HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA PENDERITA DENGAN KEPATUHAN DALAM PROGRAM PERNGOBATAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MODAYAG DAN MODAYAG BARAT KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR. Hasdiky Pasambuna*, Febi K Kolibu*, Budi T. Ratag*. * Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit yang tergolong dalam infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit TBC dapat menyerang kepada siapa saja tak terkecuali pria, wanita, tua, muda dan dimana saja. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan dukungan keluarga penderita dengan kepatuhan dalam program pengobatan tuberkulosis paru di wilayah kerja puskesmas modayag dan modayag barat kabupaten bolaang mongondow timur. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien tuberkulosis paru (BTA +) tahun yaitu sebanyak 39 orang. Instrumen penelitian berupa kuesioner yang berisi 10 item pertanyaan mengenai pengetahuan, 20 item pertanyaan mengenai dukungan kerluarga dan 6 item pertanyaan mengenai kepatuhan dalam program pengobatan. Analisis univariat dan bivariat mengunakan uji Chi Square. Hasil pengetahuan menunjukan pengetahuan responden mengenai TB paru sebesar 81,6% berpengetahuan baik, dan 18,4% mempunyai pengetahuan yang tidak baik. Data dukungan keluarga menunjukan 78,9% yang mempunyai dukungan keluarga dan 21,1% tidak ada dukungan keluarga. Data kepatuhan menunjukan 81,6% yang patuh dan 18,4% tidak patuh dalam pengobatan TB paru. Analisis bivariat menunjukan terdapat hubungan antara pengetahuan dan kepatuhan dalam program pengobatan TB paru (nilai p < 0,05 yaitu 0,003) dan terdapat hubungan antara dukungan keluarga dan kepatuhan dalam program pengobatan TB paru (nilai p < 0,05 yaitu 0,000). Penelitian ini menyarankan adanya pengembangan dan peningkatan informasi melalui penyuluhan dan media lainnya kepada masyarakat mulai dari gejala, cara penularan, pencegahan dan keteraturan berobat oleh penderita tuberkulosis paru. Evaluasi lanjutan pada penderita yang putus pengobatan harus benar-benar diperhatikan. Meningkatkan pemantauan dari PMO dan arahan tentang keteraturan berobat dari penderita akan sangat membantu dalam proses pengobatan pasien. Kata Kunci: Pengetahuan, Dukungan Keluarga, Kepatuhan dalam Program Pengobatan TB Paru ABSTRACT Tuberculosis (TB) is a kind of disease caused by the infection of Mycobacterium tuberculosis bacteria. Without the exceptions of gender and age, everyone in everywhere can be affected. This research aims at finding out the relation of science and family’s support in pursuance of pulmonary tuberculosis medicinal treatment at Modayag and Modayag Barat Local Government Clinic in Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. The population used in this research is all the pulmonary tuberculosis patients (BTA +) 2015 consists of 39 people. Questionnaire as the research instrument consists of 10 questions about sciences, 20 questions about family’s support and 6 questions about the pursuance of lungs tuberculosis medicinal treatment. Univariate and Bivariate analysis are used Chi Square experiment. According to the research, the respondents’ knowledge of TB is 81.6% of well-informed and 18.4% of ill-informed.Family’s support data showed that 78.9% of respondents are supported by their family and 21.1% are unsupported. Pursuant data showed that 81.6% of respondents are obedient and 18.4% are disobedient in pulmonary tuberculosis treatment. Bivariate analysis proved that there is a relation between science and the pursuance of pulmonary tuberculosis treatment program. (p value< 0,05 equal to 0,003) and there is a relation between family’s support and the pursuance of pulmonary tuberculosis medicinal treatment (p value < 0,05 equal to 0,000). It is suggested that there will be some developments in improving people’s knowledge through elucidation and also another medium of information, about the symptoms, infection, prevention and the regularity treatment of pulmonary tuberculosis.The evaluation for sufferers who is not continued their medicinal treatment should be concernedly noticed.Advanced monitoring of PMO (Medicine Drinking Supervisors) and directions to regularly consume medicinewill helpin patients’ treatment process.
1
Keywords: Science, Family’s Support, Pursuance of Pulmonary Tuberculosis medicinal
treatment. PENDAHULUAN
sebanyak
Penyakit tuberkulosis menjadi salah satu
presentase 65%. Penelitian Setiami dkk
perhatian
global
tuberkulosis
13
responden
dengan
karena
kasus
(2011) ada hubungan antara tingkat
tinggi
dapat
pengetahuan
yang
dengan
kejadian
berdampak luas terhadap kualitas hidup
tuberkulosis paru pada orang dewasa di
dan
wilayah kerja Puskesmas tuan tuan
ekonomi
bahkan
mengancam
keselamatan jiwa manusia. Tuberkulosis
Kabupaten Kalimantan Barat.
(TB) merupakan penyakit yang tergolong
WHO dalam ‘global tuberculosis
dalam infeksi yang disebabkan oleh
report’ laporan WHO yang berseri
bakteri
dimulai
Mycobacterium
tuberculosis.
pada
tahun
1997
sampai
Penyakit TBC dapat menyerang kepada
sekarang, ini memberikan penilaian yang
siapa saja tak terkecuali pria, wanita, tua,
komprehensif dan terbaru dari epidemi
muda dan dimana saja. Diperkirakan
TB dan kemajuan dalam pelaksanaan dan
sekitar sepertiga penduduk dunia telah
pembiayaan
terinfeksi
Mycobacterium
perawatan dan pengendalian ditingkat
tahun
1995,
global, regional dan Negara dengan
diperkirakan ada 9 juta pasien TB paru
mengunakan data yang dilaporkan oleh
dan 3 juta kematian akibat TB diseluruh
197 negara dan wilayah yang tercatat
dunia. Diperkirakan 95% kasus TB 98%
lebih dari 99% dari kasus TB di dunia.
kematian akibat TB di dunia terjadi pada
sampai saat ini Tuberkulosis paru masih
negara-negara berkembang. Demikian
menjadi
juga kematian wanita akibat TB lebih
kesehatan yang menarik perhatian dunia,
banyak dari pada kehamilan, persalinan
hal ini dikarenakan sebanyak 9,6 juta
dan nifas (Amiruddin, 2012)
kasus baru di tahun 2014. (WHO, 2014)
oleh
tuberculosis.
pada
Penelitian
salah
satu
pencegahan
fokus
TB,
masalah
(2012),
Sebanyak 1/3 kasus TB masih
menjelaskan ada hubungan yang sangat
belum terakses atau dilaporkan. Bahkan
signifikan pengetahuan dan sikap dengan
sebagian besar kasus TB terlambat
kepatuhan minum obat anti tuberkulosis
ditemukan
pada
di
ditegakkan mereka sudah dalam tahap
Puskesmas Kecamatan Jatinegara Tahun
lanjut bahkan kuman telah resistan obat
2012.
sehingga
pasien
Junita
dalam
tuberculosis
Penelitian
paru
Ridwan
(2012),
sehingga
suit
saat
untuk
diagnosa
diobati.
menjelaskan sebagian besar pasien TBC
Keterlambatan pengobatan ini bermakna
mempunyai
karena menunjukkan lebih banyak lagi
pengetahuan
yang
baik
2
penduduk yang sudah terpapar TB.
tidak mempunyai tempat tinggal dan
Kesadaran masyarakat untuk mencari
adanya epidemic dari infeksi HIV. Hal
pengobatan secara dini sangatlah penting,
ini juga tentunya mendapat pengaruh
oleh sebab itu diperlukan peran serta
besar dari daya tahan tubuh yang
masyarakat.dan strategi kunci
lemah/menurun, virulensi, dan jumlah
untuk
dapat menemukan sepertiga kasus TB
kuman
yang ‘hilang’ dan tidak terlaporkan serta
tingginya angka kesakitan dan kematian
untuk
penyakit tuberculosis
menjangkau
kasus
kelompok
rentan
melibatkan
masyarakat
dalam
TB
adalah
program
pada dengan
jawab
meningkat.
bersama
Masalah
adalah tanggung setiap
individu,
secara
aktif
masyarakat,
pengendalian
TB.
swasta.pemerintah dalam hal ini paling
(kemenkes RI, 2014) Prevalensi
yang
pemerintah,
dan
bertanggung jawab (leading sector).
penduduk
Indonesia
Namun
dalam
mengimplementasikan
yang didiagnosis TB paru oleh tenaga
program penanggulangan tuberkulosis
kesehatan tahun 2013 adalah 0.4 persen,
harus bersama-sama dengan sektor lain
tidak
baik pemerintah maupun swasta. Dengan
berbeda
dengan
2007.
Lima
provinsi dengan TB paru tertinggi adalah
kata
Jawa Barat (0.7%), Papua (0.6%), DKI
menjalin kerja sama atau kemitraan
Jakarta
(partnership)
(0.6%),
Gorontalo
(0.5%),
Banten (0.4%) dan Papua Barat (0.4%).
lain,
sektor
kesehatan
dengan
harus
sektor-sektor
terkait. (Amiruddin, 2012)
Dari seluruh penduduk yang didiagnosis
Kepatuhan
penderita
dalam
TB paru oleh tenaga kesehatan, hanya
mengikuti program pengobatan 6 bulan
44.4% diobati dengan obat program.
TB
Lima provinsi terbanyak yang mengobati
pengetahuan penderita dan dukungan
TB dengan obat program adalah DKI
keluarga. Pengetahuan penderita dilihat
Jakarta (68.9%). DI Yogyakarta (67,3%),
dari tingkat pendidikan dan kurangnya
Jawa Barat (56,2%), Sulawesi Barat
sosialisasi
(54,2%) dan Jawa Tengah (50.4%)
Dukungan keluarga juga menjadi faktor
(Riskesdas, 2013).
yang
Berkembangnya penyakit TB di Indonesia
berkaitan
paru
dari
sangat
menentukan
dengan
dipengaruhi
tenaga
oleh
kesehatan.
berpengaruh kepatuhan
tingkat
dalam penderita
terhadap
program
memburuknya kondisi sosial ekonomi,
Berdasarkan
observasi lapangan rata-
belum optimalnya fasilitas pelayanan
rata pendidikan penderita TB paru SD-
kesehatan, lingkungan yang tidak sehat,
SMP dan berprofesi sebagai petani
meningkatnya jumlah penduduk yang
dengan tingkat pendidikan yang rendah
3
pengobatan.
umumnya
rentan
terhadap
penyakit
Berdasarkan uraian di atas, maka
menular dalam kasus ini TB paru,
peneliti
sehingga dibutuhkan dukungan keluarga
penelitian tentang hubungan pengetahuan
untuk mendukung penderita TB paru
dan dukungan keluarga penderita dengan
terhadap program pengobatan di wilayah
kepatuhan dalam program pengobatan
kerja Puskesmas Modayag Dan Modayag
tuberkulosis
paru
di
wilayah
kerja
Barat Kabupaten Bolmong Timur.
Puskesmas
Modayag
Barat
Dan
Gambaran keberhasilan program
Modayag
kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
memperhatikan peningkatan
tahun
Penelitian
lalu
sedikit
adanya
keberhasilan
cakupan
Operasional
adanya
Kesehatan
Bolaang
adalah
penelitian
study.
Penelitian
dilakukan di wilayah kerja puskesmas modayag dan modayag barat kabupaten bolaang mongondow pada bulan Agustus
Bantuan
(BOK)
ini
cross-sectional
baik antar lintas program maupun lintas Serta
Kabupaten
observasional analitik dengan pendekatan
program berkat adanya kerja sama yang
sektor,
melakukan
METODE PENELITIAN
dilihat dalam profil Puskesmas. Hasil program
untuk
Mongondow Timur.
Modayag Dan Modayag Barat dapat
kegiatan
tertarik
2016 . Dalam penelitian ini mengambil
oleh
seluruh pasien TB paru (BTA +) tahun
Kementrian Kesehatan RI. Kabupaten
2015.
bolaang mongondow timur pada tahun
Variabel bebas dalam penelitian ini
2015 jumlah penduduk sebanyak 68.692
adalah
dengan kasus TB (BTA+) sebesar 96
Pengetahuan,
dan
dukungan
keluarga terikat adalah kepatuhan dalam
orang. Jumlah penduduk pada tahun
program pengobatan TB paru. Analisis
2015 di kecamatan modayag sebanyak
univariat dan Bivariat uji Chi-Square
14.447 dan di tahun 2015 terdapat 39
untuk menguji apakah ada hubungan
kasus tuberkulosis paru di wilayah kerja
antara masing-masing variabel bebas
puskesmas modayag dan modayag barat.
terhadap variabel terikat dimana kriteria
(Profil puskesmas, 2015)
penilaian adalah apabila nilai p<0,05.
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel. 1 Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Kepatuhan Dalam Program Pengobatan Tuberkulosis Paru Pengetahuan baik Tidak baik Total
Kepatuhan dalam program pengobatan TB paru penderita Tidak patuh patuh Total n % n % n % 3 7,9 28 73,7 31 81,6 4 10,5 3 7,9 7 18,4 7 18,4 31 81,6 38 100
4
p value
p = 0,003
Tabel 1 menunjukan distribusi
minum obat teratur dan mengetahui
responden berdasarkan hubungan antara
tentang resiko bila tidak mengikuti
pengetahuan dengan Kepatuhan Dalam
program
Program Pengobatan Tuberkulosis paru,
menggagalkan
perhitungan dengan mengunakan uji chi
penderita.
square
pengetahuannya
yang
menghasilkan
nilai
secara
teratur
program
Sebagian
dapat
pengobatan
penderita
kurang
yang
disebabkan
probabilitas sebesar 0.003 dengan tingkat
kurangnya
kesalahan
dapat
pengobatan tahap intensif dan lanjutan
dinyatakan bahwa terdapat hubungan
yaitu tahap intensif (2 bulan) dan tahap
yang
lanjutan (4 bulan) dengan meminum obat
dengan
0.05
sehingga
bermakna antara pengetahuan kepatuhan
dalam
program
tentang
dengan teratur dan didapatkan beberapa
pengobatan TB paru.
besar
pemahaman
responden takut pada efek samping obat.
Pada penelitian ini, sebagian
Penelitian Pasek (2013) makin tinggi
penderita
pengetahuan penderita TB maka akan
TB
paru
memiliki
pengetahuan yang baik untuk mengikuti
semakin
tinggi
kepatuhan
program pengobatan tuberkulosis paru.
terhadap pengobatan TB dari pada
Dimana penderita mengetahui tentang
penderita
gejala, cara penularan, pencegahan dan
rendah.
dengan
penderita
pengetahuan
yang
Tabel. 2 Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Dalam Program Pengobatan Tuberkulosis Paru Kepatuhan dalam program pengobatan TB paru penderita Tidak patuh patuh Total n % n % n % 0 0 30 79 30 79 7 18,4 1 2,6 8 21 7 18,4 31 81,6 38 100
Dukungan Keluarga Ada Dukungan Tidak Ada Dukungan Total
Perhitungan pada tabel 2 mengunakan
p value
p = 0,000
Pada penelitian ini, sebagian
analisis uji Chi Square didapatkan hasil
besar
dengan nilai P = 0,000
keluarga yang tinggi untuk mengikuti
< 0,05 yang
penderita
memiliki
dukungan
menunjukan terdapat hubungan yang
program
tuberkulosis
bermakna antara dukungan keluarga dan
penderita
memiliki
kepatuhan dalam program pengobatan
keluarga dan memiliki hubungan erat
tuberkulosis
semakin
dengan keluarga sehingga keberadaan
tinggi motivasi dan dukungan keluarga
keluarga sangat di perlukan, pengobatan
maka semakin patuh responden dalam
yang diawasi secara langsung lebih
mengikuti program pengobatan.
sukses
paru.
Dimana
5
dalam
paru.
Dimana
dorongan
tahap
dari
pengobatan.
Keberadaan keluarga sangat menunjang
SARAN
terhadap keberhasilan pengobatan TB
1. Puskesmas Modayag Dan Modayag
paru. Penelitian Ulfah (2013) dengan
Barat
judul penelitian hubungan dukungan
Penelitian ini menyarankan adanya
keluarga dengan kepatuhan minum obat
pengembangan
pada pasien tuberkulosis (TBC) di
informasi melalui penyuluhan dan
wilayah kerja Puskesmas Pamulang Kota
media lainnya kepada masyarakat
Tangerang
2011
mulai dari gejala, cara penularan,
mengatakan bahwa proporsi dukungan
pencegahan dan keteraturan berobat
keluarga
baik
oleh penderita tuberkulosis paru.
(52,9%) persentasenya tidak berbeda
Evaluasi lanjutan pada penderita
jauh atau tidak ada perbedaan yang
yang putus pengobatan harus benar-
signifikan.
dapat
benar diperhatikan. Meningkatkan
disebabkan oleh adanya bantuan yang
pemantauan dari PMO dan arahan
diberikan kepada anggota keluarga lain
tentang
berupa barang, jasa, informasi dan
penderita akan sangat membantu
nasehat.
dalam proses pengobatan pasien.
Selatan
kurang
Hal
Tahun
(47,1%)
ini
dan
mungkin
dan
keteraturan
peningkatan
berobat
dari
2. Peneliti Perlu dilakukan peneltitian yang
KESIMPULAN 1. Terdapat
hubungan
pengetahuan dalam
dengan
program
antara
mendalam tentang faktor lain yang
kepatuhan
berpengaruh
dalam
kepatuhan
pengobatan
pengobatan tuberkulosis paru dan
tuberkulosis paru di wilayah kerja
perlunya penelitian yang lebih lanjut
Puskesmas Modayag dan Modayag
mengunakan metode yang lebih baik
Barat
lagi.
Kabupaten
Bolaang
Mongondow Timur. 2. Terdapat hubungan antara dukungan
DAFTAR PUSTAKA
keluarga dengan kepatuhan dalam program
pengobatan
Amiruddin R. 2012. Kebijakan Dan
tuberkulosis
Respons
Epidemik:
Penyakit
paru di wilayah kerja Puskemas
Menular. Bogor: PT Penerbit IPB
Modayag
Press.
Kabupaten
dan
Modayag
Bolaang
Barat
Mongondow
Junita F. 2012. Hubungan Pengetahuan
Timur.
Dan Sikap Dengan Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberculosis Pada Pasien Tuberculosis Paru Di
6
Puskesmas Kecamatan Jatinegara
Yogyakarta: Fakultas Kesehatan
Tahun
Masyarakat
2012.
Diterbitkan.
Skripsi Bekasi:
Tidak Sekolah
Ulfa M. 2013. Hubungan Dukungan
Indonesia Bekasi.
Keluarga
Kementrian Kesehatan RI Direktorat
Dan 2014.
Minum
Pengendalian Penyakit
Penyehatan
Dengan Obat
Kepatuhan
Pada
Pasien
Tuberkulosis (TBC) Di Wilayah
Lingkungan.
Kerja Puskesmas Pamulang Kota
Nasional
Tengerang Selatan. Skripsi Tidak
Tuberkulosis.
Diterbitkan. Jakarta: Program Studi
Pedoman
Pengendalian
Ahmad
Dahlan.
Tinggi Ilmu Kesehatan Medistra
Jenderal
Universitas
Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Ilmu
Keperawatan
Fakultas
Pasek S. 2013. Hubungan persepsi dan
Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan
tingkat pengetahuan penderita TB
Universitas Islam Negeri (UIN)
dengan kepatuhan pengobatan di
Syarif Hidayatullah Jakarta
kecamatan buleleng. Skripsi tidak diterbitkan.
Singaraja:
World
jurusan
rekreasi, fakultas olahraga dan kesehatan universitas pendidikan ganesha, A.
2012.
Hubungan
Pengetahuan Pasien TBC Tentang Penyakit TBC Dengan Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis (OAT). Skripsi Tidak Diterbitkan. Kediri: Akademi Keperawatan. Setiami S.M, Sutomo A.H, Hariono W. 2011. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan, Status Ekonomi Dan Kebiasaan
Merokok
Dengan
Kejadian Tuberkulosis Paru Pada Orang Dewasa Di Wilayah Kerja Puskesmas Tuan-Tuan Kabupaten Ketapang Skripsi
Kalimantan Tidak
Organization.
Global tuberkulosis report
pendidikan jasmani, kesehatan dan
Ridwan
Health
Barat.
Diterbitkan. 7
2014.