di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta meliputi: 1. Strategi Pemasaran (Relation Marketing) dilaksanakan dengan fokus terhadap pelayanan masyarakat pengguna, sosialisasi kepada masyarakat dan mendekatkan pelayanan kepada masyarakat pengguna, 2. Strategi unconditional service guarantes atau extraordinary guarantes, 3. Strategi Penanganan Keluhan, 4. Strategi Peningkatan Kinerja dilaksanakan dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan komputerisasi sistem otomasi perpustakaan. Berdasarkan hasil penelitian juga dapat diketahui bahwa faktor pendukung pelayanan perpustakaan yaitu kemudahan untuk dihubungi dan faktor penghambat pelayanan perpustakaan yaitu fasilitas dan sarana prasarana serta SDM (Sumber Daya Manusia).
2 METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Berdasarkan teoritis yang dikemukakan di atas dan menjawab permasalahan yang ada, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah seperti yang tersaji pada Gambar 1. Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA)
Visi dan Misi PUSTAKA
Perpustakaan
Pelayanan
Analisis Kualitatif
AHP
Strategi Peningkatan Pelayanan Perpustakaan PUSTAKA Gambar 1. Kerangka pemikiran
Proses Penyusunan Hirarki dan Pengisian Kuesioner Sebelum dilakukan proses penyusunan hirarki, terlebih dahulu dilakukan observasi serta diskusi atau wawancara tidak terstruktur tentang kegiatan pelayanan perpustakaan PUSTAKA. Wawancara dilakukan terhadap 4 (empat) orang yang mengetahui informasi yang dibutuhkan peneliti, terdiri dari Kepala Sub Bidang Pelayanan Perpustakaan, Kepala Bidang Penyebaran Teknologi Pertanian, Ketua Kelompok Pustakawan serta Pustakawan. Dari hasil diskusi tersebut dapat diketahui tentang permasalahan ataupun kendala terkait layanan perpustakaan. Dari informasi hasil wawancara tidak terstruktur yang diperoleh kemudian peneliti menyusun struktur AHP, yang kemudian didiskusikan kembali dengan pihak PUSTAKA yang terdiri dari Kepala Bidang Penyebaran Teknologi Pertanian, Kepala Bidang Perpustakaan, Kepala Sub Bidang Pelayanan Perpustakaan, dan 2 (dua) orang pustakawan senior. Hasil diskusi yang telah disepakati menghasilkan struktur hirarki seperti tersaji pada Gambar 2. Pemilihan pakar sebanyak 6 orang pakar terdiri dari : a. 4 pejabat struktural, yaitu Kepala PUSTAKA, Kepala Bidang Perpustakaan, Kepala Bidang Penyebaran Teknologi Pertanian, Kepala Sub Bidang Pelayanan Perpustakaan. b. 1 pejabat fungsional, yaitu Pustakawan Madya. c. 1 staf senior. Kriteria pemilihan pakar tersebut berdasarkan jabatan, pengetahuan, pengalaman serta kemampuan/keahlian yang dimiliki oleh setiap masing-masing pakar. Kriteria lain dalam pemilihan pakar adalah orang yang mengetahui karakteristik pengguna layanan perpustakaan PUSTAKA dalam hal ini peneliti. Tahap selanjutnya adalah pengisian kuesioner (Lampiran 1) oleh ke 6 (enam) pakar tersebut diikuti dengan wawancara tidak terstruktur dengan sejumlah informan terpilih, yaitu Kepala Sub Bidang Pelayanan Perpustakaan, Kepala Bidang Penyebaran Teknologi Pertanian, serta Pustakawan.
Struktur Hirarki Berdasarkan pengamatan, diskusi dan hasil wawancara tidak terstruktur peneliti di lokasi penelitian, maka dihasilkan struktur hirarki seperti tersaji pada Gambar 2.
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kantor Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) Bogor. Waktu penelitian dimulai bulan November 2012 – Maret 2013.
FOKUS
FAKTOR
AKTOR
TUJUAN
STRATEGI
Strategi Peningkatan Pelayanan Perpustakaan PUSTAKA
Keunikan Pustaka
Kepala Badan Litbang
Dukungan Jumlah Peneliti yang Kondisi Internal Kemampuan SDM Pengambil Ketersediaan info menggunakan layanan PUSTAKA dalam pelayanan Keputusan di tingkat hasil penelitian PUSTAKA UK/UPT
Kepala PUSTAKA
Kabid Penyebaran Teknologi Pertanian
Kabid Program dan Evaluasi
Kabid Perpustakaan
Pendanaan
Ket. Kelompok Pustakawan
Meningkatkan jumlah Memperkuat image Menjamin pemustaka dari PUSTAKA sebagai tersedianya dan Meningkatkan kalangan peneliti lembaga pelayanan tersebarnya Produktifitas peneliti internal Badan Litbang informasi terdepan dan publikasi hasil Pertanian terpercaya Litbang Pertanian
Melakukan Meningkatkan sosialisasi infrastruktur dan secara intensif TI
Meningkatkan kemampuan SDM
Meningkatkan ketersediaan sumberdaya informasi
Mengembangkan berbagai jenis layanan perpustakaan dan informasi baru
Gambar 2. Struktur hirarki
Jenis dan Sumber Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara terstruktur dengan menggunakan kuesioner (Lampiran 1) kepada pakar, serta wawancara tidak terstruktur dengan sejumlah informan terpilih. Data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan pada tesis, jurnal ilmiah maupun populer, serta data yang telah tersedia sebelumnya di kantor PUSTAKA yaitu berupa profil, renstra, laporan tahunan dan informasi lainnya yang berhubungan dengan topik penelitian. Para pakar adalah orang-orang yang memiliki kapabilitas dan pengalaman dan atau orang-orang
yang terlibat secara langsung/ merasakan dampak dan atau berpengaruh dalam kebijakan PUSTAKA. Pakar dalam penelitian ini sebanyak 6 (enam) pakar yang terdiri dari pejabat struktural, pejabat fungsional serta staf senior lingkup PUSTAKA.
Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur dengan menggunakan instrument kuesioner (Lampiran 1), serta wawancara tidak terstruktur dengan sejumlah informan terpilih.
Teknik Analisis Data Analisis data pada penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dan Analytical Hierarchy Process (AHP), dengan menggunakan software Expert Choice 2000. Kelebihan expert choice, antara lain mampu mengintegrasikan pendapat pakar, dan tidak membatasi level dari struktur hirarki (Marimin, 2010). Expert Choice adalah software pendukung yang memberikan kontribusi besar terhadap keberhasilan metode AHP, karena menggabungkan pengguna grafis secara intuitif, perhitungan prioritas secara otomatis, bersifat inkonsistensi dan memiliki beberapa cara untuk memproses analisis sensitivitas. Analytical Hierarchy Process (AHP) yaitu metode yang digunakan untuk mengambil keputusan yang kompleks dengan menyederhanakan serta mempercepat proses pengambilan keputusan dan memecahkan persoalan tersebut ke dalam unsur-unsurnya melalui pendekatan matematika dan psikologi atau persepsi manusia (Marimin, 2008). AHP merupakan alat analisa manajemen strategik dengan pendekatan sistem (Ma‟arif, 2012). Suatu totalitas sistem seperti lingkungan, ekonomi, pemerintahan dan organisasi tidak bisa dianalisis hanya pada bagian-bagiannya saja tetapi harus dipahami sebagai satu kesatuan. Menurut Ma‟arif dan Tanjung (2003), langkah-langkah penggunaan AHP adalah sebagaimana tersaji pada Gambar 3. Menurut Saaty (1993) kerangka kerja AHP terdiri dari 8 (delapan) langkah utama, meliputi : 1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan. Dalam langkah ini, hal yang perlu diperhatikan adalah penguasaan masalah secara mendalam, karena yang menjadi perhatian adalah pemilihan tujuan, kriteria, kreativitas dan elemen-elemen yang menyusun struktur hirarki. Komponen sistem dalam hirarki disusun berdasarkan kemampuan para analis untuk menemukan unsur-unsur yang dilibatkan dalam suatu sistem dan dapat dilakukan dengan memperoleh informasi yang relevan dengan masalah yang sedang dihadapi. 2. Membuat struktur hirarki dari sudut pandang manajemen secara menyeluruh. Dalam langkah ini, penyusunan hirarki berdasarkan pada jenis keputusan yang akan diambil. Pada tahap ini tetap melibatkan responden agar responden mulai memahami alur pertimbangan yang akan dilakukan berdasarkan struktur hirarki yang dihasilkan.
3. Membuat matrik perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap tujuan atau kriteria yang setingkat di atasnya. 4. Mengumpulkan semua pertimbangan yang diperlukan dari hasil matriks banding berpasangan antar unsur pada langkah 3. 5. Memasukkan nilai – nilai kebalikannya beserta bilangan 1 sepanjang diagonal utama dan di bawah diagonal utama diisi dengan nilai-nilai kebalikannya. 6. Melaksanakan langkah 3, 4 dan 5 untuk semua tingkat dan gugusan dalam hirarki tersebut. 7. Mensintesis prioritas untuk melakukan pembobotan vektor – vektor prioritas. Pengolahan matriks pendapat terdiri dari dua tahap, yaitu pengolahan horizantal dan pengolahan vertikal. Kedua – duanya dapat digunakan untuk MPI ataupun MPG. Pengolahan horizontal yaitu terdiri dari penentuan vektor prioritas, uji konsistensi dan revisi pendapat jika diperlukan. Pengolahan vertikal yaitu menyusun prioritas pengaruh setiap unsur pada tingkat hirarki keputusan tertentu terhadap sasaran utama atau fokus. Pengolahan vertikal adalah perbandingan kepentingan antar unsur dalam satu level. 8. Mengevaluasi konsistensi untuk seluruh hirarki. Langkah ini dilakukan dengan mengalikan setiap indeks konsistensi dengan prioritas – prioritas kriteria yang bersangkutan dan menjumlahkan hasil kalinya. Hasil ini dibagi dengan pernyataan sejenis yang menggunakan indeks konsistensi acak, yang sesuai dengan dimensi masing – masing matriks. Dengan cara yang sama, setiap indeks konsistensi acak juga dibobot berdasarkan prioritas kriteria yang bersangkutan dan hasilnya dijumlahkan. Rasio konsistensi ini harus bernilai 10% atau kurang, jika tidak mutu informasi harus ditinjau kembali dan diperbaiki, yang dilakukan dengan memperbaiki cara menggunakan pertanyaan pada saat pengisian ulang kuesioner dan dengan lebih mengarahkan responden membuat perbandingan berpasangan. Tahapan ini dilakukan dengan menggunakan komputer dimana rasio konsistensi diperoleh secara otomatis setelah input setiap matriks dimasukkan seluruhnya pada program expert choise 2000.