ANALISIS PERBANDINGAN PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI BIAYA TRADISIONAL DENGAN ACTIVITY BASED COSTING PADA PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA SHERINA CAKE & BAKERY
NAMA NPM PEMBIMBING FAKULTAS JURUSAN
: MIRD FAHMI : 24212597 : Prof. Dr. DHARMA TINTRI EDIRARAS, SE., AK., CA., MBA : EKONOMI : AKUNTANSI
PENDAHULUAN
TUJUAN
PERUSAHAAN
Menganalisa Penetapan Harga Pokok Produksi dengan Sistem Akuntansi Biaya Tradisional dan Activity Based Costing
LABA
HARGA POKOK PRODUKSI
Menganalisa Perbandingan Penetapan Harga Pokok Produksi antara Sistem Akuntansi Biaya Tradisional dengan Activity Based Costing
MANFAAT Praktis
Akademis
KAJIAN PUSTAKA
BIAYA
SISTEM AKUNTANSI BIAYA TRADISIONAL
ACTIVITY BASED COSTING
METODOLOGI PENELITIAN
Data Primer
HASIL & PEMBAHASAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN SISTEM AKUNTANSI BIAYA TRADISIONAL L Keterangan
& PEMBAHASAN Roti Coklat
Roti Tawar
Biaya Bahan Baku
Rp. 81.339.900
Rp. 47.304.500
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Rp. 114.000.000
Rp. 114.000.000
Biaya Overhead Pabrik
a. Rp 3.323,04/unit x 61.200
Rp. 203.370.048
b. Rp 3.323,04/unit x 50.200 Total Biaya Produksi
Rp. 166.816.608 Rp. 398.709.948
Rp. 328.121.108
61.200
50.500
Rp. 6.514,86
Rp 6.497,44
Unit Yang Dihasilkan Harga pokok Produksi per Unit
Tarif Bop = Total Bop / Total Produksi = Rp 371.184.000 / 111.700 = Rp 3.323,04/unit
IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI AKTIVITAS Aktivitas Perusahaan
Tingkat Aktivitas
Biaya Bahan Penolong
Unit
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Unit
Biaya Listrik
Unit
Biaya Asuransi Bangunan
Fasilitas
Biaya Penyusutan Peralatan
Fasilitas
Biaya Penyusutan Mesin
Fasilitas
Biaya Penyusutan Bangunan
Fasilitas
Biaya Penyusutan Kendaraan
Fasilitas
Biaya Pemeliharaan Bangunan
Fasilitas
BiayaPemeliharaan Kendaraan
Fasilitas
Biaya Transportasi
Batch
HUBUNGAN BIAYA DENGAN AKTIVITAS DAN COST DRIVER Aktivitas Perusahaan
Tingkat Aktivitas
Cost Driver
Biaya Bahan Penolong
Unit
Unit
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Unit
JTKL
Biaya Listrik
Unit
Jam Mesin
Biaya Asuransi Bangunan
Fasilitas
M2
Biaya Penyusutan Peralatan
Fasilitas
Jam Mesin
Biaya Penyusutan Mesin
Fasilitas
Jam Mesin
Biaya Penyusutan Bangunan
Fasilitas
M2
Biaya Penyusutan Kendaraan
Fasilitas
Unit
Biaya Pemeliharaan Bangunan
Fasilitas
M2
Biaya Pemeliharaan Kendaraan
Fasilitas
Unit
Batch
Unit
Biaya Transportasi
Pengelompokkan biaya (cost pool) yang homogen Aktivitas Perusahaan
Tingkat Aktivitas
Cost Driver
Unit
Unit
Biaya Penyusutan Kendaraan
Fasilitas
Unit
Biaya Pemeliharaan Kendaraan
Fasilitas
Unit
Biaya Transportasi Pool 2 :
Batch
Unit
Biaya Tenaga Kerja Langsung Pool 3 :
Unit
JTKL
Biaya Listrik
Unit
Jam Mesin
Biaya Penyusutan Peralatan
Fasilitas
Jam Mesin
Biaya Penyusutan Mesin
Fasilitas
Jam Mesin
Biaya Asuransi Bangunan
Fasilitas
m2
Biaya Penyusutan Bangunan
Fasilitas
m2
Biaya Pemeliharaan Bangunan
Fasilitas
m2
Pool 1 : Biaya Bahan Penolong
Pool 4 :
DAFTAR ALOKASI BOP PER POOL Keterangan
Cost Driver
Roti Coklat
Roti Tawar
Total
Volume
Unit
61.200
50.500
111.700
JTKL
624
624
1.248
Jam Mesin
JM
468
468
936
Luas Bangunan
m2
150
150
300
Produksi Jam Tenaga Kerja Langsung
DAFTARKeterangan : - Volume Produksi = Jumlah Produk yang dihasilkan selama 3 bulan Roti Coklat = 61.200 Roti Tawar = 50.500 - JTKL = 8 jam sehari x 26 hari = 208 jam JTKL = 208 jam sebulan x 3 bulan = 624 ja - Jam Mesin = Jumlah Mesin Sehari x 26 hari x 3 bulan Jam Mesin = 6 jam sehari x 26 hari = 156 jam Jam Mesin = 156 jam sebulan x 3 bulan = 468 jam - Luas Bangunan = 150 m2 BOP PER POOL ASI
PERHITUNGAN POOL RATE BOP
Pool 1 (Rp)
Biaya Bahan Penolong
19.160.000
Biaya penyusutan kendaraan
9.000.000
Biaya pemeliharaan Kendaraan
2.850.000
Biaya Transportasi
15.560.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Pool 2 (Rp)
Pool 3 (Rp)
Pool 4 (Rp)
38.000.000
Biaya Listrik
19.200.000
Biaya Penyusutan Peralatan
3.000.000
Biaya Penyusutan Mesin
6.850.000
Biaya Asuransi Bangunan
1.108.000
Biaya Penyusutan Bangunan
5.000.000
Biaya Pemeliharaan Bangunan
4.000.000
Tarif Kelompok Biaya
46.570.000
38.000.000
29.050.000
10.108.000
Unit
JTKL
JM
m2
Nilai Dasar Alokasi
111.700
1.248
936
300
Tarif Kelompok
416,92
30.488,71
31.036,32
33.693,33
Cost Driver yang mewakili
Penentuan Tarif Kelompok ke MasingMasing Produk Keterangan
Roti Coklat (Rp)
Roti Tawar (Rp)
Pool 1 :
416,92 x 61.200 416,92 x 50.500
25.515.504 21.054.460
Pool 2 : 30.488,71 x 624
19.024.955,04
30.488,71 x 624
19.024.955,04
Pool 3 : 31.036,32 x 468
14.524.997,8
31.036,32 x 468
14.524.997,8
Pool 4 : 33.693,33 x 150
5.053.999,5
33.693,33 x 150 Total Tarif Kelompok
5.053.999,5 64.119.456,34
59.658.412,34
PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN ACTIVITY BASED COSTING Keterangan
Roti Coklat
Roti Tawar
(Rp)
(Rp)
Biaya Bahan Baku
81.339.900
47.304.500
Biaya Tenaga Kerja Langsung
114.000.000
114.000.000
Biaya Overhead Pabrik
64.119.456,34
59.658.412,34
Total Biaya Produksi
259.459.356,34
220.962.912,34
61.200 unit
50.500 unit
4.239,53
4.375,50
Volume Produksi Harga Pokok Produksi Per Unit
PERBANDINGAN HARGA POKOK PRODUKSI ANTARA SISTEM AKUNTANSI BIAYA TRADISIONAL DENGAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING
Keterangan
Roti Coklat
Roti Tawar
Sistem Akuntansi Biaya Tradisional
Rp 6.514,86
Rp 6.497,44
Sistem Activity Based Costing
Rp 4.239,53
Rp 4.375,50
Selisih
Rp 2.275,33
Rp 2.121,94
Kesimpulan
Overcosting
Overcosting
KESIMPULAN Pada perhitungan harga pokok produksi berdasarkan metode sistem akuntansi biaya tradisional untuk jenis roti coklat sebesar Rp 6.568,63 dan pada perhitungan harga pokok produksi untuk jenis roti tawar sebesar Rp 6.590,03.
Pada perhitungan harga pokok produksi berdasarkan metode sistem Activity Based Costing untuk jenis roti coklat sebesar Rp Rp 4.239,53 dan pada perhitungan harga pokok produksi untuk jenis roti tawar sebesar Rp 4.375,50
Pada perhitungan harga pokok produksi antara sistem akuntansi biaya tradisional dengan sistem Activity Based Costing menimbulkan beberapa analisis, yaitu dimana perhitungan harga pokok produksi dengan sistem akuntansi biaya tradisional menimbulkan kondisi perhitungan yang lebih tinggi (overcost) untuk jenis produk roti coklat dibandingkan dengan sistem Activity Based Costing. Sementara dalam perhitungan harga pokok produksi dengan sistem akuntansi biaya tradisional menimbulkan kondisi perhitungan yang lebih tinggi (overcost) juga terhadap jenis produk roti tawar dibandingkan dengan sistem Activity Based Costing.
SARAN Penulis menyarankan sebaiknya perusahan menggunakan sistem Activity Based Costing dalam penetapan harga pokok produksi karena dengan menggunakan sistem Activity Based Costing akan meningkatkan akurasi pembebanan biaya produksi perusahan. Mengingat Sherina Cake & Bakery adalah perusahaan dagang yang mengasilkan banyak jenis roti dan terus berkembang sehingga akan lebih tepat jika perusahaan menggunakan sistem Acitivity Based Costing.
Dengan menerapkan sistem Activity Based Costing diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar bagi pihak manajemen dalam pengambilan keputusan, khususnya dalam mengatasi masalah diversitas volume dan produk, serta melaporkan biaya produk yang lebih akurat dibanding dengan menerapkan sistem akuntansi biaya tradisional.