HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP PELESTARIAN HUTAN DENGAN TINDAKAN PELESTARIAN HUTAN PADA MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL KERINCI SEBLAT PROVINS! JAMBI
Oleh: Fakhrul Razy NIM: 0071020105
FAKUL TAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1428 H/ 2007 M
HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP PELESTARIAN HUTAN DENGAN TINDAKAN PELESTARIAN HUTAN PADA MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL KERINCI SEBLAT PROVINS! JAMBI
Skiripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk rnernenuhi syaratsyarat rnernperoleh gelar Sarjana Psikologi
Oleh:
Fakhrul Razy NIM : 0071020105
Di Bawah Bimbingan:
1
\ 1~ij\\J
Prof.
H. H~i.
n Yasun M.si
1 146
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATUL.LAH JAKARTA 1428 H/ 2007 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul "Hubungan Antara Sikap Terhadap Pelestarian Taman Nasional Kerinci Seblat bengan Tindakan Pelestarian Hulan Pada Masyarakat Sekitar Taman Nasional Kerinci Seblat Provinsi Jambi" telah diajukan dalam sidang munaqosyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 27 Februari 2007. Skripsi ini telah diterima sebagi salah satu syarat untuk mernperoleh gelar Sarjana Strata I (81) pad a Fakultas Psikologi. Jal<arta, 27 Februari 2007
Sidang Munaqosyah
Dekan/ Ketua me
Pembantu Dekan I/ Sekretaris rnerangkap anggota
( ~rotun
Hartati M.si
ra. H". NIP: 150238773
Anggdta
Pemb 1~binq • II
\.\~V ,v~f
.~ ff/
JI 'h~1dan Yasun. M.si
Prof. Peng 1 ill
"Bukanlah ilmu itu dengan memperbanyak riwaya t tetapi ilmu i tu cahaya yang Allah letakkan dalam hati
Apabila seseorang memuji dirinya maka hilanglah cahayanya
Wajiblah atas orang yang menuntut ilmu bahwa dia memiliki kebesaran, ke tenangan dan ke taku tan" (IMAM MALIK)
pelestarian hutan tidak diikuti dengan tindakan aktif masyarakat dalam pelestarian Taman Nasional Kerinci Seblat. Dalam penelitian selanjutnya, disarankan bagi peneliti lainnya supaya dapat menutupi kekurangan dan kelemahan dari proses penelitian yang telah dilaksanakan, dan disarankan mempertajam kajian permasalahan dan kualitas dari instrumen penelitian. (G) Daftar bacaan 30 buah (1881-2006)
ABSTRAK
(A) Fakultas Psikologi (B) Januari 2007 (C) Fakhrul Razy (0) Hubungan Antara Sikap terhadap pelestarian hutan dengan Tindakan terhadap Pelestarian Hutanpada Masyarakat sekitar Taman Nasional Kerinci Seblat di Provinsi Jambi (I:) xi + 75 halaman + lampiran (F)
Penl:!litian ini dilatarbelakangi oleh rasa ingih tahu penulis terhadap fenotnena sosial di Provinsi Jambi yaitu mengenai sikap masyarakat terhi:ldap pelestarian hutan dan hubungannya dengan tlndakan pelestarian hufair oleh masyarakat sekitar Taman Nasional Kerinci Seblat. Tujuan dari pet\l:\lilian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara sikap terhadap pelestarian hutan dengan tindakan pelestarlan hutan pada masyarakat sekitar Taman Nasionalkerinci Seblat Provinsi Jambi. Sikal:J terhadap pelestarian hutan merupakan penilaian positif-negatif masyarakat terhadap kegiatan pelestarian hutan berdasarkan pen~etahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh masyarakat tersebut. Tiridakan pelestarian hutan adalah tindakan nyata yarl!:j dilkukan masyarakat dalam kegiatan pelestarian hutan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dei1gan metode survey. Adapun variable yang terlibat dalam penelitian lni adalah sikap masyarakat sekitar hutan sebagal variable bebas 1 (X1), tindakan pelel!tarian hutan sebagai (X2) dan pelestarlan TN,kS sebagai variable teriktlt (Y). Populasi dari penelitian ini adalah kepala keluarga pada mai:lyarakat Desa Lempur Mudik Kee. Gunung Ray!l, Kab. Kerinci, Prov. Jambi yang berjumlah 258 orang. Sampel yang digunakan 25% dari populasi yaitu 64,5 yang kemudian dibulatkan menjadl 65 responden. Pengambilan sampel menggunakan teknik samplin~1 acak sederhana. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan sl(ala slkap terhadap pelestarian hutan yang terdiri dari 23 item pernyataan dengan reliabilitas alpha sebesar 0,831 pada harga kritik rho spearman 0,01 dan skala tindakan yang terdiri dari 17 item pertanyaan dengan reliabllltas alpha sebesar 0,656 pada harga kritik rho spearman 0,01. Hasil dari penelitian diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sikap terhadap pelestarian hutan den~1an tindakan pelestarian hutan pada masyarakat sekitar Taman Nasional Kerinci Seblat Provinsi. Jambi, dengan menggunakan program spss 12.0 versi windows, diperoleh keputusan bahwa r-hitung < r-tabel (0,250 < 0,317), maka Ho diterima dan H1 ditolak, dengan kofesien korelasi sebesar 0,250 yang signifikan pada taraf 0,44. Artinya, sikap positif masyarakat terhadap
KAT A PENGANtAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Penyayang, atas karunia dan hidayah-Nya lah penulis dapat mehyelesaikan skripsi ini. Sholawat beserta salam ke~pada Nabi Besar Muhclmmad SAW yang telah menuntun umatnya dari kejahiliyahan mehuju manusia yang beradab. Penulis sangat menyadari akan kelemahan dan segala keterbatasan dalclm menyelesaikan skripsi ini, oleh karena itu penulis mengucapkan teritlill kasih kepada: kedlia orang tua Bapak (H. Bukhari Usman). Mak (Hj. Syafinar) terift\akasih atas segala doa-doa, nasihat dan bekal serta kesabaran sel~ma penulis merantau menuntut ilmu, jazakumullohl ahsanul jazaa lbu Netty Hartaty, M.si selaku Dekan Fakultas Psikologi Hidayatullah, Jakarta
UIN Syarif
Bapak Hamdan Yasun dan Bapak A Syahid selaku dosen pembimbing yang telah menuntun dan membimbing penulis dalam menyusun skripsi ini. Bapak Akhmad Baidun selaku dosen pembiml.'.>ing akademik, dan seluruh dosen-dosen dan staff pengajar yang telah memberikan ilmunya ~•elama perkuliahan. Keluarga Widodo yang telah memberikan tempat men!Jinap penulis selama penelitian, dan Bapak Camat Gunung Raya, Kades Lempur Tengah, Kades Lempur Mudik, Kades Dusun Baru Lempur terimakasih atas kerjasamanya, Terimakasih kepada teman-teman angkatan 2000 atas motivasinya, lyoh, Leli, Eva dan Evi makasih doanya, Faisal, Anwar, Aanf/, dan teman-teman satu koss: Rahman, Bakhtar, dan Wildan terima kasih atas servis komputernya, terimakasih juga kepada kawan-kawan mahasiswa IMAJI Awen, Shaufy, Fauzan, Ina, Heru, Reni, Saidati, Mutiara dkk. Terimakasih juga untuk teman-teman alumni Ponpes Darunnajah Hendri, Aldiyawan, Bade, Ida, Dadah, Gato!, Pon salam sukses selalu untuk semua.
Untuk keluarga besar: Maktuo dilei,Tino Mudik, Pak Titi, Bang Tiar, Kak Hajir, Diva dan Alif, dan Umi Zahra. Terima kasih atas dokungan dan doanya Dan terimakasih atas semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga Allah SWT Yang Maha Agung membalasnya Demikianlah pengantar dari penulis, semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi khalayak umum dan khususnya bagi pihak yang membutuhkan
Penulis,
Fakhrul Razy
DAFTAR ISi Halaman Judul Halaman Pengesahan Halaman Persetujuan Motto Abstraksi Kata Pengantar Daftar lsi Daftar Tabel Daftar Lampiran
ii iii iv
v vii ix xi xii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1 1.1. Latar belakang masalah ............................................................ 1 1.2. ldentifikasi masalah .................................................................. 8 1.3. Pembatasan dan perumusan masalah ............................................. 8 1.3.1. Pembatasan masalah ........................................................... 8 1.3.2. Perumusan masalah ............................................................ 10 1.4. Tujuan dan manfaat penelitian...... ... . .. . .. ... . .. . . . .. . . .... . .. .. .. . ... ........ .. 1O 1.5. Sistematika Penulisan ................................................................. 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 12 2.1. Masalah Sikap ........................................................................ 13 2.1.1. Pengertian Sikap .......................................................... 12 2.1.2. Struktur Sikap...... ... ... ... ...... ... ......... ....... ... ... ... ...... ... ... 16 2.1.3. Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Sikap ................ 18 2.1.4. Pengukuran Sikap ......................................................... 21 2.1.5. Penelitian Tentang Sikap ................................................ 21 2.2. Masalah Tindakan ..................................................................... 22 2.2.1. Jenis-jenis tindakan ........................................................ 25 2.2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan... ................ ... 26 2.2.3. konsistensi sikap-tindakan .............................................. 28 2.3. Pelestarian Hutan ....................................... ., ............................ 30 2.3.1. Pengertian Hutan .......................................................... 31 2.3.2. Pelestarian Hutan .......................................................... 31 2.4. Kawasan Hutan Taman Nasional Kerinci Seblat.. ............................ 36 2.4.1. Lokasi Taman Nasional Kerinci Seblat (Tl\IKS) ..................... 38 2.4.2. Manfaat Keberadaan TNKS Bagi Masyarakat Kerinci ............ 38 2.4.3. lnstitusi/Lembaga Pendukung Pelestarian TNKS .................. 40 2.4.4. Program Pemerintah dalam Pelestarian TNKS ..................... 41 2.5.Kerangka Berfikir ....................................................................... 43
BAB Ill METODE PENELITIAN ........................................................ 44 3 .1 . Jenis penelitian ......................................................................... 44 3.1.1. Pendekatan penelitian .................................................... 44 3.1.2. Metode Penelitian ........................................................... 44 3.1.3. Definisi variabel dan operasional variabel. ......................... 45 3.2. Pengambilan Sampel. ................................................................ 46 3.2.1. Populasi dan sampel.............................. .. .. .. ...... .. .. .. .. .. .. 46 3.2.2. Tehnik Pengambilan Sampel. .......................................... 47 3.2.3. Kriteria subjek ................................................................ 48 3.3. Teknik Pengumpulan data .......................................................... 49 3.3.1. Metode dan instrumen penelitan ..................................... 49 3.3.2. Teknik lnstrumen Penelitian ............................................ 49 3.3.3. Teknik Pengolahan Data ................................................ 56 3.4. Pilot study............................................................................... 56 3.5. Prosedur penelitian ................................................................... 58 BAB IV PRESENTASI DAN ANALISA DATA ..................................... 59 4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian ............................................. 59 4.1.1. Kondisi Umum Desa Lempur Mudik....... . .. .. .. .. .. . .. . .. .. .. .. .. . 60 4.1.2. Luas Wilayah dan Penggunaan Tanah...... .... .. .. .. .. .. .... ..... 60 4.1.3. Keadaan Sosial Masyarakat... .... .. .... . ... . ...... .. .. .. .. .. .. . .. .. .. 61 4.2. Gamba ran Um um Subjek Penelitian ............................................... 62 4.2.1. Berdasarkan Jen is Kelamin .............................................. 62 4.2.2. Berdasarkan Usia ......................................................... 63 4.2.3. Berdasarkan Tanggungan Keluarga ................................. 63 4.3. Kondisi Umum TNKS di Desa Lempur Mudik ................................. 64 4.4. Presentasi Data ........................................................................ 68 4.4.1. Kategorisasi Skor Penelitian........................................... 68 4.4.2. Uji Hipotesis ................................................................ 69 4.5. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 70 BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN .................................... 72 5.1. Kesimpulan ............................................................................. 72 5.2. Diskusi. .................................................................................. 72 5.3. Saran ..................................................................................... 74 DAFTAR PUSTAKA....................................................................... 76 LAMPI RAN
DAFTAR TABEL TABEL
HALAMAN
1. Tab el luas kerusakan hutan TNKS ........................................... 5 2. Gambaran TNKS ................................................................... 37 3. Tabel scoring item skala sikap ................................................. 51 4. Tabel Blue print skala sikap .................................................... 52 5. Tabel tryout coba ska la sikap .................................................. 53 6. Tabel scoring item ska la sikap ................................................. 54 7. Ta be I Blue print ska la tindakan ........ \ .................................... 54 8. Tabel tryout ska la tindakan .................................................... 55 9. Tabel Penggunaan tanah Desa Lempur Mudik ......................... 60 10. Tabel jumlah penduduk ......................................................... 61 11. Tabel sosial ekonomi masyarakat.. .......................................... 61 12. Gambaran um um subjek berdasarkan jenis kelamin .................... 62 13. Gamba ran um um subjek berdasarkan usia .............................. 63 14. Gambaran berdasarkan tanggungan keluarga .......................... 63 15. Tabel skor sikap responden .................................................... 68 16. Tabel skor tindakan responden ............................................... 69 17.Tabel korelasi sikap dan tindakan ........................................... 70
LAMPI RAN Lampiran 1 Surat izin penelitian ke Dinas Kehutanan Kab. Kerinci Lampiran 2 Surat izin penelitian ke Kantor Camat Gunung Raya, Kab. Kerinci Lampiran 3 Surat izin meneliti dari Dinas KESBANG
BABI
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Artinya: "Te/ah tampak kerusakan di darat dan di taut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia supaya Allah merasakan (memberikan cobaan) kepada mereka sebagian akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali kepada jalan yang benar." (Q.S. Ar-Rum:41)
Manusia diamanatkan oleh Tuhan sebagai khalifah di muka bumi antara lain untuk menjaga kelestarian alam. Namun dalam kenyaitaannya, menjaga kelestarian alam bukan pula hal yang mudah dan pada kenyataannya banyak mengalami berbagai macam gangguan, contohnya pelestarian hutan.
Mempertahankan hutan dalam bentuk kawasan konservasi seperti cagar alam, taman rekreasi, taman nasional adalah solusi yang diusulkan oleh para
ilmuwan dan pecinta alam untuk mempertahankan areal-areal yang dipertahankan sebagai hutan perawan. Sementara bagi penduduk yang tinggal di sekitar dan di dalam hutan merupakan sumber mata pencaharian dan bagian dari wilayah pedesaan yang batas teritorialnya ditandai secara tradisional, yang dikuasai oleh masyarakat desa sesuai dengan sistem kepemilikan dan tataguna yang digariskan oleh hukum adat. (Y. Aumeeruddy
1994;102).
Penebangan liar yang tidak bertanggung jawab (i/leg.al /oging), perburuan liar satwa langka, dan pencurian terhadap jenis flora
yan~1
tumbuh di hutan-hutan
adalah contoh lain dari berbagai macam gangguan yang dilakukan oleh manusia dalam menjaga kelestarian hutah.
Wal hi, (2004: 1) melaporkan b
1519 spesies burung dan 25% dari spesies ikan dunia. Sebagian diantaranya adalah endemik atau hanya dapat ditemui di daerah tersebut.
Sadan Planologi DEPHUT, (dalam Walhi, 2004:1) menyatakan luas hutan alam asli Indonesia menyusut dengan kecepatan yang sangat
mengkhawatirkan. Hingga saat ini, Indonesia telah k1:ihilangan hutan aslinya sebesar 72%.
Penebangan hutan Indonesia yang tidak terkendali selama puluhan tahun dan menyebabkan terjadinya penyusutan hutan tropis secara besar-besaran. Laju kerusakan hutan periode 1985-1997 tercatat ·J ,6 juta hektar pertahun, sedangkan pada periode 1997-2000 menjadi 3,8 juta hektar pertahun. lni menjadikan Indonesia merupakan salah satu tempat dengan tingkat kerusakan hutan tertinggi di dunia. Di Indonesia berdasarkan hasil penafsiran citra landsat tahun 2000 terdapat 101,73 juta hektar hutan dan lahan rusak, diantaranya seluas 59,62 juta hektar berada dalam kawasan hutan.
Dalam Undang-undang No.41 Tahun 1999 tentang Ke,hutanan, Pasal 8 disebutkan bahwa: (1) Pemerintah dapat menetapkan kawasan hutan tertentu untuk tujuan khusus, (2) Penetapan kawasan hutan demgan tujuan khusus dimaksud untuk kepentingan umum, seperti: penelitian dan pengembangan, pendidikan latihan, serta keagamaan dan budaya. (Walhi, 2004)
Kawasan dengan kategori tersebut ditetapkan oleh pemerintah sebagai hutan tetap, hutan yang keberadaanya terus dipertahankan baik itu sebagi hutan lindung, atau hutan konservasi, atau hutan produksi. (EH. Muntasib, 1999:3).
Laporan Depatemen Kehutanan (dalam Sujarwo, 2004:3) menyebutkan telah terjadi kerusakan kawasan hutan pada Hutan Diklat Bukit Suligi Riau yang pada awalnya luas hutan tersebut adalah 2.183 hektar dengan kondisi masih berhutan dan belum mengalami penjarahan. Setelah reformasi dan adanya krisis ekonomi mengakibatkan terjadinya pengerusakan hutan, sehingga luas hutan diperkirakan masih utuh hanya tinggal 30% saja, dan selebihnya menjadi lahan kritis dan perkebunan sawit liar.
Dinas Kehutanan Kabupaten Kerinci (2004) melaporkan, bahwa pada kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat telah banyak terjadi kerusakan akibat penebangan hutan yang dilakukan masyarakat ataupun kelompok yang mengatasnamakan perusahaan. Masyarakat di sekitar hutan menjadikan kawasan hutan Taman Nasional sebagai areal perladangan untuk berc.ocok tanam masyarakat namun yang sangat disayangkan aktifitas ini dilakukan berpindah-pindah. Adapun kelompok yang mengatasnamakan perusahaan dalam skala besar mengangkut hasil hutan berupa kayu untuk kepentingan perusahaan mereka.
Seiring kebutuhan ekonomi yang meningkat dan akibat pertambahan penduduk yang kian pesat tidak sedikit penebangan hutan dilakukan secara liar dan tidak bertanggung jawab oleh oknum masyarakat ataupun kelompok tertentu. Hal ini menyebabkan terjadinya penebangan di dalam kawasan
hutan semakin marak terjadi baik yang legal maupun illegal. Bila penebangan hutan liar ini tidak dihentikan akan berakibat kerusakan yang parah dan hilangnya fungsi hutan sebagai pengatur tata air.
Hutan yang rapat tumbuhnya sangat besar manfaatnya, baik sebagai pelindung tanah dari erosi maupun sebagai pengatur tata air. Dengan adanya hutan, air hujan yang jatuh, tidak akan lansung menyentuh permukaan tanah, akan tetapi mengenai tajuk dan daun serta serasah yang ada di bawah tegakan pohon, sehingga tanah aman dari erosi serta tata air dapat teratur. (Muntasib EH, 1999:56)
Tim PSDA Watch bekerja sama dengan KLH (2005) rnelaporkan, bahwa kegiatan illegal logging (penebangan liar) meningkat diperkuat dengan adanya sawmill legal sebanyak 82 perusahaan dan yang illegal sebanyak 111 perusahaan dan gangguan hutan lainnya. Hal tesebut menyebabkan kerusakan hutan di Taman Nasional Kerinci Seblat yang meliputi empat provinsi tersebut semakin kritis sampai pada tahun 2000, adapun luas kerusakan hutan di Taman Nasional Kerinci Seblat yang mengalami kerusakan tersebut meliputi antara lain dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
Tabel 1.1.
Luas Kerusakan Hutan Taman Nasional Keriinci Seblat (TNKS) N 0
1.
PROVINS!
Jam bi
KABUPATEN
LUAS KERUSAKAN
Kerinci
276,40m'
Merangin
130,48m' 64m'
Bungo 2. 3. 4.
Sumatera Baral Bengkulu Sumatera Selatan
Pesisir Selatan Solok Sawah Lunto Rejang Lebong Bengkulu Utara Musi rawas
414m' 912m' 126 m' 462m' 60,25 m'
Kerusakan hutan ini jika dibiarkan terus menerus akibat yahg bisa terjadi adalah bencana banjir ataupun tanah longsor yang dapat membahayakan masyarakat kawasan hutan. Kerusakan hutan di Taman nasional Kerihci Seblat (TNKS) dapat mengancam kehidupan masyarakat sekitar hutan tersebut, mengingat TNKS merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS) utama, yaitu DAS Batanghari, DAS Musi dan DAS wilayah Pesisir bagian barat. DAS tersebut sangat penting peranannya terutama untuk memenuhi kebutuhan air bagi masyarakat sekitar. (PSDA Watch, 2005:1).
Penebangan yang disertai dengan pembakaran hutan dapat mengakibatkan kabut asap berkepanjangan yang meyebabkan jarak pandang manusia hanya sebatas lima meter, tentu saja hal ini dapat mengakibatkan sistem transportasi darat, laut ataupun udara menjadi tergangg1u.
Sujarwo (2004) melakukan penelitian tentang pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat terhadap pelestarian hutan dengan mengambil kasus di sekitar hutan Diklat Tabo-Tabo, Kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan. Dari penelitian tersebut disimpulkan adanya hubungan yang sangat nyata antara sikap dan tindakan masyarakat dalam pelestarian. Hal ini berarti bahwa sikap sangat menentukan tindakan masyarakat dalam pelestarian Hutan Diklat Tabo-Tabo.
Berdasarkan hasil survei dan pengukuran ulang yang dilaksanakan oleh Badan Pendidikan dan Latihan Kehutanan (2003) dip1~roleh bahwa hutan Diklat Tabo-Tabo luasnya mencapai 601,262 hektar dari 500 hektar pada awalnya dan kondisinya semakin baik.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa penelitian hutan dalam kategori Hutan Diklat Tabo-tabo lebih mudah dilakukan karena petugas Dinas Kehutanan setempat dapat mengontrol lingkungan fisik hutan dan masyarakat sekitarnya. Akan tetapi hal ini berbeda clengan kategori Taman Nasional Kerinci Seblat yang jauh lebih luas dan kondi:sinya yang sangat kritis akibat pen\::lbangan liar dan gangguan hutan yang banyak dilakukan oleh masyarakat dan perusahaan kayu yang sudah berlangsung cukup lama.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut itu penulis tertarik untuk mengangkat rnasalah fenomena sosial di daerah Jambi tersebut dengan judul:
"HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP PELESTARIAN HUTAN DENGAN TINDAKAN PELESTARIAN HUTAN PADA MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL KERINCI SEBLAT
on PROVINS! JAMB!"
1.2. ldentifikasi Masalah Dari latar belakang rnasalah tersebut, peneliti akan
rn1~ngemukakan
beberapa
aspek-aspek masalah yang muncul dalam penelitian ini, antara lain:
1. Bagairnana sikap masyarakat sekitar Taman Nasional Kerinci Seblat terhadap pelestarian hutan? 2. Bagaimana tindakan masyarakat sekitar Taman Nasional Kerinci Seblat terhadap pelestarian hutan? 3. Bagaimana hubungan antara sikap terhadap pelestarian hutari dengan tindakan pelestarian hutan pada masyarakat sekitar Taman Nasional Kerinci Seblat?
1.3. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1.3.1. Pembatasan masalah
Untuk memudahkan pembahasan dalam penelitian ini dan agar penelitian ini terarah dan tidak meluas, maka perlu adanya suatu pembatasan masalah. Masalah dalam penelitian ini yang dibatasi pada:
1. Sikap yang dimaksud peneliti dalam masalah ini adalah sikap masyarakat sekitar kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat terhadap pelestarian hutan 2. Adapun yang dimaksud tentang tindakan adalah tindakan atau perbuatan yang nyata dan aktual yang dilakukan masyarakat sekitar Taman Nasional Kerinci Seblat-Jambi terhadap pelestarian hutan 3. Masyarakat sekitar hutan yaitu kelompok orang yang tinggal di desa sekitar hutan dan melakukan kegiatan yang berinteraksi dengan sumber daya hutan untuk mendukung kehidupannya. Dalam penelitian ini penulis mengambil kasus pada masyarakat sekitar hutan di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat Provinsi Jambi. 4. Pelestarian hutan yang dimaksudkan penulis adalah upaya-upaya untuk menjaga keberlangsungan fungsi-fungsi TNKS, baik sebagai fungsi sosial budaya, fungsi ekonomi dan fun£1si ekologi.
Taman Nasional Kerinci Seblat berada di empat provins.i di Pulau Sumatera, yaitu: a. Provinsi Jambi meliputi tiga kabupaten yaitu; Kab. Kerinci, Kab. Merangin dan Kab. Bungo.
b. Provinsi Bengkulu meliputi Kab. Bengkulu Utara dan Kab. Rejang Le bong c. Provinsi Sumatera Barat meliputi Kab. Solak dan Kab. Pesisir Selatan d. Provinsi Sumatera Selatan meliputi Kabupaten Musi Rawas
Dalam penelitian ini penulis lebih menfokuskan pada pelestarian hutan dikawasan TNKS di Provinsi Jambi tepatnya di Kabupaten Kerinci.
1.2.2. Perumusan Masalah Dari pembatasan masalah tersebut diatas dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini, yaitu:
Bagaimana hubungan antara sikap masyarakat sekitar hutan terhadap pelestarian Taman Nasional Kerinci Seblat dengan tinclakan masyarakat dalam pelestarian hutan di Provinsi Jambi?
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana hubungan antara sikap dan tindakan masyarakat sekitar hutan dalam pelestarian Taman Nasional Kerinci Seblat, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi
Adapun manfaat penelitian ini secara teoritis penulis berharap agar penelitian ini dapat menambah khasanah keilmuan bagi bidang psikologi sosial khususnya mengenai masyarakat sekitar hutan dan berguna bagi penelitian selanjutnya. Sedangkan secara praktis sebagai bahan masukan bagi pemerintah daerah dalam upaya pelestarian hutan d;rn mengetahui aspekaspek psikologis masyarakat sekitar hutan khususnya aspek prilaku berupa sikap dan tindakan.
1.4. SISTEMATIKA PENULISAN Dalam penulisan proposal skripsi ini penulis men!munakan APA STYLE. Untuk memudahkan penulisan, maka penulis membagi pembahasan sebagai berikut: BABI
:PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis menjelaskan latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan sistimatika penulisan
BAB II : TINJAUAN TEORITIS Dalam bab ini dijelaskan tentang pengertian sikap, struktur sikap, faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap, pengertian tindakan, aspek-aspek tindakan, gambaran umum Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS)
BAB Ill : METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini ini diuraikan jenis penelitian,subyek penelitian, instrumen penelitian dan analisis statistik. BAB IV : HASIL PENELITIAN Dalam bab ini dipaparkan latar belakang subjek penelitian, gambaran umum Taman Nasional Kerinci Seblat, metode' dan upaya pemerintah dalam pelestarian TNKS, dan hasil penelitian. BAB V : PENUTUP Kesimpulan Dan Saran-Saran DAFTAR PUSTAKA
Sedangkan menurut Doob (1947 dalam Freedman, 1970) mengemukakan:
an attitude as an imp/licit, drive producing response considered socially significant in the individuals society. And attitude toward any given object, idea, or person is enduring system with a cognityive component, an affective component, and behavioral tendency.
Sikap sebagai sesuatu yang tersembunyi, mendorong terbentuknya suatu tanggapan sosial yang signifikan di dalam masyarakatnya. Dan sikap mengarah kepada setiap objek, gagasan yang diberikan, atau orang yang terpaut oleh suatu sistem dengan komponen kognitif, l
Doob menyatakan sikap merupakan dorongan implisit yang menghasilkan respon yang signifikan dalam lingkungan individu. la juga menambahkan bahwa sikap terhadap suatu objek, ide atau orang merupakan sistem yang terdiri dari tiga komponen, yaitu komponen kognitif, lcornponen afektif, komponen kecenderungan tingkah laku.
Pendapat lain menurut Ellis (dalam Purwanto, 2003) megutarakan:
Attitude involve some knowledge of situation. However, the essential aspect of the attitude is found in the fact that some characteristic feeling or emotion is experinced, and as we would accordingly expect, some definite tendency to action is associated. Sikap melibatkan beberapa pengetahuan tentang situasi. Bagaimanapun, aspelc penting dari sikap sebenarnya terdapat di dalam beberapa
karakteristik perasaan atau pengalaman emosii, dan ketika kita menginginkan harapan, maka terhubung dengan kecenderungan untuk bertindak.
Ellis menyimpulkan bahwasanya faktor perasaan dan juga kecenderungan untuk bereaksi memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan sikap. Suatu stimulus ataupun rangsangan akan direspon dengan sikap yang berbeda-beda pada setiap orang. Hal ini terganntung pada emosi atau perasaan tiap-tiap induividu tersebut.
Krech, dalam Oskamp Stuart, dkk, (1994) mengtJngkapkan bahwa sikap adalah suatu sistem yang terpusat pada objek sikap dan terdiri atas tiga komponen, yaitu: kognisi, afeksi dan kecenderungan tindakan.
Menurut Fishbein & Ajzen, (1980); Petty & Caicoppe (1979) dalam Azwar, 2000: 78) menyatakan bahwa sikap merupakan suatu konstruk multidimensi yang terdiri atas kognisi, afeksi, dan konasi. Semua kornponen tersebut bersifat evaluatif namun mempunyai peryataan yang berbeda-beda. Menurut penggabungan beberapa definisi dari Chaiken; Eagly; Myers dan Ajzen, dalam Sarlito W Sarwono (1999) disimpulkan bahwa ciri khas dari sikap adalah: (1) Mempunyai objek tertentu (orang, perilaku, konsep, situasi, benda dan sebagainya) dan (2) Mengandung penilaian (setuju-tidak setuju, sukatidak suka).
Dr. W.A. Gerungan, Dipl., Psych (2004) rnenyatakan bahwa pengertian attitude dapat kita terjernahkan dengan sikcip terhadfap objek tertentu yang
dapat rnerupakan sikap pandangan, atau perasaan, tetapi sikap tersebut disertai dengan kecenderungan untuk bertihdak sesuai dengan sikap objek itu. Jadi, attitude senantiasa terarahkan kepada sesuatu hal, suatu objek. Tidak ada attitude tanpa ada objeknya.
Jadi, dari pernyataan teori-teori tersebut penulis dapat rnenyirnpulkan bahwa sikap adalah respon atau penilaian positif atau negatif pada individu atau kelornpok terhadap suatu objek baik berupa rnateri (benda, penernuan sains, alat teknologi) atau nonrnateri seperti kebijakan, norrna, situasi atau keadaan sosial berdasarkan pengalarnan atau pengetahuan yang dirniliki oleh individu atau kelornpok tersebut.
2.1.2. Struktur Sikap (Azwar, 2000: 23) Berasaskan skerna triadic, struktur sikap atas tiga kornponen yang saling rnenunjang yaitu kornponen kognitif, kornponen afektif, dan kornponen perilaku. a. Komponen kognitif, kornponen ini berisikan k1:1percayaan seseorang rnengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi setiap objek. Di dalarn kornponen ini terdiri dari fikiran, argurnen, generalisasai, streotype, rasionalisasi, dan evaluasi. Kepercayaan
berawal dari apa yang telah dilihat dan diketahui sehingga terbentuk suatu ide ataupun gagasan mengenai sifat atau karakteristik umum suatu objek. Hal ini dapat kita contohkan pada ·seseorang yang mempunyai sikap negatif tmhadap seseorang yang ingin mecari kerja di daerah yang ia tempati maka ia akan mempunyai pandangan bahwa orang tersebut tidak akan mendapatkan pekerjaannya. Sikap seperti ini tidak akan mudah berubah dan memerlukan suatu pembuktian dan penelitian lebih lanjut untuk mengubah sikap tersebut. Maka dapat dikatakan jika seseorang yang mempunyai sikap negatif teihadap pencari kerja tersebut, besar kemungkinan pencari kerja tersebut akan mempunyai sikap yang sama dengan mereka. b. komponen afeksi, komponen ini menyangkut tentang masalah emosi, perasaan, yang berhubungan dengan suatu objek. Perasaan ataupun emosi tersebut dapat dinyatakan dengan suka atau tidak suka, setuju atau tidak setuju. Sikap positif dalam komponen ini dapat berupa dukungan ataupun pujian sedangkan sikap negatifnya dapat berupa penolakan. Untuk mempelajari komponen afeksi ini dapat diketahui melalui pengalaman Jangsung ataupun melalui pengalaman orang lain dengan objek sikap atau dengan mengasosiasikan dengan objek kejadian yang sebenarnya tidak berhubungan. Hal ini dapat dicontohkan apabila seseorang
yang mempunyai sikap negatif terhadap orang yang mempunyai latar belakang yang berbeda dalam hal budaya namun pada suatu saat orang tersebut memberikan suatu kebaikan yang positif untuk orang tersebut , kemungkinan besar orang tersebut akan menyukai dan menerima orang itu. c. komponen konatif, komponen ini merupakan kesiapan untuk bertingkah laku atau bertindak terhadap terhadap objek sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungannya berkaitan dengan objek sikap yang dihadapi. Sikap positif terhadap objek tertentu menimbulkan kesiapan untuk mendekati objek atau menolaknya. Hal ini dicontohkan dengan orang yang bersikap positif terhadap orang lain yang berbeda budayanya akan cenderung lebih menerima mereka.
2.1.3. Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Sil
sikap negatif terhadap suatu objek. Pengalaman yang sangat efektif dalam pembentukan sikap adalah pengalaman langsung yang dialami oleh individu. b. Orang yang dianggap penting, manusia adalah makhluk sosial dan tiap-tiap indidu cenderung untuk konformis dan menghindari konflik sehingga lebih banyak meniru seseorang yano mempunyai karisma. Orang yang dianggap penting biasanya adalah orang tua atau orang yang lebih tua dan orang yang dituakan dalam suatu kelompok ataupun komunitas. c. Kebudayaan, kebudayaan merupakan keseluruhan gagasan,
tindakan, dan hasil dari karya manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar (Koentjaraningrat, 1990). Kebudayaan memiliki norma-norma tertentu yang secara tidak langsung dapat membentuk sikap sehingga kebudayaan mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap individu ataupun masyarakat. Streotype yang terdapat pada suatu budaya secara tidak langsung membentuk sikap positif dan negatif. Suatu objek sikap yang dianggap baik pada suautu kebudayaan mungkin dapat dipandang unfavorable di kebudayaan lain. d. Lembaga pendidikan dan lembaga agama, pembentukan sikap seseorang juga dapat terbentuk dengan pertukaran informasi dan pengetahuan yang dapat diperoleh dari lembaga1 pendidikan.
Lembaga agama memegang peranan pentin~1 dalam pembentukan moral dan penentuan sistem kepercayaan dan konsep moral tersebut sangat berperan dalam menentukkan sikap individu. e. Media massa dan elektronik, pembentukan opini dalam kepercayaan seseorang banyak dipengaruhi oleh media massa sebagai sarana komunikasi. Dalam mempengaruhi sikap media massa ataupun media elektronika ini bersifat netral sehingga clalam penyampaian informasi tersebut kurang sesuai dengan kenyataan yang terjadi di masyarakat.
f.
Faktor emosional, emosi berfungsi sebagai penyalur frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego sehingga emosi tersebut mendasari dari pembentukkan sikap. (Azwar, 2000)
Sedangkan menurut Sarlito Wirawan Sarwono (2000) menyebutkan bhawa sikap dapat terbentuk melalui empat macam cara, antara lain: a. Adopsi, yaitu kejadian yang terjadi berulang-ulang dan terus menerus dan lama-kelamaan secara beri!ahap diserap ke dalam diri individu dan mempengaruhi terbentuknya sikap. b. Differensiasi, yaitu dengan berkembangnya intelegensi; bertambahnya pengalaman dan sejalan dengan bertambahnya usia maka ada hal-hal yang tadinya dianggap sejenis sekarang dipandang tersendiri.
c. lntegrasi, pembentukan sikap terjadi secara bertahap dimulai dengan berbagai pengalaman yang berhubungan dengan hal tertentu, sehingga terbentuk sikap men!;ienai hal tersebut. d. Trauma, merupakan pengalaman-pengalaman yang tiba-tiba mengejutkan yang meninggalkan kesan-kesan mendalam pada jiwa orang bersangkutan, pengalaman traumatis yang dapat juga menyebabkan terbentuknya sikap.
2.1.4. Pengukuran Sikap Pada prinsipnya pengukuran sikap dilakukan dengan menggunakan daftar pernyataan tentang sikap. Subjek ataupun responden cfiminta memberikan jawabannya dengan menyatakan sikap positif (favorable) seperti; setuju, sependapat, atau suka atau sikap negatif (unfavorable). Dalam penelitian ini penulis menggunakan ska/a Likert. Dari berbagai teknik pengukuran sikap yang diajukan oleh para pakar, skala yang dibuat oleh Hensis Likert merupakan skala yang paling populer. (Hari Susianto, 1992)
2.1.5. Penelitian Tentang Sikap Sebagian diantara hasil-hasil penelitian memperlihatkan adanya indikasi hubungan yang kuat antara sikap dan prilaku (reviu Wicker, dalam Baron & Byrne, 1991; Brannon et.al., 1973 dan DeFJeur & Westie, 1958 dalam Allen, Guy & Edgley, 1980) dan sebagian yang Jain menunjukan betapa Jemahnya
hubungan antara sikap dengan prilaku (antara lain LaPiere, 1934; Greenwald, 1989 dalam Baron & Byrne, 1991). Di Indonesia, hasil penelitian Abdullah dan Sudjarwo mengungkapkan bahwa para siswa SMA di Provinsi Lampung memiliki sikap yang positif terhadap profesi guru akan tetapi ternyata mereka tidak berminat dan tidak ingin bekerja sebagai guru (Abdullah & Sudjarwo, 1993 dalam Azwar, 2000:16)
Sujarwo (2004) melakukan penelitian tentang pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat sekitar hutan terhadap pelestarian hutan dengan mengambil kasus di sekitar hutan Diklat Tabo-Tabo Kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan. Dari penelitian tersebut disimpulkan adanya hubungan yang sangat nyata antara sikap dan tindakan masyarakat dalam pelestarian.
2.2. MASALAH TINDAKAN Tindakan dalam bahasa lnggris dikenal dengan istilah Action yang diartikan sebagai tingkahlaku bertujuan, dan pengertian lainnya yaitu suatu pola kompleks dari perbuatan-perbuatan tingkah laku.
Tentang tindakan McDougall (1999:32) menyebutkan: .. .acts are the expression of ''ideas''. and that evwy "ideas" is by its vety nature a tendency to movement. ....
Tindakan merupakan ekspresi dari "gagasan-gagasan", dan setiap "gagasangagasan" tersebut dengan sangat alaminya cenderung untuk melakukan pergerakan ...
Sedangkan menurut Mises (1949: 1.1.1) tindakan manusia adalah: "Human action is purposeful behavior. Or we may say: Action is will put into operation and transformed into an agency, is aiming at ends and goals, is the ego's meaningful response to stimuli and to the conditions of its environment, is a person's conscious adjustment to the state of the universe that determines his life. Such paraphrases may clarify the definition given and prevent possible misinterpretations. But the definition itself is adequate and does not need complement or commentary". Tindakan manusia adalah perilaku bertujuan. Atau kita boleh mengatakan: Tindakan merupakan sesuatu yang dipergunakan dalarn mengerjakan suatu pekerjaan atau kegiatan dan tersalurkan melalui agen, yang membawa kepada peyelesaian dan tujuan akhir, yaitu tanggaparu ego yang beralasan terhadap rangsangan dan kondisi-kondisi pada llngkungannya. Yaitu kesadaran seseorang terhadap pilihannya yang dapat mempengaruhi dalam kehidupannya. Pernyataan-pernyataan tersebut cukup memperjelas pengertian yang diberikan dan mencegah kemungkinan kesalahan mendefinisinya. Tetapi definisinya sendiri adalah cukup dan tidak memerlukan komplemen dan komentar.
tingkah Jaku kelompok adalah fungsi dari kepribadian individu maupun situasi sosial (1945).
2.2.1. Jenis-jenis Tindakan Pada dasarnya tindakan terbagi menjadi dua macam yaitu tindakan yang dilakukan dengan sadar, dan tindakan tak sadar atau bawah sadar. lstilah "tak sadar" digunakan oleh praxeology dan istilah "bawah sadar" dan "tak sadar"diterapkan oleh psikoanalisa dengan hasil riset dan pikiran yang berbeda. (Mises, 1949: 1.1.4)
Tindakan bukan sekedar memberi pilihan. Manusia dituntutjuga untuk menunjukan pilihan pada suautu situasi yang mana pristiwa atu hal-hal tersebut tak mampu dihindari atau akan terjadi. Tindakan manusia adalah memilih, menentukan, dan mencoba untuk menjangka1J suatu penyelesaian.
Praxeologi tidak membedakan antara "aktif atau giat" dan "pasif atau malas". Manusia yang selalu meningkatkan kondisinya dapat dikatakan suatu tindakan. Namun, manusia yang tidak melakukan apapun atau memilih untuk diam dalam menentukan keadan juga merupakan bentuk dari tindakan. Kedua hal tersebut menunjukkan tindakan manusia dalam meraih suatu tujuan terdiri dari dua bentuk tindakan yaitu menahan d,iri dan bertentangan atau menolak untuk bertindak. (Mises, 1949: 1.1.8)
2.2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Tindakan Tindakan manusia dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Mises (1949: 1.1.10) menyebutkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi manusia untuk bertindak antara lain;
I. Uneasiness (rasa gelisah), pikiran manusia seialu membayangkan dirinya agar senantiasa berada dalam keadan yang baik, dan tindakan merupakan alat untuk mengarahakannya menuju penyempurnaan hasil yang diinginkan. 2. The image of a more satisfactory state, Gambaran lebih terhadap kepuasan diri, manusia yang merasa puas terhadap pencapaian keinginanya akan merasakan kebahagiaan yang sempurna, sehingga dirinya tidak mebutuhkan tindakan lagi untuk
ke~puasan
dirinya.
3. The expectation that purposeful behavior, yaitu harapan kepada tindakan, tindakan manusia juga dipengaruhi oleh harapan yang penuh arti terhadap tindakan yang dilakukan untuk dapat mencapai tujuannya dan mengurangi rasa gelisah dalam pikirannya. Adapun kepuasan yang selalu menjadi tujuan akhir dari manusia untuk bertindak bersifat individualistik. Kepuasan individu satu berbeda dengan kepuasan individu yang lain hal ini disebabkan oleh berbedanya tujuan yang diinginkan dalam bertindak tersebut.
Menurut Feurbach dalam Miles (1949:1.1.18) menyatakan bahwa tiap-tiap tindakan manusia digerakkan oleh naluri atau instingnya yang terdapat dalam diri manusia tersebut. Namun manusia tidak sama dalam bertindak dengan hewan. Manusia diberikan kemampuan untuk melakukan peyesuaian tindakannya. Manusia mempunyai kemampuan untuk menekan dorongan hati atau keinginan instingnya dalam mencukupi kebutuhannya. Selain itu manusia juga mampu menyusun berbagai keinginannya kedalam suatu skala, sehingga ia mampu untuk memilih; singkatnya ia bertindak. Hal inilah yang membedakan antara manusia dengan hewan.
Manusia merupakan makhluk sosial sehingga dalam kehidupan bermasyarakat diperlukan suatu tindakan yang sama agar kehidupan mereka tetap terjalin dalam hubungan yang baik antara sesama individu dan terhadap lingkungannya. Sebagaimana teori yang dikemukakan oleh Neil Smelser (dalam Sarlito, 1976: h 100) tentang mekanisme kelompok. la mengatakan bahwa tingkahlaku atau tindakan kelompok sosial (mas:sa) ditimbulkan oleh enam faktor yang secara logis, yaitu: I. Keadaan masyarakat yang penuh tekanan (structural strain) dimana
masyarakat dalam hal-hal tertentu tidak lagi merasa aman. Misalnya: adanya kebijakan pemerintah tidak dibolehkan lagi melakukan ladang berpindah sehingga petani tidak aman lagi untuk berladang.
reaksi individual. Respons evaluatif berarti bahwa bentuk reaksi yang dinyatakan sebagai sikap itu timbulnya didasari oleh proses evaluasi dalam diri individu yang memberi kesimpulan terhadap stimulus dalam bentuk nilai baik-buruk, positif-negatif, menyenangkan-tidak menyenangkan, yang kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap objek sikap. (Azwar, 2000:15)
Warner & DeFeur (1969 dalam Allen, Guy, & Edgley, 1980 dalam Azwar, 2000: 16) mengemukakan tiga postulat untuk mengindentifikasi tiga pandangan umum mengenai hubungan sikap dan prilaku sebagai berikut: 1. Postulat konsistensi Postulat konsitensi mengatakan bahwa sikap VElrbal merupakan petunjuk yang cukup akurat untuk memprediksil
Postulat konsistensi tergantung menyatakan bahwa hubungan sikap dan perilaku ditentukan oleh faktor-faktor situasional tertentu. Normanorma, peranan, keanggotaan kelompok, kebudayaan merupakan kondisi ketergantungan yang dapat mengubah hubungan sikap dan perilaku.
Kurtner, dkk (1952, dalam David 0. Sears dkk, 1994:141) menemukan ketidakkonsitenan antara sikap verbal yang tidak toh~ran dan prilaku toleran yang tarnpak. Suatu kelompok yang terdiri dari dua orang wanita kulit putih dan satu wanita kulit hitam duduk disebelah restoran yang mereka masuki. Tetapi kemudlan mereka menelpon untuk mernesan tempat bagi suatu kelompok yang juga terdiri dari orang kulit hitam dan mereka ditolak oleh enam diantara restoran itu.
2.3. PELEStARIAN HUTAN 2.3.1. Pengertian Hutan Menurut Undang-undang No.41Tahun1999 tentang Kc:!hutanan disebutkan bahwa hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam dan lingkungannya yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan.
Dalam Kamus Kehutanan volume 1 (1989), mendefinisikan hutan sebagai suatu ekosistem yang bercirikan liputan pohon yang cukup luas, baik yang lebat atau yang kurang Jebat. Selanjutnya Simon (19H3) menyatakan bahwa hutan adalah sebagai asosiasi masyarakat tumbuh-tumbuhan dan binatang uang didominasi oleh pohon-pohon atau vegetasi berkayu, yang mempunyai luasan tertentu sehingga dapat membentuk suatu iklim mikro dan kondisi ekologi yang spesifik.
Junus et al. (1985, dalam Sujarwo, 2004) mendefinisikan hutan sebagai suatu areal di atas permukaan bumi ini yang ditumbuhi oleh pohon-pohon yang agak rapat dan luas sehingga pohon-pohon, tumbuh-tumbuhan lainnya dan binatang-binatang yang hidup di areal tersebut memilil
2.3.2. Pelestarian Hutan Pelestarian hutan terl
lingkungan hidup (dimensi kelestarian fungsi ekologi) serta tinggi rendahnya kadar harmonis interaksi sosial budaya dengan komunitas lokal (dimensi kelestarian fungsi sosial).
Selanjutnya Suhendang E. (2002) juga menjelaskan bahwa konsep pengelolaan mencakup hutan sebagai: (1) fungsi ekonomi adalah keseluruhan hasil hutan yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan kehidupan manusia dalam melakukan berbagai tindakan ekonomi, (2) fungsi ekologis adalah berbagai bentukjasa hutan yang diperlukan dalam memelihara dan meningkatkan kua/itas lingkungan, misalnya fungsi hutan untuk mengendalikan erosi, memelihara kesuburan tanah, habitat flora dan fauna, dan fungsi-fungsi hutan untuk mengendalikan penyakit tanaman pertanian, dan (3) fungsi sosial budaya adalah barang dan jasa yang dapat dihasilkan oleh hutan yang dapat memenuhi kepentingan umum, terutama bagi masyarakat di sekitar hutan untuk berbagai kepentingan dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya, rnisalnya penyediaan lapangan pekerjaan, penyediaan kayu bakar, penyediaan lahan untuk bercocok tanam, serta untuk berbagai fungsi yang diperlukan dalam rangka melaksanakan kegiatan pendidikan, pelatihan, serta untuk kegiatan budaya dan keagamaan.
IITO (1992, dalam Adhar,1995 dalam Sujarwo, 2004:16) mendefinisikan bahwa secara operasional pengelolaan hutan lestari (Sustainable Forest
Management) itu adalah pengelolaan hutan yang perlu mencakup unsurunsur: (1) hasil yang berkesinambungan berupa kayu, hasil hutan lainnya dan jasa, (2) mempertahankan sifat biodiversitas yang tin!~gi dalam perencanaan tata guna lahan yang integratif yang mencakup jaringan kerja kawasan lindung dan kawasan konservasi, (3) menjaga stabilit<3S fungsi dan ekosistem hutan dengan penekanan pada produktivitas yang diperlukan untuk regenerasi dan pemeliharaan hutan, (4) meningkatkan dampak positif pada areal disekitar hutan dan sekaligus mengambil langkah-langkah untuk meminimalkan dampak yang merugikan, (5) proses untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dan penyelesaian perbedaan pendapat yang timbul, (6) memberi peluang yang cukup luas untuk kemungkinan perubahan tataguna lahan pada masa mendatang.
Departemen Kehutanan (1997), menyatakan bahwa pelestarian hutan adalah sebagai suatu upaya atau serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mempertahankan agar hutan dapat memberikan manfaat dan pengaruhnya yang positif secara berkelangsungan dari satu generasi ke generasi beril
Adapun kegiatan-kegiatan pelestarian hutan yang dirnaksud adalah: (1) penyuluhan tentang hutan dan kehutanan bagi masyarakat luas; (2) pengusahaan hutan dan pemungutan hasil hutan dengan tepat; (3) pemanfaatan dan penggunaan hasil hutan yang tepat; (4) pemulihan lahan kritis dan hutan gundul atau hutan yang tidak/kurang produktif; (5) perlindungan hutan secara preventif dan represif; (6) pelestarian dan pengawetan alam, antara lain terhadap flora dan fauna yang dilindungi dengan tepat.
Pemanfaatan sumber daya hutan tidak hanya untuk diarahkan untuk menghasilkan keuntungan ekonomi semata, akan tetapi yang lebih penting menjamin keberlanjutan fungsi-fungsi sumber daya hutan secara terus menerus dari generasi ke generasi. Menurut Muntasib (1999) manfaat hutan dapat dibedakan sebagai berikut: 1. Hutan sebagai sumber Kekayaan Plasma Nutfah dan Keanekaragaman Hayati. Hutan terutama hutan tropis seperti hutan di Indonesia mempunyai keanekaragaman hayati
(biodiversity) yang sangant tinggi, karena di daerah tropik yang penyinaran mataharinya penuh sepanang tahun, mempunyai suhu rata-rata 27° C dan kelembaban yang itnggi maka dengan sendirinya hutan mempunyai kekayaan plasma nutfah yang tinggi pula.
2. Hutan sebagai Pelindung Tanah dan Erosi dan Pengatur Tata Air. Hutan yang rapat tumbuhnya sangat besar manfaatnya, baik bag pelindung tanah dari erosi maupun sebagi pengatur tata air. Dengan adanya hutan, air hujan yang jatuh, tidak akan lansung menyentuh permukaan tanah, akan tetapi mengenai tajuk dan daun seta serasah yang ada di bawah tEigakan, sehingga tanah aman dari erosi serta tata air dapat teratur. 3. Hutan Menyerap Karbondioksida dan Memproduksi Oksigen Tumbuh-tumbuhan termasuk pohon dalam proses pernafasannya menghisap oksigen dan mengeluarkan karbondioksida, akan tetapi pada proses fotosintesis, terjadi sebaliknya, tumbuh-tumbuhan akan menyerap karbondioksida dan mengeluarkan oksigen. 4. Hutan sebagai Sumber Hasil Hutan Dari hutan banyak sekali sumber alam yang dapat dimanfaatkan untuk keberlangsungan hidup manusia, antara lain kayu yang digunakan untuk keperluan masyarakat untuk perumahan dan keperluan rumah tangga lainnya, begitu pula dengan rotan, damar dan beragam hasil hutan lainnya 5. Hutan sebagai Sumber Mata Pencaharian dan Tempat Hidup Sebagian Masyarakat. Hutan dapat dijadiJ(an salah satu dari
surnber rnata pencaharian oleh rnasyanakat antara lain seperti usaha rotan, darnar dan lain-lain. Banyak hutan-hutan di nusantara rnerupakan ternpat hidup bagi sebagian rnasyarakat, baik yang tinggal disekitar hutan rnaupun yang tinggal jauh di dalarn pedalarnan hutan tersebut. 6. Hutan sebagai Ternpat Pendidil
2.4. KAWASAN HUTAN TAMAN NASIONAL KERINCI SEBLAT Tarnan Nasional adalah l
Tabel 2.5. Tabel Status Taman Nasional Kerinci Seblat Diumumkan/dinyatakan Ditunjuk Letak Temoeratur Udara Curah Hujan Ketinooian Tempat
No."136/X/1982 seluas Menteri Pertanian 1.484.650 Ha. SK No. 192/Kpts-11/1996 Menteri Kehutanan denQan luas 1.386.000 Ha. Prov. Sumatera Ba rat, Prov. Jambi, Prov. Sumatera Selatan, Prov. Benakulu 07°-28° C Rata-rata 3.000 mm/tahun 500-3.800 m dol
Hutan-hutan Kerinci awalnya mendapat status dilindungi dari Pemerintah Kolonia! Belanda pada tahun 1929, status tersebut dipertahankan oleh Pemerintah Indonesia. Status Taman Nasional yang cliperoleh pada tahun 1991, telah menjadikan taman nasional ini pusat konservasi hutan-hutan di Sumatera dan kepulauan Indonesia pada umumnya. Taman Nasional ini merupakan kawasan konservasi alam yang ketiga terbesar di Indonesia. (Y.Aumeeruddy, 1994:101).
Dalam sejarah pembentukannya, taman nasioanal ini rnerupakan penyatuan dari kawasan-kawasan Cagar Alam lnderapura dan Bukit Tapan, Suaka Margasatwa Rawasa Huku Lakitan-Bukit Kayu Embun dan Gunung Seblat, hutan lindung dan hutan produksi terbatas di sekitarnya yang berfungsi hidroorologis yang sangat vital bagi wilayah sekitarnya. (Tarnan Nasional Kerinci Seblat, 2004)
2.4.1. Lokasi Taman Nasional Kerinci Seblat (TNtCS) Taman Nasional Kerinci Seblat sebagian besar merupakan rangkaian pegunungan Bukit Barisan selatan di Pulau Sumatera bagian tengah. Secara geografi TNKS terletak pada 100°31'18" - 102°44' Lintang Timur dan 17'13"-
326'14" Lintang Selatan. Taman Nasional Kerinci Seblat berada di empat provinsi di Pulau Sumatra seluas 1.368.000 Ha, yaitu : a. Provinsi Jambi seluas 422.190 Ha (30,86%) yang meliputi tiga kabupaten yaitu; Kab. Kerinci, Kab. Merangin dan Ka.b. Bungo. b. Provinsi Bengkulu seluas 310.910 Ha (22,73%) meliputi Kab. Bengkulu Utara dan Kab. Rejang Lebong c. Provinsi Sumatera Barat 353.780 Ha (25,86%) meliputi Kab. Solak, Kab. Sawahlunto Sijunjung dan Kab. Pesisir SEilatan d. Provinsi Sumatera Selatan 281.120 Ha (:W,55%) yang meliputi Kabupaten Musi Rawas
2.4.2. Manfaat Keberadaan TNKS Bagi Masyarakat Kerinci Keberadaan Taman Nasional Kerinci Seblat merupakan aset sumber daya alam bagi daerah Provinsi Jambi. Adapun manfaat TNKS bagi keberadaannya di Kabupaten Kerinci -Jambi antara lain: a. TNKS merupakan kawasan pelestarian, yaitu kawasan taman nasional ini merupakan kawasan dengan ciri tertentu, baik di darat maupun di perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan
keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai sistem penyangga kehidupan. (Warta Kebijakan, 2003) b. TNKS merupakan sumber pengatur tata air, keberadaan TNKS sendiri yang banyak menyimpan mata air dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat dalam pengairan lahan-lahan pertanian mereka dan menjadi pencegah terhadap terajadinya bencana banjir dan tanah longsor c. Merupakan tempat/habitat flora dan fauna. Di dalam hutan Taman Nasional Kerinci Seblat memiliki 4000 jenis tumbuhan yang didominasi oleh Family Dipterocarpaceae, dengan flora yang langka dan endemik yaitu Pinus Kerinci (Pinus Merkusii Strain Kerinc0, Kayu Pacat (Harpu/ia Alborera), Bunga Raflesia (Rafflesia Amo/di), Bunga Bangkai (Amorphophallus Titanum dan A. Decussi/vae). TNKS juga merupakan
habitat dari berbagai satwa langka yang dilindungi oleh pemerintah, seperti Harimau Loreng Sumatera, Badak Sumatera, Gajah Sumatera, Kucing Emas dan jenis hewan lainnya. (Taman Nasional Kerinci Seblat, 2004) d. Merupakan daerah hulu sungai DAS Batang hari, TNKS merupakan daerah hulu sungai terpanjang di Sumatera yaitu Sungai Batanghari yang mengalir di sepanjang daerah Jambi yang sangat vital
peranannya untuk memenuhi kebutuhan air bagi hidup dan kehidupan jutaan orang yang tinggal didaerah tersebut. e. Merupakan sumber kebutuhan bagi masyarakat. Hasil penelitian Biological Science Club (BScC) pada tahun 1993 di daerah buffer zone ditemukan 115 jenis vegetasi etlmobotanical yang banyak digunakan masyarakt setempat untuk keperluan seperti obat-obatan, kosmetik, makanan, anti nyamuk, dan keperluan rumah tangga lainnya.
2.4.3. lnstitusi/Lembaga Pendukung Pelestarian TNKS Dalam pelestarian kawasan hutan TNKS pemerintah bekerja sama dengan pihak swasta lokal ataupun badan dunia PBB serta dibantu dengan peran aktif masyarakat. Adapun lembaga-lembaga tersebut antara lain; a.
Balai TNKS, yaitu suatu lmbaga yang diberi wewenang oleh pemerintah pusat untuk mengelola Taman Nasional yang bertugas mengawasi dan melakukan patroli-patroli terhadap penyalahgunaan hasil hutan
b. Pemerintah Daerah, mengatur kebijakan-kebijakan terhadap pendayagunaan dan pelestarian TNKS dengan berkerjasama dengan Pemerintahan Pusat. c.
Sadan Usaha Milik Negara/Swasta bekerjasama dengan Bank pemerintah dan swasta,dan WWF, berfungsi :sebagai badan
pembantu pemerintah baik dalam hal dana ataupun tenaga dalam pelestarian hutan kawasan hutan TNKS d. LSM, sebagai lembaga pengontrol kebijakan pemerintah dalam pendayagunaan dan pelestarian TNKS
e. Kelompok Masyarakat, yaitu kelompok-kelompok masyarakat yang dibentuk dan dikaderisasi oleh pemerintah clalam usaha pelestarian hutan
2.4.4. Program Pemerintah dalam Pelestarian TNKSi Pemerintah dalam menerapkan
kebijakan-kebijakannyi~
dalam pelestarian
hutan TNKS tidak akan berjalan baik jika tidak mengikutsertakan peran masyarakat sekitar hutan itu tersebut. Sehingga pemer.intah membuat beberapa program antara lain; a) Pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan TNKS melalui kegiatan
Agroforestry, yaitu pemberdayaan masyarakat dengan kegiatan penanaman kembali setelah penebangan yang dilakukan masyarakat dengan dibimbing oleh petugas penyuluh kehutanan dari Dinas Kehutanan Kab.Kerinci. Kegiatan ini direkomendasikan oleh lembaga-lembaga pemerintah dan non pemerintah konservasi internasional. Sistem pertanian tebas-bakar di l<erinci telah berkembang menjadi dua tipe sistem agroforestry yaitu (1) ladang, yakni sistem agroforestry dengan siklus budidaira pepohonan
bergantian dengan tanaman musim, (2) pelak, yakni sistem agroforestry kompleks dengan komponen utama kopi atau l
Dalam melaksanakan program-program tersebut, peme1rintah bekerjasama dengan LSM, Sadan Usaha Milik Negara/Swasta, Bank Pemerintah dan swasta dan WWF yang sifatnya membantu pemerintah yang berfungsi dalam pendanaan ataupun tenaga dalam upaya pelestarian hutan kawasan hutan TNKS
2.5. KERANGKA BERFIKIR Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikatakan bahwa pelestarian Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) sangat membutuhkan adanya kerjasama berbagai pihak terutama masyarakat sekitar hutan, oh>h karena itu sikap masyarakat sekitar hutan di kawasan TNKS menjadi penting untuk diketahui. Adapun skema kerangka bertikir berdasarkan bagan adalah sebagai berikut:
Sikap Pelestarian
Masyarakat
TNKS
J
Tindakan Asumsi peneliti; bahwa adanya hubungan antara sikap dengan tindakan masyarakat sekitar hutan TNKS terhadap kegiatan pe~estarian hutan. Semakin positif sikap masyarakat sekitar hutan maka semakin positif pula tindakan masyarakat terhadap kegiatan pelestarian hutan TNKS Berdasarkan kerangka bertikir diatas, peneliti dapat merumuskan hipotesa penelitian sebagai berikut: a) Hipotesis 1, jika terdapat hubungan yang signifikan antara sikap terhadap pelestarian dengan tindakan pelestarian hutan pada masyarakat Taman Nasional Kerinci Seblat Provinsi Jambi. b) Hipotesis 0, jika tidak terdapat hubungan yang si11nifikan antara sikap terhadap pelestarian hutan dengan tindakan pelestarian hutan pada masyarakat Taman Nasional Kerinci Seblat Provinsi Jambi.
BAB Ill METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian 3.1.1. Pendekatan penelitian Peneliti memilih penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang informasinya atau data-datanya dikelola dengan statistik. (Kountur, 2004). Dalam hal ini data yang didapat diolah dengan menggunakan angka-angka.
3.1.2. Metode penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survey yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan antara dua gejala atau lebih. (Altherton & Klemmack, 1982; dalam Soehartono, 2002)
Dalam penelitian ini selain mencari hubungan antara sikap masyarakat sekitar hutan dan tindakannya terhadap pelestarian hutan Taman Nasional Kerinci Seblat, juga bertujuan untuk memberi gambaran umum masyarakat sekitar Taman Nasional Kerinci Seblat Provinsi Jambi.
.. \--·------··-;
r~.__,_----
I
1UIN i
.
·
ff•UJT/IM,li . ,
3.1.3. Definisi variabel dan operasional variabel Adapun definisi variabel dalam penelitian ini antara lain: 1. Sikap terhadap pelestarian hutan adalah penilaian positif-negatif masyarakat sekitar Taman Nasional Kerinci Seblat terhadap kegiatan pelestarian hutan. 2. Tindakan terhadap pelestarian hutan adalah kegiatan secara sadar yang dilakukan oleh masyarakat sekitar Taman Nasional Kerinci Seblat dalam pelestarian hutan. 3. Pelestarian hutan adalah kebijakan pemerintah yang melibatkan masyarakat dalam upaya pelestarian hutan
Adapun operasional variabel dalam penelitian ini adalall: 1. Sikap terhadap pelestarian hutan, dengan indikatornya antara lain: a,. sikap terhadap penyuluhan tentang hutan b. sikap terhadap batas kawasan hutan c. sikap terhadap pemanfaatan hasil hutan d. sikap terhadap pemulihan lahan kritis e. sikap terhadap perlindungan preventif dan represif f.
sikap terhadap pengawetan dan pelestarian alam
2. Tindakan terhadap pelestarian hutan, adapun indikatornya antara lain: a. mengikuti penyuluahn kehutanan b. memberi batas kawasan hutan
c. pemanfaatan hasil hutan d. pemulihan lahan kritis e. perlindungan preventif dan represif
f.
pelestarian dan pengawetan alam
3.2 Pengambilan Sampel 3.2.1. Populasi dan sampel Populasi merupakan totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan dite•liti. (Hasan, 2002). Populasi dalam penelitian ini berdasarkan data yang d] dapat dari Kantor Kecamatan Gunung Raya, Kabupaten Kerinci 2006, bahwa Kepala Keluarga pada masyarakat yang bermukim di sekitar Taman Nasional Kerinci Seblat, berjumlah 258 orang Kepala Keluarga yang tersebar di Desa Lempur Mudik dan Desa Dusun Baru Lempur, Kecamatan Gunung Raya, Kabupaten Kerinci (Monografi Desa, 2006). Adapun kepala keluarga dipilih dengan asumsi bahwa kegiatan pelestarian hutan banyak dilakukan oleh kepala keluarga.
Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap dapat mewakili populasi. (Hasan, 2002). Adapun jumlah populasi yang berjumlah 258 orang merupakan jumlah yang besar dan melebihi 100
peneliti mengambil 25% dari jumlah keseluruhan populasi. Dengan perhitungan sebagai berikut: 258 / 100
=2,65 X 25 =64,5 responden. Dari
angka tersebut peneliti membulatkannya menjadi 65 responden.
Pengambilan jumlah sampel ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2002) yang menyebutkan bahwa apabila jumlah populasi lebih dari 100 atau besar maka jumlah sampel yang dapat diambil 1O sampai demgan 15% atau 20 sampai dengan 25%. Gay (dalam Sevilla et al. 1993, 8ingaribuan dan S. Effendi, 1995) juga menyebutkan bahwa untuk penelitian korelasional, sampel yang diperlukan lebih besar dari 30 sampel agar hasilnya dapat dianalisis secara statistik.
3.2.2. Teknik pengambilan sampel Untuk mendapatkan cara dan hasil obyektif, maka tekhnik pemilihan subyek dalam penelitian ini menggunakan tekhnik sampling ac:ak (Random
Sampling). W. Feller (1957) dalam Kerlinger (1992) mendefinisikan sampling acak adalah metode pengambilan suatu bagian (sampeil) yang mungkin terambil dari n yang besarnya tetap, namun memiliki probabilitas sama untuk terpilih.
Pengambilan sampel dengan teknik ini peneliti mengambil sampel dengan jalan undian. Masing-masing warga populasi dituliskan pada sehelai
guntingan kertas, kemudian digulung sehingga tak terlihat tulisan nama seseorang kepala keluarga. Dari 258 gulungan kertas. tadi lalu dikocok, selanjutnya diambil satu persatu sampai mencapai jurnlah 65 gulungan. Mereka yang terpilih adalah warga populasi yang terpilih sebagai sampel penelitian.
3.2.3. Kriteria subyek Agar sampel yang terpilih representatif, maka ditentukan kriteria-kriteria subyek. Kriteria subjek merupakan sifat-sifat umum dari populasi. Sifat-sifat umum dari suatu populasi (ciri khas) adalah sifat-sifat yang paling sering dan demikian cenderung terdapat dalam sebarang sampel acak (Stilsson, 1966 dalam Kerlinger, 1992; 190).
Penulis telah menentukan kriteria-kriteria masyarakat sekitar hutan yang dijadikan subjek penelitian yang disesuaikan dengan keibutuhan penelitian. Kriteria tersebut adalah: a. Subyek merupakan kepala keluarga (KK) pada rnasyarakat yang telah bermukim di sekitar hutan TNKS, minimal 3 tahun. b. Subyek memiliki latar belakang pendidikan minimal SLTP, dengan tujuan subjek mampu membaca sehingga mempermudah dalam quisioner dalam penelitian.
3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Metode dan instrumen penelitian Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan peneliti yaitu dengan cara menyebarkan skala sikap terhadap
pel~starian
hutan yang mengacu pada
model skala liker! dengan metode rating yang dijumlahkan (method of Summated rating). Metode rating yang dijumlahkan merupakan metode penskalaan pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respon sebagai dasar penentuan nilai skalanya (Azwar, 2003: 34).
Skala tindakan pelestarian hutan merupakan skala kategori respon yang juga mengacu pada model skala Liker! digunakan untuk mengukur tindakan masyarakat sekitar hutan terhadap pelestarian Taman Nasional Kerinci Seblat.
3.3.2. lnstrumen penelitian lnsrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala sikap terhadap pelestarian Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dan skala tindakan masyarakat dalam pelestarian TNKS. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: a. Skala Sikap terhadap pelestarian hutan
Untuk memperoleh data yang dapat mengungkap masalah dalam penelitian ini, alat ukur yang digunakan untuk mengukur sikap subjek terhadap pelestarian hutan menggunakan skala likert (Sarlito, 1996).
Skala sikap adalah kumpulan pertanyaan mengenai objek sikap. Dari respon subjek pada pertanyaan tersebut kemudian dapat diarnbil kesimpulan mengenai arah dan intensitas seseorang. Pada beber.apa bentuk skala dapat pula diungkap mengenai keluasan dan konsistensi sikap (Azwar, 1995). Pertanyaan-pertanyaan atau item yang membentuk skala sikap kemudian dikenal dengan nama pernyataan (statement). Statem13nt sendiri didefinisikan sebagai pernyataan yang menyangkut objek psikologi (Mar'at. 1984).
Skala ini mengukur derajat setuju (sikap positif) dan tidak setuju (sikap negatif) dengan alternatif jawaban yang berjenjang mulai dari tidak setuju sampai dengan sangat setuju dengan skor 1-5. Dalam ·skala ini skor akhir subjek merupakan skor total dari jawaban setiap pernyataan. Ada lima alternatif jawaban untuk subyek, yaitu sangat setuju (S8), setuju (S), raguragu (R), tidak setuju (TS), dan sangat tudak setuju (STS).
Sedangkan kelemahan skala ini adalah sulit untuk meninterpresentasikan jawaban pada kategori ragu-ragu (R) yang timbul ketika ingin menentukan
sikap seseorang sebagai sikap positif atau negatif, untuk menghindari masalah tersebut dalam penelitian ini alternatif jawaban ragu-ragu ditiadakan. Skoring yang digunakan untuk setiap kategori pada
pt~nelitian
ini untuk setiap
item adalah berdasarkan norma pada tabel di bawah ini. Tabel 3.3.2.a
Sk ormg . Item Skaa I S"k I taria . n 1 ap Terhadap P•~es Skala Favorable Unfavorable 1 SS 4 s 3 2 TS 2 3 STS 1 4
Selanjutnya skor subyek pada setiap pernyataan dijumlahkan. Jadi makin tinggi skor subjek, maka makin positif pula sikap terhaclap pelestarian TNKS , semakin rendah skor subjek, maka semakin negatif pula sikap terhadap pelestarian TNKS.
Untuk rnengukur tingkat sikap responden dalarn penelitian ini digunakan beberapa indikator tentang aspek-aspek pelestarian. Masing-masing aspek tersebut diukur menggunakan satu atau lebih pertanyaan dengan jurnlah 36 item yang terdiri dari 18 item favorable dan 18 item unfavorable. Pengukuran secara rinci terhadap masing-masing aspek dalam peles;tarian hutan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3.2.b. Tabel Blue Print Skala Sikap ASPEK PELESTARIAN HUTAN
N 0 1. 2.
3. 4.
5. 6.
Penyuluhan tentang hutan Batas kawasan hutan Pernanfaatan hasil hutan Pernulihan lahan kritis Perlindungan preventif dan re pres if Pengawetan dan pelestarian alam TOTAL
INDIKATOR SIKAP KOGNITIF FAV UNFAV
KONATIF FAV UNFAV
JM
AFEKTIF FAV UNFAV
L
1 2 3 4
19 20 21 22
7 8 9 10
25 26 27 28
13 14 15 16
31 32 33 34
6 6 6 6
5
23
11
29
17
35
6
6
24
12
30
18
36
6
6
6
6
6
6
6
36
Try Out dilakukan pada tanggal 21-23 Juli 2006 yang dilaksanakan di Desa LempurTengah, Kecamatan Gunung Raya, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jam bi.
Peneliti menyebar angket skala sikap terhadap pelestarian TNKS berjumlah 40 angket. Adapun yang kembali hanya 35 angket, sehingga angket yang dapat diolah adalah 35 angket.
Dari hasil analisa skala sikap terhadap pelestarian TNKS dengan menguji validitas dan realibilitas dengan hasil 23 item valid dari 36 item yang ada. Dengan hasil uji realibilitas 0,831 yang menunjukkan tes ini reliabel. Dan dari pengujian validitas tersebut dapat dilihat pada tabel berikut, yang diberi tanda bintang:
Tabel 3.3.2.c
Hasil Try out Skala Sikap Pelest.arian Hut.an N
0 1.
2. 3.
ASPEK PELESTARIAN HUTAN Penyuluhan tentang hutan Batas kawasan h utan Pemanfaatan hasil hutan
4.
Pemulihan lahan kritis
5.
Perlindungan preventif dan represif
6.
Pengawetan dan pelestarian
aram
TOTAL
KOGNJTJF FAV UNFAV
INDIKATOR SJKAP AFEKTJF KONATIF FAV UNFAV FAV UNFAV
JM L
1*
19
7*
25*
13*
31*
6
2* 3 4* 5
20 21 22* 23*
8* 9 10* 11
26* 2'(*
14 15
28* 21)*
16* 17*
32* 33* 34* 35*
6 6 6 6
6
24*
12
30
18*
36*
6
6
6
6
e;
6
6
36
b. Skala Tindakan Pelestarian Hutan Untuk mengukur tindakan responden dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala tindakan pelestarian hutan yang
te~rdiri
dari beberapa
indikator tindakan dan aspek-aspek pelestarian. Masin11-masing aspek diukur menggunakan satu atau lebih pertanyaan. Untuk kategori respons berupa frekuensi kejadian, subjek diminta menyatakan frekuem>i timbulnya tindakan sebagaimana yang digambarkan dalam pernyataan.
Pilihan-pilihan jawabannya adalah TP = Tidak Pernah, KO= Kadang-kadang, SR= Sering, SL = Selalu (Azwar 1999).
Tabel 3.3.2.d Tabel Skoring Item Skala Tindakan Pelestarian Hutan Skala SL SR KD TP
Favorable
Unfavorable
1
4 3
2
3 4
2
1
Jika sifat pertanyaan positif (favourable), tindakan selalu lebih dari 4 kali /bulan dan rutin (skor 4), sering 3 kali/bulan (skor 3), kadang-kadang atau hanya 2 kali/bulan (skor 2) dan tidak pernah sekalipun (skor 1) dan sebaliknya jika sifat pertanyaan negatif (unfavourable) .
Hasil pengukuran tindakan responden dihitung berdasarkan total yang diperoleh responden. Hasil pengukuran dikategorikan rnenjadi: 1) positif, 2) negatif. Adapun tindakan dalam aspek pelestarian hutan adalah sebagai berikut: Tabel 3.3.2.e Tabel Blue Print Skala Tindakan Pelestarian Hutan TIN DAKAN No ASPEK PELESTARIAN HUTAN
1 2 3 4 5 6
Mengikuti Penyuluhan kehutanan Memberi Batas kawasan hutan Pemanfaatan hasil hutan Pemulihan lahan kritis Perlindungan preventif & re pres if Pelestarian alam TOTAL
Uneasiness
Gamban3n kepuasan
Harapan terhadap tindakan
1,7,22
11, 17
19,23,24
8
2.3,9 4 35 5,8,10,33
12 13.14 18.21.25 26 15,27
20 32 28 36 29,31
5 4 7 8
6,34 14
16 12
30 10
4 36
JML
Adapun skala tindakan tersebut terdiri dari 36 item yang disebar bersamaan dengan penyebaran Skala sikap terhadap pelestarian hutan. Perhitungan validitas digunakan rumus Product Moment Pearson dengan bantuan SPSS versi 12.0 for windows. Setelah dilakukan uji validitas diperoleh hasil 19 item gugur dan 17 item pernyataan yang valid dan layak di9unakan untuk penelitian. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut, yang diberi tanda bintang: Tabel 3.3.2.f
TabeI Hasll Trv Out Skaa I T"mda kan p elestarian TINDAKf>,N No ASPEK PELESTARIAN HUTAN
1 2 3 4 5 6
Mengikuti Penyuluhan kehutanan Memberi Batas kawasan hutan Pemanfaatan hasil hutan Pemulihan lahan kritis Perlindungan preventif & represif Pelestarian alam TOTAL
Hara pan terhadap tindakan
JM L
11, 17
19,23*,24*
8
20* 32* 28*,36
5 4 7
5,8, 10,33
12 13,14 18*, 21*, 25*, 26* 15*, 27*
29*,31*
8
6,34* 14
16 12
30 10
4 3 6
Uneasiness
Gambaran kepuasan
1,7*,22 2,3,9 4 35*
Uji reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach dan diperoleh hasil bahwa
'
koefisien reliabilitasnya adalah 0,656. berdasarkan data tersebut, instrument yang digunakan reliabel karena koefisien korelasinya mElndekati angka 1.00. (Azwar, 2003)
3.3.3.Teknik pengolahan data
Data yang telah terkumpul selanjutnya diolah dan dianalisis untuk dapat menjawab masalah dan hipotesa penelitian. Dikarenakan penelitian ini untuk meriguji keeratan hubungan antara variabel bebas variabel terikat yang dinyatakan dalam hipotesis penelitian, maka peneliti menggunakan metode analisis korelasi non-parametrik formula Spearman-Brown, dalam perhitungannya penulis menggunakan program SPSS 12.0 for windows. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:
s- B =rxx' =
2(r1.2) 1+ r 1.2
keterangan: rxx'
= angka indeks korelasi
r 1.2
= koefesien korelasi antara kedua belahan
3.4. Pilot Study Dalam menguji instrumen dilakukan pada 35 responden yang memiliki kriteria yang sama dengan masyarakat sekitar Taman Nasional Kerinci Seblat. Adapun uji instrumen penelitian ini antara lain: 1) Uji validitas skala Untuk menguji validitas skala, penguji menggunakan rumus Product moment Pearson, dengan rumus:
r XY
rxy
=
-- (I:X) (I:Y)
~ {rx• i - ctxi)
2
}tN
{ I Yi2 -- (IYi)
2
}/N
Keterangan: keterangan : rxy n
=angka indeks korelasi product moment =jumlah subjek
x
= skor item
y
=skor total
2) Uji reliabilitas skala Uji reliabilitas terhadap instrumen penelitian dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach. Dengan rum us:
K
r
S' j
a = -------------- { 1 - ---------k-1
S x 1
keterangan:
=koefesien reliabilitas alpha k =jumlah item
a
}
3.5. Prosedur Penelitian 1.Tahap Awai, mengurus perizinan yakni: a. Membuat surat izin penelitian di fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta b. Methinta izn penelitian kepada Bupati Kerinci, .Kepala Kantor KESBANG & Politik, Kantor Kehutancln & Konservasi Tanah, Kantor Balai TNKS Kabupaten Kerinci untuk melakuka1n penelitian di Kecamatan Gunung Raya c. Meminta izin kepada Camat Gunung Raya, Kepala Desa Lempur Mudik Kecamatan Gunung Raya, Kabupaten Kerinci 2. Penyusunan alat ukur, yakni dengan: a. Membuat blue print skala, pedoman wawancara b. Melakukan try out c. Mengolah data 3 Tahap pelaksanaan, penelitian dilaksanakan pada tanggal 22 Juli sampai dengan 26 Juli 2006, yaitu sebagai berikut: a. Menyebar skala dan melakukan observasi b. Mengolah data 4.
Tahap akhir, yaitu: a. Menganalisa data b. Membuat laporan
BABIV PRESENTASI DAN ANALISA DATA Setelah melakukan penelitian di lapangan, diperoleh data dari pengumpulan skala yang disebarkan kepada responden. Maka, pad.a bab empat ini disajikan tentang gambaran umum daerah penelitian, gambaran umum subjek pelitian dan presentasi data yang diperoleh set•9lah dilakukan pengolahan statistik beserta interpretasinya.
4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian 4.1.1. Kondisi Umum Desa Lempur Mudik Secara administratif Desa Lempur Mudik Termasuk wih~yah Kecamatan Gunung Raya, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. Desa Lempur Mudik berjarak 3 Km dari Pusat Kecamatan, 45 Km dari lbukota Kabupaten, dan 443 Km dari lbukota Provinsi Jambi. (Monografi Desa L•9mpur Mudik, 2006)
Adapun batas-batas wilayah Desa Lempur Mudik adalah sebagai berikut: a. sebelah Utara
: Desa LempurTengah
b. sebelah Selatan
: Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS)
c. sebelah Barat
: Bukit Tarawa
d. sebelah Timur
: Air Lempur (Desa Ds. Baru Lempur)
Desa Lempur Mudik termasuk desa yang berada pada dataran tinggi dengan ketinggian 600 -700 diatas permukaan laut (dpl), suhu rata-rata 28°-30°C. Wilayah Desa Lempur Mudik mempunyai kemiringan ·10°-20°, dengan kondisi tanah yang datar sampai bergunung, mempunyai dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau, dengan curah hujan rata-r;ata 4000 mm/thn. (Monografi Desa Lempur Mudik, 2006)
4.1.2. Luas Wilayah dan Penggunaan Tanah Secara keseluruhan luas wilayah Desa Lempur Mudik 2745 hektar. Penggunaan tanah di desa tersebut adalah seluas 216,75 hektar atau 7,89 % dari luas keseluruhan desa, sedangkan sisanya 92, 11 % adalah areal Taman Nasional Kerinci Seblat. Adapun penggunaan tanahnya adalah untuk tanah wakaf yaitu 0,25 ha, irigasi 110 ha, persawahan 15 ha, tanah untuk pemukiman 20 ha, tanah kering/tegalan seluas 60 ha. Dengan tabel sebagai berikut: Tabel 4.1.2
Ta b e IPenaaunaan Tana h Desa Lem our Mu d"k I Penggunaan Tanah 1. Tanah Wakaf 2. Persawahan 3. lrigasi 4. Pemukiman 5. Tanah Kering 6. Jalan 7. Em pang 8. Pekuburan Jumlah
Lu as 0,25 hektar 15 hektar 110 hektar 20 hektar 60 hektar 10 hektar 0,5 hektar 1 hektar 216, 75 hektar
Prosentase 0,12 % 6,92% 50,74 % 9,23% 27,68 % 4.6% 0,23% 0.46% 100 %
4.1.3. Keadaan sosial Masyarakat Mayarakat Desa Lempur Mudik berasal dari suku Kerinci dan menganut agama Islam. Jumlah penduduk Desa Lempur Mudik sampai dengan tahun 2006 adalah 972 jiwa, yang terdiri dari 258 Kepala Keluarga (KK). Komposisi penduduk Desa Lempur Mudik terdiri atas 499 jiwa la\
Tabel Jumlah Penduduk Jenis Kelarnin Laki-laki Wanita Jurnlah
Jurnlah 499 jiwa 473 jiwa
Prosentase 51,34 % 48,66 %
972jiwa
100 %
Dari tabel tersebut dapat diketahui jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dari pada penduduk yang berjenis kelamin perempuan.
Adapun tentang keadaan sosial ekonomi masyarakat d•ssa Lempur Mudik memiliki mata pencaharian tani 560 orang, karyawan 10 orang, swasta 12 orang, jasa 2 orang, buruh tani 98 orang. Tabel 4.1.3.b Tab eIS OS .la I Ek onom1"Masvara k at Desa Lempur Mu dik Mata Pencaharian 1. Tani 2. Karyawan 3. Swasta 4. Jasa 5. Buruh tani Jurnlah
Jurnlah 560 orang 10 orang 12 orang 2 orang 98 orang
Pmsentase 82, 11 % 1,46 % 1,76 % 0,29% 14,37 %
682 oranq
100 %
4.2. Gambaran Umum subjek Penelitian Berdasarkan hasil dari penyebaran data lewat angket kepada 65 responden. skala yang kembali berjumlah 130 skala yang terdiri dari skala sikap terhadap pelestarian hutan dan skala tindakan pelestarian hutan. Adapun data responden yang dianalisis adalah sebanyak 65 responden.
Seluruh responden yang dipilih adalah kepala keluarga pada masyarakat sekitar hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) ~l'ang tersebar di desa yaitu desa Lempur Mudik, Kecamatan Gunung Raya, f
4.2.1. Berdasarkan jenis kelamin. Adapun jumlah responden berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut: Tabel 4.2.1. Gam b aran mum Su b"11e kB erd asarkan Jenis Kelamin Jumlah Laki-laki 59 orang 6 oranq Perempuan Jumlah 65 orana
u
J ems . Keam1 I ·n Pr·osentase 90,77 % 9,:23 % 100%
Berdasarkan jenis kelamin, maka dapat diketahui responden laki-laki lebih banyak yaitu berjumlah 59 orang atau 90,77 % dari kesHluruhan jumlah populasi. Sedangkan responden perempuan dengan status janda sebanyak 6 orang atau 9,23 %. (Monografi Desa, 2006)
4.2.3. Berdasarkan usia Adapun garnbaran responden berdasarkan tingkatan usia adalah sebagai berikut: Tabel 4.2.3.
G am b aran umum Su b"ne kB erd asarkan No Usia Ju ml ah 41 orang1 1. Dewasa awal (18-40 Tahun) 2. Dewasa rnadya (40-60 tahun) 18 orang 3. Manuia (diatas 60 tahun) 6 orang Jumlah
65 orana
u· s1a Prosentase
63,07% 27,69% 9,23% 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa responden yang berusia 18-40 tahun berjurnlah 41 orang atau 63,07% dari keseluruhan subjek penelitian. Responden yang berusia 40 - 60 tahun berjurnlah 18 orang atau 27,69%. Adapun yang berusia diatas 60 tahun sebanyak 6 orang atau 9,23% dari keseluruhan subjek. (Monografi Desa Lempur Mudik, 2006)
4.2.4. Berdasarkan Tanggungan Keluarga Peneliti juga rnengkelornpokkan responden berdasarkan jurnlah tanggungan keluarga, dengan tabel sebagi berikut: Tabel 4.2.4. . kB erd asarkan Tanaaunaan K e luarga Gamb a ran umum S Uble Jumlah tanggungan Jumlah KK Prosentase keluaraa 0-3 orang 19 orang 29,23 % 58,46 % 4- 7 orang 38 orang > 8 orang 8 orang 12,31 % Jumlah 100 % 65 orana
Dari tabel tersebut diketahui kepala keluarga yang m19mpunyai junlah tanggungan keluarga sebanyak 0- 3 orang berjumlah 19 KK atau 29,23% dari keseluruhan subjek. Pada Kepala Keluarga yang mempunyai tanggungan keluarga sebanyak 4 - 7 orang berjumlah 38 KK atau 58,46%. Sedangkan subjek yang memiliki tanggungan keluarga yang lebih dari 8 orang berjumlah 8 kepala keluarga atau 12,31% dari
~:eseluruhan
subjek.
(Monografi Desa Lempur Mudik, 2006)
4.3. Kondisi Umum Taman Nasional Kerinci Seblat di Desa
Lempur Mudik Hutan-hutan Kerinci awalnya mendapat status dilindun9i dari Pemerintah Kolonia! Belanda pada tahun 1929, status tersebut dipentahankan oleh Pemerintah Indonesia. Status Taman Nasional, yang diperoleh pada tahun
1991, telah menjadikan taman nasional ini pusat konse1vasi hutan-hutan di Sumatera dan kepulauan Indonesia pada umurnnya: Taman nasional ini merupakan kawasan konservasi alam yang ketiga terbesar di Indonesia. (Balai TNKS, Kab. Kerinci, 2006)
Menurut penuturan para penjelajah lnggris yang mengunjungi Kerinci pada abad ke XVII, sistem pertanian dorninan adalah perladangan tebas-bakar yang diikuti bera, dan padi sawah di dataran rendah. Binatang buruan saat itu
merupakan menu penting bagi penduduk setempat. Statistik Pemerintah Kolonia! (van Aken, 1915) menunjukkan bahwa berbagai hasil hutan dari Kerinci, terutama resin dan rotan, diperdagangkan di pantai barat.
Pengembangan budidaya pepohonan komersial (kopi, kulit manis, karet) meluas mulai tahun 1920an, didukung modernisasi peirdagangan dan pembangunan jalan raya tahun 1922 yang menghubungkan lembah Kerinci dengan pelabuhan Padang. Ladang-ladang mulai ditanami pepohonan, dan selanjutnya berubah menjadi lahan budidaya pepohonan. Penanaman pohon mendorong transformasi lahan-lahan hutan. Di satu sisi petani membuka hutan untuk budidaya tanaman pangan bagi kebutuhan setempat, sementara kebutuhan akan uang tunai mendorong perluasan budidaya tanaman komersil. Nilai ekonomi lahan mulai meningkat dan banyak terjadi transaksi lahan.
Masyarakat Kerinci mengalami perubahan mendasar, khususnya setelah orang-orang kaya membeli lahan, dan berkembangnya konsep hak milik pribadi. Perubahan tersebut berdampak pada irama transformasi hutan. Setelah gelombang pembukaan hutan pada awal abad XX, terjadi gelombang monokulturasi kebun pepohonan komoditas ekspor pada tahun 1970-an, ketika ekonomi Indonesia mulai pulih. Di samping itu, akhir tahun 1970-an,
dilaksanakan pembangunan jalan secara besar-besaran, yang diikuti dengan pengembangan fasilitas perbankan.
Berdasarkan wawancara peneliti dengan seorang tokoh masyarakat Lempur (Samsir Alam, 2006) kawasan hutan adat desa ini secara alami berbatasan dengan 3 buah bukit, dimulai dari U/ak Karang 50 Tumbi yaitu daerah Tiduran
Sawoh, Tanah Merah sampai Bukit Tangis dii wilayah utara, diteruskan menuju Rawa Sejam dengan arah Barat menuju Sungai Riang yang dibatasi oleh Gunung Kunyit, dilanjutkan sampai Sungai F.'iang yang berbatasan dengan Kee. Batang Merangin dengan batas Bukit Sumbing. Dari ketiga bukit tersebut gunung kunyit merupakan daerah yang me!mpunyai penampakan bentang alamnya paling menojol dengan ketinggian 897 mdpl.
Secara adat hutan ini merupakan hulu dari beberapa sungai dan secara ekologis merupakan salah satu habitat satwa langka yang dilindungi, seperti harimau, rusa, kijang, kambing hutan dan berbagai jenis burung, reptilia, serta beberapa jenis insekta. Berdasarkan survei yang dilakukan pada tahun 1993 terdapat 81 jenis burung, 14 jenis mamalia, dan !52 vegetasi mulai dari jenis lumut, pakis, liana hingga pohon kayu yang bernilai ekonomi seperti Meranti ( Shorea parvo!ia), Sibayang (Shorea sp), Kelukup (Shorea sp), tembesu (Fragraea fragrans),
Ketaping (Termina/ia belerica), Borneo,
Jelutung, Balam, Kompas (Koompassia malaccensis), Tenggeris, Beringin,
Pulai, dan lainnya. Fungsi lain dari hutan ini adalah sebagai sumber tempat mendapatkan ramuan oat-obatan, kayu perumahan, atau keperluan lain untuk masyarakat desa di kemudian hari.
Pada tingkat desa pengelolaan hutan atlat desa ini dilakukan oleh lembaga perwakilan rnasyarakat desa dalam bentuk Kelompok Kerja Hutan Adat Desa yang terdiri dari; Koordinator, Sekretaris, dan Bendahara. Tiga koordinator bidang yakni; Bidang perencanaan dan pelaporan, Biclang pengamanan hutan, dan Bidang pemanfaatan hutan. Kesadaran dan tanggung jawab rnasyarakat desa cukup besar dalam rnelindungi hutan ini, karena mereka rnerasa rnemilikinya.
Adapun fungsi hutan-hutan adat ini bagi rnasyarakat deisa dapat memenuhi kebutuhan mereka antara lain: a. Fungsi ekonomi, mernproduksi aneka hasil hutan. b. Fungsi keagamaan, mernpertahankan keterkaitan dengan leluhur. c. Fungsi sosial, dengan perantaraan seorang shaman yang memiliki kekuasaan besar atas penduduk. d. Fungsi lingkungan, jelas ditunjukkan oleh penclucluk yang melindungi tutupan hutan untuk menjaga mata air dan sungai.
4.4. Presentasi Data Pengolahan data merupakan kegiatan yang dilakukan oleh para peneliti, karena mustahil para peneliti akan mendapatkan kesimpulan yang berarti tanpa didahului oleh kegiatan pengolahan data tersebut. (Ridwan, 2004).
4.4.1. Kat~gorisasi Skor Penelitian Pada skaia sikap masyarakat sekitar hutan terhadap pelestarian hutan, peneliti mengkatagorikan kedalam dua kategori, yaitu sikap positif dan sikap negatif. Skala sikap terdiri dari 23 item dengan 4 alternatif jawaban (skor 1 sampai 4), maka skor negatif yang mungkin diperoleh responden adalah 1 X 23 = 23, dan skor positif yang diperoleh responden adalah 4 X 23 mean teoritisnya adalah 23 + 92
=92, serta
=115 I 2 =57,5. Maka, responden yang
memiliki skor dibawah mean teoritis 57,5 dikatagorikan memiliki sikap terhadap pelestarian hutan yang negatif, sedangkan yang memiliki skor sama dengan atau diatas 57 ,5 dikatagorikan memiliki sikap terhadap pelestarian hutan yang positif. Tabel 4.4.1.a . Hu tan Ta b e I Sk or S"k I ao R esoon d en terh a d ao Pe Iesta r1an Skorsikap Jumlah responden Kategori Prosentase Responden
CX\
Bersikap neQative Bersikap oositif Jumah
x < 52,5 x > 52,5
3 orang
4,61 %
62 orang
9!5,38%
65 orana
100%
Pada skala tindakan masyarakat sekitar hutan terhadap pelestarian hutan, peneliti juga mengkatagorikan kedalam dua kategori, yaitu tindakan aktif dan tindakan pasif. Skala tindakan ini terdiri dari 17 item dengan 4 alternatif jawaban (skor 1 sampai 4), maka skor pasif yang mungkin diperoleh responden adalah 1 X 17 = 17, dan skor aktif yang diperoleh responden adalah 4 X 17
=68, serta mean teoritisnya adalah 17 + 68 =8512 =42,5.
Maka, responden yang memiliki skor dibawah mean teoritis 42,5 dikatagorikan memiliki tindakan terhadap pelestarian hutan yang pasif, sedangkan yang memiliki skor sama dengan atau diatas 42,5 dikatagorikan memiliki tindakan terhadap pelestarian hutan yang aktlf.
Tabel 4.4.1.b Ta b eI Sk or r m d ak an terhad ao PeIestanan Hutan Skor tindakan Jumlah Kategori Prosentase responden Responden (X) 76,92 % x <42,5 Bertindak pasif 50 orang 23,07 % X:::_42,5 Bertindak aktif 15 orang Jumah 65 orano 100%
4.4.2. Uji Hipotesis Berdasarkan hasil output dengan perhitungan statistik rnelalui rumus Productmoment Spearman's Rho, dengan menggunakan bantuan sistem komputer
SPSS 12.0 for windows, diperoleh hasil seperti yang digambarkan pada tabel, yaitu nilai p-va/ue pada kolom sig. (2-tailed) 0,05 /eve/ of significant@ adalah 0,250. Jadi, r-hitung (0,250) < r-tabel (0,317). Hal ini menunjukkan hipotesis 1 ditolak dan hipotesis nihil diterima. Artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap terhadap pelestarian hutan dengan tindakan pelestarian hutan pada masyarakat sekitar Taman Nasional Kerinci Seblat Provinsi Jambi.
Hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.4.2 Hubungan Sikap terhadap Pelestarian Hutan dan Tindakan Pelestarian Huta111
Spearman's rho sikap terhadap pelestarian hutan
tindakan pelestarian hutan
Correlation Coefficient
T
Total Tindakan
1.000
.250*
Sig. (2-tailed)
.044
N
65
65
Correlation Coefficient
.250*
1.000
Sig. (2-tailed)
.044
N
65
65
• Correlation 1s significant at the 0.05 level (2-tailed).
4.5. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Berdasarkan nilai koefisien korelasi (0,250*), dapat diartikan bahwa sikap positif masyarakat dalam pelestarian hutan tidak menentukan tindakan
masyarakat terhadap pelestarian hutan Taman Naional Kerinci Seblat. Dengan kata lain, Sikap masyarakat Desa Lempur Mudik yang positif tentang: penyuluhan kehutanan, batas kawasan hutan, pemanfaatan hasil hutan, rehabilitasi lahan kritis, perlindungan hutan secara preventif, dan pengawetan alam tidak menentukan tindakan positif masyarakat terhadap pelestarian Taman Nasional Kerinci Seblat Provinsi Jambi.
BABV KESIMPULAN DISKUSI DAl\J SARAN Pada bab ini penulis mengetengahkan tentang kesimpulan hasil penelitian yang peroleh di lapangan, kemudian penulis mendiskusikan hasil penelitian tersebut dengan teori yang telah dibahas pada bab sebelumnya, dan saran penulis untuk penelitian selanjutnya.
5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa data dan interpretasi data yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap terhadap pelestarian hutan dengan tindakan terhadap pelestarian hutan pada masyarakat sekitar Taman Nasional Kerinci Seblat Provinsi Jambi. Artinya sikap positif masyarakat terhadap pelestarian hutan tidak diikuti dengan tindakan aktif masyarakat dalam pelestarian hutan Taman Nasional Kerinci Seblat.
5.2. Diskusi Hasil penelitian diperoleh bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sikap terhadap pelestarian hutan dengan tindakan terhadap pelestarian hutan pada masyarakat sekitar Taman Nasional Kerinci Seblat.
72
Hal ini membuktikan bahwa sikap tidak selalu dapat rnemprediksi tindakan atau prilaku seseorang atau kelompok, disebabkan oleh banyak faktor. Adapun faktor tersebut adalah keadaan dan tingkat ekonomi masyarakat yang rendah, sehingga mereka berani untuk membuk.a lahan di dalam Taman Nasional, meskipun mereka menyadari bahwa tindakan tersebut dilarang oleh adat dan pemerintah. Faktor lain yang diduga mempengaruhi tindakan pasif masyarakat sekitar Taman nasional Kerinci Seblat dalam pelestarian hutan adalah kurangnya kontrol sosial dari pemerintah maupun lembaga masyarakat itu sendiri. Pemanfaatan hasil hutan yang tidak melibatkan masyarakat sekitar Taman Nasional kerinci Seblat adalah faktor lain yang menyebabkan tindakan pasif masyarakat dalam upaya pelestarian hutan. Faktor-faktor tersebut sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Neil Smelser (dalam Sarlito, 1976:h 100) bahwa tindakan k•elompok sosial dipengaruhi oleh enam faktor, yaitu: 1. Structural Strain, keadaan masyarakat yang pen uh tekanan, dimana masyarakat dalam hal-hal tertentu tidak lagi merasa aman. 2. Structural Conduciveness, keadaan masyarakat yang cocok untuk terjadinya tingkahlaku masa. 3. Generalized belief, adanya kepercayaan pada masyarakat bahwa sesuatu hal sedang atau akan terjadi, misalnya banyak anggota masyarakat yang percaya bahwa pemerintah tidak akan menindak mereka yang berladang di kawasan hutan.
73
4. Mobilization for action, ada kemudahan-kemudahan tertentu untuk menggerakan kelompok. 5. Lack of social control, kontrol sosial yang kurang, misalnya: pemerintah tidak lagi mampu mengendalikan p,eladangan berpindah oleh masyarakat. 6. Triggering factor, adanya pristiwa pencetus.
Hasil dari penelitian ini sesuai pula dengan pernyataan Waner & DeFeur (1969) yaitu pada postulat variasi independen hubungan sikap dan tindakan (prilaku) tidak ada alasan untuk menyimpulkan bahwa sikap dan prilaku berhubungan secara konsisten. Sikap dan prilaku merupakan dua dimensi dalam diri individu yang berdiri sendiri, terisah dan berbeda. Mengetahui sikap tidak berarti dapat memprediksi tingkah laku.
5.3. Saran Penulis menyadari betul bahwa dalam penulisan skripsi ini terdapat berbagai macam kekurangan dan kelemahan terutama dalam proses penelitiannya, maka penulis menyampaikan beberapa saran untuk menutupi kekurangankekurangan yang berkaitan dengan penelitian ini. Adapun saran tersebut adalah sebagai berikut:
74
Sikap masyarakat terhadap pelestarian hutan merupakan penilaian positifnegatif terhadap kegiatan pelestarian hutan. Diharapkan sikap masyarakat yang positif terhadap pelestarian hutan dapat pula te1wujud pada tindakan aktif mereka dalam melestarikan hutan. Bagi pemerintah diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk bisa memanfaatkan hasil hutan non kayu untuk menambah pendapatan mereka. Sehingga masyarakat ikut merasakan manfaat keberadaan kawasan Taman Nasional di lingkungan mereka dan menjaga kelestariannya.
Penulis menyarankan untuk perbaikan dan J)enyempurnaan pada penelitian selanjutnya bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dengan masalah yang sama, untuk dapat menutupi kelemahan serta kekurangan dengan lebih mempertajam kajian permasalahannya dan kualitas dari instrumen penelitian dengan menggunakan teori-teori yang aktual dan bahasa yang mudah dipahami sehingga memudahkan responden dalam memberikan jawaban.
75
DAFTAR PUSTAKA D.J. Nurani Idris. (1999) Mengenal Daerah Kerinci, Kuntum Budi: Bukit Tinggi. David, 0. Sears, Jonatahan L. Freedman, L. Anne P13plau. (1994) Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga. E. H. Muntasib. (1999). Hutan dan Lingkungan, Pusat Penyuluhan Kehutanan dan Perkebunan Departemen Kehutanan dan Perkebunan bekerja sama dengan Fakulatas Kehutanan IPB, H.A. Rasyid Yakin. (1972). Menggali Adat Lama Pusaka Usang di Sakti Alam K~rinci. Kuntum Budi , Bukit Tinggi. Hurlock, Elizabeth B. Developmental Psychology: A Ufe-Span Approach, Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, lstiwidayanti (1991). Jakarta: Erlangga. I Shill, David. (1972) "International Enclopedia of The Social Sciences" New York: MC Millan. Kerlinger, Fred. N. (2000). Azas-Azas Penelitian Behavioral, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Koentjaraningrat. (1983). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Yogyakarta: Djambatan. Padmowihardjo S. (1999) Psikologi Be/ajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka. PEMDA TK II Kerinci. (1985). Mengenal Lebih Dekat Sakti Alam Kerinci. Kerinci: PEMDA Tk. II Kerinci. Saefuddin Azwar. (2000) Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya, Jakarta: Pustaka Pelajar. Sarwono W. Sarlito, (1995). Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: Rajawali Sarwono W. Sarlito. (1999). Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka SarwonoW. Sarlito. (2007). Psikologi Sosial. Jakarta: Bulan Bintang.
Stork, Rodney. (1985) Sociology. California: Wadsworth Publishing Company. Taufani Zulkifli. (2001 ). Diktat Metodologi Penelitian, Jakarta. Tim Pengelola Sumber Daya Alam (PSDA) Watch dan KLH. (2005). Laporan dan lnvestigasi Illegal Logging di Taman Nasional Kerinci Seb/at, Jakarta. W. A. Gerungan. (2004). Psiko/ogi Sosial, Bandung: Rafika Aditama. W. J. S Poerwadarminta. Kamus Umum Bahasa Balai Pustaka.
lndom~sia
Cet. Ill, Jakarta:
C.M. Umar. (1978). Persepsi Bekas Narapidana di Jak11rta Tehadap Lingkungan Sosial, Khususnya Penerimaan dari Lingkungan Sosial. skripsi mahasiswa fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Harihanto. (2001 ). Persepsi, Sikap, dan Perilaku Masycrrakat Terhadap Air Sungai, Disertasi Doktor. Program Pascasarjana, IPB, Mauludi, A. (1989). Jarak Sosial Pada WN/ Golongan Asli Islam, Cina Islam, dan Cina Non Islam. Skripsi mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Jakarta. R.M. Darmawan. (1978). Sikap Mahasiswa Suku Bangsa Jawa Terhadap Cina. Skripsi Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Jakarta. Sujarwo. (2004) "Pengetahuan,Sikap dan Tindakan masyarakat Sekitar Hutan dalam Pelestarian Hutan". tesis mahasiswa SPIP Begor, Surrachmad. (1982)."Sikap Masyarakat Terhadap Membuang Sampah Sembarangan", skripsi mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Mises, Ludwing., Human Action: A Treatise on Economics http://www.econlib.org/librarv/enc/bios ( 9 Mare1t 2006). Taman Nasional Kerinci Seblat http://www.dephut.go.id/INFORMASl/tamnas.a§Q
( 9 Maret 2006).
WALHI, Hutan Indonesia Menjelang Kepunahan http: I I www.walhi.or.id/kampanye/hutan ( 9 Maret 2006).
Wiyono, Warta Kebijakan http://www.cifor.or. ( 9 Maret 2006). Y. Aumeeruddy, Agroforest Khas Indonesia http://www.warsi.or.id/bulletin/Alam Sumatera/vol1 No2/As1 23.htm (9 Maret 2006).
PEMERINTAH KABUPATEN KERINGI KECAMATAN GUNUNG RAYA Jal an .......... .
Nomor....... .
Telp ........... .
LEMPUR Kode Pos. 37174.
REKOMENDASI PENELITIAN Nomor : 070/?-73 /TRANTIB Berdasarkan Surat Bapak Kepala Kantor Kesbang dan Politik Kabupaten Kerinci Nomor: 070 I 286 I Kesbang-Pol. Tanggal 17 Juli 2006. tentann surat izin Penelitian. Sehubungan dengan hal tersebut diatas dengan ini rnemberi Rekomendasi kepada: Na m a : FAKHRUL RAZY. No. Pokok. : 00710201056. : Mahasiswa. Pekerjaan Agama : Is lam. Kebangsaan : Indonesia. Ala mat : Sungai Pen uh. Untuk melakukan penelitian di Desa Lempur Mudik dan Desa Baru Lempur Kecamatan Gunung Raya mulai tanggal 24 Juli s/d 1O Agustus 2006. dengan tema I judul
"HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT SEKITAR HUTAN TERHADAP PELESTARIAN HUTAN TAMAN NASIONAL KERINCI SEBLAT PROPINSI JAMB!" Dengan ketentuan sebagai berikut : I. Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu melapor kepada Kepala Kantor/ Pimpinan untuk mendapat petuajuk seperlunya. 2. Wajib menjaga tata tertib dan mentaati ketentuan dan adat istiadat yang berlaku di Daerah penelitian. 3. Tidak dibenarkan melakukan penelitian yang tidak ada kaitannya dengan judul penelitian dimaksud. 4. Tidak menggunakan surat izin penelitian ini untuk tujuan tertentu yang dapat mengganggu kestabilan pemerintah. 5. Surat izin penelitian ini akan dieabut kembali apabila pemegangnya tidak mentaati ketentuan-ketentuan diatas. 6. Tidak dibenarkan memiliki, membeli, memindahkan, tempat benda-benda yang bersejarah yang ada di Desa-desa yang bersangkutan.
Demikianlah untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.· Lempur,
24 Juli 2006,-
CAMA~G RA YA Drs.HASFERI 11.KMAL.MSi. Penata Tk.! / NIP. 010 191 828.
Tcmbusan disampaikan kepada Yth. ? I. Bapak Bupati Kerinci di Sungai Penuh. 2. Bapak Kepala kantor Kehutanan dan Konservasi Tanah Kab.Kerinci di Sur1gai Penuh.
3. Bapak Kepala Balai TNKS Kab.Kerinci di Sungai Penuh. 4. Sdr. Kepala Desa Yangbersangkutan.
PEMER!lfl'AH KABUPATEN KERINCI
JIBCAMATAN GUNUNCI RAYA JeUru1 ............. _••••.••• l"io111or ••••••••••••••••• , Telp.
L£MPUR
37174
SURAT KIITERANOAN TELAH MEL/\KSl\NAMC! PENELIT!Af'i Nomor : 070/ 2-TJ, /l'rantib. Membaca
: Surat Izin Penelitian mengadakan &uvey dart Kepala Kantor Kesbang dan Politlk Kab. Kerlncl Nomor 070f286/Kesb1mg-Pol tanggal 17 Juli 2006 ten tang lzln melaksanakan Penelltlan.
Menatngat
: Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2004 tanoaal 18 Mel 2004. tentang
Orgeuili>ewi Peranglmt Daerah Kab. Kerinci. Memperhatikan : Proposal ·yaml bersangkutan. Memberi lzln Kepada Nam a
: FAKHRUL HAZY
NIM
: 0071020105.
Pekedaan
: Mahasiswa :Islam : Indonesia. : sungal Penuh.
Ag am a l\ebangsaan
Alamat
u n tu k
: Melakukan Peneiitian dengan judul :
"ffUIIDNGAN ANTARA SllfAP DAN TiNDAKAN JllASYARAKAT SEKITAR lIUTAN TERllADAP PELESTARJAN lIUTAN TAMAN NASIONAL n:ERINCl SEBLAT PROWNSI JAJllBI " Tempat Penelitian : Desa Lempur Mudik dan Desa Lempur Dusun Baru Kee.On.Raya.
Wa ktu
: Tanggal 22 Juli s/d 26 Juli 2006. Telah melaksanakan Penelitian di Desa Lempur Mudik dan Desa Lempur Duon &ru Kecamatan Qunung ~1a, se..uai denganjadwal yang telah dltentukan. Demlkian disampaikan untuk di pergunalran sebagaimana mesti nya.
Kr:Ct,MA
GUrlUNG '
. ,,.
IY • ~::--"'
IA!,, JllSJ
TE!"IBUSAN,disampaikan kepada Yth : 1. Bapak 6upatl Kerlnci di Sunga! Penuh • 2. Bapak Kakan Kesbang dan Politik J(ab. Kerinci. 3. &pal< Kepala Kantor Kehutanan danKonoervruil Tanah Kab, J\erlnci. 4. Bapal{ Kepala Bala! TNKS Kab. Kerlnci. 5. Yang bersangkutan.
Ska~
Sikap Masyarakat Sekitar Hutan terhadap Pelestarian TNKS
Saya mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam NegEiri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang melakukan penelitian. Saya meminta kesediaan saudari menjadi responden untuk mengisi pernyataan dibawah ini. Saya akan menjaga dan menjamin kerahasiaan jawaban saudara. Atai> partisipasi dan kerjasamanya saya ucapkan banyak terima kasih.
IDENTITAS Nama Usia Pendidikan Jumlah Tanggungan Keluarga Petunjuk Pengisian Petunjuk pilihan jawaban : Di lembar ini terdapat skala sikap. Pilihlah jawaban dengan cara men - cheklis (x) yang tersedia pada kolom disebelah kanan. Tidak ada jawaban yang salah, semua jawaban dapat dikatakan benar. Karena itu pilihlah jawaban yang sesuai dengan keadaan diri anda saat ini. Setelah selesai diharapkan anda memeriksa kembali agar tidak ada jawaban yang terlewat. Petunjuk Pilihan Jawaban :
SS
: bila anda sangat setuju atau sangat sesuai dengan pernyataan.
S
: bila anda setuju atau sesuai dengan pernyataan.
TS
: bila anda merasa tidak setuju atau tidak sesuai dengan pernyataan.
STS
: bila anda sangat tidak setuju atau sangat tidak sei;uai dengan pernyataan.
Respond en,
SKALA SIKAP TERHADAP PELESTARIAN T Al\IIAN NASIONAL NO
I. 2. 3.
4. 5.
6. 7.
8.
9.
I 0. 11. 12. 13.
14. 15.
16. 17. 18.
PERNYATAAN Taman nasional adal ah kawasan milik negara yang dilarang dikelola untuk keoentingan oribadi Kegiatan menanam pohon dilahan miring dapat mencegah terjadinya longsor Penangkapan pencurian kayu oleh polisi membuat jera penebang liar Melestarikan hutan adalah tngas kita bersama Saya akan mengajak teman-teman saya menghadiri kegiatan penyuluhan
s
SS
Saya akan memarahi tetangga saya jika ia terlihat merusak tanda batas kawasan hutan Saya akan menanami tanaman di lahan miring agar tidak longsor Saya bahagia keluarga saya bergotong royong menananm kembali pohon yang sudah ditebang Hati saya menjadi tenang jika polisi menangkap peladang liar di taman nasional Saya tidak menggembalakan hewan temak saya ke dalam hutan untuk menjaga tanaman langka tidak punah Taman nasional adalah tanah leluhur saya jadi sava bebas berladang di mana saia Penangkapan penebang liar membuat masyarakat takut masuk ke hutan Melestarikan hutan bukanlah tugas saya Saya tidak ikut penyuluhan karena menyita waktu sava Saya berladang berpindah-pindah karena menambah penghasilan saya Saya menebang pohon besar untuk persediaan kavu baker di rumah Saya menjadikan Iahan kosong untuk pembuangan sampah keluarga Saya menjual tanaman langka dari taman nasional karena harganva mahal
' ;
TS STS
NO 19. 20. 21. 22. 23.
PERNYATAAN Merokok di dalam kwas an hutan mempunvai kepuasan tersendiri Saya benci petugas kehutanan memasuki desa saya Saya tidak senang berladang di satu tempat karena mengurangi pendapatan sava Saya takut ditangkap petugas jika mengambil ranting kavu untuk kavu bakar Saya bahagia menemukan lahan kosong untuk dijadikan lading saya
SS
s
TS STS
Skala Tindakan Masyarakat Sekitar Hutan terhadap Pelestarian TNKS Saya mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang melakukan penelitian. Saya meminta kesediaan saudara menjadi responden untuk menjawab beberapa pertanyaan yang saya ajukan. Saya akan menjaga dan menjamin kerahasiaan jawaban saudara. Atas partisipasi dan kerjasamanya saya ucapkan banyak terima kasih. IDENTITAS Nama Usia Pendidikan Jumlah Tanggungan Keluarga
Pilihan Jawaban : SL
: bila anda sela/u rutin me/akukan Tindakan yang sesuai dengan pertanyaan
SR
: bila anda sering Melakukan Tindakan sesuai dengan pertanyaan.
KO
: bila anda kadang-kadang Melakukan Tindakan sesuai dengan pertanyaan
TP
: bila anda tidak pemah melakukan tindakan sesuai d1:!ngan pertanyaan
Responden,
NO
I.
2.
3. 4. 5.
6. 7.
8. 9.
10. 11. 12.
13. 14. 15.
16. 17.
SKALA TINDAKAN TERHADAP PELESTARIAN I-IUTAN SL SR KD PERNYATAAN Saya membuka ladang dalam kawasan hutan I karena mencari pekeriaan lain susah. 1 Saya memilih berangkat ke ladang daripada menghadiri penyuluhan karena menyita waktu berladang sava Memberi tanda batas antara ladang saya dengan Taman Nasional membuat saya tenang saat berladang Membantu polsi menangkap pencuri kayu menyebabkan desa aman dari bahaya longsor. Menanam kembali pohon di lahan yang kosong, sava tidak merasa terbebani Saya mengajak tetangga saya merambah pohon di dalam hutan agar lebih cepat membuka ladang Saya menanam beberapa pohon di ladang kopi saya untuk menjal;ja tanah agar tidak lonll:sor Saya menghadiri kegiatan penyuluhan agar dapat membantu pemerintah melestarikan taman nasional. Saya mengajak tetangga saya untnk menghadiri penyuluhan agar kita memahami tentang taman nasional. Ikut bekerja sama menanam pohon di lahan yang tandus berarti saya membantu menjaga taman nasional Saya menanam bibit pohon di sekitar ladang saya agar hutan asli tidak punah. Saya membiarkan anak kecil bermain korek api karena tidak berbahaya bagi hutan Saya menanam pohon di lahan yang kosong dan berharap agar pohon itu tumbuh meniadi besar. Saya melarang orang merokok di dalam kawasan taman nasional agar tidak terjadi kebakaran. Saya membuang sampah ke dalan1 hutan agar lingkungan desa saya menjadi bersih Saya tidak mencegah orang yang membawa hewan langka dari hutan karena takut dipukul Saya mengajak tetangga menanam pohon di lahan kritis agar tidak sulit mencari mata air
TP
DATA MENTAH TRYOUT SKALA SIKAP ~
1 2 3 4 5 6 7
1
4 4 4 4
4
6 7 6
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
9
4
0 1
4 4 4 4 4 4 4 4 4
8
9 10 11
2 3 4 5
2 3
'; ;
'
' ' )
4
2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 4 4 3 3 4 4 1 1 3 3 3 4 3 4 3
3 4 4 4
4 3 3 3
3
4
4
3 3 3
3 3 3 3 4 4
4
4 3 3
4 4 4 4 4 4 1 1 4 4 3 4 3
3 2 3 3 4 3
3 3 3 4 2 3 4 3
3 3
5 3 4 2 3 2 4 4 3 3 2 4 4 1
6 4
4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3
4
2 2
3 4 4
4 3 4
3 4 3 2 2
2 3
4 4 3 2 3 3
4
8 3 3 4 3 2 4 4 2 2 3 4 4 3 3 3
9 3 3 3 3 4 4 4 4 3 2 4 4 3 2 3
3
2
4 3 1 4
4
2 3
7 3 4 4 2 3 1 4 4 4 3 4
2 2 3 4
3 1 3 4
2 2 3 3
2 3 3 2
1 1
2
3
3
2 3
2 4
3
4
4 2
4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 2 3 4 2 1 1 4 4 1 2 4 4 2 4 2 1 4 3 3 1 1 1 4 3 3 2 3 4 137 126 112 107 105 107
3
3
4 1
3 4 4 2 3
3 4
10 4 4 4 4 4 1 4 4 3 4 3 4 3 4 4 2 3
11 4 3 5 1 1 4
4 1 1
2 4 3 4 4 4
3 4
4
4
1 4
3
3
4 4
3
3 3
4 4
4 4
2 2
3
4
3
1
2 1
2
2
1 1
3 1 2 1 2
4 1 2 1 1
2 2
3
2
3
3
4
2
98
93
3 1
3
1 1 3 1
3
4 4 3 2 4 1
99 107 110
3
13 3 3 3 2 4 4 4 2 1 3 4 4 4
4
2
4 4 1 3
3 4 3 3
3 2
4 2
4 3 3 3 3
4 3 4 2
12 3 3 3 3 3 1 4 1 1 4 3
4
2
14 4 4 4 2 3 4 4
3 3 4 4
15 1 1 1 2 1 1 1 4 4 2 1 1 1 4 2 1
3
2
4
1 1 1
2 4 3 3 3 1
2
3
1 4
1 2 3 1 2
2 2 4
2 4
4 3 3 4 4 3 1 3 3
1 2 4 4 4 2 3 2 2 3 2 3 4 3 4 2 4 1 2 1 4 2 1 3 2 4 4 102 100 111
2
3 2 3 2 2 2 1
2 4
4 1 3 69
16 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3
2
3 3 3 4 1 1 1 2 4 99
17 4 4 4 3 3
18
19
4
4
4
1 1 1 1 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3
4 4
4 4 2
2
4 2 4 3 3
20 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 1 3 1 4 2 4 4 1 2 1 2 2 2 2 1 3 3 1 1 4 3 1 3 1 1
3
2
21 3 4 3 4 3 1 1 3 4 3 1 1 4 3 4
3 4 1 1
22 4 4
4 4 4 4 3 4 4 4 1 1 3 4
3 2
23 3 3 3 3 2 1 1 2 4 4
2 1 3
2 4
2
3 3 3
1
1
3
24 2
4 4 3 3 3 1 4 4 4 3 1 4 3 4
3 2 4 3 2 3
25 3 2 3 2 3 1 1 4 4 3 4 3 3
4 3 3 1
4 2 2 3 2
26 4 3 3 1 2 3 1 1 2 3 3 3 2 3 3 4
3 3 4 3
27 4 3 3 3 3 1 1 2
4 2 4 3 4
4 2 4 4 3
4 4
28 29 30 3 3 2 4 4 3 4 3 2 3 2 4 3 4 4 3 1 3 1 1 1 1 1 4 3 4 1 4 2 3 3 2 4 3 4 4 4 3 3 4 2 3 2 2 3 3 4 4 1 4 1 4 3 4
4
3 4 3
4 3 2
31 3 4 4 3 3 3 3 1 4 4 4 4 3 1 4
3 3 4 4
32
4 4 3 2 2 3 1 1 1 3
2 3 4 3 4
3 4 4
3 2
33 3 4 3 2 2 1 3 1 1 4 4 4 3 1 3
2 2 3 4
1 1 4 2 3 2 3 4 1 1 2 3 4 3 3 4 3 1 1 1 3 4 4 1 2 4 4 4 3 3 2 4 2 1 3 4 2 3 4 3 2 4 4 3 2 3 4 3 1 2 3 3 4 1 4 3 2 3 4 4 1 1 2 4 1 1 3 4 3 2 1 4 3 3 4 2 1 2 4 1 4 3 4 3 3 2 1 2 2 1 3 4 1 1 2 4 1 2 3 4 4 4 4 4 3 3 2 2 3 4 3 4 1 3 4 3 3 3 1 1 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 1 2 4 3 2 2 3 3 4 4 3 2 4 4 4 3 3 2 2 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 1 1 1 2 4 3 3 2 4 2 1 1 2 1 1 1 1 4 3 4 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 4 3 4 4 1 1 2 2 1 1 1 1 1 4 2 4 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 4 4 3 1 1 1 4 1 2 1 1 4 3 1 1 112 110 79 76 95 100 91 103 96 88 101 98 98 96 103 95 94 1 1 4 3 1 4 1 4 4 4 4 1 2 1 4
4 4 4 3
34 35 36 TOTAL 3 3 4 121 3 3 4 127 3 4 4 125 1 3 3 101 2 3 4 109 1 3 3 92 1 3 1 91 1 4 4 97 1 4 4 107 3 3 4 113 113 3 4 4 3 4 4 111 2 3 3 108 3 3 3 109 4 3 2 115 2 3 4 115 2 2 2 103 3 4 114 4 2 1 3 99 4 4 103 3 4 3 4 104 1 1 3 104 4 2 4 110 3 4 3 100 1 4 4 101 1 3 2 67 4 3 4 113 4 4 4 11Z 1 3 4 105 2 3 3 116 2 1 1 62 2 4 75 1 3 77 1 1 1 1 60 1 1 1 1 88 84 95 111 3607
DATA MENTAH TRYOUT SKALA TINDAKAN PELESTARIAN HUTAN Re! 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 Tot
1 4 4 4 4 4 4 3 4 4
2 4 4
3 4
4
3 3 3 4 4 4 4 1 1 3 3
4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3
4
4 3 4 4 3 4 4 4 1 2 4 4 3 4 3 3 2
5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 2 4 3 4 4 3 4 3 2 2 4 4
6 3 3 4 3 1
7 3 4 4 3 4
3
4
3 4 4 4 4 3 2
3 1 4 4 4 3 4 2 2 3 4
8 3 4 3 3 4 3 3 4 4 2 2
9
3 4
3 3 3 3 3 4 4 4 3 2 4 4 3 2 3 2 3 4 1 3 4 4 2 3 3 3 4
10 4 4 3 1 3 3 1 1 4 4 3 4 3 4 3 4 4 2
11 4 4 3 4 3 4 4 4 4 1 1 2 4 3 4 4 4 3 4 4 3
12 3 3 3 4 3 3 4 1 4
13 4 4 4
4 4 3 4 4 4 2 2
14 4 4 2 2 4 3 2 4 4 2 2 4 2 4 3
1 4 1 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 2 4 4 4 2 3 4 3 2 3 4 3 4 3 4 4 4 3 2 4 4 4 3 3 4 3 • 3 ,4 4 1 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 4 2 1 1 3 4 4 3 3 3 4 4 2 2 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 2 2 3 3 4 3 4 2 3 3 4 3 3 4 4 2 4 3 2 3 3 3 3 3 4 2 3 2 4 4 3 3 2 4 3 3 2 4 2 4 3 4 4 2 3 3 4 3 3 4 4 4 3 2 3 4 3 4 3 3 2 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 2 4 4 4 3 4 4 3 2 4 4 4 4 3 1 4 3 2 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 2 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 136 131 118 111 121 107 114 106 109 113 124 106 119 110
15 2 4 4 4 4
2 4 1 1 4 4 2 2 1 1 4 1 1 2 1 1 1 2 1 4
16 3 4 3 4 4 3 4 4 4
4 4 3 4 3 3 2 2 4 3 3 3 1 3 1 2 3 1 4 4 4 4 4 4 3 4
17 4
18
19
4
4
4
1 3 4 4 1 4 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3
3 2 2 4 3 4 4 3 4 4 1 1 2 1 3 1 4 1 1 3 1 1 1 1 1 1 4 4 3 3 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 1 1 4 3 1 4 4 4 3 4 3 3 4
3 4 4 4 3 4 4 4
3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 94 113 123 115
4
91
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 4 4 4 1 3 3 2 3 4 4 4 2 3 4 4 3 4 4 4 2 2 3 3 1 1 2 3 2 2 3 4 4 3 4 2 1 1 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 3 3 2 5 3 2 2 4 1 4 4 1 2 1 4 4 3 2' 3 4 4 4 4 3 4 4 2 3 1 4 1 1 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 2 4 4 3 1 4 1 1 1 3 4 1 4 4 4 2 4 4 4 1 4 4 4 2 4 1 4 1 1 4 1 1 3 3 1 3 1 3 1 3 3 1 3 3 1 1 3 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 3 3 4 2 2 1 1 1 2 4 4 1 1 4 1 1 4 4 4 4 4 4 3 4 1 4 4 4 2 4 1 1 1 4 4 4 4 3 2 3 4 3 3 2 4 1 4 3 4 4 3 3 4 4 1 1 2 3 2 4 2 3 4 4 2 3 4 3 4 2 1 1 1 1 2 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 2 3 3 4 3 2 3 3 4 3 4 2 3 3 3 4 2 4 3 3 4 3 4 2 3 1 3 3 1 3 3 3 4 4 3 4 3 2 2 2 2 3 4 4 4 2 3 3 3 3 3 2 3 4 4 4 4 3 3 2 3 3 3 2 4 3 4 3 3 1 4 2 3 4 2 1 3 1 4 3 2 1 1 4 4 3 3 4 4 5 4 1 1 2 3 4 3 3 4 4 2 1 2 1 2 4 4 4 4 3 1 3 4 3 4 2 3 1 2 3 2 2 4 3 2 2 3 4 4 3 4 3 4 3 1 2 2 1 4 4 1 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 1 2 4 2 3 4 1 1 3 4 4 3 2 3 4 4 4 2 4 2 3 4 3 3 4 3 2 4 3 3 4 2 4 2 3 3 3 4 2 4 1 1 1 4 3 2 4 3 4 3 1 3 4 2 4 4 1 3 2 3 2 2 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 2 4 2 4 4 3 4 2 2 4 1 3 2 4 1 1 2 4 2 3 4 2 4 4 2 3 4 2 4 4 3 2 4 1 4 4 3 3 4 1 1 3 4 4 3 4 4 4 2 4 1 4 4 3 4 4 4 1 3 4 1 4 4 4 4 1 2 1 2 4 2 4 4 4 3 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 1 92 101 111 105 105 100 98 117 107 108 99 112 100 83 94 114 110 20 4
OTAL 123 117 118 109 120 111 121 92 92 97 108 112 114 110 109 109 115 115 101 116 101 102 104 104 111 101 103 126 115 120 117 116 127 129 132 3917
ability Warnings space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or d in the analysis. _
Case Processing Summary
N
% 35 100.0 0 .o 35 100.0 Listwise deletion based on all variables Jn the procedure.
es
Valid Excluded• Total
11iability Statistics mbach's l\lpha .831
N of Items 36
elations Correlations TOTAL l\L
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
1
N
VAR00001 .337* .048 35
35 .337* .048 N 35 orrelat1on 1s significant at the 0.05 level (2-tailed).
00001
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
1 35
ilations Correlations TOTAL
VAR00002 .482*' .003 N 35 35 10002 Pearson Correlation .482*' 1 Sig. (2-tailed) .003 N 35 35 :Orrelation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
\L
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
lations
1
J
Correlations TOTAL TAL
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N '<00003
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
1 35 .092 .601 35
VAR00003 .092 .601 35 1 35
·elations Correlations VAR00004 .554*' .001 N 35 35 100004 Pearson Correlation .554*' 1 Sig. (2-tailed) .001 N 35 35 Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). TOTAL
.AL
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
1
elations Correlations TOTAL ~L
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N )0005
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
1 35 .308 .072 35
VAR00005 .308 .072 35
1 35
~lations Correlations TOTAL
,L 0006
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
lations
1 35 .329 .053 35
VAR00006 .329 .053 35 1 35
Correlations TOTAL fAL
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
W0007
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
1 35 .586*' .000 35
VAR00007 .586tt .000 35 1 35
Correlation 1s significant at the 0.01 level (2-tailed).
elations Correlations TOTAL 'AL
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N '.00008
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
1 35 .300 .080 35
VAROOOOS .300 .080 35 1 35
t!lations Correlations TOTAL ~L
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N )0009
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
1 35 .304 .076 35
VAR00009 .304 .076 35
1 35
!lations Correlations TOTAL IL
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1
VAR00010 .349* .040 35 1
35 .349* .040 35 )ffelat1on 1s significant at the 0.05 level (2-tailed).
0010
lations
35
Correlations TOTAL rAL
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N 100011
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
1 35 .309 .071 35
VAR00011 .309 .071 35
1 35
elations Correlations TOTAL AL
Pearson Gorrelation Sig. (2-talled)
N 00012
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
1 35 .310 .070 35
VAR00012 .310 .070 35 1 35
alations Correlations TOTAL ~L
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
1
N
VAR00013 .338* .047 35 1
35 .338* .047 N 35 orrelation 1s significant at the 0.05 level (2-tailed).
)0013
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
35
~lations Correlations TOTAL
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
0014
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
N
lations
1 35 .173 .320 35
VAR00014 .173 .320 35
1 35
Correlations TOTAL fAL
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N ~00015
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
1
VAR00015 -.325 .057
35
35 -.325 .057 35
1 35
·elations Correlations TOTAL
VAR00016 .465* .005 N 35 35 Pearson Correlation :00016 .465*' 1 Sig. (2-tailed) · .005 N 35 35 Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
'AL
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
1
~lations Correlations TOTAL ~L
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
1
N
VAR00017 .426* .011 35 1
35 .426* .011 N 35 orrelat1on 1s s1gmficant at the 0.05 level (2-tailed).
)0017
Pearson Correlation Sig. (2-taiied)
35
1lations Correlations TOTAL
L
Pearson Correlation Sig. (2-lailed)
N
1
VAR00018 .414* .014 35 1
35 .414* .014 N 35 rrelation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
0018
Pearson Correlation Sig. (2-taiied)
rations
35
Correlations TOTAL 'AL
to0019
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1 35 .064 .715 35
VAR00019 .064 .715 35 1 35
elations Correlations TOTAL AL
00020
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1 35 .217 .210 35
VAR00020 .217 .210 35
1 35
~lations Correlations TOTAL 'L
)0021
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1 35 .075 .668 35
VAR00021 .075 .668 35
1 35
1lations Correlations TOTAL
L
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1
VAR00022 .365* .031 35
35 .365* .031 35 1rrelat1on 1s significant at the 0.05 level (2-tailed).
0022
lations
1 36
Correlations TOTAL rAL
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
1
N
VAR00023 .483" .003 35 1
35 .483* .003 N 35 Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
<00023
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
35
elations Correlations TOTAL
VAR00024 .486* .003 N 35 35 '.00024 Pearson Correlation .486*' 1 Sig. (2-tailed) .003 N 35 35 Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
'AL
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
1
:ilations Correlations TOTAL ~L
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N )0025
1 35
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.454~
VAR00025 .454*' .006 35 1
.006 35 :orrelat1on 1s significant at the 0.01 level (2-tailed).
N
35
~lations Correlations TOTAL
VAR00026 .598.. .000 N 35 35 0026 Pearson Correlation .598*' 1 Sig. (2-tailed) .000 N 35 35 orrelat1on 1s significant at the 0.01 level (2-tailed).
'L
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
lations
1
Correlations TOTAL rAL
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N <00027
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
1 35 .597*'
VAR00027 .597• .000 35
1
.ODO 35
35
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
elations Correlations TOTAL AL
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
1
VAR00028 .632..
N
35 00028 Pearson Correlation .632" Sig. (2-tailed) .000 N 35 Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
.ODO 35 1 35
~lations Correlations TOTAL ~L
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) ·
1
N
VAR00029 .551*' .001
35 .551*' .001 N 35 :orrelation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
)0029
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
35 1 35
1lations Correlations TOTAL L
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N 0030
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
lations
VAR00030 1
.323 .058
35 .323 .058 35
35 1 35
Correlations TOTAL "AL
1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
VAR00031 .618*' .000 35 1
35 .618* .000 N 35 Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
to0031
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
35
elations Correlations TOTAL AL
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
1
N
VAR00032 .464'' .005 35
35 .464*' .005 N 35 .. ~orrelation 1s significant at the 0.01 level (2-tailed).
00032
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
1 35
~lations Correlations TOTAL \L
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N 10033
1 35
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
VAR00033 .462* .005 35
.462~
1
.005 N 35 :orrelation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
35
lations Correlations TOTAL L
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N )034
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
1
35
VAR00034 .502*' .002 35 1
.502* .002 N 35 lrrelat1on 1s significant at the 0.01 level (2-tailed).
:ations
35
Correlations
TOTAL rAL
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
100035
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
N
1 35 .591*' .000 35
VAR00035 .591*' .000 35
1 35
Correlation 1s significant at the 0.01 level (2-talled).
elations Correlations
TOTAL AL
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
00036
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR00036 1
35 .644* .000 35
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
.644*"' .000 35 1
35
DATA VALID TRYOUT SKALA SIKAP IS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 !O !1 !2 !3 !4 !5 !6 '.7 '.8 '.9
'o
,1 ,2 ,3 4 5
a
3 1 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 1 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 2 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 2 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 1 1 2 4 2 4 3 1 4 4 4 3 137 126 107
4 6 5 3 3 4 4 4 3 4 4 3 2 2 4 3 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 2 4 3 1 3 4 3 4 4 3 2 4 4 2 4 3 3 2 4 4 4 3 3 2 4 4 3 3 3 4 3 1 1 4 4 4 2 2 3 4 3 4 3 3 4 3 2 4 2 3 4 2 2 2 1 4 2 2 4 1 4 2 2 1 3 3 3 1 4 1 3 3 2 1 2 1 1 2 2 2 2 4 98 107 100
7 6 9 10 11 12 13 14 15 16 17 1ll 19 20 21 22 23 TOTAL 4 3 3 4 80 4 4 4 4 3 2 3 4 4 3 3 :l 3 4 4 4 4 84 4 4 3 4 2 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 83 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 63 3 3 2 4 3 2 3 3 2 1 3 3 3 2 3 1 2 71 3 3 2 4 2 3 3 3 3 :1 2 2 2 3 4 2 4 4 4 4 1 1 3 1 1 3 :1 3 1 1 3 3 53 3 1 4 1 3 1 1 1 1 52 4 1 1 1 a 1 3 1 1 3 1 62 4 4 1 4 4 4 2 1 1 1 4 2 1 1 1 4 4 1 1 1 4 4 73 4 4 1 4 4 4 4 2 4 3 4 3 4 3 80 4 4 4 4 3 3 2 3 4 4 3 4 4 3 80 4 1 4 4 4 4 2 3 3 4 3 2 4 3 4 4 4. 3 1 4 3 3 72 3 4 1 1 3 4 3 4 3 3 4 3 3 73 3 4 3 3 4 3 2 4 3 3 3 4 3 2 3 2 3 4 4 2 3 4 4 1 3 1 3 3 68 3 4 2 3 4. 2 4 3 4 2 75 4 4 3 4 3 2 2 2 3 4 3 4 2 4 4 2 3 3 3 4 75 3 3 2 3 4 3 4 4 3 2 3 2 65 3 3 2 1 3 4 1 4 2 3 4 2 2 3 4 4 4 2 4 4 4 80 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 1 4 3 66 4 3 3 2 4 3 4 3 2 1 1 4 4 1 1 3 3 2 2 4 4 4 4 70 2 3 4 3 2 4 3 3 4 2 3 4 3 3 70 1 3 3 3 4 3 1 4 3 4 1 4 4 4 2 2 3 71 4 4 3 3 4 2 4 1 3 1 2 4 2 4 73 3 3 4 3 2 4 4 3 3 4 3 2 4 3 3 3 4 65 1 4 1 1 1 2 4 3 4 4 3 3 3 1 4 4 2 3 2 4 67 4 3 3 4 1 1 2 4 1 4 2 1 1 2 2 2 4 2 2 47. 1 1 3 3 1 1 1 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 3 4 79 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 81 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 69 4 4 4 3 3 2 2 3 3 4 3 2 4 1 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 77 2 3 4 3 2 3 1 2 4 1 4 3 4 4 3 2 1 1 2 1 1 55 3 2 1 2 1 2 1 1 4 36 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 4 1 2 2 2 1 1 1 4 1 1 43 2 1 3 4 . 2 2 4 2 1 1 1 1 1 2 2 1 41 1 1 1 1 4 2 1 1 1 54 3 1 1 2 4 4 1 1 4 3 1 1 99 112 110 100 91 103 96 88 101 98 98 103 95 94 84 95 111 2353
,,
Reliabilitas dan validitas Skala Tindakan P1elestarian Hutan Warnings ' space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated';"] d in the analysis. _
Case Processing Summary
N
% 100.0 35 0 .0 35 100.0 Listwise deletion based on all variables in the procedure. Valid Excluded• Total
es
11iability Statistics mbach's Aloha
.656
N of Items
36 Correlations
TOTAL AL
00001
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1 35 -.233 .178 35
VAROOOO 1 -.233 .178 35
1 35
Correlations TOTAL
)0002
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1 35 .330 .053 35
VAR00002 .330 .053 35 1 35
Correlations TOTAL ,L
0003
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1 35 .247 .152 35
VAR00003 .247 .152 35
1 35
Correlations TOTAL TAL
~00004
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1 35 .175 .315 35
VAR00004 .175 .315 35 1 35
Correlations TOTAL rAL
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
W0005
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
VAR00005
1
.116 .507 35 1
35 .116 .507 35
35
Correlations TOTAL AL
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N 00006
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
1 35 -.036 .836 35
VAR00006 -.036 .836 35 1 35
Correlations TOTAL ~L
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
1
N
VAR00007 .366* .030 l:35 1
35 .366* .030 N 35 orrelation is significant at the 0.05 level (2-lailed).
)0007
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
35
Correlations TOTAL 1L
Pearson Correlation Sig. (2-talled)
N 10008
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
VAR00008 1
35 .062 .725 35
.062 .725 35 1 35
Correlations TOTAL rAL
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N <00009
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
1 35 -.147 .398 35
VAR00009 -.147 .398 35
1 35
Correlations TOTAL 'AL
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N 100010
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
1 35 .042 .809 35
VAR00010 .042 .809 35 1 35
Correlations TOTAL AL
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N 00011
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
1 35 .170 .330 35
VAR00011 .170 .330 35
1 35
Correlations TOTAL ~L
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N )0012
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
1 35 .324 .058 35
VAR00012 .324 .058 35
1 35
Correlations TOTAL
IL
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N 10013
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
1 35 .242 .161 35
VAR00013 .242 .161
35 1 35
Correlations TOTAL ITAL
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N R00014
Pearson Co(relation Sig. (2-tailed)
N
1
VAR00014 -.063 .720
35
35 -.063 .720 35
1 35
Correlations TOTAL fAL
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
1
N
VAR00015 .501*' .002 35
35 .501*' .002 N 35 Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
~00015
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
1 35
Correlations TOTAL 'AL
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N '.00016
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
1 35 .283 .100 35
VAR00016 .283 .100 35
1 35
Correlations TOTAL l\L
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N 00017
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
1 35 .263 .127 35
VAR00017 .263 .127 35
1 35
Correlations TOTAL \L
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
1
VAR00018 .500' .002 35 1
35 .500' .002 N 35 orrelation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
10018
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
35
Correlations TOTAL TAL
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
1
N
VAR00019 .378* .025 35
35 .378* .025 N 35 Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
~00019
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
1 35
Correlations TOTAL "AL
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
1
N
VAR00020 .703•• .000
35 .703*' .000 N 35 Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
100020
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
35 1
35
Correlations TOTAL
VAR00021 .451*' .007 N 35 35 00021 Pearson Correlation 1 .451*' Sig. (2-tailed) .007 N 35 35 ~orrelat1on 1s significant at the 0.01 level (2-taded).
AL
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
1
Correlations TOTAL IL
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N 10022
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
1 35 .045 .797
35
VAR00022 .045 .797 35
1 35
Correlations TOTAL
VAR00023 .537*' .001 35 35 100023 .537*' 1 .001 35 35 Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
rAL
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1
Correlations TOTAL AL
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
1
VAR00024 .397* .018
N
35
35 .397* .018 N 35 :orrelation 1s significant at the 0.05 level (2-tailed).
:00024
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
1 35
Correlations TOTAL l\L
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
1
N
VAR00025 .485"' .003 35 1
35 .485* .003 N 35 correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
00025
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
35
Correlations TOTAL ~L
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
1
VAR00026 .390' .021 35 1
35 .390* .021 N 35 ~rrelation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
)0026
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
35
Correlations
TOTAL VAR00027 .434~ Pearson Correlation 1 Sig. (2-tailed) .009 N 35 35 00027 Pearson Correlation .434*' 1 Sig. (2-tailed) .009 N 35 35 Correlation is significant at the 0.01 level (2-talled).
AL
Correlations
TOTAL VAR00028 Pearson L:orrelation 1 .434*' Sig. (2-tailed) . .009 N 35 35 D0028 Pearson Correlation .434*' 1 Sig. (2-tailed) .009 N 35 35 ~orrelabon 1s significant at the 0.01 level (2-talied).
l\L
Correlations
TOTAL VAR00029 Pearson Correlation 1 .488" Sig. (2-tailed) .003 N 35 35 10029 Pearson Correlation .488' 1 Sig. (2-tailed) .003 N 35 35 :orrelat1on 1s significant at the 0.01 level (2-tailed).
\L
Correlations
TOTAL
,L
0030
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1 35 .098 .577 35
VAR00030 .098 .577
35 1 35
Correlations TOTAL fAL
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
1
N
VAR00031 .387* .022 35
35 .387' .022 N 35 :orrelation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
~00031
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
1 35
Correlations TOTAL AL
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
1
N
VAR00032 .337* .048 35
35 .337* .048 N 35 :orrelation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
'00032
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
1 35
Correlations TOTAL ~L
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N )0033
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
1 35 -.149 .392 35
VAR00033 -.149 .392 35
1 35
Correlations TOTAL ,L
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR00034 1
35 0034 .381* .024 35 1rrelation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
.381* .024 35
1 35
Correlations TOTAL TAL
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
1
N
VAR00035 .490*' .003 35
35 .490*' .003 N 35 Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
R00035
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
1 35
Correlations TOTAL "AL
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N 100036
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
1 35 -.086 .622 35
VAR00036 -.086 .622 35 1 35
1 Respon 1 3 2 4 4 3 4 3 4 5 6 4 7 3 1 8 4 9 4 10 11 4 12 3 4 13 14 2 2 15 16 3 4 17 18 3 19 4 20 3 21 2 22 4 23 2 3 24 25 3 26 2 3 27 28 4 4 29 30 4 31 3 32 3 3 33 4 34 4 35 Total 114
DATA VALID TRYOUT SKALA TINDAKAN JADID 2 4 7 3 5 6 8 9 10 11 1"'· 13 14 15 16 17 TOTAL 4 57 4 4 3 3 3 4 4 2 3 4 2 4 4 4 2 ., 3 4 48 4 4 4 1 3 1 2 i. 3 2 4 1 3 3 4 4 56 2 3 4 4 4 2 1. 2 4 3 4 3 4 4 2 2 4 1 2 4 4 47 4 4 2 3 3 2 2 4 1. 1 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 3 4 60 4 4 4 47 2 1 3 4 4 1 4 2 1 4 3 1 3 3 3 4 4 4 4 57 4 4 4 1 1 2 4 4 4 4 4 2 4 1 4 1 3 3 1 3 32 1 1 1 3 1 3 1 1 3 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 1 1 1 1 3 4 2 2 1 1 1 1 1 1 4 40 4 1 3 4 4 2 1 56 4 4 4 2 4 3 4 4 1 4 4 1 4 4 4 4 3 4 3 4 52 1 4 3 3 2 4 3 3 2 4 2 2 1 2 3 4 3 4 2 3 4 50 4 2 1 3 4 4 43 1 4 2 2 1 1 2 3 3 4 4 3 3 4 1 3 4 48 1 2 3 2 4 3 3 3 2 3 1 4 4 4 3 3 2 3 4 2 1 3 3 3 52 4 4 3 3 3 4 4 Sl 1 3 2 2 4 4 4 1 4 2 4 4 4 3 2 3 53 1 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 2 3 3 3 3 1 1 4 1 43 2 2 1 3 4 3 1 3 4 4 3 2 s 4 4 S2 1 4 4 1 4 1 1 3 4 3 3 3 4 3 2 1 2 4 4 3 4 3 2 1 43 3 1 3 1 4 1 1 1 2 2 2 3 4 4 4 2 3 4 4S 3 2 3 4 1 45 2 1 1 3 3 3 3 3 3 4 3 1 4 4 1 1 1 4 2 3 2 3 2 1 1 41 4 2 4 3 4 5S 4 4 2 1 3 4 3 3 4 3 4 3 4 2 4 4 1 1 4 4 4 44 1 2 4 1 2 3 3 3 3 3 3 41 1 1 2 3 2 3 2 4 2 2 1 2 4 2 4 3 4 2 64 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 1 2 3 2 SS 4 4 4 4 3 4 4 2 4 3 2 4 3 2 4 4 4 4 60 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 1 4 4 3 4 4 4 1 4 S7 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 1 4 4 4 4 1 2 2 S6 4 4 4 4 4 4 4 3 1 4 63 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 6S 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 6S 3 94 115 91 92 101 lOS lOS 100 98 117 107 108 112 100 94 114 1767
p< 1
1
4
'
J
'
'4 4 4
" • .' .,
4 t
,
''
Ll
:2
4
-
,{
'
''
.I
·'.9 1
'
.
' '4
'
. :
q 5 b
7
'
•
4
. ." ." .'
l l
' ' '
. l
:
J ' l
'4 4
4
' "
4
' :
• :
: 4 :
:
=
4
'
' '
•
.
'
:
. '
' :
. ' l
:
'
3
3
'
'
4
' '
:
.. . 4
'4 '4 '4 ' '
'
" : 4 :
' '
:
'
.'
'
'
:
: :
:
' ' '
l
,
J
:
l
•
l
' 4
:'
'
4
.
J J
. .
4
. '' .".' .- .: ''' ' '
. :
4
l
'
:
4
'
'
. . ' . . .
'
l
.
'l
4
' '
'
.' :
4 :
' ' 4
. ' ' ': ' ' '
... .. ." ' :
'
:
' '
4
4
. . . '' •
•
'
.. •
.4 .
'
:
''
.
:
4
'
'4
:
4
:
': ':
:
' '
' ' ' ' ' " ' " '
4
J
' l
'4 4
' ' ':
.
'.
. .' ..' '
4
:
•
:
'
'
4
. '
'4
' •
4
'
.
.' l
'
l
'
:
..'
' ' •
:
' ' '
.' .
•
. . . .. • ' . . ' "
I
,
'
'
'
'
.
4
.
' • ' • ' :
:
":
. '
:
.' ' . '' •. 4
'
' ' '
"
j
:
:
,
.. .
:' J
1
:c
,
:1 :
' '
:
'
.'
. '
.
. 'J
J
:
' '
4
:
1
'
J
:
:
'
:
.
:
.. -..
:
]
'
' ' ' ' ' ' ~
'J
J
J
'
J
260 242 231 242 245 244 238 239 245 247 241 115 120 119
:
'
l
. ' '
J
'
' J
]
. ,
'
.'
" 118
'
:
. j
]
'
J
l
.2 ''11 .. 1' 3
,
; ,
. l .
'
:
,
:
:
b,
1
1
61
' '
l
o•
J
64
. '
1
"
'
1
~
:
'
b/ n·
:
:
bt n•
]
l :
bt
-
hl
'J
1
:
;
,
, :
)
:
hl n•
,
b.
'
u•
:
' "
n;
"'
l
J
m
J
1
n· hi n·
1 J l
h ·:
l
•
1
l l
:
:
J
2 ;
J l
,,
:
l
2
b:
;
l
,
o•
1
1
'
J
; l
bl
n
. ' ' ' . : .. ' ' ,
.
J
]
J
,,
': ' . il . 1
:
L
:
)
1 1
'
:
.2 '' 1
J
..
,
2
'l
:
'
J
j
'
.
.
0
:
l
'
m
b:
J
'
o•
:
3
.
"
l
1
·'
J
rn
1 1
l
'
be b/
b: n•
'
J
-L -{
'J
' '
l
m
J
1
. ·;
..
'.
;
:
.
:
bl
' l
:
6J D<
J
: :
.
l
.
J
:
0<
'
1
J
l
':J .. ' .3 . . J
~
]
:
:
:
J
.
'
J
.
, ,
2
:
.:
J
l
'
n; n•
'
n·
•
l.
.
.
IUIML
rn
:
.
l
1 .
: :
'
'
J
'·..
]
'J
'
''
'
'
':
J
:
l
':
.
.' '
/"
1 1 1
l
.
'
:
'
·,
''
1
:
'
J
l
l : :
'
:
:
.
J
. .
J
J
4
,•
.
'
'
' :
J
:
J
,
'
4
'
.
.1 :
.
.
]
J
4
4
'
J
'1
:1
:
' • l :
l
4
J
' 'J
l
4
. '.
l
.
4
' ' ':
'J
,
J
J ,
1 J
,
'1
I
",_ ... ---;!
J
. 2 1
J
:
':
l
. '' .' ":
:
l
'l
'4
:
'
.
'
.
:
' '4 ' '' ' '
:
'
.
'
'
:
'
4
' '
'
]
4
"'4 :
:
• '
"
'
:
4
.
'J
J
:
. '' ' .. '' ' .. '' .• , .' '' ..
4
:
'
:
:
4
J
:
:
.. ''
'4
'
': ''
4
' ". ' ' '4 '4 ' • ' 4' ':
'
. .
,
n
)
l
J
'
,
]
:
,
1
j
4
:
'
0
,,
L
L
.
''
LO
J
4
'
J
L
'
:
'
J
'
'J ':
':
.
.Lb
'" 4 : ' ""4 '4 'J : ' : : 4 ' " ' ' . :: : : : " ' ' '4 '. :J J . ' ' ' : J : 4 ' ' ' ' = ' 4 -J '4 . 4 .. '4 .1 .J ' ' ' ' . '' ' . 4 'J ' J : ' ' .' .4 .' 4 . . • ' '4 'J 'J :• ' ' I
' '.
•
:
J
' 4
SKALA SIKAP TERHADAP PELESTARIAN HUTAN
'
'
4
'4 ' ''J
'4
' '4
."
'
'
I
4
4 4
l
'
•
'l '
'
.
.
" • '
'
4
.
..
' ' '
'
. ' :
'
'
•
' '
:
'
I
'4 ' '3 '
'
'4
I
4
4
I
4
'
·'
''
'4 4
.
4
4
:
4
' '
.4
'4
4
'
.:
4
4
' " '
10
'4
,DATA
1 3
. l
. l
. : . ' 119 117 116 117 116 116 118 112
f;'
h n·
"b • h n h. n• hi
4077
,,
,,
4
: -_,
" '
'
'
DATA SKALA TINDAKAN PELESTARIAN HUTAN 1rtesp -
'
1
'
' t
'L :
,,"
'
' '
: L
'
2
'2
]
j
j
]
'j
j
.
11
L
L
lL
1 -
'
3
-
t
''<
j
4
'
'
'
3
j
J
3
, -
]
:
]
:
,
'
'
j
''
I
'
'
1
'
'
'
3
L
'
'
'
1
4
]
1
j
j
'l
L
L
J
1
'
"" 1
j
j
'
'1
L
L
j
3
"
3
J.t
'
11
"
2(
' ' j
L
' L
L 4
L
"'
L
'"
j
L
j
<
j
'
4
' '
1
L
3
J
" 1
1
'1
1
L
j
L
' '
3
:
L
4
J
J
'°' ,, " J.
" ' 4
j
2
l
4
"
J
" J.
L :
04
"
J.
"' ,,
4
"',.
'
"' 41
·-"" "'
'
j
' '
'
4
'
'l
--
'
'2
'2 ] I
4
'
''
'3
'2
'
' '
l
:
L
'I
]
2
4
'
'
J
'
'
'
4
,
]
"" "' "' 4:
4
2
j
1
l
'
"' L
L
' '
'L
l
• J
4
1
j
:
4
4
1
:
'
',
4
"
'
:
4:
,,
'
I
'
'1
'
j
j
'
1
L
4
L
' ' '
2
l
3
L
J
l
'
,,
l
2
2
l
L
L
J
l
'
L
1
l
J
j
1
L
v•
J
b]
2
OL
'
"' o4
'
DC
2
tota
J
l•u
2
"3 ' L
'J
'
1
"
iv;
3
J
2
'
1
'
-' 2
""' "°'
2 3
'
' ' ·1'
:
a
-,'
-,
1 ·1
' '
_,
1
'
'
-
:
3
'3
: ' '
J
'
-'
l
- ,
"
3
4 2 l
3
1
'2
L
3
L
1
:
3
L
j
"
3 1
2
l
j
?
2
'
3
:
--
''
'
' :
j
2
]
;
'
-,:
'
l
',
3 l -1
'
/
1
1
1
-:
'
l -1
·2 3
2 1
L
1
J
)
2
l
L
3
1
L
2
0
3
1 1
1 3
--
1 3
'
]
' '2
1
'.< '
"' 4t ,_
0
41
L
43
j
''
]
1
)
0
'
"
l
3 2 1
1
L
1
1
L
1
"'
'"
,.~
,
2
1
'
'l
L
L j
: 2
<•
j
' '
l
" " L
J
1
1
1
" 3
)
' '
' 1 '
' j
Of
'
j"
'
01
""'" 4;
'
' ' '
J
'l : 4
4
'' '1
?
3
•
j
.14
~
"' 4: ,. 4l
;:
l
"' "
'1 J
"'<1 0.
,.
'
'
4l
2
/
'
')
o.
' '
l
L'
l
"
.<
" ",.
:
'
J
L
l
" "' "
/
2
'
4"
1
" '' 'L
14/
J
L
3
1
J
h•
' ' -
l
"1 "
?
'
']
3 l
1
01
'
1
:
1 2 1 l 1
4J 4
jf
L
'
'
l
L
'' '
,
1
l 1
/
-
-
-,
<
4U
:
3
'
:
L
4J
4
'
'
1
j
'"'
'
)
1
2
_,
..
j/
:
3
,
1
3
<'
j
4
1
-
J
1
~
1
"' J' ,.
'3
;
)
j
<
,
:
''
:
1
:
,.
j
4
'2
1
43
:
j
'4
3 -1
']
.
4
,.
L
3
J
J'
l
j
,
j
-,
J
-1
4:
1
4
l
1
)
':
A
]
-,
J
:
2
'l
'4
"
J
3
1vlAL
L
j
'2
11
":
2
'
1f
.
3 1 l
-, -,'
;
1
'2
' '3
4
3
'
l
2
4 3
3
:
'
3
:
·1
3
'
'-
'3
:
4
2
'
1
: 2 2 4
)
:
' '
'
4
'
,
3
''
I
J.:
2
' '
2
'"
L
2
]
'
'
n ~
/
'
'l
1
l
l
I
L
]
3
1 loc
:
:
1
'
1
'"'
-,'
'
'
'
'
'
'3
l
L
l
j
j
'
~
3
':l '\
j
'
1
-,
3 ·3
1
, '
]
' -,:
3 -1 l
'
"l
L
L
'1
' '1
:
:
1
'
Jc
-
'
A
3
2
04
,,
L
1
,_ JC
-,
'
:
L
JC
;
2
]
' '
1
3
2
:
]
,
L
3
"3
]
:
]
''
"L
"1
l
'
"
2
4
'
'
'l
L
3
:'
H.
'
:'
'
j
".c ,,
:
'
j
]
'
4
1
'
'
'
L<
j
'
'' '
]4'
/
" '" LI l J
'""
'"
""
/4.0/
Nonparametric Correlations Hubungan Sikap terhadap Pelestarian Hutan dan Tindakan pelestarlan Hutan
Spearman's rho
sikap terhadap pelestarian hutan tindakan pelestarian hutan
Total Sikap 1.000
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
65 .250* .044
-
65
Page 1