ISSN-P 2407-2184 Jurnal Akuntansi Politeknik Sekayu ( ACSY ) Volume V, No. 2, Agustus 2016, h. 9-23
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN KUALITAS TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN Deswati Supra, S.E., M.Si Dosen Tetap STIE Rahmaniyah Sekayu
[email protected]
ABSTRAK The purpose of this study was to measure the effect of educational level, training and the quality of information technology to the implementation of Government Accounting Standards on the accrual basis of Musi Banyuasin Government. The theory that the writer used is the agency theory, stakeholders, New Public Management, Accrual Based Government Accounting Standards, level of education, training and the quality of information technology. The dependent variable in this research is the application of Accrual Based Government Accounting Standards. The independent variable is the level of education, training and the quality of information technology. Population and sample of this research is SKPD Musi Banyuasin about 29 SKPD and the number of respondents were 123 persons. Data collection techniques was used is a field study consisted of interviews and questionnaires. This study used multiple linear regression analysis (Multiple Regression Analysis). This study found the level of education, training and the quality of information technology and give significant positive impact on the application of Accrual Based Government Accounting Standards. Keywords:Accrual based government accounting standards, level of education, trainingand quality of information technology.
1.
Peraturan
PENDAHULUAN
Pemerintah
terbaru
tentang
Penyusunan laporan keuanganpemerintah
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah
dilatarbelakangi dengan lahirnya paket Undang-
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010
Undang di bidang keuangan negara, yaitu Undang-
Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis
Undang Nomor 17 tahun 2003 Tentang Keuangan
akrual. PP
Negara, Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 64
Tentang Perbendaharaan Negara dan Undang-
Tahun 2013 dalam lampiran II yang menyatakan
Undang
Tentang
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD)
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
merupakan suatu instrumen penting yang harus
Keuangan Negara.
disiapkan dalam rangka implementasi SAP berbasis
Nomor
15
tahun
2004
Lahirnya Undang-Undang tersebut diiringi
Nomor 71 Tahun 2010 diperkuat
akrual.
dengan lahirnya berbagai Peraturan Pemerintah
Penerapan sistem akuntansi pemerintahan
yang bertujuan untuk mewujudkan tata kelola
berbasis akrual telah mempunyai landasan hukum
pemerintahan yang baik, terutama yang berkaitan
sejak ditetapkannya PP No. 71 Tahun 2010. Hal ini
dengan
Peraturan
berarti bahwa Pemerintah mempunyai kewajiban
Pemerintah No. 24 Tahun 2005 Tentang Standar
untuk dapat segera menerapkan SAP yang baru
Akuntansi
yaitu SAP berbasis akrual dan harus dilaksanakan
masalah
keuangan
Pemerintahan.
seperti
Komponen
laporan
keuangan menurut PP No.24 Tahun 2005 terdiri
selambat-lambatnya
dari:Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan
Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual
Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan.
dapat dilihat melalui indikator yang didasarkan atas
Jurnal ASCY, Volume V, No. 2, Agustus 2016, h. 9-23
tahun
2015.
Penerapan
9
komponen laporan keuangan menurut PP No.71
efektivitas
Tahun 2010, yaitu Laporan Realisasi Anggaran,
organisasi.
dan
produktivitas
dalam
suatu
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca,
Menurut Ishak (2008) teknologi informasi
Laporan Arus Kas, Laporan Operasional, Laporan
adalah hasil rekayasa manusia terhadap proses
Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan
penyampaian informasi dari pengirim ke penerima
Keuangan.
sehingga pengiriman informasi akan lebih cepat,
Tingkat
pendidikan
menurut
Undang-
lebih
luas
sebarannya
dan
lebih
lama
undang No. 20 tahun 2003 adalah tahapan
penyimpanannya. Kualitas teknologi informasi
pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat
dipengaruhi oleh perangkat keras, perangkat lunak
perkembangan peserta didik, tujuan yang akan
dan manusia. Sumatera Selatan merupakan salah
dicapai dan kemampuan yang dikembangkan.
satu provinsi di Indonesia yang memiliki 18
Lembaga pendidikan formal terdiri dari pendidikan
kabupaten/kota. Penyusunan laporan keuangan
seperti SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.
yang
sudah
diaudit
oleh
Badan
Pemeriksa
Menurut Hamalik (2007) pelatihan adalah
Keuangan terdiri dari 16 kabupaten/kota karena
suatu proses yang meliputi serangkaian tindak
kabupaten Musi Rawas Utara dan kabupaten Pali
(upaya) yang dilaksanakan dengan sengaja dalam
baru dimekarkan dan sampai tahun 2014 belum
bentuk pemberian bantuan kepada tenaga kerja
menyusun laporan keuangan. Penyusunan laporan
yang dilakukan oleh tenaga profesional kepelatihan
keuangan yang dilakukan oleh kabupaten/kota di
dalam
Sumatera Selatan mengalami peningkatan opini
satuan
waktu
yang
bertujuan
untuk
meningkatkan kemampuan kerja peserta dalam
audit setiap tahunnya seperti tabel berikut ini :
bidang pekerjaan tertentu guna meningkatkan Tabel 1 Opini Audit BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Wilayah Sumatera Selatan Tahun 2010-2014 No.
Entitas
OPINI AUDIT BPK
1.
Provinsi Sumsel
2010 WDP
2011 WDP
2012 WDP
2013 WDP
2014 WDP
2.
Kota Lubuk Linggau
WDP
WTP
WTP
WTP
WTP
3.
Kabupaten OKI
WDP
WTP
WTP
WTP
WTP
4.
Kota Palembang
WTP
WTP
WTP
WTP
WTP
5.
Kabupaten Ogan Ilir
WDP
WDP
WDP
WDP
WTP
6.
Kabupaten Banyuasin
WDP
WTP
WTP
WTP
WTP
7.
Kabupaten OKU Timur
WDP
WDP
WTP
WTP
WTP
8.
Kabupaten Musi Banyuasin
WDP
WDP
WDP
WTP
WTP
9.
Kabupaten OKU selatan
WDP
WDP
WDP
WDP
WTP
10.
Kabupaten Lahat
WDP
WDP
WDP
WDP
WTP
11.
Kabupaten Empat Lawang
WDP
WDP
TMP
WDP
WTP
12.
Kota Prabumulih
WDP
WDP
WDP
WTP
WTP
13.
Kabupaten OKU
WDP
WDP
WDP
WDP
WTP
14.
Kabupaten Muara Enim
WDP
WDP
WDP
WTP
WTP
15.
Kabupaten Musi Rawas
WDP
WDP
WDP
WDP
WTP
16.
Kabupaten Pagar Alam
WDP
WDP
WDP
WDP
WDP
Sumber:BPK Provinsi Sumsel, 2015
Jurnal ASCY, Volume V, No. 2, Agustus 2016, h. 9-23
10
Penyusunan laporan keuangan tahun 2010
lainnya di Sumatera Selatan, tingkat pendidikan
hanya kota Palembang yang meraih opini audit
bagian keuangan pada Kabupaten Musi Banyuasin
WTP, tahun 2011 terdapat 4 kabupaten/kota yang
masih ada tamatan SMA, pelatihan SAP berbasis
meraih opini WTP dan 12 kabupaten/kota meraih
akrual yang diikuti belum maksimal, perangkat
Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Penyusunan
lunak pada SKPD masih dalam pembaharuan dan
laporan
5
masih terdapat operator komputer yang belum
10
menguasai SIMDA keuangan yang merupakan
kabupaten/kota meraih WDP dan 1 kabupaten/kota
faktor kunci keberhasilan dalam penerapan SAP
meraih opini audit Tidak Memberikan Pendapat
berbasis akrual.
keuangan
kabupaten/kota
tahun
meraih
2012
terdapat
opini
WTP,
(TMP). Opini audit untuk laporan keuangan tahun
Berdasarkan
fenomena
yang
diuraikan
2013 berupa WTP untuk 8 kabupaten/kota dan
dalam latar belakang tersebut, maka penulis tertarik
WDP untuk 8 kabupaten/kota. Berdasarkan hasil
melakukan
pemeriksaan
Tingkat
BPK
atas
Laporan
Keuangan
penelitian
Pendidikan,
dengan Pelatihan,
judul:Pengaruh dan
Kualitas
Pemerintah Daerah Tahun 2014, terdapat 12
Teknologi Informasi terhadap Penerapan Standar
kabupaten/kota yang berhasil meraih opini Wajar
Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada
Tanpa Pengecualian (WTP) yaitu:kota Palembang,
Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin.
kota Lubuk Linggau, kota Prabumulih, kabupaten
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh
Ogan Ilir, kabupaten Muara Enim, kabupaten
tingkat
Lahat,
kabupaten
teknologi informasi terhadap Penerapan Standar
Banyuasin, kabupaten Musi Banyuasin, kabupaten
Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual pada
OKU
Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin.
kabupaten
Timur,
Musi
kabupaten
Rawas,
OKU
Selatan
dan
pendidikan,
pelatihan,
dan
kualitas
kabupaten OKI. Sesuai dengan amanat PP No.71 Tahun 2010, maka sejak tahun 2015 semua
2.
TINJAUAN PUSTAKA
kabupaten/kota
2.1
Teori Agensi (Agency Theory)
di
Sumatera
Selatan
harus
menerapkan SAP berbasis akrual. Pemerintah
Daerah
Masalah keagenan
Kabupaten
Musi
muncul dalam dua
bentuk, yaitu antara pemilik perusahaan (principal)
Banyuasin merupakan salah satu Pemerintah
dengan
Daerah yang berada di Provinsi Sumatera Selatan.
manajemen mengelola perusahaan dengan salah
Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual
satu tujuannya untuk memperoleh laba yang
mulai diterapkan pada Kabupaten Musi Banyuasin
maksimal sehingga dapat memperoleh bonus dan
sejak ditetapkannya Anggaran Pendapatan dan
fasilitas yang besar dan bagus dari laba yang
Belanja Daerah (APBD) tahun 2015. Terdapat
diperoleh perusahaan. Sementara pihak principal
alasan perlunya melakukan penelitian mengenai
juga menginginkan keuntungan perusahaan yang
penerapan akuntansi akrual pada pemerintah
besar. Keuntungan yang diperoleh perusahaan
kabupaten
Musi
Banyuasin,
konsep
merupakan dasar dari pembagian keuntungan yang
akuntansi
akrual
di
pemerintah
diperoleh principal dari investasi yang ditanamkan
tergolong baru dan amanat undang-undang agar
pada perusahaan yang bersangkutan. Pemberian
pemerintah
akuntansi
bonus dan fasilitas kepada pihak manajemen akan
pemerintahan berbasis akrual paling lambat tahun
mengurangi keuntungan yang diperoleh oleh pihak
2015.
lingkungan
menggunakan
Dibandingkan
karena
standar
dengan
pihak
manajemen
(agent).
Pihak
kota/kabupaten
Jurnal ASCY, Volume V, No. 2, Agustus 2016, h. 9-23
11
principal. Perbedaan kepentingan ini melahirkan
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
teori agensi.
menyajikan
Pada dasarnya organisasi sektor publik dibangun atas dasar agency theory.
pelaporan
pemerintahan terdapat hubungan dan masalah
dalam
organisasi
menjelaskan
publik.
bahwa
Mardiasmo
pengertian
memberikan
menyajikan, melaporkan
dan
dibandingkan
dengan
tahun
3) Neraca
(2009)
Neraca
akuntabilitas
Pertanggungjawaban,
atau
sebelumnya.
suatu
sebagai kewajiban pemegang amanah (pemerintah) untuk
kenaikan
penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun
Pada
keagenan dan teori keagenan dapat diterapkan
informasi
menggambarkan posisi entitas
pelaporan
keuangan
mengenai
aset,
kewajiban dan ekuitas pada tanggal tertentu. 4) Laporan Arus kas
mengungkapkan
Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas
segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi
sehubungan
dengan
aktivitas
operasi,
tanggung jawabnya kepada pihak pemberi amanah
investasi
dan
pendanaan
yang
(masyarakat) yang memiliki hak untuk meminta
menggambarkan saldo awal, penerimaan,
pertanggungjawaban tersebut.
pengeluaran dan saldo akhir kas pemerintah pusat/daerah selama periode tertentu.
2.2
Konsep Standar Akuntansi Pemerintahan
5) Laporan Operasional
Berbasis Akrual
Laporan Operasional menyajikan ikhtisar
Menurut Peraturan Pemerintah No. 71
sumber
daya
ekonomi
yang
menambah
Tahun 2010 pasal 1 ayat 8 SAP berbasis akrual
ekuitas dan penggunaannya yang dikelola
adalah Standar Akuntansi Pemerintahan yang
oleh pemerintah pusat/daerah untuk kegiatan
mengakui pendapatan, beban, aset, utang dan
penyelenggaraan pemerintahan dalam satu
ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis akrual
periode pelaporan.
serta
mengakui
pendapatan,
belanja
dan
6) Laporan Perubahan Ekuitas
pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran
Laporan
berdasarkan
informasi kenaikan atau penurunan ekuitas
basis
yang
ditetapkan
dalam
APBN/APBD.
Ekuitas
menyajikan
tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun
Komponen laporan keuangan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010
sebelumnya. 7) Catatan Atas Laporan Keuangan
adalah sebagai berikut:
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi
1) Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Laporan
Perubahan
Realisasi
Anggaran
menyajikan
penjelasan naratif atau
rincian dari angka
yang
Laporan
tertera
dalam
Realisasi
ikhtisar sumber, alokasi dan pemakaian
Anggaran, Laporan Perubahan SAL, Laporan
sumber daya keuangan yang dikelola oleh
Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas,
pemerintah
Neraca dan Laporan Arus Kas.
menggambarkan
pusat/daerah, perbandingan
yang antara
anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan. 2) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
2.3
Tingkat pendidikan Definisi
pendidikan
dikemukakan
oleh
Mudyaharjo (2002) adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan
Jurnal ASCY, Volume V, No. 2, Agustus 2016, h. 9-23
12
dan sepanjang hidup. Menurut Ihsan (2003)
e. Menggunakan
konsep
pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia
(shaping) perilaku.
untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan
3) Kemampuan Instruktur Pelatihan
pembentukan
membina potensi-potensi kepribadiannya, yaitu
Menurut Kirkpatrick (1996) keberhasilan
rohani (pikir, karsa, rasa, cipta dan budi nurani) dan
program pelatihan tergantung juga pada mutu
jasmani (panca indera dan keterampilan). Menurut
dan kualifikasi dari instruktur yang terlibat.
Undang-undang No. 20 tahun 2003 jenjang pendidikan formal terdiri atas:
2.5
a. Pendidikan Dasar
Kualitas Teknologi Informasi Kadir
dan
Triwahyuni
(2005)
b. Pendidikan Menengah
mengemukakan bahwa teknologi informasi adalah
c. Pendidikan Tinggi
gabungan antara teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi. Bodnar dan Hopwood (1995)
2.4
proses
Konsep Pelatihan
memaparkan bahwa teknologi informasi terdiri dari
Menurut Pramudyo (2007) pelatihan adalah
3 (tiga) komponen utama yang terdiri dari:
pembelajaran
mengubah
kinerja
pekerjaannya.
yang orang
Dessler
dirancang dalam
(2006)
untuk
1. Perangkat keras (hardware)
melakukan
2. Perangkat lunak (software)
mengartikan
3. Manusia (brainware)
pelatihan merupakan proses mengajar ketrampilan
Kualitas teknologi informasi diketahui dari
yang dibutuhkan karyawan untuk melakukan
kualitas komponen perangkat keras, perangkat
pekerjaannya.
lunak dan kualitas pemakai (manusia).
1) Metode pelatihan Menurut Bangun (2012), metode pelatihan yang bisa dilakukan adalah metode pekerjaan
2.6
Penelitian Terdahulu Kusuma
(on the job training) dan metode off the job
dengan
training.
Mempengaruhi
2) Isi pelatihan Menurut
Mangkunegara
judul
(2013)
melakukan
Analisis
penelitian
Faktor-faktor
Tingkat
Penerapan
yang
Akuntansi
Akrual pada Pemerintah. Hasil penelitian tingkat (2006)
prinsip-
penerapan akuntasi akrual pada pemerintah untuk
prinsip pelatihan adalah sebagai berikut:
tingkat satuan kerja hanya sampai pada level
a. Materi yang diberikan secara sistematis
tertentu yaitu 33,3%, atau dengan kata lain masih
dan berdasarkan tahapan-tahapan. b. Tahapan-tahapan
tesebut
sangat rendah. Faktor
pelatihan yang diberikan
harus
kepada staf keuangan terkait penerapan akuntansi
disesuaikan dengan tujuan yang hendak
akrual terbukti berpengaruh secara positif dan
dicapai.
signifikan terhadap tingkat penerapan akuntansi
c. Pelatih/pengajar/pemateri harus mampu
akrual. Tingkat pendidikan staf keuangan, kualitas
memotivasi dan menyebarkan respon
teknologi
yang berhubungan dengan serangkaian
pengalaman sebelumnya dalam menjalankan basis
materi pelajaran.
kas menuju akrual, latar belakang pendidikan
d. Adanya penguat (reinforcement) guna
pimpinan
informasi,
dan
dukungan
ukuran
satuan
konsultan,
kerja
tidak
membangkitkan respon yang positif dari
berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat
peserta.
penerapan akuntansi akrual.
Jurnal ASCY, Volume V, No. 2, Agustus 2016, h. 9-23
13
Halen dan Astuti (2013) dengan judul
Windels and Christiaens (2008) melakukan
Pengaruh Tingkat Pemahaman, Pelatihan dan
penelitian tentang The Adoption of Accrual
Pendampingan
Daerah
Accounting in Flemish Public Centres for Social
dalam
Welfare:Examining the Importance of Agents of
Pengelolaan Keuangan Daerah di Kabupaten
Change. Hasil penelitian tingkat umum pendidikan
Jember.
eksekutif dan staf, berdampak positif pada tingkat
terhadap
Aparatur
Penerapan
Hasil
Pemerintah
Accrual
penelitian
Basis
menunjukkan
hasil
pengujian dengan uji F dinyatakan bahwa variabel-
adopsi reformasi.
variabel independen (tingkat pemahaman, pelatihan
Penelitian yang dilakukan oleh Ouda (2008)
dan pendampingan) secara simultan mempunyai
dengan judul Towards a Generic Model for
pengaruh
Government Sector Reform:The New Zealand
yang
signifikan
terhadap
variabel
dependen (penerapan accrual basis).
Experience Terdapat
Setyaningsih (2013) melakukan penelitian tentang Studi Eksplorasi Tingkat Pemahaman
hubungan positif dan
signifikan antara kualitas teknologi informasi dengan tingkat kepatuhan akuntansi akrual.
Aparatur Pemerintah Daerah dan Anggota DPRD terhadap Standar Akuntansi Berbasis Akrual (Studi
2.7
Kerangka Pemikiran
Kasus di Pemerintah Kota Surakarta). Pemahaman
Dalam rangka mempermudah penyusunan
anggota dewan terhadap SAP 71 2010 juga masih
karya ilmiah ini, maka dapat disusun kerangka
rendah dikarenakan belum dirasakannya sosialiasi
pemikiran teoritis seperti pada Gambar 1.
standar akuntansi berbasis akrual, tidak tersedianya Gambar 1 Kerangka Pemikiran Teoritis
anggaran, serta kurangnya komitmen pribadi anggota dewan untuk memahami SAP ini. Eriotis, Stamatiadis and Vasiliou (2011) melakukan penelitian dengan judul Assessing
Tingkat pendidikan (X1) Penerapan SAP berbasis Akrual pada Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin (Y)
Accrual Accounting Reform in Greek Public Hospitals:An
Empirical
penelitian menunjukkan
Investigation.
Pelatihan (X2)
Hasil
bahwa tingkat adopsi
reformasi secara positif berkaitan dengan kualitas
Kualitas teknologi informasi (X3)
teknologi informasi, pelatihan, tingkat pendidikan staf akuntansi dan dukungan konsultan profesional, ukuran rumah sakit, biaya pelaksanaan reformasi, latar belakang pendidikan pimpinan, pengalaman dan manajemen konflik terhadap adopsi reformasi akuntansi. Penelitian Stamatiadis (2009) yang berjudul Government Accounting Reform in the Greek Public Hospitals:Some Preliminary Result of Its Implementation. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel dependen dengan variabel independen.
Jurnal ASCY, Volume V, No. 2, Agustus 2016, h. 9-23
2.8
Hipotesis Penelitian Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu,
maka Hipotesis penelitian ini adalah diduga terdapat pengaruh tingkat pendidikan, pelatihan, dan kualitas teknologi informasi secara signifikan dan positif terhadap penerapan Standar Akuntansi Pemerintah
berbasis
akrual
pada
Pemerintah
Kabupaten Musi Banyuasin.
14
3.
METODE PENELITIAN
dengan alat bantu pengolahan data menggunakan
3.1
Ruang Lingkup Penelitian
program SPSS versi 17. Analisis regresi linier
Maksud
penelitian
untuk
berganda ini digunakan untuk menguji pengaruh
mengukur dan menguji secara empirik pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen.
tingkat
Model dalam penelitian ini adalah:
pendidikan,
ini
pelatihan
adalah
dan,
kualitas
teknologi informasi terhadap penerapan SAP
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
berbasis akrual. Adapun yang menjadi ruang
Keterangan :
lingkup penelitian ini adalah SKPD (Satuan Kerja
Y = Penerapan SAP berbasis akrual
Perangkat Daerah) yang ada di Kabupaten Musi
a
= Koefisien konstanta
Banyuasin.
b
= Koefisien regresi dari masing-masing
variabel 3.2
Jenis dan Sumber Data
X1 = Tingkat pendidikan
Penulis menggunakan data primer berupa
X2 = Pelatihan
jawaban responden terhadap item pernyataan
X3 = Kualitas teknologi informasi
tingkat pendidikan, pelatihan, kualitas teknologi
e
= Koefisien error (variabel pengganggu)
informasi dan penerapan SAP berbasis akrual melalui penyebaran kuisioner dan wawancara
3.5
dengan kasubag keuangan dan staf keuangan pada
1)
SKPD Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin.
Teknik Analisis Data Uji Validitas dan Reliabilitas Menurut Priyatno (2010) uji validitas adalah
ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam 3.3
Teknik Pengumpulan data
mengukur apa yang ingin diukur. Uji reliabilitas
Teknik pengumpulan data yang digunakan
menurut Priyatno (2010) adalah suatu pengujian
dalam penyusunan penelitian ini adalah wawancara
untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat
dan kuisioner. Menurut Sanusi (2011) wawancara
ukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap
merupakan
yang
konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Dalam
menggunakan pertanyaan secara lisan kepada
penelitian metode yang digunakan adalah metode
subjek penelitian. Penulis melakukan pengumpulan
Cronbach’s Alpha.
data dengan melaksanakan tanya jawab langsung
2)
teknik
pengumpulan
data
dengan kasubag keuangan dan staf keuangan yang
a.
Pengujian Asumsi Klasik Uji Normalitas
mempunyai wewenang untuk memberi data dan
Uji normalitas digunakan
informasi yang diperlukan dalam penulisan karya
apakah penyebaran data hasil penelitian
ilmiah ini.
terdistribusikan secara normal atau tidak.
Menurut Sanusi (2011) kuisioner merupakan
b.
untuk
melihat
Uji Multikolinearitas
teknik pengumpulan data yang menggunakan
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah
pertanyaan secara tertulis kepada subjek penelitian.
terdapat korelasi di antara variabel-variabel
Penulis menyebarkan kuisioner kepada pihak-pihak
independen.
yang dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini.
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
Model
regresi
yang
baik
variabel independen. 3.4
Pengolahan data
c.
Uji Heteroskedasitas
Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda (Multiple Regression Analysis) Jurnal ASCY, Volume V, No. 2, Agustus 2016, h. 9-23
15
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah
terhadap penerapan SAP berbasis akrual
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
secara simultan.
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari
b.
Koefisien Determinasi (R2)
residual satu pengamatan ke pengamatan
Koefisien Determinasi (R2) pada intinya
lain tetap, maka disebut Homoskedatisitas
mengukur
dan jika berbeda disebut Heteroskedasitas.
model
seberapa
dalam
jauh
kemampuan
menerangkan
variabel
dependen. 3)
Pengujian Hipotesis dan Statistik a.
Uji Statistik F Uji
F
3.6
digunakan
untuk
menguji
Definisi Variabel Operasional Definisi variabel operasional pada penelitian
signifikansi pengaruh tingkat pendidikan,
ini dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini.
pelatihan dan kualitas teknologi informasi Tabel 2 Operasionalisasi Variabel Penelitian
No 1.
Variabel Penerapan SAP berbasis akrual(Y)
Definisi Penerapan SAP Berbasis Akrual adalah penerapan SAP yang mengakui pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan fiansial berbasis akrual, serta mengakui pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBN/APBD
a. b. c. d. e. f. g.
Indikator Laporan Realisasi Anggaran Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih Neraca Laporan Arus Kas Laporan Operasioal Laporan Perubahan Ekuitas Catatan atas Laporan Keuangan
Skala Ordinal
2.
Tingkat pendidikan (X1)
Tingkat pendidikan merupakan a. tahapan pendidikan yang ditetapkan b. berdasarkan tingkat perkembangan c. peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan.
SMA S1 S2
Ordinal
3.
Pelatihan (X2)
Pelatihan adalah proses pembelajaran a. yang dirancang untuk mengubah b. kinerja orang dalam melakukan c. pekerjaannya.
Metode pelatihan keuangan Isi pelatihan keuangan Kemampuan instruktur pelatihan keuangan
Ordinal
4.
Kualitas teknologi informasi (X3)
Kualitas teknologi informasi adalah a. kualitas semua teknologi yang b. digunakan untuk mengumpulkan, c. memproses dan menyebarkan informasi.
Kualitas Perangkat keras Kualitas Perangkat lunak Kualitas Manusia/pemakai
Ordinal
4.
HASIL DAN PEMBAHASAN
lokasi 1,3°- 4° LS, 103°-105° BT. Kabupaten Musi
4.1
Gambaran Umum Objek Penelitian
Banyuasin
Kabupaten Musi Banyuasin adalah salah
Provinsi Jambi, sebelah selatan dengan Kabupaten
satu kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan
Muara Enim, sebelah barat dengan Kabupaten
dengan ibu kota Sekayu. Kabupaten ini memiliki
Musi Rawas dan sebelah timur berbatasan dengan
luas wilayah ±14.265,96 km² yang terbentang pada
Selat Bangka dan Kabupaten Banyuasin.
Jurnal ASCY, Volume V, No. 2, Agustus 2016, h. 9-23
berbatasan
sebelah
utara
dengan
16
Tabel 4
Akuntansi keuangan pada pemerintah
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kabupaten Musi Banyuasin merupakan bagian dari
Unstandardized Residual
akuntansi sektor publik, yang mencatat dan melaporkan semua transaksi yang berkaitan dengan
N
123
Normal Parameters
a,,b
dan
kewajiban
daerah
dalam
rangka
Most Extreme Differences
5,03072956
Absolute
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang, termasuk di dalamnya segala
,0000000
Std. Deviation
keuangan daerah. Keuangan daerah adalah semua hak
Mean
,105
Positive
,092
Negative
-,105
Kolmogorov-Smirnov Z
1,164
Asymp. Sig. (2-tailed)
,133
bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak
a. Test distribution is Normal.
dan kewajiban daerah tersebut.
b. Calculated from data. Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS versi 17
4.2
Besarnya
Hasil Penelitian Hasil uji validitas dengan menggunakan
probabilitas
uji
Kolmogorov-
Smirnov bisa dilihat dari nilai asymp.sig pada
Momen
Tabel 4 yaitu sebesar 0,133. Nilai signifikansi ini
Pearson) untuk item-item variabel independen
lebih besar dari tingkat signifikansi yang ditentukan
dan dependen diperoleh nilai r hitung yang lebih
yaitu 0,05 (5 %) sehingga uji ini menerima
besar dari r tabel yang berarti semua item
hipotesis nol. Artinya model penerapan SAP
pertanyaan variabel independen dan dependen
berbasis akrual residualnya didistribusikan secara
dinyatakan valid. Hal ini dapat dilihat pada
normal.
metode
Bivariate
Pearson
(Produk
Pengujian
lampiran 1. Berdasarkan hasil uji reliabilitas dengan
multikolinieritas
dilakukan
dengan melihat besarnya nilai tolerance dan
menggunakan metode cronbach alpha untuk item-
Variance Inflation Factor (VIF).
Hasil uji
item variabel tingkat pendidikan (X1), pelatihan
multikolonearitas dengan menggunakan bantuan
(X2), kualitas teknologi informasi (X3), dan
program SPSS for Windows versi 17:
penerapan SAP berbasis akrual (Y) dapat dilihat Tabel 5 Uji Tolerance dan VIF Coefficientsa
pada Tabel 3 berikut ini: Tabel 3 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Tingkat pendidikan (X1) Pelatihan (X2) Kualitas teknologi informasi (X3) Penerapan SAP berbasis akrual (Y)
Cronbach Alpha 0,869 0,947 0,858
Collinearity Statistics
Kesimpulan Reliabel Reliabel Reliabel
Model
Tolerance
VIF
1 (Constant) Tingkat Pendidikan
,829
1,206
Pelatihan
,734
1,362
Kualitas Teknologi Informasi
,782
1,279
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS versi 17
0,894
Reliabel
Sumber:Data Primer diolah, 2015
Hasil uji normalitas dengan KolmogorovSmirnov Test sebagai berikut:
Hasil perhitungan Tabel 5, diketahui nilai tolerance untuk masing-masing variabel diatas 0,10, yaitu 0,829 untuk tingkat pendidikan, 0,734 untuk pelatihan dan 0,782 untuk kualitas teknologi informasi. Nilai VIF variabel tingkat pendidikan (X1) sebesar 1,206 yang berarti nilai VIF < 10, variabel pelatihan (X2) bernilai 1,362 yang berarti
Jurnal ASCY, Volume V, No. 2, Agustus 2016, h. 9-23
17
nilai VIF < 10 dan variabel kualitas teknologi
1
(Constant)
8,740
6,025
1,451
,149
informasi (X3) sebesar 1,279 yang berarti nilai VIF
Tingkat Pendidikan
,252
,109
2,310
,023
< 10. Hal ini menggambarkan bahwa semua nilai
Pelatihan
,240
,083
2,898
,004
VIF variabel-variabel bebas dalam penelitian ini,
Kualitas Teknologi Informasi
,510
,098
5,212
,000
masih berada di bawah angka 10, maka dapat disimpulkan bahwa data-data dalam penelitian ini tidak mengandung multikolinieritas, sehingga datadata yang digunakan dalam penelitian ini dapat
Metode pengambilan keputusan pada uji heteroskedastisitas adalah dengan glejser, jika nilai signifikansi antar variabel bebas dengan nilai residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Hasil uji glejser dengan SPSS
B
1 (Constant)
1,643
4,232
,699
Std. Error
Sig.
,051
,077
,510
-,042
,058
,476
,038
,069
,586
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS versi 17
bahwa
pengaruh
variabel
independen terhadap variabel dependennya adalah sebagai berikut: a. Nilai konstanta sebesar 8,740 berarti jika
dengan nol, maka penerapan
8,740. b. Koefisien
regresi
untuk
variabel
tingkat
pendidikan adalah sebesar 0,252, artinya jika tingkat pendidikan mengalami kenaikan 1 satuan sedangkan yang lainnya tetap, maka penerapan SAP berbasis akrual mengalami
Hasil uji gletser pada Tabel 6 diperoleh nilai signifikansi 0,510 untuk variabel tingkat pendidikan, 0,476 untuk variabel pelatihan dan 0,586 untuk variabel kualitas teknologi informasi. Hal ini berarti semua variabel independen memiliki nilai signifikansi diatas 0,05 yang berarti tidak
kenaikan sebesar 0,252 satuan, dan sebaliknya. c. Koefisien regresi untuk variabel pelatihan adalah sebesar 0,240, artinya jika pelatihan mengalami kenaikan 1 satuan dan variabel independen lainnya tetap, maka penerapan SAP berbasis akrual mengalami kenaikan sebesar 0,240 satuan, dan sebaliknya.
terjadi heterokedastisitas. Analisis regresi linier berganda menggunakan bantuan program SPSS (Statistical Product and Berdasarkan
perhitungan
program SPSS versi 17 diperoleh hasil sebagai
d. Koefisien
regresi
untuk
variabel
kualitas
teknologi informasi adalah sebesar 0,510, artinya
jika
kualitas
teknologi
informasi
mengalami kenaikan 1 satuan dan variabel yang lainnya tetap, maka penerapan SAP berbasis
berikut:
akrual mengalami kenaikan sebesar 0,510
Tabel 7 Hasil Regresi Linier Berganda
satuan, dan sebaliknya.
Unstandardized Coefficients Model
menggambarkan
SAP berbasis akrual (Y) nilainya adalah sebesar
Model
Solution).
Persamaan regresi linier berganda diatas
nilainya sama
Unstandardized Coefficients
Service
adalah sebagai berikut:
(X2) dan kualitas teknologi informasi (X3)
Tabel 6 Hasil Uji Glejser
Kualitas Teknologi Informasi
disajikan pada Tabel 7, maka persamaan regresinya
variabel tingkat pendidikan (X1), pelatihan
versi 17 adalah sebagai berikut:
Pelatihan
Berdasarkan hasil pengolahan data yang
Y = 8,740 + 0,252 X1 + 0,240 X2 + 0,510 X3
dilanjutkan dengan uji-uji selanjutnya.
Tingkat Pendidikan
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS versi 17
B
Std. Error
Hasil uji statistik F dengan menggunakan SPSS T
Sig.
Jurnal ASCY, Volume V, No. 2, Agustus 2016, h. 9-23
versi 17 dapat dilihat dari output berikut:
18
belakang pendidikan pimpinan dan ukuran satuan
Tabel 8 Hasil Uji Statistik F Model
Sum of Squares
1
Regression
2233,045 28,688
Residual
3087,605
Total
5320,650
kerja.
F
Sig. ,000a
4.3
Pembahasan Nilai F hitung untuk variabel tingkat
pendidikan (X1), pelatihan (X2) dan kualitas Nilai F hitung adalah 28,688 sedangkan
teknologi informasi (X3) terhadap penerapan SAP
Ftabel adalah 2,68. Nilai signifikan (Sig F) adalah
berbasis akrual (Y) adalah sebesar 28,688, maka F
sebesar 0,000 yang berarti Sig F (0,000) < α (0,05),
hitung (28,688) >F tabel (2,68) dan nilai signifikan
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Nilai Fhitung >
(Sig F) adalah sebesar 0,000 yang berarti Sig F
Ftabel yang artinya terdapat pengaruh yang
(0,000) < (0,05). Hal ini menunjukkan terdapat
signifikan antara variabel independen terhadap
pengaruh yang positif dan signifikan antara tingkat
variabel dependen.
pendidikan (X1), pelatihan (X2), dan kualitas
Untuk melihat seberapa besar pengaruh
teknologi informasi (X3) terhadap penerapan SAP
tingkat pendidikan (X1), pelatihan (X2) dan
berbasis akrual (Y) pada Pemerintah Kabupaten
kualitas teknologi informasi (X3) secara bersama-
Musi Banyuasin.
sama terhadap penerapan SAP berbasis akrual (Y)
Tabel 7 menunjukkan nilai t hitung untuk
dapat diketahui melalui uji koefisien determinasi
masing-masing
sebagai berikut:
tingkat pendidikan diperoleh nilai sebesar 2,310 Tabel 9 Hasil Uji Determinasi Model Summary
Model
R
R Square
,648a
1
,420
,405
Std. Error of the Estimate 5,09375
hubungan antara variabel tingkat pelatihan
dan
Variabel
adalah sebesar 1,980. Jadi t hitung > t tabel (2,310
Adjusted R Square
Nilai korelasi pada Tabel 9 adalah 0,648
pendidikan,
independen.
dan nilai signifikansi sebesar 0,023. Nilai t tabel
a. Predictors: (Constant), Pelatihan, Tingkat Pendidikan, Kualitas Teknologi Informasi
yang berarti
variabel
kualitas
teknologi
informasi terhadap penerapan SAP berbasis akrual dikategorikan positif dan sedang (cukup). Nilai koefisien determinasi (R Square) adalah sebesar 0,420 (42 %). Hal ini berarti bahwa penerapan SAP berbasis akrual (Y) dapat dijelaskan oleh tingkat pendidikan (X1), pelatihan (X2), dan kualitas teknologi informasi (X3) secara bersamasama sebesar 42 %, sedangkan sisanya sebesar 58 % dijelaskan oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini, seperti dukungan konsultan, komitmen organisasi, pengalaman sebelumnya dalam menjalankan basis kas menuju akrual, latar
> 1,980) dan nilai signifikansi 0,023 < 0,05, yang artinya tingkat pendidikan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap penerapan SAP berbasis akrual (Y). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Eriotis, Stamatiadis and Vasiliou (2011),
Stamatiadis
(2009),
Windels
and
Christiaens (2008) dan Ouda (2008). Penelitian pendidikan
ini
memiliki
menunjukkan
tingkat
pengaruh
dalam
melaksanakan pekerjaan khususnya di bidang akuntansi
karena
semakin
tinggi
tingkat
pendidikan, semakin banyak ilmu pengetahuan yang dimiliki dan semakin luas wawasan serta semakin mudah dalam memahami pekerjaan yang dilakukan. Pegawai pada pemerintahan harus siap ditempatkan disegala bagian pekerjaan karena mutasi jabatan sangat sering dilakukan dalam pemerintahan tidak terkecuali mutasi ke bagian
Jurnal ASCY, Volume V, No. 2, Agustus 2016, h. 9-23
19
akuntansi. Bagian akuntansi merupakan bagian
tersebut sementara seluruh kabupaten/kota lain di
yang
dilakukan
provinsi Sumatera Selatan juga membutuhkan
pemeriksaan baik oleh pihak intern maupun pihak
pelatihan sehingga pihak instruktur pelatihan belum
ekstern. Hal ini berarti bagian keuangan sangat
bisa memberikan pelatihan yang maksimal.
sangat
penting
dan
sering
memerlukan kemampuan dan ketelitian dalam bekerja.
Kualitas teknologi informasi memiliki nilai t hitung 5,212 dan nilai t tabel sebesar 1,980. Nilai t
Pelatihan memiliki nilai t hitung sebesar
hitung lebih besar dari t tabel (5,212 <1,980). Nilai
2,898 dengan nilai signifikansi 0,004. Nilai t hitung
signifikansi adalah 0,000 lebih kecil dari 0,05
lebih besar dari nilai t tabel (2,898 > 1,980) dan
sehingga variabel kualitas teknologi informasi
nilai signifikansi lebih kecil (0,004 < 0,05). Hal ini
berpengaruh
berarti pelatihan berpengaruh secara positif dan
penerapan SAP berbasis akrual. Hasil penelitian ini
signifikan terhadap penerapan SAP berbasis akrual.
berbeda dengan penelitian Kusuma (2013). Hasil
Hasil penelitian ini mendukung penelitian Kusuma
penelitian ini sama
(2013),
dilakukan Eriotis, Stamatiadis and Vasiliou (2011),
Halen
dan
Astuti
(2013),
Eriotis,
Stamatiadis and Vasiliou (2011) dan Stamatiadis (2009).
positif
dan
signifikan
terhadap
dengan penelitian
yang
Stamatiadis (2009) dan Ouda (2008). Kualitas teknologi informasi merupakan
Pelatihan tentang SAP berbasis akrual yang diikuti pegawai bagian akuntansi
variabel independen yang paling mempengaruhi
adalah satu
penerapan SAP berbasis akrual dibandingkan
sampai empat kali dan banyak pegawai yang belum
dengan variabel tingkat pendidikan dan pelatihan.
pernah mengikuti pelatihan. Hal ini disebabkan
Kualitas teknologi informasi dilihat dari kualitas
karena
dibatasi
perangkat keras sudah memadai. Hal ini diketahui
sebanyak dua orang yang diutus untuk mengikuti
dari tersedia nya komputer, laptop, printer dan
pelatihan. Pelatihan yang diikuti juga belum
perangkat keras lainnya dengan jumlah yang cukup
maksimal karena dalam pelatihan tersebut hanya
di bagian akuntansi pada setiap SKPD. Perangkat
bersifat teoritis saja tidak berupa studi kasus
keras dilakukan pemeliharaan secara teratur dan
sehingga pegawai masih kurang memahami materi
jika terdapat yang rusak atau telah usang dilakukan
pelatihan yang diberikan dan metode pelatihan
pendataan secara berlaka untuk diperbaiki atau
keuangan yang digunakan masih kurang membantu
diganti dengan perangkat yang baru.
masing-masing SKPD
hanya
dalam memahami pelatihan. Alokasi waktu materi
Proses akuntansi sejak awal transaksi hingga
pelatihan masih kurang sehingga pemahaman
pembuatan laporan keuangan dilakukan secara
mengenai isi materi pelatihan belum sepenuhnya
terkomputerisasi. Proses ini bisa berjalan secara
dipahami.
lancar apabila perangkat keras, perangkat lunak dan
Setiap
SKPD
Musi
operator memiliki kualitas yang baik. Pengolahan
Banyuasin terutama pihak DPPKAD memiliki
data transaksi keuangan menggunakan perangkat
keinginan supaya instruktur pelatihan SAP berbasis
lunak yang mendukung pekerjaaan, namun secara
akrual seperti dari BPKP Sumatera Selatan bisa
keseluruhan kualitas perangkat lunak masih dalam
memberikan pelatihan dengan datang langsung
proses pembaharuan terutama jaringan internet
(metode on the job training) pada setiap SKPD,
yang belum maksimal/ koneksinya lambat bahkan
namun hal ini belum bisa diwujudkan karena
masih terdapat beberapa SKPD yang jaringan
terbatasnya
internetnya belum dipasang.
jumlah
pada
para
kabupaten
instruktur
pelatihan
Jurnal ASCY, Volume V, No. 2, Agustus 2016, h. 9-23
20
Penelitian yang dilakukan adalah tentang proses penerapan SAP berbasis akrual karena SAP
5.
SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
tersebut baru diterapkan sejak awal tahun 2015
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
sehingga belum bisa dilakukan penelitian tentang
pembahasan, membuktikan secara empiris tentang
tingkat penerapan SAP berbasis akrual pada SKPD
pengaruh tingkat pendidikan, pelatihan dan kualitas
kabupaten
teknologi informasi terhadap penerapan Standar
Musi
Banyuasin.
Tahapan
yang
dilakukan untuk Penerapan SAP Berbasis Akrual
Akuntansi
pada Pemerintah kabupaten Musi Banyuasin antara
Pemerintah Daerah kabupaten Musi Banyuasin.
lain:
Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
a)
pada
Bupati nomor 15 tahun 2014 Tentang
kualitas teknologi informasi terhadap penerapan
kebijakan
SAP berbasis akrual.
Akuntansi
kabupaten
untuk
pelatihan
Musi
tambahan akrual
bagi
5.2
memberikan saran sebagai berikut:
Daerah Menyiapkan Sumber Daya Manusia yang
1)
Musi
Perbaikan pengelolaan barang milik daerah inventarisasi,
penatausahaan
2)
melanjutkan
Bagian
akuntansi/keuangan
pada
SKPD
oleh pegawai yang memiliki latar belakang
metode garis lurus
pendidikan akuntansi atau keuangan.
Penggunaan aplikasi SIMDA keuangan yang dalam proses pengembangan sehingga dapat
3)
Pelatihan tentang SAP berbasis akrual perlu ditingkatkan lagi. Setiap kasubag dan staf
mengakomodir sistem akuntansi pemerintahan
keuangan diberi kesempatan untuk mengikuti
berbasis akrual.
pelatihan
Melalui tahapan yang telah dilakukan
Musi
Banyuasin
menunjukan komitmen dan apresiasi nyata dalam menerapkan
peraturan
akrual.
Untuk
pelatihan tentang SAP berbasis akrual.
sukses menerapkan SAP Berbasis Akrual dalam
kabupaten
berbasis
operator SIMDA sebaiknya juga mengikuti
kabupaten Musi Banyuasin untuk lebih siap dan
menyajikan laporan keuangan. Dengan hal ini,
SAP
meningkatkan kualitas teknologi informasi,
tersebut diharapkan dapat menunjang pemerintah
atau
sebaiknya
Kabupaten Musi Banyuasin sebaiknya diisi
menghitung penyusutan aset tetap dengan
melaksanakan
Banyuasin
pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.
dan
pengamanan, penetapan umur teknis dan
pemerintah
Kasubag dan staf keuangan yang masih berpendidikan SMA pada SKPD Kabupaten
kompeten melalui pelatihan dan sosialisasi
melalui
Saran Berdasarkan simpulan di atas, maka penulis
pengelola keuangan Satuan Kerja Perangkat
d)
akrual
antara variabel tingkat pendidikan, pelatihan dan
anggaran
c)
berbasis
Pemerintah Daerah telah memiliki Peraturan
Banyuasin.Mengalokasikan
b)
Pemerintah
4)
Penelitian
ini
masih
banyak
memiliki
keterbatasan dan kekurangan. Diharapkan ada penelitian lanjutan bagi peneliti selanjutnya untuk menyempurnakan konsep penelitian ini.
pemerintah untuk menerapkan SAP Berbasis Akrual yang diharapkan dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih akuntabel dan transparan.
Jurnal ASCY, Volume V, No. 2, Agustus 2016, h. 9-23
21
DAFTAR PUSTAKA Bangun, Wilson. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Erlangga, Jakarta, Indonesia. Bodnar, H.G., and S. Hopwood.1995. Accounting Information System, edisi bahasa Indonesia, oleh Amir Abadi Jusuf dan Rudi M Tambunan, buku satu edisi keenam. Salemba Empat, Jakarta, Indonesia. Dessler, Gary. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT. Indeks , Jakarta, Indonesia. Eriotis, N., F. Stamatiadis., and D. Vasiliou. 2011. Assessing Accrual Accounting Reform in Greek Public Hospitals: An Empirical Investigation. International Journal of Economic Science and Applied Research. 4, 1, pp 153-184. (http://www.ijesar.org/docs/.../publichospi tals.pdf., diakses 30 Januari 2015). Halen., dan D.D.Astuti. 2013. Pengaruh Tingkat Pemahaman, Pelatihan dan Pendampingan Aparatur Pemerintah Daerah terhadap Penerapan Accrual Basis dalam Pengelolaan Keuangan Daerah di Kabupaten Jember (Studi Kasus pada Dinas Pemerintahan Kabupaten Jember). Jurnal Ekonomi-Mandala Jember. Pp.98119. (http:// download.portalgaruda.org/article.php., diakses 30 Januari 2015). Hamalik, Oemar. 2007. Manajemen Pendidikan Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu. Bumi Aksara, Jakarta, Indonesia. Ihsan, F. 2003. Dasar-dasar Kependidikan. PT. Rineka Cipta, Jakarta, Indonesia. Ishak. 2008. Pengelolaan Perpustakaan Berbasis Teknologi Informasi. Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi. Vol. 4, No. 2 pp 87. (http://repository.usu.ac.id/bitstream/1234 56789/.../1/pus-des2008-%20(3).pdf., diakses 30 Januari 2015). Kadir, A., dan T.C. Triwahyuni. 2005. Pengenalan Teknologi Informasi. Andi, Yogyakarta, Jawa Tengah. Kirkpatrick, Donald. 1996. Evaluating Training Program. Mc. Graw Hill International Inc, New York, USA. Komite Standar Akuntansi Pemerintahan. 2012. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan/Komite Standar Akuntansi Pemerintahan. Salemba Empat, Jakarta, Indonesia. Kusuma, Muhamad Indra Yuda. 2013. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Penerapan Akuntansi Akrual pada Pemerintah. Diponegoro Journal of
Jurnal ASCY, Volume V, No. 2, Agustus 2016, h. 9-23
Acounting. Vol 2 No. 3 Hal. 1-14. (http://download.portalgaruda.org., diakses 31 Januari 2015). Mahmudi. 2006. Manajemen Kinerja Sektor Publik. UPP STIM YKPN, Yogyakarta, Jawa Tengah. Mangkunegara, A.A Anwar Prabu. 2006. Perencanaan dan Pengembangan SDM. Refika Aditama, Bandung, Jawa Barat. Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Andi, Yogyakarta, Indonesia. Mudyohardjo, Redja. 2002. Filsafat Ilmu Pendidikan: Suatu Pengantar. Remaja Sousdakarya, Bandung, Jawa Barat. Ouda, H. 2008.Towards a Generic Model for Government Sector Reform:the New Zealand Experience. International Journal on Governmental Financial Management. 8, 2, pp. 78-100. (http:// www.icgfm.org/journal/2008/200802.pdf., diakses 31 Januari 2015). Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Pramudyo, Chrisogonus. D. 2007. Cara Pintar Jadi Trainer. Percetakan Galang Press, Jakarta, Indonesia. Priyatno, Duwi. 2013. Mandiri Belajar Analisis Data degan SPSS. Mediakom, Yogyakarta, Jawa Tengah. Sanusi, Anwar. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis. Salemba Empat, Jakarta, Indonesia. Setyaningsih, Titik. 2013. Studi Eksplorasi Tingkat Pemahaman Aparatur Pemerintah Daerah dan Anggota DPRD terhadap Standar Akuntansi Berbasis Akrual (Kasus di Pemerintah Kota Surakarta). Simposium Nasional Akuntansi XVI Manado, 25-28 September 2013.pp. 2378-2414. (http:// learning.fe.umy.ac.id., diakses 31 Januari 2015). Stamatiadis, F. 2009. Assessing Accrual Accounting Reform in Greek Public Hospitals: An Empirical Investigation. International Journal of Economic Science and Applied Research. 4, 1, pp 153-184. (http;//www.lse.ac.uk/.../pdf/.../BUSINES S%20%20FIN., diakses 31 Januari 2015). Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Windels, P., and J. Christiaens. 2008. Management Reform in Flemish Public Centres for Social Welfare:
Examining
Organisational
Change.
Imprensa Da Universidade De Coimbra. ISBN 978989-8074-39-3.
pp.230-251.
(http://
digitalis-
dsp.uc.pt., diakses 30 Januari 2015)
22
Lampiran 1. Hasil Uji Validitas
Tingkat pendidikan
Pelatihan
Kualitas Teknologi Informasi
Penerapan SAP berbasis akrual
Item
rhitung
rtabel
Kesimpulan
1 2 3 .4 5 6 7 8 9 10 1
0,722** 0,490** 0,566** 0,777** 0,739** 0,746** 0,680** 0,765** 0,703** 0,693** 0,785**
0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
2
0,687**
0,349
Valid
3
0,624**
0,349
Valid
4
0,789**
0,349
Valid
5
0,808**
0,349
Valid
6
0,818**
0,349
Valid
7
0,757**
0,349
Valid
8
0,720**
0,349
Valid
9
0,710**
0,349
Valid
10
0,659**
0,349
Valid
11
0,806**
0,349
Valid
12
0,843**
0,349
Valid
13
0,815**
0,349
Valid
14
0,751**
0,349
Valid
15
0,843**
0,349
Valid
1
0,459**
0,349
Valid
2
0,725**
0,349
Valid
3
0,550**
0,349
Valid
4
0,594**
0,349
Valid
5
0,661**
0,349
Valid
6
0,856**
0,349
Valid
7
0,687**
0,349
Valid
8
0,661**
0,349
Valid
9
0,567**
0,349
Valid
10
0,480**
0,349
Valid
11
0,512**
0,349
Valid
12
0,684**
0,349
Valid
13
0,366**
0,349
Valid
14
0,435**
0,349
Valid
15
0,574**
0,349
Valid
1
0,711**
0,349
Valid
2 3 4 5 6
0,723** 0,484** 0,706** 0,624** 0,633**
0,349 0,349 0,349 0,349 0,349
Valid Valid Valid Valid Valid
7 8 9 10 11 12 13
0,675** 0,658** 0,694** 0,614** 0,462** 0,679** 0,628**
0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
14 15 16
0,566** 0,627** 0,644**
0,349 0,349 0,349
Valid Valid Valid
Sumber:Data primer diolah, 2015.
Jurnal ASCY, Volume V, No. 2, Agustus 2016, h. 9-23
23