RISET HARIAN HIGHLIGHT
BEI STATISTIC
Kamis, 12 Mei 2011
- ENRG kontrak 6 tahun penjualan gas ke PLN. - DOID transaksi material dengan BRAU. - TBIG bagikan dividen Rp. 25 per saham. GRAFIK IHSG
TOP GAINERS/LOSERS, VOLUME/VALUE
MARKET PREVIEW
Aksi beli di pasar saham kembali berlanjut. Pelaku pasar terlihat mengakumulasi saham-saham yang diuntungkan dengan kebijakan bunga rendah, seperti perbankan, otomotif dan properti. Hal ini mengindikasikan pasar berharap BI tetap akan mempertahankan tingkat bunganya pada level 6,75% hari ini. IHSG ditutup naik 37,622 poin ke 3838,142. Penguatan indeks terutama ditopang aksi beli asing yang kemarin mencatatkan nilai pembelian bersih sebesar Rp.354,95 miliar. Nilai transaksi di Pasar Reguler mencapai Rp.4,55 triliun meningkat tipis dibandingkan rata-rata harian pekan kemarin yang mencapai Rp.4,18 triliun. Hari ini perdagangan saham diperkirakan akan mixed, dengan kecenderungan terjadi aksi ambil untung setelah pasar saham global tadi malam terkoreksi. Pelaku pasar cenderung merealisasikan keuntungannya di tengah anjloknya harga komoditas seperti minyak mentah yang turun mencapai USD98/ barrel tadi malam. Indeks Dow Jones ditutup turun 1% merespon hal tersebut. Kondisi ini diperkirakan akan berimbas pada perdagangan hari ini. Saham-saham yang terkait dengan harga komoditas diperkirakan akan kembali tertekan, seperti sektor energi dan CPO. Sementara harga tambang logam akan terbatas penurunannya mengingat harga sahamnya yang tertinggal. Namun turunnya harga minyak bisa berdampak positif bagi saham-saham yang diuntungkan dengan faktor inflasi rendah seperti perbankan dan properti serta pendukungnya.Saat ini pelaku pasar lebih mencermati sentimen individual emiten. Untuk investor ritel jangka pendek disarankan melakukan pola trading terhadap beberapa counter seperti otomotif, perbankan, properti dan melakukan pembelian di saat harga terkoreksi terutama terhadap saham tambang logam yang penguatan harganya underperfomed dibandingkan penguatan IHSG. IHSG berpeluang menguji level resisten di 3845 dan apabila gagal akan cenderung menuju level support minor di 3801. IHSG 3801-3845
GLOBAL MARKET
COMMODITIES
DUAL LISTED STOCK
EXCHANGE MARKET
BERITA TERKINI
Inflasi China Turun Jadi 5,3%. Inflasi China melambat pada April 2011 menjadi 5,3 persen dibandingkan dengan Maret sebelumnya yang ada di posisi 5,4 persen. Walau demikian, realisasi inflasi ini masih lebih tinggi dari yang diekspetasikan. Sehingga, masih Pemerintah China masih dimungkinkan melakukan langkah-langkah pengetatan ekonomi lebih lanjut. Data harga sejumlah barang dan kredit perbankan mengindikasikan pemerintah telah melakukan antisipasi peningkatan inflasi. Produksi dari industri di China pada bulan April melambat menjadi 13,4 persen (year on year) dari 14,8 persen pada bulan Maret. (Okezone) Empat Bulan Pertama 2011, Impor Garmen Melonjak 44,59%. Impor produk pakaian jadi atau garmen sejak bulan Januari hingga April 2011 mengalami kenaikan hingga 44,59% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Lonjakan impor produk garmen terjadi karena importir membuat stok untuk persiapan Lebaran pada bulan Agustus nanti. Data dari Kementerian Perdagangan menunjukkan selama bulan Januari hingga April 2011 nilai impor garmen mencapai US$ 49,31 juta. Angka itu mengalami pertumbuhan sebesar 44,59% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar US$ 34,11 juta. (Kontan Online) DOID Transaksi Material Dengan BRAU. PT. Delta Makmur Tbk (DOID) melalui anak usahanya PT. Bukit Makmur Utama (BUMA) melakukan transaksi material (nilainya lebih dari 50% ekuitas) dengan PT. Berau Coal. Buma memiliki kerjasama kontrak jasa pertambangan dengan Berau dan terjadi perbedaan penafsiran sehubungan dengan besarnya biaya bahan bakar di dalam kontrak tersebut. Total nilai tagihan biaya bahan bakar tersebut adalah senilai USD 24,35 juta dan Rp. 161,36 miliar. Berau akan membayarkan kepada Buma 50% dari masing-masing nilai tersebut dalam 36 kali pembayaran bulanan tanpa bunga, setelah pembayaran tersebut selesai, Buma akan menghapusbukukan sisa tagihan tersebut. (Keterbukaan Informasi) ACES Bagi Dividen 50% Dari Laba Bersih 2010. Ace Hardwere Indonesia Tbk (ACES) berencana membagikan 50% laba bersihnya sebagai dividen. Kinerja emiten berkode saham ACES ini naik signifikan di akhir 2010 dibanding tahun sebelumnya. Pendapatan ACES tahun lalu mencapai Rp 1,3 triliun. Dengan pendapatan sebesar itu, laba bersih yang diperoleh mencapai Rp 177,8 miliar. Laba bersih tahun lalu itu meningkat 15% dibanding tahun sebelumnya. Artinya, dividen yang akan dibagikan ACES mencapai Rp 88 miliar. (Kontan Online)
Tower Bersama Bagi Dividen Rp 25 per Saham. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) akan membagikan dividen Rp 25 per saham untuk tahun buku 2010. Total dividen yang dibagikan mencapai Rp 113,9 miliar. Menurut hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), dividen yang dibagikan kepada investor mencapai 34,86% dari total laba bersih 2010, Rp 326,7 miliar. Sisa laba digunakan sebagai cadangan umum sebesar Rp 10 miliar dan Rp 202,812 miliar ditempatkan untuk laba ditahan. Tower Bersama juga akan mencairkan pinjaman perbankan Rp 300 miliar. Dana diperuntukkan sebagai belanja barang modal (capex) tahun 2011. Fasilitas pinjaman yang belum cair sebanyak US$ 75 juta dari beberapa bank, lokal atau asing. (Detikcom) Indomobil Right Issue Harga Rp7.500-Rp9.500/ Saham. PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) melakukan penawaran umum terbatas II dalam rangka hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias right issue sebanyak-banyaknya 345.659.801 saham biasa atas nama. Saham tersebut sebanyak 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor dengan nilai nominal Rp500 per saham. Sementara harga pelaksanaannya sendiri antara Rp7.500-Rp9.500 setiap saham, sehingga jumlah dana yang diperoleh dari PUT II sebesar Rp3.283.768.109.500. Tiap pemegang tiga saham IMAS berhak atas satu HMETD untuk membeli satu saham baru yang berasal dari portapel. Adapun PT Cipta Sarana Duta Perkasa dan PT Tritunggal Intipermata merupakan pemegang saham perseroan tidak akan melaksanakan sebesar 322.865.500 HMETD yang menjadi haknya dalam PUT II. (Okezone) ENRG Kontrak Enam Tahun Penjualan Gas Kepada PLN. PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) telah menandatangani kontrak enam tahun penjualan gas kepada PT Perusahaan Listrik Negara. Harga jual gas tersebut senilai US$ 4,9 per million British thermal unit (mbtu). ENRG menyebut akan memasok rata-rata 2,5 juta kaki kubik gas per hari dari blok Gelam TAC di provinsi Jambi. (Kontan Online) Tambahan Modal Barito Tertunda. Rencana PT. Barito Pacific Tbk (BRPT) menambah modal disetornya Rp. 5,62 triliun guna menghapus saldo defisit sebesar Rp. 6,03 triliun melalui kuasi reorganisasi terganjal. Manajemen Barito terpaksa menunda rencana pelaksanaan RUPSLB dengan agenda kuasi reorganisasi karena Bapepam-LK belum memberi ijin. (Bisnis Indonesia)
SAHAM PILIHAN TINS 2675-2850. Harga saham TINS kemarin menguat Rp.50 ditutup di Rp.2750 setelah dalam beberapa sesi perdagangan sebelumnya cenderung terkoreksi. Pergerakan harga sahamnya cenderung seiring dengan tren pergerakan harga logam timah dunia. Pada akhir April lalu TINS masih ditrasaksikan pada level Rp.2875, dimana ketika itu harga logam timah dunia masih ditransaksikan pada harga USD32.000/MT. Namun seiring dengan penurunan harga timah dunia menjadi USD28.850/MT (6/5) harga sahamnya juga cenderung anjlok hingga sempat turun ke Rp.2700 (10/5). Pada harga Rp.2750, saham TINS ditransaksikan dengan PE hanya 10,04x proyeksi laba 2011. Secara historis setahun terakhir saham TINS ditransaksikan dengan PE terendah 9,45x dan tertinggi 18,45x. Secara technical level support TINS ada di Rp.2675 dengan resisten pertama di Rp.2850. Pergerakan harga sahamnya sepanjang tahun ini underperfomed dibandingkan IHSG. Sepanjang tahun ini IHSG menguat 3,65% sedangkan harga saham TINS masih stag di Rp.2750. Padahal kinerja usahanya tumbuh positif sepanjang kuartal pertama tahun ini (1Q11). Pendapatan bersih TINS pada 1Q11 naik 23% mencapai Rp.2,25 triliun. Pertumbuhan pendapatan tersebut terutama ditopang kenaikan harga jual logam timah. Sedangkan volume penjualan logam timah turun 18% mencapai 7992 ton dari 9770 ton periode yang sama tahun 2010 (1Q10). Produksi timah pada periode tersebut turun 8% mencapai 8503 ton. Namun kenaikan harga logam timah dunia pada kuartal pertama tahun ini telah meningkatkan pendapatan TINS. Harga jual rata-rata timah pada kuartal pertama 2011 sebesar USD29.695/MT, naik 75% dari 1Q10 yang masih USD16.970/MT. Laba bersih TINS pada 1Q11 naik 150% mencapai Rp.354,67 miliar dibandingkan periode yang sama 2010 sebesar Rp.141,82 miliar. Dengan demikian laba bersih per saham naik menjadi Rp.70 dari Rp.28/saham. Dengan harga sahamnya yang hanya ditransaksikan pada PE 10x, saham TINS relatif murah dibandingkan rata-rata historisnya setahun terakhir yang ditransaksikan pada PE 14x. Target harga TINS untuk jangka menengah akan mencapai Rp.3800 dengan PE 14x proyeksi laba 2011. Maintain Buy untuk jangka menengah dan panjang. Untuk Jangka pendek harga sahamnya berpeluang menuju Rp.2850. Katalis positif lainnya atas saham ini adalah rencana pembagian dividen tahun buku 2010 yang bisa mencapai 50% laba bersih atau sekitar Rp.94/saham. Pada harga Rp.2750, potensi dividen yield yang akan diperoleh bisa di atas 3%. Harga terbaik melakukan pembelian di bawah Rp.2750.
SAHAM PILIHAN LSIP 2375-2550. Harga saham LSIP kemarin menguat Rp.50 menjadi Rp.2450. Penguatan harga saham LSIP seiring dengan reboundnya harga CPO di pasar internasional menjadi RM3500/MT. Dalam beberapa sesi perdagangan terakhir harga saham LSIP bergerak dalam rentang yang relatif sempit yakni di kisaran Rp.2375 hingga Rp.2425. Dibandingkan dengan penguatan harga saham lainnya yang bergerak di bisnis perkebunan, penguatan harga saham LSIP relatif masih tertinggal. Sementara kinerja usaha perseroan sepanjang kuartal pertama 2011 (1Q11) mencatatkan pertumbuhan positif. Laba bersih LSIP melonjak 135% mencapai Rp.394 miliar dibandingkan periode yang sama 2010 sebesar Rp.168 miliar. Lonjakan laba tersebut terutama didukung oleh kenaikan penjualan hingga 73% mencapai Rp.1,17 triliun. Harga pokok penjualan turun 55% sehingga laba kotor naik 92% dengan marjin kotor naik dari 48% menjadi 53%. Laba usaha LSIP 1Q11 naik 121% mencapai Rp.528 miliar dengan marjin naik menjadi 45% dari 35%. EPS LSIP 1Q11 sebesar Rp.58. Pertumbuhan penjualan LSIP pada 1Q11 ditopang kenaikan volume penjualan CPO sebesar 38,2% mencapai 95.750 ton. Sedangkan volume penjualan karet turun 0,29% menjadi 3440 ton. Selain kenaikan volume penjualan CPO, pertumbuhan penjualan dikontribusikan oleh kenaikan harga jual CPO dan karet. Merujuk pada pencapaian laba 1Q11, EPS perseroan tahun ini diperkirakan mencapai Rp.232 naik 54% dari tahun lalu Rp.151. Pada harga Rp.2450, saham LSIP ditransaksikan dengan PE 10,56x proyeksi laba 2011. Saham sektor perkebunan saat ini ditransaksikan dengan rata-rata PE 13,60x berdasarkan proyeksi 2011. Berdasarkan asumsi tersebut saham LSIP memiliki ruang untuk mencapai harga Rp.3150. Harga terbaik melakukan pembelian di bawah Rp.2375 atau ketika break Rp.2425. Kemarin harga sahamnya berhasil tembus Rp.2425 dengan volume meningkat mencapai 37,89 juta saham dibandingkan rata-rata hariannya dalam sebulan terakhir yang hanya 18,44 juta saham. Target harga jangka pendek Rp.2550. Maintain Buy.
Perhatikan : BMRI 6950-7350 BBRI 6000-6550 JPFA 3500-4025 ASRI 305-320 BSDE 900-960 BJBR 1240-1320 ANTM 2175-2375
TECHNICAL VIEW
CORPORATE ACTION
INFO DIVIDEN
JADWAL RUPS
PT. First Asia Capital Panin Bank Centre 3rd Floor Jl. Jend. Sudirman No. 1 Jakarta 10270 Telp : 021- 726 3969 (H) Fax : 021 - 571 0895 E-mail :
[email protected] BRANCH OFFICE Jakarta: Gedung Jaya Lt. 2 Suite L02-05 Jl. M. H. Thamrin No. 12 Jakarta 10340 Telp : 021 - 319 31811 Fax : 021 - 319 31838 Ruko Mall Taman Palem No.32 Jl. Kamal Raya, Outer Ring Road Cengkareng Jakarta 11730 Telp. 021-543-76266 Fax. 021-543-72102 Makasar : Jl. Gunung Bawakareng No. 71 Makasar 90157 Telp : 0411 - 313 122 Fax : 0411 - 311 118 Pontianak : Jl. Jend Urip No. 7 Pontianak 78111 Telp : 0561 - 767 839 Fax : 0561 - 761 056
Disclaimer : Laporan ini dibuat dari opini analis hanya sebagai informasi untuk membantu investor memahami pasar saham Indonesia dan bukan ditujukan untuk memberikan rekomendasi kepada siapa pun untuk membeli atau menjual suatu efek tertentu. Informasi yang ada pada laporan ini diambil dari sumber yang dianggap bisa dipercaya. Namun demikian PT. First Asia Capital tidak menjamin dan bertanggung jawab atas kebenaran dan keakuratan dari informasi dan pendapat yang ada pada laporan ini.