1
WORKSHOP SOSIALISASI RINTISAN AGRIBISNIS PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MELALUI INOVASI TNGKAT KABUPATEN DONGGALA
1. Pendahuluan Program Peningkatan Pendapatan Petani Melalui Inovasi (P4MI) merupakan salah satu program untuk mewujudkan tingkat kesejahteraan petani melalui peningkatan produksi dan produktivitas pertanian dengan dukungan informasi tekonologi pertanian dan pemasaran serta dukungan deseminasi inovasi teknologi pertanian. Masyarakat di lokasi sasaran kegiatan Program Peningkatan Pendapatan Petani Melalui Inovasi (P4MI) umumnya memiliki sifat subsisten. Masyarakat masih bersifat konsumtif sehingga program pemberantasan kemiskinan masih kurang berhasil dalam mencapai tujuan. Disisi lain, kegiatan P4MI diharapkan dapat terus berkelanjutan untuk menjaga keberlanjutan manfaat investasi desa baik berupa fisik maupun non fisik berupa : demplot, pelatihan, sekolah lapang, denfarm dan sebagainya. Kegiatan Pengembangan agribisnis pedesaan pada 4 (empat) lokasi sasaran P4MI di Kabupaten Donggala merupakan salah satu strategi untuk mendukung keberlanjutan kegiatan P4MI dalam mencapai peningkatan pendapatan petani melalui inovasi di Kabupaten Donggala. Guna mendukung kegiatan pengembangan agribisnis pedesaan di lokasi sasaran serta dalam rangka meningkatkan koordinasi dengan para pihak terkait lainnya, maka pihak pengelola P4MI di Kabupaten Donggala melaksanakan kegiatan Workshop Sosialisasi Rintisan Agribisnis P4MI tingkat Kabupaten Donggala. Kegiatan ini bertujuan untuk menyampaikan informasi kegiatan pengembangan agribisnis pedesaan di 4 lokasi sasaran kegiatan Program Peningkatan Pendapatan Petani Melalui Inovasi (P4MI) di Kabupaten Donggala, meningkatkan koordinasi dari berbagai pihak terkait dan mensinergiskan dengan program dari dinas-dinas yang ada di Kabupaten Donggala sehingga tujuan dari kegiatan pengembangan agribisnis pedesaan dapat tercapai.
2. Hasil Pelaksanaan Hasil pelaksanaan kegiatan Workshop Sosialisasi Rintisan Agribisnis di Kabupaten Donggala yang telah dilaksanakan selama 1 (satu) hari dapat dilihat pada uraian berikut ini.
2
a) Agenda Kegiatan Agenda meliputi : pembukaan, laporan ketua panitia, arahan Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Donggala sekaligus membuka acara secara resmi, presentasi, dan Tanya jawab. Laporan ketua panitia dan bahan presentasi dari para nara sumber dapat dilihat sebagaimana terlampir.
b) Arahan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Donggala. Arahan sekaligus membuka secara resmi kegiatan Workshop Sosialisasi Rintisan Agribisnis oleh Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Donggala yang diwakilkan kepada Kepala Tata Usaha ( Ir. Syahriar Chalik), sebagai berikut: (i). pemasaran modal dan teknologi umumnya menjadi kendala bagi poktan dalam meningkatkan pendapatan petani, (ii). P4MI dapat bekerjasama dengan PUAP dalam pelaksanaan agribisnis pedesaan; (iii). tingakat kemiskinan di Kabupaten Donggala sekitar 40 % dan pengangguran pun masih cukup tinggi sehingga baik sekali kegiatan pengembangan agribisnis adalah salah satu solusinya; (iv). Ada program Desa Mandiri Energi dari program PNPM, untuk itu perlu ada kegiatan penggemukan sapi yang dirangkaikan dengan pembuatan biogas dalam rangka menangani krisis energy; (v). para peserta diharapkan dapat mengikuti kegiatan ini dengan sungguh-sungguh dan SLK dapat mendampingi di tingkat lapangan; (vi). Pembiayaan untuk anggaran T.A. 2009 sangat kecil sehingga akan diprioritaskan kepada beberapa kegiatan; (vii). Kegiatan agribisnis pedesaan sangat membantu Distanak; (viii). Nama Distanak akan berubah menjadi Dinas Pertanian, Peternakan dan Kesehatan Hewan; dan akhirnya beliau membuka secara resmi kegiatan Workshop Rintisan agribisnis. a. Pembacaan doa oleh Muhammad Nur (staf Distanak Kab. Donggala) b. Presentasi Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan agribisnis Pedesaan oleh Ir. Dahli Masahuri MM dan Peran Informasi Pertanian Dalam Mendukung agribisnis pedesaan oleh Ruly Djanggola, SE. Kegiatan ini difasilitasi oleh Erus Rusyadi sebagai moderator. (Bahan Presentasi terlampir). c. Kegiatan presentasi dari BPTP Sulawesi Tengah tentang Peran Deseminasi Inovasi Teknologi Pertanian dalam Kegiatan Pengembangan Agribisnis Pedesaan dengan nara sumber Ir. Caya
3
Khaerani dan moderator Muchtar, SP, SH, MM dilanjutkan setelah isoma. Hasil presentasi sebagaimana terlampir.
c) Nara Sumber dan Peserta Kegiatan Workshop Sosialisasi Rintisan Agribisnis dihadiri oleh 40 peserta yang terdiri dari : Camat, Kepala Desa, Komite Investasi Desa (KID), Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan Staf LSM Kecamatan (SLK) yang terkait lokasi agribisnis, yaitu: Desa Malino, Lumbu Tarombo, Toaya dan Desa Kanuna, perwakilan pengurus kelompok tani yang terkait usaha pengembangan agribisnis serta tim PIU yang terdiri dari dinasdinas terkait. Nara sumber kegiatan ini berasal dari Project Implementation Unit (PIU) Kabupaten Donggala dan BPTP Sulawesi Tengah. d) Materi Kegiatan Materi Workshop Sosialisasi Rintisan Agribisnis meliputi : (i). Strategi Keberlanjutan P4MI Melalui Kegiatan Pengembangan Agribisnis Pedesaan, (ii). Peran Pemberdayaan Petani dalam Kegiatan Pengembangan Agribisnis Pedesaan, (iii). Peran Sumber Informasi Nasional dan Lokal dalam Kegiatan Pengembangan Agribisnis Pedesaan, (iv). Peran Deseminasi Inovasi Teknologi Pertanian dalam Kegiatan Pengembangan Agribisnis Pedesaan, dan (v). Kemajuan Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Agribisnis Pedesaan Kabupaten Donggala. e) Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan Workshop Sosialisasi Rintisan Agribisnis telah dilaksanakan pada tanggal 26 Nopember 2008 bertempat di Hotel Central Jl. Wolter Monginsidi, Palu. 3. Hasil Diskusi
Diskusi (Tanya jawab antara nara sumber dan peserta Workshop Sosialisasi Rintisan Agribisnis) dilaksanakan setelah presentasi dari masing-masing nara sumber. Adapun hasil diskusi tersebut sebagai berikut : Kegiatan P4MI khususnya dilokasi sasaran agribisnis dapat terus berkelanjutan meskipun secara administrasi P4MI telah tutup. Kelompok tani yang ada di desa khususnya di lokasi agribisnis bisa berdaya tanpa tergantung dari pihak pemerintah.
4
Informasi cukup tersedia di Kabupaten Donggala akan tetapi belum dapat dimanfaatkan secara optimal. SPIA Posissani sampai dengan saat ini baru dikunjungi oleh petani sebanyak 2 orang, sementara di Telecenter di Desa Toaya lebih banyak didatangi oleh pelajar dan guru dan petani belum ada 1 orang pun yang memanfaatkan TC di Desa Toaya. Telecenter di Desa Salubomba telah tidak berfungsi dikarenakan kendala dengan biaya operasional yang tinggi dibanding pendapatan. Kripik pisang lebih banyak laku yang terbuat dari bahan pisang tanduk, sementara bahan tersebut sekarang kurang tersedia di lokasi. Di Desa Lumbu Tarombo akan memprogramkan penanaman pisang tanduk sebanyak 5 pohon per Kepala Keluarga. Untuk mencegah serangan Hama Penyakit Pisang, di Taiwan dilaksanakan dengan cara menutup buah pisang dengan kertas. BPTP-Sulteng akan mengembangkan pemanfaatan kotoran sapi bukan hanya untuk biogas tetapi juga untuk penerangan dengan skala kecil. Kripik pisang yang dibuat oleh KWT sampai saat ini belum ada izin rumah tangga dari Dinas Kesehatan. Jumlah sapi minimal 10 ekor bisa tanpa menggunakan penampung gas 4. Saran
Beberapa saran baik dari nara sumber maupun dari peserta Workshop Sosialisasi Rintisan Agribisnis di Kabupaten Donggala sebagai berikut : Untuk meningkatkan promosi tentang keberadaan dan manfaat TC dan SPIA POSSISANI sebaiknya dapat dilakukan dengan distribusi hal tersebut dengan menggunakan blosur. Selain itu promosi dapat dilakukan melalui pertemuan di BIPP, BPP dan tingkat kelompok tani yang didampingi oleh PPL terkait; Perlu ada program pengembangan komoditi pisang di Kabupaten Donggala dengan membuat rencana program desa yakni penanaman komoditi pisag di lahan seluas 2 Ha per desa; Perlu ada motivasi ke masyarakat desa untuk program penanaman sayuran sehingga masyarakat desa tidak perlu membeli sayuran yang didatangkan di luar desa; Peran TC dan SPIA Posisani diantaranya dapat mengiklankan pemasaran kripik pisang; Untuk menjaga kualitas, kuantitas, dan kontinuitas dalam pemasaran jagung maupun kripik pisang sebaiknya ada forum di tingkat kecamatan dan kabupaten dengan terlebih dahulu menguatkan
5
kelembagaan kelompok agribisnis di setiap desa serta perlu ada informasi pola tanam atau jadwal tanam komoditi jagung di masingmasing desa yang dapat difasilitasi oleh pihak BPP yang berkoordinasi dengan pihak kecamatan; KID menjadi pusat pengembangan desa untuk itu perlu ada legalitasnya; Perlu ada alamat email tentang data informasi harga pasar yang terbaru; Membangun forum di tingkat kecamatan atau kabupaten sebaiknya jangan menunggu dukungan dari pihak pemerintah tetapi inisiatif dari petani sendiri,