Buletin Agribisnis
Spia “posisani” Sentra Pelayanan Informasi Agribisnis Kabupaten Donggala Edisi iii
AGUSTUS 2006
Pakasampu Sipa Meningkatkan Produktivitas dan Mutu Kakao
DAFTAR Pengantar Redaksi 1. Trend Harga Pasar
RINGKASAN Hal 1 2
2. Ruang Informasi Teknologi Pertanian
7
3. Kegiatan Staf Redaksi SPIA
11
4. Ruang Kegiatan Distanak Kab. Donggala
13
5. Kegiatan P4MI
14
6. Iklan
15
Edisi III Buletin SPIA “Posisani Kabupaten Donggala kali ini menampilkan ruang teknologi pertanian yang mampu meningkatkan produktivitas dan mutu kakao yang dikenal dengan istilah PAKASAMPU SIPA atau singkatan dari Pemangkasan, Sanitasi, Pemupukan, Sarungisasi, Integrasi dan Pasca Panen. Selain itu menampilkan Kegiatan Pelatihan 10 orang staf redaksi SPIA Posisani yang mengikuti Pelatihan Internet di Pusdatin Deptan RI, serta Evaluasi kegiatan Dana Tugas Pembantuan serta kegiatan P4MI dengan Judul Dari Bero ke Beras. Keadaan Harga komoditi pertanian Kabupaten Donggala, khususnya kelompok beras dalam bulan Juli ini masih stabil dan belum terpengaruh dengan keadaan kekeringan yang melanda beberapa daerah di Indonesia. Komoditi yang mengalami kenaikan harga cukup mencolok adalah cabe merah besar yang mencapai 71,43 %, yakni dari Rp. 7.000/kg pada minggu I menjadi Rp. 12.000/kg pada minggu IV. Namun berbeda dengan Bawang merah lokal palu yang mengalami penurunan 46,15%. Untuk Komoditas minyak goreng daging dan telur masih dalam harga yang stabil.
Buletin SPIA “POSISANI” diterbitkan setiap bulan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Donggala. Pengarah : Ir. Andi Djuhardi ; Penanggung Jawab : Ir. Heri Suwarno : Penyunting : Andi Ruli Djanggola, SE, Ir. Elly Jufriana, MP ; Penyusun : Rahmat Iqbal N, SP,M.Si, Ir. DH. Kushendrayati, M.Si, Ir. Ishak, MM, Ir. Gagarin, Sugiharto, SP ; Teknisi : Azm, Ino : Alamat Redaksi : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Donggala Jl. Emy Saelan No. 43 Palu, Telp. (0451) 481960, Fax : (0451) 488073. Email :
[email protected],
[email protected].
Buletin Agribisnis SPIA “Posisani”
Edisi III, Agustus 2006
Pengantar Redaksi
B
uletin SPIA “Posisani” Kabupaten Donggala pada setiap edisi ini tetap menampilkan trend harga komoditi pertanian dan merupakan berita tetap, sesuai dengan misi dari buletin, yakni menyebarluaskan informasi harga pasar kepada seluruh masyarakat dengan tujuan agar dapat mengakses harga pasar melalui media Buletin ini. Pada Edisi III Agustus 2006 kali ini redaktur pelaksana menyajikan ruang teknologi dengan program perkebunan dalam meningkatkan produktivitas dan mutu kakao di Kabupaten Donggala dengan program Pakasampu Sipa, yang ditampilkan pada cover buletin pada edisi III . Untuk materi sajian kegiatan 10 orang Staf Redaksi Buletin SPIA “Posisani” menampilkan sekilas kegiatan perjalanan Pelatihan Pengelolaan Informasi Pasar melalui Internet yang diikuti di Pusdatin Deptan RI-Jakarta selama 5 hari. Kegiatan ini merupakan bentuk perhatian Pihak Pusdatin Deptan RI dalam meningkatkan mutu SDM pengelola Informasi pasar pada khususnya dan Seluruh staf redaksi SPIA “Posisani” pada umumnya dalam hal pengetahuan komputer maupun Internet. Perjalanan pelatihan pengelolaan informasi pasar ini diawali dengan studi banding di Bandung, yakni di Dinas Pertanian Jawa Barat, lalu
berkunjung ke Kelompok tani Mekar Tani dan keadaan PIP Lembang di Cibeunying Desa Cibodas–Lembang. Dan selanjutnya melakukan peninjauan ke Rumah kemasan kelompok usaha “Yans Fruit” dan “Grace” serta melakukan survey harga pasar di Pasar Caringin Bandung dan diakhiri dengan perjalanan pulang ke Jakarta dan mampir di PIP Cigombong-Cipanas. Setelah studi banding dihari hari selanjutnya dilakukan pelatihan di Laboratorium Komputer Pesdatin, dengan materi pengenalan computer
Pemasaran hasil Pertanian TA. 2006. Dan serba serbi dampak program P4MI dengan judul Dari Bero ke Beras. Terbitan kali ini bertepatan dengan bulan Agustus yang mana pada tanggal 12 Agustus Kabupaten Donggala genap berusia 54 Tahun dan pada tanggal 17 Agustus 2006 merupakan hari kemerdekaan RI yang ke 61. Untuk itu segenap redaksi SPIA “Posisani” menyampaikan Selamat Ulang tahun ke 54 Kabupaten Donggala dan Dirgahayu RI yang ke 61.
dan internet (Portal Agribisnis). Kegiatan Distanak Donggala masih melanjutkan tulisan mengenai Alokasi dana Tugas Pembantuan untuk kegiatan Pembinaan Pasca Panen pengolahan dan
Semoga segala langka dan niat kita dalam membangun pertanian Indonesia dapat berjalan lancar demi peningkatan kesehjahteraan masyarakat pada umumnya dan khususnya petani Indonesia.
1 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Donggala
Buletin Agribisnis SPIA “Posisani”
Edisi III, Agustus 2006
Trend Harga Komoditi Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Donggala Bulan Juli 2006
H
arga komoditi beras dibeberapa daerah di tanah air mengalami kenaikan yang disebabkan terjadinya kekeringan dan bencana alam, yang menyebabkan kerusakan sebagian besar areal sawah . Namun di Kabupaten Donggala tidak terjadi lonjakan harga terhadap komoditi beras, malah sebaliknya terjadi penurunan harga. Harga beras di pasar Biromaru pada bulan Juli 2006 cukup stabil dengan harga berkisar antara Rp. 3.625,-.kg s/d Rp. 4.000,-/kg. Hal ini dapat dilihat pada Grafik 1. Untuk beras varietas IR 64 dari minggu I sampai minggu IV mengalami penurunan harga sebesar Rp. 125/kg atau 3,33 %, yakni dari Rp. 3750/kg pada minggu I menjadi Rp. 3625/kg pada minggu IV. Tabel 1.
No. 1 2 3 4 5 6
Demikian pula dengan beras varietas Cimandi mengalami penurunan harga dari Rp. 4.000/kg pada minggu I menjadi Rp. 3875/kg pada minggu IV atau terjadi
Kestabilan Harga beras di Kabupaten Donggala sangat ditentukan oleh ketersediaan stok beras yang mana pada bulan Juli 2006 masih terjadi panen dibeberapa wilayah sentra padi, seperti kecamatan
Grafik 1. Trend Harga Komoditi Kelompok Beras Bulan Juli 2006 IR 64 Cimandi
Rp/kg
A. Kelompok Beras
Sinta Nur Superwin
Buri-buri Batang Anai
4,200 4,000 3,800 3,600 3,400 3,200 I
II
III
IV
Minggu
penurunan sebesar Rp. 125/kg atau 3,13%. Untuk beras Varietas Sintanur, Superwin, Buriburi dan Batang anai mengalami trend tetap, yakni masig-masing sebesar Rp. 4.000/kg, Rp.3.750/kg, Rp.4.000/kg dan Rp.3.750/kg
di wilayah Pantai Barat Kabupaten Donggala. Selain itu pula masih lancarnya pemasukan beras dari wilayah Parigi Moutong serta dari Sulawesi Selatan. Daftar harga beras selang bulan Juli 2006 selengkapnya dapat dilinat pada Tabel 1.
Trend Harga Komoditi Kelompok Beras di Pasar Biromaru Kabupaten Donggala, pada Bulan Juli 2006 Komoditi
IR 64 Sinta Nur Buri-buri Cimandi Superwin Batang Anai Rata-rata
Satuan Rp/kg Rp/kg Rp/kg Rp/kg Rp/kg Rp/kg Rp/kg
Mgu I 3,750 4,000 3,750 4,000 4,000 3,750 3,875
Harga Konsumen (Rp.) Mgu II Mgu III 3,625 3,625 4,000 4,125 3,750 3,750 4,000 3,875 4,000 4,000 3,750 3,750 3,854 3,854
Mgu IV 3,625 4,000 3,750 3,875 4,000 3,750 3,833
Harga Rata-Rata 3,656 4,031 3,750 3,938 4,000 3,750 3,854
2 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Donggala
Buletin Agribisnis SPIA “Posisani”
Edisi III, Agustus 2006
B. Kelompok Palawija
Grafik 2. Trend Harga Komoditi Kelompok Palawija Bulan Juli 2006
Tabel 2. No .
6,000
Jagung Kuning (Kering) Jagung Putih (Kering) Kacang Hijau
4,000
Kacang Merah
2,000
Kacang Tanah
10,000 8,000 Rp/kg
Harga komoditi kelompok Palawija pada bulan Juli 2006, mengalami trend harga yang bervariasi sebagai-mana terlihat pada grafik 2. Untuk komoditi jagung kuning maupun jagung putih mengalami penurunan harga sebesar Rp. 250/kg atau 16,67 %. Hal ini berbeda dengan posisi harga pada bulan Juni sebesar Rp. 1500/kg dengan trend harga yang tetap. Komoditi palawija lainnya yang mengalami trend harga yang menurun adalah Ubi Kayu dan Ubi Jalar. Ubi Kayu mengalami trend harga menurun sebesar Rp. 250/kg atau 14,49% yakni dari harga Rp. 1725/kg pada minggu I menjadi Rp. 1475/kg pada minggu IV. Sedangkan Ubi Jalar mengalami penurunan harga Rp. 215/kg atau 10,75%,
I
III
Ubi Kayu
IV
Ubi Jalar
Minggu
yakni dari Rp.2000/kg pada minggu I menjadi Rp. 1785/kg pada minggu IV. Sedangkan komoditi kacang hijau, kacang merah dan kacang tanah selang bulan Juli 2006 mengalami ternd yang tetap, yakni masing-masing sebesar Rp. 7500, Rp. 7500 dan Rp. 8125,-/kg. Namun jika di bandingkan dengan harga pada akhir bulan Juni terjadi kenaikan harga pada komoditi Kacang merah sebesar
Rp. 2500/kg atau 50%, yakni dari Rp. Rp.5000/kg menjadi Rp. 7500/kg. Sedangkan Kacang Tanah mengalami penurunan harga jika dibandingkan dengan posisi harga pada akhir bulan Juni 2006., yakni sebesar Rp.625/kg. Untuk lengkapnya daftar harga komoditi kelompok Palawija dapat dilihat pada tabel 2.
Trend Harga Komoditi Kelompok Palawija di Pasar Biromaru Kabupaten Donggala, pada Bulan Juli 2006 Komoditi
Satuan Mgu I
1 2 3 4 5 6 7
II
Jagung Kuning (Kering) Jagung Putih (Kering) Kacang Hijau Kacang Merah Kacang Tanah Ubi Kayu Ubi Jalar
Rp/kg Rp/kg Rp/kg Rp/kg Rp/kg Rp/kg Rp/kg
1,500 1,500 7,500 7,500 8,125 1,725 2,000
Harga Konsumen (Rp.) Mgu II Mgu III 1,500 1,500 7,500 7,500 8,125 1,560 1,850
1,250 1,250 7,500 7,500 8,125 1,560 1,850
Mgu IV
Harga Rata-Rata
1,250 1,250 7,500 7,500 8,125 1,475 1,785
1,375 1,375 7,500 7,500 8,125 1,580 1,871
3 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Donggala
Buletin Agribisnis SPIA “Posisani” Sayur-
mayur
H
arga komoditi kelompok sayur mayur pada bulan Juli 2006 mengalami trend harga yang bervariasi sebagaimana dilihat pada Grafik 3. Untuk komoditi bawang merah mengalami kenaikan sebesar Rp. 2000/kg atau 16,67% yakni dari Rp.12.000/kg pada minggu I menjadi Rp.14.000/kg pada minggu IV. Namun tidak demikian pada Bawang merah lokal Palu yang mengalami penurunan harga yang cukup tinggi sebesar Rp.6000/kg atau 46,15% selang minggu I sampai minggu IV bulan Juli. Demikian pula Bawang putih terjadi penurunan harga sebesar Rp. 2000/kg yakni dari Rp.10.000/kg pada minggu I menjadi Rp.8.000/kg pada minggu IV. Kelompok sayuran yang mengalami penurunan harga terjadi pula pada Cabe keriting dan buncis. Harga cabe keriting pada minggu I Rp. Tabel 3. No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
7500/kg menjadi Rp.5000/kg pada minggu IV atau turun sebesar Rp. 2500/kg( 33,33%). Sedangkan Buncis mengalami penurunan harga sebesar 16,67% selang
kenaikan harga sebesar Rp. 2500/kg atau 33,33%. Komoditi lainnya yang mengalami kenaikan adalah tomat dan wortel, masing-masing sebesar
Grafik 3. Trend Harga Komoditi Kelompok Sayur Mayur Bulan Juli 2006 Bawang Merah Bawang Putih Cabe Keriting Kol Bulat Tomat Buah Buncis Bayam
Bwg Merah Lokal Palu Cabe Merah Besar Cabe Rawit Kentang Wortel Kangkung
16,000 14,000 12,000 10,000
Rp/kg
C. Kelompok
Edisi III, Agustus 2006
8,000 6,000 4,000 2,000 I
II
III
IV
Minggu
Minggu I sampai Minggu IV. Untuk komoditi Cabe Merah Besar pada bulan Juli terjadi kenaikan yang cukup mencolok sebesar 71,43% atau Rp 5.000/kg, yakni dari Rp.7000/kg pada minggu I menjadi Rp.12.000/kg pada minggu II s/d IV. Demikian pula pada cabe rawit terjadi
Rp.500 dan Rp. 1000,/kg. Hal serupa terjadi pada kangkung yang naik sebesar Rp. 600/kg atau 42,86%. Untuk lebih jelasnya daftar harga komoditi kelompok sayur mayur dapat dilihat pada tabel 3.
Trend Harga Komoditi Kelompok Sayur Mayur di Pasar Biromaru Kabupaten Donggala, pada Bulan Juli 2006 Komoditi
Bawang Merah Bwg Merah Lokal Palu Bawang Putih Cabe Merah Besar Cabe Keriting Cabe Rawit Kol Bulat Kentang Tomat Buah Wortel Buncis Kangkung Bayam
Satuan Rp/kg Rp/kg Rp/kg Rp/kg Rp/kg Rp/kg Rp/kg Rp/kg Rp/kg Rp/kg Rp/kg Rp/kg Rp/kg
Mgu I 12,000 13,000 10,000 7,000 7,500 7,500 1,500 6,000 1,500 4,000 6,000 1,400 2,500
Harga Konsumen (Rp.) Mgu II Mgu III 14,000 14,000 6,000 8,000 9,000 8,000 12,000 12,000 5,000 5,000 10,000 10,000 2,000 2,500 6,000 6,000 2,000 2,000 4,000 5,000 5,000 5,000 2,000 2,000 2,500 2,500
Mgu IV 14,000 7,000 8,000 12,000 5,000 10,000 2,000 6,000 2,000 5,000 5,000 2,000 2,500
Harga Rata-Rata 13,500 8,500 8,750 10,750 5,625 9,375 2,000 6,000 1,875 4,500 5,250 1,850 2,500
4 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Donggala
Buletin Agribisnis SPIA “Posisani”
Edisi III, Agustus 2006
Dan untuk Nenas mengalami penurunan harga sebesar 25%, yakni dari Rp.1825/kg Harga komoditi pada minggu I menjadi Rp. kelompok Buah-buahan selang 1340/kg pada minggu IV. bulan Juli 2006 menunjukkan Dan pada bulan trend yang Grafik 4. Trend Harga Komoditi Kelompok Buahbervariasi. Hal Juli sudah Buahan Bulan Juli 2006 ini dapat dilihat masuk musim rambutan dan pada grafik 4. Pisang 6,000 5,000 Pepaya Dimana dari Langsat dengan 4,000 Mangga enam komoditi harga Rp. 3,000 Nenas buah-buahan 5000/kg. 2,000 1,000 Rambutan Untuk yang diidenLangsat tifikasi ternyata lebih jelas I II III IV daftar harga pepaya mengaMinggu buah-buahan lami kenaikan pada bulan Juni 2006 dapat harga yang cukup men-colok mangga mengalami kenaikan dengan kenaikan sebesar Rp. harga sebesar Rp. 105/kg atau dilihat pada tabel 4. 620/kg atau 111,71%, yakni 6,71%.
Rp. 555/kg pada minggu I menjadi Rp. 1.175/kg pada minggu IV. Sedang komoditi pisang mengalami penurunan harga (26,74%). Namun
Rp/kg
D. Kelompok Buah-buahan
Tabel 4.
No. 1 2 3 4 5 6
Trend Harga Komoditi Kelompok Buah-Buahan di Pasar Biromaru Kabupaten Donggala, pada Bulan Juli 2006 Komoditi
Pisang Pepaya Mangga Nenas Rambutan Langsat
Satuan Rp/kg Rp/kg Rp/kg Rp/kg Rp/kg Rp/kg
Mgu I 1,365 555 1,565 1,825 4,000 4,000
Harga Konsumen (Rp.) Mgu II Mgu III 910 1,000 1,000 1,000 1,670 1,670 1,430 1,160 5,000 5,000 5,000 5,000
Mgu IV 1,000 1,175 1,670 1,340 5,000 5,000
Harga Rata-Rata 1,069 933 1,644 1,439 4,750 4,750
E. Kelompok Minyak Goreng , Daging, Telur, Terigu, Gula Pasir dan Minyak Tanah Harga pasar untuk komoditi Minyak goreng di Kabu-paten Donggala selang bulan Juli menunjukkan harga yang stabil, dengan harga rata-rata Rp. 6875/kg untuk minyak goreng Bimoli, Rp. 5000/kg untuk minyak goreng pabrik dan Rp. 8750/kg untuk minyak goreng kampung. Sedangkan untuk harga komoditi Daging dan telur
menunjukkan trend yang tetap, yakni daging sapi pada harga Rp.40.000,-/ kg, daging ayam potong Rp.20.000/kg dan daging ayam kampung Rp. 35.000/kg. Sedangkan telur ayam kampung pada posisi harga Rp. 1000/butir, telur ayam ras Rp. 600/butir serta telur itik Rp.1000/btr. Untuk harga Terigu Rp. 4.000/kg. Sedang gula pasir
pada minggu IV dengan harga Rp.6500/kg dan minyak tanah Rp.2500/liter. Dengan demikian harga pada bulan Juli masih sama dengan harga yang terdapat pada bulan sebelumnya.
5 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Donggala
Buletin Agribisnis SPIA “Posisani”
Edisi III, Agustus 2006
D. Kelompok Komoditi Perkebunan Harga komoditi tanaman perkebunan berdasarkan hasil survey minggu pertama dan minggu kedua bulan Juli 2006, masih dapat dikategorikan stabil, walaupun ada beberap jenis komoditi yang mengalami
perubahan harga seperti kelapa biji (butir) harga produsen naik Rp.50,- atau naik 10 % , demikian pula dengan kemiiri (kemiri kupas) dengan harga jual eceran turun Rp.1000/kg atau 8,33 %. Hal ini
disebabkan oleh permintaan pasar yang cukup besar dengan minat konsumen yang sanagt sedikit adapun daftar harga pasar komoditi perkebunan dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Daftar Harga Komoditi Perkebunan pada minggu IV Bulan Juli 2006 Harga (Rp.) No. Nama Komoditi Satuan Produsen Grosir Eceran 1. Kelapa Biji Butir 550 600 750 2. Kelapa (Kopra) Kg 2.250 2.550 0 3. Kakao (Biji Kering) Kg 11.500 11.000 0 4. Kopi Robusta (Biji Kering) Kg 6.750 7.000 0 5. Lada Putih (asalan) Kg 19.500 20.000 0 6. Minyak Goreng Kelapa Botol 4.550 4.500 4.500 7. Kemiri (Biji) Kg 5.000 5.500 0 8. Kemiri (Kering Kupas) Kg 10.000 10.500 0 9. Gula Pasir Lokal Kg 0 5.880 6.500 10. Gula Merah Kg 3.500 4.000 0 Sumber Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Donggala
Atas Nama Seluruh Redaksi Buletin Agribisnis SPIA “Posisani” Kabupaten Donggala Mengucapkan
Selamat Ulang Tahun ke-54 Kabupaten Donggala, tanggal 12 Agustus 2006 dan Dirgahayu Republik Indonesia ke-61, tanggal 17 Agustus 2006 Ir. Heri Suwarno Penanggung Jawab Buletin
6 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Donggala
Buletin Agribisnis SPIA “Posisani”
Edisi III, Agustus 2006
Ruang Informasi Teknologi Pertanian PAKASAMPU SIPA EFEKTIF MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS DAN MUTU KAKAO BPTP Sulawesi Tengah A. PENDAHULUAN
K
abupaten Donggala merupakan kabupaten yang mempunyai areal kakao terluas di Sulawesi Tengah. Namun dalam pengembangannya masih mengalami hambatan dari segi rendahnya produksi kakao yaitu kurang dari 1000 kg/ha/thn. Beberapa lokasi perkebunan rakyat hanya dapat mencapai 300 – 600 kg/ha/thn. Angka produktifitas tersebut jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan potensi produksi kakao nasional yang dapat mencapai 2 – 3 ton/ha/thn. Salah satu penyebab rendahnya produktifitas kakao rakyat di Kabupaten Donggala antara lain berkaitan dengan teknik produksi yang belum intensif, terutama berkaitan dengan penggunaan bahan tanam yang tidak jelas asal usulnya,
umur tanaman kakao di Sulawesi tengah banyak telah berumur lebih dari 10 tahun yang produktifitasnya mulai menurun. Serangan hama Penggerek Buah Kakao atau PBK juga merupakan masalah yang berat yang
menyebabkan penurunan produksi mencapai 80 %. Mengingat semakin meluasnya penyebaran PBK saat ini maka
perlu dilakukan metode pengendalian hama yang efektif, efisien dan ramah lingkungan. Salah satu paket teknologi yang efektif adalah Pakasampu Sipa (Pemangkasan, Sanitasi, Pemupukan, Sarungisasi, Integrasi dan Pasca Panen). Dalam bahasa Kaili, Pakasampu Sipa diartikan satu pohon tanaman. Dapat juga diartikan sebagai satu pohon tanaman yang terintegrasi dari beberapa system usahatani menjadi satu, sehingga dapat meningkatkan produksi dan pendapatan petani.
B. SARUNGISASI
S
istem sarungisasi dapat mengurangi kerugian akibat adanya serangan hama dan penyakit, yaitu dengan cara menyarungi buah kakao yang berukuran 8 – 10 cm. Hal ini untuk mencegah ngenat betina meletakkan telur di atas permukaaan buah kakao. Bahan : - Pipa PVC/ Paralon berdiameter 2 inchi, panjangnya disesuaikan dengan kebutuhan. - Kantong palstik berukuran 30 x 15 cm, tebal 0,02 mm. - Karet gelang berdiameter 4 cm dilipat dua.
-
Pengungkit yang terbuat dari bambu setebal 2 cm yang panjangnya sesuai kebutuhan.
Cara Membuat : Pada salat satu ujung pipa disayat sepanjang 10 cm dan lebar 2 cm sehingga berbentuk huruf “U”, sebagai ruang untuk memudahkan pendorongan karet gelang. Pipa dipakai untuk menyarungi buah dengan kantong plastic. Kemudian pada salah satu ujung belahan bambu dibuat berbentuk huruf “V” yang berfungsi sebagai pengungkit (mendorong karet dan plastic hingga ke pangkal buah).
Cara kerja : 1. Masukkan kantong plastic di ujung paralon satu persatu. 2. Ikat kantong plastic tersebut satu persatu secara teratur dengan karet gelang yang dilipat dua. 3. Susun ikatan plastic tersebut secara teratur sepanjang paralon (± 20 – 40 cm). 4. Untuk melakukan penyarungan maka buah kakao dijolok dengan cara memasukakan buah kakao yang berukuran selebar diameter paralon sampai mencapai tangkai buah. 5. Dorong karet pengikat
7 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Donggala
Buletin Agribisnis SPIA “Posisani” plastic dengan menggunakan alat pengungkit (bamboo) sehinga terlepas dari pipa. 6. Dengan menarik paralon dari buah tersebut maka secara
otomatis buah telah disarungi dan ujung plastic terikat dengan karet yang terpasang tadi.
Edisi III, Agustus 2006 7. Kantong plastic dapat digunakan beberapa kali sepanjang belum rapuh/ rusak.
C. PEMANGKASAN Pemangkasan untuk tanaman TBM (Tanaman Belum Menghasilkan/ tanaman muda) dan pemangkasan pemeliharaan (produksi) untuk tanaman TM (Tanaman menghasilkan/ tanaman dewasa). a. Pemangkasan bentuk. 1. dilakukan pada tanaman TBM, tujuannya untuk membentuk kerangka tanaman yang kuat dan seimbang. 2. Cabang-cabang primer dari jorget dipelihara tiga yang tumbuh kuat dan seimbang. Cabang-cabang sekunder diatur yang tumbuhnya seimbang ke semua arah. 3. Cabang-cabang sekunder diatur yang tumbuhnya seimbang ke segala arah, cabang sekunder yang tumbuh pada 0-4- cm dari pangkal jorget dibuang. Selanjutnya cabang sekuder diatur secara zig-zag untuk memperoleh bentuk kerangka/ frame yang ideal. 4. kerangka yang sudah terbentuk dipertahankan denagn cara memangkas secara ritin ( sekali setiap 4 bulan). Hal ini untuk membuang tunas air, cabang sakit, dan cabang yang terlindung. Apabila dilakukan secara rutin, maka akan terhindar dari pemotongan cabang yang berdiameter > 2,5 cm. 5. Alat pangkas adalah gunting pangkas dan sabit bergalah (antel).
b. Pemangkasan Pemeliharaan dan Produksi.
1. Dilakukan pada tanaman TM, bertujuan untuk mempertahankan 2. kerangka yang sudah terbentuk sehingga memperoleh distribusi daun yang merata dan aerasi yang baik serta merangsang pembungaan. 3. Cabang yang dipangkas adalah cabang sakit, cabang baik, cabang terlindung atau cabang yang melindungi, cabang yang jauh masuk ke dalam tajuk pohon lain. 4. Pemangkasan berat dan pemendekan tajuk dilakukan setahun sekali pada awal musim hujan, tujuannya untuk membatasi tinggi tajuk tanaman sekitar 3,5 – 4 m dan merangsang pembungaan. 5. Pangkas berat selektif dilakukan pada akhir musim
hujan, dilakukan hanya pada tanaman yang jumla pentil buahnya sangat kurang. 6. Pemangkasan pemeliharaan dilakukan dilakukan tiga kali setahun untuk membuang cabang yang tidak produktif dan tunas air. 7. Pemangkasan tidak dibenarkan pada saat tanaman berbunga lebat atau ketika sebagian besar buah masih pentil (panjang kurang dari 10 cm). 8. bahan dan alat pangkas
berupa gunting pangkas, sabit bergalah (antel), gergaji pangkas yang harus tajam, serta tangga. Luka bekas potongan cabang yang berdiameter lebih dari 2,5 cm ditutup. 9. Frekuensi pemangkasan 6-8 kali per tahun dan tunas air dibuang 2-4 minggu sekali.
8 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Donggala
Buletin Agribisnis SPIA “Posisani”
Edisi III, Agustus 2006
D. SANITASI Sanitasi bertujuan untuk memperoleh kebun kakao yang bersih dan sehat. Kebersihan kebun berhubungan erat dengan kondisi kakao dan produktifitasnya. Sanitasi dapat dilakukan dengan membuat lubang pembuangan (sanitasi) yang berada di sekitar tempat pengupasan buah atau di beberapa titik lokasi kebun. Lubang tersebut mempunyai fungsi menimbun semua sisa panen berupa kulit
buah kakao, ranting dan bagian kakao yang tidak digunakan lagi. Setelah lubang penuh dengan sampah ditutup
lalu dibiarkan selama 3 bulan hingga menjadi kompos. Kompos dapat digunakan
sebagai pupuk organic bagi tanaman kakao. Tumbuhan yang tumbuh ditempat yang tidak dikehendaki di sekitar tanaman kakao juga dihilangkan dalam kegiatan sanitasi. Tumbuhnya tanaman pengganggu mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap produksi kakao apabila tidak dikendalikan dengan tepat. Teknik sanitasi dengan menggunakan sabit dan alatalat yang fungsinya sama, mencabut dengan tangan, menggunakan cangkul atau garpu serta penggunaan alatalat mekanis dan herbisida sangat membantu terlaksananya sanitasi
E. PEMUPUKAN 1. Jenis dan dosis pupuk yang digunakan berdasarkan uji tanah yaitu: Urea, SP36, KCL. 2. Lokasi penempatan pupuk adalah melingkari pohon dengan jari-jari 50 – 75 cm dari batang kakao. Sebelum dilakukan pemupukan dilakukan sanitasi minimal sekitar peringan
3. Pemupukan sebaiknya sistim piringan atau secara tugal bintang enam. Penaburan pupuk harus diikuti tindakan penutupan dengan menggunakan tanah atau seresah. 4. Ukuran dosis per pohon dibuat dengan takaran khusus.
5. Aplikasi pemupukan dilakukan dua kalier tahun, yaitu pada awal dan akhir musim hujan masing-masing setengah dosis. 6. Bahan dan alat yang dibutuhkan adalah pupuk, cangkul, ember, takaran pupuk, timbangan kecil.
F. INTEGRASI KAMBING KAKAO Paket teknologi pengusahaan ternak kambing yang diintegrasikan dengan usaha kebun kakao dan hijauan pakan ternak sebagai berikut : a. Skala Pemilikan Ternak Kambing Skala pemilikan ternak kambing untuk layak diusahakan sebagai tambahan pendapatan keluarga adalah berkisar 5 – 7 ekor. Di samping itu jumlah ternak kambing ini dapat mencukuli kebutuhan kotoran kambing (manure) sebagai
bahn baku pembuatan pupuk bokashi untuk luasan kebun kakao 1 ha. b. Pembuatan Kandang Kandang yang akan dibuat adalah model panggung agar lebih mudah mengumpulkan kotoran kambing. Pembuatan kandang harus memenuhi syarat teknis agar kambing yang tinggal didalam kandang mersa nyaman dan sehat. c. Perbaikan Pakan Perbaikan pemberian pakan pada ternak kambing diharapkan akan dapat
meningkatkan pertambahan bobot badan harian yang tinggi yang diikuti oleh bobot badan akhir yang tinggi. Pakan yang akan diberikan pada ternak kambing (pola introduksi) dengan komposisi : 60% rumput (rumput alam dan atau setaria) + 20% gamal + 20% kulit buah kakao (KBK). d. Introduksi Hijauan Pakan Penyediaan pakan tambahan untuk ternak
9 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Donggala
Buletin Agribisnis SPIA “Posisani” kambing dengan penanaman rumput unggul dan leguminosa di pekarangan/dekat kandang
Edisi III, Agustus 2006
kambing, sebagai tanaman konservasi di kebun kakao dan pembuatan kebun bi bit hijauan pakan desa.
e. Pembuatan Kompos dari Kotoran Kambing.
(Feses)
G. PANEN DAN PASCA PANEN menyebabkan biji Produksi tanaman kakao berkecambah. sepuluh tahun terakhir ini meningkat cukup tajam, untuk itu perlu diimbangi dengan b. Buah masak hasil panen sebaiknya diperam dalam peningkatan mutu produksi biji keadaan utuh beberapa saat kakao. sebelum dibelah dan diambil Pada era globalisasi atau bijinya. Tujuan pemerapan era perdagangan bebas adalah untuk mengurangi persaingan akan semakin ketat, kandungan lender yang sehingga kualitas biji kako akan malapisi biji. Pulp sangat menjadi titik utama. Mutu biji berpengaruh terhadap tingkat kako dinilai oleh konsumen dari kesempurnaan fermentasi dan beberapa aspek antara lain pembentukan asam di dalam kenampakan fisik, kandungan biji. Pemeraman dilakukan lemak dan citarasa. Hal tersebut dengan menimbun buah-buah selain ditentukan oleh bahan yang sehat hasil panen sekitar tanaman, lebih banyak kebun selama kira-kira 3-5 dipengaruhi oleh cara hari. Lokasi penimbunan pengolahan yang tepat waktu, sebaiknya ditempat yang tepat jumlah dan tepat cara. terbuka namun terlindung dari 1. Teknik Panen Kakao panas matahari langsung dan aman dari gangguan ternak a. Buah kakao sebaiknya dan pencuri. Buah yang terlalu dipetik tepat matang. masak sebaiknya tidak Buah yang matang ditandai diperam terlalu lama karena oleh perubahan fisik warna akan rusak (busuk). kulitnya yang cukup menyolok, yaitu yang semula hijau berubah c. Buah kemudian dipecah untuk menghasilkan biji kakao. menjadi kuning atau yang Pemecahan buah dilakukan semula merah menjadi secara hati-hati menggunakan orange. Pemetikan buah kayu bulat yang keras. Biji yang terlalu muda akan kakao dikeluarkan dari kulit menghasilkan biji gepeng, buah dengan tangan. Kotoran sedang jika buah dipetik dipisah dari biji yang sehat. terlalu tua akan Demikian juga dengan biji
cacat (pecah atau terkena penyakit) harus diolah pada wadah tersendiri. Kulit buah dapat dimanfaatkan atau ditimbun di dalam tanah. Biji basah dimasukkan ke dalam karung plastik yang bersih untuk diolah lebih lanjut. 2. Teknik Pengolahan Biji Kakao Tujuan utama fermentasi adalah untuk mematikan biji sehingga perubahanperubahan di dalam biji akan mudah terjadi, seperti warna keeping biji, peningkatan aroma dan rasa, serta untuk melepaskan pulp. Alat yang diperlukan dalam fermentasi adalah kotak fermentasi yang terbuat dari kayu. Sambungan antar papan kayu menggunakan sistim pantek (pasak). Pengguanaan paku perlu dihindari karena bahan ini tidak tahan asam dan mudah berkarat yang menyebabkan warna biji kakao menjadi hitam. Dimensi peti disesuaikan dengan kapasitas produksi. Dinding dan dasar peti fermentasi diberi sejumlah lubang untuk pemasukan udara dan penetesan cairan fermentasi. Ukuran lubang 10 – 12 mm setiap 5 cm.
Buletin Agribisnis SPIA ”Posisani” Kabupaten Donggala dapat diakses melalui Internet pada Website :
http://www.portalagribisnis.deptan.go.id http://www.pfi3p.litbang.deptan.go.id
10 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Donggala
Buletin Agribisnis SPIA “Posisani”
Edisi III, Agustus 2006
Kegiatan Staf Redaksi SPIA Sepuluh Orang Redaktur Pelaksana Buletin Agribisnis SPIA ”Posisani” Kabupaten Donggala, belajar Internet di Pusat Data dan Informasi Departemen Pertanian RI.
P
informasi pasar, data PPHP serta teknologi ada Tanggal 24 s/d 28 Juli 2006, pertanian dari kabupaten Blora sebanyak 6 sebanyak 10 orang Redaktur Pelaksana orang, Kabupaten Temanggung 8 orang, SPIA ”Posisani” Kabupaten Donggala Kabupaten Donggala 10 orang, Kabuapaten mengikuti pelatihan Pengelolaan Sistem Lombok Timur 8 orang, dan Kabupaten Ende Informasi Pasar di Pusat Data dan Informasi sebanyak 8 orang. Departemen Pertanian RI, bersama-sama Pelatihan dimulai dengan kunjungan dengan empat kabupaten lainnya yang lapangan di Bandung yang diawali dengan termasuk dalam program Peningkatan kunjungan ke Pendapatan Kantor Dinas Petani Melalui Pertanian Inovasi (P4MI) Propinsi Jawa seluruh Barat . Dalam Indonesia, kesempatan ini dengan jumlah Kepala Dinas keseluruhan Pertanian sebanyak 40 Propinsi Jabar orang. sangat Tujuan menyambut kegiatan ini baik adalah untuk kedatangan melatih tenaga rombongan ini pengelola dan (operator) sistem Demo Tayangan Profil Daerah masing-masing melalui menyajikan Informasi Pasar Internet-Portal Agribisnis di Ruang Rapat Pusdatin beberapa dalam materi tentang potensi dan kemajuanmenggunakan website Portal Agribisnis dengan kemajuan yang telah diperoleh Pemerintah Sistem Informasi Pasar, sehingga (i). Propinsi Jabar di bidang Pertanian, khususnya mempunyai wawasan baru mengenai Teknologi pengembangan Sentra komoditi Sayuran dan Informasi dan Komunikasi, (ii) mampu buah-buahan sekaligus peran PIP di Jawa melakukan perekaman dan peremajaan data Barat. informasi pasar dan informasi harga tingkat Kemudian perjalanan dilanjutkan kabupaten secara on-line melalui masingmenuju Cibeunying Desa Cibodas Lembang. masing administrator kabupaten yang telah Disini rombongan berkunjung ke Kelompoktani ditunjuk dan dilatih pada tahun 2005, (iii). ”Mekar Tani Jaya” yang dimotori oleh Pak Mampu melakukan perekaman dan peremajaan Doyo Mulyo Iskandar yang telah berhasil data portal agribisnis sesuai kondisi masingmengembangan usahanya hingga produksinya masing kabupaten melalui administrator content telah diekspor ke beberapa negara di Asean. daerah yang telah dilatih dan ditetapkan tahun Hal ini dilakukan dengan cara peningkatan 2005, (iv). Mampu melakukan penelusuran data mutu produksi serta Pengelolaan Pasca Panen dan informasi pasar tingkat kabupaten secara yang cukup Modern dan ramah lingkungan. on-line dan informasi potensi daerah masingMateri lainnya yang disajikan adalah Keadaan masing melalui portal agribisnis. PIP Lembang oleh Bapak Endang, yang Adapun peserta meliputi petugas yang menjelaskan panjang lebar peranan PIP secara rutin telah menangani data harga,
11 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Donggala
Buletin Agribisnis SPIA “Posisani” selang tahun 1979 hingga 1999. Dan beliau berharap PIP akan eksis lagi di tahun-tahun berikutnya, karena sangat membantu dalam rangka meningkatkan pendapatan petani. Setelah mendapat penjelasan peran dan fungsi PIP, rombongan langsung menuju ke Rumah Kemasan Kelompok Usaha ”Yans Fruit & Vegetables Supplier” dan ”Grace”. Disisni peserta sangat antusias melihat berbagai macam cara pengemasan produk pertanian, berupa sayuran dari negara Jepang , buahbuahan Strawberi yang telah dikemas dalam bentuk segar. Setelah itu peserta kembali ke Bandung dan sempat melakukan shoping di Cihampelas Bandung yakni pusat perbelanjaan Produk Jeans. Dan pada malam hari perjalanan dilanjutkan ke Pasar Grosir Caringin Bandung. Disini peserta melakukan praktek wawancara kepada pedagang grosir sayuran yang ada di pasar tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan pedagang, harga komoditi yang diperjual belikan, volume, serta asal dan tujuan pemasaran. Dari Pasar Caringin Bandung peserta melakukan perjalanan pulang ke Jakarta dan singgah di Cipanas sekitar pukul 23.00 WIB untuk melihat Keadaan PIP Cigombong dan Survey ke sub Terminal Agribisnis (STA) pasar Cigombong-Cipanas. Kemudian perjalanan dilanjutkan ke Jakarta tempat penginapan di Wisma Tani dan tiba sekita pukul 01.00 WIB. Perjalanan yang melelahkan ini tak terasa oleh peserta, karena diselingi beberapa canda tawa dari beberapa peserta yang sangat beragam dari 5 kabupaten. Keesokan harinya tepat hari Rabu 26 Juli 2006, pelatihan dilanjutkan di Ruangan Rapat Pudatin Lantai IV Gedung D Departemen Pertanian. Acara didahului dengan Pembukaan oleh Kepala Pusdatin dan dilanjutkan dengan penyajian beberapa materi. Materi pertama dibawakan oleh Bapak Zulfikar (Bappenas) dengan materi Peranan Telecenter dalam Program P4Mi. Materi kedua disajikan oleh Ibu Cyntia Iskandar dari PT.Microsoft
Edisi III, Agustus 2006 Indonesia, dengan judul Community Training & Learning Center, sebagai Sarana Akses Informasi bagi Petani. Kedua Pemateri ini sangat peduli dengan keadaan petani Indonesia melalui kegiatan Teknologi Informasi yang dimilikinya sehingga mampu diakses oleh petani di desa sasaran dalam rangka meningkatkan posisi tawar dan pendapatan petani. Untuk materi ketiga disajikan oleh Bapak Muchsin (Konsultan ICT-P4MI) tentang rekomendasi infrastruktur untuk unit pelayanan informasi pertanian kabupaten. Dan selanjutnya materi terakhir pada hari tersebut yakni analisa informasi pasar, pemantauan dan pengawasan pasar disajikan oleh Ir. Muhammad`Saad,MM dan Ir. Burhanudin MM. Untuk dua hari selanjutnya peserta pelatihan di sajikan materi di Laboratorium Komputer Pusdatin. Pelatihan diawali dengan pengenalan komputer dan internet, serta membuka portal agribisnis, Homepage/ portal dan konsep CMS dan model direktori sekaligus cara mengisi content dan membuat artikel dengan HTML. Dalam labkom juga sempat disajikan beberapa produk CD Interaktif dari Pustaka Bogor, kemudian pengenalan sistem informasi pasar Singosari oleh staf dari Ditjen PPHP. Pada hari terakhir, yakni hari Jum’at, peserta melakukan pengisian content pada Portal Agribisnis Departemen Pertanian berdasarkan potensi dan informasi dari masing-masing Kabupaten peserta Pelatihan dan penelusuran informasi harga berdasarkan provinsi , kabupaten dan komoditi unggulan lainnya. Pada Pukul 15.00 Pelatihan ditutup ketua Panitia atas nama Kapusdatin (Ir. M.Tasim Billah,M.Sc) yang didahului dengan demo tayangan profil masing-masing kabupaten Blora, Temanggung, Donggala, Lombok Timur dan Ende. Demikian laporan hasil pelatihan yang sempat diikuti dan masih banyak informasi yang didapatkan dari pengalaman pelatihan dimaksud yang akan disajikan pada buletin SPIA ”Posissani” edisi selanjutnya. (Is).
Nama-nama Peserta Pelatihan Pengelolaan Sistem Informasi Pasar dari Kab. Donggala : Sugiharto, SP; Ir. Ishak, MM; Ir. Gagarin; Ir. Elly Jufriana, MP; Siti Herlina, SP; Risnodianto, SP; Ratnawati, S.Pt; Taswin, S.Pt (Distanak Donggala) dan Ir. Elly Martha Barmo; Jalil K.Gugere (Dishutbun Donggala).
12 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Donggala
Buletin Agribisnis SPIA “Posisani”
Edisi III, Agustus 2006
Kegiatan Distanak Kab. Donggala Alokasi Dana Tugas Pembantuan Refleksi Kepercayaan Pemerintah Pusat Kepada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Donggala (Bagian Kedua)
Pembinaan Pasca Panen, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian.
D
ana Pembantuan pada Kegiatan Pembinaan Pasca Panen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kabupaten Donggala, bertujuan untuk memperbaiki mutu produk olahan pertanian maupun peternakan dengan sasaran terciptanya Lapangan kerja dibidang pengolahan hasil pertanian. Pada Tahun anggaran 2006 ini terbagi atas 2 (dua) buah DIPA, yakni Pembinaan Pasca Panen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian dengan jumlah anggaran Rp. 636.550.000,yang diperuntukkan bagi kegiatan : 1. Fasilitasi Perbaikan Sarana Pengolahan Hasil Hortikultura, yakni pengadaan peralatan Pengolahan hasil buahbuahan , Vacum Seller, Packing Vacum , yang akan diperuntukkan pada kelompok tani jeruk di wilayah kecamatan Rio Pakava, yang mempunyai potensi jeruk melimpah jika terjadi musim panen. Luas tanaman jeruk yang terdapat di Kecamatan
Rio Pakava mencapai lebih dari 500 ha. 2. Fasilitasi Penerapan Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian, dengan kegiatan utama pengadaan RMU Double Pass, Mesin Pembuat Tepung Beras dan 3 (tiga) unit Power Threser. Peralatan ini akan dialokasikan pada rencana areal pencetakan sawah di Desa Malino Kecamatan Balaesang. 3. Pengembangan Sistem Layanan Informasi Agribisnis, dengan kegiatan monitoting harga dan produksi hortikultura dan penyusunan statistik PPHP, serta dilakukan pelatihan petugas PIP ke Pusat. Satker kedua yakni Pembinaan Pasca Panen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan dengan jumlah anggaran Rp. 93.150.000,- yang digunakan untuk memfasilitasi perbaikan sarana pengolahann hasil peternakan, yakni pengadaan alat pentolan Bakso dan alat perontok bulu, masing-masing sebanyak 2 unit, dengan sasaran para pengusaha/ pedagang bakso dan pengusaha/ pedagang Ayam
Potong, di Kecamatan Banawa dan Biromaru. Untuk mendukung kegiatan tugas pembantuan, Pemda Kabupaten Donggala telah menyediakan pula dana pendamping dari APBD Kabupaten sesuai kesepakatan bahwa Pemda Kabupaten bersedia menyediakan minimal 10 % dari alokasi dana Tugas Pembantuan dari masingmasing kegiatan. Untuk itu dalam tahun anggaran 2006 telah dialokasikan dana pendamping sebanyak Rp. 225.000.000,- . Dana ini diperuntukkan dalam mendukung operasional kegiatan Tugas pembantuan, dan untuk pembangunan bangunan penunjang peralatan RMU yang akan diadakan. Dengan demikian dukungan pemda Donggala pada pelaksanaan kegiatan Tugas Pembantuan untuk program PPHP sangat baik (Is) (bersambung).
13 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Donggala
Buletin Agribisnis SPIA “Posisani” Kegiatan P4MI
Edisi III, Agustus 2006
Dari “Bero” ke “Beras”
Latar Belakang Pada Tahun Anggaran 2005, pelaksanaan investasi desa P4MI Kabupaten Donggala tersebar di 65 Desa. Jenis Investasi yang dibangun meliputi Jalan Usahatani, Jembatan, Irigasi Desa, Pasar Desa, Konservasi Tanah dan Air, serta pelatihan dan Demplot. Beberapa jenis investasi desa di beberapa desa telah dimanfaatkan oleh Kelompok Tani Sasaran.
Total Dana yang digunakan untuk kegiatan tersebut sejumlah Rp 282.544.000, terdiri dari Dana Loan ADB 225.220.000 dan Dana Swadaya Masyarakat sebesar Rp. 57.324.000. Pekerjaan Investasi Desa dinyatakan selesai pada Bulan Februari 2006 dan pada awal Maret 2006 telah diresmikan penggunannya oleh Bupati Donggala Bapak H. Adam Arjad Lamarauna.
Pemanfaatan Investasi Desa
Kondisi Areal Persawahan Sebelum Investasi Desa Salah satu diantara sekian banyak yang telah dimanfaatkan adalah Investasi Irigasi Desa di Desa Limboro, Kecamatan Banawa Selatan yang mayoritas petaninya adalah petani padi sawah.
2 (Dua) Tahun di Berokan Di Desa Limboro terdapat ± 70 ha lahan persawahan, namun sejak 2 Tahun terakhir diberokan (tidak diolah) akibat rusaknya sarana irigasi desa. Sejak saat itu, praktis tidak ada kegiatan budidaya padi di Desa Limboro. Para petani hanya mengandalkan penghasilan dari hasil panen Kelapa, untuk mengisi waktu sebagian petani memilih menjadi buruh di luar desa.
Program Kegiatan P4MI Berdasarkan hasil perencanaan partisipatif, petani melalui KID (Komite Investasi Desa) mengusulkan Rehab Total Irigasi Desa kepada PIU (Project Implementation Unit) P4MI Kabupaten Donggala. Kegiatan Rehab yang dilakukan meliputi Rehab Mercu Bendung, Pembuatan Saluran Permanen 129 meter, dan Saluran Tanah 600 meter.
Sejak peresmian investasi irigasi oleh Bupati Donggala, aktivitas usahatani pada lahan yang telah ”tertidur” selama + 2 tahun itu mulai giat kembali. Pada saat ujicoba pengaliran air (running test), para petani pemilik lahan menyambut dengan sangat antusias. ”Hati kami berbunga-bunga melihat air mulai memasuki areal persawahan, inilah awal dari terwujudnya mimpi kami selama ini” demikian ungkapan kegembiraan Ahmad Labide ketua KT ”Mpasanggani” kepada penulis dalam sebuah kesempatan. Kegembiraan petani semakin lengkap dengan adanya kepedulian Pemda Kabupaten Donggala, melalui Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan yang memberikan Bantuan Benih Unggul sebanyak 1,6 ton. Dalam rangka perbaikan teknologi budidaya bagi anggota Kelompok Tani, BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian) Propinsi Sulawesi Tengah sebagai pelaksana Komponen 3 P4MI (Pengembangan Deseminasi dan Inovasi Pertanian), melaksanakan kegiatan Gelar Teknologi PTT Padi sawah. Sejak awal persiapan gelar teknologi pada bulan April 2006 sampai menjelang panen, partisipasi anggota Kelompok Tani Sasaran sangat tinggi. Metode ini cukup bagus karena memungkinkan petani menyerap inovasi pertanian melalui proses belajar sambil bekerja (learning by doing). ”Hati kami berbunga-bunga melihat air mulai memasuki areal persawahan, inilah awal dari terwujudnya mimpi kami selama ini” (ahmad labide)
14 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Donggala
Buletin Agribisnis SPIA “Posisani” Terwujudnya Sebuah Harapan Seiring dengan pelaksanaan gelar teknologi PTT Padi Sawah, petani melakukan penanaman serempak pada bulan Mei, menggunakan benih bantuan Pemda. Hasil kunjungan penulis bersama Tim PIU dan BPTP Awal Agustus 2005, pertanaman padi sudah memasuki fase pemasakan (menjelang panen). Tim BPTP yang memfasilitasi pelaksanaan gelar teknologi memprediksi hasil demplot yang akan dicapai + 6 ton GKP/ha (panen demplot direncanakan tanggan 12 Agustus 2006).
Kondisi Irigasi Desa Limboro Setelah Rehabilitasi Kini, lahan yang semula diberokan, telah muncul bulir-bulir padi yang sebentar lagi akan menjadi beras dan wujud dari sebuah penantian. Dengan asumsi pencapaian rata-rata produksi petani (diluar demplot) + 5 ton GKP per hektar atau 4,3 ton GKG atau setara dengan 2,76 ton beras, rata-rata keuntungan yang diperoleh petani sebesar Rp. 5.642.000/ha/musim tanam. Berdasarkan data yang diperoleh dari Ketua Kelompok Tani, luas areal yang ditanami pada musim tanam ini dan memanfaat aliran air irigasi seluas 50,80 ha. Dengan demikian Total nilai keuntungan yang diperoleh adalah sebesar Rp. 286.611.000, melebihi nilai investasi sarana irigasi yang dibangun. Sebagai wujud rasa syukur atas berfungsinya irigasi desa, para petani pemanfaat telah membuat aturan operasional dan pemeliharaan investasi. Salah satu kesepakatan yang dibuat adalah menyisihkan
Edisi III, Agustus 2006 2,5% dari hasil panen yang antara lain akan digunakan untuk dana operasional dan pemeliharaan investasi. Kunci Keberhasilan Program Berdasarkan pengamatan dari awal pelaksanaan kegiatan P4MI di Desa Limboro, keberhasilan yang dicapai dipengaruhi oleh beberapa faktor, atara lain : Usulan Investasi Desa betul-betul didasarkan pada kebutuhan petani dan potensi sumberdaya yang tersedia, Dukungan petani dan pemerintah desa, baik pada saat pelaksanaan investasi maupun pasca investas Dukungan dan Kepedulian Pemda, salah satunya seperti telah diuraikan diatas yakni pemberian bantuan benih padi unggul, Keterpaduan antar komponen P4MI, lokasi dan sasaran pelaksanaan Gelar Teknologi dilaksanakan pada lokasi dan sasaran Investasi Desa.
Kondisi Areal Persawahan Setelah Investasi (Menjelang Panen) Penutup Semua pihak tentu berharap apa yang dicapai di Desa Limboro, bukan hanya berlangsung 1 – 2 musim tanam saja, akan tetapi dapat berlanjut pada masa-masa yang akan datang. Petani berharap pendampingan dan pembinaan instansi terkait dalam rangka peningkatan taraf hidup petani terus dilanjutkan. Disisi lain para petani pemanfaat diharapkan dapat mewujudkan kesepakatan mengenai aturan operasional dan pemeliharaan investasi, sehingga ketergantungan kepada pemerintah (bantuan) dapat dikurangi. Semoga apa yang telah dicapai di Desa Limboro, dapat dijadikan contoh untuk kegiatan pemberdayaan petani kedepan.(ayub-ruly)
Info Prestasi : Kelompok Tani yang diketuai Pak. Paimun dari Jono Oge Kec. Biromaru dan UPJA Karya Madani yang dimenejeri oleh Pak. Rasyid Dari Tongolobibi Kec Sojol sedang berbenah diri untuk mendapatkan tiket menuju Istana Negara
15 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Donggala
Buletin Agribisnis SPIA “Posisani”
Edisi III, Agustus 2006
Bupati Donggala
Wakil Bupati Donggala
Mengucapkan :
&
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Donggala Ir. Andi Djuhardi Kadis
KONSULTAN
UD. PRIMA TANI Hi. Syafrudin Direktur
16 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Donggala