PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN RETURN ON EQUITY (ROE) TERHADAP RETURN SAHAM (Sensus Pada Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
Yayah Sobariah 103403009
Program Studi Ekonomi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya Kotak Pos 164 Tlp (0265) 330634 Tasikmalaya 46115 e-mail:
[email protected]
Pembimbing : Iman Pirman Hidayat, S. E., M. Si., Ak., CA. R. Neneng Rina A, S.E., M.M., Ak.
ABSTRACT
The objective of the study is to examine the effect of EVA and ROE on Stock Return. This study was taken because there are still differences between the research study with each other. This research was conducted using secondary data. Population in this
research was company of food and beverage sub sectors obtained from share which was listed in Indonesian Stock Exchage. Sampling technique used was purposive sampling. This study is analyzed by using multiple regression. The multiple regression shows that EVA haven’t significant negative effect on stock return, while Return on Equity (ROE) haven’t significant positive effect on stock return. Keyword : Economic Value Added (EVA), Return on Equity (ROE), Stock Return
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh EVA dan ROE terhadap rerurn saham. Penelitian ini diambil karena masih terdapat perbedaan penelitian antara penelitian yang satu dengan yang lain. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data
sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa EVA berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap return saham sedangkan Return on Equity (ROE) berpengaruh positif tidak signifikan terhadap return saham.
Kata kunci : Economic Value Added (EVA), Return on Equity (ROE), Return Saham
PENDAHULUAN Kondisi keuangan global telah mulai mereda. Berbagai pihak mulai melakukan tindakan untuk memperbaiki kondisi keuangan. Pasar modal juga kembali bergairah dan berbagai indeks saham mulai kembali normal. Dengan mulai bergairahnya kembali pasar modal, maka perusahaan-perusahaan di pasar modal kembali menjadi sasaran para investor dalam menanamkan modal mereka. Pasar modal menjadi tempat pertemuan antara pihak yang memerlukan dana dan pihak yang menyediakan dana dengan resiko gain atau loss. Saham yang terdfatar dalam sub sektor makanan dan minuman adalah PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Mayora Indah (MYOR), PT Ultrajaya Milk (ULTJ), PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) (www.idx.com). Sepanjang 2012, pasar industri makanan dan minuman nyaris tak pernah sepi, bahkan terus meningkat seiring laju pertumbuhan penduduk di Tanah Air yang kini telah mencapai lebih dari 230 juta jiwa. Bukan hanya bahan makanan dasar, kebutuhan food ingredients atau bahan-bahan untuk campuran makanan olahan juga
terus
meningkat,
bahkan
sebagian
harus
(http://eksekutif.co.id/component/content/article/4-berita-bisnis3Oktober2012).
diimpor
Investor-investor
yang
menanamkan
modalnya
tersebut
menginginkan
pengembalian hasil (return) yang optimal. Ada dua keuntungan yang diperoleh pemodal dengan membeli atau memiliki saham. 1) Dividen, yaitu pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. 2) Capital gain, merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Sampai dengan saat ini pengukuran kinerja perusahaan lebih dititikberatkan pada rasio-rasio keuangan di dalam suatu laporan keuangan. Salah satu rasio keuangan yang menarik perhatian investor adalah Return On Equity (ROE). ROE digunakan untuk mengetahui sejauhmana investasi yang akan dilakukan investor di suatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang disyaratkan investor. Namun, penggunaan rasio profitabilitas memiliki kelemahan yaitu hanya memperhatikan laba jangka pendek dan tidak memperhatikan risiko yang dihadapi perusahaan dengan mengabaikan adanya biaya ekuitas (cost of equity) yang harus ditanggung oleh pemegang saham. Sehingga itu sulit untuk mengetahui apakah perusahaan tersebut telah berhasil menciptakan nilai (value) perusahaan atau tidak. Belakangan ini telah berkembang pendekatan baru dalam mengukur kinerja yang dikenal dengan Economic Value Added (EVA). Economic Value Added (EVA) yang dipopulerkan dan dipatenkan oleh Stern Stewart & Co., sebuah konsultan manajemen terkemuka asal Amerika Serikat sebenarnya merupakan salah satu varian value based management (Stewart: 1999). Stern Stewart & Co mengklaim bahwa metode Economic Value Added (EVA) adalah metode yang lebih tepat dan akurat untuk pengukuran wealth of stockholders dibandingkan metode yang lain (Stewart: 1999). Sa’adah (2009) melakukan penelitian data 60 yang diambil dari data 15 perusahaan sampel selama 4 tahun dari tahun 2004 sampai tahun 2007 di Semarang menyimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara ROA dan ROE terhadap return saham dan tidak ada pengaruh antara debt ratio terhadap return saham. Setiyorini (2011) melakukan penelitian terhadap sampel 427 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek dengan menguji pengaruh perbandingan Economic Value Added dan rasio profitabilitas terhadap return saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya arus kas dari operasi yang positif mempengaruhi return
saham sedangkan laba per saham, pendapatan operasional (IO), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) tidak memiliki dampak pada return saham. Widyaningsih (2011) melakukan penelitian pada PT TELKOM periode 20012010 dengan menguji pengaruh Return On Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS) terhadap return saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Return on Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS) secara simultan berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham, secara parsial kedua variabel Return on Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham pada PT TELKOM. Shidiq (2012) melakukan penelitian terhadap 11 perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2010 dengan menguji pengaruh EVA, rasio profitabilitas dan EPS terhadap harga saham. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa EVA dan EPS berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham sedangkan Return on Equity (ROE) dan Return on Sales (ROS) berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap harga saham dan Return on Asset (ROA) berpengaruh positif tidak signifikan terhadap harga saham. Berdasarkan fenomena dan penelitian terdahulu yang telah penulis uraikan pada bagian sebelumnya maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Return On Equity (ROE) Terhadap Return Saham” (Sensus pada Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).
TINJAUAN PUSTAKA Economic Value Added (EVA) Menurut Young & Stephen F. O’Byrne
(2001: 18) dialih bahasakan Lusi
Widjaya “Economic Value Added (EVA) merupakan alat komukasi yang efektif baik untuk penciptaan nilai yang dapat dijangkau oleh manajer lini yang akhirnya mendorong kinerja perusahaan dan untuk menghubungkan dengan pasar modal”. Langkah-langkah dalam menghitung Economic Value Added (EVA), 1. Menghitung NOPAT menurut Young & Stephen F. O’Byrne (2001 : 51) untuk dapat digunakan rumus sebagai berikut : NOPAT = EAT + IAT. 2. Menghitung Tingkat Pengembalian dengan perhitungan tingkat pengembalian (r) menggunakan pendekatan laba bersih operasi setelah pajak (NOPAT) dibagi dengan
modal yang ditanamkan. Rumus untuk mencari tingkat pengembalian (r) menurut Ruky (1997:24) dalam Agung dan Sukardi (2009) adalah sebagai berikut: 3. Menghitung WACC dengan umus menurut Young & Stephen F. O’Byrne (2001 : 149) adalah : WACC = [(D*Rd) (1 – T) + (E*Re)]. a. Rumus Tingkat Modal dari Utang : b. Rumus Biaya Modal Sendiri: Ke = Deviden Yield + [(1 – Deviden Payout) * r) c. Rumus Total Modal dari Ekuitas (E) : d. Rumus Tingkat Pajak (Tax):
WACC digunakan untuk konsep perhitungan biaya modal. Biaya modal adalah biaya yang harus dikeluarkan atau dibayar oleh perusahaan untuk mendapatkan modal yang digunakan untuk investasi perusahaan. Dalam perhitungan EVA biaya modal yang digunakan adalah biaya modal keseluruhan yang didalamnya terdapat biaya ekuitas (biaya modal sendiri).
Return on Equity (ROE) Menurut Kasmir (2008 : 204) “Hasil pengembalian ekuitas atau Return On Equity (ROE) atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba. Laba yang digunakan untuk mengukur Return On Equity (ROE) yaitu laba yang dihasilkan perusahaan setelah dikurangkan dengan biaya bunga dari modal asing (cost of debt) dan pajak perseroan (income tax). Sedangkan dalam modal sendiri yang diperhitungkan hanyalah modal sendiri yang bekerja di dalam perusahaan. Menurut Kasmir (2008 : 204) rumus untuk mencari Return On Equity (ROE) dapat digunakan sebagai berikut : .
Return Saham Menurut Herlianto (2013 : 24) “Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor untuk berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor dalam menanggung resiko atas investasi tersebut”. Hasil pengembalian (return) ini sendiri terdiri dari dua komponen, pertama adalah yield yaitu cash flow atau pendapatan periodik yang diterima dari investasi tersebut, seperti misalnya bunga ataupun dividen, dan kedua adalah capital gain/loss. Dalam penelitian ini penulis menggunakan komponen capital gain/loss untuk mengetahui return saham. Menurut Tandelilin (2010) capital gain/loss yaitu perubahan harga dari surat berharga selama beberapa periodik. Adapun rumus capital gain/loss adalah :
.
Menurut Tandelilin (2010 : 102) sumber-sumber return investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu yield dan capital gain (loss). Rumus return total yang dapat digunakan adalah sebagai berikut : Return total = yield + capital gain (loss).
KERANGKA PEMIKIRAN Menurut Young & Stephen F. O’Byrne (2001), agar perusahaan dapat menghasilkan return, pendapatan perusahaan tersebut haruslah cukup, tidak hanya untuk menutupi semua cost operasi tetapi juga semua capital cost termasuk cost of equity. Laporan keuangan perusahaan merupakan sumber informasi utama bagi kepentingan manajemen maupun dalam pengembalian keputusan investasi bagi investor di pasar modal. Laporan ini mencakup dua hal pokok yaitu laporan laba rugi dan neraca. Dari keduanya akan dianalisis dengan Economic Value Added (EVA) dan Return on Equity (ROE). Apabila dibandingkan antara EVA dan Return on Equity (ROE), kedua alat ukur ini memiliki perbedaan. EVA adalah metode baru untuk mengukur kinerja perusahaan, sementara rasio profitabilitas alat ukur konvensional. Penilaian terhadap kinerja perusahaan yang berbasis pada akuntansi tradisional banyak memunculkan respon yang menyatakan ketidakpuasan. Untuk mengatasi kelemahan tersebut muncul alat penilaian kinerja alternatif yaitu Economic Value Added (EVA). EVA adalah suatu estimasi dari laba riil (free economic profit) suatu perusahaan dalam satu tahun, yang secara substansial berbeda dengan laba akuntansi. EVA memberikan tolok ukur yang baik tentang apakah perusahaan telah memberikan nilai tambah kepada pemegang saham. Oleh karena itu, jika manajer memfokuskan pada
EVA, maka hal ini akan membantu memastikan bahwa mereka beroprasi dengan cara yang konsisten untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Daya tarik bagi pemilik perusahaan, yaitu pemegang saham dalam suatu perseroan adalah Return On Equity (ROE). ROE merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih dengan modal sendiri (Kasmir, 2008, 204). Indikator ini sangat penting diperhatikan untuk mengetahui sejauh mana perusahaan mengelola modal sendiri (net worth) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegeng saham perusahaan. Setiap investor baik jangka panjang atau jangka pendek memiliki tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang disebut return, baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return saham diperoleh dari selisih kenaikan atau selisih penurunan (capital gains/loss dan dividen (Jogiyanto, 2003). Dari kedua sumber return saham, penulis menggunakan capital gain sebagai indikator dari return saham. Investor akan memilih saham yang memiliki tingkat resiko rendah dengan tingkat return semaksimal mungkin. EVA dan Return on Equity (ROE) merupakan tolok ukur kinerja yang baik, EVA dan rasio profitabilitas juga seharusnya mempunyai hubungan yang signifikan terhadap return yang diterima oleh pemegang saham. Tandelilin (2001 : 195) menyatakan “EVA merupakan ukuran keberhasilan manajemen perusahaan dalam meningkatkan nilai tambah (value added) bagi perusahaan”. Sedangkan Suad Husnan dan Enny (2012) menyatakan “Rasio ROE mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri”. Berdasarkan uraian di atas, kerangka pemikiran di atas dapat dilihat pada Gambar 2.1 sebagai berikut : Economic Value Added (EVA) Return Saham Return On Equity (ROE) Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
HIPOTESIS Berdasarkan uraian di atas, penulis mencoba mengambil hipotesis sebagai berikut : H1 : Economic Value Added (EVA) dan Return On Equity (ROE) secara simultan berpengaruh terhadap return saham. H2 : Economic Value Added (EVA) secara parsial berpengaruh terhadap return saham. H3 : Return On Equity (ROE) secara parsial berpengaruh terhadap return saham.
METODE PENELITIAN Objek penelitian adalah Economic Value Added (EVA) dan Return On Equity (ROE) pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. Dengan ruang lingkup penelitian mencakup sejauhmana pengaruh Economic Value Adde (EVA) dan Return On Equity (ROE) terhadap return saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. Dengan lokasi penelitian dilaksanakan di Pojok BEIFakultas Ekonomi Universitas Siliwangi, Jalan Siliwangi No. 24 Tasikmalaya 46115 melalui transfer data. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penilitian Deskriftif. Penelitian ini melibatkan dua variabel bebas (independen), dan satu variabel terikat (dependen). Variabel bebas dalam penelitian ini meliputi Economic Value Added (EVA) dan Return on Equity (ROE). Variabel terikatnya adalah Return saham. Teknik Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi penelitian Dokumen dan penelitian kepustakaan. Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif yang diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id, dan database pojok BEI Universitas Siliwangi. Model atau paradigma dalam penelitian ini menerapkan model regresi linier berganda yang merupakan pengembangan dari analisis regresi sederhana (Augustine dan Kristaung, 2013: 150). Analisis ini bertujuan untuk membuktikan ada tidaknya hubungan fungsional atau hubungan kausal antara dua atau lebih variabel bebas X1,X2,…….Xi terhadap suatu variabel terikat Y.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Economic Value Added (EVA) pada Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Economic Value Added (EVA) merupakan selisih laba operasi setelah pajak (Net Operating Profit After Tax atau NOPAT) dengan biaya modal yang dimiliki oleh perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Untuk mengetahui Economic Value Added (EVA) pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 4.1 Tabel 4.1 Economic Value Added (EVA) Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Burs Efek Indonesia tahun 2011 No. KODE NOPAT (Rp) Biaya Modal (Rp) EVA (Rp) EMITEN 1 AISA 254.421.236.000 31.552.411.940.000 (31.297.990.704.000) 2 INDF 5.754.104.220.000 520.844.158.620.000 (515.090.054.400.000) 3 MYOR 588.328.701.744 57.381.429.569.113 (56.793.100.867.369) 4 ULTJ 150.343.301.666 24.676.144.533.563 (24.525.801.231.897) 5 MLBI 507.864.328.000 48.526.919.400.000 (48.019.055.072.000) Sumber: Bursa Efek Indonesia, 2011 (data diolah kembali)
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tidak terdapat perusahaan yang terjadi proses nilai tambah atau Economic Value Added (EVA) positif. Kelima perusahaan tersebut memiliki EVA yang negatif. Artinya tidak terjadi proses nilai tambah. Dalam artian bahwa perusahaan tidak mampu menghasilkan tingkat kembalian operasi yang melebihi biaya modal, dengan kata lain meskipun perusahaan mampu menghasilkan laba bersih yang tinggi, akan tetapi perusahaan sebenarnya mengalami penurunan/penghancuran nilai. Return On Equity (ROE) pada Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Return On Equity (ROE) pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Return On Equity (ROE) Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Burs Efek Indonesia tahun 2011 KODE No. ROE (%) EMITEN 1 AISA 10.10 2 INDF 20.10 3 MYOR 25.84 4 ULTJ 11.18 5 MLBI 128.33 Sumber: Bursa Efek Indonesia, 2011
Data Return on Equity (ROE) dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keungan perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdapat di Pojok Bursa FE Universitas Siliwangi. Berdasarkan data pada Tabel 4.2 kondisi Return on Equity (ROE) menunjukkan sebagian besar perolehan Return on Equity (ROE) masing-masing perusahaan mempunyai nilai positif yang artinya laba perusahaan dan total investasi yang ditanamkan perusahaan memiliki nilai yang lebih besar. Perusahaan yang memiliki nilai ROE paling tinggi adalah PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) yaitu dengan nilai 128,33%. Sedangkan perusahaan yang memiliki nilai ROE paling rendah adalah PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) yaitu dengan nilai 10,10%.
Return Saham pada Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Return saham pada penelitian ini didapatkan dengan cara menggunakan perhitungan capital/loss. Dimana capital gain/loss ini diperoleh dengan menghitung selisih harga saham pada periode sekarang yang diteliti (Pit) dengan periode sebelumnya (Pi(t-1)) dibandingkan dengan periode sebelumnya (Pi(t-1)). Berikut hasil perhitungan capital gain/loss pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 4.3
Tabel 4.3 Capital Gain/Loss Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Burs Efek Indonesia tahun 2011 KODE No. Capital Gain/Loss EMITEN 1 AISA -36,54 2 INDF -5,64 3 MYOR 32,56 4 ULTJ -10,74 5 MLBI 30,57 Sumber: Bursa Efek Indonesia, 2011 (data diolah kembali)
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh return saham pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 4.4 Tabel 4.4 Return Saham Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Burs Efek Indonesia tahun 2011 KODE Capital Return No. Yield EMITEN Gain/Loss Total 1 AISA 2,63 -36,54 -33,91 2 INDF 3,80 -5,64 -1,84 3 MYOR 0,91 32,56 33,47 4 ULTJ 0,93 -10,74 -9,81 5 MLBI 0,01 30,57 30,58 Sumber: Bursa Efek Indonesia, 2011 (data diolah kembali)
Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa return saham perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 kemungkinan disebabkan oleh tinggi atau rendahnya permintaan dan penawaran akan saham. Return saham yang positif di capai oleh PT Mayora Indah (MYOR) dan PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI). Dari kedua perusahaan tersubut yang memiliki return paling tinggi adalah PT. Mayora Indah (MYOR) sebesar 33,47%. Sedangkan return saham yang bernilai negatif dimiliki oleh PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk (AISA) sebesar -33,91%, PT. Ultrajaya Milk, Tbk (ULTJ) sebesar -9,81%, dan PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk (INDF) sebesar -1,84%.
Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Return on Equity (ROE) Secara Simultan maupun Parsial terhadap Return Saham pada Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pengaruh Secara Simultan b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
1275.485
2
637.742
Residual
1961.027
2
980.513
Total
3236.511
4
F
Sig. .650
.606a
a. Predictors: (Constant), ROE, EVA b. Dependent Variable: return saham
Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh nilai Fhitung sebesar 0,650 dengan nilai signifikan sebesar 0,606 lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa secara simultan probabilitas value 0,650 > 0,05 H0 diterima, maka terdapat pengaruh yang tidak signifikan Economic Value Added (EVA) dan Return on Equity (ROE) terhadap return saham pada perusahaan subsektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Besarnya pengaruh tersebut yaitu sebesar 21,2% sisanya 78,8% dipengaruhi variabel lain diluar model. Pada dasarnya Economic Value Added (EVA) mencerminkan nilai tambah perusahaan agar bisa terlihat seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Semakin tinggi nilai Economic Value Added (EVA) berarti semakin baik karena perusahaan dapat beroprasi dengan cara yang konsisten untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Perusahaan dengan nilai Economic Value Added (EVA) yang semakin tinggi akan menarik investor karena Economic Value Added (EVA) mengukur keuntungan nyata operasi perusahaan, sehingga semakin tinggi Economic Value Added (EVA) suatu perusahaan berarti semakin tinggi pula return sahamnya. Secara teoritis, semakin tinggi nilai Return on Equity (ROE) berarti semakin baik karena perusahaan mampu menghasilkan laba yang tinggi. Berdasarkan hasil penelitian (Lampiran Analisis Regresi Linear Berganda) koefisien regresi Return on Equity bertanda positif, ini berarti semakin tinggi Return on Equity (ROE) maka semakin tinggi return saham dan sebaliknya semakin rendah Return on Equity (ROE) semakin rendah pula return saham. Hasil pengujian dalam penelitian ini memang tidak sesuai dengan teori yang ada dimana Economic Value Added (EVA), dan Return on Equity (ROE). Hal ini dapat terjadi karena Economic Value Added (EVA) yang terjadi
selama penelitian pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mempunyai nilai yang negatif. Kondisi yang demikian merupakan salah satu faktor sehingga hasil penelitian tidak sesuai dengan teori yang telah dikemukakan. Berdasarkan hasil penelitian Economic Value Added (EVA) dan Return on Equity (ROE) mempunyai pengaruh yang tidak signifikan, maka sebaiknya investor tidak hanya memperhatikan faktor tersebut saja untuk digunakan sebagai variabel untuk mengetahui pengaruhnya terhadap return saham. Masih banyak faktor-faktor lain yang dapat digunakan untuk menganalisis laporan keuangan jika akan berinvestasi. Selain itu, faktor eksternal juga harus diperhatikan. Pengaruh Secara Parsial Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error -11.447
22.311
EVA
-7.982E-15
.000
ROE
.360
.317
Standardized Coefficients Beta
t
Sig. -.513
.659
-.060
-.107
.925
.636
1.136
.374
a. Dependent Variable: return saham
Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh nilai t hitung untuk pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap return saham sebesar -0,107 dengan nilai signifikan sebesar 0,925 lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial Economic Value Added (EVA) berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap return saham. Korelasi negatif Economic Value Added (EVA) perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia terhadap return saham pemegang saham perusahaan kemungkinan disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain kondisi sosial, politik, serta ekonomi Indonesia yang tidak stabil sehingga mengakibatkan tingginya resiko bisnis serta ketidakpastian tingkat pendapatan yang akan diterima oleh investor, para pelaku pasar dalam mengambil keputusan investasi di Bursa Efek Indonesia kurang memperhatikan aspek fundamental perusahaan. Hal ini didukung dengan hasil penelitian Ika Setiyorini (2011) yang meneliti EVA sebagai pengukur kinerja perusahaan ternyata tidak mampu memberikan hasil yang lebih akurat dibandingkan metode yang lainnya, karena kelemahan Economic
Value Added (EVA) yaitu hanya menggambarkan penciptaan nilai pada satu tahun tertentu dan EVA hanya mengukur hasil akhir dengan tidak mengukur aktivitasaktivitas penentu seperti loyalitas dan tingkat retensi konsumen. Hasil pengolahan uji hipotesis secara parsial untuk pengaruh Return on Equity (ROE) terhadap return saham adalah sebesar 1,136 dengan nilai signifikan 0,374 lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukan bahwa secara parsial Return on Equity (ROE) berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham. Hasil ini mengindikasikan bahwa besarnya ROE perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil ini bertentangan sesuai dengan teori bahwa Return on Equity (ROE) merupakan tolak ukur profitabilitas, dimana para pemegang saham pada umumnya ingin mengetahui tingkat probabilitas modal saham dan keuntungan yang telah mereka tanam kembali dalam bentuk laba yang ditanam. Apabila saham perusahaan diperdagangkan di bursa saham, tinggi rendahnya Return on Equity (ROE) akan mempengaruhi tingkat permintaan saham tersebut di bursa dan harga jualnya. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Widyaningsih (2011) yang mengkaji pengaruh Return on Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS) terhadap return saham pada PT TELKOM periode 2001-2010. Hasil yang didapat dari penelitian tersebut menunjukan bahwa secara parsial kedua variabel Return on Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham pada PT TELKOM.
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.
Economic Value Added (EVA), Return on Equity (ROE) dan return saham pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka secara umum tidak mengalami proses nilai tambah (value added) terlihat dari nilai Economic Value Added (EVA dan nilai Return on Equity (ROE) memiliki efektivitas yang baik dengan nilai bervariasi. Walaupun Economic Value Added (EVA) tidak mengalami proses nilai tambah (value added) namun sebagian perusahaan mampu menghasilkan return saham.
2.
Economic Value Added (EVA) dan Return on Equity (ROE) secara simultan berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3.
Economic Value Added (EVA) secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4.
Return on Equity (ROE) secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Saran Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian di atas maka peneliti menyarankan sebagai berikut: 1.
Manajemen perusahaan agar melakukan analisis fundamental menggunakan ukuran rasio
keuangan
konvensional,
hendaknya
perlu
juga
melengkapi
dan
membandingkan dengan nilai MVA yang diciptakan oleh perusahaan selama beroperasi. Dengan menggabungkan teknik ini dalam melakukan analisis kinerja perusahaan, diharapkan keunggulan masing-masing metode dapat digabungkan untuk mendapatkan hasil perhitungan yang lebih optimal. 2. Investor dapat menilai kinerja perusahaan dengan memperhatikan rasio keuangan berdasarkan data historis dan data
yang bersifat proyeksi dan harus
mempertimbangkan faktor internal serta faktor eksternal. 3.
Bagi peneliti selanjutnya, agar memperluas objek, subjek penelitian dan rasio keuangan yang diteliti. Terutama bagi akademis yang tertarik mengenai masalah pengaruh Economic Value Added (EVA) dan rasio keungan lainnya terhadap return saham, penelitian ini dapat dilanjutkan dengan menggunakan periode waktu penelitian dan jumlah sampel yang lebih banyak sehingga dapat dihasilkan kesimpulan yang lebih valid.
DAFTAR PUSTAKA Agung, F Himawan dan Sukardi. 2009. Pengaruh Economic Value Added, Market Value Added dan Operating income terhadap return saham pada industri Sektor mining di bursa efek indonesia periode 2003–2007. Esensi Volume 12 No. 3/2009. Ang, Robert. 1997. Pasar Modal Indonesia. Edisi Pertama. Mediasoft Indonesia. Brigham, Eugene F and Houston Joel F. 2001. Manajemen Keuangan. Terjemahan: Kirbrandoko dan A. Jaka Wasana. Jakarta: Erlangga. Gozali, Imam. 2002. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Semarang: Penerbit Universitas Diponogoro. Hartono, Jogianto. 2003. “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”. Yogyakarta : BPFE. Herlianto, Didit. 2013. Manajemen Investasi Plus Jurus Mendeteksi Investasi Bodong. Yogyakarta: Pustaka Baru. http://www.eksekutif.co.id/component/content/article/4-berita-bisnis. [3 April 2014] http://www.idx.co.id/idid/beranda/perusahaantercatat/laporankeuangandantahunan.aspx. [10 April 2014] Indriyo Gitosudarmo dan Basri. 2000. Manajemen Keuangan. Edisi Empat. PT Yogyakarta: BPFE. Jumingan. 2006. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers. Koetin, E.A. 1997. Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi. Edisi ketiga. Jakarta: Erlangga. Riyanto, Bambang. 1984. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi kedua. Yogyakarta: PT BPFE. Sa’adah ,Chilyatus. 2009. Pengaruh Rasio Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Return Saham Syari’ah Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Semarang. Institut Agama Islam Negeri Walisongo. Setiyorini, Priska Ika. 2011. Pengaruh Perbandingan Economic Value Added Dan Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham. Jurnal Ekonomi dan Bisnis vol. 5, No. 3, November 2011.
Shidiq, Niekie Arwiyati. 2012. Pengaruh EVA, Rasio Profitabilitas Dan EPS Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Asuransi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2010. Skripsi. Semarang. Universitas Diponegoro. Suad Husnan Enny Pudjiastuti. 2012. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi keenam. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Sunyoto, Danang. 2013. Dasar-dasar Manajemen Keuangan.. Yogyakarta: CAPS. Stewart, G.B.,III. 1999. The Quest for Value : The EVA Management Guide. New York: Harper Busines. Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi. Edisi pertama. Yogyakarta: Kanisius. Young, David and O’Byrne E Stephen. 2001. EVA dan Managemen Berdasarkan Nilai. Terjemahan: Lusi Widjaya: Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat. Yvonne Augustine dan Robert Kristaung. 2013. Metodologi Penelitian Bisnis dan Akuntansi. Jakarta: Dian Rakyat. Widyaningsih, Dewi. 2011. Pengaruh Return On Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Return Saham Pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Periode 2001-2010. Skripsi. Tasikmalaya. Universitas Siliwangi.