Yesterday is an Experience
Tomorrow is a Challenge
LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
IDENTITAS PERUSAHAAN Company Identity
Nama Perusahaan:
Name of Company:
Kedudukan:
Domicile:
Pembentukan:
Established:
Modal Dasar:
Authorized Capital:
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
Issued and Fully Paid Capital:
Kepemilikan:
Ownership:
Kegiatan Usaha:
Business Activities:
Hubungi Kami:
Contact Us:
Situs web:
Website:
PT BFI Finance Indonesia Tbk. disingkat BFI Finance Jakarta, Indonesia 7 April 1982
Rp500 miliar
PT BFI Finance Indonesia Tbk. abbreviated BFI Finance Jakarta, Indonesia 7 April 1982
Rp500 billion
Rp380.2 billion
Rp380,2 miliar
Investor luar negeri 88,99% Investor dalam negeri 11,01% Pembiayaan Konsumen, Sewa Pembiayaan dan Anjak Piutang PT BFI Finance Indonesia Tbk. MNC Tower Lt. 25 Jl. Kebon Sirih No. 17-19 Jakarta Pusat 10340 Indonesia Telepon: (62-21) 391 0110, 392 0061, 392 0091 Faksimili: (62-21) 391 2005, 392 0607 E-mail:
[email protected] www.bfi.co.id
Foreign investors 88.99% Local investors 11.01% Consumer Financing, Leasing and Factoring
PT BFI Finance Indonesia Tbk. MNC Tower, 25th Floor 17-19, Jl. Kebon Sirih Jakarta Pusat 10340 Indonesia Telepon: (62-21) 391 0110, 392 0061, 392 0091 Faksimili: (62-21) 391 2005, 392 0607 E-mail:
[email protected] www.bfi.co.id
Pada halaman muka: Model Mintzberg adalah model konfigurasi organisasi hasil kreasi dari Prof. Henry Mintzberg yang mengubah orientasi perusahaan dari pendekatan fungsional menjadi divisional. “Struktur mengikuti strategi, sama halnya seperti kaki kiri mengikuti kaki kanan saat berjalan. Akibatnya, pengembangan strategi dan desain struktur bersamasama mendukung organisasi, serta mendukung satu sama lain. Masing-masing selalu saling mendahului dan mengikuti, kecuali ketika keduanya bergerak bersama, saat organisasi beranjak ke posisi yang baru. Perumusan strategi adalah sistem yang terintegrasi, bukan susunan yang tak beraturan.” (Henry Mintzberg, diambil dari Strategy Safari) On the cover: The Mintzberg Model is an organizational configuration model created by Prof. Henry Mintzberg that transforms a company orientation from a functional to divisional pointof-view. “Structure follows strategy, the way the left foot follows the right in walking. In effect, the development of strategy and the design of structure both support the organization, as well as each other. Each always precedes the other and follows it, except when the two move together, as the organization jumps to a new position. Strategy formulation is an integrated system, not an arbitrary sequence.” (Henry Mintzberg, taken from Strategy Safari)
Kemarin adalah Pengalaman, Esok adalah Tantangan Yesterday is an Experience, Tomorrow is a Challenge Di tahun 2010 Perusahaan melakukan langkah untuk mengurangi celahcelah (kesenjangan) dalam proses kegiatan bisnis, berbagai inisiatif dan teknologi baru diperkenalkan, dan proses pembelajaran tersebut merupakan pengalaman yang sangat berharga. Pengetahuan dan keahlian-keahlian yang baru diperoleh ini merupakan awal untuk menciptakan bisnis baru dan juga peningkatan secara keseluruhan atas cara kami melakukan kegiatan usaha.
2010 was the year where BFI Finance made much progress in bridging business gaps, by the introduction of new initiatives and technology, and the training and retraining of human capital. This learning experience was a great one for all of us. These newly acquired knowledge and skills will become the starting block in the creation of new business, as well as allround improvements on how we conduct our business.
Dukungan dari para konsultan manajemen dan karyawan baru membantu kami membuat langkah penting di area-area bisnis yang baru bagi BFI Finance. Seiring dengan pesatnya peningkatan kapasitas, tantangan bagi Perusahaan adalah mengadopsi teknik-teknik dan proses baru dan pada saat bersamaan juga mendidik para karyawan lama untuk beradaptasi terhadap lingkungan dan tantangan-tantangan baru. Tingginya proses rekrutmen SDM baru dan berusia muda menambah dimensi baru yang berbeda terhadap bagaimana BFI Finance dapat mengikuti perubahan budaya yang terjadi.
Synergies created through collaboration with management consultants and new hire helps us to make considerable stride in fields that are new to BFI Finance. As capacity expands rapidly, the challenge is to adopt new techniques and process and at the same time educate existing employees to adapt to the new environment and challenges. Rapid recruitment of new and young human capital adds a different dimension to how BFI Finance copes with the cultural change.
Langkah untuk terus menembus pasar pembiayaan massal/retail memberikan tantangan-tantangan baru yang terus berevolusi seiring berjalannya waktu. Berdasarkan hal tersebut, usaha yang diperlukan untuk memberikan pelatihan kembali dan mengenali profil para karyawan yang tepat untuk pekerjaan tertentu menjadi sangat penting. Sistem sumber daya manusia baru yang canggih diperkenalkan dan penggunaan data yang solid serta riset pasar menjadi suatu kebutuhan.
The continued thrust into mass/retail financing market brings new challenges that continue to evolve with the times. As such, the effort needed to retrain and profile the right people for the job becomes of mounting importance. New sophisticated human capital systems were introduced and the usage of robust data and market research becomes a necessity.
Dalam menghadapi persaingan yang semakin tinggi, tren-tren baru di pasar dan ekonomi yang bergerak cepat, kami di BFI Finance berusaha menyikapi Perubahan sebagai suatu hal yang akan terjadi secara terus-menerus. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur organisasi, di mana SDM ditempatkan, identifikasi adanya kesenjangan dalam proses bisnis dan sosialisasi perubahan-perubahan yang dapat diterima berbagai pihak menjadi hal yang sangat penting, menambah kompleksitas landasan bisnis internal Perusahaan. Inilah beberapa tantangan kami di tahun yang baru. Manajemen Perusahaan akan menghadapi matriks permasalahan kompleks ini di tahun 2011. Kami percaya bahwa pengalaman masa lalu kami akan membentuk fondasi dan akan digunakan untuk memformulasikan strategi pertumbuhan di tahun-tahun mendatang. Proses eksekusi menjadi sangat penting bagi berlanjutnya pertumbuhan dan kesuksesan di dalam industri dengan persaingan tinggi namun masih menarik ini.
In the face of increasing competition, new market trends and a fast moving economy, we at BFI Finance try to embrace change as the only constant. Changes in the organization structure, where placement of people, recognizing gaps and socializing changes to gain acceptance are critical, will add complexity to our internal business landscape. These are some of our challenges for the new year. Management will have to deal with this complex matrix of issues in 2011. We believe that our past will set the foundation and will be used to formulate our growth strategy in the coming years. Execution becomes critical for continued growth and success in this highly competitive but still lucrative industry.
1
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
DAFTAR ISI Contents KEMARIN ADALAH PENGALAMAN, ESOK ADALAH TANTANGAN YESTERDAY IS AN EXPERIENCE, TOMORROW IS A CHALLENGE PERFORMA 2010 The Performance of 2010
1 4
IKHTISAR KEUANGAN Financial Highlights IKHTISAR SAHAM DAN OBLIGASI Shares and Bonds Highlights
SUMBER DAYA MANUSIA Human Capital
16
TINJAUAN SUMBER DAYA MANUSIA Human Capital Overview
22
PERISTIWA PENTING 2010 2010 Event Highlights
Board of Commissioners’ Profile 24
48 50
PROFIL DEWAN KOMISARIS 63
PROFIL DIREKSI Board of Directors’ Profile
PROFIL PERUSAHAAN Company Profile
45
12
PENGHARGAAN DAN PENCAPAIAN Awards and Achievements
43
TESTIMONI PARA REKANAN Partners’ Testimony
SAMBUTAN PRESIDEN DIREKTUR Message from the President Director
38
TESTIMONI PARA KONSUMEN
9
SAMBUTAN PRESIDEN KOMISARIS Message from the President Commissioner
PELAYANAN BERKUALITAS
Customers’ Testimony 7
34
KINERJA OPERASIONAL DAN Operational Performance and Quality Service
6
32
PRODUK-PRODUK KAMI Our Products
IKHTISAR KINERJA 2010 2010 Performance Highlights
TINJAUAN BISNIS Business Overview
65
MANAJEMEN SENIOR
26
Senior Management
66
SEKILAS PERUSAHAAN Company at a Glance
28
VISI, MISI DAN NILAI-NILAI DASAR Vision, Mission and Core Values
30
STRUKTUR ORGANISASI Organization Structure
2
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
31
TEKNOLOGI INFORMASI Information Technology
70
PEMBAHASAN DAN ANALISA MANAJEMEN Management Discussion and Analysis
PRINSIP-PRINSIP BERUSAHA
76 78
2010 Operational Review
93
Outlook for the Year 2011
133
95
TATA KELOLA KORPORASI YANG BAIK Good Corporate Governance
132
KEGIATAN KOMUNIKASI PERUSAHAAN Corporate Communication Activity
PANDANGAN TERHADAP TAHUN 2011
127
PERMASALAHAN HUKUM Legal Disputes
TINJAUAN OPERASIONAL 2010
122
MANAJEMEN RISIKO Risk Management
TINJAUAN KEUANGAN 2010 2010 Financial Review
Code of Conduct
98
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Corporate Social Responsibility
138
PERTANGGUNGJAWABAN ATAS LAPORAN TAHUNAN 2010 Accountability on the 2010 Annual Report
150
LAPORAN KEUANGAN Financial Report
151
JARINGAN Networks
273
PERNYATAAN TATA KELOLA KORPORASI Corporate Governance Statement
100
STRUKTUR TATA KELOLA KORPORASI Corporate Governance Structure
102
• RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM General Meeting of Shareholders
102
• URAIAN DEWAN KOMISARIS Board of Commissioners’ Description
103
• URAIAN DIREKSI Board of Directors’ Description
106
• KOMITE-KOMITE DEWAN KOMISARIS Board of Commissioners’ Committees
110
• AUDIT INTERNAL PERUSAHAAN Corporate Internal Audit
120
• SEKRETARIS PERUSAHAAN Corporate Secretary
120
3
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
BFI Finance berhasil menunjukkan kinerja bisnis yang solid selama tahun 2010. Di samping kondisi perekonomian Indonesia yang mengalami peningkatan positif dalam skala makro dan meningkatnya daya beli masyarakat, hal ini tidak lain juga didukung oleh kerja keras dan semangat kerjasama tim dari para karyawan Perusahaan dalam mencapai target-target yang telah disepakati, strategi pemasaran yang jitu dan perluasan jaringan operasional yang intensif. Perusahaan mengembangkan kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia melalui berbagai program pelatihan dengan modul-modul terbaru secara berkelanjutan, peningkatan kualitas dan alur kerja sistem operasional yang semakin menekankan efisiensi dari segi waktu dan biaya dengan menerapkan teknologi terbaru, dan penetapan target-target bisnis Perusahaan yang senantiasa menjaga keseimbangan antara kesejahteraan bidang ekonomi dan sosial. Keberhasilan yang telah diraih selama tahun 2010 diharapkan mampu memberikan imbal balik yang lebih berharga bagi para pemegang saham Perusahaan. Pengakuan terhadap kinerja Perusahaan dibuktikan dengan diraihnya beberapa predikat penghargaan terbaik dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir.
PERFORMA 2010 The Performance of 2010 BFI Finance has succeeded in showing solid business performance during the year 2010. Besides Indonesia’s positive macro economic growth and the increase in people’s purchasing power, it was also nonetheless supported by hard work and spirit of teamwork coming from the Company’s employees in achieving targets, precise marketing strategy and the intensive expansion of operational network. The Company developed the capacity and competency of its human capital through a variety of training programs with constant introduction of new modules, the enhancement of quality and workflow of operational system which emphasized increasingly on time and cost efficiency by applying the latest technology, and the setting of the Company’s business targets whilst consistently maintaining the balance between welfare in economic and social field. The acknowledgement of the Company’s performance is evident from the numerous awards received in the past few years.
4
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
5
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
IKHTISAR KINERJA 2010 2010 Performance Highlights
BFI Finance mencatat pertumbuhan bisnis yang positif secara konsisten dengan pertumbuhan total aset rata-rata 28,3% dalam empat tahun terakhir. Peran BFI Finance sebagai penyedia jasa pembiayaan bagi masyarakat semakin diperkuat dengan terus bertambahnya jaringan kantor operasional di berbagai wilayah Indonesia menjadi 103 kantor cabang dan 18 gerai hingga akhir tahun 2010. Hal ini juga tercermin dari meningkatnya jumlah kontrak yang sedang berlangsung sebesar 22,6%.
BFI Finance exhibited positive business growth consistently by recording 28.3% on average in total assets growth within the past four years. BFI Finance’s role as financing 6
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
JUMLAH ASET
JUMLAH PENDAPATAN
TOTAL ASSETS (dalam miliar Rupiah in billion Rupiah)
TOTAL REVENUES (dalam miliar Rupiah in billion Rupiah)
3.870 3.531
2.524
2.393
910
922
08
09
10
570 381
1.427
06
890
07
08
09
10
06
07
LABA BERSIH
NILAI PEMBIAYAAN BARU
NET PROFIT (dalam miliar Rupiah in billion Rupiah)
VALUE OF NEW BOOKING (dalam miliar Rupiah in billion Rupiah)
362 4.155 301 3.120
232
2.557
200 163
1.972 1.400
06
07
08
09
10
service provider is further strengthened by the everexpanding operational offices network throughout Indonesia, consisted of 103 branch offices and 18 kiosks by the end of
06
07
08
09
10
2010. This was also reflected by the 22.6% increase in terms of outstanding contracts.
IKHTISAR KEUANGAN Financial Highlights
Ringkasan Laporan Keuangan dan Rasio (Rp miliar)
Summary of Financial Statements and Ratio (Rp billion)
2006
2007
2008
2009
2010
Pendapatan
381
570
890
910
922
Revenues
Laba Sebelum Pajak Penghasilan
204
279
330
392
463
Profit Before Income Tax
Laba Bersih Sebelum Pos Luar Biasa dan Pajak Penghasilan
142
196
232
301
362
Net Profit Before Extraordinary Item and Income Tax
Laba Bersih
163
200
232
301
362
Laporan Laba Rugi
Income Statements
Neraca Piutang Pembiayaan Konsumen^^^ Penanaman Neto Sewa Pembiayaan^^^ Jumlah Piutang Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Net Profit Balance Sheet
1.033
1.916
2.520
2.088
2.871
Consumer Financing Receivables^^^^
254
381
359
208
521
Net Investment in Direct Financing Leases^^^^
1.287
2.297
2.878
2.296
3.391
Total Receivables
(52)
(71)
(144)
(213)
(73)
Allowance for Impairment Losses Deferred Tax Assets
25
26
41
27
6
Aset Lain-lain
167
272
756
283
546
Other Assets
Jumlah Aset
1.427
2.524
3.531
2.393
3.870
Total Assets
299
990
1.801
657
1.592
Fund Borrowings
Aset Pajak Tangguhan
Pinjaman yang Diterima Utang Obligasi
-
197
199
-
159
Bonds Payable
Utang Lain-lain
76
134
173
202
178
Other Payables
Jumlah Ekuitas
1.052
1.203
1.357
1.534
1.941
Shareholders’ Equity
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas
1.427
2.524
3.531
2.393
3.870
Total Liabilities and Shareholders’ Equity
760
760
760
760
760
Share Outstanding (million)
Data Saham Saham Beredar (juta)
Share Data
Laba per Saham Dasar (Rp)
216
263
305
396
476
Basic Earning per Share (Rp)
Dividen per Saham (Rp)*
64,3
102,0
107,0
135,0
*
Dividend per Share (Rp)*
Pengembalian Terhadap Ekuitas**
14,9%
17,4%
18,1%
20,8%
20,8%
Return On Equity (ROE)**
Pengembalian Terhadap Ekuitas Disesuaikan***
15,2%
17,8%
18,6%
21,3%
21,0%
Adjusted ROE***
Pengembalian Terhadap Aset^
10,8%
9,9%
7,7%
10,2%
11,6%
Return On Assets (ROA)^
Rasio Likuiditas****
5,14 x
3,04 x
1,89 x
3,26 x
2,68 x
Liquidity Ratio****
Rasio-rasio
Ratios
Total Kewajiban Terhadap Aset
0,26 x
0,52 x
0,62 x
0,36 x
0,50 x
Debt to Assets
Rasio Utang Bersih Terhadap Ekuitas^^
0,20 x
0,85 x
1,16 x
0,32 x
0,73 x
Net Debt-to-Equity Ratio^^
* **
Menunggu keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahun 2011 Laba Bersih Sebelum Pos Luar Biasa dan Pajak Penghasilan / Rata-rata Ekuitas *** Laba Bersih Sebelum Pos Luar Biasa dan Pajak Penghasilan / Rata-rata (Ekuitas + Obligasi Wajib Konversi - Aset Pajak Tangguhan) **** Aset Lancar / Kewajiban Lancar ^ Laba Bersih Sebelum Pos Luar Biasa dan Pajak Penghasilan / Rata-rata Aset ^^ (Pinjaman - Kas) / Ekuitas, n.a. jika negatif ^^^ Tidak termasuk Agunan Yang Diambil Alih
*
Await for the resolution of the 2011 General Meeting of Shareholders (GMOS) ** Net Profit Before Extraordinary Items and Income Tax / Average Equity *** Net Profit Before Extraordinary Items and Income Tax / Average (Equity + Mandatory Convertible Bonds - Deferred Tax Assets) **** Current Assets / Current Liabilities ^ Net Profit Before Extraordinary Items and Income Tax / Average Total Assets ^^ (Interest Bearing Debts - Cash) / Equity, n.a. if negative ^^^ Excluding Repossessed Collaterals
7
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
Statistik
Statistics 2006
2007
2008
2009
2010
194
356
287
94
570
Leasing
Pembiayaan Konsumen
1.205
2.201
2.833
1.878
3.584
Consumer Financing
Jumlah
1.400
2.557
3.120
1.972
4.155
Nilai Pembiayaan Baru (Rp miliar) Sewa Pembiayaan
Value of New Bookings (Rp billion)
Jumlah Kontrak Baru yang Dibukukan 240
397
342
105
401
Leasing
Pembiayaan Konsumen
28.764
47.864
80.990
84.362
122.186
Consumer Financing
Jumlah
29.004
48.261
81.332
84.467
122.587
Sewa Pembiayaan
Rata-rata Nilai Kontrak Baru (Rp juta)
Total Average Value of New Booking (Rp million)
810
897
838
894
1.422
Leasing
Pembiayaan Konsumen
42
46
35
22
29
Consumer Financing
Jumlah
48
53
38
23
34
Sewa Pembiayaan
Nilai Total Piutang yang Dikelola (Rp miliar)*
Total Value of Total Receivables Managed (Rp billion)*
254
381
359
208
521
Leasing
Pembiayaan Konsumen
1.423
2.227
2.896
2.303
3.113
Consumer Financing
Jumlah
1.677
2.609
3.255
2.511
3.633
Sewa Pembiayaan
Jumlah Kontrak yang Dikelola*
Total Number of Contracts Managed*
542
633
787
570
607
Leasing
Pembiayaan Konsumen
41.085
60.448
97.670
109.989
134.929
Consumer Financing
Jumlah
41.627
61.081
98.457
110.559
135.536
Sewa Pembiayaan
Rata-rata Nilai Kontrak yang Dikelola (Rp juta)*
Total Average Value of Contracts Managed (Rp million)*
468
602
456
365
858
Leasing
Pembiayaan Konsumen
35
37
30
21
23
Consumer Financing
Jumlah
40
43
33
23
27
Total
Jumlah Jaringan
45
55
70
76
121
Sewa Pembiayaan
Jumlah Karyawan
Number of Networks Number of Employees
Karyawan Tetap
961
1.231
1.409
1.468
1.774
Permanent Employees
Karyawan Kontrak
283
461
742
887
1.880
Contract-Basis Employees
1.244
1.692
2.151
2.355
3.654
Total
Jumlah
* Termasuk piutang di luar neraca (channeling) dan piutang pembiayaan yang telah dijual yang dikelola Perusahaan dan tidak termasuk Agunan Yang Diambil Alih
* Including off-balance-sheet (channeling) receivables and outright sale of receivables managed by the Company and excluding Repossessed Collaterals
Sejarah Pembayaran Dividen Selama Lima Tahun Terakhir
Tanggal Rapat Direksi/RUPS*
Dividen Payment History for the Last Five Years
2005
2006
2007
2008
2009
8 Mei 2006
11 April 2007
8 April 2008
15 Mei 2009
11 Desember 2009, 22 April 2010
- Interim - Final Total Rasio Pembayaran
57,00
- Interim
107,00
78,00
- Final
107,00
135,00
Total
39%
35%
34%
Pay Out Ratio
-
-
-
29 Januari 2010
19 Juni 2006
23 Mei 2007
26 Juni 2008
9 Juli 2009
4 Juni 2010
- Final
26.247
48.882
77.555
81.356
102.645
Total of Dividend (in Rp million)
-
-
-
-
34,52
64,29
102,00
34,52
64,29
102,00
30%
30%
-
Date of Payment
Tanggal Pembayaran - Interim - Final Total Dividen (dalam Rp juta) * Dividen tunai interim diputuskan oleh Rapat Direksi
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
Date of BOD Meeting/GMOS* Dividend per Share (in full amount - Rupiah currency)
Jumlah Dividen per Saham (dalam nilai penuh mata uang Rupiah)
8
Total Number of New Contracts Booked
- Interim
* Interim cash dividend declared by the Board of Director’s Meeting
IKHTISAR SAHAM dan OBLIGASI Shares and Bonds Highlights
Kronologis Pencatatan Saham Saham Perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya). Kronologis pencatatan saham adalah sebagai berikut: Chronology of Share Listing The Company’s shares are listed in Indonesia Stock Exchange (previously known as Jakarta Stock Exchange and Surabaya Stock Exchange). Chronology of share listing is as follows: Sejarah Saham
Capital History
Peristiwa
Periode Period
Saham Baru Diterbitkan (juta) New Shares Issued (million)
Saham Ditempatkan (juta) Shares Outstanding (million)
Event
April 1990
2,1
10,5
IPO @Rp5,750
1 untuk 10 Saham Dividen
Januari / January 1993
1,2
11,7
1-for-10 Stock Dividend
17 untuk 20 Saham Bonus
Juli / July 1993
9,9
21,6
17-for-20 Stock Bonus
Januari / January 1994
7,2
28,8
1-for-3 Stock Dividend
1 untuk 1 Penawaran Umum Terbatas @Rp1.500,00
Mei / May 1994
28,9
57,7
1-for-1 Rights Issue @Rp1,500
2 untuk 1 Penawaran Umum Terbatas @Rp1.000,00
Maret / March 1997
115,4
173,1
2-for-1 Rights Issue @Rp1,000
September 1997
173,1
346,2
2-for-1 Stock Split
Agustus / August 2002 - Mei / May 2006
414,2
3.598,6
New Shares From MCB Conversion
IPO @Rp5.750,00
1 untuk 3 Saham Dividen
2 untuk 1 Pemecahan Saham Saham Baru dari Konversi Obligasi Wajib Konversi
Pergerakan Harga Saham 2010 (Rp)
Share Price Movement for 2010 (Rp)
5.000
4.000
3.000
2.000
1.000
Jan
Feb
Tertinggi Highest
Mar
Apr Terendah Lowest
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
Okt
Nov
Des
Penutupan Closing
Sejarah Harga Saham
Share Price History Tertinggi (Rp) Highest
Periode
Terendah (Rp) Lowest
Penutupan (Rp) Closing
Period
2009
2010
2009
2010
2009
2010
Kuartal 1
950
1.760
700
1.590
850
1.710
1st Quarter
Kuartal 2
1.220
2.400
850
1.710
1.200
2.150
2nd Quarter
Kuartal 3
1.480
3.625
1.170
2.000
1.440
3.625
3rd Quarter
Kuartal 4
1.650
4.200
1.430
3.375
1.550
3.725
4th Quarter
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
9
Komposisi Pemegang Saham Komposisi pemegang saham Perusahaan dengan kepemilikan sebesar 5% atau lebih pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: Shareholding Structure KOMPOSISI PEMEGANG SAHAM
The shareholding structure with 5% or more ownership per 31 December 2010, is as follows: Keterangan Description
SHAREHOLDING STRUCTURE 19,4% THE NORTHERN TRUST S/A AVFC
Jumlah Saham Number of Shares Modal Dasar / Authorised Capital
17,8% DEUTSCHE BANK AG, LONDON 212688.40.00
Nilai Nominal Rp500,00 per Saham Price per Share Rp500
15,0% CS SECURITIES EUROPE LTD PRIME BROKERAGE 5,2% MELLON BANK NA S/A MACKENZIE CUNDILL
Nilai Nominal (Rp) Nominal Value (Rp)
%
1.000.000.000
500.000.000.000
100,0
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh / Issued and Fully Paid Capital
760.339.281
380.169.640.500
100,0
Jumlah Saham dalam Portepel / Share Capital in Portepel
239.660.719
119.830.359.500
The Northern Trust S/A AVFC
147.853.000
73.926.500.000
19,4
Deutsche Bank AG, London 212688.40.00
135.232.983
67.616.491.500
17,8
CS Securities Europe LTD Prime Brokerage
114.014.275
57.007.137.500
15,0
39.579.500
19.789.750.000
5,2
Lainnya di bawah 5% / Others with ownership less than 5%
323.659.523
161.829.761.500
42,6
Jumlah / Total
760.339.281
380.169.640.500
100,0
Pemegang Saham / Shareholders:
Mellon Bank NA S/A Mackenzie Cundill
Kepemilikan saham dari anggota-anggota Dewan Komisaris dan Direksi per 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: Shares owned by members of the Board of Commissioners and Board of Directors as of 31 December 2010, are as follows: Keterangan Description
Nilai Nominal Rp500,00 per Saham Price per Share Rp500 Jumlah Saham Number of Shares
Nilai Nominal (Rp) Nominal Value (Rp)
%
Johanes Sutrisno (Presiden Komisaris / President Commissioner)
124
62.000
0,0
Francis Lay Sioe Ho (Presiden Direktur / President Director)
2.824.116
1.412.058.000
0,4
Yan Peter Wangkar (Direktur / Director)
108.500
54.250.000
0,0
Cornellius Henry Kho (Direktur / Director)
1.530.999
765.499.500
0,2
Jumlah / Total
4.463.739
2.231.869.500
0,6
10
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
42,6% LAINNYA DI BAWAH 5% OTHERS WITH OWNERSHIP LESS THAN 5%
Kronologis Pencatatan Obligasi Chronology of Bond Listing
2007
2009
Obligasi BFI Finance Indonesia Tahun 2007 dengan Tingkat Bunga Tetap tercatat di Bursa Efek Surabaya pada tanggal 20 Agustus 2007. Penawaran Umum atas Obligasi BFI Finance Indonesia Tahun 2007 dengan Tingkat Bunga Tetap dibantu oleh lembaga dan profesional bidang pasar modal, sebagai berikut:
Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 18 Januari 2010. Penawaran Umum atas Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap dibantu oleh lembaga dan profesional bidang pasar modal, sebagai berikut:
BFI Finance Indonesia 2007 Fixed Rate Bonds were listed in Surabaya Stock Exchange on 20 August 2007. Public Offering of BFI Finance Indonesia 2007 Fixed Rate Bonds was supported by institutions and capital market professionals, as follows:
BFI Finance Indonesia II 2009 Fixed Rate Bonds were listed in Indonesia Stock Exchange on 18 January 2010. Public Offering of BFI Finance Indonesia II 2009 Fixed Rate Bonds was supported by institutions and capital market professionals, as follows:
Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi Underwriter PT Danareksa Sekuritas
Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi Underwriter PT Danareksa Sekuritas
Wali Amanat Trustee PT Bank Mega Tbk.
Wali Amanat Trustee PT Bank Mega Tbk.
Akuntan Publik Public Accountant Tanubrata Sutanto & Rekan
Akuntan Publik Public Accountant Tanubrata Sutanto & Rekan
Konsultan Hukum Law Firm Jusuf Indradewa & Partners
Konsultan Hukum Law Firm Jusuf Indradewa & Partners
Notaris Notary Fathiah Helmi, S.H.
Notaris Notary Fathiah Helmi, S.H.
Pemeringkat Efek Bond Rating Agency PT Moody’s Indonesia
Pemeringkat Efek Bond Rating Agency PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo)
Pada tanggal 16 Agustus 2009 Obligasi BFI Finance Indonesia Tahun 2007 dengan Tingkat Bunga Tetap telah dilunasi. On 16 August 2009, BFI Finance Indonesia 2007 Fixed Rate Bonds were fully paid.
11
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
SAMBUTAN PRESIDEN KOMISARIS Message from President Commissioner
12 12
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
Para Pemangku Kepentingan yang Terhormat, Perekonomian Indonesia di tahun 2010 mencapai pertumbuhan 6,1% dan diproyeksikan meningkat antara 6,0% hingga 6,5% di tahun 2011. Selain karena kuatnya permintaan domestik, perbaikan ekonomi pada dasarnya didorong faktor eksternal sejalan dengan pemulihan ekonomi global sebagaimana ditunjukkan dengan kuatnya pertumbuhan ekspor sepanjang tahun. Tingkat pertumbuhan ekonomi domestik didorong oleh pembelanjaan barang konsumsi, investasi dan ekspor yang melewati perkiraan pertumbuhan 6,2% selama kuartal kedua tahun 2010, dan diperkirakan akan berlanjut di tahun 2011. Indonesia sebagai negara yang kaya sumber daya dan selama beberapa tahun terakhir ini sebagian besar bergantung pada ekspor komoditas yang didorong meningkatnya permintaan dari dua negara Asia yang ekonominya tumbuh dengan pesat, yaitu Cina dan India, khususnya untuk produk minyak kelapa sawit, batubara, tembaga, nikel dan juga karet alam. Ekonomi di provinsi yang memproduksi komoditas ini diperkuat oleh pengaruh multiplier dari kegiatan pemanfaatan sumber daya alam sehingga pertumbuhannya lebih tinggi dibandingkan daerah perkotaan lainnya. BFI Finance menambah pembukaan kantor-kantor cabang baru serta perekrutan agen pemasaran difokuskan di daerah yang diuntungkan oleh adanya kegiatan ekonomi yang didasarkan pada ekspor komoditas dan sumber alam. Didorong oleh cepatnya pertumbuhan perekonomian di pasar tradisional seperti Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan, serta Indonesia bagian timur, BFI Finance memanfaatkan momentum ini dengan memberikan prioritas Pembiayaan Konsumen ritel hampir di semua provinsi dan tetap menjaga portofolio Sewa Pembiayaan yang cukup besar di beberapa wilayah. Kemampuan dalam pengelolaan diversikasi portofolio dalam berbagai skema produk pembiayaan telah berhasil mempertahankan stabilitas marjin tingkat keuntungan meskipun terdapat tekanan penurunan bunga. BFI Finance berhasil melepas pembiayaan baru lebih dari Rp4 triliun serta membukukan laba bersih sebesar Rp362 miliar atau meningkat 20,1% dibandingkan tahun sebelumnya (lihat Tabel 1 dan Statistik). Sebagai bagian dari Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR), BFI Finance telah memberikan sponsor ke berbagai program sosial seperti kerjasama dengan United Nations Children’s Fund (Unicef) untuk mendukung program Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD), bantuan pendidikan berkesinambungan dalam bentuk beasiswa bagi para karyawan dan mahasiswa universitas yang
Dear Stakeholders, The Indonesian economic growth in 2010 reached 6.1% and is projected to increase between 6.0% to 6.5% in 2011. In addition to the strong domestic demand, improvement has been principally in line with the global economy recovery, as evidenced by the solid export growth during the year. The growth rate in the domestic economy was driven by consumer spending, investment and export which surpassed most prediction at 6.2% during the second quarter of 2010, and is estimated to sustain in 2011. Indonesia is a resource-rich country and in recent years it has mostly relied on the export of commodities driven by strong demand of Asia’s two rapidly growing economies of China and
India, particularly for crude palm oil, coal, cooper, nickel and rubber. The economic condition in the provinces producing these commodities are strengthened by the multiplier impact of the natural resources based economy in comparison to those living in urban cities. BFI Finance is continuing to open of new branch offices and recruitment of agents and marketing representatives in the areas where the local economy gain from these drivers. Triggered by fast economic growth in traditional markets such as Sumatera, Java, Bali and Borneo, as well as the eastern part of Indonesia, BFI Finance gained momentum by prioritized booking in retail Consumer Financing in almost all of the provinces while maintaining sizeable Leasing portfolio in certain areas. The ability in managing the diversity
of portfolio amongst various financing schemes has resulted in stable interest margins despite the market push for lower rates. BFI was able to book new portfolio of over IDR4 trillion, achieving net income of IDR362 billion or 20.1% above the previous year (see Table 1 and Statistics). As part of the Company’s Corporate Social Responsibility (CSR), BFI Finance has been sponsoring various charity programs, such as collaboration with United Nations Children’s Fund (Unicef) to support the Early Childhood Development (ECD) program, sustainable educational supports in the form of scholarship for employees and underprivileged university students,
13 13
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
kurang mampu, berpartisipasi dalam pembangunan kembali infrastruktur yang rusak akibat bencana alam, kegiatan periksa kesehatan dan pengobatan gratis, bermitra dengan Standard Chartered Bank Indonesia dalam program operasi katarak gratis bagi masyarakat kurang mampu dan program-program pemberdayaan masyarakat lainnya. Hal ini merupakan komitmen Perusahaan untuk tidak hanya meningkatkan keuntungan Perusahaan, namun juga mempertimbangkan pencapaian di bidang sosial dan perekonomian. Selanjutnya, untuk memastikan pengawasan yang mencukupi terhadap risiko Perusahaan, Komite Manajemen Risiko telah menyiapkan suatu sistem kerja untuk pengenalan, pengkajian, pengawasan dan mitigasi atas risiko yang dihadapi ke tingkat yang wajar. Secara berkala, Departemen Risk Management, Internal Audit dan Komite Audit melakukan pertukaran informasi serta membicarakan profil risiko Perusahaan dan selanjutnya membahas permasalahan risiko di tingkat Direksi dan Dewan Komisaris. Berkaitan dengan implementasi Tata Kelola Korporasi (Good Corporate Governance atau disingkat GCG), BFI Finance telah menerima berbagai penghargaan dalam beberapa tahun terakhir. Untuk tahun 2010, BFI Finance memperoleh pengakuan sebagai salah satu dari 50 Perusahaan Emiten Terbaik dalam Penerapan GCG yang diselenggarakan oleh Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD) bekerjasama dengan majalah Investor dalam The 2nd Annual IICD Corporate Governance Award. Tahun 2011 dan seterusnya persaingan di sektor bisnis usaha pembiayaan akan semakin ketat sehubungan dengan kondisi iklim investasi yang membaik. Untuk menjawab tantangan ini, BFI Finance melanjutkan perluasan jaringan kegiatannya melalui pembukaan kantor cabang baru yang didukung infrastruktur yang terintegrasi untuk dapat memanfaatkan momentum pertumbuhan perekonomian di tahun-tahun mendatang. Dengan bangga kami menyajikan Laporan Tahunan BFI Finance, termasuk di dalamnya laporan keuangan Perusahaan, untuk tahun 2010. Laporan keuangan tersebut telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan yang merupakan afiliasi dari BDO International.
Johanes Sutrisno Presiden Komisaris President Commissioner
participated in rebuilding the infrastructure due to natural disaster, free health examination and medical treatment activity, joined the partnership with Standard Chartered Bank Indonesia in free cataract surgery program for underprivileged people and other programs to empower the community. It is the commitment of the Company for not only maximizing the Company’s profit but also to consider the achievement in social and economic environment.
14
To ensure proper control of the Company’s risk exposure, the Risk Management Committee put in place a risk management framework for identifying, reviewing, monitoring and mitigating the inherent risk to an acceptable level. The Risk Management Department, Internal Audit and the Audit Committee periodically hold risk discussions and subsequently bringing up any potential issues to the Board of Directors and the Board of Commissioners. • PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
Atas nama Dewan Komisaris, kami sampaikan terima kasih kepada para pemegang saham, kreditur, rekanan, konsumen dan pemangku kepentingan lainnya atas dukungan yang telah diberikan, serta kepada Direksi, manajemen dan seluruh karyawan BFI Finance yang telah bekerja keras untuk melaksanakan perubahan dalam pengelolaan bisnis untuk mendukung pertumbuhan usaha di masa depan. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu memberikan berkahNya kepada kita semua.
In relation to the implementation of Good Corporate Governance (GCG), BFI Finance received a number of external awards for the implementation of GCG principles in the last few years. For the year 2010, BFI Finance was acknowledged as one of the Best 50 Corporate Issuers in the GCG Implementation based on the assessment conducted by Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD) in collaboration with Investor magazine in The 2nd Annual IICD Corporate Governance Award. The year 2011 and onward will bring tougher competition in the multifinance sector following the favourable investment climate. To address this challenge, BFI Finance continues to expand its network by opening new branch offices supported by an integrated infrastructure to ride the momentum of the economic growth in the years to come.
We are pleased to present the Annual Report of BFI Finance, including the Company’s financial report, for the year 2010. The financial statements have been audited by Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan Certified Public Accountants as an affiliation of BDO International. On behalf of the Board of Commissioners, we would like to express our gratitude towards the shareholders, creditors, suppliers, customers and other stakeholders for their supports, as well as the Board of Directors, the management and employees of BFI Finance who have been working hard to implement changes in governing the business to support the future business growth. May Almighty God always bless us in our endeavour.
DEWAN KOMISARIS Board of Commissioners
1. Rudy Rene de Ceunink Van Capelle Komisaris Commissioner
2. Johanes Sutrisno Presiden Komisaris President Commissioner
3. Alfonso Napitupulu Komisaris Commissioner
4. Richard Andrew Deitz Komisaris Commissioner
1
2
3
4
15
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
SAMBUTAN PRESIDEN DIREKTUR Message from President Director
16 16
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
Para Pemangku Kepentingan yang Terhormat, Tahun 2010 merupakan masa di mana Indonesia menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang pesat dengan tingkat pertumbuhan sebesar 6,1% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 4,5%. BFI Finance membukukan bisnis baru sebesar Rp4.155 miliar, naik 110,7% dibandingkan bisnis yang dibukukan tahun sebelumnya sebesar Rp1.972 miliar (lihat Tabel 2). Pertumbuhan yang lebih besar dari normal ini sejalan dengan “langkah pendorong” yang difokuskan oleh Perusahaan dan sejalan dengan pertumbuhan bisnis sektor otomotif, dan juga naiknya permintaan di masyarakat, terutama dalam sektor distribusi dan transportasi. Kami sangat mempercayai investasi terhadap pengembangan sumber daya manusia (SDM), sistem dan proses bisnis. Perubahan adalah tema kunci dalam organisasi kami di tahun 2010 – sesuai ucapan dari Sir Winston Churchill, “Untuk berkembang kita perlu berubah, untuk menjadi sempurna kita harus terus berubah.” Di tahun 2010, di mana Perusahaan mengambil inisiatif-inisiatif baru untuk dapat diimplementasikan, salah satu fokus utama kami adalah peningkatan berkelanjutan terhadap proses-proses bisnis Perusahaan. Perubahan-perubahan dalam struktur organisasi dan sistem aplikasi terbaru yang telah diaplikasikan secara menyeluruh ke semua jaringan operasi BFI Finance mampu meningkatkan performa manajemen dan proses pengambilan keputusan kami. Dalam hal SDM, kami memiliki 3.654 orang karyawan (termasuk karyawan berstatus kontrak berjumlah 1.880 orang) per tanggal 31 Desember 2010, yang merupakan peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Sehubungan dengan tantangan teknologi yang cukup tinggi di di segmen pasar dimana kami berkompetisi, kami menyadari bahwa masih banyak kebutuhan terkait pelayanan yang bersifat personal. Tantangan dan prioritas kami adalah melatih para karyawan baru untuk memastikan adanya keseragaman standar pelayanan dalam upaya untuk menjadi pemain inti di industri ini. Seiring dengan kinerja untuk terus membangun jaringan operasional, Perusahaan memerlukan lebih banyak pimpinan yang mampu memimpin kantorkantor operasional tersebut. Oleh karena itu, usaha untuk mengembangkan tenaga profesional dan pemimpin-pemimpin tersebut akan terus berlanjut dan menjadi tujuan utama BFI Finance di tahun-tahun mendatang. Pendapatan di tahun 2011 adalah Rp922 miliar, peningkatan sebesar 1,4% dibandingkan tahun 2009 (lihat Tabel 1), karena adanya penyesuaian terhadap Pedoman Standar Akuntansi Keuangan
Dear Stakeholders, The year 2010 saw rapid growth in the Indonesian economy with a growth rate of 6.1% compared to the previous year of 4.5%. BFI Finance booked new business amounting Rp4,155 billion, which was 110.7% above previous year booking of Rp1,972 billion (see Table 2). This larger than usual growth was in line with the “push” that the Company has focused on in line with the growth in the automotive sector, as well as demand by the economy, especially in distribution and transportation activities.
We believe strongly in the investment in people, systems and processes. Change was the key theme in our organization in 2010 – in the words of Sir Winston Churchill, “To improve is to change, to be perfect is to change often.” In 2010, where many new initiatives were implemented and rolled out, one of our key focuses was in the continuous improvement of our business processes. Changes in the organizational structure and the new core application system that was fully adapted throughout the BFI Finance’s network enhances our performance management and decision making abilities.
On the human capital front, we are now at 3,654 employees (included 1,880 contract-basis employees) as at 31 December 2010, which is a significant increase from the previous year. As we compete in a technologically challenged market segment, we acknowledge that there is still much need for personalized service. Our challenge and priority is to train our new recruits to ensure a uniform standard of execution in the quest to be a leading player in the industry. As we continue building our network, more leaders are needed to lead these offices. Hence, developing professional and competent leaders will continue to be BFI Finance’s goal in the years to come.
17 17
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
baru (PSAK 55 revisi 2006) yang berlaku mulai tahun 2010, sehingga menyebabkan menurunnya pendapatan yang diakui pada tahun berjalan sebesar Rp28 miliar atau terjadi penyesuaian -3,0%. PSAK tersebut menyebutkan bahwa pendapatan dan biaya yang berkaitan langsung dengan akuisisi kontrak harus diamortisasi selama jangka waktu kontrak dengan menggunakan metode bunga efektif. Penyesuaian metode ini akan menyebabkan pergeseran pengakuan pendapatan di tahun-tahun berikutnya. Total laba operasional adalah Rp463 miliar, meningkat 18,1% dibandingkan tahun 2009 walaupun terjadi penyesuaian atas standar akuntansi yang berlaku. Sebelum penyesuaian, jumlah laba bersih seharusnya adalah sebesar Rp385 miliar. Dengan penyesuaian tersebut, maka laba bersih menjadi sebesar Rp362 miliar, meningkat 20,1% dibandingkan tahun 2009. Pendapatan berbasis fee (fee based income) merupakan 26,2% dari pendapatan tahunan, meningkat 13,5% dibandingkan tahun 2009, sementara pendapatan bunga dan berbasis bunga lainnya bernilai Rp680 miliar yang merupakan 73,8% dari total pendapatan (lihat Tabel 1). Rasio utang bersih terhadap ekuitas di tahun 2010 adalah 0,73 kali dibandingkan 0,32 kali di tahun 2009. Selisih bunga bersih adalah 10,7% dibandingkan 11,7% di tahun sebelumnya yang juga disebabkan oleh adanya penyesuaian terhadap standar baru dari PSAK 55 (lihat Tabel Ringkasan Laporan Keuangan dan Rasio dan Tabel 7). Kami terus menambah jaringan operasional dengan membuka 45 jaringan baru di tahun 2010, di mana 18 di antaranya adalah “gerai-gerai” yang merupakan kantor-kantor pemasaran kecil dengan fungsi sebagai titik-titik originasi bisnis baru yang berlokasi di daerah-daerah berpenduduk padat dan sebagai penghubung dari kantor-kantor cabang kami. Gerai-gerai ini terutama memasarkan produk pembiayaan kendaraan bermotor roda dua. Model bisnis baru yang disebut “virtual branch” (cabang virtual) juga diperkenalkan untuk memperkuat kemampuan distribusi kami secara lebih efisien. Piutang Perusahaan terus tersebar makin merata dengan komposisi sebesar 34,5% di wilayah Jabodetabek dan Jawa, diikuti 23,9% di Sumatera, sementara wilayah Kalimantan dan Indonesia Timur (termasuk Sulawesi) masing-masing mengkontribusikan 22,5% dan 19,1% dari total piutang kami. Sektor industri tambang batubara mendominasi portofolio kami dengan kontribusi 44,1% dari total piutang Sewa Pembiayaan. Kontribusi selebihnya (55,9%) berasal dari gabungan sektor kontraktor umum, pertanian, tambang timah, transportasi, perhutanan dan lain-lain.
Revenue for the year was Rp922 billion, an increase of 1.4% compared to 2009 (see Table 1), due to the adjustment of the new Statement of Financial Accounting Standards (SFAS 55 revised 2006) started effectively in 2010, which reduces the current year revenue recognition by Rp28 billion or an adjustment of -3.0%. The SFAS specified that fees received or paid in relation to the acquisition of contract should be amortized over the tenor of the contract using the effective interest rate method. This adjustment will shift the revenue recognition in the coming years.
net profit is Rp362 billion, up 20.1% compared to 2009. Fee based income was 26.2% of the year’s revenue, up 13.5% from 2009, while interest and interest related income was Rp680 billion, representing 73.8% of total revenue (see Table 1).
areas and act as a satellites of our branches. These kiosks mainly cover the motorcycle business. A new business model “virtual branch” was also introduced to strengthened our distribution capabilities in a more efficient manner.
Net debt-to-equity ratio for the year was 0.73 times, compared to 0.32 times in 2009. Net interest spread was 10.7% compared to 11.7% last year, also due to the adoption of the new SFAS 55 standard (see Table of Summary of Financial Statements and Ratio and Table 7).
Total operating profit was Rp463 billion, up 18.1% from 2009 despite the adjustment for the adoption of new accounting standard. Before adjustments, net profit would have been Rp385 billion. Instead,
We continued to grow our network with 45 new outlets in 2010, of which 18 are “kiosks” which are small marketing offices that serve as business origination points opened in densely populated
Receivable exposure continues to be well dispersed with 34.5% in Greater Jakarta and Java, followed by 23.9% in Sumatera, whilst Kalimantan and East Indonesia (including Sulawesi) contributed to 22.5% and 19.1% of our receivables respectively. The coal mining industry dominated our portfolio with 44.1% of Leasing receivables. The remaining contribution (55.9%) derived from the accumulation of general contractor, agriculture (crops), metal mining, transportation, forestry (logging) and others.
18
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
Pembiayaan kendaraan-kendaraan bermotor roda empat (non-alat berat) memberikan kontribusi sebesar 77,6% dari total piutang yang dikelola per 31 Desember 2010 (di mana 63,1% di antaranya berasal dari mobil bekas-dealer dan non-dealer, 14,5% dari mobil baru-dealer), 8,1% dari pembiayaan motor bekas-non-dealer dan 14,3% dari Sewa Pembiayaan (lihat Tabel 4). Portofolio Sewa Pembiayaan kami tumbuh sebesar 250% yang disebabkan tingginya permintaan akan alatalat berat untuk mengakomodir cepatnya pertumbuhan industri pertambangan, perkebunan dan infrastruktur, serta nilai portofolio yang rendah di tahun sebelumnya. Sejalan dengan perluasan kapasitas di tahun 2011, beberapa kegiatan bisnis dijalankan secara tersentralisasi dan juga secara outsourcing. Inisiatif-inisiatif baru ini dilakukan sejalan dengan saluran-saluran bisnis yang lebih konvensional, seperti Business-to-Business (B2B), agen bisnis dan berbagai saluran pemasaran lainnya. Kualitas portofolio tetap bertahan baik dengan piutang macet (NPL) berada pada posisi yang rendah sebesar 0,6% walaupun terjadi pertumbuhan bisnis yang cukup agresif. Angka ini sedikit lebih rendah dibandingkan 0,8% di tahun 2009. Secara absolut, piutang macet berjumlah Rp23 miliar. Total penghapusan piutang macet selama tahun berjalan bernilai Rp18 miliar atau sama dengan 0,5% dari total piutang (lihat Tabel 11 dan 12). Kemampuan pembiayaan Perusahaan terus berkembang seiring dengan permintaan yang terus meningkat. Sejumlah lebih dari Rp2 triliun pinjaman baru berhasil diperoleh Perusahaan selama tahun berjalan, di antaranya berupa Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap yang dilakukan pencatatannya pada bulan Januari 2010 senilai Rp160 miliar dan sindikasi pinjaman yang dipimpin oleh Standard Chartered Bank sebesar US$37 juta di kuartal ketiga tahun 2010. Walaupun tahun 2010 merupakan tahun di mana mesin perekonomian dan pasar modal mencapai peningkatan pesat, tahun ini juga menjadi masa di mana masyarakat Indonesia banyak menjadi korban dari tidak hanya satu, tetapi serangkaian bencana alam yang menimpa daerah kepulauan kita yang rapuh. BFI Finance merespon terjadinya bencana-bencana tersebut dengan memberikan berbagai kontribusi dan bantuan kepada para korban bencana. Di samping itu BFI Finance juga berpartisipasi dalam berbagai program CSR yang bertujuan membantu dan memberdayakan masyarakat kurang mampu dan peningkatan kualitas pendidikan.
Four-wheel (non-heavy equipment) vehicles comprise 77.6% of our total asset managed as at 31 December 2010 (of which 63.1% was from used car-dealer and non-dealer, 14.5% from new car-dealer), used motorcycle-non-dealer comprised 8.1% and Leasing 14.3% (see Table 4). Our Leasing portfolio showed a growth of 250% due to the higher demand of heavy equipment to accommodate the rapid growth in mining, plantation and infrastructure activities, and our low portfolio base in the previous year. In line with capacity expansion for 2011, certain origination of business activities were centralized and also outsourced. These new initiatives were conducted whilst concurrently pursuing other more conventional channels, such as Business-
to-Business (B2B), business agents and other marketing channels. Portfolio quality remained good with low bad debt receivables (NPL) of 0.6% despite a more aggressive growth in booking. This is slightly lower compared to 0.8% in 2009. In absolute terms, the NPL was Rp 23 billion. Current year’s write-offs for bad debt was Rp18 billion which translated to 0.5% of total receivables (see Table 11 and 12). The Company’s funding capabilities continue to improve as demand increases. The Company was able to obtain new financing facilities of more than Rp 2 trillion during the year, amongst others the BFI Finance Indonesia II 2009 Fixed Rate Bonds completed in January 2010 amounting to Rp160
billion, and a syndicated loan led by Standard Chartered Bank amounting US$37 million in the third quarter of the year. While 2010 was the year where our economic engine and capital market seemed to grow from strength-to-strength, it was also the year where many Indonesians suffered from not one but a string of natural disasters that struck our vulnerable archipelago. BFI Finance responded to these disasters with contributions and aids to victims of catastrophes. In addition BFI Finance also participated in various CSR programs with the aim to support and empower underprivileged community and to enhance the quality of education.
19
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
Dalam hal pengakuan atas performa Perusahaan selama tahun 2010, kami memperoleh berbagai penghargaan, salah satunya sebagai “Perusahaan Multifinance Terbaik 2010 untuk kategori aset di atas Rp500 miliar” oleh Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI). Memasuki tahun 2011, kami telah mengantisipasi persaingan yang akan semakin meningkat. BFI Finance akan terus bersikap interaktif dengan meningkatkan proses bisnis dan sistem kerja, dan menggunakan lebih banyak aplikasi-aplikasi elektronik untuk menggantikan tenaga manusia (jika memungkinkan) demi mencapai efisiensi dan produktivitas yang lebih tinggi. Hal ini seiring dengan pembangunan kapasitas yang lebih besar yang akan diwujudkan di tahun mendatang dengan pembukaan kantor-kantor cabang baru dan mengembangkan cabang-cabang virtual kami. Tekanan terhadap spread suku bunga perlu ditangani dengan mengintensifkan upaya untuk meningkatkan produktivitas secara intensif di mana pembiayaan dengan biaya rendah akan menjadi tantangan sejalan dengan tingginya tingkat inflasi yang memaksa bank sentral untuk menaikkan suku bunga. Namun berbekal model bisnis yang tengah diadopsi, kami yakin bahwa tahun 2011 akan menjadi tahun yang lebih baik walaupun terdapat banyak tantangan. Akhirnya, atas nama Direksi dan seluruh karyawan, saya ingin menyampaikan apresiasi tertinggi atas segala dukungan yang telah kami terima sepanjang tahun 2010 dari seluruh pemangku kepentingan Perusahaan. Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas bimbingan dan perlindungan terhadap bisnis kami di tahun 2010 dan terus berdoa mencari bimbinganNya di tahun 2011.
Francis Lay Sioe Ho Presiden Direktur President Director
In recognition for our performance in 2010, we were again awarded, amongst others, the “2010 Best Multifinance Company for the category of asset above IDR500 billion” by Indonesian Financial Services Association (APPI). As we move on to 2011, we anticipate competition to intensify. BFI Finance will continue to be constantly interactive by improving the business process and system and using more electronic applications to replace manpower (where possible) to achieve efficiency and higher productivity. This goes hand-in-hand with bigger capacity building that is being envisaged in the coming year by opening new outlets and expanding our virtual branches.
20
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
Pressure on spreads will need to be addressed by intensifying effort to improve productivity as lower cost of funding may be challenging to achieve in an environment of higher inflation leaving the central bank no choice but to increase the base rate. Nonetheless, with the business model that is being adopted we are confident that 2011 will be a better year despite the numerous challenges. Finally, on behalf of the Board of Directors and all employees, I would like to extend our deep appreciation for the support extended to us during the year from all stakeholders. We thank the Almighty God for guide and protecting our business in 2010 and continue to pray and seek His guidance for 2011.
DIREKSI
Board of Directors 1. Cornellius Henry Kho Direktur Director
2. Francis Lay Sioe Ho Presiden Direktur President Director
3. Yan Peter Wangkar Direktur Director
1
2
3
21
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
PENGHARGAAN dan PENCAPAIAN Awards and Achievements 2004
2005
2006
Peringkat Sepuluh Besar pada “2003 Good Corporate Governance Perception Index” oleh majalah Swa dan The Indonesia Institute for Corporate Governance (IICG)
Peringkat Lima Besar untuk Perusahaan Sektor Keuangan pada “2004 Good Corporate Governance Perception Index” oleh majalah Swa dan The Indonesia Institute for Corporate Governance (IICG)
Predikat “Perusahaan Terpercaya” pada “2005 Good Corporate Governance Perception Index” oleh majalah Swa dan The Indonesia Institute for Corporate Governance (IICG)
Ranked Top Ten in the “2003 Good Corporate Governance Perception Index” by Swa magazine and The Indonesia Institute for Corporate Governance (IICG)
Ranked Top Five for Financial Sector Company in the “2004 Good Corporate Governance Perception Index” by Swa magazine dan The Indonesia Institute for Corporate Governance (IICG)
Perusahaan Multifinance Terbaik Tahun 2006 oleh majalah Investor (kategori aset Rp1-2 triliun)
22 22
Penghargaan Khusus dari Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia atas komitmen Perusahaan menjalankan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dengan mendukung implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP)
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
Awarded “Reliable Company” in the “2005 Good Corporate Governance Perception Index” by Swa magazine and The Indonesia Institute for Corporate Governance (IICG) Multifinance Company with Excellent Financial Performance in 2005 by InfoBank magazine
2007
Perusahaan Multifinance dengan Kinerja Keuangan Sangat Bagus dan Perusahaan Multifinance Terbaik Tahun 2006 oleh majalah InfoBank
Perusahaan Multifinance dengan Kinerja Keuangan Sangat Bagus Tahun 2005 oleh majalah InfoBank
2008
Multifinance Company with Excellent Financial Performance and The Best Multifinance Company in 2006 by InfoBank magazine The 2006 Best Multifinance Company by Investor magazine (asset category of Rp1-2 trillion) Special Award from The Minister of Public Works of The Republic of Indonesia for the Company’s commitment in carrying out its Corporate Social Responsibility (CSR) by supporting the implementation of the Urban Poverty Project (UPP)
Peringkat Lima Besar Perusahaan Multifinance Terbaik Tahun 2007 oleh majalah InfoBank dan Investor Predikat “Perusahaan Terpercaya” pada “2007 Good Corporate Governance Perception Index” oleh majalah Swa dan The Indonesia Institute for Corporate Governance (IICG) Ranked Top Five of The 2007 Best Multifinance Company by InfoBank and Investor magazine Awarded “Reliable Company” in the “2007 Good Corporate Governance Perception Index” by Swa magazine and The Indonesia Institute for Corporate Governance (IICG)
2009
Peringkat Sepuluh Besar Perusahaan Multifinance Terbaik Tahun 2008 oleh majalah InfoBank Ranked Top Ten of The 2008 Best Multifinance Company by InfoBank magazine
2010
Penghargaan Anugerah Business Review 2009 dari majalah Business Review untuk empat kategori, yaitu: Peringkat Pertama untuk Tata Kelola Korporasi (Good Corporate Governance) Terbaik, Peringkat Ketiga untuk Pemasaran Terbaik, Peringkat Ketiga untuk CEO Terbaik 2009 dan Peringkat Keempat untuk Korporasi Terbaik 2009 Awarded the 2009 Anugerah Business Review from Business Review magazine for four categories: First Rank for the Best Good Corporate Governance (GCG), Third Rank for the Best Marketing, Third Rank for The Best CEO 2009 and Fourth Rank for the Best Corporation 2009
Perusahaan Pembiayaan Terbaik 2010 kategori aset di atas Rp500 miliar oleh Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI)
Perusahaan Multifinance dengan Kinerja Keuangan Sangat Bagus Tahun 2009 oleh majalah Infobank Tropi Emas untuk Perusahaan Multifinance dengan Kinerja Keuangan Sangat Bagus Selama Lima Tahun Berturut-Turut (2005-2009) oleh majalah Infobank Multifinance Company with Excellent Financial Performance in 2009 by Infobank magazine Golden Trophy for Multifinance Company with Excellent Financial Performance in Five Years Consecutively (2005-2009) by Infobank magazine
Peringkat Sepuluh Besar Perusahaan Multifinance Terbaik Tahun 2010 oleh majalah Investor (kategori aset di atas Rp2 triliun sampai 5 triliun) Penerbit Obligasi Terbaik 2010 kategori Emiten Obligasi Keuangan Pendatang Baru, penerbit Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 Seri C, oleh majalah Investor Ranked Top Ten of The 2010 Best Multifinance Company by Investor magazine (the category of asset above Rp2 trillion until 5 trillion)
Salah satu dari 50 Perusahaan Emiten Terbaik dalam Penerapan Tata Kelola Korporasi yang Baik (GCG) yang diselenggarakan oleh Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD) bekerjasama dengan majalah Investor dalam The 2nd Annual IICD Corporate Governance Award
The 2010 Best Multifinance Company for the category of asset above Rp500 billion by the Indonesian Financial Services Association (APPI) One of the Best 50 Corporate Issuers in the GCG Implementation based on the assessment conducted by Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD) in collaboration with Investor magazine in The 2nd Annual IICD Corporate Governance Award
The 2010 Best Bonds Issuer for the category of Issuer of Financial Bonds Newcomer, the issuer of BFI Finance Indonesia II Year 2009 C Series’ Bonds, by Investor magazine
23 23
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
PERISTIWA PENTING 2010 2010 Event Highlights
24
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
JANUARI JANUARY
JUNI-JULI JUNE-JULY
6-8 Rapat Kerja Nasional Pimpinan Cabang dan Manajemen BFI Finance di Jakarta.
10 Juni-11 Juli Partisipasi dalam acara Pekan Raya Jakarta (PRJ) untuk memperingati ulang tahun Kota Jakarta ke-483.
9 Penyelenggaraan Dealer Gathering 2010 di Jakarta sebagai ajang apresiasi bagi para rekanan showroom dan rekanan bisnis lainnya, dan peluncuran perdana program BFI Partnership. 6-8 The National Convention of Branch Managers and Management of BFI Finance was held in Jakarta. 9 The 2010 Dealer Gathering was held in Jakarta as the appreciation event for the showroom partners and other business partners, and the launching of BFI Partnership program.
FEBRUARI FEBRUARY 17 Acara penandatanganan perjanjian fasilitas kredit berjangka antara Bank Rakyat Indonesia (BRI) dengan BFI Finance. 17 The signing ceremony of term loan facility agreement between Bank Rakyat Indonesia (BRI) and BFI Finance.
MARET MARCH 30 Acara penandatanganan perjanjian fasilitas kredit berjangka antara Standard Chartered Bank Indonesia dengan BFI Finance. 30 The signing ceremony of term loan facility agreement between Standard Chartered Bank Indonesia and BFI Finance.
APRIL 7 Perayaan ulang tahun BFI Finance ke-28. 22 Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan dan Luar Biasa di Jakarta. 7 The celebration of BFI Finance 28th anniversary. 22 The Annual and Extraordinary General Meeting of Shareholders (GMOS) was held in Jakarta.
10 June-11 July Participation in Jakarta Fair (PRJ) event to commemorate the 483rd Anniversary of Jakarta City.
AGUSTUS AUGUST 5 Partisipasi BFI Finance sebagai salah satu sponsor dan pembicara utama dalam Seminar dan Workshop “Integrated Performance & Risk Management: Strategy and Its Implementation” yang diselenggarakan oleh majalah Business Review di Jakarta. 27 Acara penandatanganan perjanjian fasilitas kredit berjangka sindikasi antara beberapa kreditor dan BFI Finance di Singapura, di mana Standard Chartered Bank bertindak sebagai arranger. 5 The participation of BFI Finance as one of the sponsors and key note speakers in the Seminar and Workshop titled “Integrated Performance & Risk Management: Strategy and Its Implementation” held by Business Review magazine in Jakarta. 27 The signing ceremony of syndicated term loan facility between several creditors and BFI Finance in Singapore, whereas Standard Chartered Bank acted as the arranger.
SEPTEMBER 21 BFI Finance menerima penghargaan Tropi Emas dari majalah Infobank untuk Perusahaan Multifinance dengan Kinerja Keuangan Sangat Bagus selama lima tahun berturut-turut (20052009). 21 BFI Finance received an award of Golden Trophy from Infobank magazine for Multifinance Company with Excellent Financial Performance in five years consecutively (2005-2009).
OKTOBER OCTOBER 1 Acara penandatanganan perjanjian antara United Nations Children’s Fund (Unicef) dan BFI Finance untuk mendukung program Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD) di Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan, periode 2011-2013.
to support the Early Childhood Development (ECD) program in Bone Regency, South Sulawesi Province, for 2011-2013 period.
NOVEMBER 24 Penyelenggaraan Public Expose tahun 2010. 24 The 2010 Public Expose was held.
DESEMBER DECEMBER 1 BFI Finance menerima penghargaan dari Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) sebagai Perusahaan Pembiayaan Terbaik 2010 untuk kategori aset di atas Rp500 miliar. 1-4 Penyelenggaraan Rapat Kerja Nasional Pimpinan Cabang dan Manajemen BFI Finance bertempat di Singapura. 16 Acara penandatanganan perjanjian kerjasama dan kemitraan BFI Finance dalam program Operasi Katarak Gratis dari Standard Chartered Bank Indonesia. 22 Acara penandatanganan perjanjian kerjasama BFI Finance dan Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) Ampang Saiyo untuk proyek pembangunan Gedung Pusat Kegiatan Masyarakat di Kelurahan Ampang, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat, sebagai partisipasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri)-Perkotaan dari Kementerian Pekerjaan Umum. 1 BFI Finance received an award from Indonesian Financial Services Association (APPI) as the 2010 Best Multifinance Company for the category of asset above Rp500 billion. 1-4 The National Convention of Branch Managers and Management of BFI Finance was held in Singapore. 16 The signing ceremony of co-operation and partnership agreement by BFI Finance in Free Cataract Surgery program from Standard Chartered Bank Indonesia. 22 The signing ceremony of co-operation agreement between BFI Finance and Community Self-Supporting Institution (LKM) of Ampang Saiyo for the construction project of Community Centre Building in Ampang Village, Padang City, West Sumatera Province, as participation of the National Program of Independent Community Empowerment (PNPM Mandiri)-Urban Area from the Ministry of Public Works.
1 The signing ceremony of agreement between United Nations Children’s Fund (Unicef) and BFI Finance
25
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
Sebagai badan usaha yang berkomitmen untuk berkontribusi dalam peningkatan taraf hidup masyarakat di Indonesia, BFI Finance merealisasikannya dengan memperbaharui Visi dan Misi Perusahaan. Berbagai langkah pembaharuan dan perbaikan telah dilakukan di tahun sebelumnya untuk mengurangi dan bahkan menutup kesenjangan yang ada dalam proses bisnis Perusahaan. Setelah hampir 29 tahun berkiprah dalam bisnis Pembiayaan Konsumen dan Sewa Pembiayaan, BFI Finance semakin mantap melangkah untuk mewujudkan cita-cita masa depan yang mencerminkan kemajuan dan perkembangan berkelanjutan.
PROFIL PERUSAHAAN Company Profile As a business entity committed to the enhancement of the standard of living of people in Indonesia, BFI Finance has revamped the Company’s Vision and Mission statement to reflect this commitment. Several steps of renewal and improvement have been done in previous years to reduce and close the gaps in the Company’s business process. After almost 29 years in the Consumer Financing and Leasing business, BFI Finance is ever more prepared to move forward in realizing its future goals that reflect continued progress and sustainable growth.
26
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
27
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
SEKILAS PERUSAHAAN Company at a Glance
Berdiri tahun 1982 sebagai perusahaan patungan dengan Manufacturer Hanover Leasing Corporation, Amerika Serikat, PT BFI Finance Indonesia Tbk. merupakan salah satu perusahaan pembiayaan tertua di Indonesia. Pada tahun 1986, PT Bank Umum Nasional dan Essompark Ltd., Hong Kong mengambil alih kepemilikan Manufacturer Hanover Leasing Corporation dalam Perusahaan. Pada tahun 1990, Perusahaan mengubah izin operasi untuk menjalankan usaha multifinance dan berganti nama menjadi PT Bunas Finance Indonesia. Pada tahun sama Perusahaan berganti status menjadi perusahaan publik setelah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). BFI Finance adalah salah satu perusahaan yang pertama kali menjadi perusahaan publik di tahun 1990. Melewati krisis ekonomi di Asia, yang berawal di tahun 1997, BFI Finance berhasil melakukan restrukturisasi hutang lebih cepat pada tahun 2001 dan tanpa melalui program bantuan pemerintah dan nama Perusahaan diubah menjadi PT BFI Finance Indonesia Tbk. Saat ini BFI Finance menjadi perusahaan publik Indonesia yang secara mayoritas dimiliki oleh pihak asing, sebagian besar adalah lembaga keuangan terkemuka. BFI Finance menjadi perusahaan yang memiliki neraca yang sehat tanpa transaksi dengan perusahaan-perusahaan yang memiliki hubungan istimewa dan tidak ada grup usaha tertentu yang memegang kendali atas Perusahaan. BFI Finance memfokuskan kegiatan bisnisnya pada pembiayaan kendaraan-kendaraan roda empat dan dua untuk segmen ekonomi menengah ke bawah. Perusahaan juga membiayai alat-alat berat melalui Sewa Pembiayaan. Secara geografis, Perusahaan melakukan bisnis ke seluruh penjuru nusantara, tanpa adanya konsentrasi pada merek, tipe, area atau industri tertentu.
Founded in 1982 as a joint venture with Manufacturer Hanover Leasing Corporation of the USA, PT BFI Finance Indonesia Tbk. is one of the oldest finance companies in Indonesia. In 1986, PT Bank Umum Nasional and Essompark Ltd. of Hong Kong acquired Manufacturer Hanover Leasing Corporation’s stake in the Company. In 1990, the Company was given the operating license to run a multifinance company and was renamed PT Bunas Finance Indonesia. In the same year the Company went public and listed in the Jakarta and Surabaya Stock Exchanges. BFI Finance became one of the first companies that went public in 1990. Following the Asian financial crisis, which started in 1997, BFI successfully managed to restructure its debts in 2001 without the government’s bailout program and the Company’s name was changed
28
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
to PT BFI Finance Indonesia Tbk. Today BFI Finance is majority owned by foreign investors, many of which are leading financial institutions. It has a strong balance sheet with no exposure to affiliated companies and does not have a single dominant entity controlling the Company. BFI Finance focused its business in financing four and two-wheeled vehicles to the middle and lower middle segment of the economy. It also does heavy equipment Leasing. Geographically it does business throughout the country with no single concentration in any particular brand, type, area or industry.
Kegiatan Usaha Perusahaan mendapatkan izin untuk menjalankan kegiatan pembiayaan dalam bentuk: • Pembiayaan Konsumen • Sewa Pembiayaan • Anjak Piutang Pembiayaan Konsumen merupakan aktivitas pembiayaan yang dikenakan bunga dalam bentuk penyediaan barang konsumen seperti mobil dan sepeda motor kepada para konsumen dengan pembayaran angsuran secara berkala. Aktivitas Sewa Pembiayaan merupakan pembiayaan untuk penyediaan barang-barang modal seperti mesin-mesin industri, alat-alat berat dan barang modal lainnya. Anjak Piutang adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan/atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri. Perusahaan pada saat ini tidak melakukan aktivitas Anjak Piutang.
Business Activities The Company is licensed to provide financing in forms of : • Consumer Financing • Leasing • Factoring Consumer Financing is an interest-based financing that provides financing in consumer goods such as car and motorcycle to end customer with regular instalment payment for a certain period of time.
Leasing provides financing in capital goods such as industrial machineries, heavy equipments and other capital investments. Factoring is a financing activity focusing on the purchase and/or transfer also management handling of a company’s short-term claim gained from domestic or international commercial transaction. The Company does not perform this kind of activity at the moment.
29
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
VISI, MISI dan NILAI-NILAI DASAR Vision, Mission and Core Values VISI
Menjadi mitra solusi keuangan yang terpercaya Vision yang turut berkontribusi terhadap peningkatan taraf hidup masyarakat To become a trusted partner in financial solutions that contributes for the enhancement of people’s standard of living
MISI
Mission
• Menyediakan solusi keuangan yang terpercaya dan efektif kepada konsumen kami • Mencapai tingkat pengembalian modal yang superior dan menciptakan gambaran positif di pasar modal • Menyediakan tempat kerja yang kondusif, adil dan menantang yang akan mendorong potensi terbaik dari para karyawan • Membangun hubungan kemitraan jangka panjang dengan mitra bisnis kami berdasarkan saling percaya dan menguntungkan • Memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat di mana kami beroperasi • To provide reliable and effective financial solutions to our customers • To deliver superior return-on-investment (ROI) and to create a positive image in capital market • To provide a conducive, fair and challenging workplace to unleash the best potential of our employees • To build a long-term partnership with our business partners based on mutual trust and benefit • To contribute positively to the society where we operate
NILAI-NILAI DASAR Core Values
KEPUASAN PELANGGAN Customer Satisfaction
MEMBERI YANG TERBAIK Strive for Excellence
KERJASAMA Teamwork
SALING PERCAYA DAN MENGHORMATI Mutual Trust and Respect
30
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
STRUKTUR ORGANISASI Organization Structure GENERAL MEETING OF SHAREHOLDERS
BOARD OF COMMISSIONERS Nomination and Remuneration Committee
Audit Committee
BOARD OF DIRECTORS
Risk Management Committee
Risk Management Department
Internal Audit Department
Corporate Secretary
Operation & Finance Division (Director)
Business Division (Director)
Network Development Department
Regional & Area Managers
Direct Marketing Department
Kantor Cabang dan Gerai Branch Offices and Kiosks
Human Resources, Operation & Quality Service Department Financial Control & Information System Department
Retail Product (Car) Management Department
Finance & Treasury Department
Retail Product (Motorcycle) Management Department
General Affairs Department
Collection Remedial Department
Operational Development Department
Recovery Department
Legal & Litigation Department
Corporate Product (Leasing) Management Department
Quality Assurance Department
Branch Development Department
31
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
Kesiapan Perusahaan dalam menghadapi persaingan dan tantangan-tantangan baru yang terus berkembang tiap tahunnya memerlukan formulasi strategi yang matang, inovasi tiada henti, sumber daya manusia dengan kemampuan terbaik dan berbagai infrastruktur yang mendukung pencapaian tujuan-tujuan dan target-target Perusahaan. Salah satu kunci kesuksesan bisnis Perusahaan adalah memperhatikan kebutuhan para konsumen, termasuk memberikan tanggapan dan solusi tuntas terhadap segala keluhan, masalah dan masukan mereka. Hal ini bertujuan untuk menggalang kesetiaan dan kepercayaan para konsumen sehingga tercipta hubungan harmonis jangka panjang. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa pembiayaan, BFI Finance akan senantiasa mempertahankan komitmen untuk memberikan pelayanan terbaik demi kepuasan maksimal para konsumennya.
TINJAUAN BISNIS Business Overview The Company’s readiness to face the competition and new challenges that emerge yearly needs mature formulation of strategy, non-stop innovation, human capital of the best capacity and infrastructure that support the achievement of Company’s goals and targets. One of the keys to success of the Company’s business is to watch for the needs of the customers, that include responding to and providing complete solutions toward their various complaints, problems and suggestions. This point is aimed at building customers’ loyalty and trust levels that leads to long-term, harmonious relationships. As a company that concentrates on financing services, BFI Finance will continue to maintain its commitment to give the best service in order to provide maximum satisfaction to its customers.
32
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
33
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
PRODUK-PRODUK KAMI Our Products
Saat ini BFI Finance menawarkan jasa pembiayaan untuk pengadaan kendaraan mobil baru maupun bekas (melalui dealer dan non-dealer), motor bekas non-dealer dan alat-alat berat.
Saat ini BFI Finance menawarkan jasa pembiayaan untuk pengadaan kendaraan mobil baru maupun bekas (melalui dealer dan non-dealer), motor bekas non-dealer dan alat-alat berat.
BFI Finance currently offers financing for new and used cars (through dealers and non-dealers), used motorcycles non-dealer and heavy equipment.
BFI Finance currently offers financing for new and used cars (through dealers and non-dealers), used motorcycles non-dealer and heavy equipment.
34
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
PEMBIAYAAN RETAIL Pembiayaan Konsumen dapat didefinisikan secara umum sebagai produk jasa pembiayaan kendaraan mobil baru melalui dealer, mobil bekas melalui dealer dan non-dealer, serta motor bekas non-dealer (bisnis langsung dari Perusahaan). Berdasarkan data per 31 Desember 2010, Pembiayaan Konsumen memberikan kontribusi sebesar 86,3% dari total nilai pembiayaan baru (lihat Tabel 2). Pembiayaan Mobil Baru dan Bekas (Berasal dari Dealer) Pembiayaan mobil yang berasal dari rekanan dealer (disebut Kredit Cicilan Mobil atau KCM) telah menjadi bisnis inti di BFI Finance selama lebih dari dua puluh tahun. Produk ini menyediakan pembiayaan untuk mobil baru dan bekas. Kami menyediakan pembiayaan bagi konsumen melalui
RETAIL FINANCING Consumer Financing can be broadly defined as financing of new cars through dealers, used cars through dealers and non-dealer, plus used motorcycles non-dealer (direct business originated by the Company). As at 31 December 2010, Consumer Financing accounted for 86.3% of total value of new bookings (see Table 2).
New and Used Car Financing (Dealer Originated) Car financing through dealers (known as Kredit Cicilan Mobil or KCM) has been BFI Finance’s core business for over twenty years. This includes both new and used cars. We provide financing to end users through car dealerships for tenors ranging from one to four years at a fixed rate. Car sales saw rapid recovery in 2010, after the slowdown
TINJAUAN BISNIS Business Review
PRODUK-PRODUK KAMI Our Products
dealer-dealer mobil rekanan dengan jangka waktu pembiayaan mulai satu hingga empat tahun dan suku bunga tetap. Angka penjualan mobil mengalami pemulihan yang cepat pada tahun 2010 setelah sebelumnya di tahun 2009 mengalami penurunan akibat terjadinya krisis keuangan global. Di tahun 2010 Perusahaan mencatat pertumbuhan keseluruhan sebesar 236,8% dari sektor bisnis yang bekerjasama dengan dealer ini, di mana segmen mobil bekas mencatat pertumbuhan sebesar 203,6% dan mobil baru sebesar 329,5%. Produk ini juga memberikan kontribusi 44,3% dari total piutang (lihat Tabel 2 dan 3). Perusahaan pembiayaan lainnya dan bank komersial masih menjadi salah satu dari kompetitorkompetitor terkuat di sektor ini, di mana mereka menerapkan strategi penetapan harga yang kompetitif untuk keuntungan mereka. Walaupun demikian, jaringan distribusi Perusahaan yang luas, kecepatan proses aplikasi dan kedekatan dengan para konsumen memberikan keunggulan tersendiri saat harus bersaing dengan bank-bank dan perusahaan-perusahaan pembiayaan lainnya. KCM dipasarkan di 90% dari kantor-kantor cabang kami. Rendahnya tingkat penetrasi kendaraan roda empat dan kuatnya permintaan akan kendaraan mobil dari konsumen yang masih berlanjut di Indonesia memberikan dampak yang bagus bagi bisnis kami, dan kami optimis bahwa bisnis ini akan terus menguat. Pembiayaan Mobil Bekas dan Motor Bekas (Non-Dealer) Aktivitas pembiayaan yang berasal dari penjualan secara langsung (non-dealer) dengan target para konsumen pemilik mobil dan motor yang memerlukan pembiayaan mulai diperkenalkan pada tahun 2006 dan telah menunjukkan pertumbuhan pesat untuk pembiayaan baru sebesar 26,9% CAGR (Compound Annual Growth Rate) selama periode 2008-2010. Di tahun 2010, bisnis ini mencatat pertumbuhan sebesar 32,2% dengan total piutang mencapai Rp1.504 miliar yang merupakan 41,4% dari total piutang Perusahaan (lihat Tabel 3 dan 4). Selama tahun 2010, berbagai upaya yang dilakukan untuk mengembangkan penjualan di segmen bisnis ini meliputi ekspansi secara cepat dari jaringan distribusi kami dengan memperkenalkan gerai-gerai sebagai konsep penjualan baru, atau mengadakan pusat-pusat penjualan langsung di daerah-daerah berpenduduk padat. Konsep baru ini membantu kami untuk melakukan penetrasi pasar dan melayani masyarakat dalam jumlah lebih besar secara lebih efisien. Kami berkomitmen untuk terus menumbuhkan bisnis penjualan langsung ini karena kami percaya bahwa jenis produk ini lebih menarik. Penjualan langsung dilakukan dalam bentuk pembiayaan kembali atas kendaraan milik konsumen terutama yang sebelumnya telah menerima fasilitas pembiayaan dari BFI Finance dan program CustomerGet-Customer (CGC).
in 2009 due to the global financial crisis. In 2010, the Company recorded 236.8% overall growth in dealer originated business, with used car recording 203.6% and new car recording 329.5%. This product also constitutes 44.3% of the Company’s total risk assets (see Table 2 and 3). Other multifinance companies and commercial banks remain one of our largest competitors in this sector, using competitive pricing strategies to their advantage. Nonetheless, the Company’s extensive distribution network, speedy processing and proximity to the customers have given us a competitive edge when competing with banks and other multifinance companies. KCM is offered in 90% of our branches. Low car penetration
rates and continued strong demand for cars in Indonesia augurs well for our business, and we are optimistic that this business will continue to grow from strength to strength. Used Car and Used Motorcycle Financing (NonDealer) Direct sales (non-dealer) originated financing activities targeted at the owners of cars and motorcycles that require financing was first introduced in 2006 and has shown tremendous growth in new bookings of 26.9% CAGR (Compound Annual Growth Rate) for the years 2008-2010. In 2010, a 32.2% growth was recorded in total risk assets to Rp1,504 billion which represents 41.4% of the Company’s total
236,8% Pertumbuhan bisnis pembiayaan mobil baru dan bekas (dari dealer) The growth of new and used cars financing business (from dealers)
78,8% Pertumbuhan bisnis pembiayaan motor bekas (non-dealer) The growth of used motorcycles financing business (non-dealer)
risk assets (see Table 3 and 4). In 2010, efforts used to expand sales in this segment of our business include rapid expansion of our distribution network to include a new concept of kiosks, or business origination points in densely populated areas. This new concept helps us penetrate and serve a larger number of communities more efficiently. We continue to be committed to the growth of our direct sales business as we believe that it is more lucrative. Direct sales (non-dealer) activities are done in the form of re-financing of customers’ vehicles which had previously been financed by BFI Finance and the Customer-Get-Customer (CGC) program.
35
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
TINJAUAN BISNIS Business Review
PRODUK-PRODUK KAMI Our Products
Segmen mobil bekas non-dealer tumbuh 36,1% di tahun 2010 dan merupakan 33,3% dari total piutang per 31 Desember 2010 (lihat Tabel 2 dan 4). Hal ini sebagian besar berasal dari kontribusi kiat-kiat pemasaran yang inovatif sekaligus juga ekspansi lebih luas dari jaringan distribusi kami.
36,1% Pertumbuhan bisnis pembiayaan mobil bekas (non-dealer)
Kontrak-kontrak baru untuk segmen motor bekas non-dealer meningkat 78,8% menjadi Rp428 miliar di tahun 2010. Angka tersebut mencerminkan 8,1% dari total piutang Perusahaan per 31 Desember 2010 (lihat Tabel 2 dan 4). Target pasar kami untuk produk ini adalah kelompok ekonomi menengah ke bawah. Paket-paket produk yang inovatif dan waktu proses yang cepat membantu kami untuk berkompetisi dengan para kompetitor kami di pasar.
The growth of used cars financing business (non-dealers)
PEMBAGIAN PORTOFOLIO BERDASARKAN PRODUK PORTFOLIO BREAKDOWN BY PRODUCT
PEMBIAYAAN KONSUMEN CONSUMER FINANCING 29,8% MOBIL BEKAS - DEALER USED CAR - DEALER 33,3% MOBIL BEKAS - NON-DEALER USED CAR - NON-DEALER 14,5% MOBIL BARU - DEALER NEW CAR - DEALER 8,1% MOTOR BEKAS - NON-DEALER USED MOTORCYCLE - NON-DEALER
SEWA PEMBIAYAAN LEASING
14,3%
36
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
Used car non-dealer grew by 36.1% in 2010, and made up 33.3% of total risk assets as at 31 December 2010 (see Table 2 and 4). This is contributed largely by innovative marketing efforts coupled with further expansion of our distribution network.
New bookings of used motorcycle non-dealer expanded by 78.8% to Rp428 billion in 2010. This constitutes 8.1% of total risk assets as at 31 December 2010 (see Table 2 and 4). Our target market for this product is the middle-low income group. Innovative product packages and our quick processing time helps us to compete with the growing number of competitors in the market.
TINJAUAN BISNIS Business Review
PRODUK-PRODUK KAMI Our Products
PEMBIAYAAN KORPORASI Sewa Pembiayaan Bisnis Sewa Pembiayaan kami meliputi jasa keuangan yang ditujukan terutama bagi para pengguna alat-alat berat. Konsumen Sewa Pembiayaan dari Perusahaan kami berasal dari sektor bisnis tambang logam, kontraktor secara general, pertanian dan transportasi. Sewa Pembiayaan memberikan kontribusi 14,3% dari total piutang Perusahaan per 31 Desember 2010, setara dengan Rp521 miliar yang merupakan peningkatan sebesar 150% dibandingkan tahun sebelumnya (lihat Tabel 3 dan 4). Piutang macet sebesar 1,8% (lihat Tabel 11: data Rasio Piutang Macet Proforma di Luar Agunan Yang Diambil Alih.) Exposure Sewa Pembiayaan kami yang terbesar berada di sektor industri tambang batubara yang mencatat 44,1% dari total portofolio. Selebihnya berasal dari sektor kontraktor umum, pertanian, tambang timah, transportasi, perhutanan dan lain-lain (lihat Grafik Portofolio Sewa Pembiayaan Berdasarkan Jenis Industri). Pertumbuhan yang besar dalam bisnis Sewa Pembiayaan di tahun 2010 ini terutama disebabkan karena membaiknya perekonomian global dan khususnya kenaikan terus-menerus dari hargaharga komoditas seperti batubara, minyak kelapa sawit mentah, timah dan nikel. Kami mampu memperlihatkan kenaikan yang stabil dalam bisnis ini dengan terus berfokus pada sektor-sektor industri yang menunjukkan pertumbuhan yang tinggi, lessee atau pengguna jasa yang berkualitas baik, dan hubungan baik yang terus berlanjut dengan para rekanan dan konsumen kami.
150% Pertumbuhan bisnis Sewa Pembiayaan untuk alat-alat berat The growth of Leasing business for heavy equipments
NILAI PEMBIAYAAN BARU UNTUK SEWA PEMBIAYAAN VALUE OF NEW BOOKINGS FOR LEASING (Rp miliar Rp billion) 570
356 287 194 94
06
Corporate Financing Leasing Our Leasing business comprises financial leases written mainly to users of heavy equipment. Our customers in Leasing mainly came from metal mining, general contractors, agriculture and transportation sectors. Leasing constituted 14.3% of total risk assets as at 31 December 2010, equivalent to Rp521 billion, showing an increase of 150% compared to the previous year (see Table 2 and 3). NPL was 1.8% (see Table 11: data of
Proforma NPL Ratio excluding Repossessed Collaterals). Our largest Leasing exposure is to the coal mining industry with 44.1% of total portfolio. The rest came from sectors such as general contractor, agriculture (crops), metal mining, transportation, forestry (logging) and others (see Chart of Leasing Portfolio Breakdown by Industry).
07
08
09
10
The large growth in Leasing in 2010 is largely attributable to the recovery of the global economy and specifically the continuous increase in commodity prices such as coal, crude palm oil (CPO), tin and nickel. We continue to project steady growth in this business with persisting focus on high growth sectors, good quality lessees and continued relationships with suppliers and customers.
37
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
KINERJA OPERASIONAL dan PELAYANAN BERKUALITAS Operational Performance and Quality Service
Setelah hampir 30 tahun berkiprah di Indonesia, BFI Finance mengakui betapa pentingnya peran para konsumen sebagai faktor penentu atas kelangsungan dan kesuksesan bisnis Perusahaan. After almost 30 years of providing financial services in Indonesia, BFI Finance recognizes the critical role of its customers in ensuring the continuity of the Company’s business and success. 38
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
BFI Finance menyadari pentingnya komitmen untuk meningkatkan dan memperbarui semangat serta budaya pelayanan dari seluruh jajaran di Perusahaan secara berkelanjutan, baik pelayanan kepada konsumen dari kalangan eksternal maupun internal. Setelah hampir 30 tahun berkiprah di Indonesia, BFI Finance mengakui betapa pentingnya peran para konsumen sebagai faktor penentu atas kelangsungan dan kesuksesan bisnis Perusahaan. Perusahaan memegang teguh nilai-nilai yang menjadi Visi Pelayanan BFI Finance, terdiri dari: • Cepat: melakukan proses kerja berdasarkan standarisasi waktu, prosedur yang berlaku dan keakuratan dengan kecermatan serta kerjasama tim untuk mencapai kepuasan pelanggan. • Profesional: melakukan proses kerja dengan didukung oleh kompetensi, inisiatif yang proaktif disertai dengan integritas yang baik serta sikap dan perilaku yang terpuji dari seluruh karyawan BFI Finance.
BFI Finance recognizes the importance of committing to the enhancement and improvement of service culture throughout the Company, both to external and internal customers. After almost 30 years of providing financial services in Indonesia, BFI Finance recognizes the critical role of its customers in ensuring the continuity of the Company’s business and success. The Company upholds the following values that translate to the Service Vision of BFI Finance:
• Fast: execute the work process based on standardized time, prevailing procedures, accuracy with prudence and also teamwork in order to meet the customer satisfaction; • Professional: execute the work process that is supported with competency, proactive initiative along with good integrity, commendable attitude and behaviour from all employees of BFI Finance;
TINJAUAN BISNIS Business Review
KINERJA OPERASIONAL DAN LAYANAN BERKUALITAS Quality Performance and Quality Service
• Aman: memberikan keamanan dan menjaga kerahasiaan data pelanggan dan aset Perusahaan dengan sistem penyimpanan aset yang aman dan didukung oleh reputasi BFI Finance yang baik dan berwibawa, demi kenyamanan pelanggan. • Dinamis: secara terus-menerus dan berkala melakukan perbaikan sistem proses kerja dan strategi Perusahaan, sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan Perusahaan, baik di lingkungan eksternal dan internal yang bersifat makro maupun mikro. Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kepada para konsumen; baik kalangan eksternal maupun internal; beberapa program baru telah diluncurkan selama tahun 2010, sebagai berikut: Program-program Pelayanan * Program Cara Mudah Bayar Angsuran dengan Payment Point bertujuan untuk memberikan kemudahan akses bagi para konsumen dalam melakukan pembayaran angsuran ke rekening BFI Finance melalui fasilitas-fasilitas elektronik perbankan yang mudah dijangkau dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Perusahaan mengadakan kerjasama dengan beberapa institusi perbankan nasional terkemuka sebagai collecting agent. Konsumen BFI Finance dapat melakukan pembayaran angsuran melalui jaringan ATM Bersama, jaringan ATM dan layanan di gerai teller dari Bank Permata dan Bank Mandiri, serta fasilitas e-Banking dari Bank Mandiri. Untuk memperluas jaringan Payment Point non-bank, BFI Finance juga bekerjasama dengan PT Pos Indonesia (Persero) dan memanfaatkan layanan online dari kantor-kantor pos seluruh Indonesia. * EDC (Electronic Data Capture) Cash adalah teknologi yang diterapkan Perusahaan untuk meningkatkan kontrol operasional atas proses penagihan di lapangan. Program aplikasi ini diimplementasikan di beberapa kantor cabang dan kini tengah dikembangkan untuk diimplementasikan secara nasional. * Program Star Customer merupakan program pelayanan khusus bagi para konsumen BFI Finance yang termasuk kualifikasi loyal dan sangat bagus. Perusahaan melakukan beberapa program untuk meningkatkan ikatan emosional dengan konsumen.
• Safe: provide security and guard the secrecy of clients’ documents and Company’s assets with a secured and safe storage system supported by good and authoritative reputation of BFI Finance, for the sake of customer convenience; • Dynamic: continuously and periodically improve the system of Company’s work process and strategy, in accordance to customer and Company’s needs, whether in the macro or micro external and internal environment. To improve our overall services for internal and external customers, the following new programs has been implemented during the year 2010, as follows:
Service Programs * Easy Pay Installment Program with Payment Point is aimed at providing easy access for customers to pay installment to BFI Finance’s account through the electronic banking facilities which are easily accessible and spread all across Indonesia. The Company collaborates with several well-known banking institutions acting as collecting agents. Customers of BFI Finance are now able to pay their installments through the ATM Bersama network, the ATM networks and teller-counter services of Bank Permata and Bank Mandiri, and also the e-Banking facility of Bank Mandiri. To expand the network of Payment Point non-bank, BFI Finance also collaborated with PT Pos Indonesia (Persero) and utilizes online service of the post offices in Indonesia.
* EDC (Electronic Data Capture) Cash is a technology applied by the Company to improve operational control over field collection. This application program has been implemented in few branches and is undergoing enhancement to be implemented nationwide. * Star Customer Program is a special service program for the customers of BFI Finance who qualify for the loyal and excellent category. The Company introduced several loyalty programs to increase emotional bonding with customers.
39
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
TINJAUAN BISNIS Business Review
KINERJA OPERASIONAL DAN LAYANAN BERKUALITAS Quality Performance and Quality Service
23
%
Pertumbuhan kontrak yang dikelola The growth of contracts managed
* Program Hari Konsumen merupakan suatu kegiatan yang bertujuan menumbuhkan budaya pelayanan dan memperkuat kembali komitmen karyawan dalam mewujudkan kepuasan pelanggan. Program pelayanan secara khusus dijadikan program rutin setiap tahunnya yaitu pada bulan September sekaligus memperingati “Hari Pelanggan Nasional.” * Layanan Pengaduan Nasabah merupakan wujud komitmen pelayanan BFI Finance yang berfokus pada kepuasan pelanggan. Layanan ini adalah sarana komunikasi dua arah antara BFI Finance dengan para konsumen dan sebaliknya, di mana konsumen dapat mengajukan berbagai pertanyaan, saran, kritik dan keluhan seputar produk jasa layanan Perusahaan. Berbagai bentuk sarana kemudahan akses bagi para konsumen dalam menyampaikan keluhan-keluhan dan saran-sarannya direalisasikan melalui e-mail Customer Care:
[email protected], hotline Customer Care: 081511815000; fasilitas SMS Gateway: 08158767234; dan menu Customer Service Online pada situs web Perusahaan: www.bfi.co.id. * Situs Web BFI Finance, www.bfi.co.id, senantiasa diperbarui sehingga memungkinkan konsumen dan masyarakat mempelajari tentang program-program promosi terbaru, kesaksian konsumen, dan jasa pembiayaan yang ditawarkan Perusahaan. Pengunjung situs web juga dapat berkomunikasi dengan staf Customer Service seputar produk-produk jasa pembiayaan, menyampaikan keluhan atau saran, hingga menanyakan hal lowongan pekerjaan.
59
%
Pertumbuhan jaringan The growth of network
* BFI Learning Centre (BLC) merupakan fasilitas web internal yang berfungsi sebagai media komunikasi antarkaryawan. Situs web ini memuat berbagai artikel, informasi menarik dan bermanfaat seputar aktivitas Perusahaan dan para karyawan; seperti sosialisasi programprogram baru Perusahaan dan berita-berita dari kantor cabang; artikel dan video untuk membangkitkan motivasi kerja, materi-materi pelatihan untuk peningkatan pengetahuan teknis dan non-teknis, rubrik khusus bernama HiBerNaSe (Hijau, Bersih, Natural dan Sehat) sebagai upaya menumbuhkan kesadaran cinta lingkungan, resensi buku-buku dan film-film terbaru, dan lain-lain. Pengembangan Standarisasi Pelayanan BFI Finance telah membuat standarisasi pelayanan untuk memberikan pengalaman positif kepada setiap konsumen; khususnya mereka yang berkunjung langsung ke kantor cabang BFI Finance.
* Customer Day Program is an activity with the aim to enhance service culture and reinvigorate employees’ commitment in focusing on customer satisfaction. The special service program that has been adopted as annual routine program yearly in September to coincide with “National Customer Day.”
40
* Customer Information Service is a form of service commitment that focuses on customer satisfaction. This kind of service is a two-way communication facility between BFI Finance and its customers and vice versa, where the customers could deliver various questions, suggestions, critics and complaints surround the Company’s service products. Various forms of facilitiy that gave easy access for the customers in conveying their complaints and suggestions were realized through Customer Care e-mail:
[email protected], Customer
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
Care Hotline: 081511815000; SMS Gateway facility: 08158767234; and Customer Service Online menu on the Company’s website: www. bfi.co.id. * BFI Finance Website, www.bfi.co.id, is constantly revamped so that the customers and community are able to know about the newest promotional programs, customers’ testimonies, and the financing services offered by the Company. Those who access the website can also communicate with Customer Service staff regarding the financial service products, conveying their complaints and suggestions, even queries on job vacancies. * BFI Learning Centre (BLC) is an internal web facility that functions as a medium of communication between employees. This website has variety of articles, interesting and
useful information regarding activities of the Company and employees; such as socialization of Company’s new programs and news from branch offices; articles and videos to raise work motivation, training materials to enhance technical and non-technical knowledge, a special column called HiBerNaSe (an acronym means Green, Clean, Natural and Healthy) as an effort to grow nature-loving awareness, reviews on the latest books and films, and many others. The Enhancement of Service Standardization BFI Finance provides standardized service to ensure positive experience to all its customers; particularly those who make direct visits to our branches.
TINJAUAN BISNIS Business Review
KINERJA OPERASIONAL DAN LAYANAN BERKUALITAS Quality Performance and Quality Service
Dengan semakin bertambahnya jumlah jaringan dan karyawan, Perusahaan telah menyediakan Panduan Layanan BFI Finance yang berisi panduan lengkap standarisasi pelayanan untuk menunjang kegiatan-kegiatan operasional para karyawan; khususnya pelayanan dari para staf frontline. Pengembangan Sumber Daya Manusia di Bidang Pelayanan BFI Finance memberikan berbagai program pelatihan secara intensif bagi sumber daya manusia di bidang pelayanan, terutama staf frontline seperti Customer Service dan Kasir selama tahun 2010.
With massive growth of its networks and employees, the Company has provided the BFI Finance Service Guideline that contains a complete guide to support employees’ operational activities; especially the services from the frontliners.
Human Capital Development in Service Sector BFI Finance provided various intensive training programs to employees in the service field; particularly the frontline staff, such as Customer Service and Cashier, during the year 2010.
41
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
TINJAUAN BISNIS Business Review
KINERJA OPERASIONAL DAN LAYANAN BERKUALITAS Quality Performance and Quality Service
Modul-modul pelatihan tersebut bertujuan untuk: • menyamakan persepsi dan membentuk perilaku positif yang mengacu pada budaya pelayanan Perusahaan. • mengembangkan paradigma dan tingkat pelayanan yang dipetakan dalam setiap fungsi kerja dari masing-masing karyawan. • meningkatkan pengetahuan, sikap, ketrampilan dan penampilan yang memenuhi standarstandar Perusahaan, terutama bagi para staf frontline sebagai garda depan dalam menampilkan citra perusahaan yang baik. Monitoring Pelayanan Untuk meningkatkan citra layanan positif BFI Finance, maka Quality Service Spesialist Wilayah (QSS Wilayah) melakukan on-site monitoring dan peningkatan pelayanan kepada konsumen di regional masing-masing. On-site monitoring ini juga sangat penting untuk menjaga dan meningkatkan kompetensi dan kapabilitas dari para staf frontline yang memegang peranan penting dalam menciptakan kesan pertama yang baik terhadap konsumen dengan standar-standar yang telah ditetapkan. Monitoring segi pelayanan ini juga didapatkan melalui masukan langsung dari para konsumen, media survei kepuasan pelanggan tahap awal dan tahap akhir periode kontak konsumen yang dilakukan oleh Tim Riset Service Specialist setiap semester. BFI Finance berupaya untuk terus meningkatkan kemampuannya dalam berkompetisi di pasar dan bereaksi secara proaktif terhadap perubahan iklim bisnis yang demikian cepat melalui pembaharuan sistem operasional yang semakin mendukung efektivitas dan efisiensi. Faktor yang juga tidak kalah penting adalah komitmen dari seluruh jajaran Perusahaan yang mengacu pada peningkatan kualitas pelayanan konsumen secara berkesinambungan. Cara yang paling efektif untuk mencapai tujuan ini adalah dengan mengadopsi teknologi sistem operasional yang berdaya guna sesuai kondisi geografis dari konsumen, pemberian pelatihan secara intensif untuk menghasilkan sumber daya manusia yang mampu mengaplikasikan Visi Pelayanan BFI Finance secara terintegrasi demi pencapaian kepuasan konsumen sebagai salah satu nilai-nilai dasar Perusahaan.
The training modules aims to: • to equate perception and form positive attitude that is in line with the service culture at BFI Finance. • to improve the paradigm and level of service to be instilled into each employee and work function. • to enhance the knowledge, behaviour, skill and presentation that fulfill the Company’s standards, especially to our frontline staff as the vanguard in highlighting good corporate image. Service Monitoring To improve the service image of BFI Finance, the Regional Quality Service Specialist (Regional QSS) will conduct on-site monitoring and service enhancement to customers in their respective regions. This on-site monitoring is also crucial in
42
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
maintaining and improving the competency and capability of our frontliners who are the first point of contact with customers. This service monitoring also takes into account direct input from customers, through customer satisfaction surveys implemented in the early and end stages of customers’ contract tenor and conducted by the Research Team of Service Specialist in each semester. BFI Finance tries to continuously improve its capability in competing in this market and to react proactively toward rapid changes in business climate through the revamping of operational system that heavily supports effectivity and efficiency. The equally critical factor is the commitment coming from all levels within the Company to the
sustainable improvement of customer service quality. The most effective way to reach this goal is by adopting an efficient operational system technology based on customers’ geographic condition, providing intensive training to produce human capital whose capable of applying the integrated Service Vision of BFI Finance for the sake of gaining customer satisfaction as one of the Company’s core values.
TESTIMONI PARA KONSUMEN Customers’ Testimony
Bapak Paulus Halim Lokasi: Samarinda, Kalimantan Timur Profesi: Pengusaha bahan bangunan
Saya mengenal dan bermitra dengan BFI Finance sudah sejak tahun 1994/95 saat saya membeli unit baru berupa sedan Mitsubishi Lancer. Saat itu pemilik dealer menyarankan saya untuk menggunakan jasa BFI Finance sebagai mitra pembiayaan. Semula saya berwiraswasta di bidang tekstil dan sekarang beralih menjadi pengusaha bahan bangunan di mana usaha ini dirintis orang tua saya sekitar 40 tahun lalu. Saya sangat puas dengan pelayanan BFI Finance, maka saya tidak ragu untuk berulang kali melakukan repeat order. Proses pencairan pembiayaan dan pelayanan dari karyawan BFI Finance sangat memuaskan. Proses administrasi tidak berbelit-belit, staf marketing selalu on time jika mengadakan janji untuk bertemu, sopan, ramah, dan bersahaja. Jika ada program atau paket pembiayaan terbaru, saya selalu ditawarkan sehingga memberikan keuntungan tersendiri bagi saya. Usaha saya berjalan lancar dan berkembang dengan baik, semakin banyak pelanggan yang datang. Saya berharap agar BFI Finance dapat semakin meningkatkan pelayanan dan hubungan baik dengan para konsumen. Tingkatkan terus program pemberian hadiah atau reward bagi konsumen-konsumen yang loyal dan memiliki track record sangat bagus, sehingga konsumen akan merasa diperhatikan dan tersanjung. Terima kasih, BFI Finance.
Perkenalan saya dengan BFI Finance justru berawal dari pengalaman buruk saat saya membeli kendaraan mobil dari rekan sendiri, yaitu Isuzu Grand Panther. Staf collection dari BFI Finance mendatangi saya karena ternyata ada masalah angsuran yang masih tertunggak. Setelah melalui proses yang rumit dan panjang, akhirnya masalah tersebut dapat diselesaikan dengan baik. Tak lama kemudian, staf marketing BFI Finance menawarkan jasa pembiayaan leasing kepada saya dan sejak itulah saya mulai bergabung menjadi konsumen BFI Finance, dari tahun 1997 hingga sekarang. Saya memulai usaha di rig Total sebagai sub-kontraktor tambang, menangani bagian katering karyawan. Usaha saya kini berjalan dan berkembang sangat baik, bahkan kini saya juga menangani bisnis rental unit. Proses pembiayaan di BFI Finance lebih mudah, tidak berbelit-belit, dan saya tidak pernah mengalami kesulitan. Pelayanan yang diberikan karyawankaryawan BFI Finance sangat memuaskan, baik karyawan lapangan maupun yang bertugas di dalam kantor. Mereka begitu ramah, selalu menyapa dan mengajak saya ngobrol. Saya mengenal hampir semua karyawan di BFI Finance. Hal inilah yang menjadi faktor utama mengapa saya setia menjadi konsumen BFI Finance sampai sekarang. Walaupun saat ini saya juga menggunakan jasa pembiayaan dari perusahaan finance lain, pelayanan BFI Finance tetap selalu lebih baik. Saya berharap BFI Finance akan lebih maju dan berkembang di masa depan. Tingkatkan kemampuan untuk berkomunikasi dan menjaga hubungan baik dengan para konsumen. Tingkatkan juga kualitas suvenir BFI Finance karena selama ini menjadi sarana promosi yang sangat bagus. Konsumen yang menerima souvenir tersebut merasa diperhatikan dan senang. Setiap kali memakai suvenir tersebut, saya jadi teringat terus dengan BFI Finance. Mr. Paulus Halim Location: Samarinda, Kalimantan Timur Profession: Entrepreneur in building material I have had a partnership with BFI Finance since 1994/95 when I bought a new vehicle, a Mitsubishi Lancer sedan. The owner of the dealer advised me to use the service of BFI Finance for financing. I was an entrepreneur in the textile business at that time and now I have moved on to building materials, a business that my parents started approximately 40 years ago. I am really satisfied with the service of BFI Finance, so that is why I don’t hesitate in giving them repeat orders. The funding process and the service given by BFI Finance staff is quite satisfying. The administration process was hassle-free, the marketing staff always came on time for any appointment, looked polite, friendly and unostentatious. Every time there was a new program or financing package, I always got terms that were beneficial to me. My business is going smooth and growing well with a growing number of customers. I hope BFI Finance will continue to enhance its service and good relationship with its
TINJAUAN BISNIS Business Review
TESTIMONI PARA KONSUMEN Customers’ Testimony
customers. Keep improving the rewards program for customers who are loyal and have excellent track record so they will feel cared for and pleased. Thank you, BFI Finance. Mr. Jainuddin Location: Samarinda, Kalimantan Timur Profession: Sub-contractor of mining in catering sector and owner of unit rental My introduction to BFI Finance in fact started with a bad experience when I bought a vehicle from my colleague, the Isuzu Grand Panther. A collection staff of BFI Finance came to me one day because there was a problem of unsettled installment payment. After going through a rough and long process, the problem was finally settled successfully. Shortly after that, the marketing staff from BFI Finance offered me leasing service and that was how I became a customer of BFI Finance, from 1997 until now. I began the business at Total rig as a mining sub-contractor, handling the catering for employees. My business is now running and growing very well, and I now am even
Bapak Jainuddin Lokasi: Samarinda, Kalimantan Timur Profesi: Sub-kontraktor tambang bagian katering dan pemilik usaha rental unit
involved in the business of unit rentals. Funding process at BFI Finance was much easier, hasslefree, and I never encountered any problems. The service given by the employees of BFI Finance is really satisfying, both from the field staff and those at the office. They are very friendly, always greeting and spending time to chat with me. I know almost all employees at BFI Finance. This is the main factor why I become a loyal customer of BFI Finance up until now. Even though I also have financing services from other finance companies, the service from BFI Finance is always better. I hope BFI Finance could become more advanced in the future. The Company should improve its capability to communicate and maintain good relationship with its customers. The quality of BFI Finance souvenirs should be improved as well because they have become very nice promotional tools. Customers who received the souvenirs feel cared for and happy. Every time I use the souvenir, it helps me to keep BFI Finance in mind.
43
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
TINJAUAN BISNIS Business Review
TESTIMONI PARA KONSUMEN Customers’ Testimony
Pertama kali saya mengenal BFI Finance tahun 2008 adalah lewat seorang teman dan kebetulan beliau mengenal Pimpinan Kantor Cabang BFI Finance di Semarang. Pencairan pembiayaan di BFI Finance cepat. Jika dulu dapat memakan waktu 2–3 hari, sekarang hanya 1 hari. Sebagai pemilik otobus dan beberapa SPBU di Semarang, saya merasa bersyukur dengan keberadaan BFI Finance karena sangat membantu saya sehingga usaha saya berjalan lancar. Pelayanan BFI Finance sudah bagus dan staf frontline-nya sangat sabar. Selain pelayanan yang bagus, pembayaran angsuran di BFI Finance juga mudah dan saya tidak perlu harus mengantri. Saya berharap BFI Finance dapat tetap exist dan terus meningkatkan diri menjadi lebih baik. Saya senang berbisnis dengan BFI Finance.
Bapak Supardi Hadi Sucipto, H.M. Lokasi: Semarang, Jawa Tengah Profesi: Pemilik otobus dan beberapa SPBU
Rekan bisnis saya memperkenalkan saya dengan BFI Finance pada tahun 1997. Saat itu saya sedang menggiatkan usaha ternak ayam potong yang juga digeluti oleh keluarga saya. Berkat andil dari BFI Finance, usaha saya di bidang ternak dan jual beli ayam potong telah meluas ke seluruh daerah di Provinsi Jambi dan beberapa daerah di Sumatera Selatan. Selain itu saya juga memiliki beberapa lahan perkebunan kelapa sawit dan bisnis penyewaan ruko. Saya sudah cukup sering melakukan repeat order di BFI Finance karena pelayanannya memuaskan dan saya sudah akrab dengan para karyawan BFI Finance di Jambi yang ramah. Pembayaran angsuran juga mudah. Saya belum pernah menemui kesulitan karena menggunakan sistem Post Debt Cheque atau titipan bilyet giro sejak awal kontrak saya.
Bapak Yatiman Lokasi: Jambi Profesi: Pengusaha ternak ayam potong
Mr. Supardi Hadi Sucipto, H.M. Location: Semarang, Central Java Profession: Owner of autobuses and several gas stations The first time I knew BFI Finance in 2008 was from a friend and he happened to know the Branch Manager of BFI Finance office in Semarang. Disbursement of funds at BFI Finance is fast. In the old days, it took about 2-3 days, now only 1-day process. As the owner of autobuses and several gas stations in Semarang, I am grateful for the presence of BFI Finance because it helps me a great deal so that my business runs swiftly. The service of BFI Finance is excellent and the frontline staff very patient. In addition to the excellent service, the installment payment at BFI Finance is easy and I do not need to wait in queue. I hope BFI
44
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
Finance will continue to exist and keep improving itself to be better. I am pleased doing business with BFI Finance. Mr. Yatiman Location: Jambi Profession: Entrepreneur of broiler farm My business acquaintance introduced me to BFI Finance in 1997. I was trying to increase the broiler farm business which it has been also run by my family at that time. Thanks to BFI Finance’s contribution, my business in broiler farming and trade has expanded to all regions in Jambi Province and several areas in South Sumatera. In addition to the above, I also own several oil palm plantations and shops for rental. I have booked many repeat orders at BFI Finance simply because
the service is highly satisfying and I feel close to the friendly employees of BFI Finance in Jambi. Installment payment was always easy. I have never encountered any problems because I choose to use the Post Debt Cheque (PDC) system or giro deposit since the beginning of my contract tenor.
TESTIMONI PARA REKANAN Partners’ Testimony
TINJAUAN BISNIS Business Review
TESTIMONI PARA REKANAN Partners’ Testimony
Saya mengenal BFI Finance sejak tahun 2003 melalui staf marketing yang bersangkutan. Di tahun yang sama pula saya membuka usaha showroom mobil. Jadi sudah lebih dari tujuh tahun saya membina hubungan bisnis dengan BFI Finance. Faktor utama yang membuat saya senang berbisnis dengan BFI Finance adalah kecepatan dalam proses aplikasi hingga pembiayaan. Para karyawannya sangat ramah dan bersikap profesional. Walaupun kini banyak perusahaan finance lain bermunculan, saya tetap mempertahankan hubungan baik dengan BFI Finance. Pengalaman yang paling berkesan adalah saat saya menghadiri acara Dealer Gathering “BFI Partnership” di Jakarta pada awal Januari 2010. Saya berharap BFI Finance dapat terus mempertahankan profesionalisme para karyawannya, meningkatkan pelayanan kepada para konsumen dan rekanan bisnis, memberikan struktur pembiayaan yang kompetitif kepada konsumen, dan penghargaan atau rewards yang semakin menarik kepada para rekanan bisnis agar setia menjalin kerjasama dengan BFI Finance. Bapak Afridhal Pemilik showroom, Bukittinggi, Sumatera Barat Saya mengenal BFI Finance ketika Pimpinan Kantor Cabang BFI Finance di Karawang mengunjungi showroom saya pada tahun 2006. Beliau memperkenalkan BFI Finance dan menawarkan kerjasama bisnis yang saya terima dengan senang hati. Selama hampir lima tahun saya menjalin kerjasama, BFI Finance sudah seperti bagian dari keluarga. Pelayanan yang diberikan BFI Finance sangat bagus, proses aplikasi dan pembiayaan berjalan cepat, staf marketing mudah dihubungi. Staf marketing sangat perhatian dan selalu memberikan update mengenai status aplikasi yang diajukan dari showroom. Saya sangat puas dengan pelayanan BFI Finance. Hubungan kerjasama yang begitu baik antara kedua pihak menjadikan penjualan unit kendaraan di showroom saya semakin meningkat dan saya menjadi loyal dengan BFI Finance. Harapan saya agar BFI Finance dapat lebih meningkatkan kecepatan pelayanan, mempertahankan profesionalisme para karyawan, memberikan suku bunga yang lebih fleksibel dan rewards yang semakin menarik kepada rekananrekanan bisnis agar BFI Finance tidak kalah dengan kompetitor-kompetitor lain. Bapak Sutiono Hadi Saputra Pemilik showroom, Karawang, Jawa Barat
Mr. Afridhal Showroom owner, Bukittinggi, West Sumatera I have known BFI Finance since 2003 through its marketing staff. I also started my car showroom that year. That means I have had a business partnership with BFI Finance for more than seven years. The main factor that makes me happy doing business with BFI Finance is the speed in application-to-funding process. The employees are very friendly and act professionally. Even though now many finance companies have emerged, I still maintain good relationship with BFI Finance. The most impressive experience was when I attended the Dealer Gathering event called “BFI Partnership” in Jakarta last January 2010. I hope BFI Finance will maintain the professionalism of its employees,
improve the level of service given to its customers and business partners, give competitive financing structure to its customers, and present more captivating rewards to its business partners so they maintain their loyalty in doing business with BFI Finance. Mr. Sutiono Hadi Saputra Showroom owner, Karawang, West Java I knew BFI Finance when the Branch Manager of BFI Finance office in Karawang visited my showroom in 2006. He introduced the Company and offered me a business collaboration that I accepted gladly. After almost five years of collaboration, BFI Finance is already like part of my family. The service presented by BFI Finance
is excellent, the application and funding process fast, and the marketing staff easy to contact. The marketing staff is very concerned and always updates me regarding the application progress status submitted by my showroom. I am very pleased with the service of BFI Finance. The great co-operation etween both parties has escalated my showroom sales numbers and I am now loyal to BFI Finance. My hope is that BFI Finance will improve the speed of its service, maintain the professionalism of its employees, present more flexible interest rates and more exciting rewards toward its business partners so that BFI Finance will not be inferior compared to other competitors.
45
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
TINJAUAN BISNIS Business Review
TESTIMONI PARA REKANAN Partners’ Testimony
Saya telah mengenal BFI Finance lebih dari delapan tahun yang lalu. Ketika kantor cabang BFI Finance diresmikan pada bulan November 2002, saat itu juga showroom saya menjadi rekanan bisnis BFI Finance. Hal teristimewa dari BFI Finance adalah faktor ”kedekatan” yang saya rasakan saat melakukan hubungan bisnis dengan para karyawannya, karena mereka begitu luwes sehingga tercipta hubungan kekeluargaan yang erat. Berkat kehadiran BFI Finance, angka penjualan unit kendaraan di showroom saya mengalami peningkatan yang signifikan karena BFI Finance adalah perusahaan jasa pembiayaan pertama yang mendirikan kantor cabang di kota Gorontalo. Dibandingkan kompetitor lain yang banyak bermunculan dalam beberapa tahun terakhir, pelayanan yang diberikan BFI Finance tetap yang terbaik. Saya berharap BFI Finance dapat terus menjaga hubungan baik yang sudah terjalin sekian lama dengan rekanan-rekanan bisnisnya dan terus membuka kantor-kantor cabang baru di wilayah Provinsi Gorontalo, sehingga showroom saya pun dapat ikut serta membuka kantor cabang atau outlet penjualan baru di lokasi-lokasi baru tersebut.
Bapak Amin Pangile, S.E. Pemilik showroom, Palu, Sulawesi Tengah
Ms. Meike Liando Showroom owner, Gorontalo (Sulawesi)
46
I have known BFI Finance for more than eight years. When the branch office of BFI Finance was officially opened in November 2002, my showroom immediately became business partner of BFI Finance. The most unique thing about BFI Finance is the “intimate” factor that I feel every time I conduct business with its employees, since they have been so flexible that it further created a close family relationship. Thanks to the presence of BFI Finance, the number of sales of vehicles at my showroom experienced significant increase because BFI Finance is the first consumer financing company that opened its branch office in the city of Gorontalo. Compared to other competitors that emerged in the last couple of years, the service given by BFI Finance is still considered the best. I hope BFI Finance will continue to maintain good relationship with its business partners and • PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
Ibu Meike Liando Pemilik showroom, Gorontalo (Sulawesi)
Saya mengenal BFI Finance (waktu itu masih bernama Bunas Finance) pada tahun 1999 saat saya menjadi Kepala Cabang Showroom Bosowa Pinrang. Saya mulai bekerjasama dengan BFI Finance di tahun 2002 saat menjabat Kepala Cabang Showroom Bosowa Gowa. Hubungan emosional yang baik merupakan alasan saya tetap menjalin hubungan bisnis dengan BFI Finance, baik hubungan dengan seluruh karyawan maupun dengan pimpinan cabangnya. Karyawan BFI Finance tidak pernah meminta dan menerima imbalan apapun dari rekanan bisnis maupun konsumen. Pihak Bosowa sangat mengapresiasi kinerja BFI Finance dan pelayanannya sangat memuaskan. Paket-paket marketing BFI Finance sangat membantu Bosowa sehingga angka penjualan pun semakin meningkat, konsumen semakin puas. Perkembangan BFI Finance saat ini cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya kantor cabang yang dibuka, terutama di daerah seperti Poso dan Mamuju (Sulawesi Barat). Hal ini pastinya akan membantu meningkatkan juga penjualan unit di Showroom Bosowa di masa mendatang. Selama ini pelayanan dari karyawan BFI Finance sangat bagus, cepat, dan profesional. Yang paling berkesan adalah konsep One-Day Service, di mana setiap aplikasi yang masuk akan diproses dengan cepat. Proses pencairan pembiayaan juga cepat. Teruslah berinovasi dan menyesuaikan diri dengan kondisi pasar karena jumlah kompetitor semakin banyak. Saya juga berharap BFI Finance lebih banyak membuka jaringan operasional di Provinsi Sulawesi Tengah.
continue to open more new branches in the area of Gorontalo Province so that my showroom could also open a new branch or sales outlet at those new locations. Mr. Amin Pangile, S.E. Showroom owner, Palu, Central Sulawesi I started to recognize BFI Finance (known as Bunas Finance at that time) back in 1999 when I was the Branch Manager of Bosowa Pinrang Showroom. I started to co-operate with BFI Finance in 2002 when I became the Branch Manager of Bosowa Gowa Showroom. The good personal relationship is my reason to continue having business relationship with BFI Finance, with both the employees and the branch manager. The employees of BFI Finance never asked for or received any payoffs from any business partner or customer. Our company truly appreciates the performance of BFI Finance and the service is very
satisfying. The marketing packages of BFI Finance really helped our company because they have great impact on our sales, and the customers also felt pleased. The growth of BFI Finance is quite rapid. This can be observed through the opening of several branches; particularly in the areas such as Poso and Mamuju (West Sulawesi). This will also positively impact the unit sales of Bosowa Showroom in the future. The service from the employees of BFI Finance is very good, fast and professional. The most impressive thing is the concept of One-Day Service, where every application received will be processed quickly. The funding process is also fast. Keep innovating and adjusting to market conditions because the number of competitors is growing. I also hope that BFI Finance would open more operational networks in Central Sulawesi Province.
TINJAUAN BISNIS Business Review
KINERJA OPERASIONAL DAN LAYANAN BERKUALITAS Quality Performance and Quality Service
47
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
Berbagai rencana, tujuan dan target yang telah diformulasikan Perusahaan tidak akan mungkin terlaksana dan berjalan sebagaimana mestinya jika tanpa dukungan sumber daya manusia sebagai tulang punggung Perusahaan. Sebagai faktor terpenting dan tolok ukur meraih kesuksesan dan kelangsungan hidup Perusahaan, berbagai upaya telah dan akan terus dilakukan untuk mengembangkan kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia secara berkelanjutan sehingga mendukung peningkatan produktivitas dan proses transformasi menjadi Perusahaan yang terbaik di kelasnya. BFI Finance percaya bahwa untuk menjadi organisasi bisnis yang tangguh mengatasi berbagai tantangan dan terus berkembang ke arah kemajuan yang berkelanjutan, Perusahaan harus senantiasa mampu menempatkan orang-orang dengan kualitas terbaik di setiap lini.
SUMBER DAYA MANUSIA Human Resources Any plan, objective and target formulated by the Company would be impossible to accomplish and work well without the support of human capital. As the most important factor and benchmark to attain success and survival of the Company, various efforts have been and will be conducted continuously to develop the sustainable capacity and competency of its human capital, so that they are able to support the increase of productivity and transformation process to be the best Company in its class. BFI Finance believes that in order to be a tough business organization that could overcome all challenges and grow continuously toward sustainable progress, the Company must be able to put people of the best quality at every level.
48
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
49
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
TINJAUAN SUMBER DAYA MANUSIA Human Capital Overview
Perusahaan senantiasa memberikan perhatian khusus atas jalur karir yang jelas bagi para karyawan berprestasi dan bergiat dalam melahirkan generasi penerus yang nantinya diharapkan mampu memimpin Perusahaan untuk menjadi organisasi idaman di masa-masa mendatang.
Selama tahun 2010, pengembangan kapasitas sumber daya manusia menjadi prioritas utama bagi Perusahaan untuk mencapai kesuksesan yang berkelanjutan karena hal ini merupakan faktor kunci dan tidak bisa dipisahkan dari kemajuan Perusahaan. Pengelolaan sumber daya manusia dinilai efektif apabila Perusahaan mampu menempatkan personel yang tepat pada bidang pekerjaan yang tepat sasaran. Oleh karena itu, kemampuan dalam bidang profiling terus ditingkatkan untuk memberikan ketajaman dalam menilai dan mendapatkan sumber daya manusia dengan kualitas terbaik bagi Perusahaan. Berbagai materi pembelajaran terbaru yang berguna bagi tambahan pengetahuan dan kompetensi karyawan terus digali. Program peningkatan kesejahteraan karyawan yang membuat mereka mampu menikmati “nilai tambah” yang bermanfaat terus dievaluasi agar dapat mendorong semangat para karyawan untuk mampu memberikan yang terbaik sesuai batas kemampuan dan bidang keahlian mereka masing masing.
The Company always paid special attention to career development for competent employees who are expected to lead the Company to become an organization of choice in the future.
During the year 2010, human capital development was of foremost priority for the Company, as we recognize it to be a key factor in achieving sustainable success for the business. Human capital management is considered effective when the Company has the ability to place the right people for the right jobs. Therefore, profiling skills were improved to enhance appraisal capabilities and to get the best quality of human capital
50
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
for the Company. We continue to source for various training modules to improve employees’ knowledge and competency. The programs, intended to improve employees’ welfare, are evaluated constantly so it could eventually boost the employees’ spirit to strive for the best within the limits of their capabilities and areas of expertise.
SUMBER DAYA MANUSIA Human Resources
TINJAUAN SUMBER DAYA MANUSIA Human Capital Overview
Perusahaan senantiasa memberikan perhatian khusus atas jalur karir yang jelas bagi para karyawan berprestasi dan bergiat dalam melahirkan generasi penerus yang nantinya diharapkan mampu memimpin Perusahaan untuk menjadi organisasi idaman di masa-masa mendatang. Pentingnya pemahaman Nilai-nilai Dasar yang menjadi budaya dasar Perusahaan terus ditanamkan kepada seluruh karyawan, yang terdiri dari: • Saling Percaya dan Menghormati • Kerjasama • Memberi yang Terbaik • Kepuasan Pelanggan Untuk menjamin kualitas pelayanan yang baik, para karyawan juga dididik untuk senantiasa memperhatikan etika standar pelayanan dan profesionalisme yang tinggi, mengikuti Pedoman Prinsip-prinsip Berusaha yang baik, manajemen risiko serta Tata Kelola Korporasi yang Baik (Good Corporate Governance). Kebijakan Rekrutmen Hingga akhir tahun 2010, jumlah karyawan BFI Finance mencapai 3.654 karyawan. Walaupun terus berekspansi mengembangkan jaringan operasionalnya ke berbagai wilayah Indonesia, Perusahaan tetap menerapkan kebijakan yang menitikberatkan peningkatan efektivitas dalam upaya efisiensi rekrutmen karyawan baru. Dibandingkan tahun 2009 di mana Perusahaan mempekerjakan 2.355 karyawan, terjadi peningkatan jumlah karyawan sebesar 55,2% atau bertambah 1.299 karyawan (lihat Tabel Jumlah Karyawan). Peningkatan tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun 2009 di mana kenaikan jumlah karyawan sebesar 9,5% atas jumlah 2.151 karyawan di tahun 2008. Proses perekrutan sumber daya manusia dilakukan di berbagai wilayah Nusantara melalui media massa lokal maupun nasional, situs web Perusahaan dan partisipasi acara job fair di berbagai kampus di Indonesia. Perekrutan melalui jalur kampus di beberapa universitas terkemuka di Indonesia ditujukan untuk mengisi posisi sebagai Management Trainee (MT) yang akan dididik menjadi calon pemimpin di masa mendatang. Rasio jumlah karyawan tetap dengan kualifikasi lulusan universitas (tingkat S1 dan S2) terhadap total karyawan tetap adalah 63,8% (lihat Tabel Analisa Karyawan).
The Company always paid special attention to career development for competent employees who are expected to lead the Company to become an organization of choice in the future. The following are the Company’s Core Values constantly instilled in our employees: • • • •
Mutual Trust and Respect Teamwork Strive for Excellence Customer Satisfaction
To ensure the best quality of services, employees are taught to be mindful of the ethics of standard services and high professionalism in line with the Company’s Code of Conduct, risk management as well as Good Corporate Governance.
Recruitment Policy Until the end of 2010, the number of employees of BFI Finance was 3,654 employees. Although it continuously expanded its operational network to various regions in Indonesia, the Company focused on effectiveness improvement to ensure efficiency in recruiting new employees. From 2,355 employees the Company employed in 2009, the number increased 55.2% or equal to 1,299 people (see Table of Total Number of Employees). The increase was higher compared to 2009 which saw the increase of 9.5% against 2,151 employees in 2008.
universities in Indonesia. Recruitment through respected universities is intended to fill the position of Management Trainee (MT) and applicants will be educated to become future leaders of the Company. The percentage of university graduates (S1 and S2 level) within the Company’s employment roster is 63.8% (see Table of Employee Analysis).
The recruitment process of human resources was performed throughout the archipelago via job application ads in local and national mass media, Company’s website and job fairs at various
51
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
SUMBER DAYA MANUSIA Human Resources
TINJAUAN SUMBER DAYA MANUSIA Human Capital Overview
JUMLAH KARYAWAN
Komposisi Karyawan
TOTAL NUMBER OF EMPLOYEES
Employees’ Composition
3.654
Jumlah Karyawan 2.151
2.355
1.692
Total Number of Employees
2006
2007
2008
2009
2010
1.244
1.692
2.151
2.355
3.654
1.244
06
07
08
09
10
MENURUT JENJANG PENDIDIKAN (2010)
Menurut Jenjang Pendidikan
By Level of Education 2006
2007
2008
2009
2010
17
19
26
25
28
S1 / Bachelor Degree
960
1.338
1.579
1.641
2.303
Diploma
113
172
256
288
551
15,1% DIPLOMA DIPLOMA
SMA / Senior High School
134
147
270
382
750
20,5% SMA SENIOR HIGH SCHOOL
SMP / Junior High School
18
14
19
18
21
BY LEVEL OF EDUCATION (2010)
0,8% S2 MASTER DEGREE 63,0% S1 BACHELOR DEGREE
0,6%
SMP JUNIOR HIGH SCHOOL
0,0%
SD PRIMARY SCHOOL
52
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
S2 / Master Degree
SD / Primary School Jumlah / Total
2
2
1
1
1
1.244
1.692
2.151
2.355
3.654
SUMBER DAYA MANUSIA Human Resources
TINJAUAN SUMBER DAYA MANUSIA Human Capital Overview
Analisa Karyawan
Employee Analysis
Tingkat
2009
2010
Perubahan Change
Universitas
70,7%
63,8%
-6,9%
University
D3
12,2%
15,1%
2,9%
Diploma College
SD hingga SMA
17,0%
21,1%
4,1%
Primary to High School
100,0%
100,0%
Jumlah
Degree
Total
MENURUT JENJANG MANAJEMEN (2010) BY MANAGERIAL LEVEL (2010)
0,1% DEWAN KOMISARIS BOARD OF COMMISSIONERS 0,1% DIREKSI BOARD OF DIRECTORS 1,0%
MANAGER SENIOR SENIOR MANAGER
3,4%
MANAGER YUNIOR JUNIOR MANAGER
15,5% OFFICER OFFICER 79,9% STAFF STAFF
Menurut Jenjang Manajemen
By Managerial Level 2006
2007
2008
2009
2010
Dewan Komisaris / Board of Commissioners
3
3
3
4
4
Direksi / Board of Directors
3
3
3
3
3 37
Manager Senior / Senior Manager
21
25
31
31
Manager Yunior / Junior Manager
70
95
109
124
123
Officer
161
241
335
356
566
Staff
986
1.325
1.670
1.837
2.921
1.244
1.692
2.151
2.355
3.654
Jumlah / Total
MENURUT JENJANG USIA (2010) BY AGE (2010)
29,6% < 25
Menurut Jenjang Usia
By Age 2006
2007
2008
2009
2010
< 25
149
347
424
495
1.080
25 – 30
605
798
1.037
1.082
1.566
30 – 35
251
292
400
455
650
35 – 40
161
174
186
200
207
40 – 45
58
61
76
92
109
45 – 50
9
11
18
17
28
> 50 Jumlah / Total
11
9
10
14
14
1.244
1.692
2.151
2.355
3.654
42,9% 25 – 30 17,8% 30 – 35 5,7%
35 – 40
3,0%
40 – 45
0,8%
45 – 50
0,4% > 50
Sebagai salah satu upaya meningkatkan semangat para karyawan agar semakin mantap meniti karir menuju puncak dan dalam mengerahkan segala kemampuan mereka yang terbaik, Departemen Sumber Daya Manusia juga menerapkan sistem jabatan karyawan terbaru yang berdasarkan corporate grade.
As part of the efforts to enhance the spirit of the employees to take their career to the top confidently and to expose their capability to the maximum level, the Human Resources Department also implemented a new employee’s professional position system based on corporate grade.
53
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
SUMBER DAYA MANUSIA Human Resources
TINJAUAN SUMBER DAYA MANUSIA Human Capital Overview
MENURUT MASA KERJA (2010) BY PERIOD OF SERVICE (2010)
Menurut Masa Kerja
By Period of Service 2010
71,6% < 3 tahun 12,3% 3 – 5 tahun 10,5% 5 – 10 tahun 5,4%
10 – 20 tahun
0,2%
> 20 tahun
< 3 tahun
2.615
3 – 5 tahun
449
5 – 10 tahun
385
10 – 20 tahun
198
> 20 tahun
7
Jumlah / Total
3.654
Produktivitas Karyawan 2009
2010
2.355
3.654
55,2%
76
121
59,2%
Network
Karyawan / Jaringan
31,0
30,2
-2,5%
Employee / Network
Nilai Pembiayaan Baru / Rata-rata Karyawan (Rp miliar)
0,9
1,4
58,0%
Value of New Booking / Average Employee (Rp billion)
Kontrak Baru / Ratarata Karyawan
37,5
40,8
8,8%
New Contract / Average Employee
Karyawan Jaringan
54
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
Employee Productivity
Perubahan Change Employee
SUMBER DAYA MANUSIA Human Resources
TINJAUAN SUMBER DAYA MANUSIA Human Capital Overview
Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Sebagai aset utama bagi Perusahaan dalam mencapai sukses berkelanjutan, sumber daya manusia di BFI Finance terus dikembangkan melalui berbagai program pelatihan berkala, baik dari sumber internal maupun eksternal. Untuk mempersiapkan calon-calon pemimpin masa depan, pada tahun 2010 Perusahaan telah menyelenggarakan empat belas kali pelatihan Management Trainee Program (MTP) dan tiga kali pelatihan Leadership Development Program (LDP) dengan total jumlah peserta untuk masingmasing program sebanyak 344 dan 56 orang. Perusahaan juga mengirimkan para karyawan untuk mengikuti berbagai pelatihan, seminar dan/atau workshop yang diadakan 79 kali bekerjasama dengan institusi dalam dan luar negeri. Perusahaan menyadari pentingnya pembekalan pengetahuan teknis yang memadai bagi tiap karyawannya sehingga mereka mampu melakukan pekerjaannya dengan baik dan memberikan hasil yang diharapkan. BFI Finance secara rutin menyelenggarakan program-program pelatihan materi teknis dengan modul basic hingga advanced bagi para karyawan dari berbagai tingkatan secara terpadu, baik yang dilakukan secara terpusat di kantor pusat maupun di kantor-kantor cabang. Untuk memastikan bahwa calon-calon pemimpin potensial dikembangkan dengan tepat, maka dilakukan proses assessment secara berkala kepada para karyawan untuk mengukur kompetensi dan potensi mereka. Selain dalam bentuk pemberian pelatihan, Perusahaan juga memberikan Bantuan Pendidikan Profesional bagi karyawan yang ingin meneruskan pendidikannya ke jenjang S1 dan S2. Optimalisasi fasilitas e-mail dan internet juga dimanfaatkan BFI Finance untuk memberikan konsep e-learning kepada para karyawan, di mana Perusahaan secara berkala memberikan metode pembelajaran dalam bentuk sharing artikel-artikel surat kabar atau majalah, ringkasan buku referensi populer yang menambah wawasan pengetahuan dan materi pelatihan yang bersumber dari situs web eksternal. Dengan semakin bertambahnya jaringan operasional berupa kantor-kantor cabang dan geraigerai di berbagai wilayah Indonesia dalam tahun-tahun mendatang, hal ini akan mengakibatkan bertambahnya kebutuhan sumber daya manusia. Untuk mengantisipasi hal tersebut, BFI Finance secara berkelanjutan melakukan investasi dengan penerapan Human Resource Information System (HRIS). Sistem operasi database karyawan dengan teknologi canggih ini terus mengalami
Training and Developmental Activities in Human Capital As the main asset of BFI Finance in developing its business, human resources at BFI Finance are continuously developed through giving various and periodic training programs coming from internal and external sources. To prepare its future leaders, in 2010 the Company already held fourteen Management Trainee Programs (MTP) and one Leadership Development Program (LDP) with the total number of 344 and 56 participants for each program. The Company also encouraged its employees to participate in 79 trainings, seminars and/or workshops held together with domestic and foreign institutions.
The Company realizes the importance of appropriate technical knowledge for each of its employees so that they could perform their duties in maximum capacity and to reach expected results. BFI Finance routinely held trainings ranging from basic to advanced modules for employees from all level cohesively, organized both at its headquarters or branch offices.
E-mail and internet optimization were also utilized by BFI Finance as means of providing e-learning to the employees, where the Company periodically provides them with the learning methods of sharing newspaper or magazine’s articles, summaries of popular referential books to expand knowledge and training materials gained from external website sources.
To ensure that potential future leaders were developed correctly, assessments were done periodically to evaluate their competency and capability. Other than trainings, the Company also provided Professional Education Accommodation for employees wishing to continue their study to S1 or S2 level.
With the growing operational network that consists of branch offices and kiosks at various regions in Indonesian territory in the coming years, it will undoubtedly cause the rising demand for human resources. To anticipate such matter, BFI Finance continuously invested its resources in the implementation of Human Resource Information System (HRIS). This employment database operating system equipped with advance
55
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
SUMBER DAYA MANUSIA Human Resources
TINJAUAN SUMBER DAYA MANUSIA Human Capital Overview
pengembangan di segala fungsi untuk mengakomodasi dan memberikan kemudahan-kemudahan bagi Perusahaan dalam memproses berbagai urusan administratif personalia secara lebih sistematis dan membantu proses seleksi dalam rangka peningkatan kompetensi karyawan melalui berbagai jalur program pelatihan dan pengembangan. Kesejahteraan Karyawan Loyalitas dan produktivitas karyawan adalah aset utama BFI Finance untuk mencapai target yang lebih baik di masa mendatang. Oleh karena itulah Perusahaan secara berkala mengevaluasi kompensasi dan benefit untuk memastikan kesejahteraan karyawan terjaga dengan baik. Perusahaan menyediakan program kesejahteraan karyawan yang kompetitif, antara lain: 1. Gaji dan Bonus Kinerja Struktur gaji dan bonus kinerja bagi karyawan didasarkan atas tingkat atau pangkat masingmasing karyawan ditambah dengan prestasi yang telah dicapai dan kontribusi yang diberikan kepada Perusahaan. Pencapaian prestasi dilihat dari beberapa faktor yaitu (i) individu; (ii) grup atau tim; (iii) Perusahaan. Perusahaan juga memandang pentingnya penyesuaian gaji terhadap keadaan perekonomian sehingga standar kehidupan yang layak bagi karyawan bisa terpenuhi. Perusahaan juga selalu memperhatikan standar penetapan upah minimum yang telah ditetapkan oleh pemerintah. 2. Fasilitas dan Tunjangan Di samping gaji pokok dan tunjangan transportasi, Perusahaan juga memberikan fasilitas-fasilitas dan tunjangan-tunjangan lainnya, antara lain: • Fasilitas kepemilikan sepeda motor (Motorcycle Ownership Program) atau kepemilikan mobil (Car Ownership Program). • Program kepemilikan fasilitas penunjang kerja berupa kamera digital, komputer laptop, kalkulator finansial dan smart phone. • Fasilitas asuransi Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek), terdiri dari Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Hari Tua (JHT) dan Tunjangan Kematian (TK). • Fasilitas asuransi karyawan yang mencakup Asuransi Kecelakaan Diri dan Asuransi Jiwa. • Tunjangan perumahan, tunjangan pulang ke kota domisili dan tunjangan penempatan bagi karyawan yang ditempatkan di kota lain di luar domisili.
technology has undergone improvements in every function in order to accommodate and provide conveniences for the Company to process various stages of personnel’s administrative affairs in a more systematic manner and to assist the selection process in order to increase employees’ competency through various means of training and development programs. Employees’ Welfare Employee’s loyalty and productivity are the main assets of BFI Finance to achieve its better target in the future. That is why the Company evaluates its compensation and benefit periodically to make sure that the employee’s welfare is well maintained.
56
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
The Company provides competitive welfare program to its employees, such as: 1. Salary and Performance Bonus Salary and performance bonus structure is based on corporate rank, achievement and contribution to the Company. Accomplishment is measured at these levels: (i) individual; (ii) team; (iii) Company. It also takes into account the importance of salary adjustment that is in line with economic condition sufficient to meet an acceptable standard of living. The Company also always complies with the minimum wage requirements set by the government.
2. Facility and Benefit Besides basic salary and transportation allowance, the Company also provides other facilities and benefits, as follows: • Motorcycle Ownership Program (MOP) or Car Ownership Program (COP). • Work-support facilities ownership program consists of digital camera, laptop computer, financial calculator and smart phone. • Insurance coverage from Employee’s Social Security (Jamsostek) consists of Job Safety Security, Pension and Bereavement Allowance. • Employees’ insurance coverage that includes Personal Accident and Life Insurance. • Housing allowance, hometown return trip allowance and assignment allowance for employees assigned in places other than their domicile towns/cities.
SUMBER DAYA MANUSIA Human Resources
TINJAUAN SUMBER DAYA MANUSIA Human Capital Overview
• Tunjangan Hari Raya (THR) yang diberikan setahun sekali. • Penggantian biaya pengobatan rawat jalan dan rawat inap di rumah sakit untuk karyawan dan anggota keluarganya. 3. Dana Pensiun Perusahaan mengikutsertakan seluruh karyawan dalam Program Pensiun Iuran Pasti yang dikelola oleh Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) di Indonesia. 4. Pelatihan dan Pengembangan Pelatihan dan pengembangan internal dilakukan secara reguler kepada para karyawan; baik materi bersifat teknis untuk peningkatan ketrampilan kerja maupun materi non-teknis untuk pengembangan diri karyawan. Pelatihan tingkat dasar maupun lanjutan di bidang marketing, kredit kontrol, operasional, internal audit dan credit analyst diberikan kepada para karyawan tergantung dari kebutuhan karyawan di lingkungan kerjanya. Program-program pengembangan diri yang diberikan kepada karyawan meliputi antara lain: pelatihan teknis, cara menyiapkan dan melakukan presentasi yang baik, cara bernegosiasi yang baik dan benar, kerjasama tim, outbound, kepemimpinan dan supervisi. Perusahaan juga mengadakan pelatihan yang difokuskan untuk mendidik para calon pemimpin baik dari segi kemampuan teknis maupun manajerial. Pelatihan khusus yang diadakan antara lain: • Management Trainee Program (MTP) Program ini wajib diikuti oleh calon-calon kepala bagian (unit head) dan pengawas (supervisor) yang berfokus pada penguasaan di bidang teknis dan supervisi. Program ini dimulai sejak tahun 2000. Durasi program ini berkisar empat bulan dan kurikulumnya terdiri dari pelatihan dalam kelas dan pelatihan spesialisasi dalam praktek kerja. • Leadership Development Program (LDP) Program ini merupakan lanjutan dari Management Trainee Program (MTP) yang berfokus pada pendalaman penguasaan teknis dan non-teknis; terutama yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan kepemimpinan.
• Annual religious holiday benefit (known as THR) • Out-of-patient medical bills and hospitalization reimbursement for employees and their family members.
Basic as well as advanced trainings in marketing, credit control, operational, internal audit and credit analyst were provided based on employees’ needs in relation to their job requirement.
3. Pension Fund The Company subscribes to a Defined Contribution Pension Program managed by Financial Institution’s Pension Fund (DPLK) in Indonesia for all its employees.
Development programs given to the employees include, amongst others: technical development, presentation skills, negotiation skills, team work, outbound, leadership and supervisory development.
4. Training and Development Regular internal training and development are conducted for employees; both technical material to improve the professional and non-technical skills.
The Company also conducted training focusing on training potential leaders in technical and managerial skills. These include:
The training duration is averagely four months and the curriculum consists of in-class and onthe-job training. • Leadership Development Program (LDP) This program is the continuance of the Management Trainee Program (MTP) with focus on improving the technical and nontechnical matters; especially those related to the enhancement of leadership capability.
• Management Trainee Program (MTP) This program is mandatory to future unit heads and supervisors with focus on technical and supervisory skills. This program started in 2000.
57
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
SUMBER DAYA MANUSIA Human Resources
TINJAUAN SUMBER DAYA MANUSIA Human Capital Overview
• Middle Management Development Program (MMDP) Program pelatihan bersertifikasi dan bersifat project-based ini merupakan kerjasama BFI Finance dengan Sekolah Bisnis Prasetiya Mulya di Jakarta yang khusus diselenggarakan untuk membekali calon-calon pemimpin; terutama posisi Manajer Madya; dengan pengetahuan, keterampilan, kemampuan manajerial dan kepemimpinan. Program ini memberikan empat fokus pembelajaran, yaitu bidang operasional, pemasaran, keuangan dan sumber daya manusia. Para peserta juga dibekali dengan segi pengetahuan non-teknis seperti kepemimpinan, berpikir strategis, pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan manajemen proyek. Setelah menjalani kursus dalam kelas selama dua minggu, para peserta melakukan riset di lapangan selama tiga bulan dan kemudian diakhiri dengan memberikan presentasi berdasarkan hasil riset yang dilakukan. Program ini diharapkan mampu menghasilkan pimpinan-pimpinan cabang, manajer, dan kepalakepala bagian yang berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing, sekaligus memiliki pengetahuan cross-function sehingga mereka juga mengetahui dan memahami pekerjaanpekerjaan yang dilakukan bagian-bagian lain dalam organisasi Perusahaan. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Risiko dalam melakukan pekerjaan di perusahaan jasa pembiayaan seperti BFI Finance umumnya terjadi di kalangan karyawan lapangan yang dalam keseharian lebih sering melaksanakan tugastugas mereka di luar kantor. Karyawan lapangan yang dimaksud adalah karyawan bidang marketing, kredit kontrol dan field auditor. Kecelakaan yang umum terjadi adalah kecelakaan lalu lintas dengan mengendarai kendaraan bermotor roda dua. Jumlah kecelakaan lalu lintas yang terjadi saat karyawan menjalankan tugas selama tahun 2010 tercatat ada empat belas kasus. Hal ini merupakan kenaikan dibandingkan tahun 2009 dengan sembilan kasus.
Jumlah Kasus Tahun 2010 Number of Case in 2010
Marketing
Credit Control
Field Auditor
Operasional
5
3
0
6
Dari tabel data di atas, berikut penjabaran mengenai dampak kecelakaan yang terjadi atas kondisi fisik karyawan sebagai berikut: • Luka ringan: 7 karyawan • Luka berat: 7 karyawan • Meninggal: tidak ada
• Middle Management Development Program (MMDP) This certified and project-based training program is the collaboration between BFI Finance and Prasetiya Mulya Business School in Jakarta specially organized to provide the future leaders; especially the Middle Manager position; with the knowledge, skill, managerial and leadership capability. This program presents four focuses of learning; consist of operations, marketing, finance and human resources. The participants are also provided with non-technical knowledge such as leadership, strategic thinking, problem solving, decision making and project management. After undergoing a two-week in-class program, every participant is required to do a field-
58
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
research program for three-month duration and it will be finalized by giving a presentation based on results of the conducted research. This program is expected to produce qualified branch managers, managers and unit heads considered to be experts in their own fields, as well as possessing cross-function knowledge so that they are also able to know and understand the tasks performed by the other sections within the Company’s organization. Job Safety and Health The risks of performing duties in a finance company such as BFI Finance are mostly experienced by field staffs whereas they performed the daily tasks outside the office. These field staffs are those in the marketing, credit control and field auditor
section. Common accidents usually occurred to those involving traffic accidents with two-wheeled vehicle. Throughout 2010, the total of traffic accidents occurred during field duty was fourteen cases. This marks an increase compared to 2009 which there were nine cases. The detailed damage report from the above table is as follows: • Minor injuries: 7 employees • Heavy injuries: 7 employees • Death: nil
SUMBER DAYA MANUSIA Human Resources
TINJAUAN SUMBER DAYA MANUSIA Human Capital Overview
Terhadap seluruh kasus kecelakaan kerja di atas, Perusahaan senantiasa menjalankan kebijakan untuk sesegera mungkin menyalurkan kompensasi kepada pihak keluarga karyawan. Bagi karyawan yang mengalami luka ringan dan berat, Perusahaan segera menyalurkan fasilitas Asuransi Kecelakaan Diri atau Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), fasilitas penggantian biaya rawat inap rumah sakit dan/atau biaya rawat jalan. Penghargaan Khusus Bagi Kinerja Terbaik Selama tahun 2010 Perusahaan telah memberikan penghargaan berupa promosi jabatan kepada 639 karyawan dari berbagai posisi. Promosi jabatan ini diberikan bagi para karyawan berdasarkan pencapaian dan prestasi kerja mereka. Hal ini dilakukan sebagai salah satu tanda penghargaan dari Perusahaan atas pencapaian dan kerja keras para karyawan selama periode kinerja setahun sebelumnya. Menurut Jenjang Manajemen
PROMOSI KARYAWAN EMPLOYEES’ PROMOTION
0,0% MANAGER SENIOR SENIOR MANAGER 1,4%
MANAGER YUNIOR JUNIOR MANAGER
26,5% OFFICER OFFICER 72,1% STAFF STAFF
By Managerial Level 2009
2010
Manager Senior / Senior Manager
0
0
Manager Yunior / Junior Manager
22
9
Officer
133
169
Staff
444
461
Jumlah / Total
599
639
Selain itu juga terdapat beberapa program penghargaan karyawan untuk bidang-bidang tertentu, seperti: 1. Karyawan Operasional, Pemasaran dan Kredit Kontrol Terbaik 2. Karyawan dengan Pelayanan Berkualitas Terbaik 3. Trainer Terbaik Pencapaian kinerja terbaik tidak hanya mampu dilakukan oleh karyawan secara individual. Keberhasilan Perusahaan lebih ditentukan dari adanya persamaan pola pikir dan tujuan dari seluruh personel di semua bidang untuk mencapai hasil yang terbaik.
Regarding the aforementioned occupational accidents, the Company always runs the channel as soon as possible compensation to the employee’s family. For employees who suffered minor and severe injuries, the Company immediately distributes Personal Accident Insurance or Job Security Security (JKK) and provides inpatient and/or outpatient reimbursement. Special Reward for The Best Performance During the year 2010, the Company has granted rewards in the form of promotion for 639 employees from various ranks. Those promotions are given to employees based on their achievements and performances. This was one of the forms of
Company’s appreciation toward its employees’ achievement and hard work during the previous year. There are also several reward programs for certain fields, such as: 1. The Best Employee in Operation, Marketing and Credit Control 2. The Best Employee in Quality Service 3. The Best Trainer The achievement for best performance is not exclusive to employees as individuals. The success of the Company is determined by collective mindset and same purposes from all elements within the Company to reach the best result.
59
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
SUMBER DAYA MANUSIA Human Resources
TINJAUAN SUMBER DAYA MANUSIA Human Capital Overview
Salah satu dari Nilai-nilai Dasar BFI mengungkapkan pentingnya unsur Kerjasama dalam membentuk kekompakan antarpersonel Perusahaan untuk mencapai tujuan serta target keberhasilan yang ditetapkan. Oleh karena itu Perusahaan secara rutin tiap tahun juga memberikan penghargaan bagi Kantor-kantor Cabang yang meraih pencapaian terbaik untuk berbagai kategori evaluasi bisnis, sebagai berikut: 1. Kantor Cabang dengan Performa Terbaik 2. Kantor Cabang yang Paling Menguntungkan 3. Kantor Cabang yang Paling Berkembang Perusahaan secara konsisten berusaha menciptakan iklim kompetisi bisnis yang sehat antara individu dan kelompok, lingkungan kerja yang kondusif bagi pengembangan diri karyawan agar dapat terus melakukan performa kerja terbaik dengan tingkat efektivitas maksimal dan membuka jalur peluang-peluang karir yang cerah bagi peningkatan potensi karyawan.
One of BFI Finance’s Core Values explains the importance of Co-operation in forming intrapersonal harmony to achieve the agreed objectives and targets of success. Therefore, the Company granted annual rewards to the branch offices that achieved best results in various business evaluation categories, as follows: 1. The Best Performing Branch 2. The Most Profitable Branch 3. The Most Improved Branch
60
The Company consistently tries to create a healthy climate of business competition between both individual and group, a conducive working environment for employees’ self-development so that they are able to do the best performance with maximum effectiveness level and to open the bright path of career opportunities for employees’ potency enhancement.
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
SUMBER DAYA MANUSIA Human Resources
TINJAUAN SUMBER DAYA MANUSIA Human Capital Overview
61
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
DEWAN KOMISARIS dan DIREKSI Board of Commissioners and Board of Directors
Sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan, para anggota Direksi dan Komisaris diangkat oleh Pemegang Saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham untuk jangka waktu lima tahun. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan No. 120 tanggal 14 Oktober 2009, yang dibuat di hadapan Aulia Taufani, S.H., pengganti dari Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta, masa jabatan seluruh Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan adalah dari tahun 2006 hingga 2011; kecuali Mr. Richard Andrew Deitz yang baru diangkat sebagai anggota Dewan Komisaris pada tahun 2009 dan berakhir pada tahun 2014; dimana susunannya sebagai berikut:
Pursuant to the Company’s Articles of Association, the Board of Directors and Board of Commissioners are appointed by the Shareholders at Annual General Meeting for a period of five years. According to Annual General Meeting Deed No. 120, dated 14 October 2009, verified by Aulia Taufani, S.H., the replacement of Sutjipto, S.H.,
62
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
a Notary in Jakarta, the Board of Directors and Board of Commissioners are appointed for the period of 2006 to 2011; except for Mr. Richard Andrew Deitz who was appointed as one of the members of the Board of Commissioners in 2009 and will be ended in 2014; which consist of the following:
PROFIL DEWAN KOMISARIS Board of Commissioners Profiles
SUMBER DAYA MANUSIA Human Resources
PROFIL DEWAN KOMISARIS Board of Commissioners Profiles
• Presiden Komisaris, BFI Finance, sejak April 2000 • Direktur Keuangan, PT Carsurin sejak April 2007 • Direktur, BFI Finance, 1991-1999 • Credit Officer, BFI Finance, 1982-1991 • Mutual International Finance Corporation, 1980-1982 • Financial and Accounting Officer, PT Union Carbide Indonesia, 1976-1980 • Auditor, SGV, Utomo, Mulia & Co., 1973-1976 • Drs. (Ekonomi), Universitas Indonesia, Jakarta, 1980 • Master of Business Administration, Universitas Gadjah Mada, Jakarta, 2009 • Warga Negara Indonesia, lahir tahun 1951
Johanes Sutrisno Presiden Komisaris President Commissioner
• President Commissioners, BFI Finance, since April 2000 • Finance Director, PT Carsurin, since April 2007 • Director, BFI Finance, 1991-1999 • Credit Officer, BFI Finance, 1982-1991 • Mutual International Finance Corporation, 1980-1982 • Financial and Accounting Officer, PT Union Carbide Indonesia, 1976-1980
• Auditor, SGV, Utomo, Mulia & Co., 1973-1976 • Drs. (Economics), University of Indonesia, Jakarta, 1980 • Master of Business Administration, University of Gadjah Mada, Jakarta, 2009 • Indonesian citizen, born 1951
• Komisaris, BFI Finance, sejak tahun 2005 • Konsultan Pribadi untuk beberapa perusahaan, 2000-2005 • Direktur Utama, Bank Niaga, 1999-2000 • Direktur Utama, PT Indo Finance Perkasa, 1996-1999 • Komisaris, PT Surya Citra Televisi (SCTV), 1992-1996 • Executive Director, Lippo Group, 1990-1992 • Asisten CEO, Barito Pacific Timber, 1988-1990 • Managing Director, Dwi Satrya Utama Group, 1981-1988 • Finance Director, Kalbe Farma Group, 1980-1981 • General Manager Marketing and Credit, Bank Umum Nasional, 1978-1980 • Assistant Vice President, Corporate Banking, Citibank, 1971-1978 • Master Akuntansi, Universitas Indonesia, Jakarta, 1971 • Warga Negara Indonesia, lahir tahun 1947
Rudy Rene de Ceunink Van Capelle Komisaris Commissioner
• Commissioner, BFI Finance, since 2005 • Private Consultant for several companies, 2000-2005 • Chief Executive Officer, Bank Niaga, 19992000 • Chief Executive Officer, PT Indo Finance Perkasa, 1996-1999 • Commissioner, PT Surya Citra Televisi (SCTV), 1992-1996 • Executive Director, Lippo Group, 1990-1992 • Assistant to the CEO, Barito Pacific Timber, 1988-1990
• Managing Director, Dwi Satrya Utama Group, 1981-1988 • Finance Director, Kalbe Farma Group, 19801981 • General Manager Marketing and Credit, Bank Umum Nasional, 1978-1980 • Assistant Vice President, Corporate Banking, Citibank, 1971-1978 • Master in Accountancy, University of Indonesia, Jakarta, 1971 • Indonesian citizen, born 1947
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
63
SUMBER DAYA MANUSIA Human Resources
PROFIL DEWAN KOMISARIS Board of Commissioners Profiles
• Komisaris, BFI Finance, sejak tahun 2006 • Managing Partner, Kantor Pengacara Alfonso Napitupulu, S.H. & Associates, Jakarta, 1993 hingga sekarang • Kantor Pengacara Alfonso, Giunseng & Kolopaking, Jakarta, 1988-1993 • Praktisi International Lawyer di Law Office of Bronson, Bronson & McKinnon, San Francisco, California, Amerika Serikat, 1984-1985 • Kantor Hukum Gani Djemat & Partners, 1975-1988 • Advokat, Konsultan Hukum untuk Pasar Modal dan Hak Kepemilikan Intelektual, 1976 • Warga Negara Indonesia, lahir tahun 1950
Alfonso Napitupulu Komisaris Commissioner
• Commissioner, BFI Finance, since 2006 • Managing Partner, Law Office of Alfonso Napitupulu, S.H. & Associates, Jakarta, since 1993 until present • Law Office of Alfonso, Giunseng & Kolopaking, Jakarta, 1988-1993 • Practising as an International Lawyer with Law Office of Bronson, Bronson & McKinnon, San Francisco, California, USA, 1984-1985
• Law Office of Gani Djemat & Partners, 19751988 • Advocate, Legal Consultant on Capital Market and Intellectual Property Right, 1976 • Indonesian citizen, born 1950
• Komisaris, BFI Finance, sejak tahun 2009 • Direktur, VR Capital Group Ltd., Moskow, Rusia, November 1998 hingga sekarang • Managing Director and Head of Fixed Income Trading, Renaissance Capital Group, Moskow, Rusia, April 1995-November 1998 • Managing Director, Credit Suisse First Boston, New York, Amerika Serikat dan Moskow, Rusia, 1991-April 1995 • Spesialisasi bidang Fixed Income Derivatives, Credit Suisse First Boston, New York, Amerika Serikat, 1987-1991 • Bachelor of Arts bidang Sejarah dan Ekonomi, Yale University, New Haven, Connecticut, USA, 1987 • Warga Negara Amerika Serikat, lahir tahun 1965
Richard Andrew Deitz Komisaris Commissioner
64
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
• Commissioner, BFI Finance, since 2009 • Director, VR Capital Group Ltd., Moscow, Russia, November 1998 until present • Managing Director and Head of Fixed Income Trading, Renaissance Capital Group, Moscow, Russia, April 1995-November 1998 • Managing Director, Credit Suisse First Boston, New York, USA, and Moscow, Russia, 1991April 1995
• Specialized in Fixed Income Derivatives, Credit Suisse First Boston, New York, USA, 19871991 • Bachelor of Arts in History and Economics, Yale University, New Haven, Connecticut, USA, 1987 • USA citizen, born 1965
PROFIL DIREKSI Board of Directors Profiles
SUMBER DAYA MANUSIA Human Resources
PROFIL DIREKSI Board of Directors Profiles
• Presiden Direktur, BFI Finance, sejak tahun 1986 • Direktur, BFI Finance, 1983-1986 • Direktur Pendiri, BFI Finance, 1983 • Kepala Departemen Kredit, PT Indovest, 1980-1983 • Berbagai posisi di Treasury and Marketing, PT Indovest, 1975-1980 • Executive Officer, Departemen Keuangan Singapura, 1972-1974 • Master Business Management, Asian Institute of Management, Filipina, 1975 • BBA (Bachelor of Business Administration), University of Singapore, 1972 • Warga Negara Indonesia, lahir tahun 1948 • • • •
Francis Lay Sioe Ho Presiden Direktur
President Director, BFI Finance, since 1986 Director, BFI Finance, 1983-1986 Founding Director, BFI Finance, 1983 Head of Credit Department, PT Indovest, 1980-1983 • Various positions in Treasury and Marketing, PT Indovest, 1975-1980
• Executive Officer, Singapore Ministry of Finance, 1972-1974 • Master in Business Management, Asian Institute of Management, Philippines, 1975 • BBA (Bachelor of Business Administration), University of Singapore, 1972 • Indonesian citizen, born 1948
President Director • Direktur, BFI Finance, sejak tahun 1994 • Berbagai posisi di bidang pemasaran, BFI Finance, 1988-1994 • Account Officer, Marketing and Credit Department, Bangkok Bank Ltd., Jakarta, 1988 • Master of Business Administration, University of Missouri , Amerika Serikat, 1987 • BSc. (Computer Science and Economics), Iowa State University, Amerika Serikat, 1985 • Warga Negara Indonesia, lahir tahun 1961 • Director, BFI Finance, since 1994 • Various positions in marketing, BFI Finance, 1988-1994 • Account Officer, Marketing and Credit Department, Bangkok Bank Ltd., Jakarta, 1988
• Master of Business Administration, University of Missouri, USA, 1987 • BSc. (Computer Science and Economics), Iowa State University, USA, 1985 • Indonesian citizen, born 1961
Yan Peter Wangkar Direktur Director • Direktur, BFI Finance, sejak tahun 1997 • Kepala Divisi Pengawas Keuangan dan Treasury, BFI Finance, 1996-1997 • Pengawas Keuangan, BFI Finance, 1992-1996 • Auditor, Prasetio, Utomo and Co., 1989-1992. • Drs. (Ekonomi), Universitas Trisakti, Jakarta, 1990 • Warga Negara Indonesia, lahir tahun 1966 • Director, BFI Finance, since 1997 • Division Head for Financial Control and Treasury, BFI Finance, 1996-1997 • Financial Controller, BFI Finance, 1992-1996
• Auditor, Prasetio, Utomo and Co., 1989-1992 • Drs. (Economics), Trisakti University, Jakarta, 1990 • Indonesian citizen, born 1966
Cornellius Henry Kho Direktur
65
Director
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
MANAJEMEN SENIOR Senior Management
PERSONEL KANTOR PUSAT Head Office Personnel (berdasarkan urutan abjad based on alphabetical order)
66
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
Divisi Bisnis/Business Division
Posisi Jabatan/Job Title
• Angtawan Anggadiwirdja
• Department Head of Recovery
• Budiardjo Rustanto
• Department Head of Direct Marketing
• Donie Prayogo
• Department Head of Branch Development
• Goklas
• Associate Department Head of Branch Development
• Herizal Welli
• Department Head of Quality Assurance
• Jackson Lim
• Department Head of Network Development
• Lusito Krisyati
• Associate Department Head of Legal and Litigation
• Ronny Harijanto
• Associate Department Head of Retail Product (Motorcycle) Management
• Rudy Eddywidjaja
• Department Head of Retail Product (Car) Management
• Silvia Thamrin
• Associate Department Head of Quality Assurance
• Sutadi
• Department Head of Retail Product (Motorcycle) Management & Department Head of Collection Remedial
• Yoga Aryanto
• Department Head of Corporate Product (Leasing) Management
SUMBER DAYA MANUSIA Human Resources
MANAJEMEN SENIOR Senior Management
Divisi Operasional dan Keuangan/ Operation and Finance Division
Posisi Jabatan/Job Title
• Allen Hutama
• Associate Department Head of Information System
• Andrew Adiwijanto
• Department Head of Human Resources, Operation and Quality Service
• Budi Darwan Munthe
• Associate Department Head of General Affairs and Assistant to Corporate Secretary
• Perri Gustovandani
• Associate Department Head of Internal Audit
• Jefry Suryo
• Associate Department Head of Operational Development & Associate Department Head of Financial Control
• Monica Handoyo
• Associate Department Head of Human Resources (HR Training and Development)
• Sudjono
• Department Head of Financial Control and Information System
• Tonny Widjaja
• Department Head of Finance and Treasury
67
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
SUMBER DAYA MANUSIA Human Resources
MANAJEMEN SENIOR Senior Management
PERSONEL KANTOR CABANG Branch Offices’ Personnel (dari kiri ke kanan from left to right)
68
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
Pimpinan Wilayah/Regional Manager
Posisi Jabatan/Job Title
• Filip
• Pimpinan Wilayah I / Region I Manager
• Lukman Nelam
• Pimpinan Wilayah II / Region II Manager
• Iwan
• Pimpinan Wilayah III / Region III Manager
• Djani Setiadi
• Pimpinan Wilayah V / Region V Manager
• Handoko Kuarso
• Pimpinan Wilayah VI / Region VI Manager
• Susinto Tenggono
• Pimpinan Wilayah VII / Region VII Manager
• Petrus Denny
• Pimpinan Wilayah VIII / Region VIII Manager
• Stanly Darisang
• Pimpinan Wilayah IX / Region IX Manager
• Rachmadi
• Pimpinan Wilayah X / Region X Manager
• Hernandi Kusno
• Pimpinan Wilayah XI / Region XI Manager
SUMBER DAYA MANUSIA Human Resources
MANAJEMEN SENIOR Senior Management
Pimpinan Area/Area Manager
Posisi Jabatan/Job Title
• Sudi Hartono
• Area Manager – Region II
• Toni
• Associate Area Manager – Region II
• Tommy Wijaya Tjhang
• Area Manager – Region III
• Augusnen Silalahi
• Area Manager – Region V
• Stefanus Wibowo
• Associate Area Manager – Region V
• Herman Handoko
• Associate Area Manager – Region V
• Tan Eng Han
• Area Manager – Region VI
• Medy Mirdianata
• Associate Area Manager – Region VII
• I Kadek Tirtayasa
• Associate Area Manager – Region VII
• Joniweldi
• Associate Area Manager – Region VIII
• Raymundus Clemens Winokan
• Associate Area Manager – Region VIII
• Khenriek Tjandra
• Associate Area Manager – Region VIII
• Rifky Kurniawan
• Associate Area Manager – Region VIII
• Budi Hariono
• Associate Area Manager – Region X
• Ratna Yunizar
• Associate Area Manager – Region XI
69
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
Perkembangan bidang teknologi informasi yang sangat cepat kini berada dalam era tanpa batas. Kemampuan teknologi informasi dalam menunjang berbagai kegiatan bisnis dan operasional Perusahaan sehari-hari menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam usaha mencapai kemajuan dan kesuksesan. BFI Finance terus mengadopsi berbagai sistem teknologi informasi terbaru yang tidak hanya mampu mengantisipasi perkembangan bisnis di masa mendatang, tetapi juga mendukung peningkatan efisiensi waktu, tenaga, dan efektivitas kegiatan operasional. Diharapkan dengan penerapan sistem teknologi informasi yang berevolusi dengan cepat, BFI Finance mampu memberikan nilai tambah bagi pencapaian produktivitas secara maksimal, meraih lebih banyak keuntungan bagi semua pemangku kepentingan Perusahaan dan memenuhi berbagai tuntutan zaman yang terus berkembang.
TEKNOLOGI INFORMASI Information Technology The rapid development in information technology sector now is in the era where the sky is the limit. The capability of information technology in supporting the Company’s various daily business and operational activities has become an integral part on the Company’s quest to attain progress and success. BFI Finance is continuously adopting all sorts of newest information technology system which is not only capable to anticipate business growth in the future, but also able to support the increase of time and energy efficiency, and effectiveness of operational activities. It is expected that by the application of information technology system which is quickly evolved, BFI Finance is capable to give added value for the achievement of maximum productivity, gains more benefits for all Company’s stakeholders and meet the growing demands of the times.
70
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
71
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
TEKNOLOGI INFORMASI Information Technology
Beberapa peningkatan proses kerja dan sistem saat ini telah dan sedang berjalan terkait dengan sistem baru ini, meliputi antara lain implementasi sistem mobile application untuk keperluan survei aplikasi konsumen secara cepat.
72
Several process improvements and system enhancement have and are being implemented in relation to the new system, such as mobile application for quick assignment. • PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
Pada tahun 2010, BFI Finance berhasil mengimplementasikan sistem aplikasi utama yang terintegrasi dan bersifat real-time online secara nasional sesuai dengan rencana implementasi yang telah ditetapkan. Sistem ini didesain untuk meningkatkan kualitas kontrol, meningkatkan keakuratan informasi yang dihasilkan, meminimumkan risiko kredit dan operasional, dan meningkatkan efisiensi kerja dengan menghilangkan proses-proses kerja yang tidak memiliki nilai tambah. Saat ini seluruh 121 jaringan BFI Finance telah terhubung ke sistem ini. Sistem baru ini telah mengintegrasikan seluruh proses bisnis di BFI Finance melalui modul-modul seperti Marketing, Account Acquisition, Incentives, Account Maintenance, Collection Management, Collateral Custody, Finance and General Ledger Modules, sehingga meningkatkan keandalan informasi yang dihasilkan. Selain itu, dengan adanya sistem baru ini maka integrasi proses bisnis dengan sistem menjadi lebih baik lagi, sebagaimana diperlihatkan melalui berlakunya sistem online
In 2010, BFI Finance successfully implemented the integrated and real-time online core application system nationwide as planned, in line with the implementation program provided the year before. This system is designed to increase quality control, improve accuracy of data produced, minimize credit and operational risk and increase of work efficiency by eliminating non-value added processes. Currently, all 121 BFI Finance’s networks are connected to this system.
This new system has integrated the entire business process in BFI Finance through modules such as Marketing, Account Acquisition, Incentives, Account Maintenance, Collection Management, Collateral Custody, Finance and General Ledger Modules, thus improving the accuracy of information produced. Moreover, the new system also improves the integration of business process and system, as evidenced in the credit and other online approval process in all branch offices and
TEKNOLOGI INFORMASI Information Technology
TEKNOLOGI INFORMASI Information Technology
approval di seluruh kantor cabang dan pusat. Dengan demikian efisiensi kerja dan waktu dapat ditingkatkan, tidak terjadi pengulangan proses kerja yang tidak perlu (misalnya persetujuan manual yang dilanjutkan dengan persetujuan secara sistem), dan meningkatkan kualitas dan kuantitas penerapan paperless approval system. Pelaksanaan kontrol juga meningkat dengan adanya sistem baru ini di mana seluruh underwriting policy dapat disesuaikan dalam performa sistem, sehingga dapat mendukung fleksibilitas struktur pembiayaan yang ditetapkan oleh perseroan yang berbeda untuk masing-masing produk dan kantor cabang berdasarkan tingkat kompetisi yang terjadi di masing-masing daerah tersebut. Beberapa peningkatan proses kerja dan sistem saat ini telah dan sedang berjalan terkait dengan sistem baru ini, meliputi antara lain implementasi sistem mobile application untuk keperluan survei aplikasi konsumen secara cepat, di mana penunjukan tugas dan hasil survei menggunakan media telepon genggam yang mobile dan ekonomis. Hasil survei akan dikirim secara elektronik ke sistem pusat data secara online beserta foto-foto dari hasil survei yang dilakukan, dan proses selanjutnya dari approval hingga funding akan berlangsung di core system. Dengan implementasi sistem ini, staf surveyor tidak perlu kembali ke kantor untuk melaporkan hasil survei secara manual ataupun menginput hasil survei ke dalam sistem, sehingga terjadi peningkatan efisiensi kerja yang cukup signifikan dan meningkatkan produktivitas kerja. Di samping itu, BFI Finance juga telah menerapkan EDC (Electronic Data Capturing) sebagai pengganti dokumen Bukti Setoran Sementara (BSS) yang dibawa oleh karyawan bagian penagihan untuk menangani konsumen-konsumen yang terlambat melakukan pembayaran angsuran. Adanya sistem EDC akan mengintegrasikan jumlah pembayaran yang diterima dengan catatan di sistem sehingga terekonsiliasi dengan baik dan meningkatkan keamanan dari penyalahgunaan dokumen oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Saat ini sistem EDC telah diterapkan di kantor-kantor cabang yang berada di kota-kota besar dan di waktu mendatang akan diimplementasikan secara nasional. Dari implementasi core system, Perusahaan juga telah meningkatkan kerjasama dengan rekanan bisnis Perusahaan, sehingga sistem yang digunakan dapat dihubungkan secara host-to-host dengan perusahaan-perusahaan asuransi yang menjadi rekanan bisnis BFI Finance, serta dengan bank-bank dan kantor-kantor pos dalam penyediaan fasilitas e-Payment kepada konsumen BFI Finance. Saat ini Perusahaan telah bekerjasama dengan Bank Permata, Bank Mandiri, Standard
head office. With these, there would be increased work and time efficiency, no need for repetition of tasks (i.e. manual approval followed by approval by system), and increase in quality and usage of the paperless approval system. There is also enhanced control with the new system, where our underwriting policy is controlled by system and it supports our flexible pricing policy which could differ by product and branch office, subject to complexities of each respective region. Several process improvements and system enhancement have and are being implemented in relation to the new system, such as mobile application for quick assignment and reporting of survey results from prospect applicants to ensure an accurate and a mobile survey process
using mobile phones. These survey reports are sent electronically to the data centre, attached with photos from the surveys, with subsequent processes of approval and funding carried out in the core system. The implementation of this system eliminates the need for survey staff to return to the office to prepare manual report and key-in survey result into the system, thus increasing job efficiency and enhance productivity significantly. In addition to that, BFI Finance also adopted EDC (Electronic Data Capturing) as a substitute for documents such as BSS (Bukti Setoran Sementara or Temporary Receipt) brought by employees in the collection department who make billings to customers who are late in payment. With the EDC in place, we are able to integrate
and reconcile payments more effectively, thus improving security of the process by curbing wrong usage of documents by irrelevant parties. Currently, the EDC is adopted in branch offices in large cities and in the coming year, this will be adopted nationwide. Through the implementation of the core system, the Company also increased co-operation with its business partners via host-to-host communication with BFI Finance partners, such as insurance companies, banks and post offices, in the provision of e-Payment facilities to BFI Finance customers. To date, the Company has worked with Bank Permata, Bank Mandiri, Standard Chartered Bank
73
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
TEKNOLOGI INFORMASI Information Technology
TEKNOLOGI INFORMASI Information Technology
Chartered Bank, dan kantor-kantor pos untuk penyediaan jasa Payment Point atau e-Payment. Sementara itu, untuk host-to-host penutupan asuransi, BFI Finance bekerjasama dengan hampir seluruh perusahaan asuransi yang menjadi rekanan. Di luar aplikasi yang bersifat business support, saat ini telah diimplementasikan pula sistem HRIS (Human Resources Information System) untuk menggantikan sistem lama yang kapasitasnya sudah tidak memadai lagi. Dengan pertumbuhan Perusahaan yang demikian pesat, suatu sistem sumber daya manusia yang terpercaya sudah merupakan suatu keharusan yang tidak dapat diperdebatkan lagi. Saat ini implementasi atas payroll module dan administrasi karyawan sudah berjalan dengan baik, dan ditargetkan keseluruhan Performance Management System dapat diimplementasikan di sistem yang ada, antara lain berupa competency management, performance management, reward management, learning management dan talent management. Diharapkan implementasi tersebut dapat diselesaikan di tahun 2011 sehingga di masa mendatang Performance Management System ini dapat meningkatkan transparansi dalam pengambilan keputusan terkait sumber daya manusia, dan pada akhirnya mampu meluncurkan talenta-talenta dan meningkatkan motivasi serta kinerja para karyawan. Tantangan BFI Finance di bidang teknologi informasi di masa mendatang tidak lagi sekedar mengotomatisasi (to automate) proses bisnis, melainkan juga memberikan informasi (to informate) dan menjadi alat kunci bagi pengambilan keputusan yang lebih baik bagi manajemen Perusahaan.
and post offices with online networks for Payment Point or e-Payment services. As for the host-tohost insurance coverage, BFI Finance cooperates with almost all of its insurance partners. Aside from business support applications, the Company is also implementing the HRIS (Human Resources Information System) to replace the old system that is fast running out of capacity. A trusted human resources system is paramount to the Company’s rapid growth. Currently, we are in the midst of implementing the payroll and employees administrative module, resulting in smoother processing of employee related tasks, and we target to implement the complete Performance Management system with the on-hand system for modules such as, amongst other, competency
74
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
management, performance management, reward management, learning management and talent management. We hope that this implementation will be completed in 2011, so that in the future this Performance Management System will be able to improve transparency in decision-making related to human capital issues, and finally it will be capable to unleash talents and increase the employees’ motivation and performance.
BFI Finance’s challenges in information technology is not limited to automate the business process, but to utilise information technology as a key tool to informate and enable better decision-making by the Company’s management.
TEKNOLOGI INFORMASI Information Technology
TEKNOLOGI INFORMASI Information Technology
75
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
Ekspansi Perusahaan secara intensif untuk meningkatkan pendapatan dan laba secara signifikan serta menambah aset diwujudkan dengan pembukaan kantorkantor cabang baru sebagai perluasan jaringan operasional, menjalin kemitraan baru dengan rekanan-rekanan bisnis yang memiliki reputasi terpercaya dan prospek bisnis yang menjanjikan terciptanya kolaborasi jangka panjang, inovasi paketpaket pemasaran berdasarkan riset selera pasar yang terus bergerak dinamis, implementasi perbaikan dan evaluasi sistem kerja secara konsisten, dan membuka saluran-saluran komunikasi baru yang memudahkan interaksi antara Perusahaan dengan para konsumen dan pihak-pihak berkepentingan lainnya. BFI Finance berpegang teguh pada komitmen untuk memberikan yang terbaik di hari kemarin, hari ini, dan berusaha memberikan lebih lagi di hari-hari mendatang.
PEMBAHASAN dan ANALISA MANAJEMEN Management Discussion & Analysis The Company’s intensive expansion to increase revenues and profits significantly as well as to acquire assets was materialized by opening new branches as part of widening the operational network, establishing new alliances with business partners with reliable reputation and promising business prospect which could create long-term collaboration, innovation of marketing packages based on research of dynamic market trends, implementing consistent improvement and evaluation on work system, and opening new communication channels that facilitate the interaction between the Company and its consumers and other stakeholders. BFI Finance holds fast to its commitment to provide the best in yesterday, today, and strives to present more in the future.
76
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
77
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
TINJAUAN KEUANGAN 2010 2010 Financial Review
BFI Finance menutup tahun dengan membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp463 miliar dan laba bersih sebesar Rp362 miliar.
Ringkasan Kinerja Keuangan Memanfaatkan pertumbuhan yang kuat di industri otomotif sepanjang tahun 2010, BFI Finance menutup tahun dengan membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp463 miliar dan laba bersih sebesar Rp362 miliar, masing-masing meningkat 18,1% dan 20,1% dibandingkan tahun 2009 (lihat Tabel 1). Pengembalian terhadap aset (Return on Asset atau ROA) adalah sebesar 11,6%, menunjukkan peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 10,2%, sementara pengembalian terhadap ekuitas rata-rata (Return on Average Equity atau ROE) adalah konsisten di angka 20,8%.
BFI Finance closed the year with profit before tax of Rp463 billion and net profit of Rp362 billion.
Financial Results Summary Leveraging on the strong growth of the automotive industry in 2010, BFI Finance closed the year with profit before tax of Rp463 billion and net profit of Rp362 billion, up 18.1% and 20.1% respectively compared to 2009 (see Table 1). Return on Asset (ROA) was 11.6%, showing an improvement from the previous year’s 10.2%, whilst Return on Average Equity (ROE) was consistent at 20.8%.
78
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
Total pendapatan sebesar Rp922 miliar merupakan peningkatan dari angka Rp910 miliar di tahun sebelumnya. Pendapatan dari Pembiayaan Konsumen memberikan kontribusi senilai 65,1% dari total pendapatan dibandingkan pada tahun 2009 di mana Pembiayaan Konsumen memberikan kontribusi 68,0% dari total pendapatan. Sewa Pembiayaan memberikan kontribusi sebesar 7,3% dibandingkan 5,4% di tahun 2009. Pendapatan lainnya termasuk fee based income; antara lain berupa biaya administrasi, denda keterlambatan dan biaya penutupan kontrak; meningkat 19,3% dibandingkan 17,9% pada tahun 2009.
Total revenue was Rp922 billion which was an increase from Rp910 billion in the previous year. Consumer Financing income made up 65.1% of total revenue compared to 2009 where Consumer Financing contributed to 68.0% of total revenue. Leasing contribution increased to 7.3% compared to 5.4% in 2009. Other income including fee based income such as administration fee, late charges and termination fee, amongst others, increased to 19.3% compared to 17.9% in 2009.
PEMBAHASAN DAN ANALISA MANAJEMEN Management Discussion and Analysis
TINJAUAN KEUANGAN 2010 Financial Review 2010
Transaksi pembiayaan baru yang dibukukan adalah sebesar Rp4.155 miliar, terjadi peningkatan 110,7% dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan tajam ini berasal dari bisnis pembiayaan mobil (baru dan bekas) yang berasal dari dealer serta pertumbuhan signifikan dari kontrak-kontrak Sewa Pembiayaan. Jumlah kontrak baru yang dibukukan meningkat menjadi 122.587 dari 84.467 di tahun 2009 (lihat Tabel 2). Total piutang yang dikelola meningkat menjadi Rp3.633 miliar dibandingkan dengan angka Rp2.511 miliar di tahun 2009 (meningkat 44,7%). Pembiayaan baru senilai Rp4.155 miliar tersebut berhasil dibukukan sementara pengembalian dari transaksi-transaksi berupa pembayaran kembali atau pelunasan dipercepat sebesar Rp3.712 miliar. Hal ini mengakibatkan terjadinya peningkatan pula pada pinjaman bank sebesar 142,5% menjadi Rp1.593 miliar (lihat Tabel 3 dan 8). Tabel 1 Laporan Laba Rugi (Rp miliar) 2010
REVENUES 619
600
-3,0%
Sewa Pembiayaan
49
67
36,3%
Leasing
Bunga
29
13
-54,2%
Interest Income
697
680
-2,4%
Interest - Related Revenues
50
63
25,8%
Gain from Excess of Insurance Premiums
Lain-lain
163
178
9,7%
Others
Jumlah Pendapatan
910
922
1,4%
Total Revenues
Umum dan Administrasi
250
296
18,8%
General and Administrative
Keuangan
180
145
-19,7%
Financing Cost
Pemasaran
13
18
35,9%
Marketing
Rugi (Laba) Selisih Kurs - Bersih
(0)
0
-116,9%
Loss (Gain) on Foreign Exchange - Net
Pendapatan Selisih Premi Asuransi
BEBAN
Kerugian Penurunan Nilai
The growth of net income
Perubahan Change
PENDAPATAN
Jumlah Pendapatan Bunga yang Berhubungan
Pertumbuhan laba bersih
Table 1 Income Statements (Rp billion) 2009
Pembiayaan Konsumen
20
%
Consumer Financing
EXPENSES
75
-
-99,8%
Impairment Losses
Jumlah Beban
518
459
-11,3%
Total Expenses
Laba Sebelum Pajak Penghasilan
392
463
18,1%
Profit Before Income Tax
Pajak
(91)
(101)
11,2%
Tax
Laba Bersih
301
362
20,1%
Net Profit
New business booked was Rp4,155 billion, an increase of 110.7% compared to the previous year. This large increase was largely due to dealer generated car financing contracts (new and used) as well as significant growth in Leasing contracts. Number of new contracts booked increased to 122,587 from 84,467 in 2009 (see Table 2).
Total receivables managed increased to Rp3,633 billion, compared to Rp2,511 billion in 2009 (44.7% increase). Rp4,155 billion of new business was booked while cash received from repayments or prepayments was Rp3,712 billion. This also resulted in a increase of bank borrowing of 142.5% to Rp1,593 billion (see Table 3 and 8).
79
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
PEMBAHASAN DAN ANALISA MANAJEMEN Management Discussion and Analysis
TINJAUAN KEUANGAN 2010 Financial Review 2010
Tabel 2 Pembiayaan Baru
Table 2 New Booking 2009
%
111
The growth of new booking (Rp)
Perubahan Change
Nilai Pembiayaan Baru (Rp miliar) Mobil Bekas - Non-Dealer
Value of New Booking (Rp billion) 1.178
1.603
36,1%
239
428
78,8%
Used Motorcycle - Non-Dealer
2.031
43,3%
(A) Total Non-Dealer Referred Financing
Mobil Bekas - Dealer
340
1.031
203,6%
Used Car - Dealer
Mobil Baru - Dealer
122
522
329,5%
New Car - Dealer
Jumlah Pembiayaan - Dealer (B)
461
1.553
236,8%
(B) Total Dealer - Referred Financing
1.878
3.584
90,8%
(A+B) Consumer Financing
94
570
507,9%
Leasing
1.972
4.155
110,7%
Total
Mobil Bekas - Non-Dealer
25.033
26.925
7,6%
Used Car - Non-Dealer
Motor Bekas - Non-Dealer
52.983
80.207
51,4%
Used Motorcycle - Non-Dealer
Jumlah Kontrak - Non-dealer (A)
78.016
107.132
37,3%
(A) Total Contract Non-Dealer Referred
5.474
12.138
121,7%
Used Car - Dealer
872
2.916
234,4%
New Car - Dealer
Jumlah Kontrak - Dealer (B)
6.346
15.054
137,2%
(B) Total Contract Dealer Referred
Pembiayaan Konsumen (A+B)
84.362
122.186
44,8%
(A+B) Consumer Financing
105
401
281,9%
Leasing
84.467
122.587
45,1%
Jumlah Pembiayaan - NonDealer (A)
Pembiayaan Konsumen (A+B) Sewa Pembiayaan Jumlah Jumlah Kontrak Baru
45
%
Pertumbuhan pembiayaan baru (jumlah kontrak) The growth of new booking (number of contract)
Mobil Bekas - Dealer Mobil Baru - Dealer
Sewa Pembiayaan Jumlah
Total New Contract
Mobil Bekas - Non-Dealer
47,0
59,5
26,6%
Used Car - Non-Dealer
Motor Bekas - Non-Dealer
4,5
5,3
18,1%
Used Motorcycle - Non-Dealer
18,2
19,0
4,4%
Total Non-Dealer Referred Financing Used Car - Dealer
Jumlah Pembiayaan - NonDealer Mobil Bekas - Dealer Mobil Baru - Dealer Jumlah Pembiayaan - Dealer Pembiayaan Konsumen Sewa Pembiayaan Jumlah
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
Total Average Size of New Booking (including Channeling) (Rp million)
Rata-Rata Besaran Kontrak Baru (termasuk Channeling) (Rp juta)
80
Used Car - Non-Dealer
1.417
Motor Bekas - Non-Dealer
Pertumbuhan pembiayaan baru (Rp)
2010
62,0
84,9
36,9%
139,5
179,1
28,4%
New Car - Dealer
72,7
103,2
42,0%
Total Dealer - Referred Financing
22,3
29,3
31,8%
Consumer Financing
893,6
1422,4
59,2%
Leasing
23,3
33,9
45,2%
Total
PEMBAHASAN DAN ANALISA MANAJEMEN Management Discussion and Analysis
TINJAUAN KEUANGAN 2010 Financial Review 2010
Tabel 3 Piutang yang Dikelola (Termasuk Piutang yang Dikelola di Luar Neraca/Channeling dan Piutang yang Telah Dijual) 2009
Table 3 Receivables Managed (Including Off-BalanceSheets Receivables/Channeling and Outright Sales of Receivables) 2010
Perubahan Change
Jumlah Piutang yang Dikelola (Rp miliar)
Total Receivables Managed (Rp billion)
Mobil Bekas - Non-Dealer
939
1.208
28,7%
Used Car - Non-Dealer
Motor Bekas - Non-Dealer
199
296
48,4%
Used Motorcycle - Non-Dealer
1.138
1.504
32,2%
(A) Total Non-Dealer Referred Financing
Mobil Bekas - Dealer
857
1.081
26,1%
Used Car - Dealer
Mobil Baru - Dealer
308
528
71,5%
New Car - Dealer
Jumlah Pembiayaan - Dealer (B)
1.165
1.609
38,1%
(B) Total Dealer - Referred Financing
Pembiayaan Konsumen (A+B)
2.303
3.113
35,2%
(A+B) Consumer Financing
208
521
150,0%
Leasing
2.511
3.633
44,7%
Jumlah Pembiayaan - NonDealer (A)
Sewa Pembiayaan Jumlah Jumlah Kontrak yang Dikelola
6,6%
54.289
80.010
47,4%
Used Motorcycle - Non-Dealer
82.006
109.560
33,6%
(A) Total Contract Non-Dealer Referred
23.408
20.370
-13,0%
Used Car - Dealer
4.575
4.999
9,3%
New Car - Dealer
Jumlah Kontrak - Dealer (B)
27.983
25.369
-9,3%
(B) Total Contract Dealer Referred
Pembiayaan Konsumen (A+B)
109.989
134.929
22,7%
(A+B) Consumer Financing
570
607
6,5%
Leasing
110.559
135.536
22,6%
Total
Motor Bekas - Non-Dealer Jumlah Kontrak - Non-Dealer (A) Mobil Bekas - Dealer
Jumlah Rata-rata Nilai Kontrak yang Dikelola (Rp juta)
Used Car - Non-Dealer
Average Value of Contracts Managed (Rp million)
Mobil Bekas - Non-Dealer
33,9
40,9
20,8%
Used Car - Non-Dealer
Motor Bekas - Non-Dealer
3,7
3,7
0,7%
Used Motorcycle - Non-Dealer
Jumlah Pembiayaan - NonDealer
13,9
13,7
-1,1%
Total Non-Dealer Referred Financing
Mobil Bekas - Dealer
36,6
53,1
44,9%
Used Car - Dealer
Mobil Baru - Dealer
67,2
105,5
56,9%
New Car - Dealer
Jumlah Pembiayaan - Dealer
41,6
63,4
52,3%
Total Dealer - Referred Financing
Pembiayaan Konsumen
20,9
23,1
10,2%
Consumer Financing
365,3
857,7
134,8%
Leasing
22,7
26,8
18,0%
Total
Sewa Pembiayaan Jumlah
The growth of receivables managed (Rp)
Total
29.550
27.717
Sewa Pembiayaan
Pertumbuhan piutang yang dikelola (Rp)
Number of Contracts Managed
Mobil Bekas - Non-Dealer
Mobil Baru - Dealer
45
%
81
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
PEMBAHASAN DAN ANALISA MANAJEMEN Management Discussion and Analysis
TINJAUAN KEUANGAN 2010 Financial Review 2010
Kontrak Baru Bisnis secara keseluruhan mengalami pemulihan besar-besaran di tahun 2010 setelah sebelumnya di tahun 2009 mengalami penurunan ketika krisis keuangan global yang dimulai sejak tahun 2008 melanda hampir seluruh sektor perekonomian. Pemulihan secara signifikan terjadi pada segmen industri alat-alat berat di mana sebelumnya di tahun 2009 mengalami penurunan permintaan drastis yang merupakan dampak dari penghentian berbagai proyek bisnis konstruksi dan properti, serta melemahnya permintaan terhadap komoditas. Akan tetapi permintaan pasar kembali menguat di tahun 2010 dengan bangkitnya proyek-proyek pembangunan infrastruktur. Hal ini menjadi bukti terjadinya peningkatan pesat dari bisnis Sewa Pembiayaan kami di tahun 2010. Untuk sektor bisnis otomotif, tahun 2010 merupakan kelanjutan dari terjadinya peningkatan yang kuat dalam penjualan kendaraan bermotor roda empat sebesar 58,1% berdasarkan data dari Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) dan kendaraan bermotor roda dua sebesar 26,4% berdasarkan data estimasi dari AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia). Data statistik tersebut di atas memberikan cerminan bagi kinerja bisnis kami di tahun 2010. Produk Pembiayaan Konsumen melanjutkan dominasi pada portofolio Perusahaan sebesar 86,3% dari nilai kontrak-kontrak baru yang dibukukan sepanjang tahun 2010, dibandingkan dengan Sewa Pembiayaan dengan proporsi sebesar 13,7%. Pembiayaan Konsumen secara garis besar dibagi menjadi segmen mobil baru-dealer (14,6%), mobil bekas-dealer dan non-dealer (73,5%) dan motor bekas non-dealer (11,9%). Bisnis yang berasal dari dealer memberikan kontribusi 43,3% dari total nilai produk Pembiayaan Konsumen, sementara 56,7% berasal dari bisnis pembiayaan langsung (non-dealer). Sebagai perbandingan, Pembiayaan Konsumen di tahun 2009 memberikan kontribusi sebesar 95,2%, dibandingkan dengan Sewa Pembiayaan yang hanya berkontribusi 4,8% dari total nilai kontrak-kontrak baru yang dibukukan. Persentase bisnis pembiayaan mobil baru-dealer selama tahun tersebut adalah sebesar 6,5%, mobil bekas-dealer dan non-dealer 80,8% dan motor bekas non-dealer 12,7% dari total nilai bisnis Pembiayaan Konsumen. Bisnis yang berasal dari dealer adalah sebesar 24,5% dari total nilai bisnis baru Pembiayaan Konsumen, sementara itu 75,5% berasal dari bisnis yang bersifat langsung dari Perusahaan (non-dealer).
New Business Booked Overall business recovered substantially in 2010 from the slump that was 2009, when the global financial crisis that started in 2008 hit almost all parts of the economy. One such recovery was in the heavy equipment industry, which experienced a large dip in demand in 2009, impacted by the shelving of many construction and property projects as well as the slowdown in demand for commodities. In 2010, however, demand surged again with the return of demand for commodities and the resurgence of infrastructure projects. This is evident in the vast improvement of our Leasing business in 2010.
82
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
On the automotive sector, 2010 continued to see strong growth in four-wheeled vehicles with the record of 58.1% based on the data from Gaikindo (The Indonesian Federation of Automotive Industry) and motorcycles with the record of 26.4% based on the estimates from AISI (The Indonesian Association of Motorcycle Industry). These statistics are reflected in our business performance for the year. Consumer Financing continues to dominate our portfolio with 86.3% of the value of new business booked during the year, compared to Leasing, which constituted 13.7%. Consumer Financing is broadly divided into new car-dealer (14.6%),
used car dealer and non-dealer (73.5%) and used motorcycle non-dealer (11.9%). Dealer generated business constituted 43.3% of total value of new Consumer Financing business, whilst 56.7% were direct business (non-dealer). As a comparison, in 2009 Consumer Financing constituted 95.2%, compared to Leasing, which was only 4.8% of the value of new business booked during the year. New car-dealer business in that year constituted 6.5%, used car-dealer and non-dealer 80.8% and used motorcycles-non dealer 12.7% of total Consumer Financing business. Dealer generated business constituted 24.5% of total value of new Consumer Financing business, whilst 75.5% were generated directly by the Company (non-dealer).
PEMBAHASAN DAN ANALISA MANAJEMEN Management Discussion and Analysis
TINJAUAN KEUANGAN 2010 Financial Review 2010
Tabel 4 Pembagian Portofolio Berdasarkan Produk
Table 4 Portfolio Breakdown by Product 2010
2009
Perubahan Change
Pembiayaan Konsumen:
Consumer Financing:
Mobil Bekas - Dealer
34,1%
29,8%
-4,4%
Used Car - Dealer
Mobil Bekas - Non-Dealer
37,4%
33,3%
-4,1%
Used Car - Non-Dealer
Mobil Baru - Dealer
12,3%
14,5%
2,3%
New Car - Dealer
Motor Bekas - Non-Dealer
7,9%
8,1%
0,2%
Used Motorcycle - Non-Dealer
Sewa Pembiayaan
8,3%
14,3%
6,0%
Leasing
100,0%
100,0%
0,0%
Total
Jumlah
Pendapatan Pendapatan di tahun 2010 adalah sebesar Rp922 miliar, sedikit lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp910 miliar. Pendapatan aktual adalah Rp950 miliar tetapi mengalami pengurangan karena dampak negatif dari penerapan aturan pembukuan baru (PSAK 55). Peraturan ini mensyaratkan adanya reklasifikasi sekitar Rp28 miliar dari fee based income yang ditangguhkan atau diamortisasi berdasarkan jangka waktu kontrak. Pembiayaan Konsumen memberikan kontribusi 65,1% dari total pendapatan, sementara Sewa Pembiayaan memberikan kontribusi 7,3%. Pendapatan dari Pembiayaan Konsumen secara garis besar dibagi menjadi segmen mobil baru-dealer (8,6%), mobil bekas-dealer dan non-dealer (65,0%) dan motor bekas non-dealer (16,1%). Pembiayaan yang berasal dari referensi rekanan dealer memberikan kontribusi sebesar 31,4% dari total pendapatan produk Pembiayaan Konsumen, sedangkan pembiayaan langsung (non-dealer) sebesar 58,3%. Pendapatan dari Sewa Pembiayaan meningkat menjadi Rp67 miliar yang merupakan komposisi 7,3% dari total pendapatan Perusahaan dibandingkan Rp49 miliar di tahun sebelumnya. Peningkatan sebesar 36,3% ini merupakan dampak dari kondisi perindustrian yang mendukung dan selaras dengan strategi internal kami untuk mendorong dibukukannya kontrak-kontrak yang bernilai lebih tinggi serta diimbangi dengan proporsi yang besar dari produk-produk dengan marjin tinggi untuk mempertahankan pertumbuhan aset yang berkelanjutan.
Revenue 2010 revenue was Rp922 billion, which was marginally higher compared to the previous year of Rp910 billion. Actual revenue was Rp950 billion but was reduced as was negatively impacted by the adoption of new accounting rule (SFAS 55). This standard requiring in the re-classification of approximately Rp28 billion of fee based income which was deferred or amortized in accordance to the tenor of contracts.
Consumer Financing contributed to 65.1% of total revenue, whilst Leasing constituted 7.3%. Revenue from Consumer Financing is broadly divided into new car-dealer (8.6%), used car-dealer and nondealer (65.0%) and used motorcycles non-dealer (16.1%). Dealer generated business constituted 31.4% of total Consumer Financing revenue, and direct business (non-dealer) was 58.3%.
Leasing income increased to Rp67 billion or 7.3% of total revenue from Rp49 billion in the previous year. This 36.3% increase is attributable to favourable industry conditions and is also in line with our internal strategy to push for higher value contracts, balanced with a substantial proportion of high margin products, in order to sustain continuous asset growth.
83
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
PEMBAHASAN DAN ANALISA MANAJEMEN Management Discussion and Analysis
TINJAUAN KEUANGAN 2010 Financial Review 2010
Fee based income yang terus memegang peran sebagai proporsi yang signifikan dari total pendapatan (26,2%) meningkat 13,5% menjadi Rp242 miliar, walaupun terjadi penyesuaian berdasarkan peraturan PSAK 55. Laba Bersih dan Profitabilitas Laba bersih Perusahaan pada tahun 2010 mencapai Rp362 miliar, meningkat Rp61 miliar atau 20,1% dibandingkan dengan tahun 2009 sebesar Rp301 miliar (lihat Tabel 1). Pendapatan bunga bersih adalah sebesar Rp536 miliar dibandingkan dengan Rp517 miliar pada tahun 2009 (lihat Tabel 6). Selisih bunga bersih adalah 10,7%, turun 1,0% dibandingkan tahun 2009. Penurunan ini terjadi karena pengaruh dari pemberlakuan PSAK 55 yang mensyaratkan agar biaya-biaya yang terkait dengan akuisisi bisnis harus diamortisasi sesuai dengan jangka waktu pinjaman (lihat Tabel 7). Biaya Operasi Total biaya operasi sebesar Rp459 miliar, setara dengan 49,8% dari jumlah pendapatan. Angka ini menunjukkan sedikit penurunan dibandingkan Rp518 miliar pada tahun sebelumnya. Komponen utama dari biaya operasi adalah perkiraan gaji dan tunjangan-tunjangan karyawan yang meningkat 5,7% akibat kenaikan per tahun serta peningkatan jumlah karyawan (lihat Tabel 5). Beban pemasaran meningkat menjadi Rp18 miliar dibandingkan Rp13 miliar di tahun 2009. Beban umum dan administrasi sebesar Rp296 miliar atau meningkat 18,8% dibandingkan tahun 2009. Beban keuangan turun menjadi Rp145 miliar dari Rp180 miliar di tahun 2009 yang disebabkan oleh saldo rata-rata pinjaman dan tingkat suku bunga di tahun 2010 yang lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran belanja barang modal (CAPEX) di tahun 2010 adalah Rp105 miliar dibandingkan dengan Rp13 miliar di tahun 2009. Peningkatan yang tajam ini sejalan dengan pembukaan 45 jaringan baru selama tahun 2010, dibandingkan dengan tahun 2009 di mana ekspansi jaringan operasional tidak dilakukan secara signifikan. Cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebesar Rp73 miliar sepanjang tahun 2010. Hal ini sesuai dan sejalan dengan kebijakan konservatif yang dijalankan oleh manajemen Perusahaan.
Fee based income which continues to play a significant proportion of total revenue (26.2%), grew by 13.5% to Rp242 billion, despite an adjustment for the SFAS 55 ruling. Net Income and Profitability Net income of the Company in 2010 was Rp362 billion, an improvement of Rp61 billion or 20.1% compared to 2009, which totalled Rp301 billion (see Table 1). Net interest income was Rp536 billion compared to Rp517 billion in 2009 (see Table 6). The net interest spread was 10.7%, a decrease of 1.0% compared to 2009. This decrease is affected due to the adoption of SFAS 55 which requires fees
84
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
related to the acquisition of business should be amortized over the tenor of the loan (see Table 7).
interest rate charged in 2010 compared to the previous year.
Operating Expense Total operating expense was Rp459 billion, which is 49.8% of revenue. This is a marginal decline compared to Rp518 billion last year. Major component in operating expenses was incurred in salary and benefits which increase by 5.7% due to annual increments as well as increase in headcount (see Table 5). Marketing expenses increased to Rp18 billion compared to Rp13 billion in 2009. General and administration expenses was Rp296 billion or up 18.8% compared to 2009. Financing cost declined to Rp145 billion from Rp180 billion in 2009 due to lower average balance of loan and
The capital expenditure (CAPEX) in the year under review was Rp105 bilion compared to Rp13 billion in 2009. This large increase is in line with the opening of 45 new networks in 2010, compared to 2009, where there was far less network expansion. Allowance for impairment losses was Rp73 billion during the year. This is adequate and in line with the conservative policy adopted by the management.
PEMBAHASAN DAN ANALISA MANAJEMEN Management Discussion and Analysis
TINJAUAN KEUANGAN 2010 Financial Review 2010
Tabel 5 Biaya Operasi
Table 5 Operating Expense 2009
2010
Perubahan Change
Biaya Operasi (Rp miliar) Gaji dan Imbalan Kerja
Operating Expense (Rp billion) 165
175
5,7%
Salaries and Employee Benefits
12
14
18,7%
Depreciation
Honorarium Tenaga Ahli
3
2
-25,8%
Professional Fees
Amortisasi Biaya Emisi Obligasi
1
-
-100,0%
Amortization Bond Issuance Cost
Penyusutan
68
105
55,0%
Others
Umum dan Administrasi
250
296
18,8%
General and Administrative
Beban Keuangan
Lain-lain
180
145
-19,7%
Financing Cost
Pemasaran
13
18
35,9%
Marketing
Rugi (Laba) Selisih Kurs - Bersih
(0)
0
-116,9%
Loss (Gain) on Foreign Exchange - Net
75
0
-99,8%
Impairment Losses
518
459
-11,3%
Kerugian Penurunan Nilai Jumlah Beban Persentase dari Total
Total Expenses Percentage of Total
31,9%
38,1%
Penyusutan
2,3%
3,1%
0,8%
Depreciation
Honorarium Tenaga Ahli
0,6%
0,5%
-0,1%
Professional Fees
Amortisasi Biaya Emisi Obligasi
0,3%
0,0%
-0,3%
Amortization Bond Issuance Cost
Lain-lain
13,1%
22,9%
9,8%
Others
Umum dan Administrasi
48,2%
64,6%
16,3%
General and Administrative
Beban Keuangan
Financing Cost
Gaji dan Kesejahteraan Karyawan
6,1%
Salaries and Employee Benefits
34,8%
31,5%
-3,3%
Pemasaran
2,5%
3,8%
1,3%
Marketing
Rugi (Laba) Selisih Kurs - Bersih
0,0%
0,0%
0,1%
Loss (Gain) on Foreign Exchange - Net
14,5%
0,0%
-14,5%
Impairment Losses
100,0%
100,0%
0,0%
Total Expenses
Kerugian Penurunan Nilai Jumlah Beban
85
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
PEMBAHASAN DAN ANALISA MANAJEMEN Management Discussion and Analysis
TINJAUAN KEUANGAN 2010 Financial Review 2010
Tabel 6 Analisa Profitabilitas
Table 6 Profitability Analysis 2009
2010
Perubahan Change
Pendapatan Bunga Usaha (Rp miliar)*
697
680
-2.4%
Interest Related Revenue (Rp billion)*
Beban Keuangan
180
145
-19,7%
Financing Cost
Pendapatan Bunga Bersih
517
536
3,7%
Net Interest Income
* Pendapatan Sewa Pembiayaan + Pembiayaan Konsumen + Pendapatan Bunga
* Leasing + Consumer Financing Revenues + Interest Income
Tabel 7 Analisa Bunga Bersih
Pendapatan Bunga Bersih (Rp miliar) Rata-rata Piutang - Proforma+ Marjin Bunga Bersih*
Table 7 Net Interest Analysis 2009
2010
Perubahan Change
517
536
3,7%
Net Interest Income (Rp billion) Average Proforma Receivables+
2.808
2.975
6,0%
18,4%
18,0%
-0,4%
Pendapatan Pembiayaan Konsumen dan Sewa Pembiayaan - Proforma
702
691
-1,5%
and Leasing
Pengembalian Terhadap Aset Produktif**
25,0%
23,2%
-1,8%
Productive Asset Return**
214
169
-21,2%
Proforma Financing Cost
1.616
1.351
-16,4%
Average Proforma Fund Borrowings
Beban Pembiayaan^
13,3%
12,5%
-0,8%
Cost of Funds^
Selisih Bunga Bersih^^
11,7%
10,7%
-1,0%
Net Interest Spread^^
Beban Keuangan - Proforma Rata-rata Pinjaman yang Diterima - Proforma
* Marjin Bunga Bersih = Pendapatan Bunga Bersih / Ratarata Piutang Proforma ** Pengembalian Terhadap Aset Produktif = Pendapatan Pembiayaan Konsumen dan Sewa Pembiayaan-Proforma / Rata-rata Piutang-Proforma ^ Beban Pembiayaan = Beban Keuangan-Proforma / Ratarata Pinjaman yang Diterima-Proforma ^^ Selisih Bunga Bersih = Pengembalian Terhadap Aset Produktif - Beban Pembiayaan + Tidak termasuk Agunan Yang Diambil Alih
86
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
Net Interest Margin* Proforma Revenue from Consumer Finance
* Net Interest Margin = Net Interest Income / Average Proforma Receivables ** Productive Asset Return = Proforma Revenue from Consumer Financing and Leasing / Average Proforma Receivables ^ Cost of Funds = Proforma Financing Cost / Average Proforma Fund Borrowings ^^ Net Interest Spread = Productive Asset Return - Cost of Funds + Excluding Repossessed Collaterals
PEMBAHASAN DAN ANALISA MANAJEMEN Management Discussion and Analysis
TINJAUAN KEUANGAN 2010 Financial Review 2010
Tabel 8 Neraca (Rp miliar)
Tabel 8 Balance Sheet (Rp billion) 2009
2010
Perubahan Change
Kas dan Setara Kas
166
334
101,8%
Cash and Cash Equivalent
Piutang Bersih - Sewa Pembiayaan*
208
521
150,0%
Net Receivables - Leasing*
Piutang Bersih - Pembiayaan Konsumen*
2.088
2.871
37,5%
Net Receivables - Consumer Financing*
Jumlah Piutang Bersih
2.296
3,391
47,7%
Total Net Receivables
(213)
(73)
-65,5%
Allowance for Impairment Losses
2.083
3.318
59,3%
Total Net Receivables
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah Neto Piutang - Bersih Aset Pajak Tangguhan
27
6
-76,6%
Deferred Tax Assets
Aset Tetap
55
145
164,2%
Property and Equipment
Piutang Derivatif
12
6
-53,9%
Derivatives Receivable
Aset Lain-lain
50
61
21,8%
Other Assets
Jumlah Aset
2.393
3.870
61,7%
Total Assets
Fund Borrowings
657
1.593
142,5%
Utang Obligasi
-
159
n.a.
Bonds Payable
Utang Lain-lain
202
178
-12,2%
Other Payables
Jumlah Kewajiban
859
1.929
124,6%
Total Liabilities
Ekuitas
1.534
1.941
26,5%
Shareholders’ Equity
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas
2.393
3.870
61,7%
Total Liabilities and Shareholders’ Equity
Pinjaman yang Diterima
* Tidak termasuk Agunan Yang Diambil Alih
* Excluding Repossessed Collaterals
62
%
Pertumbuhan jumlah aset The growth of total assets
27
%
Pertumbuhan ekuitas The growth of equity
87
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
PEMBAHASAN DAN ANALISA MANAJEMEN Management Discussion and Analysis
TINJAUAN KEUANGAN 2010 Financial Review 2010
Kualitas Aset Piutang macet atau NPL (di luar Agunan Yang Diambil Alih) adalah sebesar 0,6% di tahun 2010 yang menunjukkan perbaikan 0,2% dibandingkan tahun 2009. Hal ini adalah cerminan dari berbagai upaya re-organisasi yang dilakukan dalam tim collection dan meningkatkan kredit kontrol Perusahaan menjadi lebih baik. NPL untuk Pembiayaan Konsumen adalah sebesar 0,5% dibandingkan 0,8% di tahun 2009, dan untuk Sewa Pembiayaan berada di angka 1,8% dibandingkan 0,5% di tahun sebelumnya. Secara umum, NPL dari Sewa Pembiayaan lebih tinggi yang disebabkan oleh sifat dari industri yang memiliki siklus tertentu dan ketergantungan yang tinggi pada harga komoditas secara umum (lihat Tabel Statistik dan 11). Tingkat Kolektibilitas Piutang Tingkat kolektibilitas berjalan baik untuk portofolio Sewa Pembiayaan. Komposisi piutang lancar per 31 Desember 2010 adalah 97,0% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 96,0%. Selain itu, kualitas dari portofolio Pembiayaan Konsumen (piutang saat ini) per tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing sebesar 98,9% dan 98,2% (lihat Tabel 9 dan 10). Peningkatan dari segi kualitas aset adalah bukti adanya upaya-upaya Perusahaan yang berkelanjutan untuk meningkatkan dan menyejajarkan fungsi-fungsi dari bagian kredit kontrol dan collection di tahun 2010. Tabel 9 Piutang Sewa Pembiayaan (Rp juta)
Belum jatuh tempo
Table 9 Finance Lease Contract Receivables (Rp million)
2009 (Rp)
2010 (Rp)
2009 (Rp)
2010 (%)
230.535
588.496
96,0
97,0
Lewat jatuh tempo: 1-30 hari
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
4.212
1,8
0,7
1-30 days
31-60 hari
2.622
2.848
1,1
0,5
31-60 days
1.563
1.752
0,7
0,3
61-90 days
91-150 hari
1.084
1.397
0,5
0,2
91-150 days
33
7.854
0,0
1,3
Non-accrual
240.053
606.559
100,0
100,0
Total
Jumlah
88
4.216
61-90 hari
Macet
Asset Quality Non-Performing Loan or NPL (excluding Repossessed Collaterals) in 2010 was 0.6% which shows an improvement of 0.2% compared to 2009. This improvement is a reflection of our efforts in the realignment of our collection team and enhanced credit control. NPL from Consumer Financing was at 0.5% compared to 0.8% in 2009, and Leasing at 1.8% compared to 0.5% the previous year. Generally, Leasing has higher NPL due to the industry’s more cyclical nature and high dependence on universal commodity prices (see Table of Statistics and 11).
Current Past due:
Receivables Collectibility Ratio Collectability ratio remains healthy for Leasing portfolio. Current receivables for 31 December 2010 at 97.0% compared with the previous year at 96.0%. Additionally, quality of Consumer Financing portfolio (current receivables) as at 31 December 2010 and 2009 are 98.9% and 98.2% respectively (see Table 9 and 10). The improvement in quality of assets is evidence of the Company’s continued efforts to improve and align its credit control and collection functions in 2010.
PEMBAHASAN DAN ANALISA MANAJEMEN Management Discussion and Analysis
TINJAUAN KEUANGAN 2010 Financial Review 2010
Tabel 10 Piutang Pembiayaan Konsumen (Rp juta)
Belum jatuh tempo
Table 10 Consumer Financing Receivables (Rp million)
2009 (Rp)
2010 (Rp)
2009 (Rp)
2010 (%)
2.475.570
3.497.204
98,2
98,9
Lewat jatuh tempo:
Current Past due:
1-30 hari
20.094
20.574
0,8
0,6
1-30 days
31-60 hari
4.782
4.414
0,2
0,1
31-60 days
61-90 hari
1.540
1.728
0,1
0,1
61-90 days
824
1.163
0,0
0,0
91-150 days
91-150 hari
18.167
12.958
0,7
0,4
Non- accrual
2.520.977
3.538.041
100,0
100,0
Total
Macet Jumlah
Tabel 11 Piutang Macet
Table 11 Non-Performing Loan (NPL) 2009
2010
Perubahan Change
Piutang Macet Absolut (Rp miliar)
Absolute NPL (Rp billion) 1,1
9,3
728,2%
Leasing
Pembiayaan Konsumen
19,0
14,1
-25,6%
Consumer Financing
Jumlah Piutang Macet
20,1
23,4
16,2%
Sewa Pembiayaan
Proforma Rasio Piutang Macet*
Total NPL Proforma NPL Ratio*
Sewa Pembiayaan
0,5%
1,8%
1,2%
Leasing
Pembiayaan Konsumen
0,8%
0,5%
-0,4%
Consumer Financing
Jumlah Piutang Macet
0,8%
0,6%
-0,2%
Rasio Piutang Macet Normal*
Total NPL Normal NPL Ratio*
Sewa Pembiayaan
0,5%
1,8%
1,2%
Leasing
Pembiayaan Konsumen
0,9%
0,5%
-0,4%
Consumer Financing
Jumlah Piutang Macet
0,9%
0,7%
-0,2%
Total NPL
* Proforma Piutang Macet berdasarkan Piutang Macet / Jumlah Aset yang Dikelola, termasuk Channeling dan Piutang yang Dialihkan ke Bank serta tidak termasuk Agunan Yang Diambil Alih
* Proforma NPL is based on NPL / Total Receivables Managed, including Channeling and Transfer of Receivables to Bank and excluding Repossessed Collaterals
Total penghapusan piutang macet pada tahun 2010 adalah 0,5% dibandingkan 0,2% di tahun 2009. Piutang macet tersebut ditutup dengan cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp73 miliar atau 3,1 kali cakupan piutang macet (lihat Tabel 11, 12 dan 13). Total bad debt written off in 2010 was 0.5%, compared to 0.2% in 2009. NPL was adequately covered by provision of doubtful accounts of Rp73 billion or 3.1 times coverage of existing NPL (see Table 11, 12 and 13).
89
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
PEMBAHASAN DAN ANALISA MANAJEMEN Management Discussion and Analysis
TINJAUAN KEUANGAN 2010 Financial Review 2010
Tabel 12 Penghapusan Piutang
Table 12 Loan Write Off 2009
2010
Perubahan Change
Penghapusan (Rp miliar)
Absolute Write Off (Rp billion)
Sewa Pembiayaan
4,1
2,0
-51,6%
Leasing
Pembiayaan Konsumen
2,0
15,9
706,7%
Consumer Financing
Total
6,1
17,9
195,5%
Penghapusan Proforma (% dari Jumlah Piutang yang Dikelola*) Sewa Pembiayaan
2,0%
0,4%
-1,6%
Leasing
Pembiayaan Konsumen
0,1%
0,5%
0,4%
Consumer Financing
Total
0,2%
0,5%
0,3%
Penghapusan Normal (% dari Piutang Bersih) Sewa Pembiayaan
2,0%
0,4%
-1,58%
Leasing
Pembiayaan Konsumen
0,1%
0,6%
0,46%
Consumer Financing
Total
0,3%
0,5%
0,26%
Total
*Total Risk Assets Managed include On-Balance-Sheet Receivable + Receivable Transferred / Channeled to Banks and excluding Repossessed Collaterals
Tabel 13 Kecukupan Penyisihan
Table 13 Loan Loss Coverage 2009
2010
Perubahan Change
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (Rp miliar)
Allowance for Impairment Losses (Rp billion) 41
9
-77,6%
Leasing
Pembiayaan Konsumen
172
64
-62,6%
Consumer Financing
Jumlah
213
73
-65,5%
Sewa Pembiayaan
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (% dari Piutang Bersih)
Total Allowance for Impairment Losses (% of Net Receivable)
19,7%
1,8%
-17,9%
Leasing
Pembiayaan Konsumen
8,2%
2,2%
-6,0%
Consumer Financing
Jumlah
9,3%
2,2%
-7,1%
Total
Sewa Pembiayaan
Kecukupan Penyisihan (x)* Sewa Pembiayaan Pembiayaan Konsumen Jumlah Kecukupan Penyisihan
Loan Loss (NPL) Coverage (x)* 36,7
1,0
-3567,7%
Leasing
9,1
4,6
-451,0%
Consumer Financing
10,6
3,1
-745,3%
Total NPL Coverage
*Perbandingan antara Penyisihan Piutang Ragu-ragu terhadap Piutang Macet
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
Total “Normal” Write Off (% of OnBalance-Sheet Receivables)
*Total Aset yang Dikelola termasuk adalah Jumlah Piutang pada Neraca + Piutang yang Ditransfer / Diteruskan ke Bankbank dan tidak termasuk Agunan Yang Diambil Alih
90
Total Proforma Write Off (% of Total Risk-Asset Managed*)
*Ratio of Bad Debt Allowance to NPL
PEMBAHASAN DAN ANALISA MANAJEMEN Management Discussion and Analysis
TINJAUAN KEUANGAN 2010 Financial Review 2010
Pinjaman, Pendanaan dan Solvabilitas Total pinjaman Perusahaan per 31 Desember 2010 adalah Rp1.752 miliar, peningkatan sebesar 166,8% dibandingkan akhir tahun 2009. Hal ini termasuk penerbitan Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap dengan jangka waktu 12, 18 dan 24 bulan. Obligasi tersebut tercatat di Bursa Efek Indonesia. Posisi likuiditas dan pendanaan BFI Finance berada pada tahapan yang baik. Cadangan kas yang lebih besar dari biasanya adalah untuk menjamin bahwa seluruh kewajiban yang jatuh tempo mampu dibayarkan kembali secara tepat waktu. Rasio utang bersih terhadap ekuitas meningkat menjadi 0,73 kali dari 0,32 kali di tahun 2009 (lihat Tabel 14 dan 15), sejalan dengan pertumbuhan volume bisnis di tahun 2010. Hubungan dengan sektor perbankan yang terus mengalami perkembangan dengan bertambahnya relasi bank lokal di samping relasi dengan bank-bank internasional membuktikan bahwa BFI Finance memiliki kemampuan untuk mendanai portofolio yang lebih besar. Tren ini akan semakin berkembang sehubungan dengan hasil pemeringkatan yang baik sebagaimana diberikan oleh PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia) terhadap performa Perusahaan selama tahun 2010. Lebih dari separuh pendanaan BFI Finance di tahun 2010 bersumber dari bank-bank lokal dalam bentuk pinjaman-pinjaman berjangka. Di bulan Agustus 2010, Perusahaan menandatangani perjanjian pinjaman sindikasi luar negeri sebesar US$37 juta yang dipimpin oleh Standard Chartered Bank. Sebagian besar pinjaman bank tersebut memiliki suku bunga tetap sepanjang jangka waktu pinjaman. Seluruh pokok pinjaman dalam mata uang asing dilengkapi dengan kontrak lindung nilai untuk melindungi risiko fluktuasi nilai tukar mata uang asing terhadap pokok pinjaman.
Borrowing, Funding and Solvability Total borrowings as of 31 December 2010 was Rp1,752 billion, an increase of 166.8% compared to the end of 2009. This include the issuance of Bonds BFI Finance Indonesia II Year 2009 with Fixed Interest Rate with tenor of 12, 18 and 24 months. The bonds are listed on the Indonesian Stock Exchange. BFI Finance’s liquidity and funding position remained good. A larger than normal cash reserve was maintained to ensure that all maturing obligations were repaid on timely basis. Net debtto-equity ratio increased to 0.73 times, from 0.32 times in 2009 (see Table 14 and 15), in line with the growth in business volume in 2010.
Banking relation continued to expand adding more local as well as international banks improving further BFI Finance’s capabilities to fund a larger portfolio. This trend will further improved as PEFINDO (Indonesia’s Credit Rating Agency) continues to reaffirm its positive rating tone to the Company’s performance during the year.
The majority of the bank facilities carry a fixed rate for the tenor of the loan. All foreign currency loans are covered with a swap contract thus removing any foreign exchange exposure on principal owed.
Over half of BFI Finance’s funding during the year were sourced from local banks in the form of term loans. In August 2010, the Company concluded an offshore syndicated loan agreement for USD37 million led by Standard Chartered Bank.
91
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
PEMBAHASAN DAN ANALISA MANAJEMEN Management Discussion and Analysis
TINJAUAN KEUANGAN 2010 Financial Review 2010
Tabel 14 Sumber Dana - Proforma (Rp miliar)
Table 14 Proforma Source of Funds (Rp billion) 2009
2010
-
159
Obligasi
Perubahan Change n.a.
Bond
Pinjaman Berjangka
202
362
79,2%
Term Loan
Pinjaman yang Diterima Lainnya
454
1.230
170,7%
Other Fund Borrowing
Channeling Loan (off-balancesheet)
213
241
13,0%
Channeling Loan (off-balancesheet)
Jumlah Pinjaman (Proforma)
870
1.993
129,0%
Total Debts (Proforma)
Utang Lain-lain
203
178
-12,5%
Other Liabilities
Ekuitas
1.534
1.941
26,5%
Equity
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas
2.607
4.111
57,7%
Total Liabilities and Equity Funding
Tabel 15 Analisa Rasio Hutang Terhadap Ekuitas
Table 15 Analysis of Debt-to-Equity Ratio
Perubahan Change
2009
2010
Utang Bersih Terhadap Ekuitas - Proforma*
0,46 x
0,85 x
0,39
Proforma Net Debt-to-Equity*
Utang Bersih Terhadap Ekuitas
0,32 x
0,73 x
0,41
Ordinary Net Debt-to-Equity
* Termasuk Utang di Luar Neraca
* Including Off-Balance-Sheet (Channeling) Loans
Ekuitas, Laba yang Telah Ditentukan Penggunaannya dan Dividen Ekuitas per 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp1.941 miliar. Hal ini merupakan peningkatan sebesar 26,5% dibandingkan tahun 2009. Pengembalian terhadap ekuitas rata-rata (ROE) sebesar 20,8%, sama dengan persentase di tahun 2009 (lihat Tabel Ringkasan Laporan Keuangan dan Rasio). Dividen untuk tahun buku 2009 ditentukan sebesar Rp135 per lembar saham. Jumlah absolut adalah sebesar Rp103 miliar yang merupakan 34,2% dari total laba bersih tahun 2010. Sisa dari laba tahunan sebesar Rp198 miliar dianggarkan sebagai laba ditahan (lihat Tabel Sejarah Pembayaran Dividen dalam Lima Tahun Terakhir).
Equity, Appropriated Retained Earnings and Dividend Equity as at 31 December 2010 was Rp1,941 billion. This is an increase of 26.5% compared to 2009. Return on Average Equity (ROE) was 20.8%, consistent with 2009 (see Table of Summary of Financial Statements and Ratio).
92
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
Dividend declared for the year of 2009 was Rp135 per share. Absolute amount declared was Rp103 billion which is 34.2% of total net profit for the year 2010. Remaining balance of the year’s profit of Rp198 billion was transferred to retained earnings (see Table of Dividend Payment History of the Last Five Years).
TINJAUAN OPERASIONAL 2010 2010 Operational Review
Selain kantor milik sendiri, jaringan bisnis BFI Finance juga dibentuk melalui kerjasama dengan para pengusaha kecil dan menengah yang umumnya bergerak di bidang retail atau jasa sehingga menambah sekitar 22.750 titik pemasaran bagi Perusahaan. Besides BFI Finance’s own offices, business network by working together with business owners (BO) who are typically owners of small and medium retail/services businesses was adding up to 22,750 business origination points for BFI Finance.
Network Due to the conduciveness of economic condition in Indonesia during the year 2010 along with the moving out of global financial crisis, the continued development of construction in infrastructure sector, and the rapid increase of market demand in automotive industry gave positive encouragement for BFI Finance to continuously expand its operational network by opening 27 new branches and 18 kiosks during the year. The development of marketing concept through the opening of outlets facility was entirely focused to fully support the selling of financing product for two-wheeled vehicles. Thirteen of these branch offices and seventeen of the newly opened kiosks are located
PEMBAHASAN DAN ANALISA MANAJEMEN Management Discussion and Analysis
TINJAUAN OPERASIONAL 2010 Operational Review 2010
Jaringan Kondisi perekonomian di Indonesia yang kondusif selama tahun 2010 seiring dengan berlalunya krisis keuangan global, terus berkembangnya pembangunan bidang infrastruktur, dan permintaan pasar yang meningkat pesat dalam industri otomotif memberikan dorongan positif bagi BFI Finance untuk terus melakukan ekspansi jaringan operasionalnya dengan membuka 27 kantor cabang baru dan 18 gerai sepanjang tahun. Pengembangan konsep pemasaran melalui pembukaan sarana gerai tersebut difokuskan untuk mendukung sepenuhnya penjualan produk pembiayaan kendaraan bermotor roda dua. Tiga belas kantor cabang dan tujuh belas gerai baru terletak di wilayah-wilayah padat penduduk di Pulau Jawa. Sisanya terletak di luar Pulau Jawa yang memiliki kegiatan perekonomian tertentu yang merupakan potensi pasar tersendiri. Selain kantor milik sendiri, jaringan bisnis BFI Finance juga dibentuk melalui kerjasama dengan para pengusaha kecil dan menengah yang umumnya bergerak di bidang retail atau jasa sehingga menambah sekitar 22.750 titik pemasaran bagi Perusahaan. Dari jumlah tersebut, Perusahaan memiliki hampir 3.500 POS (point of sales) dan lebih dari 19.000 agen; baik dalam bentuk perorangan maupun badan usaha. Jaringan bisnis juga diperkuat melalui fasilitas SMS dan telemarketing yang makin populer dan terbukti efektif dan efisien dalam menjangkau konsumen yang ada dan konsumen baru. Untuk mendukung terbentuknya jaringan telemarketing atau call centre yang kuat dan tersebar luas, Perusahaan merekrut dan menempatkan Telesales Executive (TSE) secara desentralisasi di kantor-kantor cabang seluruh Indonesia. Setelah melakukan serangkaian program re-training, pengelolaan database dengan konsep single platform, sistem monitoring dan penjaminan kualitas, serta peluncuran berbagai program stimulus, BFI Finance mampu mengetahui perkembangan tingkat retensi konsumen (customer retention rate) secara nasional yang merupakan salah satu indikator kinerja TSE.
in densely populated areas in Java and the others were located in outlying towns outside Java where specific economic activities made it attractive to capture the potential market. Besides BFI Finance’s own offices, business network by working together with business owners (BO) who are typically owners of small and medium retail/services businesses was adding up to 22,750 business origination points for BFI Finance. From that figure, the Company owns almost 3,500 POS (point of sales) and more than 19,000 agents; either as individuals or business entities.
Networking is also carried out through other means such as Short Message Service (SMS) facility and telemarketing which is gaining popularity and has proven to be a very effective and cost efficient method of reaching potential and existing customers. To support the formation of strong and widely spread telemarketing or call centre network, the Company has recruited and placed Telesales Executives (TSE) in decentralized manner at branches nationwide. After undergoing series of re-training program, database management based on single-platform concept, monitoring and quality assurance system as well as the launching of various stimulus programs, the Company was able to find out the development of customer retention rate nationally which is one of the few indicators of TSEs performance.
93
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
PEMBAHASAN DAN ANALISA MANAJEMEN Management Discussion and Analysis
TINJAUAN OPERASIONAL 2010 Operational Review 2010
BFI Finance juga terus berkomitmen dalam menciptakan inovasi-inovasi dalam proses operasional sehari-hari dengan mengembangkan sistem Mobile Application untuk mendukung proses aplikasi konsumen yang lebih cepat. Demi memudahkan konsumen dalam melakukan pembayaran angsuran, BFI Finance juga telah bekerjasama dengan bank-bank nasional terkemuka dengan jaringan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang tersebar luas di berbagai wilayah Indonesia dan kantor-kantor pos dengan jaringan online sebagai upaya menambah collecting agent dan pos-pos pembayaran. BFI Finance saat ini aktif mempromosikan metodologi baru dalam rangka memperluas jaringan dan merangkul mitra baru dalam usahanya memasarkan produk Pembiayaan Konsumen khususnya di segmen motor bekas non-dealer.
Binjai Tarakan
Ujung Batu Pekanbaru Jambi Bagan Batu
Tenggarong Mamuju
Pangkalan Balai
Rimbo Bujang
Palangkaraya Cengkareng, Cikupa Cikarang Purwakarta Rembang Tuban
Baturaja
Bekasi
Pasuruan Pekalongan Sragen
BFI Finance is also sustainably committed to create innovations in daily operational process by developing the Mobile Application system to support customers’ application process to be a lot faster. In order to facilitate its customers to pay their installment, BFI Finance has also collaborated with several well-known local banks with Automated Teller Machine (ATM) vast network spread across the country and post offices with online network as part of the efforts to add more collecting agents and payment points.
94
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
Blitar
Poso
Watampone (Bone)
Gianyar
Pandaan
BFI Finance is now actively promoting new methodology in order to increase its network and to embrace new business partners to push its marketing efforts in the retail Consumer Financing for used motorcycle non-dealer.
PANDANGAN TERHADAP TAHUN 2011 Outlook for the Year 2011
Produk Domestik Bruto (PDB) yang tumbuh 6,1% di tahun 2010 menjadikan Indonesia sebagai salah satu dari negara-negara dengan kinerja ekonomi terbaik di kelompok 20 negara kaya dan berkembang (G20), dengan didukung oleh peningkatan pesat di sektor konsumsi, investasi dan ekspor. Pertumbuhan inilah yang memberikan dorongan terhadap tingginya pencapaian bisnis kami di tahun 2010, suatu tren yang diharapkan akan berlanjut di tahun 2011. Hasil-hasil yang menjanjikan ini seharusnya tidak diragukan lagi mampu mengirimkan sinyal positif bahwa perekonomian dunia telah bergerak menjauh dari krisis keuangan global secara sukses. Perbaikan yang ada tampak baru terjadi, berkat usaha-usaha dari berbagai pemerintah dan berlimpahnya stimulus ekonomi yang membantu mempertahankan ekonomi negara-negara tersebut dan menjaga likuiditas di pasaran. Di sisi lain, besarnya likuiditas dari sektor swasta yang berusaha meraih hasil-hasil yang lebih tinggi dan negara-negara Asia menjadi tujuan favorit bagi penyaluran dana para investor semacam ini – hal mana memancing keprihatinan akan beredarnya “uang panas” di bursa saham, sektor properti dan konsumer. Sekarang kita bertanya kepada diri kita sendiri – berapa lama hal ini dapat bertahan dan apa langkah selanjutnya? Tinjauan ke masa depan merupakan hal yang teramat penting dalam menjalankan bisnis apapun. Mengetahui tantangan-tantangan yang akan menghadang membantu kami mempersiapkan amunisi dan memperkuat organisasi kami untuk hari-hari ke depan. Meningkatnya tekanan inflasi yang disebabkan harga-harga bahan pangan dan energi yang naik tajam, dampak dari pencabutan subsidi terhadap biaya-biaya produksi dan distribusi, keberlangsungan dari aliran modal asing ke perekonomian dan tidak diragukan lagi tentang adanya keprihatinan-keprihatinan terhadap korupsi yang terus berlangsung, merupakan beberapa hal dari berbagai tantangan berat yang perlu mendapatkan perhatian serius jika Indonesia ingin terus menjadi bintang perekonomian di kawasan Asia Tenggara.
The Indonesian GDP grew by 6.1% in 2010, making it one of the better performers in the group of 20 rich and developing countries (G20), supported mainly by strong growth in consumption, investment and exports. It is this growth that pushed our business to achieve greater heights in 2010, a trend that we hope will continue in 2011. Such promising results should no doubt send positive signals that the world is moving successfully out of the global financial crisis. The recovery seems nascent, thanks in large to the efforts of
various governments and the generous economic stimulus that helped in sustaining their economies and maintain liquidity in the markets. On the other hand, the huge amount of liquidity from the private sector is seeking higher yields and Asian countries is more becoming a favourite destination of such investors’ funds – fuelling concerns of ‘hot money’ in the stock market, property and consumer sectors. We now ask ourselves – how long will this last and what is next?
Foresight is of paramount importance to the running of any business. Knowing the challenges ahead helps us prepare ammunition and brace our organization for the days ahead. Increasing inflationary pressure due to hiking food and energy prices, the impact subsidy removal will have on production and distribution costs, the sustainability of foreign capital inflows into the economy and with no doubt the ongoing concerns of corruption, are some of the more pressing challenges that need to be addressed if Indonesia wants to power on as South East Asia’s star performing economy.
95
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
PEMBAHASAN DAN ANALISA MANAJEMEN Management Discussion and Analysis
PANDANGAN TERHADAP TAHUN 2011 Outlook for the Year 2011
Seperti halnya India, kesuksesan Indonesia menjadi kisah ternama. Tingkat penetrasi yang masih rendah di salah satu negara dengan penduduk terbanyak di dunia. Tahun 2010 kita mengalami peningkatan pesat di penjualan mobil, motor dan alat-alat berat. Perusahaan-perusahaan pembiayaan adalah penggerak utama untuk penetrasi yang lebih baik dalam penyediaan pembiayaan yang dibutuhkan masyarakat ekonomi bawah. Hal ini menjadi dasar untuk melakukan perbaikan lebih lanjut di mana Indonesia memegang peranan utama dalam penyediaan sumber-sumber daya yang diperlukan untuk memacu pertumbuhan baik domestik maupun internasional. Kepemilikan mobil dan motor di negeri ini masih rendah berdasarkan standar apapun dan moda transportasi barang oleh perusahaan swasta masih memiliki banyak ruang gerak untuk berkembang. Statistik ini merupakan pertanda baik bagi bisnis kami, dan ini terbukti dari meningkatnya jumlah pesaing di pasar. Satu faktor kunci untuk pertumbuhan lebih lanjut adalah Indonesia harus mempercepat momentum dalam pembangunan infrastruktur dan meningkatkan liberalisasi dalam peraturan perundangan di bidang investasi bagi pemodal asing untuk mewujudkan potensi-potensi yang telah ada. Peningkatan urbanisasi dan perbaikan tingkat pendapatan untuk menjadi penyangga pendapatan tingkat bawah-menengah adalah juga kunci terhadap prospek-prospek dalam bisnis kami. Kami di BFI Finance akan terus berfokus pada perluasan kapasitas dan perbaikan produktivitas – bagaimana cara mengelola bisnis dalam skala lebih besar secara efisien. Mengidentifikasi peluang bisnis baru, meningkatkan produktivitas dan efisiensi akan memberikan peranan besar dalam rangka meningkatkan pendapatan usaha. Kami menyadari fakta bahwa persaingan semakin ketat, marjin bunga bersih akan berkurang, tingkat retensi karyawan juga akan berkurang, dan yang terpenting adalah kami memperkirakan adanya tantangan dalam hal pembiayaan di mana likuiditas diperkirakan akan semakin ketat seiring dengan kebijakan moneter yang lebih kaku. Kami menyadari akan tantangan-tantangan ini dan mengambil langkah-langkah aktif untuk mengatasinya dengan tujuan untuk melanjutkan pencapaian pertumbuhan bisnis sebaik-baiknya.
Like India, the Indonesian story is an illustrious one. Low penetration rates in one of the highest populated countries in the world. In 2010, we saw strong growth in cars, motorcycles and heavy equipment. The multifinance companies are the main engine for better penetration to provide the much needed financing to the lower income people. There continues to be scope for further improvement as Indonesia plays a leading role in providing much needed resources to fuel growth domestically as well as internationally. Car and motorcycle ownership in the country is still low by any standard and mode of transportation of goods by private enterprises has still a lot of
96
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
room for growth. These statistics bode well for our business, and is evident from the growing number of competitors in the market. One key factor for further growth is that Indonesia must accelerate momentum in infrastructure development and increase liberalization of foreign investment regulations to realize these potentials. The increase in urbanization and improvement in income levels for the lower-middle income bracket are also key to the prospects of our business. We at BFI Finance will continue to focus on capacity expansion and productivity improvements – how
to manage a larger business more effiiciently. Identifying new pockets of opportunities to originate new business, improving productivity and efficiency will place a major role in order to boost top line. We are conscious of the fact that as competition is tightening, net interest margins will be reduced, more attrition in employee retention is expected and most importantly we expect some challenge in funding with tighter liquidity due to a more rigid monetary policy. We are aware of these challenges and are taking rigorous measures to overcome it in order to continue to achieve a respectable growth in business.
PEMBAHASAN DAN ANALISA MANAJEMEN Management Discussion and Analysis
PANDANGAN TERHADAP TAHUN 2011 Outlook for the Year 2011
97
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
BFI Finance senantiasa menjunjung tinggi praktik-praktik yang bersih dan bertanggung jawab dalam setiap kegiatan usahanya. Oleh karena itulah Tata Kelola Korporasi yang Baik (GCG) menjadi elemen integral dalam kegiatan operasional harian Perusahaan. Semangat ini didukung sepenuhnya oleh berbagai departemen dan unit dalam tubuh Perusahaan serta diterapkannya peraturan-peraturan yang terkait dengan praktikpraktik bisnis yang etis.
TATA KELOLA KORPORASI YANG BAIK Good Corporate Governance BFI Finance upholds prudent and responsible practices in every aspect of its business activity. As such, Good Corporate Governance is an integral part of the Company’s day-to-day operations. This spirit is fully supported by various institutions within the Company and the implementation of regulations related to ethical business practices.
98
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
99
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
PERNYATAAN TATA KELOLA KORPORASI Corporate Governance Statement
BFI Finance berkomitmen atas standar tata kelola korporasi yang optimal dan membangun budaya untuk menghargai suatu keberhasilan, integritas pribadi, kepercayaan dan sikap saling menghormati satu sama lain. Direksi serta Dewan Komisaris mempertanggungjawabkan kepada para pemegang saham atas penyelenggaraan tata kelola korporasi yang baik. Standar etika bisnis dan peraturan dari bursa saham telah diterapkan dan menjadi bagian dalam pernyataan tata kelola korporasi ini. Perusahaan selalu dan secara kosisten dan terus-menerus mematuhi dan menggunakan prinsipprinsip tata kelola korporasi sebagaimana yang dimaksudkan dalam peraturan yang berlaku di Bursa Saham Indonesia, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam–LK) dan ketentuan peraturan lainnya serta melakukan regulasi dan perbaikan struktur tata kelola korporasi yang berkelanjutan. Perusahaan telah melakukan pengaturan yang ketat di bidang manajemen internal dan kegiatan operasional sesuai dengan ketentuan anggaran dasar. Kami berkomitmen untuk selalu melakukan perbaikan sesuai tuntutan praktik-praktik berusaha yang lebih baik. Direksi memberikan arahan terhadap evaluasi risiko perusahaan, pengelolaan sumber daya, perencanaan strategik serta pengelolaan keuangan dan operasional untuk memastikan bahwa kewajiban Perusahaan terhadap pemegang saham serta pemangku kepentingan lainnya telah dimengerti dan dipenuhi. Dewan Komisaris, yang terdiri dari beragam kegiatan bisnis dan latar belakang, melakukan kajian terhadap kinerja manajemen untuk memastikan integritas dan keyakinan atas informasi keuangan, kegiatan monitoring serta manajemen risiko. Beberapa fungsi Dewan Komisaris dapat didelegasikan kepada berbagai komite, yang terdiri dari Komite Manajemen Resiko, Komite Audit dan Komite Nominasi dan Remunerasi, Tujuan Perusahaan adalah menciptakan nilai jangka panjang Perusahaan dan memaksimalkan tingkat pengembalian modal bagi para pemegang saham melalui penyediaan berbagai produk jasa pembiayaan kepada para pelanggan kami
BFI Finance is committed to high standards of corporate governance and strives to foster a culture that values reward, personal integrity, trust and respect for others. The Board of Directors and Commissioners are accountable to the company’s shareholders for good corporate governance. The code of business conduct and rules and regulations of the stock exchange are used as the basis for the Company’s corporate governance philosophy. The Company has consistently complied with and adopted corporate governance principles to accommodate the regulatory requirements of the Indonesia Stock Exchange, the Indonesia Capital
100
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
Market and Financial Institution Supervisory Agency (Bapepam – LK) and other regulatory requirements as well as continued to regulate and improve its corporate governance structure. The Company has been regulating its internal management and operation in a strict manner in accordance to the Articles of Association. We are committed to the continuous improvement of our better practices.
of Commissioners, comprising of professionals from a range of businesses and backgrounds, monitors the performance of management to ensure the integrity and reliability of financial information, controls and risk management. Certain functions of the Board of Commissioners are delegated to committees, such as the Risk Management Committee, Audit Committee and Nomination and Remuneration Committee.
The Board of Directors presides over the Company’s risk assessment, resource management, strategic planning and financial and operational management to ensure that obligations to shareholders and other stakeholders are understood and met. The Board
The Company’s corporate objective is to create long-term value of the Company and maximize the total return to shareholders through providing broad scope of financial services to our customers.
TATA KELOLA KORPORASI YANG BAIK Good Corporate Governance
PERNYATAAN TATA KELOLA KORPORASI Corporate Governance Statement
Dewan Komisaris Board of Commissioners
Johanes Sutrisno Presiden Komisaris President Commissioner
Alfonso Napitupulu Komisaris Commissioner
Rudy Capelle Komisaris Commissioner
Richard Andrew Deitz Komisaris Commissioner
Direksi Board of Directors
Francis Lay Sioe Ho Presiden Direktur President Director
Yan Peter Wangkar Direktur Director
Cornellius Henry Kho Direktur Director
101
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
STRUKTUR TATA KELOLA KORPORASI Corporate Governance Structure
Implementasi GCG (Good Corporate Governance / Tata Kelola Korporasi yang Baik) di BFI Finance dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal. Keduanya merupakan pertimbangan penting bagi Perusahaan dalam penerapan GCG. Dari dalam, implementasi dipicu tekad untuk menjadi yang terbaik melalui praktik-praktik bisnis yang profesional dan etis demi mempertahankan keberlanjutan pertumbuhan sekaligus memaksimalkan nilai Perusahaan dan pemegang saham. Kondisi di luar Perusahaan pun mengharuskan penerapan tata kelola yang baik mengingat konsumen menginginkan produk, layanan dan perlindungan terbaik, sementara persaingan dengan para kompetitor hanya dapat dimenangkan dengan inovasi produk dan pengelolaan yang taktis. Rapat Umum Pemegang Saham Pemegang saham melakukan investasi keuangan di Perusahaan, sehingga berhak untuk melakukan pengambilan keputusan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) atas permasalahan penting, termasuk penunjukan anggota Direksi dan Dewan Komisaris, persetujuan atas laporan tahunan, keputusan untuk pembagian dividen serta remunerasi bagi para anggota Direksi dan Dewan Komisaris. Direksi dan Dewan Komisaris menyadari bahwa untuk melakukan pengambilan keputusan dalam RUPS dengan baik, maka pemegang saham wajib diberikan informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan. Merupakan komitmen dari Direksi dan Dewan Komisaris untuk menetapkan dan membagi informasi tersebut secara tepat waktu kepada semua pemegang saham dan para pihak berkepentingan lainnya, serta memastikan adanya kepatuhan dalam keterbukaan informasi sesuai ketentuan undang-undang yang berlaku. Untuk komunikasi yang lebih baik dengan pemegang saham Perusahaan serta pihak yang berkepentingan lainnya di seluruh dunia, dan untuk dapat memberikan informasi yang terkini tentang perkembangan Perusahaan, BFI Finance menerbitkan laporan bulanan dan laporan kuartalan yang diberi nama BFI Finance Post dan Management Discussion and Analysis (MD&A). MD&A, laporan tahunan dan informasi terkait lainnya diterbitkan dalam situs web Perusahaan http://www.bfi. co.id yang dapat diakses oleh pemegang saham dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan Perusahaan yang terdaftar. Selain itu, BFI Finance juga menerbitkan buletin kuartalan, khususnya memuat informasi aktivitas internal dan didistribusikan ke seluruh kantor cabang.
GCG implementation in BFI Finance is influenced by internal and external factors. Both are the main concern of the Company in applying GCG. Internally, GCG implementation is fueled by the determination to become the very best by employing professional and ethical business conducts to maintain sustainable growth and maximize Corporate and shareholders’ value. Externally, GCG is also important as customers demand the best products, services and protection while the stiff competition from rival companies can only be quelled by product innovation and sound management.
102
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
General Meeting of Shareholders The financial investment made by shareholders in the Company entitles those with voting shares during the General Meeting of Shareholders (GMOS) a voice on important matters including the appointment of the Board of Directors and Board of Commissioners, the approval of the annual reports, determine dividends declared and remuneration for the members of the boards. The boards recognize that to vote during GMOS in an informed manner shareholders must receive relevant information. It is the commitment of the boards to identify and distribute the information in a timely way to all shareholders and the other stakeholders, as well as to ensure compliance for delivering disclosure obligations imposed by law.
For better communication with its shareholders and stakeholders around the world and to update the information on the Company’s developments, BFI Finance publishes the monthly and quarterly reports titled BFI Finance Post and Management Discussion and Analysis (MD&A) reports. The MD&A, the annual report and other relevant information are posted on the Company’s website at http://www.bfi.co.id that can be accessed by the shareholders and registered parties who have interest in the Company. In addition, BFI Finance also produces quarterly bulletins, mostly for internal purposes, distributed to all the branch offices.
TATA KELOLA KORPORASI YANG BAIK Good Corporate Governance
STRUKTUR TATA KELOLA KORPORASI Corporate Governance Structure
Pemegang saham diharapkan untuk dapat menghadiri rapat-rapat umum tahunan. Setelah selesai penyelenggaraan rapat, hasil keputusan yang diambil dalam rapat akan diumumkan di dalam surat kabar dan situs web Perusahaan. Uraian Dewan Komisaris Sesuai dengan Undang-Undang Perseroan Terbatas dan Anggaran Dasar Perusahaan, Dewan Komisaris (BOC) dan Direksi (BOD) secara bersama-sama bertanggung jawab atas keberhasilan Perusahaan serta mempertanggungjawabkan kinerja usahanya kepada para pemegang saham. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, Dewan Komisaris terdiri dari minimal tiga orang anggota dan maksimal lima orang anggota. Salah satu anggota diangkat sebagai Presiden Komisaris. Anggota Dewan Komisaris baru telah diangkat dalam Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 22 April 2010. Dari empat anggota Komisaris yang ada, tiga di antaranya merupakan Komisaris Independen. Seluruh anggota Dewan Komisaris diangkat oleh para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham untuk jangka waktu lima tahun terhitung sejak tanggal pengangkatan. Untuk dapat diangkat menjadi anggota Dewan Komisaris, maka calon anggota Dewan Komisaris wajib memenuhi persyaratan kemampuan dan kepatutan sesuai peraturan yang ditetapkan oleh Bapepam-LK tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan bagi anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan Pembiayaan. Calon anggota Dewan Komisaris harus lulus pada penilaian kemampuan dan kepatutan oleh Tim Penguji dan Penilai yang ditunjuk oleh Ketua Bapepam-LK, namun apabila calon anggota Dewan Komisaris sudah pernah lulus penilaian kemampuan dan kepatutan pada jasa keuangan lain tidak perlu dilakukan penilaian kemampuan dan kepatutan, kecuali yang bersangkutan menurut Bapepam-LK tidak memenuhi atau diduga tidak memenuhi persyaratan kemampuan dan/atau kepatutan. Apabila masa jabatan anggota Dewan Komisaris berakhir, dapat dilakukan penunjukan kembali anggota Dewan Komisaris didasarkan pada hasil penilaian dan rekomendasi dari Komite Nominasi. Sebagai kelanjutan atas hasil penilaian yang dilakukannya, Komite Nominasi membuat rekomendasi untuk memastikan apakah anggota Komisaris yang sudah selesai masa tugasnya akan diusulkan untuk diangkat kembali. Berdasarkan rekomendasi dari Komite Nominasi, Dewan Komisaris akan mengusulkan kepada Pemegang Saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham apakah penunjukan kembali tersebut dapat disetujui atau tidak oleh rapat.
Shareholders are encouraged to attend the annual general meetings. The outcome of the decisions made during the meeting are announced in the newspapers and posted on the Company’s website following the meeting. Board of Commissioners’ Description In accordance with the Corporate Law and the Company’s Articles of Association, the Board of Commissioners (BOC) and the Board of Directors (BOD) are collectively responsible for the success of the Company and accountable to the shareholders for delivering business performance. Pursuant to the Company’s Articles of Association, the Board of Commissioners consists of a minimum of three and maximum of five members. One of them is appointed as President Commissioner. A new member of the Board of Commissioners was elected by the General Meeting of Shareholders on 22 April 2010. Of the existing four members, three are Independent Commissioners.
All the members of the Board of Commissioners are appointed by the shareholders at General Meeting of Shareholders for a five-year term commencing from the date of appointment. To be appointed as a member of the Board of Commissioners, candidates must meet the requirements set by the Bapepam-LK about ability and proper assessment for the members of the Board of Directors and Board of Commissioners of Finance Companies. Candidates must pass the fit and proper assessment by the Examiners and Assessment Team appointed by the Chairman of BapepamLK, but if the prospective member of the Board of Commissioners had passed the fit and proper assessment of other financial institution, then such assesment is not necessary, unless Bapepam-LK deemed the candidates fail to meet or allegedly fail to meet the fit and/or proper requirements.
When the tenure of the member of the Board of Commissioners is over, the re-election of Commissioners is subject to performance appraisals overseen by the Nomination and Remuneration Committee. Following the appraisal, the Nomination and Remuneration Committee will recommend if it will endorse a retiring commissioner for re-election. Based on the recommendation from the Nomination and Remuneration Committee, the Board of Commissioners will advise shareholders in the notice of General Meeting of Shareholders whether or not re-election is to be approved by the meeting.
103
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
TATA KELOLA KORPORASI YANG BAIK Good Corporate Governance
STRUKTUR TATA KELOLA KORPORASI Corporate Governance Structure
Tugas-tugas Dewan Komisaris sesuai dengan Anggaran Dasar serta Pedoman Tata Kelola Korporasi meliputi supervisi terhadap tindakan Direksi dalam menjalankan usahanya serta memberikan petunjuk kepada Direksi bilamana diperlukan. Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris dibantu oleh beberapa komite, yaitu Komite Audit, Komite Manajemen Risiko, dan Komite Nominasi dan Remunerasi. Dewan Komisaris, jika diperlukan, atas beban Perusahaan dapat menggunakan jasa konsultan independen untuk memberikan petunjuk atas berbagai permasalahan yang berkaitan dengan pelaksanaan tanggung jawab Dewan Komisaris. Secara umum, tanggung jawab dari Dewan Komisaris termasuk hal-hal berikut ini: • Melakukan evaluasi dan memberikan persetujuan atas strategi bisnis Perusahaan, anggaran tahunan, kebijakan manajemen risiko, dan mekanisme pengawasan internal sebagaimana disusun dan direkomendasikan oleh manajemen. • Memastikan bahwa keputusan atas hal-hal yang di luar kebiasaan serta pengeluaran belanja barang modal telah konsisten dan sesuai dengan tujuan strategis jangka panjang Perusahaan. • Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris dilarang terlibat dalam pengambilan keputusan di bidang operasional, kecuali untuk pemberian persetujuan kredit atas proposal yang nilainya telah melewati otoritas Direksi. • Memastikan bahwa Perusahaan dikelola untuk menjaga integritas keuangan dan sesuai dengan perencanaan bisnis yang telah disetujui oleh Dewan Komisaris dan keputusan yang telah diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham. • Memastikan terselenggaranya tata kelola korporasi yang baik sesuai dengan pedoman dan standar etika dalam setiap kegiatan Perusahaan, hubungan bisnis dan berlaku pada seluruh tingkat dalam jenjang organisasi Perusahaan.
The duties of the Board of Commissioners in accordance with the Articles of Association and the Corporate Governance Manual consist of the supervision of the Company’s operation conducted by the Board of Directors and provide advice to the Board of Directors when required. In performing these duties, the Board of Commissioners is supported by committees; such as the Audit Committee, Risk Management Committee, and the Committee of Nomination and Remuneration. The Board of Commissioners, as required, at the Company’s expense may seek advice from independent experts on any matter connected with the discharge of their responsibilities. Broadly, the responsibility of the Board of Commissioners include of the followings:
104
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
• E valuating and giving approval on overall business strategy, annual budget, risk management policy, and internal control mechanism as developed and recommended by management.
• E nsuring that the Company preserves in financial integrity and in accordance with business plan approved by the Board of Commissioners and the decision made in the General Meeting of Shareholders.
• E nsuring that decision on irregularities and capital expenditures take into consideration the long-term strategic goal of the Company.
• E nsuring the implementation of Good Corporate Governance in accordance with the manual and code of ethic in all aspects of Company’s activities, business engagement and across all levels of the Company’s hierarchy.
• In performing their duties, the Board of Commissoners is prohibited from getting involved in the process of making operational decisions, with the exception of approving credit proposals where the exposure exceeds the credit approval authority of the Board of Directors.
TATA KELOLA KORPORASI YANG BAIK Good Corporate Governance
STRUKTUR TATA KELOLA KORPORASI Corporate Governance Structure
Prosedur Penetapan Besarnya Remunerasi untuk Dewan Komisaris Mengacu pada ketentuan dalam Anggaran Dasar Perusahaan, remunerasi untuk anggota Komisaris dan Direksi ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Namun demikian, RUPS dapat memberikan kuasanya kepada Rapat Dewan Komisaris untuk menentukan dan menyetujui usulan besarnya remunerasi. Oleh karena itu sesuai keputusan RUPS tanggal 22 April 2010 dan berdasarkan Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 96 ayat (1, 2 dan 3), mengenai besar dan jenis penghasilan setiap anggota Direksi Perusahaan ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan wewenang tersebut dapat dilimpahkan kepada Dewan Komisaris. Berdasarkan Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 113 dan pasal 17 ayat 10 Anggaran Dasar Perusahaan, ketentuan tentang besarnya gaji atau honorarium dan tunjangan bagi anggota Dewan Komisaris ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham. Mekanisme penentuan besarnya gaji dan tunjangan tersebut dilakukan sebagai berikut: • Direksi melakukan pembahasan mengenai besarnya gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi dan Dewan Komisaris, antara lain dengan mempertimbangkan kemampuan finansial Perusahaan serta kewajaran rasio gaji dan tunjangan berdasarkan kinerja keuangan Perusahaan secara menyeluruh. • Komite Nominasi dan Remunerasi melakukan evaluasi atas usulan mengenai besarnya gaji dan tunjangan yang diajukan oleh Direksi dengan membandingkan kinerja keuangan Perusahaan serta mempertimbangkan sumber-sumber referensi lainnya. • Komite Nominasi dan Remunerasi memberikan usulan kepada Rapat Dewan Komisaris untuk memberikan persetujuan atas usulan besarnya gaji dan tunjangan lainnya yang diberikan kepada Rapat Dewan Komisaris, yang selanjutnya memutuskan besarnya gaji dan tunjangan lainnya sesuai kewenangan yang diberikan oleh RUPS. Rapat Dewan Komisaris Mematuhi ketentuan peraturan bursa efek, pedoman tata kelola korporasi dan praktik-praktik terbaik yang dilakukan BFI Finance, selama tahun 2009 BFI Finance telah menyelenggarakan rapat-rapat sebagai berikut:
Procedure for Determining the Remuneration for the Board of Commissioners Pursuant to the Company’s Articles of Association, the remuneration for the members of the Board of Commissioners and the Board of Directors is determined by the General Meeting of Shareholders (GMOS). However, the GMOS may authorize the Meeting of the Board of Commissioners to determine and approve the proposed amount of remuneration. Therefore, based on the decision made during the GMOS dated 22 April 2010, and in accordance to the Law No. 40 of 2007 regarding Limited Company Article 96 subsection (1, 2 and 3), the amount and types of income of each member of the Company’s Board of Directors are determined by the General Meeting of Shareholders and such authority may be delegated to the Board of Commissioners. Based on the Law No. 40 of 2007 regarding Limited Company article 113 and article
17, sub-section 10 of the Company’s Articles of Association, the provisions of the amount of salary or honorarium and allowances for members of the Board of Commissioners established by the General Meeting of Shareholders.
financial performance and other references for the committee to consider.
The mechanism for determining the amount of salary and benefits is as follows:
• T he Nomination and Remuneration Committee submits the proposal for salary and benefits at the Meeting of the Board of Commissioners and the later finalizes the salary and benefits in line with the authorization given by the GMOS.
• T he Board of Directors conducts review of salary and benefits for the members of the Board of Directors and Commissioners through, amongst others using comparative analysis of ratios of salary and benefits based on the overall financial performance of the Company.
Meeting of the Board of Commissioners In compliance with the rules set of by the stock exchange, corporate governance manual and best practices adopted by BFI Finance, during the year 2010 BFI Finance has conducted the following meetings:
• T he Nomination and Remuneration Committee evaluates the recommendation from the Board of Directors on the appropriateness of salary and benefits taking into account of the Company’s
105
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
TATA KELOLA KORPORASI YANG BAIK Good Corporate Governance
STRUKTUR TATA KELOLA KORPORASI Corporate Governance Structure
1. Satu Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan diselenggarakan pada tanggal 22 April 2010, di antaranya pemberian persetujuan atas laporan tahunan Perusahaan, penetapan pembagian dividen, dan pendelegasian kekuasaan kepada Rapat Dewan Komisaris untuk menentukan besarnya remunerasi bagi anggota Direksi dan Dewan Komisaris. 2. Sembilan Rapat Resmi Dewan Komisaris dengan Direksi Dalam rapat-rapat Dewan Komisaris dengan Direksi yang diadakan secara berkala ini dibicarakan berbagai aspek operasional, kinerja keuangan, strategi bisnis dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan kebijakan-kebijakan, tujuan-tujuan dan target-target usaha dari Perusahaan. Selain rapat-rapat resmi tersebut, baik Direksi maupun Dewan Komisaris juga mengadakan rapat tidak resmi guna membahas antara lain implementasi atas keputusan yang telah diambil dalam rapat-rapat resmi. Uraian Direksi Direksi terdiri dari para profesional yang bekerja penuh untuk Perusahaan, dan bertindak untuk dan atas nama Perusahaan dalam hal berhubungan dengan pihak luar, sesuai dengan Anggaran Dasar dan ketentuan dan peraturan-peraturan yang berlaku. Direksi bertanggung jawab atas pencapaian visi dan misi Perusahaan melalui penetapan tujuan strategik dan kebijakan. Direksi melakukan pengawasan atas implementasi strategi dan kebijakan tersebut melalui pendekatan yang terstruktur atas pelaporan kinerja yang diuraikan dalam key performance indicator (KPI) yang telah ditetapkan. Para anggota Direksi membawa keahlian masing-masing dan secara kolegial, memiliki kemampuan dan kompetensi untuk memastikan efektivitas dari Direksi. Hal ini termasuk pengetahuan dan pengalaman manajemen yang mendalam, pengetahuan mengenai industri dan profil pelanggan, peraturan yang berlaku serta pengetahuan manajemen risiko. Sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan, Direksi terdiri dari minimal tiga orang anggota dan maksimal lima orang anggota, salah satunya diangkat sebagai Presiden Direktur. Semua anggota Direksi diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham untuk jangka waktu lima tahun terhitung sejak tanggal pengangkatan. Untuk dapat diangkat menjadi anggota Direksi, maka calon anggota Direksi wajib memenuhi persyaratan kemampuan dan kepatutan sesuai peraturan yang ditetapkan
1. One Annual General Meeting of Shareholders The Annual General Meeting of Shareholders was conducted on 22 April 2010 to, amongst others, approve the annual report, declare dividend, and delegate authority to the Meeting of the Board of Commissioners to determine the remuneration for the Directors and the Board of Commissioners. 2. Nine Formal Meetings of the Board of Commissioners with the Board of Directors The formal meetings of the Boards had regular discussions on various aspects of the company’s operations, financial performance, business strategy and other matters related to the Company’s policies, goals and objectives. In addition to these formal meetings, the boards also conducted informal meetings for
106
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
implementation of decisions made during the formal meetings. Board of Directors’ Description The Board of Directors consists of full time professionals, who act on behalf of the Company in all external affairs, in accordance with the Articles of Association and the prevailing rules and regulations. The Board of Directors is responsible for realizing the vision and mission of the Company through the establishment of strategic objectives and policies. It monitors the implementation of strategies and policies through a structured approach to reporting of defined key performance indicators (KPI). All the directors bring their respectiive expertise and in collegial, have the ability and competence to
ensure the effectiveness of the Board of Directors. This includes in-depth management knowledge and experience, understanding of the industries and customers profile, familiar with the regulation and knowledge in risk management. Pursuant to the Company’s Articles of Association, the Board of Directors consists of a minimum of three and a maximum of five members, one of them is appointed as President Director. All the members of the Board of Directors are appointed by the shareholders at the General Meeting of Shareholders for five year terms of service commencing from the date of appointment. To qualify as a member of the Board of Directors, candidates must meet the requirements according to ability and decency regulations set by the
TATA KELOLA KORPORASI YANG BAIK Good Corporate Governance
STRUKTUR TATA KELOLA KORPORASI Corporate Governance Structure
oleh Bapepam-LK tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan bagi anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan Pembiayaan. Calon anggota Direksi harus lulus pada penilaian kemampuan dan kepatutan oleh Tim Penguji dan Penilai yang ditunjuk oleh Ketua Bapepam-LK, namun apabila calon anggota Direksi sudah pernah lulus penilaian kemampuan dan kepatutan pada jasa keuangan lain tidak perlu dilakukan penilaian kemampuan dan kepatutan, kecuali yang bersangkutan menurut Bapepam-LK tidak memenuhi atau diduga tidak memenuhi persyaratan kemampuan dan/atau kepatutan. Apabila masa jabatan anggota Direksi berakhir, pengangkatan kembali anggota Direksi didasarkan pada hasil penilaian dan rekomendasi dari Komite Nominasi dan Remunerasi. Sebagai kelanjutan atas hasil penilaian yang dilakukannya, Komite Nominasi dan Remunerasi membuat rekomendasi untuk memastikan apakah anggota Direksi yang sudah selesai masa tugasnya akan diusulkan untuk diangkat kembali. Berdasarkan rekomendasi dari Komite Nominasi dan Remunerasi, Dewan Komisaris akan mengusulkan kepada Pemegang Saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham apakah penunjukan kembali tersebut dapat diterima oleh rapat. Tanggung jawab utama dari Direksi adalah menjaga aset-aset Perusahaan serta memastikan adanya pengembalian investasi yang memadai kepada Pemegang Saham di samping memperhatikan kepentingan pihak-pihak terkait lainnya. Tanggung jawab ini termasuk hal berikut ini: 1. Mengembangkan visi, misi dan nilai-nilai dasar Perusahaan serta perencanaan strategis ke dalam anggaran Perusahaan. 2. Membangun struktur organisasi serta mendefinisikan secara jelas fungsi masing-masing divisi dan mengelola sumber daya yang dimiliki secara efektif. 3. Membentuk sistem mekanisme pengawasan internal dan manajemen risiko, memastikan terselenggaranya fungsi audit internal ke seluruh tingkatan manajemen, konsisten dengan kebijakan dan prosedur yang telah disetujui. 4. Memperhatikan kepentingan dari para pemangku kepentingan Perusahaan. Direksi menyelenggarakan rapat antara anggota Direksi atas hal-hal yang berkaitan dengan strategi bisnis dan aspek operasional selain mengikuti rapat-rapat rutin bulanan yang diselenggarakan dengan Dewan Komisaris.
Bapepam-LK about the fit and proper assessment for the members of the Board of Directors and Board of Commissioners of Finance Companies. Candidates must pass on skills and proper assessment by the Examiners and Assessment Team appointed by the Chairman of BapepamLK, but if the prospective member of the Board of Directors had passed the fit and proper assessment of other financial institution, then such assesment is not necessary unless Bapepam-LK deemed the candidates fail to meet or allegedly fail to meet the fit and/or proper requirements. When the tenure of the member of the Board of Directors is over, the re-election of the Directors is subject to performance appraisals overseen by the Nomination and Remuneration
Committee. Following the appraisal, the Nomination and Remuneration Committee make recommendations to determine as to whether it will endorse a retiring director for reelection. Based on the recommendation from the Nomination and Remuneration Committee, the Board of Commissioners will advise shareholders in the notice of General Meeting of Shareholders whether or not re-election is to be approved by the meeting. The primary responsibility of the Board of Directors is to protect the Company’s assets and providing decent return on investment to the shareholders, whilst also considering the interest of other stakeholders. These responsibilities include the following:
1. To develop the Company’s vision, mission and core values as well as the Company’s strategic plan to be consolidated into the business budget. 2. To build an organization structure and define clear functions of each division and manage human capital in an effective manner. 3. To establish a system for internal control mechanism and risk management, ensuring the implementation of internal audit function across all management level, consistent with the approved polices and procedures. 4. To manage the interest of the Company’s stakeholders. The Board of Directors conducts frequent meetings amongst the directors on matters that are related to the business strategy and operational aspects in addition to the regular monthly meeting with the Board of Commissioners.
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
107
TATA KELOLA KORPORASI YANG BAIK Good Corporate Governance
STRUKTUR TATA KELOLA KORPORASI Corporate Governance Structure
Direksi yang saat ini menjabat diangkat pada tanggal 8 Mei 2006 untuk jangka waktu lima tahun dan akan berakhir masa jabatannya pada saat Rapat umum Pemegang Saham tahun 2011. Berikut ini adalah susunan dari Direksi: Presiden Direktur : Francis Lay Sioe Ho Direktur : Yan Peter Wangkar Direktur : Cornellius Henry Kho Berikut ini adalah rincian kualifikasi dari masing-masing anggota Direksi: Francis Lay Sioe Ho Presiden Direktur merupakan pengambil keputusan tertinggi dalam organisasi dan bertanggung jawab atas keberhasilan kinerja Perusahaan. Bersama dengan anggota Direksi lainnya menyusun sasaran strategis dan rencana kerja untuk pencapaian visi dan misi Perusahaan. Yan Peter Wangkar Sebagai Direktur Bisnis yang membawahi Pemasaran, Kredit dan Penagihan, tugas di bidang pemasaran adalah menanamkan citra Perusahaan dalam seluruh kegiatan bisnis dan menjadikan pasar mengenal Perusahaan sebagai ”pilihan rekanan yang tepat dalam berbisnis” dan melakukan perluasan dan peningkatan penetrasi pasar di mana BFI Finance membuka cabang-cabangnya. Sebagai Direktur yang membawahi kredit dan penagihan, yang bersangkutan juga bertanggung jawab atas kualitas aset dan menyusun strategi penagihan piutang yang baik dalam meminimalisasi risiko dan kerugian Perusahaan. Cornellius Henry Kho Sebagai Direktur Operasional dan Keuangan, tanggung jawab utamanya mengatur keseluruhan aktivitas operasional Perusahaan (yang meliputi antara lain akuntansi, teknologi informasi (IT) dan sumber daya manusia) pada proses dan tingkat pengelolaan yang optimum dan memastikan ketaatan pada peraturan yang berlaku. Tugas kedua adalah mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang dimiliki Perusahaan untuk menciptakan kinerja keuangan tertinggi.
The existing Board of Directors was elected on 8 May 2006 for five years and will expire in the next General Meeting of Shareholders in 2011. The following is composition of the Board of Directors: President Director : Francis Lay Sioe Ho Director : Yan Peter Wangkar Director : Cornellius Henry Kho The following is detail of qualification of the Board of Directors: Francis Lay Sioe Ho The President Director has the highest decision making authority in the organization and is responsible for the overall result of the Company’s performance. Together with the other members in
108
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
the Board of Directors, he leads the formulation of the strategic objectives and business plan to achieve the Company’s vision and mission. Yan Peter Wangkar As the Business Director that leads the Marketing, Credit, and Collection sector, his primary responsibility in marketing is to ensure that our corporate brand image is embedded in all of the Company’s marketing activities, in order for the Company to be recognized as “the right business partner” and to expand and improve market penetration in BFI Finance’s branch network. As the Director handling the subjects of credit and collection, he is also responsible maintaining asset quality and to design the appropriate collection strategy in order to minimize the Company’s risk and losses.
Cornellius Henry Kho As the Operation and Finance Director, his primary role is to ensure the alignment of the Company’s overall operational activities (which include among others accountancy, information technology (IT) and human resources) with the process and level of optimum governance and in compliance to the regulation. His second responsibility is to optimize the utilization of the Company’s resources to achieve the highest possible financial performance.
TATA KELOLA KORPORASI YANG BAIK Good Corporate Governance
STRUKTUR TATA KELOLA KORPORASI Corporate Governance Structure
Prosedur Penetapan Besarnya Remunerasi untuk Direksi Menunjuk ketentuan dalam Anggaran Dasar Perusahaan, remunerasi untuk anggota Komisaris dan Direksi ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Namun demikian, RUPS dapat memberikan kuasanya kepada Rapat Dewan Komisaris untuk menentukan dan menyetujui usulan besarnya remunerasi. Oleh karena itu sesuai keputusan RUPS tanggal 22 April 2010 dan berdasarkan Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 96 ayat (1, 2 dan 3), mengenai besar dan jenis penghasilan setiap anggota Direksi Perusahaan ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan wewenang tersebut dapat dilimpahkan kepada Dewan Komisaris. Mekanisme penentuan besarnya gaji dan tunjangan dilakukan sebagai berikut: • Direksi melakukan pembahasan mengenai besarnya gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi dan Dewan Komisaris antara lain dengan mempertimbangkan kemampuan finansial Perusahaan serta kewajaran rasio gaji dan tunjangan berdasarkan kinerja keuangan Perusahaan secara menyeluruh. • Komite Nominasi dan Remunerasi melakukan evaluasi atas usulan besarnya gaji dan tunjangan yang diajukan oleh Direksi dengan memperbandingkan kinerja keuangan Perusahaan serta mempertimbangkan sumber-sumber referensi lainnya. • Komite Nominasi dan Remunerasi memberikan usulan kepada Rapat Dewan Komisaris untuk memberikan persetujuan atas usulan besarnya gaji dan tunjangan yang diberikan kepada Direksi dan Dewan Komisaris, yang selanjutnya memutuskan besarnya gaji dan tunjangan lainnya sesuai kewenangan yang diberikan oleh RUPS. Program Pelatihan Dalam Rangka Meningkatkan Kompetensi Direksi BFI Finance menyediakan anggaran bagi anggota Direksi untuk mengikuti program pelatihan melalui berbagai seminar dan workshop untuk meningkatkan pengetahuan anggota Direksi dengan tujuan akhir untuk meningkatkan efektivitas kinerja Perusahaan.
Procedure to Determine Remuneration of the Board of Directors Pursuant to the Company’s Articles of Association, the remuneration for the members of the Board of Commissioners and Board of Directors is determined by the General Meeting of Shareholders (GMOS). However, the GMOS may authorize the Meeting of the Board of Commissioners to determine and approve the proposed amount of remuneration. Therefore, based on the decision made during the GMOS dated 22 April 2010, and in accordance to Law No. 40 of 2007 regarding Limited Company Article 96 subsection (1, 2 and 3), the amount and types of income of each member of the Company’s Board of Directors are determined by the General Meeting of Shareholders and such authority may be delegated to the Board of Commissioners.
The mechanism in determining the amount of salary and benefits is as follows: • The Board of Directors conducts review of salary and benefits for the members of the Board of Directors and Commissioners through, amongst others, using the comparative analysis of ratios of salary and benefits to the overall financial performance of the Company. • The Nomination and Remuneration Committee evaluates the recommendation from the Board of Directors the appropriateness of the amount of salary and benefits taking into account the Company’s financial performance and other references that the committee to consider.
• The Nomination and Remuneration Committee submits the proposal for salary and benefits at the Meeting of the Board of Commissioners and later finalizes the salary and benefits in line with the authorization given by the GMOS. Training Program for Improving the Effectiveness of the Board of Directors BFI Finance provides budget for the members of the Board of Directors to participate in selected seminars and workshops, aimed at enhancing knowledge of the board member with the ultimate goal for improving the effectiveness of the Company’s performance.
109
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
TATA KELOLA KORPORASI YANG BAIK Good Corporate Governance
STRUKTUR TATA KELOLA KORPORASI Corporate Governance Structure
Rapat Direksi dan Dewan Komisaris Rincian daftar hadir dalam rapat resmi Direksi dan Dewan Komisaris selama tahun 2010 disajikan berikut ini: Tanggal / Date
JS
RC
AN
RD
FL
PW
CH
1
29 Januari 2010 29 January 2010
√
√
√
-
√
√
√
2
11 Maret 2010 11 March 2010
√
√
√
-
√
√
√
3
20 April 2010 20 April 2010
√
√
√
-
√
√
√
4
19 Mei 2010 19 May 2010
√
√
√
-
√
-
√
5
2 Juli 2010 2 July 2010
√
√
√
-
√
√
√
6
2 Agustus 2010 2 August 2010
√
√
√
-
√
√
√
7
1 September 2010 1 September 2010
√
√
√
-
√
√
√
8
4 Oktober 2010 4 October 2010
√
√
√
-
√
√
√
9
3 November 2010 3 November 2010
√
√
√
-
√
√
√
No.
Ringkasan / Legend: JS : Johanes Sutrisno RC : Rudy Capelle AN : Alfonso Napitupulu RD : Richard Andrew Deitz FL : Francis Lay Sioe Ho PW : Yan Peter Wangkar CH : Cornellius Henry Kho √ : Hadir dalam meeting / Attended the meeting - : Tidak hadir dalam meeting / Did not attend the meeting
Komite–komite Dewan Komisaris Dewan Komisaris membentuk tiga komite khusus, terdiri dari Komite Audit, Komite Nominasi dan Remunerasi, dan Komite Manajemen Risiko. Masing-masing Komite melakukan rapat sesuai
Board of Directors and Commissioners’ Meeting Detail of attendants at the formal meetings of the Boards during the year 2010 are set out below: Board of Commissioners’ Committees The Board of Commissioners has three specific committees: Audit Committee, Nomination and Remuneration Committee, and Risk Management
110
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
TATA KELOLA KORPORASI YANG BAIK Good Corporate Governance
STRUKTUR TATA KELOLA KORPORASI Corporate Governance Structure
dengan jadwal yang telah ditetapkan berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris. Pekerjaan yang dilakukan oleh ketiga Komite tersebut dijelaskan dalam masing-masing laporan. Setiap Komite berhak untuk menunjuk konsultan dari pihak luar sesuai dengan kebutuhan. Berikut ini beberapa Komite di bawah Dewan Komisaris. Komite Audit Komite Audit merupakan komite pelaksana dari Dewan Komisaris yang ditugaskan untuk melakukan pengawasan terhadap laporan keuangan beserta penjelasannya dan melakukan pengawasan atas kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, serta efektivitas dari sistem pengendalian internal. Tugas ini termasuk hal-hal berikut: 1. Menelaah terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip dan praktek-praktek akuntansi dalam penyajian informasi keuangan kepada publik. 2. Menelaah tingkat kecukupan dan efektivitas mekanisme pengendalian internal BFI Finance. 3. Menelaah kualitas fungsi audit internal dengan melakukan penelahan atas prosedur audit internal, perencanaan audit dan efektivitas perbaikan sebagai tindak lanjut atas temuan audit. 4. Sehubungan dengan auditor eksternal, menelaah terhadap cakupan audit dan memeriksa kualitas kinerja dari auditor eksternal serta merekomendasikan kepada Dewan Komisaris sehubungan dengan penunjukan auditor eksternal. 5. Menelaah implementasi praktek Tata Kelola Korporasi yang Baik. Komposisi Komite Audit yang saat ini menjabat adalah: Ketua : Johanes Sutrisno Anggota : 1. Stefanus Ginting 2. Dani Firmansjah Dani Firmansjah diangkat menjadi anggota Komite Audit pada bulan Juni 2010 menggantikan Hariadi Widiarta.
Committee. Each Committee meets as scheduled under the terms of reference set by Board of the Commissioners. The work carried out by each of the three Committees is described in their respective reports. Every Committee has authority to seek external advice if required. The following are Committees under the Board of Commissioners. Audit Committee The Audit Committee is an operating committee of the Board of Commissioners entrusted with the oversight of financial reporting and disclosure and the monitoring of compliance with rules and regulations, as well as the effectiveness of internal controls. These include of the following:
1. To review of accounting principles and practices adopted in the preparation of public financial information 2. To review the level of adequacy and effectiveness of BFI Finance’s internal control mechanism 3. To review the quality of internal audit functions through reviewing the internal audit procedure, audit plan, and the effectiveness of the improvement as follow up of the audit findings 4. In relation to external auditors, to review the scope of audit and assess the quality of the external auditor’s performance and provide recommendations to the Board of Commissioners concerning the appointment of an external auditor 5. To review the implementation of Good Corporate Governance practices
The existing composition of the Audit Committee is: Chairman : Johanes Sutrisno Members : 1. Stefanus Ginting 2. Dani Firmansjah Dani Firmansjah was appointed as the member of Audit Committee in June 2010 replacing Hariadi Widiarta.
111
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
TATA KELOLA KORPORASI YANG BAIK Good Corporate Governance
STRUKTUR TATA KELOLA KORPORASI Corporate Governance Structure
Berikut ini merupakan riwayat hidup para anggota Komite: Johanes Sutrisno Disamping menjabat sebagai Ketua Komite Audit, beliau juga berkedudukan sebagai Presiden Komisaris dari Perusahaan. Selain itu beliau juga menjadi anggota Komite Audit dari PT Bentoel Internasional Investama Tbk. sejak Januari 2010. Profil beliau dapat dilihat pada bab Sumber Daya Manusia di halaman 61.
Stefanus Ginting Warga negara Indonesia, lahir di Tilburg, Belanda, pada tanggal 31 Juli 1952, menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Berpengalaman di bidang perbankan dan usaha jasa pembiayaan. Di samping menjabat sebagai anggota Komite Audit Perusahaan, beliau saat ini juga menjabat sebagai Komisaris di perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi dan direktur perusahaan yang bergerak di bidang infrastruktur.
Dani Firmansjah Warga negara Indonesia, lahir di Bogor tanggal 13 Juni 1954, menyelesaikan pendidikannya dengan gelar Master in Management dari The Asian Institute of Management, Manila, Philippines. Saat ini beliau menjabat sebagai Penasehat dari Assosiasi Perusahaan Pembiayaan (APPI), Managing Partner dari DF Solution Consulting, dan Sekretaris Jenderal Asian Financial Services Association (AFSA). Beliau memiliki pengalaman di berbagai perusahaan pembiayaan dan pernah menjabat sebagai CEO dari PT IFS Capital Indonesia sampai tanggal 3 Juni 2010. Rapat Komite Audit Komite Audit secara spesifik menyusun jadwal rapat secara tahunan untuk memastikan cakupan berbagai permasalahan yang perlu dibahas. Jadwal rapat yang pada umumnya tiga bulanan atau bilamana diperlukan dapat lebih sehingga perlu penyesuaian, mencakup pembicaraan hasil temuan audit, efektivitas pengendalian internal, cakupan audit oleh auditor eksternal, dan pembahasan laporan keuangan maupun non-keuangan serta melakukan evaluasi kepatuhan terhadap undangundang dan peraturan yang berlaku di Perusahaan. Penyusunan jadwal rapat merupakan komitmen
The curriculum vitae of the members of the Committee is as follows: Johanes Sutrisno In addition to serving as the member of the Audit Committee, he is also the Company’s President Commissioner. Besides that he also becomes a member of the Audit Committee of PT Bentoel Internasional Investama Tbk. since January 2010. His profile can be seen on the chapter of Human Capital page 61. Stefanus Ginting Indonesian citizen, born in Tilburg, The Netherlands, on 31 July 1952, completed his education at the Faculty of Economics, University of Gadjah Mada, Yogyakarta. His financial and banking expertises were attained whilst working in the banking and
112
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
multifinance sector. Besides being a member of the Company’s Audit Committee, he is also Chairman of an information technology company and a director of an infrastructure company. Dani Firmansjah Indonesian citizen, born in Bogor on 13 June 1954. He completed his Masters Degree in Management in 1994 from the Asian Institute of Management, Manila, Philippines. He is presently the Advisor to the Indonesian Financial Services Association (IFSA), the Managing Partner of DF Solution Consulting, and the Secretary General of Asian Financial Services Association (AFSA). He has over 25 years experience in various finance companies and was the CEO of PT IFS Capital Indonesia prior to his retirement on 3 June 2010.
Audit Committee Meeting Audit Committee has a yearly agenda to ensure coverage of the various topics that need to be addressed. The agenda for each meeting, which is quarterly or more often if necessary, covers discussions on audit findings, the effectiveness of internal control, scope of audit to be performed by the external auditor and the discussion on audited financial reports and evaluation on compliance with the prevailing rules and regulations prescribed for the Company. The meeting agenda is a joint commitment between the Directors,
TATA KELOLA KORPORASI YANG BAIK Good Corporate Governance
STRUKTUR TATA KELOLA KORPORASI Corporate Governance Structure
bersama antara para Direktur, Komisaris, Manajemen Senior dan Auditor Internal dan Eksternal. Sesuai dengan Piagam Komite Audit, Komite ini memiliki kebebasan atas permasalahan apa yang perlu dibahas dan hal ini tercantum dalam jadwal. Komite Audit melakukan kewajibannya sebagaimana tercantum dalam peraturan Bapepam-LK. Sehubungan dengan ketentuan keterbukaan informasi mengenai kegiatan-kegiatan Komite Audit yang tercantum dalam Pernyataan Komite Audit yang terdapat dalam laporan ini. Selama tahun 2010, Komite Audit menyelenggarakan lima pertemuan resmi. Di samping itu, masing-masing anggota komite melakukan evaluasi sesuai bidang masing-masing dan langsung berhubungan dengan departemen tertentu. Hasil supervisi dilaporkan kepada Komite Audit melalui memorandum edaran. Kehadiran dalam Rapat Komite Audit: Nama
Kehadiran
Johanes Sutrisno
5
Stefanus Ginting
4
Dani Firmansjah
2
Laporan Komite Audit Selama tahun 2010, Komite Audit telah melakukan tugas-tugasnya, antara lain mencakup hal-hal berikut: 1. Menilai efektivitas mekanisme kontrol internal melalui penelahan cakupan program audit internal, penilaian terhadap pelaksanaan program audit, dan melakukan evaluasi terhadap laporan aktivitas auditor internal termasuk efektivitas tindak lanjut atas temuan audit. Dilaporkan bahwa terjadi penyimpangan atas peraturan Perusahaan yang berlaku di dua cabang selama tahun 2010 yang menyebabkan kerugian finansial. Namun demikian kerugian tersebut tidak signifikan dan tidak mengakibatkan memburuknya kondisi keuangan di cabang tersebut. Karyawan yang terlibat dalam pelanggaran tersebut telah dikeluarkan dengan tidak hormat.
Commissioners, Senior Management, and both the Internal and External Auditors. Pursuant to the Audit Committee Charter, the Committee has its own perspective on what key issues should be addressed and this is reflected in the agenda. The Audit Committee performs the function as specified by Bapepam-LK through its regulations. The activities of the Audit Committee are disclosed in the Audit Committee Statement of this report.
In 2010, the Audit Committee conducted five formal meetings. In addition, each member of the committee performed an evaluation on activities related to their expertise and communicated directly with selected departments. The results of supervision were reported to the Audit Committee through circulated memorandum.
1. Evaluated the effectiveness of internal control mechanisms through reviewing the scope of the internal audit program, assessed the implementation of audit program and evaluated reports of internal audit activities including the effectiveness of the follow up on audit findings.
Report of The Audit Committee In 2010, the Audit Committee carried out their duties, including the following:
113
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
TATA KELOLA KORPORASI YANG BAIK Good Corporate Governance
STRUKTUR TATA KELOLA KORPORASI Corporate Governance Structure
2. Mengevaluasi informasi keuangan tiga bulanan sebelum disampaikan ke Bapepam-LK dan Bursa Efek Indonesia, untuk memastikan kelengkapan dan kebenaran isi laporan. Semua laporan yang disampaikan telah memenuhi standar ketentuan yang berlaku. 3. Menyelenggarakan rapat dengan Akuntan Publik dengan tujuan memeriksa independensi dan obyektivitas dari Kantor Akuntan Publik yang bersangkutan serta memastikan kecukupan dari cakupan audit eksternal. Salah satu permasalahan yang dibahas adalah pemeriksaan atas perlakuan standar akuntansi baru yang mulai diberlakukan sejak tahun fiskal 2010. BFI Finance berkomitmen untuk melakukan penyesuaian pencatatan dan laporan keuangan sesuai standar ketentuan yang berlaku. 4. Berdiskusi dengan Akuntan Publik mengenai rekomendasi-rekomendasi hasil temuan audit sebelumnya dan management letter terkait, serta melakukan evaluasi terhadap laporan keuangan tahun 2009. Tidak ditemukan adanya rekomendasi auditor yang belum dilakukan tindak lanjut dan laporan keuangan telah disusun sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Seluruh kegiatan Komite Audit telah dilaporkan kepada Dewan Komisaris setiap kuartal. Komite Nominasi dan Remunerasi Komite Nominasi dan Remunerasi ini dibentuk oleh dan untuk membantu Komisaris. Tugas utama dari Komite ini untuk memastikan adanya proses yang jelas dan benar dalam hal menominasikan anggota-anggota baru dari Direksi dan Dewan Komisaris dan/atau komite dan dalam hal melakukan evaluasi terhadap kinerja dari anggota Direksi dan Dewan Komisaris, serta mengusulkan kepada Dewan Komisaris untuk hal-hal berikut ini: Tugas-tugas terkait dengan fungsi nominasi: 1. Menyusun rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai pengembangan kriteria sebagai dasar seleksi, penetapan sistem serta prosedur pemilihan dan atau penggantian anggota Dewan Komisaris dan Direksi. 2. Melakukan evaluasi atas kompetensi yang diperlukan dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris untuk nominasi calon anggota Dewan Komisaris dan Direksi untuk diajukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham.
114
2. Reviewed the quarterly financial information prior to submission to Bapepam-LK and the Indonesia Stock Exchange, to ensure the completeness and accuracy of the report. All the reports met the standard reporting requirements.
findings and subsequent management letter, and reviewed the audited financial statement for the fiscal year 2010. There were no pending recommended issues which were not followed up and the financial reports complied with the prevailing accounting standard.
3. Conducted meetings with the Public Accountant, for the purpose of reviewing the independence and the objectivity of the Public Accountant and the adequacy of the scope of external audit. One of the topics for discussion was the audit on implementation of new accounting standard which toke effects as from fiscal year 2010. BFI Finance committed to the adjustment of its financial reports in line with the new accounting standard.
The activities of the Audit Committee were reported to the Board of Commissioners on quarterly basis.
4. Discussed with the Public Accountant regarding recommendations on previous audit
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
Nomination and Remuneration Committee The Nomination and Remuneration Committee was established by and to support the Board of Commissioners. The primary function of the Committee is to ensure that there is a clear and appropriate process in place for the appointment of new members of the Board of Directors, Board of Commissioners and/or committee and for the performance evaluation of Boards’ members,
and make recommendations to the Board of Commissioners on the following issues: Duties related to the nomination function: 1. To provide recommendation to the Board of Commissioners on developing criteria for the selection, defining system and procedure for selecting and/or replacing members of the Board of Commissioners and the Board of Directors. 2. To assess necessary and desirable competencies and provides the Board of Commissioners with recommendation on the nomination of the members of the Board of Commissioners, Board of Directors, and the Committees to be proposed to the General Meeting of Shareholders.
TATA KELOLA KORPORASI YANG BAIK Good Corporate Governance
STRUKTUR TATA KELOLA KORPORASI Corporate Governance Structure
3. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris tentang pihak independen yang akan diajukan sebagai calon anggota Komite. Untuk penunjukan anggota baru Dewan Komisaris dan Direksi, serta Komite-komite, beberapa aspek berikut ini dipertimbangkan dalam proses evaluasi: o Profesional, memiliki pengetahuan dan pengalaman yang diperlukan di bidang yang akan menjadi tanggung jawabnya sehingga berhasil untuk mencapai tujuan strategik, visi dan misi Perusahaan. o Kesediaan dan komitmen bagi Direksi untuk bekerja secara penuh menghadiri rapat-rapat formal yang diselenggarakan Perusahaan. o Menilai kinerja anggota Dewan dan manajemen kunci lainnya secara individual dan secara menyeluruh di tingkat Direksi dan Dewan Komisaris o Memastikan adanya program induksi bagi anggota Dewan dan melakukan evaluasi effektifitas program induksi. Dalam hal terdapat kebutuhan atau perlunya perubahan, Dewan Komisaris dan Direksi sangat peka untuk mendorong adanya calon yang kompeten dan cocok untuk dapat segera mengisi lowongan yang ada. Dalam tahun 2010, Komite melakukan penelahan serta membuat rekomendasi kepada Dewan Komisaris untuk mencalonkan Dani Firmansjah sebagai anggota baru Komite Audit. Rekomendasi dapat diterima oleh Dewan Komisaris dan selanjutnya mengangkat Dani Firmansjah sebagai anggota Komite Audit terhitung mulai Juni 2010 menggantikan Hariadi Widiarta. Tugas dan tanggung jawab Komite Nominasi dan Remunerasi sehubungan dengan aspek remunerasi termasuk: 1. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris kebijakan remunerasi untuk diimplementasikan terhadap Dewan Komisaris dan Direksi. Kebijakan remunerasi terkait dengan hasil evaluasi kinerja. 2. Menelaah perhitungan remunerasi anggota Dewan Komisaris dan Direksi untuk diajukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham atau dalam Rapat Dewan Komisaris dalam hal Rapat
3. Provides the Board of Commissioners recommendation on independent parties to be nominated as Committee members.
o Ensuring that there is an appropriate induction program in place for new Board’s members and reviewing its effectiveness.
The duties and responsibilities of the Nomination and Remuneration Committee in relation to remuneration matters include:
For appointment of the new members for the Board of Commissioners and Board of Directors and the Committees, the following aspects are considered for evaluation: o Professionalism, knowledge and experience in their field of duties necessary to allow it to meet the strategic goals, vision and mission of the Company. o Willingness and commitment from the Board of Directors to devote full time to attend regular formal board meetings conducted by the Company. o Evaluating the performance of the members of the Board and key executives at an individual level and the Board of Directors and the Board of Commissioners as a whole.
In case of necessity or the need to apply an alteration, the Board of Commissioners and the Board of Directors are sensitive enough to encourage the provision of a competent and suitable candidate to fill the vacancy immediately.
1. To provide recommendation to the Board of Commissioners for the remuneration policies applicable to the Board of Commissioners and the Board of Directors. The remuneration policy is linked to performance evaluation.
In 2010, the Committee conducted review and recommended to the Board of Commissioners for the nomination of Dani Firmansjah to be the new member of the Audit Committee. The recommendation was accepted by the Board of Commissioners and Dani Firmansjah was subsequently appointed to be the member of Audit Committee effective June 2010 replacing Hariadi Widiarta.
2. To review the remuneration and incentive package for the members of the Board of Commissioners and Board of Directors to be proposed for approval in the General Meeting of Shareholders or to the Meeting of the Board of Commissioners in the event that the General
115
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
TATA KELOLA KORPORASI YANG BAIK Good Corporate Governance
STRUKTUR TATA KELOLA KORPORASI Corporate Governance Structure
Dewan Komisaris telah mendapatkan kewenangan dari Rapat Umum Pemegang Saham untuk menentukan besarnya remunerasi dan insentif. Dalam hal evaluasi terhadap kinerja Direksi, evaluasi dilakukan Komite setiap tahun sekali. Evaluasi kinerja didasarkan pada empat hal utama, meliputi: pencapaian kinerja keuangan, efektivitas implementasi tata kelola korporasi yang baik, implementasi manajemen risiko serta pencapaian terhadap tujuan-tujuan, visi dan misi Perusahaan. Untuk Dewan Komisaris, penilaian terhadap kinerja anggotanya ditinjau dari pelaksanaan tugas yang dikuasakan oleh Pemegang Saham, pengawasan terhadap kegiatan Perusahaan, serta memastikan efektivitas dari komite-komite yang dibentuk dan pelaksanaan etika bisnis. Susunan Komite yang saat ini menjabat adalah: Ketua : Alfonso Napitupulu Anggota : 1. Francis Lay Sioe Ho 2. Cornellius Henry Kho Komite Manajemen Risiko Komite Manajemen Risiko wajib memberikan bantuan kepada Dewan Komisaris dalam memenuhi tanggung jawabnya terhadap para pemegang saham. Selanjutnya, Komite ini bertanggung jawab atas sistem pengawasan internal Perusahaan serta melakukan evaluasi atas efektivitasnya dengan: • Melakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap manajemen dalam hal identifikasi dan evaluasi atas strategi penting, kegiatan operasional, peraturan perundangan, informasi, dan risiko eksternal yang terkait dengan kegiatan bisnis Perusahaan serta mekanisme proses pengawasan terkait dengan risiko yang dihadapi. • Melakukan pengawasan terhadap kepatuhan manajemen risiko dan kegiatan Perusahaan. • Melakukan pengawasan terhadap integritas mekanisme pengendalian kegiatan Perusahaan sehubungan dengan kepatuhan terhadap peraturan perundangan, termasuk tetapi tidak terbatas pada kesesuaian etika bisnis Perusahaan.
Meeting of Shareholders has delegated the Meeting of the Board of Commissioners to determine such remuneration and incentives. With regards to the performance evaluation of the Board of Directors, the Committee conducts a yearly review. The performance evaluation is assessed against four major issues: financial achievement, the effectiveness of implementation of good corporate governance, risk management and achievement of the Company’s set goals, vision and mission. For the Board of Commissioners, assessment to their performance is related to the implementation of their fiduciary duties from the shareholders to oversee the Company’s actions and to ensure the effectiveness of the committees and compliance to the regulations and business ethics.
116
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
The existing composition of the Committee is: Chairman : Alfonso Napitupulu Members : 1. Francis Lay Sioe Ho 2. Cornellius Henry Kho Risk Management Committee The Risk Management Committee shall provide assistance to the Board of Commissioners in fulfilling its responsibilities toward the shareholders. Futhermore, the Committee is responsible for the Company’s system of internal control and the review of its effectiveness by: • Assessing and providing oversight to management relating to the identification and
evaluation of major strategic, operational, regulation, information, and external risk inherent in the business of the Company and the control process with respect to such risks. • Overseeing the risk management compliance and activities of the Company. • Overseeing the integrity of the Company’s system of operational controls regarding legal and regulatory compliance, including without limitation, with respect to the conduct of the Company’s business ethic.
TATA KELOLA KORPORASI YANG BAIK Good Corporate Governance
STRUKTUR TATA KELOLA KORPORASI Corporate Governance Structure
Proses dalam manajemen risiko disiapkan secara komprehensif, sistematik serta terus-menerus dengan melakukan pengawasan secara konstan terhadap risiko bisnis. Prosedur penting yang dilakukan dalam proses manajemen risiko meliputi: • Risiko-risiko utama yang dihadapi Perusahaan diidentifikasikan dan dicatat dalam risk management dashboard dilengkapi dengan mekanisme pengawasan yang diberlakukan untuk masing-masing jenis risiko. • Ditunjuk penanggung jawab yang jelas untuk melakukan identifikasi, pencatatan, analisa, dan pengawasan risiko. • Unit-unit bisnis diminta untuk melaporkan setiap semester kepada Komite Manajemen Risiko atas risiko bisnis masing-masing serta pelaksanaan mekanisme pengawasan. • Prosedur dan kebijakan yang telah disusun secara komprehensif dan terencana dijadikan sebagai manual Perusahaan. • Komite Audit melakukan evaluasi untuk memastikan adanya sistem pengendalian risiko yang efektif serta memberikan laporan kepada Dewan Komisaris. Dalam pengelolaan risiko bisnis, Komite Manajemen Risiko bertanggung jawab untuk menentukan besarnya batas risiko yang dapat diterima oleh Perusahaan dan memastikan bahwa Perusahaan melakukan usahanya dalam batas kriteria risiko yang telah ditentukan. Cakupan penilaian yang dilakukan oleh Komite termasuk evaluasi kualitas portofolio dan kecukupan perhitungan cadangan piutang ragu-ragu. Laporan komprehensif atas status usaha yang diperkirakan mengandung risiko dapat diperoleh dari manajemen serta dilaporkan kepada Dewan Komisaris. Ketentuan-ketentuan yang komprehensif diberlakukan untuk mengurangi dampak risiko yang ada, antara lain: o Penyimpangan terhadap anggaran yang telah disetujui atas pengeluaran untuk pembiayaan barang modal atau komitmen yang melebihi batas tertentu perlu mendapat persetujuan lebih dahulu dari Dewan Komisaris. o Pemberian pembiayaan kepada suatu grup atau suatu perusahaan individu yang melebihi batas tertentu dikontrol oleh dan harus mendapat persetujuan lebih dulu dari Dewan Komisaris. o Diversifikasi portofolio dilakukan seluas mungkin pada industri-industri yang berkembang dalam perekonomian di Indonesia. o Kegiatan yang sehat, lingkungan kerja dan sistem manajemen diawasi dan dievaluasi untuk mencapai standar kinerja yang diharapkan dan patuh terhadap peraturan-peraturan yang berlaku.
The risk management process is intended to be comprehensive, systematic and continuous, and based on constant monitoring of business risk. The key feature of the process include of the followings: • The main risks faced by the Company are identified and recorded in the risk management dashboard together with the control mechanism applicable for each risk category. • There is clear allocation of management responsibility for risk identification, recording, analysis and control. • Business units are required to report semiannually to the Risk Management Committee on principle business risks and the operation of control mechanism. • Comprehensive and well defined control policies are formally set out in the manual of Company’s policies and procedures.
• The Audit Committee review the effectiveness of the risk management system which are in place and reports to the Board of the Commissioners.
o Any deviation against the approved budget on capital expenditure and commitments above a certain size require prior approval from the Board of Commissioners.
In managing business risk, the Risk Management Committee is responsible for determining the Company’s tolerable limits of risk and ensuring that the Company operates within defined risk parameters. The scope of Committee’s reviews covers the risk exposure on portfolio quality and determines the adequacy of allowance for impairment losses. A comprehensive report on the status of any perceived business risk is obtainable from the management and is reported to the Board of Commissioners.
o Financial exposures above a certain limit to a group of companies or individual are controlled and subject to the Board of Commissioner’s approval. o Portfolio diversification is widely spread amongst growing industries of the Indonesian economy. o Occupational health, working environment and management systems are monitored and reviewed to achieve acceptable standard of performance and compliance with regulations.
Comprehensive practices are established to mitigate any possible risk, such as:
117
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
TATA KELOLA KORPORASI YANG BAIK Good Corporate Governance
STRUKTUR TATA KELOLA KORPORASI Corporate Governance Structure
o Transaksi-transaksi bisnis harus sesuai dengan otorisasi yang berlaku dan dilaksanakan dengan semestinya. Pengendalian internal yang memadai dan efektivitas sistem manajemen risiko memungkinkan manajemen untuk mendapatkan informasi akurat yang terkini dan tepat waktu dalam hal terjadi suatu pelanggaran atau terjadi ketidakpatuhan terhadap standar prosedur-prosedur operasional, dan menggunakan informasi tersebut untuk melakukan tindakan seketika guna mengurangi dampak risiko yang timbul. Sehubungan dengan risiko atas portofolio aset Perusahaan, keberhasilan dari mekanisme-mekanisme manajemen risiko Perusahaan dapat dilihat dari kualitas aset yang mengandung risiko, dalam hal ini telah dikelola dengan baik memenuhi kriteria parameter risiko yang telah ditetapkan. Dalam hal portofolio aset berisiko, exposure sektor korporasi dipertahankan khususnya di industri yang pertumbuhannya stabil, meskipun saat ini sebagian besar exposure merupakan Pembiayaan Konsumen. Pembiayaan ini diutamakan kepada usaha-usaha kecil yang bersifat informal dan tersebar secara luas di seluruh kantor cabang yang ada di berbagai kepulauan. Pengembangan kantor cabang diprioritaskan di daerah yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi atas pendapatan asli daerah. Berbagai jenis pembiayaan telah dikembangkan untuk menyediakan fasilitas pembiayaan yang sesuai kebutuhan-kebutuhan para konsumen. Meskipun telah melakukan perubahan fokus pada Pembiayaan Konsumen, risiko kredit tetap merupakan salah satu bentuk risiko yang terpenting. Oleh karena itu BFI Finance selalu berusaha agar risiko ini tetap terkontrol baik dengan mewajibkan implementasi kebijakan kredit secara ketat, diversifikasi portofolio yang efektif dan mengutamakan pembiayaan kendaraan yang mudah dijual kembali. Peningkatan perhatian terhadap manajemen portofolio juga dapat menjamin bahwa perkembangan risiko dari waktu ke waktu selalu termonitor dengan baik. Likuiditas dijaga dengan adanya fasilitas-fasilitas dari bank serta bentuk pinjaman lainnya yang memungkinkan. Risiko yang berkaitan dengan pendanaan ini khususnya tingkat bunga dan kontinuitas tersedianya sumber-sumber dana. Manajemen tetap melakukan segala upaya untuk memperkecil risiko-risiko ini dengan mempertimbangkan adanya struktur permodalan Perusahaan yang kuat.
o Business transactions are properly authorized and executed. The adequacy of the internal control and effective risk management systems allow management to obtain timely and accurate up-to-date information with regard to any violation or non-compliance to the standard operating procedures and use this for the basis of immediate action to reduce the impact of any negative risk. In terms of the risk asset portfolio, the success of the Company’s risk management mechanisms can be seen in the quality of the risk asset portfolio, which is well within the criteria of pre-determined risk parameters.
118
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
In term of risk assets portfolio, the exposure in corporate sectors has been maintained in the stable growing industries, but the recent majority exposure is in Consumer Financing. Emphasis funding is to small businesses engaged in the informal sectors and widely spread in all branches throughout the islands. Development of branch offices are priorities in the areas where there is drivers to generate domestic income. Various new types of financing scheme have been developed to provide financing facilities suitable for the consumers’ needs. Regardless of the change in the focus to greater reliance in Consumer Financing, credit risk is still one the most crucial risk exposure. BFI Finance
therefore, ensures that this type of risk remains manageably by pursuing strict implementation of the policy, effective diversification of the portfolio and to focus such financing on vehicle that has good secondary market. An increased focus on the portfolio management also ensures that the evolvement of risks over time is properly monitored. Liquidity is maintained in the form of bank facilities and other types of borrowings wherever applicable. The risk associated with the funding is mainly interest rates and sustainability of the funding sources. Management still enforces every effort to minimize these risks under the strong capital structure consideration of the Company.
TATA KELOLA KORPORASI YANG BAIK Good Corporate Governance
STRUKTUR TATA KELOLA KORPORASI Corporate Governance Structure
Untuk memenuhi kebutuhan pendanaan, selain penerbitan obligasi dan pinjaman luar negeri, sebagian besar fasilitas-fasilitas pinjaman perbankan nasional yang ada dijamin dengan piutang. Komposisi dari aset produktif yang dibiayai Perusahaan menentukan bentuk dari sumber-sumber pendanaan domestik. Oleh karena itu Komite perlu memastikan adanya mitigasi risiko atas kemampuan penyediaan dana sedemikian rupa sehingga pertumbuhan aset Perusahaan tidak hanya tergantung pada tersedianya sumber-sumber dana perbankan domestik. Untuk mengurangi dampak risiko operasional yang berasal dari proses internal maupun kesalahan karena faktor manusia dan sistem, teknologi informasi (IT) berkualitas tinggi memegang peranan kunci dalam hal perbaikan- perbaikan kualitas operasional dan manajemen portofolio. Pengembangan sistem baru ini telah selesai dan diimplementasikan secara menyeluruh di kantorkantor cabang BFI Finance. Sistem baru ini merupakan sistem terintegrasi yang menggabungkan fungsi proses bisnis dengan administrasi dalam suatu sistem yang berbasis web. Sistem baru yang dikelola secara sentral ini dimaksudkan untuk mempercepat rangkaian proses bisnis di samping meningkatkan mekanisme kontrol, integritas data yang tinggi dan kinerja Perusahaan. Komite Manajemen Risiko paling tidak terdiri dari satu Komisaris, Direktur dan Manajemen Senior yang bertanggung jawab di bidang manajemen risiko atau audit internal. Susunan Komite Manajemen Risiko yang saat ini menjabat: Ketua : Rudy Capelle Anggota : 1. Francis Lay Sioe Ho 2. Sudjono Komite Manajemen Risiko menyelenggarakan rapat secara kuartalan atau atas permintaan dari anggota Komite. Agenda rapat termasuk hal berikut ini: - Evaluasi risiko pasar dan portofolio di berbagai industri untuk memastikan kecukupan dari cadangan piutang ragu-ragu. - Evaluasi terhadap risiko strategis, keuangan, operasional dan hal lainnya yang berpotensi risiko sangat tinggi
To meet the funding requirements, in addition to issuance of bond and the offshore loans, most of the domestic bank facilities available for funding are secured by receivables. The composition of the risk assets financed by the Company determines the type of domestic funding sources. Therefore, the Committee is to ensure the risk mitigation for the appropriate funding capabilities, as such the future growth of the Company’s assets will not heavily depend on the availability of domestic bank facilities. To reduce operational risk that arises from internal process, human and system errors, high quality information technology (IT) facilities play a key role in quality improvements and portfolio management. Development of the new system has been
completed and implemented to all branches of BFI Finance. The new system provides an integrated link between business process and administration, developed on a web-based platform. This centralized new system aims to speed up the life cycle of business process chain while improving the control mechanism, sound data integrity and Company’s performance. The Committee shall compose of at least one member of the Board of Commissioners, Directors and Senior Management in charge of risk management or internal audit. The existing composition of the Risk Management Committee:
The Risk Management Committee hold the meeting quarterly or upon the request of the member of the Committee. The agenda of meetings include of the followings: - Evaluation of market risk and industrial portfolio to ensure the adequacy of provision for bad debt. - Evaluation of risk exposure in strategic, financial, operational and then hazardous risk.
Chairman : Rudy Capelle Members : 1. Francis Lay Sioe Ho 2. Sudjono
119
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
TATA KELOLA KORPORASI YANG BAIK Good Corporate Governance
STRUKTUR TATA KELOLA KORPORASI Corporate Governance Structure
Audit Internal Perusahaan Dengan adanya kepastian atas pengelolaan risiko, kontrol, dan proses dalam suatu organisasi, audit internal merupakan salah satu landasan dalam pengelolaan organisasi secara efektif. Audit Internal Perusahaan merupakan suatu badan yang independen, yang berperan memberikan kepastian dan nasehat untuk peningkatan nilai serta memperbaiki kegiatan operasional Perusahaan. Kegiatannya membantu pencapaian tujuan melalui pendekatan yang sistematik dan disiplin dalam melakukan evaluasi serta perbaikan di bidang manajemen risiko dan pengawasan. Dengan mempertimbangkan tujuan Audit Internal Perusahaan, fungsi utama dan tanggung jawab dari peran pengawasan internal meliputi hal-hal berikut ini: • Melakukan evaluasi dan memberikan kepastian yang wajar bahwa sistem pengawasan internal dan sistem pengelolaan telah berfungsi sebagaimana diharapkan sehingga dimungkinkannya pencapaian tujuan Perusahaan. • Memberikan laporan adanya indikasi penyimpangan langsung kepada manajemen puncak dan Komite Audit, serta memberikan rekomendasi untuk perbaikan di bidang efektivitas kinerja Perusahaan. • Melakukan evaluasi kepatuhan terhadap peraturan dan perundangan yang berlaku, bilamana diperlukan menggunakan penasehat hukum. Untuk pencapaian peran dan tanggung jawab tersebut di atas, Departemen Audit Internal BFI Finance secara independen melakukan pemeriksaan ke seluruh kantor cabang, termasuk di kantor pusat. Selain melakukan audit terhadap transaksi finansial, departemen ini juga mengevaluasi kepatuhan dan pelaksanaan standar prosedur operasi Perusahaan serta secara berkesinambungan melakukan pengkajian atas efektivitas sistem pengendalian internal Perusahaan. Pelaksanaan audit didasarkan pada konsep Audit Berbasis Risiko yang berfokus pada bidang yang memiliki tingkat risiko paling tinggi sebagaimana diindikasikan oleh Komite Manajemen Risiko maupun oleh Komite Audit. Sekretaris Perusahaan Fungsi utama dari Sekretaris Perusahaan untuk memastikan bahwa Direksi melaksanakan tugas yang telah dikuasakan serta menjalankan kegiatan korporasi berdasarkan ketentuan peraturan organisasi yang berlaku dan memastikan adanya kepatuhan Perusahaan terhadap ketentuan dan peraturan perundangan yang berlaku serta Anggaran Dasar Perusahaan.
Corporate Internal Audit By providing assurance on the risk management, control, and governance process within an organization, internal audit is one of the key cornerstones of effective organizational governance. The Corporate Internal Audit is an independence body, addressing its assurance and advisory role to add value and improve the Company’s operation. It helps accomplish its objectives by bringing systematic, disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management and control. In consideration of the objectives of Corporate Internal Audit, the major roles and responsibilities of internal audit function include of the following:
120
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
• To evaluate and provide reasonable assurance that internal control and governing systems are functioning as intended and will enable the Company’s objectives and goal to be met. • To report internal control deficiencies identified directly to the top management and Audit Committee, and provides recommendations for improving the effective performance of the Company’s operation • To evaluate regulatory compliance with consultation from legal counsel if required. In fulfilling the above roles and responsibilities, BFI Finance’s Internal Audit Department has been independently conducting audit activities throughout the branches as well in the head office. In addition to the audit on financial aspect, this department monitors compliance with policies and standard operating procedures and continuously
evaluating the effectiveness of the internal control system. The auditing process is adapting the Risk Based Audit concept, which focuses on the areas of greatest risk as determined by the Risk Management Committee and as per the advice of the Audit Committee. Any findings of all adverse events are reported to the Risk Management Committee and the Audit Committee. Corporate Secretary Key responsibility of the Corporate Secretary is to ensure that the Board of Directors discharges its fiduciary duty and performs corporate conduct within an organization’s regulatory environment and to ensure that the Company complies with relevant rules and regulation and also the Company’s Articles of Association.
TATA KELOLA KORPORASI YANG BAIK Good Corporate Governance
STRUKTUR TATA KELOLA KORPORASI Corporate Governance Structure
Sebagaimana ditentukan dalam Peraturan Bapepam-LK No. IX.I.4 dan Peraturan PT Bursa Efek Indonesia (Bursa Efek) No. 1-A mengenai pembentukan Sekretaris Perusahaan, BFI Finance menunjuk seseorang sebagai Sekretaris Perusahaan dan saat ini dirangkap oleh salah satu Direktur, yaitu Cornellius Henry Kho. Tugas dan tanggung jawab Sekretaris Perusahaan antara lain meliputi: • Bertanggung jawab atas corporate action Perusahaan dan memastikan bahwa catatan atas kegiatan Perusahaan sesuai dengan apa yang telah dilakukan Perusahaan. • Bertanggung jawab atas kegiatan komunikasi korporasi secara tepat waktu dan akurat kepada seluruh stakeholder (pemegang kepentingan) dan hubungan investor. • Mengikuti perkembangan yang terjadi di pasar modal dan peraturan-peraturan terbaru yang berlaku di bidang pasar modal. • Memberikan masukan kepada Direksi mengenai peraturan-peraturan Pasar Modal dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan-peraturan tersebut. • Sebagai penghubung antara Perusahaan dengan Bapepam-LK dan pihak publik. • Menyelenggarakan kegiatan kesekretariatan. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan Sekretaris Perusahaan selama tahun 2010, antara lain: 1. Memberikan pelayanan informasi kepada para pemegang saham dan masyarakat berkaitan dengan kegiatan-kegiatan Perusahaan, seperti permintaan Laporan Tahunan 2009, penerbitan obligasi, dan pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa. 2. Mengikuti perkembangan setiap peraturan pasar modal baru yang diterbitkan selama tahun 2010 dan menginformasikannya kepada Dewan Komisaris, Direksi, dan departemen serta unit kerja terkait mengenai keberadaan peraturan baru tersebut. 3. Memberikan laporan-laporan berkala dan laporan-laporan insidentil kepada Bapepam-LK dan Bursa Efek, termasuk laporan rencana dan hasil pelaksanaan aktivitas-aktivitas Perusahaan, seperti Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa, penerbitan obligasi. 4. Melakukan berbagai publikasi aktivitas-aktivitas Perusahaan melalui media massa sebagai perwujudan keterbukaan informasi kepada para pemegang saham dan masyarakat. 5. Menyiapkan daftar khusus saham, yaitu daftar kepemilikan saham Dewan Komisaris dan Direksi beserta keluarganya berdasarkan periode kuartalan. 6. Mempersiapkan dan menghadiri setiap pelaksanaan rapat Dewan Komisaris dan rapat Direksi, membuat risalah hasil rapat Dewan Komisaris dan rapat Direksi. 7. Menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa masing-masing sebanyak satu kali yang dilaksanakan tanggal 22 April 2010, dan Paparan Publik untuk kinerja keuangan Perusahaan pada kuartal ke-4 tahun 2010 sebanyak satu kali yang dilaksanakan tanggal 24 November 2010. As required by Bapepam-LK Regulation No. IX.I.4 and the Rule of PT Bursa Efek Indonesia (Stock Exchange) No. 1-A in relation to the establishment of a Corporate Secretariat, BFI Finance appointed a person as a Corporate Secretary and now is being held by Cornellius Henry Kho, one of the members of the Board of Directors. The main duties of the Corporate Secretary include of the following: • Responsible for any corporate action conducted by the Company and to ensure that the record of the Company’s action reflects what the Company has done. • Responsible for the corporate communication to be done with time punctuality and accuracy to all stakeholders and the investor relation. • Monitor the development occurred in the capital market and the newest rules and regulations applicable in the capital market. • Provide input to the Board of Directors regarding the rules and regulations of the Capital Market and to ensure the compliance to the rules and regulations.
• As the liaison officer of the Company in relation with Bapepam-LK and stakeholders. • To perform the secretarial activities. The activities undertaken by the Corporate Secretary in 2010 include: 1. Provided the information service to the shareholders and public in relation to the Company activities, such as request for the 2009 Annual Report, the bonds issuance and the Annual General and Extraordinary Meeting of Shareholders. 2. Monitored the development of every new regulation from the capital market issued in 2010 and to be informed to the Board of Commissioners, Board of Directors and all related departments and business units regarding the existence of such new regulation. 3. Submitted the regular reports and supplementary reports to Bapepam-LK and the Stock Exchange, including report on plans and results on the
implementation of Company activities, such as the Annual General and Extraordinary Meeting of the Shareholders, the issuance of bonds. 4. Produced various publications on the Company activities through the mass media as the implementation of information disclosure to the shareholders and public. 5. Prepared the share register, which provides data of ownership of shares by members of the Board of Commissioners and Board of Directors as well as their family members based on quarter period. 6. Organized and attended every meeting held by the Board of Commissioners and the Board of Directors, made the minutes of both meetings. 7. Organized the Annual General and Extraordinary Meeting of the Shareholders one time for each event which was held on 22 April 2010, and the Public Expose for the Company’s financial performance held one time in the fourth quarter of the year 2010 which was held on 24 November 2010.
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
121
PRINSIP-PRINSIP BERUSAHA Code of Conduct
Prinsip-prinsip berusaha merupakan suatu ketentuan yang menjabarkan tanggung jawab para individu maupun suatu organisasi. Piagam Prinsip-prinsip Berusaha mencakup secara luas hal-hal yang terkait dengan praktik berbisnis dan prosedur. Dalam piagam ini tercantum prinsipprinsip utama yang merupakan pedoman bagi para karyawan dan pimpinan Perusahaan untuk bertindak sesuai dengan etika dan menghindari tingkah laku yang tidak semestinya. Tujuan dari adanya Piagam Prinsip-prinsip Berusaha adalah untuk memberikan perlindungan terhadap kepentingan Perusahaan, karyawan, pelanggan, dan pemangku kepentingan lainnya dan menyiapkan kerangka kerja untuk implementasi empat nilai dasar berikut ini yang mendukung komitmen BFI Finance untuk mencapai keunggulan: - - - -
Saling Percaya dan Menghormati Kerjasama Memberi yang Terbaik Kepuasan Pelanggan
Dalam implementasinya, Perusahaan telah memberitahukan kepada Dewan Komisaris, Direksi serta seluruh karyawan, apapun jabatannya, bahwa mereka wajib untuk melaksanakan standar etika berusaha yang tinggi. Dalam hal ini, BFI Finance telah menerbitkan Pedoman Prinsip-prinsip Berusaha, yang mencerminkan nilai integritas, saling menghormati, saling percaya dan kerjasama untuk memberikan yang terbaik dalam rangka meningkatkan reputasi dan kinerja Perusahaan. Pedoman tersebut mencantumkan arah dan petunjuk yang jelas bagi Dewan Komisaris, Direksi dan seluruh karyawan dalam menjalankan usahanya, berinteraksi dengan masyarakat, lembaga pemerintah dan rekanan usaha, serta lingkungan kerja pada umumnya. Pedoman tersebut juga mencantumkan etika Perusahaan, benturan kepentingan, kecurangan keuangan, penyuapan, perdagangan surat saham dan kontribusi untuk donasi. Rekanan-rekanan bisnis di mana BFI Finance melakukan transaksi juga diharapkan untuk bersikap sesuai dengan Pedoman tersebut.
Code of Conduct is a set of rules outlining the proper practice of an individual and organization. The Code of Conduct Charter covers a wide range of business practices and procedures. It stipulates basic principles for all employees and officers of the Company to conduct accordingly and avoid any appearance of improper behaviour.
values underpinning BFI Finance’s commitments to excellence:
The purpose of the Code of Conduct Charter is to protect the interest of the Company, employees, customers and other stakeholders, and to provide a framework for applying four core
In its implementation, the Company has advised the Board of Commissioners, the Board of Directors and all employees, regardless of their position, that they must comply with the highest level of ethical standards. In this regard, BFI Finance has published the Code of Conduct Principles, which reflects the values of integrity,
122
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
- - - -
Mutual Trust and Respect Teamwork Strive for Excellence Customer Satisfaction
respect, trust and team work, striving at all times for excellence to enhance reputation and performance of the Company. The Code provides clear direction and advice for the Board of Commissioners, the Board of Directors and all employees in conducting business, interacting with communities, governments and business partners, and general workplace behaviours. The Code states the Company’s position of ethical, conflict of interest, financial inducements, bribery, trading in securities and the contribution of donations. The business partners to which BFI Finance does business with are also expected to act in accordance with the Code.
TATA KELOLA KORPORASI YANG BAIK Good Corporate Governance
PRINSIP-PRINSIP BERUSAHA Code of Conduct
Pedoman Prinsip-Prinsip Berusaha Pendahuluan PT BFI Finance Indonesia Tbk (“BFI Finance”) adalah perusahaan pembiayaan, yang menawarkan kepada para pelanggannya berbagai rangkaian produk jasa keuangan dalam bentuk Sewa Pembiayaan, Pembiayaan Konsumen dan Anjak Piutang dengan jangkauan pelayanan hampir di sebagian besar provinsi di Indonesia. Untuk dapat memenuhi peran tersebut BFI Finance senantiasa memelihara kepercayaan dengan para pemegang saham, karyawan, pelanggan, dan stakeholder lainnya secara profesional dan berintegritas serta bertindak dengan penuh kehatihatian. Untuk mencapai keberhasilan, diperlukan tingkat perilaku yang dapat diterima semua pihak. Prinsip-prinsip berusaha yang tercantum dalam pedoman ini menetapkan standar perilaku tersebut. Pedoman Prinsip-prinsip Berusaha ini berlaku bagi seluruh kegiatan BFI Finance, baik di pusat maupun di kantor-kantor cabang, serta bagi setiap karyawannya. Semua pihak yang berwenang di dalam BFI Finance mempunyai kewajiban untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip ini dikomunikasikan secara lengkap kepada karyawannya untuk ditaati dengan sungguh-sungguh. Nilai-Nilai Dasar Perusahaan Nilai-nilai dasar berikut ini menentukan prinsip-prinsip berusaha yang dijabarkan menjadi pedoman perilaku yang diharapkan dari setiap karyawan baik di dalam Perusahaan maupun di luar Perusahaan. Keempat nilai dasar tersebut meliputi: 1. Saling Percaya dan Menghormati Nilai ini didasarkan pada suatu prinsip bahwa kepercayaan dapat menumbuhkan rasa saling percaya dan saling menghormati. Hal ini melancarkan jalan untuk komunikasi yang lebih mudah, lebih memahami adanya perbedaan dan menyambut pemikiran serta pendapat baru.
Code of Conduct Principles Exordium PT BFI Finance Indonesia Tbk (“BFI Finance”) is a finance company, providing various financial services in the form of leasing, consumer financing and factoring throughout most provinces in Indonesia. To fulfill that role, BFI Finance upholds the trust given by shareholders, employees, customers and other stakeholders by conducting its business professionally with caution and integrity.
To achieve success, a certain set of acceptable behaviors must be established. Business principles contained hereunder define the aforementioned acceptable behaviours. The Code of Business Principles applies to all BFI Finance’s activities; from headquarters to branch offices, and to all employees. All authorized elements within BFI Finance are responsible to ensure that these principles are wholly conveyed towards employees to be followed strictly.
Company Core Values The following core values define the business principles as behavioral guidelines for employees within the scope of their job internally and externally. The four core values are as follows: 1. Mutual Trust and Respect This value is based on the principle of trust could nourish mutual trust and respect. This ensures smooth communication to accept differences and new perspectives.
123
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
TATA KELOLA KORPORASI YANG BAIK Good Corporate Governance
PRINSIP-PRINSIP BERUSAHA Code of Conduct
2. Kerjasama Kerjasama dalam suatu perusahaan merupakan hal yang utama, karena menekankan adanya kebersamaan untuk mencapai suatu tujuan dengan membangun sinergi di antara karyawan. 3. Memberi yang Terbaik Nilai ini memotivasi karyawan tidak gampang puas dan tidak hanya untuk memastikan potensi keahlian sesuai standar, tetapi standar tersebut merupakan suatu tantangan untuk dapat melakukan yang lebih baik lagi. Hal ini dimaksudkan sebagai suatu perbaikan yang terusmenerus di dalam proses bisnis, pengembangan produk, dan cara pengambilan keputusan untuk memenuhi tuntutan kepuasan pelanggan yang lebih tinggi. 4. Kepuasan Pelanggan Nilai ini diartikan sebagai tuntutan yang terus-menerus untuk menciptakan kepuasan dalam pelayanan pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal. Pemikiran ini sangat penting sebagai pedoman Perusahaan dalam hal penyusunan prinsip kebijakan dan strategi, aktivitas bisnis, dan proses pengambilan keputusan serta dalam pemberian layanan. Standar Perilaku Berusaha BFI Finance melaksanakan kegiatan usahanya dengan kejujuran, integritas, dan keterbukaan, serta menghormati kepentingan pemegang saham, karyawan dan para stakeholder lainnya. Tanggung Jawab Korporasi BFI Finance mengakui adanya 5 (lima) bidang tanggung jawab korporasi: a. Kepada Pemegang Saham Kami akan menjalankan usaha Perusahaan untuk meningkatkan nilai pemegang saham berdasarkan prinsip-prinsip Tata Kelola Korporasi yang Baik. BFI Finance bermaksud untuk memberikan hasil usaha yang optimal dengan senantiasa memelihara pembayaran dividen kepada para pemegang saham, sementara itu juga menahan dana yang mencukupi untuk menggerakkan pertumbuhan Perusahaan. BFI Finance sangat menghargai hubungan dengan para pemegang saham dan akan memberikan informasi tepat waktu, teratur dan dapat dipercaya mengenai kegiatan, kondisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan.
2. Teamwork Teamwork in a corporation is the main priority as it enforces unity in achieving targets by synergizing all employees. 3. Strive for Excellence This value encourages employees to achieve more and not merely performing according to standard, but to view the standard as another challenge to overcome with even better performance. This is intended as a continuous business process improvement, product development and a decision making method to meet the ever-increasing demand for customers’ satisfaction.
124
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
4. Customer Satisfaction This value represents the demand to continuously provide satisfaction towards internal and external customers. This mindset is very crucial as the Company’s guideline in formulating policies and strategies, business activities, decision making process and general services. Standard Business Behaviours BFI Finance conducts its business with honesty, integrity, and transparency, and with respect towards shareholders’, employees’, and stakeholders’ interest.
Corporate Responsibilities BFI Finance acknowledges the following 5 (five) scopes of its responsibilities: a. Towards Shareholders We conduct business to improve shareholders’ values based on the principles of Good Corporate Governance. BFI Finance intends to provide optimal results by providing dividends for shareholders and retain enough funds to maintain Company’s growth. BFI Finance values its good relationship with shareholders and will provide detailed, accurate, punctual and trustworthy information regarding its business, financial condition and business results.
TATA KELOLA KORPORASI YANG BAIK Good Corporate Governance
PRINSIP-PRINSIP BERUSAHA Code of Conduct
b. Kepada Pelanggan Kami memiliki komitmen untuk meraih dan mempertahankan para pelanggan dengan menyediakan produk jasa pembiayaan yang memberikan nilai tambah bagi para pelanggan dari segi manfaat dan biayanya. c. Kepada Karyawan Kami menghargai para karyawan sebagai sumber daya yang sangat penting dan akan merekrut, mempekerjakan, memberikan pelatihan dan mempromosikan karyawan berdasarkan kualifikasi dan kemampuan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan. Lebih lanjut, kami bertanggung jawab untuk menciptakan kondisi kerja yang sehat dan akan melakukan segala sesuatu yang wajar untuk melindungi keselamatan para karyawan. d. Kepada Pihak Dengan Siapa Berbisnis Kami senantiasa memelihara hubungan yang saling menguntungkan dengan para kreditur, mitra usaha dan pihak lainnya dengan siapa Perusahaan melakukan bisnis, serta mendorong penerapan prinsip-prinsip ini dalam pelaksanaannya. e. Kepada Masyarakat Kami akan senantiasa menjalankan bisnis Perusahaan sebagai anggota masyarakat yang bertanggung jawab, menghormati undang-undang dan peraturan yang berlaku di tempat Perusahaan melakukan usaha dan berupaya untuk memastikan bahwa kegiatan-kegiatan Perusahaan tidak melibatkannya dalam pelanggaran-pelanggaran hak azasi manusia. Sumbangan yang diberikan Perusahaan dimaksudkan untuk kemajuan sosial dan material di tempat di mana Perusahaan beroperasi melalui kegiatan-kegiatan yang dapat memberi manfaat langsung dan seefektif mungkin kepada pihak penerima sumbangan. Integritas Usaha BFI Finance beserta seluruh kantor cabang dituntut untuk mengutamakan kejujuran, integritas dan kewajaran di semua aspek usaha Perusahaan dan mengharapkan hal yang sama dalam hubungan dengan semua pihak dengan siapa BFI Finance berbisnis. Semua transaksi bisnis atas nama Perusahaan harus dicerminkan secara akurat dan wajar di dalam pembukuan dan pencatatan Perusahaan sesuai dengan prosedur-prosedur yang ditetapkan dan tunduk pada audit. Para karyawan harus menghindari kegiatan pribadi yang bertentangan dengan tanggung jawab dan peran mereka dalam menjalankan bisnis Perusahaan.
b. Towards Customers We are committed to obtain and maintain customers with financial services that provide added values for customers in terms of benefits and costs.
d. Towards Stakeholders We always maintain mutually beneficial relationships with creditors, business partners, and other stakeholders and enforce these principles to realization.
c. Towards Employees We value employees as an important resource and will recruit, employ, provide trainings and promote them based on qualifications and capabilities. Furthermore, we are responsible for creating a conducive workplace and ensure employees’ safety.
e. Towards Community As a member of the society, we will always conduct business in a responsible manner by abiding by rules and regulations and ensuring that the Company’s activities do not in violate human rights.
Business Integrity BFI Finance and all of its branch offices uphold honesty, integrity and fairness throughout all the Company’s business aspects and expect the same thing from all stakeholders. All business transactions on the Company’s behalf must be recorded accurately in line with standard operating procedures and subject to audit. All employees must put aside their personal interest when conducting the Company’s business.
The Company’s many contributions are intended to improve the quality of life in its surrounding vicinities and to provide direct benefits to all recipients.
125
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
TATA KELOLA KORPORASI YANG BAIK Good Corporate Governance
PRINSIP-PRINSIP BERUSAHA Code of Conduct
Komitmen Kegiatan Operasional a. Pemakaian dan perlindungan aset Perusahaan BFI Finance akan memastikan bahwa setiap karyawan bertanggung jawab atas pemakaian yang wajar, perlindungan dan pelestarian aset dan sumber daya Perusahaan. Aset dan sumber daya Perusahaan, maupun kesempatan-kesempatan apapun yang timbul berdasarkan kedudukan seseorang, harus digunakan semata-mata untuk kepentingan pencapaian tujuan korporasi dan bukan untuk kepentingan pribadi. Karyawan BFI Finance dilarang mencari keuntungan untuk diri mereka sendiri atau orang lain melalui penyalahgunaan jabatan. b. Pengungkapan informasi BFI Finance menganggap informasi di bidang strategi bisnis merupakan aset Perusahaan yang harus dilindungi terhadap kehilangan, pelanggaran serta pemakaian dan pengungkapan yang tidak selayaknya. c. Perdagangan orang dalam (insider trading) BFI Finance akan senantiasa memastikan bahwa semua karyawan harus mentaati aturanaturan insider trading. Ini berarti bahwa adanya informasi bukan untuk umum yang dapat mempengaruhi harga saham BFI Finance harus dirahasiakan dengan baik sampai diumumkan oleh manajemen yang berwenang. Lebih lanjut, karyawan yang mempunyai informasi sensitif yang mungkin dapat mempengaruhi harga saham BFI Finance dan hak-hak terkait, tidak boleh melakukan transaksi langsung maupun tidak langsung atas saham BFI Finance dan hak-hak terkait tersebut.
Operational Business Commitment a. Company’s assets utilization and protection BFI Finance will ensure that every employee is responsible for proper use, protection and preservation of assets and Company resources. Companies’ assets and resouces as well as any opportunities that arise on the basis of one’s position, must be used solely for the interests of corporate objectives and not for personal gain.
126
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
BFI Finance’s employees must not misuse their positions to gain profit for their or other’s personal gain. b. Information disclosure BFI Finance views information regarding business strategy is a crucial asset that must be protected from theft, violation, misuse and inappropriate exposure.
c. Insider trading BFI Finance enforces insider trading regulations to all its employees. This means that insider information that could affect BFI Finance’s share price must be kept confidential until authorized disclosure. Furthermore, employees with access to sensitive information that could affect the BFI Finance’s share price and related rights must not be involved with direct or indirect transaction of BFI Finance’s shares and other related rights.
MANAJEMEN RISIKO Risk Management
Manajemen Risiko merupakan aktivitas yang ditujukan untuk melakukan identifikasi, pengukuran, mitigasi serta monitoring atas berbagai risiko. Di BFI Finance, manajemen risiko merupakan kegiatan untuk pengelolaan risiko atas ketidakpastian, ancaman serta memastikan bahwa karyawan bertindak sesuai dengan kebijakan manajemen risiko yang telah ditetapkan. Efektivitas sistem manajemen risiko memungkinkan manajemen untuk mendapatkan informasi yang terkini dan akurat dalam hal adanya pelanggaran atau ketidakpatuhan terhadap prosedur, dan hal ini dapat digunakan sebagai dasar pengambilan tindakan untuk mengurangi pengaruh risiko. Dalam hubungannya dengan aset Perusahaan yang mengandung risiko, selama tahun ini BFI Finance memperkenalkan beberapa inisiatif di bidang quality assurance dan manajemen risiko. Tujuannya agar risiko yang berhubungan dengan portofolio dan pembiayaan individu dapat dikontrol dengan lebih baik. Dalam kegiatan usaha Perusahaan terdapat berbagai risiko yang tidak terhindarkan, sebagaimana diuraikan di bawah ini: 1. Risiko Pendanaan dan Likuiditas Pertumbuhan Perusahaan sangat tergantung tersedianya pendanaan yang berasal dari fasilitas perbankan serta sumber dana lainnya untuk membiayai transaksi pembiayaan baru. Untuk memperkecil risiko likuiditas atas perbedaan jatuh tempo investasi dan sumber dana Perusahaan, sebagian pendanaan dilakukan dengan melakukan penjualan tagihan piutang Pembiayaan Konsumen atau melalui channeling. Tagihan pembiayaan yang tidak dijual, pendanaannya dilakukan melalui penerbitan obligasi, pinjaman bank dengan pembayaran yang berkala serta ekuitas Perusahaan. Risiko terhadap fluktuasi perubahan kurs valuta asing berkala dari adanya pinjaman dalam mata uang asing ditutup dengan lindung nilai dari beberapa lembaga keuangan terkemuka. 2. Risiko Kredit Komite Kredit bertanggung jawab untuk melakukan pengkajian, merekomendasikan dan memberikan persetujuan atas proposal kredit yang diajukan. Untuk proposal yang telah melampaui wewenang otoritas Direksi, diperlukan persetujuan dari Komisaris yang telah ditunjuk sebagai anggota Komite Kredit. Komite Kredit Perusahaan menaruh perhatian dan fokus terhadap perubahan ekonomi serta hal lainnya yang dapat mempengaruhi kualitas kredit
Risk Management is activity directed towards the identifying, assessing, mitigating and monitoring of risks. At BFI Finance, risk management entails organized activity to manage uncertainty and threat and involves people following procedure and using tools in order to ensure conformance with risk management policies.
field of quality assurance and risk management. The objective is to make the risk associated with portfolio and individual financing more manageable.
The effective risk management system allows management to obtain timely and accurate upto-date information with regard to any violation or non-compliance to set procedures, and use this for the basis of immediate action to reduce the impact of any negative risk. In terms of the risk asset portfolio, during the year BFI Finance introduced number of initiatives in the
1. Funding and Liquidity Risk The growth of the Company heavily depends on the availability of bank facilities and other sources of financing to provide funding for new bookings. To minimize liquidity risk that stems from changes in the liquidity of the Company’s assets and liabilities, part of the funding is sourced through the sale of receivables or loan
Inherent with its activities, there are various risks; mainly the risk described in the followings:
channeling. Receivables which are not sold are funded by bond and bank loan with amortize payment and Company’s equity. The risk on currency exchange is solely derived from the Company’s exposure to the foreign currency loans which were hedged by swap contract with reputable financial companies. 2. Credit Risk The Credit Committee is responsible for providing review, recommendation and approval to credit proposal submission. For the exposure exceeds the authority of the Board of Directors, approval from the Commissioner appointed as a member of the Credit Committee is required. The Company’s
127
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
TATA KELOLA KORPORASI YANG BAIK Good Corporate Governance
MANAJEMEN RISIKO Risk Management
DIVERSIFIKASI PORTOFOLIO BERDASARKAN GEOGRAFIS (2010) PORTFOLIO DIVERSIFICATION BY GEOGRAPHY (2010)
23,9% SUMATERA SUMATERA 22,5% KALIMANTAN KALIMANTAN 19,1% SULAWESI DAN INDONESIA TIMUR SULAWESI AND EAST INDONESIA 8,3%
JABODETABEK GREATER JAKARTA
26,2% JAWA DAN BALI JAVA AND BALI
para pelanggan. Dengan berlalunya krisis keuangan global di tahun 2008 dan 2009, terdapat perubahan kondisi risiko di berbagai industri. Berdasarkan kondisi saat ini, BFI Finance memastikan bahwa pengawasan dan pengelolaan portofolio kredit akan tetap terjaga dengan baik melalui implementasi secara ketat kebijakan kredit yang berlaku. Untuk memungkinkan Perusahaan melaksanakan monitoring kredit secara tersegmentasi, telah dilakukan diversifikasi portofolio pembiayaan ke dalam beberapa aspek risiko, meliputi diversifikasi geografis, jenis dan merek peralatan, jenis produk pembiayaan seperti Pembiayaan Konsumen, Sewa Pembiayaan, dan lain-lain. a) Diversifikasi Geografis Portofolio tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Penyebaran portofolio terbesar berturutturut dimulai dari Jawa dan Bali, diikuti Sumatera, Sulawesi dan Indonesia Timur, dan Kalimantan. Dibandingkan tahun sebelumnya, tidak terdapat pergeseran di mana penyebaran portofolio terbesar tetap berada di wilayah Jawa dan Bali. Diversifikasi secara geografis memungkinkan BFI Finance mengelola penyebaran risiko ke beberapa daerah atas kemungkinan adanya bencana alam seperti banjir, gempa bumi, kegagalan panen atau penurunan perekonomian lokal. Diversifikasi Portofolio Berdasarkan Geografis
128
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
Perubahan Change
2009
2010
Sumatera
26,2%
23,9%
-2,3%
Sumatera
Kalimantan
18,8%
22,5%
3,7%
Kalimantan
Sulawesi dan Indonesia Timur
19,5%
19,1%
-0,4%
Sulawesi and East Indonesia
Di luar Jawa dan Bali
64,5%
65,5%
1,0%
Outside Java and Bali
Greater Jakarta
Jabodetabek
8,7%
8,3%
-0,4%
Jawa dan Bali
26,8%
26,2%
-0,6%
Java and Bali
Jumlah Jawa dan Bali
35,5%
34,5%
-1,0%
Total Java and Bali
100,0%
100,0%
Jumlah
Credit Committee pays attention and focuses on the changes in economic and other circumstances that affect the counterparties’ credit standing. Post-global financial crisis in 2008 and 2009, there were changes in the industrial risk profile. Under the current circumstances, BFI Finance ensures that the credit risk remains manageable and properly monitored by pursuing a strict implementation of the prevailing credit policies.
Portfolio Diversification by Geography
In order to enable the Company to implement segmentized credit monitoring, portfolio exposure is grouped into geographic regions, by type of equipment and brand, as well as mix, based on financing products, such as Consumer Financing, Leasing, etc.
Total
a) Geographic Diversification The portfolio is spread out across Indonesia. The largest portfolio was in Java and Bali, followed by Sumatera, Sulawesi and Eastern Indonesia, and Kalimantan. There was no shifting compared to the previous year where the largest portfolio was still in Java and Bali area. The diversification in geography allows BFI Finance to spread the risk should particular areas encounter local economic disasters such as floods, earthquakes, and harvest failures local or economic downturn.
TATA KELOLA KORPORASI YANG BAIK Good Corporate Governance
MANAJEMEN RISIKO Risk Management
b) Diversifikasi Jenis dan Merek Dalam hal nilai pembiayaan kendaraan, hampir seluruh Pembiayaan Konsumen untuk kendaraan adalah merek Jepang yang memiliki nilai jual kembali yang tinggi dan adanya permintaan yang bagus di pasar sekunder. Untuk portofolio Sewa Pembiayaan, khususnya di bidang pembiayaan alat-alat berat, hanya ada beberapa merek yang dikenal di Indonesia. BFI Finance mengutamakan pembiayaan alat-alat berat atas beberapa merek yang mempunyai nilai jual yang baik di pasar sekunder. Diversifikasi Portofolio Mobil Berdasarkan Merek
Auto Portfolio Diversification by Brand
Perubahan Change
2009
2010
Toyota
34,0%
33,7%
-0,2%
Toyota
Mitsubishi
21,6%
19,7%
-1,8%
Mitsubishi
Suzuki
12,2%
11,9%
-0,3%
Suzuki
Honda
7,7%
8,4%
0,6%
Honda
Daihatsu
6,9%
7,7%
0,8%
Daihatsu
Isuzu
5,4%
4,6%
-0,9%
Isuzu
Jumlah Merek Jepang
87,9%
86,0%
-1,9%
Major Japanese Brands
Lainnya
12,1%
14,0%
1,9%
Others
Jumlah
100,0%
100,0%
DIVERSIFIKASI PORTOFOLIO MOBIL BERDASARKAN MEREK (2010) AUTO PORTFOLIO DIVERSIFICATION BY BRAND (2010)
33,7% TOYOTA TOYOTA 19,7% MITSUBISHI MITSUBISHI 11,9% SUZUKI SUZUKI 8,4%
HONDA HONDA
7,7%
DAIHATSU DAIHATSU
4,6%
ISUZU ISUZU
14,0% LAINNYA OTHERS
Total
c) Diversifikasi Tipe Sebagian besar kendaraan bermotor yang dibiayai merupakan kendaraan komersial (nonsedan). Kendaraan komersial ini digunakan untuk memperoleh penghasilan dan pada umumnya dipergunakan untuk usaha.
b) Brand Diversification Under the vehicle financing, in terms of value, almost all vehicles financed are Japanese brands, which have high resale values and demand in the secondary market.
For the Leasing portfolio, especially in heavy equipment financing, there are only few established brands of equipment used in Indonesia. BFI Finance focus its financing to the heavy equipment which the brands have good resale value in the secondary market.
c) Type Diversification Most of vehicles being financed are commercial vehicles (non-sedan). Commercial vehicles are used for income generation and in most cases utilized for doing business.
129
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
TATA KELOLA KORPORASI YANG BAIK Good Corporate Governance
MANAJEMEN RISIKO Risk Management
DIVERSIFIKASI PORTOFOLIO MOBIL BERDASARKAN TIPE (2010) AUTO PORTFOLIO DIVERSIFICATION BY TYPE (2010)
Diversifikasi Portofolio Mobil Berdasarkan Tipe
44,1% MINIBUS (TERMASUK ANGKOT) MINIBUS (INCLUDING CITY TRANSPORT) 20,3% TRUK LIGHT TRUCK 17,7% JEEP JEEP
Minibus (termasuk Angkot)
Auto Portfolio Diversification by Type
2009
2010
46,5%
44,1%
Perubahan Change -2,4%
Minibus (including City Transport) Light Truck
Truk
19,8%
20,3%
0,5%
11,2% PICK-UP HONDA
Jeep
11,4%
17,7%
6,3%
Jeep
0,8%
BIS BUS
Pick-Up
11,0%
11,2%
0,2%
Pick-Up
5,9%
SEDAN PASSENGER CAR
0,9%
0,8%
-0,2%
Bus
Jumlah Mobil Niaga
89,7%
94,1%
4,4%
Total Commercial Car
Sedan
10,3%
5,9%
-4,4%
Passenger Car
Jumlah
100,0%
100,0%
Bis
Total
d) Diversifikasi Industri pada Sewa Pembiayaan Portofolio Sewa Pembiayaan Perusahaan tersebar di sektor-sektor utama mulai dari kontraktor umum, tambang batubara dan timah, transportasi, perhutanan, pertanian dan lain-lain. Portofolio Sewa Pembiayaan Berdasarkan Industri
PORTOFOLIO SEWA PEMBIAYAAN BERDASARKAN INDUSTRI (2010)
Leasing Portfolio Breakdown by Industry
2009
2010
Kontraktor Umum
37,9%
15,5%
15,5% KONTRAKTOR UMUM GENERAL CONTRACTOR
Tambang Batubara
13,5%
44,1%
Coal Mining
44,1% TAMBANG BATUBARA COAL MINING
Transportasi
5,2%
5,7%
Transportation
LEASING BREAKDOWN BY INDUSTRY (2010)
General Contractor
20,4%
0,0%
Rental
SEWA RENTAL
Perhutanan
5,2%
3,7%
Forestry (Logging)
Tambang Timah
5,9%
8,2%
Metal Mining
3,7%
PERHUTANAN FORESTRY (LOGGING)
Pertanian
2,2%
14,1%
Agriculture (Crops)
8,2%
TAMBANG TIMAH METAL MINING
5,7%
TRANSPORTASI TRANSPORTATION
0,0%
Sewa
Pulp dan Kertas
0,4%
0,0%
Pulp and Paper
14,1% PERTANIAN AGRICULTURAL (CROPS)
Lain-lain
9,3%
8,8%
Others
0,0%
PULP DAN KERTAS PULS AND PAPER
Jumlah
100,0%
100,0%
Total
8,8%
LAINNYA OTHERS
e) Fokus Sewa Pembiayaan atas peralatan yang umum digunakan dan memiliki risiko rendah, sebanyak 74,1% dari piutang Sewa Pembiayaan merupakan pembiayaan aset berupa alat berat yang dapat digunakan untuk kegiatan di berbagai industri termasuk alat berat excavator, bulldozer, motor grader dan lain-lain, serta alat transportasi sungai dan laut, seperti tug boat dan tongkang.
d) Industry Diversification in Leasing The Company’s Leasing portfolio is diversified across major sectors ranging from general contractor, coal and metal mining, transportation, forestry (logging), agriculture (crops) and others.
130
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
e) Focus on low risk and general purpose Leasing assets, 74.1% of the Leasing receivable is general purpose equipment such as excavators, bulldozers, motor graders, etc., and marine transport vehicles, such as tug boats and barges.
TATA KELOLA KORPORASI YANG BAIK Good Corporate Governance
MANAJEMEN RISIKO Risk Management
Portofolio Sewa Pembiayaan Berdasarkan Jenis Alat*
Leasing Portfolio Breakdown by Type of Equipment*
PORTOFOLIO SEWA PEMBIAYAAN BERDASARKAN JENIS ALAT (2010) LEASING PORTFOLIO BREAKDOWN BY TYPE OF EQUIPMENT (2010)
Perubahan Change
2009
2010
Excavator
49,5%
45,5%
-3,9%
Excavator
Bulldozer
18,1%
14,5%
-3,5%
Bulldozer
Alat Berat Lainnya
10,9%
9,2%
-1,6%
Other Heavy Equipment
9,2%
ALAT BERAT LAINNYA OTHER HEAVY EQUIPMENT
Jumlah Alat Berat
78,4%
69,3%
-9,1%
Total Heavy Equipment
4,8%
TRANSPORTASI DAN ALAT MARITIM MARINE TRANSPORT AND EQUIPMENT
Transportasi dan Alat Maritim Jumlah Aset Serba Guna Kendaraan Lainnya Jumlah Alat Lainnya Jumlah
3,8%
4,8%
1,0%
Marine Transport and Equipment
82,2%
74,1%
-8,1%
Total General Purpose Assets
15,2%
23,0%
7,7%
Vehicle
2,6%
2,9%
0,3%
Others
17,8%
25,9%
8,1%
Total Other Equipment
100,0%
100,0%
*Tidak termasuk Agunan Yang Diambil Alih
45,5% EXCAVATOR EXCAVATOR 14,5% BULLDOZER BULLDOZER
23,0% KENDARAAN VEHICLE 2,9%
LAINNYA OTHERS
Total *Excluding Repossessed Collaterals
f) Piutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang sangat minim dan tidak ada pembiayaan kepada grup sendiri. BFI Finance tidak mempunyai transaksi dengan perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa karena Perusahaan tidak berafiliasi dengan suatu grup usaha. Piutang dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa kurang dari 1% dari total piutang yang dikelola, seluruhnya merupakan piutang pembiayaan kepada karyawan, sementara porsi terbesar piutang pembiayaan kepada satu grup konsumen kurang dari 2% dari total piutang yang dikelola. 3. Risiko Operasional Manajemen risiko operasional merupakan siklus dari proses pengawasan yang berkelanjutan terhadap risiko akibat kegagalan atau ketidakcukupan kontrol terhadap sistem dan proses internal, faktor manusia, maupun kejadian yang disebabkan faktor ekternal. Untuk mengurangi risiko operasional internal, BFI Finance telah menyelesaikan pengembangan sistem Teknologi Informasi (IT) sehubungan dengan adanya perubahan dan pengembangan produk pembiayaan, proses, serta pertumbuhan jangkauan operasi dan volume bisnis. Untuk mengurangi dampak risiko dari faktor eksternal, BFI Finance telah menutup asuransi atas seluruh aset tetap dan menyimpan data cadangan di lokasi yang berbeda. BFI Finance juga telah menerapkan “Disaster Recovery Plan” yang melindungi dan menghindari risiko kerusakan operasional serta menjamin adanya kontinuitas kegiatan usaha seandainya terjadi suatu bencana. Selain itu, Perusahaan secara terus-menerus memperbaharui Standar Prosedur Operasi (SOP) untuk menjamin adanya akuntabilitas dan tanggung jawab dari setiap fungsi dalam organisasi.
f) Negligible related party loans and absence of group lending. BFI Finance does not have any intercompany loan exposures as the Company is not affiliated to any group. The only related loans were less than 1% of total asset managed are entirely employee’s loans, while the largest exposure to a single group of customers was less than 2% of total asset managed.
3. Operational Risk The operational risk management is a continual cyclic process for the oversight of operational risk resulting from failure or inadequate control on the internal process and systems, human factors, as well as from external events. To reduce the internal operational risks BFI Finance just completed the process for upgrading the existing Information Technology (IT) system to cope with the changes in product development, process and growth in area coverage and business volume.
To reduce risks from external events, BFI Finance has insured its fixed assets and stored back-up data at a separate off site location. BFI Finance has also a “Disaster Recovery Plan” in place that protects and prevents operational damage and ensures a continuation of operations should any disaster strike the Company. Also, the Company continuously updates its Standard Operating Procedures (SOP) to ensure clear accountability and responsibility of every function within the organization. • PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
131
PERMASALAHAN HUKUM Legal Disputes
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa keuangan, khususnya penyediaan pembiayaan bagi kalangan konsumen retail maupun korporasi, perlu diakui bahwa Perusahaan tidak terlepas dari risiko-risiko operasional, terjadinya penyimpangan-penyimpangan yang kemudian menyebabkan timbulnya tuntutan-tuntutan hukum, baik kasus perdata maupun pidana. BFI Finance menaruh perhatian serius terhadap setiap kasus litigasi yang merupakan bagian dari risiko bisnis Perusahaan ini. Selama tahun 2010, kasus-kasus litigasi di BFI Finance yang berhubungan dengan kegiatan usaha Perusahaan diuraikan sebagai berikut:
Perkara Hukum Legal Case
As a financial service provider company, especially one that provides funding for retail customers and corporations, the Company is inevitably stumbles into operational risks and deviations that eventually lead to legal disputes, both civil and criminal. BFI Finance pays special attention towards these litigations which is a part of its business risks. The detailed summary of legal disputes related to the Company’s business activities throughout 2010 is as follows:
132
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
Jumlah Perkara Number of Case Perdata Civil
Pidana Criminal
Telah diselesaikan dan mempunyai kekuatan hukum yang tetap Resolved and have permanent legal binding
3
0
Dalam proses penyelesaian In the process of settlement
15
0
KEGIATAN KOMUNIKASI PERUSAHAAN Corporate Communication Activity
SOLUSI CEPAT KEPERLUAN PEMBIAYAAN ANDA http://www.infobanknews.com-No. ISSN 0126-4915
BFI Finance memahami pentingnya peran komunikasi Perusahaan dalam rangka meningkatkan citra dan nama baik Perusahaan di kalangan para pemangku kepentingan dan masyarakat pada umumnya. Selain menjadi sarana penghubung informasi antara Perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dan masyarakat umum, fungsi utama lainnya adalah sebagai sarana promosi produk-produk dari jasa pembiayaan Perusahaan serta berbagai fasilitas pendukungnya, serta jembatan penghubung komunikasi internal antarkaryawan Perusahaan.
No. 377
A N A L I S I S - S T R A T E G I
z
Agustus 2010
P E R B A N K A N
z
&
Vol. XXXII
K E U A N G A N
Kegiatan komunikasi Perusahaan dibagi dalam lima bidang utama, yaitu: 1. Komunikasi Eksternal (non-investor) 2. Komunikasi Internal 3. Corporate Branding dan Promosi Produk 4. Hubungan Investor 5. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
RATI N G M U LT I F I N A N C E BFI FINANCE MERAIH PERINGKAT KE-4 DENGAN PREDIKAT
”SANGAT BAGUS”
SELAMA 5 TAHUN BERTURUT-TURUT (2006-2010)
Komunikasi Eksternal (non-investor) Fungsi utama dari bidang Komunikasi Eksternal adalah sebagai sarana pengelola dan penyebar informasi Perusahaan ke media massa dan/atau pihak ketiga lainnya sebagai pemenuhan syarat keterbukaan informasi kepada para pemegang kepentingan dan kalangan masyarakat umum. Informasi yang disampaikan wajib memenuhi syarat ketepatan waktu dan keakuratan yang pada akhirnya berguna untuk membentuk opini publik yang positif atas kondisi-kondisi yang terjadi dalam bisnis Perusahaan. Hal ini juga untuk memenuhi prinsip Tata Kelola Korporasi yang Baik (Good Corporate Governance) yang dianut secara taat oleh Perusahaan.
Awas Risiko Reputasi BPD
Lingkage Program Pascakasus Triapnca
Menggali Berkah Dana Zakat
Asuransi Jiwa Kecil di Jalan Terjal
BF
IN IK
IM
EM
ILIK
IL
EB
R DA
IH
I
90 CA
BA
NG
Tugas dan tanggung jawab bidang Komunikasi Eksternal antara lain: • Pembuatan press release dalam berbagai acara resmi Perusahaan. • Penanganan siaran pers, penyelenggaraan konferensi pers dan peliputan media. • Publikasi laporan keuangan Perusahaan dan berita-berita lainnya yang berhubungan kinerja bisnis Perusahaan. • Update reguler informasi berbagai aktivitas Perusahaan di situs web www.bfi.co.id, termasuk melakukan perubahan desain dan layout situs web agar lebih mudah, nyaman dan menarik dibaca oleh masyarakat yang mengakses fasilitas ini.
BFI Finance understands the importance of the Company communication’s role in order to establish a good image and reputation among stakeholders and general public. In addition to being a means of information liaison between the Company and the stakeholders and the general public, the other main function is as a means of products promotion of Company’s financial services and other supporting facilities, as well as internal communications bridge among employees of the Company.
Corporate communication activity consists of the following five main scopes:
also in line with the principles of Good Corporate Governance adopted devotedly by the Company.
1. External Communication (non-investor) 2. Internal Communication 3. Corporate Branding and Products Promotion 4. Investor Relation 5. Corporate Social Responsibility
The roles and responsibilities Communication are as follows:
External Communication (non-investor) The main function of External Communication is to manage and spread information related to the Company through media and/or other third parties to fulfill information disclosure requirement towards stakeholders and general public. The information must be accurate, punctual and eventually able to establish the Company’s positive image. This is
of
External
• Composing press release related to the Company’s formal events. • Managing press conference and media coverage. • Publishing the Company’s financial report and other documents pertaining the Company’s business performance. • Regularly updating various information at www. bfi.co.id as well as revising design and layout of the website to ensure visitors’ comfort.
133
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
TATA KELOLA KORPORASI YANG BAIK Good Corporate Governance
KEGIATAN KOMUNIKASI PERUSAHAAN Corporate Communication Activity
Untuk lebih memudahkan komunikasi interaktif dengan publik yang kini semakin banyak mengikuti tren jejaring-jejaring sosial, BFI Finance juga membuka saluran-saluran komunikasi online melalui sarana Facebook dan Twitter. Kegiatan Komunikasi Eksternal Perusahaan dilakukan oleh beberapa unit kerja dalam organisasi secara terpadu, yaitu Sekretaris Perusahaan dan Departemen Quality Service. Komunikasi Internal Bidang Komunikasi Internal bertanggung jawab untuk memastikan ketersediaan dan sirkulasi informasi mengenai perkembangan terkini dari Perusahaan dan informasi-informasi umum lainnya yang relevan dengan berbagai aktivitas Perusahaan, dengan tujuan untuk menjalin kebersamaan, keterbukaan dan kesamarataan informasi serta meningkatkan kualitas interaksi antara pihak manajemen Perusahaan dengan para stakeholder internal; khususnya para karyawan. Bentuk-bentuk kegiatan Komunikasi Internal antara lain: • Media cetak: buletin BiFI News sebagai sarana komunikasi dari dan untuk karyawan mengenai informasi-informasi terkini seputar aktivitas terkini dari Perusahaan dan karyawan, berbagai informasi umum menarik lainnya (tips-tips dan hiburan) dengan periode terbit empat bulan sekali. • Media elektronik: pembuatan portal web BFI Learning Center (disingkat BLC) sebagai pusat sarana informasi elektronik khusus bagi para karyawan yang memuat berbagai informasi terkini yang terkait aktivitas bisnis Perusahaan, aktivitas karyawan, sarana berbagi informasi dari karyawan untuk karyawan, informasi umum seputar tips-tips yang berguna bagi kehidupan sehari-hari, hingga kampanye hidup sehat dan sayang lingkungan. • Pertemuan: temu wicara dan sharing dari para manajemen senior Perusahaan dan pembicara eksternal kepada para karyawan mengenai topik-topik hangat, baik yang berhubungan dengan aktivitas Perusahaan maupun pengembangan kepribadian.
To create the easier ways to communicate interactively with the public where more people follow the trend of joining the social networks nowadays, BFI Finance also launched online communication channels through Facebook dan Twitter facility.
to the Company’s latest development and other relevant information about Company’s activities in order to establish togetherness, transparency, and equality in information as well as to improve interaction between management and internal stakeholders, especially the employees.
The Company’s External Communication activity is performed by several task units within the organization integratedly, which are Corporate Secretary and Quality Service Department.
Internal Communication’s activities are as follows:
Internal Communication Internal Communication section is responsible for the availability and circulation of information related
134
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
• Printed media: quarterly BiFI News bulletin as a mean to inform internal parties about the Company’s and employees’ latest activities, general information (tips and entertainment news).
• Electronic media: establishing BFI Learning Center (BLC) web portal as the informational hub for employees that consists of Company’s and employees latest activities, a facility to share general tips from and to employees, general information related to useful tips for daily life, as well as healthy living and nature preservation campaign. • Gathering: holding workshop with Company’s Senior Management and external speakers regarding the latest issues related to Company’s activities as well as personal growth.
TATA KELOLA KORPORASI YANG BAIK Good Corporate Governance
KEGIATAN KOMUNIKASI PERUSAHAAN Corporate Communication Activity
Bidang Komunikasi Internal diatur dan dikelola oleh beberapa unit kerja di Perusahaan yang bekerjasama membentuk tim khusus redaksi untuk mengorganisir kegiatan dalam bentuk media cetak dan media elektronik, yaitu Departemen Quality Service, Departemen Sumber Daya Manusia (HRD) dan Sekretaris Perusahaan. Corporate Branding dan Promosi Produk Perusahaan memahami pentingnya peran bagian Corporate Branding dalam mengkoordinasikan berbagai aktivitas yang mampu menyuarakan nama dan citra baik Perusahaan ke khalayak ramai, terutama para stakeholder eksternal Perusahaan, secara efektif dan efisien. Fungsi utama dari bagian Corporate Branding adalah membuat standarisasi dan batasan-batasan baku lainnya tentang segala hal yang terkait dengan identitas Perusahaan dan cara-cara yang efektif untuk mengkomunikasikannya kepada para stakeholder eksternal dan internal. Berbagai aktivitas yang dilakukan bagian Corporate Branding, antara lain: • Melakukan standarisasi berbagai atribut yang berhubungan dengan identitas Perusahaan. • Memberikan konsultasi dan asistensi ke berbagai unit kerja di Perusahaan untuk mendukung berbagai aktivitas dan acara-acara resmi dari Perusahaan atau melibatkan partisipasi sponsor dari Perusahaan agar selaras dengan aturan-aturan standar identitas Perusahaan. • Memberikan konsultasi dan asistensi untuk mendukung kampanye produk pembiayaan dari Perusahaan. • Memastikan bahwa segala atribut yang dipergunakan dan membawa nama Perusahaan; baik untuk kegiatan tingkat nasional maupun lokal di kantor-kantor cabang; telah sesuai dengan standarisasi identitas Perusahaan. Bagian Promosi Produk memprioritaskan aktivitas-aktivitasnya pada berbagai jenis kegiatan promosi dari produk-produk jasa pembiayaan Perusahaan, baik yang dilakukan dalam skala nasional maupun lokal oleh tiap kantor cabang. Fungsi utama bagian ini adalah untuk mengkoordinasikan bentuk dan jenis promosi yang perlu dijalankan oleh Perusahaan dalam tingkat nasional maupun lokal per wilayah kantor-kantor Cabang agar dapat mendukung target-target penjualan yang ditetapkan tiap unit manajemen produk Perusahaan secara maksimal. Kedua bagian ini ditangani khusus dengan kerjasama yang erat antara Departemen Quality Service dan Unit Promotion.
Internal Communication activities are arranged and managed by several task units at the Company that collaborate to form a special editor team in organizing various activities in the form of printed and electronic media that consists of Quality Service Department, Human Resources Department (HRD) and Corporate Secretary. Corporate Branding and Products Promotion The Company understands the role of Corporate Branding in coordinating various activities that could effectively and efficiently convey a good image towards general public, especially external stakeholders. The main function of Corporate Branding section is to formulate standardization and threshold related to Corporate identity and effective manners of communicating it to external and internal stakeholders.
Various activities from the Corporate Branding section are as follows: • Formulating standardization related to Company identity. • Providing inputs and assistances to all work units within the Company to support various activities and formal events or involving sponsors to be in line with Company identity. • Providing inputs and assistance to support the Company’s financing services campaign. • Ensuring that all attributes bearing the Company’s name for national or local events are in line with Company identity.
Products Promotion section prioritizes its activities in variety of promotions for the Company’s financial services products at national as well as local level by each branch office. The main function of this section is to coordinate the form and type of promotion that must be run by the Company in national and local levels by region for branch offices in order to support the sales targets set for each unit of product management of the Company maximally.. Corporate Branding and Products Promotion are performed by Quality Service Department and Promotion Unit.
135
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
TATA KELOLA KORPORASI YANG BAIK Good Corporate Governance
KEGIATAN KOMUNIKASI PERUSAHAAN Corporate Communication Activity
Hubungan Investor Fungsi dari bagian Hubungan Investor adalah membangun hubungan komunikasi yang efektif dan saling menguntungkan secara konsisten antara Perusahaan dengan kalangan investor atau para pemegang saham serta lembaga-lembaga pemerintah yang terkait dengan dunia pasar modal dan investasi. Tugas dan tanggung jawab dari bagian ini, antara lain: • Menjembatani komunikasi antara Perusahaan dengan para stakeholder eksternal, terutama para pemegang saham dan lembaga-lembaga pemerintah yang terkait dalam hal pasar modal dan investasi. • Pembuatan Newsletter BFI Finance yang berisi laporan kinerja Perusahaan secara bulanan dan diposting secara rutin tiap bulannya di situs web Perusahaan (www.bfi.co.id); khusus di bagian Hubungan Investor. • Pembuatan laporan Management Discussion & Analysis (MD&A) yang berisi rangkuman dari laporan kinerja Perusahaan berdasarkan periode kuartalan dan diposting secara rutin di situs web Perusahaan (www.bfi.co.id); khusus di bagian Hubungan Investor. • Bertindak sebagai koordinator dalam pembuatan Laporan Tahunan Perusahaan dan publikasi secara online di situs web Perusahaan (www.bfi.co.id) • Bertindak sebagai penyelenggara, koordinator utama dan pengawas dari berbagai kegiatan Perusahaan, seperti Rapat Umum Pemegang Saham dan Public Expose Sekretaris Perusahaan secara keseluruhan bertanggung jawab atas pelaksanaan fungsi dan tugastugas dari bagian Hubungan Investor. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) Uraian lengkap mengenai kegiatan CSR BFI Finance dapat disimak lebih lanjut pada bagian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dalam Laporan Tahunan ini (lihat halaman 136).
Investor Relation The purpose of Investor Relation is to develop effective and mutually beneficial communication with investors, shareholders and government bodies related to stock market and investment. The roles and responsibilities of Investor Relation are as follows: • Mediating the communication between the Company and external stakeholders, especially the shareholders and government bodies related to stock market and investment.
136
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
• Composing BFI Finance Newsletter pertaining the Company’s performance report and posting it routinely every month at www.bfi.co.id on Investor Relation page. • Composing Management Discussion & Analysis (MD&A) report pertaining the summary of Company’s quarterly performance and posting it routinely at www.bfi.co.id on Investor Relation page. • Acting as coordinator in the formulation of the Company’s Annual Report and its online publication at www.bfi.co.id. • Acting as organizer, coordinator and supervisor of various Company’s activities such as General Meeting of Shareholders as well as Public Expose.
Corporate Secretary is fully responsible of the aforementioned function and activities of the Investor Relation section. Corporate Social Responsibility The detailed description of BFI Finance’s CSR activities can be viewed at Corporate Social Responsibility section of this annual report (see page 136).
TATA KELOLA KORPORASI YANG BAIK Good Corporate Governance
KEGIATAN KOMUNIKASI PERUSAHAAN Corporate Communication Activity
137
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
Implementasi CSR sebagai bagian kegiatan usaha Perusahaan diharapkan mampu semakin menumbuhkan kesadaran berbagai pihak akan pentingnya penempatan organisasi Perusahaan sebagai bagian dari kehidupan masyarakat sekitar demi mencapai tujuan perkembangan usaha yang berkelanjutan.
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Corporate Social Responsibility
CSR implementation as part of the Company’s business activity is expected to be able to raise awareness regarding the importance of the Company’s positioning as part of the surrounding community to ensure sustainable business growth.
138
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
139
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Corporate Social Responsibility
Di samping inisiatif untuk terus mengasah pemahaman hakiki mengenai definisi CSR dalam rangka mendukung proses pembelajaran dan pendewasaan, Perusahaan juga berusaha mengembangkan CSR sebagai budaya dan cara menjalankan usaha secara konsisten sehingga menjadi salah satu pedoman utama dalam etika berbisnis. Besides the initiative to sharpen the intrinsic comprehension of CSR definition continuously in order to support the learning and maturation process, the Company also tried to consistently embed CSR in its culture and the way it does business so that it becomes one of the primary guidelines in business ethics. 140
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
CSR sebagai Pedoman Etika Bisnis Komitmen BFI Finance dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang mencerminkan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility atau CSR) secara berkesinambungan di berbagai wilayah Indonesia tidak hanya sekedar menampilkan sisi filantropi atau kedermawanan Perusahaan, tetapi lebih fokus pada peningkatan kualitas hidup dan pemberdayaan masyarakat yang bermanfaat jangka panjang serta menunjang proses menuju pembentukan kemandirian masyarakat di bidang sosial ekonomi. Di samping inisiatif untuk terus mengasah pemahaman hakiki mengenai definisi CSR dalam rangka mendukung proses pembelajaran dan pendewasaan, Perusahaan juga berusaha mengembangkan CSR sebagai budaya dan cara menjalankan usaha secara konsisten sehingga menjadi salah satu pedoman utama dalam etika berbisnis. Hal ini tertuang secara jelas dalam Visi dan Misi BFI Finance. Perusahaan berkomitmen untuk menjadi partner masyarakat dalam mengentaskan kemiskinan, meningkatkan taraf pendidikan dari masyarakat kurang mampu
CSR as Business Ethics Guideline BFI Finance’s commitment to conducting Corporate Social Responsibility (CSR) activities at various Indonesian regions did not only showcase the Company’s philanthropic side, but focused more on the enhancement of living standard and community’s empowerment that could bring longterm benefits and also support the process towards the establishment of community’s independence in the socio-economic field. Besides the initiative
to sharpen the intrinsic comprehension of CSR definition continuously in order to support the learning and maturation process, the Company also tried to consistently embed CSR in its culture and the way it does business so that it becomes one of the primary guidelines in business ethics. This is clearly stated in the Vision and Mission of BFI Finance. The Company has committed to become the community’s partner in eliminating poverty, to increase the education level of the lessfortunate community and underdeveloped areas,
LAPORAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN CSR Report
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Corporate Social Responsibility
dan daerah terbelakang, menyediakan kredit mikro bagi sektor ekonomi menengah ke bawah dan mendukung upaya Pemerintah dalam penghematan energi dan mengurangi emisi karbon. Visi dan Misi CSR Perusahaan Visi Menjadi mitra dalam meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat secara signifikan dengan menjaga keseimbangan dari 3P (Profit, People, Planet) dan membangun hubungan yang harmonis antara Pemerintah, Perusahaan dan Masyarakat Misi • Memberantas kemiskinan dan keterbelakangan sosial-ekonomi sesuai dengan kapasitas dan kemampuan Perusahaan • Berpartisipasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan dasar dan pendidikan tinggi • Pemberdayaan keluarga-keluarga ekonomi bawah melalui pembiayaan mikro • Penyediaan saluran distribusi untuk usaha-usaha kecil • Mengimplementasikan cara-cara konservasi energi dalam rutinitas bisnis sehari-hari Pengembangan Ekonomi Dalam rangka mewujudkan komitmen Perusahaan untuk menjadi mitra masyarakat dalam mengentaskan kemiskinan, Perusahaan berinisiatif menyediakan pembiayaan dalam skala yang lebih kecil bagi pengusaha di segmen ekonomi menengah ke bawah. Pada umumnya para pelaku usaha di segmen ini berasal dari golongan ekonomi yang belum “bankable” sehingga sulit bagi mereka untuk mendapatkan pembiayaan untuk pengembangan usaha, khususnya dari bank-bank. BFI Finance sebagai perusahaan jasa pembiayaan berupaya mengambil peran sebagai lembaga yang menyediakan dana untuk memenuhi kebutuhan pengusaha di segmen ekonomi menengah ke bawah tersebut. Kalangan pengusaha segmen ekonomi menengah ke bawah yang menjadi target BFI Finance antara lain: • Pedagang pasar tradisional • Pengusaha warung makanan dan minuman • Industri rumahan
to provide micro credit for middle-low economic sector and to support the Government’s effort in energy conservation and to reduce carbon emissions. The Company’s CSR Vision and Mission Vision To become a partner in significantly enhancing the community’s life quality and welfare by maintaining the balance of 3P (Profit, People, Planet) and to build harmonious relationship between the Government, Corporation and Community Mission • To eliminate poverty and socio-economic retardation in accordance to the Company’s capacity and capability
• To participate in upgrading the quality of basic education and higher learning • To empower low income families in building basic homes and other infrastructure • To provide a delivery channel for small enterprises • To implement the ways of conserving energy in daily business routines Economic Development In order to realize the Company’s commitment to become a partner of the society to alleviate poverty, the Company took the initiative to provide funding on a smaller scale for entrepreneurs in middle-low economic segment. In general, the entrepreneurs in this segment come from the economic groups which are considered as not yet “bankable” so it is difficult for them to get financing for business
development, especially from the banks. BFI Finance as a financial services company aims to take the role as an institution that provides funds to meet the needs of those entrepreneurs in middlelow economic segment. The types of middle-low segment entrepreneurs that became the primary target for BFI Finance are as follows: • Traditional merchants • Diners • Domestic industries
141
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
LAPORAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN CSR Report
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Corporate Social Responsibility
Alokasi Anggaran CSR 2010 2010 CSR Budget Allocation
51% PENDIDIKAN EDUCATION 31% INFRASTRUKTUR DAN LINGKUNGAN INFRASTRUCTURE AND ENVIRONMENT 2% KESEHATAN HEALTH 16% DONASI UMUM GENERAL DONATIONS
Pengembangan Sosial Perusahaan menetapkan skala prioritas dalam aktivitas CSR dan fokus pada area kegiatan yang mendukung tujuan pemberdayaan masyarakat, dengan harapan agar Perusahaan dapat senantiasa merealisasikan komitmen-komitmennya dalam hal meningkatkan kemandirian masyarakat di bidang sosial ekonomi. Aktivitas-aktivitas pengembangan bidang sosial di tahun 2010 dan akan terus dipertahankan dalam tahun-tahun mendatang adalah: • Bidang Pendidikan • Bidang Infrastruktur dan Lingkungan • Bidang Kesehatan • Kegiatan-kegiatan Amal dan Bantuan Bencana (Donasi Umum) Kegiatan-kegiatan Perusahaan lebih difokuskan pada komunitas-komunitas yang memerlukan bantuan bidang pendidikan, infrastruktur dan kesehatan. * Bidang Pendidikan Program-program peningkatan kualitas pendidikan yang dijalankan Perusahaan selama tahun 2010 terdiri dari: • Penganugerahan beasiswa untuk para anak-anak karyawan dengan prestasi terbaik dari tingkat SD hingga SMA. • Program beasiswa bagi karyawan berpendidikan akhir D3 untuk melanjutkan ke tingkat S1. Perusahaan juga menyediakan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat S2 yang terbuka bagi karyawan dengan level manajerial. • Perusahaan kembali bekerjasama dengan UNICEF Indonesia melalui fasilitasi dana untuk mendukung program Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD) yang dicanangkan Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Implementasi dari program pendidikan dengan pendekatan holistik yang bertujuan mengembangkan kemampuan anak-anak usia 0 hingga 6 tahun dalam hal “bermain sambil belajar”, peningkatan gizi, dan pengasuhan sosial emosional untuk menggali potensi anak ini akan berlangsung selama periode tiga tahun (2011-2013) di daerah Bone, Provinsi Sulawesi Selatan. Program PAUD di daerah tersebut dikenal dengan sebutan “Taman Paditungka.” Penandatanganan Memorandum Kesepakatan (MOU) antara BFI Finance dan UNICEF Indonesia dilakukan pada tanggal 1 Oktober 2010.
Social Development The Company has set the scale of priorities for CSR activities and to maintain focus on fields related to community empowerment, with expectation that the Company’s commitments to improving the society’s socio-economic independence could continuously materialize. The activities for the development of the social sector in 2010 and which will be maintained for the upcoming years are as follows: • • • •
Education Sector Infrastructure and Environment Sector Health Sector Charity and Disaster-Relief Activities (General Donations)
142
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
The Company’s activities were targeted at communities in need of education, infrastructures and health support. * Education Sector Quality of education efforts performed by the Company throughout the year 2010 consist of the following: • Scholarships for employees’ accomplished children from elementary school level to high school level. • Scholarship programs for employees with D3 (Diploma) to continue to S1 (Undergraduate) degree. The Company also provided scholarships to employees in managerial level to continue their education to S2 (Masters) degree.
• The Company has once again co-operated with UNICEF Indonesia through facilitation of funds to support the Early Childhood Development (ECD) program which has been declared by the Ministry of National Education of the Republic of Indonesia. The implementation of this holistic-approach education program, whose objectives are to develop the ability of children aged 0 to 6 years old in “playing and learning”, nutrition improvement, and social emotional care to uncover the child’s potential will be held for the period of three years (2011-2013) in the area of Bone, South Sulawesi Province. The ECD Program in that area is known as “Taman Paditungka.” The signing of Memorandum of Understanding (MOU) between BFI Finance and UNICEF Indonesia was held on October 1, 2010.
LAPORAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN CSR Report
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Corporate Social Responsibility
• Perusahaan bekerjasama dengan beberapa universitas terkemuka di dalam negeri untuk program beasiswa yang dianugerahkan bagi para mahasiswa S1 berprestasi. Sepanjang tahun 2010, Perusahaan telah memberikan sepuluh anugerah beasiswa. Perusahaan juga menyediakan kesempatan magang di berbagai kantor cabang bagi para mahasiswa penerima beasiswa.
• Forged partnerships with several acclaimed local universities to provide scholarship programs which were granted to accomplished S1 (Undergraduate) university students. During the year 2010 the Company granted ten scholarships. The Company also provided internship opportunities at its various branch offices for scholarship holders.
143
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
LAPORAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN CSR Report
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Corporate Social Responsibility
Daftar Penerima Beasiswa S1 BFI Finance (Periode: 2003-2010) Tahun Year
List of BFI Finance’s Bachelor Degree Scholarship Recipients (Period: 2003-2010) Jumlah Penerima Beasiswa Number of Scholarship Recipients
2003 - 2004
4
2005
2
2006 - 2007
3
Nama Universitas Name of University Universitas Atma Jaya Yogyakarta University of Atma Jaya Yogyakarta Universitas Indonesia University of Indonesia Universitas Atma Jaya Yogyakarta University of Atma Jaya Yogyakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta University of Atma Jaya Yogyakarta Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta Catholic University of Atma Jaya, Jakarta Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang Catholic University of Soegijapranata, Semarang Universitas Diponegoro, Semarang University of Diponegoro, Semarang
2008
11
Universitas Brawijaya, Malang University of Brawijaya, Malang Universitas Padjadjaran, Bandung University of Padjadjaran, Bandung Universitas Airlangga, Surabaya University of Airlangga, Surabaya Universitas Tarumanagara, Jakarta University of Tarumanagara, Jakarta Universitas Kristen Maranatha, Bandung Christian University of Maranatha, Bandung
2009
6
Universitas Diponegoro, Semarang University of Diponegoro, Semarang Universitas Brawijaya, Malang University of Brawijaya, Malang Universitas Udayana, Denpasar University of Udayana, Denpasar Universitas Padjadjaran, Bandung University of Padjadjaran, Bandung Universitas Brawijaya, Malang University of Brawijaya, Malang
2010
10
Universitas Diponegoro, Semarang University of Diponegoro, Semarang Universitas Atma Jaya Yogyakarta University of Atma Jaya Yogyakarta Universitas Airlangga, Surabaya University of Airlangga, Surabaya
Total:
144
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
36
LAPORAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN CSR Report
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Corporate Social Responsibility
* Bidang Infrastruktur dan Lingkungan Perusahaan memiliki kesadaran akan masih kurang layaknya fasilitas infrastruktur dari masyarakat, terutama bagi kalangan ekonomi kurang mampu. Berdasarkan hal inilah Perusahaan melakukan berbagai aktivitas yang mendukung perbaikan infrastruktur seperti perumahan bagi keluarga kurang mampu dan fasilitas-fasilitas umum masyarakarat. Program-program pengembangan infrastruktur yang dilakukan sepanjang tahun 2010 antara lain: • Kerjasama Perusahaan dengan Departemen Pekerjaan Umum melalui Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) Ampang Saiyo di Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat, untuk pembangunan Gedung Pusat Kegiatan Masyarakat di Kelurahan Ampang, Kota Padang. Proyek pembangunan ini bertujuan untuk memberikan sarana pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat setempat pasca-bencana gempa tahun 2009. • Kerjasama antara BFI Finance dan Habitat for Humanity® Indonesia dalam program “Save and Build” untuk membangun rumah-rumah bagi keluarga kurang mampu di wilayah Malang, Jawa Timur. * Infrastructure and Environment Sector The Company realizes that public infrastructures are severely inadequate, especially for the economically less fortunate. This thus became the basis of the Company’s activities of improving public infrastructure such as housing facilities for the poor and the other public facilities for the community. The programs performed throughout 2010 consist of the following:
• The partnership built between the Company and the Ministry of Public Works through the Community Self-supporting Institution of Ampang Saiyo in Padang City, West Sumatera Province, for the construction of Community Centre Building located in Ampang Village, Padang City. This construction project aims to provide education and training facility for the local community after the earthquake disaster in 2009.
• The partnership between BFI Finance and Habitat for Humanity® Indonesia in “Save and Build” program where the Company built housing facilities for the poor in Malang, East Java.
145
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
LAPORAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN CSR Report
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Corporate Social Responsibility
• Partisipasi Perusahaan dalam proyek renovasi berbagai rumah ibadah dan sekolah di beberapa wilayah Indonesia. • Renovasi rumah karyawan yang merupakan fasilitas khusus bagi karyawan dengan jenjang dan masa kerja tertentu dalam rangka menciptakan kondisi rumah tinggal yang sehat bagi karyawan sekeluarga. * Bidang Kesehatan Peningkatan kesehatan masyarakat merupakan salah satu faktor penting dalam proses pembangunan suatu negara. Untuk mendukung hal ini, Perusahaan melibatkan diri dalam berbagai program yang bertujuan membantu pelayanan kesehatan bagi kalangan masyarakat yang kurang mampu. Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan selama tahun 2010, antara lain: • Partisipasi Perusahaan sebagai sponsor dan mitra program Operasi Katarak Gratis bagi warga kurang mampu yang diselenggarakan Standard Chartered Bank Indonesia yang bekerjasama dengan Persatuan Dokter Mata Indonesia (Perdami). • Program periksa kesehatan gratis dan khitanan massal bagi masyarakat kurang mampu di berbagai wilayah Indonesia. * Kegiatan-kegiatan Amal dan Bantuan Bencana (Donasi Umum) Berbagai kegiatan amal dan bantuan bencana yang dilakukan Perusahaan selama tahun 2010, antara lain: • Penggalangan sumbangan berupa dana dan barang-barang bantuan bagi korban bencana banjir besar di Wasior, Provinsi Papua, letusan Gunung Merapi di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, letusan Gunung Sinabung di Provinsi Sumatera Utara, dan bencana tsunami di Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumatera Barat. • Pemberian bantuan berupa paket-paket sembako dan keperluan sehari-hari bagi warga korban bencana kebakaran di beberapa wilayah Indonesia. • Program-program pemberian bantuan peralatan belajar mengajar bagi sekolah-sekolah di kawasan ekonomi kurang mampu, seperti perangkat komputer bekas dengan kondisi layak pakai dan buku-buku pelajaran. • Pemberian anugerah beasiswa sekaligus acara darmawisata bagi murid-murid berprestasi dari sekolah di kawasan ekonomi kurang mampu.
• Renovated several houses of worship and schools throughout Indonesia. • Renovated employees housing facilities, as special privileges given to employees of certain tenure in order to create a better and healthier living environment. * Health Sector Community’s health improvement is one of the most important factors in a nation’s development. In order to support this cause, the Company has involved itself in a variety of programs that aim to provide assistance to the heath services of the underprivileged community. The activities conducted during the year 2010 are as follows:
146
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
• The Company’s participation as sponsor and partner of Free Cataract Surgery program for the less-fortunate community which is held by Standard Chartered Bank Indonesia and its collaboration with the Indonesian Association of Optometrist (Perdami). • Free health examination and mass circumcision for less-fortunate communities at various areas in Indonesia. * Charity and Disaster Relief Activities (General Donation) The following are the charity and disaster relief activities performed by the Company in 2010: • Collection of donations in the form of funds and relief goods for the victims of big flood disaster in Wasior, Papua Province, the eruption of Mount Merapi on the border of Central Java
and Yogyakarta Special District Province, the eruption of Mount Sinabung in North Sumatera Province, and tsunami disaster in Mentawai Islands, West Sumatera Province. • Granting relief in the form of food packages and daily needs to the victims of arson disasters at various areas in Indonesia. • Programs of granting relief in the form of learning equipments for schools in underprivileged area, such as secondhand computer sets in suitablefor-use condition and schoolbooks. • Granting of scholarships and also excursions to accomplished students coming from schools in underprivileged area.
LAPORAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN CSR Report
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Corporate Social Responsibility
• Partisipasi Perusahaan dalam Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GN-OTA) bekerjasama dengan AdIns, mitra bisnis di bidang konsultan IT. • Bakti sosial donor darah bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) yang melibatkan partisipasi para karyawan Perusahaan dan kalangan umum di berbagai wilayah Indonesia. • Kerjasama dengan Institut Kemandirian - Dompet Dhuafa Republika dalam program penyuluhan rohani bagi masyarakat di beberapa kawasan Jakarta dan Tangerang dalam rangka bulan puasa Ramadhan. • Beragam aktivitas sosial budaya selama bulan puasa Ramadhan, perayaan Idul Adha dan Natal di berbagai wilayah, berupa lomba adzan, lomba Tilawatil Qur’an, dan lomba mewarnai untuk anak-anak, lomba Qasidah untuk kaum wanita muslim, lomba Marawis se-Jakarta Pusat, pembagian paket sembako bagi warga kurang mampu, acara buka puasa bersama di bulan Ramadhan dan perayaan Natal bersama anak-anak di panti asuhan yatim piatu. • Pemberian bantuan perlengkapan hidup sehari-hari dan paket sembako bagi beberapa panti asuhan anak-anak yatim piatu di berbagai wilayah Indonesia.
• The Company’s participation in National Movement of Foster Parents (GN-OTA) in collaboration with AdIns, business partner in the field of IT consultant. • Social activity of blood donation in collaboration with the Indonesian Red Cross (PMI) that involved the participation of Company employees and general public at various area in Indonesia. • Collaboration with Independence Institute – Dompet Dhuafa Republika in spiritual counseling program for communities at several areas in Jakarta and Tangerang during the fasting month of Ramadhan.
• Variety of socio-culture activities during the fasting month of Ramadhan, Eid-al Adha and Christmas celebration at several area, such as adzan, Tilawatil Qur’an, and coloring contests for children, Qasidah contest for Muslim women, Marawis contest for Central Jakarta, the delivery of food packages for underprivileged community, fasting break programs during the month of Ramadhan and Christmas celebration with the children in various orphanages. • Granting relief in the form of daily needs and food packages for various orphanages at several areas in Indonesia.
147
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
LAPORAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN CSR Report
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Corporate Social Responsibility
Pelestarian Lingkungan Penanaman kesadaran untuk cinta lingkungan dalam lingkup Perusahaan diwujudkan melalui rekomendasi-rekomendasi sebagai berikut: • Pemakaian energi listrik secara bijaksana dalam hal penerangan dan alat-alat kerja kantor. • Pengurangan konsumsi kertas dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi online sebagai substitusi utama dalam upaya mengurangi dokumen tertulis. • Pemilihan fasilitas-fasilitas penunjang aktivitas kerja yang mengutamakan penghematan konsumsi listrik. • Menganjurkan penerapan gaya hidup go green secara mudah dan hemat kepada seluruh karyawan. Sarana komunikasi berupa artikel-artikel tentang fakta-fakta lingkungan melalui situs web internal, BFI Learning Center (BLC), dan situs web eksternal, www.bfi.co.id, juga dilakukan dengan membuat rubrik khusus bernama HiBerNaSe (Hijau Bersih Natural dan Sehat).
Nature Preservation Nature preservation awareness within the Company is realized through the following recommendations: • Wise consumption of electrical energy in terms of the usage of lighting and office equipments. • Reduction of paper consumption by optimizing the utilization of online technology as primary substitute in the effort to reduce paper documents. • Carefully selecting work equipment with the lowest energy consumption.
148
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
• Encouraging employees to implement the gogreen lifestyle in the easiest and cost-effective way. In addition, BFI Learning Centre and external web www.bfi.co.id also sport a special page entitled HiBerNaSe (Hijau Bersih Natural dan Sehat or Green Clean Natural and Healthy).
\
LAPORAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN CSR Report
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Corporate Social Responsibility
149
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
PERTANGGUNGJAWABAN ATAS LAPORAN TAHUNAN 2010 Accountability on the 2010 Annual Report
Laporan Tahunan 2010 ini berikut laporan keuangan dan informasi terkait di dalamnya dipersiapkan oleh PT BFI Finance Indonesia Tbk. Seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi PT BFI Finance Indonesia Tbk. membubuhkan tanda tangannya masing-masing di bawah ini sebagai bentuk pertanggungjawaban atas Laporan Tahunan 2010, laporan keuangan dan informasi lainnya yang terkait pada Laporan Tahunan ini. This 2010 Annual Report includes the financial report and other information related to the contents thereof is prepared by PT BFI Finance Indonesia Tbk. All members of the Board of Commissioners and Board of Directors of PT BFI Finance Indonesia Tbk. have affixed their respective signatures hereunder as a form of responsibility for the 2010 Annual Report, financial report and other information related to the contents thereof.
Dewan Komisaris Board of Commissioners
Johanes Sutrisno Presiden Komisaris President Commissioner
Alfonso Napitupulu Komisaris Commissioner
Rudy Capelle Komisaris Commissioner
Richard Andrew Deitz Komisaris Commissioner
Direksi Board of Directors
Francis Lay Sioe Ho Presiden Direktur President Director
150
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
Yan Peter Wangkar Direktur Director
Cornellius Henry Kho Direktur Director
LAPORAN KEUANGAN Financial Report Dengan Laporan Auditor Independen Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Mata Uang Indonesia) With Independent Auditor’s Report Years Ended 31 December 2010 and 2009 (Indonesia Currency)
151
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally left blank
152
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk L A P O R A N K E U A N G A N/ FINANCIAL STATEMENTS 31 DESEMBER 2010/31 DECEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)/ (With Comparative Figures in 2009) DAN/AND LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN/ INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT
153
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN KEUANGAN TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figures in 2009)
DAFTAR ISI
CONTENTS
Pernyataan Direksi
Directors’ Statement Ekshibit/ Exhibit
Laporan Auditor Independen
Independent Auditors’ Report
Laporan Keuangan
Financial Statements
Neraca
A
Balance Sheets
Laporan Laba Rugi
B
Statements of Income
Laporan Perubahan Ekuitas
C
Statements of Changes in Shareholders’ Equity
Laporan Arus Kas
D
Statements of Cash Flows
Catatan atas Laporan Keuangan
E
Notes to Financial Statements
154
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
155
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
156
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
157
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit A PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NERACA 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
ASET KAS DAN SETARA KAS INVESTASI NETO SEWA PEMBIAYAAN Piutang sewa pembiayaan – setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 9.154 pada tanggal 31 Desember 2010 (2009: 40.954) PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN Piutang pembiayaan konsumen - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 64.115 pada tanggal 31 Desember 2010 (2009: 172.094) Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa ASET PAJAK TANGGUHAN - Bersih ASET TETAP – setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 72.326 pada tanggal 31 Desember 2010 (2009: 59.331) ASET KEUANGAN DERIVATIF DEPOSITO DAN KAS YANG TERBATAS PENGGUNAANNYA ASET LAIN-LAIN - Bersih JUMLAH ASET
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk BALANCE SHEETS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Catatan/ Notes
2010
2d,i,3,10
334.479
2009 165.759
2d,h,k,m,4
511.442
167.261 2d,h,l,m,5,10
2.793.652
NET INVESTMENT IN FINANCE LEASES Finance lease receivables net of allowance for impairment losses of Rp 9,154 as of 31 December 2010 (2009: 40,954)
Third parties Related parties
8.159
6.337
2w,12d
27.100
DEFERRED TAX ASSETS - Net
PROPERTY AND EQUIPMENTS - net of accumulated depreciation of Rp 72,326 as of 31 December 2010 54.864 (2009: 59,331)
2o,6 2d,t,8,10
12.102
DERIVATIVE FINANCIAL ASSETS
2d,i,u,7,10
1.076
RESTRICTED CASH AND DEPOSITS
2d,j,m,n,t,9,22
48.653
OTHER ASSETS - Net
2.392.980
TOTAL ASSETS
5.584 127 60.447
CASH AND CASH EQUIVALENTS
1.908.006 2j, 22
144.972
ASSETS
CONSUMER FINANCING RECEIVABLES Consumer financing receivables – net of allowance for impairment losses of Rp 64,115 as of 31 December 2010 (2009: 172,094)
13.051
3.870.091
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan
158
Exhibit A
See accompanying Notes to Financial Statements on Exhibit E which are an integral part of the Financial Statements taken as a whole
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit A/2 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk N E R A C A (Lanjutan) 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2010
Exhibit A/2 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk BALANCE SHEETS (Continued) 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Catatan/ Notes
2009 LIABILITIES AND SHAREHOLDERS’ EQUITY
KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN Pinjaman yang diterima Utang pajak Beban yang masih harus dibayar Cadangan imbalan kerja Utang dividen Utang obligasi – setelah dikurangi biaya emisi obligasi yang belum diamortisasi sebesar Rp 849 pada tanggal 31 Desember 2010 Utang lain-lain Jumlah Kewajiban
1.592.513 21.412 72.513 10.228 456
159.151 72.968
2d,p,t,u,10 2w,12a 2d,u,13 2r,20 2d,19
656.663 25.357 74.549 10.911 43.538
2d,q,11 2d,u
47.792
LIABILITIES Fund borrowings Taxes payable Accrued expenses Allowance for employee benefits Dividends payable Bonds payable – net of unamortized bond issuance cost of Rp 849 as at 31 December 2010 Other payables
858.810
Total Liabilities
1.929.241
EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp 500 (nilai penuh) per saham Modal dasar – 1.000.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh – 760.339.281 saham pada tahun 2010 dan 2009 Tambahan modal disetor – agio saham Saldo laba Telah ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya
6.000 1.196.774
Ekuitas – Bersih JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
3.000 793.094
SHAREHOLDERS’ EQUITY Share capital – par value Rp 500 (full amount) per share Authorized – 1,000,000,000 shares Issued and fully paid 760,339,281 shares in 2010 and 2009 Paid-in capital in excess of par value Retained earnings Appropriated Unappropriated
1.940.850
1.534.170
Shareholders’ Equity – Net
3.870.091
2.392.980
TOTAL LIABILITIES AND SHAREHOLDERS’ EQUITY
380.170 357.906
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan
14 14,28 30 19
380.170 357.906
See accompanying Notes to Financial Statements on Exhibit E which are an integral part of the Financial Statements taken as a whole
159
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit B PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN LABA RUGI TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Exhibit B PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk STATEMENTS OF INCOME YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2010
Catatan/ Notes
2009
PENDAPATAN Pembiayaan konsumen Sewa pembiayaan Bunga Lain-lain
660.782 69.580 13.200 178.369
2d,j,l,s,17,22 2d,k,s,17 2d,15 2d,o,6,17
618.865 49.079 28.828 212.818
REVENUES Consumer financing Finance lease Interest Others
Jumlah Pendapatan
921.931
909.590
Total Revenues
BEBAN Umum dan administrasi 296.452 2n,o,q,r,s,6,18 249.626 Keuangan 144.730 2d,p,q,s,u,16 180.132 Pemasaran 17.646 2s 12.985 Kerugian penurunan nilai 158 2d,h,k,l,4,5 75.000 (Laba) rugi selisih kurs - bersih ( 4) 2u ( 54 ) Kerugian (keuntungan) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan derivatif - bersih 40 2t,u ( 165 )
EXPENSES General and administrative Financing Marketing Impairment losses (Gain) loss on foreign exchange – Net Loss (gain) from changes in fair value of financial instrument derivative - net
Jumlah Beban
459.022
517.524
Total Expenses
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN
462.909
392.066
PROFIT BEFORE INCOME TAX
77.260 13.438
INCOME TAX EXPENSES Current Deferred
BEBAN PAJAK PENGHASILAN Kini Tangguhan
2w 12c 12d
97.238 3.594
Jumlah Beban Pajak Penghasilan
100.832
90.698
Total Income Tax Expenses
LABA BERSIH
362.077
301.368
NET PROFIT
396
EARNING PER SHARE Basic (expressed in full amount of Rupiah)
LABA PER SAHAM Dasar (dinyatakan dalam nilai penuh Rupiah)
2x,19 476
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan
160
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
See accompanying Notes to Financial Statements on Exhibit E which are an integral part of the Financial Statements taken as a whole
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit C
Exhibit C
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan/ Notes
Modal sahamditempatkan dan disetor penuh/ Share capitalissued and fully paid up
Saldo pada tanggal 31 Desember 2008 Dividen tunai tahun 2008 Dividen tunai interim tahun 2009
380.170 19
19
Laba bersih tahun 2009 Penggunaan saldo laba untuk cadangan umum
19
30
30
Dividen tunai tahun 2009
19
Laba bersih tahun Berjalan
Saldo pada tanggal 31 Desember 2010
19
-
619.421
Jumlah ekuitas Bersih/ Total shareholders’ equity Net 1.357.497
Balance as of 31 December 2008
-
-
(
81.356 ) (
81.356 )
Cash dividends for year 2008
-
-
-
(
43.339 ) (
43.339 )
Interim cash dividends for year 2009
-
-
-
-
380.170
Saldo pada tanggal 1 Januari 2010 setelah penyesuaian terkait penerapan awal PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Penggunaan saldo laba untuk cadangan umum
357.906
Saldo laba / Retained earnings Telah Belum ditentukan ditentukan penggunaannya penggunaannya Appropriated Unappropriated
-
Saldo pada tanggal 31 Desember 2009 Penyesuaian terkait dengan penerapan awal PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Tambahan modal disetoragio saham/ Paid-in capital in excess of par value
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk STATEMENTS OF CHANGES IN SHAREHOLDERS’ EQUITY YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
-
3.000 ( 357.906
-
380.170
3.000
357.906
-
-
-
-
380.170 Catatan 14/ Note 14
-
897.003 (
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan
1.534.170
6.000
1.196.774
Balance as of 31 December 2009
103.909
Adjustment as a result of first adoption of SFAS 55 (Revised 2006)
1.638.079
Balance as of 1 January 2010 after first adoption of SFAS 55 (Revised 2006)
59.306 ) (
3.000 )
Net income for year 2009 Appropriation of retained earnings for general reserve
-
59.306 )
362.077
3.000 ( 357.906
301.368
103.909
3.000
-
3.000 ) 793.094
-
-
-
301.368
362.077
Cash dividends for year 2009 Net income for the current year Appropriation of retained earnings for general reserve
1.940.850
Balance as of 31 December 2010
See accompanying Notes to Financial Statements on Exhibit E which are an integral part of the Financial Statements taken as a whole
161
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit D
Exhibit D
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN ARUS KAS TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari transaksi pembiayaan Penerimaan pendapatan bunga Penerimaan bersih dari aktivitas operasi lainnya Pembayaran beban umum dan administrasi Pembayaran untuk transaksi pembiayaan baru
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk STATEMENTS OF CASH FLOWS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2010
2009
( (
3.712.134 12.584 249.223 318.878 ) ( 4.154.659 ) (
3.405.888 29.465 212.806 227.011 ) 1.972.058 )
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Proceeds from financing transactions Proceeds from interest Net proceeds from other operating activities Payment for general and administrative expenses Payments for new financing transactions
Arus kas (untuk) dari aktivitas operasi sebelum pembayaran pajak penghasilan Pembayaran pajak penghasilan
( (
499.596 ) 102.054 ) (
1.449.090 101.567 )
Cash flows (for) from operating activities before payment of income tax Payment of income tax
Arus kas bersih (untuk) dari aktivitas operasi
(
601.650 )
1.347.523
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penerimaan dari penjualan aset tetap Perolehan aset tetap
(
1.519 105.026) (
1.276 12.777 )
CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Proceeds from sale of property and equipments Acquisitions of property and equipments
Arus kas bersih untuk aktivitas investasi
(
103.507 ) (
11.501 )
Net cash flows for investing activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan dari: Pinjaman yang diterima Penjualan dan pengalihan piutang Utang Obligasi Pembayaran atas: Pinjaman yang diterima Angsuran atas penjualan dan pengalihan piutang Bunga Pokok obligasi Pembelian kembali obligasi Dividen kas Pembayaran biaya emisi obligasi Deposito dan kas yang terbatas penggunaannya untuk pembayaran kembali pinjaman
1.610.112 246.756 160.000
80.000 163.568 -
(
734.041 ) (
1.068.706 )
( (
161.700 ) ( 144.215 ) ( ( ( 102.388 ) ( 1.593 )
359.059 ) 128.359 ) 105.500 ) 94.500 ) 81.331 ) -
( (
946
114.863
Net cash flows (for) from operating activities
CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES Proceeds from: Fund borrowings Sold and transfer of receivable Bonds payable Payments of: Fund borrowings Installment on sold and transferred of receivables Interest Bonds principal Bonds buy back Cash dividends Payment for bonds issuance cost Restricted cash and deposits from (for) repayment of borrowings
Arus kas bersih dari (untuk) aktivitas pendanaan
873.877 (
1.479.024)
Net cash flows from (for) financing activities
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH DALAM KAS DAN SETARA KAS
168.720 (
143.002)
NET INCREASE (DECREASE) IN CASH AND CASH EQUIVALENTS
KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN
165.759
315.083
PENGARUH BERSIH ATAS PERUBAHAN KURS PADA KAS DAN SETARA KAS DALAM MATA UANG ASING
-
KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN
334.479
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan
162
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
(
6.322) 165.759
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT BEGINNING OF YEAR NET EFFECT OF CHANGES IN FOREIGN EXCHANGE RATES ON CASH AND CASH EQUIVALENTS DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCY CASH AND CASH EQUIVALENT AT END OF YEAR
See accompanying Notes to Financial Statements on Exhibit E which are an integral part of the Financial Statements taken as a whole
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. U M U M a. Pendirian Perusahaan
Exhibit E PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
1. GENERAL a. Establishment of the Company
PT BFI Finance Indonesia Tbk (Perusahaan) didirikan pada tanggal 7 April 1982 berdasarkan Akta No. 57 yang dibuat dihadapan Kartini Muljadi, SH., Notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman (sekarang Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia) Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C2-2091HT.01.01.TH.82 tanggal 28 Oktober 1982 dan telah diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 102 tanggal 21 Desember 1982, Tambahan No. 1390. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, salah satunya berdasarkan Akta No. 116 yang dibuat dihadapan Aulia Taufani, S.H., pengganti dari Sutjipto, SH., Notaris di Jakarta tanggal 27 Juni 2001, sehubungan dengan perubahan nama Perusahaan dari PT Bunas Finance Indonesia Tbk menjadi PT BFI Finance Indonesia Tbk. Perubahan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman (sekarang Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia) Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C-03668.HT.01.04.TH.2001 tanggal 24 Juli 2001 dan telah diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 35 tanggal 30 April 2002, Tambahan No. 4195.
PT BFI Finance Indonesia Tbk (the Company) was established on 7 April 1982 based on Notarial deed No. 57 of Kartini Muljadi, S.H, Notary in Jakarta. The deed of establishment was approved by the Minister of Justice (recently known as the Minister of Justice and Human Rights) of the Republic of Indonesia by his Decision Letter No. C2-2091HT.01.01.TH.82 dated 28 October 1982 and was published in the State Gazette No. 102 dated 21 December 1982, Supplement No. 1390. The Articles of Association has been amended for several time, which one of the amendment was made by the Notarial deed No. 116 dated 27 June 2001 of Aulia Taufani, S.H., a substitute Notary of Sutjipto, S.H., Notary in Jakarta concerning the change of the Company’s name from PT Bunas Finance Indonesia Tbk to PT BFI Finance Indonesia Tbk. This amendment was approved by the Minister of Justice (recently known as the Minister of Justice and Human Rights) of the Republic of Indonesia through his Decision Letter No. C-03668.HT.01.04.TH.2001 dated 24 July 2001 and was published in the State Gazette No. 35 dated 30 April 2002, Supplement No. 4195.
Selanjutnya, Anggaran Dasar Perusahaan seluruhnya telah diubah berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No. 44 tanggal 7 Mei 2008, yang dibuat dihadapan Aulia Taufani S.H., pengganti dari Sutjipto S.H., Notaris di Jakarta, mengenai perubahan Anggaran Dasar Perusahaan yang telah disesuaikan dengan Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan telah memperoleh Persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU31192-AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 9 Juni 2008 serta telah diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 7 tanggal 23 Januari 2009, Tambahan No.1945. Anggaran Dasar Perusahaan kembali diubah seluruhnya berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No.120 tanggal 12 Juni 2009, yang dibuat di hadapan Aulia Taufani S.H., pengganti dari Sutjipto S.H., Notaris di Jakarta, mengenai perubahan Anggaran Dasar Perusahaan yang telah disesuaikan dengan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) Nomor IX.J.1 tentang Pokok-pokok Anggaran Dasar Perseroan yang melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik.
Subsequently, Articles of Association has been amended entirely based on The Deed of Statement Decision Change Articles of Association based on Notarial deed No. 44 dated 7 May 2008 of Aulia Taufani S.H, a substitute Notary of Sutjipto, S.H., Notary in Jakarta, concerning the changes of the Company’s Articles of Association that has been adjusted to conform with the Law No. 40 year 2007 about the Limited Company that was approved by the Minister of Justice and Human Rights in its Decision Letter No. AHU-31192AH.01.02 year 2008, dated 9 June 2008 and has been published in the State Gazette No.7 dated 23 January 2009, Supplement No.1945 and The Deed of Statement Decision Change Articles of Association based on Notarial Deed No.120 dated 12 June 2009 of Aulia Taufani S.H., a substitute Notary of Sutjipto, S.H., Notary in Jakarta, with regard the changes of the Company’s Articles of Association that has been adjusted to conform with the regulation issued by The Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency (BAPEPAM-LK) No.IX.J.1 regarding the principle of Company’s Article of Association that conduct a public offering of shares and Public Company.
163
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/2 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. U M U M (Lanjutan) a. Pendirian Perusahaan (Lanjutan)
Exhibit E/2 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 1. GENERAL (Continued) a. Company’s Establishment (Continued)
Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah diterima dan dicatat dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH.01.10-17425 tanggal 12 Oktober 2009 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0066161. AH.01.09 Tahun 2009 tanggal 12 Oktober 2009.
The Articles of Association amendment was accept and record on System Administration Minister of Justice and Human Rights database No. AHUAH.01.10-17425, dated 12 October 2009 and was registered in Corporate List No. AHU-0066161. AH.01.09 Year 2009, dated 12 October 2009.
Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan yang terakhir dilakukan berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No.250 tanggal 22 April 2010, yang dibuat dihadapan Aulia Taufani, S.H., pengganti dari Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta, mengenai perubahan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan tentang maksud dan tujuan Perusahaan sesuai dengan Peraturan BAPEPAM-LK Nomor IX.J.1 tentang Pokok-pokok Anggaran Dasar Perseroan Yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik, yang menguraikan secara rinci dari Bidang Usaha Pembiayaan. Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan tersebut telah memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0066287. AH.01.09.Tahun 2010 tanggal 2 September 2010. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan ini, akta perubahan tersebut sedang dalam proses pencetakan Berita Negara Republik Indonesia.
The latest Articles of Association has been amended based on The Deed of Statement Decision Change Articles of Association Notarial deed No.250 dated 22 April 2010 of Aulia Taufani, S.H., a substitute Notary of Sutjipto, S.H., Notary in Jakarta, concerning the changes of the Company’s Articles of Association Art 3 about the regulation issued by The Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency (BAPEPAM-LK) No.IX.J.1, regarding the principle of Company’s Article of Association that conduct a public offering of shares and Public Company which described detail of multi finance activities. the respective amended deed has received approval from the Minister of Justice and Human Rights of Republic of Indonesia and published in the State Gazette No.AHU-0066287.AH.01.09.Year 2010, dated 2 September 2010. Up to the date of completion of these financial statements, deed of these changes is in process of printing in State Gazette of the Republic of Indonesia.
Perusahaan memperoleh izin usaha dalam bidang usaha lembaga pembiayaan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. KEP-038/KM.11/1982 tanggal 12 Agustus 1982 yang telah diperbaharui berdasarkan Surat Keputusan No. 493/ KMK.013/ 1990 tanggal 23 April 1990.
The Company obtained its license to operate as a financing company from the Minister of Finance based on its Decision Letter No. KEP-038/KM.11/ 1982 dated 12 August 1982 has been amended by Decision Letter No. 493/KMK.013/1990 dated 23 April 1990.
Pada tanggal 20 Februari 2006, Menteri Keuangan Republik Indonesia telah mengamandemen ijin usaha Perusahaan melalui Keputusan Menteri Keuangan No. KEP-038/KM.5/2006. Dengan adanya amandemen ini, ijin usaha yang sebelumnya diberikan kepada PT Bunas Finance Indonesia Tbk berlaku surut sejak adanya persetujuan perubahan nama Perusahaan dari PT Bunas Finance Indonesia Tbk menjadi PT BFI Finance Indonesia Tbk dari Instansi yang Berwenang melalui Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. C-03668.HT.01.04. TH.2001 tanggal 24 Juli 2001.
On 20 February 2006, the Minister of Finance of Republic of Indonesia has amended Company’s license through its Decision Letter No. KEP-038/ KM.5/2006. With this amendment, the previous licence granted for PT Bunas Finance Indonesia Tbk applied for retroactively since the approval regarding the changes of name from PT Bunas Finance Indonesia Tbk becoming PT BFI Finance Indonesia Tbk of the Regulatory Body which is the Minister of Justice and Human Rights of the Republic of Indonesia through its Decision Letter No. C-03668.HT.01.04.TH.2001 dated 24 July 2001.
164
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/3 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. U M U M (Lanjutan) a. Pendirian Perusahaan (Lanjutan)
Exhibit E/3 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 1. GENERAL (Continued) a. Company’s Establishment (Continued)
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama adalah menjalankan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal meliputi bidang sebagai berikut:
According to Article 3 of the Company’s Articles of Association, the scope of activities of the Company comprises of financing activities in the form of funds or capital goods covering the following areas:
a. b. c. d.
a. b. c. d.
Sewa pembiayaan Pembiayaan konsumen Anjak piutang Usaha kartu kredit
Finance lease Consumer financing Factoring of accounts receivable Credit card
Saat ini, Perusahaan menjalankan kegiatan pembiayaan dalam bentuk sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen. Perusahaan berlokasi di MNC Tower (dahulu Menara Kebon Sirih), Lantai 25, Jl. Kebon Sirih No. 17-19, Jakarta.
Currently, the Company is engaged in leasing and consumer financing activities. The Company’s registered office is located at the MNC Tower (formerly Menara Kebon Sirih), 25th Floor, Jl. Kebon Sirih No. 17-19, Jakarta.
Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan mempunyai 103 kantor cabang dan 18 gerai, 76 kantor cabang pada tanggal 31 Desember 2009, yang berlokasi, antara lain, di Palembang, Banjarmasin, Surabaya, Samarinda, Bandung, Pekanbaru, Medan, Jambi, Makasar dan Tangerang. Perusahaan memulai kegiatan komersialnya pada tahun 1982.
As of 31 December 2010, the Company has 103 branches and 18 outlets, 76 branches as of 31 December 2009, which are located in, among others, Palembang, Banjarmasin, Surabaya, Samarinda, Bandung, Pekanbaru, Medan, Jambi, Makasar and Tangerang. The Company started its commercial operations in 1982.
b. Penawaran Umum dan Kebijakan Perusahaan yang Mempengaruhi Efek Perusahaan
b. Company’s Public Offerings and Corporate Actions Affecting Share Capital
Pada tahun 1990, Perusahaan melakukan penawaran umum perdana atas 2.125.000 sahamnya dengan nilai nominal Rp 1.000 (nilai penuh) per saham melalui bursa efek di Indonesia dengan harga penawaran sejumlah Rp 5.750 (nilai penuh) per saham. Pada tahun 1993, Perusahaan melakukan penawaran tambahan sejumlah 8.500.000 saham dengan nilai nominal per saham yang sama melalui bursa efek di Indonesia. Seluruh saham Perusahaan telah terdaftar pada bursa efek di Indonesia.
In 1990, the Company conduct an initial public offering of its 2,125,000 shares with a par value of Rp 1,000 (full amount) per share through the stock exchanges in Indonesia at the offering price of Rp 5,750 (full amount) per share. In 1993, the Company listed an additional of 8,500,000 shares with the same par value per share through the stock exchanges in Indonesia. All of the Company’s outstanding shares are listed in the stock exchanges in Indonesia.
165
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/4 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. U M U M (Lanjutan)
Exhibit E/4 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 1. GENERAL (Continued)
b. Penawaran Umum dan Kebijakan Perusahaan yang Mempengaruhi Efek Perusahaan (Lanjutan)
b. Company’s Public Offerings and Corporate Actions Affecting Share Capital (Continued)
Pada tanggal 8 April 1993, para pemegang saham menyetujui untuk membagikan dividen saham dengan dasar 1 (satu) saham baru untuk 10 (sepuluh) saham yang dimiliki, sejumlah 1.062.500 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 (nilai penuh) per saham. Pada tanggal yang sama, para pemegang saham juga menyetujui untuk menerbitkan saham bonus dengan dasar 17 (tujuh belas) saham baru untuk setiap 20 (dua puluh) saham yang dimiliki, sejumlah 9.934.668 saham dengan nilai nominal yang sama. Pada tanggal 22 Januari 1994, para pemegang saham menyetujui untuk membagikan dividen saham dengan dasar 1 (satu) saham baru untuk 3 (tiga) saham yang dimiliki, sejumlah 7.207.390 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 (nilai penuh) per saham.
On 8 April 1993, the shareholders agreed to distributed share dividends on the basis of 1 (one) new share for every 10 (ten) shares held totaling 1,062,500 shares with a par value of Rp 1,000 (full amount) per share. On the same date, the shareholders also agreed to issue bonus shares on the basis of 17 (seventeen) new shares for every 20 (twenty) shares held totaling 9,934,668 shares with the same par value. On 22 January 1994, the shareholders agreed to distribute share dividends on the basis of 1 (one) new share for every 3 (three) shares held totaling 7,207,390 shares with a nominal value of Rp 1,000 (full amount) per share.
Berdasarkan suratnya No. S-639/PM/1994 tanggal 18 April 1994, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembagan Keuangan (BAPEPAM-LK) menyatakan efektifnya penawaran umum terbatas pertama (I) Perusahaan sejumlah 28.829.558 saham dengan harga penawaran sejumlah Rp 1.500 (nilai penuh) per saham dimana setiap 1 (satu) saham yang dimiliki berhak atas 1 (satu) saham baru.
The Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency (BAPEPAM-LK) by its letter No. S-639/PM/1994 dated 18 April 1994 approved the first rights issue of the Company’s shares on a 1 (one) for 1 (one) basis totaling 28,829,558 shares at an offering price of Rp 1,500 (full amount) per share.
Selanjutnya, berdasarkan suratnya No. S-71/PM/ 1997 bertanggal 17 Januari 1997, BAPEPAM-LK menyatakan efektifnya penawaran umum terbatas kedua Perusahaan sejumlah 115.318.232 saham dengan harga penawaran Rp 1.000 (nilai penuh) per saham dimana setiap 1 (satu) saham yang dimiliki berhak atas 2 (dua) saham baru.
Further, in its letter No. S-71/PM/1997 dated 17 January 1997, BAPEPAM-LK approved the second rights issue of the Company’s shares on the basis of 2 (two) new shares for every 1 (one) shares held totaling 115,318,232 shares at an offering price of Rp 1,000 (full amount) per share.
Pada tanggal 17 Juni 1997, para pemegang saham menyetujui perubahan nilai nominal saham dari Rp 1.000 (nilai penuh) per saham menjadi Rp 500 (nilai penuh) per saham, dimana hal ini mengakibatkan peningkatan jumlah modal saham Perusahaan dari 172.977.348 saham menjadi 345.954.696 saham.
On 17 June 1997, the shareholders agreed to change the par value per share from Rp 1,000 (full amount) to Rp 500 (full amount), which resulting in the increase in number of the Company’s share capital from 172,977,348 shares to 345,954,696 shares.
Dalam rangka restrukturisasi utang, para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa para Pemegang Saham tanggal 27 Januari 2000 menyetujui penerbitan Mandatory Convertible Bonds atau Obligasi Wajib Konversi (MCB) yang wajib dikonversikan menjadi 414.384.585 saham Perusahaan.
Relating to debt restructuring, the shareholders in Extraordinary General Meeting of Shareholders held on 27 January 2000 had agreed to issue the Mandatory Convertible Bonds (MCB) converted into 414,384,585 Company’s shares.
166
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/5 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
Exhibit E/5 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
1. U M U M (Lanjutan)
1. GENERAL (Continued)
b. Penawaran Umum dan Kebijakan Perusahaan yang Mempengaruhi Efek Perusahaan (Lanjutan)
b. Company’s Public Offerings and Corporate Actions Affecting Share Capital (Continued)
Pada bulan Mei 2006, seluruh MCB telah dikonversi menjadi total 414.384.585 saham sehingga jumlah modal saham Perusahaan adalah sejumlah 760.339.281 saham (Catatan 14).
On May 2006, all of MCB had been converted into ordinary shares amounted to 414,384,585 shares resulting a totaled of outstanding number of the Companys’ share capital amounted to 760,339,281 shares (Note 14).
Sesuai dengan surat No. S-3960/BL/2007 tanggal 7 Agustus 2007, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) menyatakan efektifnya pernyataan pendaftaran obligasi Perusahaan dengan nama Obligasi BFI Finance Indonesia tahun 2007 dengan nilai nominal sebesar Rp 200.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 12,50% per tahun untuk jangka waktu 2 (dua) tahun.
The Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency (BAPEPAM-LK) in its letter No. S-3960/BL/2007 dated 7 August 2007 approved the first right statement of registration Company’s Bond on behalf Obligasi BFI Finance Indonesia in 2007 by nominal value Rp 200,000 bears fixed interest rate at 12.50% per annum for the period of 2 (two) years.
Pada tanggal 16 Agustus 2009, Perusahaan telah melunasi seluruh nilai pokok Obligasi BFI Finance Indonesia Tahun 2007 Dengan Tingkat Bunga Tetap yang jatuh tempo pada tanggal tersebut.
On 16 August 2009, the Company has paid all of outstanding principal Bonds BFI Finance Indonesia Year 2007 With Fixed Interest Rate which due on the same date.
Pada tanggal 8 Januari 2010, Perusahaan telah memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK melalui surat No.S-94/BL/2010 dalam rangka Penawaran Umum Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap, dengan jumlah penawaran pokok sebanyakbanyaknya Rp 200.000 dengan jangka waktu terlama 24 bulan sejak tanggal emisi. Pada tanggal 18 Januari 2010, Obligasi tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia dengan jumlah emisi final sebesar Rp 160.000. Bunga obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan sejak tanggal 15 April 2010.
On 8 January 2010, the Company has obtained the approval of Bapepam-LK by mail No.S-94/BL/2010 the Public Offering of BFI Finance Indonesia Bond II Year 2009 with Fixed Rate, with a total principal offering of up to Rp 200,000 longest period of 24 months from the date of issuance. On 18 January 2010, bonds were listed on the Indonesia Stock Exchange with a number of final issuance of Rp 160,000. The bonds interest is paid on every 3 (three) months since 15 April 2010.
c. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan
c. Boards of Employees
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan adalah sebagai berikut:
Commissioners,
Directors
and
As of 31 December 2010 and 2009, the composition of the Company’s Boards of Commissioners and Directors are as follows:
2010/2009
Dewan Komisaris Presiden Komisaris (Independen) Komisaris (Independen) Komisaris (Independen) Komisaris
: : : :
Johanes Sutrisno Rudy Capelle Alfonso Napitupulu Richard Andrew Deitz
: : : :
Board of Commissioners President Commissioner (Independent) Commissioner (Independent) Commissioner (Independent) Commissioner
Direksi Presiden Direktur Direktur Direktur
: : :
Francis Lay Sioe Ho Yan Peter Wangkar Cornellius Henry Kho
: : :
Directors President Director Director Director
167
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/6 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. U M U M (Lanjutan) c. Dewan Komisaris, (Lanjutan)
2.
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 1. GENERAL (Continued)
Direksi
dan
Karyawan
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, susunan Komite Audit adalah sebagai berikut: Komite Audit Ketua Anggota
Exhibit E/6
2010 : Johanes Sutrisno : Stefanus Ginting Dani Firmansyah
c. Boards of Commissioners, Employees (Continued)
Directors
and
As of 31 December 2010 and 2009, the composition of the Company’s Audit Committee are as follows: 2009 Johanes Sutrisno: Stefanus Ginting : Hariadi Widiarta
Audit Committee Chairman Member
Gaji dan imbalan kompensasi lainnya yang diberikan kepada direksi dan dewan komisaris Perusahaan berjumlah masing-masing sebesar Rp 37.240 dan Rp 31.876 pada tahun 2010 dan 2009.
Salaries and other compensation benefits of the Company’s directors and board of commissioners totaled Rp 37,240 and Rp 31,876 in 2010 and 2009, respectively.
Perusahaan mempekerjakan 1.774 dan 1.468 pegawai tetap serta 1.880 dan 887 karyawan tidak tetap masing-masing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Tidak diaudit).
As of 31 December 2010 and 2009, the Company employs a total member of 1,774 and 1,468 permanent employees and 1,880, and 887 nonpermanent employees, respectively (Unaudited).
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI
2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES
Kebijakan akuntansi dan pelaporan yang diterapkan Perusahaan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Kebijakan akuntansi pokok yang diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan adalah sebagai berikut:
The accounting and reporting policies adopted by the Company conform with the generally accepted accounting principles in Indonesia, which comprise of the Statements of Financial Accounting Standards (SFAS). The followings are significant accounting policies that were applied consistently in the preparation of the financial statements:
a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan
a. Basis of Preparation of Financial Statements
Laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dan, dimana sesuai, Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No. VIII.G.7 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan” yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000. Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep nilai historis dan atas akrual, kecuali dinyatakan secara khusus.
The financial statements were prepared in accordance with accounting principles generally accepted in Indonesia and, where applicable, the Capital Market Supervisory Board (Bapepam) Regulation No. VIII.G.7 regarding “Financial Statements Presentation Guidelines” as included in the Appendix of the Decree of the Chariman of Bapepam No. KEP-06/PM/2000 dated 13 March 2000. The financial statements were prepared under the historical costs concept and on the accrual basis, unless otherwise stated.
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas ke dalam kegiatan operasi, investasi dan pendanaan.
The statements of cash flows are prepared based on the direct method by classifying cash flows on the basis of operating, investing and financing activities.
Seluruh angka dalam laporan keuangan ini dibulatkan menjadi dan disajikan dalam jutaan Rupiah yang terdekat, kecuali dinyatakan secara khusus.
Figures in the financial statements are rounded to and expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated.
168
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/7 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) b. Penyertaan Saham
Exhibit E/7 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued) b. Investment in Shares
Jika investor memiliki, baik langsung maupun tidak langsung melalui anak perusahaan, 20% atau lebih dari hak suara pada perusahaan investee, maka investor dipandang mempunyai pengaruh signifikan. Sebaliknya, jika investor memiliki, baik langsung maupun tidak langsung melalui anak perusahaan, kurang dari 20% suara, dianggap investor tidak memiliki pengaruh signifikan. Kepemilikan substansial atau mayoritas oleh investor lain tidak perlu menghalangi investor memiliki pengaruh signifikan. Apabila investor mempunyai pengaruh yang signifikan maka investasi pada investee dicatat dengan menggunakan metode ekuitas. Sebaliknya apabila investor tidak mempunyai pengaruh yang signifikan maka investasi dicatat dengan menggunakan metode biaya.
If an investor holds, directly or indirectly through subsidiaries, 20% or more the voting power of the investee, it is presumed that the investor does have significant influence. Conversely, if the investor holds, directly or indirectly through subsidiaries, less than 20% of the voting power of the investee, it is presumed that the investor does not have significant influence. A substantial or majority ownership by another investor does not necessarily preclude an investor from having significant influence. If the investor has significant influence, the investment in the investee should be recorded under the equity method. Conversely, if the investor does not have significant influence, the investment should be recorded under the cost method.
Menurut metode ekuitas, investasi pada awalnya dicatat sebesar biaya perolehan dan nilai tercatat ditambah atau dikurangi untuk mengakui bagian investor atas laba atau rugi investee setelah tanggal perolehan. Distribusi laba (kecuali dividen saham) yang diterima dari investee mengurangi nilai tercatat (carrying amount) investasi.
Under the equity method, the investment is initially recorded at cost and the carrying amounted is increased or decreased to recognize the investor’s share of the profits or losses of the investee after the date of acquisition. Profit distributions (except stock dividends) received from an investee reduce the carrying amount of the investment.
Penyesuaian terhadap nilai tercatat tersebut juga diperlukan untuk mengubah hak kepemilikan proporsional investor pada investee yang timbul dari perusahaan dalam ekuitas investee yang belum diperhitungkan ke dalam laporan laba rugi. Perubahan semacam itu meliputi perubahan yang timbul sebagai akibat dari revaluasi aset tetap, perbedaan dalam penjabaran valuta asing dan dari penyesuaian atas selisih yang timbul dari penggabungan usaha.
Adjustments to the carrying amount may also be necessary for alterations in the investor’s proportionate interest in the investee arising from changes in the investee’s equity that have not been includes in the statements of income. Such changes include those arising from the revaluation of property and equipments, foreign exchange transaction differences and the adjustment of differences arising from business combinations.
Jika bagian investor atas kerugian perusahaan asosiasi sama atau melebihi nilai tercatat dari investasi, maka investasi dilaporkan nihil. Kerugian selanjutnya diakui oleh investor apabila telah timbul kewajiban atau investor melakukan pembayaran kewajiban perusahaan asosiasi yang dijaminnya. Jika perusahaan asosiasi selanjutnya memperoleh laba, investor akan mengakui penghasilan apabila setelah bagiannya atas laba menyamai bagiannya atas kerugian bersih yang belum diakui.
If an investor’s share of losses in an associate equals or exceeds the carrying amount of the investment, the investment shall be reported at zero value. Subsequent losses will be accrued by the investor if a liability has arisen or the investor pays the associate’s liabilities guaranteed by the investor. If the associate subsequently reports profit, the investor will recognize profit only after its share of the profit equals the share of net losses that had not been recognized.
169
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/8 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
Exhibit E/8 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued)
b. Penyertaan Saham (Lanjutan)
b. Investment in Shares (Continued)
Menurut metode biaya, investor mencatat investasinya pada perusahaan investee sebesar biaya perolehan. Investor mengakui penghasilan hanya sebatas distribusi laba (kecuali dividen saham) yang diterima yang berasal dari laba bersih yang diakumulasikan oleh investee setelah tanggal perolehan.
Under the cost method, an investor records its investment in the investee at cost. The investor recognizes profit only to the extent that it receives profit distribution (except stock dividends) from the accumulated net profits of the investee arising subsequent to the date of acquisition by the investor.
Penerimaan dividen yang melebihi laba tersebut dipandang sebagai pemulihan investasi dan dicatat sebagai pengurangan terhadap biaya investasi sesuai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 15 tentang “Akuntansi untuk Investasi dalam Perusahaan Asosiasi.”
Dividends received in excess of such profits are considered as a recovery of investment and are recorded as a reduction of the cost of the investment in accordance with Statement of Financial Accounting Standards (SFAS) No. 15 regarding “Accounting for Investment in Associates.”
Investasi di perusahaan asosiasi dipertanggungjawabkan dengan menggunakan metode biaya jika perusahaan asosiasi beroperasi dengan pembatasan yang ketat dalam jangka panjang sehingga secara signifikan mempengaruhi kemampuannya untuk mengalihkan dana kepada investor. Investasi di perusahaan asosiasi juga dipertanggungjawabkan dengan menggunakan metode biaya jika investasi diperoleh dan dimiliki secara khusus dengan tujuan untuk dijual dalam jangka pendek.
An investment in an associate is accounted for using the cost method when it operates under severe long-term restrictions that significantly impair its ability to transfer funds to the investor. Investments in associates are also accounted for using the cost method when the investment is acquired and held exclusively with a view to its disposal in the near future.
Investor menghentikan penggunaan ekuitas sejak tanggal dimana:
metode
The investor discontinues the use of the equity method from the date that:
1. Investor tidak lagi memiliki pengaruh signifikan dalam perusahaan asosiasi tetapi menahan, seluruh atau sebagian investasinya; atau 2. Penggunaan metode ekuitas tidak lagi sesuai sebagaimana dijelaskan pada paragraf di atas.
1. It ceases to have not significant influence in an associate but retains, either in whole or in part, its investment; or 2. The use of the equity method is no longer appropriate as stated in above paragraph.
Pada saat penghentian penggunaan metode ekuitas, jumlah investasi yang terbawa pada tanggal tersebut diperlakukan sebagai biaya.
At the time of equity method discontinuance, the carrying amount of the investment at that date is there after regarded as cost.
Penyertaan saham merupakan penyertaan saham Perusahaan pada PT Bunas Multi Finance (BMF) dengan persentase kepemilikan sebesar 20%. Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, yang diaktakan dengan akta notaris No. 115 tanggal 27 Juni 2001 dari Aulia Taufani, S.H., Notaris pengganti Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta, para pemegang saham Perusahaan telah memberikan persetujuan untuk melakukan divestasi penyertaan Perusahaan pada BMF. Namun demikian, divestasi belum dapat dilaksanakan karena belum memperoleh persetujuan dari pemegang saham mayoritas BMF.
Investment in shares represents the cost of the Company’s 20% - equity investment in PT Bunas Multi Finance (BMF). Based on the Extraordinary General Meeting of Shareholders which was covered by Notarial deed No. 115 dated 27 June 2001 of Aulia Taufani, S.H., a substitute Notary of Sutjipto, S.H., Notary in Jakarta the shareholders have given their approval to divest the Company’s investment in BMF.
170
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/9 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
Exhibit E/9 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued)
b. Penyertaan Saham (Lanjutan)
b. Investment in Shares (Continued)
Sejak tahun 1998, karena bagian Perusahaan atas rugi bersih BMF telah melebihi jumlah tercatat penyertaannya, oleh karenanya investasi diakui sebesar jumlah tercatat sebesar nihil dan sejak itu Perusahaan tidak lagi mengharapkan adanya pemulihan dari penyertaan tersebut.
Since 1998, the Company’s share in the net losses of BMF had exceeded the carrying value of the related investments, thus the investment was written down to zero, and since then, the Company does not expect any recoveries from the said investment.
Pada tanggal 15 Februari 2006, Menteri Keuangan Republik Indonesia berdasarkan Surat Pengumuman No. Peng-197/MK.5/2006 telah membekukan seluruh kegiatan operasional BMF. Namun demikian, Perusahaan tidak lagi mempunyai hubungan usaha maupun memberikan garansi apapun terhadap BMF.
On 15 February 2006, the Minister of Finance of Republic of Indonesia has suspended all the operational activity of BMF, an associated company which was stated on announcement letter No. Peng-197/MK.5/2006. Nevertheless the Company has no more businness linkage nor made any guarantee for the suspended company.
c. Penggunaan Asumsi
Pertimbangan,
Estimasi,
dan
c. Use of Judgements, Estimates and Assumptions
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi aset, kewajiban, komitmen dan kontinjensi yang dilaporkan. Karena adanya unsur ketidakpastian melekat dalam melakukan estimasi sehingga dapat menyebabkan jumlah sesungguhnya yang dilaporkan pada periode yang akan datang berbeda dengan jumlah yang diestimasikan.
The preparation of financial statements in conformity with generally accepted accounting principles, requires management to make estimates and assumptions that affect the assets, liabilities, commitments and contingencies reported. Due to the element of uncertainty inherent in making estimates could cause actual results reported in future periods differ from those estimates.
Pertimbangan profesional dan signifikan adalah sebagai berikut:
Professional considerations estimates are as follows:
(1)
estimasi
yang
Nilai wajar atas instrumen keuangan Jika nilai wajar aset keuangan dan kewajiban keuangan yang tercatat pada neraca tidak tersedia di pasar aktif, ditentukan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian termasuk penggunaan model matematika. Masukkan (input) untuk model ini berasal dari data pasar yang bisa diamati sepanjang data tersebut tersedia. Bila data pasar yang bisa diamati tersebut tidak tersedia, pertimbangan manajemen diperlukan untuk menentukan nilai wajar. Pertimbangan manajemen tersebut mencakup pertimbangan likuiditas dan masukan model seperti volatilitas untuk transaksi derivatif yang berjangka waktu panjang dan tingkat diskonto, tingkat pelunasan dipercepat dan asumsi tingkat gagal bayar.
(1)
and
significant
Fair value of financial instrument If the fair value of financial assets and financial liabilities recorded on the balance sheet is not available in an active market, fair value is determined using various valuation techniques including the use of mathematical models. Suggestion (input) for this model comes from market data that can be observed throughout the data available. When observable market data are not available, management consideration is necessary to determine the fair value. Management considerations include considerations such as liquidity and volatility feedback model for derivative transactions and long term discount rate, the early termination rate and assumption for default rate.
171
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/10 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) c. Penggunaan Pertimbangan, Asumsi (Lanjutan)
Estimasi,
Exhibit E/10 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued)
dan
(2) Penurunan nilai pinjaman yang diberikan dan piutang Perusahaan telah menelaah pinjaman yang diberikan dan piutang pada setiap tanggal neraca untuk menilai apakah penurunan nilai harus diakui dalam laporan laba rugi. Secara khusus, justifikasi oleh manajemen diperlukan dalam estimasi jumlah dan waktu arus kas di masa mendatang ketika menentukan penurunan nilai. Dalam estimasi arus kas ini, Perusahaan membuat justifikasi tentang situasi keuangan peminjam dan nilai realisasi bersih agunan. Estimasi-estimasi ini didasarkan pada asumsi-asumsi tentang sejumlah faktor dan hasil aktual mungkin berbeda, yang tercermin dalam perubahan cadangan perubahan kerugian penurunan nilai tersebut di masa mendatang. d. Aset dan Kewajiban Keuangan
c. Use of Judgements, Estimates and Assumptions (Continued) (2)
Impairment of loans and receivables The Company has reviewed loans and receivables at each balance sheet date to assess whether impairment should be recognized in the income statement or not. In particular, justification by management is required to estimate the amount and timing of future cash flows when determining impairment. In the estimation of cash flows, the Company makes the justification of the financial condition of borrowers and net realizable value of collateral. These estimates are based on assumptions about a number of factors and actual results may differ, as reflected in changes in reserves of changes in these impairment losses in the future.
d. Financial Assets and Liabilities
Perusahaan menerapkan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” efektif sejak tanggal 1 Januari 2010, yang menggantikan PSAK No. 55 (Revisi 1999), “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai” dan PSAK No. 50 (Revisi 1998), “Akuntansi Investasi Efek tertentu”.
The Company adopted SFAS No. 55 (Revised 2006), “Financial Instrumens: Recognition and Measurement” and SFAS No. 50 (Revised 2006), “Financial Instruments: Presentation and Disclosures” with effect from 1 January 2010, which superseded SFAS No. 55 (Revised 1999), “Accounting for Derivatives and Hegding Activities” And SFAS No. 50 (Revised 1998), “Accounting for Investments in Certain Securities”, respectively.
Dampak Penerapan awal PSAK No. 55 (Revisi 2006) dan PSAK No. 50 (Revisi 2006) dijelaskan pada Catatan 30.
The effect of first adoption of SFAS No. 55 (Revised 2006) and SFAS No. 50 (Revised 2006) is described in Note 30.
(i) Aset keuangan
(i) Financial assets
Aset keuangan Perusahaan terdiri dari kas dan setara kas, investasi neto sewa pembiayaan, piutang pembiayaan konsumen, pinjaman kepada karyawan, deposito kas yang terbatas penggunaannya, dan aset keuangan derivatif.
172
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
The Company's financial assets consist of cash and cash equivalents, net investment in lease financing, consumer finance receivables, loans to employees, restricted cash deposits, and derivative financial assets.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/11 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) d. Aset dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan) (i) Aset keuangan (Lanjutan)
Exhibit E/11 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued) d. Financial Assets and Liabilities (Continued) (i) Financial assets (Continued)
Sejak tanggal 1 Januari 2010, perusahaan mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori (1) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, dan (2) pinjaman yang diberikan dan piutang. Klasifikasi tersebut tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya.
Since 1 January 2010, the Company classifies its financial assets in the following categories of (1) financial assets at fair value through profit and loss, and (2) loans and receivables. The classification depends on the purpose for which the financials assets were acquired. Management determines the classification of its financial assets at initial recognition.
(1) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
(1)
Financial assets at fair value through profit or loss.
Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Perusahaan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
This category comprises two subcategories: financial assets classified as held for trading, and financial assets designated by the Company as at fair value through profit or loss upon initial recognition.
Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek (short term profit taking) yang terkini. Derivatif juga dikategorikan dalam kelompok diperdagangkan, kecuali derivatif yang ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.
A financial asset is classified as held for trading if it is acquired or incurred principally for the purpose of selling or repurchasing it in the near term or if it is part of a portfolio of identified financial instruments that are managed together and for which there is evidence of a recent actual pattern of short-term profit-taking. Derivatives are also categorized as held for trading unless they are designated and effective as hedging instruments.
Instrumen keuangan yang dikelompokkan ke dalam kategori ini diakui pada nilai wajarnya pada saat pengakuan awal; biaya transaksi diakui secara langsung ke dalam laporan laba rugi. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar dan penjualan instrumen keuangan diakui dalam laporan laba rugi dan dicatat sebagai “Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan”.
Financial instruments included in this category are recognized initially at fair value; transaction costs are taken directly to the statement of income. Gains and losses arising from changes in fair value are included directly in the statement of income and are reported respectively as “Gains / (losses) from changes in fair value of financial instruments”.
173
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/12 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) d. Aset dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan) (i) Aset keuangan (Lanjutan) (1) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (Lanjutan)
Exhibit E/12 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued) d. Financial Assets and Liabilities (Continued) (i) Financial assets (Continued) (1) Financial assets at fair value through profit or loss (Continued)
Perusahaan pada pengakuan awal dapat menetapkan aset keuangan tertentu sebagai nilai wajar melalui laporan laba rugi (opsi nilai wajar). Selanjutnya, penetapan ini tidak dapat diubah. Berdasarkan PSAK No. 55 (Revisi 2006), opsi nilai wajar dapat digunakan hanya bila memenuhi ketetapan sebagai berikut: penetapan sebagai opsi nilai wajar mengurangi atau mengeliminasi ketidak-konsistenan pengukuran dan pengakuan (accounting mismatch) yang dapat timbul, atau aset keuangan merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan yang risikonya dikelola dan dilaporkan kepada manajemen inti berdasarkan nilai wajar, atau aset keuangan terdiri dari kontrak utama dan derivatif melekat yang harus dipisahkan.
The Company designates certain financial assets upon initial recognition as at fair value through profit or loss (fair value option). This designation cannot subsequently be changed. According to SFAS No. 55 (Revised 2006), the fair value option is only applied when the following conditions are met:
Untuk mengurangi ketidak-konsistenan pengukuran dan pengakuan, opsi nilai wajar digunakan untuk piutang tertentu yang dilindung nilai menggunakan credit derivatives atau swap suku bunga, namun tidak memenuhi kriteria untuk akuntansi lindung nilai. Jika tidak, piutang dicatat menggunakan biaya diamortisasi dan derivatif akan diukur menggunakan nilai wajar melalui laporan laba rugi.
To reduce accounting mismatch, the fair value option is applied to certain loans and receivables that are hedged with credit derivatives or interest rate swaps but for which the hedge accounting conditions are not fulfilled. The loans would have been otherwise accounted for at amortized cost, whereas the derivatives are measured at fair value through profit or loss.
Opsi nilai wajar juga digunakan untuk dana investasi yang merupakan bagian dari portofolio yang dikelola dengan basis nilai wajar. Opsi nilai wajar juga digunakan untuk structured instrument termasuk derivatif melekat.
The fair value option is also applied to investment funds that are part of a portfolio managed on a fair value basis. Furthermore, the fair value option is applied to structured instruments that include embedded derivatives.
174
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
the application of the fair value option reduces or eliminates an accounting mismatch that would otherwise arise or
the financial assets are part of a portfolio of financial instruments which is risk managed and reported to senior management on a fair value basis or the financial assets consists of debt hist and an embedded derivatives that must be separated.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/13 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) d. Aset dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan) (i) Aset keuangan (Lanjutan) (2) Pinjaman yang diberikan dan piutang
Exhibit E/13 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued) d. Financial Assets and Liabilities (Continued) (i) Financial assets (Continued) (2)
Loans and receivables
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali:
Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market, other than:
(a) yang dimaksudkan oleh Perusahaan untuk dijual dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;
a) those that the Company intends to sell immediately or in the short term, which are classified as held for trading, and those that the entity upon initial recognition designates as at fair value through profit or loss;
(b) yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual;
b) those that the Company upon initial recognition designates as available for sale; or
(c) dalam hal pemilik mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang.
c) those for which the holder may not recover substantially all of its initial investment, other than because of credit deterioration.
Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung atas perolehan pinjaman yang diberikan dan piutang. Pengukuran pinjaman yang diberikan dan piutang setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya.
At initial recognition, the Company’s loans and receivables are measured at fair values plus transaction costs that are directly attributable to the acquisition of loans and receivables. The subsequent measurement of loans and receivables depends on their classification.
175
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/14 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) d. Aset dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan) (i) Aset keuangan (Lanjutan) (2) Pinjaman yang diberikan dan piutang (Lanjutan)
Exhibit E/14 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued) d. Financial Assets and Liabilities (Continued) (i) Financial assets (Continued) (2)
Loans and receivables (Continued)
Biaya transaksi hanya meliputi biayabiaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk pemberian suatu pinjaman maupun perolehan piutang dan merupakan biaya tambahan yang tidak akan terjadi apabila pinjaman maupun piutang tersebut tidak diperoleh. Dalam halnya piutang, biaya transaksi ditambahkan pada atau dikurangkan dari jumlah yang diakui pada awal pengakuan piutang, dan diamortisasi selama umur piutang tersebut dengan menggunakan suku bunga efektif dan dicatat sebagai bagian dari ‘pendapatan pembiayaan konsumen’ atau pendapatan sewa pembiayaan’. Sebelum tanggal 1 Januari 2010, biaya transaksi untuk pinjaman yang diberikan dan piutang tidak diamortisasi tetapi diakui dan dicatat secara langsung sebesar jumlah biaya transaksi tersebut di laporan laba rugi dan bukan merupakan bagian dari piutang dan pinjaman yang diberikan tersebut.
Transaction costs include only those costs that are directly attributable to the acquisition of loans or receivables and they are incremental costs that would not have been incurred if the loan or receivables had not been acquired or issued. In the case of receivables, transaction costs are added to or deducted from the amount recognized initially, and amortized over the terms of the receivables base don the effective interest method and are recorded as part of ‘consumer financing income’ or ‘finance lease income’. Prior to 1 January 2010, such transaction costs for loans and receivables provided were not amortized, but recognized and recorded directly for such amount of transaction costs in profit and loss, and were not part of the receivables and such other loan provided.
Dalam hal terjadi penurunan nilai, kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurang dari nilai tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diakui dalam laporan laba rugi sebagai “Cadangan Kerugian Penurunan Nilai”
In the case of impairment, the impairment loss is reported as a deduction from the carrying value of the financial assets classified as loan and receivables recognized in the statement of income as “Allowance for Impairment Losses”.
(ii) Kewajiban keuangan
(ii) Financial liabilities
Kewajiban keuangan Perusahaan terdiri dari pinjaman yang diterima, beban yang masih harus dibayar, utang obligasi, dan utang lainlain.
The Company's financial liabilities consist of fund borrowings, accrued expenses, bonds payable and other payables.
Perusahaan mengklasifikasikan kewajiban keuangan dalam kategori kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
The Company classified its financial liabilities in the category of financial liabilities measured at amortized cost.
176
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/15 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) d. Aset dan Kewajiban Keuangan (Lanjutan) (ii) Kewajiban keuangan (Lanjutan) Setelah pengakuan awal, Perusahaan mengukur seluruh kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya transaksi hanya meliputi biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk pengakuan suatu pinjaman yang diterima, dan merupakan biaya tambahan yang tidak akan terjadi apabila pinjaman yang diterima tidak diakui. Biaya transaksi dikurangkan dari jumlah pinjaman yang diterima pada awal pengakuan pinjaman, dan diamortisasi selama umur pinjaman yang diterima dengan menggunakan suku bunga efektif dan hasil amortisasinya dicatat sebagai bagian dari ‘beban keuangan’. Sebelum tanggal 1 Januari 2010, biaya transaksi untuk pinjaman yang diterima dicatat pada akun ‘aset lain-lain’ (bukan merupakan bagian dari pinjaman yang diterima), kemudian biaya transaksi tersebut diamortisasi secara garis lurus selama umur pinjaman yang diterima dan hasil amortisasinya dicatat sebagai ‘beban keuangan’ di laporan laba rugi. e. Penentuan Nilai Wajar
Exhibit E/15 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued) d. Financial Assets and Liabilities (Continued) (ii) Financial liabilities (Continued) After initial recognition, the Company measures all financial liabilities at amortized cost using effective interest rates method. Transaction costs include only those costs that are directly attributable to the recognition of loan received and they are incremental costs that would not have been incurred if the loan has not been recognized. Transaction costs are deducted from the amount of loan received at the initial recognition, and amortized over the term of the loan received using the effective interest method and the amortization result are recorded as part of ‘financing expenses’. Prior to 1 january 2010, such transaction costs for loan received were recorded in ‘other assets’ account (was not include as part of loan received), further the transaction costs were amortized using straight line basis based on term of that loans and their amortization results were recorded as ‘financing expenses’ in statement of income. e. Fair Value Estimation
Nilai wajar adalah nilai di mana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melaksanakan transaksi wajar (arm’s length transaction) pada tanggal pengukuran.
Fair value is the amount for which an asset could be exchanged, or a liability settled, between knowledgeable, willing parties in an arm’s length transaction on the measurement date.
Jika tersedia, Perusahaan mengukur nilai wajar instrumen keuangan dengan menggunakan harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen tersebut. Suatu pasar dianggap aktif jika harga kuotasi sewaktu-waktu dan secara berkala tersedia dan mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan teratur dalam suatu transaksi yang wajar.
When available, the Company measure the fair value of an instrument using quoted prices in an active market for that instrument. A market is regarded as active if quoted prices are readily and regularly available and represent actual and regularly occurring market transactions on an arm’s length basis.
177
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/16 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) e. Penentuan Nilai Wajar (Lanjutan)
Exhibit E/16 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued) e. Fair Value Estimation (Continued)
Jika pasar suatu instrumen keuangan tidak aktif, Perusahaan menentukan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian mencakup penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak-pihak yang memahami, berkeinginan, dan jika tersedia, referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, penggunaan analisa arus kas yang didiskonto dan penggunaan model penetapan harga opsi (option pricing model). Teknik penilaian yang dipilih memaksimalkan penggunaan input pasar, dan meminimalkan penggunaan taksiran yang bersifat spesifik dari Perusahaan, memasukkan semua faktor yang akan dipertimbangkan oleh para pelaku pasar dalam menetapkan suatu harga dan konsisten dengan metodologi ekonomi yang dapat diterima dalam penetapan harga instrumen keuangan. Input yang digunakan dalam teknik penilaian secara memadai mencerminkan ekspektasi pasar dan ukuran faktor risiko dan pengembalian (risk-return) yang melekat pada instrumen keuangan.
If a market for a financial instrument is not active, Company establishes fair value using a valuation technique. Valuation techniques include using recent arm’s length transaction between knowledgeable, willing parties, and if available, reference to the current fair value of other instrument that are substantially the same, discounted cash flow analysis and option pricing models. The chosen valuation technique makes maximum use of market inputs, relies as little as possible on estimates specific to Company, incorporates all factors that market participants would consider in setting price, and is consistent with accepted economic methodologies for pricing financial instruments, inputs to valuation techniques reasonably represent market expectations and measures of the risk-return factors inherent in the financial instrument.
Bukti terbaik atas nilai wajar instrumen keuangan pada saat pengakuan awal adalah harga transaksi, yaitu nilai wajar dari pembayaran yang diberikan atau diterima, kecuali nilai wajar dari instrumen keuangan tersebut dapat dibuktikan dengan perbandingan dengan transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi dari suatu instrumen yang sama (yaitu tanpa modifikasi atau pengemasan ulang) atau berdasarkan suatu teknik penilaian yang variabelnya hanya menggunakan data dari pasar yang dapat diobservasi. Saat harga transaksi memberikan bukti terbaik atas nilai wajar pada saat pengakuan awal, maka instrumen keuangan pada awalnya diukur pada harga transaksi dan selisih antara harga transaksi dan nilai yang sebelumnya diperoleh dari model penilaian diakui dalam laporan laba rugi setelah pengakuan awal tergantung pada masing-masing fakta dan keadaan dari transaksi tersebut namun tidak lebih lambat dari saat penilaian tersebut didukung sepenuhnya oleh data pasar yang dapat diobservasi atau saat transaksi tertutup.
The best evidence of the fair value of a financial instrument at initial recognition is the transaction price, i.e., the fair value of the consideration given or received, unless the fair value of that instrument is evidenced by comparison with other observable current market transactions in the same instrument (i.e., without modification or repackaging) or based on a valuation technique whose variables includes only data from observable markets. When transaction price provides the best evidence of fair value at initially measured at the transaction price and any difference between this price and the value initially obtained from valuation model is subsequently recognized in the statement of income depending on the individual facts and circumstances of the transaction but not later than when the valuation is supported wholly by observable market data or the transaction is closed out.
Nilai wajar mencerminkan risiko kredit atas instrumen keuangan dan termasuk penyesuaian yang dilakukan untuk memasukkan risiko kredit Perusahaan dan pihak lawan, mana yang lebih sesuai. Taksiran nilai wajar yang diperoleh dari model penilaian akan disesuaikan untuk mempertimbangkan faktor-faktor lainnya, seperti risiko likuiditas atau ketidakpastian model penilaian, sepanjang Perusahaan yakin bahwa keterlibatan suatu pasar pihak ketiga akan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut dalam penetapan harga suatu transaksi.
Fair values reflect the credit risk of the instrument and include adjustment to take account of the credit risk of the Bank and counterparty where appropriate. Fair value estimates obtained from models are adjusted for any other factors, such as liquidity risk or model uncertainties, to the extent that the Bank believes a third-party market participation would take them into account in pricing a transaction.
178
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/17 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) f. Penghentian Pengakuan
Exhibit E/17 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued) f. Derecognition
Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan pada saat hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut kadaluarsa, atau Perusahaan mentransfer seluruh hak untuk menerima arus kas kontraktual dari aset keuangan dalam transaksi di mana Perusahaan secara substansial telah mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan yang ditransfer. Setiap hak atau kewajiban atas aset keuangan yang ditransfer yang timbul atau yang masih dimiliki oleh Perusahaan diakui sebagai aset atau kewajiban secara terpisah.
Financial assets are derecognized when the contractual rights to receive the cash flows from these assets have ceased to exist, or the assets have been transferred and substantially all the risks and rewards have been transferred. Any rights or obligations on the transferred financial assets that arise or are still owned by the company are recognized as assets or liabilities separately.
Perusahaan menghentikan pengakuan kewajiban keuangan pada saat kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluarsa.
The Company stopped the recognition of financial liabilities are derecognized when they have been redeemed or otherwise extinguished.
Dalam transaksi di mana Perusahaan secara subtansial tidak memiliki atau tidak mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan, Perusahaan menghentikan pengakuan aset tersebut jika Perusahaan tidak lagi memiliki pengendalian atas aset tersebut. Hak dan kewajiban yang timbul atau yang masih dimiliki dalam transfer tersebut diakui secara terpisah sebagai aset atau kewajiban. Dalam transfer di mana pengendalian atas aset masih dimiliki, Perusahaan tetap mengakui aset yang ditransfer tersebut sebesar keterlibatan yang berkelanjutan, di mana tingkat keberlanjutan Perusahaan dalam aset yang ditransfer adalah sebesar perubahan nilai aset yang ditransfer.
In a transaction where the Company has substantially no or did not transfer all the risks and rewards of ownership of financial assets, the Company terminate the recognition of such assets, if the company no longer has control over those assets. The rights and obligations arising or that still exists in the transfer are recognized separately as assets or liabilities. In transfers where control over the assets still owned, the Company continued to recognize the transferred assets in the amount of involvement that is sustainable, where the level of sustainability of the Company in the transferred assets amounted to changes in the value of the transferred assets.
Perusahaan menghapusbukukan saldo piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan, dan cadangan kerugian penurunan nilai terkait, pada saat Perusahaan menentukan bahwa piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan tersebut tidak dapat ditagih. Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan informasi seperti telah terjadinya perubahan signifikan pada kemampuan keuangan konsumen sehingga konsumen tidak lagi dapat melunasi kewajibannya, atau konsumen atau unit yang dibiayai tidak dapat ditemukan atau dikuasai oleh pihak ketiga atau hasil penjualan agunan diperkirakan tidak akan cukup untuk melunasi seluruh ekposur piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan.
Companies write off any outstanding consumer finance receivables and net investment in finance leases, and reserves related to impairment losses, when the Company determines that the consumer finance receivables and net investment in finance leases can not be billed. This decision was taken after consideration of information such as the occurrence of significant changes to the financial ability of consumers so that consumers no longer can pay the loan, or consumer or units being financed can not be found or is controlled by third party or the sale of collateral is not expected to be sufficient to pay the entire exposure consumer finance receivables and net investment in finance leases.
179
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/18 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) g. Saling Hapus Instrumen Keuangan
Exhibit E/18 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued) g. Offsetting Financial Instrument
Aset keuangan dan kewajiban keuangan dapat saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam neraca jika, dan hanya jika, Perusahaan memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan kewajiban secara simultan.
Financial assets and liabilities are set off and the net amount is presented in the balance sheet when, and only when, the Company has the legal right to set off the amounts and intends either to settle on a net basis or realize the asset and settle the liabilities simultanneously.
Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah bersih hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi.
Income and expenses are presented on a net basis only when permitted by accounting standards.
h. Penurunan Nilai dari Aset Keuangan Sejak tanggal 1 Januari 2010, kebijakan akuntansi atas penurunan nilai aset keuangan adalah sebagai berikut: (i) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi
h. Impairment of Financial Assets Starting 1 January 2010, the accounting policy for impairment of financial assets are as follows: (i) Financial assets carried at amortized cost
Pada setiap tanggal neraca, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai.
The Company assesses at each reporting date whether there is objective evidence that a financial asset or group of financial assets is impaired.
Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi hanya jika terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal.
A financial asset or a group of financial assets is impaired and impairment losses are incurred only if there is objective evidence of impairment as a result of one or more events that occurred after the initial recognition of the asset (a ‘loss event’) and that loss event (or events) has an impact on the estimated future cash flows of the financial asset or group of financial assets that can be reliably estimated.
Kriteria yang digunakan oleh Perusahaan untuk menentukan bukti obyektif dari penurunan nilai adalah sebagai berikut:
The criteria that the Company uses to determine that there is objective evidence of an impairment loss include:
(a)
kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam;
(a) significant financial difficulty of the issuer or obligor;
(b)
pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga;
(b) a breach of contract, such as a default or delinquency in interest or principal payments;
180
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/19 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) h. Penurunan Nilai dari Aset Keuangan (Lanjutan)
Exhibit E/19 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued) h. Impairment of Financial Assets (Continued)
(i) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi (Lanjutan)
(i) Financial assets carried at amortized cost (Continued)
(c) pihak pemberi pinjaman, dengan alasan ekonomi atau hukum sehubungan dengan kesulitan keuangan yang dialami pihak peminjam, memberikan keringanan (konsesi) pada pihak peminjam yang tidak mungkin diberikan jika pihak peminjam tidak memiliki kesulitan tersebut; (d) terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya; (e) hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan, atau
(c) the lender, for economic or legal reasons relating to the borrower’s financial difficulty, granting to the borrower a concession that the lender would not otherwise consider;
(f)
dapat diobservasi data yang mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan sejak pengakuan awal aset dimaksud, meskipun penurunannya belum dapat diidentifikasi terhadap aset keuangan secara individual dalam kelompok aset tersebut, termasuk: (1) memburuknya status pembayaran pihak peminjam dalam kelompok tersebut; dan (2) kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok tersebut.
(d) it becomes probable that the borrower will enter bankruptcy or other financial reorganization; (e) the disappearance of an active market for that financial asset because of financial difficulties; or (f) observable data indicating that there is a measurable decrease in the estimated future cash flows from a portfolio of financial assets since the initial recognition of those assets, although the decrease cannot yet be identified with the individual financial assets in the portfolio, including: (1) adverse
changes in the payment status of borrowers in the portfolio; and (2) national or local economic conditions that correlate with defaults on the assets in the portfolio.
Estimasi periode antara terjadinya peristiwa dan teridentifikasinya kerugian ditentukan oleh manajemen untuk setiap portfolio yang diidentifikasi.
The estimated period between a loss occurring and its identification is determined by the management for each identified portfolio.
Perusahaan pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, dan secara individual atau kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual.
The Company firstly assesses whether objective evidence of impairment exists individually for financial assets that are individually significant, and individually or collectively for financial assets that are not individually significant.
181
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/20 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) h. Penurunan Nilai dari Aset Keuangan (Lanjutan)
Exhibit E/20 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued) h. Impairment of Financial Assets (Continued)
(i) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi (Lanjutan)
(i) Financial assets carried at amortized cost (Continued)
Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka Perusahaan memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karekteristik risiko kredit yang serupa dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
If the Company determines that no objective evidence of impairment exists for an individually assessed financial asset, whether significant or not, it includes the asset in a group of financial assets with similar credit risk characteristics and collectively assesses them for impairment. Assets that are individually assessed for impairment and for which an impairment loss is or continues to be recognized are not included in a collective assessment of impairment.
Jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi melalui akun cadangan kerugian penurunan nilai dan beban kerugian diakui pada laporan laba rugi. Jika aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku yang ditetapkan dalam kontrak.
The amount of the loss is measured as the difference between the asset’s carrying amount and the present value of estimated future cash flows (excluding future credit losses that have not been incurred) discounted at the financial asset’s original effective interest rate. The carrying amount of the asset is reduced through the use of an allowance account and the amount of the loss is recognized in the statement of income. If a loan or held-tomaturity investment has a variable interest rate, the discount rate for measuring any impairment loss is the current effective interest rate determined under the contract.
Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan agunan (collateralized financial asset) mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi bebanbeban untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak.
The calculation of the present value of the estimated future cash flows of a collateralized financial asset reflects the cash flows that may result from foreclosure less costs for obtaining and selling the collateral, whether or not foreclosure is probable.
Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai secara kolektif, aset keuangan dikelompokkan berdasarkan kesamaan karakteristik risiko kredit. Karakteristik yang dipilih adalah relevan dengan estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset tersebut yang mengindikasikan kemampuan debitur untuk membayar seluruh utang yang jatuh tempo sesuai persyaratan kontrak dari aset yang dievaluasi.
For the purposes of a collective evaluation of impairment, financial assets are grouped on the basis of similar credit risk characteristics. Those characteristics are relevant to the estimation of future cash flows for groups of such assets by being indicative of the debtors’ ability to pay all amounts due according to the contractual terms of the assets being evaluated.
182
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/21 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) h. Penurunan Nilai dari Aset Keuangan (Lanjutan)
Exhibit E/21 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued) h. Impairment of Financial Assets (Continued)
(i) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi (Lanjutan)
(i) Financial assets carried at amortized cost (Continued)
Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif, diestimasi berdasarkan arus kas kontraktual atas aset-aset di dalam kelompok tersebut dan kerugian historis yang pernah dialami atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut. Kerugian historis yang pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada periode terjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada pada periode historis namun sudah tidak ada lagi pada saat ini.
Future cash flows in a group of financial assets that are collectively evaluated for impairment are estimated on the basis of the contractual cash flows of the assets in the group and historical loss experience for assets with credit risk characteristics similar to those in the group. Historical loss experience is adjusted on the basis of current observable data to reflect the effects of current conditions that did not affect the period on which the historical loss experience is based and to remove the effects of conditions in the historical period that do not currently exist.
Estimasi terhadap perubahan arus kas masa datang dari kelompok aset harus mencerminkan dan memiliki arah yang konsisten dengan perubahan data terkait yang dapat diobservasi dari satu periode ke periode berikutnya. Metodologi dan asumsi yang digunakan dalam mengestimasi arus kas masa datang dikaji ulang secara berkala oleh Perusahaan untuk mengurangi perbedaan antara taksiran jumlah kerugian dengan jumlah kerugian aktualnya.
Estimates of changes in future cash flows for group of assets should reflect and be directionally consistent with changes in related observable data from period to period. The methodology and assumptions used in estimating future cash flows are reviewed periodically by the Company to reduce the difference between the estimated amount of loss with the amount of actual loss.
Ketika piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan tidak tertagih, piutang tersebut dihapus buku dengan menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai. Kredit tersebut dapat dihapus buku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan. Beban penurunan nilai yang terkait dengan piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan tidak tertagih diklasifikasikan ke dalam “Cadangan Kerugian Penurunan Nilai”.
When the consumer finance receivables and net investment in finance lease accounts uncollectable, accounts receivable written off by reverse journal of reserve impairment losses. Credits can be written off after all necessary procedures have been performed and the amount of the loss has been determined. Impairment expense related to consumer finance receivables and net investment in finance leases are classified accounts into the "Allowance for Impairment Losses".
Jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan akun cadangan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi.
If, on the next period, the amount of impairment loss decreases and the reduction can be related objectively to events occurring after the impairment loss is recognized, then the impairment loss previously recognized must be restored, by adjusting the reserve account. Total recovery of financial assets are recognized in statement of income.
183
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/22 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) h. Penurunan (Lanjutan)
Nilai
dari
Aset
Exhibit E/22 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued)
Keuangan
h. Impairment of Financial Assets (Continued)
(i) Aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi (Lanjutan)
(i) Financial assets carried at amortized cost (Continued)
Penerimaan kemudian atas kredit yang diberikan yang telah dihapus-bukukan sebelumnya, jika pada tahun berjalan dikreditkan dengan menyesuaikan akun cadangan, sedangkan jika setelah tanggal neraca dikreditkan sebagai pendapatan lainlain.
Later Receipt on loans that have been writtenoff before, if on the current year, is credited by adjusting the reserve account, while if after the balance sheet date is credited as other revenues.
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan menentukan penurunan nilai Piutang Pembiayaan Konsumen dan Investasi Neto Sewa Pembiayaan berdasarkan hasil penelaahan berkala terhadap keadaan piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun. Piutang tak tertagih dihapuskan pada saat dinyatakan tidak tertagih oleh manajemen Perusahaan. Penerimaan dari piutang yang telah dihapusbukukan diakui sebagai pendapatan lain-lain pada saat terjadinya.
Prior to 1 January 2010, the Company determined the impairment of consumer financing receivables and net investment in direct financing leases based on a periodic review of the status of individual receivable accounts at the end of year. Uncolllectible receivables will be write off when they are pledged to be uncollectible by the management of the Company. The recoverable amount of the written off-receivables is recognized as other income at the time the income is earned.
i. Kas dan Setara Kas
i. Cash and Cash Equivalents
Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan atau kurang dari tanggal penempatannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya. j. Transaksi dengan Pihak-pihak Mempunyai Hubungan Istimewa
yang
For the purpose of the statements of cash flows, cash and cash equivalents consist of cash on hand and in banks and deposits that mature within 3 (three) months from the date of acquisition, as long as the are not being pledged as collateral for borrowings nor restricted. j. Transactions with Related Parties
Dalam laporan keuangan ini, istilah pihak yang mempunyai hubungan istimewa digunakan sesuai dengan PSAK No. 7 mengenai “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.
In these financial statements, the term related parties is used as defined in SFAS No. 7 regarding “Related Party Disclosures”.
Transaksi dan saldo dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam laporan keuangan.
Transactions and balance of accounts with related parties, which were made under the sam as well as different terms and condisition with non-related parties, are disclosed in the financial statements.
184
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/23 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) k. Akuntansi untuk Sewa
Exhibit E/23 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued) k. Accounting for Leases
Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset hak untuk menggunakan aset tersebut. Menurut PSAK ini, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substantial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.
Based on SFAS No. 30 (Revised 2007), the determination of whether an arrangement is, or contains a lease is based on the substance of arrangement at inception date and whether the fulfillment of the arrangement is dependent on the use of a specific asset and the arrangement conveys a right to use the asset. Under this SFAS, leases that transfer substantially to the lessee all the risks and rewards incidental to ownership of the leased item are classified as finance leases. Moreover, leases which do not transfer substantially all the risks and rewards incidental to ownership of the leased item are classified as operating leases.
Dalam sewa pembiayaan, perusahaan, sebagai lessor, mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan di neraca sebesar jumlah yang sama dengan investasi neto sewa pembiayaan. Penerimaan piutang sewa diperlakukan sebagai pembayaran pokok dan penghasilan pembiayaan. Pengakuan penghasilan pembiayaan didasarkan pada suatu pola yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas investasi bersih perusahaan sebagai lessor dalam sewa pembiayaan.
Under a finance lease, the company, as a lessor, shall recognize assets held under a finance lease in its balance sheets and present them as a receivable at an amount equal to the net investment in direct financing lease. Lease payment receivable is treated as repayment of principal and finance income. The recognition of finance income shall be bassed on a pattern reflecting a constant periodic rate of return on the Company‘s net investment in the finance lease.
Dalam sewa operasi, Perusahaan, sebagai lessor, mengakui aset untuk sewa operasi di neraca sesuai sifat aset tersebut. Biaya langsung awal sehubungan proses negoisasi sewa operasi ditambahkan ke jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui sebagai beban selama masa sewa dengan dasar yang sama dengan pendapatan sewa. Rental kontijen, apabila ada, diakui sebagai pendapatan sewa operasi diakui sebagai pendapatan pada periode terjadinya. Pendapatan sewa operasi diakui sebagai pendapatan atas dasar garis lurus selama masa sewa. Bila sebagai lessee, Perusahaan mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa.
Under an operating lease, the company, as a lessor, shall present assets subject to operating leases in its balance sheets according to the nature of the asset. Initial direct cost incurred in negotiating an operating lease are added to the carrying amount of the leased asset and recognized over the lease term on the same basis as rental income. Contigent rents, if any, are recognized as revenue in the periods in which they are earned. Lease income from operating leases shall be recognized as income on a straight-line basis over the lease term. If as a lesse, the company recognized lease payments as an expense on a straight-line basis over the lease term.
Sejak tanggal 1 Januari 2010, investasi neto sewa pembiayaan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2d untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Starting 1 January 2010, the net investment in direct financing leases are classified as loans and receivables. See Note 2d for the accounting policy of loans and receivables.
185
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/24 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) k. Akuntansi untuk Sewa (Lanjutan)
Exhibit E/24 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued) k. Accounting for Leases (Continued)
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, dalam investasi neto sewa pembiayaan, lessor mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan di neraca sebesar jumlah yang sama dengan investasi neto sewa pembiayaan tersebut.
Prior to 1 January 2010, the net investment in direct financing leases, lessor shall recognize assets held under a finance lease in their balance sheets and present them as a receivable at an amount equal to the net investment in direct financing lease.
Pengakuan penghasilan pembiayaan didasarkan pada suatu pola yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas investasi bersih lessor dalam sewa pembiayaan.
The recognition of financing income shall be based on a pattern reflecting a constant periodic rate of return on the lessor’s net investment in the finance lease.
l. Akuntansi untuk Pembiayaan Konsumen
l. Accounting for Consumer Financing
Piutang pembiayaan konsumen merupakan jumlah piutang setelah dikurangi dengan bagian pembiayaan bersama di mana risiko kredit ditanggung pemberi pembiayaan bersama sesuai dengan porsinya (without recourse) dan cadangan kerugian penurunan nilai.
Consumer financing receivables are stated at their outstanding balance less the portion of joint financings where the credit risk is assumed by joint financing providers in accordance with the financing portion (without recourse) and the allowance for impairment losses.
Penyelesaian kontrak sebelum masa pembiayaan konsumen berakhir diperlakukan sebagai pembatalan kontrak pembiayaan konsumen dan laba atau rugi yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi tahun berjalan pada tanggal terjadinya transaksi.
Early termination of a contract is treated as a cancellation of an existing contract and the resulting gain or loss is credited or charged to the current year’s statement of income at the date of transaction.
Pembiayaan Bersama
Joint Financing
Pembiayaan bersama terdiri atas pembiayaan konsumen tanpa jaminan (without recourse) dan pembiayaan bersama konsumen dengan jaminan (with recourse). Piutang pembiayaan konsumen yang dibiayai bersama pihak-pihak lain di mana masing-masing pihak menanggung risiko kredit sesuai dengan porsinya (without recourse) disajikan di neraca secara bersih. Pendapatan pembiayaan konsumen dan beban bunga yang terkait dengan pembiayaan bersama (without recourse) disajikan secara bersih di laporan laba rugi. Piutang pembiayaan konsumen yang dibiayai bersama pihak-pihak lain di mana Perusahaan menanggung risiko kredit (with recourse) disajikan di neraca secara bruto. Pendapatan pembiayaan konsumen dan beban bunga yang terkait dengan pembiayaan bersama with recourse tersebut disajikan secara bruto di laporan laba rugi.
Joint financing consist of with and witout recourse joint financing to end-user consumers. The consumer financing receivables under joint financing where each party assumes the credit risk according to the risk portion (without recourse) are stated at net amount in the balance sheet. Consumer financing income and interest expense related to without recourse joint financing are stated at net amount in the statement of income. Consumer financing receivable under joint financing where the Company assume the credit risk (with recourse) are stated at gross amount in the balance sheet. The consumer financing income and interest expense related to with recourse joint financing are stated at gross amount in the statement of income.
186
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/25 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) l. Akuntansi (Lanjutan)
untuk
Pembiayaan
Konsumen
Exhibit E/25 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued) l. Accounting for Consumer Financing (Continued)
Pembiayaan Bersama (Lanjutan)
Joint Financing (Continued)
Dalam pembiayaan bersama without recourse, Perusahaan berhak menentukan tingkat bunga yang lebih tinggi kepada pelanggan dari tingkat bunga yang ditetapkan dalam perjanjian dengan pemberi pembiayaan bersama yaitu Bank. Selisihnya merupakan pendapatan dan disajikan sebagai bagian dari “Pendapatan Bunga”.
For joint financing without recourse, the Company has the right to set higher interest rates to customer than those as stated in the joint financing agreements with joint financing providers which is the Company. The difference is recognized as revenue and disclosed as “Interest Income”.
Sejak tanggal 1 Januari 2010, Piutang pembiayaan konsumen diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2d untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Starting 1 January 2010, Consumer financing receivables are classified as loans and receivables. See Note 2d for the accounting policy of loans and receivables.
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, piutang pembiayaan konsumen disajikan bersih setelah dikurangi pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui dan cadangan kerugian penurunan nilai.
Prior to 1 January 2010, Consumer financing receivables are stated net of unearned consumer financing income and allowance for impairment losses.
Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui, yang merupakan selisih antara jumlah pembayaran angsuran yang akan diterima dari pelanggan dengan jumlah pokok pembiayaan, akan diakui sebagai pendapatan sesuai dengan jangka waktu perjanjian pembiayaan konsumen pada tingkat pengembalian berkala yang tetap dari piutang pembiayaan konsumen.
Unearned income on consumer financing, which is the excess of aggregate installment payments collectible from the customers over the cost of the financed assets, is recognized as income over the terms of the respective agreements at a constant periodic rate of return on the consumer financing receivables.
Piutang pembiayaan konsumen yang pembayaran angsurannya menunggak lebih dari 90 (sembilan puluh) hari diklasifikasikan sebagai piutang bermasalah dan pendapatan pembiayaan konsumen diakui pada saat pendapatan tersebut diterima (cash basis). Pada saat piutang pembiayaan konsumen diklasifikasikan sebagai piutang bermasalah, pendapatan pembiayaan konsumen yang telah diakui tetapi belum tertagih dibatalkan pengakuannya.
Consumer financing receivables which are installments are overdue for more than 90 days are classified as non-performing receivables and the related consumer financing income is recognized only when it is actually collected (cash basis). When the consumer financing receivables are classified as non-performing, any consumer financing income recognized but not collected is reversed.
187
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/26 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) m. Agunan yang Diambil Alih
Exhibit E/26 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued) m. Repossessed Collateral
Agunan yang diambil alih sehubungan dengan penyelesaian piutang pembiayaan konsumen dan invetasi neto sewa pembiayaan dinyatakan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan, dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Nilai bersih yang dapat direalisasi adalah nilai wajar agunan yang diambil alih setelah dikurangi estimasi beban pelepasan. Selisih lebih antara saldo piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan yang tidak dapat ditagih dengan nilai bersih agunan diambil alih yang dapat direalisasi tersebut dibebankan pada cadangan kerugian penurunan nilai.
Repossessed collateral acquired in conjunction with settlement of loans are stated at their net realizable value, less allowance for losses. Net realizable value is the fair value of the repossessed collateral after deducting the estimated costs of disposal. The excess between uncollectible loans balance and net realizable value of the repossessed collateral is charged to allowance for impairment losses.
Jaminan yang diambil alih merupakan bagian dari aset lain-lain.
Collateral that is taken over will become a part of other assets.
Beban-beban sehubungan dengan perolehan dan pemeliharaan aset tersebut dibebankan pada saat terjadinya.
Expenses in relation with the acquisition and maintenance of those assets are charged as incurred.
Selisih antara nilai tercatat dan hasil penjualan dari agunan diambil alih diakui sebagai laba atau rugi pada saat penjualan agunan diambil alih, dan diakui sebagai “pendapatan lain-lain” dalam laporan laba rugi periode yang bersangkutan.
The difference between the carrying value and the proceeds from the sale of repossessed collateral is recognized as gain or loss at the time of sale, and recognized as “other revenues” in the statement of income for the period.
n. Beban Dibayar di Muka Beban dibayar di muka dibebankan sesuai masa manfaat masing-masing beban yang bersangkutan dengan menggunakan metode garis lurus. o. Aset Tetap
n. Prepaid Expenses Prepaid expenses are charged to operations over the periods benefited using the straight-line method. o. Property and Equipments
Perusahaan menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya.
The Company uses the cost model for property and equipments measurement.
Aset tetap pemilikan langsung dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, tetapi termasuk biaya perawatan sehari-hari, dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada.
Directly acquired property and equipments are stated at cost, excluding day-to-day servicing, less accumulated depreciation and any impairment value, if any.
Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan dan biayabiaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaan yang ditetapkan.
The initial cost of property and equipments consists of its purchase price, including import duties and taxes and any directly attributable costs in bringing the property and equipment to its working condition and location for its intended use.
188
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/27 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
Exhibit E/27 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued)
o. Aset Tetap (Lanjutan)
o. Property and Equipments (Continued)
Beban-beban yang timbul setelah aset tetap digunakan, seperti beban perbaikan dan pemeliharaan, dibebankan ke laba rugi pada saat terjadinya. Apabila beban-beban tersebut menimbulkan peningkatan manfaat ekonomis di masa datang dari penggunaan aset tetap tersebut yang dapat melebihi kinerja normalnya, maka beban-beban tersebut dikapitalisasi sebagai tambahan biaya perolehan aset tetap.
Expenditures incurred after the property and equipment have been put into operations, such as repairs and maintenance costs, are normally charged to operations in the year such costs are incurred. In situations where it can be clearly demonstrated that the expenditures have resulted in an increase in the future economic benefits expected to be obtained from the use of the property and equipment beyond its originally assessed standard of performance, the expenditures are capitalized as additional costs of property and equipment.
Penyusutan dihitung berdasarkan metode garis lurus (straight-line method) selama masa manfaat aset tetap sebagai berikut:
Depreciation is computed on a straight-line basis over the property and equipment’s useful lives as follows:
Masa manfaat/ Useful lives Bangunan Peralatan kantor Kendaraan Perabot dan perlengkapan Rehabilitasi gedung kantor
20 tahun/year 5 5 5 5
Building Office equipment Transportation equipment Furniture and fixtures Leasehold improvements
Tanah tidak disusutkan, biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan pengurusan hak atas tanah di tangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus selama periode hak atas tanah tersebut.
Land is not depreciated, the costs incurred in connection with obtaining the rights of land and amortized using the straight-line method over the period the rights of land.
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya (derecognized) pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Aset tetap yang dijual atau dilepaskan, dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutan serta akumulasi penurunan nilai yang terkait dengan aset tetap tersebut. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dengan jumlah tercatat dari aset tetap tersebut, dan diakui dalam laporan laba rugi pada tahun terjadinya penghentian pengakuan.
An item of property and equipment is derecognized upon disposal or when no future economic benefits are expected from its use or disposal. When assets are sold or retired, the cost and related accumulated depreciation and any impairment loss are removed from the accounts. Any gains or loss arising from derecognition of property and equipment (calculated as the difference between the net disposal proceeds and the carrying amount of the item) is included in the statement of income in the year the item is derecognized.
Nilai residu, umur manfaat, serta metode penyusutan ditelaah setiap akhir tahun dan dilakukan penyesuaian apabila hasil telaah berbeda dengan estimasi sebelumnya.
The asset’s residual values, useful lives and depreciation method are reviewed and adjusted if appropriate, at each financial year end.
189
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/28 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) o. Aset Tetap (Lanjutan) Aset dalam penyelesaian dan perangkat lunak dalam pengembangan dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing akun aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan. p. Pinjaman yang Diterima
Exhibit E/28 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued) o. Property and Equipments (Continued) Asset in progress and software under development are stated at cost and presented as part of the property and equipment. The accumulated cost will be reclassified to the appropriate property and equipment account when the installation is substantially completed and the asset is ready for its intended use. p. Funds Borrowing
Pinjaman yang diterima merupakan dana yang diterima dari berbagai bank dan institusi keuangan, termasuk fasilitas joint financing with recourse. Fasilitas joint financing with recourse disajikan secara gross, yaitu sebanyak pinjaman yang diberikan kepada konsumen dan pinjaman yang diterima dari bank dicatat dalam nilai penuh dengan kewajiban pembayaran kembali sesuai dengan persyaratan perjanjian pinjaman.
Borrowings represent funds received from various bank and financial institutions, including joint financing facilities with recourse. Joint financing facilities with recourse are presented gross, i.e loans granted to customers and borrowings received from banks are recorded at their full amount with repayment obligations in accordance with the terms of the agreement.
Sejak tanggal 1 Januari 2010, pinjaman yang diterima diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan pinjaman dikurangkan dari jumlah pinjaman yang diterima. Lihat Catatan 2d untuk kebijakan akuntansi atas kewajiban keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.
Starting 1 January 2010, borrowings are classified as financial liabilities which are measured by amortized cost. Additional costs that are directly attributable to the acquisition loans are deducted from total borrowings. See Note 2d for the accounting policy on financial liabilities measured at amortized cost.
Sebelum 1 Januari 2010, pinjaman yang diterima dinyatakan sebesar biaya perolehan.
Prior to 1 January 2010, borrowings are stated at cost.
q. Utang Obligasi
q. Bonds Payable
Obligasi yang diterbitkan dicatat sebesar nilai nominal dikurangi saldo diskonto yang belum diamortisasi. Beban emisi obligasi sehubungan dengan penerbitan obligasi diakui sebagai diskonto dan dikurangkan langsung dari hasil emisi obligasi untuk menentukan hasil emisi bersih obligasi tersebut.
Bonds issued are presented at nominal value net of unamortized discounts. Bond issuance costs in connection with the bonds issuance are recognized as discounts and directly deducted from the proceeds of bonds issuance to determine the net proceeds of the bonds issued.
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, diskonto diamortisasi selama jangka waktu obligasi tersebut dengan menggunakan metode garis lurus.
Prior to 1 January 2010, the discounts are amortized over the period of the bonds using the straight-line method.
190
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/29 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) q. Utang Obligasi (Lanjutan) Sejak tanggal 1 Januari 2010, utang obligasi diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif setelah pengakuan awalnya. Diskonto diamortisasi selama jangka waktu obligasi tersebut dengan menggunakan metode suku bunga efektif (lihat Catatan 2d). r. Cadangan Imbalan Kerja
Exhibit E/29 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued) q. Bonds Payable (Continued) Since 1 January 2010, bonds payable are measured at amortized cost using effective interest method after initial recognition. The discounts are amortized over the period of the bonds using the effective interest method (see Note 2d).
r. Allowance for Employee Benefits
Cadangan imbalan kerja dihitung sebesar nilai kini dari estimasi jumlah kewajiban imbalan pascakerja di masa depan yang timbul dari jasa yang telah diberikan oleh karyawan pada masa kini dan masa lalu. Perhitungan dilakukan oleh aktuaris independen dengan metode projected-unit-credit.
Allowance for employee benefits is calculated as the present value of estimated future benefits that the employees have earned in return for their services in the current and prior periods. The calculation is performed by an independent actuary using the projected-unit-credit method.
Ketika imbalan kerja berubah, porsi kenaikan atau penurunan imbalan sehubungan dengan jasa yang telah diberikan oleh karyawan pada masa lalu dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi dengan menggunakan metode garis lurus selama rata-rata masa kerja karyawan hingga imbalan kerja menjadi milik karyawan (vested). Porsi imbalan kerja yang telah menjadi hak karyawan diakui segera sebagai beban dalam laporan laba rugi periode berjalan.
When the benefits of a plan change, the portion of increased or decreased benefits relating to past service by employees is charged or credited to the statement of income on a straight-line basis over the average service period until the benefits become vested. To the extent that the benefits vest immediately, the expense is recognized immediately, the expenses is recognized immediately in the statement of income for the period.
Keuntungan atau kerugian aktuaria diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuaria bersih yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi 10% atas nilai kini kewajiban imbalan kerja pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian diakui dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) selama rata-rata sisa masa kerja karyawan yang diharapkan. Jika tidak, keuntungan atau kerugian aktuaria tidak diakui.
Actuarial gains or losses are recognized as income or expenses when the net cumulative unrecognized actuarial gains or losses at the end of the previous reporting period exceed 10% of the present value of the defined benfits obligation at that date. These gains or losses arte recognized on a straightline basis over the expected average remaining working lives of the employees. Otherwise, the actuarial gains or losses are not recognized.
s. Pengakuan Pendapatan dan Beban Sejak tanggal 1 Januari 2010, pendapatan dan beban bunga untuk semua instrumen keuangan dengan interest bearing dicatat dalam pendapatan bunga dan beban bunga di dalam laporan laba rugi menggunakan metode suku bunga efektif.
s. Revenue and Expenses Recognition Starting 1 January 2010, interest income and expense for all interest bearing financial instruments are recognised within ‘interest income’ and ‘interest expense’ in the statement of income using the effective interest method.
191
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/30 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) s. Pengakuan Pendapatan dan Beban (Lanjutan)
Exhibit E/30 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued) s. Revenue and Expenses Recognition (Continued)
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau kewajiban keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa mendatang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau kewajiban keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, entitas mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut (seperti pelunasan dipercepat, opsi beli (call option) dan opsi serupa lainnya), namun tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa datang. Perhitungan ini mencakup seluruh biaya transaksi yang dibayarkan atau diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif, dan seluruh premi atau diskon lainnya.
The effective interest method is a method of calculating the amortised cost of a financial asset or a financial liability and of allocating the interest income or interest expense over the relevant period. The effective interest rate is the rate that exactly discounts estimated future cash payments or receipts through the expected life of the financial instrument or, when appropriate, a shorter period to the net carrying amount of the financial asset or financial liability. When calculating the effective interest rate, the Group estimates cash flow considering all contractual term of the financial instrument (for example, prepayment options, call option and other similar options) but does not consider future credit losses. The calculation includes all fees, commissions and other fees paid or received between parties to the contract that are an integral part of the effective interest rate, transaction costs and all other premiums discounts.
Biaya transaksi merupakan biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung untuk perolehan, penerbitan atau pelepasan aset keuangan atau kewajiban keuangan.
Transaction costs are additional charges that are directly attributable to the acquisition, issuance or disposal of financial assets or financial liabilities.
Biaya tambahan merupakan biaya yang tidak akan terjadi apabila Perusahaan tidak memperoleh, menerbitkan atau melepaskan instrumen keuangan.
Additional costs are costs that would not occur if the Company does not obtain, publish or otherwise dispose of financial instruments.
Jika aset keuangan atau kelompok aset keuangan serupa telah diturunkan nilainya sebagai akibat kerugian penurunan nilai, maka pendapatan bunga yang diperoleh setelahnya diakui berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam menghitung kerugian penurunan nilai.
Once a financial asset or a group of similar financial assets has been written down as a result of an impairment loss, interest income is recognised using the rate of interest used to discount the future cash flows for the purpose of measuring the impairment loss.
Pendapatan pembiayaan konsumen Perusahaan disajikan bersih setelah dikurangi dengan bagian pendapatan milik Perusahaan atau pihak lain sehubungan dengan transaksi-transaksi penerusan pinjaman, pembiayaan bersama, anjak piutang dan penunjukan selaku pengelola piutang.
The Company’s consumer financing income is presented net of with consumer financing income belonged to the Company in related with channeling transactions, joint financing cooperations, factoring, and the appointment as manager of accounts receivable.
192
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/31 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) s. Pengakuan Pendapatan dan Beban (Lanjutan)
Exhibit E/31 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued) s. Revenue and Expenses Recognition (Continued)
Pada umumnya pendapatan selisih premi asuransi dan selisih atas biaya komisi dealer dan subsidi dealer diakui menggunakan basis akrual pada saat jasa telah diberikan. Pendapatan selisih premi asuransi dan selisih atas beban komisi dan subsidi dealer diakui sebagai penyesuaian atas suku bunga efektif atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Income resulted from excess insurance premiums and excess of commission expenses and subsidy dealer are generally recognised on an accrual basis when the service has been provided. Gain from excess insurance premiums and excess of commission expenses and subsidy dealer recognised as an adjustment to the effective interest rate of the loan and receivables.
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan mengakui pendapatan atas sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen sebagaimana yang dijelaskan masing-masing pada Catatan 2k dan 2l. Beban diakui pada saat terjadinya.
Prior to 1 January 2010, the Company recognizes revenue on finance lease and consumer financing as explained in Notes 2k and 2l. Expenses are recognized when these are incurred.
Untuk pendapatan Perusahaan yang diakui berdasarkan cash basis antara lain: pendapatan atas penjualan piutang portofolio dengan metode valuasi diskonto, administrasi dan pendapatan denda.
For Company’s revenue that is recognized based on cash basis is such as: revenue from sale of portfolio receivable by discount valuation, administration and penalty income.
Pendapatan selisih premi asuransi diakui berdasarkan accrual basis yaitu pada saat terjadinya penutupan asuransi.
Income resulted from excess insurance premiums are recognized based on accrual basis when the incurred of closing insurance.
Pendapatan administrasi diakui pada saat perjanjian pembiayaan konsumen ditandatangani.
Administration income is recognize when the consumer financing agreement signed of.
t. Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai
t. Accounting for Derivative Instruments and Hedging Activities
Instrumen derivatif diakui pertama-tama pada nilai wajar pada saat kontrak tersebut dilakukan, dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya. Derivatif dicatat sebagai aset apabila memiliki nilai wajar positif dan sebagai kewajiban apabila memiliki nilai wajar negatif.
Derivatives are initially recognised at fair value on the date which a derivative contract is entered into and are subsequently remeasured at their fair values. Derivatives are carried as assets when the fair value is positive and as liabilities when fair value is negative
Beberapa derivatif yang melekat pada instrumen keuangan lainnya, diperlakukan sebagai derivatif yang terpisah apabila karakteristik ekonomi dan risiko tidak berkaitan erat dengan kontrak utamanya dan kontrak utamanya tidak dicatat sebagai nilai wajar melalui laporan laba rugi dengan perubahan pada nilai wajarnya. Derivatif yang melekat dihitung secara terpisah pada nilai wajar, dengan perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi, kecuali jika Perusahaan memilih untuk menetapkan hybrid contracts pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Certain embedded derivatives in other financial instruments, such as the conversion option in a purchased convertible bond, are treated as separate derivatives when their economic characteristics and risks are not closely related to those of the host contract and the host contract is not carried at fair value, with changes in fair value recognised in the statement of income unless the Company chooses to designate the hybrid contracts at fair value through profit or loss.
193
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/32 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) t. Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai (Lanjutan)
Exhibit E/32 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued) t. Accounting for Derivative Instruments Hedging Activities (Continued)
and
Metode pengakuan keuntungan atau kerugian perubahan nilai wajar tergantung apakah derivatif dirancang dan memenuhi syarat sebagai instrumen lindung nilai, dan jika demikian, sifat dari item yang dilindung nilaikan. Perusahaan menetapkan derivatif lindung nilai atas nilai wajar terhadap aset atau kewajiban yang telah diakui atau komitmen pasti Perusahaan (lindung nilai atas nilai wajar).
The method of recognizing the resulting gain or loss of the change of fair value depends on whether the derivative is designated and qualifies as a hedging instrument, and if so, the nature of the item being hedged. The Company designates certain derivatives as hedges of the fair value of recognised assets or liabilities or firm commitments (fair value hedges).
Pada saat terjadinya transaksi, Perusahaan melakukan dokumentasi mengenai hubungan antara instrumen lindung nilai dan unsur yang dilindung nilainya, juga tujuan manajemen risiko dan strategi yang diterapkan dalam melakukan berbagai macam transaksi lindung nilai. Perusahaan juga melakukan dokumentasi atas penilaian apakah derivatif yang digunakan sebagai transaksi lindung nilai memiliki efektivitas yang tinggi dalam menandingi (offsetting) perubahan nilai wajar atau arus kas dari unsur yang dilindung nilainya.
At the inception of the transaction, the Company documented the relationship between hedged items and hedging instruments, as well as its risk management objectives and strategy for undertaking various hedge transactions. The Company also documents its assessment, both at hedge inception and on an on going basis, of whether the derivatives that are used in hedging transaction are highly effective in offsetting changes in fair values or cash flows of hedge items.
Lindung nilai atas nilai wajar
Fair value hedge
Perubahan dari nilai wajar atas derivatif yang ditujukan dan memenuhi kualifikasi sebagai lindung nilai atas nilai wajar, diakui pada laporan laba rugi, termasuk perubahan nilai wajar dari aset atau kewajiban yang dilindung nilai yang diatribusikan sebagai risiko yang dilindung nilai. Nilai bersih dimasukkan ke dalam bagian tidak efektif dalam “hedge ineffectiveness”.
Changes in the fair value of derivatives that are designated and qualify as fair value hedges are recorded in the statement of income, together with any changes in the fair value of the hedged asset or liability that are attributable to the hedged risk. The net result is included as ineffectiveness in the “hedge ineffectiveness”.
Ketika instrumen lindung nilai tidak lagi memenuhi kriteria lindung nilai secara akuntansi, perubahan nilai tercatat dari item yang dilindung nilai yang menggunakan metode suku bunga efektif, diamortisasi melalui laporan laba rugi selama periode hingga jatuh tempo dan dicatat sebagai pendapatan bunga.
If the hedge no longer meets the criteria for hedge accounting, the adjustment to the carrying amount of a hedged item for which the effective interest method is used is amortized to profit or loss over the period to maturity and recorded as interest income.
Lindung nilai yang tidak memenuhi kriteria lindung nilai secara akuntansi
Derivatives that do not qualify for hedge accounting
Beberapa instrumen derivatif tidak memenuhi kriteria lindung nilai secara akuntansi. Perubahan nilai wajar dari instrumen derivatif yang tidak memenuhi kriteria lindung nilai secara akuntansi diakui langsung ke dalam laporan laba rugi pada akun rugi (laba) selisih kurs.
Certain derivative instruments do not qualify for hedge accounting. Changes in the fair value of any derivative instrument that does not qualify for hedge accounting are recognised immediately in the statement of income under “Foreign exchange (gain)/losses”.
194
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/33 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) t. Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai (Lanjutan)
Exhibit E/33 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued) t. Accounting for Derivative Instruments Hedging Activities (Continued)
and
Tujuan lindung nilai
Hedging objectives
Perusahaan mengadakan perjanjian-perjanjian instrumen derivatif (swap valuta asing) untuk melakukan lindung nilai atas risiko kerugian dari fluktuasi kurs tukar mata uang asing atas pinjaman yang diterima Perusahaan. Perusahaan tidak melakukan transaksi derivatif yang spekulatif. Instrumen derivatif yang diperkenankan mencakup kontrak forward, swap dan cross-currency swap.
The Company entered into derivative instrument (foreign exchange swap) agreements to hedge the exposures that may arise from foreign currency fluctuations on the Company’s fund borrowings. The Company does not engage in any speculative derivative transaction. Authorized derivative instruments include foreign exchange forward, swap contract and cross currency swap.
u. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing (1)
Mata uang pelaporan Laporan keuangan dijabarkan dalam mata uang Rupiah.
(2)
Transaksi dan saldo
u. Foreign Currency Transactions and Balances (1) Reporting currency The financial statements are presented in Rupiah. (2) Transactions and balances
Transaksi dalam mata uang asing, atau yang memerlukan penyelesaian dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi.
Foreign currency transactions that are transactions denominated, or that are require settlement, in a foreign currency are translated into Rupiah using the exchange rates prevailing at the dates of the transactions.
Aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah menggunakan kurs penutupan pada tanggal pelaporan dengan menggunakan kurs Bank Indonesia pada tanggal neraca. Aset dan kewajiban non-moneter dalam mata uang asing yang diukur berdasarkan biaya perolehan diamortisasi dijabarkan ke dalam Rupiah dengan kurs pada tanggal pengakuan awal. Aset dan kewajiban non-moneter yang diukur berdasarkan nilai wajar dijabarkan ke dalam Rupiah dengan kurs pada tanggal nilai wajar ditentukan.
Monetary assets and liabilities denominated in foreign currency are translated into Rupiah with the closing rate as at the reporting date using middle rate of exchange issued by Bank Indonesia on the balance sheet date. Nonmonetary items measured at historical cost denominated in a foreign currency are translated into Rupiah with the exchange rate as at the date of initial recognition. Non-monetary items in a foreign currency that are measured at fair value are translated into Rupiah using the exchange rates at the date when the fair value was determined.
Keuntungan atau kerugian selisih kurs yang berasal dari penyelesaian transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing menggunakan nilai tukar pada akhir tahun diakui dalam laporan laba rugi.
Foreign exchange gains and losses resulting from the settlement of foreign currency transactions and from the translation at yearend exchange rates of monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are recognized in the statement of income.
Seluruh keuntungan dan kerugian selisih kurs yang diakui dalam laporan laba rugi disajikan bersih dalam laporan laba rugi dalam akun tersebut.
All foreign exchange gains and losses recognized in the statement of income are presented net in the statement of income within the corresponding item.
195
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/34 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) u. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing (Lanjutan) (2)
Transaksi dan saldo (Lanjutan)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued) u. Foreign Currency Transactions and Balances (Continued) (2) Transactions and balances (Continued)
Kurs yang digunakan untuk menjabarkan mata uang asing ke dalam Rupiah adalah sebagai berikut (Rupiah penuh) :
1 USD 1 JPY
Exhibit E/34
The exchange rates used against the Rupiah are as follows (amounts in full Rupiah) :
2010 (nilai penuh)/ (full amount)
2009 (nilai penuh)/ (full amount)
8.991 110,2855
9.400 101,7043
v. Pelaporan Segmen
USD 1 JPY 1
v. Segment Reporting
Sebuah segmen usaha adalah kelompok aset dan operasi yang menyediakan barang atau jasa yang memiliki risiko serta tingkat pengembalian yang berbeda dengan segmen usaha lainnya. Sebuah segmen geografis menyediakan barang maupun jasa di dalam lingkungan ekonomi tertentu yang memiliki risiko serta tingkat pengembalian yang berbeda dengan segmen operasi lainnya yang berada dalam lingkungan ekonomi lain.
A business segment is a group of assets and operations engaged in providing products or services that are subject to risks and returns that are different from those of other business segments. A geographical segment is engaged in providing products or services within a particular economic environment that are subject to risks and return that are different from those of segments operating in other economic environments.
Segmen primer dibagi ke dalam segmen-segmen usaha berikut: sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen, sedangkan segmen sekunder dibagi ke dalam, antara lain, Jawa, Kalimantan, Sumatera dan Sulawesi.
The primary segments have been determined to be retail company, corporate company, investment company and others, while the secondary segments are divided into Java and Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi and others.
Informasi segmen hanya diwajibkan untuk perusahaan yang efek ekuitas atau utangnya terdaftar pada bursa efek dan untuk perusahaan yang sedang dalam proses menerbitkan saham atau efek utang di bursa efek. Pada laporan keuangan ini, format atau bentuk primer pelaporan berdasarkan segmen usaha, sedangkan bentuk sekunder pelaporan berdasarkan segmen geografis.
Segment information is only required for enterprises whose equity or debt securities are publicly traded and for enterprises that are in the process of issuing equity or debt securities in public secutities markets. In these financial statement, the primary reporting format comprises the business segments, while the secondary reporting format comprises the geographical segments.
w. Pajak Penghasilan
w. Income Tax
Beban pajak terdiri dari beban pajak kini dan beban pajak tangguhan. Beban pajak diakui pada laporan laba rugi kecuali untuk item yang diakui secara langsung di ekuitas, beban pajak yang terkait dengan item tersebut diakui di ekuitas.
Tax expense comprises current tax and deferred tax expense. Tax expense recognized in the statement of income except to items recognized directly in equity, the tax expense associated with that item are recognized in equity.
Beban pajak kini merupakan estimasi utang pajak yang dihitung atas laba kena pajak untuk periode yang bersangkutan dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau yang secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca.
Current tax is the expected tax payable on the taxable income for the period, using tax rates enacted or substantively enacted at the balance sheet date.
196
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/35 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
Exhibit E/35 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF ACCOUNTING POLICIES (Continued)
w. Pajak Penghasilan (Lanjutan)
w. Income Tax (Continued)
Perusahaan menerapkan metode aset dan kewajiban dalam menghitung beban pajaknya. Dengan metode ini, aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui pada setiap tanggal pelaporan sebesar perbedaan temporer aset dan kewajiban untuk tujuan akuntansi dan tujuan perpajakan. Metode ini juga mengharuskan pengakuan manfaat pajak di masa yang akan datang, seperti kompensasi kerugian fiskal, jika kemungkinan realisasi manfaat tersebut di masa yang akan datang cukup besar (probable). Tarif pajak yang berlaku digunakan dalam menentukan pajak penghasilan tangguhan.
The Company adopts the asset and liability method in determining its income tax expense. Under this method, deferred tax assets and liabilities are recognized at each reporting date for temporary differences between the accounting and tax base of assets and liabilities. This method also requires the recognition of future tax benefits, such as tax loss carryforward, to the extent that realization of such benefits is probable. Currently enacted tax rates are used in the determination of deferred income tax.
Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi tahun berjalan kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.
Deferred tax is calculated at the tax rates that have been enacted or substantially enacted at the balance sheet date. Deferred tax is charged or credited to the current year’s statements of income, except deferred tax which is charged or credited directly to equity.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca, kecuali aset dan kewajiban pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan kewajiban pajak kini.
Deferred tax assets and liabilities are presented in the balance sheets, except if these are for different legal entities, in the same manner the current tax assets and liabilities are presented.
x. Laba per Saham
x. Earning per Share
Laba per saham dasar dihitung dengan cara membagi laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham dengan rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar pada tahun yang bersangkutan. 2010 Laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham Rata-rata tertimbang saham yang beredar Laba per saham dasar (nilai penuh)
362.077
Earnings per share is calculated by dividing net profit available to shareholders by the weighted average common shares outstanding during the year. 2009 301.368
760.339.281 760.339.281 476
396
Net profit available to Shareholders The weighted average of outstanding shares Basic earnings per share (full amount)
197
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/36 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. KAS DAN SETARA KAS
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Cash and cash equivalents consist of the following: 2010
Bank Pihak ketiga Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank CIMB Niaga (d/h PT Bank Lippo) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Hana PT Bank Permata Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk Lain-lain (Saldo di bawah Rp 1.000)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
3. CASH AND CASH EQUIVALENTS
Kas dan setara kas terdiri dari:
Kas
Exhibit E/36
12.585
2009 9.022
Cash on hand
19.118 17.971 9.448 3.859 2.603 1.090 1.067 1.017 1.010
3.681 8.770 317 821 42 1.022 1.497 1.209 741
2.374
2.069
Cash in banks Third parties Rupiah accounts PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank CIMB Niaga (d/h PT Bank Lippo) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Hana PT Bank Pemata Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk Others (Balances below Rp 1,000)
Jumlah Bank
59.557
20.169
Total Banks
Jumlah kas dan bank
72.142
29.191
Total cash on hand and in banks
Setara Kas Deposito berjangka Pihak ketiga Rupiah PT Bank Mutiara Tbk (d/h PT Bank Century Tbk) PT Bank Capital Indonesia Tbk PT Bank ICB Bumiputera Tbk PT Bank Jabar Banten Tbk PT Bank Syariah Bukopin PT Bank Muamalat Indonesia PT Bank Sumut PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (Persero) Tbk PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk - Syariah PT Bank Syariah Mega Indonesia
Cash equivalents
75.212 45.031 40.094 40.000 25.000 20.000 10.000 7.000
28.700 22.341 10.337 8.000
-
36.296
-
20.704 10.190
Time deposits Third parties Rupiah accounts PT Bank Mutiara Tbk (formerly PT Bank Century Tbk) PT Bank Capital Indonesia Tbk PT Bank ICB Bumiputera Tbk PT Bank Jabar Banten Tbk PT Bank Syariah Bukopin PT Bank Muamalat Indonesia PT Bank Sumut PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (Persero) Tbk PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk - Syariah PT Bank Syariah Mega Indonesia
Jumlah setara kas
262.337
136.568
Total cash equivalents
Jumlah kas dan setara kas
334.479
165.759
Total cash and cash equivalent
Tingkat bunga deposito per tahun Rupiah
198
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
2010
2009
5,5%-10%
5,35%-15%
Time deposit interest rate per annum Rupiah
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/37 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4. INVESTASI NETO SEWA PEMBIAYAAN
Exhibit E/37 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 4. NET INVESTMENT IN DIRECT FINANCING LEASES
Rincian investasi neto sewa pembiayaan adalah sebagai berikut: 2010
The details of this account are as follows: 2009
Piutang sewa pembiayaan Nilai sisa yang terjamin Pendapatan sewa pembiayaan yang belum diakui ( Biaya transaksi yang belum diamortisasi ( Simpanan jaminan (
606.559 314.885
240.053 196.954
85.705 ) ( 258 ) ( 314.885 ) (
31.838 ) ) 196.954 )
Jumlah Dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai
520.596
208.215
Bersih
(
9.154 ) ( 511.442
Berikut ini adalah rincian investasi neto sewa pembiayaan sesuai dengan tanggal jatuh temponya pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 : 2010 Telah jatuh tempo 2010 2011 2012 2013
167.261
Total Less allowance for impairment losses Net
2009 9.518 165.363 56.243 8.929
606.559
240.053
2010
Unearned finance lease income Unamortized transaction costs Security deposits
Presented below are details of the net investment in direct financing leases, in accordance with the due dates as of 31 December 2010 and 2009 :
18.063 356.158 187.465 44.873
Sedangkan rincian jangka waktu sewa pembiayaan yang dilakukan oleh Perusahaan adalah sebagai berikut: Jangka waktu
40.954 )
Finance lease contract receivables Guaranteed residual value
-
Past due 2010 2011 2012 2013
Details of the finance lease financing term undertaken by the Company are as follows: 2009
Period
36 (tiga puluh enam) bulan Lebih dari 36 (tiga puluh enam) bulan
506.411 14.185
186.775 21.440
36 (thirty six) months More than 36 (thirty six) months
Saldo akhir
520.596
208.215
Ending balances
Jangka waktu kontrak sewa pembiayaan yang disalurkan oleh Perusahaan atas alat-alat berat selama 36 (tiga puluh enam) bulan dan lebih dari 36 (tiga puluh enam) bulan.
The term of finance lease financing disbursed by the Company for heavy equipment are 36 (thirty six) months and more than 36 (thirty six) months.
199
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/38
Exhibit E/38
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 4. INVESTASI NETO SEWA PEMBIAYAAN (Lanjutan)
4.
IN
DIRECT
FINANCING LEASES
The detailed of installment portion of net investment in direct financing leases based on their maturity period are as follows:
Rincian angsuran investasi neto sewa pembiayaan berdasarkan umur jatuh tempo adalah sebagai berikut: 2010 Rp
NET INVESTMENT (Continued)
2009 Rp
2010 %
2009 %
Belum jatuh tempo Lewat jatuh tempo: 1-30 hari 31-60 hari 61-90 hari 91-150 hari Macet
588.496
230.535
97,02
96,04
4.212 2.848 1.752 1.397 7.854
4.216 2.622 1.563 1.084 33
0,69 0,47 0,29 0,23 1,30
1,76 1,09 0,65 0,45 0,01
Current Past due: 1-30 days 31-60 days 61-90 days 91-150 days Non accrual
Jumlah
606.559
240.053
100,00
100,00
Total
Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut: 2010 Saldo awal Penambahan cadangan selama tahun berjalan Pembalikan cadangan selama tahun berjalan Penghapusan piutang Penyesuaian terkait dengan penerapan PSAK No. 55 (Revisi 2006) Saldo akhir
( ( (
The movements in the balances of the allowance for impairment losses are as follows: 2009
40.954
35.041
2.927
10.000
2.830 ) 1.978 ) ( 29.919 ) 9.154
-
4.087 )
40.954
Beginning balance Addition of allowance during the year Reversal of allowance during the year Write-offs of receivable Adjustment related to implementation of SFAS No. 55 (Revised 2006) Ending balance
Persentase cadangan kerugian penurunan nilai terhadap jumlah investasi neto sewa pembiayaan sebesar 1,76% dan 19,67% masing-masing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.
The percentage of the allowance for impairment losses on net investment in finance leases amounted to 1.76 % and 19.67% as of 31 December 2010 and 2009, respectively.
Berdasarkan evaluasi manajemen dalam menentukan apakah saldo investasi neto sewa pembiayaan mengalami penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2010, baik yang dilakukan secara individual maupun kolektif, manajemen berpendapat bahwa kerugian penurunan nilai telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian dari tidak tertagihnya investasi neto sewa pembiayaan tersebut.
Based on management’s evaluation in determining whether the balance of net investment in finance leases are impaired as of 31 December 2010, whether made individually or collectively, management believes that the allowance for impairment losses is sufficient to cover possible losses from uncollectible net investment in finance leases.
Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk pada tanggal 31 Desember 2009 adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya investasi neto sewa pembiayaan.
The Company’s management believes that the allowance for impairment losses on 31 December 2009 is adequate to cover the possible losses that may arise from noncollection of net investment in direct financing leases.
Seluruh transaksi sewa pembiayaan dilakukan dengan pihak ketiga.
All of the Company’s lease financing transactions are conducted with third parties.
Rincian suku bunga rata-rata dan suku bunga efektif yang dikenakan oleh perusahaan dalam sewa pembiayaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
Details of interest rates and average effective interest rates charged by companies in finance leases for the year ended 31 December 2010 and 2009 are as follows:
200
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/39
Exhibit E/39
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4. INVESTASI NETO SEWA PEMBIAYAAN (Lanjutan)
Suku bunga rata-rata Suku bunga efektif (kisaran)
4.
2010 %
2009 %
18,50 15 - 22
21,02 15 – 27
5. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN
FINANCING
LEASES
The average interest rates Effective interest rates (range )
This account represents interest bearing receivables denominated in Rupiah arising from financing activities in the form of providing goods to end users with periodic installment payment schedule.
2010 Piutang pembiayaan konsumen – bruto: Pembiayaan sendiri: Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 22) Pembiayaan yang dibiayai bersama pihak-pihak lain (without recourse): Pihak ketiga
2009
3.523.036
2.510.029
14.806 3.537.842
9.256 2.519.285
199
1.692
3.538.041
2.520.977
(
637.402 ) (
431.449)
( (
1.755 ) ( 639.157 ) (
1.097) 432.546)
6)(
172)
639.163 ) (
432.718)
Pembiayaan yang dibiayai bersama pihak-pihak lain (without recourse): Pihak ketiga ( ( Biaya transaksi yang belum diamortisasi ( Jumlah
Bersih
DIRECT
5. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES
Akun ini merupakan piutang dalam Rupiah yang dikenakan bunga, yang timbul dari kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang konsumen kepada pemakai akhir dengan pembayaran angsuran secara berkala.
Dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai
IN
Some of the net investment in direct financing leases are pledged as collateral for borrowings from PT Bank Danamon Indonesia Tbk and bonds payable (Note 10b.4 and 11).
Sebagian investasi neto sewa pembiayaan digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk dan utang obligasi (Catatan 10b.4 dan 11)
Pendapatan pembiayaan yang belum diakui: Pembiayaan sendiri: Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
NET INVESTMENT (Continued)
28.060 ) 2.870.818
(
64.115 ) ( 2.806.703
2.088.259 172.094) 1.916.165
Consumer financing receivables – gross: Self – financing : Third parties (Note 22) Related parties Joint financing (without recourse) Third parties
Unearned interest : Self – financing : Third parties Related parties Joint financing (without recourse) Third parties
Unamortized transaction cost Total Less allowance for impairment losses Net
201
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/40
Exhibit E/40
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
5. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (Lanjutan)
5. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES (Continued) Installment receivables which will be collected from customers in accordance with the due dates as of 31 December 2010 are as follows:
Angsuran piutang yang akan diterima dari pelanggan sesuai dengan tanggal jatuh temponya pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: 2010 Telah jatuh tempo 2010 2011 2012 2013 2014 dan sesudahnya
2009
40.837 2.117.868 946.087 361.714 71.535
45.408 1.736.234 605.436 125.911 7.988 -
3.538.041
2.520.977 The detailed of installment portion of consumer financing receivables based on their maturity period are as follows:
Rincian angsuran piutang pembiayaan konsumen berdasarkan umur jatuh tempo adalah sebagai berikut: 2010 Rp
Past due 2010 2011 2012 2013 2014 and thereafter
2009 Rp
2010 %
2009 %
Belum jatuh tempo Lewat jatuh tempo: 1-30 hari 31-60 hari 61-90 hari 91-150 hari Macet
3.497.204
2.475.570
98,85
98,20
20.574 4.414 1.728 1.163 12.958
20.094 4.782 1.540 824 18.167
0,58 0,12 0,05 0,03 0,37
0,80 0,19 0,06 0,03 0,72
Current Past due: 1-30 days 31-60 days 61-90 days 91-150 days Non accrual
Jumlah
3.538.041
2.520.977
100,00
100,00
Total
Jangka waktu kontrak pembiayaan konsumen yang disalurkan oleh Perusahaan atas kendaraan bermotor berkisar antara 6 (enam) sampai dengan 48 (empat puluh delapan) bulan.
The term of an existing contract which is financed by the Company of the vehicles ranged between 6 (six) to 48 (forty eight) months.
Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut:
The movements of allowance for impairment losses accounts are as follows:
2010 Saldo awal Penambahan cadangan selama tahun berjalan Pembalikan cadangan selama tahun berjalan Penghapusan piutang Reklasifikasi ke cadangan penurunan nilai agunan yang diambil alih Penyesuaian terkait dengan penerapan PSAK No. 55 (Revisi 2006) Saldo akhir
202
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
( (
2009
172.094
109.069
1.457
65.000
1.396) 15.931) (
-
1.975 )
(
950)
-
(
91.159)
-
64.115
172.094
Beginning balance Addition of allowance during the year Reversal of allowance during the year Write-offs of receivables Reclassification to allowance for decline in value repossessed collateral Adjustment related to implementation of SFAS No. 55 (Revised 2006) Ending balance
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/41 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
Exhibit E/41 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
5. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (Lanjutan)
5. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES (Continued)
Persentase cadangan kerugian penurunan nilai terhadap jumlah piutang pembiayaan konsumen sebesar 2,23% dan 8,24% masing-masing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.
Percentage of the allowance for impairment losses on consumer financing receivables amounted to 2.23% and 8.24% as of 31 December 2010 and 2009, respectively.
Berdasarkan evaluasi manajemen dalam menentukan apakah saldo piutang pembiayaan konsumen mengalami penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2010, baik yang dilakukan secara individual maupun kolektif, manajemen berpendapat bahwa kerugian penurunan nilai telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian dari tidak tertagihnya piutang pembiayaan konsumen tersebut.
Based on management’s evaluation in determining whether the balance of consumer financing receivables are impaired as of 31 December 2010, whether made individually or collectively, management believes that the allowance for impairment losses is sufficient to cover possible losses from uncollectible consumer financing receivables.
Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk pada tanggal 31 Desember 2009 adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang pembiayaan konsumen.
The Company’s management believes that the allowance for impairment losses on 31 December 2009 is adequate to cover the possible losses that may arise from uncollectible of consumer financing receivables.
Rincian suku bunga efektif yang dikenakan oleh Perusahaan dalam pembiayaan konsumen untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
Details of effective interest rates charged by the Company in consumer financing for the year ended 31 December 2010 and 2009 are as follows:
Suku bunga efektif (kisaran)
2010 %
2009 %
16 – 32
16 - 38
Effective interest rates (range)
Perusahaan menerima jaminan dari pelanggan berupa Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) dan kendaraan bermotor yang dibiayai Perusahaan sebagai jaminan atas pembiayaan yang diberikan.
Consumer financing receivables are secured by the vehicles and the related certificates of ownership (BPKB) of the vehicles financed by the Company.
Sebagian piutang pembiayaan konsumen digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Catatan 10a, 10b.2, 10b.3, 10b.4, 10b.5, 10b.6, 10b.7, 10b.8, 10b.9, 10b.10, 10b.11) dan utang obligasi (Catatan 11).
Some of the consumer finance receivables are pledged as collateral for borrowings as of 31 December 2010 and 2009 (Note 10a, 10b.2, 10b.3, 10b.4, 10b.5, 10b.6, 10b.7, 10b.8, 10b.9, 10b.10, 10b.11) and bonds payable (Note 11).
Jumlah keseluruhan piutang pembiayaan konsumen (pokok) yang dialihkan atau dijual kepada PT Bank ICB Bumiputera Tbk dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk sebesar Rp 243.193 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, dan kepada PT Bank ICB Bumiputera Tbk, PT Bank Permata Tbk, dan PT Bank Ina Perdana sebesar Rp 145.568 untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 (Catatan 24a, 24d, 24e, 24h).
The total consumer financing receivables (principal) is transferred or sold to PT Bank ICB Bumputera Tbk, and PT Bank Rakyat Indonesia Tbk was Rp 243,193 for the year ended 31 December 2010, and to PT Bank ICB Bumiputera Tbk, PT Bank Permata Tbk, and PT Bank Ina Perdana was Rp 145,568 for the year ended 31 December 2009 (Note 24a, 24d, 24e, 24h).
Piutang pembiayaan konsumen kepada pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa merupakan pinjaman yang diberikan kepada karyawan Perusahaan untuk pembelian kendaraan bermotor. Perusahaan mengenakan suku bunga efektif yang berbeda dengan yang dikenakan kepada pihak ketiga (Catatan 22)
Consumer financing receivables from related parties represents the Company’s loans to its employees, which are used to finance the purchase of vehicles. The effective interest rates on these financing transactions with the employees are not the same as those with third parties (Note 22).
203
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/42
Exhibit E/42
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
5. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (Lanjutan)
5. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES (Continued) The Company works with several insurance companies in motor vehicle insurance to cover consumers who financed the Company, particularly with PT Asuransi Bina Dana Artha, PT Asuransi Wahana Tata, PT Asuransi Sinarmas, PT Asuransi Astra Buana and PT Asuransi Asoka Mas. All insurance companies cooperate with the Company do not have any related party relationship with the Company.
Perusahaan bekerja sama dengan beberapa perusahaan asuransi dalam menutup asuransi kendaraan bermotor konsumen yang dibiayai Perusahaan, terutama dengan PT Asuransi Bina Dana Artha, PT Asuransi Wahana Tata, PT Asuransi Sinarmas, PT Asuransi Astra Buana dan PT Asuransi Asoka Mas. Seluruh perusahaan asuransi yang bekerja sama tersebut tidak memiliki hubungan istimewa dengan Perusahaan. 6. ASET TETAP
6. PROPERTY AND EQUIPMENTS 2010 Saldo awal/ Beginning Penambahan/ balance Additions
Biaya perolehan Pemilikan langsung Tanah Bangunan Peralatan kantor Kendaraan Perabot dan perlengkapan Rehabilitasi gedung kantor Aset dalam penyelesaian Perangkat lunak dalam pengembangan Jumlah Biaya Perolehan
13.576 9.523 42.417 17.493 2.478 25.833 111.320
Transfer dan Reklasifikasi/ Saldo akhir/ Pengurangan/ Transfer and Ending Disposals Reclassifications balance
52.167 8.028 11.451 5.327 335 3.036 80.344
-
22.097
-
(
13.430 )
2.875
2.585
-
(
5.460 )
114.195
105.026
-
-
2.110 1.288 5.992 427 48 9.025 18.890
354 1.253 316 1.923
1.923
-
Akumulasi penyusutan Pemilikan langsung Bangunan Peralatan kantor Kendaraan Perabot dan perlengkapan Rehabilitasi gedung kantor
3.161 29.970 9.023 1.497 15.680 59.331
741 5.303 3.391 393 4.557 14.385
Jumlah Akumulasi Penyusutan
59.331
14.385
Jumlah Tercatat
54.864
204
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
-
At c o s t Direct ownership 67.853 Land 18.839 Building 59.506 Office equipment 21.994 Transportation equipment 2.861 Furniture and fixtures 37.578 Leasehold improvements 208.631 8.667
Asset in progress Software under development
217.298
Total at Cost
-
162 1.390
-
Accumulated depreciation Direct ownership 3.902 Building 34.923 Office equipment 11.536 Transportation equipment 1.890 Furniture and fixtures 20.075 Leasehold improvements 72.326
1.390
-
72.326
Total Accumulated Depreciation
144.972
Carrying Value
350 878
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/43
Exhibit E/43
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
6. ASET TETAP (Lanjutan)
6. PROPERTY AND EQUIPMENTS (Continued) 2009
Transfer dan Saldo awal/ Reklasifikasi/ Saldo akhir/ Beginning Penambahan/ Pengurangan/ Transfer and Ending balance Additions Disposals Reclassifications balance Biaya perolehan Pemilikan langsung Tanah Bangunan Peralatan kantor Kendaraan Perabot dan perlengkapan Rehabilitasi gedung kantor Perangkat lunak dalam Pengembangan Jumlah Biaya Perolehan Akumulasi penyusutan Pemilikan langsung Bangunan Peralatan kantor Kendaraan Perabot dan perlengkapan Rehabilitasi gedung kantor
9.446 8.904 38.067 17.995 2.317 24.618 101.347
4.130 619 4.437 939 165 1.215 11.505
-
1.603
1.272
-
102.950
12.777
2.784 26.100 6.369 1.107 11.599 47.959
377 3.929 3.336 394 4.081 12.117
Jumlah Akumulasi Penyusutan
47.959
12.117
Jumlah Tercatat
54.991
-
87 1.441 4 1.532
1.532
-
-
At cost Direct ownership Land Building Office equipment Transportation equipment Furniture and fixtures Leasehold improvements
-
13.576 9.523 42.417 17.493 2.478 25.833 111.320
-
2.875
Software under development
-
114.195
Total at Cost Accumulated depreciation Direct ownership Building Office equipment Transportation equipment Furniture and fixtures Leasehold improvements
745
-
3.161 29.970 9.023 1.497 15.680 59.331
745
-
59.331
Total Accumulated Depreciation
54.864
Carrying Value
59 682 4
Jumlah penyusutan yang dibebankan pada operasi adalah sejumlah Rp 14.385 dan Rp 12.117, masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Catatan 18).
Depreciation charged to operations amounted to Rp 14,385 and Rp 12,117 for the years ended 31 December 2010 and 2009, respectively (Note 18).
Pengurangan aset tetap untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 terdiri dari penghabusbukuan peralatan kantor dan rehabilitiasi gedung kantor serta penjualan aset tetap kendaraan dan peralatan kantor dengan rincian laba yang diperoleh sebagai berikut:
Deductions from property and equipments for the years ended 31 December 2010 and 2009 is consist of write off office equipment and leasehold improvement and sales of property and equipments motor vehicles and office equipments with the related gain are as follows:
2010 Hasil penjualan Jumlah tercatat Laba atas penjualan aset tetap
2009
1.519 533
1.276 787
986
489
Seluruh hak pemilikan atas tanah Perusahaan adalah dalam bentuk Hak Guna Bangunan (HGB) yang memiliki jangka waktu hak secara legal yang berakhir antara tahun 2014 sampai dengan tahun 2040. Manajemen berpendapat bahwa hak pemilikan atas tanah tersebut dapat diperpanjang pada saat jatuh tempo.
Proceeds Carrying amount Gain on sales of equipment
The titles of ownership of the Company’s landrights are all in the form of land use rights (HGB) with limited duration, which will expire between years 2014 to 2040. Management believes that the terms of the said landrights can be renewed/extended upon expiration.
205
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/44
Exhibit E/44
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
6. ASET TETAP (Lanjutan)
6. PROPERTY AND EQUIPMENTS (Continued)
Seluruh aset tetap, kecuali tanah, telah diasuransikan terhadap risiko kerugian kebakaran, banjir dan risiko kerugian lainnya (all risks) dengan jumlah nilai pertanggungan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing sejumlah Rp 65.901 dan Rp 64.082 dimana manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset tetap terhadap risikorisiko yang dipertanggungkan.
All property and equipments, except for land, are covered by insurance against losses from fire, flood and other risks (all risks) with a total coverage as of 31 December 2010 and 2009 amounted to Rp 65,901 and Rp 64,082 respectively which management believes is adequate to cover the possible losses that may arise from the said insured risks.
Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat aset tetap milik Perusahaan dapat dipulihkan seluruhnya, dan oleh karena itu, tidak perlu dilakukan penurunan atas nilai aset tetap.
Management believes that the carrying values of all of the Company’s property and equipments are fully recoverable, and hence, no write down for impairment in asset value is necessary.
7. DEPOSITO DAN PENGGUNAANNYA
KAS
YANG
TERBATAS
7. RESTRICTED CASH AND DEPOSITS
2010 Bank Rupiah PT Bank Hana (d/h PT Bank Bintang Manunggal)
-
PT Bank Central Asia Tbk
Deposito berjangka Rupiah PT Bank Danamon Indonesia Tbk
Deposito dan kas yang terbatas penggunaannya merupakan dana yang belum dicairkan untuk pembayaran bunga obligasi (Catatan 11), pembayaran dividen (Catatan 19), dan untuk jaminan atas pinjaman yang diterima (Catatan 10) pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.
206
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
756 127
130
127
886
-
Jumlah
2009
127
Bank Rupiah PT Bank Hana (formerly PT Bank Bintang Manunggal) PT Bank Central Asia Tbk
190
Time deposits Rupiah PT Bank Danamon Indonesia Tbk
1.076
Total
Restricted cash and deposits represent funds not yet disbursed for the payment of the interest of bonds (Note 11), payment of dividends (Note 19), and guarantee on the fund borrowings (Note 10) as of 31 December 2010 and 2009.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/45 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
Exhibit E/45 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
8. ASET KEUANGAN DERIVATIF
8. DERIVATIVE FINANCIAL ASSETS
Berdasarkan jenis, mata uang dan pihak ketiga, ikhtisar transaksi derivatif pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
By type, currency and a third party, an overview of derivative transactions as of 31 December 2010 and 2009 are as follows: 2010 Nilai wajar/Fair values
Nilai nosional (kontrak) nilai penuh/ Notional amount (contract) full amount Standard Chartered Bank Ltd
USD JPY
37.000.000 270.000.000
Aset keuangan derivatif/ Derivative financial assets Rp
Kewajiban keuangan derivatif/ Derivative financial liabilities Rp
332.667 29.777
333.370 23.490
362.444
356.860
Standard Chartered Bank Ltd
5.584 2009 Nilai wajar/Fair values Nilai nosional (kontrak) nilai penuh/ Notional amount (contract) full amount Standard Chartered Bank Ltd
USD JPY
12.750.000 810.000.000
Aset keuangan derivatif/ Derivative financial assets Rp
Kewajiban keuangan derivatif/ Derivative financial liabilities Rp
119.850 82.380
119.658 70.470
202.230
190.128
Standard Chartered Bank Ltd
12.102
Pada tanggal 27 Agustus 2010, Perusahaan melakukan Perjanjian Cross Currency Swap dengan nilai awal sebesar USD 37.000.000 (nilai penuh) dengan Standard Chartered Bank Ltd. Jakarta, dalam rangka melakukan lindung nilai atas risiko fluktuasi kurs tukar mata uang asing dan suku bunga sehubungan dengan Perjanjian Fasilitas Pinjaman Berjangka dari Standard Chartered Bank Ltd. Jakarta pada tanggal 27 Agustus 2010 (Catatan 10). Nilai Perjanjian Cross Currency Swap tersebut akan mengalami penurunan dari waktu ke waktu seiring dengan dilakukannya pembayaran pinjaman berjangka kepada Standard Chartered Bank Ltd. Jakarta. Pada tanggal 31 Desember 2010 saldo cross currency swap tersebut sebesar USD 37.000.000 (nilai penuh) sesuai dengan nilai pinjaman yang terkait dengan cross currency swap tersebut. Kontrak derivatif tersebut akan diselesaikan pada tanggal 27 Maret 2012.
On 27 August 2010, the Company entered into Cross Currency Swap Agreement with the initial value of USD 37,000,000 (full amount) with Standard Chartered Bank Ltd. Jakarta, in order to hedge the risk of fluctuations in foreign currency exchange rate and interest rate in relation with the Term Loan Facility Agreement from Standard Chartered Bank Ltd. Jakarta on 27 August 2010 (Note 10). The value of such Cross Currency Swap Agreement will decrease from time to time along with payment of the term loan to Standard Chartered Bank Ltd. Jakarta. On 31 December 2010, the outstanding balance of the cross currency swap was USD 37,000,000 (full amount) in accordance with the value of loans related to the cross currency swap. The respective derivative contracts will be settled on 27 March 2012.
207
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/46 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
Exhibit E/46 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
8. ASET KEUANGAN DERIVATIF (Lanjutan)
8. DERIVATIVE FINANCIAL ASSETS (Continued)
Pada tanggal 4 Juli 2008, Perusahaan melakukan Perjanjian Cross Currency Swap dengan nilai awal sebesar JPY 1.080.000.000 (nilai penuh) dan USD 7.000.000 (nilai penuh) dengan Standard Chartered Bank Ltd, Jakarta serta JPY 1.809.000.000 (nilai penuh) dengan PT ANZ Panin Bank, dalam rangka melakukan lindung nilai atas risiko fluktuasi kurs tukar mata uang asing dan suku bunga sehubungan dengan Perjanjian Fasilitas Pinjaman Berjangka dari Standard Chartered Bank pada tanggal 19 Juni 2008 (Catatan 10). Nilai Perjanjian Cross Currency Swap tersebut mengalami penurunan dari waktu ke waktu seiring dengan dilakukannya pembayaran pinjaman berjangka kepada Standard Chartered Bank Ltd. Jakarta. Pada tanggal 31 Desember 2010 saldo cross currency swap tersebut sebesar JPY 270.000.000 (nilai penuh) sesuai dengan nilai pinjaman yang terkait dengan cross currency swap tersebut. Kontrak derivatif tersebut akan diselesaikan pada tanggal 19 Juni 2011.
On 4 July 2008, the Company entered into Cross Currency Swap Agreement with the initial value of JPY 1,080,000,000 (full amount) and USD 7,000,000 (full amount) with Standard Chartered Bank Ltd., Jakarta and JPY 1,809,000,000 with PT ANZ Panin Bank, in order to hedge the volatility risk foreign currency exchange rates and interest rates in connection with the Term Loan Facility Agreement from Standard Chartered Bank on 19 June 2008 (Note 10). The value of Cross Currency Swap Agreements decreased from time to time along with payment of a term loan to Standard Chartered Bank Ltd. Jakarta. On 31 December 2010, the outstanding balance of these cross currency swaps amounted to JPY 270,000,000 (full amount) in accordance with the value of loans related to the cross currency swap. The respective derivative contracts will be settled on 19 June 2011.
Pada tanggal 18 September 2007, Perusahaan melakukan Perjanjian Cross Currency Swap dengan nilai awal sebesar USD 30.000.000 (nilai penuh) dengan Standard Chartered Bank Ltd. Jakarta, dalam rangka melakukan lindung nilai atas risiko fluktuasi kurs tukar mata uang asing dan suku bunga sehubungan dengan Perjanjian Fasilitas Pinjaman Berjangka dari Standard Chartered Bank Ltd. Jakarta pada tanggal 19 September 2007 (Catatan 10). Nilai Perjanjian Cross Currency Swap tersebut mengalami penurunan dari waktu ke waktu seiring dengan dilakukannya pembayaran pinjaman berjangka kepada Standard Chartered Bank Ltd. Jakarta. Pada tanggal 19 Desember 2010, saldo kontrak derivatif tersebut telah diselesaikan.
On 18 September 2007, the Company entered into Cross Currency Swap Agremeent with the initial value of USD 30,000,000 (full amount) with Standard Chartered Bank Ltd. Jakarta, in order to hedge the risk of fluctuations in foreign currency exchange rate and interest rate in connection with the Term Loan Facility Agreement from Standard Chartered Bank Ltd. Jakarta on 19 September 2007 (Note 10). The value of this Cross Currency Swap Agreement decreased from time to time along with payment of a term loan to Standard Chartered Bank Ltd. Jakarta. On 19 December 2010, balance of the derivative contracts was settled.
208
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/47 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
Exhibit E/47 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
9. ASET LAIN-LAIN
9. OTHER ASSETS 2010
Beban dibayar dimuka Pinjaman kepada karyawan Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 22) Pihak ketiga Lain-lain
Agunan yang diambil alih Investasi neto sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai
Jumlah aset lain-lain – Bersih
(
2009
13.212
13.009
Prepaid expenses Loan to employees
4.260 2.676 14.226
4.125 1.552 13.000
(Note 22) Related parties Third parties Others
34.374
31.686
573 26.450
3.561 13.406
27.023
16.967
950)
-
26.073
16.967
60.447
48.653
Repossessed collaterals Net investment in finance lease Consumer financing receivables Less: allowance for decline impairment losses
Total other assets –Net
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, beban dibayar dimuka terdiri dari beban dibayar dimuka sewa, beban dibayar dimuka asuransi, biaya transaksi untuk penggunaan dana perjanjian kerjasama penerusan pinjaman dan pencairan dana pinjaman yang diterima. Setelah tanggal 1 Januari 2010, beban dibayar dimuka terdiri dari beban dibayar dimuka sewa, beban dibayar dimuka asuransi, dan biaya transaksi untuk penggunaan dana perjanjian kerjasama penerusan pinjaman.
Prior to 1 January 2011, prepaid expenses consist of prepaid rent, prepaid insurances, transaction cost for loan channeling utilized and fund borrowings drawdown. Starting 1 January 2010, prepaid expenses consist of prepaid rent, prepaid insurances, and transaction cost for utilize loan channeling facility.
Manajemen berpendapat bahwa cadangan penurunan nilai agunan yang diambil alih, telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas penjualan agunan yang diambil alih.
Management believes that the allowance for impairment losses of repossessed collaterals is adequate to cover the possible loss from sales of repossessed collaterals.
209
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/48 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
Exhibit E/48 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. PINJAMAN YANG DITERIMA
10. FUND BORROWINGS Fund borrowings consist of the following:
Pinjaman yang diterima terdiri dari: 2010 Pinjaman bank (Valuta Asing) (a) Standard Chartered Bank Ltd. USD 37.000.000 (1) Standard Chartered Bank Ltd. JPY 270.000.000 (2009 : JPY 810.000.000) (2) Standard Chartered Bank Ltd. (2009 : USD 12.750.000) (3)
332.667
29.777 -
Pinjaman bank (Rupiah) (b) Standard Chartered Bank Ltd. (1) PT Bank Internasional Indonesia Tbk (2) PT Bank Permata Tbk (3) PT Bank Danamon Indonesia Tbk (4) PT Bank Sinarmas (d/h PT Bank Shinta) (5) PT ANZ Panin Bank (6) PT Bank CIMB Niaga Tbk (7) (d/h PT Bank Lippo Tbk) PT Bank Central Asia Tbk (8) PT Bank Maybank Indocorp (9) PT Bank Hana (10) (d/h PT Bank Bintang Manunggal) The Royal Bank of Scotland (11) (d/h ABN Amro Bank N.V) Dikurangi : Biaya transaksi yang belum diamortisasi Jumlah Pinjaman Bank
2009 -
82.380 119.850
300.000 240.278 227.097 135.591
48.007 129.091 89.288
102.048 75.000
12.129 30.000
51.944 41.667 38.099
38.611 45.528
16.803
28.446
16.667
33.333
Bank borrowings (Foreign Currency) (a) Standard Chartered Bank Ltd. USD 37,000,000 (1) Standard Chartered Bank Ltd. JPY 270,000,000 (2009 : JPY 810,000,000) (2) Standard Chartered Bank Ltd. (2009: USD 12,750,000) (3) Bank borrowings (Rupiah) (b) Standard Chartered Bank Ltd. (1) PT Bank Internasional Indonesia Tbk (2) PT Bank Permata Tbk (3) PT Bank Danamon Indonesia Tbk (4) PT Bank Sinarmas (formerly PT Bank Shinta) (5) PT ANZ Panin Bank (6) PT Bank CIMB Niaga Tbk (7) (formerly PT Bank Lippo Tbk) PT Bank Central Asia Tbk (8) PT Bank Maybank Indocorp (9) PT Bank Hana (10) (formerly PT Bank Bintang Manunggal) The Royal Bank of Scotland (11) (formerly ABN Amro Bank N.V) Less :
(
18.238) 1.589.400
656.663
Unamortized transaction costs Total Bank Borrowings
Pinjaman lainnya (c) PT BCA Finance (1)
3.113
-
Other borrowings (c) PT BCA Finance (1)
Jumlah pinjaman lainnya
3.113
-
Total other borrowings
Juml ah
Tingkat bunga tahunan (%) Mata uang rupiah Mata uang asing
210
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
1.592.513
656.663
2010
2009
10,00 – 15,75 9,35 – 14,75
10,25 - 17,50 11,15 – 14,75
Total
(%) Annual interest rate Rupiah currency Foreign currency
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/49 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
Exhibit E/49 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
10.
a. Pinjaman bank (Valuta Asing)
FUND BORROWINGS (Continued) a. Bank borrowings (Foreign Currency)
Standard Chartered Bank Ltd.
Standard Chartered Bank Ltd.
(1) Pada tanggal 27 Agustus 2010, Perusahaan
(1) On 27 August 2010, the Company entered into
Pada tanggal 31 Desember 2010, saldo pinjaman tersebut sebesar USD 37.000.000 (nilai penuh) atau setara dengan Rp 332.667.
As of 31 December 2010, the outstanding loan balance amounted to USD 37,000,000 (full amount) or equivalent to Rp 332,667.
Sehubungan dengan Perjanjian Fasilitas diatas, Perusahaan melakukan perjanjian cross currency swap dengan Standard Chartered Bank, Jakarta dalam rangka melakukan lindung nilai (hedging) atas risiko fluktuasi nilai tukar dan suku bunga (Catatan 2t, 8).
In relation to such Facility Agreement above, the Company entered into a cross currency swap agreement with Standard Chartered Bank, Jakarta to hedge the currency and interest rate risk (Notes 2t, 8).
menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman Berjangka (term loan) sebesar USD 37.000.000 (nilai penuh) dengan sejumlah Bank dimana Standard Chartered Bank, (Hongkong) Limited bertindak sebagai Agen (the “Agent”) serta Standard Chartered Bank, Jakarta sebagai Agen Jaminan (the “Security Agent”). Fasilitas pinjaman ini menetapkan suku bunga tahunan berdasarkan suku bunga LIBOR ditambah dengan margin 2,50% dan akan jatuh tempo secara bertahap dalam waktu 18 (delapan belas) bulan terhitung sejak tanggal awal pencairan kredit. Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman sebesar USD 37.000.000 (nilai penuh) pada tahun 2010. Fasilitas tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5).
(2) Pada
tanggal 19 Juni 2008, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman Berjangka (term loan) masing-masing untuk Tranche A sebesar JPY 1.080.000.000 (nilai penuh) dan untuk Tranche B sebesar JPY 1.809.000.000 (nilai penuh) dan USD 7.000.000 (nilai penuh), dimana Standard Chartered Bank, Hongkong, bertindak sebagai Agen Fasilitas (the “Facility Agent”) dan juga sekaligus sebagai “Offshore Security Agent” serta Standard Chartered Bank, Jakarta, bertindak sebagai “Lead Arranger” dan juga sekaligus sebagai “Onshore Security Agent”. Fasilitas pinjaman ini menetapkan suku bunga tahunan berdasarkan suku bunga LIBOR ditambah dengan margin 2,10% (untuk Tranche B) dan suku bunga LIBOR ditambah dengan 2,25% (untuk Tranche A) dengan tanggal jatuh tempo final 36 (tiga puluh enam) bulan terhitung sejak tanggal perjanjian. Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman sebesar JPY 2.889.000.000 (nilai penuh) dan USD 7.000.000 (nilai penuh) pada tahun 2008. Fasilitas tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5).
a Term Loan Facility Agreement amounted USD 37,000,000 (full amount) with several banks where by Standard Chartered Bank, (Hong Kong) Limited, acting as the Agent and Standard Chartered Bank, Jakarta acting as the Security Agent. This facility bears annual interest rate based on LIBOR and 2.50% margin, and will mature in sequel payments during 18 (eightteen) months since the utilization date. The Company has drawndown the facility amounted to USD 37,000,000 (full amount) in 2010. This facility is secured by consumer financing receivables (Note 5).
(2)
On 19 June 2008, the Company entered into a Term Loan Facility Agreement for Tranche A amounted to JPY 1,080,000,000 (full amount) and for Tranche B amounted to JPY 1,809,000,000 (full amount) and USD 7,000,000 (full amount), respectively with Standard Chartered Bank, Hongkong branch, acting as the Facility Agent and Offshore Security Agent, while Standard Chartered Bank, Jakarta branch, acting as Lead Arranger and Onshore Security Agent. This facility bear annual interest based on LIBOR and 2.10% margin (for Tranche B), and annual interest rate based on LIBOR and 2.25% margin (for Tranche A), with final maturity in 36 (thirty six) months from the agreement date. The Company has drawndown the facility amounted to JPY 2,889,000,000 (full amount) and USD 7,000,000 (full amount) in 2008. This facility is secured by consumer financing receivables (Note 5).
211
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/50 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
Exhibit E/50 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
10. FUND BORROWINGS (Continued)
a. Pinjaman bank (Valuta Asing) (Lanjutan) Standard Chartered Bank Ltd. (Lanjutan)
(3)
a. Bank borrowings (Continued)
(Foreign
Currency)
Standard Chartered Bank Ltd. (Continued)
Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan pembayaran saldo pinjaman Tranche A sebesar JPY 540.000.000 (nilai penuh) dan pada tahun 2009, Perusahaan telah melakukan pembayaran saldo pinjaman Tranche A sebesar JPY 270.000.000 (nilai penuh) dan melunasi saldo pinjaman Tranche B sebesar USD 7.000.000 (nilai penuh) dan JPY 1.809.000.000 (nilai penuh).
In 2010, the Company has paid the loan balance Tranche A amounted to JPY 540,000,000 (full amount) and in 2009, the Company has paid the loan balance Tranche A amounted to JPY 270,000,000 (full amount) dan repaid all loan balance Tranche B amounted to USD 7,000,000 (full amount) and JPY 1,809,000,000 (full amount).
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 saldo pinjaman masing-masing sebesar JPY 270.000.000 (nilai penuh) atau setara dengan Rp 29.777 dan JPY 810.000.000 (nilai penuh) atau setara dengan Rp 82.380.
As of 31 December 2010 and 2009 the outstanding loan amounted to JPY 270,000,000 (full amount) or equivalent to Rp 29,777 and JPY 810,000,000 (full amount) or equivalent to Rp 82,380.
Perusahaan melakukan lindung nilai atas risiko fluktuasi nilai tukar valuta asing dan suku bunga atas fasilitas ini dengan Standard Chartered Bank, Jakarta (Catatan 2t, 8).
The Company entered into a cross currency swap agreement with Standard Chartered Bank, Jakarta to hedge the currency and interest rate risk for that facility (Notes 2t,8).
Pada tanggal 19 September 2007, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman Berjangka (term loan) sebesar USD 30.000.000 (nilai penuh) dimana Standard Chartered Bank, Jakarta bertindak sebagai Agen Fasilitas (the “Facility Agent”) dan juga sekaligus sebagai Agen Jaminan “Security Agent”. Fasilitas pinjaman tersebut dikenakan suku bunga tahunan berdasarkan suku bunga LIBOR ditambah dengan margin 1,75% dan akan jatuh tempo secara bertahap dalam waktu 39 (tiga puluh sembilan) bulan terhitung sejak tanggal perjanjian. Fasilitas tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5).
(3) On 19 September 2007, the Company entered into a Term Loan Facility Agrrement amounted to USD 30,000,000 (full amount) with Standard Chartered Bank, Jakarta, acting as the Facility Agent as well as Security Agent. This facility bears annual interest rate of LIBOR and 1.75% margin, and will mature in sequel payments during 39 (thirty nine) months starting from the agreement date. This facility is secured by consumer financing receivables (Note 5).
Pada tahun 2010, Perusahaan telah melunasi saldo pinjaman tersebut dan pada tanggal 31 Desember 2009 saldo pinjaman tersebut sebesar USD 12.750.000 (nilai penuh) atau setara dengan Rp 119.850.
In 2010, the Company has fully repaid all of the outstanding balance and as of 31 December 2009, the outstanding loan balance amounted to USD 12,750,000 (full amount) or equivalent to Rp 119,850.
Perusahaan melakukan lindung nilai atas risiko fluktuasi nilai tukar valuta asing dan suku bunga atas fasilitas yang diperoleh dari Standard Chartered Bank, Jakarta tersebut (Catatan 2t, 8).
The Company entered into a cross currency swap agreement with Standard Chartered Bank, Jakarta to hedge the currency and interest rate risk for that facility (Notes 2t, 8).
212
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/51 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
Exhibit E/51 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
10. FUND BORROWINGS (Continued)
b. Pinjaman bank (Rupiah)
b. Bank borrowings (Rupiah)
Standard Chartered Bank Ltd.
Standard Chartered Bank Ltd.
(1) Pada tanggal 30 Maret 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman Berjangka (Term Loan) dengan Standard Chartered Bank, Jakarta masingmasing untuk Tranche A sebesar Rp 200.000 dan Tranche B sebesar Rp 100.000, di mana Standard Chartered Bank, Jakarta bertindak sebagai Kreditur Awal, Agen Fasilitas (the “Facility Agent”) dan juga sekaligus sebagai Agen Jaminan (“Security Agent”). Pinjaman tersebut akan jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak tanggal awal pencairan kredit. Fasilitas tersebut dijamin dengan objek jaminan fidusia dan rekening giro dari Standard Chartered Bank, Jakarta dan PT Bank Central Asia (BCA). Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman sebesar Rp 300.000 pada tahun 2010.
(1) On 30 March 2010, the Company entered into a Term Loan Facility (Term Loan) with Standard Chartered Bank, Jakarta, one each for Tranche A and Tranche B amounted to Rp 200,000 and Rp 100,000, in which Standard Chartered Bank, Jakarta to act as Originator, the Facility Agent (the "Facility Agent") and also at the same time as the Collateral Agent (the "Security Agent"). The loan will mature in 3 (three) years starting from starting date of loan drawdown . This facility is secured by fiduciary object and checking account from Standard Chartered Bank, Jakarta and PT Bank Central Asia (BCA). In 2010, the Company has drawndown the facility amounted to Rp 300,000.
Pada tanggal 31 Desember 2010, saldo pinjaman kredit tersebut sebesar Rp 300.000.
As of 31 December 2010, the outstanding loan balance amounted to Rp 300,000.
PT Bank International Indonesia Tbk
PT Bank International Indonesia Tbk
(2) Pada tanggal 13 Desember 2006, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit Pinjaman Berjangka dengan PT Bank Internasional Indonesia (BII) dalam bentuk fasilitas Pinjaman Berjangka (Term Loan) dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 250.000 dan bersifat “revolving”. Jangka waktu pinjaman selama 4 (empat) tahun dan berakhir pada tanggal 13 Desember 2010. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5).
(2) On 13 December 2006, the Company entered into a Term Loan Credit Agreement with PT Bank Internasional Indonesia (BII) in the form of Term Loan facility with a maximum credit of Rp 250,000 and “revolving”. Loan period of 4 (four) years and expired on 13 December 2010. The loan is secured by consumer financing receivables (Note 5).
Pada tahun 2010, Perusahaan telah melunasi saldo pinjaman kredit tersebut di atas dan pada tanggal 31 Desember 2009, saldo pinjaman kredit tersebut sebesar Rp 48.007.
In 2010, the Company has fully repaid all of the outstanding balanced and as of 31 December 2009, the outstanding loan balance amounted to Rp 48,007.
Pada tanggal 2 September 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Perubahan Akta Perjanjian Kredit Pinjaman Berjangka (Term Loan) dengan BII, dimana BII memberikan tambahan fasilitas kredit dalam bentuk fasilitas term loan II dengan batas maksimum kredit Rp 250.000 dan bersifat revolving. Jangka waktu pinjaman selama 43 (empat puluh tiga) bulan. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5).
On 2 September 2010, the Company entered into an Amendment of Term Loan Credit Agreement (Term Loan) with BII, whereby BII provides additional credit facility in the form of term loan II with a maximum credit limit of Rp 250,000 and revolving basis. The term Loan period is 43 (forty-three) months. The loan is secured by consumer financing receivables (Note 5).
213
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/52 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan) b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan)
Exhibit E/52 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 10. FUND BORROWINGS (Continued) b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued)
PT Bank International Indonesia Tbk (Lanjutan)
PT Bank International Indonesia Tbk (Continued)
Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas tersebut sebesar Rp 250.000.
In 2010, the Company has drawndown the facility amounted to Rp 250,000.
Pada tanggal 31 Desember 2010 saldo pinjaman kredit tersebut sebesar Rp 240.278.
As of 31 December 2010 the outstanding loan balance amounted to Rp 240,278.
PT Bank Permata Tbk
PT Bank Permata Tbk
(3) Pada tanggal 10 Maret 2008, Perusahaan mengadakan Perjanjian Kredit dengan PT Bank Permata Tbk (Permata) dengan jumlah maksimum Rp 200.000. Perjanjian ini bersifat “non-revolving” dan akan jatuh tempo secara bertahap dalam waktu 36 (tiga puluh enam) bulan terhitung sejak tanggal perjanjian. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5).
(3) On 10 March 2008, the Company entered into a Credit Agreement with PT Bank Permata Tbk (Permata) with a maximum facility amounted to Rp 200,000. This facility is provided on “nonrevolving” basis and will mature in regular instalments during 36 months from the agreement date. The loan secured by consumer financing receivables (Note 5).
Pada tahun 2008, Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas tersebut sebesar Rp 200.000.
In 2008, the Company has drawndown the facility amounted to Rp 200,000.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, saldo pinjaman kredit tersebut masingmasing sebesar Rp 36.364 dan Rp 109.091.
As of 31 December 2010 and 2009, the outstanding loan balance amounted to Rp 36,364 and Rp 109,091, respectively.
Pada tanggal 15 Oktober 2010, Perusahaan menandatangani Perubahan Perjanjian Kredit dengan Permata, dimana Permata memberikan tambahan fasilitas kredit dalam bentuk fasilitas term loan II dengan batas maksimum kredit Rp 100.000 dan bersifat revolving. Jangka waktu pinjaman selama 36 (tiga puluh enam) bulan. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5).
On 15 October 2010, the Company signed an Amendment of Credit Agreement with Permata, whereby Permata provide additional credit facilities in the form of term loan facility II with a maximum credit limit of Rp 100,000 and revolving basis. The loan period is 36 (thirty-six) months. The loan are secured by consumer financing receivables (Note 5).
Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas tersebut sebesar Rp 100.000.
In 2010, the Company has drawndown the facility amounted to Rp 100,000.
Pada tanggal 31 Desember 2010, saldo pinjaman kredit tersebut sebesar Rp 100.000.
As of 31 December 2010, the outstanding loan balance amounted to Rp 100,000.
214
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/53 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
Exhibit E/53 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
10. FUND BORROWINGS (Continued)
b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan)
b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued)
PT Bank Permata Tbk (Lanjutan)
PT Bank Permata Tbk (Continued)
Pada tanggal 30 Juni 2008, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit Money Market dengan Permata dengan jumlah maksimum sebesar Rp 50.000. Fasilitas ini kemudian diperpanjang pada tanggal 28 Agustus 2009 dan dapat digunakan dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal perpanjangan perjanjian kredit.
On 30 June 2008, the Company entered into a Money Market Credit Agreement with Permata with a maximum facility amounted to Rp 50,000. Subsequently, this facility is extended on 28 August 2009 and valid for 12 (twelve) months since the agreement extension date.
Pada tanggal 9 Agustus 2010, Perusahaan menandatangani perubahan perjanjian kredit di atas, dimana jangka waktu fasilitas diperpanjang sampai dengan tanggal 28 Agustus 2011.
On 9 August 2010, the Company signed an amendment of the above credit agreement, whereby the facility period was extended until 28 August 2011.
Pada tahun 2010, Perusahaan telah melunasi pinjaman tersebut di atas dan pada tanggal 31 Desember 2009, saldo pinjaman kredit tersebut sebesar Rp 20.000.
In 2010, the Company has fully repaid of such loan and as of 31 December 2009, the outstanding loan balance amounted to Rp 20,000.
Pada tanggal 31 Maret 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Pemberian Fasilitas Piutang Pembiayaan Kendaraan dengan Permata dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 100.000 dan bersifat revolving. Jangka waktu penarikan fasilitas tersebut berlaku sampai dengan tanggal 31 Maret 2011 dan jangka waktu pembayaran kembali maksimal 48 (empat puluh delapan) sejak tanggal penarikan fasilitas. Fasilitas tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen sesuai jumlah penggunaan kredit. Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan pencairan sebanyak 3 (tiga) kali masing-masing sebesar Rp 90.145, Rp 20.987 dan Rp 21.507.
On 31 March 2010, the Company entered into a Credit Facility on Vehicles Financing Receivables with Permata for a maximum limit of Rp 100,000 with a revolving financing. The availability period is valid until 31 March 2011, and the maximum repayment period is 48 (fourty eight) months since the date of drawdown. The facility is secured by consumer financing receivables according to the amount credit utilized. In 2010, the Company has drawndown the facility for 3 (three) times amounted to Rp 90,145, Rp 20,987 and Rp 21,507.
Pada tanggal 31 Desember 2010, saldo pinjaman kredit tersebut sebesar Rp 90.733.
As of 31 December 2010, the outstanding loan balance amounted to Rp 90,733.
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
(4) Pada tanggal 10 Oktober 2006, Perusahaan menandatangani Perjanjian Pengambilan Piutang Dan Penunjukan Selaku Pengelola Piutang dengan PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon) dalam bentuk fasilitas Asset Buy dengan batas maksimum sebesar Rp 200.000 dan bersifat revolving. Fasilitas tersebut memiliki jangka waktu selama 5 (lima) tahun dan dijamin dengan sejumlah piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5).
(4) On 10 October 2006, the Company entered into a Receivables Collection Manager and Designation Agreement Receivables with PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon) in the form Asset Buy facility with a maximum limit of Rp 200,000 and revolving. The facility has a term for 5 (five) years and are secured by consumer financing receivables (Note 5).
215
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/54 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
Exhibit E/54 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
10. FUND BORROWINGS (Continued)
b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan) PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Lanjutan)
b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued) PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Continued)
Pada tanggal 10 Agustus 2007, Perusahaan menandatangani Perubahan Perjanjian Pengambilan Piutang Dan Penunjukan Selaku Pengelola Piutang tersebut di atas dengan Danamon, di mana batas maksimum fasilitas yang semula sebesar Rp 200.000 diturunkan menjadi sebesar Rp 113.660.
On 10 August 2007, the Company signed an Amendment of Receivable Collection Manager and Designation as Receivable Agreement as mentioned above with Danamon, whereby the limit of this facility which was originally decreased from Rp 200,000 to Rp 113,660.
Pada tanggal 18 Maret 2008, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit Angsuran Berjangka dengan Danamon dengan pokok perjanjian sebagai berikut: - Batas maksimum fasilitas baru uncommitted Kredit Angsuran Berjangka (KAB) sebesar Rp 50.000 dan bersifat revolving, - Fasilitas Asset Buy sebesar Rp 113.660 dialokasikan sebesar Rp 48.009 ke fasilitas uncommitted Kredit Angsuran Berjangka (KAB), - Batas maksimum fasilitas Uncommitted Kredit Angsuran Berjangka (KAB) yang semula sebesar Rp 50.000 ditingkatkan menjadi sebesar Rp 98.009 dan akan bertambah dari waktu ke waktu berdasarkan hasil pembayaran fasilitas Asset Buy sebesar Rp 65.651, - Jangka waktu fasilitas maksimal 4 (empat) tahun sejak tanggal pencairan, - Jangka waktu pencairan fasilitas selama 1 (satu) tahun sejak tanggal penandatanganan perjanjian tersebut, - Fasilitas uncommitted Kredit Angsuran Berjangka (KAB) tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5).
On 18 March 2008, the Company entered into a Term Installments Loan Agreement (KAB) with Danamon as the principal agreement as follows:
Perjanjian Kredit Angsuran Berjangka (KAB) tersebut telah diubah beberapa kali, dimana perubahan signifikan dilakukan pada tanggal 27 April 2010 dengan pokok perubahan perjanjian menjadi sebagai berikut: - Fasilitas Asset Buy sebesar Rp 6.143 dialokasikan ke fasilitas uncommitted Kredit Angsuran Berjangka (KAB), - Fasilitas Sindikasi JPY sebesar Rp 54.964 dialokasikan ke fasilitas uncommitted Kredit Angsuran Berjangka (KAB), - Batas maksimum fasilitas uncommitted Kredit Angsuran Berjangka (KAB) yang semula sebesar Rp 98.009 ditingkatkan menjadi sebesar Rp 157.656, - Jangka waktu fasilitas diperpanjang dan akan berakhir pada tanggal 19 Oktober 2014, - Jangka waktu penarikan fasilitas sampai dengan tanggal 19 Oktober 2010.
Such Term Installment Loan Agreement (KAB) has been amended several times, whereby the significant change was made on 27 April 2010 with the principal changes in the agreement shall be as follows: - Asset Buy Facilities for Rp 6,143 is allocated to uncommitted facilities Installment Loan Term (KAB), - Syndicated Facility JPY for Rp 54,964 was allocated to uncommitted facilities Installment Loan Term (KAB), - The maximum limit of uncommitted Installment Term Loan (KAB) facilities was increased from Rp 98,009 into Rp 157,656,
216
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
-
-
-
-
The maximum limit of new facilities uncommitted Installment Loan Term (KAB) of Rp 50,000 and revolving, Asset Buy Facilities amounting to Rp 113,660 is allocated at Rp 48,009 to the uncommitted facilities Installment Loan Term (KAB), Limits the maximum uncommitted facilities Installment Loan Term (KAB), which originally amounted to Rp 50,000 increased into Rp 98,009 and will increased from time to time based on the payment of Asset Buy facility amounted to Rp 65,651, The term of the facility maximum 4 (four) years from the date of drawdown, Drawdown period for 1 (one) year from the date of signing the agreement, Facilities uncommitted Term Installment Loan (KAB) is secured by the consumer financing receivables (Note 5).
Duration of the facility period was extended and will be expired on 19 October 2014, Drawdown period until 19 October 2010.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/55 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
Exhibit E/55 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
10. FUND BORROWINGS (Continued)
b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan) PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Lanjutan)
b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued) PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Continued)
Pada tanggal 21 Oktober 2010, terdapat perubahan perjanjian kredit tersebut di atas dengan Danamon dimana jangka waktu fasilitas kredit diperpanjang sampai dengan tanggal 19 November 2014, dan penarikan fasilitas kredit diperpanjang sampai dengan tanggal 19 November 2010.
On 21 October 2010, there were changes in the credit agreement mentioned above with Danamon whereby the duration of such facilty period was extended until 19 November 2014, and the drawdown period was extended until 19 November 2010.
Pada tanggal 28 Desember 2010, Perusahaan mendatangani perubahan Perjanjian Kredit Angsuran Berjangka (KAB) dengan pokok perubahan perjanjian menjadi sebagai berikut: - Batas maksimum fasilitas uncommitted Kredit Angsuran Berjangka (KAB) yang semula sebesar Rp 157.656 ditingkatkan menjadi sebesar Rp 200.000, - Jangka waktu penarikan fasilitas kredit sampai dengan tanggal 19 November 2011.
On 28 December 2010, the Company signed an amendment of such Term Installment Loan Agreement (KAB) with the principal changes in the agreement shall be as follows:
Pada tahun 2010, Perusahaan telah melunasi saldo fasilitas Asset Buy tersebut dan pada tanggal 31 Desember 2009, saldo fasilitas Asset Buy tersebut sebesar Rp 524.
In 31 December 2010, the Company has repaid the outstanding of such Asset Buy Facility and as of 31 December 2009, the outstanding balance of such Asset Buy facility amounted to Rp 524.
Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas KAB tersebut sebesar Rp 109.412 pada tahun 2010.
The Company has drawndown of such KAB facility amounted to Rp 109,412 in 2010.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, saldo fasilitas KAB tersebut masing-masing sebesar Rp 129.320 dan Rp 72.470.
As of 31 December 2010 and 2009, the outstanding of such KAB facilities amounted to Rp 129,320 and Rp 72,470, respectively.
Pada tanggal 10 Oktober 2006, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit dengan Danamon dalam bentuk fasilitas uncommitted Kredit Angsuran Berjangka (KAB) dengan batas maksimum sebesar Rp 200.000 dan bersifat revolving. Fasilitas tersebut memiliki jangka waktu selama 5 (lima) tahun dan dijamin dengan piutang sewa pembiayaan (Catatan 4) dan kendaraan yang dibiayai.
On 10 October 2006, the Company entered into Credit Agreement with Danamon in the term of uncommitted facilities Term Installment Loan (KAB) for a maximum limit of Rp 200,000 and revolving. The facility has a term for 5 (five) years and secured by finance lease receivables (Note 4) and financed vehicles.
Pada tanggal 11 November 2007, Perusahaan menandatangani Perubahan Perjanjian Kredit tersebut di atas dengan Danamon, di mana batas maksimum fasilitas yang semula sebesar Rp 200.000 diturunkan menjadi sebesar Rp 113.660.
On 11 November 2007, the Company signed an amendment of Credit Agreement above with Danamon, whereby the limit of this facility which was originally Rp 200,000 decreased into Rp 113,660.
-
-
The maximum limit of uncommitted Installment Term Loan (KAB) facilities was increased from Rp 157,656 into Rp 200,000, Drawdown period until 19 November 2011.
217
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/56 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
Exhibit E/56 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
10. FUND BORROWINGS (Continued)
b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan) PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Lanjutan)
b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued) PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Continued)
Perjanjian Kredit dalam bentuk uncommitted Kredit Angsuran Berjangka (KAB) tersebut telah diubah beberapa kali, dimana perubahan signifikan dialukan pada tanggal 27 Oktober 2009 dengan pokok perubahan perjanjian menjadi sebagai berikut: - Batas maksimum fasilitas yang semula sebesar Rp 113.660 diturunkan menjadi sebesar Rp 46.979, - Jangka waktu fasilitas diperpanjang dan akan berakhir pada tanggal 14 Oktober 2014, - Jangka waktu penarikan fasilitas sampai dengan tanggal 19 Oktober 2010.
Such Credit Agreement in form of uncommitted Term Installment Loan (KAB) has been amended several times, whereby the significant change was made on 27 October 2009 with the principal changed of such agreement shall be as follows:
Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan menandatangani perubahan Perjanjian Kredit dengan pokok perubahan perjanjian menjadi sebagai berikut : - Batas maksimum fasilitas yang semula sebesar Rp 46.979 diturunkan menjadi sebesar Rp 40.000, - Jangka waktu fasilitas diperpanjang sampai dengan tanggal 19 November 2014, waktu penarikan fasilitas - Jangka diperpanjang sampai dengan tanggal 19 November 2011.
On 31 December 2010, the Company signed an amendment of Credit Agreement with principal changes of such agreement shall be as follows: - The maximum facility limit which was originally Rp 46,979 decreased into Rp 40,000, - The tenor of such facility was extended and will expire on 19 November 2014,
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, saldo fasilitas tersebut masing-masing sebesar Rp 6.271 dan Rp 16.294.
As of 31 December 2010 and 2009, the balance of such facility amounted to Rp 6,271 and Rp 16,294, respectively.
Pada tanggal 10 Agustus 2007, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit dengan Danamon dalam bentuk fasilitas uncommitted Kredit Berjangka (KB) dengan batas maksimum sebesar Rp 90.000 dan bersifat revolving. Fasilitas tersebut memiliki jangka waktu selama 1 (satu) tahun dan dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen sebesar total outstanding fasilitas (Catatan 5).
On 10 August 2007, the Company entered into an agreement with Danamon in the form of uncommitted facility Term Loan (KB) for a maximum limit of Rp 90,000 and revolving. The facility has a term for 1 (one) year and secured by consumer financing receivables amounted to total outstanding facilities (Note 5).
218
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
-
-
The maximum facility limit which was originally Rp 113,660 decreased into Rp 46,979, The tenor of such facility was extended and will expire on 14 October 2014, Drawdown period until 19 October 2010.
Drawdown period until 19 November 2011.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/57 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
Exhibit E/57 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
10. FUND BORROWINGS (Continued)
b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan) PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Lanjutan)
b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued) PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Continued)
Perjanjian Kredit dalam bentuk uncommitted Kredit Berjangka (KB) tersebut telah diubah beberapa kali, dimana perubahan signifikan dilakukan pada tanggal 27 Oktober 2009, dengan pokok perubahan perjanjian sebagai berikut: - Batas maksimum fasilitas yang semula sebesar Rp 90.000 diturunkan menjadi sebesar Rp 18.409. - Jangka waktu fasilitas diperpanjang dan akan berakhir pada tanggal 19 Oktober 2010.
Credit Agreement in form of uncommitted Term Loan (KB) has been amended several times, whereby the significant change was made on 27 October 2009, the principal changes in the agreement as follows:
Pada tahun 2009, Perusahaan telah melunasi fasilitas tersebut.
In 2009, the Company has fully repaid such facility.
Pada tanggal 21 Oktober 2010, Perusahaan menandatangani Perubahan Perjanjian Kredit tersebut di atas dengan jangka waktu fasilitas diperpanjang sampai dengan tanggal 19 November 2010.
On 21 October 2010, the Company signed an Amandment of Credit Agreement above regarding the extension period of such facility, and will be expired on 19 November 2010.
-
Maximum limit of the facility which was originally Rp 90,000 decreased into Rp 18,409. The tenor of such facility was extended and will be expired on 19 October 2010
PT Bank Sinarmas (d/h PT Bank Shinta)
PT Bank Sinarmas (formerly PT Bank Shinta)
(5) Pada tanggal 21 April 2008, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit dengan PT Bank Sinarmas (Sinarmas) dalam bentuk fasilitas uncommitted term loan dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 25.000 dan bersifat non revolving. Jangka waktu pinjaman selama 36 (tiga puluh enam) bulan. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5).
(5) On 21 April 2008, the Company entered into a Credit Agreement with PT Bank Sinarmas (Sinarmas) in the form of uncommitted term loan facility for a maximum credit limit of Rp 25,000 and is non-revolving. Loan period of 36 (thirty six) months. The loan secured by consumer financing receivables (Note 5).
Perusahaan telah fasilitas tersebut
In 2008, the Company has drawndown the facility amounted to Rp 25,000.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 3.200 dan Rp 12.129.
As of 31 December 2010 and 2009, the outstanding loan balance amounted to Rp 3,200 and Rp 12,129, respectively.
Pada tanggal 9 Juli 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Penambahan Fasilitas Kredit dengan Sinarmas, dimana Sinarmas memberikan tambahan fasilitas Term Loan II dengan batas maksimum kredit Rp 100.000 dan bersifat non revolving. Jangka waktu pinjaman selama 36 (tiga puluh enam) bulan, dan dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5).
On 9 July 2010, the Company entered into an Additional Credit Facility with Sinarmas, whereby Sinarmas provide an additional Term Loan facility II with a maximum credit limit of Rp 100,000 and non-revolving basis. The tenor of this facility is 36 (thirty six) months, secured by consumer financing receivables (Note 5).
Pada tahun 2008, melakukan pencairan sebesar Rp 25.000.
219
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/58 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan) PT Bank Sinarmas (d/h PT Bank Shinta) (Lanjutan)
Exhibit E/58 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 10. FUND BORROWINGS (Continued) PT Bank Sinarmas (formerly PT Bank Shinta) (Continued)
Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas tersebut sebesar Rp 100.000.
In 2010, the Company has drawndown the facility amounted to Rp 100,000.
Pada tanggal 31 Desember 2010, saldo pinjaman kredit tersebut sebesar Rp 98.848.
As of 31 December 2010, the outstanding loan balance of this credit agreement amounted to Rp 98,848.
PT ANZ Panin Bank
PT ANZ Panin Bank
(6) Pada tanggal 18 November 2009, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman Berjangka (Term Loan) dengan PT ANZ Panin Bank (ANZ Panin Bank) dengan batas maksimum fasilitas sebesar Rp 100.000. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 30 (tiga puluh) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian tersebut dan jangka waktu penarikan selama 6 (enam) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian tersebut. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5).
(6) On 18 November 2009, the Company entered into a Term Loan Facility Agreement (Term Loan) with PT ANZ Panin Bank (ANZ Panin Bank) for a maximum facility of Rp 100,000. The term of the loan for 30 (thirty) months from the date of signing the agreement and the withdrawal period for 6 (six) months from the date of signing such agreement. The loan is secured by consumer financing receivables (Note 5).
Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas tersebut sebesar Rp 70.000 dan Rp 30.000 masing-masing pada tahun 2010 dan 2009.
The Company has drawndown of such facility amounted to Rp 70,000 and Rp 30,000 in 2010 and 2009, respectively.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 75.000 dan Rp 30.000.
As of 31 December 2010 and 2009, the outstanding loan balance amounted to Rp 75,000 and Rp 30,000, respectively.
PT Bank CIMB Niaga Tbk
PT Bank Cimb Niaga Tbk
(7) Pada tanggal 23 Februari 2007, Perusahaan mengadakan Perjanjian Kredit dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) dalam bentuk fasilitas Pinjaman Tetap Angsuran (PTA II) dengan jumlah maksimum fasilitas kredit sebesar Rp 50.000, dimana dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal perjanjian efektif, seluruh jumlah fasilitas tersebut harus digunakan. Fasilitas ini bersifat “non revolving” dan berlaku untuk 39 (tiga puluh sembilan) bulan sejak tanggal perjanjian kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5).
(7) On 23 February 2007, the Company entered into new credit agreement with PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga), in form of Fixed Installment Loan facility (PTA II) for a maximum credit facility amounted to Rp 50,000, which within a period of 3 (three) months from the date of the agreement , the facility will have to be drawdown. This facility is "non-revolving" and is valid for 39 (thirty-nine) months from the date of such loan agreement. The loan is secured by consumer financing receivables (Note 5).
Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas tersebut sebesar Rp 50.000 pada tahun 2007.
The Company has drawndown such facility amounted to Rp 50,000 in 2007.
220
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/59 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
Exhibit E/59 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
10. FUND BORROWINGS (Continued)
b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan) PT Bank CIMB Niaga Tbk (Lanjutan)
b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued) PT Bank Cimb Niaga Tbk (Continued)
Pada tahun 2010, Perusahaan telah melunasi saldo pinjaman kredit tersebut dan pada tanggal 31 Desember 2009 saldo pinjaman kredit tersebut sebesar Rp 6.944.
In 2010, the Company has fully repaid all the outstanding loan balance and as of 31 December 2009 the outstanding loan balance amounted to Rp 6,944.
Pada tanggal 7 April 2008, Perusahaan dan CIMB Niaga menandatangani perjanjian kredit dalam bentuk fasilitas Pinjaman Tetap Angsuran (PTA) III dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 60.000 dan bersifat non revolving dengan jangka waktu kredit sampai dengan 3 (tiga) tahun dari tanggal penarikan kredit dan akan berakhir pada tanggal 7 Juli 2011. Seluruh jumlah fasilitas tersebut harus digunakan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal perjanjian. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5).
On 7 April 2008, the Company and CIMB Niaga entered into a credit agreement in the form of Fixed Installment Loan facility (PTA) III for a maximum credit of Rp 60,000 and is nonrevolving credit with the term of of facility 3 (three) years from the drawdown date of credit and will be expired on 7 July 2011. All of these facilities must be utilized within 3 (three) months from the date of the agreement The loan is secured by consumer financing receivables (Note 5).
Pada tahun 2008, melakukan pencairan sebesar Rp 60.000.
Perusahaan telah fasilitas tersebut
In 2008, the Company has drawndown the facility amounted to Rp 60,000.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, saldo pinjaman kredit tersebut masing-masing sebesar Rp 11.666 dan Rp 31.667.
As of 31 December 2010 and 2009, the outstanding loan balance amounted to Rp11,666 and Rp 31,667, respectively.
Pada tanggal 15 Maret 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit dengan CIMB Niaga dalam bentuk fasilitas Pinjaman Transaksi Khusus IV dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 50.000 dan bersifat on liquidity basis. Jangka waktu pinjaman selama 39 (tiga puluh sembilan) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian tersebut dan akan berakhir pada tanggal 17 Juni 2013. Seluruh jumlah fasilitas tersebut harus digunakan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal perjanjian. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5).
On 15 March 2010, the Company entered into a credit agreement with Bank Niaga in the form of special loan transaction facility IV for a maximum credit limit of Rp 50,000 and is on liquidity basis. The term of the loan for 39 (thirty nine) months from the date of signing the agreement and will be expired on 17 June 2013. All of these facilities must be utilized within 3 (three) months from the date of the agreement. The loan secured by consumer financing receivables (Note 5).
Pada tahun 2010, melakukan pencairan sebesar Rp 50.000.
Perusahaan telah fasilitas tersebut
In 2010, the Company has drawndown the facility amounted to Rp 50,000.
Pada tanggal 31 Desember 2010 saldo pinjaman kredit tersebut sebesar Rp 40.278.
As of 31 December 2010 balance of the outstanding loan balance amounted to Rp 40,278.
221
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/60 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
Exhibit E/60 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
10. FUND BORROWINGS (Continued)
b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan)
b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued)
PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank Central Asia Tbk
(8) Pada tanggal 10 Juni 2010, Perusahaan mengadakan Perjanjian Kredit dengan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dalam bentuk fasilitas Pinjaman Kredit Angsuran (Installment Loan) dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 50.000. Jangka waktu pinjaman selama 3 (tiga) tahun sejak tanggal penandatangan perjanjian tersebut dan akan berakhir pada tanggal 10 Juni 2013 dengan jangka waktu penarikan selama 6 (enam) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian tersebut. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5).
(8) On 10 June 2010, the Company entered into a credit agreement with PT Bank Central Asia Tbk (BCA) in the form of Credit Installment Loan (Installment Loan) for a maximum credit limit of Rp 50,000. The loan tenor is 3 (three) years from the date of signing the agreement and will expire on 10 June 2013 with the withdrawal period within 6 (six) months from the date of signing the agreement. The loan is secured by consumer financing receivables (Note 5).
Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas tersebut sebesar Rp 50.000.
In 2010, the Company has drawndown the facility amounted to Rp 50,000.
Pada tanggal 31 Desember 2010, saldo pinjaman kredit tersebut sebesar Rp 41.667.
As of 31 December 2010, the outstanding loan balance amounted to Rp 41,667.
PT Bank Maybank Indocorp
PT Bank Maybank Indocorp
(9) Pada tanggal 14 Mei 2008, Perusahaan menandatangani perjanjian kredit dengan PT Bank Maybank Indocorp (Maybank) dengan jumlah maksimum fasilitas kredit Rp 93.000. Fasilitas ini bersifat “non revolving” dan berlaku untuk 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal pencairan kredit dan jangka waktu penarikan selama 6 (enam) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian tersebut. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5).
(9) On 14 May 2008, the Company entered into a credit agreement with PT Bank Maybank Indocorp (Maybank) for a maximum credit facility amounted to Rp 93,000. This facility is “non-revolving” basis, this facility valid for 36 (thirty six) months since the utilization date, and withdrawal period within 6 (six) months from the date of signing the agreement. The loan is secured by consumer financing receivables (Note 5).
Pada tahun 2008, Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas tersebut sebesar Rp 93.000.
In 2008, the Company has drawndown the facility amounted to Rp 93,000.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 saldo pinjaman kredit tersebut masingmasing sebesar Rp 14.528 dan Rp 45.528.
As of 31 December 2010 and 2009 the outstanding loan balance amounted to Rp 14,528 and Rp 45,528, respectively.
222
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/61 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan) b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan) PT Bank Maybank Indocorp (Lanjutan)
Exhibit E/61 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 10. FUND BORROWINGS (Continued) b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued) PT Bank Maybank Indocorp (Continued)
Pada tanggal 22 Maret 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit dengan Maybank dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 30.000 dan bersifat non revolving. Jangka waktu pinjaman selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal pencairan kredit dan jangka waktu penarikan selama 6 (enam) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian tersebut. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5).
On 22 March 2010, the Company entered into an Credit Agreement with Maybank for a maximum credit limit of Rp 30,000 and is non-revolving. The term of loan period 36 (thirty six) months from the date of facility drawdown and withdrawal period for 6 (six) months from the date of signing the agreement. The loan is secured by consumer financing receivables (Note 5).
Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas tersebut sebesar Rp 30.000.
In 2010, the Company has drawndown the facility amounted to Rp 30,000.
Pada tanggal 31 Desember 2010 saldo pinjaman kredit tersebut sebesar Rp 23.571.
As of 31 December 2010 the outstanding loan balance amounted to Rp 23,571.
PT Bank Hana (d/h PT Bank Bintang Manunggal)
PT Bank Hana Manunggal)
(10) Pada tanggal 3 Juni 2009, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit dengan PT Bank Hana (d/h PT Bank Bintang Manunggal) (Hana) dalam bentuk fasilitas Pinjaman dengan Angsuran dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 12.000 pada pencairan awal dan Rp 18.000 pada pencairan selanjutnya. Jangka waktu pinjaman selama 2 (dua) tahun sejak tanggal pencairan dan akan berakhir pada tanggal 20 Agustus 2011. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5).
(10) On 3 June 2009, the Company signed a Credit Agreement with PT Bank Hana (formerly PT Bank Bintang Manunggal) (Hana) in the form of loan facility with Installment with a maximum credit of p 12,000 in early drawdown and Rp 18,000 on the next drawdown. The term of loan period 2 (two) years from the date of drawdown and will end on 20 August 2011. The loan is secured by consumer financing receivables (Note 5).
Pada tahun 2009, Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas tersebut sebesar Rp 30.000.
In 2009, the Company has drawndown the facility amounted to Rp 30,000.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, saldo pinjaman kredit tersebut masing-masing sebesar Rp 14.172 dan Rp 28.446.
As of 31 December 2010 and 2009, the outstanding loan balance amounted to Rp 14,172 and Rp 28,446, respectively.
Pada tanggal 16 Februari 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit dengan Hana dalam bentuk fasilitas Pinjaman dengan Angsuran dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 15.000. Jangka waktu pinjaman selama 1 (satu) tahun sejak tanggal pencairan dan akan berakhir pada tanggal 17 Februari 2011. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5).
On 16 February 2010, the Company signed a Credit Agreement with Hana in the form of loan facility with Installment with a maximum credit of Rp 15,000. The term of loan period 1 (one) year from the date of drawdown and will end on 17 February 2011. The loan is secured by consumer financing receivables (Note 5).
(formerly
PT
Bank
Bintang
223
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/62 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
Exhibit E/62 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
10. FUND BORROWINGS (Continued)
b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan)
b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued)
PT Bank Hana (d/h PT Bank Bintang Manunggal) (Lanjutan)
PT Bank Hana (formerly PT Bank Bintang Manunggal) (Continued)
Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas tersebut sebesar Rp 15.000.
In 2010, the Company has drawndown the facility amounted to Rp 15,000.
Pada tanggal 31 Desember 2010, saldo pinjaman kredit tersebut sebesar Rp 2.631.
As of 31 December 2010, the outstanding loan balance amounted to Rp 2,631.
The Royal Bank of Scotland Plc. (d/h ABN Amro Bank N.V)
The Royal Bank of Scotland Plc. (formerly ABN Amro Bank N.V)
(11) Pada tanggal 14 Juli 2008, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit dengan The Royal Bank of Scotland Plc. (d/h ABN Amro Bank N.V) (RBS) dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 50.000 dan bersifat bersifat non revolving. Jangka waktu pinjaman selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal pencairan kredit dan akan berakhir pada tanggal 14 Oktober 2011 dan jangka waktu penarikan selama 3 (tiga) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian tersebut. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5).
(11) On 14 July 2008, the Company entered into a credit agreement with The Royal Bank of Scotland Plc. (formerly ABN Amro Bank NV) (RBS) with a maximum credit limit of Rp 50,000 and is non-revolving basis. The term of loan period 36 (thirty six) months from the date of drawdown of credit and will expire on 14 October 2011 and the withdrawal period for 3 (three) months from the date of signing the agreement. The loan is secured by consumer financing receivables (Note 5).
Pada tahun 2008, Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas tersebut sebesar Rp 50.000.
In 2008, the Company has drawndown the facility amounted to Rp 50,000.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, saldo pinjaman kredit tersebut masingmasing sebesar Rp 16.667 dan Rp 33.333.
As of 31 December 2010 and 2009, the outstanding loan balance amounted to Rp 16,667 and Rp 33,333, respectively.
c. Pinjaman lainnya
c. Other borrowings
PT BCA Finance
PT BCA Finance
(1)
Pada tanggal 26 Oktober 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Pembiayaan Konsumen dengan PT BCA Finance. Perusahaan melakukan pembiayaan tersebut untuk pengadaan 43 (empat puluh tiga) kendaraan untuk keperluan operasional Perusahaan senilai Rp 3.384. Jangka waktu pembayaran pembiayaan ini adalah selama 3 (tiga) tahun. Pembiayaan konsumen ini dijamin dengan kendaraan yang dibiayai tersebut.
(1) On 26 October 2010, the Company entered into an Consumer Financing agreement with PT BCA Finance. The Company utilized such financing for 43 (forty three) vehicles for daily operational purposes in the Company with the total amount of Rp 3,384. The tenor of such facility was 3 (three) years. This consumer financing is secured by the vehicles financed.
Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 3.384.
In 2010, the Company has drawndown the credit amounted to Rp 3,384.
224
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/63 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10.
PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
c. Pinjaman lainnya (Lanjutan) PT BCA Finance (Lanjutan) Pada tanggal 31 Desember 2010, saldo pinjaman tersebut di atas sebesar Rp 3.113.
Exhibit E/63 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 10. FUND BORROWINGS (Continued)
c. Other borrowings (Continued) PT BCA Finance (Continued) As of 31 December 2010, the outstanding loan balance for this facility amounted to Rp 3,113.
PT IFS Capital
PT IFS Capital
(2) Pada tanggal 29 November 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Anjak Piutang No. BF004D000 with recourse dengan PT IFS Capital. Batas maksimum fasilitas yang diadakan sebesar Rp 50.000 yang terdiri dari batasan untuk investasi neto sewa pembiayaan yang dialihkan dengan jumlah minimum sebesar Rp 80 dan maksimum sebesar Rp 3.000, batasan untuk pembiayaan konsumen yang dialihkan dengan jumlah minimum sebesar Rp 80 dan maksimum sebesar Rp 300. Perjanjian ini berlaku sampai dengan tanggal 29 November 2011.
(2) On 29 November 2010, the Company entered into Agreement of With Recourse Domestic Factoring Facility No. BF004D000 with PT IFS Capital. Maximum limit of facilities that are held is amounted to Rp 50,000 which consist limit for factoring from net investment in direct financing lease is at minimum of Rp 80 and maximum of Rp 3,000, limit for factoring from consumer financing is at minimum of Rp 80 and maximum of Rp 300. This agreement will be expired on 29 November 2011.
Selama tahun 2010, Perusahaan belum melakukan pencairan atas fasilitas pinjaman tersebut di atas.
During 2010, the Company has not yet drawndown such loan facility mentioned above.
225
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/64 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
Exhibit E/64 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10.
10. FUND BORROWINGS (Continued)
PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan) Syarat-syarat dan ketentuan yang dilanggar selama masa peminjaman
boleh
The terms and conditions that should not be violated during the lending period
Atas pinjaman-pinjaman yang diterima Perusahaan, umumnya para kreditur mensyaratkan adanya pembatasan-pembatasan dan kewajiban tertentu yang harus dipenuhi oleh Perusahaan, yang pada umumnya meliputi: - Persentase total pencadangan kerugian penurunan tidak boleh kurang dari 0,50% dari total piutang pembiayaan konsumen, atau - Menyerahkan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit kepada Bank selambat-lambatnya 4 (empat) bulan sejak berakhirnya tahun buku yang bersangkutan dan laporan keuangan kuartalan paling lambat 60 hari sejak berakhirnya tiap kuartal, atau - Menjaga tingkat pembagian dividen maksimum 50% dari laba bersih, atau - Menjaga perbandingan antara jaminan fasilitas kredit minimal 100% dari outstanding pinjaman, atau - Memelihara Gearing ratio (ratio antara pinjaman dengan modal sendiri) tidak lebih besar dari 5 (lima) kali sampai dengan 10 (sepuluh) kali, atau - Non performing Loan (NPL) tidak melebihi 5% dari piutang pembiayaan konsumen, atau - Dampak mata uang yang tidak dilindungi secara keseluruhan maksimum 25% dari total nilai aset bersih berwujud secara keseluruhan, atau - Total nilai aset bersih berwujud secara keseluruhan diharuskan lebih besar dari Rp 900.000, atau - Melakukan pemberitahuan secara tertulis kepada Bank, salah satunya apabila terdapat perubahan komposisi pemegang saham mayoritas, perubahan susunan anggota komisaris dan direksi, perubahan bidang atau jenis kegiatan usaha Perusahaan, serta apabila Perusahaan melakukan pembubaran, penggabungan usaha dan atau peleburan dengan Perusahaan lain.
On the borrowings received by the Company, the creditors generally require restrictions and obligations to be fulfilled by the Company, which generally include:
Tingkat suku bunga tahunan untuk fasilitas-fasilitas pinjaman di atas adalah tingkat suku bunga Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) + 6% per tahun, atau Base Lending Rate (BLR) + premium sebesar 2 % per tahun, atau 10,00% sampai 15,75%, atau Government Bonds YTM + 4% per tahun, atau SBI + 2,75% sampai 4% per tahun pada tahun 2010 dan 10,25% sampai 17,50% pada tahun 2009.
Annual interest rates for borrowing facilities mentioned above is at Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) + 6% yearly, or Base Lending Rate (BLR) + premium of 2% yearly, or 10.00% to 15.75%, or Government Bonds YTM + 4% yearly, or SBI + 2.75% to 4% yearly in 2010 and 10.25% to 17.50% in 2009
Besarnya jumlah piutang pembiayaan konsumen yang dijaminkan atas fasilitas pinjaman di atas berkisar antara 100% sampai 110% dari batas maksimum kredit, atau berkisar antara 100% sampai 110% dari jumlah outstanding pinjaman dan diikat secara fidusia.
The amount of consumer financing receivables collateralized for the loan facilities above ranged from 100% to 110% of the maximum credit limit, or ranging from 100% to 110% of total loans outstanding and collateralized fiduciary.
226
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
tidak
-
-
Percentage of total allowance for impairment losses should not be less than 0.50% of total consumer finance receivables, or Submit annual finance statements that have been audited to the Bank no later than 4 (four) months from the expiration of the relevant fiscal year and quarterly Financial Statements no later than 60 days since the end of each quarter, or Keeping the maximum dividend rate 50% of net profit, or Keeping the ratio between loan collateral at least 100% of outstanding loans, or Maintaining gearing ratio (ratio between the loan with their own capital) is not greater than 5 (five) to 10 (ten) times, or Non Performing Loans (NPL) shall not exceed 5% of consumer finance receivables, or Impact of currency that is not protected as a whole maximum 25% of the total value of net tangible assets as a whole, or Total value of net tangible assets as a whole are required more than Rp 900,000, or Conduct a written notice to the Bank, one of them if there are changes in the composition of major shareholders, changes in the composition of the Commissioners and Directors, change the field or type of business activities, and if the Company made the dissolution, merger or acquisition with another Company.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/65 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
Exhibit E/65 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. UTANG OBLIGASI
11. BONDS PAYABLE
Nama Obligasi
Obligasi BFI Finance Indonesia tahun 2009 terdiri dari: Seri A
Tanggal jatuh tempo
Tingkat bunga per tahun / interest rate per year 2010 2009
Nilai nominal / Nominal value 2010 2009
Maturity date
Bonds
Bonds BFI Finance indonesia year 2009 consist of : 20 January 2011 A series
20 Januari 2011 12,00%
-
65.000
-
Seri B
15 Juli 2011 12,75%
-
30.000
-
15 July 2011
B series
Seri C
15 Januari 2012 13,25%
-
65.000
-
15 January 2012
C series
Jumlah nilai nominal Dikurangi: Biaya emisi obligasi yang belum diamortisasi Bersih
Total nominal value Less:
160.000
(
849 ) 159.151
-
Unamortized bond Issuance costs
-
Pada tanggal 8 Januari 2010, Perusahaan menerbitkan obligasi BFI Finance Indonesia II tahun 2009 dengan jumlah penawaran pokok sebanyakbanyaknya Rp 200.000 dengan jangka waktu terlama 24 (dua puluh empat) bulan sejak tanggal emisi, Perusahaan telah memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK (dahulu Bapepam) melalui surat No.S-94/BL/2010 dalam rangka Penawaran Umum Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap. Pada tanggal 18 Januari 2010, Obligasi tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia dengan jumlah emisi final sebesar Rp 160.000. Obligasi tersebut memiliki kupon tingkat bunga tetap sebesar 12,00%, 12,75% dan 13,25% masing-masing untuk obligasi yang jatuh tempo dalam waktu 370 hari, 18 bulan dan 24 bulan sejak tanggal Emisi dan dibayarkan setiap 3 bulan (triwulanan) sejak tanggal 15 April 2010.
On 8 January 2010, the Company issued bonds BFI Finance Indonesia II year 2009 for a total principal offering maximum of Rp 200,000 with the longest term of 24 (twenty four) months from the date of issuance, the Company has obtained the approval from Bapepam-LK (formerly Bapepam) in its letter No.S-94/BL/2010 regarding the Public Offering of BFI Finance Indonesia Bond II Year 2009 with Fixed Rate. On 18 January 2010, such bonds were listed in the Indonesia Stock Exchange with a number of final issuance of Rp 160,000. The bonds have a fixed coupon interest rate of 12.00%, 12.75% and 13.25% respectively for bonds with maturities of 370 days, 18 months and 24 months from the date issued and paid every 3 months (quarterly) since 15 April 2010.
Obligasi tersebut dijamin dengan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan dengan kategori lancar untuk kepentingan Pemegang Obligasi melalui Wali Amanat, yang pengikatannya dilakukan dengan Akta Jaminan Fidusia selambat-lambatnya 4 (empat) bulan sejak Tanggal Emisi Obligasi dan sekurangkurangnya sebesar 110% (seratus sepuluh persen) dari nilai pokok Obligasi yang masih terutang.
The bonds are secured by fiduciary consumer financing receivables and net investment in direct financing leases with the current category to the interests of the Bondholders through the trustee, the covenant is done by Fiduciary Warranty Deed no later than 4 (four) months from the Date of Issuance of Bonds and at least 110% (one hundred ten percent) of the principal amount of Bonds which are still outstanding.
227
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/66 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
Exhibit E/66 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. UTANG OBLIGASI (Lanjutan)
11. BONDS PAYABLE (Continued)
Penerbitan Obligasi tersebut dilakukan berdasarkan Akta Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap, No. 9 tanggal 13 Oktober 2009 beserta perubahan-perubahannya yang dibuat antara Perusahaan dengan PT Bank Mega Tbk. Perubahan terakhir akta tersebut dibuat pada tanggal 15 Januari 2010 di hadapan Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta, antara Perusahaan dengan PT Bank Mega Tbk, yang bertindak sebagai Wali Amanat.
The issuance of these bonds is based on the Deed of Bond Trustee Agreement II BFI Finance Indonesia Year 2009 with Fixed Rate, No. 9 dated 13 October 2009 and its revisions made between the Company and PT Bank Mega Tbk. The latest amendment deed was made on 15 January 2010 in Fathiah Helmi, SH, Notary in Jakarta, between the Company and PT Bank Mega Tbk, which acts as Trustee.
Pada tanggal 31 Desember 2010, saldo pokok Obligasi yang terutang sebesar Rp 160.000.
As of 31 December 2010, balance of outstanding bonds amounted to Rp 160,000
Untuk memenuhi ketentuan dalam Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi BFI Finance Indonesia Tahun 2007 dengan Tingkat Bunga Tetap dan Peraturan Bapepam (sekarang menjadi Bapepam-LK) No. IX.C.II Lampiran Keputusan Ketua Bapepam (sekarang menjadi Bapepam-LK) No. Kep135/BL/2006 tanggal 14 Desember 2006 tentang Pemeringkatan atas Efek Bersifat Utang, Perusahaan telah melakukan pemeringkatan atas Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap yang dilakukan oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO), dengan peringkat idA(Single A Minus; Stable Outlook) atas Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap sebesar Rp 160.000 untuk periode 2 Oktober 2009 sampai dengan 1 Oktober 2010 berdasarkan surat PEFINDO No. 892/PEF-DIR/IX/2009 tanggal 17 September 2009.
In order to meet the requirements of the Bond Trustee Agreement BFI Finance Indonesia Year 2007 with Fixed Rate and Regulation (now the BapepamLK) No. IX.C.II Attachment of Bapepam (now the Bapepam-LK) No. Kep-135/BL/2006 14 December 2006 about Rating on Debt Securities, the Company has the rating on the Bonds BFI Finance Indonesia II Year 2009 with Fixed Rate conducted by PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO), with idA(Single A Minus; Stable Outlook ) for BFI Finance Indonesia Bond II Year 2009 with Fixed Rate amounted to Rp 160,000 for the period 2 October 2009 until 1 October 2010 based on PEFINDO letter No.892/PEF-DIR/IX/2009 dated 17 September 2009.
12. PERPAJAKAN
12. TAXATIONS
a. Utang pajak
a. Taxes payable 2010
2009
Pajak Penghasilan : Pasal 21 Pasal 25 Pasal 26 Pasal 4 (2) – Final Pasal 23 Taksiran utang pajak penghasilan
13.036 5.064 38 44 6 3.224
11.997 11.531 235 19 2 1.573
Income Taxes : Article 21 Article 25 Article 26 Article 4(2) - Final Article 23 Estimated income tax payable
Jumlah
21.412
25.357
Tot al
228
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/67 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
Exhibit E/67 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
12. PERPAJAKAN (Lanjutan)
12. TAXATIONS (Continued)
b. Pajak penghasilan
b. Income taxes A reconciliation between profit before income tax expense, as presented in the statements of income, and estimated taxable income for the years ended 31 December 2010 and 2009 is as follows:
Rekonsiliasi antara laba sebelum beban pajak penghasilan, seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi, dengan taksiran penghasilan kena pajak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: 2010 Laba sebelum beban pajak penghasilan menurut laporan laba rugi Beda tetap: Beban sewa Pendapatan bunga yang pajaknya bersifat final Beban lain-lain Beda temporer: Gaji dan cadangan imbalan kerja Cadangan kerugian penurunan nilai piutang sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen Penghapusan piutang Penyusutan aset tetap Laba atas penjualan aset tetap Amortisasi biaya emisi obligasi Biaya transaksi yang belum diamortisasi Taksiran penghasilan kena pajak
(
2009
462.909
392.066
196
133
(
12.800 ) ( 950 11.654 ) (
28.794 ) 921 27.740 )
(
23.482 )
13.435
( (
48.246 ( 16.955 ) ( 467 )
40.229 ) 3.395 ) 349
125 849 ) 28.317 34.935 (
109 1.319 28.412 )
(
486.190
2010
Kredit pajak: Pajak Penghasilan Pasal 25 Taksiran pajak penghasilan badan Terutang
Temporary differences: Salaries and allowance for employees benefits Allowance for impairment losses of finance lease and consumer financing receivables Write off receivables Depreciation of property and equipment Gain on sale of equipments Amortization of bond issuance cost Unamortized transaction cost Estimated taxable income
c. Income tax current The calculation of corporate income tax payable for the years ended 31 December 2010 and 2009 consists of:
Perhitungan utang pajak penghasilan badan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
Taksiran beban pajak penghasilan periode berjalan: 2010 20% x Rp 486.190 2009 23% x Rp 335.914
Permanent differences: Rent expenses Interest income already subjected to final tax Other expenses
335.914
c. Pajak penghasilan kini
Taksiran penghasilan kena pajak
Profit before income tax expense per statements of income
486.190
2009 335.914
Estimated taxable income
77.260
Estimated income tax expense – current 2010 20% x Rp 486,190 2009 23% x Rp 335,914
94.014
75.687
Tax credit: Income Taxes Article 25
3.224
1.573
Esimated corporate income tax payable
97.238 -
-
229
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/68
Exhibit E/68
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12. PERPAJAKAN (Lanjutan)
12. TAXATIONS (Continued)
c. Pajak penghasilan kini (Lanjutan)
c. Income tax current (Continued)
Taksiran pajak penghasilan badan Perusahaan untuk tahun fiskal 2009 sebagaimana yang disajikan di atas telah sesuai dengan jumlah yang telah dilaporkan oleh Perusahaan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT-1771) masingmasing untuk tahun-tahun yang bersangkutan kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP).
Estimated corporate income tax of the Company for fiscal year 2009 as presented above are in accordance with the amount that was reported by the Company in its Annual (SPT-1771) respectively for the years in question to the Tax Office (KPP).
Kantor Pelayanan Pajak dapat menetapkan atau mengubah kewajiban pajak tersebut dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak tanggal terutangnya pajak. Koreksi terhadap kewajiban pajak Perusahaan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak diterima atau jika Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan Perusahaan tersebut telah ditetapkan.
The tax authorities may assess or amend taxes within 5 (five) years from the date tax. Amendments to tax obligations of the Company are recorded when an assessment is received or, if appealed, when the result of the appeal is determined.
d. Pajak tangguhan
d. Deferred tax The deferred tax effects of the significant temporary differences between commercial and fiscal reporting are as follows:
Pengaruh pajak tangguhan atas beda temporer yang signifikan antara laporan komersial dan laporan fiskal terdiri dari:
Dikreditkan (dibebankan) ke/ Credited (charged) into Laba rugi / Ekuitas/ Profit and loss Equity
31 Des 2009/ 31 Dec 2009
Aset (kewajiban) pajak
31 Des 2010/ 31 Dec 2010
Tangguhan Cadangan kerugian penurunan nilai
21.244
(
3.558)
-
17.686
2.510
(
464)
-
2.046
5.527
(
5.281)
-
246
216
-
Cadangan imbalan kerja Beban yang masih harus dibayar
Penyusutan aset tetap Penyesuaian terkait dengan penerapan awal PSAK No. 55 (Revisi 2006) Biaya transaksi yang belum diamortisasi Amortisasi biaya emisi obligasi Aset Pajak Tangguhan Bersih
230
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
(
2.181)
-
-
-
( 5.663
-
(
170)
27.100
(
3.594)
(
1.965)
17.169) (
17.169)
(
17.169)
5.663 (
170) 6.337
Deferred tax assets (liabilities) Allowance for impairment losses Allowance for employee benefits Accrued expenses Depreciation of Property and equipments Adjustment as a result of first adoption SFAS No. 55 (Revised 2006) Unamortized transaction cost Amortization of bonds issuance cost Deferred Tax Assets Net
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/69 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
Exhibit E/69 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12. PERPAJAKAN (Lanjutan)
12. TAXATIONS (Continued)
d. Pajak tangguhan (Lanjutan)
d. Deferred tax (Continued) (Beban) manfaat pajak tangguhan/ Deffered tax (expenses) benefit
31 Des 2008/ 31 Dec 2008
Aset (kewajiban) pajak Tangguhan Cadangan kerugian penurunan nilai Beban yang masih harus dibayar
37.669 6.022
Penyusutan aset tetap
(
2.784)
Amortisasi biaya emisi obligasi Beban lain-lain
( (
363) 6)
Aset Pajak Tangguhan - Bersih
40.538
(
16.425) 2.015 603 ( 363 6
(
e. Administrasi
13.438)
31 Des 2009/ 31 Dec 2009
Deferred tax assets (liabilities)
Allowance for impairment losses Accrued expenses Depreciation of property 2.181) and equipments Amortization of bonds Issuance cost Other expenses 21.244 8.037
27.100
Deferred Tax Assets Net
e. Administration
Pada bulan September 2008, Undang-Undang No. 36 tahun 2008 (Undang-Undang) tentang perubahan ke-empat atas Undang-Undang No. 7 tahun 1983 atas Pajak Penghasilan telah disahkan. Undang-Undang ini berlaku efektif sejak 1 Januari 2009. Perubahan signifikan yang diatur dalam Undang-Undang, salah satunya adalah perubahan tarif pajak penghasilan badan menjadi tarif tunggal, yaitu sebesar 28% untuk tahun fiskal 2009 dan 25% untuk tahun fiskal 2010 dan seterusnya.
In September 2008, Law No. 36 year 2008 (the Law) concerning a change to the four above-Act. 7 year 1983 regarding income tax was approved. This Act is effective from 1 January 2009. Significant changes stipulated in the Act, one of which is a change in corporate tax rate to a single rate, which is 28% for fiscal year 2009 and 25% for fiscal year 2010 and onwards.
Berdasarkan Undang-Undang No. 36 tahun 2008 tentang perubahan keempat atas Undang-Undang No. 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, bagi perseroan terbuka yang paling sedikit 40% dari jumlah keseluruhan saham yang disetor diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan memenuhi persyaratan tertentu lainnya memperoleh tarif sebesar 5% lebih rendah dari tarif pajak penghasilan pada umumnya.
Under the law no. 36 year 2008 concerning the fourth amendment of Law No. 7 year 1983 concerning Income Tax, for the public company that is at least 40% of the total paid shares traded on the Indonesian Stock Exchange (IDX) and meet certain other requirements to obtain a rate of 5% lower than income tax rates in general.
13. BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR
13. ACCRUED EXPENSES
Akun ini terdiri dari beban masih harus dibayar atas: 2010
This account consists of accrual on the following: 2009
Bonus dan tunjangan Bunga Jasa tenaga ahli Lainnya
30.475 17.452 2.770 21.816
48.126 4.262 5.712 16.449
Bonus and allowance Interest Professional fees Others
Jumlah
72.513
74.549
Tot al
231
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/70 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
Exhibit E/70 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
14. MODAL SAHAM
14. SHARE CAPITAL
Rincian pemegang saham Perusahaan adalah sebagai berikut:
Pemegang saham
Jumlah saham/ Number of Shares
The details of the Company’s share ownership are as follows:
2 0 1 0 Nilai nominal/ Amount
%
Shareholders
The Northern Trust S/A AVFC Deutsche Bank AG, London 212688.40.00 CS Securities Europe LTD Prime Brokerag Mellon Bank NA S/A Mackenzie Cundill Lainnya (masing-masing di bawah 5%)
147.853.000
73.927
19,45
135.232.983
67.616
17,79
114.014.275
57.007
15,00
39.579.500 323.659.523
19.790 161.830
5,20 42,56
The Northern Trust S/A AVFC Deutsche Bank AG London 212688.40.00 CS Securities Europe LTD Prime Brokerag Mellon Bank NA S/A Mackenzie Cundill Others (each below 5%)
Jumlah
760.339.281
380.170
100,00
Total
Pemegang saham
Jumlah saham/ Number of Shares
2 0 0 9 Nilai nominal/ Amount
%
Shareholders
The Northern Trust S/A AVFC Deutsche Bank AG, London 212688.40.00 CS Securities Europe LTD Prime Brokerag Mellon Bank NA S/A Mackenzie Cundill Lainnya (masing-masing di bawah 5%)
147.853.000
73.927
19,44
135.725.502
67.863
17,85
114.014.275
57.007
15,00
44.079.500 318.667.004
22.039 159.334
5,80 41,91
The Northern Trust S/A AVFC Deutsche Bank AG London 212688.40.00 CS Securities Europe LTD Prime Brokerag Mellon Bank NA S/A Mackenzie Cundill Others (each below 5%)
Jumlah
760.339.281
380.170
100,00
Total
Jumlah saham yang dimiliki oleh komisaris dan direksi Perusahaan berdasarkan laporan daftar pemegang saham dari biro administrasi efek, PT Sirca Datapro Perdana, adalah sejumlah 4.463.739 saham, yang merupakan kepemilikan sebesar 0,59% dari jumlah saham Perusahaan yang beredar masing-masing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009. 15. PENDAPATAN BUNGA
The number of shares owned by the Company’s commissioners and directors based on the records of the share registrar, PT Sirca Datapro Perdana, totaled to 4,463,739 shares which represent 0.59% of the total outstanding shares of the Company as of 31 December 2010 dan 2009, respectively.
15. INTEREST INCOME This account represents interest income from the following:
Akun ini merupakan pendapatan bunga dari: 2010
2009
Deposito berjangka Jasa giro
12.497 703
27.913 915
Time deposits Current accounts
Jumlah
13.200
28.828
Total
232
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/71 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16. BEBAN KEUANGAN
2010
Kontrak swap dan forward Beban administrasi bank Jumlah
The details of financing cost are as follows: 2009 125.707
18.331 859
53.712 713
Interest expense Swap and forward foreign exchange contract costs Bank administration charges
144.730
180.132
Total
17. OTHER REVENUES
Rincian pendapatan lain-lain adalah sebagai berikut: 2010
Jumlah
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
125.540
17. PENDAPATAN LAIN-LAIN
Biaya transaksi Pendapatan administrasi Denda keterlambatan Pendapatan terminasi Laba atas penjualan aset tetap Rupa-rupa
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
16. FINANCING COST
Rincian beban keuangan adalah sebagai berikut:
Beban bunga pinjaman
Exhibit E/71
The detail of other income are as follows: 2009
74.688 60.225 32.899 986 9.571
50.201 58.375 60.256 22.676 488 20.822
Transaction costs Administration income Late charges Termination income Gain on disposal equipments Miscellaneous
178.369
212.818
Total
Biaya transaksi merupakan pendapatan yang diterima Perusahaan dari selisih antara premi asuransi yang dibebankan oleh Perusahaan kepada pelanggan dengan jumlah aktual yang dibayarkan Perusahaan kepada perusahaan asuransi sehubungan dengan transaksi sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen disajikan secara bersih.
Transaction costs represents income earned by the Company from the excess of insurance premiums charged to the customers over the actual amounts paid by the Company to the insurers related to finance lease and consumer financing transaction presented net.
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, biaya transaksi diakui secara langsung di laporan laba rugi oleh Perusahaan dan tidak dicatat sebagai bagian dari pendapatan pembiayaan konsumen dan pendapatan sewa pembiayaan, sejak tanggal 1 Januari 2010, biaya transaksi ditambahkan pada jumlah piutang pembiayaan konsumen maupun investasi neto sewa pembiayaan kemudian diamortisasi sesuai dengan umur piutang tersebut berdasarkan metode suku bunga efektif, amortisasi dari biaya transaksi dicatat sebagai bagian dari pendapatan pembiayaan konsumen dan pendapatan sewa pembiayaan.
Prior to 1 January 2010, transaction costs is recognized immediately in the statement of income by the Company and not recorded as part of consumer financing income and finance lease income, starting from 1 January 2010, transaction costs were amortized over the terms of consumer financing receivables or net investment in direct financing lease based on the effective interest rate, the amortization of transaction costs were recorded as part of consumer financing income and finance lease income.
233
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/72 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
18.
BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
Exhibit E/72 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 18.
The details of general and administrative expenses are as follows:
Rincian beban umum dan administrasi adalah sebagai berikut: 2010 Gaji dan imbalan kerja Asuransi Perbaikan dan pemeliharaan Penyusutan aset tetap (Catatan 6) Pendidikan dan pelatihan Perjalanan dinas, jamuan dan Representasi Komunikasi Sewa Perlengkapan kantor Beban pension Honorarium tenaga ahli Iklan Amortisasi biaya emisi obligasi (lihat Catatan 11) Registrasi saham Surat kabar dan iuran keanggotaan Lain-lain
19.
DIVIDEN KAS DAN SALDO LABA DITENTUKAN PENGGUNAANNYA
YANG
2009
174.665 33.726 19.638
165.258 18.714 12.408
14.385 9.916
12.117 5.775
8.149 8.115 5.733 5.172 3.630 2.311 949
3.436 7.836 5.270 3.135 3.035 3.113 451
190 172 9.701
1.319 209 173 7.377
Salaries and employee benefits Insurance Repairs and maintenance (Note 6) Depreciation of property and Equipments Training and education Travel, entertainment and Representation Communications Rent Office supplies Pension cost Professional fees Advertising Amortization of bond issuance cost (see Note 11) Share registration Subscriptions and membership fees Others
296.452
249.626
Total
-
Jumlah
GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES
TELAH
19.
CASH DIVIDENDS EARNINGS
AND
APPROPRIATED
RETAINED
Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa Perusahaan pada tanggal 15 Mei 2009, Perusahaan mengumumkan pembagian dividen tunai yang berasal dari laba bersih tahun 2008 sebesar Rp 107 (nilai penuh) per saham atau setara dengan Rp 81.356 kepada para pemegang saham Perusahaan yang merupakan 35,10% dari laba bersih Perusahaan untuk tahun buku 2008 dan membayarkan dividen tersebut pada tanggal 19 Juni 2009.
Based on the decision of the Shareholders’ Annual and Extraordinary General Meeting on 15 May 2009, the Company declared distribution of cash dividend from year 2008 net profit amounted to Rp 107 (full amount) per share or equivalent to Rp 81,356 to the shareholders which was representing 35.10% of net profit for the year ended in 2008 and was paid on 19 June 2009.
Perusahaan juga menyisihkan sebesar Rp 3.000 untuk cadangan umum sesuai Undang-undang No. 40 tahun 2007 efektif tanggal 16 Agustus 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang mengharuskan Perusahaan di Indonesia untuk membuat penyisihan cadangan umum sebesar sekurang-kurangnya 20% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Undang-undang tersebut tidak mengatur jangka waktu untuk penyisihan cadangan umum minimum tersebut. Sisa laba bersih untuk tahun buku 2008 sebesar Rp 147.405 dibukukan sebagai Saldo Laba.
The Company also set aside Rp 3,000 of the general reserve in accordance with Law No. 40 year 2007 effective on 16 August 2007 regarding the Limited Liability Company, which requires the Company in Indonesia to create a general reserve of at least 20% of the issued and fully paid. The law is no set period of time to the minimum general reserve. Remaining net profit for financial year 2008 amounted to Rp 147,405 was recorded as Retained Earnings.
Berdasarkan keputusan Rapat Direksi Perusahaan, dengan persetujuan Dewan Komisaris Perusahaan yang diadakan pada tanggal 11 Desember 2009 telah memutuskan untuk membagikan dividen tunai interim untuk tahun buku 2009 sebesar Rp 57 (nilai penuh) per saham atau setara dengan Rp 43.339 kepada para pemegang saham Perusahaan dan membayarkan dividen tersebut pada tanggal 29 Januari 2010.
Based on the decision of the Company Directors meeting, with the approval of the Board of Commissioners of the Company held on 11 December 2009 has decided to distribute an interim cash dividend for the year ended 2009 amounted to Rp 57 (full amount) per share or equivalent to Rp 43,339 to the shareholders of the Company and was paid on 29 January 2010.
234
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/73 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
Exhibit E/73 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
19. DIVIDEN KAS DAN SALDO LABA YANG TELAH DITENTUKAN PENGGUNAANNYA (Lanjutan)
19. CASH DIVIDENDS AND APPROPRIATED RETAINED EARNINGS (Continued)
Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa Perusahaan pada tanggal 22 April 2010, Perusahaan mengumumkan pembagian dividen tunai yang berasal dari laba bersih tahun 2009 sebesar Rp 135 (nilai penuh) per saham atau setara dengan Rp 102.645 kepada para pemegang saham Perusahaan yang merupakan 34,06% dari laba bersih Perusahaan untuk tahun buku 2009, setelah diperhitungkan dengan dividen tunai interim yang telah dibagikan berdasarkan keputusan Rapat Direksi Perusahaan dengan persetujuan Dewan Komisaris Perusahaan pada tanggal 11 Desember 2009 sebesar Rp 57 (nilai penuh) per saham atau setara dengan Rp 43.339 yang dibagikan pada tanggal 29 Januari 2010. Sisanya sebesar Rp 78 (nilai penuh) per saham atau setara dengan Rp 59.306 dibayarkan pada tanggal 4 Juni 2010.
Based on the decision of Shareholders’ Annual and Extraordinary General Meeting on 22 April 2010, the Company announced a cash dividend from net profit in 2009 amounted to Rp 135 (full amount) per share amounting to Rp 102,646 to the shareholders of the Company which is 34.06% of net profit for fiscal year 2009, after deducting the interim cash dividend which has been distributed based on the decision of the Meeting of Directors of the Company with the approval of the Board of Commissioners of the Company on 11 December 2009 amounted to Rp 57 (full amount) per share amounting to Rp 43,339 were distributed on 29 January 2010. The remaining Rp 78 (full amount) per share amounting to Rp 59,306 was paid on 4 June 2010.
Perusahaan juga menyisihkan sebesar Rp 3.000 untuk cadangan umum sesuai Undang-undang No. 40 tahun 2007 efektif tanggal 16 Agustus 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang mengharuskan Perusahaan di Indonesia untuk membuat penyisihan cadangan umum sebesar sekurang-kurangnya 20% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Undangundang tersebut tidak mengatur jangka waktu untuk penyisihan cadangan umum minimum tersebut. Sisa laba bersih untuk tahun buku 2009 sebesar Rp 195.723 dibukukan sebagai saldo laba.
The Company also set aside Rp 3,000 to the general reserve in accordance with Law No. 40 year 2007 effective on 16 August 2007 regarding Limited Liability Company, which requires the Company in Indonesia to create a general reserve of at least 20% of the issued and fully paid. The law is no set period of time to the minimum general reserve. Remaining net profit for financial year 2009 amounted to Rp 195,723 was recorded as retained earnings.
20. CADANGAN IMBALAN KERJA KARYAWAN
20. ALLOWANCE FOR EMPLOYEE BENEFITS
Cadangan Imbalan Kerja Karyawan
Allowance for Employee Benefits
Perusahaan menyelenggarakan program pensiun iuran pasti untuk karyawan tetap yang memenuhi syarat yang dikelola dan diadministrasikan oleh PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia.
The Company provided pension plan of defined benefit pension plan for qualifying permanent employees, which are processed and administrated by PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia.
Cadangan atas imbalan kerja lainnya meliputi uang jasa, uang pisah, pesangon dan kompensasi lainnya dihitung oleh perusahaan konsultan aktuaria (PT Prima Aktuaria) dalam laporannya tanggal 10 Februari 2011 untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2010 dan PT Prima Bhaksana Lestari dalam laporannya tanggal 19 Januari 2010 untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2009 dengan menggunakan metode “Projected Unit Credit”. Jumlah karyawan yang berhak memperoleh imbalan kerja tersebut untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, masingmasing 1.745 dan 1.448 karyawan.
Allowance for other employee benefits consist of service payments, severance payments, termination benefits and other compensations is calculated by a licensed actuarial consulting firm (PT Prima Aktuaria) in its report dated 10 February 2011 for the year ended 31 December 2010 and PT Prima Bhaksana Lestari in its report dated 19 January 2010 for the year ended 31 December 2009 using the “Projected Unit Credit” method. The number of employees entitled to employee benefits for the year ended 31 December 2010 and 2009, respectively 1,745 and 1,448 employees
235
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/74 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
20. CADANGAN (Lanjutan)
IMBALAN
KERJA
KARYAWAN
Perusahaan menghitung cadangan imbalan kerja sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Perhitungan imbalan kerja untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: 2010 Nilai kini kewajiban imbalan pasti Nilai wajar aset program Nilai yang belum diakui: - (Kerugian) keuntungan actuarial yang tidak diakui - Biaya jasa lalu yang tidak diakui
32.054
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 20. ALLOWANCE (Continued)
16.551 7.744)
( (
6.725) 3.782) (
6.124 4.020)
Berikut ini adalah mutasi kewajiban imbalan kerja Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2010 dan 2009: 2010 10.911
( (
Kewajiban yang diakui di neraca
4.515 1.624 ) ( 3.574 ) ( 10.228
10.911
236
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
Present value of defined benefit obligation Fair value of plan asset Unrecognized amount of: Unrecognized actuarial (loss) gain Unrecognized past service cost Allowance for employee benefit
2009 13.652 2.555 1.722 ) 3.574 ) 10.911
Beginning balance as of 1 January Additional allowances charged to current year statement of income Benefit payments Contribution to the plan Liability recognized in balance sheets Employee benefits expenses
2010
Jumlah beban
BENEFITS
Below is the movement of the employee benefits liability of the Company for the years ended ended 31 December 2010 and 2009:
Beban imbalan kerja
Biaya jasa kini Biaya bunga Pengembalian aset program yang diharapkan Amortisasi atas: - Kerugian (keuntungan) aktuarial yang tidak diakui - Biaya jasa lalu yang tidak diakui
EMPLOYEE
2009
11.319) (
10.228
FOR
The Company calculates the allowance for employee benefits in accordance with the Employment Act No. 13/2003. The calculation of employee benefits for the year ended 31 December 2010 and 2009 are as follows:
(
Cadangan imbalan kerja karyawan
Saldo awal 1 Januari Penambahan cadangan yang dibebankan ke laba rugi Perusahaan tahun berjalan Imbalan pembayaran Pembayaran aset program
Exhibit E/74
3.198 1.821 (
2009 1.532 2.091
929 ) (
1.119 )
187 ( 238
187 ) 238
4.515
2.555
Current service cost Interest cost Expected return on plan asset Amortization of: Unrecognized actuarial loss (gain) Unrecognized past service cost Total expenses
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/75 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
20. CADANGAN IMBALAN KERJA (Lanjutan) Asumsi-asumsi utama perhitungan di atas:
yang
Asumsi ekonomi: - Tingkat diskonto per tahun - Tingkat kenaikan penghasilan dasar per tahun Asumsi lainnya: - Tingkatan kematian
- Tingkat cacat - Tingkat pengunduran diri peserta
- Usia pensiun normal
Asumsi ekonomi: - Tingkat diskonto per tahun - Tingkat kenaikan penghasilan dasar per tahun Asumsi lainnya: - Tingkatan kematian
- Tingkat cacat - Tingkat pengunduran diri peserta
- Usia pensiun normal
Exhibit E/75 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 20. ALLOWANCE FOR EMPLOYEE BENEFITS (Continued)
digunakan
dalam
Key assumptions used in the above calculation: 2010
10% per tahun / 10% p.a.
Economic assumptions: Annual discount rate -
12% per tahun / 12% p.a.
Annual salary growth rate -
Tabel Mortalisasi Indonesia – 1999 / Indonesian Mortality table – 1999 (TMI – 1999) 5% dari Tabel Mortalisasi / 5% of Mortality Table 10% per tahun sebelum usia 29 dan terus menurun menjadi 0% pada usia 55 / 10% per annum before the age of 29 and linearly decreasing to 0% per annum at age of 55. 55 tahun / 55 years old 2009 11% per tahun / 11% p.a. 10% per tahun / 10% p.a Tabel Mortalisasi Indonesia – 1999 / Indonesian Mortality table – 1999 (TMI – 1999) 5% dari Tabel Mortalisasi / 5% of Mortality Table 10% per tahun sebelum usia 29 dan terus menurun menjadi 0% pada usia 55 / 10% per annum before the age of 29 and linearly decreasing to 0% per annum at age of 55. 55 tahun / 55 years old
Other assumpstions: Table of mortality -
Disability rate Withdrawal rate -
Normal retirement age -
Economic assumptions: Annual discount rate Annual salary growth rate Other assumpstions: Table of mortality -
Disability rate Withdrawal rate -
Normal retirement age -
237
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/76 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
Exhibit E/76 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
21. ASET DAN KEWAJIBAN MONETER DIDENOMINASI DALAM MATA UANG ASING
21. MONETARY ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCIES
YANG
The Company has monetary assets and liabilities denominated in US Dollar and Japanese Yen currency as follows:
Perusahaan memiliki aset dan kewajiban moneter dalam mata uang Dolar Amerika Serikat dan mata uang Yen Jepang sebagai berikut: 2 Mata Uang Asing/ Foreign Currency Aset Aset lain-lain
USD
0
8.843
Jumlah Aset Kewajiban Pinjaman diterima Beban masih harus dibayar Utang lain-lain Jumlah Kewajiban
JPY USD JPY USD USD
270.000.000 37.000.000 1.396.284 87.262 8.843
USD
8.843
Jumlah Aset
Beban masih harus dibayar Utang lain-lain Jumlah Kewajiban
Assets Other assets
80
Total Assets
363.383 2 Mata Uang Asing/ Foreign Currency
Kewajiban Pinjaman diterima
80
29.777 332.667 154 785 80 363.463
Kewajiban Bersih
Aset Aset lain-lain
1 0 Setara dalam Rupiah/ Equivalent in Rupiah
JPY USD JPY USD USD
810.000.000 12.750.000 4.542.286 39.427 8.843
Kewajiban Bersih
0
Liabilities Fund borrowings Accrued expenses Other payables Total Liabilities Net Liability
0 9 Setara dalam Rupiah/ Equivalent in Rupiah 83
Assets Other assets
83
Total Assets
82.380 119.850 462 371 83 203.146 203.063
Liabilities Fund borrowings Accrued expenses Other payables Total Liabilities Net Liability
Apabila kewajiban bersih dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2010 dijabarkan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal penyelesaian laporan keuangan ini yaitu sebesar Rp 8.784 (nilai penuh) untuk 1 Dolar AS dan Rp 106,087 (nilai penuh) untuk 1 Yen Jepang, maka kewajiban bersih dalam mata uang USD dan JPY akan menurun sebesar Rp 8.816.
If the net liabilities denominated in foreign currencies at 31 December 2010 are translated using the exchange rates prevailing at the date of completion of these financial statements the amount of Rp 8,784 (Full amount) to 1 U.S. Dollar and the Rp 106.087 (Full amount) to 1 Japanese Yen, the net liabilities denominated in USD and JPY will decline by Rp 8,816.
Dalam rangka melakukan lindung nilai (hedging) atas risiko fluktuasi kurs mata uang asing atas pinjaman yang diterima dalam mata uang asing maka Perusahaan telah melakukan perjanjian lindung nilai (hedging) (Catatan 8).
In order to hedge the risk of fluctuations in currency exchange rates for borrowings denominated in foreign currencies, the Company has entered into hedging agreement (Note 8).
238
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/77 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
22.
TRANSAKSI DENGAN HUBUNGAN ISTIMEWA
PIHAK
YANG
MEMPUNYAI
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perusahaan melakukan transaksi-transaksi dengan pihak-pihak tertentu yang mempunyai hubungan istimewa, yaitu dengan karyawan kunci dengan nilai transaksi masingmasing di bawah satu milyar Rupiah. Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa / Related Parties Karyawan / Employee
Exhibit E/77 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 22.
TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES In conducting its business, the Company entered into transactions with certain parties who have a special relationship, namely with key employees with the value of each transaction under one billion rupiah.
Sifat hubungan / Nature of Relationship Karyawan kunci / Key Employee
Transaksi / Transactions Piutang pembiayaan konsumen – bruto / Consumer financing receivables – gross Pinjaman kepada karyawan / Loans to employees Pendapatan pembiayaan konsumen / Consumer financing income
Saldo dan transaksi–transaksi kepada/dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
Balances and transactions to or from a related party are as follows:
a. Saldo piutang pembiayaan konsumen – bruto masing-masing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
a.
2010 Karyawan: Piutang pembiayaan konsumen Bruto Persentase terhadap piutang pembiayaan konsumen - bruto
9.256
0,42%
0,36%
2010
b.
2009 4.125
61,42%
72,66%
2010
c.
Employees: Loans to employee Percentage of loans To employees
Total revenues from consumer financing key employees of the Company respectively for the year ended 31 December 2010 and 2009 are as follows:
2009
2.570
1.817
0,28%
0,20%
Manajemen berkeyakinan bahwa untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 tidak terdapat transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang mengandung benturan kepentingan.
Employees: Consumer financing receivables Gross Percentage of receivables consumer finance – gross
The balance of loans to employees of each of 31 December 2010 and 2009 are as follows:
4.260
c. Jumlah pendapatan pembiayaan konsumen yang berasal dari karyawan kunci Perusahaan masingmasing untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
Karyawan: Pendapatan pembiayaan konsumen Persentase terhadap total pendapatan pembiayaan konsumen
2009
14.806
b. Saldo pinjaman kepada karyawan masing-masing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
Karyawan: Pinjaman kepada karyawan Persentase terhadap pinjaman kepada karyawan
Consumer financing receivables gross respectively on 31 December 2010 and 2009 are as follows:
Employees: Consumer financing income Percentage of total consumer finance revenues
Management believes that for the year ended 31 December 2010 and 2009 there were no transactions with related parties as conflict of interest.
239
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/78
Exhibit E/78
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
23. INFORMASI SEGMEN
23. SEGMENT INFORMATION
Kebijakan Perusahaan terkait informasi segmen disajikan dalam Catatan 2v atas laporan keuangan.
Company policies related segment information is presented in Note 2v to the financial statements.
Segmen usaha – segmen pelaporan primer
Business Segments – Primary segment reporting
Sewa pembiayaan/ Finance lease Jumlah pendapatan Hasil Hasil segmen Beban bunga Beban yang tidak dapat Dialokasikan Cadangan kerugian penurunan nilai Rugi selisih kurs – bersih Laba sebelum pajak penghasilan Beban pajak penghasilan Laba bersih Aset dan Kewajiban Aset segmen Kewajiban segmen
-
2 0 1 0 Pembiayaan konsumen/ Tidak dapat Consumer dialokasikan/ financing Unallocated
Jumlah/ Total
81.627
825.132
15.172
921.931
Total revenues
81.627
825.132 -
15.172 144.730
921.931 144.730
Result Segment result Financing cost
-
314.098
314.098
-
-
36
36
-
-
100.832 -
462.909 100.832 362.077
Unallocated expenses Allowance for impairment Losses Loss on foreign exchange - net Profit before income Tax Income tax expense Net profit
551.946 1.880.101
3.870.091 1.929.241
Assets and Liabilities Segment assets Segment liabilities
97
511.442 4.561
61
2.806.703 44.579
-
158
Informasi Segmen Lainnya Pengeluaran modal: - Aset tetap berwujud
-
-
105.026
105.026
Penyusutan aset tetap Beban non kas lainnya: - Gaji dan kesejahteraan Karyawan
-
-
14.385
14.385
-
-
941
941
240
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
Other Segment Information Capital expenditure: Tangible property and equipmentsDepreciation of property and equipments Other non – cash expense: Salaries and employeeBenefits
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/79
Exhibit E/79
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
23. INFORMASI SEGMEN (Lanjutan)
23. SEGMENT INFORMATION (Continued)
Segmen usaha (Lanjutan)
–
segmen
pelaporan
Sewa pembiayaan/ Finance lease Jumlah pendapatan Hasil Hasil segmen Beban bunga Beban yang tidak dapat Dialokasikan Cadangan kerugian penurunan nilai
-
primer
2 0 0 9 Pembiayaan konsumen/ Tidak dapat Consumer dialokasikan/ financing Unallocated 820.726
32.101
909.590
Total revenues
56.763
820.726 -
32.101 180.132
909.590 180.132
Result Segment result Financing cost
-
262.611
262.611
65.000
-
10.000
Aset dan Kewajiban Aset segmen Kewajiban segmen
Jumlah/ Total
56.763
-
Laba selisih kurs – bersih Laba sebelum pajak penghasilan Beban pajak penghasilan Laba bersih
Business Segments – Primary segment reporting (Continued)
-
-
-
-
167.261 5.202
90.698
392.066 90.698 301.368
Unallocated expenses Allowance for impairment Losses Gain on foreign exchange - net Profit before income Tax Income tax expense Net profit
309.554 814.255
2.392.980 858.810
Assets and Liabilities Segment assets Segment liabilities
75.000
(
219 ) ( -
1.916.165 39.353
219)
Informasi Segmen Lainnya Pengeluaran modal: - Aset tetap berwujud
-
-
12.777
12.777
Penyusutan aset tetap Beban non kas lainnya: - Gaji dan kesejahteraan Karyawan
-
-
12.117
12.117
-
-
(
924 ) (
Segmen Geografis – segmen pelaporan sekunder
Jawa Java Jumlah Pendapatan Informasi Segmen Lainnya - Aset segmen Pengeluaran Modal - Aset tetap berwujud
313.657
1.119.849
41.538
Kalimantan Sumatera Borneo Sumatera 126.136
492.231
17.185
924)
Geographical reporting 2010
206.727
754.029
32.443
Sulawesi Celebes
-
- secondary
segment
Jumlah/ Total 921.931
Total Revenues
885.882 3.870.091
Other Segment Information Segment assets -
105.026
Capital expenditure Tangible property and equipments
96.944
618.100
13.860
Segments
Tidak dapat Dialokasikan/ Unallocated
178.467
Other Segment Information Capital expenditure: Tangible property and equipmentsDepreciation of property and equipments Other non – cash expense: Salaries and employeeBenefits
241
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/80
Exhibit E/80
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
23. INFORMASI SEGMEN (Lanjutan)
23. SEGMENT INFORMATION (Continued)
Segmen Geografis – segmen pelaporan sekunder (Lanjutan)
Geographical Segments reporting (Continued) 2009
Jawa Java Jumlah Pendapatan Informasi Segmen Lainnya - Aset segmen Pengeluaran Modal - Aset tetap berwujud
295.486
722.075
7.759
Kalimantan Sumatera Borneo Sumatera 129.597
310.067
2.950
234.810
538.345
1.074
24. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN a.
Pada tanggal 10 Oktober 2003, Perusahaan menandatangani Perjanjian Jual Beli Piutang dengan PT Bank ICB Bumiputera Tbk (Bumiputera), di mana Perusahaan mengalihkan portofolio piutang pembiayaan konsumen milik Perusahaan kepada Bumiputera dengan ketentuan jumlah baki debet piutang yang diambil alih oleh Bumiputera seluruhnya maksimum sebesar Rp 510.000 dan bersifat non revolving. Berdasarkan perjanjian tersebut, Bumiputera memiliki hak untuk mengalihkan setiap piutang yang dijual yang tidak sesuai dengan kriteria yang telah disepakati kedua belah pihak berdasarkan Perjanjian Penjualan dan Pembelian Piutang tersebut. Pada tanggal 29 September 2006, Perusahaan menandatangani Perjanjian Jual Beli Piutang dengan Bumiputera, di mana Perusahaan mengalihkan portofolio piutang pembiayaan konsumen milik Perusahaan kepada Bumiputera dengan ketentuan jumlah baki debet piutang yang diambil alih oleh Bumiputera seluruhnya maksimum sebesar Rp 50.000 dan bersifat revolving. Berdasarkan perjanjian tersebut, Bumiputera memiliki hak untuk mengalihkan setiap piutang yang dijual yang tidak sesuai dengan kriteria yang telah disepakati kedua belah pihak berdasarkan Perjanjian Penjualan dan Pembelian Piutang tersebut.
242
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
Tidak dapat Dialokasikan/ Unallocated
Sulawesi Celebes 163.631
996
-
secondary
segment
Jumlah/ Total 909.590
Total Revenues
428.196 2.392.980
Other Segment Information Segment assets -
12.779
Capital expenditure Tangible property and equipments
86.066
394.297
-
24. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENT a. On 10 October 2003, the Company entered into a Sales and Purchase Receivables Agreement with PT Bank Bumiputera Tbk ICB (Bumiputera), whereby the Company transferred the receivables portfolio of consumer financing receivables owned by the Company to Bumiputera with the requirement of the amount of outstanding receivables taken over by Bumiputera maximum total amount of Rp 510,000 and is non-revolving. Under the agreement, the Bumiputera has the right to assign each receivable that are sold are not in accordance with the criteria that have been agreed by both parties based on Sales and Purchase Receivables Agreement. On 29 September 2006, the Company entered into a Sales and Purchase Receivables Agreement with Bumiputera, whereby the Company transferred the receivables portfolio of consumer financing receivables owned by the Company to Bumiputera with the requirement of the amount of outstanding receivables Bumiputera wholly taken over by a maximum of Rp 50,000 and revolving. Under the agreement, Bumiputera has the right to assign each receivable that are sold are not in accordance with the criteria that have been agreed by both parties based on Sales and Purchase Receivables Agreement.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/81 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
24.
PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan)
b.
Exhibit E/81 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 24.
SIGNIFICANT (Continued)
AGREEMENTS
AND
COMMITMENT
Pada tanggal 11 Maret 2008, Perusahaan menandatangani Perubahan Perjanjian Jual Beli Piutang dengan Bumiputera dengan pokok perubahan sebagai berikut: - Untuk Perjanjian Jual Beli Piutang yang bersifat non revolving tanggal 10 Oktober 2003, jumlah baki debet piutang Perusahaan yang diambil alih oleh Bumiputera yang sebelumnya sebesar Rp 510.000 dialokasikan sebesar Rp 75.000 ke Perjanjian Jual Beli Piutang revolving sehingga jumlah baki debet tersebut menjadi sebesar Rp 435.000. - Untuk Perjanjian Jual Beli Piutang yang bersifat revolving tanggal 29 September 2006, jumlah baki debet piutang Perusahaan yang diambil alih oleh Bumiputera yang sebelumnya sebesar Rp 50.000 ditingkatkan menjadi sebesar Rp 125.000.
On 11 March 2008, the Company entered into a Receivables Purchase Agreement Amendment with Bumiputera with the principal changes are as follows: - For Sale and Purchase Receivables Agreement in non revolving basis dated 10 October 2003, total outstanding receivables from the Company taken over by the previous balance Rp 510,000 is allocated at Rp 75,000 to the Receivables Purchase Agreement so that amount of outstanding revolving it to Rp 435,000.
Perjanjian Jual Beli Piutang non revolving dan revolving tersebut telah diubah beberapa kali, terakhir pada tanggal 21 Mei 2010, di mana jangka waktu perjanjian telah diperpanjang dan akan berakhir pada tanggal 21 Mei 2011.
Such receivables Purchase Agreement nonrevolving and revolving has been amended several times, most recently on 21 May 2010, in which the term of the agreement has been extended and will be expired on 21 May 2011.
Jumlah piutang pembiayaan konsumen Perusahaan yang dialihkan kepada Bumiputera sebesar Rp 136.390 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan sebesar Rp 52.469 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009.
Amount of Company’s consumer financing receivables that were transferred to Bumiputera amounted to Rp 136,390 for the year ended 31 December 2010 and amounted to Rp 52,469 for the year ended 31 December 2009.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, jumlah keseluruhan piutang yang dialihkan oleh Perusahaan sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut masing-masing sebesar Rp 112.990, Rp 72.058 dan pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian Bumiputera adalah sebesar Rp 12.409 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan sebesar Rp 7.763 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009.
On 31 December 2010 and 2009, total receivables transferred by the Company in connection with such cooperation agreements amounted to Rp 112.990, Rp 72,058 and consumer financing revenue, which is part Bumiputera was Rp 12,409 for the year ended on 31 December 2010 and amounted to Rp 7,763 for the year ended 31 December 2009.
Pada tanggal 3 Juli 2008, Perusahaan menandatangani Perjanjian Pinjaman Asset Based Finance dengan PT Bank UIB (UIB) dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 18.000 dan bersifat on liquidation basis. Jangka waktu perjanjian selama 12 (dua belas) bulan.
b. On 3 July 2008, the Company signed an Asset Based Finance Loan Agreement with PT Bank UIB (UIB) with maximum loan amount of Rp 18,000 and on Liquidation base. The tenor of such agreement is 12 (twelve) months.
- For Sale and Purchase Agreement Receivables in revolving basis 29 September 2006, total outstanding receivables from the Company taken over taken by the previous Bumiputera increased Rp 50,000 to Rp 125,000.
243
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/82 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
Exhibit E/82 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
24. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan)
24. SIGNIFICANT AGREEMENTS (Continued)
c.
AND COMMITMENT
Perjanjian tersebut telah diubah beberapa kali, terakhir pada tanggal 10 November 2009, di mana batas maksimum pembiayaan yang semula sebesar Rp 18.000 diturunkan menjadi sebesar Rp 8.496 dan jangka waktu perjanjian tersebut berakhir pada tanggal 4 Juli 2010.
The agreement has been amended several times, most recently on 10 November 2009, in which the maximum limit the original financing of Rp 18,000 reduced to Rp 8,496 and the period of the agreement expired on 4 July 2010.
Pada tanggal 31 Desember 2009, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh UIB sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut sebesar dan Rp 7.270, pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian UIB adalah sebesar Rp 1.563 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009.
On 31 December 2009, the aggregate principal amount being financed by the UIB in connection with such cooperation agreements amounted to Rp 7,270, revenues from consumer financing is part of UIB is amounted to Rp 1,563 for the year ended 31 December 2009.
Pada tahun 2010, perjanjian pinjaman Asset Based Finance dengan PT Bank UIB tersebut tidak diperpanjang.
In 2010, loan agreement Asset Based Finance with PT Bank UIB is not extended.
Berdasarkan kesepakatan antara Perusahaan dengan UIB, pada tanggal 13 Juli 2010, Perusahaan mengambilalih seluruh kewajiban konsumen yang sebelumnya dibiayai oleh UIB sebesar Rp 3.976 dan mencatatnya sebagai piutang pembiayaan konsumen yang dibiayai oleh Perusahaan.
Based on the agreement reached between Company and UIB, on 13 July 2010, the Company has fully taken over all of the consumers obligation that was financed by UIB before amounted to Rp 3,976 and recorded it as consumer financing receivables that financed by the Company.
Pada tanggal 25 Februari 2002, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerja Sama Penyaluran Pembiayaan dengan PT Bank Hana (d/h PT Bank Bintang Manunggal) (Hana) dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 10.000 dengan dasar without recourse. Berdasarkan perjanjian tersebut, Perusahaan bertanggung jawab untuk, antara lain, melakukan penagihan, memelihara pencatatan dan penyimpanan dokumen-dokumen. Hana akan menanggung seluruh risiko kerugian yang mungkin timbul dari pinjaman yang disalurkan sesuai dengan perjanjian tersebut. Jangka waktu perjanjian selama 1 (satu) tahun. Obyek pembiayaan tersebut adalah kendaraan baru dan bekas dengan perbandingan 40% dan 60%. Pada tanggal 7 Maret 2003, batas maksimum pembiayaan yang semula sebesar Rp 10.000 ditingkatkan menjadi Rp 75.000.
c. On 25 February 2002, the Company entered into a Distribution Financing Cooperation with PT Bank Hana (formerly PT Bank Bintang Manunggal) (Hana) with a maximum loan amount of Rp 10,000 without recourse. Under the agreement, the Company is responsible for, among others, to billing, maintaining records and storing documents. Hana will bear the entire risk of loss which may arise from loans disbursed in accordance with the agreement. The agreement for 1 (one) year. Object of financing are new and used vehicle with a ratio of 40% and 60%. On 7 March 2003, the limit of the original financing of Rp 10,000 was increased to Rp 75,000.
Perjanjian tersebut telah diubah beberapa kali, terakhir pada tanggal 25 Februari 2008, di mana perjanjian tersebut dapat diperpanjang untuk jangka waktu 1 (satu) tahun dan selanjutnya secara otomatis sampai diterimanya surat penghentian perjanjian yang diajukan 30 (tiga puluh) hari sebelumnya oleh salah satu pihak.
The agreement has been amended several times, most recently on 25 February 2008, in which agreement can be renewed for a period of 1 (one) year and thereafter automatically until receipt of the termination of the proposed agreement of 30 (thirty) days in advance by either party.
244
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/83 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
Exhibit E/83 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
24. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan)
24. SIGNIFICANT AGREEMENTS (Continued)
AND COMMITMENT
Pada tanggal 31 Desember 2009, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh Hana sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut sebesar Rp 3.904, dan pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian Hana adalah sebesar Rp 2.663 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009.
As of 31 December 2009, the aggregate principal amount being financed by Hana in connection with such cooperation agreements amounted to Rp 3,904, and consumer financing income, which is part of Hana is Rp 2,663 for the year ended 31 December 2009.
Pada tahun 2010, Perjanjian kerjasama penyaluran pembiayaan dengan PT Bank Hana tersebut tidak diperpanjang.
On 2010, Channeling Financing Cooperation with PT Bank Hana was not extended.
d. Pada tanggal 10 Juni 2004, Perusahaan menandatangani Perjanjian Jual Beli dan Pengalihan Hak/Cessie Portofolio Pembiayaan Konsumen dengan PT Bank Ina Perdana (BIP) dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 10.000 dan bersifat revolving dengan dasar without recourse. Perjanjian Jual Beli dan Pengalihan Hak/Cessie Portofolio Pembiayaan Konsumen tersebut telah diubah beberapa kali, terakhir pada tanggal 24 Agustus 2009, berdasarkan Addendum Ke-6 di mana batas maksimum pembiayaan yang semula sebesar Rp 10.000 dan bersifat revolving ditingkatkan menjadi Rp 100.000 dan menjadi bersifat on liquidation basis yang berlaku efektif mulai tanggal 1 September 2009 sampai dengan tanggal 10 Juni 2010. Perjanjian ini tidak memiliki jangka waktu yang tetap, dan pengakhirannya dilakukan berdasarkan kesepakatan antara Perusahaan dan BIP, ataupun apabila menurut BIP Perusahaan melanggar ketentuan yang diatur dalam perjanjian.
d. On 10 June 2004, the Company entered into a Sale and Purchase and Transfer of Rights / Consumer Finance Portfolio Cessie with PT Bank Ina Perdana (BIP) with a maximum limit of Rp 10,000 and financing is a revolving basis without recourse. Sale and Purchase Agreement and Transfer of Rights / Consumer Finance Portfolio Cessie has been amended several times, most recently on 24 August 2009, based on the 6th Amendment where the maximum limit of the original financing of Rp 10,000 and revolving increased to Rp 100,000 and is on Liquidation basis effective from 1 September 2009 until 10 June 2010. This agreement has no fixed period, and will be ended based on the agreement reach between Company and BIP, or if BIP found that the Company violates the provisions stipulated in the agreement.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, jumlah keseluruhan piutang yang dialihkan oleh Perusahaan sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut masing-masing sebesar Rp 2.914 dan Rp 15.383, dan pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian BIP adalah sebesar Rp 1.162 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan sebesar Rp 3.566 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009.
As of 31 December 2010 and 2009, total receivables transferred by the Company in connection with such cooperation agreements amounting to Rp 2,914 and Rp 15,383, and consumer financing income, which is part of BIP amounted Rp 1,162 for the year ended on 31 December 2010 and amounted to Rp 3,566 for the year ended 31 December 2009.
245
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/84 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
Exhibit E/84 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
24. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan)
24. SIGNIFICANT AGREEMENTS (Continued)
AND COMMITMENT
e. Pada tanggal 27 September 2006, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Motor Vehicle Consumer Asset Purchase dengan PT Bank Permata (Permata) dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 50.000 dan bersifat revolving. Berdasarkan perjanjian tersebut, Permata memberikan fasilitas pembiayaan kredit kendaraan bermotor dengan porsi pembiayaan sampai dengan 100% dari keseluruhan pembiayaan. Jangka waktu pembiayaan untuk kendaraan baru yaitu minimal 6 (enam) bulan dan maksimal 48 (empat puluh delapan) bulan sedangkan kendaraan bekas yaitu minimal 6 (enam) bulan dan maksimal 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal pencairan.
e. On 27 September 2006, the Company entered into a Cooperation Agreement Motor Vehicle Consumer Financing Asset Purchase with PT Bank Permata (Permata) for a maximum limit of Rp 50,000 with recourse and financing is a revolving. Under the agreement, Permata gives credit financing facility with a portion of motor vehicle financing up to 100% of the total financing. The term of the financing for a new vehicle that is at least 6 (six) months and a maximum of 48 (forty eight) months while the used vehicle that is at least 6 (six) months and a maximum of 36 (thirty six) months from the date of disbursement.
Pada tanggal 25 Juni 2007, Perusahaan menandatangani Perubahan Perjanjian Kerjasama Pembiayaan dengan Permata tersebut di atas, di mana batas maksimum pembiayaan yang semula sebesar Rp 50.000 ditingkatkan menjadi sebesar Rp 100.000.
On 25 June 2007, the Company signed a Motor Vehicle Consumer Financing Asset Purchase Amendment with Permata above, where the maximum limit of the original financing of Rp 50,000 was increased to Rp 100,000.
Pada tanggal 31 Maret 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kesepakatan Pengakhiran Kerja Sama dengan Permata, di mana Perusahaan mengambilalih kembali seluruh piutang konsumen yang pernah dialihkan kepada Permata berdasarkan Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Motor Vehicle Consumer Asset Purchase tanggal 27 September 2006 dengan melunasi seluruh kewajiban konsumen beserta biaya-biaya lain sebesar Rp 100.000 kepada Permata pada tanggal 8 April 2010.
On 31 March 2010, the Company entered into a Termination Agreement of Cooperation with Permata, in which the Company took over all of customer receivables who had transferred to Permata on the basis of the Cooperation Agreement Motor Vehicle Consumer Financing Asset Purchase dated 27 September 2006 and repaid all consumers obligation along with other costs amounted to Rp 100,000 to Permata on 8 April 2010.
Pada tanggal 31 Desember 2009, jumlah keseluruhan piutang yang dialihkan oleh Perusahaan sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut sebesar Rp 84.535, dan pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian Permata adalah sebesar Rp 10.121 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009.
As of 31 December 2009, total receivables transferred by the Company in connection with such cooperation agreements amounted to Rp 84,535, and consumer financing income, which is part of Permata amounted Rp 10,121 for the year ended 31 December 2009.
246
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/85 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
Exhibit E/85 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
24. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan)
24.
SIGNIFICANT (Continued)
AGREEMENTS AND
COMMITMENT
f. Pada tanggal 4 Desember 2003, Perusahaan mengadakan Perjanjian Kerjasama Penyaluran Fasilitas Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dengan PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 50.000 dengan dasar without recourse. Berdasarkan perjanjian tersebut, BII memberikan fasilitas pembiayaan kredit kendaraan bermotor dengan porsi pembiayaan sebesar 95% dari jumlah keseluruhan pembiayaan dan 5% dibiayai oleh Perusahaan untuk diberikan kepada nasabah Perusahaan, di mana Perusahaan bertindak sebagai manajer fasilitas dan manajer penjamin untuk BII. Pada tanggal 22 Juni 2007, batas maksimum pembiayaan yang semula sebesar Rp 50.000 ditingkatkan menjadi Rp 150.000. Perjanjian ini tidak memiliki jangka waktu yang tetap, dan pengakhirannya dilakukan berdasarkan kesepakatan antara Perusahaan dan BII, ataupun apabila menurut BII Perusahaan melanggar ketentuan yang diatur dalam perjanjian.
f. On 4 December 2003, the Company entered into a Joint Distribution of Motor Vehicle Credit Facility Agreement (KKB) with PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) for a maximum financing limit of Rp 50,000 with the basis of without recourse. Under such agreement, BII provides credit financing facility with a portion of motor vehicle financing 95% of the total financing and 5% financed by the Company to be provided to customers of the Company, in which the Company acts as facility manager and the manager guarantor for BII. On 22 June 2007, the limit of the original financing of Rp 50,000 increased to Rp 150,000. This agreement has no fixed period, and will be ended based on the agreement reach between Company and BII, or if BII found that the Company violates the provisions stipulated in the agreement.
Perjanjian tersebut telah diubah beberapa kali, terakhir pada tanggal 27 Februari 2008, dimana batas limit fasilitas KKB menjadi mínimal sebesar Rp 20, maksimal Rp 1.000 untuk perorangan, dan sebesar Rp 2.000 untuk Perusahaan.
Such agreement has been amended several times, most recently on 27 Februari 2008, in which the limit of this KKB facility minimum amounted to Rp 20, maximum Rp 1,000 for individual, and amounted to Rp 2,000 for Company.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh BII sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut masing-masing sebesar Rp 3.828 dan Rp 30.235, dan pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian BII adalah sebesar Rp 2.007 dan Rp 8.452 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.
As of 31 December 2010 and 2009, the aggregate principal amount being financed by the BII in connection with such cooperation agreements amounted to Rp 3,828 and Rp 30,235, and consumer financing revenue, which is part of BII amounted Rp 2,007 and Rp 8,452 for the year ended 31 December 2010 and 2009.
247
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/86 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
Exhibit E/86 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
24. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan)
24.
SIGNIFICANT (Continued)
AGREEMENTS
AND
COMMITMENT
g. Pada tanggal 2 Oktober 2009, Perusahaan mengadakan Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Secara Syariah (Chanelling) dengan PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 20.000 dengan dasar without recourse dan bersifat non revolving. Berdasarkan perjanjian tersebut, BSM dapat memberikan fasilitas pembiayaan kredit kendaraan bermotor dengan porsi pembiayaan sampai dengan 100% dari keseluruhan pembiayaan. Kerja sama pembiayaan tersebut dilakukan berdasarkan prinsip Syariah dalam bentuk pembiayaan Murabahah, di mana BSM bertindak sebagai pemilik dana dan Perusahaan sepenuhnya bertindak sebagai wakil Bank untuk memasarkan, mengoperasikan dan menatausahakan pembiayaan konsumen syariah yang disalurkan. Jangka waktu perjanjian selama 4 (empat) tahun dan akan berakhir pada tanggal 2 Oktober 2013.
g. On 2 October 2009, the Company entered into a Cooperation Financing Agreement the Sharia (channeling) with PT Bank Syariah Mandiri (BSM) for a maximum financing limit of Rp 20,000 without recourse basis and nature of financing non-revolving. Under the agreement, the BSM can provide credit financing facility with a portion of motor vehicle financing up to 100% of the total financing. The cooperation of such financing based on Syariah principles in form of Murabaha financing, whereby BSM acts as the owner of the funds and the Company fully act as a representative of the Bank to market, operate and try to arrange financing consumer Islamicchanneled. The term of such agreement is 4 (four) years and will expire on 2 October 2013.
Pada tanggal 31 Desember 2010, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh BSM sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut sebesar Rp 2.771 dan pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian BSM adalah sebesar Rp 265 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010.
As of 31 December 2010, an aggregate principal amount being financed by the BSM in connection with such cooperation agreements amounting to Rp 2,771 and consumer financing income, which is part of BSM is Rp 265 for the year ended 31 December 2010.
h. Pada tanggal 17 Februari 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Kendaraan Bermotor dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 150.000 dengan dasar without recourse dan bersifat non revolving. Berdasarkan perjanjian tersebut, BRI memberikan fasilitas pembiayaan kredit kendaraan bermotor dengan porsi pembiayaan sampai dengan 100% dari keseluruhan pembiayaan. Perusahaan bertanggung jawab untuk, antara lain, melakukan penagihan, memelihara pencatatan dan penyimpanan dokumen-dokumen kredit yang dibiayai oleh BRI kepada nasabah. Jangka waktu perjanjian selama 12 (dua belas) bulan.
h. On 17 February 2010, the Company entered into a Cooperation Motor Vehicles Financing Agreement with PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) for a maximum financing limit of Rp 150,000 and without recourse basis and non-revolving scheme. Pursuant to such agreement, BRI will provide a motor vehicle credit financing facility with a portion up to 100% of the total financing. The Company is responsible for, among others, to collection, maintaining records and storing documents of the credit provided by BRI to the customers. The term of such agreement is 12 (twelve) months.
Pada tanggal 13 Oktober 2010, Perusahaan menandatangani Addendum Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Kendaraan Bermotor tersebut di atas terkait perubahan dan penambahan beberapa ketentuan-ketentuan, salah satunya mengubah jangka waktu fasilitas kendaraan menjadi maksimal 4 (empat) tahun untuk mobil bekas jenis penumpang dan kendaraan niaga.
On 13 October 2010, the Company entered into an Amendment Agreement Motor Vehicle Financing to include some related changes and the addition of some provisions, one of them to change the term of the facility vehicles to a maximum of 4 (four) years for the used passengers car and commercial vehicles.
248
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/87 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
Exhibit E/87 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
24. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan)
24.
SIGNIFICANT (Continued)
Pada tanggal 30 September 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama Dalam Rangka Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 50.000 dengan dasar without recourse dan bersifat revolving. Berdasarkan perjanjian tersebut, CIMB Niaga memberikan fasilitas pembiayaan kredit dengan porsi pembiayaan setinggi-tingginya 90% dari jumlah fasilitas pembiayaan bersama, dan 10% dibiayai oleh Perusahaan untuk diberikan ke nasabah Perusahaan. Jangka waktu fasilitas tersebut berlaku selama 1 (satu) tahun dengan jangka waktu penarikan selama 12 (dua belas) terhitung sejak tanggal penandatanganan perjanjian.
AND
COMMITMENT
As of 31 December 2010, an aggregate principal amount being financed by BRI in connection with such cooperation agreements amounting to Rp 118,643 and consumer financing revenue, which is part of BRI amounted to Rp 4,942 for the year ended 31 December 2010.
Pada tanggal 31 Desember 2010, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh BRI sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut sebesar Rp 118.643 dan pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian BRI adalah sebesar Rp 4.942 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010. i.
AGREEMENTS
i.
On 30 September 2010, the Company entered into a Cooperation Agreement in the Framework Joint Financing Facility with PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) with a maximum limit of Rp 50,000 without recourse basis and revolving. Pursuant to the agreement, CIMB Niaga will provide credit financing facility to be given to the customer of the Company with the maximum portion of financing will be 90% of the total joint financing facility, and 10% financed by the Company. The term of the facility is valid for 1 (one) year with the withdrawal period for 12 (twelve) months from the date of signing the agreement.
Pada tahun 2010, Perusahaan belum menggunakan fasilitas pembiayaan bersama tersebut.
In 2010, the Company has not utilized these joint financing facility.
Perusahaan mengadakan kerjasama dengan berbagai dealer (pedagang kendaraan bermotor) di seluruh Indonesia untuk membiayai kendaraan yang dijual oleh dealer tersebut kepada konsumen yang persyaratan kredit dan administratifnya memenuhi ketentuan Perusahaan. Sifat perjanjian tersebut tidak mengikat satu sama lain untuk wajib memberikan seluruh dan atau sebagian penjualan kredit untuk dibiayai Perusahaan atau sebaliknya Perusahaan wajib membiayai seluruh dan atau sebagian transaksi yang diajukan oleh dealer tersebut.
j. The Company entered into agreement with various dealerships (dealers of motor vehicles) all over Indonesia to finance the vehicles sold by dealers to the consumer credit requirements and administrative provisions of the Company. The nature of the agreement does not bind to each other and must provide all or part of the sale of credit to finance the Company or otherwise and the Company is required to finance all or part of the transaction filed by these dealers.
k. Perusahaan mengadakan kerjasama dengan beberapa perusahaan asuransi seperti PT Asuransi Bina Dana Artha, PT Asuransi Wahana Tata, PT Asuransi Sinarmas, PT Asuransi Astra Buana dan PT Asuransi Asoka Mas untuk menutup risiko kerugian yang mungkin timbul atas hilangnya kendaraan yang dibiayai Perusahaan dan atau atas kerusakan kendaraan sesuai dengan pilihan polis konsumen. Dalam perjanjian tersebut, Perusahaan bertindak sebagai penerima ganti rugi yang utama (preferred loss payee).
k. The Company entered into cooperation with several insurance companies such as PT Asuransi Bina Dana Artha, PT Asuransi Wahana Tata, PT Asuransi Sinarmas, PT Asuransi Astra Buana dan PT Asuransi Asoka Mas to cover losses that may arise from the loss of vehicles financed by the Company and / or of damage to the vehicle in accordance with the policy choices of consumers. Under these agreements, the Company acts as the main recipient of compensation (preferred loss payee).
l. Perusahaan tidak mengadakan kerjasama dengan Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM).
l. The Company does not enter into an agreement with Brand sole agent (ATPM).
j.
249
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/88 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
Exhibit E/88 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
24. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan)
24.
SIGNIFICANT (Continued)
AGREEMENTS
AND
COMMITMENT
Atas perjanjian kerjasama yang dilakukan Perseroan, umumnya terdapat pembatasanpembatasan dan kewajiban tertentu yang harus dipenuhi oleh Perseroan, yang pada umumnya meliputi: - Mempertahankan Debt to Equity Ratio (DER) tidak boleh melebihi atau sama dengan 10 (sepuluh) kali, atau - Mempertahankan Current Ratio tidak boleh kurang atau sama dengan 1 (satu) kali, atau - Persentase total cadangan kerugian penurunan nilai tidak boleh kurang dari 0,5% dari total piutang pembiayaan konsumen.
Upon mutual agreement of the Company, there are generally restrictions and obligations to be fulfilled by the Company, which generally include:
Tingkat suku bunga tahunan untuk perjanjian kerjasama di atas berkisar antara 11,50% sampai 15,50% pada tahun 2010 dan 11,50% sampai 15,50% pada tahun 2009.
Annual interest rates for agreement mentioned above is in range between 11.50% to 15.50% in 2010 and 11.50% to 15.50% in 2009
25. MANAJEMEN RISIKO
-
Maintaining a Debt to Equity Ratio (DER) may not exceed or equal to 10 (ten) times, or
-
Maintain the Current Ratio should not be less than or equal to 1 (one), or Percentage of total allowance for impairment losses accounts should not be less than 0.5% of total consumer financing receivables.
-
25. RISK MANAGEMENT
Pendahuluan dan gambaran umum
Introduction and general description
Perkembangan dunia multifinance yang disertai dengan meningkatnya kompleksitas aktivitas pembiayaan semakin mempertegas pentingnya tata kelola perusahaan yang sehat (good corporate governance) dan manajemen risiko yang dapat diandalkan. Kedua hal tersebut merupakan faktor penting yang menjadi perhatian para investor dalam penilaian pilihan target investasinya. Penerapan manajemen risiko di Perusahaan pada dasarnya sudah dilakukan sejak perusahaan berdiri, meskipun dengan cara yang masih konvensional dan berkembang sesuai dengan perkembangan kondisi internal dan eksternal.
The development in multifinance industry along with the improvement in complexity of financing activity emphasize more and more on the importance of healthy good corporate governance and reliable risk management. Such both matters are important factors which become attention by the investor in valuation of option of its investment target. Basically the implementation of risk management in the Company has been done since the establishment of the Company, even though the Company still use conventional and developing ways in accordance with the development of internal and external circumstances.
250
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/89 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
25. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
Exhibit E/89 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 25. RISK MANAGEMENT (Continued)
Pendahuluan dan gambaran umum (Lanjutan)
Introduction and general description (Continued)
Perusahaan menyadari bahwa risiko merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari operasional Perusahaan dan dapat dikelola secara praktis dan efektif setiap hari, dengan empat tipe risiko utama:
The Company realizes that risk is a non-separable part of its operational activity and can be managed practically and effectively day by day, with 4 (four) particular risks:
1. Risiko kredit yaitu risiko yang timbul apabila konsumen tidak dapat memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati antara konsumen dengan Perusahaan.
1.
Credit risk is the risk which will be arisen when the customer could not fulfill its liabilities in accordance with the agreement as agreed upon customer and the Company.
2. Risiko pasar meliputi risiko-risiko yang terutama berkaitan dengan perubahan perubahan nilai suku bunga, nilai tukar mata uang yang akan menyebabkan berkurangnya pendapatan, atau bertambahnya biaya modal Perusahaan.
2.
Market risk is the risk primarily due to changes in interest rates, exchange rates which could incur the decreased in revenue, or increased in cost of capital of the Company.
3.
Liquidity risk is the risk due to the Company’s ability of financial resources in order to discharge its matured liabilities.
4.
Operational risk is the risk which has potential operational loss and errors due to human factors by intentionally or unintentionally, failure of information technology and operational process, as well as dysfunctions of internal control system in daily operational of the Company.
3. Risiko pendanaan dan likuiditas merupakan risiko terkait dengan kemampuan sumber dana Perusahaan untuk memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo. 4. Risiko operasional yaitu risiko yang berpotensi menyebabkan kerugian operasional karena kesalahan karyawan baik yang disengaja maupun tidak; kegagalan sistim dan proses operasional serta tidak berfungsinya sistim pengendalian internal dalam operasional Perusahaan seharihari. Kerangka manajemen risiko
Framework of risk management
Pengelolaan risiko di Perusahaan mencakup keseluruhan lingkup aktivitas usaha di Perusahaan, berdasarkan kebutuhan akan keseimbangan antara fungsi operasional bisnis dengan pengelolaan risikonya. Dengan kebijakan dan manajemen risiko yang berfungsi baik, maka manajemen risiko akan menjadi strategic partner bagi bisnis dalam mendapatkan hasil optimal dari operasi Perusahaan.
Risk management in the Company include overall of scope of business activity in the Company, based on the requirement of equilibrium between business operational function and its risk management. With the risk management and policy that is in good functions, thus the risk management will be strategic partner for business in obtaining optimal outcome from the Company’s course of operation.
251
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/90 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
Exhibit E/90 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
25. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
25. RISK MANAGEMENT (Continued)
Kerangka manajemen risiko (Lanjutan)
Framework of risk management (Continued)
Dalam rangka pengembangan manajemen risiko yang sesuai , Perusahaan terus mengembangkan dan meningkatkan kerangka sistim pengelolaan risiko dan struktur pengendalian internal yang terpadu dan komprehensif, sehingga dapat memberikan informasi adanya potensi risiko secara lebih dini dan selanjutnya mengambil langkah-langkah yang memadai untuk meminimalkan dampak risiko. Kerangka manajemen risiko dituangkan dalam kebijakan, prosedur, limit-limit transaksi, kewenangan dan ketentuan lain serta berbagai perangkat manajemen risiko, yang berlaku di seluruh aktivitas lingkup usaha. Untuk memastikan bahwa kebijakan dan prosedur tersebut sesuai dengan perkembangan bisnis yang ada, maka evaluasi selalu dilakukan berkala sesuai dengan perubahan parameter risikonya.
In the event of development of proper risk management, the Company keeps increasing and improving the integrated and comprehensive framework of risk management system and internal control structure, therefore they can provide information regarding early potential risk and take appropriate actions to minimize the risk. The framework of risk management is presented under the form of policy, procedures, transactional limits, authorities, and other stipulation as well as various risk management instruments which is valid in all business activity. In order to ensure that the policy and procedure have been in line with the development of current business, the evaluation is frequently carried out in accordance with the change in its risk parameter.
Dalam penerapan manajemen risiko, Perusahaan menyadari pentingnya memiliki sebuah mekanisme yang memadai dalam mengakomodasi risiko-risiko yang dihadapi Perusahaan. Perusahaan bertumpu pada 4 (empat) pilar manajemen risiko sebagai berikut :
In the implementation of risk management, the Company realizes the importance of having an adequate mechanism to accommodate the risks faced by the Company. The Company has a mechanism that is based upon 4 (four) risk management pillars, in which could be described as follows:
1. Pengawasan aktif Dewan Komsaris dan Direksi, yang mencakup:
1. Active supervision by Board of Commissioners and Directors, which includes: - Approving and evaluating risk management policies on a regular basis;
-
-
Menyetujui dan melakukan evaluasi kebijakan manajemen risiko secara berkala; Menetapkan kebijakan dan strategi Manajemen Risiko termasuk penetapan otoritas pemberian batasan serta tinjauan atas kualitas portfolio secara berkala; Terdapatnya Komite Audit dan Manajemen Risiko dalam melakukan fungsi pengawasan.
2. Kebijakan dan penerapan batasan Perusahaan menyusun kebijakan-kebijakan manajemen risiko yang diperiksa secara berkala dan selalu disesuaikan dengan kondisi usaha terkini. Kebijakan tersebut diterjemahkan ke dalam Prosedur Operasi Standar, Ketentuan Umum dan Surat Keputusan Dewan Direksi, dan disosialisasikan kepada seluruh karyawan terkait. Perusahaan juga menerapkan batasan persetujuan atau otorisasi untuk transaksi kredit maupun yang bukan transaksi kredit.
252
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
-
-
Establishing risk management policies and strategies, which include determining the authorization in limits provision and reviewing the quality of portfolio on a regular basis; There are existences of Audit Committee and Risk Management in doing their controlling functions.
2. Policy and implementation limits The Company develops policies related to risk management, which are assessed checked periodically and adopted constantly to fit the most recent business situation. The policy was translated into Standard Operating Procedures and Internal Memo, which are being socialized to all employees. The Company also has applied policies regarding limitation on approval or authorization for both credit and non-credit transactions.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/91 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
Exhibit E/91 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
25. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
25.
Kerangka manajemen risiko (Lanjutan) 3.
Identifikasi, pengukuran, pengawasan dan sistim informasi manajemen
RISK MANAGEMENT (Continued) Framework of risk management (Continued) 3.
The Company has a set of tools to identify, measure, and monitor risks, especially credit risk and operational risk through the existing reporting and management information system mechanism. In order to guarantee the availability of update and comprehensive risk data, the Company has done the implementation of the current Company’s operating system becoming centralized system, which is known as CONFINS. Besides that, the Company has done the implementation of business intelligence information system thus data or risk information could be served quickly and accurately to the management or other third parties.
Perusahaan memiliki perangkat untuk mengidentifikasi, mengukur dan mengawasi risiko, terutama risiko kredit dan operasional melalui mekanisme pelaporan dan sistim informasi manajemen. Untuk menjamin ketersediaan data risiko yang terkini dan komprehensif, Perusahaan telah melakukan implementasi sistim operasi Perusahaan yang ada menjadi centralized system yang dikenal dengan CONFINS. Selain itu, Perusahaan juga melakukan implementasi sistim informasi business intelligence agar data atau informasi risiko dapat disediakan secara cepat dan akurat kepada pihak manajemen atau pihak ketiga lainnya. 4.
Pengendalian internal
Identification, measurement, monitoring, and management information system
4.
Internal control
Perusahaan memiliki Departemen Audit Internal yang secara independen melaporkan hasil pemeriksaannya kepada Dewan Komisaris dan Dewan Direksi. Tanggung jawab dari Departemen Audit Internal mencakup:
The Company has the Internal Audit Division, which reports on process and results of assessment independently to Board of Commissioners and Directors. The accountability of the Internal Audit Division includes:
-
-
-
-
Menyediakan penilaian atas kecukupan dan efektifitas dari proses bisnis yang ada di dalam Perusahaan; Melakukan pemeriksaan atas kepatuhan terhadap kebijakan-kebijakan risiko Perusahaan; Melaporkan masalah-masalah penting yang terkait dengan proses pengendalian di dalam Perusahaan termasuk rekomendasi perbaikan yang potensial terhadap proses tersebut; dan Melakukan koordinasi strategis dengan fungsi pengendali dan pengawasan lainnya (manajemen risiko, hukum, sistim dan prosedur, dan audit eksternal).
-
-
Providing appraisal on the adequacy and effectiveness of all existing business process within the Company; Conducting examination on compliances into the Company’s risk policies; Reporting on important issues related to the activities control process within the Company, including potential improvements to these processes; and Coordinating with other controlling and supervisory functions (risk management, compliance, legal, system and procedures, and external auditor)
Proses dan penilaian risiko
Process and risk assessments
Pada dasarnya proses manajemen risiko dilakukan oleh masing-masing unit mengingat risiko yang dihadapi merupakan risiko individual yang melekat pada produk, transaksi maupun proses pada unit yang bersangkutan. Tugas utama dari Departemen Manajemen Risiko adalah menetapkan kebijakan dan prosedur manajemen risiko serta melakukan serangkaian proses untuk mengumpulkan, melakukan pengukuran dan pelaporan kepada Dewan Komisaris dan Dewan Direksi. Penetapan kebijakan manajemen risiko dilakukan melalui proses persetujuan Direksi.
Basically risk management processes are carried out by each unit considering the risk faced are individual risks which are embedded into the products, transactions, as well as process in related unit. The primary task of Risk Management Division is determining policies and procedures as well as doing a series of processes of collecting, measuring, and reporting to Board of Commissioners and Directors. The determination of risk management policies is carried out through approval process by the Board of Director
253
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/92 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
Exhibit E/92 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
25. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
25. RISK MANAGEMENT (Continued)
1.
Risiko Kredit
1.
Credit Risk
Risiko kredit adalah risiko utama Perusahaan, yaitu risiko kerugian yang disebabkan oleh ketidakmampuan konsumen untuk mengembalikan utangnya kepada Perusahaan. Apabila utang yang tidak dapat dikembalikan jumlahnya banyak dan signifikan, maka hal ini dapat menyebabkan turunnya pendapatan, kinerja maupun tingkat kesehatan Perusahaan.
Credit risk is the main risk of the Company, which is the risk of loss due to the inability of consumers to return the debt to the Company. If the debt is non-refundable numerous and significant, then this may cause a decline in revenue, performance and soundness of the Company.
Manajemen risiko yang telah diterapkan Perusahaan adalah sebagai berikut: Diversifikasi portofolio menurut wilayah, sektor ekonomi dan industri, merk dan tipe barang Risk Adjusted Pricing Method, yaitu penetapan tingkat bunga pembiayaan berdasarkan risiko yang dihadapi, antara lain dinilai dari tingkat uang muka yang dibayar konsumen, usia kendaraan yang dibiayai, jenis penutupan asuransi yang dipilih dan lain sebagainya. Adanya Key Performance Indicators (KPI) sebagai “early warning system” atas suatu masing-masing produk pembiayaan maupun kantor cabang. Penanganan kontrak bermasalah yang dilakukan secara disiplin dan proaktif. Analisa atas kualitas portofolio secara periodik dan tindakan preventif dan sanksi bagi cabang-cabang yang kualitas portofolionya tidak sesuai target.
Risk management has been adopted by the Company are as follows: Diversify the portfolio by region, economic sector and industry, brand and type of goods. Risk Adjusted Pricing Method, namely setting the interest rate of financing based on the risks faced by, among others, judged by the level of advances paid by consumers, which financed the vehicle age, type of insurance coverage chosen and so forth.
Tabel berikut menggambarkan jumlah risiko kredit dan konsentrasi atas piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan yang dimiliki Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009:
The following table sets out the total credit risk and risk concentration of consumer financing receivables and net investment in direct financing lease of the Company as of 31 December 2010 and 2009:
2010 Korporasi Perorangan
254
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
511.442 2.806.703
The key performance indicators (KPI) as an “early warning system” of an individual loan products as well as branch offices.
Handling of problematic contracts that is both disciplined and proactive. Analysis of portfolio quality through periodic and preventive actions and Sanctions for the branches of the quality of its portfolio is not on target.
2009 167.261 1.916.165
Corporate Individual
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/93 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
Exhibit E/93 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
25. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
25. RISK MANAGEMENT (Continued)
2. Risiko Pasar
2. Market Risk
Risiko pasar adalah risiko terjadinya kerugian yang disebabkan oleh adanya perubahan variabel-variabel pasar seperti perubahan tingkat bunga dan nilai tukar mata uang. Pendapatan Perusahaan berasal dari selisih antara bunga yang dihasilkan dari aset dengan bunga yang dibayarkan kepada pihak ketiga. Perubahan tingkat bunga dapat menyebabkan menurunnya pendapatan bunga, sehingga mempengaruhi kinerja Perusahaan. Selain itu, pendapatan Perusahaan dapat berasal dari selisih kurs mata uang dalam jual beli valuta asing. Perubahan nilai tukar dapat menyebabkan penurunan pendapatan Perusahaan yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kinerja Perusahaan.
Market risk is the risk of loss due to changes in market variables such as changes in interest rates and currency exchange rates. Company Revenue derived from the difference between interest earned from assets with interest paid to third parties. Changes in interest rates may cause the decrease in interest income, thus affecting the performance of the Company. In addition, the Company's revenue may come from foreign exchange trading currency in foreign exchange. Changes in exchange rates may cause a decrease in the Company's revenue, which in turn could affect the Company's performance.
Dengan pola aktivitas usaha yang dijalankan Perusahaan saat ini, risiko pasar Perusahaan adalah minimal. Perusahaan tidak mempunyai kegiatan usaha pembiayaan konsumen dan sewa guna usaha dalam bentuk maupun menggunakan mata uang asing, sementara seluruh utang Perusahaan dalam mata uang asing telah diproteksi dengan swap dalam jumlah dan tanggal jatuh tempo yang sama dengan utangnya. Dalam hal suku bunga, seluruh bunga yang dibebankan ke konsumen adalah suku bunga tetap (fixed interest rate), sementara utang yang diperoleh sebagian besar juga dalam suku bunga tetap dan hanya sebagian kecil utang dalam bentuk bunga mengambang (floating interest rate).
With the pattern of business activity currently operated by the Company, the market risk of the Company is minimal. The Company does not have consumer financing business activity neither in the form nor usage in foreign currency, while all borrowings of the Company are denominated in foreign currencies have been protected by swap on their amount and due date which are same as their borrowings. In term of interest rate, all interest rate charged to the customer is fixed interest rate, while the borrowings received particularly in term of fixed interest rate, and only a small portion in term of floating interest rate.
Manajemen risiko yang telah diterapkan oleh Perusahaan adalah sebagai berikut: Kewajiban untuk melakukan lindung nilai (hedging) atas seluruh pinjaman dalam valuta asing. Melakukan penelaahan atas tingkat bunga pembiayaan yang dikaitkan dengan tingkat suku bunga pinjaman. Membatasi eksposur dalam investasi yang memiliki harga pasar yang fluktuatif.
Risk management has been adopted by the Company are as follows: The requirement to hedge (hedging) of all loans in foreign currencies.
To review the interest rate financing that is associated with interest rate loans.
Limiting exposure in the investment that has a fluctuating market prices.
255
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/94
Exhibit E/94
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
25. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
25. RISK MANAGEMENT (Continued)
2. Risiko Pasar (Lanjutan)
2. Market Risk (Continued) Following is a detail of the Company’s financial assets and liabilities which are grouped according to their currencies, describing the Company’s exposure on market risk as of 31 December 2010 and 2009:
Berikut adalah rincian aset dan kewajiban keuangan Perusahaan yang dikelompokkan menurut mata uang yang menggambarkan eksposur Perusahaan terhadap risiko pasar pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009: USD (Nilai penuh)/ (Full amount)
Tahun 2010 / Year 2010 JPY (Nilai penuh)/ Nilai (Rp)/ (Full amount) Equivalent (Rp)
Aset Aset lain-lain
8.843
-
80
Assets Other assets
Jumlah aset
8.843
-
80
Total assets
Kewajiban Pinjaman diterima Beban yang masih harus dibayar Utang lain-lain Jumlah kewajiban Kewajiban bersih Lindung nilai Eksposur bersih dalam mata uang asing
(
37.000.000
270.000.000
362.444
Liabilities Fund borrowings
87.262 8.843
1.396.284 -
939 80
Accrued expenses Other payables
37.096.105
271.396.284
363.463
Total liabilities
37.087.262 37.000.000) (
271.396.284 270.000.000) (
363.383 362.444 )
87.262
USD (Nilai penuh)/ (Full amount)
1.396.284
939
Net Liabilities Hedging Net exposure in foreign currency
Tahun 2009 / Year 2009 JPY (Nilai penuh)/ Nilai (Rp)/ (Full amount) Equivalent (Rp)
Aset Aset lain-lain
8.843
-
83
Assets Other assets
Jumlah aset
8.843
-
83
Total asset
Kewajiban Pinjaman diterima Beban yang masih harus dibayar Utang lain-lain Jumlah kewajiban Kewajiban bersih Lindung nilai Eksposur bersih dalam mata uang asing
256
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
(
12.750.000
810.000.000
202.230
Liabilities Fund borrowings
39.427 8.843
4.542.286 -
833 83
Accrued expenses Other payables
12.798.270
814.542.286
203.146
Total liabilities
12.789.427 12.750.000) (
815.542.286 810.000.000) (
203.063 202.230 )
39.427
4.542.286
833
Net Liabilities Hedging Net exposure in foreign currency
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/95 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
Exhibit E/95 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
25. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
25. RISK MANAGEMENT (Continued)
2. Risiko Pasar (Lanjutan)
2. Market Risk (Continued) The following table demonstrates the sensitivity to a reasonably possible change in market interest rates, with all other variables held constant (cateris paribus) of the consumer financing income:
Tabel berikut menggambarkan sensitivitas atas kemungkinan perubahan tingkat suku bunga baik pinjaman, dengan asumsi variable lain dianggap tetap (cateris paribus) terhadap pendapatan pembiayaan konsumen bersih: 2010 Kenaikan suku bunga 1% (100 basis point) Penurunan suku bunga 1% (100 basis point)
2009
13.521
16.161
Increase in interest rate 1% (in 100 basis point)
13.521
16.161
Decrease in interest rate 1% (in 100 basis point)
3. Risiko Likuiditas
3. Liquidity Risk
Risiko likuiditas adalah risiko terjadinya kerugian atau potensi kerugian yang merupakan akibat adanya kesenjangan antara penerimaan dan pembayaran. Terjadinya kesenjangan yang cukup besar akan menurunkan kemampuan Perusahaan untuk memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo.
Liquidity risk is the risk of loss or potential loss that is due to the gap between receipts and payments. The occurrence of relatively wide gap will reduce the ability of the Company to meet its obligations when due.
Manajemen risiko yang diterapkan oleh Perusahaan adalah sebagai berikut: Mendapatkan pinjaman dengan skedul pembayaran kembali pokok dan bunga yang sesuai dengan periode jatuh tempo piutang, sehingga tidak terjadi mis-match. Menjaga agar posisi kas bank Perusahaan selalu dalam posisi likuid untuk mendukung aktivitas pembiayaan selama minimal 7 hari. Memonitor posisi kas bank Perusahaan secara periodik, baik tahunan, bulanan, mingguan maupun harian, guna memastikan agar selalu terdapat surplus kas yang memadai. Menjaga agar jumlah piutang yang jatuh tempo pada periode tertentu lebih besar dibanding dengan utang yang jatuh tempo pada periode yang sama.
Risk management applied by the Company are as follows: Getting a loan with a repayment schedule of principal and interest in accordance with original maturities of receivables, so there is no mis-match. Keeping the cash position of the Company bank is always in a liquid position in support of financing activities for at least 7 days.
Monitor the cash position of the Company bank periodically, whether yearly, monthly, weekly or daily, to ensure there is always sufficient cash surplus.
Keeping the number of receivables due in a particular period is greater than the debt that matured in the same period.
257
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/96 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
Exhibit E/96 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
25. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
25. RISK MANAGEMENT (Continued)
3. Risiko Likuiditas (Lanjutan)
3. Liquidity Risk (Continued) Following is a detail of the Company’s financial assets and liabilities which are grouped according to their maturities, describing the Company’s exposure on liquidity risk as of 31 December 2010 and 2009:
Berikut adalah rincian aset dan kewajiban keuangan Perusahaan yang dikelompokkan menurut periode jatuh tempo yang menggambarkan eksposur Perusahaan terhadap risiko likuiditas pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009:
Profil jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2010/ Maturity Profile as of 31 December 2010 2011 2012 2013 > 2014 Total
Piutang Pembiayaan konsumen Sewa pembiayaan
1.694.400 312.050
786.488 166.499
323.058 42.047
66.872 -
2.870.818 520.596
Receivables Consumer financing Finance leases
Jumlah piutang (A)
2.006.450
952.987
365.105
66.872
3.391.414
Total receivables (A)
815.413
519.270
276.068
Pinjaman yang diterima Pinjaman bank Biaya transaksi yang belum diamortisasi Jumlah pinjaman yang diterima Utang obligasi Jumlah pinjaman yang diterima dan utang obligasi (B) Selisih (A) – (B)
(
13.878) (
3.714) (
646)
801.535
515.556
275.422
94.151
65.000
895.686
580.556
275.422
1.110.764
372.431
89.683
-
-
1.610.751 (
18.238)
Fund borrowings Bank loan Unamortized transaction costs
-
1.592.513
Total fund borrowings
-
159.151
Bonds payable
-
1.751.664
Total fund borrowings and bonds payable (B)
1.639.750
Differents (A) – (B)
66.872
Profil jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2009/ Maturity Profile as of 31 December 2009 2010 2011 2012 > 2013 Total
Piutang Pembiayaan konsumen Sewa pembiayaan
1.408.281 149.991
551.268 50.021
120.990 8.203
7.720 -
2.088.259 208.215
Receivables Consumer financing Finance leases
Jumlah piutang (A)
1.558.272
601.289
129.193
7.720
2.296.474
Total receivables (A)
462.961
173.125
20.577
656.663
Fund borrowings Bank loan
Pinjaman yang diterima Pinjaman bank Utang obligasi Jumlah pinjaman yang diterima dan dan utang obligasi (B) Selisih (A) – (B)
258
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
-
-
-
462.961
173.125
20.577
1.095.311
428.164
108.616
-
7.720
-
Bonds payable
656.663
Total fund borrowings and bonds payable (B)
1.639.811
Differents (A) – (B)
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/97 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
Exhibit E/97 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
25. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
25. RISK MANAGEMENT (Continued)
4.
Risiko Operasional
4.
Operational Risk
Risiko operasional adalah risiko kerugian yang disebabkan oleh kegagalan sistem teknologi informasi, kesalahan karena faktor manusia, maupun kelemahan prosedur operasional dalam suatu proses. Risiko ini dapat menyebabkan terjadinya kerugian pada Perusahaan sehingga akan mempengaruhi kinerja dan tingkat kesehatan Perusahaan.
Operational risk is the risk of loss due to system failure of information technology, errors due to human factors, operational procedures and weaknesses in a process. These risks may cause harm to the Company that will affect performance and soundness of the Company.
Manajemen risiko yang diterapkan oleh Perusahaan adalah sebagai berikut: Menerapkan sistem yang tersentralisasi sehingga proses bisnis dapat dan terkontrol secara sistem dan dimonitor dari waktu ke waktu. Menyiapkan backup dan Disaster Recovery Plan yang memadai bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan atas sistem aplikasi utama Perusahaan, baik dari sisi hardware dan software. Menerapkan sistem audit kepatuhan yang berkelanjutan, baik di kantor cabang maupun kantor pusat. Menerapkan aturan kerja yang jelas (SOP) dan sanksi yang tegas atas penyimpangan yang terjadi, sesuai dengan tingkat kesalahan yang diperbuat. Adanya penanaman nilai-nilai dasar Perusahaan sejak dini kepada karyawan, sehingga dapat menghindarkan/mengurangi potensi penyimpangan. Adanya penilaian kinerja yang fair dan transparan serta adanya kesempatan untuk pengembangan karir.
Risk management applied by the Company are as follows: Implement a centralized system so that business processes can be controlled by the system and monitored from time to time. Prepare backup and Disaster Recovery Plan is adequate when things happen that are not desirable for its major application systems, both in terms of hardware and software.
Implement a compliance audit system that is sustainable, both in branch offices or headquarters. Implement a clear working rules (SOP) and strict sanctions for irregularities that occurred, in accordance with an error rate that done.
The planting of the Company's values to employees early on, so as to avoid / reduce the potential for irregularities.
There is a fair assessment of performance and transparency as well as the opportunity for career development.
259
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/98 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
26.
LITIGASI
Exhibit E/98 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 26.
LITIGATION
Sebagai tindak lanjut dari Restrukturisasi Utang, Perusahaan telah melakukan eksekusi gadai saham sebanyak 210.192.912 saham yang sebelumnya dimiliki oleh PT Aryaputra Teguharta (APT) dan PT Ongko Multicorpora (OM) sebagai jaminan utang perusahaanperusahaan dari Grup Ongko yang telah jatuh tempo dan tidak dibayar sesuai dengan Pledge of Shares Agreement (”Perjanjian Gadai Saham”). Perusahaan selanjutnya melakukan pengalihan dan pendistribusian saham-saham tersebut kepada kreditur dan pihak ketiga berdasarkan Surat Persetujuan Mengalihkan (Consent to Transfer), Surat Kuasa Menjual Yang Tidak Dapat Dibatalkan (Irrevocable Power of Attorney to Sell Shares), dari APT dan OM, persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 27 Januari 2000 dan 22 Agustus 2000 serta Perjanjian Perdamaian tanggal 7 Desember 2000 yang telah diratifikasi oleh Pengadilan Niaga Jakarta pada tanggal 19 Desember 2000 berdasarkan Surat No. 04/PKPU/ 2000/PN.Niaga.JKT.PST.
As a follow up of the Loan Restructuring, Company has executed pledge of shares of 210,192,912 shares previously owned by PT Aryaputra Teguharta (APT) and PT Ongko Multicorpora (OM) as a guarantee of debt of the Group companies Ongko that were due and not paid in accordance with the Pledge of Shares Agreement ("Stock Pledge Agreement"). The company then do the transfer and distribution of those shares to the creditors and third parties based on the Letter of Consent to Transfer (Consent to Transfer), Power of Attorney to Sell What Can not Be Canceled (Irrevocable Power of Attorney to Sell Shares), the APT and OM, approval of General Meeting Extraordinary Shareholders dated 27 January 2000 and 22 August 2000 and Settlement Agreement dated 7 December 2000 which was ratified by the Jakarta Commercial Court on 19 December 2000 based on the Letter No. 04/PKPU/ 2000/PN.NIAGA.JKT.PST.
Selanjutnya, sehubungan dengan pelaksanaan eksekusi dan pengalihan saham tersebut di atas, APT mengajukan gugatan perdata kepada Perusahaan, Direksi Perusahaan dan beberapa perusahaan yang terlibat dalam restrukturisasi pinjaman Perusahaan yaitu The Law Debenture Trust Corporation p.l.c., The Chase Manhattan Bank, The Royal Bank of Scotland p.l.c., PT Ernst & Young dan Alwi Syahri selaku turut Tergugat ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dalam registrasi perkara No. 123/Pdt.G/2003/PN.JKT.PST tanggal 14 April 2004. APT juga mengajukan permohonan Sita Jaminan (Conservatoir Beslag) terhadap saham-saham Perusahaan.
Moreover, in connection with the execution and transfer of shares mentioned above, APT filed a lawsuit to the Company, the Directors of the Company and other companies involved in debt restructuring of the Company ie The Law debenture Trust Corporation plc, The Chase Manhattan Bank, The Royal Bank of Scotland plc, PT Ernst & Young and Alwi Syahri as Defendant to the Central Jakarta District Court in case No registration. 123/Pdt.G/2003/PN.JKT.PST 14 April 2004. APT also apply Confiscation (conservatoir Beslag) of the shares of the Company.
Pada April 2003, Juru Sita Pengadilan Negeri Jakarta Selatan berdasarkan delegasi dari Pengadilan Negeri Jakarta Pusat melakukan Sita Jaminan atas sahamsaham beberapa pemegang saham Perusahaan.
In April 2003, Saviour Sita South Jakarta District Court on the basis of delegation from the Central Jakarta District Court did Confiscation of the shares of some shareholders.
OM juga mengajukan gugatan perdata kepada Perusahaan, The Law Debenture Trust Corporation p.l.c, Bapepam (sekarang Bapepam-LK) dan APT selaku Turut Tergugat dalam registrasi perkara No. 517/Pdt.G/2003/PN.JKT.PST. Tanggal 9 November 2004.
OM also filed a lawsuit to the Company, The Law debenture Trust Corporation plc, Bapepam (now Bapepam-LK) and APT as Co Defendant in case registration No.517/Pdt.G/2003/PN.JKT.PST. Dated 9 November 2004.
Gugatan dan/atau tuntutan APT dan OM terhadap Perusahaan didasarkan pada alasan dan latar belakang yang sama yaitu sebagai berikut:
Claims and / or claims against the Company and OM APT is based on reason and the same background as follows:
1. APT dan OM tidak pernah memberikan persetujuan sehubungan dengan pelaksanaan gadai saham Perusahaan. 2. Bahwa sejak tanggal 1 Desember 2000, jangka waktu “Pledge of Shares Agreement” antara APT dan OM serta Perusahaan telah berakhir.
1.
260
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
2.
APT and OM did not give consent in relation to the implementation of the pledge of shares of the Company. That since 1 December 2000, the term of “Pledge of Shares Agreement” between APT and the OM and the Company has ended.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/99 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
Exhibit E/99 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
26. LITIGASI (Lanjutan)
26. LITIGATION (Continued)
Berdasarkan alasan-alasan tersebut, APT dan OM menuntut pengembalian masing-masing sebanyak 111.804.732 dan 98.388.180 lembar saham Perusahaan, menuntut pembagian dividen masingmasing sebesar lebih kurang Rp 150.000 dan juga menuntut kerugian imaterial masing-masing sebesar USD 1 miliar (nilai penuh).
Based on these reasons, the APT and the OM demanded the return of each of 111,804,732 and 98,388,180 shares of the Company, demanding payment of dividend amounting to approximately Rp 150,000 and also requires immaterial losses amounting to USD 1 billion ( full amount).
APT juga telah melaporkan Direksi Perusahaan kepada Markas Besar Polisi Republik Indonesia (Mabes POLRI) dengan tuduhan melakukan tindak pidana penggelapan saham pada bulan Juni 2003 dan tuduhan melakukan tindak pidana pemalsuan surat dan atau penggunaaan surat palsu pada bulan Februari 2006.
APT has also reported the Board of Directors of the Company to the Indonesian National Police Headquarters (Police Headquarters) on charges of committing a crime of embezzlement of shares in June 2003 and charges of committing a crime and falsification or fraudulent use of a letter in February 2006.
Perkembangan Kasus – APT melawan Perusahaan
Case Progress – APT against the Company
Pada tanggal 14 April 2004, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah menjatuhkan putusan yang pada pokoknya mengabulkan sebagian gugatan APT, tetapi Perusahaan dan beberapa perusahaan yang terlibat mengajukan banding kepada Pengadilan Tinggi DKI Jakarta.
On 14 April 2004, the Central Jakarta District Court had ruled the litigation case in favour of APT, but the Company and other companies involved have filed an appeal to the Jakarta High Court against such decision.
Pengadilan Tinggi DKI Jakarta menerima Banding yang diajukan oleh Perusahaan melalui putusan tanggal 1 September 2004 No. 302/Pdt/2004/ PT.DKI.Jo.No. 123/PDT.G/2003/PN.JKT.PST yang isinya antara lain menyatakan bahwa Pengadilan Tinggi:
Further on 1 September 2004 the Company had received the Announcement of Decision Letter No. 302/Pdt/2004/PT.DKI.Jo.No.123/PDT.G/2003/ PN.JKT.PST from Central Jakarta District Court regarding the decision of Jakarta High Court on such claim, among others, stated that the High Court :
Menerima permohonan banding yang diajukan oleh Perusahaan dan beberapa pembanding lainnya. Negeri 2. Membatalkan putusan Pengadilan Jakarta Pusat tanggal 14 April 2004, No. 123/ Pdt.G/2003/PN.JKT.PST.
1.
1.
Accepted appeal filed by the Company and other parties involved.
2. Overturned the decision of Central Jakarta District Court dated 14 April 2004, No. 123/ Pdt.G/2003/ PN.JKT.PST.
Dalam pokok perkara, Pengadilan Tinggi menyatakan: 1. Menolak gugatan APT untuk seluruhnya. 2. Menyatakan sita jaminan yang dilaksanakan jurusita pengadilan Negeri Jakarta Selatan terhadap saham-saham milik beberapa pemegang saham Perusahaan tidak sah dan tidak berharga oleh karenanya diperintahkan untuk diangkat.
In relation to the main case, the High Court stated that: 1. All claims of APT are rejected. 2. Attachment orders of shares owned by several Company’s shareholders executed by the South Jakarta District Court are unlawful and therefore ordered to be cancelled.
APT mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung R.I (MA) atas Putusan Pengadilan Tinggi tersebut.
APT had lodged an appeal to the Supreme Court of the Republic of Indonesia against the above decision of the High Court.
MA melalui putusan No. 677K/PDT/2005 tertanggal 20 Juli 2005 telah menolak permohonan kasasi APT tersebut dengan menguatkan Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta No. 302/PDT/2004/PT.DKI tanggal 1 September 2004.
On 20 July 2005, through Decision Letter No. 677K/ PDT/2005, the Supreme Court upheld the judgement of the DKI Jakarta High Court No. 302/PDT/2004/ PT.DKI dated 1 September 2004.
261
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/100 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
Exhibit E/100 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
26. LITIGASI (Lanjutan)
26. LITIGATION (Continued)
Selanjutnya, sebagai pelaksanaan dari Putusan MA tersebut, maka Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan telah membatalkan atau mengangkat sita jaminan (conservatoir beslag) atas saham-saham milik beberapa pemegang saham Perusahaan, yang sebelumnya sita jaminan tersebut telah diletakkan atas permohonan pihak APT. Dengan adanya pembatalan atau pengangkatan sita jaminan (conservatoir beslag) tersebut, maka tidak ada lagi saham-saham Perusahaan yang disita jaminan sehubungan dengan kasus tersebut di atas.
Further, in relation to the execution of the Supreme Court then Central Jakarta District Court and South Jakarta District Court had overturned the minutes of the conservatory attachment of several shareholders of the Company where the minutes of the conservatory attachment were executed on behalf of APT. By the overturned of the minutes of the conservatory attachment, there are no shares of the Company which took as the minutes of the conservatory attachment regarding to the case stated above.
APT mengajukan permohonan Peninjauan Kembali kepada MA atas putusan MA dalam tingkat Kasasi tertanggal 20 Juli 2005 No. 677K/PDT/2005, yang telah menguatkan Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta No. 302/PDT/2004/PT.DKI tanggal 1 September 2004.
APT had appealed against the Supreme Court ruling favouring BFI of 20 July 2005 No. 677K/PDT/2005 which upheld the decision of the High Court of Jakarta No. 302/PDT/2004/PT.DKI dated 1 September 2004.
MA melalui Putusan No. 240PK/PDT/2006 tanggal 20 Februari 2007 menyatakan:
On 20 February 2007, the Supreme Court No. 240/ PDT/2006, stated that the Supreme Court:
1. Mengabulkan permohonan Peninjauan Kembali dari Pemohon Peninjauan Kembali, PT Aryaputra Teguharta. 2. Membatalkan putusan Mahkamah Agung RI No. 677K/Pdt/2005 tanggal 20 Juli 2005 jo. putusan Pengadilan Negeri Jakarta No. 302/Pdt/ 2004/PT.DKI tanggal 1 September 2004 jo. putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No. 123/ Pdt.G/2003/PN.Jkt.Pst tanggal 14 April 2004.
1. Accepted a judicial review of petition for Judical Review, PT Aryaputra Teguharta.
MA mengadili kembali yang pada pokoknya antara lain menyatakan Perusahaan dan Direksi Perusahaan dihukum untuk mengembalikan dan menyerahkan saham-saham APT kepada APT.
The Supreme Court reopened the trial which decided against the Company and its Directors and ordered the return of the shares to APT.
Pada bulan Oktober 2007, APT telah mengajukan permohonan kepada Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk pelaksanaan Putusan PK tersebut di atas (Eksekusi). Selanjutnya Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah mengeluarkan Surat Ketetapan No. 079/2007/EKS tanggal 5 Oktober 2007 yang mengabulkan permohonan APT dan memerintahkan Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk melakukan Sita Eksekusi terhadap Saham-saham APT di tempat kedudukan Termohon Eksekusi yaitu Perusahaan dan Direksi Perusahaan.
In October 2007, APT filed a request to the Chief of the Central Jakarta District Court to execute the verdict of the re-appeal. Subsequently the Chief of the Central Jakarta District Court issued Declaration No. 079/2007/EKS dated 5 October 2007 which granted APT’s request and ordered the Registrar of the Central Jakarta District Court to take over the shares of APT at the domicily of the Company and its Board of Directors.
262
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
2. Overtuned the decision of Supreme Court dated 20 July 2005 No.677 K/Pdt/2005 Jo the decision of Jakarta High Court No. 302/Pdt/2004/PT.DKI dated on 1 September 2004 Jo which stated the decision of the Jakarta High Court No. 123/Pdt.G/2003/PN.Jkt.Pst. dated on 14 April 2004.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/101 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
Exhibit E/101 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
26. LITIGASI (Lanjutan)
26. LITIGATION (Continued)
Sita Eksekusi telah dilaksanakan oleh Juru Sita Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan Juru Sita Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, dan Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 10 Oktober 2007 telah mengeluarkan Penetapan Nomor Daft. No. 079/2007/EKS yang menetapkan antara lain : menyatakan bahwa pelaksanaan eksekusi perkara atas putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung-RI tanggal 20 Februari 2007 No. 240/PK/ PDT/2006 yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat di bawah No. 079/2007/EKS, tidak dapat dilaksanakan (Non Executable).
The take over had been carried out by the Executors of the Central Jakarta District Court, the South Jakarta District Court and the Chief of the Central Jakarta District Court on 10 October 2007 through declaration No.079/2007/EKS, which stated among others : The re-appeal verdict of Supreme Court No. 240PK/PDT/2006 dated on 20 February 2007 under registration No. 079/2007/EKS at Jakarta Distric Court, is Non Executable.
Atas Penetapan No. 079/2007/EKS tersebut APT mengajukan kembali permohonan kepada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk melaksanakan pembatalan Penetapan No. 079/2007/EKS dan melanjutkan eksekusi terhadap putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung RI No. 240PK/PD/2006 tanggal 20 Februari 2007. Atas permohonan APT tersebut Pengadilan Negeri Jakarta Pusat melalui Suratnya No. W10.U1.Ht.079/2007 Eks. 4758 VII.2009.01 tanggal 3 Juli 2009 dan Suratnya No. W10.U1.Ht.079/ 2007 Eks.5096 VII.2009.01 tanggal 15 Juli 2009 berpendapat bahwa tidak ada alasan bagi Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk membatalkan Penetapan No.079/2007 Eks tentang Non Executable.
Based on the declaration No. 079/2007/EKS, APT reflied the request to the Central Jakarta District Court to execute the cancellation of the declaration No. 079/2007/EKS and to proceed with the execution toward the verdict of appeal of the Supreme Court No. 240PK/PD/2006 dated 20 February 2007. Based on the APT appeal the Central Jakarta District Court through its Letter No. W10.U1.Ht.079/2007 Eks. 4758 VII.2009.01 dated 3 July 2009 and its Letter No. W10.U1.Ht.079/ 2007 Eks.5096 VII.2009.01 dated 15 July 2009 has opinionated that is no reason for the Central Jakarta District Court to cancel the declaration No.079/2007 regarding the Non-executable.
Terhadap tuduhan tindak pidana penggelapan saham maka pada tanggal 14 Mei 2004 melalui surat No. POL: S.Tap/37a/V/2004, Mabes POLRI telah mengeluarkan Surat Ketetapan Penghentian Penyidikan karena alasan tindak pidana penggelapan dan penipuan saham yang dipersangkakan kepada Direksi Perusahaan bukan merupakan tindak pidana.
Meanwhile in connection with the committing of illegal transfer of shares, the, on 14 May 2004 by the Decision Letter No. POL: S.Tap/37a/V/2004, the Jakarta Police Headquarters has suspended the investigation on such case vide letter which involved the Company’s Board of Directors.
Demikian pula dengan tuduhan tindak pidana pemalsuan surat dan atau penggunaan surat palsu maka pada tanggal 5 Mei 2009 melalui surat No. POL. S.Tap/61a/V/2009, Mabes POLRI telah mengeluarkan Surat Ketetapan Penghentian Penyidikan karena tidak terdapat cukup bukti.
Pursuant to letter No. POL. S.Tap/61a/V/2009, dated 5 May 2009 Jakarta Police Headquarters has suspended the investigation as there is not enough evidence.
Perkembangan Kasus – OM melawan Perusahaan
Case Progress – OM against the Company
Pada tanggal 9 November 2004, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah menjatuhkan putusan yang pada pokoknya mengabulkan sebagian gugatan OM dalam Putusan No. 517/Pdt.G/2003/PN.Jkt.Pst.
On 9 November 2004, the Central Jakarta District Court had issued a verdict which partly granted the claim of OM through decision No. 517/Pdt.G/ 2003/PN.Jkt.Pst.
Pengadilan Tinggi DKI Jakarta menerima banding yang diajukan oleh Perusahaan melalui putusan tanggal 23 Maret 2005 No.60/PDT/2005/PT.DKI. Jo.No.517/PDT.G/2003/PN.JKT.PST.
The Jakarta High Court received an appeal lodged by the Company through decision No. 60/PDT/2005/ PT.DKI.Jo.No.517/PDT.G/2003/PN.JKT.PST dated 23 March 2005.
263
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/102 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
Exhibit E/102 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
26. LITIGASI (Lanjutan)
26. LITIGATION (Continued)
MA melalui putusan No. 1478K/PDT/2005 tertanggal 27 Oktober 2005 menolak permohonan kasasi OM dengan menguatkan Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta No.60/PDT/PT.DKI tanggal 23 Maret 2005.
Pursuant to the Supreme Court ruling No. 1478K/PDT/ 2005 dated 27 October 2005, it has rejected the appeal request sumitted by OM and stengthen the decision of appeal court of DKI Jakarta No.60/PDT/PT.DKI dated 23 March 2005.
MA melalui Putusan No. 115PK/PDT/2007 tanggal 19 Juli 2007 menyatakan menolak permohonan Peninjauan Kembali dari Pemohon Peninjauan Kembali dari Pemohon Peninjauan Kembali, PT Ongko Multicorpora.
Central Jakarta District Court which stated the decision of the Supreme Court No. 115PK/PDT/2007 dated 19 July 2007, stated that the Supreme Court Rejected appeal filed by Ongko Multicorpora.
Gugatan dan/atau tuntutan APT dan OM tersebut disebabkan oleh eksekusi gadai saham yang dijadikan jaminan atas utang-utang perusahaan Ongko Group yang telah jatuh tempo dan tidak dibayar, serta pengalihan saham yang dilakukan oleh Perusahaan berdasarkan “Pledge of Shares Agreement”, Surat Persetujuan Mengalihkan (Consent to Transfer), Surat Kuasa Menjual Yang Tidak Dapat Dibatalkan (Irrevocable Power of Attorney to Sell Shares), hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 27 Januari 2000 dan 22 Agustus 2000 yang telah disetujui oleh APT dan OM, dan Perjanjian Perdamaian tanggal 7 Desember 2000 dalam rangka restrukturisasi pinjaman Perusahaan yang telah diratifikasi oleh Pengadilan Niaga pada tanggal 19 Desember 2000. Untuk itu manajemen berpendapat, perkara tersebut tidak akan mempengaruhi kegiatan operasional Perusahaan.
The above lawsuit and/or charges filed by APT and OM is in relation to pledge of shares which had been pledged as collaterals to guarantee the payable of Ongko Group which had been overdue and had not been settled in accordance with the Pledge of Shares Agreement, Letter of Consent to Transfer, Irrevocable Power of Attorney to Sell Shares, resolutions of Extraordinary General Meetings of Shareholders dated 27 January 2000 and 22 August 2000 that have been approved by APT and OM and the Settlement Agreement dated 7 December 2000 which was ratified by the Jakarta Commercial Court on 19 December 2000. As such management is of the opinion that the above cases will not impact on the Company’s operations.
27. KONDISI EKONOMI
27. ECONOMIC ENVIRONMENT
Operasi Perusahaan dapat terpengaruhi oleh ketidakpastian masa depan kondisi ekonomi di Indonesia yang dapat menyebabkan ketidakstabilan nilai mata uang, tingginya suku bunga pinjaman komersial, ketatnya likuiditas keuangan dan penurunan tingkat kualitas portofolio Perseroan, yang dapat memberikan dampak negatif pada pertumbuhan ekonomi.
The Company’s operations may affected by the uncertainty of future economic conditions in Indonesia that may cause volatility in currency values, high commercial borrowing cost, tight financial liquidity and decrease in the Company’s portofolio quality that affecting negatively to the economic growth.
Penyelesaian atas ketidakstabilan kondisi ekonomi dan perkembangan ekonomi lebih lanjut tergantung pada beberapa faktor seperti kebijakan fiskal dan moneter yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia, suatu tindakan yang berada di luar kendali Perusahaan. Pemerintah telah berusaha untuk mempertahankan daya tahan sektor finansial terhadap ancaman krisis serta menjaga stabilitas di bidang fiskal dan moneter dan tetap melanjutkan kebijakan reformasi sektor keuangan. Langkahlangkah ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi sektor korporasi di Indonesia.
Economic improvements and sustained recovery are dependent upon several factors such as fiscal and monetary policies being undertaken by the Indonesian Government, that are beyond under control of the Company. The government had tried to conserve the reliability of the financial sector against the threat of the crisis and maintain the stability in fiscal and monetary sector and conduct the reformation policy in the financial sector. These steps are may expected to be positively affecting the corporate sector in Indonesia.
264
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/103 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
27. KONDISI EKONOMI (Lanjutan)
Exhibit E/103 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 27. ECONOMIC ENVIRONMENT (Continued)
Tidaklah mungkin untuk menentukan dampak masa depan kondisi ekonomi saat ini terhadap pendapatan dan realisasi atas portofolio piutang pembiayaan Perusahaan, termasuk dampak yang timbul dari pelanggan, kreditur, investor dan pemegang saham Perusahaan. Laporan keuangan terlampir tidak mencakup penyesuaian yang berasal dari ketidakpastian tersebut.
It is not possible to determine the future effects of the economic conditions on the Company’s revenue and the realization of the Company’s financing receivables portfolio, including the effects flowing through from the Company’s customers, creditors, investors and shareholders. The accompanying financial statements do not include any adjustments relating to these uncertainties.
Pada tahun 2010 dan 2009, Perusahaan membukukan masing-masing sejumlah Rp 4.155 dan Rp 1.972 pembiayaan baru (pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan). Di samping itu, manajemen Perusahaan telah dan akan terus melakukan hal-hal berikut secara berkelanjutan:
In 2010 and 2009, the Company has recorded new financing transactions amounted to Rp 4,155 and Rp 1,972 respectively (consumer financing and lease financing activities). Besides, the management of the Company has implemented and planning to take these following actions:
a. Menitikberatkan pada pengelolaan risiko dengan mempertahankan kualitas dari aset produktif dalam rangka meminimalisasi risiko tidak tertagihnya piutang pembiayaan Perusahaan.
a. Focusing on its risk management by maintaining the quality of its productive assets in order to minimize the uncollectibility risk of its financing receivables.
b. Mempertahankan kegiatan usaha pembiayaan mobil dan mengembangkan pembiayaan motor, melalui kantor-kantor cabang Perusahaan khususnya dengan melakukan diversifikasi portofolio pada berbagai sektor ekonomi yang produktif, khususnya yang tidak rentan terhadap perubahan kondisi ekonomi, dan atau yang berpotensi bertumbuh di masa yang akan datang karena memiliki sumber daya yang belum dikelola secara baik.
b. Maintaining its car financing business activity and develop the motor vehicles financing, through its branches particularly by diversifying its portofolio over the productive financial sector, especially those which are not susceptible against the changes in the economic condition, and/or those would have future potential growth due to unoptimal exploitation of the resources.
c. Meningkatkan efisiensi biaya operasional dan proses kerja, sehingga pertumbuhan portofolio tidak selalu diikuti dengan peningkatan biaya, yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan Perusahaan.
c. Improving the efficiency of operational cost and working process, in order that increase in portofolio without followed by the increase in cost, which this improvement would increase the Company’s earnings.
d. Mengoptimalisasi pemanfaatan teknologi informasi untuk mendukung kegiatan bisnis dan operasi Perusahaan, yang membawa dampak positif pada produktivitas dan efisiensi kerja.
d. Optimalizing the used of information technology in order to support the Company’s business activity and operation, that positively affect the productivity and working efficiency.
e. Mengoptimalisasi fungsi kantor-kantor cabang Perusahaan dalam penetrasi pasar dan peningkatan pangsa pasar dan pengembangan bisnis.
e. Optimalizing the function of Company’s branches in market penetration, and expand the market share and business development.
f. Mempertahankan dan memperluas hubungan dengan perbankan dan lembaga keuangan bukan bank serta mencari sumber dana alternatif lainnya dalam memperoleh sumber pendanaan yang berkelanjutan dalam mendukung usaha Perusahaan.
f. Maintaining and improving its relationship with the banking and other non-banking financial institutions and explore alternative funding in order to obtain continuous funding to support its business activity.
265
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/104 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
Exhibit E/104 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
28. PELAKSANAAN KUASI-REORGANISASI
28.
IMPLEMENTATION OF QUASI REORGANIZATION
Perusahaan melaksanakan kuasi-reorganisasi pada tanggal 1 Januari 2003 dengan berdasarkan pada PSAK No. 51 (1998), “Akuntansi KuasiReorganisasi” dan telah disetujui oleh pemegang saham Perusahaan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 20 Mei 2003. Kuasireorganisasi ini telah disampaikan kepada BAPEPAMLK melalui Keterbukaan Informasi tanggal 21 April 2003.
The Company implemented quasi-reorganization as of 1 January 2003 based on PSAK No. 51 (1998), “Accounting for Quasi-Reorganization” as approved by the shareholders in their Extraordinary Shareholders’ meeting dated 20 May 2003. The implementation of this quasi-reorganization has been informed to BAPEPAM-LK through the Disclosure of Information on 21 April 2003.
Posisi data keuangan Perusahaan sebelum dan sesudah kuasi-reorganisasi pada tanggal 1 Januari 2003 adalah seperti di bawah ini:
The financial position of the Company before and after quasi-reorganization as of 1 January 2003 is shown below:
Sebelum kuasireorganisasi/ Before quasireorganization
Setelah kuasireorganisasi/ After quasireorganization
JUMLAH ASET
934.721
934.721
TOTAL ASSETS
KEWAJIBAN
441.958
441.958
LIABILITIES
EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp 500 (nilai penuh) per saham Modal dasar – 1.000.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh – 673.779.299 saham Tambahan modal disetor – agio saham Akumulasi defisit (
336.890 779.723 623.850 )
336.890 155.873 -
SHAREHOLDERS’ EQUITY Share capital - Rp 500 (full amount) par value per share Authorized - 1,000,000,000 shares Issued and fully paid 673,779,299 shares Paid in capital in excess of par value Accumulated deficit
Ekuitas – Bersih
492.763
492.763
Shareholders’ Equity - Net
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
934.721
934.721
TOTAL LIABILITIES AND SHAREHOLDERS’ EQUITY
29. PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA
29. SUBSEQUENT EVENT
Pada tanggal 20 Januari 2011, Perusahaan telah melunasi nilai pokok Obligasi BFI Finance Indonesia II tahun 2009 seri A dengan jumlah nominal sebesar Rp 65.000.
On 20 January 2011, the Company has repaid of its Obligasi BFI Finance Indonesia II year 2009 A series with value amounted to Rp 65,000.
Pada tanggal 25 Januari 2011, Perusahaan menandatangani perubahan perjanjian uncommited Kredit Berjangka dengan PT Bank Danamon Indonesia Tbk tanggal 27 Oktober 2009 dengan pokok perubahan batas maksimum fasilitas yang semula sebesar Rp 18.409 diturunkan menjadi sebesar Rp 10.000.
On 25 January 2011, the Company signed an amendment uncommitted Term Loan agreement with PT Bank Danamon Indonesia Tbk dated 27 October 2009 regarding the maximum limit of the facility amount decreased from Rp 18,409 into Rp 10,000.
266
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/105 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
Exhibit E/105 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
30. PENERAPAN AWAL PSAK NO. 50 (REVISI 2006) DAN PSAK NO. 55 (REVISI 2006)
30. FIRST IMPLEMENTATION OF SFAS NO. 50 (REVISED 2006) AND SFAS NO. 55 (REVISED 2006)
Laporan keuangan Perusahaan pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 merupakan laporan keuangan pertama Perusahaan yang menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006).
The Company’s financial statements as of and for the year ended 31 December 2010 is the first Company’s financial statements implemented SFAS No. 50 (Revised 2006) and SFAS No. 55 (Revised 2006).
Atas penerapan standar baru tersebut, Perusahaan telah mengidentifikasi penyesuaian transisi berikut sesuai dengan Buletin Teknis No. 4 tentang Ketentuan Transisi untuk Penerapan Awal PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
In adopting the above new standards, the Company has identified the following transition adjustments in accordance with Technical Bulletin No. 4 regarding Transitional Guidance for Early Implementation of SFAS No. 50 (2006 Revision) and SFAS No. 55 (2006 Revision) issued by the Indonesian Institute of Accountants.
Dampak transisi ke PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) terhadap neraca awal Perusahaan pada tanggal 1 Januari 2010 dijelaskan dalam tabel berikut ini:
Impact of transition to SFAS No. 50 (Revised 2006) and SFAS No. 55 (Revised 2006) on the balance of the Company’s beginning balance sheet as of 1 January 2010 are described in the following table:
Dilaporkan Sebelumnya/ Previously reported Aset Cadangan kerugian penurunan nilai Aset pajak tangguhan Ekuitas Saldo laba
(
(
Penyesuaian transisi ke PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006)/ Adjustment as a result of Implementation of SFAS 50 (Revised 2006) and SFAS 55 (Revised 2006)
213.048)
121.078
Setelah disesuaikan/ After adjusted (
27.100 (
17.169)
796.094) (
103.909) (
31. STANDAR AKUNTANSI BARU
31.
91.970)
Assets Allowance for impairment losses Defferred tax asset Equity Retained earnings
9.931 900.003)
NEW ACCOUNTING STANDARD
Revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang telah dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) sampai dengan penyelesaian laporan keuangan Perusahaan tetapi belum berlaku efektif adalah sebagai berikut:
Revised Statement of Financial Accounting Standards (SFAS) issued by the Financial Accounting Standards Board (DSAK) until the completion of the financial statements of the Company but not yet effective are as follows:
Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011:
Effective on or after 1 January 2011:
a. PSAK No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan”, menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum (general purpose financial statements) agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain.
a. SFAS No. 1 (Revised 2009), “Presentation of Financial Statements”, prescribes the basis for presentation of general purpose financial statements to ensure comparability both with the entity’s financial statements of previous periods and with the financial statements of other entities.
267
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/106 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
Exhibit E/106 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
31. STANDAR AKUNTANSI BARU (Lanjutan)
31. NEW ACCOUNTING STANDARD (Continued)
b. PSAK No. 2 (Revisi 2009), “Laporan Arus Kas”,
b. SFAS No. 2 (Revised 2009), “Statement of Cash Flows”, requires the provision of information about the historical changes in cash and cash equivalents by means of a statements of cash flows which classifies cash flows during the period from operating, investing and financing activities.
c. PSAK No. 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”, akan diterapkan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk dan dalam akuntansi untuk investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan.
c. SFAS No. 4 (Revised 2009), “Consolidated and Separate Financial Statements”, shall be applied in the preparation and presentation of consolidated financial statements for a group of entities under the control of a parent and in accounting for investments in subsidiaries, jointly controlled entities and associates when separate financial statements are presented as additional information.
d. PSAK No. 5 (Revisi 2009), ”Segmen Operasi”, informasi segmen diungkapkan untuk memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi.
d. SFAS No. 5 (Revised 2009), “Operating Segments”, segment information is disclosed to enable users of financial statements to evaluate the nature and financial effects of the business activities in which the entity engages and the economic environments in which it operates.
e. PSAK No. 12 (Revisi 2009), ”Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama”, akan diterapkan untuk akuntansi bagian partisipasi dalam ventura bersama dan pelaporan aset, kewajiban, penghasilan dan beban ventura bersama dalam laporan keuangan venturer dan investor, terlepas dari struktur atau bentuk yang mendasari dilakukannya aktivitas ventura bersama.
e. SFAS No. 12 (Revised 2009), “Interests in Joint Ventures”, shall be applied in accounting for interests in joint venture and the reporting of joint venture assets, liabilities, income and expenses in the financial statements of ventures and investors, regardless of the structures of forms under which the joint venture activites take place.
f. PSAK No. 15 (Revisi 2009), “Investasi Pada Entitas Asosiasi”, akan diterapkan untuk akuntansi investasi dalam entitas asosiasi. Menggantikan PSAK 15 (1994) “Akuntansi untuk Investasi Dalam Perusahaan Asosiasi” dan PSAK 40 (1997) “Akuntansi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan/Perusahaan Asosiasi”.
f. SFAS No. 15 (Revised 2009), “Investments in Associates”, shall be applied in accounting for investments in associates. Supersedes SFAS No. 15 (1994) “Accounting for Investments in Associates” and SFAS No. 40 (1997) “Accounting for Changes in Equity of Subsidiaries/Associates”.
g. PSAK No. 25 (Revisi 2009), “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan”, menentukan kriteria untuk pemilihan dan perubahan kebijakan akuntansi, bersama dengan perlakuan akuntansi dan pengungkapan atas perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan koreksi kesalahan.
g. SFAS No. 25 (Revised 2009). “Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors”, prescribes the criteria for selecting and changing accounting policies, together with the accounting treatment and disclosure of changes in accounting policies, changes in accounting estimates and corrections of errors.
memberikan pengaturan atas informasi mengenai perubahan historis dalam kas dan setara kas melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, maupun pendanaan (financing) selama suatu periode.
268
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/107 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
Exhibit E/107 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
31. STANDAR AKUNTANSI BARU (Lanjutan)
31.
NEW ACCOUNTING STANDARD (Continued)
h. PSAK No. 48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset”, menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkan dan jika aset tersebut terjadi penurunan nilai, rugi penurunan nilai harus diakui.
h. SFAS No. 48 (Revised 2009), “Impairment of Assets”, prescribes the procedures applied to ensure that assets are carried at no more than their recoverable amount and if the assets are impaired, an impairment loss should be recognized.
i. PSAK No. 57 (Revisi 2009), Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi”, bertujuan untuk mengatur pengakuan dan pengukuran kewajiban diestimasi, kewajiban kontinjensi dan aset kontinjensi serta untuk memastikan informasi memadai telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan untuk memungkinkan para pengguna memahami sifat, waktu, dan jumlah yang terkait dengan informasi tersebut.
i. SFAS No. 57 (Revised 2009), “Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets”, aims to provide that appropriate recognition criteria and measurement basses are applied to provisions, contingent liabilities and contingent assets and to ensure that sufficient information is disclosed in the notes to enable users to understand the nature, timing and amount related to the information.
j. PSAK No. 58 (Revisi 2009), “Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan”, bertujuan untuk mengatur akuntansi untuk aset yang dimiliki untuk dijual, serta penyajian dan pengungkapan operasi dihentikan.
j. SFAS No. 58 (Revised 2009), “Non-Current Assets, Held for Sale and Discontinued Operations”, aims to specify the accounting for assets held for sale, and the presentation and disclosure of discontinued operations.
k. PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan pihak-pihak yang Berelasi”.
k. SFAS No. 7 (Revised 2010), “Disclosure of the parties relate”
l. PSAK No. 19 (Revisi 2010), “Aset Tidak Berwujud”.
l. SFAS No. Assets”.
m. PSAK No. 22 (Revisi 2010), “Kombinasi Bisnis”.
m. SFAS No. 22 Combinations”.
n. PSAK No. 23 (Revisi 2010), “Pendapatan”.
n. SFAS No. 23 (Revised 2010), “Revenue”.
o. ISAK 7 (Revisi 2009), “Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus (EBK)”. menentukan pengkonsolidasian EBK jika substansi hubungan antara suatu entitas dan EBK mengindikasikan adanya pengendalian EBK oleh entitas tersebut.
o. IFAS No. 7 (Revised 2009), “ConsolidationSpecial Purpose Entities (SPE)”, proveides for the consolidation of SPEs when the substance of the relationship between an entity and the SPE indicates that the SPE is controlled by that entity.
p. ISAK 9, “Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi, Liabilitas Restorasi, dan Liabilitas Serupa”, diterapkan terhadap setiap perubahan pengukuran atas aktivitas purna-operasi, restorasi atau kewajiban yang serupa yaitu diakui sebagai bagian dari biaya perolehan aset tetap sesuai PSAK 16 dan sebagai kewajiban sesuai PSAK 57.
p. IFAS No. 9, “Changes in Existing Decommissioning, Restoration and Similar Liabilities”, applies to changes in the measurement of any existing decommissioning, restoration or similar liability recognized as part of the cost of an item of property, plan and equipment in accordance with SFAS No. 16 and as a liability in accordance with SFAS No. 57.
19
(Revised (Revised
2010), 2010),
“Intangible “Business
269
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/108 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31. STANDAR AKUNTANSI BARU (Lanjutan)
Exhibit E/108 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 31. NEW ACCOUNTING STANDARD (Continued)
q. ISAK 10, “Program Loyalitas Pelanggan”, berlaku untuk penghargaan kredit loyalitas pelanggan yang diberikan kepada pelanggan sebagai bagian dari transaksi penjualan, dan tergantung pemenuhan atas setiap kondisi lebih lanjut yang dipersyaratkan, pelanggan dapat menukar barang atau jasa secara gratis atau dengan potongan harga di masa yang akan datang.
q. IFAS No. 10, “Customer Loyalty Programmes”, applies to customer loyalty award credits granted to customers as part of a sales transaction, and subject to meeting any further qualifying conditions, the customers can redeem in the future for free or discounted goods or services.
r. ISAK 14, “Aset Tidak berwujud – Biaya Situs”.
r. IFAS 14, "Intangible Assets - Website Costs".
s. ISAK 11, “Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik”, diterapkan untuk distribusi searah (nonreciprocal) aset oleh entitas kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, seperti distribusi aset nonkas dan distribusi yang memberikan pilihan kepada pemilik untuk menerima aset nonkas atau alternatif kas.
s. IFAS No. 11, “Distributions of Non-Cash Assets to Owners”, applies to types of non-reciprocal distributions of assets by an entity to its owners acting in their capacity as owners, i.ee, distributions of non-cash assets and distributions that give owners a choice of receiving either noncash assets or a cash alternative.
t. ISAK 12, “Pengendalian Bersama Entitas (PBE): Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer”, berkaitan dengan akuntansi ventura untuk kontribusi nonmoneter ke PBE dalam pertukaran dengan bagian partisipasi ekuitas PBE yang dicatat baik dengan metode ekuitas atau konsolidasi proposional.
t. IFAS No. 12, “Jointly Controlled Entities (JCE): Non-Monetary Contributions by Ventures”, deals with the venture’s accounting for nonmonetary contributions to a JCE in exchange for an equity interest in th JCE accounted for using either the equity method or proportionate consolidation.
Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012:
Effective on or after 1 January 2012:
a. PSAK No. 10 (Revisi 2010), “Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing”, menjelaskan bagaimana memasukkan transaksitransaksi dalam mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri ke dalam laporan keuangan suatu entitas dan menjabarkan laporan keuangan ke dalam suatu mata uang pelaporan.
a. SFAS No. 10, “The Effects of Changes in Foreign Exchanges Rate”, prescribes how to include foreign currency transactions and foreign operations in the financial statements of an entity and translate financial statements into a presentation currency.
b. ISAK 13, “Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri”, diterapkan terhadap entitas yang melakukan lindung nilai atas risiko mata uang asing yang timbul dari investasi netonya di dalam kegiatan usaha luar negeri dan berharap dapat memenuhi persyaratan akuntansi lindung nilai sesuai PSAK No. 55 (Revisi 2006). Mengacu pada entitas induk dan laporan keuangan dimana aset neto dari kegiatan usaha luar negeri dimasukkan sebagai laporan keuangan.
b. IFAS No. 13, “Hedges of a Net Investment in a Foreign Operation”, applies to an entity that hedges the foreign currency risk arising from its net investments in foreign operations and wishes to qualify for hedge accounting in accordance with SFAS No. 55 (Revised 2006). Refers to the parent entity and to the financial statements in which the net assets of foreign operations are included as financial statements.
Perusahaan sedang mengevaluasi dan belum menentukan dampak dari Standar, Interpretasi dan Pencabutan Standar yang direvisi dan yang baru tersebut terhadap laporan keuangannya.
The Company is currently evaluating and has not determined the impact of the Standards, Interpretation and revocation of standards and the new revised its financial statements.
270
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/109 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
Exhibit E/109 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2010 (With Comparative Figure in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
32. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN
32. COMPLETION OF THE FINANCIAL STATEMENTS
Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan yang telah diselesaikan pada tanggal 11 Maret 2011.
The management of the Company is responsible for the preparation of the financial statements that were completed on 11 March 2011.
271
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally left blank
272
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
JARINGAN Networks
273
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
JARINGAN Networks
SUMATERA UTARA 4 Cabang / Branches RIAU 5 Cabang / Branches SULAWESI BARAT 1 Cabang / Branch
KEP. RIAU 1 Cabang / Branch KALIMANTAN BARAT 1 Cabang / Branch
SULAWESI BARAT 1 Cabang / Branch
JAMBI 4 Cabang / Branches
KALIMANTAN TENGAH 2 Cabang / Branches
SUMATERA SELATAN 5 Cabang / Branches
DKI JAKARTA 5 Cabang / Branches Kiosks 4 Gerai / Outlets
LAMPUNG 23 Cabang / Branches
JAWA TENGAH 97 Cabang / Branches Kiosks 3 Gerai / Outlets
KALIMANTAN SELATAN 2 Cabang / Branches
BANTEN 4 Cabang / Branches 3 Gerai / Outlets Kiosks
SULAWESI TENGGARA SULAWESI TENGGARA 11 Cabang Branch Cabang // Branch
MALUKU 1 Cabang / Branch
SULAWESI SULAWESISELATAN SELATAN 66Cabang Cabang//Branch Branches BALI 3 Cabang / Branches
JAWA BARAT 12 Cabang / Branches Kiosks 4 Gerai / Outlets
KANTOR PUSAT HEAD OFFICE MNC Tower Lt. 25 Jl. Kebon Sirih No. 17-19 Jakarta 10340 Telepon : (021) 391 0110, 392 0061, 392 0091 (hunting) Faksimili : (021) 391 2005, 392 0607
KANTOR CABANG BRANCH OFFICES KANTOR CABANG JAWA BRANCH OFFICES IN JAVA DKI Jakarta / Jakarta Special Capital Region
274
PAPUA 1 Cabang / Branch 1 Gerai / Kiosks Outlet
SULAWESI SULAWESITENGAH TENGAH Cabang/ /Branch Branches 33Cabang
KALIMANTAN TIMUR 8 Cabang / Branches
KEP. BANGKA-BELITUNG 1 Cabang / Branch
SUMATERA BARAT 2 Cabang / Branches
SULAWESI UTARA SULAWESI UTARA 3 Cabang/ Branch / Branches 3 Cabang
DIY YOGYAKARTA 1 Cabang / Branch
JAWA TIMUR 16 Cabang / Branches 15 Kiosks 345 Gerai / Outlets
NTB 1 Cabang / Branch
Cengkareng City Resort Residence Ruko Hawaii Blok A No. 110 RT. 006/RW. 014 Kel. Cengkareng Timur Kec. Cengkareng Jakarta Barat Telepon : (021) 2902 0520, 2902 0550 Faksimili : (021) 2902 0551 Pasar Rebo Jl. Raya Condet No. 27 Kompleks Ruko Mutiara Faza Blok RA-9 RT. 007/RW. 01 Gedong, Pasar Rebo Jakarta Timur Telepon : (021) 8778 2229 Faksimili : (021) 8778 2230
Sunter Rukan Puri Mutiara Blok A No. 80 Jl. Utama Griya, Sunter Jakarta Utara Telepon : (021) 6531 0319, 6531 0533, 6531 0534 Faksimili : (021) 6531 0535
Tangerang Jl. M.T. Haryono No. 9, Sukasari Telepon : (021) 552 2287, 552 7041 Faksimili : (021) 552 6542
Kemayoran Kanto (Kantor Toko) Mega Glodok Kemayoran, Blok D No. 19, Kemayoran Jakarta Pusat Telepon : (021) 6586 7546, 6586 7549, 6586 7554, 6586 7557 Faksimili : (021) 6586 7556
Serpong Jl. Pahlawan Seribu, Ruko Tol Boulevard Blok F No. 7 Bumi Serpong Damai (BSD) Tangerang Telepon : (021) 5315 0535, 5315 8222 Faksimili : (021) 5315 0589
Meruya Jl. Lapangan Bola No. 1-1A Meruya, Kebon Jeruk Jakarta Barat Telepon : (021) 5365 2460, 5365 2461 Faksimili : (021) 5365 2462
Cikupa Ruko Fortune Blok KC 01/15 Mardi Grass Citra Raya, Cikupa Tangerang Telepon : (021) 2900 3477, 2900 3577 Faksimili : (021) 2900 3562
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
Banten
Pamulang Jl. Raya Siliwangi No. 57G RT. 01/RW. 07, Kel. Pamulang Barat Kec. Pamulang, Kab. Tangerang Telepon : (021) 744 2528, 7470 4821, 7470 8424, 7470 8868 Faksimili : (021) 742 7955
Cikarang Jl. Raya Industri No. 5 Kel. Pasir Gombong Kec. Cikarang Utara Bekasi Telepon : (021) 8984 5433 Faksimili : (021) 8984 5430
Jawa Barat / West Java
Cirebon Jl. Tuparev No. 115A Ds. Kertawinangun, Kec. Kedawung Kab. Cirebon Telepon : (0231) 234941, 246458, 246468 Faksimili : (0231) 246470
Bandung • Jl. Moh. Ramdhan No. 82 Telepon : (022) 522 9306 Faksimili : (022) 521 2075 • Jl. Lengkong Kecil No. 12B Telepon : (022) 420 6829, 421 0032, 421 0631, 423 5134 Faksimili : (022) 421 0032 Bekasi Kompleks Ruko Suncity Square Blok A No. 46-47 Jl. Mayor Hasibuan, Margajaya Telepon : (021) 888 63611 Faksimili : (021) 888 63612
Depok Ruko Margonda Residen No. 12A-14 Jl. Margonda Raya Kav. 461 Telepon : (021) 7888 1787 Faksimili : (021) 7888 1780 Karawang • Jl. Tuparev No. 360, RT. 02/RW. 07 Cinangoh, Kel. Karawang Wetan Telepon : (0267) 400870, 400872 Faksimili : (0267) 400925
Bogor Jl. Raya Tajur No. 39D-E Telepon : (0251) 833 7753 Faksimili : (0251) 833 7793
• Ruko Galuh Mas 1 No. 37 Teluk Jambe Telepon : (0267) 419101, 700 1285
Cikampek Ruko Sudirman Center Blok A No. 6 Jl. Jenderal Sudirman No. 100 Desa Pucung, Kec. Kotabaru Kab. Karawang Telepon : (0264) 838 8032 Faksimili : (0264) 838 6310
Purwakarta Jl. Veteran No. 157 Telepon : (0264) 7888 1787 Faksimili : (0264) 7888 1780 Tasikmalaya Kompleks Pertokoan Plaza Asia Blok A No. 12A Jl. H.Z. Mustofa Telepon : (0265) 235 2188 Faksimili : (0265) 235 2199
Jawa Tengah / Central Java Semarang • Ruko Mataram Plaza Blok D No. 03 Jl. M.T. Haryono Telepon : (024) 356 0073 Faksimili : (024) 356 3742
Kediri Kompleks Pertokoan Hayam Wuruk Trade Center Blok C No. 8 Jl. Hayam Wuruk Telepon : (0354) 699350, 699472, 699473 Faksimili : (0354) 699351
• Ruko Setiabudi Plaza No. 12B Jl. Setiabudi No. 121 Telepon : (024) 746 4475, 746 4478, 746 4479 Faksimili : (024) 746 4476
Lamongan Jl. Raya Veteran No. 28 RT.003/RW.02, Kel. Banjarmendalan Telepon : (0322) 324142, 324242 Faksimili : (0322) 324478
Kudus Kompleks Ruko A. Yani No. 1 Jl. Letkol Tit Sudono Telepon : (0291) 330 8198, 438885 Faksimili : (0291) 436262
Malang Jl. Letjen Sutoyo No. 148 Telepon : (0341) 475400, 475402 Faksimili : (0341) 475403
Pekalongan Jl. Dr. Cipto No. 22D Telepon : (0285) 412015 Faksimili : (0285) 412014 Rembang Jl. Dr. Wahidin No. 20 Telepon : (0295) 550 4679 Faksimili : (0295) 693111 Sragen Jl. Sukowati No. 170 Telepon : (0271) 882 1176, 882 1177 Faksimili : (0271) 882 1175 Solo Jl. Gajah Mada No. 132E Telepon : (0271) 661655, 644566 Faksimili : (0271) 663988 Daerah Istimewa Yogyakarta / Special Region of Yogyakarta Yogyakarta Jl. Colombo No. 6 D Ds. Caturtunggal, Kec. Depok Kab. Sleman Telepon : (0274) 560980, 545866 Faksimili : (0274) 560956 Jawa Timur / East Java Surabaya • Jl. Pucang Anom Timur No. 15A Telepon : (031) 501 4119 Faksimili : (031) 501 4456 • Kompleks Ruko Sentra Darmo Villa Blok A No. 6 Jl. Raya Darmo Permai Selatan Telepon : (031) 734 8281 Faksimili : (031) 731 7815 Babat Jl. Raya Babat No. 256 (Ruko No. 1-2) Kab. Lamongan Telepon : (0322) 456524, 456525 Faksimili : (0322) 453191 Blitar Jl. Cemara No. 36 Telepon : (0342) 808112, 808345 Faksimili : (0342) 808212 Bojonegoro Jl. Mastrip No. 78A Telepon : (0353) 888789 Faksimili : (0353) 880747 Gresik Kompleks Ruko KIG (Kawasan Industri Gresik) A19 Jl. Tridharma No. 3 Telepon : (031) 397 7663 Faksimili : (031) 398 9464
Mojokerto Jl. Pahlawan No. 36 Telepon : (0321) 332376, 332377 Faksimili : (0321) 327066 Pandaan Kompleks Ruko Chandra Sukun No. 7 Jl. Dr. Soetomo, Kel. Subergedang, Kec. Pandaan Kab. Pasuruan Telepon : (0343) 635882, 635883 Faksimili : (0343) 635681 Pasuruan Jl. Panglima Sudirman No. 134, Ruko No. 3 Kel. Kebonagung, Kec. Purworejo Telepon : (0343) 416007, 418007 Faksimili : (0343) 417167 Sidoarjo • Kompleks Ruko Gateway No. B/2 Jl. Raya Waru (Aloha) Telepon : (031) 853 9977 Faksimili : (031) 853 4577
Kantor Cabang Sumatera Branch Offices in Sumatera Sumatera Utara / North Sumatera Medan • Jl. Ir. H. Juanda No. 26 Telepon : (061) 451 4232 Faksimili : (061) 453 0424 • Jl. Krakatau Ujung No. 56C Telepon : (061) 663 1220, 664 5847, 664 5849 Faksimili : (061) 664 5848 Binjai Kompleks Ruko Surya Permai Jl. T. Amir Hamzah No. 1L Telepon : (061) 882 0999 Faksimili : (061) 882 2378 Rantau Prapat Jl. Ahmad Yani No. 104A-B Labuan Batu Telepon : (0624) 327986, 327987 Faksimili : (0624) 327988 Sumatera Barat / West Sumatera Padang Jl. Khatib Sulaiman No. 63D-E Telepon : (0751) 705 6211, 705 4587 Faksimili : (0751) 446438 Bukittinggi Jl. Raya Kapas Panji No. 49B Jambu Air, Nagari Taluak IV Suku Kec. Banuhampu, Kab. Agam Telepon : (0752) 643425, 33100 Faksimili : (0752) 626200 Riau
• Jl. Mojopahit No. 32B Telepon : (031) 805 7102 Faksimili : (031) 805 7103
Pekanbaru • Jl. Soekarno Hatta No. 88 Telepon : (0761) 562777 Faksimili : (0761) 563373
Tuban Jl. Basuki Rahmat No. 243 Telepon : (0356) 324312, 326183, 333335 Faksimili : (0356) 322050
•
Kantor Cabang Bali dan Nusa Tenggara Branch Offices in Bali and Nusa Tenggara Bali Denpasar • Jl. Cokroaminoto No. 43 Telepon : (0361) 427676 Faksimili : (0361) 430900 • Kompleks Sudirman Agung Blok C No. 8 Jl. PB. Sudirman Telepon : (0361) 241388 Faksimili : (0361) 241098 Gianyar Jl. By Pass Dharma Giri No. 27 Telepon : (0361) 948717, 895 8288, 895 8289 Faksimili : (0361) 895 8289
Jl. H.R. Subrantas Km. 12,5 RT. 001/RW. 02 Kel. Tuah Karya, Kec. Tampan Telepon : (0761) 62012, 61853 Faksimili : (0761) 61671
• Jl. Setiabudi No. 89-89A Telepon : (0761) 33833, 44921, 44925 Faksimili : (0761) 33828 Ujung Batu Jl. Sudirman No. 188 Ujung Batu Timur Telepon : (0762) 736 3363, 736 3364 Faksimili : (0762) 736 3365 Bagan Batu Jl. Jenderal Sudirman Kab. Rokan Hilir Telepon : (0765) 551199, 551299 Faksimili : (0765) 551577 Kepulauan Riau / Riau Islands Tanjung Pinang Jl. Gatot Subroto No. 25, Batu 5 Pulau Bintan Telepon : (0771) 318077, 318035 Faksimili : (0771) 316401
Nusa Tenggara Barat / West Nusa Tenggara
Jambi
Mataram Jl. Anak Agung Gde Ngurah No. 104F Lingk. Karang Kelebut Kel. Cakranegara Selatan Telepon : (0370) 624777 Faksimili : (0370) 624422
Jambi • Jl. Hayam Wuruk No. 81 Jelutung Telepon : (0741) 755 5000, 755 2050 Faksimili : (0741) 755 2048
• Jl. D.I. Panjaitan No. 50 RT. 018, Kebun Handil, Jelutung Telepon : (0741) 445982, 443966 Muara Bungo Jl. Lintas Sumatra Km. 01 No. 198 RT. 005/RW. 02, Bungo Barat Telepon : (0747) 321021, 321412 Faksimili : (0747) 321411 Rimbo Bujang Jl. Pahlawan No. 3 Kel. Wirotho Agung, Kec. Rimbo Bujang, Tebo Telepon : (0747) 31080 Faksimili : (0747) 31067 Sumatera Selatan / South Sumatera Palembang • Kompleks Ruko Rajawali No. B3B4, RT. 016/RW 012 Kel. 9 Ilir, Kec. Ilir Timur II Telepon : (0711) 370808 (hunting), 377728 Faksimili : (0711) 370909 • Jl. Veteran No. 433 20 Ilir 1 Telepon : (0711) 350366 (hunting), 372580, 372581, 372582 Faksimili : (0711) 350601 Baturaja Jl. Dr. Moh. Hatta RT. 19/RW. 05 Kel. Kemalaraja, Kec. Baturaja Timur Kab. Ogan Komering Ulu Telepon : (0735) 321660, 326200 Faksimili : (0735) 321880 Pangkalan Balai Jl. Merdeka No. 10B Kec. Banyuasin Telepon : (0711) 891069 Faksimili : (0711) 891473 Prabumulih Jl. Jend. Sudirman No. 352B Telepon : (0713) 323154, 700 0826 Faksimili : (0713) 323154 Kepulauan Bangka - Belitung / Bangka - Belitung Islands Pangkal Pinang Jl. M.S. Rachman No. 118 Kel. Bukit Besar, Kec. Bukit Intan Pulau Bangka Telepon : (0717) 702 0468, 439555 Faksimili : (0717) 424768 Lampung Bandar Lampung Jl. Gajah Mada No. 55 Kotabaru, Tanjung Karang Timur Telepon : (0721) 266725, 259896 Faksimili : (0721) 263902 Bandar Jaya Jl. Proklamator Raya No. 100A Kec. Terbanggi Besar Kab. Lampung Tengah Telepon : (0725) 26530, 26531, 26536 Faksimili : (0725) 26271
275
• PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
Kantor Cabang Kalimantan Branch Offices in Kalimantan
Kantor Cabang Sulawesi Branch Offices in Sulawesi
Kalimantan Barat / West Kalimantan
Sulawesi Utara / North Sulawesi
Pontianak Jl. Teuku Umar Kompleks Mall Pontianak Blok C5 Darat Sekip, Pontianak Kota Telepon : (0561) 585292, 585293 Faksimili : (0561) 747734
Manado Jl. R.E. Martadinata No. 65 Telepon : (0431) 850371, 850375, 860045 Faksimili : (0431) 850032
Kalimantan Tengah / Central Kalimantan Palangkaraya Jl. Cilik Riwut Km. 2 No. 122 Telepon : (0536) 323 5625 Faksimili : (0536) 322 6395 Sampit Jl. Pangeran Antasari No. 10D Telepon : (0531) 32687 Faksimili : (0531) 34043 Kalimantan Selatan / South Kalimantan Banjarmasin Jl. A. Yani Km. 2,5 No. 86C Telepon : (0511) 325 6398, 325 3172 Faksimili : (0511) 325 3194
Kotamobagu Jl. Brigjen Katamso Kel. Kotobangun Telepon : (0434) 25133 Faksimili : (0434) 23028 Gorontalo Gorontalo Jl. Agus Salim No. 290 Kel. Wumialo, Kec. Kota Tengah Telepon : (0435) 828080 Faksimili : (0435) 825853
Jl. Raya Regency 2 Permata Blok DC.1 No.79 Kutabumi, Pasar Kemis, Tangerang Telepon : (021) 9115 5006
Tana Toraja Jl. Poros Makale - Rantepao No. 474A Kel. Tambunan, Kec. Makale Utara Telepon : (0423) 22278 Faksimili : (0423) 22856
Jawa Barat / West Java
Watampone Jl. Pasar Sentral Palakka, Ruko No. 3 Kel. Bulu Tempe, Kec. Tanete Riattang Barat Kab. Bone Telepon : (0481) 291 3588 Faksimili : (0481) 291 3633
Jl. Raya Cinunuk 450, Bandung Telepon : (022) 781 6320
Sulawesi Tenggara / South East Sulawesi Kendari Jl. A. Yani No. 33 Telepon : (0401) 312 2858, 312 5815 Faksimili : (0401) 312 2340 Kantor Cabang Maluku & Papua Branch Offices in Mollucas & Papua
Jln. Terusan Kopo Km. 11 No. 67-69 Bojongbuah, Katapang, Bandung Telepon : (022) 722 25900
Jl. Pasar Lama Bojong Gede RT. 01 RW. 06, Bogor Telepon : (021) 8798 7145 Jl. Raya Kreteg Pagelaran Kp. Sukajaya RT. 001/RW. 02. Kel. Pagelaran, Kec. Ciomas, Bogor Telepon : (0251) 863 7237 Jawa Tengah / Central Java Ruko A. Yani Blok D1 No. 3 Jl. A. Yani, Ungaran, Semarang Telepon : (024) 7691 0846 Jl. Brigjen Sudiarto RT. 03 / IV Kel. Plamongansari, Kec. Pedurungan Semarang Telepon : (024) 670 6562, 673 3407
Maluku / Mollucas
Banjarbaru Jl. Ahmad Yani Km. 35 No. 48 Telepon : (0511) 477 2396, 477 7122 Faksimili : (0511) 477 4388
Marisa Jl. Kompleks Toko Arwana Kel. Buntulia, Kec. Marisa, Kab. Pohuwato Telepon : (0443) 210210 Faksimili : (0443) 210212
Kalimantan Timur / East Kalimantan
Sulawesi Tengah / Central Sulawesi
Papua Barat / West Papua
Jawa Timur / East Java
Samarinda • Jl. D. I. Panjaitan, Ruko No. 5-6 Telepon : (0541) 777 8070, 777 8071 Faksimili : (0541) 770621
Palu • Jl. Emmy Saelan No. 35B Telepon : (0451) 422678 Faksimili : (0451) 426875
Sorong Jl. Basuki Rahmat Km. 9,5 Kel. Remu Selatan Telepon : (0951) 322155 Faksimili : (0951) 321459
Jl. Raya Ngelom No. 370 Taman, Sidoarjo Telepon : (031) 788 2768
GERAI-GERAI KIOSKS
Jl. Diponegoro No. 23 Desa Kepoh, Kec. Kepohbaru Bojonegoro Telepon : (0353) 773 4534
• Jl. Merdeka No. 16 Telepon : (0541) 767594, 767679, 768277 Faksimili : (0541) 767596
• Jl. Sis Aljufri No. 6A Telepon : (0451) 458484, 454166 Faksimili : (0451) 454165 Poso Jl. Pulau Sumba No. 7 Kel. Gebangrejo, Kec. Poso Kota Telepon : (0452) 325456 Faksimili : (0452) 325396
Balikpapan • Kompleks Pertokoan Balikpapan Permai Blok A1/1 No. 80 Jl. Jenderal Sudirman Telepon : (0542) 732323, 732333 Faksimili : (0542) 424711
Sulawesi Barat / West Sulawesi
•
Mamuju Jl. Wahab Azasi No. 44 Telepon : (0426) 232 3897, 232 3898, 232 3899 Faksimili : (0426) 232 3896
Jl. Sukarno Hatta Km. 2,5 No. 71 Kel. Batu Ampar Kec. Balikpapan Utara Telepon : (0542) 748738 Faksimili : (0542) 748798
Bontang Ruko Primagama Jl. Bhayangkara Km. 6 No. 16 F Telepon : (0548) 27821, 29957 Faksimili : (0548) 29946 Sengata Jl. Yos Sudarso II RT.22 Blok I Kel. Sengata Utara, Kec. Sengata Kab. Kutai Timur Telepon : (0549) 21222 Faksimili : (0549) 25354 Tarakan Jl. Gajah Mada No. 75 Kel. Karang Anyar Pantai Telepon : (0551) 33370 Faksimili : (0551) 33326
276
Tomohon Jl. Tomohon Raya No. 55 Kel. Walian, Kec. Tomohon Selatan Telepon : (0431) 315 8989, 352782, 352507 Faksimili : (0431) 353179
Parepare Jl. Andi Makassau No. 172 Kel. Ujung Baru, Kec. Soreang Telepon : (0421) 23030 Faksimili : (0421) 22003
Tenggarong Jl. Patin No. 99B Kutai Kertanegara Telepon : (0541) 666 6088 Faksimili : (0541) 666 6202 • PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. • LAPORAN TAHUNAN 2010 ANNUAL REPORT
Sulawesi Selatan / South Sulawesi Makassar • Ruko Cornelian No. 20-21 Jl. Pengayoman, Panakukang Mas Telepon : (0411) 455528 Faksimili : (0411) 452206 • Ruko Nusa Tamalanrea Indah No. 1 & 2, Jl. Bontorampa Perintis Kemerdekaan Km. 12 Kec. Tamalanrea Telepon : (0411) 582929 Faksimili : (0411) 589159 Palopo Jl. Durian Jalur II No. 45 Telepon : (0471) 24820, 330 5050 Faksimili : (0471) 23841
Ambon Jl. A.M. Sangaji No. 89 Telepon : (0911) 310400 Faksimili : (0911) 312700
DKI Jakarta / Jakarta Special Capital Region Jl. Jelambar Baru Utama Raya No. 46 Kel. Jelambar, Kec. Grogol Petamburan, Jakarta Barat Telepon : (021) 3583 8333 Jl. KRT Radjiman W No. 37 RT. 3/RW.13, Kel. Jatinegara Kec. Cakung, Jakarta Timur Telepon : (021) 4683 6956 Jl. Dr. Saharjo No. 112 Tebet, Jakarta Selatan Telepon : (021) 837 87076 Jl. Raya Radar AURI No. 5-D RT. 008/RW. 014, Kel. Cibubur Kec. Ciracas, Jakarta Timur Telepon : (021) 8775 3378 Banten Jl. K.H. Hasyim Ashari No. 45 Cipondoh, Tangerang Telepon : (021) 7346 0607 Jl. Raya Ceger No. 12, RT.1/RW.2 Kel. Jurang Mangu Barat, Kec. Pondok Aren, Tangerang Telepon : (021) 7388 0238, 9384 0084
Jl. Adi Sumarmo 17 Ngabeyan, Kartasura, Solo Telepon : (0271) 200 2626, 768 5337
Pertokoan Possindo Kepanjen Jl. Kawi No. 25, Kepanjen, Malang Telepon : (0341) 397439
Papua Barat / West Papua Jl. Nusa Indah (SP2) Kel. Mariayi, Aimas, Kab. Sorong Sorong Telepon : 0821-98218222, 0287-96057659
2010
LAPORAN TAHUNAN ANNUAL REPORT
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. MNC Tower Lt. 25 Jl. Kebon Sirih No. 17–19 Jakarta 10340, Indonesia T +62 21 391 0110, 392 0061, 392 0091 (hunting) F +62 21 391 2005, 392 0607
www.bfi.co.id