Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Materi Peran Dan Kedudukan Anggota Dalam Keluarga Melalui Media Gambar Dalam Pembelajaran Ips Di Kelas Ii Sdn 21 Pulubala Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo Yunangsi Umar Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan Fakultas Ilmu Sosial Unversitas Negeri Gorontalo
ABSTRAK. Meningkatkan pemahaman siswa pada materi peran dan kedudukan anggota dalam keluarga melalui media gambar dalam pembelajaran IPS di kelas II SDN 21 Pulubala Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo. Skripsi 2013 Jurusan Hukum dan Kemasyarakatan, Program Studi S1 Pendidikan Kewarganegaraan, Universitas Negeri Gorontalo. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah melalui media gambar dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi peran dan kedudukan anggota dalam keluarga pada pembelajaran IPS di kelas II SDN 21 Pulubala Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo? Untuk itu, pemecehan masalah yang dapat ditempuh dalam penelitian tindakan kelas ini adalah dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan pemanahaman siswa pada pembelajaran. Berdasarkan konsep diatas, maka yang menjadi Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa pada materi peran dan kedudukan anggota dalam keluarga melalui media gambar pada pembelajaran IPS di kelas II SDN 21 Pulubala Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yang membahas tentang penelitian tindakan kelas yang terdiri dari empat tahap. (1) perencanaan, (2) Pelaksanaan/tindakan, (3) Observasi, (4) Refleksi. Hasil penelitian menunjukan pada siklus I, pemahaman siswa pada materi mencapai 70%, setelah diadakan perbaikan dari kelemahan-kelemahan pada siklus I maka hasil yang diperoleh pada siklus II meningkat menjadi 90%, ini berarti penelitian penulis telah tercapai. Kata Kunci : Pemahaman Siswa, Media Gambar.
Pendahuluan Pendidikan dasar sangat rumit dan kurang terkoordinasi anggaran pendidikan dikelola secara kaku dan terkotak-kotak, baik jenis anggaran maupun instansi yang menanganinya serta belum efektifnya manajemen yang dikembangkan. Kondisi ini akhirnya menimbulkan permasalahan antara lain sulitnya mengefektifkan proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang efektif merupakan tugas dan tanggung jawab guru, hal ini dapat dimaklumi mengingat peranan guru dalam kegiatan pembelajaran tidak dapat dilepaskan dengan kewenangannya dalam mengelola kegiatan pembelajaran di kelas. Dengan kondisi demikian, maka dalam setiap kegiatan pembelajaran diharapkan guru dapat menyajikan pengetahuan kepada siswa, dengan tetap mempertimbangkan kondisi serta keterlibatan siswa secara umum. Penentuan metode, penggunaan media pengajaran yang relevan, serta kegiatan penilaian hasil belajar merupakan peranperan yang dilakukan oleh guru dalam mendorong tumbuhnya kegiatan belajar mengajar yang berhasil. Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa dalam mengelola kegiatan pembelajaran di kelas, penggunaan media pembelajaran yang relevan merupakan peran-peran yang dilakukan oleh guru dalam mendorong tumbuhnya proses pembelajaran yang berhasil. Akan tetapi, pada satuan-satuan pendidikan tertentu, misalnya di Sekolah Dasar masih ditemukan berbagai kendala yang menghambat proses pembelajaran. Kendala yang paling sering ditemukan adalah masih dominannya guru dalam proses pembelajaran. Hal ini tampak dari strategi yang digunakan dalam proses pembelajaran yang masih terpusat kepada guru. Selain berbagai permasalahan tersebut, permasalahan lain dalam pembelajaran adalah ketersediaan media dalam menunjang pembelajaran yang belum tersebar secara merata pada seluruh sekolah. Kompetensi guru mengelola media pembelajaran yang belum optimal menyebabkan penggunaan media dalam pembelajaran relatif kurang. Kondisi ini mengakibatkan pemahaman siswa pada materi yang dibelajarkan relatif rendah. Hasil observasi awal menunjukkan bahwa pemahaman siswa pada materimateri tertentu relatif rendah. Misalnya, ketika siswa diberikan kesempatan menceritakan tentang peran dan kedudukan masing-masing anggota keluarga, seperti peran dan kedudukan ayah, ibu, kakak, serta peran dan kedudukan dirinya sendiri dalam keluarga, sebagian besar siswa tidak dapat menggunakan kesempatan itu dengan baik. Dari 20 siswa kelas II hanya 9 orang atau 45 % yang mampu menyebutkan peran dan kedudukan setiap anggota keluarga, sedangkan 11 siswa atau 55% lainnya relatif melakukan kesalahan dalam artian belum mampu menyebutkan peran dan kedudukan setiap anggota keluarga. Misalnya, menyebutkan bahwa peran kakaknya adalah menjaga ayah dan ibu ketika sakit, atau menyebutkan ibu sebagai pemimpin dalam keluarga, karena ibu selalu dekat dengan seluruh anak-anaknya. Kesalahan lainnya adalah menyebutkan bahwa sebagai pencari nafkah, dengan alasan karena ayahnya tidak bekerja. Rendahnya pemahaman siswa kelas II SDN 21 Pulubala Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo tentang peran dan kedudukan anggota keluarga mengharuskan peneliti melakukan refleksi tentang proses pembelajaran materi tersebut. Dari refleksi diketahui bahwa penyebab rendahnya pemahaman siswa
pada materi tersebut adalah strategi pembelajaran yang relatif konvensional. Indikatornya, selain dilaksanakan melalui ceramah, proses pembelajaran materi tersebut tidak ditunjang oleh media yang memadai, misalnya dengan menggunakan media gambar guna membantu pemahaman siswa tentang peran dan kedudukan anggota keluarga. Menyikapi permasalahan tersebut peneliti mendiskusikan hal ini dengan dua orang guru yang sama-sama bertugas di kelas II SDN 21 Pulubala Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo melakukan refleksi awal guna memperjelas tentang akar permasalahan serta mencari alternatif pemecahannya. Dari kegiatan refleksi ini diperoleh gambaran bahwa penyebab rendahnya pemahaman siswa disebabkan oleh minimnya penggunaan media penunjang, khususnya media gambar dalam menunjang penyajian materi. Seharusnya dalam penyajian materi tersebut guru dapat menggunakan media gambar, seperti photo atau gambar guna meningkatkan pemahaman siswa. Akan tetapi, berdasarkan hasil refleksi awal menunjukkan bahwa hal ini belum dilakukan secara optimal. Memperhatikan uraian tersebut jelaslah bahwa yang menjadi penyebab rendahnya pemahaman siswa pada materi peran dan kedudukan anggota dalam keluarga pada pembelajaran IPS di kelas II SDN 21 Pulubala Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo, karena strategi pembelajaran yang masih konvensional. Permasalahan menyangkut strategi pembelajaran dimaksud antara lain penggunaan media penunjang pembelajaran khususnya media gambar yang relatif kurang. Pengertian Pemahaman Pemahaman merupakan suatu kegiatan berpikir secara diam-diam, menemukan dirinya dalam orang lain (Poesprodjo, 2007:26). Pemahaman berasal dari kata „paham‟ yang mempunyai arti mengerti benar, sedangkan pemahaman merupakan proses perbuatan cara memahami (Senja, 2008: 607). Memahami, berarti: (1) mengerti benar (akan sesuatu); mengetahui benar, (2) memaklumi, sedangkan pemahaman, artinya (1) proses, (2) perbuatan, (3) cara memahami atau mempelajari baik-baik supaya paham (Depdiknas, 2005: 74). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pemahaman merupakan suatu proses, cara memahami cara mempelajari baik-baik supaya paham. Pemahaman (comprehension) merupakan tingkatan atau aspek kedua dari ranah kognitif. Sudradjat (2008:1) mengemukakan bahwa pemahaman, dapat pula disebut dengan istilah mengerti, merupakan kegiatan intelektual yang mengorganisasikan materi yang telah diketahui. Pada bagian lain dikemukakan bahwa tingkatan dalam pemahaman ini meliputi (1) translasi, (2) interpretasi, dan (3) ekstrapolasi (Sudradjat, 2008: 2). Ketiga tingkatan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. 1) Translasi, yaitu mengubah simbol tertentu menjadi simbol lain tanpa perubahan makna. Misalkan simbol dalam bentuk kata-kata diubah menjadi gambar, bagan atau grafik. 2) Interpretasi, yaitu menjelaskan makna yang terdapat dalam simbol, baik dalam bentuk simbol verbal maupun non verbal. Seseorang yang telah memahami sesuatu akan mampu membedakan, memperbandingkan atau mempertentangkan dengan sesuatu yang lain. Misalnya, seseorang dapat
dikatakan telah mengerti atau memahami konsep tentang ”perannya dalam keluarga” jika dia dapat membedakannya dengan peran ayah dalam keluarga”. Ekstrapolasi; yaitu melihat kecenderungan, arah atau kelanjutan dari suatu temuan. Misalnya, kepada siswa dihadapkan keanggotaan suatu keluarga, misalnya kakek, nenek, ayah, maka dengan kemampuan ekstrapolasinya dia akan menyebutkan, ”ibu”, kakak, adik, dan seterusnya. Untuk bisa seperti itu, terlebih dahulu dicari prinsip keanggotaan dalam suatu keluarga, sehingga kelanjutannya dapat diorganisasikan berdasarkan prinsip tersebut. Berdasarkan uraian di atas, pemahaman dapat diartikan sebagai suatu kegiatan berpikir dalam memahami sesuatu agar penyelesaian sesuatu dalam kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Pengertian Media Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium”, yang secara harafiah berarti “perantara atau penyalur”. Menurut Yusuf Hadi Miarso seperti dikutip Dwi Rianarwati (2006: 8), media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa sehingga bisa mendorong terjadinya proses belajar pada siswa. Menurut Gagne (dalam Arief S. Sadiman, 2009: 6), media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Selain itu media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Di antara media pembelajaran, media gambar adalah media yang paling umum dipakai. Menurut Sudjana (2007: 68), pengertian media gambar adalah media visual dalam bentuk grafis. Media grafis didefinisikan sebagai media yang mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas dan kuat melalui suatu kombinasi pengungkapan kata-kata dan gambar-gambar. Sesuai dengan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa media merupakan sesuatu alat atau bahan yang dipakai oleh pencetus idea atau pemberi informasi, dalam hal ini adalah guru sehingga idea dan informasi itu sampai pada penerima, yakni peserta didik. Media Gambar Sebagai Penunjang Kegiatan Pembelajaran Pengembangan materi disini maksudnya adalah bahan pelajaran apa yang harus dipelajari oleh siswa atau pengalaman belajar apa yang harus dilakukan oleh siswa agar tujuan instruksional tercapai. Untuk dapat mengembangkan bahan instruksional yang mendukung tercapainya tujuan itu, tujuan yang telah dirumuskan tadi harus dianalisis lebih lanjut. Dengan cara ini akan diperoleh sub kemampuan dan sub keterampilan,(Sadiman, 2009:112) Dewasa ini pemanfaatan media, termasuk pemanfaatan media gambar dalam pembelajaran sudah hampir merata pada jenjang pendidikan formal dan sudah menjadi kebutuhan. Menurut Raharja (2008:22) mengemukakan bahwa pemanfaatan media gambar di sekolah mampu merubah proses pembelajaran lebih berkualitas. Berkaitan dengan penggunaan media gambar, Djamarah (2006: 21) bahwa media gambar yang juga sering disebut dengan media yang dapat dilihat telah mempercepat upaya perubahan sistem pembelajaran di sekolah dari pembelajaran konvensional yang tidak menarik, dan membosankan, menjadi pembelajaran yang
aktif dan interaktif, sehingga menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas. Sebagai alat bantu pembelajaran dalam pendidikan dan pengajaran, media gambar juga mampu meningkatkan persepsi dan pengertian, pemberian penguatan, dan meningkatkan retensi (Djamarah, 2006: 47). Berdasarkan uraian di atas jelas bahwa keberadaan dan ketersediaan media pembelajaran, misalnya media gambar sangat penting dalam menunjang proses pembelajaran yang efektif. gambar merupakan suatu obyek tiruan berbentuk coretan atau visualisasi dan simbol-simbol yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Pemanfaatan media gambar dalam pembelajaran mampu merubah proses pembelajaran lebih berkualitas, yakni mampu meningkatkan persepsi dan pengertian siswa, memungkinkan guru memberikan penguatan, dan meningkatkan retensi, yakni menjadikan apa yang dipelajari bertahan lama dalam ingatan siswa. Penggunaan Media Gambar Dalam Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Menurut Karimah (2009:7) bahwa media gambar menarik bagi siswa, karena dari media tersebut banyak tema yang dapat dipilih untuk dikembangkan. Melalui media gambar semua siswa memperoleh kesempatan memperhatikan setiap detail gambar yang ditampilkan. Secara teori media gambar bermanfaat untuk membangkitkan minat dan menarik perhatian pada pelajaran. Sedangkan secara praktis, manfaat gambar menurut Erianawati (2005:15) adalah untuk memberikan daya tarik, merangsang kreatifitas, alat ungkapan ide, perasaan, emosi dan kepekaan, memudahkan pemahaman, serta membantu untuk mengingat. Bertolak dari manfaat media gambar sebagaimana diuraikan di atas, maka media gambar yang digunakan dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa tentang peran dan kedudukan anggota dalam keluarga adalah gambar berupa foto yang berisikan anggota-anggota dalam sebuah keluarga. Manfaat Pengembangan Media Gambar Menurut Azhar Arsyad (2009: 25-27), manfaat praktis pengembangan media gambar dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut: a) Media gambar dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar. b) Media gambar dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar. c) Media gambar dapat mengatasi keterbatasan indra, ruang, dan waktu. Adapun fungsi dari pengembangan media gambar menurut Levie dan Lentz (Azhar Arsyad, 2009: 16), mengungkapkan 4 fungsi media pembelajaran. Khususnya media visual yaitu: a) Fungsi Atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai materi pelajaran itu. Dengan demikian kemungkinan untuk memperoleh dan mengingat isi pelajaran semakin besar. b) fungsi afektif media visual dapat terlihat dari kenikmatan siswa saat belajar atau membaca teks yang bergambar.
c) Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar. d) Fungsi kompensatoris media pengajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konsep untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks. Sasaran Pengembangan Media Gambar Pemilihan salah satu metode tertentu akan mempengaruhi jenis media yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus dipertimbangkan dalam memilih media, misalnya tujuan pembelajaran, respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pembelajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru (Azhar Arsyad, 2009: 15). Karena mengingat karakteristik anak SD yang masih pada tahap berpikir operasional konkret yaitu, kemampuan yang tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam proses berpikir untuk mengoprasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih terikat dengan objek yang bersifat konkret (Heruman, 2007: 1). Anak-anak pada tahap berpikir ini dapat dikelompokan kedalam empat taraf berpikir yaitu: a) Taraf berpikir konkret, yaitu dalam belajar selalu memerlukan bendabenda konkret. b) Taraf berpikir semi konkret, yaitu dapat mengerti dalam belajarnya, bila dibantu dengan gambar benda konkret. c) Taraf berpikir semi abstrak dapat mengerti belajar matematika dengan bantuan diagram, torus, dan sebagainya. d) Taraf berpikir abstrak, yaitu sudah dapat memahami suatu konsep tanpa adanya media lagi. . Hamalik (dalam Azhar Arsyad, 2009: 15), juga berpendapat bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Maka berdasarkan uraian di atas, sasaran pengembangan media gambar yang paling tepat dalam penelitian ini adalah siswa SD, khususnya siswa kelas I maupun II kelas awal. Karena mengingat karakteristik siswa kelas awal yang masih membutuhkan benda-benda konkrit untuk membantu proses berpikir dalam memahami suatu konsep pembelajaran yang diajarkan. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian tersebut dilaksanakan di Kelas II SDN 21 Pulubala Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo. Pelaksanaan penelitian, sejak observasi awal hingga penyusunan skripsi, yang dilaksanakan selama 2 bulan, dari bulan Mei sampai bulan Juli 2013.
Subyek yang dikenakan tindakan adalah siswa kelas II semester genap tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 20 orang, dengan 10 orang siswa lakilaki dan 10 orang siswa perempuan. Sesuai pengamatan selama ini, kelas yang dijadikan subyek tindakan merupakan kelas yang berprestasi sedang, serta memiliki kemampuan belajar yang berbeda-beda. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel input, proses, dan variabel output. a. Variabel input, yakni materi pelajaran IPS tentang peran dan kedudukan anggota dalam keluarga. b. Variabel proses, yakni langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan media gambar yang dilaksanakan oleh guru. Variabel output, yakni peningkatan pemahaman siswa pelajaran IPS tentang peran dan kedudukan anggota dalam keluarga. Pemahaman siswa dimaksud dinilai melalui dua indikator, yakni: (1) anak mampu menyebutkan peran masing-masing anggota dalam keluarga, dan (2) anak mampu menyebutkan kedudukan masingmasing anggota dalam keluarga. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk siklus pembelajaran dan mengacu pada prosedur penelitian tindakan kelas sebagaimana yang dikemukakan oleh Arikunto (2006: 75-80) yang meliputi: (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Teknik Pengumpulan Data Data yang ddiperoleh dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: (1) data hasil pengamatan kegiatan guru melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan media gambar, (2) data kegiatan siswa selama menjalani proses pembelajaran, dan (3) data hasil penilaian dari materi yang dibelajarkan. Instrumen Pengumpul Data Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data penelitian tindakan kelas ini terdiri dari: (1) lembar pengamatan kegiatan guru, (2) lembar pengamatan kegiatan siswa, dan (3) lembaran tes tertulis. Teknik Analisis Data 1. Data Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Data hasil pengamatan kegiatan guru dianalisis secara deskriptif pada setiap akhir pertemuan. 2. Data Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Data hasil pengamatan kegiatan siswa dianalisis secara deskriptif pada setiap akhir pertemuan 3. Pemahaman Siswa Pada Materi Tingkat pemahaman siswa pada materi dilihat dari hasil penilaian melalui pemberian tes tertulis. Hasil Penelitian Mengawali kegiatan pnelitian tindakan kelas, peneliti mengadakan tes awal guna mengetahui tingkat pemahaman siswa pada materi peran dan kedudukan anggota dalam keluarga yang akan dibelajarkan. Tes awal dilakukan
pada Hari Senin, 11 Maret 2013. Dari tes awal tersebut diperoleh data sebagaimana diuraikan pada tabel berikut. Tabel 2 Hasil Penilaian Awal Pemahaman Siswa Tentang Peran dan Kedudukan Anggota Dalam Keluarga Rentang Jumlah Kriteria Pemahaman % Ket Nilai Siswa 85 – 100 Sangat Baik 3 15 Tuntas 65 – 84 Baik 6 30 Tuntas 40 – 64 Cukup 8 40 Tdk tuntas < 40 Kurang 3 15 Tdk tuntas Sumber : Data Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) 2010 SDN 21 Pulubala Tabel 3 Pemahaman Siswa Kelas II SDN 21 Pulubala Kecamatan PulabalaKabupaten Gorontalo Tentang Peran dan Kedudukan Anggota Dalam Keluarga Hasil Penilaian Tes Awal Sebelum Dilakukan Tindakan Kelas Nilai Kriteria Pemahaman No Nama Siswa BS B C K RIZKI M. YASIN 1 50 √ RENALDI KOLONTA 2 72 √ ARIANTO G. ADAM 3 50 √ ANANG P. MAHUNTU 4 85 √ RAHMAN TUPI 5 30 √ RAAFI N. AZHARI 6 45 √ ABDULRAHMAN THAIB 7 75 √ WIYONO SAPUTRA 8 35 √ RIZKI KADIR 9 60 √ 10 AHMAD KADIR 70 √ 11 FATMAWATI SANTIA 85 √ 12 FIRA KUMARATUNGGA 75 √ 13 NOLVA LAHENGO 60 √ 14 ALVI YUNITA 75 √ 15 RISKAWATI ZEES 85 √ 16 ATIK HIMATUN NURIAH 50 √ 17 18
FRISKA NANGI NUR,AIN J. MOHA
30 60
19
ISMIRALDA BIKI
75
20
GREISANDRA S. RAHIM.
55
Ketuntasan Ya Tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√
√ √
√ √
√ √
√
Jumlah Persen (%)
3 15
6 30
8 40
3 15
9 45
11 55
Sumber : Data hasil tes awal kelas II SDN 21 Pulubala. Data hasil penilaian awal sebagaimana diuraikan pada tabel 1 menunjukkan bahwa hanya 45% dari 20 orang siswa kelas II SDN 21 Pulubala Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo sangat memahami atau mengerti materi peran dan kedudukan anggota dalam keluarga yang akan dibelajarkan. Namun demikian, 55% dari keseluruhan siswa tersebut termasuk kriteria cukup dan kurang memahami. Siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 4 jam pelajaran. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. siklus I dilaksanakan pada tanggal 27 Mei 2013. Pada pertemuan ini dibelajarkan materi peran anggota dalam keluarga dengan ditunjang oleh media gambar guna meningkatkan pemahaman siswa. Pertemuan kedua yang dibelajarkan materi kedudukan anggota dalam keluarga dilaksanakan pada tanggal 3 Juni 2013, dengan alokasi waktu (2x35 menit). Pada akhir jam pelajaran dilaksanakan evaluasi secara tulisan. Berikut diuraikan data yang diperoleh pada pembelajaran siklus I pertemuan pertama. Tabel 4 Lembar Observasi Kegiatan Guru Melaksanakan Pembelajaran Siklus I Pertemuan Pertama Kategori No Unsur-unsur Kegiatan Guru yang Diobservasi SB B C 1 Kegiatan Awal 1) Berdoa sambil menyiapkan siswa untuk menerima √ pelajaran. 2) Menumbuhkan motivasi siswa melalui pertanyaan kepada beberapa siswa. √ 3) Memberikan apersepsi. 4) Menjelaskan secara singkat tujuan yang hendak √ dicapai pada pembelajaran. √ 5) Memilih tempat meletakkan gambar yang dapat dilihat oleh seluruh siswa. 6) Memberikan kesempatan bertanya kepada siswa √ berkaitan dengan media yang akan digunakan. 2 Kegiatan Inti 1) Secara perlahan guru memperlihatkan gambar/foto √ keluarga. 2) Menegaskan tentang anggota dalam keluarga dari √ foto keluarga yang diperlihatkan. 3) Memberikan penegasan tentang peran anggota √ dalam keluarga yang divisualisasikan melalui media. 4) Efektivitas media dalam menunjang kegiatan
K
pembelajaran.
√ √
3
Kegiatan Penutup 1) Guru bersama siswa membahas kesulitan materi. 2) Guru dan siswa membuat kesimpulan materi 3) Memberikan tugas pekerjaan rumah. √ √ √
Jumlah Persentase
6
7
46,15%
53,85%
Sumber : Data Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) 2010 SDN 21 Pulubala. 1. Hasil observasi kegiatan siswa Aspek aktivitas siswa yng diamati oleh guru mitra selama menjalani kegiatan pembelajaran berjumlah 10 aspek. Kategori observasi yang digunakan adalah sangat baik (SB), baik (B), cukup (C), dan kategori kurang (K).
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
Tabel 5 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan Pertama Kategori Unsur-unsur yang Diobservasi SB B C Bersiap menerima pelajaran. √ Memperhatikan dengan baik tujuan yang √ dijelaskan oleh guru. Mengamati media yang dijelaskan oleh guru. √ Mengajukan pertanyaan berkaitan dengan media yang akan digunakan. √ Mendengarkan penjelasan tentang gambar/fotoyang diperlihatkan oleh guru. Menyimak penegasan guru tentang peran dan √ kedudukan anggota dalam keluarga. Menyimak penguatan yang disampaikan oleh guru tentang materi yang telah dibahas. √ Mengajukan pertanyaan tentang materi yang √ belum dimengerti. Dengan bimbingan guru membuat kesimpulan terhadap materi yang dipelajari √ Menyalin soal tugas PR dan bersiap mengikuti √ pembelajaran selanjutnya.
K
√ Jumlah
-
Persentase
5 5 50% 50%
Sumber : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) 2010 SDN 21 Pulubala Berdasarkan kategori tersebut diperoleh data hasil observasi aktivitas siswa selama menjalani kegiatan pembelajaran siklus I dengan materi peran dan kedudukan anggota dalam keluarga, yaitu: 5 aspek (50%) yang mencapai kategori baik (B), dan 5 aspek (50%) mencapai kategori cukup (C). Hal ini berarti dari keseluruhan aspek aktivitas siswa yang diamati dan dinilai oleh guru mitra, 50% mencapai kategori baik.
Pemahaman Siswa pada Materi Siklus I Guna mengetahui tingkat pemahaman siswa kelas II SDN 21 Pulubala Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo pada materi peran dan kedudukan anggota dalam keluarga yang telah dibelajarkan melalui media gambar, maka pada akhir pertemuan kedua diadakan evaluasi. Tabel 9 Pemahaman Siswa Kelas 2 SDN 21 Pulubala Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo Tentang Peran dan Kedudukan Anggota Dalam Keluarga Evaluasi tulisan pada Siklus I Pertemua kedua Ketuntasan Nilai Kriteria Pemahaman No Nama Anak BS B C K Ya Tidak RIZKI M. YASIN 1 75 √ √ RENALDI KOLONTA 2 75 √ √ ARIANTO G. ADAM 3 50 √ √ ANANG P. MAHUNTU 4 85 √ √ RAHMAN TUPI 5 50 √ √ RAAFI N. AZHARI 6 75 √ √ ABDULRAHMAN THAIB 7 85 √ √ WIYONO SAPUTRA 8 55 √ √ RIZKI KADIR 9 75 √ √ AHMAD KADIR 10 85 √ √ 11 FATMAWATI SANTIA 85 √ √ 12 FIRA KUMARATUNGGA 75 √ √ 13 NOLVA LAHENGO 70 √ 14 ALVI YUNITA 75 √ √ 15 RISKAWATI ZEES 85 √ √ 16 ATIK HIMATUN NURIAH 85 √ √ 17 18 19
FRISKA NANGI NUR,AIN J. MOHA ISMIRALDA BIKI
60 60 80
√ √ √
√ √ √
20 GREISANDRA S. RAHIM. Jumlah
60 6
8
√ 6
14
√ 6
Persen (%) 30% 40% 30% 70 % 30% Sumber : Data dari hasil penilaian siklus 1 pertemuan ke 2. Data hasil penilaian pada siklus I sebagaimana diuraikan pada tabel 2 menunjukkan bahwa hanya 70% dari 20 orang siswa kelas II SDN 21 Pulubala Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo sangat memahami atau mengerti materi peran dan kedudukan anggota dalam keluarga yang akan dibelajarkan dan dinyatakan tuntas. Hal ini berarti 30% dari keseluruhan siswa tersebut termasuk kriteria cukup memahami dan dinyatakan tidak tuntas. Pemahaman Siswa pada Materi Siklus II Guna mengetahui tingkat pemahaman siswa kelas II SDN 21 Pulubala Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo pada materi peran anggota dalam keluarga yang telah dibelajarkan melalui media gambar, maka pada akhir siklus II diadakan evaluasi. Berdasarkan penilaian tersebut diperoleh data sebagaimana diuraikan pada tabel berikut. Tabel 13 Pemahaman Siswa Kelas 2 SDN 21 Pulubala Kec. Pulubala Kabupaten GorontaloTentang Peran dan Kedudukan Anggota Dalam Keluarga Evaluasi pada Siklus II Ketuntasan Nilai Kriteria Pemahaman No Nama Anak BS B C K Ya Tidak RIZKI M. YASIN 1 85 √ √ RENALDI KOLONTA 2 80 √ √ ARIANTO G. ADAM 3 70 √ ANANG P. MAHUNTU 4 90 √ √ RAHMAN TUPI 5 70 √ √ RAAFI N. AZHARI 6 75 √ √ ABDULRAHMAN THAIB 7 85 √ √ WIYONO SAPUTRA 8 60 √ √ RIZKI KADIR 9 80 √ √ 10 AHMAD KADIR 85 √ √ 11 FATMAWATI SANTIA 85 √ √ FIRA KUMARATUNGGA 12 80 √ √ 13 NOLVA LAHENGO 85 √ √ 14 ALVI YUNITA 75 √ √ 15 RISKAWATI ZEES 85 √ √ 16 ATIK HIMATUN NURIAH 90 √ √ √
√
17 18 19
FRISKA NANGI NUR,AIN J. MOHA ISMIRALDA BIKI
60 85 85
√ √
√ √
20
GREISANDRA S. RAHIM.
85
√
√
Jumlah 8 7 2 18 2 Persen (%) 90% 10% Sumber : Data hasil penilaian pada siklus 2. Data hasil penilaian pada siklus II sebagaimana diuraikan pada tabel 3 menunjukkan bahwa hanya 90% dari 20 orang siswa kelas II SDN 21 Pulubala Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo sangat memahami atau mengerti materi peran dan kedudukan anggota dalam keluarga yang akan dibelajarkan dan dinyatakan tuntas. Hal ini berarti 10% dari keseluruhan siswa tersebut termasuk kriteria cukup memahami dan dinyatakan tidak tuntas. Pembahasan Pada pembelajaran siklus I, pertemuan pertama materi yang diajarkan adalah peran anggota dalam keluarga. Alokasi waktu yang digunakan dalam membelajarkan materi tersebut adalah 2 jam pelajaran atau 70 menit. Pada pertemuan kedua dibelajarkan materi kedudukan anggota dalam keluarga. Pada akhir pertemuan dilakukan penilaian tertulis berdasarkan soal yang telah disediakan. Hasil penilaian pada siklus I pertemuan kedua menunjukkan bahwa indikator keberhasilan penelitian, dalam hal ini peningkatan pemahaman siswa pada materi belum tercapai. Hasil analisis data menunjukkan bahwa, dari 20 orang siswa yang dikenakan tindakan pada pembelajaran siklus I, ketuntasannya hanya 70%. Dengan perkataan lain, siswa yang mencapai nilai 75 ke atas hanya 14 dari 20 orang. Hasil ini mengharuskan peneliti melakukan refleksi melalui diskusi dengan guru mitra. Mengacu pada hasil refleksi, maka pada pembelajaran berikutnya peneliti merencanakan perbaikan dan penyempurnaan terhadap aspek kegiatan guru dan aktivitas siswa. Menyangkut kegiatan guru, aspekyang perlu dioptimalkan meliputi: (1) Berupaya menumbuhkan motivasi siswa dan mempertahankan motivasi tersebut hingga akhir pembelajaran melalui pertanyaan kepada beberapa siswa diawal dan disela-sela kegiatan pembelajaran, (2) Memberikan kesempatan bertanya yang cukup kepada siswa berkaitan dengan media yang akan digunakan, (3) Lebih mengefektifkan penggunaan media gambar dalam menunjang kegiatan pembelajaran.menyangkut aktivitas siswa yang dioptimalkan pada siklus II adalah (1) Mendorong siswa agar lebih aktif dalam belajar, (2) Meminta seluruh siswa agar memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru, dan (3) Meminta siswa Mengajukan pertanyaan tentang materi yang belum dimengerti. Berdasarkan perencanaan tersebut, pembelajaran siklus II dilaksanakan. Hasilnya, dari 20 orang siswa yang dikenakan tindakan, 18 orang atau 90% memperoleh nilai 75 ke atas dan dinyatakan tuntas. Dapat dikatakan bahwa terjadi peningkatan kualitas pembelajaran dan tingkat pemahaman siswa kelas II SDN 21 Pulubala Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo tahun pelajaran 2012/2013 pada materi peran dan kedudukan anggota dalam keluarga yang ditunjang oleh media gambar. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan media gambar dapat menigkatkan pemahaman siswa kelas II
SDN 21 Pulubala Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo pada pembelajaran IPS materi peran dan kedudukan anggota dalam keluarga. Analisis data hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan kedua menunjukkan bahwa dari 20 orang siswa yang dikenakan tindakan, 14 orang siswa memenuhi kriteria ketuntasan, dan pada siklus II meningkat menjadi 18 orang atau 90 %. Peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan media gambar, meningkat dari siklus I ke siklus II sebesar 20%. Saran Berkenaan dengan pelaksanaan dan hasil penelitian, maka dikemukakan saran-saran sebagai berikut. 1) Media gambar dapat menjadi alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman siswa Sekolah Dasar. 2) Perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang penggunaan media gambar pada materi IPS lainnya untuk meningkatkan pemahaman siswa. 3) Bagi peneliti penggunaan media gambar yang efektif akan meningkatkan hasil belajar siswa seperti yang peneliti lakukan pada pembelajaran IPS.
DAFTAR PUSTAKA Aprilia, Senja, 2008: Konsep Diri dalam Proses Belajar Mengajar.Jakarta: Unika Atmajaya. Arikunto, Suharsimi, dkk: 2006: Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Azhar, Arsyad. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Dimyati dan Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah S.B dan Aswan Zain. 2006: Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Karimah, 2009. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara. Hamalik Oemar. 2007. Media Pendidikan. Bandung : Citra Aditya Bakti. Hasan. 2006: Berpikir Imajinatif. Jakarta: Rineka Cipta Heruman, 2007: Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo. Poesprodjo, 2007 (http://wordpress.com/pengertian-pemahaman, diakses 20 Mei 2012). Rianarwati, Dwi, 2006 Media Pengajaran. Jakarta: Depdikbud. Sadiman, Arif. S. 2009. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sudjana,Nana. 2007. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sudrajat, 2008 ( http:// wordpres.com/pengertian pemahaman, diakses 24 Juni 2012). Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara. Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk Mata Pelajaran Tematik Sekolah Dasar. http://webcache.googleusercontent.com. Diakses 12 Juni 2012. (http://ian43.wordpress.com/pengertian-pemahaman, diakses 20 Mei 2012). (http://www/-media-pembelajaran/html), diakses 20 Mei 2012.