2.1 Pengertian Arsip Arsip merupakan salah satu macam pekerjaan kantor atau pekerjaan tatausaha, yang banyak dilakukan oleh setiap badan usaha, baik badan usaha pemerintahan maupun badan usaha swasta. Kearsipan menyangkut pekerjaan yang berhubungan dengan penyimpanan warkat atau surat-surat dan dokumen-dokumen kantor. Kegiatan yang berhubungan dengan penyimpanan surat-surat atau dokumen-dokumen inilah yang disebut kearsipan. Kearsipan
memegang
peranan
penting
bagi
kelancaran
jalannya
organisasi, yaitu sebagai sumber informasi dan sebagai pusat ingatan bagi organisasi.Mengingat arti pentingnya, Pemerintah Indonesia menaruh perhatian yang cukup besar terhadap kearsipan.Hal ini terbukti dengan dikeluarkannya beberapa peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang kearsipan Nasional. Peraturan pertama kali yang mengatur tentang kearsipan Nasioanal ialah Undang-undang Nomor Prp. 19 tahun 1961, tentang Pokok-pokok Kearsipan Nasional, yang dimuat dalam Lembaran Negara tahun 1971 Nomor 32, tambahan lembaran Negara nomor 2964. A. Pengertian Arsip Menurut Kamus / Ensiklopedi 1. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah simpanan surat-surat penting. Menurut pengertian tersebut, tidak semua surat dikatakan arsip. Surat dapat dikatakan arsip apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut: -
Surat tersebut harus masih mempunyai kepentingan (bagi lembaga, organisasi, instansi, perseorangan) baik untuk masa kini maupun untuk masa yang akan datang.
-
Surat tersebut, karena masih mempunyai nilai kepentingan harus disimpan dengan mempergunakan suatu sistem tertentu sehingga dengan mudah dan cepat ditemukan apabila sewaktu-waktu diperlukan kembali.
2. Menurut Kamus Administrasi Perkantoran, arsip adalah kumpulan warkat yang disimpan secara teratur berencana karena mempunyai suatu
Universitas Sumatera Utara
kegunaan agar setiap kali diperlukan dapat cepat ditemukan kembali. Menurut pengertian tersebut, warkat yang selanjutnya disebut arsip harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : -
Warkat tersebut harus masih mempunyai kegunaan
-
Warkat tersebut harus disimpan secara teratur dan berencana, dan
-
Warkat tersebut harus dapat ditemukan dengan mudah dan cepat apabila diperlukan kembali. Dengan sendirinya, warkat yang tidak memenuhi syarat-syarat
tersebut di atas, tidak dapat dikatakan sebagai arsip. Dalam buku Ensiklopedi arsip diartikan sebagai kumpulan dokumen, tulisan, atau gambar-gambar yang disimpan untuk tujuan-tujuan ilmiah dan praktis. B. Pengertian Arsip Menurut Beberapa Ahli Berikut ini penulis akan membahas pengertian arsip menurut beberapa ahli: Menurut The Liang Gie (1979 :17)Arsip adalah setiap catatan tertulis atau bergambar mengenai sesuatu hal atau peristiwa yang dibuat orang untuk keperluan perekam ingatan. Dalam bahas inggris arsip dikenal dengan istilah record. Menurut Doserno dan Kynaston (2005) Arsip adalah dokumen dalam media yang mempunyai nilai historis atau hukum sehingga disimpan secara permanen. Menurut Internasional Standards Organizations (ISO)Arsip adalah informasi yang disimpan dalam berbagai bentuk, termasuk data dalam komputer, dibuat atau diterima serta dikelola oleh organisasi mapun orang dalam transaksi bisnis dan menyimpannya sebagai bukti aktifitas.
2.2 Pemeliharaan dan Perawatan Arsip
Universitas Sumatera Utara
Dalam penjelasan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1971 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kearsipan antara lain dikatakan bahwa untuk kepentingan pertanggungjawaban nasional kepada generasi yang akan datang, perlu diselamatkan bahan-bahan bukti yang nyata, benar serta lengkap mengenai kehidupan kebangsaan Bangsa Indonesia pada umumnya dan penyelenggaraan Pemerintahan Negara pada khususnya baik mengenai masa lampau, masa sekarang dan masa yang akan datang. Penyelamatan bahan-bahan bukti tersebut merupakan masalah yang termasuk bidang kearsipan dalam arti seluas-luasnya. Usaha untuk menyelamatkan bahan-bahan butki seperti yang dimaksud diatas antara lain dengan pemeliharaan dan perawatan arsip. The Liang Gie mengatakan bahwa untuk dapat menjadi petugas atau pegawai kearsipan yang baik diperlukan sekurang-kurangnya lima syarat (Wursanto, 2007:34-41), yaitu : 1. Keahlian Pegawai yang bertugas harus mempunyai keahlian dalam bidang arsip, atau paling tidak mempunyai pengetahuan tentang arsip.Setiap pegawai kearsipan harus selalu mendapatkan pendidikan dan pelatihan mengenai kearsipan, agar tata kerja kearsipan dapat mengikuti perkembangan ilmu kearsipan modern. 2. Ketelitian Ketelitian sangat diperlukan oleh setiap pegawai kearsipan, agar pegawai yang bersangkutan dapat membedakan perkataan-perkataan, nama-nama atau angka-angka yang secara sepintas nampaknya sama. Faktor ketelitian harus didukung oleh : -
Sikap jiwa yang cermat, penuh minat dan penuh perhatian terhadap tugas dan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.
-
Kesempurnaan mata, dalam arti tidak cacat dan buta warna.
3. Kecerdasan
Universitas Sumatera Utara
Cerdas berarti sempurna perkembangan akal budinya, pandai dan tajam pikiran.Kecerdasan berarti kesempurnaan perkembangan akal budi, kepandaian dan ketajaman pikiran.Jadi setiap pegawai kearsipan harus mampu menggunakan pikirannya dengan baik, mempunyai daya ingatan yang tajam, sehingga tidak mudah lupa. Kecerdasan sangat dibutuhkan oleh setiap pegawai kearsipan, karena dengan kecerdasannya diharapkan ia mampu memilih kata-kata untuk suatu pokok persoalan, serta tidak mudah melupakan suatu pokok persoalan yang telah ada kartu arsipnya. 4. Kecekatan Kecekatan berarti kecepatan untuk memahami sesuatu dan ketangkasan dalam melakukan pekerjaan.Kecekatan sangat diperlukan oleh pegawai kearsipan karena setiap pegawai kearsipan diharapkan mampu bekerja dengan tangkas dan gesit.Kecekatan harus didukung oleh kondisi badan atau jasmani yang baik. 5. Kerapian Kerapian dapat berarti kebersihan dan ketertiban.Setiap pegawai kearsipan harus mampu menciptakan dan menjaga kerapian terhadap arsip yang disimpan. Susunan arsip yang rapi akan berdampak positif bagi arsip tersebut, dimana arsip akan lebih awet, tidak mudah rusak dan mudah saat pengambilannya.
2.2.1 Usaha-usaha Pemeliharaan dan Perawatan Arsip A. Pemeliharaan arsip Pemeliharaan merupakan usaha-usaha yang dilakukan untuk arsip dari segala kerusakan dan kemusnahan yang datang dari arsip itu sendiri maupun dari luar arsip tersebut. Sebenarnya defenisi tentang pemeliharaan dan perawatan
Universitas Sumatera Utara
adalah sama. Menurut Martono (1994:81) pemeliharaan merupakan suatu kegiatan untuk melindungi, merawat, melestarikan, mengawasi dan mengambil langkahlangkah agar terjamin keselamatannya baik fisik maupun informasi yang terkandung di dalamnya. Menurut
Wursanto
(1991:220) usaha pemeliharaan
arsip
berupa
melindungi, mencegah dengan mengambil langkah-langkah dan tindakan-tindakan yang bertujuan untuk menyelamatkan arsip-arsip beserta informasinya (isinya) serta menjamin kelangsungan hidup arsip dari pemusnahan yeng sebenarnya tidak diinginkan. Upaya pemeliharaan arsip pada dasarnya menyangkut dua aspek penting, yaitu: 1. Pemeliharaan terhadap bahan arsip yang secara langsung bersentuhan dengan berbagai faktor perusak 2. Pemeliharaan dan pengamanan terhadap lingkungan penyimpanan arsip. Oleh karena itu adalah kewajiban kita semua untuk memelihara dan menjaga arsip-arsip tersebut dari segala kerusakan dan kemusnahan. Pemeliharaan arsip dapat terlaksana jika direncanakan terlebih dahulu, oleh karena itu, sebelum mengadakan pemeliharaan dan perawatan, terlebih dahulu harus mengenal dan mengetahui jenis-jenis musuh arsip. Adapun upaya pemeliharaan dan perawatan arsip dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Pengatur Ruangan Yang dimaksud dengan ruangan dalam hal ini adalah ruangan penyimpanan arsip. Ruangan penyimpana arsip diatur sebagai berikut : a. Ruangan penyimpanan arsip jangan teralu lembab, ruangan agar dijaga tetap kering. Supaya ruangan tidak teralu lembab aturlah suhu udara dalam
Universitas Sumatera Utara
ruangan bekisar antara 650 F sampai 750F dan kelembaban udara sekitar 50% dan 65%. Apabila kelembaban udara melebihi 65%, dalam waktu yang relative singkat arsip-arsip akan rusak (lapuk). Untuk mengatur kelembaban udara dan temperature udara dapat dipasang AC, yang dihidupkan selama 24jam terus-menerus. AC, selain untuk mengatur kelembaban dan temperature udara, juga bisa untuk mengurangi banyaknya debu. b. Ruangan harus terang, dan sebaiknya mempergunakan penerangan alam, yaitu sinar matahari. Sinar matahari di samping untuk memberi penerangan ruangan, dapat pula membantu membasmi musuh-musuh kertas arsip. Diusahakan agar sinar matahari tidak jatuh secara langsung pada bundel-bundel arsip karena membahayakan kertas-kertas arsip. Agar sinar matahari tidak jatuh secara langsung pada bundel-bundel kertas arsip, maka pintu-pintu dan jendela-jendela dibuat menghadap keutara atau selatan. Dengan demikian ruangan penyimpanan arsip tidak menghadap secara langsung pada datangnya sinar matahari. c. Ruangan harus diberi ventilasi secukupnya, ventilasi dapat membantu mengatur suhu udara dalam ruangan, sehingga ruangan tidak terlalu lembab. d. Lokasi ruang/gedung penyimpanan arsip hendaknya bebas dari tempattempat industri, sebab polusi udara (kotoran udara) sebagai hasil pembakaran minyak sangat berbahaya bagi kertas-kertas arsip. Untuk mengatasi hal semacam ini sebaiknya gedung/ruangan penyimpanan arsip dilengkapi dengan filter untuk menyaring udara. Dengan menggunakan filter diharapkan udara yang masuk kedalam ruang penyimpanan arsip tidak tercemar oleh debu-debu. e. Ruangan penyimpanan arsip sebaiknya terpisah dari ruangan-ruangan kantor lain. Dilihat dari segi keamanan hal ini sangat penting dengan pertimbangan bahwa: -
Arsip (arsip dinamis) sifatnya sangat rahasia
-
Mengurangi lalu lintas (keluar masuk) para pegawai lainnya
Universitas Sumatera Utara
-
Menghindari pegawai lain masuk keruangan arsip, sehingga pencurian arsip, khususnya arsip yang bernilai dapat dihindari.
f. Ruangan penyimpanan arsip hendaknya disesuaikan dengan bentuk arsip yang akan disimpan didalamnya. Pemeliharaan pengamanan arsip yang berbentuk kertas tidak sama dengan arsip yang berbentuk film, rekaman, foto-foto dan sebagainya. 2. Kebersihan Kebersihan
yang
dimaksud
disini
meliputi
kebersihan
ruangan
penyimpanan arsip dam kebersihan kertas-kertas arsip. a. Kebersihan Ruangan Perlu diusahakan agar ruangan penyimpanan arsip selalu bersih sehingga tidak mengundang timbulnya serangga pemakan atau perusak kertas arsip (kecoa, rayap dan sebagainya). Membersihkan ruangan dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut: -
Sekurang-kurangnya
seminggu
sekali
dibersihkan
dengan
alat
penyedot debu atau vacuum cleaner. Pada umumnya ruangan dibersihkan dengan sapu. Cara membersihkan ruangan dengan menggunakan sapu tidak efektif karena debu malahan berhamburan. -
Dilarang merokok dan makan di dalam ruangan penyimpanan arsip.
b. Kebersihan Arsip Menjaga kebersihan arsip dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: -
Arsip-arsip dibersihkan dengan menggunakan vacuum cleaner, jangan membersihkan dengan sabut bulu ayam atau sulak, karena hanya memindahkan debu-debu dari satu tempat ke tempat lain.
-
Apabila ditemukan arsip-arsip yang rusak karena dimakan rayap (serangga) hendaknya dipisahkan dengan yang lainnya.
Universitas Sumatera Utara
-
Arsip-arsip juga dibersihkan dari karat, apabila arsip-arsip karena sesuatu hal harus mempergunakan penjepit (paperclip), pergunakanlah paperclip anti karat atau paperclip yang dibuat dari plastik.
3. Pemeliharaan Tempat penyimpanan Arsip Tempat yang dipergunakan untuk menyimpan arsip antara lain rak arsip dan lemari arsip. a. Rak Arsip Untuk menjaga keamanan rak dari serangan serangga, rayap dan sebagainya, dapat dilakukan usaha sebagai berikut: -
Rak sebaiknya dibuat dari logam. Rak dilengkapi dengan papan-papan rak.
-
Jarak antara papan rak yang terbawah dengan lantai kurang lebih enam inci, untuk memudahkan sirkulasi udara dan juga memudahkan waktu membersihkan lantai di bawah rak.
-
Rak arsip yang terbuat dari kayu hendaknya diolesi dengan dieldrin. Cara mengolesi dengan menggunakan kuas, searah dengan garis-garis yang ada pada kayu. Rak
merupakan
tempat
penyimpanan
arsip
secara
terbuka.Keuntungan penyimpanan arsip dengan mempergunakan rak adalah arsip-arsip tidak mudah lembab karena selalu berhubungan dengan udara luar, sehingga arsip tidak mudah rusak. b. Lemari Arsip Lemari arsip merupakan alat penyimpanan arsip secara tertutup, sehingga arsip-arsip tidak berhubungan dengan udara luar.Susunlah arsiparsip di dalam lemari sedikit renggang, jangan terlalu rapat, agar tingkat kelembaban tetap terjaga sehingga tidak melampaui tingkat kelembaban yang diinginkan.Untuk menjaga agar tingkat kelembaban dalam lemari tetap terjamin seperti yang diinginkan, dapat ditaruh kapur barus di dalam lemari arsip tersebut.
Universitas Sumatera Utara
B. Perawatan Arsip Perawatan arsip merupakan kegiatan mempertahankan kondisi arsip agar tetap baik dan mengadakan perbaikan pada arsip yang rusak agar informasinya tetap terpelihara. Secara umum yang dikatakan dengan perawatan arsip adalah aktivitas untuk menyimpan dan mempertahankan arsip agar tetap baik dan mengadakan perbaikan terhadap arsip yang rusak. Usaha yang dapat dilakukan guna untuk merawat arsip adalah sebagai berikut: 1. Kamperisasi Kamperisasi adalah salah satu kegiatan preventive pemeliharaan yang dilakukan dengan cara membersihkan arsip dan boks arsip serta memberikan kapur barus secukupnya pada rak arsip. 2. Fumigasi Fumigasi adalah suatu upaya untuk mencegah agar kerusakan fisik arsip secara berkelanjutan dapat dihindari, mengobati atau mematikan faktor-faktor perusak biologis dan mensterilkan keadaan arsip agar tidak berbau yang mengganggu penciuman serta menyegarkan udara agar tidak menimbulkan penyakit. Syarat untuk mendapatkan hasil optimal dari tindakan fumigasi, yaitu : a) Pelaksana yang professional. b) Tepat sasaran, maksudnya bahan kimia yang digunakan memang diperuntukan bagi pembasmian hama tertentu yang sedang menyerang fisik arsip. c) Metode yang digunakan tepat. d) Tepat waktu pelaksanaan.
Universitas Sumatera Utara
Metode pelaksanaan fumigasi dilaksanakan satu semester sekali. Pemilihan metode pelaksanaan fumigasi didasarkan atas volume dan jenis arsip yang akan difumigasi,antara lain : a) Fumigasi ruangan Metode fumigasi di dalam ruangan dilaksanakan pada ruangan tempat arsip tersebut disimpan. Ruangan tersebut harus memenuhi persyaratan untuk pelaksanaan fumigasi
agar tidak membahayakan kesehatan
manusia dan menjamin efektivitas pelaksanaan. b) Fumigasi dibawah penutup Fumigasi dibawah penutup dilakukan di dalam ruangan atau gedung yang besar tetapi volume arsipnya relative sedikit. Arsip yang akan difumigasi ditutup dengan plastic polythilene yang memenuhi syarat untuk keperluan itu. c) Fumigasi bertahap Fumigasi
dilaksanakan
pada
ruangan
khusus
dengan
desain
tertentu.Ruangan tersebut dilengkapi dengan pipa instalasi penyaluran bahan kimia fumigasi dan dilengkapi pula dengan blower untuk menarik udara sisi fumigasi keluar dari ruangan.Fumigasi dengan metode ini dapat dilakukan dengan biaya yang lebih relative. (Kika, 2011) 3. Perawatan halaman yang sobek Untuk memperbaiki arsip-arsip yang sobek gunakanlah perekat kanji,
jangan
sekali-sekali
menggunakan
cellotape.Apabila
kita
menemukan sobekan di pinggir kertas arsip dapat diperbaiki dengan kertas yang tipis dan kuat.Potonglah kertas tersebut selebar ½ inci, atau lebih panjang sedikit dari sobekan tersebut, kemudian pulaslah potongan tersebut dengan perekat kanji, letakkan dengan hati-hati di atas sobekkannya.Perhatikan agar kedua pinggiran yang sobek disatukan kembali dengan rata.Cara yang baik untuk memberi perekat pada kertas yang dipergunakan untuk menambal, ialah dengan meletakkan kertas
Universitas Sumatera Utara
tersebut di atas kaca.Taruhlah perekat secukupnya dan ratakan dengan cermat. Apabila kertas yang sobek itu melibat pula ke bagian yang ada tulisannya, pergunakanlah kertas tissue sebagai kertas penambal.Cara yang dilakukan sedikit berbeda, yaitu sapulah bagian-bagian yang sobek dengan perekat secukupnya, kemudian satukan kembali kedua bagian yang sobek dengan cermat.Barulah kemudian ditempelkan sepotong kertas tissue di atasnya dan digosoklah perlahan-lahan agar melekat.Setelah itu, taruhlah sebuah
benda
yang
berat
di
atas
arsip
tersebut
untuk
mengepresnya.Serabut-serabut tissue yang halus tidak saja berfungsi sebagai alat pengikat tetapi juga berfungsi untuk menutupi lubang-lubang kecil yang terdapat pada sobekan itu. 4. Memperbaiki arsip yang terbakar Apabila kertas-kertas arsip terserang oleh api, atau oleh beberapa sebab menjadi hangus atau sedikit terbakar, serahkanlah arsip-arsip tersebut kepada yang lebih ahli. Dalam hal ini serahkan arsip kepada Arsip Nasional RI.Akan tetapi untuk pertolongan pertama yang dapat kita lakukan adalah dengan memasukkan arsip-arsip tersebut ke dalam peti, dan bungkuslah dengan kertas tissue secara lepas. 5. Menanggulangi arsip-arsip yang basah atau terendam air. Beberapa
hal
yang
perlu
diperhatikan
di
dalam
usaha
menyelamatkan arsip-arsip dari ancaman kemusnahan akibat menderita serangan air ialah sebagai berikut : -
Ikatan arsip janganlah dibuka sebelum lumpur atau kotoran yang berada di permukaan kulit kertas arsip dibersihkan
-
Mengeluarkan air yang terkandung di dalam ikatan arsip dengan jalan menekan secara perlahan
Universitas Sumatera Utara
-
Tidak diperkenankan untuk mengeringkan arsip dengan menjemur di terik matahari, akan tetapi cukup dengan dianginkan di tempat yang bebas dari sinar matahari
-
Kertas arsip yang dibundel hendaknya jangan dibuka terlalu lebar, bukalah selebar jari
-
Hendaknya kulit arsip jangan dipisahkan ketika masih dalam keadaan basah
-
Lakukanlah semua ini dengan kesabaran dan kecermatan. Setelah ke enam patokan tersebut diperhatikan, tindakan pertama
yang harus dilakukan adalah dengan membersihkan kotoran-kotoran yang menempel pada kulit arsip.Gunakan kapas
yang lembab untuk
membersihkan kotoran tersebut, dan jangan digosok-gosokkan, sebab hal ini dapat merusak kertas.Cukup dengan menempelkan kapas lembab ini agar kotorannya terserap oleh kapas tersebut.Apabila kertas saling merekat, pergunakanlah pisau tumpul untuk memisahkannya.Setelah itu bentangkanlah di atas meja atau lantai yang bersih dengan diberi alas kertas penyerap.Setelah kering dapat diratakan dengan mesin pres atau setrika. 6. Enkapsulasi Enkapsulasi adalah suatu cara untuk memelihara arsip dengan menggunakan bahan pelindung guna menghindarkan arsip dari kerusakan yang bersifat fisik. Arsip yang dienkapsulasi yaitu arsip-arsip yang rusak karena faktor usia dan pengaruh polusi udara dan zat asam, serta arsip yang berlubang karena dimakan serangga. Sebelum arsip dienkapsulasi dilaksanakan hendaknya arsip yang akan diperbaiki dalam kondisi bersih, kering, dan bebas asam.
7. Laminasi
Universitas Sumatera Utara
Laminasi adalah melapis suatu lembar arsip di antara dua lembar bahan penguat.Metode laminasi terdiri atas laminasi dengan tangan dan laminasi mesin dingin atau panas. 8. Mengatasi cendawan Apabila setelah kering di kertas-kertas tumbuh cendawan, sapulah segera dengan campuran thymol dan spiritus, dapat juga dengan acetone.Selain itu dapat juga mempergunakan campuran formalin dengan air, campuran ini harus mengandung formalin sebanyak 40%. 9. Menghilangkan noda atau bercak Noda atau bercak yang sering dijumpai pada kertas tua biasanya dikarenakan oleh bermacam-macam sebab, untuk noda yang masih baru mungkin masih mudah untuk mengilangkannya, misalnya dengan penghapus, air atau pencucian. Sedangkan untuk noda yang sulit dihilangkan dengan cara tersebut dapat dihilangkan dengan menggunakan pelarut organic yang biasanya dilanjutkan dengan pencucian, pemutihan dan
deasidifikasi
(menghilangkan
asam).
Pelarut
organik
yang
dipergunakan tergantung pada sifat dan jenis noda yang terdapat pada kertas. Pelarut organic yang sering digunakan antara lain alcohol, aseton, bensin, karbon tetraklorida, dan sebagainya. Cara menggunakan pelarut organic yaitu dengan mengoleskan sikat halus atau kapas yang telah dicelupkan dalam pelarut organik, di bagian belakang noda atau bercak yang akan dihilangkan, sebaiknya kertas yang bernoda diberi alas kertas penyerap putih. (Barthos, Basir, 2007:61)
2.2.2 Pengamanan Arsip Pengamanan arsip menyangkut pengamanan arsip dari segi informasinya, dan pengamanan arsip dari segi fisiknya. 1. Pengamanan Arsip Dari Segi Informasinya.
Universitas Sumatera Utara
Pengamanan arsip adalah menjaga arsip dari kehilangan maupun dari kerusakan. Pengamanan arsip dari segi informasinya telah diatur dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 1971 hanya ditetapkan mengenai ketentuan pidana yang menyangkut pengamanan arsip dari segi informasinya saja, seperti yang diatur dalam pasal 11 sebagai berikut : a) Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum, memiliki arsip sebagaimana dimaksud pasal 1 UU No. 7 tahun 1971 ini dapat dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya 10 tahun. b) Barang siapa yang menyimpan arsip sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 huruf a UU No. 7 th 1971 ini yang dengan sengaja memberitahukan hal-hal tentang isi naskah itu kepada pihak ketiga yang tidak berhak mengetahuinya sedang ia diwajibkan merahasiakan hal-hal tersebut, dapat dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya 20 tahun atau dipidana penjara seumur hidup. Ketentuan diatas dimaksudkan untuk menggunakan arsip dari segi informasi.Untuk arsip milik swasta atau perorangan, pengamanan dari segi hukum diatur pada KUHP maupun KUHD. 2. Pengamanan Arsip Dari Segi Fisiknya Pengaman arsip dari segi fisiknya adalah pengamanan kertas arsip dari segi kerusakan.Kerusakan terhadap arsip dapat terjadi katena faktor internal dan faktor eksternal. Pengamanan terhadap kertas arsip dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain : a) Restorasi Arsip Restorasi arsip adalah memperbaiki arsip-arsip yang sudah rusak, sulit dipergunakan kembali, sehingga arsip tersebut dapat dipergunakan dan disimpan kembali untuk jangka waktu yang lebih lama lagi.
b) Laminasi Arsip
Universitas Sumatera Utara
Laminasi arsip adalah menutup kertas arsip di antara 2 lembar plastik sehingga arsip itu terlindungi dan aman dari bahaya kena air, udara (lembab atau kering) dan serangan serangga pemakan atau perusak arsip. Dengan cara demikian arsip akan tahan lebih lama untuk disimpan. c) Microfilm Arsip yang masih mempunyai nilai akan tetapi sudah rusak atau rapuh, dan tidak dapat direstorasi dan dilaminasi lagi maka perlu dimikrofilmkan. Microfilm dipergunakan untuk mengawetkan arsiparsip yang sudah rusak yang tidak dapat direstorasi dan dilaminasi kembali dengan cara mengadakan pemotretan terhadap suatu arsip yang perlu diawetkan, kemudian dipindahkan ke lembaran film kecil. Apabila film kecil tersebut akan dipergunakan kembali (ingin diketahui isinya), film kecil tersebut dapat dipasang pada suatu alat yang dilengkapi dengan lampu sorot yang dapat memperbesar dan film kecil tersebut pada suatu layar (display), sehingga arsip tersebut dapat terbaca. Alat ini dinamakan alat baca film kecil (microfilm reader) atau film protector. Film kecil (microfilm) memiliki berbagai macam ukuran, yaitu; 8, 16, 35, dan 70mm.Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam membuat microfilm adalah sebagai berikut: -
Perlu diperhatikan bahwa tidak semua arsip dapat dimicrofilmkan.
-
Persiapan arsip yang dimicrofilmkan harus dalam keadaan rapi, agar mewujudkan suatu persoalan secara berurutan mulai dari awal sampai akhir secara lengkap.
-
Arsip yang lebih kecil harus diatur terlebih dahulu. Dengan cara demikian akan dapat diketahui jenis microfilm yang akan dipergunakan
apakah
akan
menggunakan
microfilm
yang
berukuran 8 mm, 16 mm, 35 mm, atau 70 mm. Oleh karena itu arsip dengan ukuran yang berbeda memerlukan ukuran microfilm yang berbeda pula.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3 Faktor-faktor Penyebab Kerusakan Arsip Arsip-arsip tidak hanya merupakan warisan masa lampau, akan tetapi arsip-arsip juga memberi informasi tentang masa lampau itu sendiri. Oleh karena itu kita harus memelihara dan merawat arsip tersebut agar terhindar dari kerusakan dan kemusnahan. Kerusakan arsip dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.Faktor internal adalah kerusakan yang disebabknan dari dalam, sedangkan faktor eksternal adalah kerusakan yang disebabkan dari luar arsip. Dalam Bulletin Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1972 tentang Pemeliharaan dan Penjagaan Arsip telah diberikan pedoman tentang faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan arsip sebagai berikut: 1. Kerusakan yang disebabkan dari dalam (faktor internal) Kerusakan yang disebabkan dari dalam dapat berasal dari unsur-unsur kertas, tinta, pasta atau lem. a. Kertas Arsip-arsip yang sebagian besar terdiri dari kertas mempunyai sifat yang unik. Air yang dipergunakan untuk proses pembuatan kertas mungkin tidak bersih, demikian pula bahan-bahan yang dipergunakan untuk lapisan atas yang terbuat dari kanji,cuka, garam mineral, menimbulkan masalah-masalah tersendiri yang harus diperhitungkan pula akibatnya. Oleh karena itu penggunaan kertas yang baik harus diimbangi dengan perawatan dan penyimpanan yang sebaik mungkin, agar kertas arsip dapat tahan lama.
b. Tinta Tinta merupakan cairan dalam berbagai warna yang digunakan utuk membubuhkan tulisan di atas kertas. Apabila tinta yang dipergunakan
Universitas Sumatera Utara
kurang baik akan menyebabkan tulisan akan mudah luntur apabila kertas terkena air atau pada udara lembab. Tinta-tinta yang tidak baik juga akan dapat menimbulkan reaksi kimia yang dapat merusak kertas. c. Pasta atau Lem Pasta atau lem yang digunakan sebagai bahan perekat juga mempunyai peranan yang kurang baik dalam daya tahan kertas. Jangan menggunakan pasta atau lem yang dibuat dari celluloce tape dan sejenisnya, sebab bahan tersebut dapat dengan mudah merusak kertas arsip itu sendiri. 2. Kerusakan yang disebabkan dari luar (faktor eksternal) Wursantodalam
bukunya
yang
berjudul
kearsipan
(1991:228)
mengatakan, faktor penyebab kerusakan ekstern adalah faktor-faktor kerusakan arsip yang berasal dari luar arsip tersebut, misalnya: a. Kelembaban udara b. Udara yang terlalu kering c. Sinar matahari d. Kekotoran udara e. Jamur dan sejenisnya f. Rayap g. Gegat. Bashir Barthos dalam bukunya yang berjudul Manajemen Kearsipan (2007:52-55), menjelaskan kerusakan arsip akibat serangan dari luar adalah sebagai berikut :
a. Kelembaban Udara
Universitas Sumatera Utara
Akibat
kelembaban
udara
yang
tidak
terkontrol
akan
memungkinkan akibat-akibat seperti timbulnya jamur. Pertolongan pertama pada arsip yang berjamur adalah dengan menormalisasi kelembaban, akan tetapi usaha ini sukar dilakukan. Yang dapat kita lakukan adalah dengan menambah edaran udara panas, atau dengan menggunakan panasnya lisrtik b. Udara yang terlampau kering Udara yang terlampau keringpun akan dapat merusak kertas pula, seperti misalnya kertas akan menjadi kering, kesat dan mudah petas (getas). Untuk menghindari udara yang terlampau kering, kelembaban harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak melampaui 75 dan temperatur udara diantara 65 F dan 85 F. c. Sinar Matahari Sinar matahari memang penting untuk membantu membasmi musuh-musuh kertas, akan tetapi sinar matahari yang dikarenakan panasnya terutama ultraviolet sangat membahayakan bagi kertas-kertas arsip. Oleh karena itu tidak ada sinar yang jatuh secara langsung pada kertas-kertas arsip tersebut.Sinar ultraviolet dapat mengancam struktur molekul kertas dan kulit, sebagai akibatnya dapat terlihat dengan jelas antara lain seperti, kertas menjadi buruk, coklat, dan tintanya pun luntur.Untuk mengindari jatuhnya sinar matahri secara langsung, hendaknya pintu-pintu dan jendala-jendela dibuat menghadap ke utara atau ke selatan. d. Debu Untuk mengatasi debu-debu dapat menggunakan filter electrostatic, atau pasanglah jaring kawat yang halus pada jendela-jendela dan pintupintu. Selain berguna untuk menyaring udara masuk, juga berguna untuk menahan masuknya berjenis-jenis serangga di dalam ruang penyimpanan arsip.
Universitas Sumatera Utara
e. Jamur Jamur adalah akibat langsung dari kelembaban dan karena temparatur udara yang tidak terkontrol, jamur ini tampak seperti lapisan tipis yang keputih-putihan.Untuk hal seperti ini, hendaknya pertama-tama yang dilakukan adalah menutup jendela-jendela, kemudian buatlah panas buatan dengan menggunakan alat untuk menormalisasikan kelembaban. Dengan udara kering akan menghindari perkembangan jamur, apabila tindakan ini masih memungkinkan tumbuhnya jamur, gosoklah kertas arsip dengan kain yang bersih dan kering. Cara lain untuk pencegahan yang baik bagi buku-buku adalah dengan melapisi buku-buku dengan lacquer. Bermacam-macam jamur dapat dihilangkan dengan alcohol apabila jamur-jamur tersebut terdapat di permukaan kertas, tetapi harus diingat pula bahaya penggunaan alcohol ini. f. Rayap Usaha untuk melindungi serangan rayap yang paling tepat adalah dengan mengadakan pencegahan, yakni dengan peniadaan penggunaan kayu bangunan yang langsung bersentuhan dengan tanah. g. Gegat Gegat (silverfish)
yang sering merusakkan kertas, biasanya
terdapat pada dinding-dinding yang basah. Jika kertas-kertas arsip selalu bersentuhan dengan dinding yang lembab, bukan saja kertas tersebut menjadi lembab, akan tetapi sering pula dirusak oleh gegat ataupun jenisjenis serangga lainnya. Oleh karena itu jagalah agar arsip-arsip tidak bersentuhan dengan dinding.Untuk menghindarinya pergunakanlah rak-rak yang dipasang antara jarak dinding/lantai dengan raknya paling sedikit 6 inchi.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Tujuan Pemeliharaan dan Perawatan Arsip Usaha pemeliharaan dan perawatan arsip guna melindungi, mengatasi, mencegah dan mengambil langkah-langkah serta mengambil tindakan yang bertujuan untuk menyelamatkan arsip serta menjamin kelangsungan hidup arsip dari kemusnahan yang sebenarnya tidak diinginkan (Wursanto, 1991 : 220) Tujuan pemeliharaan arsip menurut Sedarmayanti (2003:111) adalah sebagai berikut: 1. Untuk menjamin keamanan dan penyimpanan arsip itu sendiri. Dengan demikian setiap pejabat yang bertanggung jawab atas pengelolaan arsip harus melakukan pengawasan apakah sesuatu arsip sudah tersimpan pada tempat yang seharusnya. 2. Agar pertanggungjawaban arsip dapat mengetahui dan mengawasi apakah sesuatu arsip telah diproses menurut prosedur yang seharusnya.
Universitas Sumatera Utara