1.
Pendahuluan
Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat memungkinkan terjadinya pemenuhan permintaan baik yang berupa informasi, jasa, atau barang secara lebih cepat dan mudah. Terlebih lagi perkembangan yang pesat di bidang mobile device [1]. Perangkat mobile sudah banyak digunakan atau menjadi barang yang dipunyai oleh semua orang. Selain itu, perkembangan mobile device sekarang sudah di dukung oleh fitur internet. Dengan adanya hal tersebut, konsumen dapat melakukan transaksi pembelian dimana saja dan kapan saja tanpa terikat dengan waktu dan tempat. Perkembangan teknologi informasi di bidang penjualan berbasis mobile tersebut kemudian dapat diterapkan pada Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Fakultas ini mempunyai beberapa Program Studi (Progdi), dimana pada setiap Progdi masih terbagi lagi dalam konsentrasi-konsentrasi. Pembelajaran yang ada di FTI tidak hanya berupa teori di dalam kelas, melainkan juga praktek dan tugas yang biasa diberikan di laboratorium atau sebagai tugas rumah. Selain itu ada juga project penelitian yang diberikan dosen untuk mahasiswa. Setelah tugas dan project tersebut dikumpulkan atau dinilai, biasanya mahasiswa tidak lagi memperhatikan tentang keberadaan tugas dan project tersebut. Padahal jika disimpan dengan baik dan dipublikasikan, tugas-tugas tersebut bisa berpotensi bermanfaat bagi orang lain bahkan dapat mempunyai nilai jual. Maka perlu dibuat suatu sistem penjualan yang dapat menampung produk-produk hasil penelitian mahasiswa FTI berbasiskan mobile. Melalui teknologi tersebut, user dapat melakukan transaksi pembelian produkproduk penelitian mahasiswa kapan saja dan dimana saja. Perkembangan teknologi mobile yang sedang trend saat ini adalah Android. Android merupakan sistem operasi bergerak (mobile) yang menggunakan versi modifikasi dari kernel Linux. Sistem ini memiliki berbagai keunggulan sebagai software berbasis kode komputer yang bisa didistribusikan secara terbuka (open source), sehingga programmer bisa membuat aplikasi baru di dalamnya. Pertumbuhan smartphone Android sendiri meningkat drastis, yakni 100 persen pada dua tahun belakangan bila dibandingkan tahun 2010 dimana awal produk ini masuk [2]. Berdasarkan paparan tersebut maka muncullah keinginan untuk merancang dan mengimplementasikan aplikasi penjualan produk hasil penelitian mahasiswa FTI berbasis Android. 2.
Kajian Pustaka
Penelitian yang membahas mengenai aplikasi penjualan atau pemesanan berbasis Android saat ini telah banyak dilakukan, salah satunya adalah Aplikasi Layanan Pesan Makanan “Makan-Makan” pada Restoran “XYZ” dengan Platform Android. Aplikasi tersebut dapat memberikan informasi tentang menu-menu makanan dan minuman yang akan dipesan dan pemesanan makanan dan minuman melalui device Android. Aplikasi tersebut dibuat dengan menggunakan bahasa 2
pemrograman jquery mobile, sehingga aplikasi ini dapat disebut sebagai aplikasi mobile web yang berjalan pada browser Android[3]. Penelitiannya lainnya adalah Aplikasi Penjualan Pulsa Elektrik Pada Ponsel Android. Aplikasi tersebut dibuat untuk mempermudah tugas penjual pulsa elektrik dalam pengiriman kode dan nomor pembeli pulsa ke server agen pulsa elektrik yang sudah ditentukan [4]. Pada penelitian ini akan dibahas mengenai pembuatan suatu sistem penjualan produk hasil penelitian mahasiswa berbasis Android yang dapat memberikan informasi tentang produk-produk yang dijual dan mendukung pemesanan produk melalui mobile. Sistem ini dibangun menggunakan prinsip client-server dimana client akan mengirim dan mengakses data menggunakan Android mobile phone. Sedangkan pada sisi server, admin sebagai aktor dapat menambah data, mengubah data, menghapus data, dan menciptakan link download produk yang dipesan oleh user. Semua data-data tersebut disimpan dalam suatu database. Perbedaan aplikasi penjualan yang akan dibuat dengan aplikasi penjualan pada penelitian terdahulu poin pertama yaitu pada aplikasi penjualan sebelumnya berbentuk mobile web yang dibangun menggunakan bahasa pemrograman jquery mobile, sedangkan aplikasi penjualan yang akan dibuat adalah aplikasi penjualan yang terinstal dalam mobile device dengan menggunakan bahasa pemrograman Java Android. Perbedaan dengan aplikasi penjualan pada penelitian terdahulu poin dua adalah aplikasi penjualan dibuat hanya untuk penjual, pembeli pulsa harus secara manual mengirim sms ke penjual pulsa. Sedangkan pada aplikasi yang akan dibuat pembeli dapat melakukan pemesanan dan pembelian lewat aplikasi penjualan berbasis Android. Android merupakan sistem operasi bergerak (mobile) yang menggunakan versi modifikasi dari kernel Linux. Sistem ini memiliki berbagai keunggulan sebagai software berbasis kode komputer yang bisa didistribusikan secara terbuka (open source), sehingga programmer bisa membuat aplikasi baru di dalamnya. Adanya Android Market dalam sistem operasi Android menghadirkan ribuan aplikasi baik yang gratis maupun berbayar [5]. Arsitektur Android ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1 Arsitektur Android [6]
3
Arsitektur Android seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1 terdiri dari 5 bagian utama, yaitu Application Layer, Application Framework, Libraries, Android Runtime, dan Linux Kernel. Aplikasi adalah program siap pakai yang direka (dirancang) untuk melaksanakan suatu fungsi bagi pengguna dan dapat digunakan oleh sasaran yang dituju [7]. Penjualan adalah suatu proses di mana sang penjual memastikan, mengaktivasi, dan memuaskan kebutuhan atau keinginan sang pembeli agar dicapai manfaat, baik bagi sang penjual maupun sang pembeli yang berkelanjutan yang menguntungkan kedua belah pihak [8]. 3.
Metode Prototyping
Metode perancangan sistem yang digunakan untuk membangun aplikasi ini adalah metode prototyping. Prototyping adalah proses yang digunakan untuk membantu pengembangan perangkat lunak dalam membentuk model dari perangkat lunak yang harus dibuat. Metode ini dilakukan secara bertahap, yaitu dengan mengembangkan suatu prototype yang sederhana terlebih dahulu baru kemudian dikembangkan dari waktu ke waktu sampai perangkat lunak selesai dikembangkan. Prototype merupakan bentuk dasar atau model awal dari suatu sistem atau subsistem [9]. Secara garis besar ada tiga tahap dalam metode prototyping ini, seperti terlihat pada Gambar 2.
Gambar 2 Metode Prototyping [9]
Metode prototyping seperti yang terlihat pada Gambar 2 terdiri dari tiga bagian utama yaitu : 1. Pengumpulan kebutuhan Tahap pertama yang dilakukan pada metode prototyping adalah pengumpulan kebutuhan. Pada tahap ini dilakukan dengan metode wawancara pada KPTA Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana. 4
Dari wawancara yang telah dilakukan, dihasilkan data-data tentang produk-produk mahasiswa apa saja yang ada di FTI. Selain dari tugas akhir mahasiswa juga terdapat produk-produk dari komunitas-komunitas yang ada di FTI UKSW, serta tugas-tugas harian mahasiswa. Sebagai sample untuk aplikasi penjualan ini, akan memakai produk-produk dari tugas harian dan tugas rancang mahasiswa dikarenakan mudah dalam pencarian datanya. 2. Perancangan Langkah berikutnya dari metode ini adalah membuat rancangan sistem aplikasi, yaitu membangun sistem berdasarkan hasil dari tahap sebelumnya. Pada tahap ini perancangan sistem dilakukan dengan menggunakan UML (Unified Model Language) yang memanfaatkan tools rational rose, pada tahap ini pula dilakukan desain terhadap User Interface. Kemudian dilakukan perancangan tabel yang dibutuhkan dalam pembuatan aplikasi. Setelah semuanya selesai maka pada tahap ini aplikasi dibuat sampai selesai sesuai dengan user requirement yang diperoleh pada tahap awal. Evaluasi protoptyping 3. Setelah aplikasi selesai dibuat, maka pada tahap ini dilakukan testing aplikasi terhadap user. Testing aplikasi ini bertujuan untuk mempermudah melakukan evaluasi terhadap kekurangan yang ada di dalam aplikasi sesuai dengan user requirement pada tahap awal. Ini merupakan tahap paling akhir yang ada di dalam prototyping, apakah tujuan umum dari pembuatan software ini telah tercapai. Apabila belum tercapai maka tahap selanjutnya yang harus dilakukan adalah kembali ke tahap paling awal, begitu seterusnya sampai tujuan umum dapat tercapai. 4.
Desain Sistem
Desain sistem dalam aplikasi ini menggunakan bahasa pemodelan UML yang terdiri dari beberapa diagram diantaranya use case diagram, activity diagram, dan class diagram. Arsitektur sistem dari sistem yang dibangun terlihat pada Gambar 3.
Gambar 3 Arsitektur Sistem
Pada Gambar 3, client terbagi menjadi dua yaitu, user dan admin. User mengirimkan request (permintaan) kepada server menggunakan mobile phone 5
berbasis Android dengan konektivitas via GPRS melalui WAP Gateway operator telekomunikasi, sedangkan admin mengirimkan request kepada server menggunakan komputer. Server akan menerima request dari client dan menghubungkan ke database server, kemudian memproses request tersebut, lalu mengirimkan response (tanggapan) ke client. Use Case Diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Sebuah use case mempresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem [10]. Use case diagram pada sistem yang dibuat terdiri dari tiga aktor yaitu admin, user, dan guest. Use case diagram dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4 Use Case Diagram Admin, User, dan Guest
Gambar 4 menjelaskan use case diagram untuk admin, user, dan guest. Seorang admin memiliki hak akses penuh untuk mengatur atas sistem yang akan dibuat. Hak akses admin adalah mengelola data komentar, mengelola data produk, mengelola data member, mengelola data admin, mengelola data kategori produk, mengelola data transaksi, mengelola data detail transaksi, mengelola data 6
konfirmasi pembayaran, serta melakukan pengiriman link download. Dalam mengelola data-data tersebut admin bisa melakukan pengeditan, penambahan, dan penghapusan terhadap data. Guest hanya bisa melihat katalog produk, melihat menu bantuan, menulis buku tamu, melakukan registrasi dan mengedit profile. Setelah melakukan registrasi status guest selanjutnya bisa menjadi user. Kemudian untuk user, jika sudah melakukan login akan mempunyai beberapa hak akses tambahan yaitu memesan produk dan melakukan konfirmasi pembayaran. Activity Diagram merupakan state diagram khusus, dimana sebagian besar state adalah action dan sebagian besar transisi di-trigger oleh selesainya state sebelumnya (internal processing). Activity diagram mengambarkan bagaimana masing-masing alur berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir [10]. Pada sistem yang dibuat terdapat beberapa aktifitas yang dilakukan oleh admin maupun user. Activity diagram utama yang dilakukan user setelah login yaitu activity diagram melakukan pemesanan produk. Activity diagram user untuk melakukan pemesanan produk ditunjukkan pada Gambar 5.
Gambar 5 Activity Diagram Pemesanan Produk
7
Gambar 5 menjelaskan tentang activity diagram pemesanan produk. Setelah login, user bisa melihat produk-produk yang ada melalui menu kalatog. Kemudian user bisa melakukan pemesanan terhadap produk yang dipilih. Setelah proses pemesanan selesai, selanjutnya user harus melakukan pembayaran dan melaporkan konfirmasi pembayarannya. Jika admin sudah melakukan pengecekan tentang pembayaran, maka admin akan mengirimkan link download kepada user agar bisa mengunduh produk yang dipesan. Activity diagram utama yang dilakukan admin setelah login yaitu activity diagram mengelola pesanan. Activity diagram untuk mengelola pesanan ditunjukkan pada Gambar 6.
Gambar 6 Activity Diagram Manage Pesanan
Pada Gambar 6 menjelaskan tentang diagram aktivitas admin dalam memanage pesanan. Agar dapat menjalankan aktivitas ini admin harus login terlebih dahulu. Setelah itu admin bisa memilih menu transaksi dan melihat apa sudah ada yang memesan produk atau belum. Jika sudah ada yang memesan kemudian admin bisa mengecek konfirmasi pembayarannya, jika valid atau uang memang sudah terkirim, maka admin bisa mengirimkan link download yang ada pada menu link dan mengirimkannya ke user yang memesan. Setelah dikirim, admin harus mengubah status pemesanan yang ada di menu transaksi menjadi “Y”, karena pesanan produk sudah ditanggapi. 8
Class Diagram untuk aplikasi yang akan dibuat ditunjukkan pada Gambar 7.
Gambar 7 Class Diagram
Gambar 7 merupakan class diagram dari sistem yang akan dibuat. Relasi yang terbentuk dari class diagram tersebut yaitu : a.Tabel member dengan tabel transaksi mempunyai hubungan one to many. Seorang member dapat melakukan pemesanan produk satu atau lebih. b.Tabel transaksi dengan tabel detail mempunyai hubungan one to many. Satu transaksi dapat terdiri dari satu atau lebih detail transaksi. c.Tabel transaksi dengan tabel konfirmasi mempunyai hubungan one to zero or one. Sebuah transaksi terdiri dari 0 konfirmasi atau satu konfirmasi. d.Tabel transaksi dengan link mempunyai hubungan one to one. Satu transaksi terdiri dari satu link download. e.Tabel kategori dengan tabel produk mempunyai hubungan one to many. Satu kategory bisa mencakup satu atau lebih produk. f.Tabel detail dengan tabel produk mempunyai hubungan one to one. Satu detail transaksi hanya terdiri dari satu produk saja. g.Tabel produk dengan tabel link mempunyai hubungan one to many. Satu produk bisa dibuat menjadi 0 atau lebih link download. 5.
Hasil dan Pembahasan
Hasil dan pembahasan meliputi implementasi dari rancangan yang dibuat pada Bab 3, dan pengujian aplikasi penjualan produk hasil penelitian mahasiswa FTI berbasis Android dengan studi kasus Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana berikut pembahasannya masing-masing. 9
Antarmuka Aplikasi Client Tampilan awal dari aplikasi client adalah halaman home. Pada halaman tersebut user diminta untuk melakukan login terlebih dahulu. Namun jika user belum mempunyai username dan password atau belum terdaftar, bisa melakukan registrasi dengan menekan tombol register. Halaman registrasi untuk user ditunjukkan oleh Gambar 8.
Gambar 8 Halaman Registrasi User
Gambar 8 merupakan tampilan halaman registrasi untuk user yang ingin mendaftar menjadi member. Informasi yang dimasukkan oleh user kemudian akan tersimpan ke dalam database. Jika sudah melakukan registrasi, maka user bisa login ke dalam aplikasi. Halaman login user ditunjukkan seperti yang tampak pada Gambar 9.
Gambar 9 Halaman Login User
Berdasarkan Gambar 9, user diharuskan mengisi username dan password untuk dapat mengakses seluruh halaman dari aplikasi client. Username dan password diisikan berdasarkan registrasi user yang telah dilakukan sebelumnya. 10
Jika username dan password cocok maka user akan masuk ke halaman home untuk member. Halaman home dari member ditunjukkan pada Gambar 10.
Gambar 10 Halaman Home
Gambar 10 merupakan halaman home dari aplikasi FTI M’Commerce. User dapat melihat profile dan mengubah profile dengan menekan tombol my profile atau keluar dari aplikasi dengan menekan tombol logout. Jika tombol menu yang ada pada device Android ditekan akan muncul enam menu seperti yang terlihat pada Gambar 11.
Gambar 11 Halaman Catalog
Pada Gambar 11 tersebut memperlihatkan halaman catalog pada aplikasi. Ada tiga kategori yaitu games, tutorials, dan desktop application. Ketiga kategori tersebut berisi produk-produk yang dibuat oleh mahasiswa Fakultas Teknologi 11
Informasi Universitas Kristen Satya Wacana. Jika salah satu kategori diklik maka akan keluar list produk sesuai kategori yang dipilih, list produk tersebut berisi informasi tentang detail produk. Halaman detail produk ditunjukkan oleh Gambar 12.
Gambar 12 Halaman Detail Produk
Detail produk akan muncul seperti Gambar 12 tersebut, ketika produk Android Eclipse dipilih. Halaman ini memperlihatkan informasi tentang deskripsi produk, pembuat, harga, website pembuat, dan spesifikasi hardware-nya. Kemudian, jika user tertarik dan ingin melakukan pemesanan produk tersebut, maka user hanya perlu menekan tombol buy. Setelah menekan tombol buy maka user akan dibawa ke halaman cart, dimana data yang dibeli tercantum pada halaman tersebut. Terdapat lima tombol pada halaman cart tersebut, yaitu checkout, add, clear, payment confirmation, dan history seperti yang terlihat pada Gambar 13.
Gambar 13 Halaman Cart
12
Pada Gambar 13 merupakan tampilan halaman cart. Tombol checkout digunakan jika user sudah fix akan memesan produk yang ada di cart. Tombol add untuk menambah daftar belanja dan clear untuk menghapus isi keranjang belanja. Tombol payment untuk melakukan konfirmasi pembayaran jika user telah melakukan pembayaran produk yang dipesan. Sedangkan tombol history merupakan history belanja yang memuat informasi id transaksi yang nantinya digunakan dalam konfirmasi pembayaran. Pemesanan produk tersebut diakhiri dengan konfirmasi pembayaran dari user. Jika admin telah melakukan pengecekan data konfirmasi pembayaran dan sudah valid, maka admin akan mengirimkan link download ke email user yang telah melakukan pemesanan produk. Antarmuka Aplikasi Web Admin Tampilan awal dari aplikasi web admin adalah form login, yang mengharuskan admin memasukkan username dan password terlebih dahulu untuk dapat mengakses seluruh halaman web. Admin yang telah berhasil login kemudian dapat masuk ke halaman home. Admin bisa mengolah semua data tentang aplikasi FTI M’Commerce dengan menu data management. Terdapat 9 kategori data yang bisa diolah, yaitu data admin, member, category, product, transaction, detail, testimonial, payment confirmation, dan link. Masing-masing data jika diklik akan keluar tiga perintah yaitu add data, update & delete, dan view data. Jika admin memilih data transaction kemudian menekan view data maka tampilannya akan seperti Gambar 14.
Gambar 14 Halaman View Transaction Data
13
Gambar 14 merupakan tampilan halaman lihat data transaksi. Data transaksi merupakan daftar transaksi yang telah dilakukan oleh user. Informasi yang ditampilkan yaitu id transaksi, id member, nama member, tanggal transaksi dan status transaksi. Jika status transaksi “N” maka pemesanan produk belum ditanggapi oleh admin karena user belum melakukan konfirmasi pembayaran. Sedangkan status transaksi “Y” berarti pemesanan produk oleh user telah berhasil dilakukan. Admin akan mengirim link download produk, ketika user telah melakukan konfirmasi pembayaran atas transaksi pemesanan produk yang telah dilakukan. Informasi tentang link download dapat dilihat melalui submenu link. Tampilan lihat data link ditunjukkan pada Gambar 15.
Gambar 15 Halaman Lihat Data Link
Gambar 15 merupakan halaman lihat data link. Informasi pada kolom link merupakan url dari link download yang berisi perpaduan karakter unik yang akan berbeda pada setiap transaksi. Url tersebut merupakan generate link yang otomatis tercipta ketika user melakukan checkout pesanan. Karakter unik yang ada didapat dari random karakter sepanjang 50 karakter. Link download tersebut kemudian akan dikirim ke email user sesuai dengan id transaksi yang tercatat. Untuk insert data misalnya data-data produk yang akan dijual, admin harus menekan add data pada submenu product. Produk ditambahkan berdasarkan kategori yang sudah ada. Jika ingin menambah kategori baru bisa melalui submenu category. Halaman tambah data produk ditunjukkan pada Gambar 16.
14
Gambar 16 Halaman Tambah Data Produk
Gambar 16 merupakan halaman tambah data produk yang akan dijual. Data yang dibutuhkan untuk menambah data produk adalah nama produk, tipe/kategori produk, deskripsi, pembuat, harga, website pembuat, gambar, spesifikasi hardware, dan file aslinya. Kemudian untuk mengubah dan menghapus data produk hampir sama dengan cara menambah data produk. Klik submenu produk kemudian tekan update & delete. Halaman ubah dan hapus data terlihat pada Gambar 17.
Gambar 17 Halaman Edit dan Delete Produk
Gambar 17 memperlihatkan halaman edit dan delete produk. Terdapat dua tombol yaitu edit dan delete. Sebelum menekan salah satu tombol harus dipilih dulu produk yang akan diupdate atau didelete. Jika tombol edit ditekan maka akan muncul halaman update produk, jika tombol delete ditekan maka produk yang sudah dipilih akan terhapus. 15
Pengujian Sistem Tahap pengujian sistem merupakan tahapan saat seorang pengembang aplikasi melakukan pengujian terhadap sistem yang sudah dirancang. Tahap ini merupakan tahapan untuk menemukan beberapa kekurangan yang ada dalam sistem. Pengujian pada aplikasi ini menggunakan dua teknik pengujian yaitu pengujian alfa dan pengujian beta. Pengujian Alfa Pengujian alfa merupakan pengujian program yang dilakukan oleh pembuat aplikasi ataupun orang-orang yang terlibat di dalamnya. Pengujian alfa hanya untuk sirkulasi internal dan masalah (error) atau ketidaklengkapan pada aplikasi yang dapat diduga sebelumnya [11]. Pada tahap ini pengujian dilakukan dengan evaluasi prototyping. Proses evaluasi prototyping dilakukan sebanyak tiga kali pengujian dilakukan oleh user yang merupakan mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana. Penjelasan setiap tahap evaluasi prototyping adalah sebagai berikut : a. Evaluasi Tahap Pertama Proses evaluasi prototyping pertama dilakukan setelah rancangan awal program selesai dibuat. Aplikasi client dan web dibuat sederhana sesuai dengan fungsi-fungsi yang sudah dirancang sebelumnya. Aplikasi client pada prototype pertama ditunjukkan pada Gambar 18.
Gambar 18 Prototype 1 Aplikasi Client
Seperti yang terlihat pada Gambar 18, desain interface untuk aplikasi client belum dibuat. Selain itu, pada aplikasi client belum tersedia menu help dan menu contact us. Prototype pertama aplikasi web ditunjukkan pada Gambar 19.
16
Gambar 19 Prototype satu Aplikasi Web
Pada Gambar 19, aplikasi web masih sederhana, belum ada desain khusus untuk interface-nya. Menu yang ada adalah add data, data management, view data, dan logout, belum ada menu home dan about. b. Evaluasi Tahap Kedua Pada evaluasi tahap kedua, aplikasi client dan aplikasi web sudah diperbaiki dengan ditambah desain interface. Sudah ditambahkan pula menu help dan contact us pada aplikasi client serta menu about dan home pada aplikasi web. Namun belum tersedia proteksi untuk keduanya. c. Evaluasi Tahap Ketiga Pada tahap ketiga sudah ditambahkan proteksi pada aplikasi web dan aplikasi client. Proteksi pada aplikasi web dibuat untuk menghindari kekosongan data atau ketidaksesuain data ketika admin menambah atau mengubah data yang ada pada database. Proteksi pada aplikasi client juga muncul ketika user memasukkan data kosong atau data yang tidak valid. Gambar 20 menunjukkan salah satu proteksi pada aplikasi client.
Gambar 20 Prototype tiga Aplikasi Client
17
Gambar 20 menunjukkan adanya proteksi ketika user memasukkan data kosong pada halaman testimonial. Pengujian Beta Pengujian beta dilakukan terhadap user secara umum, dalam hal ini pengujian ditujukan tidak hanya untuk mahasiswa FTI UKSW, tetapi untuk fakultas lain juga. Kelompok pengujian beta tidak menyertakan orang-orang yang terlibat dalam pembuatan aplikasi. Pada pengujian ini dilakukan dengan cara memberikan tes kuisioner yaitu menjawab kuisioner sesudah menggunakan aplikasi. Pengujian ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aplikasi ini berfungsi dengan baik dan sudah memenuhi kebutuhan user atau belum. Setelah melakukan pengujian mahasiswa diberikan kuisoner untuk diisi. Kuisoner ini digunakan untuk mengetahui penilaian user terhadap aplikasi ataupun mengetahui bug yang ditemui oleh user. Hasil dari pengujian ini digunakan untuk memodifikasi program. Pada pengujian aplikasi ini sebelum diberikan kuesioner yang harus diisi oleh 30 responden mahasiswa, dilakukan demo aplikasi terlebih dahulu. Masingmasing responden mencoba aplikasi client dari awal registrasi sampai pemesanan produk. Dari ke enam menu yang ada yaitu home, catalog, cart, contact us, payment, dan help diuji cobakan juga kepada responden. Setelah dilakukan demo aplikasi dan mencoba aplikasi penjualan produk penelitian mahasiswa berbasis mobile pada Android, tahap berikutnya adalah pengisian kuisioner. Kuisioner diberikan kepada 30 responden yang merupakan mahasiswa UKSW. Berdasarkan hasil analisa jawaban kuesioner yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sebanyak 70% menjawab bahwa aplikasi mudah digunakan, 76,67% menjawab bahwa aplikasi ini dapat membantu mahasiswa dalam menampung dan mempublikasikan tugas atau projek penelitiannya, 70% menjawab bahwa cara pemesanan produk pada aplikasi ini mudah dipahami, 63,33% menjawab cara pembayaran pada aplikasi ini mudah dipahami, dan 80% menjawab bahwa aplikasi ini dapat membantu menghemat waktu, biaya, dan tenaga dalam pembelian suatu produk. 6.
Simpulan
Dari hasil penelitian dan pengujian yang telah dilakukan, dapat diambil simpulan bahwa aplikasi penjualan berbasis Android dapat diterapkan pada Fakultas Teknologi Informasi UKSW untuk menjual produk-produk hasil penelitian mahasiswa. Aplikasi ini dapat membantu user menghemat waktu, biaya, dan tenaga dalam pembelian suatu produk, karena menggunakan mobile device yang bersifat ubiquity sehingga transaksi bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja.
18
7.
Daftar Pustaka
[1]
Tyo, 2010, 2013 Penetrasi Teknologi Wireless Naik 107%, http://techno.okezone.com. Diakses tanggal 23 April 2012. [2] tribunnews.com, 2011, Smartphone dan OS Android Masih Rajai Pasar Ponsel, http://www.tribunnews.com/. Diakses tanggal 23 April 2012. [3] Rachman, Faizal, 2011, Aplikasi Layanan Pesan Makanan “MakanMakan” pada Restoran “XYZ” dengan Platform Android. [4] Setyawan, Lukman, 2011, Aplikasi Penjualan Pulsa Elektrik Pada Ponsel Android. [5] Cooper, Martin, 2010, Step by Step Smartphone Android, Massachusetts: Pace University. [6] GrottWorkShop, 2012, What is Android, http://shareme.github.com. Diakses tanggal 6 Mei 2012. [7] Skolastika, Sinta D.F, 2010, Aplikasi dan Perancangan Website Abstrak Band Sebagai Media Informasi Dan Promosi. [8] Winardi, 1991, Marketing dan Perilaku Konsumen, Bandung: Bandarmaju. [9] Pressman, Roger, 2002, Rekayasa Perangkat Lunak: Pendekatan Praktisi (Buku Satu), Yogyakarta: Penerbit ANDI dan McGraw-Hill Book Co. [10] Anonim, 1999, UML 1.3a lphaR S, Object ManagemenGt roup Inc. [11] Vaughan, Tay, 2004, Multimedia: Making It Work, Edisi 6, Yogyakarta: ANDI.
19