14 3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kawasan Pantai Lampuuk Kabupaten Aceh Besar, Provinsi NAD. Secara geografis Kabupaten Aceh Besar terletak pada 5,2º-5,8º LU dan 95,0º-95,8º BT dengan luas wilayahnya 2.974,12 km 2. Pantai Lampuuk yang menjadi objek penelitian terletak di kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh besar. Peta lokasi penelitian serta stasiun pengambilan sampel dapat dilihat pada Gambar 2. Wilayah yang diamati mencakup keseluruhan wilayah pesisir Pantai Lampuuk. Penelitian terdiri dari tiga tahap yaitu perencanaan dan penyusunan metode, pengambilan data primer dan pengambilan data sekunder serta analisis data. Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2010 sampai dengan bulan April 2010. Pengambilan sampel air laut dilakukan pada tanggal 24 Maret 2010. Analisis kualitas air baik fisika, kimia dan biologi dilakukan pada tanggal 25 Maret di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan (MIPA) Departemen Kelautan, Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.
3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan adalah kamera digital, GPS (Global Positioning System), papan jalan (waterpass), bola pingpong, alat untuk mengukur kualitas air, recorder, secchi disc dan alat tulis. Sedangkan bahan yang digunakan adalah peta lokasi obyek wisata Pantai Lampuuk, formulir kuisioner, data sheet dan bahan pustaka yang berkaitan dengan penelitian ini. Parameter, metode dan alat yang digunakan untuk kualitas air dapat dilihat pada Tabel 1.
16 Tabel 1. Parameter, metode dan alat yang digunakan untuk analisa kualitas air Parameter Fisika 1. Morfometrik pantai 2. Suhu 3. Kecerahan perairan 4. Bau 5. Warna 6. Kemiringan pantai 7. Kedalaman perairan 8. Tipe pantai 9. Jenis butir pasir 10. Kecepatan Arus 11. Material dan dasar perairan Kimia 1. DO
Metode
Alat
Visual Pemuaian Visual Chemical reseptor Visual Visual Visual Visual Visual Visual Visual
GPS (Global Positioning System) Termometer Secchi disc Indera penciuman Indera penglihatan Kayu reng, waterpass, penggaris GPS sounder Indera penglihatan Indera penglihatan Bola pingpong Indera penglihatan
Winkler
2. BOD5
Winkler
3. pH 4. Salinitas Biologi Ikan Tanaman darat
Visual
Botol BOD, gelas ukur, erlenmeyer, pipet Botol BOD, gelas ukur, erlenmeyer, buret, plastik hitam, inkubator Kertas lakmus Refraktometer
Visual Visual
Alat tulis Alat tulis
3.3 Jenis Data dan Informasi yang Diperlukan Jenis data dan informasi yang diperlukan adalah keadaan umum kawasan Wisata Pantai Lampuuk, sumberdaya alam (SDA), kualitas air Pantai Lampuuk berupa parameter fisika, kimia dan biologi, sumberdaya manusia (SDM), potensi wisata, isu-isu yang berkembang, data kesesuaian wisata dan daya dukung kawasan. Komponen, jenis, sumber dan cara pengambilan data dapat dilihat di Tabel 2.
17 Tabel 2. Komponen, jenis, sumber dan cara pengambilan data No 1.
Komponen data Keadaan umum Sejarah Demografi Sarana dan prasarana
2.
3.
Sumberdaya alam Flora (tanaman darat) Fauna (ikan, plankton dan biota air lainnya) Kualitas air Parameter fisika Morfometrik pantai Suhu dan kecerahan Bau dan warna Kemiringan pantai Kedalaman perairan Jenis butir pasir Tipe pantai Lebar pantai Material dasar perairan Kecepatan arus
5.
Parameter kimia DO BOD pH Salinitas Parameter biologi Ikan dan tanaman darat Sumberdaya manusia Masyarakat Pengunjung Lembaga terkait Potensi wisata
6.
Isu-isu yang berkembang
4.
Jenis data
Sumber data
Teknik Pengambilan data
Primer dan sekunder Sekunder Primer dan sekunder
Responden dan laporan Laporan Lapangan dan laporan
Wawancara dan studi pustaka Studi pustaka Observasi lapangan dan studi pustaka
Primer dan sekunder Primer dan sekunder
Lapangan dan laporan Responden dan laporan
Observasi lapangan dan studi pustaka Wawancara dan studi pustaka
Primer dan sekunder Primer Primer Primer Primer Primer Primer dan sekunder Sekunder Primer dan sekunder Primer
Lapangan
Observasi lapang
Lapangan Lapangan Lapangan Lapangan Lapangan Lapangan
Observasi lapang Observasi lapang Observasi lapang Observasi lapang Observasi lapang Observasi lapang dan studi pustaka Studi pustaka Observasi lapang dan studi pustaka Observasi lapang dan studi pustaka
Primer Primer Primer Primer
Lapangan Lapangan Lapangan Lapangan
Observasi Observasi Observasi Observasi
Primer
Lapangan
Observasi lapang
Primer Primer Primer Primer dan sekunder
Responden Responden Responden Lapangan dan laporan
Primer dan sekunder
Lapangan dan laporan
Wawancara Wawancara Wawancara Observasi lapang dan studi pustaka Wawancara dan observasi Lapang dan studi pustaka
Laporan Lapangan lapangan
lapang lapang lapang lapang
18 3.4 Metode Pengambilan dan Pengumpulan Data 3.4.1 Data primer Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi yaitu meninjau langsung kondisi lokasi lapangan serta melakukan pengukuran pada beberapa parameter seperti morfometrik pantai, kualitas air, biota (flora dan fauna), dan kondisi kawasan. Pengukuran terhadap kualitas air dilakukan di 6 stasiun. Penentuan jumlah stasiun didasarkan terhadap perbedaan karakteristik dan jumlah stasiun tersebut dianggap sudah mewakili kawasan Pantai Lampuuk. Selain itu jenis data primer yang diambil adalah data sosial ekonomi dan budaya. Pengambilan data sosial ekonomi dan budaya dilakukan dengan cara melakukan wawancara dengan pengunjung, pihak pengelola atau instansi dan masyarakat sekitar kawasan Pantai
Lampuuk
terkait
dengan
permasalahan,
pengelolaan
dan
persepsi
masyarakat di kawasan Pantai Lampuuk. Jumlah responden masing-masing berjumlah 30 untuk responden masyarakat dan wisatawan. Penentuan responden dilakukan dengan metode purposive sampling yang terdiri dari masyarakat sekitar dan pengelola kawasan wisata. Sementara itu, penentuan responden wisatawan dilakukan dengan metode accidental sampling. Pertimbangan
menggunakan
metode
purposive
sampling
karena
metode
pengambilan sampel dengan cara ini sengaja memilih responden berdasarkan kebutuhan data yang diinginkan yaitu dengan ketentuan peran serta partisipasi responden dalam kegiatan wisata, pertimbangan lain adalah kemudahan dalam wawancara
dan
kesediaan
responden
untuk
memberikan
informasi
yang
dibutuhkan dalam kegiatan penelitian. Sementara itu, pemilihan menggunakan metode accidental sampling untuk responden wisatawan berdasarkan kemudahan pengambilan data yaitu dilakukan terhadap responden yang kebetulan berada di dalam kawasan Pantai Lampuuk.
3.4.2 Data sekunder Data sekunder diperoleh melalui studi pustaka, buku-buku dan laporan ilmiah hasil penelitian sebelumnya, dan buku yang terkait dengan penelitian ini. Data yang dikumpulkan meliputi sumberdaya alam, keadaan umum kawasan Pantai Lampuuk, isu-isu yang berkembang, kebijakan pengelolaan di wilayah tersebut.
19 3.5 Analisis Data 3.5.1 Analisis sumberdaya Analisis sumberdaya meliputi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia. Analisis sumberdaya alam meliputi kondisi kawasan, kualitas air, flora dan fauna yang terdapat di sekitar kawasan Pantai Lampuuk. Kondisi kawasan diperoleh melalui data primer yaitu observasi secara langsung dan wawancara serta data sekunder melalui pengumpulan literatur dan berbagai studi pustaka. Parameter kualitas air yang diukur berupa parameter fisika, kimia dan biologi. Pengamatan tumbuhan secara visual berupa tumbuhan darat yang ada disekitar Pantai Lampuuk. Pengamatan jenis tumbuhan darat tidak dilakukan di semua bagian kawasan Pantai Lampuuk karena lokasi pengamatan yang ditentukan merupakan tempat yang terkait untuk dikembangkan beberapa kegiatan wisata. Fauna perairan yang diamati adalah banyaknya jenis ikan yang ada di sekitar Pantai Lampuuk atau disekitar teluk berdasarkan data sekunder dan wawancara. Analisis sumberdaya manusia dilakukan dengan melakukan wawancara yang mencakup masyarakat sekitar kawasan wisata, pengunjung, pengelola atau instansi yang terkait. Wawancara dengan beberapa responden dilakukan dengan cara diberikan kuisioner untuk mengetahui tingkat pemahaman kelestarian lingkungan. 3.5.2 Analisis kesesuaian wisata Kegiatan wisata yang dikembangkan hendaknya disesuaikan dengan potensi sumberdaya dan peruntukannya. Setiap kegiatan wisata mempunyai persyaratan sumberdaya dan lingkungan yang sesuai obyek wisata yang akan dikembangkan. Rumus yang digunakan untuk kesesuaian wisata pantai dan wisata bahari adalah (Yulianda 2007): IKW =
n
Ni
Nmaks x100% i 1
Keterangan : IKW
= Indeks Kesesuaian Wisata
Ni
= Nilai Parameter ke-i
Nmaks
= Nilai maksimum dari suatu kategori wisata
20 Penentuan kesesuaian berdasarkan perkalian skor dan bobot yang diperoleh dari setiap parameter. Kesesuaian kawasan dilihat dari tingkat persentase kesesuaian yang diperoleh penjumlah nilai dari seluruh parameter.
Tabel 3. Matriks kesesuaian lahan untuk wisata pantai kategori rekreasi No
Parameter
1.
Kedalaman perairan (m) Tipe pantai
2.
Bobot Kategori Skor Kategori S2 Skor S1 5 0-3 3 > 3-6 2
Kategori S3 >6 - 10
skor Kategori TS skor 1
> 10
0
Pasir hitam, berkarang, sdkt terjal 3 - < 10
1
Lumpur, berbatu, terjal
0
1
<3
0
1
Lumpur
0
1
>0,51
0
5
Pasir putih
3
Pasir putih, sdkt karang
2
Lebar pantai (m) 4. Material dasar perairan 5. Kecepatan arus (m/dt) 6 Kemiringan pantai (0) 7 Kecerahan perairan (m) 8. Penutupan lahan pantai
5
> 15
3
10 - 15
2
3
Pasir
3
2
3
0-0,17
3
Karang berpasir 0,17-0,34
2
Pasir berlumpur 0,34-0,51
3
< 10
3
10 - 25
2
> 25 - 45
1
> 45
0
1
>10
3
> 5-10
2
3-5
1
<2
0
1
Kelapa, lahan terbuka
3
2
Belukar timggi
1
9
Biota berbahaya
1
Tidak ada
3
Semak, belukar, rendah, savana Bulu babi
2
Bulu babi, ikan pari
10
Ketersediaan air tawar (jarak/km)
1
<0.5 (km)
3
>0.5-1 (km)
2
> 1-2
3.
Hutan bakau, pemukiman, pelbh 1 Bulu babi, ikan pari, lepu, hiu 1 >2
Sumber : Yulianda (2007) Keterangan : Jumlah = (Skor x Bobot) dimana nilai maksimum = 84 S1 = Sangat sesuai dengan nilai 83 – 100 % S2 = Sesuai dengan nilai 50 - <83 % S3 = Sesuai bersyarat dengan nilai 17 - <50 % TS = Tidak sesuai dengan nilai <17 % Kelas S1 :
Kawasan ini tidak mempunyai faktor pembatas yang serius dimana kawasan ini memenuhi persyaratan untuk dapat dijadikan sebagai kawasan wisata Pantai dan faktor pembatas tersebut tidak berarti
0
0 0
21 atau tidak berpengaruh nyata terhadap penggunaan dan tidak akan menaikkan masukan/tingkatan perlakuan yang diberikan. Kelas S2 :
Kawasan ini mempunyai faktor pembatas yang agak serius untuk mempertahankan
tingkat
perlakuan
yang
harus
diterapkan.
Pembatas ini akan meningkatkan masukan/tingkatan perlakuan yang diberikan. Kelas S3 :
Kawasan ini mempunyai faktor pembatas yang serius untuk mempertahankan
tingkat
perlakuan
yang
harus
diterapkan.
Pembatas akan lebih meningkatkan masukan/tingkat perlakuan yang diperlukan. Kelas TS
:
Kawasan ini mempunyai faktor pembatas permanen, sehingga menghambat segala kemungkinan perlakuan pada daerah tersebut.
3.5.3 Analisis daya dukung kawasan Analisis daya dukung ditujukan pada pengembangan wisata bahari dengan memanfaatkan potensi sumberdaya pesisir, pantai dan pulau-pulau kecil secara lestari. Metode yang diperkenalkan untuk menghitung daya dukung pengembangan ekowisata alam adalah dengan menggunakan konsep Daya Dukung Kawasan (DDK). DDK adalah jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik dapat ditampung di kawasan yang disediakan pada waktu tertentu tanpa menimbulkan gangguan pada alam dan manusia. Perhitungan DDK menurut Yulianda (2007) dalam bentuk rumus adalah sebagai berikut: DDK = Kx
Lp Wt x Lt Wp
Keterangan : DDK
= Daya Dukung Kawasan (orang per m2)
K
= Potensi ekologis pengunjung per satuan unit area (orang per m 2)
Lp
= Luas area atau panjang area yang dapat dimanfaatkan (m2)
Lt
= Unit area untuk kategori tertentu (m 2)
Wt
= Waktu yang disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata dalam satu hari (jam)
Wp
= Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk setiap kegiatan tertentu (jam)
22 Potensi ekologis pengunjung ditentukan oleh kondisi sumberdaya dan jenis kegiatan yang akan dikembangkan (Tabel 4). Luas suatu area yang dapat digunakan oleh pengunjung mempertimbangkan kemampuan alam mentolerir pengunjung sehingga kelestarian alam tetap terjaga.
Tabel 4. Potensi ekologis pengunjung (K) dan luas area kegiatan (Lt) Jenis Kegiatan Rekreasi Pantai Wisata Olahraga Berenang Berjemur
K (Σ Pengunjung) 1 1 1 1
Unit Area (Lt) 50 m 50 m 50 m 50 m
Keterangan 1 1 1 1
orang orang orang orang
setiap setiap setiap setiap
50 50 50 50
m m m m
panjang panjang panjang panjang
pantai pantai pantai pantai
sumberdaya
dan
Sumber : Yulianda (2007)
Daya
dukung
kawasan
disesuaikan
karakteristik
peruntukan. Kebutuhan manusia akan ruang diasumsikan dengan keperluan ruang horizontal untuk dapat bergerak bebas dan tidak merasa terganggu oleh pengunjung lainnya. Untuk kegiatan wisata pantai diasumsikan setiap orang membutuhkan panjang garis pantai 25 m, karena pengunjung akan melakukan berbagai aktivitas yang memerlukan ruang yang luas, seperti berjemur, bersepeda, berjalan-jalan dan lain-lain. Waktu kegiatan pengunjung (Wp) dihitung berdasarkan lamanya waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk melakukan kegiatan wisata. Waktu pengunjung diperhitungkan dengan waktu yang disediakan untuk kawasan (Wt) (Tabel 10). Waktu kawasan adalah lama waktu areal dibuka dalam satu hari, dan rata-rata waktu kerja sekitar 8 jam (jam 8 – 16).
Tabel 5. Prediksi waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan wisata No. 1. 2. 3. 4.
Kegiatan Berenang Berjemur Rekreasi Pantai Olahraga Air
Sumber : Yulianda (2007)
Waktu yang dibutuhkan Wp-(jam) 2 2 3 2
Total waktu 1 hari Wt-(jam) 4 4 6 4
23 3.5.4 Analisis nilai ekonomi wisata Metode biaya perjalanan (Travel Cost Method/TCM) yaitu metode yang biasa digunakan untuk memperkirakan nilai rekreasi (recreational value) dari suatu lokasi atau objek. Metode ini merupakan metode pengukuran secara tidak langsung terhadap barang atau jasa yang tidak memiliki nilai pasar (non market good or services). Teknik ini mengasumsikan bahwa pengunjung pada suatu tempat wisata menimbulkan atau menanggung biaya ekonomi, dalam bentuk pengeluaran perjalanan dan waktu untuk mengunjungi suatu tempat (Lipton DW et al 1995 in Ndruru 2010). Tujuan melakukan TCM adalah untuk menghitung nilai ekonomi suatu kawasan wisata melalui estimasi rata-rata permintaan terhadap kunjungan wisata di lokasi tersebut sehingga diperlukan estimasi fungsi permintaan terhadap kunjungan wisata. Dalam menganalisis TCM ini dilakukan dengan pendekatan Individual Travel Cost Analysis yaitu untuk memperkirakan rata-rata kurva permintaan
individu
terhadap
lokasi
dikelompokkan berdasarkan pengeluaran.
wisata,
dalam
Y = a + bX keterangan : variabel Y = V (jumlah kunjungan) variable X = TC (biaya kunjungan)
a 1 keterangan : 1 = diperoleh dari hasil regresi
V=
ini
pengunjung
Adapun persamaan yang digunakan
dalam analisis ini adalah sebagai berikut :
TC =
hal
1 1 keterangan : 1 = diperoleh dari hasil regresi
24 Kesediaan membayar (utiliti) U = TC x (
Vrata rata ) 2
Keterangan : TC Vrata-rata
= biaya kunjungan = jumlah kunjungan rata-rata
Surplus Konsumen CS = [TC – (Vrata-rata x V x TC)] x
Vrata rata 2
Total manfaat ekonomi TCM = CS x
N L
Keterangan : N = Rata-rata kunjungan L = Luas Areal