111. KERANGKA BERPIKIR Penelitian ini berusaha untuk mendapatkan model penyuluhan pertanian yang
sesuai dengan kebutuhan petani beserta strategi untuk meningkatkan mutu penyuluhan
pertanian yang ada sekarang. Secara ringkas, kerangka peningkatan mutu penyuluhan pertanian dapat dilihat pada Gambar 1.
Penyuluhan Pertanian untuk Memenuhi Kebutuhan Petani
Penyuluhan pertanian adalah jam pendidikan non formal yang diberikan oleh organisasi penyuluhan pemerintah maupun swasta kepada petani dan keluarganya agar mereka mampu menolong dirinya sendiri dalam upaya rnencapai kehidupan yang lebih sejahtera (Slamet, 1996; Tajima, 1993). Organisasi yang rnelaksanakan penyuluhan
pertanian adalah organisasi yang menghasilkan dan memberikan jasa penyuluhan. Petani berkedudukan sebagai klien atau pelanggan jasa penyuiuhan pertanian yang
dihasilkan oleh organisasi penyuluhan pertanian tersebut. Dalarn ha1 ini, petani merupakan pihak yang bebas mernilih jasa untuk memenuhi kebutuhan dirinya, sehingga pihak produsen harus rnengadakan penyesuaian ierhadap penrbahanperubahan pelanggan. Atas dasar hubungan produsen jasa dan pelanggan jasa (berdasarkan teori
mutu), sudah seharusnya produsen jam penyuluhan pertanian mem berikan jasa yang sesuai dengan kebutuhan atau tuntutan pelanggan yai tu petani (Crosby, 1984; van den
Ban dan Idawkins, 1988; J uran, 1995; Slamet, 1996). Rerdasarkan pcndapat Block
(1999), setiap staf organisasi penyuluhan pertanian perlu meningkatkan sikap
kcplayanan ( . v t c w ~ ~ r d ~ huntuk l p ) memenuhi kehutuhan pctani pelanggan pcnyuluhan
FAKTOR-FAKTOR YG MEMPENGARUHI KINERJA PENYULUHAN Karakteristik pctnni ,
-
P
E
T
A
N
I
,uas
kcbusn~olx~lit:~~i. pendill1kan, kutugun wlopr~r,dnn umur
'
KINIIIIJA
-). 1'1-:NYlfl.lnlAN I'l.:I~l'hNl AN L I
SEHARI JSNYA r>IPI:.mn11 l'i!NYtlI.Ul IAN l'l,:l<'rANlAN
OH(iANISAS1
13EH'I'ANIAN(1NDIVII)II'.
(I'mJukt~~ibs, krtimontln,
PICTAN1 PRI>A
Kf3,OMI'C)K. DAN ORGANISASI)
kesinambungan dan identitas)
PEThNI
r
+
~ J ASA l'IINY1It.UI IAN
I'LIWANIAN
l'l:NY 1II.lJllAN
~ l'I
4
S'IltA'IFGI
~ 1'I:NMCiKATAN MU'I'U JASA PI.:NYI II.lJI-1I\N I'ERTANIAN
PENYULUHAN PERTANIAN
~
A NASIONAL
t 1
~
I
POTENSI PELAKSANAAN PENYULUHAN PERTANIAN BEBERAPA ORGANISASI
Gambar 1 : Kerangka Peningkatan Mutu Jasa Penyuluhan Pertanian
~
Tanpa pernenuhan kebutuhan petani sebagai pelanggm maka jasa yang
dihas11kan oleh organisasi penyuluhan pertanian sebagai produsen jasa akan dijauhi oleh petani. Artinya, jasa penyuluhan yang ditawarkan ti&
diterima oleh petani. Bila
keadaan seperti ini terjadi terus menerus maka organisasi penyuluhan pertanian akan mengalami kerugian yang besar. Oleh krrrena itu, diperlukan suatu studi tentang
kebutuhan-kebutuhan petani yang seharusnya dapat dipenuhi oleh jasa penyuluhan pertanian.
Kebutuban Petaoi dalam Penyuluhan Pertanian Studi tentang kebutuhan-kebutuhan petani yang dapat dipenuhi jasa penyuluhan
pertanian ini merupakan langkah awal perencanaan mutu penyuluhan pertanian. Perencanaan mutu umumnya mencakup penentuan pelanggan, penentuan kebutuhan pelanggan, dan pengembangan keistimewaan produk yang memenuhi kebutuhan
pelanggan. Dalarn penelitian ini, kebutuhan petani difokuskan pada kebutuhankebutuhan yang berkaitan dengan pencapaian tujuan rumah tangga tani (dan tujuan
penyuluhan pertanian) yaitu agar petani dapat bertani Iebih baik (better farming), berusaha lebih baik (better bussipless), dan hidup lebih baik (better living), dapat tercapai. Menurut Reintjes, Haverkort, dan Bayer (I999), tiap rumah tangga tani dan tiap individu di dalamnya memiliki kebutuhan dan keinginan khusus, namun bisa digolongkan
ke dalam beberapa tujuan
yaitu
:
Produktivitas,
keamanan .
kesinambungan, dan identitas. l'ujuan-tuj uan yang disebut Keintjes, Haverkort, dan Bayer ( 1999), merupakan
pengejewantahan dari berbagai kebutuhan petani dan kel uarganya s e ~ r t yang i disebut Maslow ( I 970).Dalam konsep Doyal dan Gough ( 199 1 ), tuj uan-tuj uan yang discbutkan
oleh Reintjes, Haverkort, clan Bayer (1999) dapat didefinisikan sebagai kebutuhan antara (intermediate needy), untuk selanjutnya dapat digunakan untuk mencapai kebutuhan dasar (basic need^).
Maslow (1970) menyebutkan bahwa kebutuhan fisiologis menyangkut
kebutuhan akan makanan, minurnan, pakaian, clan perurnahan. Dalam konteks kehidupn petani, kebutuhan fisiolog~stersebut dapat terpenuhi bila ada produksi dan peningkatan produktivi tas, sehingga dibutuhkan segala sesurttu yang menjadi komponen praduksi atau segala sesuatu yang membuat petani dapat berproduksi dan
meningkatkan produksi. Kebutuhan keamanan antara lain : Kebutuhan stabilitas,
kebebasan, keterlindungan, bebas dari ketakutan, bebas dari kegelisahan, dan perlu keteraturan. Dalam ha1 kebutuhan keamanan ini petani perlu meminimalkan risiko produksi atau kerugian sebagai akibat keragaman proses ekologis, ekonomis, atau sosid supaya petani tidak gelisah, takut, dan punya kepastian. Kebutuhan sosial
(kebutuhan mencintaildicintai dan rasa memiliki) yang disebut oleh Maslow (1970) antara lain : Kebutuhan akan kasih sayang istrilanak, punya hubungan baik dengan tetangga, hubungan yang baik &lam suatu kelompok, kebutuhan untuk terbebas dari
rasa kesendirian, kebutuhan untuk mernpunyai banyak teman, dan kebutuhan untuk bisa
diterima khalayak ramai. Dalam ha1 ini, petani secara sosiologis memang mempunyai kehidupan yang relati f guyub (gemeinschufi), o!eh karena itu kebutuhan sosial dalam
Iingkup petani adalah kebutuhan agar petani dan keluarganya bisa melanj utkan cara hidup yang guyub,
mempertahankan surnberdaya, clan kebutuhan untuk dapat
mcngikuti perubahan sosial di lingkungan ~ t a n yang i bcrsangkutan. Kebutuhan harga
diri antara lain adalah kebutuhan untuk ~ncmpertahankanrcputasi diri (prcgsligc),status, kehormatan, pghargaan. ~ r h a t i a n ,pcrasaan
diperlukan dan diaprcsiasi. Kcbutuhan
aktualisasi diri adalah kebutuhan yang dapat memuaskan diri sendiri setelah kebutuhankebutuhan yang lain terpenuhi. Kebutuhan terakhir ini adalah kebutuhan akan apa yang dapat dilakukan seseorang yang sehmsnya &pat dia lakukan, misalnya kebutuhan untuk tetap meningkatkan prestasi sebagai petani maju walaupun sudah disebut petmi
maju oleh petani lain di lingkungannya. Kebutuhan harga diri dm kebutuhan aktualisasi
diri dalam teori Maslow (1970) oieh Reintjes, Haverkort, dan Bayer (1999)
digolongkan menjadi tujuan identitas yakni tujuan untuk mengernbangkan kemampuan pribadi semaksimai mungkin, mencapai status sosial yang lebih tinggi, kebutuhan akan
kebanggaan diri, dm menyalurkan aspirasi. Jadi pada dasamya, kebutuhan-kebutuhan petani tersebut digolongkan ke dalam : (a) Kebutuhan untuk meningkatkan produktivitas, (b) kebutuhan akan rasa man, (c)
kebutuhan akan kesinarnbungan, clan (d) kebutuhan akan identitas. Kebutuhan untuk meningkatkan produktivitas adalah kebutuhan untuk meningkatkan hasil per satuan lahan, tenaga kerja, modal, dan waktu. Kebutuhan keamanan berarti meminimalkan
risiko produksi atau kerugian sebagai akibat keragaman proses ekologis, ekonomis, atau sosial. Kebutuhan untuk memasarkan dengan h a r e yang di inginkan petani
termasuk kebutuhan keamanan. Kebutuhan akan kesinambungan berarti petani
mempunyai kebutuhan agar mereka dan kel uarganya bisa melanjutkan cara hidup mereka dan
mempertahankan sumberdaya. Petani j uga perlu rnempertahankan
identitas, artinya sistern usahatani dan tekni k-tekni k pertanian selaras dengan budaya setempat dan visi masyarakat. Kebutuhan identitas ini rnencakup meningkatkan kemampuan pribadi, status sosial, mempertahankan tradisi hudaya yang positi f, norma-
norma sosial, serta kepuasan spiritual .
Berdasarkan teori kebutuhan pelanggan yang diajukan oleh f uran ( 1995) maka sifat kebutuhan dapat dikategorikan menjadi kebutuhan yang sesungguhnya, kebutuhan
yang dinyatakan (dikatakan petani), kebutuhan kultural, dan kebutuhan yang dapat
dilacak dari penggunaan yang tidak direncanakan. Bila teori kebutuhan dari Juran digunakan untuk me1i hat kebutuhan petani terhadap penyuluhan pertanian maka kebutuhan yang sesungguhnya adalah manfaat
yang dapat diperoleh dari jasa
penyuluhan pertanian. Kebutuhan yang dinyatakan adalah kebutuhan pelanggan yang
dinyatakan atas dasar persepsinya. Kebutuhan kut tural menyangkut harga diri, menghargai orang lain, kelangsungan pola k e b i w n , dan unsur-unsur lain yang secara
luas disebut sebagai pola kultural. Kebutuhan yang terakhir yang berkait dengan pelanggan adaiah kebutuhan yang dapat dilacak ke penggunaan yang ti&k
direncanakan. Kebutuhan ini rnenyangkut kebutuhan yang &pat dikenali metalui ketichksesuaian penggunaan dan melalui rasa puas atau tidak puas pelanggan terhadap j asa yang dipakai. Tingkat kepuasan petani terhadap kinerja penyul uhan pertanian secara teoritis juga termasuk usaha mengetahui kebutuhan petani secara tidak langsung.
Kebutuhan petani terhadap penyuluhan pertanian tentu berbeda antara petani yang satu dengan petani yang lain. Perbedaan ini dipengaruhi oleh karakteristik petani
seperti pendidi kan, skala usahatani (has tanah yang dikuasai), j umlah dan jenis
komoditas yang diusahakan, dan tingkat kekosrnopolitannya, kecepatan menerima inovasi, dan umur petani. Perbedaan tingkat pendidi kan petani menyebabkan
berbedanya pengetahuan urn urn, kcmampuan rnengernbangkan diri, kemampuan bcrkomunikasi, dan kcmampuan empati, yang mempengaruhi kebutuhan petani. Petani yang mempunyai skala usahatani luas mumpunyai kebutuhan yang herbeda dcngan petani yang mempunyai
sliala usahalan~ scmpit karma kcduanya mcmpunyai
kemarnpuan yang bcrbeda dalarn mcnanggung risiko, tcrutama di dalam proses wngadopsion inovasi. Pcrhcdaan licht~tuhari bcrikutnya discbabkan oleh pcrbcdaan
jumlah clan jenis kornoditas ymg diusahakan. Perkdam ini sebagai suatu konsekuensi
logis dari perbedaan teknik budidaya tanaman yang bersangkutan. Perbedaan kebutuhan yang terakhir dipengamhi oleh kepribadian petani ysng menyangkut sifat kosmopolit atau
tidak kosmopolit dari petani yang ksangkutan. Sifat kosmopolit petani yang
dimaksud adalah luas tidaknya wawasan petani tentang teknologi clan keterbukaan dirinya terhadap teknologi baru beserta banyak sedikiinya hubungan yang diiakukan dengan orang yang berada di luar komunitasnya.
Idealnya, semua kebutuhan petani terhadap penyuluhan pertanian dapat dipenuhi oleh organisasi penyuluhan pertanian, oleh karma itu perlu dicari jenis dan tingkat
kebutuhan petani yang berkaitan dengan penyuluhan pertanian. Tingkat
kebutuhan IN kemudian dihubungkan den-
kinerja penyuluhan pertanian saat ini
yaitu apa yang senyatanya dikejakan oleh produsen jasa penyuluhan pertanian saat ini
dalam memenuhi kebutuhan petani. Pembandingan ini untuk menjawab pertanyam
apakah Iunej a penyuluhan pertanian
stat
ini sesuai dengan kebutuhan petani. Selain
itu, perlu dilihat hubungan kinerja penyuluhan pertanian dengan kineja petmi, karena
pada dasamya penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan akan meningkatkan kinerja petani.
Kesadaran dan Partisipasi Petani drmlam Penyuluhan Pertanian
Peny ui uhan pertani an dalarr! perspektif proses perubahan sosial &pat dipandang
sebagai bentuk perubahan terencana. Menurut Lippitt, Watson, dan Westley (1958), suatu perubahan terencana selalu mengkutsertakan sistem klien (cljent ~ystem)di
dalam prosesnya. Sistern klien terbagi menjadi : (a) Individu sebagai suatu sistem
kepribadian; (b) kelompok sebagai suatu sistern dinamis; (c) organisasi sebagai suatu sistern dinamis; dan, (d) komunitas sebagai suatu sislem dinamis. Jadi, usaha perubahan
terencana mcngikutsertakan empat komponcn, yaitu : individu, kelompok, organisasi,
dan
komunitas. krdasarkan
ieori
ini
maka
penyuluhan
pertanian
harm
mengikutsertakan petani sebagai individu, kelompok tani, organisasi petani, dan
komunitas petani.
Perubahan terencana selai u diawal i dengan adanya kesadaran (kebutuhan) pa& komponen-komponen sistem klien untuk melakukan perubahan (the need for change)
karena pada dasamya penrbahan suatu masyacakat/kelompoklgolongan hanya bisa dilakukan oleh diri mereka sendiri (Lippitt, Watson, Westley, 1958). Kelornpk dan organisasi petani mempunyai kewajiban mtuk mengetahui kebutuhan petani sehingga kelompok dan organisasi itu dapat menyalurkannya kepada organisasi penyuluhan
pertanian. Kesadaran dan kepekaan kelompok atau organisasi petani terhadap kebutuhan petani ikut menentukan kepuasan petani terhadap kegiatan kelompok atau organisasi petani yang bersangkutan maupun terhadap aktivitas penyuluhan perkmian. Menurut van den Ban dan Hawkins (1988), kesuksesan penyuluhan pertanian
tergantung pada partisipasi petani bai k secara individu, kelompok, maupun organisasi. Partisipasi petani sebagai kelompok sasaran rnerupakan kecenderunbm baru di dalam dunia penyuluhan pertanian (Bauer, Hoffman, dan Keller, 1998). Secara singkat partisipasi mencakup partisipasi dalam perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan hasil,
dan evaluasi dalarn penyuluhan pertanian (Sahidu, 1998). Partisipasi petani dalam penyuluhan pertanian dapat dilakukan dalam berbagai bentuk (van Den Ran dan Hawkins, I%&), antara lain :
(a) Sikap lierjasama pctani dalam pelaksanaan program penyuluhan dengan cara mcnghadiri rapat pnyuluhan, rnengajukan pertanyaan pada penyuluh, dan
mendernonstrasikan lncrodc baru untuk usahatani mereka
(b) Pengorganisasian kegiatan-kegiatan penyuluhan oleh kelompok tani, seperti tempat pertemuan-pertemuan penyuluh dengan petani, mengelola kursus dernonstrasi, dan
menyebarkan informasi dari penyuluh dan penel iti kepada petani lain.
(c) Menyediakan informasi yang diperlukan untuk merencanakan program penyul uhan yang efektif.
(d) Petani atau wakilnya berpwtisipasi &lam organisasi jasa penyuluhan dalam pengambilan keputusan mengenai tujuan, kelomp k sasaran, pesan-pesan dan metode, serta &lam evaiuasi kegiatan.
(e) Petani atau organisasinya membayar s e l m h atau sebagian biaya yang dibutuhkan jasa penyuluhan.
(f) Supervisi agen penyuluhan oleh anggota dewan organisasi petani yang
mempekejakannya. Ada kberapa alasan mengapa petani dianjurkm krpartisi pasi dalarn keputusan
yang berkaitan dengan
program penyuluhan (van den Ban dan Hawkins, 1988),
antara lain : (a) Petani memiliki informasi penting untuk merencanakan program penyuluhan yang sesuai
dengan kebutuhannya, tennasuk tujuan, situasi, pengetahuan serta
pengalaman dengan teknologi dan penyuluhan, serta struktur sosial mereka.
(b) Petani akan lebih tennotivasi untuk bekerja sama dalam program penyuluhan jika ikut hertanggung jawab di dalamnya. (c) Petani berhak berpartisipasi dalam keputusan mengenai tuj uan yang ingn rnereka
~ a p a sebagai i bentuk pengejewantahan masyarakat yang demokratis. (d ) Hanyak permasalahan yang harus diselesaikanldipecahkan dengan partisipasi kelompk.
Potensi Pelaksanaan Penyuluhan Pertanirn Bebetapa Organisasi Saat ini, petani mendapatkan informasi dari berbagai surnber, tidak hanya dari
penyuluh pertanian. Pelaksanaan penyuluhan pertanian tidak hanya dilakukan oleh organisasi penyuluhan pertanian pernerintah (Departemen Pertanian), tetapi di lakukan
juga oleh perusahaan sarana produksi pertanian, lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di pedesaan, clan perguman tinggi (Slamet, 1996; van den Ban dan Wawkins, 1988). Pelaksanaan penyuluhan pertanian di luar organisasi penyuluhan pemerintah ada yang bersifat terang-terangan sebagai penyJ uhan dan
ada pula yang bersifat tersirat
tetapi secara definisi kegiatan tersebut dikategorikan penyuluhan pertanian.
Organisasi swasta dapat berpotensi sebagai organisas1 penyuluhan pertanian bila menjalankan peranan pendidikan (van den Ban dm Hawkins, 1988). Peranan-peranan yang dimaksud itu adalah :
(a) Mengeloia pertemuan-pertemuan dan kursus-kursus tempat agen penyuluhan, pengajar, dan peneliti mendiskusikan penemuan penelitian clan pengalaman-
pengalaman peneliti.
(b) Mengelola kelompok-kelompok belajar tempt petani bertukar pengalaman dan mengadakan eksperimen, seringkali dengan bantuan agen penyuluhan dan peneliti .
( c ) Mendirikan dan mengelola sekolah-sekolah pertanian kejuman clan pusat-pusat pelati han bagi petani. (d) Mempekerjakan agen penyuluhan. (e) Mengelola karang taruna usahatani tcmpat pernuda dan pemudi mempelajari ketrampilan-ketrampilan rnanajerial dan profesional, terutama rnclalui pengalamanpengalaman yang memkrikan sum ban gar^ bagi perkernhangan budaya mercka.
(f) Menerbitkan jurnal usahatmi dan publikasi lain yang memkrikan kepada petani
informas1 yang dibutuhkan untuk keput usan-keputusan rnmajeriai. Belakangan ini terdapat kecenderungan ke arah swastanisasi jasa-jasa penyuluhan pertanian pemerintah (van den Ban dan Hawkins, 1988; Ameur, 1994;
Kidd, Lamers, dan Hoffman, 1998) . Petani dihrtrapkan untuk berbagi tanggungiawab terhadap layanan ini dan membiayai seluruh atau sebagian dari biaya yang dikeluarkan.
Semmtara ini, di Indonesia penyuluhan pertmian dibiayai olch pemerintah. Sistern penyduhan pertanian di beberapa negara seperti Taiwan, Inggris, Amerika Serikat, dan Australia sudah sejak lama mendudukkan organisasi petani, penrsahaan perban,
maupun perguruan tinggi sebagai bagian dari sistem (Axinn dm Thorat, 1972). Organisasi petani, perguruan tinggi, permahaan pertanian, dan iembaga masyarakat yang terkait dengan pertanian secara &if terlibat dalam proses penyuluhan pertanian di negara-new tersebut di atas.
Kinerja Penyuluhan Pertanian. Persamaan kata "kinerja" (performance)adalah hasil kej a , daya guna, prestasi, dan hasii pelaksanaan penyelenggaraan sesuatu. Dalarn penel itian ini yang dimaksud dengan kinerja penyuluhan pertanian adalah tingkat kepuasan petani terhadap jasa penyuluhan pertanian melalui pengukuran tingkat kepuasan petani terhadap fungsif u n g i penyuluhan pertanian yang seharusnya dilakukan. Parameter-parameter kinerja penyuluhan pertanian adalah tingkat kepuasan petani terhadap fungsi-fungsi penyuluhan yang sehamsnya dilakukan di lapangan (dianalogikan dengan fungsi BlPP
berdawrkan Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Perlanian Nomor 54 Tahun 1996 Nomor 30 1 IKptd1,P. 1 2014196) yai tu : (a) l'ingkat kepuasan petani
terhadap jasa informasi pertanian; (b)
t ingkat
kepuasan petani terhadap jasa
pelatihankursus petani; (c) tingkat kepuasan petani terhadap jasa penumbuhan dan pembinaan kelembapn petani; (d) tingkat kepuasan petani
terhadap jasa
pembimbingan usaha petani; dan (e) ti ngkat kepuasan pebni terhadap jasa pengkajian
clan penerapan teknof ogi pertanian. Kinerja penyuluhan pertanian dipengaruhi oleh : (a) Kebijaksanaan pemerintah
di bidang penyuluhan pertanian maupun bidang lainnya (tercermin dalam kebijakan organisasi penyuluhan pernerintah); (b) penyuluh pertanian; (c) bahan penyuluhan pertanian; (d) metode atau prosedur-prosedur dalarn melakukan penyuluhan; dan ( e ) fasilitas untuk membantu penyuluh melakukan penyuluhan pertmian. Kelima faktor yang mempengaruhi kinerja penyuluhan pertanian ini masih dapat dirinci lagi menjadi
variabel- variabel yang lebih khusus. Rincian variabel yang disebutkan di atas adalah : (a) Kebijakan dalam Organisasi Penyuluhan.
Kebijakan organisasi terdiri dari realisasi kebijakan pernerintah tentang
organisasi penyul uhan prtanian di ti ngkat kabupaten dan persepsi penyuluh terhadap kebijaksanaan kepegawaian dirinya. Kebijaksanaan pernerintah bidang kepegawaian secara tidak Iangsung mempengaruhi kinerja penyuluhan adalah kepangkatan penyuluh, pembinaan karir,
gaj i, dan pendidikan serta latihan
penyuluh.
Kepangkatan dan pembinaan karir penyul uh adalah dua ha1 kebijakan pemerintah yang dapat berpengaruh pada kerja peny uluh yang selanjutnya berpengaruh terhadap kinerja penyuluhan pcrtanian. Pernberian kredit p i n t terhadap huti r-but1r kcrja p n y u l uh dalam penetapan angka kredit, macam hutir kcnai kan pangkat yang dinilai, jangka waktu kcnai kan aiau pngusulan kcnai kan
Kebijakan pemerintah yang lain yang berpengaruh pada penyuluhan pertanian adalah jumlah penyuluh pertanian di suatu daerah. Kebijakan ini bisa dilihat dari rasio penyuluh terhadap petani yang menjadi klien. Rasio penyuluh
terhadap petani yang kecil tentu memperberat tugas penyuluh dan mio penyuluh yang besar niernperingan tugas penyuluh. Pa& rasio penyuluh per petani yang
semakin besar diharapkan pelayanan penyuluhan kepada petani akan semakin baik. Pada kondisi seperti itu interaksi antara penyuluh dengan petani lebih intensif. (b) Karakteristik Penyuluh.
Karahristik individu penyuluh dapat mempengmhi kinej a penyuluh. Karakteristi k yang dimaksud mencakup latar belakang pri badi penyuluh yang menyangkut apakah penyuluh tersebut mempunyai latar belakang pedesaan
pertanian, j umlah tanggungan keluarga, dan pendapatan keluarga. Latar belakang
kehidupan masa lalu penyuluh yang sudah terbiasa dengan kehidupan pertanian
dan yang tidak terbiasa kehidupan pertanian secara psikis berpengamh terhadap daya adaptasi penyuluh terhadap kehidupan petani yang menjadi kliennya. Daya
adaptasi penyuluh memperlancar pelaksanaan tugas-tugas penyuluhan pertanian
dan kepercayaan petani terhadap penyuluh. Selain itu, karakteristik umur penyuluh berpengaruh terhadap kinej a
penyuluhan pertanian. Umur seseorang umumnya seiring dengan tingkat kedewasaan individu dalam berpi kir dan bertindak. Kematangan kepribadian seseorang berkait erat dengan umumya, walaupu~1 dalam kasus-kasus tettentu hubungan ini tidak seiring. Umur juga mempengaruhi kekuatan fisik seseorang
dala~n melakukan aktivitas sehari-hari termasuk aktivitas penyuluh dalam melakukan pcnyuluhan.
Karakteristik pendidikan formal penyuIuh menunjukkan perbedaan t ingkat pengetahuan, ketrarnpilan, dan sikap, sehingga penyvl uh yang mempuny
pendidikan lebih tinggi mampu berpikir lebih abstrak dan mempunyai wawasan
yang lebih luas dan jauh ke depan. Tingkat pendidikan seseorang mempengaruhi kemampuan dirinya untuk beradaptasi dengan perubahan-perubzt fian lingkungan.
Dalam konsep pengembangan surnberdaya manusia, seseomg yang mempunyai tingkat pendidikan lebi h tinggi berarti rnempunyai pi lihan-pilihan yang lebih luas &lam kehidupan. Penyul uh yang mempunyai tingkat pendidikan lebih tinggi dari yang lain berarti mampu rnembuat pilihan-pilihan yang lebih banyak di dalam
melaksanakan penyul uhan pertanian.
Karakteristik penyuluh dilihat dari pengalarnannya dapat dilihat d m lamanya seorang penyuluh aktif melakukan penyuluhan. Penyuluh yang
berpengalaman brarti sudah banyak rnelakukan komunikasi dengan petani dan
memahami aspimi serta kebutuhan petani. Salah satu cara untuk mengetahui kebutuhan petani sebagai pelanggan adalah melakukan komunikasi dengan petani.
Pengalaman sebagai penyuluh di Indonesia secara tidak langsung menunjukkan
lama seseorang mengikuti berbagai pendekatan penyuluhan pertanian yang ditetapkan pemerintah maupun metode-metode penyul uhan yang diapl ikasikan oleh penyuluh sscara sendiri-sendiri maupun kebijakan organisasi penyuluhan secara lokal .
Karakteristik penyul uh dari sisi pelatihan dapat diarnati dari jumlah (frekuensi) pelati han dan jenis pelatihan yang diikuti selama kurun waktu tertentu. Pelat ihan akan menambah pengetahuan, ketrampilan, dan s i kapnya scperti halnya
pendidikan. Pelatihan merupakan hentuk pendidikan non formal kepada penyuluh agar menguasai materi-matcri tertentu untuk menunjang tugas-tugas dirinya
sebagai penyuluh. Materi pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan penyuluh sekatigus kebutuhan petani mempakan bekal penyuluh &lam melaksanakan penyuluhan pertanian.
Akhi rnya, penyul uh diharapkan mampu berperilaku secara ideal sebagai seorang penyuluh (Lionberger dart Gwin, 1991) . Penyuluh yang ideal melakukan
berbagai peranan (role)yaitu : Pendengar keluhan rnasalah dari petani, motivator
bagi petani, fasilitator kebutuhan ptani, penghubung petani dengan pihak lain (pemberi kredit,
agen sarana produksi , dan lembaga pemasaran), pembangun
kemampuan manajemen petani, pengajar ketrarnpilan petani, pendamping
adm inistrasi program-program yang dibuat petani, pendamping kelompk tani, penjaga kepentingan petani terhadap kegiatan-kegiatan yang merugikan petani,
penjaja kegiatan petani pada pi hak yang berkepentingan, pemimpin lokal di wilayah kejanya, konsultan petani, dan pembangun institusi penyuluhan agar
dapat berfungsi optimal.
(c.) Bahan Penyuluhan Pertanian. Bahan penyuluhan pertanian yang disampai kan kepada petani memperhatikan kebutuhan petani, bukan kebutuhan pemerintah semata. Bila pemerintah mempunyai program pembangunan pertanian yang perlu disampaikan kepada petani melalui penyuluhan pertanian maka program terscbut harus mempunyai sirnpul yang sesuai dengan kebutuhan petani, k h a n penyuluhan
pertanian yang baik merupakan informasi-informasi yang sudah diteliti oleh Icmbaga-lembaga penelltian dan sudah diuji Iokal. Idealnya, Icmbaga penelitian menghasilkan fx'ncmuan-pcnernuan yang mampu menjawah pcrmasalahan pclani
dan sesuai dengan kebutuhan petani kemudian penyuluhan mampu menjembatani
kedua pihak ini sehingga sesuai dengan konsep segitiga teknolog (the technoloy f rianiple).
Lembaga penelitian yang dimaksud bisa berupa lembaga penelitian di bawah departemen pertanian atau perguruan tinggi . Kelaricaran pasokan informasi dari lembaga penelitian rnaupun lembaga-lembaga lain yang dapat rnemperkaya
bahan penyuluhan pertanian &pat rnembantu penyuluh menjaiankan tugas-tugas penyul uhan pertanian. Kelancaran pasokan informasi hasil penelitian di lihat dari
j urnlah, frekuensi dan kontinuitas pasokan informasi fiasil penelitian kepada penyuluh. Id) Metode dan Prosedur-prosedur Penyuluhan Pertanian.
Metode penyuluhan adalah cara yang digunakan untuk mendekatkan penyuluh dengan sasaran penyuluhan. Metode penyul uhan yang dipakm dalarn suatu peny uluhan pertanian mempenganrhl efektivitasnya. Klasifikasi metode penyuluhan dilakukan berdasarkan : Jarak sasaran, indra ~ n e r i m asasaran, dan
jumlah sasaran.Berdasarkan jarak sasaran, metode penyuluhan terdiri dan metode langsung (misalnya kunjungan rumah) dan metode tidak langsung (rnisalnya siaran televisi). Berdasarkan indra penerima sasaran, metode penyuluhan terdiri dari metode terlihat (visual), metode terdengar (aural), serta
metode terlihat dan
terdengar (audio visual). Menurut j urnlah sasaran, metode penyuluhan terdiri dari metode pendekatan perorangan, metode pendekatan kelompok, dan metode
pendekatan massal. 'Teknik penyuluhan pertanian adalah cara mempertemukan sasaran pcnyuluhan dengan materi ~ n y uuhan. l Teknik-teknik ~ n y uuhan l yang di lakukan
olch pcny uluh antara lain : Kunjungan rurnah, kunjungan lapangan, kunjungan
kantor, surat menyurat, telepon, demonstrasi (cara, hasil, plot, usahatani, area, dan unit), wisata, kursus, pameran, media massa, perlombaan, kampanye, temu karya,
petak pengalaman, pekan tani, &n mimbar sarasehan.
Selain metode dan teknik penyuluhan, prosedur-prosedur penyusunan program dan programa penyuluhan mempengaruhi kinerja penyuluhan pertanian. Program penyuluhan pertanian yang ideal memuat kebutuhan petani dan bersi fat
lokal spesifik. Penyusunan propma penyuluhan pertanian yang ideal mengikutsertakan petani sehingga kebutuhan petani dan aspirasi petani dapat
tertampung. Penyusunan jadwal penyuluhan yang rnencakup tempat dan waktu
disesuaikan dengan kondisi kehidupan petani sehari-hari. Menurut Padmowihardjo ( 1 9961, programa penyuluhan pertanian terdiri
dari ernpat unsur yaitu : keadaan, masalah, tujuan dan cara rnencapai tujuan. Keadaan adalah fakta-fakta yang dit unjukkan oleh data yang terdapat pada saat akan di susunnya suatu programa yang seharusnya mencermi nkan datadata
kebutuhan petani. Masalah yang dibidik di dalarn penyusunan programa penyuluhan adalah faktor penyebab keadaan tidak memuaskan. Tujuan dalarn
programa penyuluhan pertanian adalah pernyataan pemecahan masalah atau pernyataan apa yang diinginkan yang sehanrsnya mencerminkan tujuan petani.
Cara mencapai tuj uan merupakan rencana kegiatan untuk mencapai tuj uan yang pelaksanaannya seharusnya memuaskan ~ t a n i . (e)
Fasilitac Penyuluhan Pertanian. Fasilitas untuk membantu penyuluh melakukan peny uluhan pcrtanian
terdi ri dari kantor dan pcralatannya yang memadai, perlengkapan v n y u l uhan, alat transportasi yang scsuai , ala t anal is1s data, dan bantuan operasional. Fasil Itas-
fasilitas ini sifatnya mernperlancar pelaksanaan penyuluhan dan menambah efektivitas penyul uhan. Penyediaan fasilitas penyuluhan merupakan tanggung
jawab pemerintah, organisasi penyuluhan, dm individu penyuluh bahkan bisa pi hak-pihak lain yang Mepentingan dengan keberhasiIan penyul uhan.
Analisis tentang kinerja penyuluhan pertanian saat ini rnenjadi sebuah
profil mutu jasa penyuluhan pertanian yang sedang krlangsung. Kinerja penyuluhan dinilai baik oleh petanr bila penyuluhan tersebut sesuai dengan
kebutuhan petani (dalam ha1 ini dilihat dari jenis kebutuhan). Makin banyak jenis kebutuhan petani yang dapat dipenuhi oleh penyuluhan maka semakin baik
penilaian petani terhadap kinerja penyuluhan. SeIanjutnya, semakin baik kinej a penyuluhan maka kinej a petani j uga akan semakin baik, walaupun hams diakui bahwa ki nerja petani tidak saja tergantung pada aktivitas penyuluhan pertanian.
Kinerja penyuluhan pertanian dijadikan salah satu pertirnbangan untuk rnenyusun keistimewaan produk jasa penyuluhan (dalam proses perancangan
mutu). Kinerja penyuluhan akan dinilai baik oteh petani bila penyuluhan pertanian
memiliki sifat-sifat keistimewaan jasa. Suatu penyul uhan yang dirancang memi liki keistimewaan mutu pada akhirnya diharap dapat meningkatkan kinej a penyuluhan Kinerja penyuluhan pertanian saat ini banyak rnendapat kritik dari berbagai pihak karena dianggap tidak berorientasi pada petani seperti Arsyad ( 19981, Harun
( I 996), Slamet (1996), dan Ameur (1994). Secara singkat kritik
tersebut menunjukkan bahwa mutu penyuluhan pertanian masih rendah dan
memerlukan pernknahan. Penyebabnya rendahnya mutu penyuluhan pertanian adalah berbagai faktor yang terurai di dalam Gamhar 3
Kebijakan Pemerintah Vanasi nulldt
T@t
kesesusran rnasalah dan jmls pelntihandp k~hutuhanP ~ J u I ~ ~
Tl+t
kqel-n
tupas dan w e n a n g p e n f l h
rnsio penyuluWptmi dg kebutuhan
Partjsipasl p%ni dalam pen?usunen p r o p n u pmyuluhan
~ l i t i a un n t d bahn
TINGKAT KEPUASAN PETANT TEWADAP PENYULUHAN PERTANIAN
T q k a t keswuaian labr
Frekuensi h n jcnis pelatihan yg diibuti
Tinpkat kesesuaian keahiian yaw dimiliki dg kehuhan
Sikap kepla!ansn yane dimiliki pen!uluh
Ti&t
biap
opxasioml
Penyuluh T
Lielayakan dan kelancaran ban-
Fasilitas .
.- -...-
-- ,
. .,
...-
--
.
.
--
.
.
iGambar 2 : Analisis untuk Mengetahui Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kepuasan Petani terhadap ! Penyuluhan Pertanian (Kinerja Penyuluhan Pertani an) . .- - .- . -- - ..-.. - . ... . --... ..---..-. - .- ... ... . ...--- --. -.---- . .. .. .. . . . ..... --- .-... - ---------- --
.- . . --
Keistimewaan Jam Penyuluhan Pertanian
Daftar kebutuhan petani dan inforrnasi tentang kinerja penyuluhan pertanian
menjadi faktor yang dipertimbangkrtn untuk menyusun keistimewaan produk jasa penyuluhan pertanian yaitu sifat yang dimiliki oleh jasa penyul uhan pertanian untuk
memenuhi kebutuhan tertentu dari ptani sehingga member-kan kepuasan. Untuk mengetahui keistimewaan j asa penyuluhan pertanian, Juran ( 1995) menyarankan agar
beberap parameter berikut ini perlu dipelajari, yaitu keahl ian fungsional, kekritisan, daya saing, clan daya jual. Dalam penelitian ini, konsep Juran (1995) kemudian
dioperasionalbn sebagai berikut : (a) Keahlian Fungsional.
Keahlian fungsional adalah pengetahuan clan ketrarnpilan pokok yang
diperlukan dalam pengembangan jasa penyuluhan. Para penyuluh perlu memahami
benar hakikat dari proses penyuluhan pertanian sebagai suatu jasa untuk memenuhi kebutuhan petani. Proses penyusunan di lapangan pada prinsipnya dilakukan dalam empat tahap yaitu : penetapan keadaan, penetapan masalah, penetapan tujuan, dan penetapan cara mencapai tujuan (Padmowihardjo, 1 996).
(b) Kekritisan. Sifat kekritisan jasa penyuluhan pertanian per1 u dikaji untuk mengetahui "sesuatu yang sedikit tetapi penting" agar sesuatu yang dianggap kritis itu mendapat prioritas dan perhatian pengalokasian sumberdaya. Suatu keistimewaan jasa
dinyatakan sebagai kritis atau sangat menentukan karena berbagai atasan, antara lain : Sangat penting bagi keselamatan petani, dimandatkan oleh peraturan pcrundang-undangan, sangat penting bag1 daya j ual, tidak banyak menuntut
--
=
w=
=
-
Model adalah penggarnbaran tentang sebagian dari kenyataan, atau bisa juga diartikan sebagai suatu hubungan keterkaitan antar variabel yang disederhanakan. Berlo ( 1960)
rnengembangkan model berdasarkan teori dan hasil penelitian dalam bidang
ilrnu pcrilaku. [>atam mcnyusun modd, Hcrlo melakukan bcbcrapa kali perubahan
Hipotesis
Penyuluhan pertanian yang bemtutu adalah penyuluhan pertanian yang mampu memenuhi kebutuhan petani sebagai kliedpelanggan yang mempunyai berbagai karakteristik. Bilamana penyuluhan pertanian bermutu maka petani &an m e m a puas karena kebutuhannya tetpenuhi dan petani akan menilai tinggi kinej a penyuluhan pertanian yang diikutinya. Dalarn jangka panjang, penyul uhan pertanian &an
meningkatkan kinerja petani. Berdasarkan tujuan penelitian dan uraian dalam kerangka
berpikir di atas maka diajukanlah beberapa hipotesis k r ikut ini : ( 1 ) Tingkat kebutuhan petani
kebu-
berkorelasi dengan karakteristik petani (Ti ngkat
petani yaitu kebutuhan produktivitas, kebutuhan kearnman, kebutuhan
kesinambungan, dm kebutuhan identitas krkorelasi dengan karakteristik petani yang terdiri dari luas penguasaan lahan, banyaknyt jenis komoditas, tingkat kekosmopolitan, tingkat pendidikan formal, tingkat pendidikan informal, kategori
adopter, dm umur). (2) Tingkat kebutuhan petani berpengaruh pada kinerja petani. (3) Kinerja penyuluhan pertanian saat ini M u m mampu memenuhi kebutuhan petani
(kebutuhan produktivitas, kebutuhan keamanan usaha, kebutuhan kesinambungan
usaha, dan kebutuhan identitas).
(4) Kinerja penyuluhan pertanian dipengaruhi oleh tingkat kebutuhan petani. (5) Kinerja penyuluhan pertanian berpengaruh positif pada kine j a petani.
( 6 ) Kinerja penyuluhan pertanian dipengaruhi oleh keistimewaan jasa penyuluhan
pertanian.
(7) Mutu penyuluh pertanian dipengaruhi oleh ( 1 ) kebijaksanaan organisasi ~ n y u l u h a n di tempat penyuluh hekcrja, ( 2 ) rnutu bahan penyuluhan yang digunakan, (3) prosedur penyuluhan yang dilakukan, dan 14) fasilitas penyuluhan yang digunakan.
STRATEGI PENINGKATAN MUTU PENYIJLIIHAN PERTANIAN Garnhar 3 : Ktrangka l'tnyusunan Modcl dan Strategi Peny uluhan llertanian kt: Arah Pcmenuhan Kehutuhan Petani