Yayasan Orangutan Sumatera Lestari - Orangutan Information Centre 2010 LAPORAN TAHAPAN PELAKSANAAN STRATEGI PENYINGKIR HALANGAN Periode Juli 2009 – Februari 2010
Program Coordinator : Pride Campaign Manager / Ismail Alamat Organisasi
: Yayasan Orangutan Sumatera - Orangutan Information Centre (YOSL-OIC) Jl. Sei Bahorok No. 79 Kec. Medan Baru 20154 Sumatera Utara Tel/Fax: +62 (0)61 4147142 Email:
[email protected]
Program Lokasi
: Taman Nasional Gunung Leuser Wilayah Besitang, Langkat, Sumatera Utara, Indonesia
Strategi Penyingkiran Hambatan (Barrier Removal) Pengembangan Praktek Sistem Agroforestri Di Sekitar Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) Wilayah Besitang, Sumatera Utara
PENDAHULUAN Tujuan pelaksanaan strategi ini adalah mengembangkan model agroforestri untuk mengoptimalkan fungsi dan pemanfaatan lahan milik di luar kawasan TNGL untuk mengurangi kebutuhan lahan, sehingga dalam waktu panjang dapat mengurangi aktivitas perambahan kawasan hutan dan ketergantungan masyarakat terhadap sumberdaya hutan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) Wilayah Besitang dan terjaganya populasi Orangutan Sumatera (Pongo abelii) dan habitatnya. Pengembangan demplot agroforesrty ini diharapkan akan menambah pengetahuan petani dan kemampuan mereka untuk mengelola lahan/kebun mereka secara intensif dan optimal, dan pada akhirnya diharapkan petani mau mengadopsi pola agroforestri pada lahan mereka di luar hutan TNGL. Dengan mengadopsi pola agroforestri tersebut diharapkan lahan mereka akan menjadi lebih optimal dan mengurangi kebutuhan lahan sehingga kubutuhan lahan akan berkurang dan dapat mengurangi laju perambahan hutan menjadi kebun. LOKASI KEGIATAN Pembangunan demplot Agroforestri akan dibangun dilahan seluas empat hektar, yang terletak di dua dusun yaitu dusun Sidorejo Mekar Makmur dan Tani Makmur Desa Mekar Makmur, Kecamatan Sei Lepan, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Pembangunan demplot sistem agroforestri dilakukan dengan sistem polikultur (tumpang sari).
Gambar Letak demplot agroforestri kampanye bangga di Desa Mekar Makmur, Kecamatan Sei Lepan, kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
2
TAHAPAN KEGIATAN Sosialisasi dan pembentukan kelompok Tahapan yang pertama dilaksanakan adalah mensosialisasikan kembali rencana pembangunan demplot kepada para petani di Desa Mekar Makmur. Kegiatan ini dilakukan pada Juli 2009 yang pada akhirnya menghasilkan kelompok masyarakat yang terlibat dalam mengelola demplot yang akan dibangun. Pada pertemuan-pertemuan ini tokoh masyarakat berkumpul untuk merancang rencana kampanye bangga dan pembangunan demplot kebun tumpang sari/agroforestri. Kepala desa, ketua kelompok masyarakat hadir dan mendukung kampanye bangga dan pembangunan demplot.
Focus Group Discusion (FGD) merancang rencana kerja kelompok Pertemuan tindak lanjut ini menghasilkan rekomendasi anggota kelompok yang diberikan tanggung jawab sebagai pengelola dan pelaksana teknis pembangunan dan penanaman di lahan demplot. Dalam kegiatan pengenalan dan praktek sistem agroforestri yang difokuskan untuk menjadi target adalah petani di Desa Mekar Makmur. Para petani target yang terlibat secara langsung terdiri dari dua kelompok masyarakat yang ada di desa Mekar Makmur yaitu Kelompok Tani Mekar Sari dan Lembaga permata Rimba Damar Hitam. FGD ini dilaksanakan mulai Agustus 2009. FGD dilakukan secara rutin dalam setiap minggu untuk menyusun rencana kerja kelompok dan mekanisme serta membangun kesepakatan kelompok. Salah satu bentuk kesepakan yang dicapai adalah - Adanya pembagian hasil demplot yaitu : 55% hasil akan menjadi milik anggota pengelola demplot, 15% menjadi milik anggota yang memiliki lahan demplot, 30% menjadi milik kelompok. Kelompok juga mensepakati bahwa 30% yang menjadi hak kelompok dari hasil demplot, akan dikembalikan kembali kepada anggota kelompok petani untuk mendukung kebutuhan adopsi diakhir program. - Penentuan letak lahan demplot yang dipilih dari beberapa lahan milik anggota kelompok. - Identifikasi jenis tanaman yang akan dikembangkan di atas lahan dempot. - Dipilih beberapa anggota kelompok untuk menjadi penanggung jawab dan pengelola demplot. Hal ini dibentuk untuk memberikan rasa tanggung jawab dan guna mengoptimalkan pengelolaan demplot, karena banyak anggota yang tidak memiliki keluangan waktu.
3
Penyiapan lahan demplot dan penanaman Sampai Desember 2009 demplot yang terkelola berada di beberapa titik yaitu : 1. Seluas 1,5 hektar berada di dusun Damar Hitam, Desa Mekar Makmur. Demplot ini dikelola oleh masyarakat yang tergabung dalam lembaga Permata Rimba Damar Hitam (LPRD) dengan penanggung jawab dan pengelola adalah bapak Mulyano. Tanaman yang dikembangkan adalah: - Karet (belum ditanam. Penanaman karet akan menunggu pertumbuhan tanaman sereh wangi) - Sereh wangi. Sampai Desember 2009 telah tertanam 7800 bibit sereh. - Tanaman holtikutura (sayuran). Beriringan dengan menanam sereh juga ditaman tanaman kangkung. 2. Seluas 1 hektar berada di dusun Tani Makmur, Desa Mekar Makmur. Demplot ini dikelola oleh masyarakat yang tergabung dalam kelompok tani Mekar Sari, dengan penanggung jawab dan pengelola adalah bapak M. Nur. Demplot ini sudah berisi tanaman karet yang berusia tua (lebih dari 15 tahun) pengembangan demplot garoforestri di lahan ini focus pada pengembangan tanaman bawah dengan jenis tanaman obat seperti jahe, kunyit, dan kencur. 3. Seluar 1200 m2 berada di dusun Tani Makmur, Desa Mekar Makmur. Demplot ini dikelola oleh masyarakat yang tergabung dalam kelompok tani Mekar Sari, dengan penanggung jawab dan pengelola adalah bapak Aman Sari. 4. Seluas 1000 m2 yang menjadi pusat pembelajaran tanaman holtikultura, yang dibangun di atas lahan milik Bapak Emin. 5. Seluas 1 hektar yang berada di Barak C Desa Mekar Makmur. Lahan ini dibangun di atas lahan milik Bapak Darmadi dengan komposisi tanaman karet, nenas, holtikultura (sayuran), dan padi darat.
Gambar tanaman nenas dan holtikultura yang dikembangkan diantara tanaman karet di demplot kebun tumpang sari (agroforestri)
4
Hambatan yang dihadapi Beberapa hal yang menjadi hambatan dalam pelaksanaandan pengelolaan demplot adalah : - Keterbatasan waktu petani. Dimana mereka yang menjadi pengelola demplot juga memiliki pekerjaan di lahan mereka, seperti menyadap karet, sehingga sering mengakibatkan pengelolaan dan perawatan tanaman di demplot kurang maksimal. - Musim kemarau yang terjadi pada bulan Januari – Februari 2010 menyebabkan ganguan pada perawatan dan pertumbuhan tanaman. Untuk mengatasi hambatan ini, anggota kelompok membuat bak penampungan air hujan untuk membantu ketersediaan air untuk penyiraman dan perawatan tanaman. Akan tetapi hal ini juga belum maksimal dikarenakan jumlah air hujan yang tertampung tidak sebanding dengan lamanya musim kemarau yang terjadi. - Jenis tanah yang dikelola pada demplot merupakan tanah regosol kuning yang yang meiliki kandungan lempung/liat cukup tinggi, yang apabila hujan licin dan kurang menyerap air, dan bila kemarau tanah keras dan pecah. Kondisi tanah ini menjadi tantangan tersendiri bagi tim dan anggota kelompok untuk mengelola dan menjadikan lahan tersebut layak untuk dikembangkan. Untuk membantu meningkatkan kesuburan tanah lahan demplot maka kelompok membuat pupuk kompos/organi. - Adanya gangguan hama serangga yang mengganggu tanaman, sehingga mempengaruhi kesuburan tanaman. Memanen sebagian hasil tanaman demplot Pada Januari dan Februari 2010 tanaman kacang panjang dan ketimun, sudah mulai memperlihatkan hasil panen. Ibu Aman (istri bapak Aman Sari sang pengelola demplot) adalah orang yang terlibat dalam pemanenan sayuran kacang panjang di demplot. Walaupun hasil tidak banyak akan tetapi ini merupakan hasil positif yang jelas terlihat dari perkembangan demplot dan dapat membantu kebutuhan dalam keluarga petani seperti keluarga Ibu Aman. Sedangkan tanaman ketimun juga sebagian tanaman sudah berbunga dan berbuah walaupun masih sedikit.
5
Mentoring dan pendampingan kelompok Proses yang dilaksanakan oleh kelompok dalam mengelola demplot tidak lepas dari proses pendampingan dan belajar bersama Mitra BR (Deddy AR Natadiredja). Bentuk-bentuk pendampingan ini antara laian adalah : • Diskusi rutin mingguan : bertujuan untuk memberikan berbagi pengalaman dan berbagai informasi dan hambatan yang dihadapi dalam pengelolaan demplot. • Diskusi lapang : pemecahan masalah yang dialami didemplot, dengan melakukan kondisi lapang dan diskusi untuk mencari penyebab hambatan dan solusi yang memungkinkan untuk dilaksanakan. • Monitoring tahapan demplot : kegiatan ini dilakukan secara bersama antara petani pengelola demplot, Mitra BR dan tim Kampanye Bangga. Monitoring ini bertujuan untuk memastikan tahapan pelaksanaan demplot berjalan sesuai dengan jadwal dan tujuan.
Gambar diskusi lapang yang dilakukan anggota petani demplot bersama Mitra BR (gambar ssebelah kiri). Monitoring pertumbuhan bibit yang dilakukan oleh anggota petani demplot dan Mitra BR
6
Pelatihan pemanfaatan lahan dengan pola tumpang sari (agroforestri) Pelatihan ini dilaksanakan pada tanggal 18 Februari 2010 di gedung aula kantor desa Mekar Makmur. Peserta yang hadir pada pelatihan ini berjumlah 80 orang petani dari empat desa target (Mekar Makmur, Halaban, Sei Serdang, Namo Sialang). Tujuan dari pelatihan adalah : 1. Meningkatnya pengetahuan dan kemampuan peserta untuk menerapkan pola tumpang sari (agroforestri) di lahan milik sendiri dan mampu memanfaatkan limbah pertanian dan peternakan sebagai kompos. 2. Meningkatnya motivasi peserta untuk mengadopsi pola tumpang sari (agroforestri) di atas lahan milik petani di luar kawasan TNGL 3. Tertabulasinya rencana tindak lanjut peserta untuk melakukan adopsi pola tumpang sari (agroforestri) di lahan milik sendiri Untuk mencapai tujuan pelatihan, maka disampaikan materi tentang teknik memanfaatkan lahan/kebun dengan pola tumpang sari dengan berbagai tanaman holtikultura & tanaman pangan. Penyampaian materi disampaikan oleh Bapak Deddy AR Natadiredja (mitra BR) yang dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab. Pada sessi kedua, peserta diberikan materi dan praktek pemanfaatan limbah pertanian dan peternakan untuk menjadi kompos dan sekaligus kunjungan dan belajar langsung di lahan demplot.
Gambar praktek pembuatan pupuk kompos/organic dari limbah tanaman dan limbah ternak yang dilakukan di demplot pada sessi praktek lapang pelatihan.
7
RENCANA TINDAK LANJUT Tahapan yang akan dilanjutkan pada periode Maret – Juni 2010 adalah : 1. Melaksanakan pelatihan tahap kedua 2. Memonitoring proses yang sedang berjalan di dalam demplot 3. Menyiapkan konsep adopsi dan memobilisasi petani untuk melakukan adopsi pola baru dengan berkebun yumpang sari (agroforestri) 4. Melakukan penanaman yang masih tersisa dan melakukan pemeliharaan tanaman 5. Dan lain-lain
8