9
3.
3.1.
METODE PENELITIAN
Waktu dan Lokasi Penelitian Ikan contoh diambil dari TPI Kali Baru mulai dari bulan Agustus 2010
sampai dengan bulan November 2010 yang merupakan hasil tangkapan nelayan di Teluk Jakarta yang daerah penangkapannya di sekitar Pulau Damar. Adapun peta lokasi penelitian seperti yang terlihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Peta lokasi penelitian
3.2.
Metode Kerja
3.2.1. Pengumpulan Ikan Contoh Ikan contoh diambil dari ikan selanget yang didaratkan di TPI Kali Baru yang dilakukan sebanyak delapan kali pengambilan sampel dengan interval waktu pengambilan 14 hari. Pengambilan ikan contoh dilakukan dengan teknik
10
pengambilan contoh secara acak sederhana yaitu dengan mengumpulkan ikan yang berasal dari nelayan yang mengambil ikan selanget berasal dari wilayah penangkapan yang sama. Ikan contoh yang akan dilakukan identifikasi spesies diawetkan dengan alkohol 70% sedangkan sampel (gonad dan hati) yang akan analisis diawetkan dengan formalin 5%. Adapun prosedur pengukuran dan pengamatan ikan contoh disajikan pada Gambar 3.
3.3.
Analisis Laboratorium
3.3.1. Pengukuran panjang, tinggi, dan berat ikan contoh Ikan contoh diukur panjang total, tinggi badan dan lebar bukaan mulut menggunakan penggaris dengan ketelitian satu cm. Panjang total dilakukan dengan cara mengukur mulai dari ujung mulut sampai dengan ujung ekor bagian belakang. Tinggi badan ikan diukur dengan cara mengukur tinggi badan ikan yang paling tinggi. Setelah itu, ikan ditimbang berat total menggunakan timbangan digital dengan ketelitian satu gram. Semua data panjang dan berat tersebut dimasukkan ke dalam buku data.
3.3.2. Pembedahan ikan contoh Ikan yang telah diawetkan dibedah menggunakan alat bedah dengan cara menggunting mulai dari lubang anal ikan hingga bagian belakang tutup insang tanpa merusak organ dalam ikan tersebut. Ikan yang telah dibedah diambil organ reproduksinya (gonad dan hati) lalu diawetkan dengan formalin 5% dan organ reroduksinya disimpan di dalam botol sampel.
3.3.3. Penentuan jenis kelamin Penentuan jenis kelamin dapat dilakukan setelah ikan dibedah dan gonad diamati secara visual dengan mengikuti ketentuan dari hasil modifikasi Cassie (Effendie 1997) (dapat dilihat pada Tabel 1).
11
Berikut adalah skema pengambilan data ikan yang diperoleh dari hasil penelitian : Sampel ikan hasil tangkapan
Hubungan panjang berat
Pola pertumbuhan
Pengukuran panjang dan berat ikan Faktor kondisi Pembedahan ikan
Pengamatan dan pengukuran organ ikan
Hati ikan
Gonad ikan
Penentuan jenis kelamin
Pengamatan struktur anatomi
Nisbah kelamin
TKG
Penimbangan bobot gonad
IKG
Penimbangan bobot hati
IHS
Penghitungan jumlah telur
Pengukuran diameter telur
Fekunditas
Sebaran ukuran diamater telur
Potensi reproduksi Pola pemijahan
Kaitkan dengan waktu
Kaitkan dengan ukuran
Waktu pemijahan
Ukuran pertama kali matang gonad
Keterangan :
Kaitkan dengan tempat
Tempat pemijahan
= tidak dikaji pada penelitian ini Gambar 3. Prosedur penelitian
Kesesuaian habitat
12
3.3.4. Pengamatan struktur anatomis organ (gonad) Pengamatan struktur anatomi dilakukan dengan dua cara, yaitu cara histologis dan cara morfologis. Berdasarkan penelitian secara histologis akan diketahui perkembangan gonad menjadi lebih jelas dan mendetail. Sedangkan hasil pengamatan secara morfologi dilakukan secara visual dengan menggunakan ciri TKG modifikasi Cassie (Tabel 1). Berikut adalah pengamatan kematangan gonad secara morfologis berdasarkan hasil modifikasi Cassie (Effendie 1997) :
Tabel 1. Perkembangan TKG berdasarkan hasil modifikasi Cassie (Effendie 1997) TKG I
Struktur Morfologis Gonad Jantan Struktur Morfologis Gonad Betina Testes seperti benang, lebih Ovari seperti benang, panjang sampai pendek dan terlihat ujungnya di ke depan rongga tubuh, warna jernih, rongga tubuh, warna jernih. permukaan licin
II
Ukuran testes lebih besar, warna Ukuran ovari lebih besar, warna lebih putih seperti susu, bentuk lebih gelap kekuning-kuningan, telur belum terlihat jelas tanpa kaca pembesar jelas daripada TKG I
III
Permukaan testes bergerigi, warna Butir-butir telur mulai kelihatan makin putih dan makin besar. dengan mata. Butir-butir minyak Dalam keadaan diawetkan mudah makin kelihatan putus.
IV
Seperti TKG III tampak lebih Ovari bertambah besar, telur berwarna jelas, testes makin pejal kuning, mudah dipisah-pisahkan, butir minyak tidak tampak. Ovari mengisi ½ - 2/3 rongga perut dan rongga perut terdesak
V
Testes bagian anterior kempis dan Ovari berkerut, dinding tebal, butir bagian posterior berisi telur sisa terdapat di bagian posterior, banyak telur seperti TKG II
3.3.5. Penimbangan bobot gonad dan hati ikan contoh Gonad dan hati yang telah diawetkan dengan formalin 5% dibersihkan dan dikeringkan terlebih dahulu dengan tisu. Gonad dan hati ditimbang menggunakan timbangan ohaus dengan ketelitian 0,0001 gram. Selanjutnya, semua data bobot gonad dan hati dimasukkan ke dalam buku data.
13
3.3.6. Penghitungan jumlah telur Perhitungan jumlah telur menggunakan metode gabungan. Gonad ikan contoh betina yang TKG IV di bagi menjadi 3 bagian, yaitu anterior, tengah dan posterior. Setiap bagian tersebut diambil sedikit dari tiap bagian dan digabung menjadi satu. Gabungan yang telah menjadi satu ditimbang dengan timbangan ohaus. Setelah itu, gonad dimasukkan ke cawan petri supaya diencerkan dengan 10 mL air lalu diaduk. Setelah diaduk, diambil 1 mL untuk dihitung jumlah telur yang ada pada 1 mL air tersebut. Semua data bobot telur contoh dan jumlah telur dimasukkan ke dalam buku data.
3.3.7. Pengukuran diameter telur Gonad dari ikan contoh yang sama dengan penghitungan jumlah telur diambil kembali sebanyak 50 telur untuk diamati diameter telur dengan bantuan mikroskop dan mikrometer objektif. Semua data diameter telur dicatat di buku data.
3.4.
Analisa Data
3.4.1. Sebaran frekuensi panjang Analisis frekuensi panjang menurut Walpole (1982) berdasarkan ukuran panjang dapat diketahui dengan melakukan analisa data sebagai berikut : a. Menentukan wilayah kelas, r = pb-pk (r = lebar kelas, pb = pankang tertinggi, pk = panjang terpendek) b. Menentukan jumlah kelas 1 + 3,32 log N (N = jumlah data) c. Menghitung lebar kelas, L = r / jumlah kelas (L = lebar kelas, r = wilayah kelas) d. Memilih ujung bawah kelas interval e. Menentukan frekuensi jumlah kelas masing-masing selang kelas yaitu jumlah frekuensi dibagi jumlah total dikalikan 100.
14
3.4.2. Hubungan panjang - berat Analisis data hubungan panjang dan berat mengacu pada persamaan allometrik (allometric growth model) menurut Effendi (1997), yaitu : W = aL
b
Keterangan : W = berat tubuh ikan (gram) L = panjang tubuh ikan (mm) a = intersep b = slope (kemiringan) dengan pendekatan regresi linear maka kedua parameter tersebut dapat dilihat. Nilai b menduga laju pertumbuhan kedua parameter yang dianalisis. Adapun hipotesis yang digunakan adalah : 1. Bila b = 3 maka disebut isometrik (pertumbuhan panjang sama dengan pola pertubuhan berat) 2. Bila b ≠ 3 maka disebut allometrik, yaitu : b > 3 disebut allometrik positif (pertumbuhan berat lebih dominan) b < 3 disebut allometrik negatif (pertumbuhan panjang lebih dominan)
3.4.3. Nisbah kelamin Nisbah kelamin dapat dihitung berdasarkan perbandingan jumlah ikan yang jantan dengan jumlah ikan betina setiap bulan dan pada selang kelas ukuran panjang yang sama. Effendi (1997) mengungkapkan bahwa analisis nisbah kelamin ialah sebagai berikut : X= Keterangan : X = nisbah kelamin J = jumlah ikan jantan (ekor) B = jumlah ikan betina (ekor) Hubungan antara ikan jantan dengan betina dari suatu populasi ikan yang diteliti maupun pemijahannya perlu dilakukan analisis nisbah kelaminnya. Analisis nisbah kelamin ikan jantan dan betina dapat diperoleh dengan menggunakan uji Chi-square (X2) (Walpole 1982) yaitu :
15
Χ2 = Keterangan : Χ2 = nilai bagi peubah acak yang sebaran penarikan contohnya menghampiri sebaran Khi-Kuadrat Oi = jumlah frekuensi ikan jantan dan betina yang teramati ei = jumlah frekuensi harapan dari ikan jantan dan betina
3.4.4. Indeks kematangan gonad (IKG) Sampel ikan yang ada ditimbang berat totalnya kemudian dilakukan pembadahan dengan hati-hati supaya gonadnya tidak rusak. Lalu gonad yang ada diangkat dengan hati-hati kemudian dikeringkan dengan tisu. Gonad yang telah kering ditimbang. Lalu dihitung IKG dengan rumus : IKG (%) =
X 100
Bg adalah berat gonad (gram), BT adalah berat tubuh ikan (gram)
3.4.5. Indeks hepatosomatik (IHS) Indeks hepatosomatik (IHS) ikan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : IHS (%) =
X 100
BH adalah berat hati (gram), BT adalah berat tubuh ikan (gram)
3.4.6. Fekunditas Menurut Effendie 1997, fekunditas dapat dihitung dengan metode gabungan menggunakan rumus berikut : F=
16
Keterangan : F = fekunditas (butir) G = berat gonad (gram) V = volume pengenceran (ml) X = jumlah telur tiap 1 ml (butir) Q = berat telur contoh (gram)
3.4.7. Sebaran diameter telur Pola pemijahan dilihat dari data sebaran diameter telur dan untuk lebih jelas dibuat grafik hubungan sebaran diameter telur dengan frekuensi.