ANALISIS OPTIMASI PENGGUNAAN TENAGA KERJA PADA USAHATANI NANAS DI KABUPATEN SIMALUNGUN (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun)
SKRIPSI
OLEH : PEBRI YANTI NOOR HRP 030304052 SEP/AGRIBISNIS
DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007 Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
ANALISIS OPTIMASI PENGGUNAAN TENAGA KERJA PADA USAHATANI NANAS DI KABUPATEN SIMALUNGUN (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun)
SKRIPSI OLEH : PEBRI YANTI NOOR HRP 030304052 SEP/AGRIBISNIS
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
Disetujui Oleh, Komisi Pembimbing
Ketua
Anggota
(Prof. Dr. Ir. Kelin Tarigan, MS)
(Dr. Ir. Tavi Supriana, MS)
DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007 Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
RINGKASAN PEBRI YANTI NOOR HARAHAP (030304052/SEP-AGRIBISNIS) dengan judul skripsi ‘ANALISIS OPTIMASI PENGGUNAAN TENAGA KERJA PADA USAHATANI NANAS DI KABUPATEN SIMALUNGUN” dengan mengambil studi kasus di Desa Purba Tua Baru Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara yang dilakukan pada tahun 2007. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tenaga kerja terhadap produksi uasahatani nanas, tingkat optimasi tenaga kerja pada usahatani nanas, dan perbedaan tingkat optimasi penggunaan tenaga kerja antara usahatani nanas skala sempit dan skala luas. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive, dengan besar sampel adalah 30 yang dilakukan secara Propotional Stratified Random Sampling, berdasarkan strata luas lahan yaitu strata I dengan luas lahan < 1 Ha sebanyak 8 orang dan strata II dengan luas lahan ≥ 1 Ha sebanyak 22 orang. Metode analisis data untuk hipotesis 1 dianalisis dengan menggunakan model fungsi produksi linear sederhana, yang diselesaikan dengan menngunakan metode kuadrat terkecil. Untuk hipotesis 2 dan 3 untuk menghitung tingkat optimasi dihitung dari elastisitas produksi. Tingkat optimasi tenaga kerja pada usahatani nanas dihasilkan dari rasio nilai produk marginal (NPM) dengan harga masing-masing input produksi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Jumlah tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap jumlah produksi nanas, baik pada usahatani sempit dan luas serta pada over-all. 2. Penggunaan tenaga kerja lebih besar daripada 1, yaitu 16,02 (secara overall) menunjukkan penggunaan tenaga kerja belum optimal, maka harus dilakukan penambahan jumlah tenaga kerja, agar produktivitasnya meningkat. 3. Tingkat optimasi pada strata II lebih besar daripada tingkat optimasi pada strata I, yaitu 12,77 dan 22,5. Hal ini menunjukkan penggunaan tenaga kerja pada strata II lebih optimal daripada strata I. Maka untuk mengoptimalkan penggunaan tenaga kerja pada strata I perlu dilakukan penambahan jumlah tenaga kerja.
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
RIWAYAT HIDUP PEBRI YANTI NOOR HARAHAP, lahir pada tanggal 2 Februari 1985 di Sambosar Raya, sebagai anak ke tiga dari lima bersaudara dari ayahanda Suflan Harahap dan ibunda Nurani. Pendidikan yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut : 1. Tahun 1991 masuk Sekolah Dasar di SD Negeri 124405 Pematang Siantar tamat Tahun 1997. 2. Tahun 1997 masuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTP Swasta YPHI Pematang Siantar tamat Tahun 2000. 3. Tahun 2000 masuk Sekolah Menengah Umum di SMU Negeri 3 Pematang Siantar tamat Tahun 2003. 4. Tahun 2003 diterima di Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui jalur SPMB. 5. Bulan Juni 2007-Juli 2007 melaksanakan PKL di Desa Pegagan Julu II Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi. 6. Bulan Mei 2007 melaksanakan penelitian skripsi di Desa Purba Tua Baru Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun.
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia yang dilimpahkan – Nya sehingga penulis dapat memulai, menjalani dan mengakhiri masa perkuliahan serta dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Adapun skripsi ini berjudul “ANALISIS OPTIMASI PENGGUNAAN TENAGA
KERJA
PADA
USAHATANI
NANAS
DI
KABUPATEN
SIMALUNGUN” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan studi di Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Pada
kesempatan
ini,
dengan
segala
kerendahan
hati
penulis
menyampaikan ucpan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Kelin Tarigan, MS dan Ibu Dr. Ir. Tavi Supriana, MS sebagai komisi pembimbing yang telah membina, membimbing dan mengarahkan serta memberikan sumbangan pemikirannya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Ir. Lily Fauzia, Msi sebagai ketua departemen SEP fakultas Pertanian USU Medan. 2. Bapak Ir. Luhut Sihombing, MP sebagai sekretaris departemen SEP Fakultas Pertanian USU Medan. 3. Seluruh staf pengajar dan pegawai di departemen SEP khususnya dan di Fakultas Pertanian pada umumnya. Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
Ucapan terima kasih terbesar penulis persembahkan kepada Ayahanda Suflan Harahap dan Ibunda Nurani tercinta atas kesabaran, doa, cinta dan kasih sayangnya yang menjadi motivasi terbesar bagi penulis, kakakku Irma Hairani Harahap, adikku Reza Pahlevi Harhap dan Hassanal Hussein Harahap atas doanya dan keluarga besar penulis yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian dan memberikan doa serta dukungan selama ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada sahabat-sahabat terbaikku Desi, Diah Ria dan Wina, serta rekan-rekan SEP 2003 dan pihak-pihak lain atas bantuan, dukungan dan doanya selama ini yang telah membant penulis. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
DAFTAR ISI Hal RINGKASAN ..................................................................................................ii RIWAYAT HIDUP .........................................................................................iii KATA PENGANTAR .....................................................................................iv DAFTAR ISI ................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ........................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................xi PENDAHULUAN Latar Belakang ...................................................................................... 1 Identifikasi Masalah .............................................................................. 3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 4 Kegunaan Penelitian .............................................................................. 4 TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka ................................................................................... 5 Landasan Teori...................................................................................... 7 Kerangka Pemikiran .............................................................................. 11 Hipotesis Penelitian ............................................................................... 14 METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian..................................................... 15 Metode Penentuan Sampel .................................................................... 16 Metode Pengumpulan Data.................................................................... 17 Metode Analisis Data ............................................................................ 17 Defenisi dan Batasan Operasional ......................................................... 20 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Daerah Penelitian Luas dan Letak Geografis ...................................................................... 22 Penggunaan Lahan ................................................................................ 22 Sarana dan Prasarana ............................................................................. 23 Keadaan Penduduk ................................................................................ 24 Karakteristik Petani Sampel Umur Petani .......................................................................................... 25 Pendidikan Petani .................................................................................. 26 Pengalaman Bertani............................................................................... 27 Jumlah Tanggungan Keluarga ............................................................... 28 Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
Hasil Analisis Penggunaan Tenaga Kerja di Daerah Penelitian ................................................ 29 Produksi Usahatani Nanas ................................................................................. 33 Pengaruh Tenaga Kerja terhadap Produksi ........................................................ 35 Tingkat Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas ................. 41 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ........................................................................................... 44 Saran ..................................................................................................... 44 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
1.
Hal Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Nanas di Kabupaten Simalungun Tahun 2004 dan 2005 .................................... 2
2.
Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Nanas per Desa di Kecamatan Silimakuta Tahun 2005 ................................................ 15
3.
Populasi dan Sampel Petani yang Melakukan Usahatani Nanas di Desa Purba Tua Baru. ..................................................................... 16
4.
Penggunaan Lahan di Desa Purba Tua Baru Tahun 2006……………….23
5.
Sarana dan Prasarana di Desa Purba Tua Baru ................................... 23
6.
Distribusi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur di Desa Purba Tua Baru Tahun 2006 .............................................................. 24
7.
Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Purba Tua Baru Tahun 2007 .............................................................. 24
8.
Distribusi Petani Sampel Berdasarkan Kelompok Umur di Desa Purba Tua Baru ................................................................................. 25
9.
Tingkat Pendidikan Petani Sampel di Desa Purba Tua Baru............... 26
10.
Pengalaman Bertani Petani Sampel.................................................... 27
11.
Tanggungan Keluarga Petani Sampel ................................................ 28
12.
Penggunaan Tenaga Kerja per Petani per Tahun ................................ 29
13.
Penggunaan Tenaga Kerja per Hektar per Tahun ............................... 30
14.
Biaya Tenaga Kerja per Petani per Tahun .......................................... 31
15.
Komposisi Biaya Produksi per Petani per Tahun ............................... 32
16.
Produksi, Penerimaan dan Pendapatan per Petani per Tahun.............. 33
17.
Produksi, Penerimaan, Biaya dan Pendapatan per Hektar per Tahun .. 34
18.
Hasil Perhitungan Regresi Linear Strata I .......................................... 36
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
19.
Hasil Perhitungan Regresi Non Linear Strata I................................... 36
20. 21.
Hasil Perhitungan Regresi Linear Strata II ......................................... 38 Hasil Perhitungan Regresi Non Linear Strata II ................................. 39
22.
Hasil Perhitungan Regresi Linear Over-all ........................................ 40
23.
Hasil Perhitungan Regresi Non Linear Over-all ................................. 41
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR Hal 1.
Kurva Fungsi Produksi Linier dan Cobb-Douglas .............................. 10
2.
Skema Kerangka Pemikiran............................................................... 13
3.
Grafik Tenaga Kerja dengan Jumlah Produksi di Strata I ................... 35
4.
Grafik Tenaga Kerja dengan Jumlah Produksi di Strata II.................. 38
5.
Grafik Tenaga Kerja dengan Jumlah Produksi pada Over-all ............. 41
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
DAFTAR LAMPIRAN Hal 1.
Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Nanas Di Desa Purba Tua Baru Kecamatan Silimakuta ............................................. 48
2.
Luas Nanas, Tenaga Kerja Menyiang dan Panen Per Petani per Tahun .......................................................................................... 49
3.
Distribusi Biaya Tenaga Kerja Menyiang dan Panen per Petani per Tahun .......................................................................................... 50
4.
Jumlah dan daya Tahan Cangkul dan Parang per tahun ...................... 51
5.
Harga dan Biaya Penyusutan Cangkul dan Parang per Petani per Tahun..52
6.
Populasi Nanas, Produksi 1 Minggu, 1 Bulan dan 1 Tahun ................ 53
7.
Biaya Penyusutan, Pajak, Transportasi, Tenaga Kerja dan Total Biaya per petani per Tahun........................................................ 54
8.
Produksi, Penerimaan, Biaya Produksi dan Pendapatan Per Petani per Tahun .......................................................................................... 55
9.
Penggunaan Tenaga Kerja Menyiang dan Panen Per Hektar per Tahun 56
10.
Biaya Penyusutan, Pajak, Transportasi, Tenaga Kerja dan Total Biaya per Hektar per Tahun...................................................... 57
11.
Produksi, Penerimaan, Biaya Produksi, Pendapatan Bersih dan Pendapatan Keluarga Per Hektar per Tahun ................................ 58
12.
Total Produksi Nanas dan Penggunaan Tenaga Kerja Per petani Pertahun ............................................................................................ 59
13.
Regresi Linear Tenaga Kerja terhadap Produksi per Petani pada Strata I ........................................................................................... 60
14.
Regresi Non-Linear Tenaga Kerja terhadap Produksi per Petani pada Strata I ...................................................................................... 62
15.
Regresi Linear Tenaga Kerja terhadap Produksi per Petani pada Strata II ............................................................................................. 64
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
16.
Regresi Non-Linear Tenaga Kerja terhadap Produksi per Petani pada Strata II .............................................................................................. 66
17.
Regresi Linear Tenaga Kerja terhadap Produksi per Petani pada Over-all............................................................................................. 68 18. Regresi Non-Linear Tenaga Kerja terhadap Produksi per Petani pada Over-all ......................................................................................... 70
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tanaman hortikultura yang dibudidayakan adalah nanas. Buah nanas matang pada umumnya dimakan segar, tetapi sebagian besar sudah dikalengkan, dibuat selai, jeli dan sari buah. Buah nanas yang sudah matang tidak tahan lama, 4 – 5 hari setelah panen sudah mulai membusuk. Buah nanas mengandung air sebanyak 85 %, protein 0,4 %, gula 14 %, lemak 0,1 %, serat 0,5 %, serta banyak mengandung vitamin A dan B1 (Ashari, 1995). Prospek pengembangan nanas cukup besar, terutama setelah Hawaii yang selama ini dikenal sebagai produsen nanas kalengan mulai mengalihkan perhatiannya ke industri pariwisata. Peluang ini mulai ditangkap oleh negaranegara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Ada dua varietas nanas yang umumnya dibudidayakan di Indonesia yaitu cayenne untuk industri dan queen untuk buah meja (Rahardi, 2004). Permintaan pasar dalam negeri terhadap buah nanas cenderung terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk, makin baiknya pendapatan masyarakat, makin tingginya kesadaran penduduk akan nilai gizi dari buahbuahan dan bertambahnya permintaan bahan baku industri pengolahan buahbuahan. Peluang pasar potensial untuk nanas Indonesia antara lain Korea, Jepang dan Eropa Timur. Meskipun peluang ekspor nanas cukup cerah, namun produksi dan produktivitas nasional masih rendah (Rukmana, 1996). Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
Di Propinsi Sumatera Utara, kabupaten Simalungun merupakan penghasil buah nanas terbesar dengan produksinya 4.903.084 kuintal, kemudian disusul oleh Tapanuli Utara dengan produksi 168.473 kuintal dan produktifitas nanas sebesar 0,68 kuintal/pohon (BPS, 2004). Salah satu sentra produksi tanaman nanas di Sumatera Utara adalah Kabupaten Simalungun. Perkembangan Luas panen, Produksi dan Produktivitas Nanas di Kabupaten Simalungun dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Nanas di Kabupaten Simalungun Tahun 2004 dan 2005. No
Kecamatan
Tahun 2004
Tahun 2005
Luas
Produksi
Produktivitas
Luas
Produksi
Produktivitas
Panen
(Ton)
(Ton/Ha)
Panen
(Ton)
(Ton/Ha)
(Ha)
(Ha)
1.
Silimakuta
212
4.569
21,55
616
13.275
21,55
2.
Purba
91
1.959
21,53
212
4.556
21,54
3.
Sidamanik
53
1.137
21,45
99
2.124
21,45
4.
Girsang Sip.
62
1.330
21,45
131
2.180
21,45
7
147
21,00
12
257
21,41
Bolon 5.
Panei
6.
Dlk.Silau
697
15.025
21,56
1188
25.613
21,56
7.
Bosar
14
297
21,21
37
785
21,22
15
319
21,27
26
552
21,23
1.151
24.782
21,38
2.321
49.983
21,42
Maligas 8.
Ujung Padang Total
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Simalungun 2005
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa di Kabupaten Simalungun terjadi peningkatan luas panen dari tahun 2004 ke tahun 2005 sebesar 1.170 Ha atau Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
sekitar 101,65 % dari total luas panen pada tahun 2004. dan terjadi peningkatan produksi sebesar 25.201 ton atau sekitar 101,69 % dari total produksi pada tahun 2004 dengan peningkatan produktifitas sebesar 0,04 Ton/Ha atau sekitar 0,19 %. Berdasarkan Tabel 1 di atas pada tahun 2005 Kecamatan Silimakuta merupakan salah satu sentra produksi yang memiliki tingkat produktifitas usahatani nanas yang ke dua setelah Kecamatan Dolok Silau yaitu sebesar 21,55 Ton/Ha dengan luas panen 616 Ha dan produksi sebesar 13.275 Ton. Penggunaan tenaga kerja sangat mempengaruhi produktifitas usahatani. Seluruh tahapan-tahapan pekerjaan pada usahatani memerlukan tenaga kerja, seperti pengolahan tanah, pembibitan, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit, pemeliharaan atau penyiangan, panen sampai kepada pasca panen. Produktifitas tenaga kerja yang tinggi dapat mencerminkan penggunaan input produksi yang efisien. Pada usahatani nanas, terutama nanas yang sudah menghasilkan, input produksi seperti bibit,pupuk, pestisida,dan obat-obatan bukan merupakan hal yang penting dan kebanyakan petani di daerah penelitian ini tidak menggunakan input produksi tersebut, jika nanas sudah menghasilkan. Sedangkan penggunaan tenaga kerja sangat dibutuhkan untuk penyiangan dan panen. Bagaimana tingkat optimasi tenaga kerja ini belum diketahui, karena itulah diperlukan penelitian.
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh tenaga kerja terhadap produksi
nanas di daerah
penelitian? Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
2. Bagaimana tingkat optimasi tenaga kerja pada usahatani nanas di daerah penelitian? 3. Bagaimana perbedaan tingkat optimasi penggunaan tenaga kerja antara petani yang berusahatani nanas skala sempit dengan yang berusahatani nanas skala luas?
1.3 Tujuan Penelitian Dari permasalahan di atas, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh tenaga kerja terhadap produksi usahatani nanas di daerah penelitian. 2. Untuk mengetahui
tingkat optimasi tenaga kerja pada usahatani nanas di
daerah penelitian. 3. Untuk menetahui perbedaan tingkat optimasi penggunaan tenaga kerja antara uasahatani nanas skala sempit dengan usahatani nanas skala luas.
1.4 Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sebagai bahan informasi bagi para pengambil keputusan dalam upaya peningkatan nilai optimasi penggunaan tenaga kerja pada usahatani nanas. 2. Sebagai bahan informasi dan pertimbangan mengenai tingkat optimasi tenaga kerja di daerah penelitian. 3. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak yang membutuhkan.
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka Nanas (Ananas comosus ) adalah tanaman asli dari Amerika Latin. Masuk ke
Indonesia
dibawa
oleh
bangsa
Eropa
pada
abad
XVII.
Namun,
pengembangannya secara besar-besaran baru dimulai beberapa puluh tahun terakhir (Rahardi, 2004). Di dalam dunia tumbuhan, tanaman nanas diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi Sub Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies
: Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledonae : Bromeliales : Bromeliaceae : Ananas : Ananas comosus (L) Merr.
(Rukmana, 1996). Daerah penyebaran nanas adalah antara 300
LU dan 300
LS dari
khatulistiwa. Di Indonesia tanaman nanas umumnya tumbuh baik di dataran rendah yang suhunya antara 290 – 300C. curah hujan antara 1.000 – 3.000 mm per tahun dan merata sepanjang tahun dengan pH tanah antara 5,5 – 6, akan tetapi, tanaman nanas ini toleran terhadap pH yang rendah (tanah masam). (Sunarjono, 2000). Tanaman nanas merupakan rumput (tanaman buah berupa semak) yang batangnya pendek sekali. Nanas merupakan tanaman monokotil dan bersifat merumpun/bertunas anakan (Rukmana, 1996).
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
Berdasarkan pengalaman tanaman ini mulai dapat dipanen hasilnya setelah berumur kira-kira 15-24 bulan. Perkiraan panen berdasarkan umur tanaman ini tergantung pada asal bibit yang ditanam sebelumnya. Bibit yang berasal dari anakan umumnya sudah bisa dipetik buahnya pada saat umur sekitar 15 bulan, bibit yang berasal dari tunas batang umur panennya kira-kira 18 bulan, dan bibit yang berasal dari mahkota buah umur panennya lebih lama yaitu 24 bulan ( Haryanto, E. dan B. Hendarto, 1996). Penelitian tentang optimasi penggunaan tenaga kerja telah dilakukan oleh beberapa peneliti pada komoditas lain seperti pada tanaman jagung, kubis dan kakao. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Yulia (2007) tingkat optimasi jumlah tenaga kerja per petani pada usahatani jagung adalah lebih besar dari satu, hal ini menunjukkan bahwa penggunaan tenaga kerja per petani belum optimal. Penelitian optimasi input produksi terutama tenaga kerja pada usahatani kubis yang dilakukan oleh Hermawan (2007) menunjukkan penggunaan tenaga kerja belum optimal dan penggunaan tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap produksi. Begitu juga pada hasil penelitian Fatimah (2005) menunjukkan penggunaan tenaga kerja belum optimal dan penggunaan input produksi pada usahatani skala luas lebih mendekati optimal daripada penggunaan input produksi pada usahatani skala sempit.
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
2.2 Landasan Teori Istilah faktor produksi sering juga disebut korbanan produksi, karena faktor produksi tersebut dikorbankan untuk menghasilkan produk. Dalam Bahasa Inggris, faktor produksi ini disebut input. Untuk menghasilkan suatu produk, maka diperlukan pengetahuan hubungan antara faktor produksi (input) dan produk (output). Hubungan antara input dan output disebut faktor relationship (FR). Dalam rumus matematis FR ini ditulis dengan : Y = f (X1,X2,…,Xi,…,Xn). Keterangan : Y = Produk atau variable yang dipengaruhi oleh faktor produksi X dan, X = Faktor produksi atau variable yang mempengaruhi Y (Soekartawi, 1994). Beberapa faktor produksi yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya produksi meliputi (1) luas lahan yang dimiliki, (2) jenis benih yang digunakan, (3) jumlah tenaga kerja yang digunakan, (4) banyaknya pupuk yang digunakan, (5) banyaknya pestisida yang digunakan, (6) keadaan pengairan, (7) tingkat pengetahuan dan keterampilan petani atau tingkat teknologi, (8) tingkat kesuburan tanah, (9) iklim atau musim, dan (10) modal yang tersedia (Tohir, 1983). Menurut Theory of Scale, semakin besar skala usaha pertanian maka akan semakin efisien usahatani tersebut. Pengukuran skala usahatani salah satunya adalah penguasaan lahan pertanian sebagai salah satu faktor produksi. Sehingga dalam teori ini, semakin sempit lahan usaha maka akan semakin kurang efisien usahatani tersebut (Daniel, 2002).
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
Luas pemilikan atau penguasaan lahan yang ditanami sangat berhubungan dengan efisiensi usahatani dan juga usaha pertanian, penggunaan input seperti pupuk, obat-obatan, bibit akan semakin efisien bila luas lahan yang dikuasai dan ditanami senakin besar, disamping itu penggunaan tenaga kerja juga lebih efisien karena sudah ada takaran dan perhitungan menurut teknologi yang dipakai, namun sering juga ketidakefisienan dalam penggunaan teknologi karena kurangnya manajemen yang terarah (Soekartawi, 1993). Produktifitas tenaga kerja yang tinggi akan menunjukkan penekanan input produksi yang efisien bagi usahatani karena tingkat produksi yang tinggi akan dicapai tenaga kerja. Efisiensi kerja dipengaruhi oleh luas areal, cara budidaya, pendidikan, keterampilan dan pola konsumsi. Makin luas usahatani maka pengelolaan kerja dapat diusahakan seoptimal mungkin (Daniel, 2002). Menurut Tarigan, K. dan L. Sihombing (2007) dalam ekonomi produksi terdapat dua efisiensi, yaitu efisiensi teknis dan efisiensi ekonomis. a.
Efisiensi teknis adalah suatu kondisi yang jumlah pemakaian input tertentu mempunyai average product dalam keadaan maksimum.
b.
Efisiensi ekonomis yaitu jika nilai produk marginal sama dengan harga faktor produksi. Menurut Soekartawi (1993) pengertian efisiensi sangat relatif. Efisiensi
diartikan sebagai upaya penggunaan input yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan produksi yang sebesar-besarnya. Situasi yang demikian dapat terjadi kalau petani mampu membuat suatu upaya kalau nilai produk marginal (NPM) untuk suatu input sama dengan harga input tersebut, atau dapat dituliskan sebagai berikut :
NPM = Px
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
Untuk menganalisis fungsi produksi dalam bidang pertanian, perlu ditentukan model fungsi produksi yang akan dipakai berdasarkan pada sebaran data yang diperoleh pada diagram sebaran data tersebut. Sebaran data tersebut menggambarkan hubungan antara produksi (Y) dan input (X). Apabila sebaran data berbentuk garis lurus, maka digunakan fungsi produksi linier. Sebaliknya apabila sebaran data tidak berbentuk garis lurus, maka digunakan fungsi produksi non-linier (Soekartawi, 1994). Menurut Soekartawi (2002) penyelesaian pengaruh antara Y dan X pada fungsi produksi linier adalah dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana dan analisis regresi linier berganda. Secara matematik dapat ditulis sebagai berikut : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 Untuk menghitung a dan b berdasarkan nilai observasi X dan Y, kita menggunakan metode kuadrat terkecil, yairu metode untuk menghitung a dan b sebagai perkiraan A dan B sedemikian rupa sehingga jumlah kesalahan kuadrat memiliki nilai terkecil (Supranto, 1995). Apabila sebaran data memenuhi hukum Law of Demenishing Returns (LDR), maka dipakai fungsi produksi Cobb-Douglas. Pertambahan input, tidak selamanya akan menyebabkan pertambahan output. Apabila sudah jenuh (setelah melewati titik maksimum) maka pertambahan hasil akan semakin kecil. Dalam hukum ekonomi kejadian ini disebut sebagai Law of Demenishing Returns (Daniel, 2002).
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
Menurut Soekartawi (2002) fungsi produksi linier dan fungsi produksi Cobb-Douglas dapat di gambarkan sebagai berikut :
Y Linear
Y Cobb-Douglas TFP TFP
X
X
Gambar 1. Kurva Fungsi Produksi Linier dan Cobb-Douglas Fungsi Cobb-Douglas adalah suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan dua atau lebih variable independen, yang menjelaskan Y. penyelesaian hubungan antara Y dan X adalah biasanya dengan cara regresi di mana variasi dari Y akan dipengaruhi oleh variasi dari X. secara matematik, fungsi Cobb-Douglas dapat dirumuskan sebagai berikut : Yˆ = aX 1b1 X 2b2 X 3b3 X 4b4 e u
Dimana :
Ŷ
= variable yang dijelaskan
X1…X4 = variable yang menjelaskan a b1…b4 e
= koefisien intercept = koefisien regresi = logaritme natural, e = 2,178
Menurut Soekartawi (2002) keunggulan fungsi ini adalah pangkat dari fungsi atau koefisien merupakan elastisitas produksi (Ep). Elastisitas produksi dilihat pada hubungan produk rata-rata (PR), produk marginal (PM) dan produk total (PT) yang dapat digunakan secara langsung. Penjumlahan koefisien dapat menduga bentuk skala usaha (Return of scale) atau tingkat efisiensi penggunaan Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
input-input produksi. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam penggunaan fungsi produksi tersebut, yaitu : 1.
Tidak ada nilai pengamatan 0
2.
Tidak terdapat perbedaan teknologi pada setiap pengamatan
3.
Tiap variable X berada dalam pasar persaingan sempurna
4.
Variabel regresor adalah berada dalam faktor kesalahan u. Variable regresor disebut
juga
variable
bebas/variable
penjelas
yaitu
variable
yang
mempengaruhi nilai variable lain, contohnya perbedaan lokasi (iklim ). Menurut Soekartawi (1994) ada alasan pokok mengapa fungsi produksi Cobb-Douglas lebih banyak dipakai oleh para peneliti : 1.
Penyelesaian fungsi ini relatif mudah dibandingkan dengan fungsi yang lain. Fungsi Cobb-Douglas dapat dengan mudah ditransfer kedalam bentuk linear.
2.
Hasil pendugaan garis melalui fungsi
Cobb-Douglas akan menghasilkan
koefisien regresi yang sekaligus menunjukkan besaran elastisitas. 3.
Besaran elastisitas tersebut sekaligus menunjukkan besaran return to scale
2.3 Kerangka Pemikiran Usahatani nanas merupakan salah satu usaha hortikultura buah-buahan yang memiliki prospek yang cerah karena nanas merupakan salah satu buah yang disukai oleh masyarakat dan dimakan segar, di Indonesia permintaan buah nanas cenderung meningkat belakangan ini. Agar usahatani nanas dapat berhasil dengan baik, maka dibutuhkan beberapa input produksi yang dapat menunjang kegiatan usahatani tersebut yang terdiri dari lahan, bibit, pupuk, obat-obatan, dan tenaga kerja .
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
Seorang petani dalam menjalankan usahataninya harus memikirkan suatu cara agar ia dapat mengalokasikan tenaga kerjatersedia dengan sebaik dan seefisien mungkin. Dengan tujuan untuk menghasilkan produksi yang optimal. Optimalisasi tenaga kerja disini artinya adalah usaha-usaha yang dilakukan oleh petani untuk menemukan kombinasi tenaga kerja yang baik sehingga diperoleh produksi yang maksimal sesuai dengan ketersediaan tenaga kerja tersebut. Penerimaan usahatani nanas akan meningkat apabila penggunaan tenaga kerjanya sudah optimal. Penggunaan tenaga kerja yang optimal akan menghasilkan produksi yang maksimal dan mengurangi biaya produksi sehingga pendapatan petani akan meningkat yang dihitung dari penerimaan dikurangi dengan biaya total produksi. Dalam usahatani nanas penggunaan tenaga kerja dalam jumlah tertentu dihasilkan produksi nanas. Setelah produksi dikalikan dengan harga output maka diperoleh penerimaan. Penerimaan setelah dikurangi biaya produksi diperoleh pendapatan bersih. Tingkat optimasi penggunaan tenaga kerja tercapai pada saat produk marginal sama denga produk rata-rata, sehingga elastisitas produksi (EP) = 1. Tingkat optimasi tenaga kerja maksimal apabila nilai produk marginal sama dengan nilai input produksi. Apabila NPM lebih besar daripada Px maka penambahan tenaga kerjamasih menguntungkan, sebaliknya apabila NPM lebih kecil daripada Px maka penggunaan tenaga kerja perlu dikurangi. Secara singkat optimalisasi tenaga kerja pada usahatani nanas dapat dilihat pada skema kerangka pemikiran berikut ini :
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
Usahatani Nanas
Usahatani Skala Sempit
Usahatani Skala Luas
Produksi
Harga Output (Py)
Tenaga Kerja
Penerimaan
Pendapatan Bersih
Biaya Produksi
Upah Tenaga Kerja (Px) Nilai Produk Marginal (NPMx)
Tingkat Optimasi
Keterangan : : Mempengaruhi Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
2.4 Hipotesis Penelitian 1.
Penggunaan tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap produksi nanas di daerah penelitian.
2.
Tingkat optimasi tenaga kerja di daerah penelitian > 1.
3.
Tingkat optimasi tenaga kerja di daerah penelitian pada petani
yang
berusahatani nanas skala luas lebih besar dari usahatani nanas skala sempit.
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Sampel Daerah penelitian ditentukan secara Purposive Sampling, yaitu di Desa Purba Tua Baru, Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun, dengan alasan bahwa Desa Purba Tua Baru merupakan sentra produksi nanas di Kecamatan Silimakuta (dapat dilihat pada Tabel 2). Tabel 2 Luas Panen, Produksi dan Produktifitas Nanas Per Desa di Kecamatan Silimakuta Tahun 2005 No
Desa
Luas
Produksi
Produktivitas
Panen
(Ton)
(Ton/Ha)
(Ha) 1.
Kel. Saribudolok
10
215
21,50
2.
Purba Tua
90
1.940
21,56
3.
Purba Tua Baru
450
9.698
21,55
4.
Naga Saribu
25
539
21,56
5.
Saribu Jandi
5
108
21,60
6.
Siboras
20
431
21,55
7.
Purba Sinombah
6
129
21,50
8.
Sinar Baru
10
215
21,50
616
13.275
21,54
Total
Sumber : Kantor Cabang Dinas Pertanian Kecamatan Silimakuta
Dari Tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa Desa Purba Tua Baru menduduki peringkat teratas dalam produksi yaitu 9.698 Ton/Ha dengan luas panen 450 Ha dan produktifitas 21,55 Ton/Ha.
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
3.2 Metode Penentuan Sampel Populasi dalam usahatani ini adalah petani yang melakukan usahatani nanas. Menurut Wirartha (2006) untuk penelitian yang akan menggunakan analisis data dengan statistik, ukuran sampel paling kecil 30. Oleh karena itu penulis mengambil sampel 30 KK dari populasi 250 KK. Metode penentuan sampel di Desa Purba Tua Baru dilakukan secara Proportinal Stratified Random Sampling yaitu diambil sampel berdasarkan luas pertanaman nanas. Menurut Soepono (1997) untuk mencari jumlah sampel pada tiap-tiap strata digunakan rumus sebagai berikut : Spl =
n xJs N
Keterangan : Spl
= Jumlah sampel pada tiap-tiap strata
N
= Jumlah Populasi
n
= Jumlah sampel
Js
= Jumlah populasi pada tiap strata
Tabel 3. Populasi dan Sampel Petani yang Melakukan Usahatani Nanas di Desa Purba Tua Baru. No
1. 2.
Strata
I II Jumlah
Luas Lahan Tanaman Nanas (Ha) <1 ≥1
Jumlah Populasi (KK) 65 185 250
Sampel (KK) 8 22 30
Sumber : Kantor Kepala Desa Purba Tua Baru 2007
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
3.3 Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh secara langsung melalui wawancara kepada responden dengan menggunakan daftar pertanyaan (Kueisioner). Data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi terkait seperti Dinas Pertanian Kabupaten Simalungun, Kantor Cabang Dinas Pertanian Kecamatan Silimakuta dan Kantor Kepala Desa Purba Tua Baru.
3.4 Metode Analisis Data Untuk Hipotesis 1, harus diketahui terlebih dahulu fungsi produksi yang akan digunakan. Apabila model fungsi produksi adalah linier, digunakan fungsi produksi regresi linier sederhana, dengan rumus sebagai berikut : Y = a + bX Nilai-nilai parameter dari persamaan tersebut diselesaikan dengan menggunakan Metode Kuadrat Terkecil atau Ordinary Least Square (OLS). Apabila model fungsi produksi adalah non-linier, digunakan fungsi produksi Cobb-Douglas, dengan rumus sebagai berikut : Y = aXb Menurut Sudjana (2002) fungsi produksi tersebut diubah menjadi bentuk fungsi linear sederhana dengan cara mentransformasikan persamaan tersebut ke dalam logaritma. Bentuk persamaan fungsi menjadi : LogY = log a + b log X
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
Keterangan : Y
= Produksi nanas (ton)
X1
= Penggunaan tenaga kerja (HKP)
a
= Intercept
b
= Koefisien regresi Menurut Agustira (2004) untuk menguji apakah tenaga kerja berpengaruh
nyata terhadap produksi digunakan uji – t H0
:
b=0
H1
: b≠0
t hitung =
bi Seb i
Apabila thitung > ttabel ; maka H0 ditolak, artinya tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap produksi. Apabila thitung ≤ ttabel ; maka H0 diterima, artinya tenaga kerja tidak berpengaruh nyata terhadap produksi. Untuk hipotesis 2 dan 3 yaitu perhitungan penentuan tingkat optimasi tenaga kerja yang digunakan pada usahatani nanas menurut Agustira (2004) dihitung dari elastisitas produksi (bi) yaitu :
dy bi =
y dx
x
=
dy x • dx y
Produk marginal (dy/dxi). Adapun y dan x diambil berdasarkan jumlah rata-ratanya. Selanjutnya dengan menggunakan perhitungan di atas, diperoleh jumlah produk marginal untuk masing-masing input produksi. Tingkat optimasi Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
faktor produksi usahatani nanas dihasilkan dari rasio nilai produk marginal (NPM) dengan harga masing-masing input produksi. Produk marginal = dy/dx, sedangkan Produk rata-rata = y/x. dari rumus tersebut dapat dicari nilai Produk Marginal, yaitu : PM = bi.PR = bi.y/x Menurut Soekartawi (2002) NPM adalah perkalian antara produk marginal dengan harga persatuan. Dengan melihat harga input produksi maka diperoleh tingkat optimasi masing-masing input produksi
TingkatOptimasi =
NPMxi Pxi
* Jika
NPMxi = 1 maka penggunaan input produksi tersebut sudah optimal Pxi
* Jika
NPMxi < 1 maka penggunaan input produksi sudah melebihi optimal dan Pxi harus dikurangi
* Jika
NPMxi > 1 maka penggunaan input produksi belum optimal dan harus Pxi ditambahkan.
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
3.5 Defenisi dan Batasan Operasional Untuk menjelaskan dan menghindari kesalah-pahaman dalam penelitian ini maka dibuat defenisi dan batasan operasional sebagai berikut : 3.5.1 Defenisi 1.
Usahatani nanas adalah usahatani yang mengusahakan tanaman nanas dilahan kebun.
2.
Petani adalah orang yang melaksanakan dan mengolah usahatani nanas pada sebidang tanah atau lahan.
3.
Faktor produksi adalah berbagai input yang digunakan dalam proses produksi yaitu luas lahan, pupuk, tenaga kerja, dan obat-obatan untuk memperoleh output yang diinginkan.
4.
Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan selama proses produksi berlangsung.
5.
Optimasi adalah penggunaan input produksi (dalam hal ini tenaga kerja) dengan kombinasi tertentu sehingga menekankan atau menurunkan biaya produksi dan memaksimumkan pendapatan.
6.
Produktifitas dalam usahatani nanas adalah hasil bagi produksi total usahatani nanas dengan luas lahan usahatani nanas dengan satuan ton/hektar.
7.
Nilai produk marginal adalah perkalian antara produk marginal (PM) dengan harga produk persatuan.
8.
Produk marginal adalah pertambahan satu satuan input untuk menghasilkan satu satuan output.
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
9.
Penerimaan adalah hasil kali antara produksi dengan harga jual dari produksi tersebut.
10. Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan usahatani dengan total biaya yang dikeluarkan dalam suatu usahatani. 11. Tenaga kerja adalah suatu alat kekuasaan fisik dan otak manusia yang tidak dapat dipisahkan dari manusia dan ditujukan kepada usaha produksi.
3.5.2 Batasan Operasional 1.
Tempat penelitian adalah Desa Purba Tua Baru, Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun, Propinsi Sumatera utara.
2.
Waktu penelitian adalah tahun 2007
3.
Sampel penelitian adalah petani nanas
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Daerah Penelitian 4.1.1 Luas dan Letak Geografis Desa Purba Tua Baru terletak di Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun. Desa Purba Tua Baru memiliki luas wilayah 670 Ha dan terletak pada ketinggian 1400 m dpl. Suhu udara minimum 22-24 0 C dan maksimum 2628 0C. Jarak dari ibukota kabupaten (Pematang Siantar) adalah 64 Km, jarak dari ibukota provinsi (Medan) adalah 90 Km dan jarak dari ibukota kecamatan (Saribudolok) adalah 10 Km. Secara administrative, Desa Purba Tua Baru mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut : -
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Purba Sinumbah
-
Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Purba Tua
-
Sebelah Barat berbatasan dengan Dolok Silau
-
Sebelah Timur berbatasan dengan Parmonangan
4.1.2 Penggunaan Lahan Luas wilayah Desa Purba Tua Baru menurut jenis penggunaan lahan dibagi menjadi areal bangunan (pemukiman, sarana ibadah, sarana pendidikan), lahan sawah dan ladang. Untuk lebih terperinci dapat dilihat pada Tabel 4.
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
Tabel 4. Penggunaan Lahan di Desa Purba Tua Baru Tahun 2006 No 1 2 3
Uraian Luas (Ha) Lahan Sawah 185 Ladang 450 Bangunan / Pekarangan 35 Jumlah 670 Sumber : Potensi Desa Purba Tua Baru 2007
Luas (%) 27,61 67,16 5,23 100
Dari Tabel 4 diketahui bahwa di Desa Purba Tua Baru penggunaan tanah untuk lahan pertanian yaitu 635 ha dan lahan bukan pertanian 35 Ha.
4.1.3 Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana di Desa Purba Tua Baru sudah cukup memadai. Hal ini dapat dilihat bahwa sarana vital seperti posyandu, sekolah dasar dan saran ibadah sudah tersedia. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5 : Tabel 5. Sarana dan Prasarana di Desa Purba Tua Baru No 1 2 3 4 5
Uraian
SD Negeri Gereja Posyandu Tenaga Medis Jalan - Aspal - Diperkeras - Tanah Sumber : Potensi desa Purba Tua Baru 2007
Jumlah 2 Buah 2 Buah 2 unit 2 Orang 7 Km 5 Km 1 Km
Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa sarana dan prasarana di Desa Purba Tua Baru sudah cukup memadai menurut penduduk desa. Walaupun sarana pendidikan yang ada hanya 2 buah SD negeri, penduduk dapat melanjutkan pendidikannya ke sekolah lanjutan di Saribudolok. Hal ini tidak mempersulit
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
penduduk karena jaraknya tidak terlalu jauh dan mudah di tempuh dan didukung oleh jalan dan sarana transportasi yang memadai. 4.1.4 Keadaan Penduduk Berdasarkan data dari potensi desa tahun 2007, Desa Purba Tua Baru berpenduduk 2750 jiwa dengan 550 kepala keluarga. Untuk distribusi penduduk berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 6 : Tabel 6. Distribusi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Di Desa Purba Tua Baru Tahun 2006 No
Kelompok Umur Total (Tahun) (Jiwa) 1 1-10 170 2 11-25 1100 3 26-50 1300 4 > 50 180 Jumlah 2750 Sumber : Potensi Desa Purba Tua Baru tahun 2007
Persentase (%) 6,18 40 47,27 6,55 100
Dari Tabel 6 diketahui bahwa penduduk Desa Purba Tua Baru Usia 26 – 50 tahun (kelompok usia produktif) memiliki jumlah yang paling banyak yaitu 1300 jiwa. Penduduk usia 50 tahun keatas berjumlah 180 jiwa dari jumlah keseluruhan penduduk Purba Tua Baru. Tabel 7. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Di Desa Purba Tua Baru Tahun 2007 No
Jenis Lapangan Pekerjaan
Jumlah Penduduk (KK)
1 Pertanian 485 2 PNS / ABRI 15 3 Lainnya 50 Jumlah 550 Sumber : Potensi Desa Purba Tua Baru tahun 2007
Jumlah Penduduk (%) 88,18 2,73 9,09 100
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
Dari Tabel 7 dapat diketahui bahwa sebanyak 88,18 % penduduk Desa Purba Tua Baru bekerja pada sektor pertanian, 2,73 % sebagai PNS atau ABRI dan 9,09 % bekerja pada sektor lainnya.
4.2 Karakteristik Petani Sampel Karakteristik petani sampel dalam penelitian ini terdiri dari umur petani, pendidikan petani, pengalaman bertani dan jumlah tanggungan keluarga. 4.2.1 Umur Petani Dalam hal ini umur petani merupakan salah satu faktor yang berkaitan dengan kemampuan petani dalam mengubah usahataninya. Semakin tua umur petani kemampuan kerja cenderung menurun, yang akhirnya dapat mempengaruhi produksi dan pendapatan petani itu sendiri. Keadaan umur petani rata-rata di daerah penelitian adalah 41,37 tahun dengan interval anatara 24 – 75 tahun. Adapun keadaan umur petani sampel di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Distribusi Petani Sampel Berdasarkan Kelompok Umur di Desa Purba Tua Baru No
Kelompok Umur Jumlah (Tahun) (Jiwa) 1 24 – 32 8 2 33 – 41 12 3 42 – 50 3 4 51 – 59 3 5 60 – 68 2 6 69 - 77 2 Jumlah 30 Sumber : Analisis data primer (Lampiran 1)
Jumlah (%) 26,66 40 10 10 6,67 6,67 100
Dari Tabel 8 dapat dilihat jumlah petani sampel yang terbesar berada pada kelompok umur 33 – 41 tahun dengan jumlah 12 orang atau 40 % dan yang Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
terkecil pada kelompok umur 60 – 68 tahun dan 69 – 77 tahun dengan jumlah masing-masing 2 orang atau 6,67 %.
4.2.2 Pendidikan Petani Pendidikan petani sangat erat hubungannya dengan kemampuan petani dalam mengadopsi teknologi baru yang dapat menunjang peningkatan optimasi penggunaan input dalam usahataninya. Pendidikan petani yang semakin tinggi membuat petani lebih mudah dalam mengadopsi teknologi baru yang diperoleh dari penyuluh-penyuluh pertanian yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan produksi pada usahataninya tersebut. Adapun tingkat pendidikan petani sample yang ada di Desa Purba Tua Baru bervariasi dari tingkat SD, SLTP, SMU dan Sarjana. Dari petani sample yang ada di Desa Purba Tua Baru ini kebanyakan berasal dari tingkat pendidikan SMU. Berikut Tabel 9 yaitu tingkat pendidikan petani sampel di daerah penelitian. Tabel 9. Tingkat Pendidikan Petani Sampel di Desa Purba Tua Baru NO. Tingkat Pendidikan
Jumlah (Jiwa) 1 SD 8 2 SLTP 8 3 SMU 13 4 Sarjana 1 Jumlah 30 Sumber : Analisis data primer (Lampiran 1)
Jumlah (%) 26,67 26,67 43,33 3,33 100
Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan petani sampel ratarata berkisar pada tingkat SMU. Untuk jumlah petani sampel yang terbesar ialah
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
pada tingkat SMU sebesar 13 orang atau 43,33 % sedangkan yang terkecil berada pada tingkat sarjana yaitu sebesar 1 orang atau 3,33 %.
4.2.3 Pengalaman Bertani Pengalaman bertani merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksi suatu usahatani. Semakin tinggi tingkat pengalaman bertani maka semakin baik pula pengelolaan usahataninya. Rata-rata pengalaman bertani sample adalah sebesar 17,6 tahun dengan interval antara 4 – 50 tahun. Berikut pengalaman bertani petani sampel di daerah penelitian. Tabel 10. Pengalaman Bertani Petani Sampel No. Pengalaman Bertani Jumlah (Tahun) (Jiwa) 1 0 – 10 10 2 11 – 20 13 3 21 – 30 2 4 31 – 40 2 5 41 – 50 3 Jumlah 30 Sumber : Analisis data primer (Lampiran 1)
Jumlah (%) 33,33 43,33 6,67 6,67 10 100
Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa jumlah petani yang mempunyai pengalaman bertani terbesar ialah pada kelompok 11 – 20 tahun sebesar 13 orang atau sebesar 43,33 % dari jumlah keseluruhan petani sample yang berada di daerah penelitian. Sedangkan untuk pengalaman bertani yang terkecil berada pada kelompok 21 – 30 dan 31 – 40 tahun yaitu sebanyak 2 orang atau sebesar 6,67 %.
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
4.2.4 Jumlah Tanggungan Keluarga Jumlah tanggungan keluarga pada petani sample rata-rata 2,37 orang, interval 1 – 7 orang. Berikut Tabel11 jumlah tanggungan keluarga petani. Tabel 11. Tanggungan Keluarga Petani Sampel NO.
Kelompok Jumlah Jumlah Tanggungan Keluarga (Jiwa) 1 0–2 9 2 3–5 15 3 1 ≥6 Jumlah 27 Sumber : Analisis data primer (Lampiran 1)
Jumlah (%) 40,74 55,56 3,70 100
Dari tabel diatas dapat dilihat jumlah tanggungan keluarga terbesar ada pada kelompok 3 – 5 sebesar 15 orang atau 55,56 % dan yang terkecil pada kelompok ≥ 6 sebesar 1 orang atau 3,70 %.
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
4.3 Hasil Analisis 4.3.1 Penggunaan Tenaga Kerja di Daerah Penelitian Petani nanas di daerah penelitian merupakan penggarap pemilik, yaitu mengolah sendiri usahataninya mulai dari penyiapan lahan, penanaman, pemupukan, penyiangan, panen sampai penjualan. Petani membeli bahan dan alat pertanian mereka di kios pasar Saribudolok. Untuk pembelian bahan dan alat ini petani tidak mengalami kesulitan. Tenaga kerja yang digunakan oleh petani untuk mengelola usahataninya berasal dari dalam keluarga dan luar keluarga. Tenaga kerja luar keluarga diambil dari penduduk setempat dengan upah Rp. 25.000 per hari. Besarnya penggunaan tenaga kerja dalam menelola usahatani nanas di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Penggunaan Tenaga Kerja per Petani per Tahun Keterangan
Menyiang Panen TKDK TKLK TKDK TKLK Strata I 15,25 9,88 39,00 9,00 Strata II 28,09 51,09 60,00 21,82 Over All 24,67 40,10 54,40 18,40 Sumber : Analisis data primer (Lampiran 2)
Total HKP 73,13 161 137,57
Rata-rata penggunaan tenaga kerja menyiang jumlah TKDK pada strata I lebih besar daripada jumlah TKLK, namun pada strata II jumlah penggunaan TKDK lebih kecil daripada TKLK demikian pula pada over-all (strata I + strata Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
II) jumlah TKDK lebih kecil daripada jumlah TKLK. Jumlah rata-rata per petani pada pekerjaan menyiang adalah 64,77 HKP per tahun. Pada pekerjaan panen penggunaan tenaga kerja TKDK pada strata I, strata II dan over-all lebih besar daripada jumlah TKLK. Pada panen nanas ini petani lebih mengutamakan menggunakan tenaga kerja dalam keluarga. Bila ditotal jumlah HKP pekerjaan menyiang dan panen maka nampak bahwa jumlah penggunaan tenaga kerja adalah 137,5 HKP yang terdiri dari 79,07 HKP TKDK dan 58,50 HKP TKLK. Dapat dilihat bahwa penggunaan TKDK lebih diutamakan pada usahatani nanas sempit (strata-I). Dapat dilihat pada Lampiran 2, bahwa terdapat 6 petani yang sama sekali tidak memakai TKLK pada pekerjaan menyiangi. Pada pekerjaan panen nanas hanya 9 petani dari 30 petani yang memakai TKLK. Bila jumlah pemakaian tenaga kerja ini dihitung per hektarnya dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Penggunaan Tenaga Kerja per Hektar per Tahun Keterangan
Menyiang TKDK TKLK
TKDK 30,98 1.59 77 Strata I 18,67 2,93 41,09 Strata II 21,95 2,57 50,67 Over All Sumber : Analisis data primer (Lampiran 10)
Panen TKLK 22,5 8,73 12,40
Total HKP 132,07 71,42 87,59
Penggunaan tenaga kerja per hektar per tahun pada pekerjaan menyiang, jumlah TKDK pada strata I lebih besar daripada jumlah TKLK. Pada strata II dan over-all jumlah TKDK lebih besar daripada jumlah TKLK. Rata-rata tenaga kerja menyiang per hektar adalah 24,52 HKP.
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
Pada pekerjaan panen per hektar rata-rata penggunaan tenaga kerja adalah 63,07 HKP. Pada strata I, strata II dan over-all pada pekerjaan panen ini jumlah pemakaian TKDK lebih besar daripada TKLK. Total HKP per hektar pada pekerjaan menyiang dan panen adalah 87,59 HKP, yang terdiri dari TKDK adalah 72,62 HKP dan TKLK adalah 14,97 HKP. Kalau dikonversi ke per hektar dapat dilihat bahwa pada strata I penggunaan TKDK jauh lebih besar daripada TKDK pada strata II. Dapat dikatakan pada lahan sempit usahatani nanas itu lebih bersifat labor intensive daripada di lahan luas. Tabel 14. Biaya Tenaga Kerja per Petani per Tahun Keterangan
Menyiang TKDK TKLK Rp 1000 Rp 1000
TKDK Rp 1000
381.25 246.88 975 Strata I 702.27 1277.27 1500 Strata II 616.67 1002.5 1360 Over All Sumber : Analisis data primer (Lampiran 3)
Panen TKLK Rp 1000 225 545.5 460
Total Rp 1000 143,39 101,26 105,82
Biaya rata-rata tenaga kerja untuk menyiang pada over-all adalah Rp.1.619.170 dalam setahun, biaya ini terdiri dari upah TKDK sebesar 38% dan upah TKLK sebesar 62%. Pada strata I biaya tenaga kerja ini adalah Rp.628.130 per petani yang terdiri dari upah TKDK adalah 61 % dan upah TKLK adalah 39 %. Biaya tenaga kerja pada strata II adalah Rp.1.979.540 yang terdiri dari upah TKDK adalah 35 % dan upah TKLK adalah 65 %. Biaya rata-rata tenaga kerja untuk panen pada over-all adalah Rp.1.820.000 dalam setahun, biaya ini terdiri dari upah TKDK sebesar 75% dan upah TKLK sebesar 25%. Pada strata I biaya tenaga kerja ini adalah Rp.1.200.000 per petani yang terdiri dari upah TKDK adalah 81% dan upah TKLK adalah 19%. Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
Biaya tenaga kerja pada strata II adalah Rp.2.045.500 yang terdiri dari upah TKDK adalah 73% dan upah TKLK adalah 27%. Selain biaya tenaga kerja maka pada usahatani nanas masih terdapat biaya penyusutan alat, biaya pajak dan biaya transportasi. Biaya penyusutan adalah penyusutan dari parang dan cangkol. Jumlah cangkol dan parang setiap petani sampel terdapat pada Lampiran 4. Rata-rata setiap petani nanas memiliki 3 buah cangkol dan 2 buah parang rata-rata biaya penyusutannya adalah Rp.14.530 dalam setahun. Biaya pajak rata-rata over-all adalah Rp.33.820 per tahun, biaya transportasi buah nanas rata-rata over-all adalah Rp.2.232.000 per tahun. Besarnya setiap biaya ini untuk setiap petani sampel tercantum pada Lampiran 8. Dari Lampiran tersebut dapat digambarkan komposisi biaya produksi sebagai berikut.
Tabel 15. Komposisi Biaya Produksi per Petani per Tahun Kompo- Strata I Strata II nen Rp1000 % Rp1000 Biaya Penyu12,50 0,44% 15,27 Sutan Pajak 13,33 0,47% 41,27 Transpor- 960,00 34,12% 2694,55 tase Tenaga 1828,13 64,97% 4025,00 kerja Total 2813,95 100% 6776,09 Sumber : Analisis data primer (Lampiran 8)
%
Over-All Rp1000
%
0,23%
14,53
0,25%
0,61% 39,77 % 59,40 % 100%
33,82 2232,00
0,59% 39,02%
3439,17
60,13%
5719,52
100%
Dapat dilihat bahwa komponen biaya produksi pada setiap strata yang terbesar adalah biaya tenaga kerja. Pada over-all biaya rata-rata per petani per tahun adalah Rp.5.719.520, dengan komponen biaya tenaga kerja sebesar 60,13%. Setelah biaya tenaga kerja maka biaya terbesar nomor dua adalah biaya Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
transportasi buah nanas, yakni rata-rata over-all mencapai 39,02% per tahun. Besarnya biaya penyusutan dan pajak masing-masing dibawah 1% dari biaya total.
4.3.2 Produksi Usahatani Nanas Dalam usahatani nanas dikenal istilah rumpun. Pada saat mula-mula nanas ditanam petani maka hanya satu batang tanaman dalam satu rumpun, sehingga dalam satu rumpun itu hanya terdapat satu buah nanas. Lama kelamaan tumbuh tunas dan dari tunas itu bakal ada buah nanas, dan dalam satu rumpun bisa terdapat beberapa buah nanas. Jumlah rumpun setiap petani sampel terdapat pada Lampiran 6. Rata-rata jumlah rumpun nanas per petani adalah 8.671 rumpun pada over-all sampling, sebanyak 10.582 rumpun pada strata II dan 3.417 rumpun pada strata I. Makin lama makin banyak tumbuh tunas dalam setiap rumpun, sehingga makin banyak produksinya atau buahnya dalam satu rumpun. Petani memanen buah nanas satu kali dalam setiap minggu. Jumlah buah nanas (sebagai produksi) dalam setahun per petani terdapat pada Lampiran 6. Jumlah produksi dikalikan harga jual adalah penerimaan. Selama dalam satu tahun terakhir ini harga buah nanas rata-rata Rp.1.000 per buah. Penerimaan dikurangi dengan biaya total adalah pendapatan bersih petani. Pendapatan bersih ditambah dengan biaya TKDK adalah pendapatan keluarga petani. Jumlah produksi, penerimaan dan pendapatan per petani dapat digambarkan sebagai berikut.
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
Tabel 16. Produksi, Penerimaan dan Pendapatan per Petani per Tahun Strata
Produksi Penerimaan Pendapatan (Buah) (Rp1000) Bersih (Rp1000) Strata I 12030,00 12030,00 9216,14 Strata II 50574,55 50574,55 43798,46 Over-All 40296,00 40296,00 34576,51 Sumber : Analisis data primer (Lampiran 9)
Pendapatan Keluarga (Rp1000) 10572,39 46000,73 36553,17
Produksi buah nanas rata-rata per petani per tahun adalah 12.030 buah pada strata I, sebanyak 50.574 buah pada strata II dan 40.296 buah secara over-all. Dengan harga jual rata-rata adalah Rp.1.000 per buah maka penerimaan over-all adalah Rp.40, 3 juta per tahun per petani secara over-all. Pendapatan bersih per petani per tahun adalah Rp.9.216.140 pada strata I, pada strata II adalah Rp. 43.798.460 dan secara over-all adalah Rp. 34.576.510. Pendapatan keluarga rata-rata setahun pada strata I adalah Rp.10.572.390, pada strata II adalah Rp.46.000.730 dan secara over-all adalah Rp.36.553.170. Dapat dilihat bahwa tambahan pendapatan di strata I lebih besar dari pada pendapatan di strata II. Bila dihitung produksi, penerimaan dan pendapatan petani sampel per hektar maka dapat dilihat untuk setiap petaninya pada Lampiran 12. Rata-rata produksi, penerimaan, biaya produksi, pendapatan bersih dan pendapatan keluarga per hektar dapat dilihat pada Tabel di bawah ini. Tabel 17. Produksi, Penerimaan, Biaya dan Pendapatan per Hektar per Tahun Strata
Produksi Nanas (Buah)
Penerimaan (Rp1000)
Biaya Produksi (Rp1000)
Pendapatan Bersih (Rp1000)
Pendapatan Keluarga (Rp1000)
Strata I Strata II Over-all
23035 31024,6 28894,04
23035 31024,6 28894,04
5700,047 4187,058 4590,521
17334,953 26837,547 24303,522
20034,432 28331,478 26118,933
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
Sumber : Analisis data primer (Lampiran 12) Dari perhitungan per hektar dapat diketahui bahwa jumlah produksi buah nanas rata-rata per hektar per tahun adalah 23.035 buah pada strata I, sebanyak 31.024,6 buah pada strata II dan 28.894,04 buah secara over-all. Pendapatan bersih per hektar per tahun adalah Rp.17.334.953 pada strata I, pada strata II adalah Rp. 26.837.547dan secara over-all adalah Rp. 24.303.522. Pendapatan keluarga rata-rata setahun pada strata I adalah Rp.20.034.432 pada strata II adalah Rp.28.331.478 dan secara over-all adalah Rp.26.118.993. Dapat dilihat bahwa tambahan pendapatan keluarga per hektar pada strata II lebih kecil dari pada pendapatan per hektar di strata I. Disini juga nampak bahwa pada areal yang sempit porsi biaya TKDK lebih berperan daripada areal yang lebih luas dapat dilihat pada Lampiran.3.
4.3.3 Pengaruh Tenaga Kerja terhadap Produksi Pengaruh tenaga kerja terhadap jumlah produksi nanas dianalisis melalui regresi. Untuk mengetahui model regresi yang digunakan maka digambarkan terlebih dahulu grafik antara tenaga kerja dengan produksi. Grafik ini dimulai pada strata I, lalu strata II dan akhirnya over-all. Pada strata I terdapat n = 8, setelah diurutkan (data sort) tenaga kerja dari yang terkecil ke yang terbesar dengan pasangannya (jumlah produksi) maka dapat dilihat pada Gambar 3.
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
1.00
.75
Produksi Nanas (Buah)
.50
.25
0.00 0.00
.25
.50
.75
1.00
Jumlah Tenaga Kerja (HKP)
Gambar 3. Grafik Tenaga Kerja dengan Jumlah Produksi di Strata I. Dari Gambar 3 dapat dilihat bahwa sebaran data X,Y (tenaga kerja dengan produksi nanas) berhubungan secara linear. Untuk lebih lanjut data jumlah tenaga kerja (variabel X, dependen variabel) diregresikan dengan data jumlah produksi nanas (variabel Y, independen variabel). Model regresi pertama adalah yang linear sederhana dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Hasil Perhitungan Regresi Linear Strata I Variabel Intercept X (Tenaga Kerja) R. Square t-tabel (α = 1%)
Koefisien Regresi -34675,56 638,71
t-hitung
Signifikansi
4,814
**
= 0,794 = 3,14
Keterangan **
: sangat nyata
Sumber : analisis data primer (lampiran 13) Dari hasil perhitungan regresi diperoleh persamaan regresi : Y = -34675,56 + 638,71X Model regresi ke dua adalah regresi non linear. Semua data X dan Y dilogaritmakan terlebih dahulu, kemudian Logaritma X diregresikan dengan
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
Logaritma Y. Perhitungan hasil regresi adalah seperti pada Tabel 19. Dari Tabel regresi non linear diperoleh persamaan regresi adalah: Y = -2,144X3,326 Tabel 19. Hasil Perhitungan Regresi Non Linear Strata I Variabel Koefisien Regresi Intercept -2,144 X (Tenaga Kerja) 3,326 R. Square = 0,743 t-tabel (α = 1 %) = 3,14
t-hitung
Signifikansi
4,160 ** Keterangan ** : sangat nyata
Sumber : analisis data primer (lampiran 14) Dapat dilihat dari dua persamaan regresi di atas bahwa nilai R2 dan th pada linear lebih besar daripada non-linear. Oleh karena itu regresi penduga yang dipakai adalah: Y = -34675,56 + 638,71X Persamaan regresi ini berlaku pada saat X ≥ 55 Nilai t
tabel df = 6,
dengan α = 1% adalah 3,14. Oleh karena th = 4,814 > tt = 3,14
maka dapat dinyatakan bahwa tenaga kerja berpengaruh nyata pada α = 1% terhadap produksi nanas. Juga pada regresi non linear pengaruh X itu nyata terhadap Y. Dari sudut signifikansi regresi adalah berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah produksi nanas per petani dengan nilai R2 sebesar 0,794, menunjukkan bahwa 79,4 % faktor produksi tenaga kerja mempengaruhi produksi nanas sedangkan sisanya 20,6 % ditentukan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model ini.
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
Pada strata II terdapat n = 22, setelah diurutkan (data sort) tenaga kerja dari yang terkecil ke yang terbesar dengan pasangannya (jumlah produksi) maka dapat dilihat grafiknya pada Gambar 4. 1.00
.75
Produksi Nanas (Buah)
.50
.25
0.00 0.00
.25
.50
.75
1.00
Jumlah Tenaga Kerja (HKP)
Gambar 4. Grafik Tenaga Kerja dengan Jumlah Produksi di Strata II.
Pada Gambar 4, grafik dari strata II di atas dapat dilihat bahwa sebaran data X,Y (tenaga kerja dengan produksi nanas) dapat diduga berhubungan secara linear. Untuk lebih lanjut data jumlah tenaga kerja (variabel X) diregresikan dengan data jumlah produksi nanas (variabel Y). Model regresi pertama adalah regresi linear sederhana, hasil perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20. Hasil Perhitungan Regresi Linear Strata II Variabel Intercept X (Tenaga Kerja)
Koefisien Regresi -819,87 319,22
t-hitung
Signifikansi
5,239
**
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
R. Square t-tabel (α = 1 %)
= 0,578 = 2,53
Keterangan **
: sangat nyata
Sumber : analisis data primer (Lampiran 15) Dari hasil perhitungan maka diperoleh regresi linear : Y = -819,87 + 319,22X Bila dengan regresi non-linear maka hasil perhitungan regresi pada strata II adalah sebagai berikut: Tabel 21. Hasil Perhitungan Regresi Non-Linear Strata II Variabel Intercept X (Tenaga Kerja) R. Square t-tabel (α = 1 %)
Koefisien Regresi 2,688 0,897 = 0,467 = 2,53
t-hitung 4,185
Signifikansi
** Keterangan ** : sangat nyata
Sumber : analisis data primer (Lampiran 16) Dari hasil perhitungan maka diperoleh regresi non-linear : Y = 2,688X0,897
Dapat dilihat dari dua persamaan regresi pada strata II di atas bahwa nilai R2 dan th pada regresi linear sederhana lebih besar daripada non-linear. Oleh karena itu regresi penduga yang dipakai adalah pada strata II adalah: Y = -819,87 + 319,22X Persamaan regresi ini berlaku pada saat X ≥ 3. Nilai t
tabel df = 20,
dengan α = 1% adalah 2,53. Oleh karena th = 5,259 > tt = 2,53
maka dapat dinyatakan bahwa tenaga kerja berpengaruh nyata pada α = 1% Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
terhadap produksi nanas pada strata II. Juga pada regresi non linear pengaruh X itu nyata terhadap Y. Dari sudut signifikansi regresi adalah berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah produksi nanas per petani dengan nilai R2 sebesar 0,578, menunjukkan bahwa 57,8 % faktor produksi tenaga kerja mempengaruhi produksi nanas sedangkan sisanya 42,2 % ditentukan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model ini. Pada Gambar 5 grafik over-all, dari sebaran data X,Y maka dapat diduga berhubungan secara linear atau non-linear. Untuk lebih lanjut data jumlah tenaga kerja (variabel X) diregresikan dengan data jumlah produksi nanas (variabel Y), dengan model regresi linear sederhana. Hasil perhitungannya adalah sebagai berikut. Tabel 22. Hasil Perhitungan Regresi Linear Over-All Variabel Intercept X (Tenaga Kerja) R. Square t-tabel (α = 1 %)
Koefisien Regresi -7518,71 347,57 = 0,669 = 2,467
t-hitung 7,521
Signifikansi
** Keterangan ** : sangat nyata
Sumber : analisis data primer (Lampiran 17) Dari hasil perhitungan diperoleh persamaan regresi : Y = -7518,71 + 347,57 X
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
1.00
.75
Produksi Nanas (Buah)
.50
.25
0.00 0.00
.25
.50
.75
1.00
Jumlah Tenaga Kerja (HKP)
Gambar 5. Grafik Tenaga Kerja Dengan Jumlah Produksi pada Over-all
Dari hasil perhitungan regresi linear pada Tabel 22 dapat dituliskan persamaan regresi over-all sebagai berikut: Y = -7518,71 + 347,57X Bila dianggap hubungan X,Y pada over-all adalah non-linear maka diperoleh hasil perhitungan regresinya pada Tabel 23. Tabel 23. Hasil Perhitungan Regresi Non-Linear Over-All Variabel Koefisien Regresi Intercept 1.626 X (Tenaga Kerja) 1,367 R. Square = 0,689 t-tabel (α = 1 %) = 2,47
t-hitung 7,88
Signifikansi
** Keterangan ** : sangat nyata
Sumber : analisis data primer (Lampiran 18) Persamaan regresi yang diperoleh adalah: Y = 1,626X1,367 Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
Dari persamaan regresi linear dan non linear over-all di atas dapat dilihat bahwa nilai R2 dan th pada non linear adalah lebih besar atau lebih tinggi, karena itu regresi penduga pada over-all dianggap lebih cocok regresi non-linear. Nilai th = 7.521 dan Nilai
tabel df = 28,
dan α = 1% adalah 2,47, karena itu variabel X
berpengaruh nyata terhadap variabel Y. Dari sudut signifikansi regresi adalah berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah produksi nanas per petani dengan nilai R2 sebesar 0,689, menunjukkan bahwa 68,9 % faktor produksi tenaga kerja mempengaruhi produksi nanas sedangkan sisanya 31.1 % ditentukan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model ini. Dari persamaan regresi strata I, strata II dan over-all dapat dilihat variabel tenaga kerja berpengaruh sangat nyata terhadap variabel jumlah produksi nanas, baik pada regresi linear maupun pada regresi non linear. Dengan demikian Hipotesis I dalam penelitian ini dapat diterima.
4.3.4 Tingkat Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja pada Usahatani Nanas Untuk mengetahui pengaruh penggunaan tenaga kerja per petani pertahun pada usahatani nanas, digunakan pengujian dengan analisis regresi. Dalam analisis regresi yang menjadi variabel bebas adalah tenaga kerja (X) dan yang menjadi variabel tidak bebas adalah produksi nanas (Y). Selanjutnya dapat dihitung tingkat optimasi penggunaan tenaga kerja pada usahatani nanas dengan rumus: TO = VMP/Px TO = tingkat optimasi, VMP = value marginal product, Px = harga input VMP = MPy x Py, (Py = harga output}
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
Nilai MP pada regresi over-all dapat dihitung melalui fungsi Cobb-Douglas yang telah dihasilkan. Dari fungsi Y = 45,25X1,367 Elastisitas Produksi (Ep) = 1,367. AP =
∑Y , atau jumlah produksi setahun per petani dibagi dengan jumlah tenaga ∑X
kerja setahun per petani AP = (1.208.880 buah)/(4.127 HKP) = 292,92 buah/HKP. MP = AP x EP = 292,92 x 1,367 = 400,4216. VMP = 400,4216 x Rp.1.000 = Rp.400.421,6. Tingkat optimasi = (Rp.400.421,6)/Rp.25.000 = 16,02. Tingkat optimasi jumlah tenaga kerja secara keseluruhan pada usahatani nanas adalah lebih besar daripada satu yaitu sebesar 16,02. hal ini menunjukkan bahwa penggunaan tenaga kerja per petani secara keseluruhan belum optimal, oleh karena itu perlu dilakukan penambahan penggunaan tenaga kerja agar hasilnya dapat optimal. Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa hipotesis 2 yang menyatakan tingkat optimasi tenaga kerja di daerah penelitian > 1 dapat diterima. Telah disebutkan bahwa persamaan regresi atau fungsi produksi pada strata I dan strata II adalah linear. Dengan demikian nilai marginal produknya (MP) adalah koefisien dari regresi masing-masing strata. Pada strata I, fungsi produksinya
Y = -34675,56 + 638,71X
Pada strata II, fungsi produksinya Y = -819,87 + 319,22X Pada strata I MP = 638,71 VMP = 638,71 x Rp.1.000 = 638.710. Tingkat optimasi = (638.710)/25.000 = 25,55. Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
Pada strata II MP = 319,22 VMP = 319,22 x Rp.1.000 = 319.220. Tingkat optimasi = (319.220)/25.000 = 12,77. Tingkat optimasi pada strata I dan strata II adalah lebih besar dari 1, hal ini menunjukkan penggunaan tenaga kerja belum optimal. Untuk mengoptimalkan penggunaan tenaga kerja ini maka masih butuh penambahan tenaga kerja, bila harga input dan output adalah tetap. Tingkat optimasi strata II lebih tinggi daripada tingkat optimasi strata I, dengan demikian hipotesis ke 3 dalam penelitian ini diterima.
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan, antara lain: 4.
Jumlah tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap jumlah produksi nanas, baik pada usahatani sempit dan luas serta pada over-all.
5.
Penggunaan tenaga kerja lebih besar daripada 1, yaitu 16,02 (secara overall) menunjukkan penggunaan tenaga kerja belum optimal, maka harus dilakukan penambahan jumlah tenaga kerja, agar produktivitasnya meningkat.
6.
Tingkat optimasi pada strata II lebih besar daripada tingkat optimasi pada strata I, yaitu 12,77 dan 22,5. Hal ini menunjukkan penggunaan tenaga kerja pada strata II lebih optimal daripada strata I. Maka untuk mengoptimalkan penggunaan tenaga kerja pada strata I perlu dilakukan penambahan jumlah tenaga kerja.
5.2. Saran Dari hasil penelitian ini dapat diberikan saran sebagai berikut: 1.
Bagi Petani Diharapkan Petani perlu melakukan penambahan penggunaan tenaga kerja untuk memperoleh hasil yang optimal
2.
Bagi Pemerintah Diharapkan agar pemerintah dapat mengaktifkan kembali pabrik pengalengan nanas untuk membantu petani meningkatkan harga jual nanas.
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
3.
Bagi Peneliti Diharapkan untuk melakukan penelitian lanjutan pada usahatani nanas yang memakai pupuk untuk mengetahui efisiensi ekonomisnya.
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA Agustira, M.A., 2004. Analisis Optimasi Penggunaan Input produksi Pada Usahatani Padi Sawah di Kabupaten Deli Serdang. Skripsi, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Ashari, S., 1995. Hortikultura : Aspek Budidaya. UI-Press, Jakarta. BPS, 2004. Statistik Tanaman Buah-Buahan 2004. BPS, Jakarta. Daniel, M., 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta. Fatimah, F., 2005. Analisis Optimasi Penggunaan Input Produksi Kakao Rakyat Di Kabupaten Deli Serdang. Skripsi, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Haryanto, E. dan B. Hendarto, 1996. Nanas. Penebar Swadaya, Jakarta. Hermawan, F., 2007. Analisis Optimasi Penggunaan Input Produksi Pada Usahatani Kubis. Skripsi, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Rahardi, F., 2004. Mengurai Benang Kusut Agribisnis Buah Indonesia. Penebar Swadaya, Jakarta. Rukmana, R., 1996. Nenas : Budidaya dan Pascapanen. Kanisius, Yogyakarta. Soekartawi, 1993. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Raja Grafindo Persada, Jakarta. , 1994. Teori Ekonomi Produksi ; Dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cobb-Douglas. Raja Grafindo Persada, Jakarta. , 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Soepono, B., 1997. Statistik Terapan. Rineka Cipta, Jakarta. Sunarjono, H., 2000. Prospek Berkebun Buah. Penebar Swadaya, Jakarta. Tarigan, K., dan L. Sihombing, USU – Press, Medan.
2007.Ekonomi
Produksi
Pertanian.
Tohir, K.A., 1983. Seuntai Pengetahuan Usahatani Indonesia . Rineka Cipta, Jakarta. Wirarta, I.M., 2006. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Penerbit Andi, Yogyakarta. Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
Yulia, R., 2007. Optimasi Penggunaan Pupuk Dan Tenaga Kerja Usahatani Jagung (Zea Mays L.) Skripsi, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
Lampiran 1.Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Nanas Di Desa Purba Tua Baru Kecamatan Silimakuta No Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Jumlah Rataan
Luas Lahan (Ha) 0,4 0,4 0,5 0,4 0,6 0,8 0,6 0,4 1 1 1,2 1,32 1 1 1 1,2 2 2 2 1 1,2 1 2 2,4 1,2 2 2,4 1,4 2 3,6 39,02 1,301
Umur Petani (Tahun) 29 25 63 75 53 26 40 75 30 39 41 30 45 41 36 40 30 51 41 24 28 38 39 35 35 60 44 53 40 35 1241 41,367
Pendidikan (Tahun)
Status Petani
12 9 12 6 6 12 12 6 6 12 12 12 6 12 9 12 9 12 9 12 9 9 9 6 12 9 6 6 17 12 293 9,767
Pemilik Pemilik Pemilik Pemilik Pemilik Pemilik Pemilik Pemilik Pemilik Pemilik Pemilik Pemilik Pemilik Pemilik Pemilik Pemilik Pemilik Pemilik Pemilik Pemilik Pemilik Pemilik Pemilik Pemilik Pemilik Pemilik Pemilik Pemilik Pemilik Pemilik
Pengalaman Bertani (Tahun) 5 4 42 50 10 7 15 50 5 19 15 6 20 19 12 19 11 30 18 4 7 13 16 11 5 36 25 36 7 11 528 17,6
Jumlah Tanggungan (Jiwa) 1 1 1 3 3 1 3 3 2 4 5 3 3 2 6 3 1 3 3 4 3 3 2 2 1 1 4 71 2,367
Umur Tanaman (Tahun) 4 3 8 6 5 7 3 8 3 5 7 5 4 5 8 5 3 8 8 4 3 6 6 5 3 4 5 6 7 5 159 5,3
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
Lampiran 2. Luas Nanas, Tenaga Kerja Menyiang dan Panen Per Petani per Tahun No. Luas Menyiang Menyiang Panen Panen Total Strata Sampel
I
II
Rerata I S.Dev I Rerata II S.Dev II Rerata OA S.Dev OA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nenas Ha 0,4 0,4 0,5 0,4 0,6 0,8 0,6 0,4 1 1 1,2 1,32 1 1 1 1,2 2 2 2 1 1,2 1 2 2,4 1,2 2 2,4 1,4 2 3,6 0,51 0,14 1,59 0,66 1,30 0,74
HKP TKDK 20 20 26 4 30 10 8 4 5 25 24 15 50 14 8 60 22 50 68 8 18 24 32 15 20 56 16 20 16 52 15,25 9,43 28,09 18,37 24,67 17,42
HKP TKLK 0 0 0 15 0 30 20 14 46 25 40 52 0 35 40 0 77 50 34 40 45 30 64 100 40 42 104 50 80 130 9,88 10,84 51,09 30,62 40,10 32,42
HKP TKDK 48 48 48 0 48 48 48 24 48 48 48 48 72 48 48 48 48 96 96 48 48 48 96 72 48 96 72 48 48 48 39,00 16,70 60,00 18,80 54,40 20,49
HKP TKLK 0 0 0 48 0 0 0 24 0 0 0 24 0 0 0 0 48 0 0 0 0 0 0 48 0 0 24 24 72 240 9,00 16,70 21,82 51,63 18,40 45,40
HKP 68 68 74 67 78 88 76 66 99 98 112 139 122 97 96 108 195 196 198 96 111 102 192 235 108 194 216 142 216 470 73,13 7,03 161,00 82,44 137,57 80,67
I. Sampel nenas sempit, II. Sampel nenas luas, OA = over-all sampling
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
Lampiran 3. Distribusi Biaya Tenaga Kerja Menyiang dan Panen Per Petani Per Tahun Menyiangi
Strata
No. Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
I
II
Rerata I S.Dev I Rerata II S.Dev II Rerata OA S.DevOA
Panen
TKDK RP. 1000
TKLK RP. 1000
TKDK Rp. 1000
TKLK Rp. 1000
500 500 650 100 750 250 200 100 125 625 600 375 1250 350 200 1500 550 1250 1700 200 450 600 800 375 500 1400 400 500 400 1300 381,25 235,77 702,27 459,24 616,67 435,48
0 0 0 375 0 750 500 350 1150 625 1000 1300 0 875 1000 0 1925 1250 850 1000 1125 750 1600 2500 1000 1050 2600 1250 2000 3250 246,88 271,12 1277,27 765,55 1002,50 810,56
1200 1200 1200 0 1200 1200 1200 600 1200 1200 1200 1200 1800 1200 1200 1200 1200 2400 2400 1200 1200 1200 2400 1800 1200 2400 1800 1200 1200 1200 975,00 417,58 1500,00 470,01 1360,00 512,25
0 0 0 1200 0 0 0 600 0 0 0 600 0 0 0 0 1200 0 0 0 0 0 0 1200 0 0 600 600 1800 6000 225,00 417,58 545,45 1290,78 460,00 1135,08
Total Rp1000 1700 1700 1850 1675 1950 2200 1900 1650 2475 2450 2800 3475 3050 2425 2400 2700 4875 4900 4950 2400 2775 2550 4800 5875 2700 4850 5400 3550 5400 11750 1828,13 175,64 4025,00 2061,08 3439,17 2016,75
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
Lampiran 4. Jumlah dan Daya Tahan Cangkul dan Parang per Tahun No. Sampel
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Rerata I S.Dev I Rerata II S.Dev II Rerata OA S.DevOA
Jumlah Cangkul (Unit) 2 2 2 1 6 4 2 1 1 2 5 2 5 5 2 4 4 5 3 2 2 4 4 3 2 4 4 3 2 4 2,50 1,58 3,27 1,21 3,07 1,36
Jumlah Parang (Unit) 2 2 1 3 3 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 4 1 1 3 2,00 0,71 2,18 0,72 2,13 0,72
Daya Daya Tahan Tahan Parang Cangkul (Tahun) (Tahun) 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10,00 10,00 0,00 0,00 10,00 10,00 0,00 0,00 10,00 10,00 0,00 0,00
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
Lampiran 5. Harga dan Biaya Penyusutan Cangkul dan Parang per Petani per Tahun No. Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Rerata I S.Dev I Rerata II S.Dev II Rerata OA S.DevOA
Harga Cangkul Rp1000
Harga Parang Rp1000
Penyusutan Cangkul Rp1000
Penyusutan Parang Rp1000
Total Penyusutan Rp1000
60 60 60 30 180 120 60 30 30 60 150 60 150 150 60 120 120 150 90 60 60 120 120 90 60 120 120 90 60 120 75,00 47,43 98,18 36,39 92,00
50 50 25 75 75 50 50 25 25 50 50 50 75 50 0 75 50 50 50 50 50 75 50 75 50 50 100 25 25 75 50,00 17,68 52,27 21,20 51,67
6 6 6 3 18 12 6 3 3 6 15 6 15 15 6 12 12 15 9 6 6 12 12 9 6 12 12 9 6 12 7,50 4,74 9,82 3,64 9,20
5 5 2,5 7,5 7,5 5 5 2,5 2,5 5 5 5 7,5 5 0 7,5 5 5 5 5 5 7,5 5 7,5 5 5 10 2,5 2,5 7,5 5,00 1,77 5,23 2,12 5,17
11 11 8,5 10,5 25,5 17 11 5,5 5,5 11 20 11 22,5 20 6 19,5 17 20 14 11 11 19,5 17 16,5 11 17 22 11,5 8,5 19,5 12,50 5,76 15,05 5,05 14,37
40,94
20,34
4,09
2,03
5,37
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
Lampiran 6. Populasi Nanas, Produksi 1 Minggu. 1 Bulan, dan 1 Tahun No. Sampel
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Rerata I S.Dev I Rerata II S.Dev II Rerata OA S.Dev OA
Populasi Nanas (Rumpun)
Produksi 1 Minggu 1 kali panen Buah Ton
Produksi 1 Bulan 4 kali panen Buah Ton
Produksi 1 Tahun Buah
Ton
2667 2667 3334 2667 4000 5334 4000 2667 6667 6667 8000 8800 6667 6667 6667 8000 13334 13334 13334 6667 8000 6667 13334 16000 8000 13334 16000 9334 13334 24000 3417,0
200 175 180 250 300 500 250 150 530 780 600 970 640 680 400 770 1000 775 500 850 850 600 1285 2800 785 1200 2500 1150 515 3000 250,63
0,3 0,2625 0,27 0,375 0,45 0,75 0,375 0,225 0,795 1,17 0,9 1,455 0,96 1,02 0,6 1,155 1,5 1,1625 0,75 1,275 1,275 0,9 1,9275 4,2 1,1775 1,8 3,75 1,725 0,7725 4,5 0,38
800 700 720 1000 1200 2000 1000 600 2120 3120 2400 3880 2560 2720 1600 3080 4000 3100 2000 3400 3400 2400 5140 11200 3140 4800 10000 4600 2060 12000 1002,50
1,2 1,05 1,08 1,5 1,8 3 1,5 0,9 3,18 4,68 3,6 5,82 3,84 4,08 2,4 4,62 6 4,65 3 5,1 5,1 3,6 7,71 16,8 4,71 7,2 15 6,9 3,09 18 1,50
9600 8400 8640 12000 14400 24000 12000 7200 25440 37440 28800 46560 30720 32640 19200 36960 48000 37200 24000 40800 40800 28800 61680 134400 37680 57600 120000 55200 24720 144000 12030,00
14,4 12,6 12,9 18 21,6 36 18 10,8 38,2 56,2 43,2 69,8 46,1 48,9 28,8 55,4 72 55,8 36 61,2 61,2 43,2 92,5 201,6 56,5 86,4 180 82,8 37,1 216 18,0
909,1 10582,1
104,89 1053,64
0,16 1,58
419,58 4214,55
0,63 6,32
5034,91 50574,55
7,6 75,9
4384,3 8671,4
720,88 839,50
1,08 1,26
2883,51 3358,00
4,33 5,04
34602,11 40296,00
51,9 60,4
4935,2
714,23
1,07
2856,91
4,29
34282,91
51,4
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
Lampiran 7.
Biaya Penyusutan, Pajak, Transportasi, T.Kerja dan Total Biaya Per Petani
No. Sampel
Penyusutan Rp1000
Pajak Rp1000
Transportasi Rp1000
Tenaga Kerja Rp1000
Total Biaya Rp1000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
11 11 8,5 10,5 25,5 17 11 5,5 5,5 11 20 11 22,5 20 11 19,5 17 20 14 11 11 19,5 17 16,5 11 17 22 11,5 8,5 19,5 12,50 5,76 15,27 4,75 14,53
10,4 10,4 13 10,4 15,6 20,8 15,6 10,4 26 26 31,2 34,32 26 26 26 31,2 52 52 52 26 31,2 26 52 62,4 31,2 52 62,4 36,4 52 93,6 13,33 3,55 41,27 17,10 33,82
0 1200 960 720 1200 960 1200 1440 2400 3600 2400 0 0 2880 1200 0 4800 3600 0 0 0 2400 0 10800 2160 5760 5760 6720 0 4800 960,00 415,69 2694,55 2796,92 2232,00
1700 1700 1850 1675 1950 2200 1900 1650 2475 2450 2800 3475 3050 2425 2400 2700 4875 4900 4950 2400 2775 2550 4800 5875 2700 4850 5400 3550 5400 11750 1828,13 175,64 4025,00 2061,08 3439,17
1721,4 2921,4 2831,5 2415,9 3191,1 3197,8 3126,6 3105,9 4906,5 6087 5251,2 3520,32 3098,5 5351 3637 2750,7 9744 8572 5016 2437 2817,2 4995,5 4869 16753,9 4902,2 10679 11244,4 10317,9 5460,5 16663,1 2813,95 479,13 6776,09 4074,55 5719,52
Rerata I S.Dev I Rerata II S.Dev II Rerata OA
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
S.DevOA
5,18
19,25
2524,11
2016,75
3912,28
Lampiran 8. Produksi, Penerimaan, Biaya Produksi dan Pendapatan Per Petani No. Sampel
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Rerata I S.Dev I Rerata II S.Dev II Rerata OA S.Dev
Produksi Buah
Harga Jual Rp1000
Penerimaan Rp1000
Biaya Produksi Rp1000
Pendapatan Bersih Rp1000
Pendapatan Keluarga Rp1000
9600 8400 8640 12000 14400 24000 12000 7200 25440 37440 28800 46560 30720 32640 19200 36960 48000 37200 24000 40800 40800 28800 61680 134400 37680 57600 120000 55200 24720 144000 12030,00 5034,91 50574,55
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1,00 0,00 1,00
9600 8400 8640 12000 14400 24000 12000 7200 25440 37440 28800 46560 30720 32640 19200 36960 48000 37200 24000 40800 40800 28800 61680 134400 37680 57600 120000 55200 24720 144000 12030,00 5034,91 50574,55
1721,4 2921,4 2831,5 2415,9 3191,1 3197,1 3126,6 3105,9 4906,5 6087 5251,2 3520,32 3098,5 5351 3637 2750,7 9744 8572 5016 2437 2817,2 4995,5 4869 16753,9 4902,2 10679 11244,4 10317,9 5460,5 16663,1 2813,86 479,06 6776,09
7878,6 5478,6 5808,5 9584,1 11208,9 20802,9 8873,4 4094,1 20533,5 31353 23548,8 43039,68 27621,5 27289 15563 34209,3 38256 28628 18984 38363 37982,8 23804,5 56811 117646,1 32777,8 46921 108755,6 44882,1 19259,5 127336,9 9216,14 4900,03 43798,46
9578,6 7178,6 7658,5 9684,1 13158,9 22252,9 10273,4 4794,1 21858,5 33178 25348,8 44614,68 30671,5 28839 16963 36909,3 40006 32278 23084 39763 39632,8 25604,5 60011 119821,1 34477,8 50721 110955,6 46582,1 20859,5 129836,9 10572,39 4979,80 46000,73
34602,11 40296,00
0,00 1,00
34602,11 40296,00
4074,55 5719,49
31207,08 34576,51
31302,62 36553,17
34282,91
0,00
34282,91
3912,29
30894,26
31154,90
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
OA
Lampiran 9. Penggunaan Tenaga Kerja Menyiang dan Panen Per Hektar per Tahun Strata
I
II
Rerata I S.Dev I Rerata II S.Dev II Rerata OA S.Dev OA
No. Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Luas (Ha) 0.4 0.4 0.5 0.4 0.6 0.8 0.6 0.4 1 1 1.2 1.32 1 1 1 1.2 2 2 2 1 1.2 1 2 2.4 1.2 2 2.4 1.4 2 3.6 0.51 0.14 1.59 0.67 1.30 0.75
Menyiang TKDK (HKP) 50 50 52 10 50 12.5 13.33 10 5 25 20 11.36 50 14 8 50 11 25 34 8 15 24 16 6.25 16.67 28 6.67 14.29 8 14.44 30.98 20.91 18.67 12.76 21.95 15.94
Menyiang TKLK (HKP) 0 0 0 3.75 0 3 2.5 3.5 9.2 1 1.67 3.47 0 2.5 5 0 3.5 1 0.5 5 2.5 1.25 2 6.67 2 0.75 6.5 2.5 5 2.5 1.59 1.74 2.93 2.41 2.575 2.30
Panen TKDK (HKP) 120 120 96 0 80 60 80 60 48 48 40 36.36 72 48 48 40 24 48 48 48 40 48 48 30 40 48 30 34.29 24 13.33 77 38.88 41.09 12.16 50.67 27.07
Panen TKLK (HKP) 0 0 0 120 0 0 0 60 0 0 0 18.18 0 0 0 0 24 0 0 0 0 0 0 20 0 0 10 17.14 36 66.67 22.5 44.64 8.73 16.57 12.40 26.80
Total (HKP) 170 170 148 167.5 130 110 126.67 165 99 98 93.33 105.30 122 97 96 90 97.5 98 99 96 92.5 102 96 97.92 90 97 90 101.43 108 130.56 148.39 23.48 99.84 9.77 112.79 26.06
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
Lampiran 10. Biaya Penyusutan, Pajak, Transportasi, Tenaga Kerja dan Total Biaya Per Hektar per Tahun
No. Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Rerata I S.Dev I Rerata II S.Dev II Rerata OA S.Dev OA
Tenaga Biaya Penyusutan Pajak Transportasi Kerja Total Biaya (Rp 1000) (Rp 1000) (Rp 1000) (Rp 1000) (Rp 1000) 27.5 26 0 4250 4303.5 27.5 26 3000 4250 7303.5 17 26 1920 3700 5663 26.25 26 1800 4187.5 6039.75 42.5 26 2000 3250 5318.5 21.25 26 1200 2750 3997.25 18.33 26 2000 3166.67 5211 13.75 26 3600 4125 7764.75 5.5 26 2400 2475 4906.5 11 26 3600 2450 6087 16.67 26 2000 2333.33 4376 8.33 26 0 2632.58 2666.91 22.5 26 0 3050 3098.5 20 26 2880 2425 5351 11 26 1200 2400 3637 16.25 26 0 2250 2292.25 8.5 26 2400 2437.5 4872 10 26 1800 2450 4286 7 26 0 2475 2508 11 26 0 2400 2437 9.167 26 0 2312.5 2347.67 19.5 26 2400 2550 4995.5 8.5 26 0 2400 2434.5 6.875 26 4500 2447.92 6980.79 9.167 26 1800 2250 4085.17 8.5 26 2880 2425 5339.5 9.167 26 2400 2250 4685.17 8.21 26 4800 2535.71 7369.93 4.25 26 0 2700 2730.25 5.42 26 1333.33 3263.89 4628.64 24.27 26 1940 3709.89 5700.16 8.98 0 1083.49 586.995044 1319.384962 10.75 26 1654.24 2496.06495 4187.057646 5.02 0 1533.33 244.130173 1515.244659 14.35 26 1730.44 2819.75319 4590.550607 8.64 0 1415.06 651.454439 1595.600337
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
Lampiran 11. Produksi, Penerimaan, Biaya Produksi, Pendapatan Bersih dan Pendapatan Keluarga Per Hektar per Tahun
No Luas Lahan Sampel (Ha) 1 0.4 2 0.4 3 0.5 4 0.4 5 0.6 6 0.8 7 0.6 8 0.4 9 1 10 1 11 1.2 12 1.32 13 1 14 1 15 1 16 1.2 17 2 18 2 19 2 20 1 21 1.2 22 1 23 2 24 2.4 25 1.2 26 2 27 2.4 28 1.4 29 2 30 3.6 0.5125 Rerata I 0.1457738 S.Dev I Rerata II 1.58727273 S.Dev II 0.67311771 Rerata 1.30066667 OA S.Dev OA
Harga Biaya Pendapatan Pendapatan Produksi Penerimaan Produksi jual Bersih Keluarga buah (Rp 1000) (Rp 1000) (Rp 1000) (Rp 1000) (Rp 1000) 24000 1 24000 4303.5 19696.5 23946.5 21000 1 21000 7303.5 13696.5 17946.5 17280 1 17280 5663 11617 15317 30000 1 30000 6039.75 23960.25 24210.25 24000 1 24000 5318.5 18681.5 21931.5 30000 1 30000 3996.375 26003.625 27816.125 20000 1 20000 5211 14789 17122.33333 18000 1 18000 7764.75 10235.25 11985.25 25440 1 25440 4906.5 20533.5 21858.5 37440 1 37440 6087 31353 33178 24000 1 24000 4376 19624 21124 35272.73 1 35272.7273 2666.909091 32605.81818 33799 30720 1 30720 3098.5 27621.5 30671.5 32640 1 32640 5351 27289 28839 19200 1 19200 3637 15563 16963 30800 1 30800 2292.25 28507.75 30757.75 24000 1 24000 4872 19128 20003 18600 1 18600 4286 14314 16139 12000 1 12000 2508 9492 11542 40800 1 40800 2437 38363 39763 34000 1 34000 2347.666667 31652.33333 33027.33333 28800 1 28800 4995.5 23804.5 25604.5 30840 1 30840 2434.5 28405.5 30005.5 56000 1 56000 6980.791667 49019.20833 49925.45833 31400 1 31400 4085.166667 27314.83333 28731.5 28800 1 28800 5339.5 23460.5 25360.5 50000 1 50000 4685.166667 45314.83333 46231.5 39428.57 1 39428.5714 7369.928571 32058.64286 33272.92857 12360 1 12360 2730.25 9629.75 10429.75 40000 1 40000 4628.638889 35371.36111 36065.80556 23035 1 23035 5700.046875 17334.95313 20034.43229 4938.314 0 4938.31377 1319.546323 5722.780465 5302.002575 31024.6 1 31024.6045 4187.057646 26837.54684 28331.47845 10792.05 0 10792.0475 1515.244659 10240.54711 10121.58325 28894.04
1
28894.0433 4590.521441 24303.52185
26118.9328
10155.74
0
10155.7427 1595.611564 10105.05548 9741.523405
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
Lampiran 12. Total Produksi Nanas dan Penggunaan Tenaga Kerja Per petani Pertahun
Strata
I
II
No. Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Produksi Nanas Tenaga Kerja (Buah) (HKP) 9600 68 8400 68 8640 74 12000 67 14400 78 24000 88 12000 76 7200 66 25440 99 37440 98 28800 112 46560 139 30720 122 32640 97 19200 96 36960 108 48000 195 37200 196 24000 198 40800 96 40800 111 28800 102 61680 192 134400 235 37680 108 57600 194 120000 216 55200 142 24720 216 144000 470
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
Lampiran 13. Regresi Linear Tenaga Kerja terhadap Produksi per Petani pada Strata I Regression Descriptive Statistics Mean
Std. Deviation Produksi 12030.000 5382.5432 Nanas 0 Tenaga 73.1250 7.5107 Kerja
N 8 8
Correlations
Pearson Correlatio n
Sig. (1tailed)
N
Produksi Nanas Produksi 1.000 Nanas Tenaga Kerja Produksi Nanas Tenaga Kerja Produksi Nanas Tenaga Kerja
Tenaga Kerja .891
.891
1.000
.
.001
.001
.
8
8
8
8
Variables Entered/Removed Model Variables Variables Method Entered Removed 1 Tenaga . Enter Kerja a All requested variables entered. b Dependent Variable: Produksi Nanas Model Summary Model R R Square Adjusted Std. Error R Square of the Estimate 1 .891 .794 .760 2636.7196 a Predictors: (Constant), Tenaga Kerja b Dependent Variable: Produksi Nanas
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
ANOVA Model
Sum of Squares 1 Regression 161088658 .689 Residual 41713741. 311 Total202802400 .000 a Predictors: (Constant), Tenaga Kerja b Dependent Variable: Produksi Nanas
df
Mean Square 1 161088658 .689 6 6952290.2 18 7
F
Sig.
23.171
.003
t
Sig.
Coefficients
Model
Unstandar Standardiz dized ed Coefficient Coefficient s s B Std. Error Beta
1 (Constant)
- 9747.545 34675.556 Tenaga 638.708 132.689 Kerja a Dependent Variable: Produksi Nanas
-3.557 .891
4.814
95% Confidenc e Interval for B Lower Upper Bound Bound .012 58526.810 10824.301 .003 314.033 963.384
Persamaan Regresinya adalah : Y = -34675,56 + 638,71X X = Tenaga Kerja (HKP) Y = Produksi Nanas (Buah) MP = ∆Y / ∆X = 638,71 Harga satu buah nanas Harga tenaga kerja/HKP
= Rp. 1.000 (Py) = Rp. 25.000 (Px)
VMP = MP x Py = Rp. 638.710 Tingkat Optimasi = VMP/Px = 25,55 Dengan demikian tingkat optimasi > 1
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
Lampiran 14. Regresi Non-Linear Tenaga Kerja terhadap Produksi per Petani pada Strata I
Regression Descriptive Statistics Mean
Std. Deviation Produlsi 4.0496666 .16599349 Nanas 23 2 (Buah) Tenaga 1.8621573 4.3007827 Kerja 94 7E-02 (HKP)
N 8
8
Correlations
Pearson Correlation
Sig. (1tailed)
N
Produlsi Nanas (Buah) Tenaga Kerja (HKP) Produlsi Nanas (Buah) Tenaga Kerja (HKP) Produlsi Nanas (Buah) Tenaga Kerja (HKP)
Produlsi Nanas (Buah) 1.000
Tenaga Kerja (HKP) .862
.862
1.000
.
.003
.003
.
8
8
8
8
Variables Entered/Removed Model Variables Variables Method Entered Removed 1 Tenaga . Enter Kerja (HKP) a All requested variables entered. b Dependent Variable: Produlsi Nanas (Buah) Model Summary Model
R R Square Adjusted R Std. Error Square of the Estimate
DurbinWatson
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
1
.700 9.0968823 2E-02 a Predictors: (Constant), Tenaga Kerja (HKP) b Dependent Variable: Produlsi Nanas (Buah) ANOVA Model
.862
.743
Sum of Squares .143
df
Mean Square .143
1 Regressio 1 n Residual 4.965E-02 6 8.275E-03 Total .193 7 a Predictors: (Constant), Tenaga Kerja (HKP) b Dependent Variable: Produlsi Nanas (Buah)
2.570
F
Sig.
17.307
.006
t
Sig.
Coefficients
Model
Unstandar Standardiz dized ed Coefficient Coefficient s s B Std. Error Beta
1 (Constant) -2.144 1.489 Tenaga 3.326 .799 Kerja (HKP) a Dependent Variable: Produlsi Nanas (Buah)
.862
-1.440 4.160
95% Confidenc e Interval for B Lower Bound .200 -5.787 .006 1.370
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
Upper Bound 1.500 5.282
Lampiran 15. Regresi Linear Tenaga Kerja terhadap Produksi per Petani pada Strata II Regression Descriptive Statistics Mean
Std. Deviation Produksi 50574.545 35416.388 Nanas 5 0 Tenaga 161.0000 84.3835 Kerja
N 22 22
Correlations
Pearson Correlatio n
Sig. (1tailed)
N
Produksi Nanas Produksi 1.000 Nanas Tenaga Kerja Produksi Nanas Tenaga Kerja Produksi Nanas Tenaga Kerja
Tenaga Kerja .761
.761
1.000
.
.000
.000
.
22
22
22
22
Variables Entered/Removed Model Variables Variables Method Entered Removed 1 Tenaga . Enter Kerja a All requested variables entered. b Dependent Variable: Produksi Nanas
Model Summary Model
R R Square Adjusted Std. Error R Square of the Estimate 1 .761 .578 .557 23561.847 5 a Predictors: (Constant), Tenaga Kerja b Dependent Variable: Produksi Nanas
DurbinWatson 1.799
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
ANOVA Model
Sum of Squares 1 Regression 152375181 83.131 Residual 111032131 62.323 Total263407313 45.455 a Predictors: (Constant), Tenaga Kerja b Dependent Variable: Produksi Nanas
df
Mean Square 1 152375181 83.131 20 555160658 .116 21
F
Sig.
27.447
.000
t
Sig.
Coefficients
Model
Unstandar Standardiz dized ed Coefficient Coefficient s s B Std. Error Beta
1 (Constant) -819.869 11021.356 Tenaga 319.220 60.932 Kerja a Dependent Variable: Produksi Nanas
-.074 .761
5.239
95% Confidenc e Interval for B Lower Upper Bound Bound .941 - 22170.277 23810.015 .000 192.119 446.321
Dari regresi diatas dapat diketahui bahwa persamaan regresinya adalah : Y = -819,87 + 319,22X X = Tenaga Kerja (HKP) Y = Produksi Nanas (Buah) MP = ∆Y / ∆X = 319,22 Harga satu buah nanas Harga tenaga kerja/HKP
= Rp. 1.000 (Py) = Rp. 25.000 (Px)
VMP = MP x Py = Rp. 319.220 Tingkat Optimasi = VMP/Px = 12,77 Dengan demikian tingkat optimasi > 1
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
Lampiran 16.
Regresi Non-Linear Tenaga Kerja terhadap Produksi per Petani pada Strata II
Regression Descriptive Statistics Mean
Std. Deviation Produksi 4.6317627 .23744537 Nanas 04 8 (Buah) Tenaga 2.1659981 .18078241 Kerja 45 1 (HKP)
Descriptive Statistics Mean
Std. Deviation Produksi 4.6317627 .23744537 Nanas 04 8 (Buah) Tenaga 2.1659981 .18078241 Kerja 45 1 (HKP)
N 22
22
N 22
22
Correlations
Pearson Correlation
Sig. (1tailed)
N
Produksi Nanas (Buah) Tenaga Kerja (HKP) Produksi Nanas (Buah) Tenaga Kerja (HKP) Produksi Nanas (Buah) Tenaga Kerja (HKP)
Produksi Nanas (Buah) 1.000
Tenaga Kerja (HKP) .683
.683
1.000
.
.000
.000
.
22
22
22
22
Variables Entered/Removed Model Variables Variables Entered Removed 1 Tenaga .
Method Enter
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
Kerja (HKP) a All requested variables entered. b Dependent Variable: Produksi Nanas (Buah)
Model Summary Model
R R Square Adjusted R Std. Error Square of the Estimate 1 .683 .467 .440 .17765538 8 a Predictors: (Constant), Tenaga Kerja (HKP) b Dependent Variable: Produksi Nanas (Buah) ANOVA Model
Sum of Squares .553
df
Mean Square .553
DurbinWatson 2.022
F
Sig.
17.514
.000
Unstandar Standardiz dized ed Coefficient Coefficient s s B Std. Error Beta
t
Sig.
1 (Constant) 2.688 .466 Tenaga .897 .214 .683 Kerja (HKP) a Dependent Variable: Produksi Nanas (Buah)
5.768 4.185
1 Regressio 1 n Residual .631 20 3.156E-02 Total 1.184 21 a Predictors: (Constant), Tenaga Kerja (HKP) b Dependent Variable: Produksi Nanas (Buah) Coefficients
Model
95% Confidenc e Interval for B Lower Bound .000 1.716 .000 .450
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
Upper Bound 3.660 1.345
Lampiran 17.
Regresi Linear Tenaga Kerja terhadap Produksi per Petani pada Over-all
Regression Descriptive Statistics Mean
Std. Deviation Produksi 40296.000 34868.983 Nanas 0 7 Tenaga 137.5667 82.0491 Kerja
N 30 30
Correlations
Pearson Correlatio n
Sig. (1tailed)
N
Produksi Nanas Produksi 1.000 Nanas Tenaga Kerja Produksi Nanas Tenaga Kerja Produksi Nanas Tenaga Kerja
Tenaga Kerja .818
.818
1.000
.
.000
.000
.
30
30
30
30
Variables Entered/Removed Model Variables Variables Method Entered Removed 1 Tenaga . Enter Kerja a All requested variables entered. b Dependent Variable: Produksi Nanas Model Summary Model
R R Square Adjusted Std. Error R Square of the Estimate .818 .669 .657 20419.019 7 a Predictors: (Constant), Tenaga Kerja b Dependent Variable: Produksi Nanas
DurbinWatson 1.673
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
ANOVA Model
Sum of Squares 1 Regression 235853164 43.763 Residual 116742182 76.237 Total352595347 20.000 a Predictors: (Constant), Tenaga Kerja b Dependent Variable: Produksi Nanas
df
Mean Square 1 235853164 43.763 28 416936367 .008 29
F
Sig.
56.568
.000
t
Sig.
Coefficients
Model
Unstandar Standardiz dized ed Coefficient Coefficient s s B Std. Error Beta
1 (Constant) -7518.707 7369.781 Tenaga 347.575 46.213 Kerja a Dependent Variable: Produksi Nanas
-1.020 .818
7.521
95% Confidenc e Interval for B Lower Upper Bound Bound .316 - 7577.605 22615.018 .000 252.912 442.237
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
Lampiran 18. Regresi Non-Linear Tenaga Kerja terhadap Produksi per Petani pada Over-all
Regression Descriptive Statistics Mean
Std. Deviation Produlsi 4.4765370 .34062317 Nanas 82 7 (Buah) Tenaga 2.0849739 .20685507 Kerja 44 0 (HKP)
N 30
30
Correlations
Pearson Correlation
Sig. (1tailed)
N
Produlsi Nanas (Buah) Tenaga Kerja (HKP) Produlsi Nanas (Buah) Tenaga Kerja (HKP) Produlsi Nanas (Buah) Tenaga Kerja (HKP)
Produlsi Nanas (Buah) 1.000
Tenaga Kerja (HKP) .830
.830
1.000
.
.000
.000
.
30
30
30
30
Variables Entered/Removed Model Variables Variables Method Entered Removed 1 Tenaga . Enter Kerja (HKP) a All requested variables entered. b Dependent Variable: Produlsi Nanas (Buah) Model Summary Model
1
R R Square Adjusted R Std. Error Square of the Estimate .830 .689 .678 .19318893
DurbinWatson 1.534
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
7 a Predictors: (Constant), Tenaga Kerja (HKP) b Dependent Variable: Produlsi Nanas (Buah)
ANOVA Model
Sum of Squares 2.320
df
Mean Square 2.320
1 Regressio 1 n Residual 1.045 28 3.732E-02 Total 3.365 29 a Predictors: (Constant), Tenaga Kerja (HKP) b Dependent Variable: Produlsi Nanas (Buah)
F
Sig.
62.153
.000
t
Sig.
Coefficients
Model
Unstandar Standardiz dized ed Coefficient Coefficient s s B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.626 .363 Tenaga 1.367 .173 Kerja (HKP) a Dependent Variable: Produlsi Nanas (Buah)
.830
4.475 7.884
95% Confidenc e Interval for B Lower Bound .000 .882 .000 1.012
Dari regresi diatas dapat diketahui bahwa persamaan regresinya adalah : Y = 45,25X1,367 Elastisitas Produksi (Ep) = 1,367. ∑Y AP = ∑X AP = (1.208.880 buah)/(4.127 HKP) = 292,92 buah/HKP. MP = AP x EP = 292,92 x 1,367 = 400,4216. VMP = 400,4216 x Rp.1.000 = Rp.400.421,6. Tingkat optimasi = (Rp.400.421,6)/Rp.25.000 = 16,02. Dengan demikian tingkat optimasi > 1
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009
Upper Bound 2.370 1.723
Pebri Yanti Noor Hrp : Analisis Optimasi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Nanas Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus : Desa Purba Tua Baru, Kec. Silimakuta, Kab. Simalungun), 2007. USU Repository © 2009