62
KERANGKA BERPIKIR
Kerangka Berpikir Anak jalanan sebagai individu memiliki sistem nilai, perilaku dan sikap tertentu yang berbeda dari sebagian besar anak pada umumnya, ini terkait dengan sifat individu yang unik. Di sisi lain, ia juga memiliki sifat sebagai mahluk sosial yang membutuhkan dan hidup di antara dan bersama orang-orang lain yang berpengaruh pada perilakunya. Secara umum, dapat dikatakan bahwa perilaku seseorang termasuk anak jalanan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yang ada padanya. Gambaran situasi dan kondisi dari suatu obyek tertentu dalam hal ini obyeknya adalah anak jalanan, terkait dengan faktor internal dan eksternalnya inilah merupakan profil. Upaya menggambarkan individu sebagai obyek terkait dengan faktor internal dan eksternalnya ini, tidak terlepas dari sistem tempat individu tersebut berada. Termasuk individu anak jalanan, tidak terlepas dari sistem sebagai suatu kesatuan tempat anak jalanan tersebut berada. Hal ini disebabkan individu adalah bagian dari sistem, yang antara satu sub sistem dengan sub sistem lainnya saling berhubungan secara timbal balik. Terkait dengan hal di atas Achlis (1995) mengemukakan sistem sosial mencakup kesatuan-kesatuan yang saling berinteraksi, masing-masing kesatuan memiliki bagian-bagian dan setiap kesatuan adalah bagian dari kesatuan-kesatuan yang lebih besar. Lebih lanjut dijelaskan Achlis (1995) bahwa suatu sistem merupakan suatu kompleks yang terdiri dari unsur-unsur atau komponenkomponen yang secara langsung ataupun tak langsung berkaitan sehingga membentuk jaringan kerja yang nyata dan relatif stabil dalam jangka waktu tertentu. Dalam hal ini sistem tidak pernah berada dalam kondisi yang benar-benar berubah ataupun sama sekali stabil. Sistem pada setiap saat selalu berubah dan sekaligus juga stabil (menjaga kestabilan). Sistem kehidupan mempunyai dua
63
kecenderungan yaitu kecenderungan memelihara struktur (morphostatis) dan kecenderungan mengubah struktur (morphogenesis) sekaligus. Jika sistem mencapai salah satu kutub berarti eksistesinya lenyap. Namun sistem bisa bergerak antara keduanya, dan mungkin cenderung mendekati salah satu dari kedua kutub, atau berada pada kondisi steady state yang merupakan suatu keadaan dimana keseluruhan dari sistem berada dalam keseimbangan (balance). Atau pada kondisi equilibrium dan homeostatis yang mengacu pada keseimbangan yang mantap (fixed) dimana penyesuaian dipelihara dan struktur sistem dapat dikatakan tidak berubah secara berarti. Manakala terjadi ketidakseimbangan dari sub sistem dalam sistem, maka akan terjadi upaya penyesuaian dari sub sistem lain untuk menyeimbangkannya. Hal ini terkait dengan anggapan dasar teori fungsional struktural dan skema AGIL dari Parsons. Apabila upaya menyeimbangkan tidak berhasil, maka akan mengakibatkan munculnya perilaku yang menyimpang (deviant behavior) yang cenderung tidak sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku, dan mengarah pada terjadinya social pathology (Popenoe, 1989). Demikian pula yang terjadi pada sistem kehidupan anak jalanan, perilaku menyimpang lebih merupakan upaya penyesuaian anak (ego defence mechanism) untuk dapat memenuhi kebutuhankebutuhannya dan mempertahankan diri dari kerasnya kehidupan di jalanan. Hal tersebut disebabkan tiap sub sistem yang ada dalam sistem berupaya saling menyesuaikan (adaptation) untuk mencapai tujuan dan memenuhi kebutuhannya (goal attainment), dan saling
berhubungan (integration) antar
bagian sebagai satu kesatuan, serta berupaya memelihara pola
yang telah
dibentuknya (latensi). Demikian pula yang terjadi dengan anak jalanan, mereka melakukan penyesuaian dengan lingkungan jalanan, termasuk melakukan upaya pemeliharaan terhadap pola yang telah dibentuk dalam kelompoknya dan menjadi sub kultur tersendiri yang tidak terlepas dari kultur yang ada di lingkungan sekitarnya. Pernyataan di atas memperlihatkan bahwa selain faktor bawaan (herediter) atau faktor pribadi individu bersangkutan, ada faktor di luar individu termasuk faktor keluarga dan lingkungan yang penting pula dipahami pengaruhnya.
64
Termasuk pengaruhnya terhadap diri individu anak jalanan yang mewakili pihak/individu dalam masyarakat yang kurang beruntung, yang biasa disebut Penyandang Masalah Sosial (PMS). Berkaitan dengan kondisi tersebut dapat digambarkan hal yang terkait dengan upaya memahami profil anak jalanan dalam kaitannya dengan beberapa peubah seperti disajikan pada Gambar 3 dan Gambar 4.
Tingkat Kebutuhan Anjal
Karakteristik Anjal (Individu, Psikologik, dan Sosiologik)
Perilaku Anjal
Aktivitas Sosial Ekonomi Anjal
Tingkat Kreativitas Anjal Profil Anak Jalanan
Tingkat Mobilitas Anjal
Pola Hubungan dgn Lingkungan
Pola Hubungan Dalam Kelompok
Tingkat Motivasi
Tingkat Kemandirian Anjal
Situasi Sosial Anjal
Sub Kultur Anjal
Pola Hubungan dengan Keluarga
Gambar 3. Profil Anak Jalanan (Anjal) Kaitannya dengan Beberapa Peubah Dari Gambar 3 terlihat bahwa upaya memahami anak jalanan merupakan sesuatu yang komplek. Hal ini disebabkan selain sebagai individu yang unik, anak jalanan juga merupakan mahluk sosial yang keberadaannya tidak terlepas dari pengaruh lingkungan. Terkait dengan keberadaannya itulah menjadi hal penting untuk digali lebih dalam tentang bagaimana profil anak jalanan dan beberapa peubah yang berpengaruh terhadap profil tersebut.
65
Gambar 4. Profil Anak Jalanan Kaitannya dengan Beberapa Peubah
66
Upaya mengetahui bagaimana profil anak jalanan pengaruhnya terhadap beberaba peubah menjadi penting mengingat situasi dan kondisi tidak muncul dengan sendirinya, terlepas tanpa ada kaitan dengan lingkungannya. Demikian pula yang terjadi dalam kehidupan anak jalanan. Situasi dan kondisinya saat ini tidak terlepas dari hal-hal yang melatarbelakangi kemunculannya, yang sekaligus menyebabkan situasi dan kondisi tertentu sebagai akibat. Gambar 4 memperlihatkan situasi dan kondisi anak jalanan terkait dengan ciri fisik, ciri psikologik dan ciri sosiologiknya, yang tidak terlepas dari latar belakang keluarga dan lingkungan yang mendorong kemunculan ciri-ciri tersebut. Selanjutnya, situasi dan kondisi tersebut mengakibatkan munculnya perilaku tertentu yang membedakan anak jalanan dengan anak lainnya secara umum. Identifikasi Latar Belakang Keluarga Anak Jalanan Latar belakang keluarga anak jalanan memperlihatkan kondisi yang tidak sesuai dengan yang diharapkan diperoleh anak secara umum, seperti disajikan pada Tabel 4. Baik yang terkait dengan kondisi fisik keluarga, maupun non fisik terkait dengan aspek : perlakuan terhadap anak, pendidikan orang tua, pelaksanaan fungsi keluarga, dan profesi/pekerjaan orang tua. Identifikasi Latar Belakang Lingkungan Anak Jalanan Latar belakang lingkungan di sekitar anak jalanan pada dasarnya rata-rata tidak sesuai dengan situasi serta kondisi yang diharapkan ada dan dapat mendukung proses tumbuh kembang anak, seperti terlihat pada Tabel 5.
67
Tabel 4. Identifikasi Latar Belakang Keluarga Anak Jalanan Sub Peubah Kondisi Fisik Keluarga
Perlakuan terhadap anak
Pendidikan Orang Tua Pelaksanaan Fungsi Keluarga
Saat ini Yang diharapkan -Kumuh/daerah slum yang pa- -Meski padat tetapi tertata sedat rasi -Rumah tanpa ventilasi dan sa- -Rumah dengan ventilasi dan nitasi lingkungan yang buruk, sanitasi lingkungan yang MCK tidak hygienis, tempat baik, MCK hygienis, tempat bermain tidak tersedia/sempit bermain tersedia dengan baik, memanfaatkan sumber daya secara tepat -Kesadaran anak menolong -Anak hidup di keluarga yang orang tua dan dirinya dengan harmonis dan orang tua mebekerja di jalanan menuhi kebutuhan-kebutu-Anak di suruh bekerja dengan hannya kewajiban menyerahkan ha- -Anak belajar mempersiapkan silnya pada orang tua, jika ti- kondisi dalam lingkungan dak dapat hukuman (child keluarga -Anak membantu orang tua abuse) untuk pekerjaan domestik Tidak memiliki dasar pendi- Memiliki dasar pendidikan dikan yang cukup cukup Orang tua tidak dapat laksanakan fungsi keluarga, baik fungsi reproduksi, ekonomi, pengawasan/perlindungan, pendidikan/sosialisasi dengan baik dan seimbang -Anak putus hubungan dengan orang tua (Children of the Street) -Anak berhubungan tidak teratur (Children on the Street) -Anak rentan menjadi anak jalanan (Vulnerable to be Street Children)
Orang tua dapat melaksanakan fungsi keluarga, dengan baik dan seimbang
Anak hidup dalam keluarga dengan hubungan yang dilakukan setiap hari secara harmonis, serta menjalankan tugas utamanya sebagai anak yaitu sekolah, memperoleh pendidikan yang layak dan mampu belajar sambil membantu orang tua Profesi/Pekerjaan -Serabutan/sekenanya -Jelas dan tersalur (punya keOrang Tua -Tetap, tetapi tidak didukung ahlian) ke-ahlian/kemampuan -Tetap dan didukung oleh keahlian/ kemampuan Pola Hubungan dengan Keluarga
68
Tabel 5. Identifikasi Latar Belakang Lingkungan Anak Jalanan Sub Peubah Saat ini Yang diharapkan Pendidikan Non Tidak ada aktifitas memper- Ada aktifitas memperoleh Formal yang oleh ilmu/pendidikan yang suatu ilmu/pendidikan yang diberikan dilakukan lingkungan di luar dilakukan lingkungan di lingkungan sekolah luar sekolah Kondisi Fisik -Di jalanan dan fasilitas -Di tempat yang tidak mengLingkungan umum lain dengan tingkat ganggu ketertiban polusi yang tinggi, dan ke- -Di tempat yang dapat memacetan yang tinggi lindungi secara fisik -Rentan terhadap bahaya fisik (kecelakaan, eksploitasi, penindasan) Penerapan Sanksi Tidak ada tindakan atau Tidak ada tindakan atau sanksi yang diberikan serta sanksi yang diberikan serta tidak ada upaya untuk hindari tidak ada upaya untuk hinterjadinya pelanggaran dari dari terjadinya pelanggaran lingkungan di sekitar anak dari lingkungan di sekitar jalanan terhadap pelanggaran anak jalanan terhadap pelanggaran yang dilakukan yang dilakukan Penanaman Nilai -Tidak ada upaya memelihara -Ada upaya memelihara pola dan Norma pola perilaku, tidak ada perilaku, ada aturan, ketenMasyarakat aturan, ketentuan serta hal- tuan serta hal-hal yang dihal yang dipandang pantas pandang pantas dan tidak dan tidak pantas untuk dila- pantas untuk dilakukan sekukan secara umum di ling- cara umum di lingkungan kungan sekitar anak jalanan sekitar anak jalanan -Tidak ada keyakinan terha- -Ada keyakinan terhadap sedap sesuatu yang dipandang suatu yang dipandang tingtinggi/ bermutu gi/ bermutu Situasi Terancam, penuh konflik, ke- Terkendali, tidak terjadi Lingkungan kerasan, tekanan dan adanya konflik, kekerasan dan tekacap negatif (stigma) dari ling- nan, juga tidak di cap negatif kungan oleh lingkungan
Identifikasi Ciri Anak Jalanan Ciri anak jalanan baik ciri fisik, ciri psikologik dan ciri sosiologik pada dasarnya rata-rata tidak sesuai dengan situasi dan kondisi yang diharapkan ada pada anak secara umum, seperti terlihat pada Tabel 6.
69
Tabel 6. Identifikasi Ciri Anak Jalanan Peubah Ciri Fisik Anak Jalanan
Ciri Psikologik Anak Jalanan
Ciri Sosiologik Anak Jalanan
Saat ini Adanya ciri fisik anak jalanan terkait dengan jenis kelamin, pakaian, penampilan fisik, penyakit yang diderita dan umur, yang cenderung berbeda dari anak pada umumnya Adanya ciri psikologik anak jalanan terkait dengan kapan umur pertama anak turun ke jalan, mobilitas mental, motivasi berada di jalan, pengalaman jadi anak jalanan, pola pikir (mind set), riwayat jadi anak jalanan, tingkat kreativitas, dan tingkat kebutuhan yang cenderung berbeda dari anak pada umumnya Adanya ciri sosiologik anak jalanan terkait dengan aktivitas sosial ekonomi, asal daerah, bahasa, interaksi, jaringan, kelompok anak jalanan, mobilitas fisik, pendidikan formal, pendidikan non formal, dan sub kultur yang cenderung berbeda dari anak pada umumnya
Yang diharapkan Anak jalanan memiliki ciri fisik seperti anak pada umumnya
Anak jalanan memiliki ciri psikologik seperti anak pada umumnya
Anak jalanan memiliki ciri sosiologik seperti anak pada umumnya
Identifikasi Perilaku Anak Jalanan Anak jalanan umumnya memperlihatkan perilaku-perilaku tertentu baik yang normal maupun abnormal, seperti terlihat pada Tabel 7. Kemunculan perilaku-perilaku tersebut dipengaruhi oleh lingkungan di sekitar anak jalanan berada. Tabel 7. Identifikasi Perilaku Anak Jalanan Sub Peubah Perilaku Normal
Saat ini Yang diharapkan Adanya perilaku-perilaku yang Tetap dipertahanlan bahkan normal seperti berani menanggung ditingkatkan perilaku-perilaku resiko, mandiri, semangat hidup normal yang dimiliki, termasuk dan sensitifitas yang cenderung saat anak jalanan keluar dari berbeda dari anak pada umumnya jalanan di masa mendatang Perilaku Abnormal Adanya perilaku-perilaku yang Hilangnya perilaku abnormal dari abnormal seperti bebas, liar, masa anak jalanan dan berubah bodoh, penuh curiga, reaktif, dan menjadi perilaku normal susah diatur yang cenderung lawannya. berbeda dari anak pada umumnya Sumber : Secara keseluruhan situasi dan kondisi saat ini, Departemen Sosial kerjasama dengan Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia(1999).
70
Hipotesis Penelitian Berdasarkan rumusan permasalahan penelitian disusun hipotesis penelitian sebagai berikut : (1) Terdapat profil anak jalanan yang nyata berbeda dilihat dari Daerah Penelitian (Bandung, Bogor, dan Jakarta) serta dari Jenis Kelamin terkait dengan peubah: Latar Belakang Keluarga, Latar Belakang Lingkungan, Ciri Fisik, Ciri Psikologik, Ciri Sosiologik
dan Perilaku Anak Jalanan. Model hipotesis
disajikan pada Gambar 5, diuji dengan menggunakan Uji ANOVA.
Daerah Penelitian • Bandung • Bogor • DKI Jakarta Jenis Kelamin • Pria • Wanita
X1. Latar Belakang Keluarga X2. Latar Belakang Lingkungan X3. Ciri Individu Anak Jalanan X4. Ciri Psikologik Anak Jalanan X5. Ciri Sosiologik Anak Jalanan Y1. Perilaku Anak Jalanan
Gambar 5. Model Hipotesis Kesatu (2) Terdapat pengaruh yang nyata peubah bebas latar belakang keluarga, latar belakang lingkungan, ciri fisik, ciri psikologik dan ciri sosiologik terhadap peubah terikat perilaku anak jalanan. Adapun model hipotesis disajikan pada Gambar 6, yang diuji dengan menggunakan analisis jalur (path analysis).
X3. Ciri Individu Anjal X1.Latar Belakang Keluarga
X4. Ciri Psikologik Anjal
X2.Latar BelakangLingkungan X5. Ciri Sosiologik Anjal
Gambar 6. Model Hipotesis Kedua
Y1. Perilaku Anak jalanan
71
(3) Terdapat strategi pengentasan anak jalanan berdasarkan hasil penelitian yang diuji dengan menggunakaan persamaan model stuktural (Structural Equation Modeling/SEM). Asumsi Penelitian Unit analisis dalam penelitian ini adalah anak jalanan dan keluarganya sebagai bahan cross-check terhadap data yang diperoleh dari anak jalanan. Diasumsikan anak jalanan yang diteliti adalah anak jalanan yang berada di jalanan dan fasilitas umum lainnya, tanpa melihat apakah ia sedang dalam pembinaan salah satu lembaga. Baik anak jalanan yang hidup di jalanan atau Children of the Street, anak jalanan yang bekerja di jalanan atau Children on the Street atau anak yang rentan menjadi anak jalanan atau Vulnerable to be Street Children/ children-at-high-risk. Adapun keluarga anak jalanan adalah keluarga yang memiliki anak yang hidup dan atau bekerja di jalan atau di tempat-tempat umum lainnya serta menjadi responden penelitian.