HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DAN BIDAN DENGAN KETERAMPILAN DALAM MEMBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN INISIASI MENYUSU DINI PADA IBU PRENATAL DI PUSKESMAS KABUPATEN BATUBARA Maimunah R Dosen Tetap STIKes Flora Medan, Jalan Rajawali No. 24 Medan Email:
[email protected]
ABSTRACT Early breastfeeding initiation constitutes a process in which a baby begins to suckle on the breast by itself soon after it was born. Within the first hour, a baby must be breastfed by its mother. The aim was not only to give nutrition but also to train the baby to suck the nipple and to prepare the mother to produce colostrum breast milk. In the practice of giving early breastfeeding initiation, the skill of health care providers was very important in giving information through health education about early breastfeeding initiation for mothers. The skill of health care providers was closely related to their knowledge of early breastfeeding initiation. The objective of the research was to find out the correlation of the knowledge of nurses and midwives with the skill in providing health education about early breastfeeding initiation for prenatal mothers at Puskesmas of Kabupaten Batubara. The type of the research was descriptive analytic with cross sectional design. The population was 65 nurses and midwives who worked in KIA (Mother and Child Health), and 55 of them were used as the samples at the level of error 5%, using purposive sampling technique. The data were analyzed by using univatriate analysis with frequency distribution and bivatriate analysis with Spearman Rho test at the significance level of 5%. The result of the research showed that 40 respondents (72.7%), consisted of nurses and midwives, had good knowledge and 41 respondents (74.5%) had good skill which indicated that there was positive correlation between the knowledge of nurses and midwives and the skill in providing health education about early breastfeeding initiation for prenatal mothers at Puskesmas of Kabupaten Batu Bara with the result of coefficient correlation of -0.270 at the significance level p < α (0.047 < 0.05). It was recommended that the agency concerned determine and prepare the location for health counseling or education at the favorable site in order that the message or materials can achieve the target which was in line with the purpose of the expected health education. Keywords: Knowledge, Skill, Health Education
sesuai dengan program dari Millenium
PENDAHULUAN Dalam
perkembangan
bidang
Development
Goals
(MDGs)
kesehatan ibu dan anak saat ini, semakin
membantu
digalakkannya
tentang
kelaparan dan angka kematian bayi. Oleh
penatalaksanaan Inisiasi Menyusu Dini
karena itu, penting untuk menyampaikan
(IMD), Air Susu Ibu (ASI) eksklusif dan
informasi tentang manajemen laktasi dan
manajemen laktasi. Ketiga program ini
Inisiasi Menyusu Dini kepada ibu antenatal,
saling berkaitan satu sama lain. Hal ini
intranatal, postnatal dan tenaga kesehatan
program
mengurangi
untuk
kemiskinan,
Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 1, Mei 2017| 111
agar dapat melaksanakan tugas sebagai
dicegah dengan dilakukannya pemberian
promotor profesional dalam pengetahuan
ASI dan kontak kulit ibu dan bayi pada 1
penggunaan ASI (Maryunani, 2012).
jam pertama kelahiran bayi. Sehingga
ASI merupakan makanan bayi yang
Inisiasi Menyusu Dini dapat mencegah
berstandar emas bagi anak-anak pada
terjadinya hipotermia pada bayi, dan
umumnya, karena akan menjadi langkah
manfaat pada pengeluaran ASI yang
awal dalam pemenuhan hak-hak anak
pertama
(Maryunani, 2012). Banyak penelitian dan
sebagai kekebalan tubuh yang baik bagi
survey yang menyatakan bahwa banyak
bayi.
manfaat dari pemberian ASI pada bayi dalam
melakukan
yang
berfungsi
Oleh sebab itu, dalam praktek
Inisiasi
pemberian Inisiasi Menyusu Dini sangat
Menyusu Dini dan ASI eksklusif bagi ibu
penting peranan dari tenaga kesehatan yang
dan anak. Salah satu manfaatnya yaitu
terampil dalam memberikan informasi
untuk meningkatkan ikatan hubungan ibu
melalui pendidikan kesehatan mengenai
dan anak, sebagai alat kontrasepsi untuk ibu
Inisiasi Menyusu Dini pada ibu di dalam
secara
masyarakat
alami,
tindakan
(kolostrum)
untuk
meningkatkan
(Maryunani,
2012).
kekebalan tubuh bayi, menurunkan angka
Keterampilan yang diperlukan oleh tenaga
kejadian
infeksi
meningkatkan
pada
tumbuh
bayi,
untuk
kesehatan tidak terlepas kaitannya dengan
kembang
anak
pengetahuan yang mereka punya tentang
secara optimal, meningkatkan kecerdasan
Inisiasi
anak.
2012).
Beberapa
hasil
penelitian
menyebutkan bahwa ASI juga bermanfaat dalam
pencegahan
berbagai
Menyusu
Dini
(Notoatmodjo,
Berdasarkan data yang didapatkan
macam
peneliti dari Dinas Kesehatan Kabupaten
penyakit seperti kanker pada anak, penyakit
tersebut, 13 Puskesmas yang berada di
jantung, dan diabetes mellitus (Khamzah,
Kabupaten
2012).
pendidikan kesehatan oleh perawat dan
ini
telah
memberikan
Menurut penelitian yang dilakukan
bidan tentang Inisiasi Menyusu Dini. Tetapi
Edmond dkk di Ghana pada tahun 2003-
ketika peneliti melakukan wawancara pada
2004 dalam Maryunani (2012) tentang
ibu prenatal yang berada di Kabupaten
Inisiasi Menyusu Dini, menyatakan bahwa
tersebut,
hasil
dari
prenatal di masyarakat belum mengetahui
penelitian itu adalah terjadi penurunan
dengan jelas dalam perilaku pemberian
angka kematian bayi sebanyak 22%, hal ini
Inisiasi Menyusu Dini pada bayi sesaat
terjadi karena angka kematian bayi itu dapat
setelah dilahirkan. Ibu-ibu prenatal tersebut
112 |
Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 1, Mei 2017
kesimpulan
yang
didapat
kenyataannya
rata-rata
ibu
mengatakan tidak mengerti tentang Inisiasi
HIPOTESA
Menyusu Dini karena perawat dan bidan di
Ada hubungan antara pengetahuan
Puskesmas hanya memberikan informasi
perawat dan bidan dengan keterampilan
sekedarnya saja tentang itu dan kadang ibu-
dalam memberikan pendidikan kesehatan
ibu tidak mengerti penyampaian materi
inisiasi menyusu dini pada ibu prenatal di
pendidikan kesehatan yang diberikan oleh
Puskesmas Kabupaten Batubara.
perawat dan bidan. Hal ini terjadi karena masih ada tenaga perawat dan bidan yang
MANFAAT
menurut
a. Pendidikan Keperawatan
masyarakat
kurang
keterampilannya dalam hal memberikan pendidikan kesehatan pada masyarakat.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai syarat dalam memenuhi tugas akhir selama mengikuti proses pendidikan keperawatan di akademik serta
PERMASALAHAN Apakah ada hubungan pengetahuan
menjadi pengalaman yang berharga bagi
perawat dan bidan dengan keterampilan
peneliti dalam mengaplikasikan ilmu yang
dalam memberikan pendidikan kesehatan
telah didapat selama mengikuti proses
inisiasi menyusu dini pada ibu prenatal di
pendidikan akademik.
Puskesmas Kabupaten Batubara.
b. Pelayanan Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan
TUJUAN
dapat
a. Mengidentifikasi pengetahuan perawat
keperawatan untuk lebih meningkatkan
dan bidan tentang inisiasi menyusu dini
pengetahuan bagi tenaga keperawatan agar
di Puskesmas Kabupaten Batubara.
dapat
b. Mengidentifikasi keterampilan perawat dan
bidan
dalam
bermanfaat
dalam
meningkatkan
pelayanan
kemampuan
memberikan pendidikan kesehatan kepada
memberikan
masyarakat demi meningkatkan kualitas
pendidikan kesehatan tentang inisiasi
dari pelayanan keperawatan di masa yang
menyusu dini pada ibu prenatal di
akan datang.
Puskesmas Kabupaten Batubara.
c. Penelitian Keperawatan
c. Mengidentifikasi
hubungan
Hasil penelitian ini diharapkan
pengetahuan perawat dan bidan dengan
dapat bermanfaat bagi pengembangan
keterampilan
memberikan
penelitian di bidang keperawatan dan juga
pendidikan kesehatan inisiasi menyusu
sebagai referensi bagi peneliti-peneliti
dini di Puskesmas Kabupaten Batubara.
selanjutnya untuk melakukan penelitian di
dalam
bidang keperawatan. Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 1, Mei 2017| 113
Puskesmas Kabupaten Batu Bara. Hasil
METODE PENELITIAN Desain
penelitian
ini
adalah
deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional (potong lintang). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga perawat dan bidan yang bergerak di bidang
analisis tersebut yaitu sebagai berikut : Tabel 1 Distribusi Responden Menurut Karakteristik di Puskesmas Kabupaten Batu Bara No
n
%
34 19 2
61,8 34,6 3,6
8 1 44 2
14,6 1,8 80,0 3,6
21 25 6 3
38,2 45,4 10,9 5,5
37 18
67,3 32,7
12 43
21,8 78,2
40 10 5
72,7 18,2 9,1
41 14
74,5 25,5
(Rho) nilai (p value<0,05) dengan taraf
Umur (tahun) 20-29 30-39 >40 Pendidikan Terakhir DIII Keperawatan S1 Keperawatan Ners DIII Kebidanan DIV Kebidanan Masa Kerja (tahun) <5 6-10 11-15 >15 Penghasilan/bln ≤ 2.000.000 ≥ 2.000.000 Pelatihan IMD Pernah Tidak pernah Pengetahuan Baik Cukup Kurang Keterampilan Baik Cukup
signifikan 5%.
Berdasarkan tabel di atas diketahui
kesehatan ibu dan anak (KIA) di Puskesmas
1
Karakteristik
Kabupaten Batubara yaitu sebanyak 65 2
orang. Sampel pada penelitian ini sesuai dengan tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu dengan taraf kesalahan 5
3
% menurut Sugiyono (2012). Tehnik sampling yang digunakan adalah Non Probability Sampling
yaitu
4
Purposive
Sampling
5
Analisa data dalam penelitian ini dilakukan dengan tahapan (1) Analisa
6
Univariat, (2) Analisa Bivariat dengan menggunakan Uji analisis Spearman Rank
7
bahwa sebagian besar responden berumur HASIL PENELITIAN
antara 20-29 tahun yaitu sebanyak 34 orang
Analisa Univariat
(61,8%)
Hal
yang
dihasilkan
penelitian
ini
berupa
karakteristik
responden
yang
dalam
gambaran meliputi
dan
hanya
sebagian
kecil
responden yang berumur lebih dari 40 tahun yaitu sebanyak 2 orang (3,6%) Untuk
tingkat
pendidikan
umur, pendidikan terakhir, lama bekerja,
responden,
penghasilan perbulan, dan pengalaman
berpendidikan
dalam
sebanyak 44 orang (80,0%), dan hanya
mengikuti
pelatihan
Inisiasi
Menyusu Dini, pengetahuan perawat dan
sebagian
sebagian DIII
kecil
besar
responden
Kebidanan
responden
yaitu
yang
bidan dan keterampilan dalam memberikan pendidikan kesehatan pada ibu prenatal di 114 |
Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 1, Mei 2017
berpendidikan S1 Keperawatan Ners yaitu
keterampilan
sebanyak 1 orang (1,8%).
responden (25,5%).
Untuk
masa
kerja
Cukup
sebanyak
14
responden,
sebagian besar responden yang mempunyai
Analisa Bivariat
masa kerja antara 6-10 tahun yaitu sebanyak
Analisa bivariat dalam penelitian ini
25 orang (45,4%) dan hanya sebagian kecil
untuk melihat suatu hubungan antara
responden yang mempunyai masa kerja ≥
pengetahuan dengan keterampilan perawat
15 tahun yaitu sebanyak 3 orang (5,4%).
dan bidan dalam memberikan pendididkan
Untuk sebagian
penghasilan
besar
responden,
responden
memiliki
penghasilan ≤ 2.000.000 yaitu sebanyak 37 orang (67,3%), dan sisanya berpenghasilan
kesehatan IMD di Puskesmas Kabupaten Batu Bara. Tabel 2. Hasil Analisa Spearman Rank Korelasi (Rho)
≥ 2.000.000 sebanyak 18 orang (32,7%).
Peng Keter etahu ampil
Untuk pelatihan yang dilakukan
an
oleh responden, sebanyak 12 responden
Spearma Penget Correlation
(21,8%) pernah mengikuti pelatihan IMD
n's rho
ahuan
.270*
Sig. (2-
.
.047
55
55
tailed)
tidak pernah mengikuti pelatihan IMD
N
sebanyak 33 orang (78,2%) pengetahuan
1.000
Coefficient
dan selebihnya tenaga perawat dan bidan
Untuk
an
Ketera Correlation
responden,
mpilan Coefficient Sig. (2-
sebagian besar responden berpengetahuan
- 1.000 .270* .047
.
55
55
tailed)
Baik yaitu sebanyak 40 responden (72,7%)
N
dan hanya sebagian kecil responden yang berpengetahuan
Kurang
Baik
yaitu
sebanyak 5 responden (9,1%). Untuk
keterampilan
Dari hasil uji korelasi Spearman Rank (Rho) menunjukan bahwa terdapat
responden,
hubungan
yang
signifikan
antara
sebagian besar responden mempunyai
pengetahuan
keterampilan Baik yaitu sebanyak 41
sebesar
responden
signifikan p<α (0,047<0,05) yang berada
(74,5%),
mempunyai
dan
sebesar
ketarampilan -0,270
dengan
yaitu taraf
pada tingkat sedang.
Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 1, Mei 2017| 115
Tabel 3 Tabulasi Silang Hubungan Pengetahuan Perawat dan Bidan dengan Keterampilan dalam memberikan pendidikan kesehatan pada Ibu Prenatal di Puskesmas Kabupaten Batu Bara Pengetahuan Baik
%
Cukup
%
Kurang
%
Total
%
Baik
27
49,1
13
23,6
5
9,1
40
72,7
Cukup
9
16,4
1
1,8
0
0
10
18,2
Kurang
5
9,1
0
0
0
0
5
9,1
Total
41
74,5
14
25,5
0
0
55
100,0
Hasil didapatkan
Keterampilan
analisis bahwa
tabel
di
responden
atas yang
perawat dan bidan di Puskesmas Kabupaten Batubara
berada
pada
tingkatan
berpengetahuan baik dengan keterampilan
berpengetahuan baik yaitu sebanyak 40
baik sebanyak 27 responden (49,1%),
responden (72,7%). Dari hasil penelitian
keterampilan cukup sebanyak 13 responden
didapatkan bahwa hal ini dipengaruhi oleh
(23,6%), dan keterampilan kurang sebanyak
beberapa faktor yang berhubungan dengan
5 responden (9,1%).
tingkat pengetahuan perawat dan bidan di
Kemudian untuk responden yang
kabupaten tersebut. Faktor itu antara lain
berpengetahuan cukup dengan keterampilan
umur, tingkat pendidikan, penghasilan, dan
baik sebanyak 9 responden (16,4%),
pengalaman dalam keikutsertaan dalam
keterampilan cukup sebanyak 1 responden
pelatihan IMD.
(1,8%), dan tidak terdapat responden yang
Berdasarkan umur responden bahwa
berpengetahuan cukup dengan keterampilan
yang mempunyai pengetahuan baik yaitu
kurang
sebanyak 24 responden (43,6%) berada Sedangkan untuk responden yang
berpengetahuan
kurang
dengan
pada rentang umur 20-29 tahun. Menurut Notoatmodjo (2010), bahwa faktor usia juga
keterampilan baik sebanyak 5 responden
memengaruhi
(9,1%), dan tidak terdapat responden yang
Semakin muda usia seseorang maka akan
berpengetahuan
semakin mudah baginya untuk menyerap
kurang
dengan
keterampilan cukup dan kurang.
pengetahuan
seseorang.
informasi dan mengalami proses mengingat yang masih cukup baik, sedangkan semakin tua umur seseorang maka akan sulit baginya
PEMBAHASAN Berdasarkan
hasil
penelitian
untuk
menyerap
informasi
karena
menunjukan bahwa mayoritas pengetahuan 116 |
Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 1, Mei 2017
kelemahan sistem memori yang sudah
untuk memperoleh pengetahuan yang baik
semakin menurun.
(Rakhmat, 2007).
Demikian
pula
pendidikan
responden
pendidikan
lebih
pada
tingkat
bahwa
tingkat
tinggi
pengalaman
tenaga
kesehatan dalam melakukan seminar dan
S1
pelatihan IMD di kabupaten tersebut,
keperawatan 1 responden (1,8%) dan DIV
diketahui bahwa dari 12 orang yang
kebidanan responden (3,6%), semuanya
mengikuti seminar dan pelatihan tersebut
berpengetahuan
tingkat
orang yang mempunyai pengetahuan baik.
pendidikan lainnya. Menurut pendapat
Menurut John Locke (1704) menyatakan
Wilhelm Wundt (1875), menyatakan bahwa
bahwa semua pengetahuan, tanggapan, dan
semakin tinggi tingkat pendidikan sesorang
perasaan jiwa manusia diperoleh karena
maka akan berpengaruh pada tingkat
pengalaman melalui alat-alat indera yang
kecerdasan (intelektual) seseorang yang
dimiliki (Gerungan, 2004).
baik
yaitu
Berdasarkan
daripada
semakin baik pula (Gerungan, 2004). Sehingga
dapat
disimpulkan
semakin
tinggi
tingkat
Berdasarkan hasil penelitian pula
bahwa
didapatkan bahwa dari 55 orang perawat
pendidikan
dan bidan yang bergerak di bidang KIA di
seseorang maka seseorang itu akan lebih
kabupaten tersebut, didapatkan bahwa para
banyak mengetahui terhadap suatu objek
perawat dan bidan tersebut berada ditingkat
tertentu.
keterampilan yang baik sebanyak 41
Selain itu pula faktor lain yang dapat mempengaruhi
pengetahuan
yaitu
responden (74,5%). Menurut
Kurth
Lewin
(1940),
penghasilan responden, bahwa mayoritas
menyatakan bahwa perilaku manusia bukan
responden yang berpenghasilan > 2.000.000
sekedar respon pada stimuli (pengetahuan),
mempunyai
tetapi produk dari berbagi gaya yang
pengetahuan
yang
baik
sebanyak 15 orang (27,3%) dari 18
mempengaruhinya (Rakhmat, 2007).
responden. Menurut Melvin H.Marx (1984)
Dari hasil uji korelasi Spearman
menyatakan bahwa tingkat sosial ekonomi
Rank (Rho) menunjukan bahwa terdapat
seseorang
hubungan
dapat
mempengaruhi
yang
signifikan
antara
pengetahuan terhadap suatu objek tertentu.
pengetahuan dan ketarampilan yaitu sebesar
Dimana setiap orang mempunyai suatu
sebesar -0,270 dengan taraf signifikan p<α
keinginan untuk memperoleh pengetahuan
(0,047<0,05) yang berada pada tingkat
yang lebih baik, tingkat sosial dan ekonomi
sedang.
yang baik memungkinkan seseorang itu
Menurut Notoatmodjo (2010) yang menyatakan bahwa keterampilan didasari Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 1, Mei 2017| 117
dengan pengetahuan, kesadaran dan sikap
keleluasan pribadi, ruang yang sempit dan
positif, sebaliknya jika keterampilan tidak
tidak sesuai dengan sasaran yang ingin
didasari dengan pengetahuan, kesadaran
dicapai, ketidaknyamanan saat penyuluhan
dan sikap positif maka akan sulit terbentuk
seperti kebisingan kendaraan bermotor,
keterampilan-keterampilan itu.
kebisingan anak-anak dan bayi serta jumlah
Menurut Mubarak (2009), dalam
sasaran penyuluhan yang terlalu banyak
proses pendidikan kesehatan terjadi proses
sehingga
belajar yang meliputi tiga persoalan pokok,
memungkinkan sasaran untuk berbincang-
yakni
dan
bincang dengan sesamanya sehingga tidak
pengeluaran (output). Input yaitu para
fokus dengan materi penyuluhan yang
tenaga kesehatan yang menjadi pusat
diberikan.
masukan
(input),
proses,
tidak
efektif
karena
fasilitator dalam proses tersebut meliputi pengetahuan dan keterampilan yang mereka
KESIMPULAN DAN SARAN
miliki, dan untuk proses yang dimaksud
Kesimpulan
adalah faktor lain yang juga ada dalam
1. Mayoritas pengetahuan perawat dan
proses pendidIkan kesehatan seperti sarana
bidan yang bekerja di bidang KIA di
dan prasarana dalam proses tersebut, dan
Puskesmas
untuk outputnya sendiri yaitu pengetahuan
termasuk dalam ketegori baik (72,7%).
baru bagi ibu prenatal dalam melakukan
Dan mayoritas keterampilan perawat dan
tindakan IMD.
bidan dalam memberikan pendidikan
Menurut Potter & Perry (1993), proses
komunikasi
dalam
pendidikan
Kabupaten
Batu
Bara
kesehatan IMD (Inisiasi Menyusu Dini) pada
ibu
prenatal
di
Puskesmas
kesehatan dipengaruhi oleh 10 faktor yaitu
Kabupaten Batu Bara termasuk dalam
tahap perkembangan, persepsi, nilai, latar
ketegori baik (74,5%).
belakang budaya, emosi, pengetahuan,
2. Hasil uji bivariat didapatkan bahwa
peran, tatanan interaksi, kecakapan, dan
terdapat hubungan yang signifikan antara
sikap (Yulifah, 2009). Dari ke-10 faktor
pengetahuan perawat dan bidan dengan
tesebut
keterampilan
yang
mempengaruhi
proses
dalam
memberikan
komunikasi dalam memberikan pendidikan
pendidikan kesehatan IMD pada ibu
kesehatan tentang IMD yaitu tatanan
prenatal
dengan
interaksi atau berupa faktor lingkungan.
sebesar
0,270
Lingkungan
(0,047<0,05) dan taraf signifikan 5 %
yang
dimaksud
dalam
koefisien dengan
korelasi p-value<α
penelitian adalah lingkungan yang tidak kondusif berupa tempat yang bising, kurang 118 |
Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 1, Mei 2017
Saran
Puskemas, berhubung hanya dilakukannya
a. Bagi Masyarakat
1 kali pelatihan IMD di Kabupaten tersebut.
Informasi tentang Inisiasi Menyusu Dini
(IMD)
dan
cara
d. Bagi Peneliti Lain
penerapannya
Mengingat
masih
rendahnya
merupakan hal yang wajib diketahui oleh
perilaku pemberian IMD pada ibu-ibu,
masyarakat dikarenakan bahwa setiap anak
maka bagi penelitian selanjutnya hasil
yang dilahirkan mempunyai kesempatan
penelitian ini dapat menjadi bahan referensi
untuk mendapatkan ASI yang sangat
dalam
penting untuk kehidupannya di masa yang
membahas tentang pelaksanaan IMD oleh
akan datang.
para tenaga kesehatan bidan di masyarakat,
b. Bagi Institusi Pendidikan
mengingat bahwa IMD merupakan salah
Diharapkan
penelitian
yang
Institusi
satu program wajib WHO yang merupakan
Pendidikan untuk menjadikan IMD sebagai
kewenangan bidan dalam bidang kesehatan
bahan
ibu dan anak (KIA).
praktikum
kepada
melakukan
maternitas.
Hal
ini
dikarenakan IMD merupakan hal yang penting
diajarkan
keperawatan nantinya
dan
dapat
kepada
mahasiswa
kebidanan
sehingga
diaplikasikan
pada
masyarakat melalui pendidikan kesehatan. c. Bagi Tenaga Kesehatan Peneliti menyarankan menentukan dan menyiapkan tempat lokasi penyuluhan atau pendidikan kesehatan pada lingkungan yang
kondusif
dalam
melakukan
penyuluhan atau pendidikan kesehatan pada masyarakat, agar pesan atau materi yang disampaikan dapat tepat sasaran sesuai dengan tujuan pendidikan kesehatan yang diharapkan. Selain
itu
pula,
perlu
adanya
kebijakan dari dinas kesehatan terkait untuk melakukan peningkatan pelatihan IMD pada tenaga kesehatan yang bekerja di
DAFTAR PUSTAKA Gerungan W.A. (2004). Psikologi Sosial. Bandung : PT Refika Aditama Hidayat, A.A.A. (2009). Metode Penelitian Keperawatan Dan Tehnik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika Khamzah, N, Siti. (2012). Segudang Keajaiban ASI yang Harus Anda Ketahui. Yogyakarta : Flashbooks Maryunani, Anik. (2012). Inisiasi Menyusu Dini, ASI Eksklusif dan Manajemen Laktasi. Jakarta : CV Trans Info Media Mubarak, Ikbal. (2009). Ilmu kesehatan masyarakat : teori dan aplikasi. Jakarta : Salemba Medika Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rhineka Cipta . (2012). Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan. (Edisi Revisi). Jakarta : Rhineka Cipta
Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 1, Mei 2017| 119
Rakhmat, Jalaludin. (2007). Psikologi Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kombinasi (Mixed Methods). Bandung : CV Alfabeta . (2011). Statistic untuk penelitian.. Bandung : CV Alfabeta Yulifah & Yuswanto. (2009). Komunikasi dan Konseling dalam Kebidanan Jakarta : Salemba Medika
120 |
Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 1, Mei 2017
