111. KERANGKA PEMIKIRAN Salah satu tujuan pembangunan ekonomi adalah bagaimana inenciptakan suatu kondisi perekonomian sehingga ltesejahteraan masyarakat memperlihatkan tingkat yang semakin membaik dari waktu ke waktu Aspek penting dalam ekonomi yang mencerininkan tingkat kesejahteraan masyarakat adalah tingkat konsumsi dalam masyarakat yang dapat digambarkan dengan pola konsumsinya
Dikatakan demikian karena sebenarnya pola
konsumsi masyarakat merefleksikan kepuasan yang diperoleh konsumen atau lnasyarakat Namun bentuk kepuasan seseorang atau kelompok orang dalam masyarakat sangat berbedabeda tergantung ltepada selera atau preferensinya Begitu juga pada kelompok atau komunitas penduduk tertentu seperti suku Jawa, Minang, Sunda, Bali, Madura, Baduy, dan lain-lain atau penduduk perkotaan, penduduk pedesaan, penduduk miskin, penduduk kaya, pendud~kpulau Jawa, penduduk Pulau Kalimantan, penduduk Pulau Sumatera, penduduk Pulau Sulawes~,dan sebagainya mempunyai selera (preferensi) yang berbeda-beda Artinya kepuasan atau dalam istilah ilmu ekonomi disebut utility sangat tergantung kepada selera tersebut Dengan demikian dapat dikatakan bahwa selera merupakan salah satu bentuk keterbatasan, kelangkaan atau kendala seseorang untuk memperoleh kepuasan. Namun keterbatasan tersebut ada hikinahnya untuk mendorong seseorang menciptakan garis opportunity agar dapat melakukan timbang angsur (fizrde c?ffl
Di samping selera yang
bersifat non materi, ada kendala lain yang bersifat materi yaitu yang berlcaitan dengan jumlah uang yang dipunyai masyarakat atau atau dapat dikatakan pendapatannya Dalam ha1 ini keterbatasan untuk meinbeli barang ltonsumsi makanan atau non makanan sangat tergantung kepada pendapatan Icendala preferensi dan pendapatan dapat diyambarkan sebagai berikut
Bahali Makanan
1
Baliaii Makai~a~~
,
Garis Alggarali Gugus Anggaran I
Bahan $011 Maltanan
Ganibar I Bc~itukKurva liid~fcrens
\ Bahan
&ii
Makallan
Gambar 2 Garis daii Gugus Anggaran
Pada Gambar 1 memperlihatkan kendala selera atau preferensi dalarn membeli barang konsumsi makanan dan non makanan dalam bentuk grafik Bentuk kurva pada Gambar 1 adalah konveksitas seperti yang diasumsikan dalam ilmu ekonomi Konveksitas ini juga mempunyai makna terjadinya u'ln~rnrshrr~g tvrte of 171cn.g11lcrlS Z ~ ~ . S / I / L ~Kurva ~ I O Hini dalam ilmu ekonomi disebut kurva indiferens yang diasumsikan well behrrverl bermakna tidak terbatasnya kepuasan seseorang atau kelompok penduduk ( 17701.t. I,,
yang
y~.
/o IL'\.\) Makin I<e atas arah kurva ini maka tingkat kepuasan konsumen akan semakin tinggi dan sebaliknya tingkat kepuasan konsumen akan semakin kecil jika kurva mengarah lebih ke bawah
Karena alokasi pendapatan seseorang sangat tergantung kepada selera atau
prefe~enslnya, maka dengan preferensi tersebut seorang akan menentukan kemana pendapatannya akan dialokasikan Mungkin saja seseorang atau kelompok pendutluk tertentu akan lebih senang mengalokasikan sebagian besar pendapatannya untuk non makanan seperti pada Gambar 1 kurva 1
Artinya orang atau kelompok penduduk tersebut mau
mengorbankan lebih banyak makanan untuk memperoleh lebih sedikit non makanan Ada juga seseorang atau kelompok penduduk yang bersikap netral dalam melakukan alokasi pendapatannya seperti pada Gambar I kurva 3 Artinya orang atau kelompok penduduk tersebut menganggap sama pentingnya antara kebutuhan rnakanan dan non makanan dengan
pengertian untuk mendapatkan barang non makanan maka pengorbanan yang hams diberikan sama besarnya dengan makanan Dan mungkin pula seseorang atau kelompok penduduk lainnya lebih senang mengalokasikan sebagian besar pendapatannya untuk membeli makanan sepertl yang dapat dilihat berdasarkan Gambar I kurva 2 Artinya orang atau kelompok penduduk tersebut mau mengorbankan lebih sedikit makanan untuk memperoleh lebih banyak non makanan Menurut teori, dalam rangka maksimalisasi kepuasan sesuai dengan preferensi dan pendapatannya, ada beberapa asumsi yang hams dipenuhi seorang konsumen Pertcm~cc,konsumen mempunyai pengetahuan yang memadai dan akurat tentang keseluruhan informasi yang relevan untuk melakukan keputusan berkonsumsi serta mernpunyai pengetahuan tentang ketersediaan barang dan jasa yang ada dipasaran dan berkemampuan untuk memuaskan apa yang diinginkan sesuai dengan harga pasar dan pendapatannya
Ketlut~, tindaltan konsumen adalah rasional (complete, reflexive, dan
transitive) Ketign, konsumen dapat mengurutkan kesukaannya terhadap alternatif bundel komoditas Keen~ptrt,konsumen tidak pernah terpuaskan Kelimt~,bersifat lionveks terhadap titik asal yang membawa konsekuensi adanya diminishing marginal utility Di samping adanya kendala preferensi atau selera sebenarnya alokasi konsumsi juga sangat tergantung kepada kendala pendapatan atau anggaran seperti yang dapat disimak melalui Gambar 2 Dalam ha1 ini yang dibicarakan adalah kendala sumber daya atau ~.t.sol~~~ce,\ c o , l s / ~ z ryang ~~~/ menjadi pembatas Keterbatasan ini mengikat konsumen untuk membeli barang ltonsumsi makanan dan non makanan sesuai dengan pendapatannya Namun dalam keterbatasan ini ada li~kmahyang dapat dipetik yaitu mendororig terciptanya oppor./lln~o~ set iitil~gugus pilihan-pilihan yang pada Gambar 2 di atas ditunjukan oleh wilayah S, sehingga mendorong seseorang atau kelompok penduduk tertentu untuk melakukan pilihan terbaiknya sesuai
dengan pendapatannya. Kendala pendapatan tersebut dapat digambarkan oleh garis anggaran yang diasumsikan berbentuk garis lurus (linier) dengan bentuk persamaan sebagai berikut:
Y2 dimana Y
Pm
=
X
Qrn
+ Pnm X Qnm,
Pendapatan, P
=
Harga, Q = Kuantitas, m = makanan, dan ntn
=
Non Makanan
Rumusan di atas memberikan isyarat bahwa konsumen tidak akan membeli barang konsumsi melebihi pendapatannya. Berdasarkan garis anggaran tersebut terbentuklah gugus anggaran yang merupakan gugus pilihan-pilihan berkas komoditi yang masih dapat diperoleh oleh seorang konsumen sesuai dengan pendapatannya. Berdasarkan dua kendala di atas yaitu selera dan anggaran (budget) seseorang atau kelompok penduduk dapat memilih berkas yang disukainya sesuai dengan anggaran atau pendapatan yang ada. Pilihan optimal seseorang atau kelompok penduduk terjadi apabila berkas komoditi yang dipilih merupakan berkas komoditi yang sesuai dengan anggaran dengan tingkat kepuasan yang paling tinggi seperti yang di simak melalui Gambar 3 di bawah ini Ballall Makailan
, Kurva indiferens Garis Anggaran
t---TIL
pilihan optimal (titik D)
Bahan No11 Makana11 Gambar 3 Kurva Pilihail Optlmal Konsuillen
Pada Gambar 3 di atas terdapat beberapa kurva indiferens dan gugus anggaran. Titik
D merupakan pilihan optimal seseorang atau kelompok penduduk yang memilih kelompok
komoditi yang sesuai dengan anggaran dengan kurva indiferens yang paling tinggi. Artinya pada titik D ini seseorang atau ltelompok penduduk telah memilih berkas kornoditi yang sesuai dengan pendapatannya namun mempunyai tingkat kepuasan yang paling maksimal Dalam ha1 garis anggaran, garis ini dapat mengalami perubahan sesuai dengan dinamika perubahan pendapatan seseorang atau kelompok penduduk seperti yang dapat dilihat melalui Gambar 4. Bahan Makana11
Gambar 4. Perubahan Garis Anggaran
Perubahan garis anggaran yang bergeser ke atas memperlihatkan adanya perubahan pendapatan ril menjadi lebih besar yang dapat disebabkan terjadinya kenaikan pendapatan absolut atau terjadinya penurunan harga Dalam kondisi seperti ini maka gug~rsanggaran menjadi lebih luas
Sebaliknya perubahan garis anggaran yang bergeser ke bawah
tnemperlihatltan adanya perubahan pendapatan ril menjadi lebih rendah yang dapat disebabkan turunnya pendapatan absolut atau terjadinya kenaikan harga Dalam kondisi seperti ini maka gugus anggaran menjadi lebih sempit Seperti dikatakan di atas bahwa gugus anggaran akan mengalami perluasan dan penyempitan jika terjadi penurunan dan kenaikan
harga karena apabila harga turun konsumen akan dapat membeli barang lebih banyak dan sebaliknya akan mengurangi pembelian jika harga naik. Namun dalam beberapa ha1 fenomena di atas mungkin tidak terjadi seperti yang akan dijelaskan di bawah ini. Respon konsumen terhadap pembelian komoditi barang dapat berlainan sesuai dengan komoditi barang yang dibeli tersebut. Jika pembelian komoditi tersebut mengalami peningkatan ketika terjadi penurunan harga atau sebaliknya terjadi penurunan pembelian komoditi jika harganya mengalami kenaikan, maka komoditi tersebut dapat dikategorikan sebagai jenis barang
norrtztll Secara graf-ikjenis barang ini dapat digambarkan seperti yang terlihat pada Gambar 5
Gambar 5 . Perubahan Permintaan Akibat Perubahan Harga pada Barang Normal.
Beberapa komoditi mempunyai ciri-ciri sebagai barang netrnl
jika pembelian
koinoditi tersebut sebelum maupun setelah terjadi penurunan harga atau sebaliknya sebelum maupun setelah terjadi kenaikan harga tidak banyak berubah. Jenis barang netrnl ini secara grafik dapat digambarkan seperti yang terlihat pada Gambar 6
Gambar 6. Perubahan Permintaan Akibat Perubahan Harga pada Barang Netral
Ada juga beberapa komoditi mengalami penurunan pembeliannya pada saat harganya mengalami penurunan atau sebaliknya mengalami kenaikan pembelian pada saat harganya mengalami kenaikan. Jenis barang ini dalam ilmu ekonomi dikategorikan sebagai barang infkrior dan secara grafik dapat digambarkan seperti yang terlihat pada Gambar 7
Gambar 7. Perubahan Permintaan Akibat Perubahan Harga pada Barang Inferior
Berdasarkan Gambar 5, 6, dan 7 terlihat bahwa perubahan pendapatan ril akan menyebabkan terjadinya perubahan komoditi yang dibeli, kecuali untuk jenis barang netral. Sebagian besar komoditi yang dihasilkan merupakan jenis barang normal yang mempunyai
sif'at pembelian sejalan dengan kenaikan atau penurunan pendapatan. Artinya. pembelian komoditi tersebut
akan meningkat
apabila pendapatan mengalami kenaikan dan
pembeliannya akan mengalami penurunan bila pendapatan mengalami penurunan. Dengan demikian jika tingkat pendapatan merupakan salah satu ukuran tingkat kesejahteraan, maka tingkat konsulnsi dapat juga dijadikan salah satu ukuran untuk melihat tingkat kesejahteraan. Fenomena ini dapat dilihat melalui kurva Engel seperti yang digambarkan berikut
Ganlbar 8. Kurva Engel dengan Perubahan Pendapatan Leb111Besar dari Pcrubal~anPcrm~ntaa~~
Gambar 9. Kurva Engel dengan Pentballan Pendapatan Lebih Kecil dari Pembahan Pennintaan
Fenomena pertama yang diperlihatkan melalui Gambar 8 mengindikasikan lebih cepatnya kenaikan pendapatan dibandingkan kenaikan permintaan. Umumnya yang termasuk kelompok barng ini adalah kelompok bahan makanan walaupun beberapa jenis makanan tidak demikian. Fenomena kedua mengindikasikan lebih cepatnya permintaan suatu komoditi terhadap perubahan kenaikan pendapatan I
Penjelasan di atas mengilustrasikan bahwa pola konsumsi sangat bergantung kepada perubahan harga dan pendapatan. Namun secara teori ada beberapa faktor lain yang juga mernpengaruhi pola konsumsi masyarakat seperti corak distribusi pendapatan, selera masyarakat, jumlah penduduk, dan sebagainya. Perubahan satu atau lebih faktor tersebut
inenyebabkan terjadinya perubahan pola konsumsi masyarakat yang diikuti dengan perubahan respon permintaan barang konsumsi yang dalam penelitian ini hanya difokuskan terhadap bahan konsumsi makanan Dan keadaan ini jelas akan merubah perilaku permintaan masyarakat akan bahan konsumsi rnakanan
Selama krisis ekonomi berlangsung terutama
periode I997 sampai dengan 1998 beberapa aspek di atas telah mengalami perubahan yang cukup signifikan sehingga pola konsumsi masyarakat dan respon permintaan bahan konsumsi makanan juga inengalami perubahan yang cukup signifikan Perubahan beberapa aspelt penting dalam kondisi krisis ekonoini adalah terjadinya perubahan harga bahan konsumsi makanan dengan tingginya lienaikan harga bahan konsumsi makanan tersebut serta turun drastisnya pendapatan ril masyarakat sebagai akibat terjadinya depresiasi mata uang rupiah serta tingginya tingkat inflasi Perubahan perilaku permintaan bahan konsumsi pangan tersebut juga sansat dipengaruhi oleh ketersediaan bahan makanan Sebaliknya ketersediaan bahan makanan juga dapat mempengaruhi perubahan perilaku permintaan masyarakat akan bahan konsumsi maltanan Berdasarkan ilustrasi di atas maka kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat dilihat lnelalui gambar berikut ini
KRISlS EKONOMI
DEPRESIASI RUPl AH
INFLASI TrNGGI
PENDAPATAN
+ RILMENURUN 4
1
FAKTOR L W Y A
I
1
PER~H~AN POLA KONSUMSI
1
MAKANAN
I
I
PANGAN
Gambar I0 KERANGKA BERFIKIR TERJADINY A PERUBAHAN POILA KONSUMSI DAN RESPON PERMINTAAN MAKANAN AKIBAT KRISIS EKONOMI Keterangan. garis putus-putus merupakan garis kebijakan
Berdasarkan Gambar 10 di atas terlihat bahwa krisis ekonomi menyebabkan terjadinya depresiasi rupiah terhadap dolar AS dan tingkat inflasi. Dan tingkat inflasi dipengaruhi juga dengan terjadinya depresiasi rupiah tersebut. Dengan terjadinya inflasi menyebablcan pendapatan ril penduduk mengalami penurunan sehingga akan merubah pola konsumsi masyarakat. Dalam beberapa literatur tampaknya pernyataan ini sudah merupakan
I
ltesepakatan para ahli Dalam kondisi krisis ekonoini ini, pendapatan ril masyarakat mengalami penurunan yang cukup signifikan sebagai terjadinya tingkat inflasi yang tinggi disertai terjadinya penurunan pendapatan absolut sehingga daya beli masyarakat mengalami penurunan yang cukup tajam Penurunan pendapatan absolut ini dikarenakan terjadinya penurunan produksi barang dan jasa yang ditandai dengan laju pertumbuhan ekonomi negatif Terjadinya penurunan produksi merupakan implikasi turunnya tingkat investasi dan terganggunya proses produksi barang dan jasa
Dan semua ini disebabkan
tingginya
d e p r e s ~ a s nilai ~ rupiah terhadap dolar yang mengakibatltan semakin mahalnya ltegiatan investasi dan terganggunya proses produksi Hal ini lebih disebabkan mahalnya barang modal impor dan bahan baku yang berasal dari impor Perkembangan selama krisis ekonomi memperlihatltan bahwa penurunan investasi ini juga disebabkan oleh terjadinya t~ngkatsuku bunga yang tinggi Dan tingkat suku bunga yang tinggi ini lebih disebabkan oleh tingginya depresiasi nilai rupiah terhadap dolar AS serta tingginya tingkat inflasi Dari gambaran di atas tergambar bahwa selama krisis ini pendapatan ril penduduk mengalami penurunan sebagai akibat terjadi kenaikan harga dan penurunan pendapatan absolut dalam masyarakat
Sebagai implikasi turunnya pendapatan ril maka respon
masyarakat terhadap barang yang akan dikonsumsi mengalami perubahan Perubahan ini akan ditandai dengan terjadinya perubahan pola konsumsi barang dan jasa dan sekaligus perubahan terhadap permintaan barang konsumsi terutama makanan Dengan demikian pendugaan terhadap parameter-parameter permintaan makanan sangat diperlukan untuk melihat bagaimana respon konsumen terhadap permintaan makanan selama krisis ekonomi
Akibat terjadinya kondisi krisis ekonomi tahun 1998 yang diikuti dengan penurunan pendapatan dan terjadi tingkat kenaikan harga yang cukup tinggi serta kelangkaan barang
konsumsi, maka ketahanan pangan penduduk mengalami penurunan Icetahan pangan di sini dapat diartikan sebagai adanya jaminan bahwa kebutuhan pangan dan gizi setiap penduduk, sebagai syarat utama untuk mencapai derajat kesehatan dan kesejahteraan, tercukupi Melalui pengertian ini malta dengan terjadinya penurunan pendapatan selama krisis ekonomi tnengindikasikan terjadinya penurunan ketahanan pangan penduduk Apalagi dalam kondisi krisis tahun 1998 yang diikuti dengan kelangkaan barang mengakibatkan cukup parahnya penurunan ketahanan pangan penduduk terutama penduduk berpendapatan rendah