[I.64] [Pengembangan Teknologi Pewarnaan Kayu Untuk Kerajinan Rakyat di Pontianak] [Didi Tarmadi]
[ Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia] 2012
LATAR BELAKANG •
Kondisi yang menjadi latar belakang kegiatan litbangyasa Memberi warna p pada kerajinan j kayu y dengan g menggunakan gg cat dengan g cara mengoles g maupun semprot sudah biasa dilakukan oleh masyarakat. Warna yang dihasilkan dari pengecatan tersebut indah tetapi tidak alami dan kadang‐kadang menimbulkan dampak yang negatif (racun) apabila digunakan untuk peralatan mainan anak‐anak. Kayu secara alami memiliki motif yang indah yaitu berupa serat‐serat serat serat kayu. kayu Disamping itu kayu memiliki sifat osmosis yaitu kemampuan menyerap air sehingga kemampuan tersebut bisa diaplikasikan untuk penyerapan pewarna. Warna akan meresap dalam serat‐serat kayu y sehingga gg menghasilkan g motiff alami yyang g bernilai dekoratiff tinggi. gg
•
Kebutuhan pengembangan ilmu pengetahuan yang perlu dipenuhi • Perlu adanyan pengembangan teknologi pewarnaan kayu secara alami yang bisa dik b gk untuk dikembangkan t k bahan b h baku b k kerajinan k ji • Perlu adanya metode bagaimana pewarna dapat masuk ke dalam pohon secara alami • Perlu ada nya y informasi f mengenai g zat p pewarna yyang g ramah lingkungan g g • Perlu adanya informasi ilmiah mengenai konsentrasi pewarna • Perlu ada kajian mengenai pemilihan jenis pohon
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
1
PERMASALAHAN
• Kebutuhan metode – peralatan teknologi yang perlu dipenuhi • Metode infus dan rendaman merupakan proses memasukan cairan pewarna ke dalam kayu. Metode infus diaplikasikan dengan cara menempatkan tk pewarna dalam d l di i dirigen plastik l tik kemudian k di dialirkan di li k melalui l l i slang plastik yang ujungnya terdapat plat baja kemudian dimasukkan ke dalam batang pohon. Metode rendaman diaplikasikan ke dalam ember plastik kemudian batang pohon/cabang direndam dalam ember berisi pewarna. • Pertanyaan Penelitian yang menjadi pijakan perlunya kegiatan litbangyasa • Bagaimana teknik infus dan rendaman bisa diaplikasikan • Bagaimana pewarna dapat meresap ke dalam kayu (daya cepat rambat) • Bagaimana pengaruh jenis pohon terhadap cepat rambat pewarna • Bagaimana kemungkinan hasil pewarnaan dikembangkan menjadi bahan baku kerajinan.
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
2
METODOLOGI •
•
•
•
•
Ruang Lingkup Kegiatan • Kegiatan ini mencakup penelitian laboratorium dan lapangan. Sosialisasi kegiatan dilakukan melalui pertemuan, prakter bersama dalam penelitian di lapangan. Fokus Kegiatan • Melakukan kegiatan pewarnaan kayu secara alami dengan menggunakan teknik infus dan rendaman Desain Penelitian • Penelitian dilakukan pada skala laboratorium untuk menentukan pewarna dan konsentrasi optimal. Praktek di lapangan dilakukan dengan teknik infus dan rendaman. Tahapan – Metode Pelaksanaan Kegiatan • Pemilihan jjenis p pewarna dan konsentrasi optimal p dilakukan secara laboratorium. Pemilihan jjenis pohon dipilih dari jenis kayu daun lebar dan daun jarum. Metode rendaman dilakukan dengan merendam bagian batang kemudian masih dalam keadaan berdiri, bagian potongan dicelupkan ke dalam larutan berwarna kemudian diamati kecepatan rambat warna ke atas batang g kayu y dan waktu yyang g diperlukan p sampai p warna mencapai p daun. Metode infus dilakukan dengan menyuntikan larutan pewarna pada bagian bawah batang pohon. Tanki larutan pewarna diletakkan lebih atas dibanding lubang infus agar pewarna mudah terserap. Perkembangan dan Hasil Kegiatan • Pewarna yyang g digunakan g yyaitu p pewarna makanan dengan g konsentrasi 0,05% , 5 ‐ 0,1 , %. Teknik infus f kurang berhasil jika dibandingkan dengan teknik rendaman. Jenis pohon yang telah berhasil diwarnai yaitu Akasia (Acacia manguim), Karet (Hevea brasiliensis), Sengon (Paraserianthes falcataria), Mindi (Melia azedarach), Lamtoro (Leucaena leucocephala), Pinus (Pinus merkusii), Jati ((Tectona g grandis), ), Kecapi p ((Sandoricum koetjape), j p ), Jampang p g ((Melicope p elleryana), y ), Mahang g (Macaranga hoseii), Laban (Vitex pubescens), Sungkai (Peronema canescens), Bintangor (Callophyllum grandriflorum), Meranti (Shorea spp).
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
3
SINERGI KOORDINASI
• Lingkup dan bentuk koordinasi yang dilakukan • Koordinasi internal : koordinasi kelembagaan terkait kegiatan • Koordinasi eksternal : koordinasi informatif dan penelitian bersama di lapangan • Nama N l b lembaga yang diajak di j k koordinasi k di i • Koordinasi internal : UPT Biomaterial LIPI, BKPI LIPI, Ristek • Koordinasi eksternal : Kantor penelitian dan pengembangan Prov. Kalbar, Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura, Tanjungpura Balai Ristet dan Standardisasi Industri Pontianak, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Barat • Strategi pelaksanaan koordinasi • Komunikasi secara intensif dan informatif dengan lembaga terkait. • Signifikansi capaian koordinasi yang dilakukan • Sangat penting untuk menunjang tercapainya tujuan kegiatan, terserapnya teknologi yang tepat guna dan tepat sasaran
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
4
PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN
•
Kerangka dan strategi pemanfaatan hasil kegiatan • Sosialisasi melalui kegiatan seminar dan pertemuan. Aplikasi penelitian dilakukan secara langsung melibatkan stakeholder terkait.
•
Wujud ‐ bentuk pemanfaatan hasil kegiatan • Paket pengembangan teknologi pewarnaan kayu secara alami untuk kepentingan kerajinan
•
Data (jumlah dan demografi) pihak yang memanfaatkan hasil kegiatan • Belum ada
•
Signifikansi pemanfaatan yang dirasakan pihak penerima manfaat hasil kegiatan • Didapatkannya metode baru dalam pengembangan bahan baku kerajinan
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
5
POTENSI PENGEMBANGAN KE DEPAN • Rancangan g Pengembangan g g ke depan • Aplikasi dengan teknik infus pada pohon‐pohon besar dengan menggabungkan dua atau lebih pewarna. • Pembuatan produk‐produk kerajinan dengan berbagai design dan ukuran. • Studi kelayakan produk kerajinan secara langsung di pasaran. • Strategi Pengembangan ke depan • Sosialisasi dan publikasi baik nasional maupun internasional untuk menjaring j i k j kerjasama. Melakukan l k k i inovasi i untukk mendapatkan d k produk d k yang bernilai tinggi. Disajikan juga studi kelayakan keekonomian agar diperoleh informasi menyeluruh. • Tahapan T h P g b g ke Pengembangan k depan d • Melakukan kerjasama dengan industri untuk pengembangan produk kerajinan dan pemasaran • Menjajagi kemungkinan kerjasama dengan pihak lembaga daerah. daerah
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
6
FOTO KEGIATAN FOTO KEGIATAN •Foto Foto Koordinasi dengan pihak terkait
•Foto Pelaksanaan dan Hasil kegiatan
•Foto Pemanfaatan Hasil Kegiatan – Sosialisasi – Pelatihan
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
7
TERIMA KASIH Didi Tarmadi, S.Hut Prof. Dr. Sulaeman Yusuf, M.Agr , g Deni Zulfiana, M.Si Anis Sri Lestari, S.Si Ikh G Ikhsan Guswenrivo, ST i ST