FAKTOR-FAKTOR PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGUNAAN ALAT PELINDUNG TELINGA (EAR PLUG) PADA PEKERJA DI BAGIAN CRUSHER PT. J RESOURCES BOLAANG MONGONDOW TAHUN 2016 Mohammad Risyad Sy Mokodongan*, A. J. M Rattu**, Paul A.T Kawatu*. * Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
ABSTRAK Pengunaan Alat Pelindung Telinga (Ear Plug) dapat meminimalisir paparan kebisingan pada intensitas tinggi, pemaparan kebisingan yang lama dapat menimbulkan gangguan pada fungsi pendengaran dan juga pada fungsi non pendengaran yang bersifat subyektif. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor perilaku yang berhubungan dengan pengunaan alat pelindung telinga (Ear Plug) pada pekerja di bagian crusher PT. J Resources Bolaang Mongondow Tahun 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pekerja di bagian crusher sebanyak 40 pekerja. Instrumen penelitian berupa kuisioner yang berisi 10 item pertanyaan mengenai pengetahuan, 7 item pertanyaan mengenai pelatihan, 7 item pertanyaan mengenai pengawasan dan 7 item pertanyaan mengenai pengunaan APT (ear plug). Analisis bivariat mengunakan uji chi square . Hasil penelitian menunjukan pengetahuan responden mengenai APT (ear plug) sebesar 77,5% yang mempunyai pengetahuan baik, 10% mempunyai pengetahuan cukup dan 12,5% berpegetahuan kurang. Data pelatihan responden menunjukan sebesar 55,0% yang pernah mengikuti pelatihan dan 45,0% yang tidak pernah mengikuti pelatihan, data pengawasan menunjukan 67,5% adanya pengawasan dan 35,5% menyatakan tidak adanya pengawasan, data pengunaan alat pelindung telinga (ear plug) menunjukan 57,5% mengunakan APT (ear plug) san 45,5% tidak mengunakan APT (ear plug). Hasil analisis bivariat menunjukan tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan pengunaan APT (ear plug) (nilai p > 0,05 yaitu 673), serta terdapat hubungan antara pelatihan dan pengunaan APT (ear plug) (nilai p < 0,05 yaitu 0,000) dan terdapat hubungan antara pengawasan dan pengunaan APT (ear plug) (nilai p < 0,05 yaitu 0,002). Saran untuk pihak perusahaan agar lebih menigkatkan pengetahuan, pelatihan, pengawasan dan pengunaan APT (ear plug) di tempat kerja agar bisa menciptakan lingkungan kerja yang aman dan kondusif. Kata Kunci
: Pengetahuan, Pelatihan, Pengawasan, Pengunaan APT (Ear Plug).
ABSTRACT Usage of ear protector (earplug) is able to minimize high-level intensity of noise exposure. Not only causing disturbance on hearing function, noise exposure can also lead to dysfunction of non-hearing which are subjective. The purpose of this research is to identify behavioral factors, which are in relation to the usage of earplug specifically for those workers working in the crusher section at PT. J Resources Bolaang Mongondow in 2016. Population taken for the purpose of this research is all workers in crusher section that are counted for 40 workers. Instrument used for this research is in the form of questioners, which consist of 10 questions about knowledge, 7 questions about training, 7 questions about controlling, and 7 questions about usage of APT (earplug). Bivariate analysis uses chi square test. Results of this research showed that knowledge of respondents about APT (earplug) for 77.5% of workers with good knowledge, for 10% of workers having enough knowledge, and for 12.5% of workers with less knowledge.
1
Training data of the respondents showed that there is as much as 55% of workers having been in training and 45% workers having not been in training. In addition, controlling data indicated that there is as much as 67.5% of workers stating that there is controlling taking place and for 35.5% of workers stating that there is no controlling. Furthermore, data of earplug usage showed that there is 57.5% of workers using this safety procedure (earplug) and for 45.5% of workers not using earplug. Result of bivariate analysis suggests that there is no correlation between knowledge and earplug usage (amount of p > 0.05 that is 0.673), there is also a relation between training and earplug usage (amount of p < 0.05 that is 0.000), and additionally there is link between controlling and earplug usage (amount of p < 0.05 that is 0.002). As a suggestion for the company, in this case PT. J Resources Bolaang Mongondow, knowledge, training, controlling and earplug usage have to be increased especially at the work place; therefore, there will be a safe and conducive working environment. Keywords: Knowledge, Training, Controlling, APT usage (Earplug).
2
PENDAHULUAN
tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan
Hampir semua aspek kehidupan modern
pendengaran (Kawatu, 2011).
menimbulkan bising, proses industri, kontruksi,
Menurut World Health Organization
kerja kantor, aktivitas rumah, dan hobi.
(WHO) saat ini diperkirakan ada 360 juta
Produksi industri dan kontruksi di banyak
(5,3%) orang di dunia mengalami gangguan
negara meningkat secara cepat dan hal ini
cacat pendengaran, 328 juta (91%) diantaranya
menyebabkan peningkatan bising industri.
adalah orang dewasa (183 juta laki-laki, 145
Paparan terhadap tingkat bising yang ekstrim
juta
menyebabkan
meningkat seiring lamanya terpapar bising dan
kerusakan
pendengaran.
perempuan).
Pravalensi
gangguan
Akhirnya timbul tuli hebat serta ekslusi dan
pertambahan usia. Pravalensi
isolasi dari lingkungan sosial. Kebisingan
pendengaran pada orang di atas usia 65 tahun
merupakan suara atau bunyi yang tidak
bervariasi dari 18 sampai hampir 50% diseluruh
dikehendaki. Hal ini bersifat sangat subyektif,
dunia. Lebih lanjut WHO mengungkapkan,
karena suara yang dikehendaki hari ini
diperkirakan 20% orang dengan gangguan
mungkin
pendengaran membutuhkan alat bantu dengar.
pada
waktu
lain
dianggap
menganggu. Bising atau tidaknya suatu suara
Permasalahan
tidak ditentukan oleh keras atau lemahnya suara
kebanyakan ditimbulkan akibata gangguan
itu tetapi juga berdasarkan selera atau presepsi
pendengaran akibat paparan bising di tempat
seseorang terhadap bunyi tersebut (Kawatu,
kerja (Departemen Kesehatan RI, 2013).
2011).
Penelitian
gangguan
gangguan
tentang
pendengaran
bahaya
bising
Workplace Health and Safety (WHS)
terhadap organ pendengaran telah banyak
mengatakan kebisingan adalah bunyi atau suara
dilakukan, antara lain dengan hasil penelitian
yang
bersifat
dari balai Higiene Perusahaan dan Kesehatan
menganggu pendengaran dan bahkan dapat
dengan jumlah sampel sebanyak 2.154 orang
menurunkan daya dengar seseorang yang
tenaga kerja pada bagian crusher yang terpapar
terpapar. Suma’mur (1994), bising merupakan
kebisingan diatas 85 dB terhadap 1.121 orang
suara yang tidak dikehendaki dan bersifat
(52%) yang mengalami ketulian yaitu sebanyak
menganggu. Keputusan Mentri Lingkungan
701 orang (63%) tenaga kerja pria dan 420
Hidup No. 48 tahun 1996 menyatakan
orang (37%) tenaga kerja wanita. Berdasarkan
kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan
hasil penelitian yang dilakukan di PT. Antam
dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan
Tbk. UBPN Pomalaa, memperlihatkan bahwa
waktu tertentu yang dapat menimbulkan
distribusi kejadian gangguan pendengaran
gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan
paling banyak dijumpai pada karyawan yang
lingkungan atau semua suara yang tidak
terpapar bising lebih lama yaitu 43,1%. Dan
dikehendaki yang bersumber dari alat-alat
yang tidak lama terpapar bising hanya 23,9%
proses produksi dan atau alat-alat kerja pada
(Putra dkk, 2010).
tidak
dikehendaki
yang
3
Alat pelindung diri telinga sumbat
Jumlah responden yang memiliki pengetahuan
telinga (ear plug) bertujuan untuk digunakan
tinggi sebanyak 36 responden (62,0%).
sebagai menyumbat telinga dengan tujuan
PT J Resources Bolaang Mongondow
melindungi, mengurangi paparan kebisingan
(JRBM) JRBM mengelola tambang emas di
yang masuk kedalam telinga. Ear plug adalah
Propinsi Sulawesi Utara dengan kapasitas
alat yang dipakai dengan cara dimasukan
produksi sebesar 100.000 oz emas per tahun,
kedalam telinga biasanya terbuat dari karet
yang dihasilkan dari blok Lanut dan blok
yang lunak, dicetak menurut kontur telinga
Bakan. JRBM memegang izin Kontrak Karya
pemakai (Tarwaka, 2014).
dengan luas lahan 58.150 ha dari pemerintah
Dalam penelitian Hidaya (2013) pada
pusat ini dan telah mengidentifikasi deposit
tanggal 10 oktober 2013 di PT. Total Dewi
cadangan mineral sebanyak 491.756 oz di lahan
Daya didapatkan hasil bahwa dari jumlah total
seluas 400 ha di Blok Lanut Utara dan sebesar
10 pekerja di bagian finishing, sebagian banyak
837.843 oz di lahan seluas 700 Ha di Blok
pekerja yaitu 7 pekerja (70 %) yang tidak
Bakan. Pada bulan Desember 2013, blok Bakan
mengunakan alat pelindung diri telinga (ear
telah melakukan pencetakan emas pertamanya
plug) yang sudah disediakan oleh pihak
hal
perusahaan, artinya tidak ada 50% pekerja yang
komisioning atas fasilitas produksi di blok ini
mengunakan
(PT J Resources Asia Pasifik Tbk. 2013).
tanda
dimulainya
telinga
peusahaan
sudah
Bagian crusher atau mesin pemecah
memberikan peraturan agar memakai APD saat
batu merupakan mesian yang dipakai di dalam
bekerja.
perusahaan tambang di PT J Resources Bolaang
dari
pelindung
adalah
diri
meskipun
alat
tersebut
pihak
Dalam penelitian Fitriyani (2016)
Mongondow (JRBM), memiliki tanggung
tentang Hubungan pengetahuan pengunaan alat
jawab untuk memecahkan batuan-batuan alam
pelindung telinga (Ear Plug) dengan kepatuhan
yang berukuran besar menjadi ukuran yang
penggunaanya pada pekerja bagian tenun
dibutuhkan dari suatu oprasi pertambangan.
departemen Weaving SL PT. Daya Manuggal,
Dibagian crusher menurut observasi lapangan
diketahui bahwa dari 73 responden yang
secara
memiliki
pengetahuan rendah dan tidak
kebisingan di tempat ini sangat tinggi dengan
mengunakan alat pelindung telinga (APT) ear
intensitas 85dB per detik, terdengarnya bunyi
plug sebanyak 13 responden (36,1%). Jumlah
bising akibat proses pemecahan batu yang
responden yang hanya memiliki pengetahuan
bersumber dari alat-alat pengolahan. Tenaga
rendah sebanyak 37 responden (50,7%) dan
kerja di bagian crusher dalam penggunaan alat
responden yang memiliki pengetahuan tinggi
pelindung telinga (ear plug) bukan hanya
dan mengunakan APT ear plug sebanyak 23
disebabkan karena kurangnya pengawasan dari
responden (17,8%), responden yang memiliki
pihak perusahaan saja, tetapi bisa juga
pengetahuan tinggi tetapi tidak mengunakan
disebabkan karena pengetahuan dan pelatihan
APT ear plug sebanyak 13 responden (35,1%).
sebelumnya yang di dapat oleh tenaga kerja 4
langsung
dapat
dilihat
intensitas
tentang resiko yang ditimbulkan dari bahaya
mengambil seluruh pekerja di bagian crusher
kebisingan.
yaitu sebanyak 40 orang. Variabel bebas dalam penelitian ini
METODE PENELITIAN
adalah
Pengetahuan,
Pelatihan
Penelitian ini adalah penelitian observasional
Pengawasan.
analitik dengan pendekatan cross-sectional
Pengunaan Alat Pelindung Telinga. Analisis
study. Penelitian dilaksanakan di bagian
Bivariat uji Chi-Square untuk menguji apakah
Crusher PT. J Resources Bolaang Mongondow
ada hubungan anatara masing-masing variabel
pada bulan juni 2016. Dalam penelitian ini
bebas terhadap variabel terikat dimana kriteria
Variabel
terikat
dan adalah
penilaian adalah apabila nilai p<0,05.
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel. 1 Hubungan antara Pengetahuan dengan Pengunaan Alat Pelindung Telinga (Ear Plug)
Pengunaan APT (Ear Plug) Mengunakan Pengetahuan
Tidak
Total p value
Mengunakan n
%
n
%
n
%
Baik
19
47,5
12
30
31
77,5
Cukup
2
5
2
5
4
10
Kurang
2
5
3
7,5
5
12,5
Total
23
57,5
17
42,5
40
100
p = 0,637
hasil perhitungan tersebut responden Tabel responden
1
menunjukan
berdasarkan
distribusi
hubungan
dengan pengetahuan yang baik paling banyak
antara
mengunakan APT (ear plug) hasil ini berbeda
pengetahuan dengan pengunaan APT (Ear Plug), berdasarkan perhitungan dengan uji Chi
dengan
Square yang menghasilkan nilai probabilitas
menyatakan pengetahuan akan membentuk
sebesar 637 dengan tingkat kesalahan 0,05 jadi
sikap dan dari sikap itu akan muncul niat, niat
nilai probabilitas lebih besar daripada tingkat
yang selanjutnya akan menentukan apakah
kesalahan yaitu 0,05 > 0,637 maka dapat
kegiatan akan dilakukan atau tidak, sikap yang
dinyatakan tidak adanya hubungan yang
dimaksud disini adalah sikap pekerja dalam
bermakna
mengunakan alat pelindung telinga (ear plug).
antara
pengetahuan
dengan
pengunaan APT (Ear Plug).
pendapat
beberapa
ahli
yang
Pengetahuan merupakan faktor yang sangat
berpengaruh
dalam
terbentuknya
perilaku seseorang. Dari penelitian yang suda 5
ada terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh
penting dalam membentuk tindakan seseorang
pengetahuan, kesadaran yang positif dan
(Notoatmodjo, 2012).
bersifat langeng, sebaliknya apabila perilaku
Secara statistik hasil yang sama di
tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran
tunjukan dalam penelitian Hidaya, dkk (2015)
maka tidak berlangsung lama. Pengetahuan
yang menunjukan tidak adanya hubungan yang
yang tinggi bukan jaminan bukan jaminan
signifikan
responden memiliki kemampuan yang sesuai
pemakaian alat pelindung telinga dengan nilai
dengan tingkat pengetahuannya. Bloom dalam
0,05 lebih besar daripada nilai p yaitu 0.615.
Notoatmojo (2010)
antara
pengetahuan
dengan
menjelaskan bahwa
Secara statistik hasil yang berbeda di
tingkatan pengetahuan seseorang terdiri dari
peroleh dari hasil penelitian pada pekerja
enam yaitu tahu, paham, aplikasi, analisa,
bagian tenun departemen Weaving Sl PT.Daya
sintesa
tingkatan
Manunggal dengan mengunakan uji chi square
pengetahuan
diperoleh nilai p value 0,026 (0,000< 0,05),
dan
evaluasi.
memperlihatkan
Setiap
kemampuan
individu.
sehingga ada hubungan antara pengetahuan
Pengetahuan juga merupakan hasil dari
dengan pengunaan alat pelindung telinga (ear
tahu, dan ini terjadi setelah orang mrelakukan
plug) (Fitriani W, 2016). Hasil yang sama
penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
didapatkan dalam penelitian di PLTD Ampena
penginderaan
pancaindra
didapatkan hubungan pengetahuan dengan
penglihatan,
kepatuhan pengunaan alat pelindung telinga
pendengaran, penciuman, rasa dan raba,
(ear plug) dengan mengunakan uji kontigensi
sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
dengan nilai sigma 0,001. Hal ini menunjukan
melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau
0,001< 00,05 berarti terdapat hubungan antara
ranah kognitif merupakan dominan yang sangat
pengetahuan dengan kepatuhan pengunaan alat
manusia,
terjadi yakni
melalui indra
pelindung telinga (ear plug) (Candra, 2015).
Tabel. 2 Hubungan antara Pelatihan dengan Pengunaan Alat Pelindung Telinga (Ear Plug)
Pengunaan APT (Ear Plug) Mengunakan Pelatihan
Tidak
Total p value
Mengunakan N
%
N
%
N
%
Pernah
21
52,5
1
2,5
22
55
Tidak Pernah
2
5
16
40
18
45
Total
23
57,5
17
42,5
40
100
6
P = 0,000
Perthitungan menggunakan
Uji
pada Chi
tabel Square
2
dengan kapatuhan pengunaan alat pelindung
yang
telinga (ear plug) dengan nilai sigma 0,007. Hal
menghasilkan nilai probabilitas sebesar 0,000
ini menunjukan ada hubungan secara analisa
dengan tingkat kesalahan 0,05 sehingga dapat
statistik antara pelatihan dengan kepatuhan
dinyatakan bahwa terdapat hubungan yang
pengunaan alat pelindung telinga (ear plug)
bermakna antara pengunaan APT dengan
(Candra, 2015).
pelatihan.
Hasil
penelitian
yang
berbeda
Pihak perusahaan khususnya petugas
ditunjukan dalam penelitian di PT Antam Tbk
safety juga menjalankan upaya lain bagi pekerja
Pertambangan Emas Pengkor Kabupaten Bogor
untuk melakukan pelatihan, menurut pekerja ini
yang tidak adanya hubungan antara pelatihan
sudah termasuk pelatihan yang diberikan oleh
dengan pengunaan alat pelindung telinga (ear
pihak perusaahan sehari hari yaitu safety
plug) dengan nilai p = 0,938 lebih besar dari
moment. Safety moment adalah kegiatan untuk
nilai
membahas
dan
hubungan. Hasil penelitian ini tidak sesuai
pengunaan APD yang dilakukan disela-sela
dengan pendapat yang dikemukakan oleh Bird
kegiatan coffe metting di pagi hari sebelum
dan Germain (1996), bahwa pelatihan secara
tenaga kerja memulai pekerjaanya. Menurut
nyata menunjukan faktor yang mempengaruhi
salah satu petugas safety yang peneliti
pekerja dalam menggunakan alat pelindung
wawancarai kegiatan ini bertujuan untuk
diri. Pelatihan yang sesuai akan menyebabkan
mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kinerja lebih efisien, kecelakaan akan dapat
kerja dan mengurangi risiko ketulian yang
dihilangkan atau dikurangi, moral karyawan
dapat muncul akibat faktor bahaya kebisingan
dan
di lingkungan kerja, pekerja juga berhak
meningkatnya
memberikan masukan kepada pihak perusahaan
pekerjaan
apabila mereka merasa ada hal yang kurang
karyawan akan lebih fleksibel serta mudah
nyaman berkaitan dengan fasilitas penunjang
beradaptasi, dan dapat menyesuaikan diri
keselamatan dan kesehatan kerja.
dengan pemenuhan hukum untuk tipe pelatihan
tentang
Penelitian
keamanan
yang
sama
kerja
di
PLTD
sigma
kerja
0,05
tim
sehinga
akan
meningkat,
kepuasan
akan
lebih
tidak adanya
serta
kerja
karyawan,
mudah
dilakukan,
tertentu dimana menjadi tanggung jawab
Ampenan bahwa terdapat hubungan pelatihan
manajemen (Wibwo, 2010).
7
Tabel. 3 Hubungan antara Pengawasan dengan Pengunaan Alat Pelindung Telinga (Ear Plug)
Pengunaan APT (Ear Plug) Mengunakan Pelatihan
Tidak Mengunakan
Total p value
n
%
n
%
N
%
Ada
11
27,5
16
40
27
67,5
Tidak Ada
12
30
1
2,5
13
32,5
Total
23
55,5
17
42,5
40
100
P = 0,002
Wibowo (2010) yang menyatakan bahwa Tabel 3 menggunakan Uji Chi Square yang
pengawasan merupakan
menghasilkan nilai probabilitas sebesar 0,002 lebih rendah dengan tingkat kesalahan 0,05
salah satu faktor yang mempengaruhi pekerja
sehingga dapat dinyatakan bahwa terdapat
dalam menggunakan alat pelindung diri.
hubungan yang bermakna antara pengawasan
Pengawasan lingkungan kerja adalah kegiatan
dengan pengunaan APT (Ear Plug).
dalam pengawasan dari semua tindakan yang
Pihak perusahaan sendiri mengaku
dilakukan
oleh
pegawai
pengawas
sudah menunjuk satu orang dari departement
ketenagakerjaan atas pemenuhan peraturan
safety untuk menjabat sebagai supervisor atau
perundang-undangan atas objek pengawasan
pengawas
ini
lingkungan kerja. Lingkungan kerja adalah
bertugas untuk mengawasi kinerja dan perilaku
istilah generik yang mencangkup identifikasi
tenaga kerja pada saat bekerja. Kenyataannya
dan evaluasi faktor-faktor lingkungan yang
masi ada responden yang menyatakan tidak
memberikan dampak pada kesehatan tenaga
adanya
kerja (ILO, 2013).
setiap harinya.
pengawasan
Supervisor
yang
dilakukan,
dikarenakan oleh sikap pekerja yang kurang
Penelitian yang sama ditunjukan dalam
memiliki rasa segan terhadap supervisor
penelitian Candra (2015) di PLTD Ampenan
dikarenakan mereka mengangapnya sebagai
yang
rekan kerja biasa. Hal lain juga yang menjadi
pengawasan dengan kepatuhan pengunaan alat
penyebab yaitu area kerja yang luas dan terbuka
pelindung telinga (ear plug) dengan nilai sigma
sedangkan jumlah supervisor yang mengawas
0,007< 0,05, besar keterkaitan sangat kuat
tiap harinya hanya berjumlah 1 orang, sehinga
ditunjukan dengan nilai kontigensi Phi sebesar
dalam menjalankan pengawasanya, supervisor
1,000.
menunjukan
adanya
hubungan
tidak dapat mengawas secara optimal. Hasil penelitian diatas sesuai dengan teori yang
KESIMPULAN
dikemukakan
1.
oleh
Green
(1980)
dalam
Tidak
adanya
hubungan
antara
pengetahuan dengan pengunaan alat
8
2.
3.
pelindung telinga (ear plug) dengan
Telinga (Ear Plug) dengan Kepatuhan
nilai (p = 0,637 > 0,05)
Pengunaanya Pada pekerja Bagian
Terdapat hubungan antara pelatihan
Tenun Departemen Weaving SL PT.
dengan pengunaan alat pelindung
Daya
telinga (ear plug) dengan nilai (p =
(Online).(http://journal.unnes.ac.id/sju
0,000 < 0,05)
/index.php/ujph/article/viewFile/9699/
Terdapat hubungan antara pengawasan
6191. diakses 20 Juni 2016)
dengan pengunaan alat pelindung
Manunggal.
Hidaya N. Tunggul E. 2014. Analisis Faktor
telinga (ear plug) dengan nilai (p =
Berhubungan
Dengan
Kepatuhan
0,002 < 0,05).
Memakai Alat Pelindung Telinga Pada Tenaga Kerja Bagian Produksi di PT.
SARAN
Total Dwi Daya Semarang Tahun
1.
Pelatihan lebih rutin diadakan agar para
2014.
pekerja
cara
(html.//www.journal.unnes.ac.id/artike
diri
l_sju/pdf/ujph/4703/4340, diakses 10
bisa
pengunaan
memahami
alat
pelindung
khususnya APT (ear plug) dan bisa
Mei 2016).
diterapkan dalam kegiatan kerja. 2.
International Labour Organization. 2013. Data
Pihak perusahan PT J Resources
Statistik
Bolaang
(www.ilo.org>document>wcms
Mongondow
lebih
meningkatkan pengawasan di bagian crusher
khusunya
pengunaan alat
Kerja. Manado. FKM Unsrat. Notoatmodjo S. 2010. Promosi Kesehatan
penyakit akbiat kerja.
Teori dan Aplikasi. Jakarta. PT. Rineka
Menambah
karyawan
sebagai
supervisor
yang bertugas
sebagai
dalam
(online),
Kawatu P. 2012. Kesehatan dan Keselamatan
terhidar dari risiko kecelakan kerja dan
pengawas
Pekerja,
diakses pada 17 juli 2016).
pelindung telinga (Ear Plug) agar bisa
3.
(Online),
area
Cipta. Notoatmodjo S. 2012. Promosi Kesehatan dan
kerja
Perilaku
diperusahaan.
Kesehatan.
Jakarta.
PT.
Rineka Cipta. PT J Resources Asia Pasifik Tbk. 2013.
DAFTAR PUSTAKA
Laporan Tahunan Annual
Depkes RI. 2013. Efek Bising Bagi Kesehatan,
Jakarta.
(Online),
Report.
Putra HA. Rahim MR. dan Saleh LM. 2010.
(http://www.depkes.go.id/article/print/
Faktor Risiko Kejadian Penurunan
2245/efek-sbising-bagi-kesehatan
Ambang
.html, diakses 10 Mei 2016).
Bagian Proces Plant PT. Inco Soroako,
Fitriyani B. Wahyuningsi A. 2016. Hubungan
Dengar
Pada
Karyawan
(Online),(http://download.portalgaruda
Pengetahuan Tentang Alat Pelindung
.org/article.php?article=165805&val= 9
6044&title=FAKTOR%20RISIKO%2 0KEJADIAN%20PENURUNAN%20 AMBANG%20DENGAR%20PADA %20KARYAWAN%20BAGIAN%20 PROCES%20PLANT%20PT.%20INC O%20SOROAKO diakses 10 Mei 2016). Tarwaka. 2014. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Manajemen dan Implementasi K3
di
Tempat
Kerja.
Surakarta.
Harapan Press.
Wibowo A. 2010. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri Di Areal Pertambangan Pt. Antam Tbkunit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor kabupaten Bogor,Tahun 2010. (Online), ( http://perpus.fkik.uinjkt.ac.id/file_d igital/Arianto%20Wibowo.pdf, diakses 2 Mei 201)
10
11
12