METAFORA DALAM SURAH ALI-IMRAN DAN AL JUMU'AH (Analisis Terjemahan AI-Qur'an Mahmlld Yunus)
Skripsi Diajllkan Kepada Fakultas Adab dan Humaniol'a Guna Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Sast/'a
OIeh: ERIKDIKWAN NIM:I02024024412
JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUMAN][ORA DIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1428 H / 2007 M
METAFORA DALAM SURAH ALI-IMRAN DAN AL JUMU' AH (Analisis Terjemahan AI-Qur'an Mahmud Yunus)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Hlllmaniora Guna Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Sastra
Oleh: Erik Dikwan NIM: 102024024412
Dibawah Bimbingan, /i
DR. H. A. Syatori Ismail MA NIP:150 274 620
JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIEF HIDAYATULLAH JAKARTA 1428 Hl2007 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul METAFORA DALAM SURAH ALI IMRAN DAN AL JUMU'AH (Analisis Terjemahan AI-qur'all Mahll1lUd
YUIIUS)
telah diujikan
dalam sidang munaqasyah Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 12 Maret 2007. Skripsi telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program pada Jurusan
Strata I (S I)
Ta~jamah.
Jakarta. 12 Maret 2007
Sidallg Muuaqasyah
Ketua Merallgkap Allggota
Sekretllris Merangkap AIIggOt8
~~;f
!\hmad Syaekhlldc1.in. M.At.: NIP. 150303001
NIP. 150231 354
Auggota Pellgllji
DR. H. A. Sayllti A. NaslItioll, MA NIP. 150268589
Pe:mbhnbRng
~~-t12
Dr. H,A. Syatori Ismail NIP. 150274620
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah swt pencipta semua makhluk yang mengetahui apa-apa yang ada di langit dan di bumi, yang nyata maupun yang tersembunyi, baik dalam keadaan terang benderang maupun keadaan gelap gulita. Kami memuji, memohan pertolongan, ampunan dan perlindungan kepada-Nya dad kejahatan jiwa dan keburukan amal perbuatan kami. Shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan kepada rasulullah saw, yang telah membawa manusia kepada kesempumaan akhlak, juga bagi keluarganya, para sahabat dan para pengikut beliiau dari masa terdalmlu hingga masa yang akan datang. Kiranya itulah kalimat pengawal yang pantas penulis ungkapkan sebagai rasa syukur yang tak terhingga dengan terselesaikannya skripsi ini. Putus asa sempat terbesit, tatkala satu persatu ternan sepeJjuangan lebih dul'll meninggalkan bangku kuliah dengan mengenakan toga, tapi dengan melihat mereka membangkitkan semangat dan memberikan motivasi kepada diri penulis untuk segera mengejar, walaupun hambatan-hambatan menerpa diberbagai arah, namun tulisan demi tulisan terkumpul menjadi sebuah skripsi. Penulis sadar, skripsi ini tidak akan rampung tanpa adanya pertolongan dan hidayah dad Allah swt, karena Dia-Iah yang telah memberikan sedikit ilmu dan akal bagi penulis untuk berpikir.
Penulis menyadari, penulisan shipsi inipun tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu hanya ucapan terima kasih yang sebesar-besamya yang dapat penulis ucapkan kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Azyumardi Azra, M.A selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Bapak Ikhwan Azizi Selaku ketua Jurusan Tarjamah yang telah banyak meluangkan waktunya dalam membimbing dan sebagai konsultan bagi penulis selama menempuh studi di Jmusan Tarjamah. 3. Bapak Dr. B.A. Syatori IsmaiL Selaku dosen pembimbing dalanl menyusun shipsi ini yang telah meluangkan waktU11ya untuk mengoreksi, membimbing serta mengarahkan penulis guna mendapatkan skripsi yang lebih baik. 4. Segenap dosen yang telah membimbing dengan ilmunya kepada penulis selama menempuh perkuliahan di Jurusan Tmjamah Fakultas Aclab dan Hmuaniora UIN Syarif Hiclayatullah Jakarta. 5. Pimpinan dan Staff Perpustakaan Pusat dan Perpustakaan Aclab dan Humaniora yang telah membantu penuis untuk menclapatkan reierensi berupa kepustakaan dengan mengizinkan untuk memakai fasilitasnya. 6. Ayahancla bapak Nana Putrawan clan Decleh Hemi Ibuncla yang telah membesarkan, menyayangi, mendididk penulis clengml ikhlas. Langkahmu adalah sejarah masa depanku. Perjuanganmu adalah teladan masa hidupku. Kakanda
Asep Herdyawan yang telah meminjamkan komputemya selama pengerjaan shipsi ini selesai. Semoga Allah memberkahi, yang selalu memberi motivasi dan
do'a yang tiada henti-hentinya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan bangktt perkuliahan. 7. Ternan-ternan sepetjuangan, keluarga Besar Tarjamah lmgkatan 2002, Cerita perjalanan kita tidak alran pernah berakhir.
Symoga amal danjasa baik mereka diterima oleh Allah SWT dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda, Amiin ya robbal 'alamin. Selanjutnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Wassalamu'alaikum Wr. Wb. Jakarta, 1 Februari 2007
Penulis
DAFTAR lSI
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR lSI
iv'
BABI
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB II
.
B. Pcmbahasan dan Pcrumusan Masalah
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
7
D. Mctodologi Pcnelitian
7
E. Sistematika Penulisan
9
KERANGKA TEORI A. Teori Terjemah Secara Umum 1. Dcfinisi Terjcmah
1f
2. Klasifikasi Terjemahan
12
3. Prinsip-prinsip Penerjemahan
13
B. Penerjemahan AI-Qur'an 1. Definisi Terjemahan AI-Qur'an
15
2. Macam-macam Terjemah AI-Qur'an
16
a. Tcrjcmah Harfiyah
16
b. Terjemah Tafsiriyah
17
1). Kcabsahan
Tc~jcmah
Hafsiriyyah
18
2). Kcabsahan Tcrjcmah Tafsiriyyah
19
3. Syarat -syarat PcnCljcmahan AI-Qur'an
20
4. TCljcmah AI-qur'an kc da1am Bahasa-bahasa Dunia
22
C. Mctafora dalam AI-Qur'an
BAB III
1. Dcfinisi Mctafora (' Amstal) Sccara Umum
24
2. Kcdudukan Mctafora dalam AI-Qur'an
26
3. Facdah-facdah 'Amstal..
27
BIOGRAFI MAHMUD YUNUS DAN KARYA PENERJEMAHAN A. Riwayat Mahmud yunus
BAB IV
,.. 30
B. Karya-karya Mahmud Yunus
33
C. Latar Bclakang Mcncrjcmahkan AI-Qur'an
37
ANALISIS PENERJEMAHAN AYAT-AYAT METAFORA DALAM SURAH ALI-IMRAN DAN AL-JUMU'AlI
BAB V
,
38
PENUTUP A. Kcsimpulan
46
B. Saran-Saran
46
BABI
PENDAHULUAN A.
Latar Belalmng Masalah AI-Qur'an merupakan risalah Allah kepada seluruh manusia melalui perantaraan
rasul-Nya dengan lafadz dan maknanya. AI-qur'an adalah mukjizat yang paling besar yang merupakan petunjuk manusia. AI-qur'an juga merupakan sumber ilmu pengetahuan yang tidak akan kering walaupun digali seCal'a terus menerus, termasuk dala1l1 bidang pendidikan dan peneJjemahan. 1 AI-Qur'an akan memberi nilai positif dala1l1 kehidupan kita, jika kita akrab dall mencintainya, yaitu dengan membaca, berusaha memahami kandungarmya dan mengaplikasikan dalam kehidupan sesuai dengan ketentuannya. Karena al-qur'an merupakan sumber ilmu pengetahuan yang tidak akan kering walaupun kita menggali terus-menerus. AI-Qur'an merupakan mukjizat yang diturunkan oleh Allah swt kepada Nabi Muha1l1mad saw yang terkandung didalalnnya petunjuk dan rahrnah bagi ala1l1 semesta. Siapa yang berpegang teguh padanya pasti baginya memperoleh
kebahagiaan dan
kemulian baik didunia maupun diakhirat. Selain itu, al-qur'all sebagai acuan konstitusi kehidupan bagi manusia sekaligus pembeda bagi yang haq dan yang bathil malm mau tidak man rnanusia harus rnengkaji dan mengaplikasikan dalarn aktivitas sehari-hari, derni terwujudnya cita-cita kodrati manusia, untuk mencal'i keballagiaan hidup didlmia dan akhirat.
Hakikat manusia daIam pandangan aI-qur'an adalah amalnya, karyanya yang tertuang dalam nilai-nilai kemanusiaan. Manusia menampakkan dirinya dengan hasil karya yang tercipta melalui kebudayaan. Kebudayaan merupakan penjelmaan kesatuan eksistensi diri manusia sebagai hamba Allah adalah karya nyata dari manusia sebagai khalifah Allah dimuka bumi. Salah satu karya manusia adalah terjemah bahasa. Sebagai petnnjuk bagi umat manusia, al-qur'an harns dipanami oleh seluruh umat manusia baik bangsa Arab maupun 'Ajam (bukan Arab). Untuk mengatasi masalah ini maka al-qur'an perlu diterjemahkan dalam bahasa lain. Ini bertujuan agar manusia mengerti dan memahami isi yang terkandung di dalamnya, tetapi teIjemahan al-qur'an keindahan bahasa aslinya yaitu bahasa Arab. Kesukaran dalam memahami al-qur'an yang ditulis dengan menggunakan bahasa Arab, memberikan motivasi dan inspirasi pada sebagian ulama dim para pakar bahasa di dunia umtuk mengalihbahasakan al-qu'ran ke dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa Indonesia. Di Indonesia telah banyak teIjemahan al-qur'an yang dicetak dan dikembangkan oleh para ahIi bahasa, semuanya mempunyai tujuan yang sarna, yaitu agar aI-qur'an dapat dipahami dan dimengelii pesan dan makna yang terkandung didalanmya oleh kaum muslim yang tidak mengerti bahasa al-qur'an. Diantara terjemahan al-qur'an yang telah beredar yaitu Tafsir al-qur'an oleh Prof. H. Mahmud Yunus (I 950),Tafsir al-Furqan oleh A. Hasan (1956), Tafsir al-qur'an oleh
H. Zainuddin Hamidy Hs (1959), al-qur'an dan terjemahanya oleh Tim Departemen
Agama RI (1982), Bacaan Mulia oleh H.BJassin (1975), dan masih banyak lagi yang . 2 Iamnya.
Ragam penerjemahan Mahmud Yunus adalah ragam peneljemahan harfiah. Gaya penerjemahan Mahmud Yunus lebih sesuai dan tepat sebagaimana aslinya, jadi sama sekali tidak berbeda dengan kalimat aslinya. Beliau juga ingin mencoba memberikan penerjemahan yang terbilang tekstual' jadi sesuai dan tidak merubah arti dari teks aslinya. Dengan cara menyerupalcan sesuatu yang ghaib dengan yang nyata, yang abstrak dengan yang kongkrit, dan dengan menganalogikan sesuatu dengan hal yang serupa. Betapa banyak makna menjadi indah, menarik dan mempesona oleh tamtsil. Karena itu maIm tamtsillebih mendorong jiwa untuk menerima malma yang dimaksud dan membuat akal merasa puas dengarmya. Dan tamtsil adalah salah satu Uslub Quran dalam mengungkapkan berbagai penjelasan dan segi-segi kemukjizatannya. 3 Hakikat yang tinggi makna dan tujumlliya akan lebih menarik jika dituangkan dalam kerangka ucapan yang baik dan mendekatkan kepada pemahaman, melalui analogi dengan sesuatu yang telah diketahui secara yakin. Tamtsil (membuat perumpamaan, permisalan) merupakan kerangka yang dapat menampilkan makna-makna dalam bentuk hidup dan mantap dalam pikiran. Didalam aI-qur'an, Allah membuat tamtsil bagi manusia dari diri mereka sendiri bukan dari diri-Nya. Agm' mereka dapat mengetahui apa yang mereka belum ketahui, sebab dari situlah akan ditemukan suatu kebenaran yang hakiki mengenai kekuasaan Allah, yang Maha Pencipta lagi Maha Kuasa atas segala sesuatu. Disamping itu tamtsil
2 Muhammad Amin Suma, Study Ilmu-ilmu Alquran, (Jakarta; Pustaka Firdaus, 2000), Cet, ke-I, h.150-151 3 Manna Khalil al-qattan, Studi Ilmu-ilmu Alquran, (Bogor; Litera Antar Nusa, 1996), Cet, ke-3,
juga sebagai sarana untuk meginterpretasikan permasalahan atau peristiwa yang belum dipahami oleh manusia. 4 Sebagaimana Allah berfirman dalam ayat dibawah ini :
Artinya: "dan janganlah seperti perempuan yang menguraikan pintalan menjadi benang
cerai berai, sesudah (tadinya dipintalnya dengan) kuat. Kamu gunakan sumpahmu untuk melakukan penipuan diantara kamu
" (An-Nahi: 92)
Perumpamaan orang yang ingkar janji adalah ibarat tenunan yang diurai oleh perempuan bodoh itu. Orang yang ingkar diumpamakan seorang perempuan bodoh yang mengurai tenunannya, seperti ia tidak akan mengambil manfaatnya.
,:!«;;J
" ..
......... ~I';·'l~
Artinya: "perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya taurat, kemudiaan mereka tidak memikulnya, adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang teba!' Amatlah buruk perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu Jumuah:5)
4
Fuad Kauma, Tamtsil Alquran Memahami Pesan-pesan Moral dalam Ayat-ayat Tamtsil,
"(Al-
Perumpamaan orang yang diberikan petunjuk, namun mereka tidak mengamalkan isinya antm'a lain tidak membenm'kan kedatangan Muhammad saw. Mereka diumpamakan keledai yang membawa kitab-kitab tebal keledai adalah binatang bodoh. Dalam bahasa Arab, metafora (perumpamaan) sering disebut dengan kata syibh. Metafora adalah semacam analogi yang membandingkan dua hal secara langsung5 contoh Pemuda adalah bunga bangsa. Sedangkan metafora dalam ilmu Balaghah sering juga
disebut sebagai tasbih tamtsU6 atau bisa diartikan dengan pemakaiml kata-kata bukan arti sebenamya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan. Contoh Rakyat adalah tiang negara. 7 Dikatakan tasybih tamtsil apabila wajah syibehnya berupa gambaran yang dirmlgkai dari keadaml beberapa hal. Contohnya:
"Dan seakan-akan bulan sabit itu hurufnun dari perak yang tenggelam dari piring besar yang biru. "
As-smi menyerupakan keadaan bulan sabit yang berkilau yang berbentuk melengkung dan terletak dilangit yang bim dalam keadaan huruf nuun yang terbuat dari perak dan disimpan didalam piring besar biru. Wajah sibeh nya adalah gambaran yang diambil dari beberapa hal, yakni adanya sesuatu yang putih berbentuk melengkung terletak di suatu tempat yang berwama biru. Sedangkan dalam al-qur'an metafora sering disebut sebagai 'Amtsal al-qur'an yang berarti perumpamaml-perumpmaan yang disajikan dalam bentuk kisah-kisah orang
Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta: Gramedia, 1984), h.139. Ali AI-Jarim dan Musthafa Usman, Ai-Ba/gatu Wadhihah, (Bandung: Sinar Bam Algensindo, 2000), hA3 5 6
terdahulu, sifatnya informative dan bagaimana Allah menjelaskan sesuatu ajaran melalui perumpamaan dengan tujuan agar lebih mudah dicema. 8 Karena pembahasan ini membahas terjemahan al-qur'an Mahmud Yunus dalam surah Ali-Imran dan AI-Jumuah, maka penulis akan menguraikarl secara global tentang surah Ali-Imran. Ali-Imran terdiri dari 200 ayat, termasuk golongan surat Madaniyyah. Surah ini dinamakan surat Ali-Imran karena memuat kisah keluarga 'Imran yang didalam kisah disebutkan kelahiran Nabi Isa a.s. persamaan kejadiaunya dengan Nabi Adam a.s., kenabian dan beberapa mu'jizatnya, serta disebut pula kelahiran Maryam putri 'Imran, ibu dari Nabi Isa a.s. Sedangkan isi pokok dari kandungan surah Ali Imran adalah keimanan, dalil-dalil dan aIasan-alasan yang membantah orang Nasrani yang mempertuhankan Nabi Isa a.s., ketauhidan adalah dasar yang dibawa oleh seluruh Nabi. Hukum, musyawarah, larangan melakukan riba. Kisah-kisah, kisah keluarga lnu'an, perang Badar dan perang Uhud dan pelajaran yang dapat diambil daripadanya. Surah Al Jumu' ah terdiri dari 11 ayat, termasuk golongan surat Madaniyah, naman surah Al jumuah diambil dari kata Al Jumu'ah yang terdapat pada ayat 9 pada surat ini yang artinya "hari Jum'at". Kandungan surat ini adalah menjelaskan sifat orang munafik dan sifat-sifat buruk pada umll1nnya, diantaranya berdusta, bersumpah palsu dan penakut, menagjak orang-orang mukmin supaya taat dan patuhkepada Allah dan Rasulnya dan supaya bersediamenafkahkan harta untuk menegakkan agamanya sebelum datang ajal.
Dengan adanya penerjemahaan al-qur'an yang sangat berbeda itu, maka penulis sangat tertarik melakukan penelitian dan mempelajari lebih dalam mengenai Metafora dalam Surat Al-Jumu'ah dan Ali-Irnran khususnya terjemahan Mahmud Yunus. Mengacu pada ungkapan diatas, penulis menganalisa Alquran surat Al-Jumu'ah yang mengandung Metafora. Dengan judul METAFORA DALAM SURAH AL-JUMU'AH DAN ALI-IMRAN (Analisis Terhadap Terjemahan Alquran Prof. H. Mahmud Yunus)
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Setelah mengungkap latar belakang masalah diatas, maka Penulis merasa perlu untuk memberikan pembatasan dan pemmusan masalah agar skripsi ini tidak terlampau meluas dari pembahasan, yaitu ayat-ayat metafora yang ada dalam al-qur'an. Hal ini juga disesuaikan dengan metodologi dan keterbatasan penulis. Sedangkan pemmusannya dinyatakan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: 1.
Bagaimana eksistensi terjemahan ayat-ayat metafora Mahmud Yunus?
2.
Apa karakteristik penerjemallan ayat-ayat metafora Mahmud Yunus?
3.
Apa keistimewaan penerjemahan ayat-ayat metafora Mahmud Yunus?
C. Tujuan dan Kegunaan Penulisan.
Penelitian ini bertujuan sebagai berikut: 1.
Untuk mengetahui keistimewaan ayat-ayat metafora.
2.
Untuk mempetjelas makna yang tersirat dan tersurat.
3.
Menelaah tetjemahan Mahmud Yunus dan DEPAG dalam ayat metafora.
Adapun kegunmaan dalam penelitian iui adalah: a. secara teoritis selain memperkaya, penelitian ini bertujuan untuk mencarl manfaat yang dapat menambah pengetahuan bagi penulis khususnya, para mahasiswa dan bagi masyrakat luas pada umunya, khususnya tentang ayat-ayat metafora yang terdapat dalam surah Ali lmran dan Al Jumu'ah. a). Memberi motivasi untuk lebih mengenal bentuk-bentuk penterjemahan al-qur'an.
b. Secara Praktis. a). Sumbangan Literatur untuk Fakultas Adab khususnya untuk perpustakaan Adab. b). Sebagai acuan atau referensi untuk mahasiswali Fakultas Adab dan Humaniora pada umunya, untuk jurusan bahasa pada khususnya.
D. Metode Penelitian. I. Metode Pembahasan Pembahasan
ini
menggunakan
metode
diskriptif,
yaitu
dengan
cara
mengumpulkan data-data dari Alquran dan membaca terjemahcm Alquran yang dibuat oleh Mahmud Yunus berulang-ulang serta mengumpulkan ayat-ayat metafora daIam Surat AI-Jumu'ah dan Ali-lmran terjemahan Mahmud Yunus. 2. Metode Pengumpulan Data. Skripsi ini merupakan pembahasan naskah yang datanya diperoleh melalui sumber literer (library research) yaitu kajian literature melalui kepustakaan. Yaitu merujuk pada terjemahan al-qur'an Mahmud Yunus sebagai bahan primer dengan jalan
terjemahan AI-qur'an Mahmud Yunus kemudian menganalisa. Sedangkan untuk bahan sekunder adalah dengan mengumpulkan dari berbagai literature yang relevan dengan pokok permasalahan, baik dari arikiel, majalah, internet maupun buku-buku lain yang berkaitan. 3. Metode Penulisan Metode penulisan skripsi mangacu pada buku pedoman penulisan skripsi, tesis dan desertasi yang diterbitkan oleh UIN Jakarta Press bekerja sarna dengan Logos, cet. I, tahun 2000. a.
Mengumpulkan dan mengeluarkan ayat-ayat metafora yang terdapat dalam surah Al
Jumu'ah dan Ali hnran terjemahan al-qur'an Mahmud Yunus. b. Menganalisa ayat-ayat metafora yang terdapat dalam surah Ali lmran dan Al Jumu'ah teljemahan Mahmud Yunus. 4. Metode Analisa Langka-Iangkah penulis dalarn menganalisa ayat-ayat metafora yang terdapat dalarn surah Ali lmran dan Al Jumu'ah teljemahan Mahmud Yunus menggunalcan analisis semantik.
E. Sistematika Penulisan.
Dalarn penulisan skripsi ini, Penulis menyusunnya dalam beberapa bab dan sub bab. Untuk mempemudall pemaharnan malca Penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut: Bab Pertama terlebih dahulu diuraikan pendahuluan yang memuat latar belalcang
masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penulisan, metode nenelitian dan sistematika nenulisan.
Bah Kedua berisikan Kerangka teori yaitu meliputi: pengertian teljemah,
berisikan definisi, macam-macam terjemahan al-qur'an, syarat penerjemah al-qur'an, peneIjemahan al-qur'an kedalam bahasa Asing. Metafora dalam surah AI-Jumu'ah berisikan definisi, kedudukan metafora dalam al-qur'an dan lain-lain. Bah Ketiga Biografi Mahmud Yunus dan Karya-karya Malnnud Yunus. Bah Keempat Analisa terjemahan Mahmud Yunus terhadap ayat-ayat Metafora
dalam Surat AI-Jumu'ah dan Ali-Imran. Bah Kelima adalah penutup, yang berisikan kesimpulan dan Rekomendasi
BABII KERANGKA TEORI
A. Teori Terjemah Secara Umum 1. Definisi terj emah Eugene A. Nida dab Charles R. Taber, dalam buku mereka The Theory
and
Practice
of Translation,
mendefinisikan
penerjernahan
sebagai
berikut:
Meneljemahkan merupakan kegiatan menghasilkal1 kembali di dalarn bahasa penerima barang yang sedekat-dekatnya dan sewajarnya, sepadan del1gan pesan dalarn bahasa sumber, pertarna-tarna menyangkut maknanya dan kedua menyangkut gayanya. 9 Savory (1968) mengemukakan halcikat penerjemahan didalarn bukunya
The Art of Translation dengan menerjemah menjadi mungkin dengan adanya gagasan yang sepadan dibalik ungkapan verbal yang berbeda. lo Newmark, sepelti yang dikutip oleh Rochyah Machali, mengatakan, bahwa yang dimaksud dari peneIjemahan: Rendering the meaning ofa text into another language in
the way that the author intended the text. (MeneIjemahkan makl1a suatu teks kedalarn bahasa lain sesuai dengan yang dimaksudkan pengarang). II Catford dalarn bukunya A Linguistic Theory ofTranslation juga mengutarakan
definisi penerjemahan tersebut: The replacement oftextual material in one language (Sl)
A, Widysmsrtsys, Seni Menerjemahkan, (Yogyakarta: Kanisius, 1989), h.ll Zuchridin Smyawinata dan Sugeng Haeiyanto, Translation Bahasan teori dan penuntun Praktis Meneljemahkan, (Yogyakarta: Kanisius, 2003), h. 11 9
to
11n __ I-_._L
... " __ 1-_1:
n_J
r>
.'n
,
__
.T-.
/T_L __ -,- __ T"'T"
,,
,
,_
................. "
__ •
TT
•
,
,.
by equivalent material in another language (FI) (mengganti bahan teks dalam bahasa snmber dengan bahan teks yang sepadan dengan bahasa sasaran).12 J. Levy, agak berlainan dari catford dalam menyatakan definisi penerjemahan. Yang
ia tonjolkan adalah terjemah sebagai salah satu keterampilan, dimana kejelasan dari penerjemah tampak tercel1nin dalam opininya. Dalam bukunya Translation as A Decision
process, seperti yang dikutip Nurachman Hanafi ia menyatakan: Translatian is a creative process with always leaves the translater a freedom of choice betwen several approximately equivalent passibilities of realizing situational meaning. (Teljemahaan merupakan proses kreatif yang memberikan kebebasan bagi penerjemah buat memilih padanan yang dekat dalam mengungkapkan makna yang sesuai dengan situasi).13 Menerjemahkan dapat diartikan sebagai memindahkan suatu amanat yang berasal dari bahasa sumber ke bahasa sasaran, dengan memperhatikan maksud yang terdapat dalam bahasa sumber. Bisa dikesimpulkan bahwa apa yang dikemukakan oleh para ahli linguistik terdapat adanya tiga persamaan, yaitu: a. adanya perubahan dari bahasa satu ke bahasa lain. b. adanya makna atau pesan yang dipertahaukan. c. adanya kewajiban bagi penterjemah untuk mempeltahaukan padanan. 2. Klasifikasi Penerjemahan Pada dasamya, kegiatan peneljemahan dibagi menjadi dua bagian, kegiatan terjemah Iisan dan tulisan. Terjemah lisan (live translation) dan terjemah tulisan
12
J.C. Calford, A Linguistic Theory o/Transtation, (London: Oxfi)rd University Press, J979), cet.
Ke-4, h. 20 11 ...
T
(written translation) adalah dua kegiatan yang sangat berbeda dan memerlukan keterampilan khusus yang berlainan pula. Pada penerjemahan lisan, sang penerjemah dituntut untuk terampil dalam mengalih bahasa dan ujaran secara langsunng, cepat dan tepat tanpa dibeti kesempatan sekejappun untuk memperbaiki unsur-unsur bahasa dan ujaran yang salah atau yang tidak tepat padanan katanya. Seorang teljemah lisan disyaratkan memiliki kemampuan berbicara yang lancar dan fasih, baik dalam bahasa sumber maupun bahasa sasaran, berpengatahuan luas, dan mampu menafsirkan apa-apa yang diujarkan oleh penutur yang diterjemahkan.
Pada terjemahan tulisan, sang penerjemah masih diberi kesempatan untuk memperbaiki kembali unsur-unsur bahasa yang salah atau yang menurut anggapannya kurang tepat padanan terjemahannya. Kefasihan berbicara seorang peneJjemah tulisan tidaklah meJ1iadi syarat mutlak. Penguasaan kedua bahasa sumber dan bahasa sasaran secara fasifpun tidak menjadi hambatan untuk menjadi penerjemah tilisan yang baik. 14
3. Prinsip-Prisip Peneljemahan
Para ahli terjemah memberikan prinsip-ptinsip dasar bagi seorang penerjemah secara berbeda, namun penulis lebih cendrung memilih pendapat Ian Finlay, seperti yang dikutif Suhendra Yusuf sebagai landasan teoritis karena pendapatnya lebih komperehensif dibandingkan dengan yang lain. Prinsip-prinsip tersebut adalah: a. Memiliki pengetahuan bahasa sumber yang sempurna dan up-to date.
14
Suhendra Yusuf, Teori Teljemoh Pengantar ke Arah Pendekatan Linguistik dan Sosiolongislik,
b. memahami materi yang akan diterjemahkan. c. Mengetahui telminologi-temlinologi padanan terjemahan di dalam bahasa sasaran. d. Berkemampuan mengekpresikan, mengaresiasikan, dan merasalean gaya, irama, nuansa, dan register kedua babasa sumber dan bahasa sasaran. Hal demikian alean sangat membantu menciptalean mood atau keadaan yang diinginkan penulis aslinyaY Keempat prinsip tersebut penulis anggap sudab mewaleili prinsip-prinsip penerjemahan yang ditawarkan oleh para palear lainnya. Karena tanpa pengetahuan yang up-to date seorang peneljemah alean kesulitan dalam memabami objek-objek terjemab apalagi bila objek itu merupakan studi-studi baru. Namun begitu, walau seorang penerjemab memiliki banyak pengetahuan tapi tidak memahami objek teljemabarmya juga alean mustahil teljadi proses penerjemaban. Ditambah lagi, apalagi ia mengetabui padanan telminologi-terminologi objek penerjemabarmya malm hasil teljemaban alean makin sempuma. Karena diantara masalab-masakab yang sering dihadapi oleh seorang penerjemah adalab ketika ia menerjemabkan istilab-istilah atau terminologi objek penerjemaban, bila ia menguasai maka proses penerjemaban akan berjalan lancar dan bila tidale menguasai alean sebaliknya. Akhimya, walau seorang peneljemab memiliki ketiga prinsip penerjemaban sebelumnya, tapi ia tidale mampu mengapresiasikan dalam bentuk tulisan (terjemahan) maka semua kerja kerasnya juga alean sis-sia. ltulah kiranya yang dibutuWcan seorang penerjemab dalanl proses menerjemaWcan.
1~
... . • •
F.r
B. Penerjemahan al-qur'an 1. Definisi Terjemah al-Qur'an
Secara harfiyah, terjemah berarti menyalin atau memindahkan sesuatu pembicaraan dari suatu bahasa ke bahasa yang lain, atau singkatnya mengalih bahasakan dari satu bahasa ke bahasa yang lain. 16 Menurut Muhammad Husain al-Dzahabi, kata terjemah digunakan untuk dua macam pengertian, yaitu: a. mengalih atau memindahkan suatu pembicaraan dari satu bahasa ke bahasa lain, tanpa menerangkan makna bahasa asal yang diterjemaWmn. b. menafsirkan suatu pembicaraan dengan menenmgkan maksud yang terkandung di dalanmya, dengan menggunakan bahasa lain. 17 Apa yang telah diungkapkan diatas dapat disimpulkan bahwa terjemah adalah memindaWcan bahasa sumber ke bahasa sasaran dengan memperhatiakan maksud yang terkandung didalam bahasa sumber atau dengan kata lain mengalih ballasakan serangkaian pembicaraan dari bahasa satu ke bahasa lain, dengan tujuan memahami maksud yang terkandung di dalam bahasa asal. Kata teljemah dalam bahasa Arab juga umum diartikan dengan biografi (riwayat
hidup seseorang). Misalnya dalam ungkapan tarjamah ai-imam al-Bukhari dan tarjamahan ai-Imam Hanafi, yang masing-masing bermii Imam Bukhari dan biografi Imam Bukhari.
16
Tim Penyususn Kamus Pusat Pembinaan Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Kamus Besal' Bahasa Indonesia, (J'\iarta: Balai Pustaka, 1989), h. 938 17 Muhammad Husayn al-Dzahabi, al-Tafsil' >Va al-Mufassil'un, ({t, k}:{t, p}, 1976), h.23
2. Macam-macam Terjemah al-qur'an a. Terjemah Harfiyah Sesnai pengertian terjemah yang telah dijabarkan, maka pembagian terjemahan dibagi kedua bagian, yaitu: Terjemah harfiyah juga disebut dengan teljemahall lafziyyah adalah terjemahan yang mengacu kepada teIjemahan secara literal, kata demi kata, kemudian mengacu kepada pegalihan kata-kata dad bahasa asli ke bahasa lain yang sepadan, susunan kata-kata harns sesuai dengan bahasa lain dan begitupun gaya bahasanya disesuaikan dengan bahasa lain. IS Muhammad Husain a1-Dzahabi, membedakan teljemah harfiyah kedalarn dua bentuk: I. Terjemah harfiyah bi adanya,
al-Mitsl adalall teIjemahan yang dilakukan apa
terkait dengan
SUSlillan dan struktm bahasa asal yang
diterjemahkan. 2. Terjemahan bi Ghair al-MUsI adalah terjemahan yang pada dasarnya sarna dengan teljemahan harfiyyah Bi al-MUsI, hanya saja sedikit lebih longgar ketedkatannya
dengan
susunan
dan
struktur
bahasa
asal
yang
· . ahkan. 19 dIterJem
l' Manna Khalil AI-Qattan,
Mabahitsfi Ulum A/-Qur'an, (Beirut:Muassasah Al-Risalah, 1983), h.
313 19
Muhammad Husyn al-Dzahabi, Gp. Cit, h.24
b. Teljemah Tafsiriah Menurut Amir Abdul Aziz, teljemah tafsiriyyah adalah penafsiran atau ilustrasi terjemahan. Kemudian mengaeu pada penjelasan arti kata dalam bahasa-bahasa lain tanpa membatasi susunan kata-kata asli atau perimbangan organisasi bahasanya20 Teljemahan Tafsiriyyah bisa disebut juga dengan terjemahan maknawiyah yaitu tetjemahan yang dilakukan oleh mutarjim (seorang penerjemah) dengan lebih mengutamakan maksud atau isi yang terkandung dalam bahasa asal yang diterjemahkan. Terjemahan tafsiriyyah atau terjemah maknawiyyah tidak terkait dengan struktur atau susunan gaya bahasa yang diterjemahkan. Perlu diketahui teljemah tafsiriyyah atau maknawiyyah berbeda dengan tafsir. Menurut Muhammad Husayn al-Dzahabi, perbedaan antara
te~jemah
tafsiriyyah dengan
tafsir terietak pada dua hal: Pertama: terietak pada bahasa yang digunakan. Bahasa tafsir dimungkinkan sarna dengan bahasa asli (al-qur'an yang diterjemahkan), sedangkan terjemah tafsiriyyah menggunakan bahasa yang berbeda dari bahasa asli yang diterjemahakan. Kedua: dalam tafsir, pembaea kitab (bnku tafsir) dimungkinkan melaeak teks aslinya jika terdapat keraguan di dalamnya. Berbeda dengan teljemahan tafsiriyyah yang tidak mudah untnk mengeeek keasliaunya jika terdapat keraguan atau kesalahan yang dijumpai pembaea. 21 Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terjemah harfiyyah begitu identik dengan terjemahan leterlek atau dalam bahasa Inonesia disebut dengan terjemahan IUnls, yakni teljemahan yang dilakukan dengan eara menyalin kata demi kata atau word ofword
20
Amir Abdul Aziz, Dirasat Fi 'Ulum Alquran, (Beimt: Daar AI-Furqan, 1983), h.231
21 ..
E. __ ' .
_
_
•
,
_,
........... _ •. _ ' . '
r..
rr·,
'-
......
translation. Terjemahan harfiyah terikat dengan struktur dan SUSl1nan bahasa asal yang
diterjemahkan dan bersifat kaku. Sedangkan terjemah tafsiriyah sama persis dengan terjemahan bebas dan bersifat luwes. Kekakuan terjemah harfiyyah dan keluwesan tarjamah tafsiryah akan semakin terasa jika digunakan clalam menerjemahkan Alquran. Sebagai eontoh ayat dibawah ini:
Artinya: "Janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulur kannya, karena itu kamujadi tercela dan menyesal" AI-Israa:29.
Jika diteljemahkan seeara harfiyyah, maka pengertiannya berarti Allah melarang seseorang membelenggu atau mengikat tangan diatas punclaknya. Padahal yang climaksud clengan ayat ini adalah larangan bersifat pelit clalam membelanjakan harta clijalan Allah clan melarang bersifat boros.
I). Keabsahan Terjemah Harfiah Kemukjizatan al-qur'an terletak pacla ballasa al-qur'an yakni bahasa Arab merupalmn alctivitas ketaatan, hanya clengan membaea kalimat-·kalimat, huruf-huruf serta susunan katanya yang sesuai
dalam al-qur'an. Para ulama memandang bahwa ilmu
al-qur'an telah cliwahyukan keclalam bahasa Arab, terjemahan mana saja ticlak dapat menandingi bahasa al-qur'an. Maim dari terjemahan kata demi kata tidak dibenarkan clikarenakan tidak adanya idiom-idiom dan frase-frasenya yang digunakan, maka akan menyimpang dari aspek-aspek kemukjizatan al-qur'an. Berclasarkan pembahasan ini, clisimpulkan oleh sebagian ulama bahwa teljemahan seeara literal tidak cliperbolehkan.
AI-Qur'an adalah kalam Allah swt yang tidak ada bandingannya, yang merupakan firman-Nya, dan membacanya adalah ibadah. Tidak ada seorangpun yang mengklaim bahwa terjemahan ai-qur'an sesuai dengan firman Allah s,iVt yang sebenarnya. Sesungguhnya Allah swt tidak berfirman kecuali apa yang dapat kita pahami melalui bahasa Arab. 22
2). keabsahan Terjemah Tafsiriah Tarjamah tafsiriyyah adalah pokok kajian yang tidak mudah dilaksanakan, karena tidak ada suatu bahasapun yang sesuai benar dengan bahasa Arab, baik istilah-istilah maupun kata-katanya yang dijelaskan oleh ulama balaghah (retorika) dan ahli-ahli bahasa lainnya. 23 AI-Syatibi menyebutkan adanya kesesuaian makna asal dengan makna kedua. Menurut pandangannya, penafsiaran Alquran adalah asli dan otentik serta penjelasan maknanya bagi masyarakat umum dan bagi mereka yang belum memahami Alquran dan belum mampu menangkap malma-makna yang dikandungnya. 24 cara ini diperbolehkan, menurut kesepakatan ulama. Kesepakatan dan persetujuan menjadi otoritas untuk mementukan kredibilitas dan kevalidan terjemah menurut maknanya yang asli. Walaupun begitu, terjemahan makna yang orisinil tidak akan bebas dari pergeseran (distorsi), karena kata tertentu dalam al-qur'an cendrung mempunyai dua pengertian atau lebih. Penerjemahan mungkin saja menempatkan kata yang mengisaratkan suatu pengertian, padallal ia tidak menemukan suatu kata yang tepat de:ngan bahasa Arab yang kemungkinan mempunyai malu1a ganda. 22 23
314
Amir Abdul Aziz, Dirasat Fi 'Ulum Alquran, (Beirut: Dar al-Furqan, 1983), h.231 Manna Khalil al-qattan, Mabahits fi 'Ulum Alquran. (Beirut: Muassasah al-Risalah, 1983), h.
AI-Qur'an kadang-kadang menggunakan kata-kata tertentu dalam mengartikan metaforis (majazi). Penerjemah dapat mengajukan kata yang sinonim dengan kata Arab
dalam malenanya yang asli. Kesimpulan ada kemungkinan tel:jadi kesalahan-kesalahan malena. Menurut sebagian pendapat, terjemahan malma al-qur'an telall dilakukan pada masa Nabi Muh=ad saw sebagai solusi bagi mereka yang tidak mengerti bahasa
al-
qur'an. 25 ini terbukti, khsusnya dari peristiwa sejarah, ketika nabi menyampaikan misi ke Bizantium dibawah kekuasaan hiraklius, ayat-ayat al-qur'an juga disertakan dalam misi itu, tetapi ayat-ayat tersebut tidak diterjemahkan. Abu SofYan ketika menceritakan hal itu, mengatakan bahwa para penerjemall diundang ke istana ketika pembicaraan berlangsung antara raja dan Abu SofYan.
3. Syarat-syarat penerjemahan al-qur'an Kegiatan menerjemah, apalagi menerjemahkan al-qur'an kedalam bahasa Asing, bukan merupakan perbuatan mudah yang dilakukan oleh sembarangan orang kecuali orang-orang yang berminat dan berbakat untuk menjadi seorang penerjemall. Untuk meerjemahkan al-qur'an dalam bahasa-bahasa lain, seorang mutarjim harns memenuhi beberapa syarat. Syarat-syarat mutarjim yang dikemukakan oleh al-Dzahabi26 adalah sebagai berikut: a. Mutarjim al-qur'an haruslah memenuhi prasyarat yang dimiliki oleh para mufasir, seperti: i'tikad baik, niat yang tulus ( husn al-niyyah), menguasai ilmu-ilmu yang
25
144
Ahmad Von Denffer, 'VI"m Alquran. The Islamic Foundation, (Leicester: {Ip}, 1983), h.143-
7" _ . ~
diperlukan diantaranya; ilmu kalam, ilmu fikih, ushul fiqih, ilmu akhlak, dll. Agar terhindar dari kesalahan dan kekeliman dalam meneljemahkan. b. Mutarjim al-qur'an hams memiliki akidah islamiyyah yang kuat dan lums (shihat al-i'tikad) c. Mutarjim hams menguasai dengan baik dua bahasa yang bersangkutan, yakni bahasa asal yng diterjemahkan dan bahasa terjemah itu sendiri. d. Sebelum meneljemahkan al-qur'an, penerjemah hams lebih dulu menulis ayat-ayat al-qur'an yang akan diterjemahkan agar memudahkan pembaca mengecek makna yang sesunggguhnya apabila terdapat kesalahan dalam teljemahan al-qur'an yang diragukan kebenarannya dan dalam rangka mempertahankan otentisitas leks
aI-
qur'an. Dibanding ketiga syarat yang disebutkan diatas, malca syarat keempatlah yang lebih mendapat perhatian oleh para mutaljim. Sedangkan syarat-syarat yang dikemukakall oleh Ali aI-Shabuni yallg hams dipenuhi oleh mutarjim al-qur'an baik secara literal maupun tematik, sebagai berikut: a.Seorang penerjemah haiuS menguasai secara benar gaya dall karakteristik bahasabahasa yallg alcan diterjemahkan. b. penerjemah hams menguasai dua bahasa: bahasa asli dan bahasa terjemah. Versi terjemahan harus otentik dan sedapat mungkin sesuai dengan bahasa aslinya. a). Untuk menyempumakan terjemah beserta selumh makna asli dan tujuantujuan yang terkandung di dalamnya, maka ada dna syarat yang hams dipenuhi; 1). Eksislensi kata-kata dalam bahasa terjemah sesuai dengan kala-kata tunggal yang diperoleh dalam nahasa aslilnya.
2). Penggabungan dua bahasa dalam ucapan-ucapan yang tersembunyi dan hubungan erat antar kalimat untuk melahirkan kontruksi kalimat sempurna. Apa yang telah diuraikan diatas oleh al-Dzahabi dan Ali al-shabuni masing-masing mempunyai persamaan, yaitu bahwa penerjemah harus menguasai dua bahasa yakni, bahsa sumber dan bahasa sasaran. 4. Teljemahan al-qur'an ke dalam bahasa-bahasa Dunia Hampir semua bahasa yang dipakai oleh umat islanl di dunia memiliki teljemahan alquran. Jika ballasa tidalc berkembang, banyak kata-kata Arab diambil alih secara emplisit kedalam terjemah untuk disesuaikan dengan kata-kata bahasa lain. Bahkan bahasa yang SUdall berkembang, seperti bahasa Persia, Turki atau 'urdu. Pengenalan istilah dari bahasa melahirkan sejumlah kata-kata yang sudah urnum dikenal diseluruh dunia Islam. Kata-kata Arab dipinjam dan digunakan secara leluasa dalam bahasa-bahasa lain. 27 Menjadi keinginan setiap muslim untuk dapat membaca dan memahami a1-qur'an dalam bahasa aslinya (bahasa Arab). Tetapi tidak semua orang mampu memallami dan mengerti bahasa tersebut. Untuk dapat memahaminya maka dapat dicapai dengan cara menteljemah al-qur'an. Pada tahun 1689 Marraci telah membuat terjemah al-qur'an versi bahasa latin dengan teks Arab, dan dipilih sedemikian rupa untuk
memberik~m
kesan buruk tentang
islam di Eropa. Marraci adalah seorang Roma Khatolik yang sangat pandai dan terpelajar. 28 Dalam meneljemahkan al-qur'an itu jelas tujuarmya ialah untuk me~elekjelekan Islam dikalangan Eropa, dengan mengambil pendapat ulama-ulanla Islam sendiri
27
1983, h.xii
Abdullah Yusuf' Ali, Holy Quran: Translation and commentmy, (U.S.A: Amana Corporation,
yang menurut pendapatnya menunjukkan kerendahan Islam. Tel:jemahan al-qur'an ini dipersembahkan kepada "Emperor Romawi" dan dia memperkenalkannya dengan sebuah pengantar yang mengandung "Bantahan terhadap al_qur'an".29 Mengingat Marraci bertujuan untuk menjekek-jelekan Islam. Maim ini sangat menarik perhatian dan dianggap sebagai terjemahan yang paling baik dalam bahasa Inggris dan dimasukkan dalam seri "Chandos Classices" serta mendapat pujian dan restu dari Sir E. Deniso. 3o J.M. Rodwel untuk menyusun surah-Surall al-qur'an dalam urutan berdasarkan turunnya terjemahan itu terbit pada tahun 1861. Dia berusaha untuk memberi ungkapanungkapan secara jujur tetapi catatannya merupakan pikiran-pikiran seseorang "Pendeta" Kristen yang lebih memperlihatkan pendapatnya kekeurangan-kekurangan aI-qur'an dari pada kelebihan al-qur'an. Tel:jemahan E.H. Palmer diterbitkan pada tahun 1876 dan dinilai kurang bennutu ballasanya. Ia tidak memahami keindahan dan keagungan gaya bahasa al-qur'an yang ditulis dalam bahasa Arab. Bagi dia gaya bahasa Arab itu kasar dan tidak teratur, oleh karena itu orang-orang menilai bahwa tel:jemahannya sangat sembrono dan tidak teliti. Karena luasnya tujuan-tujuan yang tidak balk yang dilakukan oleh Orientalist Barat yang bukan Islam dalam penterjemahan al-qur'an, ini menyebabkan penulis Muslim berusaha untuk menerjemahkan al-qur'an kedalam Bahasa Inggris. Diantaranya adalah, Dr. Muhammad Abdul Hakim Chan dari Patiala pada tahun 1905. Mirza Heirat dari Delhi pada tahun 1919. Ahmadiyah Lahore menel:jemahkan terjemahan Maulvi Muhantmad Ali pada tahun 1917.
~: Abdullah Yusuf'Op. Cit, h.x~
Terjemahan-terjemahan itu adalah terjemahan ilmiah yang diberi catatan-catatan yang luas, pendahuluan, dan indeks yang cukup. Tetapi bahasa Inggrisnya sangat lemah dan kurang menarik bagi mereka yang kurang mengerti bahasa Arab. Al-Qur'an juga ditetjemahkan kedalam bahasa Urdu, Persia, Turki, Tamil, Pastho, Beggali, Indonesia, dan berbagai kepulauan Timur serta beberapa bahasa Afrika, Tionghoa dan Jepang. Terjemahan Urdu pertama dibuat oleh Syah Abdul Qadir dati Delhi. Sedangkan terjemahan al-qur'an dalam bahasa Indonesia dibuat pada pertengan abad ke-17 oleh abdul Ra'uf Al-Fansuri dengan gaya bahasa Melayu. Walaupun dalam terjemahan itu belum sempuran dari sudut kebahasaan akan tetapi merupakan pekerjaan mulia bagi perintisnya.
C. Metafora dalam al-Qur'an
1,
Definisi Meta/ora (Amtsal) Secara Umum Dalam bahasa Arab, metafora ( perumpamaan) sering disebut dengan kata
'amtsal. Metafora adalah semacam analogi yang membandingkan dua hal secara langsung,31 Contohnya "dunia ini panggung sandiwara". 'Amtsal adalah bentuk jamak dari "matsala ", Kata matsala, mitsl, dan matsil adalah sama dengan kata syabaha, syibh, dan syabih, baik lafadz maupun malmanya. Jadi arti lughawi "amtsal" adalah membuat perbandingan, perumpamaan, dan permisalan,32
31 ~...
Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta: Gramedia, 1984), h.139 -
_
•
•
.".
•
fT"
•
...
6'
1
.....
,,____
,,-.,o,..,~
L
""
Sedangkan menurut Abduraluuan an-Nahlawi, am/sal adalah sifat sesuatu yang dapat menjelaskan dan menyingkap halcikat sesuatu itu, atau apa yang dimaksud untuk menjelaskan, baik sifat maupun karalcteristik. Dalam sastra "matsal" adalah suatu ungkapan yang dihikayatkan dan sudah populer dengan malcsud menyerupalcan keadaan yang terdapat dalam perkataan itu dengan keadaan sesuatu yang karenanya perkataan itu diuc.apkan. 33 Malcsudnya, menyerupalcan sesuatu (seseorang, keadaan) dengan apa yang terkandtmg dalam perkataan itu, misalnya: Seperti pengembala yang berteriak kepada binatang yang hanya mendengar panggilan dan teriakan, mereka tuli, bisu, dan buta mereka tiada mempunyai pikiran. 34 Malcsudnya, perumpamaan orang yang menyem orang-orang kafir kepada kebenaran adalah seperti pengembala yang terialc. Rasul dan para da'i diibaratkan dengan pengembala, sedangkan para pengikut tradisi usang (orang kafir) itu seperti binatang. Mereka mendengar panggilan dan terialcan tetapi tidalc memahami atau tidak dapat memanfaatkan suara panggilan itu. Menurut Zamakhsari dalam al-Kasysyafuya, matsal berarti al-Milsl atau an-Nazir (yang serupa atau sebanding). Kemudian setiap perkataan yang berlaku dan populer untuk menyerupalcan sesuatu (orang, keadaan atau sebagainya) dengan mauridnya perkataan itu disebut sebagai matsa!. Kemudian matsal dipalcai atau dipinjam jika perkataan itu dianggap penting dan mempunyai keanehan.
33
402
Manna Khalil al-Qattan, Silldy Ilmu-ilmu Alquran, (Bogar: Pustaka Litera Antal' Nusa, 1996),
Amtsal juga dapat berarti menonjolkan sesuatu makna yang abstrak dalam bentuk indrawi agar mel\iadi indah dan menarik. Dengan pengertian ini matsal tidak diharuskan mempunyai rnaurid sebagaimana tidak diharuskan pula bagi rnqjaz murakkab. Dari definisi-definisi yang telah disebutkan diatas penulis menarik kesimpulan bahwa metafora atau 'amtsal adalah suatu analogi perbandingan antara yang abstrak dan yang kongkrit agar mencapai makna yang abstrak dalam bentuk iudrawi agar mencapai indah dan menarik.
2.
kedudukan Arntsal dalarn Al-Qur 'an
Ibnu Qayyim mendefinisikan arntsal Alquran dengan menyerupakilll sesuatu dengan sesuatu yang lain dalam hal hukumnya, dan mendekatkan sesuatu yang abstrak (rna 'qui) dengan yang indrawi (kongkrit, rnahksus), atau mendekatkan salah satu dari dua
makhsus yang lain dan mengilllggap salah satunya sebagai yang lain. Matsal-matsal al-qur'an yang disebutkan oleh para pangarang dan peneljemah, kita a1(an menemui bahwa mereka mengemukakan ayat-ayat yang berisi penggambaran keadaall sesuatu hal dengan keadaan lain, baik penggambaran itu dengan cara isti 'arah maupun dengan tasybih sarih (penyerupaan yang jelas), ayat-ayat yang menunjukkan malma yang menarik, singkat, dan padat. Lain kata ayat-ayat yillig dapat dipergunakan bagi sesuatu yang menyerupai dengan ayat yang berkaitan dengan ayat itu. Sebab Allah swt mengungkapkan ayat itu secara langsung, tanpa sumber yang lllendahulninya. Dengan delllikian, maka arntsal al-qur 'an tidak dapat diartikan secara etimologis, Juga tidak tepat diartikan dengan kitab-kitab kebahasaan yang dipakai oleh para pengubah arntsal, sebab Amtsal al-qur'an bukanlah perkataan-perkataall yang digunakan untuk menyerupakan sesuatu dengan isi perkataan itu, juga tidal( tepat diartikilll dengan
arti matsal menumt ulama Bayan, karena diantara amtsal al-qur' an ada yang bukan isti' arah dan penggunaan tidak begitu populer. Penulis berkesimpulan untuk mendefinisikan mengenai 'amtsal al-qur'an adalah menonjolkan makna dalam bentuk perkataan yang memllik dan padat selia mempunyai pengaruh mendalam terhadap jiwa, baik bempa tasybih maupun perkataan bebas (lepas, bukan tasybih).
3.
Hilanah-hilanah Amtsal Amtsal memberiakn konteribusi yang cukup besar dalam daya pikir bagi
umat islam dalam mendalami pemahaman terhadap al-qur'an. Untuk mengetahui betapa besar urgensi amtsal al-qur'an maka penulis utaralcan beberapa faedah amtsal, Manna' Qattan mengemukakan dalam kitabnya Mabahits fi 'ulumil Quran sebagai berikut: 1. Menonjolkan sesuatu yang ma'bul (yang hanya bisa dijangkau akal, abstrak) dalam bentuk kongkret yang dapat dirasalcan indra manusia, sehingga akal dapat menerimanya, sebab pengertian abstralc tidak akan tertal1am dalam benah kecuali jika ia dituangkan dalam bentuk il1drawi yang dekat dengan pemahaman. Misalnya firman Allah mengenai keadaan orang yang menafkahkan harta dengan riya; ia tidak akan mendapatkan pahala sedikitpun dari perbuatannya. (Q.S. 2:262) 2. Menyingkap hakikat-hakikat dan mengemukakan yang tidak nampak seakan-akan sesuatu yang tampak. Misalnya dalam (Q.S. 2:275) 3. Mengumpulkan makna yang menerik lagi indah dalam ungkapan yang padat. 4. mendorong orang yang diberi matsal untuk berbuat sesuai dengan isi matsal, jika ia merupakan sesuatu yang disenangi jiwa. Misalnya firman Allah SWT mengenai orang yang menafkahkan halia dijalan Allah, ia akan memberikan kebaikan yang banyak. (Q.S. 2: 261)
5. Untuk menjauhkan (tanfir, kebalikan no.4), jika isi matsal berupa sesuatu yang dibencijiwa. Misalnya fimlan Allah swt tentang larangan bergunjing (Q.S. 49:12) 6. Untuk memuji orang yang diberi matsal. Sepelii firman-Nya tentang para sahabat, artinya: demikianlah perumpamaan mere1ca dalam Taurat dan perumpamaan (matsal) mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah ia dan tegak IUrlis di atas pokoknya. Tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya, karena Allah menjengkelkan hati orang-orang kafir, (dengan kekuatan orangorang mukmin). "QS. 48:29) demikianlah keadaan para sahabat. Pada mulanya mereka hanya golongan minoritas, kemudian tumbuh berkembang hingga keadaannya semakain Imat dan mengagumkan hati karena kebesaran mereka. 7. Untuk menggambarkan dengan matsal itu sesuatu yang mempunyai sifat yang dipandang buruk oleh orang banyak. Misalnya tentang keadaan orang yang dikaaruniai kitabullah tetapi ia tersesat jalan sehingga tidak menganlalkannya. (QS.7:175-176) 8. Amtsal lebih berpengaruh pada jiwa, lebih efektif dalam memberikan nasehat, lebih kuat dalam memberikan peringatan dan lebih dapat memuaskan hati: Misalnya firman Allah dalam QS. 39:27 Demikianlah beberapa faedah yang terdapat dalam mempelajari amtsal ini sehingga kita dapat menemukan urgensi dalam al-qur'an. Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Amtsal merupakan salah satu cara untuk menyampaikan isi kandungan al-qur'an kedalam hati sanubari pembacanya.
\
Penggumaan amtsal itu disamping untuk memudahkan pemahaman juga untuk memudahkan mengingatnya. Pengetahuan tentang amtsal penting sekali bagi mufasir, karena ia merupakan suatu perlengakapan dalam mangadakan pengkajian dan penafsiran terhadap isi al-qur' an.
RAHIll RIOGRAFI MAHMUD ¥UNUS
Riwayat Hidup Mahmud ¥unus
A.
Mahmud ¥unus dilahirkan "di Sungayang Batu Sangkar, Sumatra Bat'at, pada hari Sabtu 10 Februari 1899 (10 RaJ.lladhan 1316)". Ayahnya bemaJ.lla ¥unus bin Incek dan ibunya bemaJ.lla Hafsah binti Muhammad Thahir. Buyutnya dari pihak ibu adalah "seorang ulaJ.lla besar di Sungayang Batu Sangkar, bernaJ.lla Muhatumad Ali gelar Angku Kolok".35 Batu sangkar, SumatraBarat, 10 Februari 1899 Jakatia, 16 Januari 1982. tokoh muslim Indonesia yang banyak mengemukakatl ide-idenya untuk memajukan agama islaJ.ll di Indonesia, khususnya dibidang pendidikan agaJ.lla Islam. Ayahnya bernaJ.lla Hafsah binti Muhammad Tahir. Dari silsilah keturunatmya, Mahmud ¥unus dalah keturunan seorang ulaJ.lla besar di desanya, yakni dari pihak buyutnya yaJ.lg bemaJ.lla Buya Muhatumad Ali dengan gelatO Angku Kolok. 36 Sejak usia tujuh tahun Mahmud Yunus mulai mengenal dan mendalaJ.lli Alquran dan bahasa arab secara sungguh-sungguh dari kakeknya. MuhaJ.llmad Tahir. Pada masa itu tingkat sekolalah dasar barn
mencapai kalas tiga dan Mahmud ¥unus sempat
menempuh pendidikan sekolah dasar ini saJ.llpai kelas tiga tersebut. Dengan bekal ilmu pengetahuan agama yang diperoleh oleh kakeknya, Mahmud Yunus meneruskan ke Madrasah Diniyah yang dipimpin oleh syekh H M. Thaib Vmar. Berkat ketekunan dan
35 36 L
1 Ar A
H. Harun Naslltion, Ensiklopedia Islam Indonesia. (Djarnbatan: Jakarta, 1992, h. 592 Dahlan, Abdul Azis, Ensiklopedia }Jukum Islam, (Ichtial' Baru V,rn Hoeve, Jakarta, 1996,
keuletan belajar, dalam waktu hanya empat tahun ia telah dapat mengajarkan ilmu yang diperoleh kepada orang lain. Khususnya kepada santri yang belajar di surau tersebut. Ia sanggup mengajarkan kitab-kitab mutakhir seperti Mahalli, Alfiyah Ibn Malik, dan Jamal-Jawami, ketika gurunya (syekh H m. Thaib Umar) tersebut berhenti mengajar
karena sakit, ia ditunjuk sebagai gantinya. Setelah mengabdi beberapa tahun di madarasah tersebut, pada tahu
1924
Mahmud Yunus memperoleh kesempatan untuk memperdalam ilmu pengetahuannya ke Universitas aI-Azhar, Cairo, dan memperoleh ijazah setahun berikutnya. Kemudian ia melanjutkan studinya ke Univeritas Darul Hum Ulya, Cairo. Dengan mengambil spesialisasi tadris, hingga berhasil memperoleh ijazah pada ta'hun 1930. ia tercatat sebagai orang indonesia pertama yang belajar di Universitas tersebut. Ketika ia kembali dari Timur Tengah, Waktunya bertepatan dengan bangkitnya semangat pembaharuan Islam di Minangkabau. Iapun mengabdi diri diberbagai perguruan Islam antara lain al-Jami'ah al-IslamiyaIl di Batu Sangkar (1931-1932), Kuliah Mu'alimin Islamiyah (atau NormaIlslam) di Padang (1943-1946). Ia ikut mendirikan Majlis Islam Tinggi (MIT) Sumatra Barat (1946) dan pemah mengajar agama di Akademi Pamongpraja di Bukit tinggi (1948-1949). Tahun 1957 ia mendirikan Akademi Dinas Hmu Agama (ADIA), yang sekarang bemama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kemudian pada tahun 1960-1963 ia menjadi dekan Fakultas Tarbiyah lAIN
Syarif
Hidayatullah Jak311a dan tahlm 1966-1971 menjadi rector lAIN Imam Bonjol di Padang. Atas jasa-jasanya dibidang pendidikan agama ini. lAIN syarif Hidayatullah Jakarta menganugrahkan gelar doktor honoris causa kepadanya pada taImn 1977.37
37 11,,·'-;
Ia pernah memangku beberapa jabatan dilembaga pemerintahan untuk bidang pendidikan. Tahun 1945-1946 ia terpilih menjadi anggota Komite Nasiona1 untuk Sumatra Barat dan pemeriksa agama Sumatra Barat dan pemeriksa agama pada jawatan Pengajaran agama Sumatra Barat. Pada 1946-1949 ia memegang jabatan kepa1a bagian Islam Propinsi Sumatra di Pematang Siantar (sekarang masuk dalam propinsi Sumatra Utara). Tahun 1947 ia menjabat sebagai inspektur agama padajawatan PP &K (sekarang Kanwil Departemen Pendidikan Nasional) Propinsi Sumatra di Bukitinggi. Iapun pemah dipercaya untuk menjabat sebagai sekretaris menteri agama pada masa pemerintah Darurat Republik Indonesia (1949). Tahun 1950 ia diserahi tugas sebagai pegawai tinggi diperbatukan pada Kementerian Agama di Yogyakarta, setahun kemudian ia diangkat sebagai kepala penghubung pendidikan agama pada 1956 ia diangkat sebai kepala lembaga pendidikan agama pada jawatan Pendidikan Agama. Beliau sering juga berkunjung ke luar negeri, baik sebagai tugas yang diberikan pemerintall kepada beliau maupun atas undangan untuk menghadiri berbagai muktamar, sebagai berikut: ke Singapura sebagai salah seorang utusan MIT untuk menghadiri Muktamar Ali Ulama (1943), ke sembilan Negara Islam: Mesir, Arab Saueli, Suriah , Libanon, Yordan, Irak, Turki, Tunisia dan Maroko elalam rangka rnempelajari pendidikan agama (1961), ke Arab Saudi untuk menghadiri Sidang Majlis A'ia Istisyari AI- Jamiyah AI-Islamiyah eli Medinah Munawarah (1962 dan 1969), ke Mesir memenuhi undangan Majma Buhutsul Islamiyah Universitas AI-Azhar untuk menghaeliri muktamar yang kesatu (1964) yang kedua (1965) yang ketiga (1966) dan yang keempat (1967), dimana beliau mengucapkan pidatonya yang berjudul AI-Israiliyat Tafsir Wal-Haelits. 38
Mahmud Yunus juga dikenal sebagai pendiri organisasi Sumatra Thawalib, yang menerbitkan majalah Islam al-Basyir (1920) dan pendiri persatuan Guru-guru Agama Islam (PGAI). Tahun 1952-1956 ia menjadi anggota Minangkabau Raad dan berhasil memasukkan pendidikan agama ke sekolah-sekolah umum. Akhirnya pada tanggal 16 januari 1982, dalam usia 83 tahun, Mahrnud Yunus berpulang ke rahmatullah di kediamannya, kelurahan kebon kosong, kemayoran, Jakarta pusat. Sehari kemudian ia dimakamkan pada pemakaman lAll\[ Syarif Hidayatullah Jakarta.
B.
Karya-karya MAHMUD YUNUS
Sebagaimana yang telah dijelaskaan diatas, selain seorang yang alctif dalam dunia pendidikan, beliau juga seorang penulis yang handal, yakni menuangkan gagasan dan pemikiran dalam bentuk tulisan. Karya -karyanya berbagai cabang ilmu, antara lain. Tauhid, fiqh, perbandingan agama, tafsir, hadis, bahasa Arab, politik, IImu jiwa pendidikan dan sebagainya. Karya-karyanya ada yang berbentuk bahasa Arab dan ada juga dalam bahasa Indonesia. Paling tidak sudah 76 karya yang telah dibubukan, dan 27 diantanya dalam bahasa Arab. Dibawah ini hasil buah pemikiran Mahmud Yunus: 1.
Bidang Alquran atau Tafsir a. Tafsir Alquran ai-Karim. b. Terjemah Alquran tanpa tafsir, untuk memudahkan dan. memahami alquran. c. Marilah ke Alquran, pelajaran untuk tingkat Tsanawiyah dan PGA. Buku ini ditulis bersama H. I1yas M. Ali d. Kesimpulan isi Alquran , ul1tuk mubaligh dan umum.
e. Allah dan makhluknya. Buku ini berisi tentang ilmu tauhid. f.
Ta'Iim untuk Ilmu Alquran, untuk ibtida'iyah, sebanyak 2 jiJ.id.
g. AlifBa Ta 'wa Juz, Amma, sebanyak I jilid untmk ibtidaiyah. h. Juz 'amma wa tarjamatuhu, untuk tingkat tsanawiyah. I.
Mudkhal fi Taftir Alquran, untuk Perguman Tinggi.
J.
Tafsir Al-Fatihah, untuk perguman tinggi. Ditulis bersama temannya.
k. Muhadharah
fi
Ii "Al- Isma'iliyah
fi
al-Tafsir wa al-Hadirs, untuk perguman
tinggi.
1.
2.
Tafsir Ayat Al-Akhlak, tmtuk SLTA dan perguruan tinggi.
Bidang Fiqh a. Marilah sembahyang, pelajara shalat untuk anak-anak SD, sebanyak empat jilid. b. Puasa dan Zakat, untuk anak-anak SD. c. Haji ke Mekkah, cara-cara mengerjakan haji untuk anak-anak SD. d. Hukum Warisan dalam Islam, untuk tingkat 'Aliyah. e. Kumpulan Doa-doa Rasulullah saw, untuk tingkat 'Alyah. f.
Doa-doa Rasulullah saw, untuk tingkat Tsanawiyah.
g. Kajian Sembahyang (Shalat), untuk tingkat 'Aliyah, Mahasiswa, dan Umum
h. Hukum Perkawinan dalam Islam Menurut empat mazhab. i.
Soal Jawab Hukum Islam dalam Empat Mazhab.
J.
Manasik Haji, untuk orang dewasa.
k. Al-Figh al-Wadhiib, untuk tingkat tsanawiyah.
1. Al-Masa'il al-Fighiyah 'ala al-Madzhab al-Arba 'ah, Madzhab), untuk perguruan tinggi.
(perbandingan empat
m. Mabadi' al-Figh al-Wadhiib, untuk ibtidaiyah. n. Mudzakirat Ushul Fiqh, untuk tingkat Aliyah. o. Tarikh al-Figh al-Islami, untuk perguruan tinggi.
3.
Bidang Tauhid
a.
Keimanan dan Akhlak, untuk anak-anak SD, sebanyak 4 jilid.
b.
Beriman dan Budi Pekerti, unmtuk tingkat anak-anak SD
c.
Perbandingan Agama, untuk tingkat Aliyah.
d.
Daru al-Tauhic/, untuk tingkat Ibtidaiyah dan Tsanawiyah.
e.
Al-Adyah, untuk Perguruan Tinggi
4.
Bidang Bahasa Arab a. Metodik Khusus Bahasa 'Arab, untuk Fakultas Tarbiyah \ PGTA b. Darul Al-Lughah al- 'Arabiyah, untuk tingkat Ibtidaiyah dan Tsanawiyah, sebanyak 4 jilid. c. Al-Muhadatsah al- 'Arabiyah, untuk Tsanawiyah, ditul:is bersama temannya bernama Mukhtar Yahya. d. Al-Mukhtarat Ii al-Muthala'al wa al-MahJudzat, untuk tingkat' Aliyah. e. Qomus 'Arabi Indunisi, untuk 'Aliyah dan Perguruan tinggi
5.
Bidang Pendidikan a. Pemimipin Pelajaran Agama, untuk agama. b. Pelajaran Umum Ilmu Mendidik, ditulis bersama st. M. Sa'id. c. Pokok-pokok Pendidikan dan Pengajaran, untuk Fakultas Tarbiyah\PGA
d. Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, untuk Fakultas Tarbiyah\PGA
e. Sejarah Pendidikan Islam dari Zaman Rasullah, Khalifah Rasyidin, Bani Umayyah, Bani 'Abbasiyah, sampai zaman Mamluk dan Utsmani, Turki, untuk Fakultas Tal'biyah. f.
Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia.
g. Perbandingan Pendidikan Mendalam di Negara-negara Islam dan Intisari Pendidikan Barat. h. Ilmu Jiwa Anak-anak, untuk kuliah dan kursus-kursus. I.
Ilmu an-NaJs, untuk Mahasiswa Fakultas Tarbiyah.
J. At-tarbiyah wa al-ta'lim, untuk Fakultas Tarbiyah, buku
Illi
ditulis bersama
temaunya, Muhammad Qasyim Bakri. k. Akhlak, untuk tingkat ' Aliyall.
1.
Moral Pembangunan dalam Islam, untuk tingkat' Aliyah.
m. Beberapa Kisah Pendek, untuk anak-anak SD. n. Riwayat Rasul Dua Puluh Lima, ditulis bersama Rasyidin dan Zubaer Ustman.
o. Sejarah Islam Minangkabau Dalam Penyelidikan. p. AI-Syukur al- 'Arabiyah fi al- 'Arabiyah, untuk 'Aliyah.
q. Khulasha Tarikh Nayat Ustdz Mahmud Yunus.
6.
Lain-lain a. Lagu-Iagu Baru \ Not Angka-angka, ditulis bersanla Kasim 51. M. Syah. b. Ilmu Musthalahat ai-Nadirs, ditulis bersama Malnnud ' Aziz. c. Pedoman dakwah Islamiyah, Kuliah untuk Dakwah. d. Dasar-dasar negara Islam (Ilmu Politik).
Kmya-karya Mahmud Yunus diatas menunjukkan bahwa beliau memang seorang tokoh yang mempunyai kompetensi keilmuan yang komprehensif. Artinya kemahiran beliau mencakup berbagai cabang ilmu agmna. Namun demikian, dari semua karya-karya beliau jika dilihat dm'i fungsi dan tujuannya, temyata sebagian besar karyal1ya kalau boleh dikatakan keseluruhannya tennasuk bidang pel1didikan agama Islam di sekolah dari tingkat SD\MI sampai ketingkat Perguruan Tinggi. Oleh sebab itu, maka sangatlah wajar dan tepat jika lAIN Syarif Hidayatullah Jakarta berkenan menganugrahkan buku Rektor Honoris Causa (Rektor KehOimatan) kepada mahmud Yunus daImn bidang ilmu Tarbiyah (Pendidikan).
c. Latar Belakang Mencrjemahkan al-Qur'an.
Untuk kegiatan penerjemahan Alquran, telah banyak dilakukml oleh ulmna di Indonesia, bukan saja kedalmn bahasa Indonesia melainkan kebahasa daerah seperti Jawa, Sunda, Melayu, Bugis, Makasar, dan lain-lain. Pada awaI abad kedua puluh, terjemah yang terbit adaIah "tafsir alguran al-karim berbahasa indonesia yang ditulis oleh Mahmud YunuS.,,39 ia menulis tafsirnya dengml tulis3l1 Jawa y3l1g umum digunaIcan pada awal abad keduapuluh, yaitu kedalam bahasa Melayu atau bahasa Indonesia y3l1g ditulisk3l1 dalmn bentuk tulisan Arab. Latar belak3l1g MallffiUd Yunus menerjemahkan alqur3l1 adaIah ketika beliau menjadi mahasiswa di Universitas Islam al-Azhar, Mesir. Ia memperoleh dorongan dari seor3l1g dosen yang mengajar disana. Dosen tersebut menga.talcan bal1wa dengan penerjemahan dapat membantu muslim non Arab untuk 39
n : J 1..
~(v·,
memahm~ni
ajar3l1-ajaran Islmn.
Dan usahanya untuk menerjemahkan alquranjuga merupalean leegiatan ymmg bermanfaat dan mabmud Yunus mengemuleakan bahwa "interpretasi dosennya tersebut telah membuat beliau untuk melanjutkan penulisannya dalaIll menerjemahlean alquran,,,40 karena penerjemahan alqurml ini dapat membantu mereka ymlg SaIlla sekali tidak memahaIlli bahasa Arab. Pada bulan November 1922, Mahmud Yunus telah memulai menulis tafsimya secara berangsur-angsur saIllpai pada juz lee tiga. Bimbingan Mahmud Yunus sendiri. Namun penulisan tersebut berhenti pada Juz ke empat saja. Kemudian pada tahun 1935 penulisan tersebut kembali dibuatmoleh H.M. Karim Bakry. Penulisan ini saIllpai merampungkan juz ke delapan belas, sedangkan sisanya dirampungkan sendiri oleh Mahmud Yunus saIllpai tahun 1938. Usaha untuk memahami kandungan alquran adalah lewat tetjemahan leitab suci ini kedalaIll bahasa sasaran, inilah usaha untuk memajulean pendidikan pengajarml agaIlla Islam, termasuk juga bagi masyarakat Islmn yang tidak memahami bahasa Arab, yang menjadi salah satu faktor yang memotifasi Mahmud Yunus untule menerjemahkan alquran. Obsesi untuk menerjemahkan alquran juga dilatarbelakaI1gi oleh terjemahan alquran ke bahasa Inggris oleh Abdullah Yusuf Ali, seorang penerjemahan dm'i India pada tahun 1930-an, yang berjudul "The Holy Quran,,41 terjemahml tersebut haIllpir dapat dikatakan bergaya puitis dengan kalimat-kalimat yang indah yang memberikan makna keindahan dalam bahasa aslinya yaitu bahasa Arab. Minatnya terhadap studi bahasa alquran serta bahasa Arab, telah memberikan hasrat besar dalam diri Mahmud Yunus untuk menuliskan tafsir selia teljemahan alqurml
C' •• :\..~L...
40
Ibid. h. 593
41
Howard M. Federspiel, Kajian Al-Quran Di Indonesia Dari Mahmucl Yunus sampai Qurays
f1.,,fr_~_.
T_I __ .... _
1(\{\£'\
I.
,-.,c.J1
yang kemudian karta yang monumental sendiri yang tetap populer sampai saat inL Penulisan ini dimulai pada November 1922 yang dilakukan berangsur-angsur, juz demi juz, sampai selesai tiga puluh juz. Mahmud Yunus dikenal sebagai tokoh pendidikan , disamping itu ia juga sebagai mutarjim alquran, sebagaimana yangn telah diungkapkan diatas. Dalam kapasitasnya sebagai penerjemah, Mahmud Yunus berusaha untuk menerjemahkan alquran yang mempunyai keindahan bahasa yang memang digunakan dalam bahasa itu, Maka dari itu beliau mencoba meneIjemahkan alquran kedalambahasa Indonesia,
baik yang
berhubungan dengan ayat-ayat pendidikan, pengajaran, etika atau sopan-santun dengan ayat-ayat yang lainnya.
BABIV ANALISIS TERHADAP AYAT-AYAT METAFORA SURAT AL-JUMU'AH dan ALI-IMRAN DALAM AL-QUR'AN TERJEMAHAN MAHMUD YUNUS
Pada bab terdahulu telah dijelaskan tentang definisi terjemah al-quran dan biografi Mahmud Yunus seoranng sastrawan Indonesia yang telah menerjemablcan alquran. Dalam menerjemabkan alquran, Malunud Yunus meneljernabkan seeara barfiah, lebib sesuai dan tepat sebagaimana kalimat aslinya. Beliau juga ingin meneoba memberikan penerjemahan yang terbilang tekstnal, jadi sesuai dan tidalc mernbah arti dari teks aslinya. Karena banyak ayat-ayat yang membiearakan metafora atau perumpamaan, maka dalam bab ini penulis akan menganalisis alquran terjemahan Mahmud Yunus tentang ayat-ayat metafora, banya pada beberapa bagian saja, sesuai deng,m rnang lingkup yang telab ditentukan pada bab terdahulu, yaitn Amtsal dalam Surah Al ]umu'all. Diantara tamtsil yang dibadirkan al-qur'an mengilustrasilcan fenomena alam, tinglcab laku, statns, amalan, siksa, pahala, dan ideologi umat manusia selama hidup di dunia. Oleb karena itu, alquran membuat segala maeam pernmpanlaan dari berbagai visi. Semua itu adalah untuk lcepentingan umat manusia, agar mereka menyadari kalau lcebenaran yang hakiki banyalab datang dari sisi_Nya. 42 Adapun ayat-ayat metafora yang terdapat dalam surat al-jumu' ah dan Ali Imran diantaranya sebabagai berikut:
42 Fuad Kauma, Tamtsil AI-Quran, Memahami (V/'\(n,,,,lr,,,..-t,,,. 7I.K;h..... n., ..... ~l,~ '1f\f\I\\ __ ,- 1 L '"
Pesan-pesan Moral Dalam ayat-ayat Tamtsil,
'I~'
u--"
, ~ "-Irlli:,f u 4)
'I';" ~ -:! ...
Ui 1~'2 lj,1''';;·'.1 ,,{ • ~ ~ r r-> .:;;
.... "
'" "",JI
/
J'$i....
~"~JIi1'~ ~
is -;;I'"
-' ..-
11 (.)-'-" 'I~'
~ <,):'.,
Jy
•
J -:: -' '"
. -::,..
.... .,.'"
Q~I i~1 <..>~ :14lllj ~I<;"J~ I.}! £ u!.~I~~1
Artinya: "Umpama orang·orang yang dipikulkan Taurat kepadanya (diberati, supaya mengamalkan isinya), kemudian merekat tiada memikulnya (mengikuti perintahnya), adalah mereka seperti Hemar (kuda beban) yang memikul kitab. (itulah) sejahat-jahat contoh bagi kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah. Allah tidak menunjuki kaum yang aniaya. (Al-Jumuah: 5)
ANALISIS
Pada ayat ini Allah swt menyatakan kemurkaanNya kepada orang-orang Yahudi yang telah diturunkan kepada mereka kitab Taurat untuk diamalkan, tetapi mereka tidalc melaksanakan isinya. Mereka itu tidak mengetahui apa yang dipikulnya itu. Bahkan mereka lebih bodoh dari keledai, karena keledai memang tidak mempunyai akal untuk memahaminya sedangkan mereka itu
dipergunakan untuk menyelewengkan Taurat
dengan mengurangi, menambah atau merubahnya kepada arti yang mereka inginkan. Alangkah buruknya perumpamaan yang diberikan kepada mereka. ltu tidak lain, karena mereka itu mendustakan ayat-ayat Allah yang dibawa aleh Rasul mereka. Allah awt tidak akan memberikan petunjuk kepada orang-orang yang zalim terhadap dirinya sendiri, yang bergelimang dosa sehingga matanya tidalc dapat melihat cahaya kebenaran, hatinya merana tidak dapat merasakan hal·hal yang benar, bahkan dia berada dalam kegelapan yang menyebabkan tidak dapat melihat jalan samapai tujuan.
Dalam ayat ini penulis pikir tidak ada perbedaan tmjemahan Mahmud Yunus dengan terjemahan Depag. Artinya perbedaan disisni adalah bukmmya perbedaan yang melenceng maksud dan maknanya, melainIcan hanya perbedaan dal:nn menerjemahkan.
Dalam terjemahan Mahmud Yunus
"menggunakan kata "Hemar" sedangkan dalarn
terjemahan Depag menggunakan Kata "keledai". lni merupakan perbadaan dalarn menerjemahkan dengan menggunakan sinonim yang lain. Contoh lain, Mahmud Yunus
"sejahat-jahat contoh", Depag "buruknya perumpamaan".
Hal ini sarna juga dengan orang-orang islam yang memegang dan menaruh kitab Alquran diatas rumahnya, tetapi mereka tidak mengerti membacanya dan tidak menurut peraturannya. janganlah leita seperti keledai itu. Mudah-mudahan Allah menunjuki kita, Amin.
Artinya:Engkau masukkan malam kedalam siang (lebih lama malam) dan engkau masukkan siang kedalam malam (lebih lama siang). Engkau keluarkan yang mati dari yang mati (anak burung dari telurinduknya) dan engkau keluarkanyang mati dari pada yang hidup (telur dari perut burung) dan engkau beri rezeki siapa yang engkau kehendaki tanpa terhitung. (Ali Imran: 27)
ANALISIS
Kalimat metafora yang terdapat pada ayat tersebut diatas yaitu "masukkan malam
kedalam siang, masukkan siang ke dalam malam, keluarkan yang mati dari yang hidup dan keluarkan yang mati dari yang hidup ". Kata masukkan merupakan metafora, karena kata masukkan pada kalimat tersebut adalah kata yang tidak memiliki arti yang sebenarnya. PerIu
diketahui bahwa arti kata "masuk" dalarn kamus besar bahasa
Indonesia adalah datang/pergi kedalam, contoh ruang, kamar dl1. 43 Jadi makna masuk pada konteks ayat tersebut adalah mengeluarkan anak ayam dati telur dan telur dari ayam. Dan juga dapat diartikan bergeliriran kekuasaan diantam bangsa-bangsa dan timbul tenggelamnya sesuatu umat adalah menurut hukum Allah. Terjemahan Mahmud Yunus dalam surat Ali-Imran khususnya pada ayat metafora Illi
tidak ada perbedaan yang mencolok akan tetapi Mahmud Yunus menambahkan
"masukkan malam kedalam siang (lebih lama malam), masukkam malam kedalam siang (lebih lama siang). Ini dikuatkan dengan al-qur'an dan Tafsirnya. Memasukkan bagian malam kepada siang, lalu menjadi pendeklah waktu malam itu dibanding dengan siang yang lebih panjang. Dan Allah masukkan bagian siang kedalam bagian malam, yang menyebabkan waktu malam menjadi panjang dan waktu siang menjadi pendek. 44 Dalam ayat ini juga Allah menyatakan bahwa dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati seperti mengeluarkan batang kelapa dari bijinya, mengeluarkan manusia dari nutfah, atau mengeluarkan burung dari telur. Demikiall Allah mellgeluarkan yang mati dari yang hidup seperti mengeluarkan orang bodoh dari orang yang alim, orang kafir dari orang yang mukmin, biji kelapa dari pohon kelapa, atau mengeluarkan telur dari burung. Allah menggunakall lafaz "yang hidup" dalam arti law,m "yang mati". Baik yang hidup itu seperti hidup hewan dan tumbuh-tumbuhan ataupun maknawiyah sepelti ilmu dan iman. Firman Allah "Allah mengeluarkan yang hidup dari yang mati", adalah suatu kenyataan kellyataan, bahwa Allahlah yang memiliki pemerintahan yang dia berikan kepada orang-orang yang dikehendakiNya.
43 Tim Penyusun Kamus Pusal Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Puslaka , 1988). Cel-I, h. 972 J&.,
1
...... T"""T'\Ar<
TTlT
"
__
.~1,~""'~1()(\.I:::
Artinya: Umpama barang yang mereka najkahkan waktu hidup di dunia, seumpama angin yang mengandung (dingin/panas) yang (berhembus) menimpa tanaman satu kaum yang menganiaya dirinya, lalu dibinasakannya. Allah tiada menganiaya mereka, tetapi mereka menganiaya dirinya. (Ali-Imran: II7)
ANALISIS
Perhatikan bahwa temyata kita berada dihadapan kebun yang siap panen. Tetapi, tiba-tiba angin dingin bersalju berhembus kencang menerpa dan membakarnya (menjadi kering) membakar kebun itu dengan hawanya yang sangat dingin. Tiba-tiba saja tanaman dikebwl itu sudah hancnr luluh. lni adalah pandangan sekilas yang tergambar padanya segala sesuatu secara lengkap, tampak kehancnran dan kebinasaan, dan terbayang oleh kita seakan-akan kebun itu berada didepan pintu! Begitulah nafkah yang dibelanjakan oleh orang-orang kafir di dunia, walaupun tampaknya harta itu dibelajakan untuk kebajikan. Demikian pula perumpamaan kenikmatan ditangan mereka yang berupa harta kekayaan dan anak-anak. Semuanya akan musnah dan hilang sima kecuali kekayaan hakiki yang ada balasamlya nanti. Mahmud Yunus menerjemahkap "barang" kalau dalam KBBI kata "barang" pengertiannya adalah segala sesuatu yang berwujud. Sedang dalam terjemahan Depag menerjemahkan "harta". Dalam KBBI harta, barang-barang yang menjadi kekeyaan. Jadi jelas bahwa Mahmud Yunus tidak melenceng dari maksud Alquran, karena antara barang dan hmia mempunyai pengertian yang sama.
Artinya: Maka apabila telah ditunaikan sembahyang, bertebaranlah kamu dimuka bumi dan carilah karunia (rezeki) Allah dan ingatlah akan Allah sebanyak-banyaknya, mudahmudahan kamu menang (sukses). (Al-Jumuah: I 0).
ANALISIS
Kalimat metafora yang terdapat pada ayat tersebut diatas yaitu "bertebaranlah di muka bumi". Kata beliebaranlab merupakan metafora, karena kata bertebaranlab pada
kalimat tersebut adalah kata yang tidak memiliki alii yang sebenamya. Perlu kita ketahui babwa alii kata "tebar" dalmn kamus besar babasa Indonesia adalab sesuatu yang ditebar. 45 Jadi makna tebar pada konteks ayat tersebut bukanlah sesuatu yang ditebar seperti apa yang didefinisikan menurut KBBI, yaitu bertebaranlah. Tetapi disini Allab mengumpamakan kepada manusia untuk mencal'i rejeki yang halal untuk kelangsungan hidup di dunia. Terjemaban Mabmud Yunus dalmn surab AI-Jumu'ah khususnya pada ayat metafora ini smna sekali tidak ada pelencengan, hanya saja ada perbedaan alltara alqur'an terjemaban Depag dan terjemaban Mabmud Yunus, itupun tidak terlalu mencolok perbedaannya. Perbedaannya hanya pada kata "menang" pada terjemaban Mabmud Yunus dan "beruntung" pada terjemahan Depag. Dalmn KBBI kata "menang" adalah dapat mengalabkan, sedangkan "beruntung" adalab mendapat laba. Jadi kata beruntung dan menang mempunyai pengertian yang smna yaitu smna-smna mendapat?
45
070
Purwadarminta, W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pn Balai Pustaka 1976), h.
Pada ayat ini diterangkan bahwa setelah selesai melakukan shalat Jum'at boleh bertebaran di muka bumi untuk melaksanakan urusan duniawi, bemsaha mencari rezki yang halal, sesudah menunaikan yang bermanfaat untuk akhirat. Hendaklah mengingat Allah sebanyak-banyaknya didalam mengerjakan usahanya dengan menghindarkan diri dari kecurangan.
AItinya: Jangan engkau terpedaya oleh karena bolak-baliknya orang-orang kafir dalam negeri. (Ali-Imran: 196)
ANALISIS Dalam ayat seratus sembilan puluh enam ini, kalimat yang mengandung metafora adalah "bolak-baliknya orang kafir dalam negeri" karena kalau secara sepintas saja kita telaah kalimat tersebut maka yang ada dalam pikiran kita adalah bahwa orang kafir selalu mondar-mandir. Padahal tidak demikian maksudl1ya. Jadi Allah memperingatkan kepada manusia agar tidak terpedaya oleh bujukan dan tipuan siapapun, jadi dari ayat ini dapat dipahami bahwa kaum muslimin tidak boleh terpedaya oleh kehidupan mewah orangorang kafir yang tujnan hidupnya hanyalah mencari kekayaan dunia semata. Mahmud Yunus menerjemahkan "bolak-balik" kalaudalam KBBI kata "bolakbalik" adalah bergerak dari satu arah ke arah lain. Sedang dalam teljemahan al-qur'an Depag meneljemahkan "kebebasan bergerak" lepas untuk berpindah dari tempat". Jadi jelas bahwa Mahmud Yunus tidak melenceng dari maksud al-qur'an, karena antara bolak-
balik dengan kebebasan bergerak mempunyai arti yang sarna yaitu bebas melakukan apa saJa. Orang kafir melakukan apa saja untuk mengajak, merayu agar kita mengikuti mereka dari cara halus maupun paksa, contoh yang kongkrtit saja sekarang banyak kaum muda kita melakukan perayaan Valentine, valentine mempakan budaya yang dilakukan oleh orang kafir setiap tanggal 14 Februari. Bukankah jelas keterangan yang menerangkan bahwa kaum muslim jika mengikuti orang kafir merupakan bagian dari orang kafir tersebut.
BABV PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Metafora sebagai penganalogian perbandingan anatara yang abstrak dan yang
nyata atau sebagai penjelas isi kandungan al-qur'an yang masih abstrak. 2.
Metafora sebagai sarana untuk menginterpretasikan permasalahan atau peristiwa
yang belum dipahami oleh umat manusia, yang dapat melahirkan sesuatu yang dapat dipahami dengan akal dalam bentuk rupa yang dapat dirasakan dengan panca indra, mengungkap haldkat-hakikat dan megemukakan sesuatu yang jauh dari pikiran sebagai mengemukakakan dan mengemukakan sesuatu yang dekat dengan pikiran.
3.
al-Qur'an teljemahan MalmlUd Yunus khususnya dalam surah AI-Jumuah dan
Ali-lmran sama sekali tidak ada yang keluar dari makna yang dimaksud. Dalam menerjemahlcan Mahmud Ynnus sangat tekstual, sehingga terjemahannya sesuai dengan aslinya.
B. Saran-saran Karena keterbatasa pikiran dan tenaga skripsi ini masih sangat jauh dari kesempumaan, serta masih banyaknya pembahasan-pembahasan yang belum diteliti, oleh karena itu penelitian terhadap "Karya Mahmud Yunus" ini rnasih dirasa perlu untuk dilanjutkan oleh para peneliti lain yang tertarik dengan pembah.as<m ini, khususnya yang berkecimpung didunia penterjemahan.
Sebagai penutup dari skripsi ini, penulis memberikan beberapa saran untukm semua pihak, khususnya yang berkecimpung dalam dunia penterjemahan, hal-halsebagi berikut:
1.
Al-Qur'an sebagai pedoman dan petunjuk hidup umat manusia, perlu kiranya
untuk digali terns kandungan maknanya dan rahasia-rahasianya dari berbagai sisi atau disiplin ilmu, karena al-qur'an seperti intan yang semakin digosok semakin mengkilap, semakin digali kandungannya semakin banyak yang kita ketahuL
2.
kemajuan yang sangat cepat, kita sebagai umat muslim harnslah selektif dan
menahan emosi
karena banyaknya tangggapan atau tulisan yang menyudutkan agama
islam, terlebih Negara kita dicap sebagai Negara teroris. Dengan bemmnculan tangggapan yang miring terhadap agama ballkan munculnya gambar karikatur Nabi Muhammad yang menjelekkan, kiranya kita perlu untuk mawas diri agar kita tak terpecall belah orang-orang yang non muslim
3.
Karya-karya Mal1ffiud Yunus kiranya perlu mendapat tempat pengajar,m al-qur'an
baik dikalangan pendidikan maupun dimasyarakat luas.
DAFTAR PUSTAKA
Abu, Syahbah, Muhammad, Prof, Dr,. Pengantar Study Al-qur 'an, Jakarta: Studia Press,1998. Ali, Abdullah, Yusuf, Holy Qur 'an Translation and Commentary, U.S.A: Amana Corporation, 1983. AI-Qattan, Khalil, Manna, Study Ilmu-Ilmu Al-qur 'an, Bogor : Pustaka Litera AntarNusa, 1996, Cel, ke-3. AI-Dzahabi, Husyain, Muhammad, al-Tafsir wa al-Musaflrun, j.l, (t,lk) (t,p), 1976. Anis, Ibrahim, et, al,. Al-Mu 'jam al-Washit, Surabaya : Angkasa, 1972. At-Tarmidzi, Abi, Abdullah, al-Amtsal Min al-Kitab wa al-Sunnah, Beirut, Libanon : Muassasatul Kutub at-Tsaqofiah, 1989, Cet, ke-1. Ash shidieqi, Hasbi, Muhammad, Ilmu-Ilmu Al-qur'an, Media-media Pokok Dalam Menafsirkan Al-Qur 'an, Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1993. As-Shaleh, Subhi, Membahas Ilmu-Ilmu Al-Qur 'an, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1993. As-Suyuthi, Jalaludin, AI-Imam, Rahasia Susunan Surah Al-Qur 'an, 'Jakarta : Amani, 1996, Cet, ket-J. Aziz, Abdul, Amir, Dirasat fl, Ulum Al-Qur 'an, Beirut: Daar al-Furqan, 1983. Bakry, Oemar, Kamus Arab-Indonesia-Inggris, Jakarta: Mutiara Sumber Widya, 1995, Cet, ke-9. Dayyab, Bek, Hifni, et aI., Kaidah Tata Bahasa Arab, Nahwu, Shoro/, Balaghah, Bayan, Maani, Bade " Jakarta: Darnl Ulum Press, 1995. Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Jakarta: Dana Badan Wakaf, 1995. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta Balai Pustaka, 1988.
Suma, Muhammad, Amin, H, . Siudy Ilmu-ilmu AI-Qur 'an, Jakmia : Pustaka Firdaus 2000, Cet, ke-l. Sumardjo, Jakob, Lintasan Saslra Indonesia Modern I, Bandung : Citra Aditya, 1992. Syahidin, Melode Pendidikan AI-Qur 'an Teori dan Ap/ikasi, Jakarta : Misaka Ghaliza, 1999. Teeuw A, Saslra Baru Indonesia, Flores: Nusa Indah, 1980, Jilid 1. Ushama, Thmneem, Dr, . Melodologi Taftir AI-Qur 'an Kajian Krilis, Obyelaif, dan Komprehensif, Jakarta: Riora Cipta, 2000, Cet, ke-l. Usman, Mustafa, Balaaghalul Wadihah, Bandung : Sinar Bam Aigensindo, 2000 Widyamartaya, A, Seni Meneljemahkan, Yogyakarta: Kanisius, 1989. Yunus, Mahmud, Prof. , Kamus Arab Indonesia, Jakarta: Yayasan Penyelenggara PenteJjemahan Pentshihan AI-qur'an, 1973, Cet, ke-l. Yusuf, Suhendra, Teori Terjemah Penganlar Ke Arah Pendekalan Linguislik dan Sosia/inguislik, Bandung: MandarMaju, 1994. Zuchridin Suryawinata dan Sugeng Hariyanto (ed), Translalion Bahasa Teary dan Penuntun Pralais Menerjemahkan, Yogyakarta: Kanisius, 2003.