Jurnal e-maksi Harapan Vol. 1, No. 1, Februari 2013
PENGARUH DIVIDEN TERHADAP HUBUNGAN ANTARA RETURN ON ASSETS, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN CURRENT RATIO DENGAN HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI ZUWINA MIRAZA (
[email protected]) Dosen Tetap STIE Harapan Medan ABSTRACT The purpose of this study is to empirically analyze the effect of accounting variables – current ratio, return on assets, debt to equity ratio, and dividend – on stock prices of the mining companies registered on Indonesian Stock Exchange between 2008 - 2010. Purposive sampling technique was used in terms of colected samples. There was thirty one mining companies registered on Indonesian Stock Exchange, but only twelve companies involved in this study based on criterias, published audited and comprehensive income statement also provide dividend annually from 2008 to 2010. This study used multiple regression in two way analysis model with level of significance 5%. The result shows that: (1) current ratio, return on assets, and debt to equity ratio simultaneously and significantly effect dividend; (2) partially only return on asset give significant effect to dividend, while current ratio and debt to equity ratio did not give significant effect to dividen; (3) current ratio, return on asset, and debt to equity ratio simultaneously and significantly effect stock price; (4) partially only return on asset give significant effect to stock price; (5) return on asset directly and indirectly effect stock price, however dividend give higer impact to stock price. Keywords:
Current Ratio, Return on Assets, Debt to Equity Ratio, Dividend Payout Ratio, Stock Price pertambangan yang begitu besar karena daya beli konsumen industri melemah tanpa diikuti pengurangan produksi atau pasokan dari para produsen pertambangan. Krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 2008 dan anjloknya harga komoditas telah meluruhkan keuntungan perusahaan-perusahaan pertambangan. Menurut survey Pricewaterhouse Coopers, laba perusahaanperusahaan tambang publik pada tahun 2008 melorot 33% dibandingkan laba mereka tahun 2007, hal ini menurunkan rasio profitabilitas (Rubiyantoro dkk, 2009).
PENDAHULUAN Latar Belakang Saat ini pasar modal di Indonesia telah menjadi suatu lembaga investasi yang berperan penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan pasar modal memiliki fungsi ekonomi, yaitu menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) kepada pihak yang membutuhkan dana (perusahaan). Pasar modal menjadi wadah alternatif bagi perusahaan untuk mendapatkan dana guna menjalankan dan mengembangkan usahanya selain melalui lembaga keuangan. Sebagai efeknya yang terjadi di pasar modal, harga saham selalu mengalami fluktuasi.
Secara teoritis fluktuasi harga saham tergantung pada penawaran dan permintaan akan saham. Harga saham perusahaan mencerminkan juga nilai perusahaan. Jika suatu perusahaan mencapai prestasi baik, maka saham perusahaan tersebut akan banyak diminati oleh investor. Menurut Ang (1997) ada dua faktor yang mempengaruhi return suatu investasi yaitu pertama, faktor internal perusahaan seperti kualitas dan reputasi manajemennya, struktur
Turunnya permintaan konsumen terhadap produk manufaktur, terutama di negara-negara industri, berpengaruh pada pengurangan permintaan bahan baku industri seperti logam dan energi. Kondisi ini menyebabkan turunnya permintaan produk 51
51 - 66
Jurnal e-maksi Harapan
Februari
permodalannya, struktur hutang perusahaan, dan sebagainya, kedua adalah menyangkut faktor eksternal, misalnya pengaruh kebijakan moneter dan fiskal, perkembangan sektor industrinya, faktor ekonomi misalnya terjadinya inflasi, dan sebagainya.
(2006) meneliti mengenai keterkaitan antara kebijakan dividen terhadap harga saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, hasilnya mengindikasikan bahwa kebijakan dividen tidak mempengaruhi harga saham.
Faktor internal tersebut digambarkan melalui laporan keuangan perusahaan, yang memuat lima macam rasio keuangan, antara lain; rasio likuiditas yaitu rasio yang mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar relatif terhadap hutang lancarnya. Kedua rasio solvabilitas, yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban jangka panjang. Ketiga, rasio profitabilitas yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Keempat, rasio aktivitas yaitu rasio yang mengukur seberapa jauh efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber dananya. Kelima adalah rasio pasar yaitu rasio yang mengukur harga pasar saham relatif terhadap nilai bukunya.
Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam menentukan kebijakan dividen antara lain profitabilitas, likuiditas, dan solvabilitas perusahaan. Menurut Ang (1997), profitabilitas merupakan faktor pertama yang menjadi pertimbangan direksi dalam membayarkan dividen. Peningkatan profitabilitas dapat tercermin dari meningkatnya ROA (Return on Assets) yang kemudian diharapkan akan meningkatkan kemampuan perusahaan dalam membayarkan dividen. Faktor kedua yang mempengaruhi pembayaran dividen adalah rasio likuiditas. Salah satu ukuran dari likuiditas perusahaan adalah CR (Curent Ratio). CR merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Semakin tinggi CR menunjukkan kemampuan kas perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya (Brigham dan Houston, 2006). Faktor ketiga adalah DER (Debt to Equity Ratio), Brigham dan Houston (2006) berpendapat bahwa kontrak hutang biasanya membatasi pembagian dividen dari laba yang dihasilkan. Hal ini terjadi karena pembayaran hutang dan bunga akan didahulukan dari pada pembayaran dividen, sehingga bagian laba bersih yang akan dibagikan sebagai dividen akan menjadi semakin kecil.
Selain mengacu kepada kinerja perusahaan yang tergambar pada laporan keuangan, investor juga mengharapkan pertumbuhan dividen yang stabil. Sesuai dengan pendapat Brigham dan Houston (2006) yang menyatakan bahwa manajer percaya bahwa investor lebih menyukai perusahaan yang mengikuti dividend payout ratio yang stabil. Kebijakan dividen pada hakikatnya adalah suatu keputusan untuk menentukan berapa besarnya bagian pendapatan perusahaan yang akan dibagikan pada pemegang saham. Dalam menetapkan kebijakan dividen, manajer keuangan dihadapkan pada keputusan penggunaan keuntungan yang diperoleh, akan dibagikan dalam bentuk dividen atau ditahan untuk keperluan tambahan investasi atau kombinasi keduanya (Yuningsih dan Kolmi, 2002). Besarnya dividen dapat dilihat dari rasio pembayaran dividen atau dividend payout ratio (DPR), yaitu persentase dari laba setelah pajak yang dibagikan kepada pemegang saham.
Rumusan Masalah Uraian latar belakang masalah di atas menunjukkan bahwa hasil penelitian mengenai pengaruh rasio keuangan dan dividen terhadap harga saham masih sangat bervariatif. Mengingat laba, leverage dan dividen masih menjadi perhatian yang penting bagi investor maka penelitian ini ingin menganalisis kembali temuan penelitian sebelumnya dari sudut fundamental perusahaan, yaitu rasio yang terdapat dalam laba (profitabilitas), leverage, juga rasio likuiditas terhadap harga saham perusahaan-perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Deitiana (2011), Nurmala 52
2013
Zuwina Miraza
Dengan demikian rumusan masalah yang dapat diambil adalah:
Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan hutang) terhadap total shareholder’s equity yang dimiliki perusahaan (Ang, 1997). Faktor ini mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin besar kewajibannya dan rasio yang semakin rendah akan menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya.
1. Apakah variabel CR, ROA, dan DER berpengaruh signifikan terhadap dividen? 2. Apakah variabel CR, ROA, dan DER berpengaruh signifikan terhadap harga saham? 3. Apakah variabel variabel CR, ROA, dan DER berpengaruh tidak langsung terhadap harga saham melalui variabel dividen? 4. Apakah model penelitian fit dengan data?
Peningkatan utang akan mempengaruhi tingkat pendapatan bersih yang tersedia bagi pemegang saham, artinya semakin tinggi kewajiban perusahaan, akan semakin menurunkan kemampuan perusahaan membayar deviden (Sudarsi dalam Marlina dan Danica, 2009). Oleh karena itu, semakin rendah DER akan semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajibannya.
TINJAUAN PUSTAKA Current Ratio Terhadap Dividen Likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban finansial untuk membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya. Likuiditas perusahaan merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keutusan untuk menetapkan besarya dividen yang akan dibayarkan (Riyanto, 2001). Karena deviden bagi perusahaan merupakan kas keluar, maka semakin besar likuiditas perusahaan secara keseluruhan akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar deviden. Salah satu ukuran rasio likuiditas adalah dengan menggunakan current ratio (CR).
Pengaruh CR Terhadap Harga Saham Current Ratio yang rendah akan menyebabkan terjadi penurunan harga pasar dari harga saham yang bersangkutan. Sebaliknya Current Ratio terlalu tinggi juga belum tentu baik, karena pada kondisi tertentu hal tersebut menunjukkan banyak dana perusahaan yang menganggur (aktivitas sedikit) yang akhirnya dapat mengurangi kemampulabaan perusahaan. Current Ratio yang tinggi dapat disebabkan adanya piutang yang tidak tertagih dan persediaan yang belum terjual, yang tentunya tidak dapat digunakan secara cepat untuk membayar hutang. Disisi lain perusahaan yang memiliki aktiva lancar yang tinggi akan lebih cenderung memiliki aset lainnya dapat dicairkan sewaktu-waktu tanpa mengalami penurunan nilai pasarnya (menjual efek). Perusahaan dengan posisi tersebut sering kali terganggu likuiditasnya, sehingga investor lebih menyukai untuk membeli saham-saham perusahaan dengan nilai aktiva lancar yang tinggi dibandingkan perusahaan yang mempunyai nilai aktiva lancar yang rendah (Ang, 1997).
Pengaruh ROA Terhadap Dividen Daya tarik utama bagi pemilik perusahaan (pemegang saham) dan para calon investor dalam suatu perusahaan adalah profitabilitas. Hanafi (2004) menyatakan bahwa profitabilitas mempengaruhi kebijakan pembayaran dividen karena dividen dibagikan dari keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan, maka besarnya keuntungan tentu akan mempengaruhi besarnya dividen yang akan dibagikan. Dengan kata lain profitability mempengaruhi hubungan yang positif. Pengaruh DER terhadap Dividen
53
51 - 66
Jurnal e-maksi Harapan
Semakin besar current ratio yang dimiliki menunjukkan besarnya kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan operasionalnya terutama modal kerja yang sangat penting untuk menjaga perfomance kinerja perusahaan yang pada akhirnya mempengaruhi performance harga saham. Hal ini dapat memberikan keyakinan kepada investor untuk memiliki saham perusahaan tersebut sehingga dapat meningkatkan return saham.
Februari
menunjukkan perbandingan antara dana pinjaman atau utang dan modal dalam upaya pengembangan perusahaan. Jika Debt to Equity Ratio (DER) perusahaan tinggi, ada kemungkinan harga saham perusahaan akan rendah karena jika perusahaan memperoleh laba, perusahaan cenderung untuk menggunakan laba tersebut untuk membayar utangnya dibandingkan dengan membagi dividend (Dharmastuti, 2004). Pengaruh Saham
Pengaruh ROA Terhadap Harga Saham Return on Assets (ROA) adalah perbandingan antara laba bersih perusahaan dengan total aset yang dimiliki oleh perusahaan (Brigham dan Houston, 2006). ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa banyak keuntungan yang mejadi hak pemilik modal sendiri (saham). ROA adalah rasio yang memberikan informasi pada para investor tentang seberapa besar tingkat pengembalian modal dari perusahaan yang berasal dari kinerja perusahaan menghasilkan laba.
Dividen
Terhadap
Harga
Dividen sangat penting karena mempengaruhi kesempatan investasi perusahaan, harga saham, struktur finansial, arus pendanaan dan posisi likuiditas. Dengan perkataan lain, dividen menggambarkan informasi mengenai performa (performance) perusahaan. Dalam membayar dividen kepada para pemegang sahamnya, perusahaan mungkin tidak dapat mempertahankan dana yang cukup untuk membiayai pertumbuhannya dimasa mendatang. Sebaliknya, maka saham perusahaan menjadi tidak menarik bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat mempertimbangkan antara besarnya laba yang akan ditahan untuk mengembangkan perusahaan.
Semakin besar nilai ROA maka tingkat pengembalian yang di harapkan investor juga besar. Semakin besar nilai ROA maka perusahaan dianggap semakin menguntungkan oleh sebab itu investor kemungkinan akan mencari saham ini sehingga menyebabkan permintaan bertambah dan harga penawaran dipasar sekunder terdorong naik (Martini dan Yolana, 2005). Pernyataan tersebut di perkuat oleh hasil penelitian Deitiana (2011), Natarsyah (2000) yang menemukan bahwa ROA mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
Dividen dapat membantu memberikan informasi yang baik mengenai manajemen perusahaan ke pasar modal (Myers dalam Deitiana, 2011), sehingga dapat dikatakan bahwa dividen dapat dipandang sebagai sinyal terhadap prospek perusahaan (Miller dalam Deitiana, 2011). Keputusan untuk meningkatkan dividen hanya dilakukan bila manajemen yakin akan dapat mempertahankan peningkatan tersebut pada masa yang akan datang.
Pengaruh DER Terhadap Harga Saham Debt to Equity Ratio (DER) adalah perbandingan antara hutang yang dimiliki perusahaan dan total ekuitasnya (Dharmastuti, 2004). DER mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian dari modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Rasio ini
Hubungan CR, ROA, DER, Dividen, dan Harga Saham Berdasarkan uraian teori dan tinjauan atas penelitian terdahulu maka hubungan antara CR, ROA, DER, Dividen dan Harga Saham dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
54
2013
Zuwina Miraza
Gambar 1. Kerangka Hubungan Pengaruh CR, ROA, dan DER Terhadap Harga Saham dengan Dividen Sebagai Variabel Intervening Hipotesis Berdasar pada kerangka pemikiran dan dukungan teori-teori dari penelitian terdahulu, maka penulis mengajukan beberapa hipotesis sebagai berikut:
b.
- Hipotesis untuk substruktur pertama, dengan variabel dividen sebagai endogen: a. H01: Tidak ada hubungan linier antara CR, ROA, dan DER dengan dividen perusahaan pertambangan b. Ha1: Ada hubungan linier antara CR, ROA, dan DER dengan dividen perusahaan pertambangan.
-
dan DER dengan harga saham perusahaan pertambangan. Ha3: Dividen berpengaruh tidak langsung terhadap hubungan antara CR, ROA, dan DER dengan harga saham perusahaan pertambangan.
Hipotesis keempat : a. H04 : Model penelitian tidak dengan data penelitian. b. Ha4: Model penelitian tidak dengan data penelitian
fit fit
METODE PENELITIAN Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
- Hipotesis untuk substruktur kedua, dengan variabel harga saham sebagai endogen: a. H02: Tidak ada hubungan linier antara CR, ROA, dan DER dengan harga saham perusahaan pertambangan. b. Ha2: Ada hubungan linier antara CR, ROA, dan DER dengan harga saham perusahaan pertambangan.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan pertambangan yang terdaftar (listing) di BEI. Berdasarkan data yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Direktory (ICMD), jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 31 perusahaan. Sampel yang digunakan ditentukan dengan teknik purposive sampling yaitu pemilihan sampel perusahaan non keuangan selama periode penelitian berdasarkan kriteria tertentu. Beberapa kriteria yang ditetapkan untuk memperoleh sampel sebagai berikut:
- Hipotesis ketiga : a. H03: Dividen tidak berpengaruh secara tidak langsung terhadap hubungan antara CR, ROA,
1. Perusahaan pertambangan yang telah go public, yang tercatat di BEI sejak tahun 55
51 - 66
Jurnal e-maksi Harapan
2007 s/d 2011 secara terus menerus (tidak pernah mengalami delisting)
meneruskan hariannya.
2. Perusahaan pertambangan yang mempublikasikan laporan keuangan teraduit sejak tahun 2008-2010.
Berdasarkan kriteria tersebut ditetapkanlah jumlah sampel sebanyak 12 perusahaan, dari 31 perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI. dan
bisnis
Aktiva Lancar CR =
Defenisi
Kewajiban Lancar X2 : Return on Assets Return on Assets (ROA) merupakan rasio keuangan yang banyak digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan, khususnya menyangkut profitabilitas perusahaan. Rasio ini mengukur tingkat pengembalian atas investasi dari pemegang saham biasa. ROA dapat dirumuskan sebagai berikut (Brigham dan Houston, 2006):
Definisi operasional variabel merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu variabel diukur. Penelitian ini menggunakan dua jenis variabel, yaitu variabel eksogen dan variabel endogen. 1.
kegiatan
Current Ratio (CR) merupakan alat ukur bagi kemampuan likuiditas (solvabilitas jangka pendek) yaitu kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Sehingga secara matematis Current Ratio (CR) dapat dirumuskan sebagai berikut :
3. Perusahaan pertambangan yang memberikan dividen selama periode penelitian.
Variabel Penelitian Operasional
Februari
Variabel eksogen yaitu variabel independen yang mempengaruhi variabel dependen (Santoso, 2007). Variabel eksogen dalam penelitian ini antara lain: X1 : Current Ratio Likuiditas perusahaan menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya (Sawir, 2005). Untuk mengukur likuiditas perusahaan dalam penelitian ini menggunakan rasio current ratio (CR). Current ratio merupakan salah satu ukuran likuiditas bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang dimilikinya. Rasio ini dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini sering disebut dengan rasio modal kerja yang menunjukkan jumlah aktiva lancar yang tersedia yang dimiliki oleh perusahaan untuk merespon kebutuhan-kebutuhan bisnis dan
Laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham ROA = Total Aset X3 : Debt to Equity Ratio Salah satu aspek yang dinilai dalam mengukur kinerja perusahaan adalah aspek leverage atau utang perusahaan. Utang merupakan komponen penting perusahaan, khususnya sebagai salah satu sarana pendanaan. Penurunan kinerja sering terjadi karena perusahaan memiliki utang yang cukup besar dan kesulitan dalam memenuhi kewajiban tersebut. Rasio utang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio) merupakan rasio yang mengukur sejauh mana besarnya utang dapat ditutupi oleh modal sendiri. Rasio ini menggambarkan perbandingan 56
2013
Zuwina Miraza
utang dan ekitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya (Sawir, 2005). ROE dapat dihitung sebagai berikut:
(reinvestment) atau ditahan (retained) di dalam perusahaan. Dividend Payout Ratio (DPR) dapat dihitung dengan rumus (Ang, 1997) : Dividen per lembar saham DPR =
Total debt
Laba per lembar saham
DER = Total Equity 2.
Y :
Variabel endogen, yaitu variabel dependen yang dipengaruhi oleh variabel independen/eksogen (Santoso, 2007). Variabel endogen dalam penelitian ini antara lain: Z : Dividend Payout Ratio Dividend Payout Ratio adalah suatu keputusan untuk menentukan berapa besar bagian dari pendapatan perusahaan yang akan dibagikan pada para pemegang saham dan yang akan diinvestasikan kembali
Harga Saham Saham merupakan salah satu bentuk efek atau surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal (bursa). Pengukuran dari variabel harga saham ini yaitu harga penutupan saham (closing price) tiap perusahaan yang diperoleh dari rata-rata harga saham setiap bulan.
Kaitan antar variabel penelitian dapat dilihat pada gambar Model Diagram Jalur Penelitian berikut (Gambar 2).
Gambar 2. Model Diagram Jalur Pengaruh Dividen Terhadap Hubungan CR, ROA, dan DER dengan Harga Saham ρzx2 ρzx3 ρyx1 ρyx2 ρyx3 ε1 ε2
Keterangan: X1 : Variabel Return on Asset X2 : Variabel Debt to Equity Ratio X3 : Variabel Current Ratio Z : Variabel Dividend Payout Ratio Y : Variabel Harga Saham ρzx1 : Koefisien Jalur X1 ke Z 57
: Koefisien Jalur X2 ke Z : Koefisien Jalur X3 ke Z : Koefisien Jalur X1 ke Y : Koefisien Jalur X2 ke Y : Koefisien Jalur X3 ke Y : Residu Sub Struktur 1 : Residu Sub Struktur 2
51 - 66
Jurnal e-maksi Harapan
uji multikolinieritas, uji autokorelasi, uji heterokedastisitas, dan uji linieritas.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan dilakukan melalui penelitian kepustakaan yaitu pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan audit perusahaan yang dipublikasikan melalui Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2008 sampai dengan 2010.
d. Menentukan Besar Koefisien Jalur Besarnya koefisien jalur didapat dari nilai Standardized Coefficients Beta yang tampak pada lembar output tabel t-test uji regresi serta menghitung koefisien penuh (pengaruh langsung dan tidak langsung) variabel eksogen terhadap variabel endogen.
Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan regresi linier berganda model analisis dua jalur. Langkah-langkah dalam melakukan pengujian data dengan menggunakan analisis jalur adalah sebagai berikut:
e. Analisis Jalur Model Trimming Jika ada jalur yang tidak signifikan maka dilakukan analisis jalur model trimming, yaitu model yang digunakan untuk memperbaiki suatu model struktur analisis jalur, dengan cara mengeluarkan dari model, variabel eksogen yang koefisien jalurnya tidak signifikan (Riduwan dan Kuncoro, 2008).
a. Menentukan Hipotesis dan Persamaan Struktural
Februari
Ha1: Variabel CR, ROA, dan DER, berpengaruh signifikan terhadap Dividen (Z = Pzx1X1+Pzx2X2+Pzx3X3+ε1)
f.
Fit and Validity Model Model yang telah dibentuk diuji apakah telah memiliki kesesuaian dengan data atau tidak. Caranya dengan melakukan uji kesesuaian model (goodness-of-fit test) (Darmawan dkk, 2010).
Ha2: Variabel CR, ROA, dan DER, berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham (Y = Pzx1X1+Pzx2X2+Pzx3X3+ε2)
b. Membuat Model Jalur
g. Uji Hipotesis
Model jalur yaitu diagram yang menggambarkan hubungan antara variabel bebas, perantara, dan tergantung, yang ditunjukkan melalui anak panah. Anak panah tunggal menunjukkan hubungan sebab akibat antara variabel exogenous dengan variabel endogenous. Model jalur yang memperlihatkan hubungan antara CR, ROA, dan DER dengan dividen dan harga saham dapat dilihat melalui Gambar 1.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji t dan uji F. Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa besar pengaruh masing-masing variabel bebas/independen terhadap variabel terikat/dependen. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan t-hitung dengan ttabel pada derajat signifikan 5% (α = 0,05). Dari analisis ini sekaligus dapat diketahui besarnya kontribusi masingmasing faktor tersebut terhadap harga saham, dengan melihat keofisien determinan secara parsial (R2) dari masing-masing faktor variabel. Uji statistik f (simultan) dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas/independen secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel terikat/independen.
c. Uji Asumsi Penelitian ini juga menguji asumsi yang melekat pada regresi linier berganda agar data-data yang digunakan terbebas dari asumsi klasik. Analisis Jalur mensyaratkan beberapa uji asumsi yang harus dipenuhi, antara lain uji normalitas, 58
2013
Zuwina Miraza
Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji Glejser. Dasar pengambilan keputusannya adalah bahwa jika variabel bebas signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas, demikian sebaliknya. Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa data terbebas dari gejala multikolinieritas dan heterokedastisitas. Hasil uji heterokedastisitas menyimpulkan bahwa pada kedua model penelitian tidak terjadi heterokendastisitas.
HASIL dan PEMBAHASAN Hasil Uji Asumsi Klasik Sebelum dilakukan uji regresi dan analisis jalur, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik untuk melihat apakah terdapat bias pada model persamaan. Model persamaan yang baik adalah model yang bebas dari bias. Besaran degree of freedom menentukan apakah model overidentified atau identified. Jika df untuk model penelitian tertentu bernilai negatif maka model tersebut dikatakan underidentified, artinya estimasi dan penilaian model tidak perlu dilakukan. Jika df bernilai nol, maka disebut identified, karena sudah teridentifikasi, estimasi dan penilaian atas model juga tidak perlu dilakukan. Namun jika df bernilai positif maka model tersebut overidentified, artinya pengujian atas model dapat dilakukan (Santoso, 2007). Dengan memperhatikan model diagram jalur sebagaimana tampak pada gambar 1., df positif maka model disebut overidentified, artinya estimasi dan penilaian terhadap model layak dilakukan.
Uji autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin-Watson. Indikator yang digunakan untuk menilai ada tidaknya gejala autokorelasi yaitu du < DW < 4 – du. Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa tidak ada gejala autokorelasi yang dibuktikan dengan nilai du=1,654 < DW=2,333 < 4du=2,346 untuk substruktur 1 dan du=1,654 < DW=2,239 < 4-du=2,346 untuk substruktur 2. Uji liniertitas dilakukan dengan menggunakan Ramsey Test (Ghozali, 2006). Hasil olah data mengindikasikan bahwa kedua model sudah terspesifikasi linier, yang dibuktikan dengan nilai F hitung > F tabel, yaitu 34,26 > 2,92 untuk substruktur 1 dan 45,24 > 2,53 untuk substruktur 2.
Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogrov Smirnov satu arah. Dari hasil uji Kolmogrov Smirnov atas model penelitian diperoleh nilai signifikansi K-S Test 0,693 untuk substruktur 1 dan 0,266 untuk substruktur 2, maka dapat disimpulkan data berasal dari populasi yang terdistribusi secara normal.
Hasil Uji Analisis Jalur Pengaruh Variabel Cash Ratio, Return on Assets, dan Debt to Equity Ratio Terhadap Dividen
Nilai indikator yang umum dipakai untuk menilai ada tidaknya gejala multikolinieritas antar variabel eksogen adalah jika nilai tolerance variabel bebas < 0,10 atau nilai VIF > 10 (Ghozali, 2006). Hasil uji multikolinieritas antar variable diketahui bahwa pada kedua model independen penelitian tidak terjadi multikolinieritas.
Untuk melihat pengaruh variabel CR, ROA, dan DER terhadap dividen, dilakukan uji regresi linier berganda. Nilai koefisien jalur berserta taraf signifikansi yang membuktikan pengaruh CR, ROA, dan DER terhadap Dividen, terlihat dalam Tabel 1
Tabel 1 Hasil Uji Analisis Jalur Pengaruh Variabel Cash Ratio, Return on Assets, dan Debt to Equity Ratio Terhadap Dividen Variabel Cash Ratio (X1) Return on Assets (X2) Debt to Equity Ratio (X3)
Signifikansi (t) 0,430 0,000 0,773
Sumber: Data Sekunder Diolah 59
ρ (Koefisien Jalur) 0,069 0,895 -0,026
51 - 66
Jurnal e-maksi Harapan
Hasil pengolahan data memperlihatkan bahwa variabel CR, ROA, dan DER berpengaruh signifikan terhadap variabel Dividen, dengan nilai koefisien determinasi 84%. Hal ini berarti variasi perubahan dividen dapat dijelaskan sebesar 84% oleh variasi perubahan dari CR, ROA, dan DER. Nilai probabilitas signifikansi adalah sebesar 0,000. Sehingga Ha yang menyatakan CR, ROA, dan DER berpengaruh signifikan terhadap Dividen dapat dibuktikan kebenarannya.
penelitian ini ditemukan bahwa cash ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap dividen. Hal ini terjadi karena kenaikan CR di beberapa perusahaan disebebkan oleh kenaikan piutang, sehingga cash tidak dapat didistribusikan untuk peningkatan dividen. Penelitian yang dilakukan oleh Wicaksana (2012) juga mengemukakan bahwa CR berpengaruh signifikan terhadap dividen, demikian juga DER berpengaruh signifikan terhadap dividen dengan korelasi negatif. Secara teoritis juga dapat ditarik kesimpulan jika hutang yang diproksikan dengan DER meningkat, maka cash akan dalokasikan untuk membayar hutang-hutang yang sifatnya segera, sehingga sisa laba dalam bentuk cash tidak akan dialokasikan sebagai dividen. Namun pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI, DER tidak berpengaruh signifikan terhadap dividen, beberapa perusahaan yang memiliki tingkat hutang tinggi tetap menjaga stabilitas dividennya. Hal ini dilakukan perusahaan untuk menjaga investor agar tetap tidak menjual saham perusahaan secara besar-besaran. Jika terjadi penjualan saham secara besarbesaran maka harga saham akan runtuh.
Berdasarkan hasil uji analisis jalur diatas, dapat disimpulkan bahwa CR, ROA, dan DER secara simultan berpengaruh signifikan terhadap dividen Namun secara parsial hanya ROA yang berpengaruh secara signifikan terhadap Dividen (Gambar 3). Artinya semakin tinggi return on asset dari perusahaan maka akan semakin besar pula sisa laba yang dapat dibagikan sebagai dividen kepada investor. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Marlina dan Danica (2009), yang menyimpulkan bahwa variabel ROA berpengaruh signifikan terhadap dividen. Beberapa peneliti terdahulu menyimpulkan bahwa cash ratio berpengaruh terhadap dividen, namun pada
Gambar 3.
Februari
Model Diagram Jalur Hubungan Variabel CR, ROA, dan DER Terhadap Dividen
60
2013
Zuwina Miraza
CR, ROA, dan DER terhadap Harga Saham, terlihat dalam Tabel 2.
Pengaruh Variabel Current Ratio, Return on Assets, dan Debt to Equity Ratio Terhadap Harga Saham Nilai koefisien jalur berserta taraf signifikansi yang memperlihatkan pengaruh
Tabel 2 Hasil Uji Analisis Jalur Pengaruh Variabel Cash Ratio, Return on Assets, dan Debt to Equity Ratio Terhadap Harga Saham Variabel Cash Ratio (X1) Return on Assets (X2) Debt to Equity Ratio (X3)
Signifikansi (t) 0,421 0,000 0,829
ρ (Koefisien Jalur) 0,075 0,884 -0,021
Sumber: Data Sekunder Diolah
Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui bahwa variabel CR, ROA, dan DER berpengaruh signifikan terhadap variabel harga saham, dengan nilai koefisien determinasi 81,8%. Hal ini berarti variasi perubahan harga saham dapat dijelaskan sebesar 81,8% oleh variasi perubahan dari
Gambar 4.
CR, ROA, dan DER. Nilai probabilitas signifikansinya adalah sebesar 0,000, sehingga Ha yang menyatakan CR, ROA, dan DER berpengaruh signifikan terhadap harga saham dapat dibuktikan kebenarannya (Gambar 4).
Model Diagram Jalur Hubungan CR, ROA, dan DER Terhadap Harga Saham
Berdasarkan hasil uji analisis jalur untuk substruktur kedua, dapat disimpulkan bahwa CR, ROA, dan DER secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Namun secara parsial hanya ROA yang berpengaruh secara signifikan terhadap harga. Semakin tinggi return on asset dari perusahaan maka akan semakin tinggi pula
harga yang bersedia dibayarkan oleh investor atas saham perusahaan yang bersangkutan. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil fenomena situasi ekonomi pasca krisis global yang terjadi pada tahun 2007. Saat terjadinya krisis global harga-harga saham mengalami penurunan yang signifikan terutama harga saham perusahaan 61
51 - 66
Jurnal e-maksi Harapan
pertambangan yang terdaftar di BEI. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa penyebab utama terjadi penurunan harga saham perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI adalah karena terjadi penurunan yang signifikan pada ROA.
Februari
tinggi. Hal ini tidak sesuai dengan ekspektasi investor, yang lebih menyukai jumlah kas yang tinggi dibandingkan dengan jumlah piutang yang tinggi. Investor yang merasa resah akan penurunan harga saham di masa mendatang akan menjual saham-sahamnya sehingga harga pasar saham akan mengalami penurunan.
Berbeda dengan beberapa penelitian yang dilakukan oleh Natarsyah (2000) yang mengatakan DER berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Pada penelitian ini DER tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. DER yang tinggi mengindikasikan jumlah utang yang tinggi dibandingkan dengan modal sendiri. Namun kenyataan ini jika didukung dengan ROA dan CR yang optimal, maka perusahaan akan mampu mengelola kembali hutang-hutangnya dengan baik. Sehingga DER juga tidak mempengaruhi ekspektasi investor terhadap perusahaan secara signifikan. Pada kenyataannya penurunan nilai DER di beberapa perusahaan pertambangan selama periode penelitian tidak didukung dengan kestabilan tingkat ROA, ROA yang menurun akan meresahkan pemegang saham.
Analisis Jalur Model Trimming Hasil olah data memperlihatkan bahwa ada variabel eksogen yang signifikan mempengaruhi variabel endogen, namun ada juga beberapa variabel yang tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel eksogen. Karenanya model jalur tersebut perlu diperbaiki dengan metode trimming yaitu dengan cara mengeluarkan variabelvariabel yang koefisien jalurnya tidak signifikan (Riduwan dan Kuncoro, 2008). Metode trimming dilakukan dengan membuang variabel-variabel yang tidak signifikan. Setelah dilakukan metode trimming, maka model analisis jalur akan berubah seperti terlihat pada gambar 5.
Demikian juga halnya dengan CR yang tinggi pada beberapa perusahaan disebabkan oleh karena jumlah piutang yang
Gambar 5. Model Diagram Jalur Hubungan Variabel ROA Terhadap Dividen dan Harga Saham Setelah Dilakukan Metode Trimming
Berdasarkan pada gambar 5., diketahui bahwa variabel ROA berpengaruh signifikan terhadap dividen dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,884 yang dibuktikan dengan nilai probabilitas signifikansi (ρ=0,000) yang lebih kecil dari α=0,05. Besar kontribusi variabel ROA terhadap variabel dividen adalah 88%. Dengan demikian,
persamaan struktural untuk pengaruh ROA terhadap Dividen adalah: . Z = 0,884X2 + ε1 Variabel ROA berpengaruh signifikan terhadap harga saham dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,895. Besar 62
2013
Zuwina Miraza
kontribusi variabel ROA terhadap harga saham adalah 89%. Dengan demikian, persamaan struktural untuk pengaruh ROA terhadap harga saham adalah:
dilakukan trimming, model kedua dinilai memiliki kemampuan lebih untuk membuat generalisasi tentang pengaruh variabel ROA terhadap dividen dan harga saham.
Y = 0,895X1 +ε2
Pengaruh Variabel Return on Assets Terhadap Harga Saham melalui Variabel Dividen
Goodness of Fit Model
Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa nilai koefisien jalur antara dividen dan harga saham adalah sebesar 0,907 atau 90,7%. Model struktur jalur setelah menggunakan variabel intervening digambarkan seperti terlihat pada gambar 6.
Nilai chi square (χ2) diperoleh dari tabel distribusi chi square untuk df=2 dan α=0,05 adalah 5,99. Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai W hitung 7,80. Dengan demikian W hitung = 7,80 > χ2 = 5,99. Maka dinyatakan H0 ditolak. Kesimpulannya model awal dan model kedua (setelah dilakukan trimming) berbeda secara signifikan. Matriks korelasi sampel berbeda dengan matriks korelasi estimasi. Ini berarti pula, setelah
Tabel 3 Standardized Coefficients Beta Pengaruh Dividen Terhadap Harga Saham Coefficients(a) Model 1
(Constant) DPR
Unstandardized Coefficients B Std. Error -1,750 ,654 ,447
,017
Standardized Coefficients Beta ,907
T B -2,677
Sig. Std. Error ,011
26,990
,000
a Dependent Variable: HS Sumber: Data Sekunder Diolah
Gambar 6.
Model Diagram Jalur Pengaruh Variabel ROA Terhadap Harga Saham Melalui Variabel Dividen Setelah dilakukan Metode Trimming
63
51 - 66
Jurnal e-maksi Harapan
Februari
Nilai koefisien jalur sebesar 0,907 kemudian digunakan sebagai pengali untuk variabel eksogen seperti tampak pada Tabel 4.
Tabel 4 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Variabel ROA terhadap Harga Saham
Variabel ROA
Pengaruh Langsung (X Y) 0,895
Pengaruh Tidak Langsung (X Y Z) 0,884 x 0,907 = 0,802
Pengaruh Total (Langsung + Tidak Langsung) 0,895 + 0,802 = 1,697
Sumber: Data Sekunder Diolah
ROA menggambarkan sejauh mana kemampuan aset-aset yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari setiap aset yang digunakan sehingga sering dikaitkan dalam hal penilaian kinerja operasional perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia di perusahaan.
SIMPULAN dan SARAN Simpulan Dari hasil olah data penelitian, didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
ROA sering dijadikan alat untuk menilai keberlangsungan usaha perusahaan. Kenaikan dan atau penurunan ROA juga akan mempengaruhi ekspektasi investor terhadap yield yang akan diperoleh atas investasi yang dilakukan. Dimana jika ROA meningkat diharapkan dividen juga akan meningkat, sebaliknya jika ROA menurun maka investor beranggapan dividen akan menurun pula. Hal ini dapat dibuktikan dari data beberapa perusahaan yang mengindikasikan peningkatan dan atau penurunan ROA diikuti oleh peningkatan dan atau penurunan dividen. Peningkatan dividen akan menarik perhatian investor untuk melakukan investasi. Dengan demikian, jika peningkatan ROA yang berarti adanya keberlangsungan usaha, didukung dengan peningkatan dividen yang berarti peningkatan kesejahteraan pemegang saham, maka akan menambah besar kepercayaan investor terhadap perusahaan. Keadaan ini akan menyebabkan kenaikan atas harga saham perusahaan yang bersangkutan.
64
1.
Variabel CR, ROA, dan DER (eksogen) berpengaruh signifikan terhadap variabel dividen (endogen). Kontribusi pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen adalah sebesar 84%. Namun secara parsial hanya variabel ROA yang memiliki pengaruh signifikan terhadap dividen dengan nilai koefisien jalur sebesar 89%. Semakin tinggi tingkat ROA perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI maka akan semakin tinggi pula ratio dividennya. Sebaliknya, jika tingkat ROA mengalami penurunan maka dividen juga akan menurun.
2.
Variabel CR, ROA, dan DER (eksogen) berpengaruh signifikan terhadap variabel harga saham (endogen). Kontribusi pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen adalah sebesar 81%. Namun secara parsial hanya variabel ROA yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham dengan nilai koefisien jalur sebesar 88%. Semakin tinggi nilai ROA perusahaan maka akan semakin tinggi pula harga saham perusahaan tersebut, dan sebaliknya.
3.
Variabel CR dan DER tidak berpengaruh terhadap harga saham melalui variabel dividen. Hanya variabel ROA yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham melalui variabel
2013
Zuwina Miraza
dividen dengan total pengaruh langsung dan tidak langsung sebesar 167%. 4.
dan Peran Serta Dengan Kesadaran Lingkungan Hidup Serta Kesanggupan MembayarMasyarakat Sekitar Bantaran Sungai di Kota Pekanbaru. Journal of Environmental Science. Program Studi Ilmu Lingkungan PPS Universitas Riau, ISSN 1978-5283. Vol.4 No.2, Juni, Hal 103-116.
Model yang lebih baik dalam memprediksi perubahan harga saham adalah model setelah dilakukan trimming dimana ROA dianggap lebih mampu memprediksi perubahan harga saham dari pada CR dan DER.
Deitiana, Tita, (2011). Pengaruh Rasio Keuangan, Pertumbuhan Penjualan, dan Dividen Terhadap Harga Saham. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. STIE Trisakti, Vol.13 No.1, April. Hlm 57-66.
Saran Saran yang diajukan berdasarkan dengan penelitian ini yaitu: 1. Penelitian ini terkait dengan fenomena yang terjadi pasca krisis global di tahun 2007 dan dibatasi hanya untuk perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI. Sehingga tidak dapat digeneralisasikan untuk keadaankeadaan yang berbeda. 2.
3.
Dharmastuti, Fara. (2004). Analisis Pengaruh Earning Per Share, Price Earnings, Return on Investment, Debt to Equity Ratio dan Profit Margin dalam Menetapkan Harga Saham Perdana (Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI). Jurnal Penelitian Balance Vol.2 No.1, September, Hal 14-28.
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder, sehingga ada kemungkinan perusahaan melakukan window dressing, meskipun sudah di audit oleh auditor indeoenden.
Ghozali, Imam. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Cetakan IV. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hanafi, Mamduh. (2004). Manajemen Keuangan. Yogyakarta : BPFE.
Untuk peneliti yang tertarik dengan topik yang sama, hendaknya menggunakan sebaran data yang lebih luas, sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasikan untuk berbagai keadaan.
Marlina, Lisa dan Danica, Clara. (2009). Analisis Pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio, dan Return on Assets terhadap Dividend Payout Ratio. Jurnal Manajemen Bisnis. Vol.2 No.1, Januari, Hal 1-6.
DAFTAR PUSTAKA
Martini, D dan Yolana, C. (2005). Variabel yang Mempengaruhi Fenomena Underpricing pada Penawaran Saham Perdana di BEJ tahun 1994-2001. Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo, 15-16 September.
Ang, Robert. (1997). Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta : Mediasoft Indonesia. Anastasia, Njo. (2003). Analisis Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik terhadap Harga Saham Properti di BEI. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Universitas Indonesia. Vol.5 No.2, November, Hal 123-132.
Natarsyah, Syahib. (2000). Analisis Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik terhadap Harga Saham (Kasus Industri Barang Konsumsi yang Go Publik di Pasar Modal Indonesia). Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol.15 No.3, Maret, Hal 49-55.
Brigham, Eugene F dan Houston, Joel F. (2006). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Buku 1, Edisi 10. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.
Nurmala. (2006). Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham Perusahaan-perusahaan Otomotif di
Darmawan, B., Saam, Z., Zulkarnain. (2010). Hubungan Pengetahuan, Sikap, Perilaku, 65
51 - 66
Jurnal e-maksi Harapan
Bursa Efek Jakarta. Jurnal Mandiri. Vol.9 No.1, September, Hal 17-24.
Februari
Sawir, Agnes. (2005). Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Permana, Yogi. (2009). Pengaruh Fundamental Keuangan, Tingkat Bunga dan Tingkat Inflasi terhadap Pergerakan Harga Saham (studi Kasus Perusahaan Semen yang terdaftar di BEI). Jurnal Akuntansi-Universitas Gunadarma. September, Hal 1-6.
Ulupui, I.G.K.A. (2007). Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, dan Profitabilitas terhadap Return Saham (Studi pada Perusahaan Makanan dan Minuman dengan Kategori Industri Barang Konsumsi di BEJ. Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol.2 No.1, Januari, Hal 14-25.
Riduwan dan Kuncoro, Ahmad Engkos. (2008). Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur (Path Analisys). Bandung : Alfabeta.
Wicaksana, I Gede Anandhita, (2012). Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Universitas Udayana, Vol.1 No.2, Juni, Hal 56-66.
Riyanto, Bambang. (2001). Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat, Cetakan Ketujuh. Yogyakarta : BPFE.
Yuningsih dan Kolmi, Maisah.(2002). Akuntansi Biaya. Cetakan Kedua. Malang : Penerbit UMM Press.
Santoso, Singgih. (2007). Structural Equation Modelling: Konsep dan Aplikasi dengan AMOS. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.
Rubiyantoro, R. Widiyanto dan Y. Putro, G. (2009). Laba Perusahaan Tambang Publik 2008 anjlok 33%. www.kontan.co.id. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2011.
Sasongko, Noer dan Wulandari, Nila. (2006). Pengaruh EVA dan Rasio-Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur di BEJ. Empirika. Vol.19 No.1, Juni, Hal 64-80.
66