HASIL PENELITIAN
i
ANALISIS METODE BIAYA STANDAR DALAM PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA CV MAJU LESTARI LUBUKLINGGAU
Pajri Kanda, Dosen STIE-MURA Prodi Akutansi Mila Wulan Sari, Mahasiswa STIE-MURA Prodi Akutansi ABSTRACT Research in order to determine the standard cost method of analysis in controlling production costs at CV Maju Lestari Lubuklinggau. That can be known about the production costs, the researchers found the CV Maju Lestari Lubuklinggau have control production costs. The researchers found Lubuklinggau CV Maju Lestari have utilizing established standard fees well as standards set CV Maju Lestari Lubuklinggau been capitalize to help control production costs. Results of annual production fund issued CV Maju Lestari Lubuklinggau in 2012 amounted Rp.70.343.550, -. for the CV Maju Lestari has been able to achieve the production of soap in achieving high profits. Results of annual production fund issued CV Maju Lestari Lubuklinggau in 2013 amounted Rp.96.544.350, -. for the CV Maju Lestari has been able to achieve the production of soap in achieving high profits. Results of annual production fund issued CV Maju Lestari Lubuklinggau in 2014 amounted Rp.126.621.300, -. for the CV Maju Lestari has been able to achieve the production of soap in achieving high profits. Keywords: Cost Standard, Production Costs ABSTRAK Penelitian dengan tujuan untuk mengetahui analisis metode biaya standar dalam pengendalian biaya produksi pada CV Maju Lestari Lubuklinggau. Bahwa dapat diketahui mengenai biaya produksi, peneliti berpendapat bahwa pihak CV Maju Lestari Lubuklinggau telah mengendalikan biaya produksi. Maka peneliti berpendapat bahwa CV Maju Lestari Lubuklinggau telah memanfaatkan biaya standar yang telah ditetapkan dengan baik seperti standar yang ditetapkan CV Maju Lestari Lubuklinggau telah memanfaat untuk membantu pengendalian biaya produksi. Hasil dana produksi pertahun yang dikeluarkan CV Maju Lestari Lubuklinggau di tahun 2012 sebesar Rp.70.343.550,-. untuk itu CV Maju Lestari telah mampu mencapai produksi sabun mandi dalam pencapaian laba yang tinggi. Hasil dana produksi pertahun yang dikeluarkan CV Maju Lestari Lubuklinggau di tahun 2013 sebesar Rp.96.544.350,-. untuk itu CV Maju Lestari telah mampu mencapai produksi sabun mandi dalam pencapaian laba yang tinggi. Hasil dana produksi pertahun yang dikeluarkan CV Maju Lestari Lubuklinggau di tahun 2014 sebesar Rp.126.621.300,-. untuk itu CV Maju Lestari telah mampu mencapai produksi sabun mandi dalam pencapaian laba yang tinggi. Kata Kunci : Biaya Standard, Biaya Produksi
ii
DAFTAR ISI COVER HALAMAN ..................................................................................... i ABSTRAK...................................................................................................... ii DAFTAR ISI ................................................................................................. iii DAFTAR TABEL .......................................................................................... v DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................. 1 1.2 Perumusan Masalah .................................................................... 4 1.2.1 Identifikasi Masalah ........................................................... 4 1.2.2 Batasan Masalah ................................................................. 4 1.2.3 Rumusan Masalah .............................................................. 4 1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 4 1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................... 4 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori yang Mendukung ............................................................. 6 2.1.1. Pengertian Biaya Standar..................................................... 6 2.1.2. Hubungan Standar dengan Anggaran.................................. 6 2.1.3. Jenis-jenis biaya standar....................................................... 6 2.1.4. Manfaat dan kelemahan biaya standar................................. 7 2.1.5. Prosedur penentuan biaya standar....................................... 8 2.1.6. Analisis penyimpangan biaya sesungguhnya dengan biaya standar........................................................................ 7 2.1.7. Revisi terhadap biaya standar............................................... 10 2.1.8. Standard Varians...................................................................11 2.1.9. Standar dan varians biaya overhead......................................13 2.1.10. Pengerian Biaya Produksi......................................................13 2.1.11. Unsur-unsur Biaya Produksi..................................................14 2.1.12. Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi.......................14 2.1.13. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi............................15 2.2 Penelitian yang Relevan ............................................................ 16 2.3 Kerangka Pemikiran .................................................................. 16
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel dan Definisi Operasional Variabel .............................. 19 3.2 Waktu dan Tempat Penelitan ..................................................... 19 3.3 Jenis dan Sumber Data ............................................................. 19 3.4 Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 19 3.5 Teknik Analisis Data ............................................................... 20 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian .......................................................................... 22 4.1.1. Obyek Penelitian ........................................................... 22 4.1.2. Penetapan Standar Biaya Produksi CV Maju Lestari Lubuklinggau ........................................................... 22 4.1.2.1.Penetapan standar Biaya Bahan Baku Langsung ..... 24
iii
4.1.2.2. Penetapan Standar Biaya Tenaga Kerja Langsung . 25 4.1.2.3. Penetapan Biaya Overhead Pabrik .......................... 25 4.1.3. Penetapan Biaya Standar Berdasarkan Teori ................. 27 4.1.4. Manfaat Biaya Standar CV Maju Lestari Lubuklinggau 27 4.1.5 Pengendalian Biaya Produksi .......................................... 27 4.1.6 Pencapaian Tujuan Pengendalian Biaya Produksi CV Maju Lestari Lubuklinggau ...................................... 28 4.2 Pembahasan ............................................................................... 28 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan .................................................................................... 31 5.2 Saran .......................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 32
iv
DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Rekapitulasi Baiaya Bahan Baku Pada Tahun 2013....................... Tabel 1.2 Rekapitulasi Baiaya Bahan Baku Pada Tahun 2014....................... Tabel 1.3 Rekapitulasi Baiaya Bahan Baku Pada Tahun 2015....................... Tabel 1.4 Rekapitulasi Pesediaan Bahan Jadi CV Maju Lestari Lubuklinggau.................................................................................. Tabel 3.1 Definisi Operasinal Variabel Penelitian......................................... Tabel 4.1 Rekapitulasi Baiaya Bahan Baku Pada Tahun 2013....................... Tabel 4.2 Rekapitulasi Baiaya Bahan Baku Pada Tahun 2014....................... Tabel 4.3 Rekapitulasi Baiaya Bahan Baku Pada Tahun 2015.......................
2 3 3 3 19 22 23 23
v
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran.......................................................................... 16
vi
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Masalah Perkembangan lembaga keuangan yang telah menjadi salah satu faktor pendukung dalam perkembangan perekomian di Indonesia, adanya lembaga keuangan yang membantu dalam pendanaan, dan ada juga lembaga keuangan yang merupakan lembaga keuangan non bank tetapi masih bergerak dibidang keuangan dan pendanaan, adanya perusahaan yang bergerak dibidang lembaga keuangan non bank, merupakan memberikan banyak pilihan kepada masyarakat untuk ikut membantu dalam perekonomian yang mana proses pendanaan tidak terlalu berbeda dengan lembaga keuangan bank. Tujuan utama dalam mendirikan perusahaan ataupun lembaga keuangan non bank yaitu mendapatkan laba sehingga mampu mengembangkan bisnisnya dan dapat meningkatkan laba yang didapatkan. Didalam perusahaan adanya manajemen yang bertugas mengatur semua aktifitas perusahaan. tetapi pengambilan keputusan berada di tangan direktur utama yang mana bisa juga sebagai pemegang saham terbesar di perusahaan. Setelah keputusan ditetapkan maka manajemen perusahaan yang melaksanakan keputusan yang telah ditetapkan. Ada beberapa bagian didalam manajemen perusahaan antara lain, pemasaran, produksi dan keuangan. Yang mana ketiga bagian tersebut saling berkaitan satu sama lain, yang mana dibagian ini lah dapat diketahui berapa barang yang diproduksi, berapa persen hasil produksi yang berhasil dipasarkan dan berapa keuntungan perusahaan yang didapatkan. Berapa biaya-biaya yang dikeluarkan sebagai anggaran perusahaan. Perkembangan dunia usaha saat ini yang begitu pesat, menuntut besar untuk mampu bertahan hidup di antara pesaing dengan cara menghasilkan produk yang memiliki mutu baik dan dengan harga yang terjangkau. Produk dengan kualitas baik dan dengan biaya rendah memerlukan pengelolaan dan pengendalian biaya produksi secara efisien. Perusahaan memerlukan standar sebagai tolak ukur pengendalian biaya produksi. Biaya standar adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu, dibawah asumsi kondisi ekonomi, efisensi dan faktor lain tertentu. Penetapan biaya standar dilakukan untuk mengetahui selisih atau varians biaya yang terjadi agar manajer dapat mengambil solusi yang tetap jika terjadi selisih yang merugikan dan informasi mengenai penyebab terjadinya selisih dapat dipakai sebagai pedoman untuk pengendalian biaya produksi. Dalam menghitung biaya produksi, manajamen harus mengikuti proses pengelolahan bahan baku menjadi produk jadi, setiap tahap pengolahan bahan baku memerlukan pengorbanan sumber ekonomi, sehingga perlu manajemen yang baik untuk mencatat setiap sumber ekonomi yang dikorbankan dalam setiap tahap pengolahan tersebut, dan menghasilkan informasi biaya produksi akurat yang dikonsumsi untuk menghasilkan produk. Maka dapat diketahui dalam rangka penentuan harga produksi dengan teliti, maka perlu dipahami terlebih dahulu
1
proses pembuatan produknya, sehingga dapat diketahui seberapa besar biaya produksi dikeluarkan untuk menghasilkan produk. Secara umum biaya dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu biaya historis dan biaya standar, biaya historis dihitung pada saat produksi selesai atau beberapa waktu kemudian dan data ini bermanfaat memberikan informasi untuk masa yang akan datang guna memperbaiki apa yang telah dilaksanakan dimasa yang lalu, namun dengan hanya mengumpulkan biaya historis, manajemen tidak dapat melihat ketidak efesiensi atau kesalahan-kesalahan produksi yang telah dilakukan, karena itu manajemen tidak hanya membutuhkan data biaya guna merencanakan kegiatan perusahaan dimasa yang akan datang, tetapi juga memerlukan metode untuk mengukur kegiatan yang sedang berjalan, sehingga hal ini mendorong pemakaian biaya yang ditentukan dimuka yang diantaranya adalah biaya standar, yang memungkinkan manajemen untuk mengetahui berapa biaya yang seharusnya sebelum produksi dimulai. CV Maju Lestari Lubuklinggau merupakan perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur yaitu memproduksi sabun mandi dengan kata lain bahwa CV Maju Lestari Lubuklinggau telah melakukan input, proses, dan output produk sendiri. Perusahaan ini berdiri sejak 2011 dengan bahan baku utama kelapa. Adapun rekapitulasi berdasarkan laporan keuangan yaitu: Tabel 1.1 Rekapitulasi Baiaya Bahan Baku Pada Tahun 2013 Biya Bahan Baku No Nama Bahan Baku Harga/ Liter (Rp) Liter Jumlah (Rp) 1 Minyak VCO 113.000 37 4.181.000 2 Lalkali 19.000 11 209.000 3 M.Zaitun 90.000 10 900.000 4 Parfum 350.000 6 2.100.000 5 Pewarna 18.000 2 108.000 Total 0 7.500.000 Sumber: Laporan Keuangan CV Maju Lestari Lubuklinggau Berdasarkan laporan keuangan dapat diketahui bahwa CV Maju Lestari Lubuklinggau melakukan produksi setiap tahunnya hanya satu kali, bahan baku yang dibutuhkan oleh CV Maju Lestari Lubuklinggau seperti minyak VCO sebanyak 37 liter, lalkali sebanyak 11 liter, minyak zaitun sebanyak 10 liter, parfum sebanyak 6 liter dan pewarna sebanyak 2 liter, maka sesuai dengan biaya yang harus dikeluarkan oleh CV Maju Lestari Lubuklinggau biaya yang harus dikeluarkan oleh CV Maju Lestari Lubuklingagu sebesar Rp.7.500.000,- dengan biaya sebesar tersebut maka CV Maju Lestari Lubuklinggau dapat memaksimalkan kinerja karyawan agar hasil produksi dapat maksimal.
2
Tabel 1.2 Rekapitulasi Baiaya Bahan Baku Pada Tahun 2014 Biya Bahan Baku No Nama Bahan Baku Harga/ Liter (Rp) Liter Jumlah 1 Minyak VCO 115.000 36 4.140.000 2 Lalkali 19.500 10 195.000 3 M.Zaitun 91.000 5 455.000 4 Parfum 363.000 3 1.089.000 5 Pewarna 20.000 6 120.000 Total 6.000.000 Sumber: Laporan Keuangan CV Maju Lestari Lubuklinggau Berdasarkan hasil laporan keuangan CV Maju Lestari pada Tahun 2014, dapat diketahui bahwa biaya bahan baku yang dikeluarkan oleh CV Maju Lestari Lubuklinggau sebesar Rp.6.000.000,- dengan biaya tersebut diketahui bahwa adanya pengurangan bahan baku, dikarenakan adanya persediaan bahan baku pada tahun lalu, selain itu dapat diketahui adanya peningkatan harga bahan baku dari tahun sebelumnya, dapat diketahui bahwa CV Maju Lestari Lubuklinggau melakukan produksi setiap tahunnya hanya 1 kali, sehingga biaya bahan baku yang dikeluarkan dinyatakan dalam tahunan. Tabel 1.3 Rekapitulasi Baiaya Bahan Baku Pada Tahun 2015 Biya Bahan Baku No Nama Bahan Baku Harga/ Liter (Rp) Liter Jumlah 1 Minyak VCO 118.000 35 3.894.000 2 Lalkali 19.500 11 175.500 3 M.Zaitun 95.000 5 380.000 4 Parfum 365.000 4 1.460.000 5 Pewarna 22.000 4 88.0000 Total 6.000.000 Sumber: Laporan Keuangan CV Maju Lestari Lubuklinggau Berdasarkan hasil analisa laporan keuangan dapat diketahui bahwa adanya kesamaan biaya bahan baku dari tahun sebelumnya, tetapi dengan peningkatan harga bahan baku, maka memberikan pengaruh terhadap jumlah bahan baku yang dibutuhkan oleh CV Maju Lestari Lubuklinggau untuk memperoduksi ditahun 2015 yang mengalami penurunan jumlah bahan baku yang dibutuhkan perusahaan, produksi ditahun 2015 hanya sekali dengan bahan baku sebesar Rp.6.000.000,- sehingga meningkatnya biaya mempengaruhi hasil produksi. Tabel 1.4 Rekapitulasi Pesediaan Bahan Jadi CV Maju Lestari Lubuklinggau Tahun Pesediaan Bahan Jadi (Rp) Jumlah Hasil Produksi 2013 10.000.000 2.000 2014 14.000.000 2.800 2015 10.750.000 2.150 Sumber: Laporan Keuangan CV Maju Lestari Lubuklinggau
3
Berdasarkan analisa dari laporan keuangan CV Maju Lestari Lubuklinggau dapat diketahui bahwa persediaan bahan jadi pada tahun 2013 dapat diketahui sebesar Rp.10.000.000,- dengan nilai persediaan tersebut dapat diketahui bahwa harga satuan bahan produksi sebesar Rp.5.000,- maka dengan demikian hasil barang produksi pada tahun 2013 sebesar 2.000 unit sabun yang siap dipasarkan, sedangkan ditahun 2014 jumlah hasil produksi sabun sebesar 2.800 dengan modal sebesar 5.000, sedangkan tahun 2015 jumlah hasil produksi mengalami penurunan dikarenakan ada beberapa sabun yang tidak bisa dipasarkan dikarenakan adanya kerusakan barang sehingga tidak dapat dipasarkan maka jumlah sabun yang diproduksi ditahun 2015 sebesar 2.150 mengalami penurunan ditahun sebelumnya. Maka dengan demikian peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “analisis metode biaya standar dalam pengendalian biaya produksi pada CV Maju Lestari Lubuklinggau”. 1.2. Perumusan Masalah 1.2.1. Identifikasi Masalah Berdasarkan laporan keuangan CV Maju Lestari Lubuklinggau dapat dilihat bahwa dalam memproduksi belum bisa menekan biaya produksi sehingga penggunaan dana produksi masih belum mampu efisien dikarenakan selama 3 tahun terakhir dapat dinyatakan bahwa CV Maju Lestari Lubuklinggau harus mampu mengendalikan dana yang dikeluarkan untuk biaya produksi. 1.2.2. Batasan Masalah Penelitian ini membatasi permasalahan dan pemfokusan pada analisis biaya standar dalam pengendalian biaya produksi pada CV Maju Lestari Lubuklinggau pada tahun 2012 sampai tahun 2014. 1.2.3. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini bagaimanakah analisis metode biaya standar dalam pengendalian biaya produksi pada CV Maju Lestari Lubuklinggau? 1.3.
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui analisis metode biaya standar dalam pengendalian biaya produksi pada CV Maju Lestari Lubuklinggau. 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangan bagi CV Maju Lestari Lubuklinggau untuk mengendalikan biaya produksi yang digunakan sehingga dengan biaya produksi yang sedikit dapat menghasilkan barang hasil produksi yang maksimal sehingga dapat meningkatkan laba CV Maju Lestari Lubuklinggau. 1.4.2. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan bagi penulis bahwa dalam memproduksi suatu barang harus dipertimbangkan mengenai biaya yang harus
4
dikeluarkan tetapi dapat memaksimalkan hasil produksi, menjadi referensi tentang teori yang memiliki kesamaan variabel penelitian.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Teori yang Mendukung 2.2.1. Pengertian Biaya Standar Menurut Matz (2013, h. 3) biaya standar (standar cost) adalah biaya yang ditetapkan terlebih dahulu untuk memproduksi satu unit atau sejumlah unit produk selama periode tertentu di masa mendatang. Biaya standar juga merupakan biaya yang direncanakan untuk suatu produk dalam kondisi operasi berjalan dan atau yang diantisipasikan biaya actual untuk setiap bahan jenis baku lansung upah pekerja dan overhead pabrik setiap departemen dibandingkan dengan biaya standar. Dari perbandingan ini tentu kita melihat adanya perbedaan. Atau selisih ini dianalisis dan diidentifikasi sebagai variansi. Menurut Mulyadi (2014, h. 387) definisi biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka ,yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu dibawah asumsi kondisi ekonomi,evisiensi Pengertian biaya standar Menurut Milton (2011, h. 25) biaya standar (standar cost) biaya yang ditetapkan terlebih dahulu untuk memproduksi satu unit atau sejumlah unit produk selama periode tertentu dimasa datang. 2.2.2. Hubungan Standar dengan Anggaran Biaya standar dengan anggaran mempunyai hubungan yang erat seperti dikemukakan Milton (2011, h. 26) penyusunan anggaran tanpa biaya standar tidak akan mungkin kita untuk mencapai sistem pengendalian anggaran yang sebenarnya. Dengan memakai biaya standar, persiapan anggaran untuk setiap volume dan bauran produk akan menjadi lebih cepat dan dapat diandalkan. Dengan demikian biaya standar sangat diperlukan dan mempunyai peranan sangat besar terhadap penyusunan anggaran, dengan menggunakan biaya standar penyusunan anggaran dapat lebih diandalkan dan dapat dilakukan tepat waktu, berdasarkan uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa biaya standar merupakan dasar dalam penyusunan anggaran, dimana standar menyatakan “seharusnya” bila pelaksanaan tertentu tercapai, sedangkan anggaran merupakan yang diharapkan pada volume kegiatan tertentu dan bila keduanya dipakai bersama-sama, maka anggaran merupakan ikhtisar dari biaya-biaya standar. 2.2.3. Jenis-jenis biaya standar Menurut Mulyadi (2014, h. 394) standar dapat digolongkan atas dasar tingkat atau kelonggaran sebagai berikut: a) Standar teoritis Standar teoritis disebut pula dengan standar ideal, standar yang ideal dalam pelaksanaannya sulit untuk dicapai. Pada awalnya akuntansi biaya standar menjadi terkenal dan ada tendensi bagai sebagian manajemen untuk menggunakan standar teoritis. Asumsi yang mendasari teoritis ini adalah bahwa standar merupakan tingkat yang paling efisien yang dapat dicapai oleh para pelaksana. Kebaikan standar teoritis adalah bahwa standar tersebut dapat digunakan dalam waktu jangka waktu yang relatif lama. Tetapi pelaksanaan yang sempurna yang dapat dicapai oleh orang atau mesin jarang dapat dicapai
6
sehingga standar ini seringkali menimbulkan frustasi. Jenis ini jarang sekali terjadi. b) Rata-rata biaya waktu yang lalu Jika biaya standar ditentukan dengan menghitung rata-rata biaya periode yang telah lampau, standar ini cenderung merupakan standar yang longgar sifatnya. Rata-rata biaya yang lalu dapat mengandung biaya-biaya yang tidak efisien, yang seharusnya tidak boleh dimasukkan sebagai unsur biaya standar. Tetapi standar ini kadang-kadang berguna pada saat permulaan perusahaan menerapkan sistem biaya standaran terhadap jenis biaya standar ini secara berangsur-angsur kemudaian diganti dengan biaya yang benar-benar menunjukan efesiensi. c) Standar normal Standar normal didasarkan atas taksiran biaya di masa yang akan datang dibawah asumsi keadaan ekonomi dan kegiatan yang normal. Kenyataannya standar normal didasarkan pada rata-rata biaya dimasa yang lalu, yang disesuaikan dengan taksiran keadaan biaya dimasa yang akan datang. Standar normal berguna bagi manajemen dalam perencanaan kegiatan jangka panjang dan dalam pengambilan keputusan yang bersifat jangka panjang. Standar normal tidak begitu bermanfaat ditinjau dari sudut pengukuran pelaksanaan tindakan dan pengambilan keputusan jangka pendek. d) Pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai (attainable high performance) Standar jenis ini banyak digunakan dan merupakan kriteria yang paling baik untuk menilai pelaksanaan, standar ini didasarkan pada tingkat pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai dengan menghitungkan ketidakefisiensinan kegiatan yang tidak dapat dihindari terjadinya. 2.2.4. Manfaat dan kelemahan biaya standar Sistem biaya merupakan suatu akuntasi biaya yang mengolah informasi biaya sedemikian rupa sehingga manajemen dapat mendeteksi kegiatan-kegiatan dalam perusahaan yang biasanya penyimpangan dari biaya standar yang ditentukan. Namun demikian sistem biaya standar ini juga memiliki manfaat dan kelemahan. a) Manfaat biaya standar Adapun manfaaat dari biaya standar menurut Sunarto (2011, h. 29) adalah sebagai berikut: (1) Harga jual mudah ditentukan, tanpa menunggu biaya selesai diproduksi (2) Harga pokok barang selesai dan barang dalam proses dengan cepat dapat dihitung (3) Efisiensi biaya dapat dihitung dengan membandingkan antara biaya standar sesungguhnya (4) Kinerja pabrik dapat ditentukan dengan pedoman pada elemen-elemen biaya standar (5) Memudahkan penyusunan anggaran biaya. b) Kelemahan biaya standar Menurut Sunarto (2011, h. 29) kelemahan biaya standar yaitu sebagai berikut: (1) Standar dalam kenyataan harus selalu dimutahirkan karena standar digunakan untuk menghitung kinerja karyawan, untuk mengubah nilainilai standar dibutuhkan biaya tinggi.
7
(2) Standar yang dijadikan pedoman kinerja seringkali membuat karyawan lainnya berupaya untuk mencapai biaya standar saja, akibatnya efesiensi tidak dicapai optimal. (3) Standar sangat tepat untuk produksi barang yang juga merupakan barang standar sulit dipergunakan untuk barang yang kreatif, yang bentuk dan cara produknya sering berubah. (4) Standar hanya mengacu pada kebutuhan intern sehingga sulit dipergunakan untuk bersaing. Dari uraian tersebut diatas diambil kesimpulan bahwa biaya standar bermanfaat bagi manajemen dalam pengambilan keputusan dan pembuatan rencana, selain itu biaya standar juga mempunyai kelemahan meskipun telah ditetapkan dengan jenis-jenis standar apa yang dibutuhkan oleh perusahaan secara keseluruhan dengan tingkat ketakutan atau kelonggaran yang relative sama. 2.2.5. Prosedur penentuan biaya standar Biaya standar dapat digunakan baik dalam metode harga pokok pesanan maupun metode harga pokok proses, tetapi bila suatu proses perusahaan manufaktur melakukan sejumlah besar pekerjaan yang berbeda dalam jangka waktu yang relative pendek, maka penentuan biaya standar menjadi tidak praktis lagi, prosedur penentuan biaya standar yang dibagi ke dalam tiga bagian, biaya bahan baku standar, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik standar. a) Standar biaya bahan baku Biaya bahan baku standar terdiri dari: (1) Masukan fisik yang diperlukan untuk memproduksi sejumlah pengeluaran fisik tertentu, atau lebih dikenal dengan nama kuantitas standar. (2) Harga per satuan masukan fisik tersebut, atau disebut pula harga standar Penentuan kuantitias standar bahan baku dimulai dari penetapan spesifikasi produk, baik mengenai ukuran, bentuk, warna, karakteristik pengolahan produk, maupun mutunya. Dari spesifikasi ini kemudian dibuat kartu bahan baku yang berisi spesifikasi dan jumlah tiap-tiap jenis bahan baku yang akan diolah menjadi produk selesai. Kuantitas standar bahan baku dapat ditentukan dengan menggunakan. (1) Penyelidikan teknis (2) Analisis catatan masa lalu dalam bentuk: (a) Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku untuk produk atau pekerjaan yang sama dalam periode tertentu di masa lalu (b) Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan pekerjaan yang paling baik dan paling buruk di masa lalu (c) Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan pekerjaan yang paling baik. Dalam kartu bahan baku ini dapat pula meliputi kelonggaran standar unutk pemborosan atau kerugian yang normal terjadi, tetapi bisa juga pemborosan bahan baku diperlihatkan sebagai selisih dari standar atau sebagai unsur biaya overhead pabrik (sehingga kuantitas bahan baku tidak termasuk di dalamnya unsure pemborosan bahan baku) Untuk mengubah kuantitas standar bahan baku menjadi biaya bahan baku standar, maka perlu ditentukan harga standar bahan baku. Harga standar ini pada umumnya ditentukan dari daftar harga pemasok, catalog atau informasi yang sejenis dan informasi lain yang bersedia yang berhubungan dengan kemungkinan
8
perubahan harga-harga tersebut di masa depan, jika biaya angkut dan biaya pengutusan bahan baku yang lain dibebankan kepada bahan baku, maka harga standar tersebut juga memperhitungkan biaya-biaya tersebut. Begitu juga potongan pembelian yang diperkirakan akan diperoleh dari pemasok harus dikurangkan dari harga dalam penetapan harga standar. Harga standar sebagai harga standar dapat berupa : (1) Harga yang diperkirakan akan berlaku di masa yang akan datang, biasanya untuk jangka waktu satu tahun. (2) Harga yang berlaku pada saat penyusunan standar (3) Harga yang diperkirakan akan merupakan harga normal dalam jangka panjang. Harga yang akan diplih sebagian tergantung dari jenis fluktuasi harga yang diperkirakan dan tujuan penggunaan biaya standar tersebut. Jika fluktuasi harga cenderung untuk berulang kali terjadi dan tidak dapat dipastikan mempunyai kecenderungan turun atau naik, maka harga normal yang tepat untuk situasi ini dilain pihak, jika arah perubahan harga di masa yang akan datang dapat diperkirakan dengan baik, maka harga yang tepat untuk situasi ini adalah harga rata-rata dalam periode di mana biaya standar tersebut akan dipakai. Harga standar bahan baku digunakan: (1) Mengecek pelaksanaan pekerjaan departemen pembelian (2) Mengukur akibat kenaikan atau penurunan harga terhadap laba perusahaan, pada umumnya harga standar bahan baku ditentukan pada akhir tahun dan pada umumnya digunakan selama tahun berikutnya. Tetpai harga standar ini dapat diubah terjadi penurunan atau kenaikan harga yang bersifat luar biasa. b) Standar biaya tenaga kerja langsung Seperti halnya dnegan biaya bahan baku standar, biaya tenaga kerja standar terdiri dari dua unsur, jam tenaga kerja standar dan tarif upah standar. Syarat mutlak berlakunya jam tenaga kerja standar adalah: (1) Tata letak pabrik (plant layout) yang efisien dengan peralatan yang modern sehingga dapat dilakukan produksi yang maksimum dengan biaya yang minimum (2) Pengembangan staff perencanaan produksi, routing, scheduling dan dispatching, agar upaya aliran proses produksi lancar, tanpa terjadi penundaan dan kesimapngsiuran. (3) Pembelian bahan baku direncanakan dengan baik, sehingga tersedia pada saat dibutuhkan (4) Standarisasi kerja karyawan dan metode-metode kerja dengan instruksiinstruksi dan latihan yang cukup bagi karyawan, sehingga proses produksi dapat dilaksanakan dibawah kondisi yang paling baik. Jam tenaga kerja standar dapat ditentukan dengan cara: (1) Menghitung rata-rata jam kerja dikonsumsi dalam suatu pekerjaan dari kartu harga pokok (cost sheet) periode yang lalu. (2) Membuat test-run operasi produksi di bawah keadaan normal yang diharapkan. (3) Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu dari berbagai kerja karyawan di bawah keadaan nyata yang diharapkan. (4) Mengadakan taksiran yang wajar, yang didasarkan pada pengalaman dan pengetahuan operasi produksi dan produk.
9
Jam tenaga kerja standar ditentukan dengan memperhitungkan kelonggaran waktu untuk istirahat, penundaan kerja yang tak bisa dihindari (menunggu bahan baku, reparasi dan pemeliharaan mesin) dan faktor-faktor kelelahan kerja, tidaklah mungkin seorang pekerja memiliki tingkat kecepatan yang selama dalam setiap menit selama 7 jam kerja. Penentuan tarif upah standar memerlukan pengetahuan mengenai kegiatan yang dijalankan, tingkat kecepatan tenaga kerja yang diperlukan dan rata-rata tarif upah per jam yang diperkirakan akan dibayar. Tarif upah standar dapat ditentukan atas dasar: (1) Perjanjian dengan organisasi karyawan (2) Data upah masa lalu, yang dapat digunakan sebagai tarif upah standar adalah rata-rata hitung, rata-rata tertimbang atau median dari upah karyawan masa lalu (3) Penghitungan tarif upah dalam keadaan operasi normal. c) Standar biaya overhead pabrik Tarif overhead standar dihitung dengan membagi jumlah biaya overhead yang dianggarkan pada kapasitas normal. Manfaat utama tarif overhead standar ini, yang meliputi unsur biaya overhead pabrik variabel dan tetap adalah untuk penentuan harga pokok dan perencanaan, agar supaya tarif overhead standar ini dapat bermanfaat untuk pengendalian biaya, maka tarif ini harus dipisahkan ke dalam tetap dan variabel tetap adalah untuk penentuan harga pokok produk dan perencanaan. Agar supaya tarif overhead standar ini dapat bermanfaat untuk pengendalian biaya, maka tarif ini harus dipisahkan ke dalam tetap dan variabel, untuk pengendalian biaya overhead pabrik dalam sistem biaya standar. Perlu dibuat anggaran fleksibel, yaitu anggaran biaya untuk beberapa kisaran kapasitas. Ada perbedaaan pokok antara tarif biaya overhead standar untuk penentuan harga pokok dengan tarif biaya overhead standar untuk pembuatan anggaran fleksibel. Tarif biaya overhead standar menggabungkan biaya tetap dan variabel dalam satu tariff yang didasarkan pada tingkat kegiatan tertentu. Sebagai akibatnya dalam tarif biaya overhead pabrik ini semua biaya overhead pabrik diperlakukan sebagai biaya variabel. Di lain pihak anggaran fleksibel memisahkan faktor-faktor biaya tetap dan variabel dan memperlakukan biaya overhead tetap sebagai biaya yang jumlah totalnya tetap dalam volume tertentu. 2.2.6. Analisis penyimpangan biaya sesungguhnya dengan biaya standar Penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar tersebut selisih. Selisih biaya sesungguhnya dengan biaya standar dianalisis, dan dari analisis ini diselidiki penyebab terjadinya, untuk dicari jalan untuk mengatasi terjadinya selisih yang merugikan. Analisis selisih biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung berbeda dengan analisis selisih biaya overhead pabrik, dalam analisis biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung hanya dikenal dua macam kapasitas: kapasitas sesungguhnya dan kapasitas standar, sedangkan dalam analisis selisih biaya overhead pabrik dikenal tiga macam kapasitas, kapasitas sesungguhnya, kapasitas standar kapasitas normal (kapasitas yang terakhir ini digunakan untk menghitung tarif biaya overhead pabrik) oleh karena itu, pembahasan analisis selisih ini
10
dibedakan menjadi dua, analisis selisih biaya produksi langsung (biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung) dan biaya overhead pabrik. 2.2.7. Revisi terhadap biaya standar Standar harus diubah hanya apabila kondisi yang mendasari penentuannya telah mengalami perubahan, mengenai kapan standar harus diubah, ada dua pendapat, pendapat pertama mengatakan bahwa standar harus diubah dalam periode akuntansi, yaitu setelah diketahui bahwa standar tersebut keliru ditetapkan. Pendapat yang kedua mengatakan bahwa jika standar diperbaiki dalam akuntansi, perubahan tersebut akan menghancurkan standar sebagai alat bantu manajmen dalam meningkatkan efektifitas pengendalian biaya produksi. Oleh karena itu meskipun standar yang diterapkan telah mengalami kekeliruan, perbaikan standar harus ditunda sampai akhir periode akuntansi. Jalan tenaga yang diambil dalam dua pendapat tersebut adalah ditinjau dari segi praktisnya, apabila terjadi perubahan yang penting dalam metode produksi tenaga kerja atau bahan baku yang dipakai baik kuantitas maupun kualitasnya, maka standar harus segera diubah. Baik standar harga maupun standar tariff upah harys diubah bila terjadi perubahan yang penting pada pasar bahan baku dan tariff upah, setiap sistem harga pokok standar harus ditinjau secara periodik sehingga bisa dilakukan perbaikan jika standar tersebut ternyata keliru atau menjadi ketinggalan terhadap metode produksi. Bagian akuntansi biaya harus selalu mengadakan penyesuaian dan perbaikan biaya standar supaya standar tersebut tidak menyesatkan manajemen, perubahan hendaknya diterapkan standar tertenty tanpa mengganggu sistem harga pokok standar keseluruhan. 2.2.8. Standard Varians Menurut Mulyadi (2014, h. 3) penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar disebut dengan selisih (variance). Selisih biaya sesugguhnya dengan biaya standar dianalisis, dan dari analisis ini diselidiki penyebab terjadinya, untuk kemudian dicari jalan untuk mengatasi terjadinya selisih yang merugikan. Analisis selisih biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung berbeda dengan analisis selisih biaya overhead pabrik. Dalam analisis selisih biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung hanya dikenal dua macam kapasitas. Kapasitas sesugguhnya dan kapasitas standar. Sedangkan dalam analisis selisih biaya overhead pabrik dikenal tiga macam kapasitas. Kapasitas sesungguhnya, kapasitas standar, dan kapasitas normal (kapasitas yang terakhir ini digunakan untuk menghitung tari biaya overhead pabrik). Carter (dalam Mulyadi 2014, h. 4) jenis-jenis standar dan varians yang ada, proses menentukan varians biaya standar adalah sebagai berikut: a) Standar dan varians bahan baku Harga standar memungkinkan untuk: (1) Memantau kinerja dari departemen pembelian dan mendeteksi pengaruh pada biaya bahan baku (2) Mengukur dampak dari kenaikan atau penurunan harga bahan baku terhadap laba.
11
Menurut Mulyadi (2014, h. 4), harga yang dipakai harga standar dapat berupa: (1) Harga yang diperkirakan akan berlaku dimasa yang akan datang, biasanya untuk jangka waktu satu tahun (2) Harga yang berlaku pada saat penyusunan biaya standar (3) Harga yang diperkirakan akan merupakan harga normal dalam jangka panjang. Pada umumnya harga standar bahan baku ditentukan pada akhir tahun dan pada umumnya digunakan selama tahun berikutnya, tetapi pada harga standar ini dapat diubah bila terjadi penurunan atau kenaikan harga yang bersifat luar biasa. b) Standar kuantitas bahan baku (standar penggunaan bahan baku Standar kuantitas atau penggunaan pada umumnya dikembangkan berdasarkan spesifikasi yang dibuat oleh insiyur/desainer. Dalam perusahaan kecil atau menengah, pengawas atau supervisor departemen menspesifikasikan jenis, kuantitas, dan kualitas dari bahan baku yang dibutuhkan dan operasi yang akan dilakukan. Standar kuantitas sebaiknya ditetapkan setelah analisis atas ukuran, bentuk dan kualitas produk yang paling ekonomis serta penggunaan bahan baku dengan berbagai kualitas yang berbeda. Varians kuantitas bahan baku (varians penggunaan) dihitung dengan cara membandingkan kuantitas actual dari bahan baku yang digunakan dengan kuantitas standar yang diperbolehkan, serta keduanya diukur dengan baiaya standar. Kuantitas standar yang diperbolehkan adalah kuantitas bahan baku yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit produk (kuantitas standar yang diperbolehkan per unit) dikalikan dengan jumlah actual dari unit yang diproduksi selama periode tersebut. Unit yang diproduksi setara dengan unit ekuivalen produksi untuk bahan baku. c) Standar dan varians tenaga kerja Ada dua standar yang dikembangkan untuk biaya tenaga kerja langsung: (1) Standar tarif, upah dan biaya Standar tarif mungkin didasarkan pada perjanjian tawar-menawar kolektig yang menentukan upah per jam, tarif per unit dan bonus. Tanpa adanya kontrak serikat kerja, maka standar tarif ditentukan oleh upah yang disetujui, karena tarif cenderung untuk didasarkan pada perjanjian yang pasti, maka varians tarif tenaga kerja jarang terjadi. Jika terjadi, biasanya varians tersebut disebabkan oleh kondisi jangka pendek yang tidak biasa. Untuk memastikan keadilan dalam tarif yang dibayarkan untuk setiap operasi yang dilakukan, digunakan rating pekerjaan. Ketika suatu tarif direvisi atau suatu perubahan diotoritas secara tomporer, maka hal tersebut harus dilaporkan dengan segera ke departemen pengajian untuk menghindari penundaan, pembayaran yang tidak benar, dan pelaporan yang salah, perbedaan yang terjadi antara tarif standar dan tarif actual menumbulkan varians tenaga kerja (varians upah atau varians biaya) Tarif upah standar dapat ditentukan atas dasar: (a) Perjanjian dan dengan organisasi karyawan
12
(b) Data upah masa lalu, yang digunakan sebagai tarif upah standar adalah rata-rata terhitung dan rata-rata tertimbang atau median upah karyawan masa lalu (c) Perhitungan tarif upah dalam keadaan operasi normal. (2) Standar efisiensi, waktu atau penggunaan Menentukan standar efisiensi tenaga kerja adalah fungsi terspesialisasi yang dikerjakan dengan baik, menggunakan studi waktu dan gerakan. Standar ini didasarkan pada kinerja actual dari seseorang pekerja atau sekelompok kerja yang memiliki keahlian rata-rata pada mesin yang beroperasi ketika melakukan operasi manual atau ketika bekerja pada mesin yang beroperasi dalam kondisi normal. Varians efisiensi tenaga kerja dihitung diakhir periode pelaporan cara membandingkan jam actual yang digunakan dengan jam standar yang diperbolehkan, keduanya diukur dengan tarif tenaga kerja standar. 2.1.9
Standar dan varians biaya overhead Pertama, anggaran overhead pabrik dibuat, dengan cara mengestimasikan setiap pos dari overhead yang diperkirakan akan terjadi disetiap departemen, pusat biaya atau akivitas, pada tingkat aktivias tertentu yang ditentukan sebelumnya biasanya kapasitas normal atau kapasitas yang diperkirakan, selanjutnya dari anggaran biaya departemen jasa dialokasikan ke depatemen pengguna berdasarkan jumlah jasa yang direncanakan. Jika suatu departemen produksi memiliki banyak pusat biaya, atau jika perhitungan biaya berdasarkan aktivitas digunakan, maka biaya ke departemen jasa tersebut atau ke aktivitas. Ketika semua overhead yang dianggarkan telah dialokasikan, maka overhead langsung dan tidak langsung yang dianggarkan untuk setiap departemen dan aktivitas produksi, serta pusat biaya lainnya ditotalkan. Total tersebut kemudian dibagi dengan tingkat dasar alokasi yang telah ditentukan sebelumnya dan hasilnya adalah tarif overhead pabrik standar untuk setiap departemen produksi atau pusat biaya. Di akhir setiap bulan atau periode lainnya. Biasanya satu bulan, overhead pabrik yang terjadi secara actual dibandignkan dengan total overhead standar yang dibebankan ke barang dalam proses. Perbedaanya adalah varians overhead pabrik keseluruhan. 2.1.10 Pengerian Biaya Produksi Dalam menjalankan aktivitasnya suatu perusahaan akan mengeluarkan berbagai jenis biaya diantaranya adalah bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik, dimana ketiga biaya ini disebut biaya produksi, menurut Mulyadi (2014, h. 2) biaya produksi adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk. Menurut R Hasan (2011, h. 18) biaya produksi yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa. Berdasarkan pengertian diatas maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan proses pengolahan bahan baku menjadi produk jadi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
13
2.1.11 Unsur-unsur Biaya Produksi Menurut Mulyadi (2014, h. 19) unsur-unsur biaya produksi menurut objek pengeluarannya dibagi menjadi: a) Biaya bahan baku Menurut Soemarso (2010, h. 19) biaya bahan baku adalah barang-barang yang dapat mudah dan langsung diidentifikasikan dengan barang jadi, sedangkan Munandar (2011, h. 19) biaya bahan baku ialah biaya yang terdiri dari semua bahan yang dikerjakan di dalam proses produksi, untuk diubah menjadi barang lain yang nantinya dijual. Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya bahan baku adalah semua biaya yang terjadi untuk memperoleh bahan baku dan menempatkannya dalam keadaan siap untuk diolah dimana biaya bahan baku ini tidak hanya berupa harga tercantum dalam faktor pembelian saja, tetapi ditambah dengan biaya-biaya pembelian dan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkan bahan baku tersebut dalam keadaan siap untuk diolah. b) Biaya tenaga kerja langsung (direct labour) Biaya tenaga kerja langsung adalah jasa yang diberikan kepada tenaga kerja langsung oleh perusahaan. Tetapi Soemarso (2010, h. 20) merupakan biaya untuk tenaga kerja langsung yang menangani secara langsung proses produksi atau yang dapat diidentifikasikan langsung dengan barang jadi. Sedangkan Munandar (2011, h. 20) menyatakan bahwa upah yang dibayarkan perusahaan kepada para tenaga kerja yang secara lansung memproses bahan mentah untuk diubah menjadi barang lain yang nantinya akan dijual. Dari uraian diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan biaya tenaga kerja langsung merupakan upah yang dibayarkan perusahaan kepada tenaga kerja langsung yang menangani proses produksi atau yang dapat diidentifikasikan langsung dengan barang jadi yang nantinya akan dijual. c) Biaya overhead Pabrik (Overhead Manufactur) Pengertian biaya overhead Soemarso (2011, h. 21) merupakan biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Munandar (2011, h. 21) adalah semua biaya yang terdapat serta terjadi di dalam lingkungan pabrik, tetapi tidak secara langsung berhubungan dengan kegiatan proses produksi, yaitu proses mengubah bahan mentah menjadi barang lain yang nantinya akan dijual. Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya overhead pabrik adalah biaya-biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung yang secara lansung diidentifikasikan pada suatu objek biaya. 2.1.12 Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi Dalam pembuatan produk diperusahaan manufaktur, terdapat dua kelompok biaya yaitu: biaya produksi dan biaya non produksi. Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk jadi, sedangkan biaya non produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan non produksi seperti kegiatan pemasaran dan kegiatan administrasi dan umum. Biaya produksi membentuk harga pokok produksi yang digunakan untk menghitungkan harga pokok produk jadi dan harga pokok yang pada akhir
14
periode akuntansi masih dalam proses. Biaya non produksi ditambahkan pada harga pokok produksi untuk menghitung total harga pokok produk. Pengumpulan harga pokok produksi sangat ditentukan oleh cara produksi secara garis besar cara memproduksi produk dapat dibagi menjadi dua macam yaitu produksi atas dasar proses dan produksi massa. a) Metode harga pokok pesanan (job order cost method) Metode harga pokok pesanan adalah cara penentuan harga pokok produk dimana biaya-biaya dikumpulkan untuk sejumlah produk tertentu, atau suatu jasa yang dapat dipisahkan identitasnya dan yang perlu ditentukkan harga pokok secara individual. Perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan mengumpulkan harga pokok produksinya dengan menggunakan metode harga pokok pesanan. Dalam metode ini biaya-biaya dikumpulkan untuk pesanan tersebut dengan jumlah suatu produk dalam pesanan yang bersangkutan. b) Metode harga pokok proses (proses cosr method) Metode harga pokok proses adalah cara penentuan harga pokok produk yang membebankan biaya produksi selama periode tertentu kepada proses atau kegiatan produksi dan membagikannya sama rata kepada produk yang dihasilkan dalam periode tersebut. Berdasarkan uraian tersebut dapat diambil suatu kesimpulan bahwa jika suatu perusahaan menggunakan metode pokok pesanan, maka proses produksi akan berjalan setelah menerima pesanan pembeli, sehingga setiap produksi mungkin mempunyai jenis dan spesifikasi yang berbeda dengan pesanan masing-masing pembeli, sedangkan jika suatu perusahaan menggunakan metode harga pokok proses, maka proses produksinya dilakukan secara terus menerus, produk yang dihasilkannya pun bersifat homogeny karena tujuan produksinya adalah untuk persediaan bukan untuk memenuhi pesanan konsumen. 2.1.13 Metode Penentuan Harga Pokok Produksi Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi. Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi, terdapat dua pendekatan: a) Full Costing Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi,yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap, dengan demikian harga pokok produksi menurut metode full costing terdiri dari Biaya bahan baku xx Biaya tenaga kerja langsung xx Biaya overhead pabrik variabel xx Biaya overhead pabrik tetap xx Harga pokok produksi xx Harga pokok produksi yang dihitung dengan pendekatan full costing terdiri dari unsur harga pokok produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel, dan biaya overhead pabrik tetap)
15
ditambah dengan biaya nonproduksi (biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum) b) Variabel costing Variabel costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel. Dengan demikian harga pokok produksi menurut metode variabel costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini: Biaya bahan baku xx Biaya tenaga kerja langsung xx Biaya overhead pabrik variabel xx Harga pokok produksi xx 2.2 Penelitian yang Relevan Febri Dkk. Analisis Biaya Standar sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi pada PT Royal Cocnut Kawangkoan. Biaya standar adalah biaya yang telah ditentukan sebelumnya untuk memproduksi satu unit atau sejumlah tertentu produksi selama suatu periode tertentu. Penetapan biaya standar dapat memberikan pedoman pada perusahaan untuk mengetahui biaya yang seharusnya terjadi dalam proses produksi, karena efisiensi proses produksi yang di laksanakan menjadi faktor yang penting dalam penentuan biaya operasi keseluruhan perusahaan juga nantinya akan berpengaruh pada keseluruhan kondisi keuangan perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan biaya standar sebagai alat pengendalian biaya produksi pada PT. Royal Coconut Kawangkoan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan data kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan analisis biaya standar produksi tepung kelapa terjadi selisih yang merugikan pada selisih hasil bahan baku, dan terjadi selisih menguntungkan pada harga kuantitas bahan baku. Tepung kelapa, terjadi selisih yang merugikan pada selisih hasil dan kuantitas bahan baku, namun juga terdapat selisih yang menguntungkan pada selisih harga bahan baku, selisih tarif tenaga kerja langsung menunjukkan hasil varians yang merugikan, namun selisih efisiensi dan hasil tenaga kerja langsung menunjukkan varians yang menguntungkan. Sebaiknya perusahaan menggunakan standar pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai dalam menyusun biaya standar, karena standar ini memungkinkan perusahaan menghitung ketidakefisienan yang terjadi selama proses produksi Tri istanto. Evaluasi metode biaya standar dalam pengendalian suatu biaya produksi (studi kasus pada cv. Rahma abadi boja) cv Rahma Abadi boja merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang pengolahan kayu. Perusahaan ini memproduksi kayu menjadi plywood atau multyplek. Untuk keberlangsungan proses produksi, perusahaan harus mengendalikan biaya produksi supaya biaya produksi lebih efektif sehingga laba yang diperoleh lebih optimal. Mengendlikan biaya produksi bisa dengan menggunakan metode biaya standar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa efektifkah penerapan biaya standar dalam mengendalian biaya produksi. Biaya standar merupakan biaya yang direncanakan sebelum proses produksi berlangsung. Ketika biaya standar telah ditentukan dan biaya aktual telah
16
diketahui diakhir periode produksi, maka biaya standar dan biaya aktual dibandingkan sehingga menghasilkan sesuatu yang disebut varians atau selisih. Berdasarkan perhitungan analisis yang membandingkan antara biaya standar dengan biaya aktual, dapat ditarik kesimpulkan bahwa dalam produksi plywood, selisih tidak menguntungkan terdapat pada biaya bahan baku, dan BOP Eliza Melasari, Biaya Standar Dan Penerapannya Delam Pengendalian Biaya Produksi (studi kasus UKM Tempe Bu Mundakir Semarang) UKM Tempe Bu Mundakir Semarang adalah usaha kecil menengah yang aktif memproduksi tempe. Dalam proses produksi, UKM ini harus mengendalikan biaya produksi agar biaya produksi lebih efektif dan efisien sehingga laba yang didapat lebih optimal. Pengendalian biaya produksi tersebut dapat menggunakan metode biaya standar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan biaya standar dalam pengendalian biaya produksi tempe pada UKM Tempe Bu Mundakir Semarang. Biaya standar adalah biaya yang direncanakan sebelum proses produksi berlangsung. Ketika biaya standar telah ditentukan dan biaya aktual telah diketahui diakhir periode produksi, maka biaya standar dan biaya aktual dibandingkan sehingga menghasilkan varians atau selisih. Berdasarkan perhitungan analisis yang membandingkan antara biaya standar dengan biaya aktual, disimpulkan bahwa dalam produksi tempe, selisih menguntungkan pada biaya bahan baku masih dalam batas pengendalian dan selisih biaya overhead pabrik masih dalam batas kewajaran meskipun memiliki selisih yang tidak menguntungkan. Bayu Dkk. Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada Ud Wikrama Nutrisindo Desa Padang Sambilan Kaja, Denpasar Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perhitungan biaya standar pada UD Wikrama Nutrisindo Desa Padang Sambian Kaja, Denpasar Barat dan biaya standar sebagai alat pengendalian biaya produksi pada UD Wikrama Nutrisindo Desa Padang Sambian Kaja, Denpasar Barat. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dengan analisis varians. Hasil analisis varians menunjukkan bahwa pengendalian terhadap biaya produksi kurang baik. Pengendalian biaya produksi tersebut dapat dilihat dari hasil analisis varians harga bahan baku yang tidak menguntungkan sebesar Rp 8.776.000,00 dan varians kuantitas bahan baku sebesar Rp. 7.930.000,00 yang tidak menguntungkan. Hasil analisis varians tenaga kerja langsung baik tarif maupun efisiensi upah langsung dengan total varians sebesar Rp 0 serta untuk analisis overhead pabrik berupa varians menurut jam kerja sebesar Rp 99.200,00 yang bersifat menguntungkan dan varians menurut tarif sebesar Rp 0. Berdasarkan hasil tersebut perusahaan perlu melakukan perbaikan terhadap varians yang bersifat tidak menguntungkan dan perusahaan harus lebih cermat dengan memperhatikan faktor dari dalam perusahaan maupun dari luar 2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian ini dilakukan pada CV Maju Lestari Lubuklinggau, untuk menganalisa laporan keuangan guna mengetahui metode biaya standar dalam pengendalian biaya produksi pada CV Maju Lestari Lubuklinggau. adapun kerangka pemikiran disajikan dalam bentuk gambar dibawah ini:
17
Biaya Standar
Pengendalian Biaya Produksi
1. Standar teoritas 2. Rata-rata biaya waktu yang lalu 3. Standar normalPelaksanaan terbaik yang dapat dicapai (attainable high performance
1. Biaya bahan baku 2. Biaya tenaga kerja langsung 3. Biaya overhead pabrik
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.
Definisi Operasional Variabel Penelitian Tabel 3.1 Definisi Operasinal Variabel Penelitian No 1
Variabel Biaya Standar
2
Biaya Produksi
Definisi Biaya standar adalah biaya yang ditentukan dimuka yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu dibawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi dan factor lain tertentu. (Mulyadi 2014, h. 387) biaya produksi adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk
Indikator 1. Standar teoritas 2. Rata-rata biaya waktu yang lalu 3. Standar normal 4. Pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai (attainable high performance) 1. Biaya bahan baku 2. Biaya tenaga kerja langsung 3. Biaya overhead pabrik
Sumber : Teori pada Tahun 2014 3.2. Waktu dan Tempat Penelitian 3.2.1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 6 (enam) bulan terhitung pada bulan Juli 2016 sampai dengan bulan Desember 2016. 3.2.2. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada CV Maju Lubuklinggau dengan alamat Jl. Saitar No.205 RT.04 Kelurahan Ramah Kecamatan Lubuklinggau Selatan I Kota Lubuklinggau. 3.3.
Jenis dan Sumber Data Data Primer Menurut Arsyad (2008, h. 71) merupakan data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh organisasi yang menerbitkan atau menggunakannya, sedangkan data sekunder merupakan daya yang diterbitkan oleh organisasi yang bukan pengolahnya. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder berupa dokumentasi laporan keuangan dan data biaya produksi. 3.4.
Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Arsyad (2008, h. 71) data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan untuk pengelompokan. Sebagai misal jika data mengenai indeks harga diterbitkan dalam majalah ekonomi dan keuangan maka data yang terdapat dalam majalah tersebut merupakan data sekunder. Data sekunder dalam penelitian ini yaitu data dokumentasi berupa laporan keuangan
19
neraca, dan laporan keuangan laba rugi pada Tahun 2012 sampai dengan Tahun 2014. 3.5.
Teknik Analisis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dimana serangkaian obsevasi (pengukuran) dapat dinyatakan dalam angka-angka, maka kumpulan angka-angka hasil obervasi yang dinyatakan kuantitatif.Sedangkan data berdasarkan sumber yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan pengolahnya. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif. Analisis kuantatif dilakukan pada perhitungan biaya produksi dengan menggunakan metode standar costing.Menurut Eliza (2012, h. 8) Dalam penelitian ini data yang diperoleh akan diolah dengan cara menentukan biaya standar produksi yang kemudian membandingkan antara biaya standar produksi dengan biaya produksi actual, biaya standar merupakan biaya yang ditentukan sebelumnya dan dijadikan patokan dalam memproduksi suatu produk tertentu untuk mengendalikan biaya pada proses produksi yang terdiri dari bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead untuk periode berikutnya, adapun langkah-langkah dalam menganalisa data dengan menggunakan metode standar costing dengan rumus yaitu: DMV = (Qstd x Pstd) – (Qact x Pact) Keterangan: Qstd = quantitas standar Pstd = proce standar Qast = quantitas actual Pact = price actual Dalam menganalisa dikarenakan adanya perubahan harga pembelian yang mengakibatkan terjadinya penyimpangan harga, peristiwa-peristiwa ekonomi lainnya seperti krisis, devaluasi serta timing/waktu yang kurang tepat dalam pembelian, selain itu pemborosan pemakaian bahan, kurang efisiensi mesin produksi, baik/tidak pengawasan dala penggunaan mesin/peralatan produksi dan sebagainya, selain itu dalam menganalisa a. Menentukan standar biaya produksi pada CV Maju Lestari Lubuklinggau Variabel costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel. Dengan demikian harga pokok produksi menurut metode variabel costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini: 1) Biaya bahan baku xx 2) Biaya tenaga kerja langsung xx 3) Biaya overhead pabrik variabel xx Harga pokok produksi xx b. Menganalisis selisih biaya produksi langsung CV Maju Lestari Lubuklinggau c. Menganalisa selisih biaya overhead pabrik CV Maju Lestari Lubukliggau
20
Setelah membandingkan akan menghasilkan varians (selisih) pada biaya produksi tersebut, maka dari selisih tersebut dapat ditentukan evaluasi biaya yang digunakan dalam proses produksi CV Maju Lestari Lubuklinggau.
21
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Obyek Penelitian Maju Lestari Lubuklinggau merupakan perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur yaitu memproduksi sabun mandi dengan kata lain bahwa CV Maju Lestari Lubuklinggau telah melakukan input, proses, dan output produk sendiri. Perusahaan ini berdiri sejak 2011 dengan bahan baku utama kelapa. 4.1.2. Penetapan Standar Biaya Produksi CV Maju Lestari Lubuklinggau Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, sebelum proses produksi dilaksanakan maka terlebih dahulu bagian produksi bekerjsama dengan bagian keuangan akan membuat perencanaan produksi. Tujuan adalah untuk mengetahui besarnya dana yang dibutuhkan dalam proses produksi. Dalam perhitungan untuk perencanaan biaya produksi hal pokok yang perlu diperhatikan adalah kalkulasi dari biaya standar bahan baku langsung, biaya standar tenaga kerja langsung dan biaya standar overhead pabrik. Adapun prosedur penetapan yang dilakuakn oleh CV Maju Lestari Lubuklnggau ini adalah metode standar costing. 4.1.2.1. Penetapan standar Biaya Bahan Baku Langsung Standar bahan baku langsug di CV Maju Lestari Lubuklinggau ini terdiri atas 1. Standar Harga Bahan Baku Proses penyusunan biaya standar bahan baku CV Maju Lestari Lubuklinggau ditentukan oleh direktur sebagai pimpinan bekerjasama dengan bagian produksi, keuangan dan pembelian. Hal ini dilakukan agar biaya standar bahan baku yang telah disusun menjadi hasil kesepakatan bersama sehingga dalam pelaksanaanya biaya standar tersebut didukung oleh seluruh bagian yang ada dalam perusahaan. Standar harga bahan baku yang ditetapkan oleh perusahaan berdasarkan harga pasar yang berlaku saat ini. Dalam mengevaluasi dapat diketahui bahwa bahan baku yang digunakan untuk memproduksi sabun yaitu sebagai berikut: Tabel 4.1 Rekapitulasi Baiaya Bahan Baku Pada Tahun 2013 Biya Bahan Baku No Nama Bahan Baku Harga/ Liter (Rp) Liter Jumlah (Rp) 1 Minyak VCO 113.000 37 4.181.000 2 Lalkali 19.000 11 209.000 3 M.Zaitun 90.000 10 900.000 4 Parfum 350.000 6 2.100.000 5 Pewarna 18.000 2 108.000 Total 7.500.000 Sumber: Laporan Keuangan CV Maju Lestari Lubuklinggau Maka dengan demikian dapat diketahui bahwa persediaan bahan baku seperti minyak VCO sebanyak 37 liter, lalkali sebnyak 11 liter, minyak zaitun sebanyak 10 liter, parfum sebanyak 6 liter, dan pewarna sebanyak 2liter, dapat
22
diketahui bahwa jumlah biaya bahan baku adalah sebesar RP.7.500.000 pada tahun 2013, produksi yang dilakukan oleh CV Maju Lestari Lubuklinggau hanya 1 kali produksi. Tabel 4.2 Rekapitulasi Baiaya Bahan Baku Pada Tahun 2014 Biya Bahan Baku No Nama Bahan Baku Harga/ Liter (Rp) Liter Jumlah 1 Minyak VCO 115.000 36 4.140.000 2 Lalkali 19.500 10 195.000 3 M.Zaitun 91.000 5 455.000 4 Parfum 363.000 3 1.089.000 5 Pewarna 20.000 6 120.000 Total 6.000.000 Sumber: Laporan Keuangan CV Maju Lestari Lubuklinggau Maka dapat diketahui pada tahun 2014 minyak VCO sebanyak 36 liter, lalkali sebanyak 10 liter, minyak zaitun sebanyak 5 liter, parfum sebanyak 3 liter dan pewarna sebanyak 6 liter, maka jumlah biaya bahan baku yang dikeluarkan oleh CV Maju Lestari Lubuklinggau adalah sebesar Rp.6.000.000,dengan dana tersebut maka dapat dinyatakan bahwa perusahan telah memanfaatkan bahan baku pada tahun lalu yang masih bisa digunakan. Tabel 4.3 Rekapitulasi Baiaya Bahan Baku Pada Tahun 2015 Biya Bahan Baku No Nama Bahan Baku Harga/ Liter (Rp) Liter Jumlah 1 Minyak VCO 118.000 35 3.894.000 2 Lalkali 19.500 11 175.500 3 M.Zaitun 95.000 5 380.000 4 Parfum 365.000 4 1.460.000 5 Pewarna 22.000 4 88.0000 Total 6.000.000 Sumber: Laporan Keuangan CV Maju Lestari Lubuklinggau CV Maju Lestari Lubuklinggau, dapat diketahui bahwa dana yang dikeluarkan oleh perusahaan pada produksi pada tahun 2015 sebesar Rp.6.000.000 dimanapada tahun ini produksi yang dilakuakn oleh CV Maju Lestari Lubuklinggau hanya 1 kali produksi, maka dengan demikian dapat diketahui bahwa adanya pengurangan bahan baku dikarenakan pada tahun 2015 buaya bahan baku mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, Adapun proses yang dilakukan oleh perusahaan dalam penetapan standar harga bahan baku yaitu: a. CV Maju Lestari Lubuklinggau mengadakan pertemuan dengan beberapa calon pemasok yang menawarkan barangnya untuk dibeli. b. Manajer, bagian keuangan, bagian produksi akan memilih pemasok untuk menilai apakah sesuai kualitas barang dengan harga barang yang ditawarkan pemasok.
23
c. Setelah pemasik terpilih maka bersama-sama akan membicarakan mengenai kontrak harga untuk jangka waktu tertentu. Harga yang telah disepakati inilah yang menjadi standar harga bahan baku yang akan ditetapkan oleh CV Maju Lestari Lubuklinggau. 2. Standar Kualitas Bahan Baku Standar kuantitas bahan baku yang digunakan pada CV Maju Lestari Lubuklinggau ditentukan berdasarkan percobaan-percobaan yaitu spesifikasi bahan mengenai jenis, kualitas barang yang diperlukan dalam kegiatan operasi yang akan dilaksanakan. Hal ini dikembangkan oleh bagian prosuksi dari pengalaman masa lalu dan catatan-cataran akuntansi masa lalu yang dianalisis oleh bagian keuangan. Adapun proses penetapan standar kuantitas bahan baku yang dilaksanakan oleh CV Maju Lestari Lubuklinggau adalah sebagai berikut: a. Bagian produksi mengumpulkan informasi mengenai berapa jumlah bahan baku yang digunakan untuk membuat sabun. b. Bagian keuangan menetapkan rencana prosuksi dan standar kuantitas bahan per tahun. 4.1.2.2. Penetapan Standar Biaya Tenaga Kerja Langsung Standar biaya tenaga kerja langsung pada CV Maju Lestari Lubuklinggau terdiri atas standar jam kerja dan standar tariff upah Tenaha kerja langsung, untuk penetapan standar tarif upah, pihak CV Maju Lestari Lubuklinggau menetapkan upah yang sesuai dengan Upah Minimum Regional (UMR) dan diberikan beberapa fasilitas berupa tunjangan. Dalam perhitungan nilai biaya tenaga kerja langsung pada CV Maju Lestari Lubuklinggau pada tahun 2013 dapat diketahui bahwa sebagai berikut: Jumlah tenaga kerja 2 Orang Beban Upah Rp.500.000,Maka dapat diketahui dana yang harus dikeluarkan CV Maju Lestari Lubuklinggau di tahun 2013 sebesar Rp.500.000, dimana beban upah tersebut dibayar oleh CV Maju Lestari Lubuklinggau dalam sekali produksi. Dalam perhitungan nilai biaya tenaga kerja langsung pada CV Maju Lestari Lubuklinggau pada tahun 2014 dapat diketahui bahwa sebagai berikut: Jumlah tenaga kerja 2 Orang Beban Upah Rp.500.000,Maka dapat diketahui dana yang harus dikeluarkan CV Maju Lestari Lubuklinggau di tahun 2014 sebesar Rp.500.000, dimana beban upah tersebut dibayar oleh CV Maju Lestari Lubuklinggau dalam sekali produksi. Dalam perhitungan nilai biaya tenaga kerja langsung pada CV Maju Lestari Lubuklinggau pada tahun 2015 dapat diketahui bahwa sebagai berikut: Jumlah tenaga kerja 6 Orang Beban Upah Rp.3.000.000,Maka dapat diketahui dana yang harus dikeluarkan CV Maju Lestari Lubuklinggau di tahun 2013 sebesar Rp.3.000.000,- dimana beban upah tersebut dibayar oleh CV Maju Lestari Lubuklinggau dalam sekali produksi. Berdasarkan data tersebut maka dapat diketahui bahwa CV Maju Lestari Lubuklinggau hanya membayar upah karyawan jika adanya produksi sabun, maka dapat diketahui bahwa ditahun 2013 jumlah karyawan adalah sebanyak 2 orang,
24
sama dengan tahun 2013 ditahun 2014 karuawan sebanyak 2 orang, sedangkan ditahun 2015 jumlah karyawan adalah sebanyak 6 karyawan yang memproduksi sabun. Sehingga ditahun 2015 jumlah tenaga kerja yang bekerja pada CV Maju Lestari Lubuklingau meningkat. 4.1.2.3. Penetapan Biaya Overhead Pabrik Sebelum menentukan biaya overhead pabtik CV Maju Lestari Lubuklinggau menentukan kapasitas yang dianggarkan yaitu kapasitas normal berdasarkan ratarata produksi untuk satu tahun perhitungan dasar pembebanan jumlah jam tenaga kerja langsung. Dapat diketahui bahwa biaya overhead pabrik di tahun 2013 adalah biaya bahan baku langsung sebesar Rp. 7.500.000,beban upah Rp. 500.000,Rp. 8.000.000,- : 2 Rp. 4.000.000,Maka dapat diketahui dari hasil biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja dapat diketahui biaya overhead pabrik CV Maju Lestari Lubuklinggau pada tahun 2013 adalah sebesar Rp.4.000.000,Dapat diketahui bahwa biaya overhead pabrik di tahun 2014 adalah biaya bahan baku langsung sebesar Rp. 6.000.000 biaya tenaga kerja Rp. 500.000 Rp. 6.500.000,- : 2 Rp. 3.250.000,Maka dapat diketahui dari hasil biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja dapat diketahui biaya overhead pabrik CV Maju Lestari Lubuklinggau pada tahun 2014 adalah sebesar Rp.3.250.000,-
Dapat diketahui bahwa biaya overhead pabrik di tahun 2015 adalah biaya bahan baku langsung sebesar Rp. 6.000.000,biaya tenaga kerja Rp. 3.000.000,Rp. 9.000.000,- : 2 Rp. 4.500.000,Maka dapat diketahui dari hasil biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja dapat diketahui biaya overhead pabrik CV Maju Lestari Lubuklinggau pada tahun 2015 adalah sebesar Rp.4.500.000,4.1.3. Penetapan Biaya Standar Berdasarkan Teori Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif. Analisis kuantatif dilakukan pada perhitungan biaya produksi dengan menggunakan metode standar costing.Menurut Eliza (2013, h. 8) Dalam penelitian ini data yang diperoleh akan diolah dengan cara menentukan biaya standar produksi yang kemudian membandingkan antara biaya standar produksi dengan biaya produksi actual, biaya standar merupakan biaya yang ditentukan sebelumnya dan dijadikan patokan dalam memproduksi suatu produk tertentu untuk mengendalikan biaya pada proses produksi yang terdiri dari bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead untuk periode berikutnya, adapun
25
langkah-langkah dalam menganalisa data dengan menggunakan metode standar costing dengan rumus yaitu: DMV = (Qstd x Pstd) – (Qact x Pact) Keterangan: Qstd = quantitas standar Pstd = proce standar Qast = quantitas actual Pact = price actual Berdasarkan hasil analisa laporan keuangan CV Maju Lestari Lubuklinggau, dapat diketahui bahwa Tahun 2013 Qstd x Pstd (Persediaan bahan jadi) = 10.000.000 Qact x Pact (Biaya overhead pabrik) = 4.000.000 DMV = (Qstd x Pstd ) – (Qact x Pact) = (10.000.000)-(4.000.000) =6.000.000 Tahun 2014 Qstd x Pstd (Persediaan bahan jadi) = 14.000.000 Qact x Pact (Biaya overhead pabrik) = 3.250.000 DMV = (Qstd x Pstd) – (Qact x Pact) =(14.000.000)-(3.250.000) =10.750.000 Tahun 2015 Qstd x Pstd (Persediaan bahan jadi) = 10.750.000 Qact x Pact (Biaya overhead pabrik) = 4.500.000 DMV = (Qstd x Pstd) – (Qact x Pact) =(10.750.000)-(4.500.000) =6.250.000,Maka dapat diketahui bahwa biaya bahan baku yang harus dikeluarkan oleh CV Maju Lestari lubuklinggau dengan standar sebesar Rp.6.000.000,- maka dapat diketahui dengan bahan baku tersebut ditahun 2013 CV Maju Lestari Lubuklinggau telah melampau dana standar yang seharusnya dikeluarkan oleh perusahaan, tetapi dengan perbedaan nilai yang tidak terlalu jauh maka memberikan kesempatan bahwa perusahaan harus mampu memaksimalkan dana dalam menggunakan biaya produksi, selain itu ditahun 2014 dapat diketahui bahwa biaya bahan baku sebesar Rp.10.750.000,- dengan besarnya dana tersebut menunjukan bahwa pengendalian biaya ditahun 2014 mampu melampaui dana yang harus dikeluarkan oleh perusahaan, sehingga perusahaan harus mampu mengoptimalkan biaya produksi dan memaksimalkan hasil produksi agar perusahaan mampu efisien. Selain itu ditahun 2015 dapat diketahui bahwa pengendalian biaya standar sebesar Rp.6250.000,- dengan dana tersebut maka perusahaan harus memaksimalkan kinerja sehingga dapat memaksimalkan hasil produksi dapat juga diketahui bahwa setiap tahunnya perusahaan hanya memproduksi 1 kali produksi tiap tahunnya, maka dengan meningkatnya biaya standar dalam periode ditahun ini harus membuat perusahaan dalam pengambilan
26
keputusan yang tepat agar CV Maju Lestari Lubuklinggau dapat menggunakan dana bahan baku yang maksimal dengan mengambil bahan baku dengan kualitas utama dengan harga yang rendah, selain itu dapat menggunakan tenaga kerja langsung yang dapat membayar full dan memberikan gaji tambahan jika dalam proses produksi tenaga kerja langsung sehingga CV Maju Lestari Lubuklinggau dapat memaksimalkan hasil produksi agar dapat mengendalikan biaya produksi, dapat memaksimalkan tingkat laba perusahaan. 4.1.4. Manfaat Biaya Standar CV Maju Lestari Lubuklinggau Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, biaya standar standar yang dilaksanakan oleh CV Maju Lestari Lubuklinggau ini memberikan beberapa manfaat yaitu: 1. standar yang ditetapkan oleh perusahaan telah dimanfaatkan untuk membantu dalam penyusunan anggaran, hal ini dapat digunakan unutk mengetahui apakah adanya penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam melaksanakan proses produksi. 2. Standar yang ditetapkan oleh perusahaan telah dimanfaatkan untuk membantu penilaian biaya produksi, karena penyusunannya dimaksudkan sebagai tolak ukur penilaian terhadap pelaksanaan operasi perusahaan dan kebijakan yang telah ditetapkan dalam anggaran dijadikan pedoman oleh pihak CV Maju Lestari Lubuklinggau untuk mengetahui besarnya biaya yang seharusnya dikeluarkan. 3. Standar yang ditetapkan dapat dijadikan sebagai alat untuk memotivasi serta mengukur efisiensi, agar hasil produksi dapat dicapai sesuai yang diharapkan. 4. Standar dapat digunakan atau dimanfaatkan oleh manajemen CV Maju Lestari Lubuklinggau untuk mengetahui dan menunjukan biaya-biaya yang terlebih yang mungkin bisa diketahui atau terjadi tanpa adanya standar yang mungkin merupakan suatu pemborosan bagi CV Maju Lestari Lubuklinggau. 4.1.5. Pengendalian Biaya Produksi Berdasarkan hasil yang penulis lakukan pada CV Maju Lestari Lubuklinggau mengenai biaya produksi, penulis berpendapat bahwa pihak CV Maju Lestari Lubuklinggau telah mengendalikan biaya produksi karena telah memenuhi keseluruhan pengendalian yang seharusnya terdapat dalam proses pengendalian biaya produksi. Harga pokok produksi di tahun 2013 Biaya bahan baku Rp. 7.500.000,Biaya tenaga kerja langsung Rp. 500.000,Biaya overhead pabrik variabel Rp. 4.000.000,Harga pokok produksi Rp. 12.000.000Hasil dana produksi pertahun yang dikeluarkan CV Maju Lestari Lubuklinggau di tahun 2013 sebesar Rp.12.000.000,-. untuk itu CV Maju Lestari telah mampu mencapai produksi sabun mandi dalam pencapaian laba yang tinggi. Harga pokok produksi di tahun 2014 Biaya bahan baku Rp. 6.000.000,Biaya tenaga kerja langsung Rp. 500.000,Biaya overhead pabrik variabel Rp. 3.250.000,Harga pokok produksi Rp. 9.750.000,-
27
Hasil dana produksi pertahun yang dikeluarkan CV Maju Lestari Lubuklinggau di tahun 2014 sebesar Rp.9.750.000,-. untuk itu CV Maju Lestari telah mampu mencapai produksi sabun mandi dalam pencapaian laba yang tinggi. Harga pokok produksi di tahun 2015 Biaya bahan baku Rp. 6.000.000,Biaya tenaga kerja langsung Rp. 3.000.000,Biaya overhead pabrik variabel Rp. 4.500.000,Harga pokok produksi Rp. 13.000.000Hasil dana produksi pertahun yang dikeluarkan CV Maju Lestari Lubuklinggau di tahun 2015 sebesar Rp.13.000.000,-. untuk itu CV Maju Lestari telah mampu mencapai produksi sabun mandi dalam pencapaian laba yang tinggi. 4.1.6.
Pencapaian Tujuan Pengendalian Biaya Produksi CV Maju Lestari Lubuklinggau Menurut hasil penelitian yang penulis lakukan pada CV Maju Lestari Lubuklinggau sehubungan dengan pencapaian tujuan pengendalian biaya produksi, maka didapat: 1. CV Maju Lestari Lubuklinggau mampu melakukan proses produksi yang berjalan dengan baik, hal ini terlihat dari proses produksi yang berjalan dengan tujuan terlihar dari penyimpangan yang terjadi pada hasil produksi sedikit. 2. Kegiatan produksi CV Maju Lestari Lubuklinggau mampu mencapai tujuan produksi. Hal ini terlihat dari hasil produksi yang dihasilkan berjumlah besar setiap tahunnya. 3. Kegiatan produksi CV Maju Lestari Lubuklinggau mampu menghasilkan produk yang dapat ditanggungjawabkan, hal ini terlihat dari kualitas bahan baku yang baik sesuai dengan standar mutu perusahaan. 4.2. Pembahasan Berdasarkan penelitian lapangan yang dilakukan oleh penulis sebagaimana dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui analisis metode biaya standar dalam pengendalian biaya produksi pada CV Maju Lestari Lubuklinggau. Bahwa dapat diketahui mengenai biaya produksi, penulis berpendapat bahwa pihak CV Maju Lestari Lubuklinggau telah mengendalikan biaya produksi karena telah memenuhi keseluruhan pengendalian yang seharusnya terdapat dalam proses pengendalian biaya produksi. Maka penulis berpendapat bahwa CV Maju Lestari Lubuklinggau telah memanfaatkan biaya standar yang telah ditetapkan dengan baik seperti standar yang ditetapkan CV Maju Lestari Lubuklinggau telah memanfaat untuk membantu pengendalian biaya produksi, karena penyusunan dimaksudkan sebagai tolak ukut penilaian terhadap pelaksanaan operasi CV Maju Lestari Lubuklinggau dan kebijakan yang telah ditetapkan dalam anggaran dijadikan pedoman oleh pihak CV Maju Lestari Lubuklinggau untuk mengetahui besarnya biaya yang seharusnya dikeluarkan. Standar yang tetapkan dapat dijadikan sebagai alat untuk membantu dan memotivasi manajemen dalam beroperasi secara efisien dan ekonomis. Maksud dari efisiensi dan ekonomis ini adalah manajemen dalam melakukan aktivitasnya mengoptimalkan sumber daya yang digunakan dan mengorbankan biaya sedikit mungkin sehingga produksi dapat sesuai yang diharapkan.
28
Standar yang ditetapkan dapat memberikan pedoman pada manajemen dalam memperbaiki kinerja, karena selisih yang terjadi mengharuskan manajemen melakukan tindakan untuk menghindari penyimpangan yang terjadi selanjutnya. Hasil dana produksi pertahun yang dikeluarkan CV Maju Lestari Lubuklinggau di tahun 2013 sebesar Rp.12.000.000,-. untuk itu CV Maju Lestari telah mampu mencapai produksi sabun mandi dalam pencapaian laba yang tinggi. Hasil dana produksi pertahun yang dikeluarkan CV Maju Lestari Lubuklinggau di tahun 2014 sebesar Rp.9.750.000,-. untuk itu CV Maju Lestari telah mampu mencapai produksi sabun mandi dalam pencapaian laba yang tinggi. Hasil dana produksi pertahun yang dikeluarkan CV Maju Lestari Lubuklinggau di tahun 2015 sebesar Rp.13.000.000,-. untuk itu CV Maju Lestari telah mampu mencapai produksi sabun mandi dalam pencapaian laba yang tinggi. Maka dengan demikian daapt diketahui bahwa di tahun 2013 nilai biaya standar Rp.6.000.000,- bahwa dengan nilai tersebut CV Maju Lestari Lubuklinggau dapat menggunakan dana yang tepat sehingga perusahaan dapat memaksimalan jumlah hasil produksi agar dalam setiap barang yang diproduksi sehingga perusahaan telah mampu memanfaatkan dana untuk dikendalikan dalam proses produksi. Sedangkan ditahun 2014 nilai biaya standar Rp.10.750.000,sehingga CV Maju Lestari Lubuklinggau dapat mengetahui bahwa nilai biaya standar yang mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, maka perusahaan telah mampu mengendalikan dana anggaran yang digunakan dalam produksi barang, selain itu perusahaan dapat memaksimalkan kinerja karyawan dengan menambah jam kerja jika dalam aktivitas perusahaan belum mampu mencapai target produksi, dalam pemasaran dapat juga menjadi bahan pertimbangan dalam hal ini bagian pemasaran dan produksi harus mampu bekerja sama dalam pengendalian biaya agar dapat mengefisiensi penggunaan dana perusahaan. Ditahun ketiga dapat dinyatakan bahwa tahun 2015 nilai biaya standar Rp.6.250.000,- dengan meningkatnya biaya standar dalam periode ditahun ini harus membuat perusahaan dalam pengambilan keputusan yang tepat agar CV Maju Lestari Lubuklinggau dapat menggunakan dana bahan baku yang maksimal dengan mengambil bahan baku dengan kualitas utama dengan harga yang rendah, selain itu dapat menggunakan tenaga kerja langsung yang dapat membayar full dan memberikan gaji tambahan jika dalam proses produksi tenaga kerja langsung sehingga CV Maju Lestari Lubuklinggau dapat memaksimalkan hasil produksi agar dapat mengendalikan biaya produksi, dapat memaksimalkan tingkat laba perusahaan. Standar biaya bahan baku pada CV Maju Lestari Lubuklinggau telah cukup baik, hal ini terlihat dari penentuan harga bahan baku dan kualitas bahan baku yang digunakan sehingga bila terjadi penyimpangan dapat diselidikit penyebabnya dan dilakukan tindakan korektif. Sesuai dengan hasil analisa maka dapat diketahui evaluasi penerpan biaya standar dalam pengendalian biaya produksi cukup memadai CV Maju Lestari Lubuklinggau sudah memenuhi ketentuanketentuan penerapan biaya standar yaitu adanya selisih biaya bahan baku, selisih tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Dari penentuan ini manajemen dapat menganalisais penyimpangan yang terjadi serta tindakan korektif yang dilaksanakan. CV Maju Lestari Lubuklinggau dalam penetapan biaya standar dimana mengetahui bermanfaat bagi manajemen dalam pengambilan keputusan dan
29
pembuatan rencana, selain itu biaya standar juga mempunyai kelemahan meskipun telah ditetapkan dengan jenis-jenis standar apa yang dibutuhkan oleh perusahaan secara keseluruhan dengan tingkat ketakutan atau kelonggaran yang relative sama. Bahan baku dapat diketahui mengenai kualitas bahan yang akan digunakan, adanya ketetapan standar untuk mengubah kuantitas standar bahan baku menjadi biaya bahan baku standar, maka perlu ditentukan harga standar bahan baku oleh CV Maju Lestari Lubuklinggau, adapun harga standar ini pada umumnya ditentukan dari daftar harga pemasok dan informasi lain yang bersedia yang berhubungan dengan kemungkinan perubahan harga-harga tersebut di masa depan, jika biaya angkut dan biaya pengutusan bahan baku yang lain dibebankan kepada bahan baku, maka harga standar tersebut juga memperhitungkan biayabiaya tersebut. Begitu juga potongan pembelian yang diperkirakan akan diperoleh dari pemasok harus dikurangkan dari harga dalam penetapan harga standar. Harga yang akan diplih sebagian tergantung dari jenis fluktuasi harga yang diperkirakan dan tujuan penggunaan biaya standar tersebut. Jika fluktuasi harga cenderung untuk berulang kali terjadi dan tidak dapat dipastikan mempunyai kecenderungan turun atau naik, maka harga normal yang tepat untuk situasi ini dilain pihak, jika arah perubahan harga di masa yang akan datang dapat diperkirakan dengan baik, maka harga yang tepat untuk situasi ini adalah harga rata-rata dalam periode di mana biaya standar tersebut akan dipakai
30
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Penulis dapat menyimpulkan bahwa CV Maju Lestari Lubuklinggau telah memanfaatkan biaya standar yang telah ditetapkan dengan baik seperti standar yang ditetapkan CV Maju Lestari Lubuklinggau telah memanfaat untuk membantu pengendalian biaya produksi, karena penyusunan dimaksudkan sebagai tolak ukur penilaian terhadap pelaksanaan operasi CV Maju Lestari Lubuklinggau dan kebijakan yang telah ditetapkan dalam anggaran dijadikan pedoman oleh pihak CV Maju Lestari Lubuklinggau untuk mengetahui besarnya biaya yang seharusnya dikeluarkan. 5.2. Saran Setelah melakukan penelitian maka penulis dapat memberikan masukan ataupun saran yaitu sebagai berikut: a. Penelitian ini diharapkan akan menjadi masukan, referensi, dan bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian pada perusahaan yang ada di Lubuklinggau. Peneliti mengharapkan agar peneliti selanjutnya dapat menambah variabel penelitian sehingga dapat mengembangkan dari penelitian yang dilakukan peneliti. b. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan ataupun saran pimpinan, Bagian Keuangan, dan Bagian Produksi CV Maju Lestari Lubuklinggau, agar dapat memaksimalkan hasil produksi dengan biaya produksi yang efisien.
31
DAFTAR PUSTAKA Arsyad Lincolin.2008.Metodologi Penelitian.Jakarta Bayu Dkk.2013.Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi pada PD Wikrama Nutrisindo Desa Pedang Sambilan Kaja Denpasar Barat.Jurnal Ekonomi Eliza.2010.Akuntansi Biaya.Bandung Fetbie dkk.2014.Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi pada PT Royal Coconut Kawangkoan.Jurnal Ekonomi Hasan R. 2010.Akuntansi Majemen.Jakarta Istanto Tri.2012.Evaluasi Metode Biaya Standar dalam Pengendalian Suatu Biaya Produksi (Studi Kasus pada CV Rahma Abado Boja).Jurnal Ekonomi Matz.2013.Akuntansi Manajemen.Alfabeta: Bandung Melasari Elliza.2013.Biaya Standard an Penerapannya dalam Pengendalian Biaya Produksi (studi kasus UKM Tempe Bu Mundakir Semarang). Jurnal Ekonomi Milton.2011.Akuntasi Manajemen.Jakarta Mulyadi.2014.Akuntansi Biaya.Bandung: Alfabeta Munandar.2011.Teori Manajemen Akutansi.Yogyakarta. Nur Fitri.2011.Analisis Biaya Standar Dalam Rangka Pengendalian Biaya Produksi Pada PT Pusri Palembang.Jurnal Ekonomi Soemarso.2012.Dasar-Dasar Akutansi.Rudi:Yogyakarta Sunarto.2011.Akutansi Biaya.Bandung:Alabeta
32