermination), gonad amat kecil dan berbentuk benang, jenis
kelamin tidak dapat
dibedakan dengan
pemeriksaan
makroskopik 2. Tingkat II (Immature): belum matang/masak, ukuran gonad kecil, berwarna putih sampai transparan, jenis kelamin dapat dibedakan dengan mata biasa. 3. Tingkat III (Maturing): mulai matang, ukuran ovari lebih besar, warna putih hingga ke abu-abuan, telur-telur masih menyatu. 4. Tingkat IV (Mature): hampir matang, ovari berwarna krem hingga kuning, telur nampak dengan kasat mata.
33
5. Tingkat V (Ripe): Matang/masak, ovary dapat dibedakan dengan mudah. Selanjutnya ovari kosong (spent), berwarna merah atau kemerah merahan dan tampak lunak dengan dinding ovari yang banyak pembuluh darah.
3.3.2.2 Metode Pengukuran Jumlah ikan yang tertangkap (jumlah individu) ikan teri merah berdasarkan kelas panjang dan tingkat kematangan gonad ikan teri merah, dengan rumus: Jumlah individu yang tertangkap (total ember dibagi volume ember dikali volume ember dibagi volume serok dikali individu. Volume scoop net (ΠR2T) adalah 6.28 cm3 (Jarijari = 10 cm, dan tinggi 20 cm), dan Volume ember =30.05 cm3 (Jari-jari ember = 18 cm dan tinggi = 30 cm). Densitas kelimpahan ikan (DNS) dari kelas panjang maupun Tingkat Kematangan Gonad (TKG) diperoleh dengan membagi Hasil Tangkapan Per Pengambilan Contoh (HTT) dibagi Volume Ruang Tangkap, sedangkan HTT diperoleh dari perkalian rataan jumlah individu dikali jumlah ember dan dikali faktor konversi dari serok ke ember. Pengukuran dilakukan terhadap panjang total (dengan mistar), bobot dengan timbangan digital dan jumlah telur dengan metode gravimetrik. Pengukuran Fekunditas dengan menggunakan formula : metoda
F=
Wg xE ……………………………………………....(29) Wcg
Dimana F = Fekunditas, E = jumlah telur dari contoh gonad, Wcg = berat contoh gonad dan Wg = berat gonad. 3.3.2.3 Pengelolaan data 1. Pengelolaan data distribusi DNS dan DBS ditata atas dasar 23 kali waktu pantau. 2. Pengelolaan data rekrutmen antar waktu setiap kelas ukuran. 3. Pengelompokan pertumbuhan
yaitu menata kelimpahan dan bobot
dari setiap kelas panjang antar waktu. 4. Pengelolaan untuk menentukan keseimbangan: data biomassa, data rekrutmen, data pertumbuhan dan data penangkapan.
34
3.3.3. Analisis Data Analisis deskriptif, Analisis ragan (Anova), Analisis daya dukung atas dasar perpaduan dan keragaan.
3.4. Intensitas dan Hasil Tangkapan ITM Tujuan adalah mengkaji hubungan antara jumlah unit alat operasional dengan hasil tangkapan stok ITM selama interval waktu pantau di TAD.
3.4.1 Metode dan Desain 3.4.1.1 Metoda Penelitian Metoda survei melalui observasi dan wawancara)dilakukan terhadap populasi pelaku utama (RTP, Rumah Tangga Perikanan) jaring pantai dan bagan.
3.4.1.2 Desain Penelitian Sensus dilakukan terhadap seluruh RTP nelayan jaring pantai dan bagan. Ada pun pada zona I terdapat 3 RTP (1 RTP jaring pantai dan 2 RTP Bagan), zona II terdapat 6 RTP (3 RTP jaring pantai dan 3RTP Bagan),dan zona III terdapat 2 RTP (2 RTP jaring pantai). 1. Desain dan Pengambilan Contoh Sensus dilakukan pada semua RTP, baik di zona I, II maupun III untuk mendapatkan data penangkapan. 2. Desain Instrumen Kwesioner yang dicatat dalam log book menyangkut segala kegiatan dan hasil tangkapan ( ukuran, alat, perahu dan lampu) serta lama operasi setiap hari yang dilakukan terhadap semua RTP yang berada di TAD. 3. Desain Waktu Setiap hari dilakukan pencatatan kegiatan dan dilakukan verifikasi setiap 15 hari sekali sesuai dengan periode bulan gelap dan terang selama setahun.
35
3.4.2. Variabel 3.4.2.1. Variabel yang diukur Variabel yang diukur dari hasil catatan log book meliputi:
Jumlah alat yang dioperasikan
Tanggal operasi penangkapan dari RTP
Hasil tangkapan RTP setiap trip
Jumlah ikan teri merah dan non teri
Jumlah ABK
3.4.2.2. Variabel Kerja Variabel kerja meliputi: a). Hari Operasi Penangkapan (HOP) ditentukan atas dasar persamaan:
HOP =
H .....................................................................(30)
Keterangan: HOP = Jumlah hari operasi aktual operasi penangkapan Jaring Pantai atau Jumlah hari operasi efektif operasi penangkapan Bagan. H = Jumlah hari operasi selama interval waktu 15 hari. c). Intensitas Penangkapan (IP) ditentukan atas dasar persamaan:
IP =
AAP
x HOP........................................................(31)
Keterangan: IP = Intensitas Penangkapan (per unit hari), AAP = jumlah alat penangkapan jaring pantai atau bagan selama interval waktu 15 hari. d). Hasil Penangkapan Per Trip (HPT) ditentukan atas dasar persamaan:
HPT =
C …………………………………………….(32) IWP
Keterangan: HPT = Hasil Penangkapan Per Trip (kg/ trip), C = jumlah hasil tangkapan alat penangkapan jaring pantai atau bagan selama interval waktu 15 hari (kg), IWP = jumlah hari pantau (15 hari) e). Hasil Penangkapan (HP) ditentukan atas dasar persamaan:
36
HP = IP x HPT...............................................................(33) Keterangan: HP = Hasil Penangkapan jaring pantai atau bagan selama 15 hari, HPT = Hasil Penangkapan Per Trip (kg/ trip), C = jumlah hasil tangkapan alat penangkapan jaring pantai atau bagan selama interval waktu 15 hari (kg), IWP = jumlah hari pantau (15 hari) f). Total Hasil Penangkapan (THP) ditentukan atas dasar persamaan:
THP = THP + THB........................................................(34) Keterangan: THP = Total Hasil Penangkapan (Ton) setiap 15 hari, THP= Hasil Penangkapan Jaring Pantai dan THB = Hasil penangkapan Bagan. 3.4.3 Bahan dan Metoda 3.4.3.1 Teknik Pengumpulan Data Data diperoleh dari pencataan RTP pada log book harian dari tanggal operasi dan hasil tangkapan. Pengelompokan data iintensitas dan hasil tangkapan didapatkan dari informasi log book dan wawancara/interview 3.4.3.2 Metoda Pengukuran Menghitung jumlah hari operasi penangkapan yang tercatat dalam log book. Verifikasi terhadap komposisi ikan dan hasil tangkapan per trip dicatat nelayan per hari. Jumlah hari idle (hari atau alat tidak beroperasi) juga dicatat.
3.4.4 Pengolahan Data Data dikelompokan dari zona setiap waktu (musim) pada periode bulan gelap atau terang, meliputi: 1. Menentukan tanggal dan interval waktu pantau. 2. Jumlah alat dan Hari Operasi Penangkapan atas dasar setiap interval waktu pantau dikelompokan. 3. Setiap interval waktu pantau dihitung Intensitas dan Hasil Penangkapan.
3.4.5. Analisis Data
37
Analsis ragam (Anova)
antar waktu di setiap zona dilakukan terhadap
Intensitas Penangkapan setiap waktu pantau, Hasil Penangkapan per Trip, dan Hasil Penangkapan Jaring Pantai dan Bagan setiap interval waktu pantau.