ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP PROD UK ICE CREAM SWENSEN'S (STUDI KASUS P ADA PT. SATWITRA SARI FOOD)
Oleh
ARVAN BAYU FAHLEVI
F 03495090
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian Pada Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor
1999 JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKUL TAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
ARVAN BAYU FAHLEVI (F03495090).
Analisis Preferensi konsumen Terhadap Produk Ice Cream Swensen's (Studi Kasus di PT. Aneka Satwitra Sari food, Jakarta). Dibawah bimbingan Lien Herlina. RINGKASAN
Indonesia memiliki iklim tropis yang cenderung panas, sehingga orang mudah merasa dahaga. Keadaan ini dimanfaatkan oleh produsen untuk mendirikan berbagai pabrik ice cream. Industri ice cream ini didirikan baik oleh perorangan maupun bekerjasama dengan pihak luar negeri, sehingga terjadi persaingan yang ketat diantara produsen ice cream. Untuk menghadapi persaingan tersebut, PT. Aneka Satwitra Sari Food ( Ice Cream Swensen's) membutuhkan strategi pemasaran yang baik. Pemilihan strategi pemasaran yang tepat dalam situasi pemasaran yang sedang berlangsung dapat mengoptimalkan kemampuan pernsahaan untuk meraih peluang pasar. Hal ini dapat dilakukan dengan mengetahui preferensi dari konsumen produk ice cream. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku konsumen produk Ice Cream Swensen's dengan meneliti hubungan antara karakteristik demografi konsumen terhadap perilaku pembelian, kemudian untuk mengidentifikasi atribut produk Ice Cream Swensen's yang disukai oleh konsumen serta untuk menyusun strategi yang dapat dijadikan sebagai dasar dalam menentukan pemasaran produk ice cream yang sesuai dengan preferensi dan kebutuhan konsumen. Analisis statistik yang digunakan untuk mengetahui preferensi konsumen terhadap produk Ice Cream Swensen's adalah analisis multi atribut. Untuk menguji reliabilitas data hasil kuesioner digunakan teknik pengukuran ulang dengan metode moment product. Dari hasil analisis terhadap 257 responden menunjukkan karakterisitik responden sebagai berikut: mayoritas responden yang mengkonsumsi Ice Cream Swensen's adalah dengan tingkat usia antara 20-29 tahun (47.47%), latar belakang pendidikan mayoritas SMA (41.25%), dengan mayoritas pekerjaan responden adalah pelajar/mahasiswa (50.58%), serta memiliki pengeluaran pribadi mayoritas antara Rp. 500.000-700.000,perbulan (18.68%). Mereka mengkonsumsi Ice Cream Swensen's pada saat santai (63.42%) dan setelah makan (50.19%) yang banyak dibeli di restoran (59.14%) dan kios terdekat (54.47%). Frekuensi pembelian Ice Cream Swensen's sebanyak sekali dalam sebulan. Tempat pembelian ice cream yang mereka suka adalah direstauran Swensen's. Atribut ice cream yang mereka anggap penting dan hams diperhatikan pada Ice Cream Swensen's adalah aroma produk, keseluruhan rasa produk, kesegaran, wama produk, ketersediaan produk, komposisi kandungan produk dan harga produk. Atribut- atribut produk Ice Cream Swensen's yang dianggap pentiug oleh responden menunjukkan nilai-nilai yang positif, diantaranya yaitu aroma produk (0.88), keseluruhan rasa produk (0.78), Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa responden menilai produk Ice Cream Swensen's sudah sesuai dengan keiugiuan mereka. Namun demikian responden menunjukkan sikap yang negatif terhadap ketersediaan produk yaitu (-007), komposisi kandungan produk (-012) dan harga produk (-0.29), yang berarti produk Ice Cream Swensen's sangat sukar didapatkan, dan responden membeli produk Ice Cream Swensen's tanpa memperhatikan komposisi kandungan didalam Ice Cream Swensen's, serta responden menilai harganya Ice Cream Swensen's adalah mahaL Hal tersebut dapat dijadikan masukan bagi perusahaan untuk memperluas jaringan distribusi dan melakukan promosi untuk memudahkan konsumen mendapatkan dan mengenal produk Ice Cream Swensen's.
INSTITUT PERTANIAN BOG OR FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP PROD UK ICE CREAM SWENSEN'S (STUDI KASUS PADA PT. SATWITRA SARI FOOD)
Oleh ARVAN BAYU FAHLEVI F 03495090
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada Jurusan Teknologi lndustri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor
Dilahirkan pada tanggal 22 Januari 1977 di Jakarta Tanggal Lulus: 22 Desember 1999
Menyetujui, ·2000
Ir.Lien Bedina, MSc DosenPembimbing
KA T A PENGANT AR Penulis panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, karena atas izin dan rahmatNya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul "Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Produk Ice Cream Swensen's (Studi Kasus Pad a PT. Aneka Satwitra Sari Food). Penelitian ini mengkaji produk Tce Cream Swensen's yang diproduksi oleh PT. Aneka Satwitra Sari food, Jakarta. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis perilaku pembelian dan sikap konsumen terhadap produk Ice Cream Swensen's melalui survai konsumen. Hasil penelitian memperlihatkan atribut-atribut produk Ice Cream Swensen's yang diyakini oleh konsumen dengan nilai positif yaitu aroma produk, keseluruhan rasa produk, kesegaran dan warna produk Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesarbesarnya kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu hingga terselesaikan skripsi ini, yaitu 1. Ir. Lien Herlina, MSc., selaku dosen pembimbing yang banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis selama belajar di Jurusan Teknologi Industri Pertanian hingga selesainya skripsi inL 2. Dr. Ir. Hartrisari, MSc., dan Dr. lr. M. Yani, M Eng., selaku dosen-dosen penguji yang banyak memberikan masukan dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini. 3. Bapak Ade Rusmanda, selaku Advisor General Manager PT. Aneka Satwitra Sari Food yang telah membimbing dan mengarahkan penulis selama penulisan skripsi ini. 4. If. Suyatno, terima kasih atas waktu luang yang diberikan untuk membantu penulis menjawab pertanyaan-pertanyaan yang penulis ajukan serta saran-saran dan masukanmasukan yang diberikannya. 5. Kedua orang tua penulis, kedua kakak penulis serta kedua adik penuEs yang telah memberikan dukungan moril dan materiil yang tak terhingga kepada penulis. 6. Nurul Amalia (Yayank) yang rajin memberikan semangat dan dukungannya serta memberikan kesabaran kepada penulis selama penelitian dan penulisan skripsi ini. 7. Rekan-rekan satu bimbingan (Udin, Arya, Tania, Selly dan Tnty) atas bantuan dan perhatiannya. 8. Rekan penulis di Fakultas Perikanan IPB (Adi) dan rekan-rekan penulis di SAS (Abo, Imin, Akbar, Tulus) atas dukungan dan perhatiannya. 9. Rekan-rekan di TIN 16 atas kebersamaan, dukungan dan bantuan yang diberikan selama ini serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu. 10. Rekan-rekan penuEs di studio yang telah memberikan dukungan baik moril dan materiil selama ini. Semoga skripsi ini dapat berguna dan memberikan manfaat, terutama bagi penulis sendiri maupun bagi siapa saja yang membacanya.
Bogor, Februari 2000
Penulis IV
DAFTAR lSI
Halaman KATA PENGANTAR
IV
DAFT AR T ABEL
VII
DAFTAR LAMPlRAN
viii
PENDAHULUAN
1
I.
A LATARBELAKANG .
B. TUJUAN ...
2
C RUANG LINGKUP
2
D. MANFAAT
3
II. TlNJAUAN PUSTAKA
4
A ICE CREAM
4
B. PERILAKU KONSUMEN ........ .
4
C PREFERENSI KONSUMEN .......... .
5
D. RISET PEMASARAN ..
6
E. ANALISIS MULTIATRIBUT MODEL FISHBEIN .
9
IlL METODOLOGl PENELITIAN
11
A KERANGKA PEMIKIRAN .....
1I
B. TATALAKSANA
I1
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
15
A PENGUnAN KUESIONER
15
B. KARAKTERISTIK KONSUMEN .
16
C
PERILAKU PEMBELlAN .
20
D. HUBUNGAN KARAKTERISlTIK KONSUMEN DENGAN PERILAKU KONSUMEN
E ANALISADATA .
29 31
V.
42
KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN
42
B. SARAN
44
DAFTARPUSTAKA
45
LAMPIRAN
47
VI
DAFTAR TABEL Halaman Tabel I.
Jenis kelamin responden .
17
Tabel2.
Tingkat usia responden .
17
Tabel3.
Tingkat pendidikan responden .
18
Tabel4.
Jenis pekerjaan responden
19
Tabel5.
Pengeluaran pribadi responden dalam sebulan
19
Tabel 6.
Produk ice cream yang pertama kali diingat responden pada saat 21
wawancara Tabel 7.
Produk yang berkesan dibenak konsumen setelah produk yang pertama kali di ingat
22
Tabel8.
Waktu terakhir beli ice cream
23
Tabel 9.
Frekuensi pembelian Ice Cream Swensen's
24
Tabel 10. Sumber informasi yang paling mempengaruhi responden dalam membeli lee Cream Swensen's.
25
Tabel II. Sumber informasi yang paling mempengaruhi responden dalam membeli 25
lee Cream Swensen's . Tabel 12. Kondisi pembelian Ice Cream Swensen's
26
Tabel 13. Tempat pembelian lee Cream Swensen's
27
Tabel 14. Tanggapan responden terhadap produk Ice Cream Swensen's.
27
Tabel IS.
Produk ice cream yang sering dibeli
29
Tabel 16.
Nilai evaluasi (ei) terhadap atribut produk Ice Cream.
32
Tahel 17. Nilai keyakinan (hi) konsumen terhadap produk Ice Cream Swensen's.
33
Tabel 18. Nilai sikap konsumen (Ao) terbadap produk Ice Cream Swensen's...
33
Tabel 19. Nilai maksimum sikap konsumen (Ao maks) dan selisihnya terhadap nilai sikap konsumen (Ao)
34
V11
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran I. Contoh Kuesioner yang digunakan
47
Lampiran 2. Korelasi Pearson untuk menguji reliabilitas kuesioner
52
Lampiran 3. Uji validitas pertanyaan-pertanyaan atribut ice cream
.. ... ....
Lampiran 4. Jenis dan harga produk Ice Cream Swensen's dan sekelasnya
V111
53 54
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Persaingan antar produsen ice cream cukup ketat, hal ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah, macam, dan merek produk ice cream yang beredar dipasaran. Menyadari hal ini PT. Aneka Satwitra Sari Food berusaha untuk mengembangkan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen dari pasar sasaran, dengan memperhatikan perilaku pembelian terhadap karakteristik demografi konsumen. Konsumen yang beraneka ragam menurut usia, pendapatan, tingkat pendidikan, dan pekerjaan dapat menyebabkan terpecahnya pasar masal menjadi pasar-pasar kecil yang menuntut berbagai spesialisasi model, warna, jenis produk, ukuran dan sebagainya. Analisis preferensi konsumen dilakukan untuk mengetahui selera dan kebutuhan konsumen dalam mengkonsumsi produk ice cream, sehingga
akan
membantu pihak produsen dalam menjembatani konsep produk ice cream menurut pihak produsen dan konsep produk Ice Cream yang sesuai dengan preferensi konsumen. Jika pihak produsen ·tetap memaksakan untuk memproduksi ice cream sesuai dengan konsep produk mereka sendiri tanpa memperhatikan konsumen maka ada kemungkinan produknya tidak lagi diinginkan oleh konsumen. Penelitian ini juga dimaksudkan untuk mengetahui tingkatan berbagai atribut produk yang dianggap penting (seperti ketersediaan produk, harga produk, rasa produk, warna produk dan lain-lain) pada produk ice cream pada umumnya dan membandingkannya terhadap
atribut -atribut produk khusus untuk Ice Cream
Swensen's. Hal ini dilakukan untuk mengetahui dan memenuhi keinginan konsumen terhadap atribut yang dianggap penting oleh konsumen pada produk Ice Cream Swensen's. Bagi PT. Aneka Satwitra Sari Food selaku produsen Ice Cream Swensen's yang melancarkan kegiatan pemasaran berdasarkan orientasi pelanggan, penelitian dan kajian awal mengenai preferensi konsumen ini merupakan informasi penting untuk
2
mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan pembeli, serta menunjukkan sampa! seberapa jauh penawaran dapat memberikan kepuasan pada konsumen.
B. TUJUAN
Tujuan dari pengkajian rna salah khusus ini adalah : 1.
Melakukan kajian mengenai perilaku konsumen produk Ice Cream Swensen's dengan meneliti hubungan antara karakteristik demografi konsumen terhadap perilaku pembeli.
2.
Mengidentifikasi atribut-atribut produk Ice Cream Swensen's yang disukai oleh konsumen.
3.
Menyusun strategi yang dapat dijadikan sebagai dasar dalam menentukan pemasaran produk Ice Cream Swensen's yang sesuai dengan preferensi dan kebutuhan konsumen.
C. RUANG LINGKUP
Penelitian ini mengkaji produk Ice Cream Swensen's yang diproduksi oleh PT.
Aneka Satwitra Sari Food, Jakarta. Penelitian ini dilakukan dengan
menganalisis perilaku pembelian dan sikap konsumen terhadap produk Ice Cream Swensen's melalui survai konsumen dengan cara penyebaran kuesioner sebanyak 250 buah di wilayah DKI Jakarta dan Bogor.
D. MANFAAT
Hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan oleh perusahaan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan mengenai langkah-Iangkah yang harus diambil dalam kegiatan pemasaran produknya dengan mengembangkan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen.
II.
TlNJAUAN PUSTAKA
A. ICE CREAM
Ice cream adalah produk olahan susu yang dibekukan, terbuat dari kombinasi susu dengan satu atau lebih bahan tambahan seperti telur, gula dan madu, dengan atau tanpa bahan pencitarasa dan pewarna, dan dengan atau tanpa gelatin yang dapat dimakan atau bahan penstabil nabati (Eckles et al., 1984) Menurut Arbuckle (1986), ice cream adalah salah satu produk beku yang dibuat dengan membekukan campuran produk susu, gula, penstabil, dengan atau tanpa kuning telur dan bahan-bahan lainnya yang telah di pasteurisasi dan dihomogenisasi untuk memperoleh konsistensi yang seragam Ice cream merupakan sumber energi yang cukup tinggi Kandungan lemak dalam ice cream tiga sampai empat kali lebih banyak daripada susu dan setengah dari total padatannya berupa gula (laktosa, sukrosa dan lain-lain), oleh karena itu ice cream dapat digunakan untuk menambah berat badan dan untuk membantu pertumbuhan anak
Berdasarkan komposisinya, Arbuckle (1986), ice cream
terbagi atas tiga kelompok, yaitu economy ice cream (ice cream dengan kadar lemak susu rendah atau 10 - 12 %), trade brand ice cream (ice cream dengan kadar lemak susu sedang atau 12 -14 %) dan deluxe ice cream
(ice cream
dengan kadar lemak susu tinggi atau lebih dari 14 %).
B.
PERILAKU KONSUMEN
Salah satu tugas penting pemasaran adalah mengidentifikasi peluang pasar, mengevaluasi kekuatan dan kelemahan produk dan mengembangkan strategi pemasaran yang dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli produk tersebut. Pelaksanaan tugas-tugas tersebut membutuhkan informasi tentang perilaku konsumen (Assael, 1992). Perilaku konsumen senantiasa berubah seiring dengan tuntutan dan kebutuhan mereka dan karena mereka merupakan sasaran para
5
produsen barang dan jasa, para pemasar harus memahami dan memenuhi kebutuhan mereka. Dengan demikian, para pemasar harus mengamati kebutuhan dan tuntutan konsumen dan sigap mengubah serta menerapkan strategi pemasaran yang baru (Kotler, 1994). Menurut Assael (1992), perilaku konsumen adalah aktivitas-aktivitas yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses-proses yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut.
Ada dua umpan balik yang terjadi dalam mekanisme
hubungan antara konsumen dan perusahaan. Umpan balik pertama terjadi setelah konsumen memberikan tanggapan terhadap produk yang ditawarkan dilanjutkan dengan evaluasi setelah pembelian dan akhirnya kembali kepada konsumen. Pengalaman memakai suatu produk akan berpengaruh langsung terhadap keputusan konsumen untuk membeli kembali merek yang sarna. Umpan balik kedua diberikan untuk produsen.
Produsen mendapat gambaran mengenat
perilaku konsumen melalui anali si s pangsa pasar dan data penjualan. Produsen masih memerlukan informasi mengenai alasan konsumen membeli dan kekuatan produknya terhadap pesaing-pesaingnya sehingga produsen masih memerlukan penelitian yang mendalam. Kebutuhan informasi biasanya berfokus pada apa yang dibeli, berapa banyak, dimana dan kapan pembelian dilakukan, situasi dan kondisi yang melingkupi pembelian serta karakteristik pembeli (Schiffman dan Kanuk, 1994).
C. PREFERENSI KONSUMEN
Lancar atau tidaknya serta sukses atau tidaknya suatu produk dipasarkan tergantung kepada respon dan cara konsumen menerima produk tersebut. Hal ini disebut persepsi konsumen dan dipengaruhi oleh rangsangan pemasaran. Rangsangan pemasaran terdiri atas dua macam yaitu (I) rangsangan primer yang disebabkan oleh produk itu sendiri dan (2) rangsangan sekunder yang disebabkan oleh simbol, citra (image) dan informasi tentang produk (Assael, 1992).
(,
Menurut Suhardjo (1989), preferensi terhadap makanan didefinisikan sebagai derajat kesukaan atau ketidaksukaan terhadap makanan dan preferensi ini akan berpengaruh terhadap konsumsi pangan. Preferensi dapat dipengaruhi oleh waktu dan kondisi pada saat makanan disajikan seperti perasaan lapar dan kesan pada saat terakhir mengkonsumsi (Lyman, 1989). Dalam memilih makanan tertentu yang disukai, pengalaman seseorang dapat menjadi landasan yang kuat. Beberapa faktor lain pemilihan makanan antara lain; enak, menyenangkan, tidak membosankan, berharga murah, mudah didapatkan dan diolah kembali. Penampakan produk juga banyak mempengaruhi preferensi dan kesukaan konsumen (Sanjur, 1982) Preferensi konsumen berhubungan dengan harapan konsumen akan suatu produk yang disukainya. Menurut Tjiptono (1997), harapan konsumen diyakini mempunyai peranan yang besar dalam menentukan kualitas produk (barang dan jasa) dan kepuasan pelanggan. Dalam konteks kepuasan pelanggan, umumnya harapan merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang akan diterimanya.
D. RISET PEMASARAN
Riset pemasaran merupakan
pendekatan yang sistematis dan obyektif
untuk mengembangkan dan mengambil informasi guna pengambilan keputusan didalam manajemen pemasaran (Kinnear dan Taylor, 1995). Riset pemasaran merupakan kegiatan penelitian di bidang pemasaran yang dilakukan secara sistematis mulai dari perumusan masalah, tujuan penelitian, pengumpulan data, pengolahan data dan interpretasi hasil penelitian. Hasil riset pemasaran dapat dipakai untuk merumuskan strategi pemasaran dalam merebut peluang pasar (Rangkuti, 1997)
7
1.
Disain Riset
Menurut Kinnear dan Taylor (1995), riset pemasaran dapat dibagi menjadi: a.
Riset eksploratif Merupakan riset tahap awal dari proses pengambilan keputusan. Riset ini coeok diterapkan dalam situasi di mana manajemen sedang menulusuri permasalahan, mencari gagasan, hipotesis baru atau menginginkan rumusan permasalahan yang lebih tepa!.
Riset tipe ini diraneang untuk mengadakan
penyelidikan awal dari suatu situasi permasalahan di mana biaya dan waktu dalam riset ini tidak begitu besar. b.
Riset Konklusif Riset ini memberikan informasi untuk mengevaluasi dan menyeleksi rangkaian tindakan. Disain riset ditandai dengan prosedur riset formal yang berisi definisi jelas dari sasaran riset dan kebutuhan informasi.
c.
Riset Pemantauan Hasil Riset ini dibutuhkan apabila rangkaian tindakan telah diseleksi dan program pemasaran telah diterapkan dengan tujuan mengetahui apa yang telah terjadi. Riset ini digunakan untuk mengendalikan program pemasaran sesuai dengan seleksi dan evaluasi yang telah dilakukan.
Riset pada penelitian ini bersifat riset eksploratif Riset ini sebagai langkah awal dari serangkaian studi yang diraneang untuk menyediakan informasi bagi pengambilan keputusan. Riset eksploratif dilaksanakan untuk situasi keputusan di mana terdapat keterbatasan pengetahuan, sehingga disain riset harus bersifat fleksibel agar peka terhadap hal yang tak terduga dan dapat menerima hal-hal atau gagasan baru yang sebelumnya tidak diketahui.
2.
Pembnatan dan Pengnjian Knesioner
Kuesioner merupakan salah satu perangkat riset yang dapat digunakan untuk riset pemasaran dengan menyusun daftar pertanyaan yang tersusun rapi untuk ditanyakan kepada responden (Supranto, 1977). Menurut Ancok (1989), sebelum kuesioner sebenarnya disebar, perlu dilakukan uji pendahuluan untuk menyempurnakan kuesioner yang telah ada. Hasil kuesioner perlu diuji kekonsistenannya dengan menggunakan uji reliabilitas data untuk mengetahui apakah alat pengukur tersebut dipercaya dan dapat diandalkan kebenarannya bila digunakan dua kali untuk mengukur gejala yang sarna. Singarimbun dan Effendi (1989), mengatakan bahwa teknik yang digunakan untuk uji reliabilitas data adalah teknik pengukuran ulang dengan metode moment product. Rumusnya adalah :
r
=
N( LXY) - (LXLY) "( (NLX 2 _ (LX)2)(NLy2 _(Ly 2))
Keterangan: X: pengukuran pertama Y: pe%'llkuran kedua N: jumlah pengamatan Bila nilai r moment product lebih besar daripada nilai korelasi pada tabel angka kritik nilai r berarti korelasi antara pengujian pertama dengan
pengujian kedua konsisten. Uji coba kuesioner
diadakan untuk menyempurnakan kuesioner.
Jumlah responden untuk uji coba biasanya sebanyak 30-50 responden dan dipilih responden yang keadaaannya kurang lebih sarna dengan responden yang diteliti.
Sampel yang jumlahnya lebih atau sarna dengan
30 dan
9
diambil secara random akan mendekati distribusi normal (Singarimbun dan Effendi, 1989) 3. Metode Pengumpu1an Data
Menurut Kinnear dan Taylor (1995), ada dua macam penarikan contoh yaitu penarikan contoh probabilitas dan penarikan contoh non probabilitas. Pada penarikan contoh probabilitas, setiap unsuf populasi mempunyai kesempatan yang diketahui untuk terpilih menj adi sampel sedangkan dalam penarikan contoh non probabilitas, peluang setiap elemen dalam populasi untuk dapat terpilih sebagai contoh tidak dapat diketahui dengan pasti. Penarikan contoh probabilitas disebut pula dengan contoh tujuan. Contoh ini dipilih berdasarkan pertimbangan para ahli bahwa unsur penarikan contoh tersebut akan membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan riset yang sedang dikerjakan.
Dalam penarikan contoh, peneliti secara
eksplisit berupaya memperoleh sampel yang serupa dengan populasi yang didasari suatu tolak ukur yang sudah ditentukan sebelumnya (Kinnear dan Taylor, 1995).
E. ANALISIS MUL TIA TRIBUT MODEL FISHBEIN
Model sikap multiatribut dapat digunakan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan produk yang dimiliki konsumen dengan sikap terhadap produk berkenaan dengan ciri atau atribut produk.
Salah satu model sikap
multiatribut yaitu model atribut Fishbein (Engel et aI., 1993). Menurut Mowen (1993), model multiatribut Fishbein mengidentifikasi bagaimana konsumen mengkombinasikan keyakinan (belief) mereka mengenai atribut-atribut produk sehingga akan membentuk sikap (atitude) mereka terhadap berbagai merek alternatif Apabila konsumen memiliki sikap yang mendukung terhadap suatu merek, maka merek tersebut yang akan dipilih dan dibelinya. Rumus model Fishbein adalah sebagai berikut :
10
n
L
Ao =
hiei
i= 1 dimana: Ao
=
sikap terhadap produk
bi
=
kekuatan kepercayaan terhadap atribut ke-i dari obyek
ei
=
evaluasi atribut ke-i
n
=
jumlah atribut yang menonjol
Model ini mengemukakan bahwa atribut dari obyek tertentu didasarkan pada penjumlahan seperangkat kekuatan kepercayaan terhadap atribut yang dimiliki oleh obyek (b;) Komponen (ei) yang menggambarkan evaluasi atribut, diukur secara khas pada sebuah skala evaluasi atribut, yaitu tujuh angka yang berjajar dari "sangat baik" hingga "sangat buruk" (Mowen, 1993). Dalam model multiatribut pada penelitian ini digunakan skala lima angka (+2, +1, 0, -1, -2),
skala tersebut dianggap telah dapat mewakili pilihan
konsumen. Tanda positif dan negatif secara sengaja digunakan untuk melihat respon positif atau negatif yang diberikan oleh konsumen. Hasil penilaian akan dianalisis dengan bantuan tabulasi data. Atribut produk yang diuji adalah atribut yang menjadi konsekuensi yang menonjol dari sebuah produk ice cream yang telah diidentifikasi sebelumnya yaitu warna, rasa, aroma, harga produk, dan manfaat produk.
11
III.
METODOLOGI PENELITIAN
A. KERANGKA PEMIKIRAN
Penelitian mengenai analisis preferensi konsumen terhadap produk Ice Cream Swensen's (PT. Aneka Satwitra Sari Food) didasarkan atas pemikiran perusahaan untuk mengetahui preferensi konsumen terhadap produk-produknya, baik produk baru ataupun produk lama.
Dengan mengetahui preferensi
konsumen diharapkan perusahaan dapat menetapkan langkah-langkah pemasaran produk selanjutnya yang sesuai dengan preferensi konsumen. Pada penelitian ini diasumsikan belum pernah ada penelitian yang mengkaji
preferensi
konsumen terhadap
produk Ice Cream
Swensen's
sebelumnya, sehingga sifat dari penelitian ini lebih ke arah riset eksploratif Dalam riset ekploratif yang dicari adalah hubungan-hubungan baru antara variabel-variabel yang akan diteliti. Kajian ini dilakukan melalui studi pustaka, pengamatan dan penyebaran kuesioner. Metode analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan model sikap multiatribut.
Untuk menguji reliabilitas data hasil kuesioner digunakan
teknik pengukuran ulang dengan metode moment product. Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
B. TATA LAKSANA
Penelitian ini disusun berdasarkan studi kasus di PT. Aneka Satwitra Sari Food, Jakarta. Penelitian dilakukan terhadap produk ice cream dengan melihat kesukaan konsumen, atribut produk yang disukai, frekuensi pembelian dan sebagainya. Selain itu juga dikumpulkan data hasil jawaban kuesioner mengenai kesukaan terhadap produk ice cream dengan faktor-faktor warna, aroma, manfaat produk, rasa, dan harga disesuaikan dengan informasi yang dibutuhkan oleh p erusahaan.
12
Pcncntuan Tuiuan Penelitian
Sludi Pustaka
Identifikasi Variabel yang Akan Diteliti
Pembuatan Kuesioner
Uji Coba Kucsioner
tidak
Ok
ya Penyebaran Kuesioner
Pcngumpulan Data
Pengolahan Data Menggunakan Model Sikap Multiatribut
Analisa Hasil dan Penarikan Kesimpulan
Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian
1.
Pembuatan Kuesioner
Kuesioner disusun berupa daftar pertanyaan yang jelas dan tidak disembunyikan bagi pihak responden.
Tipe pertanyaan bervariasi seperti
jawaban bebas dan pilihan. Kuesioner bersifat pertanyaan umum yang meliputi aspek demografis responden dan perilaku membeli. Aspek demografis responden diteliti melalui pertanyaan mengenai lokasi tempat tinggal, usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan, pendidikan dan besarnya pengeluaran pribadi dalam satu bulan. Perilaku konsumen digambarkan dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai frekuensi pembelian per minggu, tempat pembelian, kondisi pembelian, alasan pembelian, jenis rasa dan kemasan yang disukai.
2.
Pengujian Kuesioner.
Sebelum kuesioner sebenarnya disebarkan kepada responden dilakukan pengujian terlebih dahulu dengan pre test yang bertujuan untuk menyempurnakan kuesioner sebelumnya.
Pre test dilakukan dengan menyebarkan beberapa
kuesioner dan responden yang dipilih adalah responden yang dapat dihubungi kembali. Uji coba kuesioner dilakukan pada 30 responden. Setelah selang waktu 20 hari, kuesioner disebarkan kembali pada responden yang sarna. Setelah itu perlu dilakukan uji validitas untuk melihat apakah alat pengukur yang digunakan telah konsisten. Pengukuran reliabilitas ini dilakukan dengan mengkorelasikan hasil pengukuran pertama dan kedua menggunakan rum us moment product.
l~
3. Pengambilan Data
Data yang diperlukan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari survai konsumen dan data sekunder diperoleh dari PT.
Aneka
Satwitra Sari Food. Penyebaran kuesioner dilakukan di berbagai lokasi seperti restauran swensen's, sekolahlkampus, kantor, mal, bioskop, tempat rekreasi, terminal, stasiun, bandara, pasar dan tempat-tempat lainnya. Pemilihan didasarkan pada pertimbangan bahwa tempat-tempat tersebut banyak terdapat responden yang bervariasi tingkat usianya. Jumlah responden diharapkan sebanyak 250 orang yang berdomisili di wilayah DKI Jakarta dan Bogor.
4. Pengolahan Data
Tahapan kerja pada pengolahan data yaitu: (I) memberikan skor pada masing-masing jawaban responden, (2) memindahkan data berupa nilai dari kuesioner ke lembar tabulasi, (3) menghitung nilai total dari masing-masing faktor, dan (4) memindahan data ke lembar kerja untuk diolah dan dianalisis. Data mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tindakan pembelian responden dianalisis secara kualitatif, sedangkan data pengukuran sikap konsumen dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif menggunakan model multiatribut Fishbein. Setelah dilakukan analisis terhadap hasil pengolahan data, maka dengan mengaitkan tujuan dan rumusan masalah penelitian yang telah ditetapkan akan dapat ditarik suatu kesimpulan yang menjadi hasil penelitian.
15
BABIV HASIL DAN PEMBAHASAN
A
PENGUJIAN KUESIONER
Data yang dikumpulkan dalam penelitian akan berguna apabila alat ukur yang digunakan untuk pengumpulan data tersebut memiliki validitas
yang
tinggi. Kuesioner sebagai alat ukur yang digunakan dalam pengumpulan data dapat diuji validitasnya. Uji validitas
kuesioner
dengan teknik pengukuran
ulang (test retest), yaitu dengan cara menyebarkan kembali daftar pertanyaan yang sarna kepada sejumlah responden yang sarna pula.
Kuesioner untuk
penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran I. Uji coba kuesioner dilakukan terhadap 30 responden dengan selang waktu antara pengukuran kedua tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh dengan pengukuran selama 20 hari. Apabila selang waktu terlalu dekat, maka responden masih ingat dengan jawaban yang diberikan, sedangkan apabila selang waktu terlalu lama, kemungkinan dapat terjadi perubahan terhadap fenomena yang diukur. Kuesioner yang telah diisi lengkap oleh 30 responden tersebut, kemudian diuji validitasnya (Apabila nilai korelasi yang diperoleh lebih rendah dari CI. =
0.050 pada jumlah pengamatan 30 responden, maka pertanyaan tersebut
tidak valid dan disingkirkan). Pertanyaan-pertanyaan yang diukur validitasnya. adalah pertanyaan-pertanyaan yang merupakan penilaian skala. Dari perhitungan ini diperoleh nilai korelasi antara tahap uji I dan uji 2 sebesar 0.343 dengan hipotesis nol r
=
0 dengan hipotesis alternatif
berkorelasi) dan (HI)
Ho
=
0 (uji I dan uji 2 tidak
*' 0 (uji I dan uji 2 berkorelasi) dengan
CI. =
0.050 , maka
dengan nilai 0.049 pada tabel Ho ditolak karena berada dibawah nilai sehingga uji I dan uji 2 berkorelasi (Lampiran 2),
CI. =
0.050
artinya kuesioner yang
16
digunakan ini cukup terpercaya atau dapat diandalkan sebagai alat pengumpulan data. Data perhitungan validitas dapat dilihat pada Lampiran 3.
B. KARAKTERISTIK KONSUMEN
Jumlah responden yang ditargetkan dalam penelitian
ini sebanyak 250
responden, yang diharapkan secara keseluruhan responden tersebut pemah mengkonsumsi produk Ice Cream Swensen's.
Wilayah penyebaran kuesioner
mencakup seluruh wilayah DKI Jakarta dan Bogor.
Dalam pelaksanaannya,
jumlah kuesioner yang disebar melebihi jumlah target, yaitu sebanyak 310 kuesioner.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 257 kuesioner yang dapat diolah,
sedangkan sisanya sebanyak II kuesioner tidak lengkap datanya sehingga tidak dapat diolah, 20 kuesioner tidak kembali tanpa alasan dan 22 responden yang mengkonsumsi ice cream, tetapi tidak mengkonsumsi Ice Cream Swensen's dipisahkan.
Data responden yang mengkonsumsi ice cream tetapi tidak
mengkonsumsi Ice Cream Swensen's dipisahkan karen a tidak dapat digunakan untuk penghitungan model multiatribut Fishbein. Dari
257
kuesioner yang dapat diolah datanya menunjukkan bahwa
responden yang terbanyak adalah wan ita terdiri dari 137 orang wanita (53.31 %) dan 120 orang pria (46.69 %). Dengan adanya pembedaan jenis kelamin ini diharapkan akan didapatkan jawaban kuesioner yang beragam dan bersifat obyektif
Pada penelitian ini dapat terlihat bahwa jumlah antara responden pria
dan wanita tidak berbeda nyata, sehingga tidak akan menyebabkan adanya perbedaan dalam pengambilan keputusan. Tabel jenis kelamin responden dapat dilihat dalam Tabel I.
17
Tabel1 Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin Jumlah Persentase (Orang) (%) 120 46.69 Pria Wanita 137 53.31 Total 257 100
Hasil pengamatan terhadap usia responden menunjukkan bahwa kelompok uSia 20-29 tahun merupakan responden yang terbanyak yaitu 122 orang (47.47%), kemudian diikuti kelompok usia di bawah 19 tahun sebanyak 59 orang (22.96%), usia 30-39 sebanyak 32 orang (12.45%), usia antara 40-49 tahun sebanyak 27 orang (10.51%), usia antara 50-59 sebanyak 16 orang (6.23%) dan sisanya usia di atas 60 tahun sebanyak 1 orang (0.39). Tingkatan usia responden yang mengkonsumsi Ice Cream Swensen's dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Tingkat Usia Responden Usia Responden Jumlah Persentase (tahun) (Orang) (% ) 59 < 19 22.96 20-29 122 47.47 30-39 32 12.45 40-49 27 10.51 50-59 16 6.23 > 60 1 0.39 Total 100 257
Tingkatan usia antara 20-29 merupakan tingkatan konsumen yang mempunyai sifat sangat dinamis terhadap berbagai aktivitas-aktivitas di luar Iingkungan di mana mereka sangat senang untuk mencoba hal-hal yang baru yang dapat menarik perhatiannya, dan
sangat mudah dipengaruhi oleh lingkungan di
sekitamya seperti iklan. Survai terhadap latar belakang tingkat pendidikan konsumen dimaksudkan untuk mengetahui cara responden menanggapi seluruh pertanyaan yang terdapat
18
dalam kuesioner, sehingga data yang diperoleh bersifat obyektif Pertanyaan mengenai tingkat pendidikan responden diarahkan pada tingkat pendidikan saat ini (bagi responden yang berstatus pelajar/mahasiswa), tetapi untuk selain pelajar dan mahasiswa merupakan pertanyaan mengenai tingkat pendidikan akhir (latar belakang pendidikan). Hasil survai menunjukkan sebagian besar responden yang memiliki latar belakang pendidikan SMAIsederajat sebanyak 106 orang (41.25%), 87 orang (33.85%) memiliki latar belakang pendidikan Sarjana, 34 orang (13.23%) memiliki latar belakang pendidikan Diploma, 22 orang (8.56%) berlatar belakang pendidikan SMP, dan sisanya 2 orang (0 78%) tidak mempunyai pendidikan. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Tingkal Pendidikan Terakhir Responden Pendidikan Jumlah Persenlase (Orang) (% ) Tidak Menjawab 0.78 2 SO 0.00 0 SMP 8.56 22 SMA 106 41.25 01/02/03 13.23 34 S1/S2/S3 87 33.85 Lainnya 2.33 6 Tolal 257 100
Berdasarkan Jems pekerjaan,
responden yang terbesar terdiri dari
pelajar/mahasiswa sebanyak 130 orang (50.58%), kemudian pegawai swasta sebanyak 54 orang (21.01%), pegawai pemerintah 46 orang (17.90%), ibu rumah tangga sebanyak 21 orang (8.17%), guru dan wiraswasta masing-masing 2 orang (0.78%) serta pengacara sebanyak 1 orang dan yang tidak mempunyai pekerjaan 1 orang. Data mengenai jenis pekerjaan dapat dilihat pada Tabel4.
19
Tabel4 Jenis Pekerjaan Responden Pekerjaan Jumlah (Orang) Pelajar/Mahasiswa 130 54 Pegawai Swasta Ibu Rumah Tangga 21 Pegawai Pemerintah 46 2 Guru Wiraswasta 2 1 Pengacara Tidak Menjawab 1 Total 257
Persentase (%)
50.58 21.01 8.17 17.90 0.78 0.78 0.39 0.39 100
Persentase survai pengeluaran pribadi dalam sebulan yang terbesar adalah pengeluaran antara Rp. 500,000-700,000 sebanyak 48 orang (18.68%), kemudian pengeluaran kurang dari Rp. 200,000 sebanyak 47 orang (1829%) dan persentase terkecil adalah pengeluaran lebih besar dari Rp. 1,000,000 sebanyak 15 orang (5.84%). Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Pengeluaran Pribadi Responden dalam Sebulan Pengeluaran/Bulan Jumlah Persentase (Orang) (% ) > Rp 1,000,000 15 5.84 Rp. 700,000-1,000,000 45 17.51 Rp. 500,000-700,000 48 18.68 Rp.350,000-500,000 40 15.56 Rp.250,000-350,000 35 13.62 Rp.200,000-250,000 27 10.51
Hasil
penguJlan
terhadap
karakteristik
demografi
konsumen
memperlihatkan bahwa konsumen Ice Cream Swensen's berusia antara 20-29 tahun (47.47%). Umur antara 20-29 tahun merupakan tingkatan umur di mana seseorang sudah bekerja hal ini berbeda sekali dengan data pada Tabel 4 yang
20
memperlihatkan bahwa jenis pekerjaan responden yang paling banyak adalah pelajar/mahasiswa (50.58%), dengan latar belakang pendidikan yang terbesar adalah SMA (4125%), SlIS2/S3 (3385%) dan DlID21D3 (13.23%). Hal ini mungkin disebabkan kesalah pahaman dalam pengisian kuesioner, di mana responden mengisi data latar belakang pendidikan sesuai dengan pendidikan yang sedang dijalaninya saat ini bukan pendidikannya yang terakhir. Data pada Tabel 5 memperlihatkan pengeluaran pribadi dalam sebulan yang terbesar adalah Rp 500,000-700,000 (18.68%), tetapi ini bukan merupakan pengeluaran
pelajar/mahasiswa,
mengingat
pelajar/mahasiswa
masih
mendapatkan uang saku dari orang tua sehingga pengeluaran mereka terbatas atau kurang dari Rp 500,000. Hal ini terlihat pada Tabel 15 Ice Cream Wall's lebih banyak dibeli dari pada Ice Cream Swensen's. seharusnya bila responden terbesar adalah pelajar/mahasiswa dengan pengeluaran Rp 500,000-700,000 mereka akan lebih sering memberli Ice Cream Swensen's tetapi ternyata kenyataannya yang membeli hanya 19 orang (Data pada Tabel 15), sehingga terlihat jelas bahwa data pada penelitian ini kurang lengkap dengan memperhatikan data-data diatas terlihat bahwa responden yang terjaring didalam penyebaran kuesioner tidak tepat. Seharusnya responden yang terjaring adalah responden dengan pengeluaran pribadi perbulan adalah lebih dari Rp 500,000 atau golongan menengah keatas, tetapi yang terjaring pada panelitian ini adalah responden yang berstatus pelajar/mahasiswa dengan pengeluaran pribadi kurang dari Rp 500,000.
C PERILAKU PEMBELIAN
Dari survai yang dilakukan untuk mengetahui jenis ice cream yang pertama kali diingat dalam benak konsumen menunjukkan bahwa Ice Cream Swensen's menunjukkan ice cream yang paling banyak diingat oleh responden yaitu lee Cream Swensen's sebesar 112 orang (4358%), kemudian Walls sebanyak 67
21
orang (26.07%) dan Baskin Robbin sebanyak 31 orang (12.06%).
Data
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel6. Produk Ice Cream yang Pertama Kali Diingat Responden pada Saat Wawancara. Nama Produk Ice Cream Swensen's Baskin Robbin Haggen Daz Wall's Indo Ice Cream Meiji Campina Woody Diamond Peter Mc. Donald D. Crepe's Yogen Fruiz Total
Jumlah (Orang)
Persentase (% )
112 31 8 71 4 23 1 2 1 2 0 2 257
43.57 12.06 3.11 27.63 1.56 8.95 0.39 0.78 0.39 0.78 0 0.78 100
Tabel di atas dimaksudkan untuk mengetahui produk ice cream apa yang paling berkesan dan paling diingat konsumen serta untuk mengetahui kedudukan Ice Cream Swensen's diantara ice cream lainnya.
Jika dilihat pada Tabel 6
produk lee Cream Swensen's menduduki peringkat pertama. Dari tabel ini dapat dikatakan bahwa produk Ice Cream Swensen's mempunyai kesan yang kuat di benak konsumen. Hal ini mungkin dikarenakan pada saat penyebaran kuesioner lokasi penyebarannya berada di sekitar kios Ice Cream Swensen's dan didalam Restauran Swensen's, sehingga konsumen akan mengisi kuesioner sesuai dengan nama produk yang dilihat pada tempat tersebut pada saat pengisian. Penyebaran kuesioner
yang dilakukan dekat penjualan Ice Cream
Swensen's dimaksudkan untuk dapat menjaring konsumen yang pernah membeli produk ice cream dan untuk mengetahui apakah produk lee Cream Swensen's dikenal oleh konsumen yang belum pernah membelinya.
22
Tabel7. Produk Yang Berkesan Dibenak Konsumen Setelah Produk Yang Pertama Kali Diingat a Nama Produk Ice Cream Swensen's Wall's Baskin Robbin Campina Haooen Daz Indo Ice Cream Meiji Me. Donald Peter Woody Yogen Fruiz D. Crepe's Diamond Sesuai Selera
a.
Jumlah (orang)
Persentase (%)
254 193 103 91 76 27 18 10 8 7 5 4 0
98.83 75.10 40.07 35.40 29.58 10.50 7.00 3.89 3.11 2.72 1.95 1.56 0
Jawaban responden dapat leblh dan Satu
Berdasarkan hasil survai mengenai produk yang berkesan dibenak konsumen setelah produk ice cream yang pertama kali diingat, produk Ice Cream Swensen's masih dalam peringkat pertama sebanyak 254 orang, kemudian Wall's 193 orang dan Bascin Robbin 103 orang. Hal ini mungkin juga disebabkan oleh penyebaran kuesioner yang dekat dengan kios Ice Cream Swensen's sehingga kesan
konsumen lebih mengarah kepada produk ice cream yang berada
didekatnya. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 7. Pada Tabel 6 dan Tabel 7 terlihat bahwa
konsumen membandingkan
antara Ice Cream Swensen's dengan Ice Cream Wall's, dan Campina , yang kelasnya berbeda. Hal ini disebabkan oleh
kelemahan yang ada di dalam
kuesioner, yaitu berupa pertanyaan-pertanyaan yang tertutup, seharusnya pertanyaan yang diajukan lebih bersifat terbuka. Hasil survai menunjukkan
bahwa responden yang mengkonsumsi ice
cream sehari yang lalu sebanyak 66 orang, kemudian yang mengkonsumsi ice cream 2 hari lalu sebanyak 32 orang dan yang mengkonsumsi ice cream 3 hari lalu sebanyak 37 orang. Data ini di maksudkan untuk mengetahui kapan terakhir
23
kali responden mengkonsumsi ice cream, karena bila
sudah terlalu lama
responden mengkonsumsi ice cream, dikhawatirkan responden sudah lupa akan sifat dan karakteristik ice cream, sehingga jawaban respond en menjadi kurang obyektif
Tabel8 Waktu Terakhir Beli Ice Cream Hari Persentase Jumlah (Orang) (%) 1 25.69 66 12.46 2 32 3 37 14.39 4 3.11 8 5 3.50 9 6 13 505 7 26 10.12 8 9 3.50 9 1.56 4 10 3.11 8 11 2 0.78 12 0.39 1 14 6 2.33 15 0.78 2 18 1 0.39 20 2 0.78 21 0.78 2 29 1 0.39 30 25 9.72 60 0.78 2 90 1 0.39 Total 257 100.00
Tabel9. Frekuensi Pembelian Ice Cream Swensen's Frekuensi 8 Kali/bulan 7 Kalilbulan 6 Kalilbulan 5 Kali/bulan 4 Kalilbulan 3 Kali/bulan 2 Kalilbulan 1 Kalilbulan 2 bulan sekali Jarang sekali Tidak Tentu Tidak meniawab Total
Jumlah (Orang) 2 1 1 1 3 7 29 164 1 4 12 32 257
Persentase (%) 0.78 0.39 0.39 0.39 1.17 2.72 11.28 63.81 0.39 1.56 4.67 12.45 100.00
Tabel 9 di atas menunjukkan frekuensi pembelian lee Cream Swensen's. Sebagian besar responden melakukan pembelian 1 kali dalam 1 bulan yaitu 164 orang (63.81 %),2 kali/bulan sebanyak (11.28 %) dan 3 kali/bulan sebanyak 7 orang (2.72 %). Survai menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengenal produk Ice Cream Swensen's, melalui teman/saudara yaitu sebanyak 189 orang,
melalui
toko (kios Ice Cream Swensen's) sebanyak 134 orang, melalui brosur sebanyak 64 orang, melalui restoran Swensen's sebanyak 2 orang, dan yang mengenal melalui Kentucky Fried Chicken sebanyak 37 orang.
Data selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel 10. Data mengenai pengenalan Ice Cream Swensen's melalui Iklan Radio, TV dan surat kabar tidak ada, hal ini dikarenakan pihak manajemen Ice Cream Swensen's tidak melakukan iklan secara above the line atau melalui iklan radio, TV dan surat kabar.
Hal ini juga yang mengakibatkan Ice Cream Swensen's
kurang dikenal luas oleh masyarakat. Pihak manajemen Ice Cream Swensen's dalam strategi pemasarannya
meletakkan kios
Ice Cream
Swensen's
25
berdampingan dengan Kentucky Fried Chicken, dengan tujuan memudahkan konsumen mendapatkan Ice Cream Swensen's dan menarik konsumen Kentucky Fried Chicken untuk membeli Ice Cream Swensen's serta untuk mengurangi biaya pemasaran seperti biaya promosi yang cukup mahal, sehingga strategi pemasaran Ice Cream Swensen's hanya menempel pada Kentucky Fried Chicken.
Tabel 10. Sumber Infomasi mengenai Produk Ice Cream Swensen's· Sumber Informasi Teman/saudara Toko Serba Ada/Supermarket Brosur Restoran KFC Sales Iklan Radio, TV, Surat Kabar Tidak Menjawab a. lawaban dapat lebth dan satu.
Jumlah (Orang) 189 134 64 2 37 0 0 1
Persentase (%) 73.54 52.14 24.90 0.78 14.39 0 0 0.39
Sumber informasi yang paling mempengaruhi responden untuk membeli Ice Cream Swensen's secara berturut-turut adalah sebagai berikut melalui temanlsaudara sebanyak 141 orang, toko 81 orang, brosur 17 orang, restoran orang, dan Kentucky Fried Chicken 15 orang. Data tercantum pada Tabel 11. Tabel 11.
Sumber Informasi Yang Paling Mempengaruhi Responden Dalam Membeli Ice Cream Swensen's
Sumber Informasi Teman/saudara Toko Serba Ada/Supermarket Brosur Restoran KFC Sales Iklan Radio, TV, Surat Kabar Tidak Menjawab Total
Jumlah (Orang) 141 81 17 1 16 0 0 1 257
Persentase (%)
54.86 31.52 6.61 0.39 6.23 0 0 0.39 100.00
26
Sebagian besar responden mengkonsumsi Ice Cream Swensen's dalam kondisi
saat santai yaitu sebanyak 163 orang (63.42 %), setelah makan 129
orang (50.19 %), kondisi pemakaian terbanyak selanjutnya yaitu pada saat rekreasi, melakukan aktivitas olahraga masing-masing sebanyak 67 orang (26.07 %) dan 30 orang (11.67 %). Data kondisi pembelian Ice Cream Swensen's dapat
dilihat pada Tabel 12.
Tabel12.
Kondisi Pembelian Ice Cream Swensen'sa
Kondisi Pemakaian Saat Santai Setelah Makan Rekreasi Setelah berolahraga Ditraktir Jika Ingin Pulang kerja lainnya Tidak Menjawab a. lawaban dapat leblh dan satu.
Jumlah (Orang) 163 129 67 30 2 2 2
Ice Cream Swensen's dapat dibeli di
4 4
Persentase (%)
63.42 50.19 2607 11.67 0.78 0.78 0.78 1.56 1.56
beberapa tempat, hasil surval
menunjukkan tempat favorit yang paling banyak dikunjungi konsumen adalah Restoran Swensen's dengan persentase 59.14 %, karena tempat ini merupakan tempat pembelian Ice Cream Swensen's yang paling nyaman dan praktis. Tempat favorit kedua adalah kios terdekat (KFC) dengan persentase 57.97 %, karena tempat ini merupakan tempat yang paling mudah dijangkau oleh konsumen, kemudian supermarket/pasar swalayan dengan persentase 31.13 %. Data tempat pembelian dapat dilihat pada Tabel 13.
27
Tabel 13. Tempat Pembelian Ice Cream Swensen'sa Tempat Pembelian Restoran Swensen's SupermarketlPasar Swalayan tertentu Kios Terdekat (KFC) Restoran Rindu Alam Tidak Menjawab a. lawaban dapat leblh dan satu.
Hasil
Jumlah (Orang) 152 80
Persentase (% ) 59.14 31.13
149 0 1
57.97 0 0.39
survai menunjukkan beberapa responden memiliki beberapa
keinginan yang belum dapat dicapai oleh Ice Cream Swensen's, beberapa diantaranya memberikan tanggapan harga Ice Cream Swensen's yang terlalu mahal yaitu 8 orang, kemudian tempat pembelian yang sukar dengan mengharapkan adanya jalur distribusi yang diperbanyak yaitu 6 orang, hal ini dapat terlihat pada Tabel 14.
Tabel14. Tanggapan Responden Terhadap Produk Ice Cream Swensen'sa Tanggapan
Jumlah (Orang) 3 8 1
Tidak ada Harga terlalu mahal Aroma terlalu menyengat Tempat penyebaran diperbanyak 6 Ukurannya terlalu besar 2 Cepat mencair/meleleh 1 Rasa strawberrynya tidak ada lagi 1 Sosialisasi ke masyarakat 1 1 Soleh dicoba Murah 3 Macam rasa 1 Tidak memberikan tanggapan 229 a. Ttdak semua responden membenkan tanggapan
Persentase (%) 1.17 3.11 0.39 2.33 0.78 0.39 0.39 0.39 0.39 1.17 0.39 89,10
28
Dari hasil survai mengenai produk ice cream yang senng dibeli oleh responden, memperlihatkan bahwa produk ice cream Wall's menempati urutan yang pertama sebesar 39.69 %, kemudian campina 8.95%
dan Ice Cream
Swensen's 5.45%. Hal ini kemungkinan disebabkan dengan kuesioner yang ada konsumen sulit membandingkan antara Ice Cream Swensen's yang pembeliannya dilakukan di tempat (pada kios-kios tertentu) dengan ice cream yang dapat dibeli dimana saja dan bersifat retail seperti Ice Cream Wall's. sangat
mudah
Wall's
didapat dan murah harganya, dengan pemasaran ke seluruh
golongan masyarakat, berbeda dengan Ice pasarnya
Ice Cream
Cream Swensen's yang
target
adalah masyarakat ekonomi menengah ke atas. Informasi yang
diterima oleh konsumen melalui iklan akan membuat mereka tertarik untuk membeli produk yang diinformasikan.
Iklan televisi dapat menjangkau pasar
sasaran apabila iklan tersebut mampu mempengaruhi konsumen untuk membeli produk
Menarik atau tidaknya suatu iklan, waktu penayangan dan frekuensi
pemunculan iklan dapat mempengaruhi terhadap daya ingat konsumen, terlebih lagi untuk konsumen yang jenuh komunikasi. Data mengenai produk ice cream yang sering dibeli responden dapat dilihat pada Tabel 15. Data pada Tabel 15, memperlihatkan bahwa banyaknya Ice Cream Wall's yang dibeli daripada Ice Cream Swensen's menunjukkan bahwa responden yang terjaring pada waktu penyebaran kuesioner tidak mewakili konsumen Ice Cream Swensen's.
Berdasarkan
Tabel
4
yang
memperlihatkan
jumlah
pelajar/mahasiswa yang dominan menunjukkan bahwa mereka bukan konsumen Ice Cream Swensen's, karena umumnya pengeluaran pribadi mereka berada dibawah Rp 500,000
Berdasarkan keterangan tersebut di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa teknik penyebaran kuesioner meskipun dilakukan dekat dengan Restaurant Swensen's tetap tidak dapat menjaring responden yang dapat mewakili konsumen lee Cream Swensen's. Hal ini terlihat juga pada Tabel 15, dimana dari responden yang terjaring, hanya 19 orang (7,39%) yang sering membeli produk Ice Cream Swensen's, sedangkan 43,19% (111 orang) dari jumlah responden lebih sering membeli produk Ice Cream Wall's.
29
Tabel 15. Produk Ice Cream Yang Sering Dibeli a Jumlah {Orang) 111 Wall's 23 Camp ina 19 Swensen's 10 Baskin Robbin 7 Haggen Daz Indo Ice Cream Meiji 5 2 Peter 2 Diamond 7 Me. Donald D. Crepes 0 Yogen Fruz 0 Woody 0 Tidak memberikan tanggapan 71 a. Tldak semua responden membenkan tanggapan Nama Produk Ice Cream
Persentase (% ) 43.19 8.95 7.39 3.89 2.72 1.95 0.78 0.78 2.72 0 0 0 27,62
D. Hubungan Karakteristik Konsumen Dengan Perilaku Konsumen
Hasil Pengamatan memperlihatkan bahwa responden yang terbanyak mengkonsumsi Ice Cream Swensen's berusia antara 20-29 tahun yaitu sebanyak 122 orang, kemudian berusia antara sampai 19 tahun sebanyak 59 orang, dan umumnya responden ini sangat mengingat produk Ice Cream Swensen's dalam benak mereka dibandingkan dengan ice cream yang lainnya (hal ini dapat dilihat pada Tabel 6). Tabel 6, ini dimaksudkan untuk mengetahui produk ice cream yang paling diingat oleh responden secara responsif, sehingga dapat diketahui kedudukan Produk Ice Cream Swensen's dibandingkan dengan produk ice cream pada umumnya. Data pada Tabel 6, menunjukkan bahwa dalam benak responden pada usia 20-29 tahun tersebut, produk ice cream yang diingat pertama kali adalah Ice Cream Swensen's yaitu sebanyak 122 orang (43.58%), kemudain Ice Cream Wall's sebanyak 71 orang. Hal ini didukung pula oleh pada Tabel 7, yang memperlihatkan bahwa produk Ice Cream Swensen's yang paling diingat oleh responden yaitu sebanyak 254 orang, kemudian diikuti Ice Cream Wall's
30
sebanyak 193 orang. Perlu diingat bahwa penelitian
yang dilakukan dekat
dengan Ice Cream Swensen's sehingga kemungkinan konsumen belum tentu benar-benar ingat dengan Ice Cream Swensen's. Tabel 5,
memperlihatkan bahwa pada umumnya konsumen yang
mengkonsumsi Ice Cream Swensen's adalah lapisan menengah keatas, dengan pengeluaran pribadi yang terbesar adalah sebesar Rp 500,000-700,000 yaitu sebanyak 48 orang, dan persentase terkecil adalah konsumen dengan pengeluaran lebih dari Rp 1,000,000 sebanyak 15 orang. Walaupun rata-rata konsumen Ice Cream Swensen's adalah lapisan menengah keatas tetapi mereka jarang membeli lee Cream Swensen's. Hal ini ditunjukkan pada Tabel 15 yang memperlihatkan bahwa Ice Cream Wall's yang paling sering dibeli, yaitu sebanyak III responden yang mendukung jawaban tersebut. Data ini menunjukkan bahwa responden yang terjaring dalam penelitian ini tidak dapat mewakili konsumen produk Ice Cream Swensen's. Meskipun Ice Cream Swensen's tidak melakukan promosi dalam pemasarannya tetapi produk Ice Cream Swensen's diduga sudah memiliki konsumen dan pasar tertentu yang stabil, hal ini terbukti dengan rata-rata tingkat penjualan yang sarna setiap tahun tanpa mengalami kenaikan ataupun penurunan. Berdasarkan pada Tabel 10, terlihat bahwa umumnya konsumen Ice Cream Swensen's mengenal Ice Cream Swensen's melalui TemaniSaudara yaitu sebanyak 189 orang, dan melalui toko sebanyak 134 orang.
Umumnya
konsumen ini membeli Ice Cream Swensen's karena dipengaruhi oleh temanlsaudaranya yaitu sebanyak 141 orang dan melalui toko sebanyak 81 orang(data pada Tabel II).
Berdasarkan pada Tabel 9, terlihat frekuensi
pembelian terbanyak Tee Cream Swensen's adalah 1 kali/bulan yaitu sebanyak 164 orang, dan pada
Tabel 12, terlihat umumnya mereka mengkonsumsi
Ice Cream Swensen's pada saat Santai yaitu 163 orang dan setelah makan 129 orang, dengan tempat pembelian favorit adalah di Restoran Swensen's kemudian di kios terdekat (KFC) yaitu sebanyak 140 orang (data pada Tabel 13). Kebanyakan responden membeli ice cream dalam sehari yang lalu sebanyak 66 orang dan 37 orang membeli ice cream dalam waktu 3 hari yang lalu ( Tabel 8)
31
E. ANALISIS DATA
Atribut-atribut dari
produk dalam penelitian ini dianalisis dengan
menggunakan model sikap yang dikemukakan oleh Fishbein yaitu model multiatribut. Model multiatribut bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan produk yang dimiliki konsumen dengan sikap terhadap produk berkenaan dengan ciri atau atribut produk.
Penilaian terhadap atribut produk
dapat menggambarkan sikap konsumen terhadap produk serta perilakunya dalam mengkonsumsi produk
Sikap adalah suatu evaluasi menyeluruh yang
memungkinkan seseorang berespon dengan cara menguntungkan atau tidak menguntungkan terhadap suatu obyek atau alternatif yang diberikan (Engel ela!., 1993). Dasar pemilihan model ini dengan pertimbangan bahwa model ini dapat memberikan informasi berkenaan dengan produk ideal dan juga dapat memberikan gambaran mengenai bagaimana produk yang sudah ada dipandang konsumen. Dalam model multiatribut pada penelitian ini digunakan skala lima angka (+2, +1, 0, -1, -2),
skala tersebut dianggap telah dapat mewakili pilihan
konsumen. Tanda positif dan negatif secara sengaja digunakan untuk melihat respon positif atau negatif yang diberikan oleh konsumen.
Selanjutnya hasil
kuesioner akan dianalisis dengan bantuan tabulasi data. Data yang diperlukan untuk menganalisis sikap konsumen adalah evaluasi konsumen (ei) dan nilai keyakinan konsumen (bi). Data nilai
evaluasi konsumen (ei) dan nilai keyakinan konsumen (bi)
dilakukan dengan mengukur Swensen's.
Pengukuran
sikap konsumen terhadap produk Ice Cream
dilakukan
terhadap 7 atribut yang menonjol dari
produk Ice Cream Swensen's yang telah diidentifikasi sebelumnya yaitu ketersediaan produk, harga prod uk, keseluruhan rasa produk, warna produk, aroma produk, rasa segar setelah mengkonsumsi produk dan komposisi kandungan produk
32
Nilai evaluasi (ei) untuk atribut tersebut mewakili nilai yang dikehendaki konsumen dari suatu produk Ice Cream secara umum.
Dari data pada Tabel 16
terlihat bahwa seluruh atribut dinilai positif oleh konsumen, kecuali pada atribut komposisi kandungan produk. Hal ini berarti konsumen merespon baik pada
Tabel 16. Nilai Evaluasi (ei) Terhadap Atribut Produk Ice Cream No
Atribut Produk
1 2 3 4 5 6
Ketersediaan Produk Harga Produk Keseluruhan Rasa Produk Warna produk Flavour Rasa segar setelah mengkonsumsi iproduk 7 Komposisi kandunqan produk
a
b
c
2 54 2 39 36 52 27
1 110 59 159 136 151 146
0 93 154 58 85 54 82
0 41 1 0 0 1
-2 0 1 0 0 0 1
27
50
78
77
25
d -1
e
Rata-rata Tertimbang
0.85 0.08 0.92 0.81 0.99 0.77 -0.09
atribut -atribut tersebut dan menilai semua atribut tersebut penting dalam suatu produk ice cream, kecuali pada komposisi kandungan produk yang bernilai negatif,
yang berarti konsumen
mengkonsumsi ice cream tidak terlalu
mementingkan dan tidak memperhatikan komposisi kandungan yang ada dalam ice cream. Data dapat dilihat pada Tabel 16. Nilai yang dikehendaki konsumen dari suatu produk Ice Cream Swensen's diwakili oleh nilai keyakinan (bi). Nilai keyakinan digunakan
untuk
menggambarkan seberapa kuat konsumen percaya terhadap produk Ice Cream Swensen's tersebut.
Nilai keyakinan juga diukur dengan menggunakan skala
lima angka yang berjajar dari yang sangat baik sampai yang sangat buruk. Data Nilai keyakinan (bi) dapat dilihat pada Tabel 17.
33
Tabel 17. Nilai Keyakinan (bi) Konsumen Terhadap Atribut Produk Ice Cream Swensen's No
Atribut Produk
Ketersediaan Produk Harga Produk Keseluruhan Rasa Produk Wama produk Flavour Rasa segar setelah mengkonsumsi Iproduk 7 Komposisi kandungan produk
1 2 3 4 5 6
c
e
d -1 45 67 0 1 0 4
-2
Rata-rata Tertimbang
26 22 164 102 148 122
0 183 153 75 143 70 124
1 15 0 0 0 0
-0.07 -0.29 0.78 0.48 0.88 0.51
52
78
84
21
-0.12
a 2
b 1
2 0 18 11 39 7 22
Hasil yang didapatkan dari nilai evaluasi konsumen terhadap produk ice cream dan nilai keyakinan terhadap produk Ice Cream Swensen's dikalikan untuk mendapatkan nilai sikap konsumen terhadap produk Ice Ceam Swensen's. Dari data pada Tabel 18 didapatkan nilai sikap konsumen terhadap produk Ice Cream Swensen's sebesar 2.29. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel18.
Tabel 18. Nilai Sikap Konsumen (Ao) Terhadap Produk Ice Cream Swensen's No
1 2 3 4 5 6 7
Atribut Ketersediaan Produk Harga Produk Keseluruhan Rasa Produk Wama produk Flavour Rasa segar setelah mengkonsumsi produk Komposisi kandungan produk
Evaluasi (e,)
Keyakinan (b,)
Total Ao=(b,)x(e,)
0.85 0.08 0.92 0.81 0.99 0.77
-0.07 -0.29 0.78 0.48 0.88 0.51
-0.06 -0.02 0.71 0.39 0.87 0.39
-0.09
-0.12
0.01 2.29
Nilai maksimum sikap konsumen sebesar 4.37. Karena rentang skor +2 sebagai sangat baik dan -2 sebagai sangat tidak baik, maka rentang nilai sikap
34
maksimum adalah +4.37 dan minimum adalah -4.37. Secara keseluruhan total nilai sikap konsumen terhadap Produk Ice Cream Swensen's adalah 2.28. Dengan nilai sikap maksimum 4.37 masih cukup jauh dari 2.28. Selisih yang ada sebesar 2.09.
Konsumen menilai produk Ice Cream Swensen's
mendekati kategori baik, jika dianggap nilai sikap maksimum 3.04 menunjukkan penerimaan konsumen terhadap
produk Ice
Cream
Swensen's.
Data
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel19. Nilai Maksimum Sikap Konsumen (Ao maks) dan Selisihnya Terhadap Nilai Sikap Konsumen (Ao) No
A!ribu!
Kelersediaan Produk Harga Produk Keseluruhan Rasa Produk Warna prod uk Flavour Rasa segar setelah mengkonsumsi Iproduk 7 Komposisi kandungan produk
1 2 3 4 5 6
2 2 2 2 2 2
e, (B) -0.07 -0.29 0.78 048 0.88 0.51
Ao maks (AxB) -0.13 -0.58 1.56 0.96 1.76 1.03
2
-0.12
bi maks (A)
Ao
-0.06 -002 0.71 039 0.87 0.39
Selisih Aomaks-Ao -008 -0.56 0.84 0.57 0.89 0.63
-0.23
001
-0.24
4.37
2.28
2.09
I. Ketersediaan produk
Tabel 16 memperlihatkan bahwa atribut ketersediaan ice cream menempati peringkat 5, hal ini berbeda sekali dengan atribut ketersediaan pada Ice Cream Swensen's yang menempati peringkat terakhir. Hal ini memperlihatkan secara jelas konsumen menilai Ice Cream Swensen's relatif sukar didapat. Pada Tabel
16 terlihat bahwa atribut ketersediaan produk Ice cream
mempunyai nilai evaluasi yang positif dengan nilai 0.85.
Dari nilai tersebut
terlihat konsumen menginginkan produk ice cream yang mudah didapat. Pada umumnya konsumen membeli produk ice cream tanpa memerJukan banyak pertimbangan.
Konsumen menginginkan
ketersediaan produk ice cream di
berbagai tempat sehingga mudah mendapatkannya pada saat konsumen membutuhkan.
35
Data pada Tabel 17 menunjukkan bahwa produk Ice Cream Swensen's sukar didapatkan pad a saat konsumen membutuhkan produk tersebut.
Hal ini
terlihat pada nilai evaluasi yang menunjukkan nilai negatifyaitu -0.07. Pada nilai sikap konsumen terhadap produk Tce Cream Swensen's terlihat bahwa nilai ketersediaan produk adalah -0.06. Hal ini menunjukkan kesulitan bahwa menurut konsumen, agak sulit mendapatkan Ice Cream Swensen's. Selisih nilai sikap konsumen terhadap Tee Cream Swensen's untuk atribut ketersediaan produk adalah sebesar -0.08. Selisih nilai ini menunjukkan bahwa kios penjualan Ice Cream Swensen's yang menempel pada KFC membuat konsumen sulit mendapatkan produk tersebut.
Konsumen yang menginginkan
produk Swensen's tentunya harus mencari kios KFC ataupun Restaurant Swensen's padahal konsumen dalam membeli Ice Cream biasanya tidak direncanakan terlebih dahulu, sehingga konsumen akan membeli ice cream yang ada di sekitarnya
2. Harga produk.
Atribut harga pada Ice Cream Swensen's memiliki peringkat yang sarna dengan atribut harga ice cream pada umumnya yang terlihat pada Tabel 16. Harga umumnya memiliki peranan penentu dalam pilihan pembeli, sehingga harga menentukan pangsa pasar dan profitabilitas perusahaan. Dati hasil analisis data nilai evaluasi menunjukkan nilai yang positif yaitu sebesar 0.08. Hal ini berarti bagi sebagian konsumen menilai harga produk ice cream cukup murah.
Produk ice cream yang murah banyak diminati dan dapat
terjangkau oleh konsumen mengingat sebagian besar konsumen pengkonsumsi ice cream adalah konsumen remaja dengan persentase 47.47 % (Data pada Tabel2) . Menurut
Ishak di dalam Wibowo et aI., (1996), persepsi konsumen
terhadap harga dimulai dari harga terendah ke harga tertinggi yang dapat diterima. Selama harga suatu produk masih berada dalam spektrum konsumen,
36
maka harga tersebut dianggap sesuai. Jika harga produk diatas spektrum, maka konsumen menganggap produk tersebut terlalu mahal, sedangkan jika harga produk di bawah spektrum, konsumen menganggap kualitas produk tersebut tidak memenuhi syarat. Nilai keyakinan konsumen terhadap harga produk Ice Cream Swensen's menunjukkan nilai yang negatif yaitu -0.29. Hal ini berarti konsumen menilai harga produk Ice Cream Swensen's cukup mahal. Nilai sikap konsumen (Ao) untuk atribut harga terhadap Ice Cream Swensen's menghasilkan nilai yang negatif
Hal ini berarti konsumen
menunjukkan rasa ketidak puasan terhadap harga produk Ice Cream Swensen's. Sebenarnya bila dilihat pada Tabel 16, di mana harga menduduki rangking keenam, berarti konsumen tidak terlalu mementingkan harga didalam membeli Ice cream.
Ice cream termasuk kedalam jenis produk yang dikonsumsi tanpa
perencanaan atau usaha pencarian.
Karakteristik produk seperti ini umumnya
tidak termasuk kedalam jenis produk yang frekuensi pembeliannya sering, sebab konsumen belum menganggap produk ini sebagai kebutuhan utama, konsumen membeli ice cream tergantung kepada hasrat yang timbul sewaktu-waktu. Skor maksimum sikap konsumen untuk atribut harga produk ice cream Swensen's adalah - 0.02 dengan nilai sikap konsumen untuk atribut harga adalah - 0.58.
Sikap konsumen terhadap atribut harga dari Ice Cream Swensen's
menunjukkan bahwa harga Ice Cream Swensen's dinilai kurang sesuai dengan keinginan konsumen. Perusahaan perlu berusaha mengubah nilai evaluasi konsumen yang negatif menjadi positif dengan cara meningkatkan keyakinan konsumen terhadap atribut Ice Cream Swensen's melalui perbaikan produk yang sesuai dengan preferensi konsumen sehingga konsumen merasa puas dalam membeli produk, sehingga konsumen akan toleran dengan harga yang mahal. Penetapan harga produk yang terlalu rendah akan berakibat pada menurunnya citra produk dibenak konsumen. Konsumen
yang
merasa
mendapatkan
manfaat
yang
lebih
baik
bila
37
mengkonsumsi suatu produk akan berani membayar lebih tinggi untuk produk yang dibelinya
3. Keseluruhan Rasa Produk.
Responden menilai dalam membeli ice cream Rasa mempunyat peranan yang sangat penting, hal ini terlihat pada Tabel J6 atribut rasa menduduki peringkat kedua, demikian juga pada Ice Cream Swensen's atribut rasa ada pada peringkat kedua (data pada Tabel 17), hal ini memperlihatkan bahwa atribut rasa pada Ice Cream Swensen's sudah cukup sesuai dengan keinginan konsumen Banyak sekali rasa ice cream yang dikeluarkan oleh berbagai merek Ice cream. Konsumen umumnya menginginkan rasa ice cream yang enak.
Rasa
enak ini mengarah kepada kepuasan konsumen terhadap produk ice cream yang dibelinya.
Rasa yang sesuai dengan preferensi konsumen akan menanamkan
benak pada konsumen untuk mencobanya kembali. Nilai evaluasi terhadap rasa ice cream menunjukkan nilai yang positif yaitu 092, demikian pula nilai keyakinan terhadap ice cream Swensen's yaitu 0.78. Hal ini berarti konsumen menilai rasa ice cream pada umumnya adalah enak demikian juga Ice Cream Swensen's konsumen menilai rasanya enak. Atribut rasa merupakan atribut terpenting kedua setelah aroma produk. Hal ini terlihat dengan nilainya sebesar 0.92 ( Data dapat dilihat pada Tabel 16). Demikian juga pada Ice Cream Swensen's konsumen sangat memperhatikan rasa dengan nilai sebesar 0.78. Nilai sikap konsumen untuk atribut rasa sebesar 0.71 dengan nilai maksimum adalah 1.56, menunjukkan selisih 0.84.
Selisih nilai yang besar
menunjukan pentingnya memperhatikan atribut rasa pada produk ice cream.
38
4. Warna dan Flavour
Konsumen menganggap flavour pada Ice Cream Swensen's sudah sesual dengan falour yang mereka inginkan, hal ini terlihat pada Tabel 16 dan Tabel 17, dimana flavour pada ice cream dan Ice Cream Swensen's dipilih konsumen sebagai atribut utama. Demikian juga dengan atribut warna konsumen menilai warna Ice Cream Swensen's sudah sesuai dengan persepsi yang mereka inginkan, terlihat pada Tabel 16 dan Tabel 17, sarna-sarna berada pada peringkat ketiga dari atribut ice cream dan Ice Cream Swensen's. Warna produk ice cream berdasarkan nilai evaluasi menunjukkan nilai positifyaitu 0.81, sedangkan nilai evaluasi terhadap flavour produk sebesar 0.99. Hal ini berarti konsumen sudah bisa menerima warna ice cream yang ada dipasaran.
flavour dan warna merupakan faktor terpenting yang harus
diperhatikan hal ini terlihat nilai flavour dan warna merupakan nilai yang terbesar diantara atribut lainnya. Menurut Schiffman dan Kanuk (1994), konsumen seringkali menilai kualitas suatu produk didasarkan pada berbagai elemen yang diasosiasikan dengan produk. Beberapa elemen merupakan faktor intrinsik dari produk itu sendiri seperti ukuran, warna, flavour atau aroma. Berdasarkan nilai keyakinan warna Ice Cream Swensen's dinilai telah cukup memenuhi preferensi konsumen, hal ini terlihat dengan nilai positif yaitu 0.48. Demikian juga dengan aroma produk Ice Cream Swensen's, konsumen menganggap sudah sesuai dengan nilai keyakinan 0.88.
Flavour produk
berasosiasi dengan rasa produk itu sendiri. Flavour produk yang menyenangkan akan diasosiasikan dengan rasa produk yang enak.
5. Rasa Segar Setelah Mengkonsumsi Produk Ice Cream
Konsumen menilai rasa segar yang ada pada Ice Cream Swensen's sudah sesuai dengan yang ada pada ice cream pada umumnya, terlihat pada Tabel 16
39
dan Tabel 17 bahwa atribut rasa segar ini ada pada peringkar yang sarna yaitu peringkat empat Nilai evaluasi terhadap atribut segarnya setelah mengkonsumsi ice cream yaitu 0.77 hal ini berarti konsumen percaya ice cream dapat menyegarkan setelah mengkonsumsinya.
Demikian pula dengan produk Ice Cream Swensen's
konsumen percaya dapat menyegarkan pula, hal ini terlihat dengan nilai keyakinan konsumen yang positifyaitu 0.51. Nilai sikap konsumen terhadap atribut ini menunjukkan nilai yang positif pula yaitu 0.39 dengan nilai sikap konsumen maksimum sebesar 1.03 dan selisih nilai tersebut adalah 0.63.
Konsumen
kurang percaya bahwa Ice Cream
Swensen's dapat menyegarkan.
6. Komposisi Kandungan Produk
Pada umumnya konsumen menilai atribut komposisi kandungan produk tidak begitu penting, hal ini terlihat bahwa atribut ini menduduki peringkat terakhir pada produk ice cream pada umumnya (Tabel 16), sedangkan pada Ice Cream Swensen komposisi kandungan produk masih dianggap sedikit penting terlihat pada peringkat kelima pada Tabel 17, walaupun demikian konsumen yang menganggap penting adalah sangat kecil sekali. Nilai evaluasi terhadap atribut ini menunjukkan nilai yang negatifyaitu -0.09, berarti konsumen tidak terlalu mementingkan komposisi kandungan yang terdapat didalam ice cream. Pada nilai keyakinan terhadap produk Ice Cream Swensen's juga menunjukkan nilai yang negatif yaitu -0.12, berarti terhadap produk Ice Cream Swensen's pun konsumen tidak memperhatikan komposisi kandungan yang terdapat didalam Ice Cream Swensen's. Penggabungan nilai keyakinan konsumen terhadap komposisi kandungan Ice Cream Swensen's dengan nilai evaluasi konsumen terhadap produk ice cream yaitu 0.01 dengan nilai sikap konsumen maksimum sebesar -0.23. Selisih antara kedua nilai tersebut adalah -0.24. hal ini menunjukkan bahwa konsumen dalam
41l
membeli Ice Cream Swensen's tidak pernah memperhatikan isi komposisi dan kandungan produk
Walaupun ada beberapa konsumen yang memperhatikan
komposisi dan kandungan produk ice cream tetapi jumlahnya sangat sedikit sekali, umumnya yang memperhatikan adalah konsumen dengan tingkat usia lanjut. Berdasarkan data-data pada Tabel 16. Nilai evaluasi (ei) Terhadap Atribut Produk ice cream dan data-data pada Tabel 17. Nilai keyakinan (bi) konsumen Terhadap Atribut Produk Ice Cream Swensen's terlihat bahwa urutan-urutan atribut yang dianggap penting dan harus ada pada Ice Cream Swensen's bila diperbandingkan dengan produk ice cream pada umumnya berturut-turut adalah aroma produk dan keseluruhan rasa produk dimana aroma produk yang dimaksud adalah konsumen menghendaki aroma produk yang menyenangkan dengan rasa yang enak dan segarnya setelah mengkonsumsi.
Umumnya konsumen
menghendaki warna produk yang menarik, karena warna produk akan berpengaruh terutama terhadap konsumen yang sarna sekali belum pernah mengkonsumsi suatu produk Harga produk yang dievaluasi dengan nilai lebih rendah tidak
berarti bahwa atribut harga menjadi pertimbangan yang tidak
penting bagi konsumen untuk membeli Ice Cream Swensen's demikian pula dengan komposisi kandungan produk pada umumnya konsumen memberikan nilai evaluasi yang negatif tidak berarti komposisi kandungan produk tidak menjadi pertimbangan yang penting untuk membeli. Kemudian ketersediaan produk dimana konsumen menghendaki produk tersebut mudah didapat dimanamana pada saat mereka ingin mengkonsumsinya. Berdasarkan data pada Tabel 16 terlihat bahwa atribut-atribut yang terpenting pada produk ice cream secara berurutan adalah f1acour, rasa, warna, rasa segar, ketersediaan produk, harga dan kandungan komposisi produk, sedangkan pada Tce Cream Swensen's adalah f1aour, rasa, warna, kesegaran, kandungan komposisi produk, harga dan ketersediaan produk Berdasarkan analisa data yang didapat dari hasil penelitian ini terlihat ada dua kelemahan mendasar. Kelemahan tersebut adalah:
41
1. Adanya
kesalahan
dalam
teknik
penyebaran
kuesione.
Seharusnya penyebaran kuesioner dilakukan secara bertahap. Tahap pertama, kuesioner disebarkan secara acak dengan maksud untuk menjaring konsumen Ice Cream Swensen's maupun responden yang belum pernah mengkonsumsi Ice Cream Swensen's.
Penyebaran kuesioner dapat dilakukan dekat kiosd
Swensen's maupun di tempat lain.
Pada tahap kedua dimana tujuannya
adalah menjaring konsumen Ice Cream Swensen's, makla penyebaran kuesioner harus dilakukan di tempat penjualan Ice Cream Swensen's. Dalam hal ini responden tidak boleh diambil secara acak.
2. Pengolahan data dengan mengguankan model Multi Atribut Fishbein dilakukan pada data yang relatif tidak tepat mengingat responden pada penelitian ini tidak dapat mewakili konsumen Ice Cream Swensen's. hal ini berarti ada kemungkinan terjadi perubahan urutan atribut dari nilai keyakinan konsumen terhadap produk Ice Cream Swensen's.
V.
KESIMP1JLAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil surval, mayoritas konsumen yang mengkonsumsi Ice Cream Swensen's berusia antara 20-29 tahun (4747%) dan usia sampai 19 tahun (22.96%).
Mereka berstatus sebagai pelajar/mahasiswa (50.58%) dan pegawai
swasta (2101%), dengan latar belakang pendidikan SMA (41.25%) dan SIIS2/S3 (33.85%).
Mayoritas pengeluaran
pribadi responden perbulan
berkisar Rp. 200,000-Rp. 500,000,00. Umumnya respond en mengkonsumsi Ice Cream Swensen's sekali dalam sebulan hal ini terlihat dari data sebesar 63.81% dan dua kali perbulan (11.28%). Mayoritas
responden
mengenal
produk
Ice
temanlsaudara (73.54%) dan toko (52.12%).
Cream
Swensen's
melalui
Frekuensi pilihan responden
terhadap kondisi pemakaian Ice Cream Swensen's menunjukkan bahwa Ice Cream Swensen's dikonsumsi pada saat santai (6342%) dan setelah makan (50 19%) Hasil
pengukuran
sikap
konsumen
terhadap
produk
Ice
cream
memperlihatkan atribut yang paling dikehendaki oleh konsumen adalah aroma produk (0.99), keseluruhan rasa produk (0.92), ketersediaan produk (0.85) serta warna produk (081). Komposisi kandungan produk bernilai negatifyaitu (-0.09), berarti konsumen tidak pernah memperhatikan komposisi yang terkandung didalam ice cream. Atribut-atribut Ice Cream Swensen's yang diyakini oleh konsumen dengan nilai positif yaitu aroma produk (0.88), keseluruhan rasa produk (0.78), Kesegaran (0.51), dan warna produk (048). Hal ini berarti konsumen menilai aroma produk Ice Cream Swensen's, keseluruhan rasa produk telah sesuai dengan preferensi mereka. Namun demikian ada beberapa atribut Ice Cream Swensen's yang bernilai negatif yaitu ketersediaan produk (-0.07), komposisi kandungan
43
produk (-0.12), dan harga produk (-0.29).
Hal ini berarti produk Ice Cream
Swensen's sangat sukar didapatkan oleh konsumen, dan harga Ice Cream Swensen's dinilai cukup mahal. Komposisi kandungan produk yang dimaksud adalah konsumen tidak pernah memperhatikan akan komposisi yang terkandung dalam Ice Cream Swensen's. Data pada penelitian ini menunjukkan bahwa Ice Cream Swensen's belum dikenal luas oleh masyarakat hal ini terlihat pada Tabel 6 yang menunjukkan bahwa Ice Cream Swensen's adalah yang diingat oleh konsumen, tetapi kenyataannya pada Tabel 15, konsumen yang membeli Ice Cream Swensen's hanya 19 orang, hal ini sangat bertolak belakang, sehingga pihak manajemen Ice Cream Swensen's harus memperluas promosi penjualannya, karena selama ini hanya menempel pada KFC, terlihat tidak efektif Berdasarkan pada Tabel 19 terlihat bahwa nilai sikap konsumen (Ao) sebesar 2.28 dengan nilai maksimum sikap
kosumen sebesar 4.37, menunjukkan bahwa nilai sikap konsumen
mempunyai persentase lebih dari setengahnya yaitu 52%, hal ini berarti secara umum konsumen sudah mengenal Ice Cream Swensen's tetapi masih perlu memperluasnya lagi melalui promosi agar masyarakat lebih mengenal. Hasil menunjukkan beberapa atribut yang ada pada Ice Cream Swensen's perlu dilakukan penyesuaian yaitu ketersediaan produk dimana konsumen mengharapkan kemudahan untuk mendapatkan produk Ice Cream Swensen's, untuk itu diperlukan adanya pengembangan dan perbanyakan tempat-tempat penjualan.
Kemudian harga dan komposisi kandungan produk memerlukan
penyesuaian, serta meningkatkan keyakinan konsumen terhadap manfaat produk melalui promosi yang mendukung. Promosi diperlukan untuk memperkenalkan produk yang ditawarkan perusahaan, selain itu dengan promosi, perusahaan juga dapat menanamkan persepsi baru tentang produk yang ditawarkannya bagi konsumen.
Komunikasi efektif yang dapat dilakukan perusahaan antara lain
dengan cara promosi penjualan yang ditujukan bagi pembeli atau distributor, dan promosi lainnya seperti mengikuti even-even pada pameran-pameran tertentu. Penyesuaian lain adalah harga produk yang dinilai konsumen terlalu mahal, hal
tersebut
didasarkan pada
karakteristik
mayoritas konsumen
Ice
Cream
Swensen's. Hasil penelitian ini mempunyai kelemahan didalam pengambilan sampel, dimana sampel diambil secara acak.
Seharusnya penyebaran kuesioner
dilakukan secara bertahap. Untuk karakteristik demografi penyebaran kuesioner dilakukan secara acak, sedangkan untuk mendapatkan data tentang perilaku konsumen penyeabran kuesioner dilakukan secara tidak acak.
B. SARAN
• Ice Cream Swensen's belum dikenal khalayak luas maka perusahaan perlu melakukan kegiatan promosi yang lebih luas agar konsumen banyak yang mengetahui akan keberadaan produk Ice Cream Swensen's, serta memperluas jaringan distribusi dengan memperbanyak tempat-tempat penjualan, sehingga memudahkan
konsumen
untuk
mendapatkannya.
Masih
diperlukan
penelitian lebih lanjut mengenai strategi promosi dan pemasaran Ice Cream Swensen's. • Preferensi konsumen pada penelitian ini tidak dapat dimunculkan sehingga masih diperlukan penelitian dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda yaitu dengan cara mengumpulkan data secara bertahap, yaitu pengumpulan data secara umum dan pengumpulan data mengenai pembeli swensen untuk mendapatkan preferensi konsumen.
143
•
/
~,
PETA roPOGRAFI
~
,
SIIB DAS
'.
HAHTIHG
SKALA 1;20 ..000
...
(dlperkec11 65%)
\ ........ - .... -
,,
,
1
t• i
!
••
,,
Bata. 8ub DAS ===-=-
..
t·,··,,~ ·1
Juan Pemuttl ••n
~Sm1gai SUAlber
Proyek Kal1 Konto. 1989.
Gambar lampiran 4_
-"OO-Gar~.
kou.tur
Peta topografi sub DAS Hanting_
45
DAFTAR PUSTAKA
Ancok, D, 1989. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian. Didalam: Metode Penelitian survai. Singarimbun, M dan Sofian E. (ed.). haL 122. LP3ES, Jakarta. Arbuckle, W. S., 1986. Ice Cream. The AVI Publishing Company, Inc., Westport, Connecticut. v Assael, H, 1992. Consumer Behaviour and Marketing Action. 4th ed. PWS-Kent Publishing Company, Boston. Eckles, E. H, W. B. Combs., dan H Macy, 1984. Milk and Milk product Tata v Mc. Graw-Hill Pub Co., Ltd., Bombay. Engel, J. F., R. D. Blackwell dan P. W Miniard, 1993. Consumer Behavior, Seventh Edition. The Dryden Press. Harcourt. Brace College Publisher, Orlando. Kinnear, T.C. dan JR. Taylor, 1995. Riset Pemasaran. Erlangga, jakarta. Kotler, P., 1994. Manajemen Pemasaran. Terjemahan. Penerbit Erlangga, jakarta. Lyman, B., 1989. A Psychology Of Food More Than a Matter Of Taste. Nostrand Reinho Ltd, New york. Mowen, J.
c.,
Van
1993. Consumer behavior, 3'd ed. Mac Millan Pub. Co., New York.
Rangkuti, F., 1997. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus bisnis. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Sanjur, D., 1982. Social and Cultural Perspective in Nutrion. Prentice Hall, New York. Schiffman, L. G. dan L. L. Kanuk, 1994. Consumer Behavior, 5th ed. Prentice Hall, Englewood Cliffs Singarimbun, M dan S. Effendi, 1989. Metode Penelitian Survai. LP3ES, Jakarta. Suhardjo, 1989. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Bogor.
Pusat Antar Universitas, IPB,
46
Supranto, 1., 1977. Metode Riset Aplikasinya dalam pemasaran. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Tjiptono, F., 1997. Strategi Pemasaran. Andi Offset, Yogyakarta. Wibowo, 1. A., S. Y. Eliswati dan H. Kartajaya, 1996. 36 Kasus Pemasaran Asli Indonesia, Media Alexkomputindo, Jakarta.
LAMPIRAN
Lampiran I. Kucsioner yang digunakan
KliESIONER No Responden : Nama Tclp Alamat I. Jakarta I,okasi 2,
* LIP
Tanggal Pengisian : (* lingkari salah satu)
Bogor
Kuesioner ini akan digunakan sebagai bahan penelitian untuk penyusunan skripsi mengenai Analisis Preferensi Konsumen Tcrhadap Produk Ice Cream Swensen's suatu studi kasus di PT. Aneka Satwitra Sari Food; Jakarta Penelitian ini dilakukan oleh Arvan BaYII Fahlevi (F 03495090) mahasiswa Jurusan Teknologi lndustri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, [nstitut Pertanian Bogor. I.
Prod uk Ice Cream apa sajakah yang anda kenai (jawaban boleh lebih dari satu)
Lingkari pada nomor Disehut Pertama, produk ice cream yang ada pada ingatan anda pertama kali pad a saal ini, dan lingkari pada nomor lainnYll produk ice cream yang anda ingat setelah produk ice cream yang pertama. Nama Produk Ice Cream Disebut pertama 1. Swensen's 1 2. 8ascin Robbin 2 3. Haggen Daz 3 4. 4 5. 5
2.
Lainn a 1 2
3 4 5
Apakah anda pernah ll1engkonsumsi (ll1akan) ice cream: ( ) ya ( ) tidak Jika Va, kapankah waktu terakhir anda mengkonsumsi icc cream belakat1¥an ini .. (* tahun/bulanlhari lalu) (* coret yang tidak perlu) dan jika anda Il1cnjawab Va, anda bisa melanjutkan kepertatlyaan berikutnya Jika Tidak, sebutkan alasan and a dan tidak perlu meneruskan ke pertanyaan berikutnya.
47
Dibawah ini merupakan PENILAIAN SKALA terhadap PRODUK ICE CREAM SECARA UMUM. atribut apa saja yang anda harapkan dari produk ice cream. Berilah tanda silang pada hnrllf yang sesuai terhadap penilaian anda. 3. Bagaimana penilaian anda terhadap mudah/sukarnya mendapatkan PROD UK ICE CREAM PADA UMUMNYA. .2 /I. sangat mudah mendapatkannya b. mudah mendapatkannya 1 0 ·e tidak mudah dan tidak sukar d. sukar mendapatkannya • -I e. sllngat sukar mendapatkannya • -2 4. Bagaimana harga PRODliK ICE CREAM PADA lJMlJMNYA. 3. sangat murah •2 b. murah 1 c. tidak murah atau tidak mahal .0 d. mahal .-1 e. sangat mahal . -2 5. Bagaimana keseluruhan rasa ICE CREAM. a. sangat enak b. enak c biasa d. tidak enak e. sangat tidak cnak
•2 1 •0 • -1 . -2
6. Bagairnana warn a ice cream secara keseluruhan menurut anda a sangat menarik .2 b. mcnarik 1 •0 c biasa d. tidak mcnarik • -I e sangat tidak menarik -2 7. Bagaimanakah seharusnya aroma produk ice cream a sangat menyenangkan :2 b. menyenangkan 1 c. biasa .0 d. tidak menyenangkan . -I e. sangat tidak menyenangkan • -2 8. Bagaimana segarnya anda setelah mengkonsurnsi (makan) icc cream a. sangat segar .2 b. segar c. biasa .0 d. tidak segar -I e. sama sckal i tidak segar . -2
48
9
Bagaimana komposisi kandungan icc cream yang anda konsumsi a. sallgat diperhatikan .2 b diperhatikan c. biasa saja •0 d. lidak diperhatikan • -I e sangat tidak diperhatikan . -2
, I)ERTANY AAN MENGENAI PRODUK ICE CREAM SWENSEN'S
10. Apakah anda pernah mcngkonsumsi Produk Ice Cream Swensen's a. sudah b. belum Jika Belum, sebutkan alasan anda
Selanjutya anda tidak perlu meneruskan pcrtanyaan selanjutnya, Terima Kasih. I I. Berapa ban yak anda membefi produk Ice Cream Swensen's sctiap bulannya kali/bulannya 12. Darimana anda mengetahui mengenai produk Ice Cream Swensen's (Jawaban boleh lebih dari satu): a. tcmanl sa\1dara b. toko ' c. brosur d. Sumber lain (sebutkan I)
13. Sumber informasi apa ymlg membuat anda PALING tertarik untuk membeli Ice Cream Swensen's a. temanlsal1dara b. toko c brosur d. Sumber lain (sebutkan I)
14. Pada kondisi bagairnana anda mcngkonsumsi produk Ice Cream Swensen's (Jawaban boleh lebih dari satu ): a. saat santai b. setelah makan c. rekrcasi d. setelah berolahraga e. lain-lain (sebutkan l )
49
15.
Oimana anda biasanya membeli Ice Cream Swensen's (.Jawaban boleh lebih dari satn ): a. restauran b. supermarket/pasarswalayan c. kias terdekat d. tempat lain sebutkan .'
Oibawah ini merupakan PENILAIAN SKALA terhadap PROOUK ICE cREAM SWENSEN'S. Atribut apa saja yang anda harapkan dari PROJ)UK ICE CREAM SWENSEN'S. berilah tanda silang (X) terhadap penilaian yang sesuai dengan anda. 16. Menurut anda untuk memperoleh produk ICE (RE.AM SWENSEN'S, apakah .
a.
sangat mudah mendapatkannya
b. mudah mendapatkannya c. tidak mudah dan tidak sukar d. sukar mendapatkannya e. sangat sukar mendapatkannya
:2 I 0 . -I • -2
17. Menurut anda, bagaimana harga Produk ICE CREAM SWENSEN'S
a.
sangat murah murab c. tidak murah atau tidak mahal d. mahal e. sangat mahal
b
•2 I •0 • -I -2
18. Bagaimana menurut anda keseluruhan rasa icc cream ICE CREAM
SWENSEN'S a. sangat enak b. enak c. biasa d. tidak enak c. sangat tidak enak
2 I
o . -I -2
19. Menurut anda, bagaimana warna ICE cREAMSWENSEN'S sceara keseluruhan .2 a. sangat menarik b. menarik c. biasa .0 d. tidak menarik -I e. sangat tidak menarik -2 20. Bagaimanakah seharusnya aroma produk ICE CREAM SWENSEN'S a. sangat menyenangkan .2 b. menyenangkan c biasa .0 d. tidak menyenangkan . -I e. sangat tidak menyenangkan . -2
50
21. Bagaimana segarnya and a setelah mengkonsumsi (makan) ICE CREAM SWENSEN'S a. sangat segar :2 1 b. segar c. biasa :0 d. tidak segar : -I c. sarna sckali tidak segar . -2 22. Bagaimana komposisi kandungan ice cream ICE CREAM SWENSEN'S yang anda konsumsi a. sangat diperhatikan :2 b. diperhatikan 1 c. biasa saja :0 : -I d. tidak diperhatikan c. sangat tidak diperhatikan : -2 23. Apakah anda memiliki keinginan terhadap produk ICE CREAM SWENSEN'S yang belum terpenuhi Uika ada, sebutkan saran anda)
24. Produk Ice Cream apakah yang sering anda beli
PERTANYAAN lIMliM 25. Usia anda saat ini :
.... thn
26. Jcnis Kelamin anda
a. Pria
b. wanita
27. Tingkat pendidikan terakhir : a. SO c. SMA b. SMP d. * 01102/03 (* caret yang tidak perlu)
c.
f
*
S I/S2/S3 Lain-lain (sebutkan I) .
28. Pekerjaan anda saat ini : a. Pelajarlmahasiswa c. Ibu Rumah Tangga b Pegawai Swasta d. Pegawai Pemerintah e. Lain-lain (sebutkan I) . 29. Rata-rata pengeluaran pribadi dalam sebulan . a. > Rp 1000.000,00 b. Rp 700.000,00 - Rp 1000.000,00 c. Rp 500.000,00 - Rp 700.000,00 d. Rp 350000,00 - Rp 500.000,00 c. Rp 250.000,00 - Rp350000,OO f Rp 200000,00 - Rp 250.000,00 g. < Rp 200.000 Terima kasih atas Ilcrhatian dan hantuall saudanl/i dalam mcngisi kucsioller illi,
Lampiran 2. Korelasi Pearson untuk menguji validitas kuesioner
PearsonCorrel ion Sig. 2-tailed
Kuesionef Tahap-+ Kuesioner Taha 1/ Kuesioner Tahap I Kuesioner Tah II KuesiPAeF TaRap I 1/ KuesionerTa
Kuesioner uesioner Tah I T II. 1.000 0.343 0.343 1.000 1.000 0.049 0.049 1.000 30 30
Lampiran 3. Uji Validitas Pertanyaan-pertanyaan Atribut Ice Cream No
Korelasi
Atribut
1 Ketersediaan Produk 2 Harga Produk 3 Keseluruhan Rasa Produk 4 Warna produk... 5 Bentukdan Ukuran Prodtik6 Segarnya setelah mengkonsumsi produk Komposisi kabdungan produk
/.ce Cream Swensen's (}-G896 0.3097 0.1795 0.1951 0.1818 0.5826 Q,613S UA346 0.5443
0.2157 .0-6943 '9.5387 0.0374 0.7486
Lampiran 4. Produk Ice Cream Swesen's DAFTAR HARGA SWENSEN'S ICE CREAM Harga No ITEM ~.181 11:!ingle CQ/le 2 Qouble co~ .~454 4.545 3: Crunchi cone 41Sinnle glass 3..181 ~.. 5 9o'lble nlass.. . 5,,454 Glass. . 7272 220.545 .22-.727 9 PintFreezer packed 12>727 101~art Hand»ackeG 2"2":545 11 Qessert sunilae 22-:727 12.727 12 Small sundae 5:t81 13 Super sundae .~ t4 Hot fudQe...llonanza split 7::272 15 Strw. Banana.n cream 8.636 16igold-rush . 9545 17 Slack bart Q.090 18fMr. San Fransisco . ~,090 9.,090 ~~SPlit '·6-363 2.0 cit. Ring A Ding21 'coit Tower 12.727 1il.000 22 Strawberry Stripe 23 Superso~a t~909 24 Milk shake 10:454 ~ Shkae Float 7:818 26 Cup"2 oz "f000 2J ClIJ14 oz A181 . 4.545 2ft IndoReSiana av.ocado 2 ion parfait ~,181 30 Bun's-stufj' sundae. 5,,454 31lChoc:ttalate 5,.454 5,A54 33 Cerealcrunchicone 5<909
DAFTAR HARGA ICE CREAM NEW ZEALANDS ITEM Harga No 27.000 1 1.pin/1/2 liter 2 Regular 2 flavour 11.000 3 Large 3 flavour 13.000 4 Mega 4 flavour 15.000 5 tsmaU 1 flavour 6.500 SUNQAE 1-2,500 . /1 !Hat Fudge Fantasy i"" 1""' 7 Sevent t2-.560 8 Waffle Cone Crunch 1~500 9 ScooPer Sun\lae 1 scope 700Q 11.5(10 12scope 13.500 3 scope ~AKE
Milkshake Thicbshake... Fruit smoothies Sorbet su@ers re coffa chochotate
9000· ~OO
13.0.00 12.500 5500
DAFTAR HARGA ICE CREAM BASCIN ROBB1N No ITEM Marga 1 I scope ·7;<)00 8,~00 2 2 Scope "3 Double· "l3:500 SUNDAE. 4 '2 scope' 1a.D00 53 scope 25.000 6 Banana. spilt. 2S.lJOO 7 Brownie alit-mode' 12.000 a "Small 3&.000 9 Regular '55-000 10 arQl! 10MOO
-
DAFTAR HARGA ICE CREAM Haagen-Daz< No ITEM Harga 1 Bermuda triangle 29.500 2 Koko ketan Looln 25.000 3 Banana Republique 26.500 4 Treasure Island crepes 27.500 5 Maui mowie 2Q,000 ,;" sun rise 6 28..000 7 [r~cana fruit b~ 33..000 8 ~arriOOan Black magic 21.500 9 GreatShakes 280500 10 Coffe.toebroek 1-6.500 18.500 11 lee Cake Slice 12 474 mJ 61.000 13 3.50z 18.000 14 600ml 82.500 15 1 liter .. 16&.000 . 16 Iroini Cup. 1.~!i00 17 ConeJcup 16..500 18- T 38..500 s/jake 32Jl)00 20 rFloBt 2~00 ~}:,DOO 2 bar
.