ANALISIS KUNJUNGAN
WIS MAN
ATAWAN CANEGARA PADA KAWASAN 3 GREAT
ANALISIS ISU -ISU STRATEJIK
PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN Gedung Sapta Pesona Lt. 21 Jalan Medan Merdeka Barat No. 17 Jakarta Pusat 10110
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
KATA PENGANTAR Analisis Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Indonesia ini merupakan suatu analisis terhadap perkembangan kedatangan wisatawan asing yang masuk ke Indonesia dengan melihat berbagai faktor yang turut mempengaruhinya. Analisis Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Indonesia disusun dengan format laporan secara periodik setiap tiga bulan (Triwulan) yang akan diterapkan oleh ASDEP Puslitbang Kebijakan Kepariwisataan pada tahun 2015. Analisis
Kunjungan
menggambarkan
Wisatawan
tingkat
Mancanegara
perkembangan
ke
wisman,
Indonesia pola
antara
kunjungan,
lain
target,
pencapaian dan realisasi. Selain itu, kajian ini mengulas tentang analisis lingkungan strategik yang turut mempengaruhi tingkat kunjungan wisman baik yang bersifat internal maupun eksternal, dan juga skenario pencapaian target optimis kunjungan wisman pada tahun 2015. Analisis kunjungan wisatawan mancanegara di 3 Great ini diharapkan dapat menjawab setiap pertanyaan yang timbul terkait fluktuasi kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Analisis ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi pengembangan kepariwisataan Indonesia, khususnya menjadi acuan
dalam pengambilan keputusan di lingkungan internal Kementerian Pariwisata maupun pemangku kepentingan kepariwisataan lainnya. Oleh karena itu, sumbang saran dan masukan yang konstruktif untuk kesempurnan kajian ini sangat kami harapkan. Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada pihak-pihak yang telah turut membantu menyelesaikan analisis ini hingga menjadi suatu laporan yang komprehensif. Jakarta, November 2015 ASDEP Puslitbang Kebijakan Kepariwisataan
Abdul Kadir, SH., MMT. NIP 19560421.198603.1.001
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
i
ISI KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG 1.2 MAKSUD DAN TUJUAN 1.3 RUANG LINGKUP KEGIATAN 1.4 METODOLOGI KAJIAN
BAB II
OUTBOUND DARI BEBERAPA PASAR PARIWISATA INDONESIA
2.1 PERKEMBANGAN OUTBOUND PASAR SINGAPURA 2.2 PERKEMBANGAN OUTBOUND PASAR AUSTRALIA 2.3 PERKEMBANGAN OUTBOUND PASAR JEPANG 2.4 PERKEMBANGAN OUTBOUND PASAR KOREA SELATAN
BAB III
PERPRES NO. 69/2015 BEBAS VISA KUNJUNGAN
3.1 PENETRASI KEBIJAKAN BVK PADA 3 PINTU MASUK GREAT (BALI-JAKARTA-BATAM) 3.2 PENGARUH KEBIJAKAN BVK PADA TINGKAT KUNJUNGAN WISMAN DI 3 PINTU MASUK GREAT (BALI-JAKARTA-BATAM) 3.3 KESIMPULAN
BAB IV
DAMPAK KABUT ASAP KEBAKARAN HUTAN
4.1 DAMPAK BENCANA KABUT ASAP TERHADAP EKONOMI PARIWISATA DARI KUNJUNGAN WISMAN DAN PERJALANAN WISNUS 4.2 DAMPAK BENCANA KABUT ASAP TERHADAP EKONOMI PARIWISATA DARI TINGKAT HUNIAN KAMAR 4.3 DAMPAK BENCANA KABUT ASAP TERHADAP CITRA INDONESIA SEBAGAI DESTINASI
BAB V
DAMPAK ERUPSI GUNUNG RAUNG
5.1 BERITA TERKAIT DAMPAK ERUPSI GUNUNG RAUNG TERHADAP PINTU MASUK BANDARA NGURAH RAI DAN JUANDA 5.2 DAMPAK EKONOMI PARIWISTA GUNUNG RAUNG TERHADAP PINTU MASUK NGURAH RAI (BALI) 5.3 KESIMPULAN
BAB VI
DAMPAK ERUPSI GUNUNG BARUJANI
BAB VII BENCHMARKING KUNJUNGAN WISMAN 7.1 TINGKAT KUNJUNGAN WISMAN NEGARA INDONESIA PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
1 4 4 5
8 9 11 13 14
17 20 32 33
34 36 46 48
49 51 53 60
62 67 69
ii
7.2 TINGKAT KUNJUNGAN WISMAN NEGARA SINGAPURA
PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015 7.3 TINGKAT KUNJUNGAN WISMAN NEGARA THAILAND PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015 7.4 PERBANDINGAN TINGKAT KUNJUNGAN WISMAN (INDONESIA – THAILAND –SINGAPURA) PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
BAB VIII CATATAN HASIL FGD DI 3 GREAT TERKAIT KUNJUNGAN WISMAN 8.1 HASIL FGD PADA GREAT BALI 8.2 HASIL FGD PADA GREAT JAKARTA 8.3 HASIL FGD PADA GREAT BATAM
BAB IX
OBSERVASI PASAR SINGAPURA & MALAYSIA UNTUK GREAT BATAM
9.1 OBSERVASI PASAR SINGAPURA 9.2 OBSERVASI PASAR MALAYSIA
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
70 71 72
74 75 79 82
86 87 96
iii
BAB I
PENDAHULUAN
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
1
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
1.1 LATAR BELAKANG Kunjungan
Wisatawan
Mancanegara
merupakan
salah
satu
indikator
keberhasilan kinerja Kementerian Pariwisata. Target kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada tahun 2015 adalah 10 juta kunjungan. Kementerian Pariwisata memfokuskan strategi pengembangan destinasi pada 3 kawasan Great yaitu: Great Bali, Great Jakarta, dan Great Batam.
Kementerian
Pariwisata
memfokuskan
strategi
pengembangan
pasar
pariwisata pada 5 pasar utama, yaitu: Singapura, Malaysia, Australia, Tiongkok, dan Jepang. Kajian ini dibuat karena adanya kebutuhan untuk menjawab pertanyaan seputar fluktuasi kunjungan wisatawan mancanegara melalui 3 great, terutama yang berhubungan dengan 5 fokus pasar utama, sehingga pemerintah dapat dengan mudah melakukan pengawasan dan evaluasi (bila perlu) terhadap setiap
program
terkait
pengembangan
destinasi
maupun
pemasaran
pariwisata, guna mencapai target 10 juta kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun 2015. Kajian
Kunjungan
Wisatawan
Mancanegara
ke
Indonesia
antara
lain
menggambarkan tingkat perkembangan wisman, prediksi kunjungan wisman, serta target dan realisasi. Selain itu, kajian ini mengulas
tentang analisis
lingkungan strategik yang turut mempengaruhi tingkat kunjungan wisman baik yang bersifat internal maupun eksternal, dan juga skenario pencapaian target optimis kunjungan wisman pada tahun 2015.
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
2
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
Target kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun 2015 adalah sebesar 10 juta kunjungan, dengan distribusi bahwa pada Triwulan 1 pencapaiannya sebesar 22% atau 2,2 juta kunjungan, Triwulan 2 dengan pencapaian 23% atau sebesar 2,3 juta, Triwulan 3 dengan pencapaian 25% atau sebesar 2,5 juta, dan Triwulan 4 dengan pencapaian 30% atau sebesar 3 juta. Apabila dilihat pada periode semester, maka pada Semester 1 ditargetkan kunjungan sebesar 4,5 juta atau dengan besaran 45% dari target, dan Semester 2 dengan target 5,5 juta atau sebesar 55% dari target. Target pada Semester 2 lebih besar dari Semester 1, hal ini dilihat dari historis kunjungan wisman tahuntahun sebelumnya serta pemberlakuan Bebas Visa Kunjungan yang berlaku efektif pada Semester tersebut. 1.200.000 1.000.000 800.000 600.000 400.000 200.000 Target 2015
TRIWULAN I
TRIWULAN II
TRIWULAN III
TRIWULAN IV
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
700.000
750.000
750.000
725.000
775.000
800.000
800.000
850.000
850.000
900.000
1.000.000
1.100.000
22%
23%
25%
30%
2.200.000
2.300.000
2.500.000
3.000.000
45%
55%
4.500.000
5.500.000
1. 2.
Efektif Pemberlakuan BVK Efektif APBN
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
3
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dari kegiatan ini adalah untuk melakukan kajian terhadap jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia pada tahun 2015.Adapun tujuan yang akan dicapai dari pelaksanaan kegiatan ini adalah: 1. Teridentifikasinya perkembangan jumlah kunjungan wisman ke Indonesia menurut pintu masuk dan fokus pasar dalam setiap tiga bulan (triwulan) selama tahun 2015; 2. Teridentifikasinya faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan jumlah
kunjungan wisman ke Indonesia dalam tahun 2015; 3. Terlaksananya suatu kajian perkembangan jumlah kunjungan wisman ke Indonesia setiap tiga bulan (triwulan) selama tahun 2015.
1.3 RUANG LINGKUP KEGIATAN Ruang lingkup kajian kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia adalah sebagai berikut: 1. Pengumpulan data primer, khusus pada Buku ke-4 analisis wisman maka ada beberapa data yang langsung diambil di lapangan, baik data berupa
hasil pengamatan lapangan/observasi serta data hasil wawancara dengan stakeholder/pemangku kepentingan bidan pariwisata di tempat penelitian dilakukan. 2. Pengumpulan
data
sekunder
berupa
statistik
kunjungan
wisatawan
mancanegara ke Indonesia dari berbagai sumber yaitu: Badan Pusat Statistik (BPS), dan Pusat Data dan Informasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Data sekunder lainnya adalah data terkait isu-isu stratejik internal dan eksternal kepariwisataan Indonesia yang diambil dari Internet,
WTTC,PENELITIAN Media massa, sumber-sumber lainnya. KEPARIWISATAAN │ 2015 ASDEP DAN serta PENGEMBANGAN KEBIJAKAN
4
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
WTTC, Media massa, serta sumber-sumber lainnya. 3. Melakukan sosialisasi hasil kajian kepada para pemangku kepentingan terkait baik secara langsung maupun tidak langsung dengan hasil kajian kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.
1.3 METODOLOGI KAJIAN Dalam kajian kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia tahun 2015, maka akan dilakukan dengan metode-metode sebagai berikut: Dalam melakukan pengumpulan data, maka data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dengan teknik: 1. Studi Kepustakaan, sumber dari litelatur berasal dari buku, internet, ataupun laporan-laporan terdahulu. 2. Desk Research, merupakan metode penelitian / pegkajian dengan tidak melakukan observasi lapangan langsung dikarenakan keseluruhan data yang digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh dari literature yang ada. 3. Focus Group Discussion, melakukan diskusi yang terfokus pada setiap isu yang muncul terkait kunjungan wisman periode tahun 2015 dengan mengundang stakeholders/pihak-pihak yang terkait. Dalam kajian kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia, konsep yang digunakan adalah kedatangan pengunjung ke Indonesia (visitor arrivals to Indonesia). Hal ini berarti di dalamnya termasuk pelancong (excursionist), namun dalam penyajiannya saat ini belum dapat dipisahkan antara wisman (tourist) dengan pelancong (excursionist).
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
5
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
Kategori wisatawan mancanegara telah disepakati antara BPS dan Imigrasi, sehingga tidak semua orang asing yang masuk ke Indonesia bisa dikategorikan
sebagai wisatawan mancanegara. Beberapa kategori yang telah ditetapkan oleh pihak-pihak terkait tersebut menjadi dasar penentuan pencatatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Berdasarkan kesepakatan dengan BPS dan Imigrasi, maka yang dikategorikan sebagai pengunjung (visitor) yang datang ke Indonesia menurut jenis dokumen perjalanan yang digunakan adalah : a. Warga
Negara
Asing
yang
memasuki
wilayah
Indonesia
yang
menggunakan salah satu jenis dari dokumen perjalanan di bawah ini : 1. Visa Kunjungan Usaha (VKU);
2. Visa Kunjungan Sosial Budaya (VKSB); 3. Visa Kunjungan Wisata (VKW); 4. Visa Kunjungan Pemerintahan; 5. Visa Singgah (crew dan non crew); 6. Visa Tinggal Terbatas ((courtesy dan Visa Berdiam Sementara); 7. Diplomatik; 8. Dinas; 9. Bebas Visa Kunjungan Singkat (BVKS); 10. Visa Saat Kedatangan/Visa on Arrival (VSK(VOA);
11. Visa Singgah Saat Kedatangan /Khusus (VSSK); 12. Smard Card; 13. Saphire (pelayan khusus di Bandara Sukarno-Hatta); 14. Transit; 15. Crew (awak kapal udara/laut).
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
6
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
b. Warga Negara Indonesia yang memilki dokumen perjalanan dan disepakati persentase besarannya sebagai berikut :
1. Paspor Diplomatik (50%) 2. Paspor Dinas (10%) 3. Tenaga Kerja Indonesia (10%) 4. Penduduk Luar Negeri/Pendul (100%) Metode pengolahan data yang akan dilakukan untuk meramalkan / memprediksi tingkat kunjungan wisman adalah dengan tekhnik Moving Average Unweight, dimana data-data dari periode tahun 1990 hingga 2014 akan diuji dengan tingkat n=3, sehingga akan diperoleh perkiraan kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia di tahun 2015. Moving Average (MA) memiliki formula sebagai berikut:
t N 1
Ft 1
X i 1
N
i
X t X t 1 ...... X t N 1 N
dimana : Xt = data observasi periode t N = panjang serial waktu yg digunakan Ft+1 = nilai prakiraan periode t+1
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
7
BAB II
OUTBOUND DARI BEBERAPA PASAR PARIWISATA INDONESIA AUSTRALIA – JEPANG – KOREA SELATAN – SINGAPURA
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
8
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
Selain isu-isu stratejik baik internal maupun eksternal, perkembangan Outbound dari beberapa Negara focus pasar pariwisata Indonesia juga merupakan salah satu indicator yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kecenderungan wisatawan asal Negara focus pasar tersebut untuk berkunjungan ke Negara lain untuk kegiatan wisata. Kecenderungan untuk melakukan perjalanan wisata menjadikan salah satu tolak ukur untuk menjustifikasi naik/turunnya kunjungan wisman dari Negara-Negara asal tersebut. Tidak semua Negara focus pasar pariwisata Indonesia mempublikasikan jumlah outbound/penduduk yang melakukan perjalanan keluar negeri. Diantara 21 focus pasar yang ada, maka didapatkan data outbound dari beberapa Negara yang berkontribusi besar terhadap kunjungan wisman ke Indonesia antara lain: 1. Singapura 2. Australia 3. Jepang, dan 4. Korea Selatan 2.1 PERKEMBANGAN OUTBOUND PASAR SINGAPURA Singapura merupakan pasar penyumbang wisman terbesar pertama ke Indonesia di tahun 2014 lalu. selain jarak yang dekat dengan Indonesia, Singapura juga merupakan pasar yang sangat potensial dikarenakan kemiripan budaya yang dimiliki Negara tersebut. Berikut merupakan perkembangan outbound wisatawan asal Singapura dari periode Januari hingga September 2015 (Triwulan I, II, dan III) 1.200.000
10,00% 8,00%
1.000.000
6,00% 800.000
4,00%
600.000
2,00% 0,00%
400.000
-2,00% 200.000 -
-4,00% Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agu
Sep
Pertumbuhan 2015
-3,80%
7,08%
0,21%
3,84%
8,09%
-3,11%
4,06%
9,31%
2,14%
2014
626.646
572.401
757.244
670.221
730.861
896.499
606.034
617.255
713.298
2015
602.818
612.946
758.811
695.965
789.999
868.634
630.628
674.736
728.534
Pertumbuhan 2015
2014
Okt 757.472
Nov
Des
-6,00%
872.185 1.082.58
2015
Sumber: http://www.singstat.gov.sg
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
9
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
Untuk tahun 2014 pertumbuhan tertinggi terjadi pada bulan Januari 2014 sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada bulan Agustus 2014. Sedangkan pada tahun 2015 data per September 2015 menunjukkan pertumbuhan angka outbound Singapura tertinggi pada bulan Agustus 2015 sebesar 9,31% sedangkan angka pertumbuhan terendah terjadi pada bulan Januari 2015 sebesar -3,80%. Sedangkan untuk kecenderungan bepergian masyarakat Singapura yang keluar negeri dapat dilihat dari grafik di atas banyak terjadi di bulan Maret, Juni, Oktober, November dan Desember. Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa angka outbound negara Singapura mengalami pergeseran dimana pada bulan Januari 2014 mengalami pertumbuhan positif sebesar 17,23% akan tetapi pada tahun berikutnya di bulan yang sama mengalami penurunan angka outbound sehingga pertumbuhan outboundnya mencapai besaran -3,80%. Pada bulan Februari justru terjadi hal sebailknya dimana pada tahun 2014 pertumbuhannya menurun ke besaran -2,47% namun pada tahun 2015 terjadi penambahan angka outbound sehingga terjadi pertumbuhan yang signifikan sebesar 7,08%. Di bulan Juni terjadi hal sebailknya dimana pada tahun 2014 pertumbuhannya meningkat sebesar 2,97% namun pada tahun 2015 terjadi penurunan pertumbuhan angka outbound sebesar -3,11%. Tabel: Perkembangan Outbound Pasar SIngapura
SINGAPURA
2013
2014
+/-
2015
+/-
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Triwulan I Triwulan II Semester I Triwulan III Triwulan IV Semester II
534,554 586,868 737,164 605,614 697,209 870,655 587,318 639,716 697,010 717,544 895,821 1,077,593 1,858,586 2,173,478 4,032,064 1,924,044 2,690,958 4,615,002
626,646 572,401 757,244 670,221 730,861 896,499 606,034 617,255 713,298 757,472 872,185 1,082,589 1,956,291 2,297,581 4,253,872 1,936,587 2,712,246 4,648,833
17.23% -2.47% 2.72% 10.67% 4.83% 2.97% 3.19% -3.51% 2.34% 5.56% -2.64% 0.46% 5.26% 5.71% 5.50% 0.65% 0.79% 0.73%
602,818 612,946 758,811 695,965 789,999 868,634 630,628 674,736 728,534
-3.80% 7.08% 0.21% 3.84% 8.09% -3.11% 4.06% 9.31% 2.14%
1,974,575 2,354,598 4,329,173 2,033,898 -
0.93% 2.48% 1.77% 5.02% -
8,902,705
2.96%
-
-
TOTAL
8,647,066
Sumber: http://www.singstat.gov.sg
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
10
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
Dari table perkembangan outbound Singapura diketahui bahwa pada triwulan pertama untuk tahun 2014 pertumbuhan outbound Singapura mencapai angka 5,26% sedangkan untuk triwulan pertama tahun 2015 hanya mencapai angka 0,96%. Untuk data triwulan kedua tahun 2014 mencapai angka 5,71% lebih baik dari tahun 2015 yang hanya mencapai 2,48%. Triwulan ketiga tahun 2014 mencapai angka 0,65%, dan pada tahun 2015 meningkat menjadi 5,02%. Jika dilihat dari angka tersebut, maka kecenderungan warga Singapura untuk melakukan perjalanan wisata keluar negeri terus menunjukan peningkatan setiap tahunnya meskipun pertumbuhannya tidak sebesar tahun lalu. 2.2 PERKEMBANGAN OUTBOUND PASAR AUSTRALIA Australia merupakan pasar penyumbang wisman terbesar ketiga ke Indonesia di tahun 2014 lalu. Australia diuntungkan secara letak geografisnya yang sangat dekat dengan Bali (Indonesia), ini yang menjadikan Bali sebagai destinasi favorit wisman asal Australia ke Indonesia. Berikut merupakan perkembangan outbound wisatawan asal Australia dari periode Januari hingga September 2015 (Triwulan I, II, dan III) 1.800.000
12,00%
1.600.000
10,00%
1.400.000 8,00%
1.200.000 1.000.000
6,00%
800.000
4,00%
600.000
2,00%
400.000 0,00%
200.000 Pertumbuhan 2015
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agu
Sep
1,72%
5,11%
11,22%
-0,39%
2,87%
2,74%
6,58%
1,04%
3,48%
Okt
Nov
Des
2014
1.463.80 1.183.40 1.300.70 1.412.10 1.268.00 1.421.20 1.343.20 1.423.40 1.404.90 1.297.50 1.358.80 1.701.20
2015
1.489.00 1.243.90 1.446.60 1.406.60 1.304.40 1.460.20 1.431.60 1.438.20 1.453.80
Pertumbuhan 2015
2014
-2,00%
2015
Sumber: http://www.abs.gov.au
Untuk tahun 2014 pertumbuhan tertinggi terjadi pada bulan April sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada bulan Desember. Sedangkan pada tahun 2015 data per September 2015 menunjukkan pertumbuhan angka outbound Australia tertinggi pada bulan Maret sebesar 11,22% sedangkan angka pertumbuhan terendah terjadi pada bulan April sebesar -0,39%. Sedangkan untuk kecenderungan bepergian masyarakat Australia yang keluar negeri dapat dilihat dari grafik di atas banyak terjadi di bulan Januari, April, Juni, Agustus, November, dan Desember. ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
11
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa angka outbound negara Australia mengalami pergeseran dimana pada bulan April 2014 mengalami pertumbuhan positif sebesar 12,78% akan tetapi pada tahun berikutnya di bulan yang sama mengalami penurunan angka outbound sehingga pertumbuhan outboundnya mencapai besaran -0,39%. Tabel: Perkembangan Outbound Pasar Australia
AUSTRALIA Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Triwulan I Triwulan II Semester I Triwulan III Triwulan IV Semester II
2013
1,321,300 1,078,600 1,286,700 1,252,100 1,195,100 1,334,500 1,297,900 1,340,900 1,375,000 1,230,700 1,304,500 1,685,000 3,686,600 3,781,700 7,468,300 4,013,800 4,220,200 8,234,000 TOTAL 15,702,300 Sumber: http://www.abs.gov.au
2014
+/-
2015
+/-
1,463,800 1,183,400 1,300,700 1,412,100 1,268,000 1,421,200 1,343,200 1,423,400 1,404,900 1,297,500 1,358,800 1,701,200 3,947,900 4,101,300 8,049,200 4,171,500 4,357,500 8,529,000 16,578,200
10.78% 9.72% 1.09% 12.78% 6.10% 6.50% 3.49% 6.15% 2.17% 5.43% 4.16% 0.96% 7.09% 8.45% 7.78% 3.93% 3.25% 3.58% 5.58%
1,489,000 1,243,900 1,446,600 1,406,600 1,304,400 1,460,200 1,431,600 1,438,200 1,453,800
1.72% 5.11% 11.22% -0.39% 2.87% 2.74% 6.58% 1.04% 3.48%
4,179,500 4,171,200 8,350,700 4,323,600 -
5.87% 1.70% 3.75% 3.65% -
Dari table perkembangan outbound Australia diketahui bahwa pada triwulan pertama untuk tahun 2014 pertumbuhan outbound Australia mencapai angka 7,09% sedangkan untuk triwulan pertama tahun 2015 hanya mencapai angka 0,96%. Untuk data triwulan kedua tahun 2014 mencapai angka 8,45% lebih baik dari tahun 2015 yang hanya mencapai 1,70%. Triwulan ketiga tahun 2014 mencapai angka 3,93%, dan pada tahun 2015 pertumbuhannya sebesar 3,65%. Jika dilihat dari angka tersebut, maka kecenderungan warga Australia untuk melakukan perjalanan wisata keluar negeri terus menunjukan peningkatan setiap tahunnya meskipun pertumbuhannya tidak sebesar tahun lalu.
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
12
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
2.3 PERKEMBANGAN OUTBOUND PASAR JEPANG Jepang merupakan pasar penyumbang wisman terbesar kelima ke Indonesia di tahun 2014 lalu. Jepang memiliki keterikatan Budaya dengan Indonesia terkait sejarah. Berikut merupakan perkembangan outbound wisatawan asal Jepang dari periode Januari hingga September 2015 (Triwulan I, II, dan III) 2.000.000
12,00%
1.800.000 1.600.000
7,00%
1.400.000 1.200.000
2,00%
1.000.000 800.000
-3,00%
600.000 400.000
-8,00%
200.000 Pertumbuhan 2015
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agu
Sep
-1,42%
-10,51%
-3,93%
-3,73%
-1,46%
-7,62%
-7,42%
-7,26%
0,34%
Okt
Nov
Des
2014
1.253.40 1.404.87 1.596.75 1.189.13 1.280.76 1.289.02 1.414.91 1.783.12 1.520.86 1.417.76 1.355.24 1.397.52
2015
1.235.61 1.257.15 1.534.02 1.144.83 1.262.10 1.190.80 1.309.95 1.653.61 1.526.00
Pertumbuhan 2015
2014
2015
-13,00%
September – Data Sementara
Sumber: http://www.jnto.go.jp
Untuk tahun 2014 pertumbuhan tertinggi terjadi pada bulan Mei sedangkan pertumbuhan pada periode lainnya berada pada pertumbuihan yang negatif. Sedangkan pada tahun 2015 data per September 2015 menunjukkan pertumbuhan angka outbound Jepang tertinggi pada bulan September sebesar 0,34% sedangkan periode lainnya bertumbuh negatif. Sedangkan untuk kecenderungan bepergian masyarakat Australia yang keluar negeri dapat dilihat dari grafik di atas banyak terjadi di bulan Februari, Maret, Juli, Agustus, September, dan Oktober. Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa angka outbound negara Australia mengalami pergeseran dimana pada bulan Mei 2014 mengalami pertumbuhan positif sebesar 1,23% akan tetapi pada tahun berikutnya di bulan yang sama mengalami penurunan angka outbound sehingga pertumbuhan outboundnya mencapai besaran -1,46%, dan pada bulan September dimana pada tahun 2014 pertumbuhan berada pada angka -2,15% dan di tahun 2015 pertumbuhan yang terjadi tercatat sebesar 0,34%.
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
13
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
Tabel: Perkembangan Outbound Pasar Jepang
JEPANG
2013
1,360,639 Jan 1,430,633 Feb 1,652,417 Mar 1,244,438 Apr 1,265,170 Mei 1,299,286 Jun 1,454,281 Jul 1,838,683 Agu 1,554,254 Sep 1,495,836 Okt 1,400,278 Nov 1,476,700 Des 4,443,689 Triwulan I 3,808,894 Triwulan II 8,252,583 Semester I 4,847,218 Triwulan III 4,372,814 Triwulan IV 9,220,032 Semester II 17,472,615 TOTAL Sumber: http://www.jnto.go.jp
2014
1,253,404 1,404,873 1,596,751 1,189,132 1,280,765 1,289,029 1,414,912 1,783,127 1,520,863 1,417,766 1,355,246 1,397,520 4,255,028 3,758,926 8,013,954 4,718,902 4,170,532 8,889,434 16,903,388
+/-
-7.88% -1.80% -3.37% -4.44% 1.23% -0.79% -2.71% -3.02% -2.15% -5.22% -3.22% -5.36% -4.25% -1.31% -2.89% -2.65% -4.63% -3.59% -3.26%
2015
1,235,612 1,257,154 1,534,026 1,144,833 1,262,103 1,190,805 1,309,957 1,653,618 1,526,000 *
+/-
-1.42% -10.51% -3.93% -3.73% -1.46% -7.62% -7.42% -7.26% 0.34%
4,026,792 -5.36% 3,597,741 -4.29% 7,624,533 -4.86% 4,489,575 -4.86% *) Data Sementara
Dari table perkembangan outbound Jepang diketahui bahwa pada triwulan pertama untuk tahun 2014 pertumbuhan outbound Jepang mencapai angka -4,25% sedangkan untuk triwulan pertama tahun 2015 hanya mencapai angka -5,36%. Untuk data triwulan kedua tahun 2014 mencapai angka -1,31% lebih baik dari tahun 2015 yang hanya mencapai -4,29%. Triwulan ketiga tahun 2014 mencapai angka 2,65%, dan pada tahun 2015 pertumbuhannya sebesar -4,86%. Jika dilihat dari angka tersebut, maka kecenderungan warga Jepang untuk melakukan perjalanan wisata keluar negeri terus menunjukan penurunan setiap tahunnya baik dari segi jumlah maupun pertumbuhannya. 2.4 PERKEMBANGAN OUTBOUND PASAR KOREA SELATAN Korea Selatan merupakan pasar penyumbang wisman terbesar keenam ke Indonesia di tahun 2014 lalu. Pertumbuhan perekonomian Korea Selatan yang sangat pesat, menciptakan permintaan untuk melakukan perjalanan wisata yang besar pula. Berikut merupakan perkembangan outbound wisatawan asal Korea Selatan dari periode Januari hingga September 2015 (Triwulan I, II, dan III)
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
14
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
2.000.000
35,00%
1.800.000
30,00%
1.600.000 1.400.000
25,00%
1.200.000
20,00%
1.000.000 800.000
15,00%
600.000
10,00%
400.000
5,00%
200.000 -
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agu
Sep
Pertumbuhan 2015
24,89%
10,13%
23,09%
26,75%
29,13%
8,12%
15,16%
18,62%
14,41%
2014
1.468.90 1.312.68 1.150.95 1.179.88 1.223.00 1.270.43 1.454.79 1.547.19 1.321.29 1.432.10 1.288.75 1.430.67
2015
1.834.53 1.445.60 1.416.68 1.495.46 1.579.26 1.373.55 1.675.33 1.835.24 1.511.65
Pertumbuhan 2015
2014
2015
Okt
Nov
Des
0,00%
September – Data Sementara
Sumber: http://kto.visitkorea.or.kr
Untuk tahun 2014 pertumbuhan tertinggi terjadi pada bulan Desember sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada bulan Juli. Sedangkan pada tahun 2015 data per September 2015 menunjukkan pertumbuhan angka outbound Korea Selatan tertinggi pada bulan Mei sebesar 29,13% sedangkan angka pertumbuhan terendah terjadi pada bulan Juni sebesar 8,12%. Sedangkan untuk kecenderungan bepergian masyarakat Korea Selatan yang keluar negeri dapat dilihat dari grafik di atas banyak terjadi di bulan Januari, Juni, Agustus, Oktober, dan Desember. Performansi outbound wisatawan asal Korea Selatan meningkat signifikan setiap tahunnya, bahkan di tahun 2014 tercatat pertumbuhan sebesar 8,31% atay hampir bertambah sejumlah 1,5 juta wisatawan asal Korea Selatan. Berikut merupakan table perkembangan outbound wisatawan asal Korea Selatan dari tahun 2013, 2014 hingga September 2015.
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
15
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
Tabel: Perkembangan Outbound Pasar Korea Selatan
KOREA SELATAN Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Triwulan I Triwulan II Semester I Triwulan III
2013
1,425,900 1,184,807 1,113,946 1,097,420 1,185,405 1,221,491 1,417,422 1,407,186 1,195,238 1,239,143 1,154,064 1,204,463 3,724,653 3,504,316 7,228,969 4,019,846
3,597,670 7,617,516 14,846,485 TOTAL Sumber: http://kto.visitkorea.or.kr Triwulan IV Semester II
2014
+/-
2015
+/-
1,468,903 1,312,683 1,150,959 1,179,885 1,223,003 1,270,439 1,454,795 1,547,193 1,321,293 1,432,100 1,288,754 1,430,677 3,932,545 3,673,327 7,605,872 4,323,281
3.02% 10.79% 3.32% 7.51% 3.17% 4.01% 2.64% 9.95% 10.55% 15.57% 11.67% 18.78% 5.58% 4.82% 5.21% 7.55%
1,834,538 1,445,609 1,416,683 1,495,460 1,579,265 1,373,551 1,675,332 1,835,249 1,511,657
24.89% 10.13% 23.09% 26.75% 29.13% 8.12% 15.16% 18.62% 14.41%
4,696,830 4,448,276 9,145,106 5,022,238
4,151,531 8,474,812 16,080,684
15.39% 11.25% 8.31%
5,022,238 14,167,344
19.43% 21.10% 20.24% 16.17% 100.00% -40.74% -11.90%
Dari table perkembangan outbound Korea Selatan diketahui bahwa pada triwulan pertama untuk tahun 2014 pertumbuhan outbound Korea Selatan mencapai angka 5,58% sedangkan untuk triwulan pertama tahun 2015 mengalami peningkatan signifikan sebesar 19,43%. Untuk data triwulan kedua tahun 2014 mencapai angka 4,82% dan pada tahun 2015 meningkat signifikan pada besaran 21,10%. Triwulan ketiga tahun 2014 mencapai angka 7,55%, dan pada tahun 2015 pertumbuhannya meningkat signifikan sebesar 16,17%. Jika dilihat dari angka tersebut, maka kecenderungan warga Korea Selatan untuk melakukan perjalanan wisata keluar negeri terus menunjukan peningkatan yang signifikan setiap tahunnya baik dari segi jumlah maupun pertumbuhannya.
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
16
BAB III PERPRES NO. 69/2015
BEBAS VISA KUNJUNGAN
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
17
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
Pada bulan Juni 2015, pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan terkait Izin kunjungan bagi wisatawan yang dituangkan dalam Peraturan Presiden No. 69 Tahun 2015 tentang Bebas Visa Kunjungan. Pada Kebijakan tersebut tercantum 45 (Empat puluh lima) negara diberikan fasilitas Bebas Visa Kunjungan dengan penjelasan sebagai berikut: 1.
15 Negara, antara lain: Thailand, Malaysia, Singapura, Brunei Darusalam, Philipina, Chili, Maroko, Peru, Vietnam, Ekuador, Kamboja, Laos, Myanmar, Hongkong SAR dan Macao SAR. Dengan ketentuan melaksanakan kunjungan dalam rangka tugas pemerintah, pendidikan, sosial budaya, wisata, bisnis, keluarga, jurnalistik atau singgah untuk meneruskan perjalanan ke negara lain serta dapat masuk dan keluar ke wilayah Indonesia melalui seluruh Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) dan diberikan cap tanda masuk Bebas Visa Kunjungan Singkat (BVKS).
2.
30 Negara, antara lain: Republik Rakyat Tiongkok, Rusia, Korea Selatan, Jepang, Amerika Serikat, Kanada, Selandia Baru, Mexico, Inggris, Jerman, Perancis, Belanda, Italia, Spanyol, Swiss, Belgia, Swedia, Austria, Denmark, Norwegia, Finlandia, Polandia, Hungaria, Ceko, Qatar, Uni Emirat Arab, Kuwait, Bahrain, Oman, dan Afrika Selatan. Dengan ketentuan hanya dapat dilakukan dalam rangka wisata, dapat keluar masuk melalui 9 TPI meliputi: Bandara Soekarno Hatta (Jakarta), Bandara Ngurah Rai (Bali), Bandara Kuala Namu (Medan), Bandara Juanda (Surabaya), Bandara Hang Nadim (Batam), Pelabuhan Laut Sri Bintan Pura (Tanjung Pinang), Pelabuhan Laut Batam Center (Batam), Pelabuhan Laut Sekupang (Batam), dan Pelabuhan Tanjung Uban (Tanjung Uban).
30 NEGARA BEBAS VISA KUNJUNGAN WISATA
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
18
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
Setelah diberlakukannya kebijakan tersebut, maka diharapkan proses kunjungan wisatawan ke Indonesia akan lebih mudah secara administrasi. Kebijakan tersebut juga mendorong keinginan calon wisatawan untuk dapat berkunjung ke Indonesia, bahkan kebijakan tersebut dapat dijadikan sebagai selling point atau nilai jual bagi wisatawan asal negara-negara tersebut. Untuk mengetahui efektivitas pemberlakuan kebijakan fasilitasi bebas visa kunjungan untuk kunjungan wisata, maka Asisten Deputi Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Kepariwisataan melakukan suatu monitoring untuk mengevaluasi setiap pengaruh yang ditimbulkan, salah satunya dengan membuat simulasi penetrasi dan dampak kebijakan tersebut terhadap tingkat kunjungan wisatawan ke Indonesia. Dari 30 negara yang terimbas oleh kebijakan baru ini, terdiri dari 4 Negara Kawasan Asia Pasifik (Jepang, Korea Selatan, Republik Rakyat Tiongkok, dan Selandia Baru), 17 Negara Kawasan Eropa (Austria, Belanda, Belgia, Ceko, Denmark, Finlandia, Hungaria, Inggris, Italia, Jerman, Norwegia, Perancis, Polandia, Rusia, Spanyol, Swedia dan Swiss), 3 Negara Kawasan Amerika (Kanada, Amerika Serikat, dan Meksiko), 5 Negara kawasan Timur Tengah (Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, dan Uni Emirat Arab), dan 1 Negara Kawasan Afrika (Afrika Selatan). Tercatat dari mulai kebijakan ini dikeluarkan, maka sudah 4 (empat) bulan periode yang dilalui yaitu Juni, Juli, Agustus dan September. Metode perhitungan penetrasi dilakukan dengan membandingkan Jumlah wisman yang masuk dengan jumlah pengguna fasilitas bebas visa pada pasar yang sama. Data tersebut kemudian dibuatkan suatu ranking atau peringkat optimalisasii penetrasi sebagai berikut.
Skala Optimalisasi Pemanfaatan Fasilitas BVK
0% - 20%
Sangat Rendah
21% - 40%
Rendah
41% - 60%
Sedang
60% - 80%
Tinggi
81% - 100%
Sangat Tinggi
Selama 4 bulan tersebut maka performansi dari penetrasi kebijakan bebas visa kunjungan yang melalui pintu masuk 3 Great, adalah sebagai berikut. ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
19
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
3.1 PENETRASI KEBIJAKAN BVK PADA 3 PINTU MASUK GREAT (BALI-JAKARTA-BATAM) A. PASAR ASIA PASIFIK Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Asia Pasifik yang Melalui Pintu Masuk Great Bali pada periode Juni sampai September 2015, tersaji pada tabel berikut. Tabel: Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Asia Pasifik yang Melalui Pintu Masuk Great Bali Negara BVK
KUNJUNGAN WISMAN 2015 Jul
Jun
Ags
Sep
PENGGUNA BVK
Total
Jun
82.286 44.887 262.859 29.906 419.938
10.584 8.398 41.781 4.770 65.533
Jul
Ags
Sep
PENETRASI BVK Total
ASIA PASIFIK JEPANG KOREA SELATAN REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK SELANDIA BARU TOTAL ASIA PASIFIK
16.747 19.660 19.001 26.878 12.584 12.947 8.159 11.197 59.597 80.697 66.309 56.256 7.891 8.320 5.537 8.158 96.819 121.624 99.006 102.489
19.097 17.844 12.667 7.767 79.580 63.169 4.874 7.840 119.184 93.654
25.956 73.481 10.448 39.280 53.968 238.498 7.712 25.196 98.084 376.455
89,30% 87,51% 90,73% 84,25% 89,65%
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Asia Pasifik (Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, dan Selandia Baru) ke pintu masuk Great Bali berada pada tingkat 89,65%. Ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada pada level SANGAT TINGGI, dimana dari total 419.938 kunjungan wisman asal Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, dan Selandia Baru, sebanyak 376.455 wisman memanfaatkan kebijakan BVK. Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Asia Pasifik yang Melalui Pintu Masuk Jakarta pada periode Juni sampai September 2015, tersaji pada tabel berikut. Tabel: Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Asia Pasifik yang Melalui Pintu Masuk Great Jakarta Negara BVK
KUNJUNGAN WISMAN 2015 Jun
Jul
Ags
16.862 7.639 22.941 720 48.162
12.237 7.208 20.601 612 40.658
20.709 10.356 31.070 852 62.987
Sep
Total
PENGGUNA BVK Jun
Jul
Ags
Sep
2.142 1.831 6.359 109 10.441
3.815 3.778 10.314 279 18.186
8.101 5.074 15.686 298
8.217 4.279 15.627 328
29.159
28.451
PENETRASI BVK Total
ASIA PASIFIK JEPANG KOREA SELATAN REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK SELANDIA BARU TOTAL ASIA PASIFIK
21.773 71.581 8.304 33.507 28.678 103.290 805 2.989 59.560 211.367
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
22.275 14.962 47.986 1.014 86.237
31,12% 44,65% 46,46% 33,92% 40,80%
Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Asia Pasifik (Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, dan Selandia Baru) ke Pintu Masuk Great Jakarta berada pada tingkat 40,80%. Ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada pada level RENDAH, dimana dari total 211.367 kunjungan wisman asal Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, dan Selandia Baru, sebanyak 86.237 wisman memanfaatkan kebijakan BVK.
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
20
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Asia Pasifik yang Melalui Pintu Masuk Batam pada periode Juni sampai September 2015, tersaji pada tabel berikut. Tabel: Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Asia Pasifik yang Melalui Pintu Masuk Great Batam Negara BVK
KUNJUNGAN WISMAN 2015
PENGGUNA BVK
Jun
Jul
Ags
Sep
Total
Jun
Jul
Ags
Sep
1.729 3.859 2.682 148 8.418
1.951 3.492 3.425 218 9.086
2.029 4.513 4.660 161 11.363
1.668 3.418 2.595 152 7.833
7.377 15.282 13.362 679 36.700
76 1.372 433 17 1.898
209 2.759 1.111 41 4.120
280 3.585 1.597 27
836 3.214 1.935 85
5.489
6.070
PENETRASI BVK Total
ASIA PASIFIK JEPANG KOREA SELATAN REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK SELANDIA BARU TOTAL ASIA PASIFIK
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
1.401 10.930 5.076 170 17.577
18,99% 71,52% 37,99% 25,04% 47,89%
Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Asia Pasifik (Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, dan Selandia Baru) ke pintu masuk Great Batam berada pada tingkat 47,89%. Ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada pada level SEDANG, dimana dari total 36.700 kunjungan wisman asal Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, dan Selandia Baru, sebanyak 17.577 wisman memanfaatkan kebijakan BVK. Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Asia Pasifik yang Melalui 3 Pintu Masuk pada periode Juni sampai September 2015, tersaji pada tabel berikut. Tabel: Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Asia Pasifik yang 3 Melalui Pintu Masuk Great KUNJUNGAN WISMAN 2015 PENGGUNA BVK Negara BVK Jul Ags Sep Total Jul Ags Sep Total Jun Jun ASIA PASIFIK JEPANG KOREA SELATAN REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK SELANDIA BARU TOTAL ASIA PASIFIK
35.338 24.082 85.220 8.759 153.399
33.848 23.647 104.723 9.150 171.368
41.739 23.028 102.039 6.550 173.356
50.319 22.919 87.529 9.115 169.882
161.244 93.676 379.511 33.574 668.005
12.802 11.601 48.573 4.896 77.872
23.121 19.204 91.005 8.160 141.490
26.225 16.426 80.452 5.199
35.009 97.157 17.941 65.172 71.530 291.560 8.125 26.380 128.302 132.605 480.269
PENETRASI BVK 60,25% 69,57% 76,83% 78,57% 71,90%
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Asia Pasifik (Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, dan Selandia Baru) ke 3 pintu masuk Great utama berada pada tingkat 71,90%. Ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada pada level TINGGI, dimana dari total 668.005 kunjungan wisman asal Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, dan Selandia Baru, sebanyak 480.269 wisman memanfaatkan kebijakan BVK.
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
21
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
B. PASAR EROPA Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Eropa yang Melalui Pintu Masuk Bali pada periode Juni sampai September 2015, tersaji pada tabel berikut. Tabel: Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Eropa yang Melalui Pintu Masuk Great Bali Negara BVK
Jun
KUNJUNGAN WISMAN 2015 Jul Ags Sep Total
Jun
PENGGUNA BVK Jul Ags Sep
Total
PENETRASI BVK
5.590 28.538 9.018 2.358 6.889 1.575 1.127 56.069 13.036 44.569 3.756 47.816 3.192 12.091 10.638 5.297 13.513 265.072
85,96% 86,84% 89,09% 82,13% 88,71% 74,50% 78,32% 86,41% 84,97% 85,49% 85,81% 86,02% 85,53% 77,35% 85,85% 83,58% 86,68% 85,59%
EROPA AUSTRIA BELANDA BELGIA CEKO DENMARK FINLANDIA HUNGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN NORWEGIA PERANCIS POLANDIA RUSSIA SPANYOL SWEDIA SWISS TOTAL EROPA
975 5.326 1.714 747 1.367 622 402 14.627 2.350 9.942 1.154 8.962 852 4.532 2.197 1.651 2.566 59.986
2.120 13.063 3.934 687 3.515 518 342 16.942 3.355 12.382 1.541 16.815 1.023 4.023 3.278 1.724 6.426 91.688
1.718 7.206 2.368 471 1.623 309 291 14.069 6.381 12.189 712 16.490 679 2.891 3.495 1.041 3.073 75.006
1.690 7.267 2.106 966 1.261 665 404 19.246 3.255 17.622 970 13.319 1.178 4.185 3.421 1.922 3.525 83.002
6.503 32.862 10.122 2.871 7.766 2.114 1.439 64.884 15.341 52.135 4.377 55.586 3.732 15.631 12.391 6.338 15.590 309.682
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
505 3.044 1.146 457 968 361 224 8.951 1.390 5.489 872 4.674 516 2.334 1.366 1.058 1.522 34.877
1.980 12.293 3.736 615 3.332 390 305 16.057 2.974 11.660 1.472 15.604 941 3.562 2.958 1.621 5.964 85.464
1.522 6.578 2.159 398 1.443 249 233 12.851 5.710 10.844 640 15.113 625 2.486 3.129 956 2.755 67.691
1.583 6.623 1.977 888 1.146 575 365 18.210 2.962 16.576 772 12.425 1.110 3.709 3.185 1.662 3.272 77.040
Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Eropa (Austria, Belanda, Belgia, Ceko, Denmark, Finlandia, Hungaria, Inggris, Italia, Jerman, Norwegia, Perancis, Polandia, Rusia, Spanyol, Swedia, dan Swiss) ke pintu masuk Great Bali berada pada tingkat 85,59%. Ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada pada level SANGAT TINGGI, dimana dari total 309.682 kunjungan wisman asal 17 Negara tersebut, sebanyak 265.072 wisman memanfaatkan kebijakan BVK.
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
22
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Eropa yang Melalui Pintu Masuk Jakarta pada periode Juni sampai September 2015, tersaji pada tabel berikut. Tabel: Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Eropa yang Melalui Pintu Masuk Great Jakarta KUNJUNGAN WISMAN 2015 PENGGUNA BVK Negara BVK Jun Jul Ags Sep Total Jun Jul Ags Sep Total EROPA AUSTRIA BELANDA BELGIA CEKO DENMARK FINLANDIA HUNGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN NORWEGIA PERANCIS POLANDIA RUSSIA SPANYOL SWEDIA SWISS TOTAL EROPA
324 4.475 1.093 273 428 262 160 4.875 1.509 3.169 295 3.203 330 641 1.062 588 684 23.371
725 11.262 2.286 345 561 170 143 5.764 2.249 3.886 286 5.798 466 699 2.516 395 1.377 38.928
705 7.866 1.436 379 483 296 146 6.983 6.426 6.609 211 6.391 756 1.022 4.217 475 1.174 45.575
636 7.801 2.007 496 344 300 141 5.605 1.913 6.227 240 4.782 745 879 2.164 525 929 35.734
2.390 31.404 6.822 1.493 1.816 1.028 590 23.227 12.097 19.891 1.032 20.174 2.297 3.241 9.959 1.983 4.164 143.608
62 1.415 441 121 96 46 31 948 338 742 83 779 119 166 330 151 175 6.043
439 9.099 1.842 264 358 80 89 3.240 1.410 2.319 193 4.121 359 464 1.911 224 945 27.357
458 6.433 1.060 255 238 81 62 3.837 5.341 4.134 85 4.790 583 695 3.778 224 761
413 6.231 1.651 436 144 99 77 2.610 1.018 4.228 93 3.227 623 607 1.686 226 582
32.815
23.951
1.372 23.178 4.994 1.076 836 306 259 10.635 8.107 11.423 454 12.917 1.684 1.932 7.705 825 2.463 90.166
PENETRASI BVK 57,41% 73,81% 73,20% 72,07% 46,04% 29,77% 43,90% 45,79% 67,02% 57,43% 43,99% 64,03% 73,31% 59,61% 77,37% 41,60% 59,15% 62,79%
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Eropa (Austria, Belanda, Belgia, Ceko, Denmark, Finlandia, Hungaria, Inggris, Italia, Jerman, Norwegia, Perancis, Polandia, Rusia, Spanyol, Swedia, dan Swiss) ke pintu masuk Great Jakarta berada pada tingkat 62,79%. Ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada pada level TINGGI, dimana dari total 143.608 kunjungan wisman asal 17 Negara tersebut, sebanyak 90.166 wisman memanfaatkan kebijakan BVK.
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
23
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Eropa yang Melalui Pintu Masuk Batam pada periode Juni sampai September 2015, tersaji pada tabel berikut. Tabel: Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Eropa yang Melalui Pintu Masuk Great Batam Negara BVK
Jun
KUNJUNGAN WISMAN 2015 Jul Ags Sep Total
PENGGUNA BVK Ags Sep
Jun
Jul
1 18 11 1 8 3 91 8 31 14 14 3 10 2 215
7 88 15 18 10 1 172 28 90 43 12 12 31 20 21 13 581
Total
PENETRASI BVK
30 269 60 2 59 53 5 1.220 124 411 129 296 37 99 111 84 57 3.046
29,01% 20,26% 20,98% 7,14% 25,63% 26,63% 11,52% 18,63% 23,91% 27,65% 25,57% 15,24% 22,76% 34,23% 40,57% 26,63% 16,72% 20,87%
EROPA AUSTRIA BELANDA BELGIA CEKO DENMARK FINLANDIA HUNGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN NORWEGIA PERANCIS POLANDIA RUSSIA SPANYOL SWEDIA SWISS TOTAL EROPA
19 332 77 6 62 36 9 1.627 132 371 124 508 28 68 60 79 85 3.623
18 424 73 18 59 58 11 1.739 130 371 154 535 57 82 51 93 139 4.012
40 307 74 4 67 41 16 1.821 132 393 127 523 36 82 76 69 71 3.879
26 265 62 0 42 64 7 1.360 125 352 99 376 42 57 87 74 46 3.085
103 1.328 286 28 230 199 43 6.547 519 1.487 504 1.942 163 289 274 315 341 14.599
7 59 13 1 16 7 2 234 29 97 26 95 9 16 32 17 11
15 104 21 0 17 33 2 723 59 193 46 189 16 38 56 36 31
671
1.579
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Eropa (Austria, Belanda, Belgia, Ceko, Denmark, Finlandia, Hungaria, Inggris, Italia, Jerman, Norwegia, Perancis, Polandia, Rusia, Spanyol, Swedia, dan Swiss) ke pintu masuk Great Batam berada pada tingkat 20,87%. Ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada pada level RENDAH, dimana dari total 14.599 kunjungan wisman asal 17 Negara tersebut, sebanyak 3.046 wisman memanfaatkan kebijakan BVK.
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
24
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Eropa yang Melalui 3 Pintu Masuk Great pada periode Juni sampai September 2015, tersaji pada tabel berikut. Tabel: Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Eropa yang Melalui 3 Pintu Masuk Great Negara BVK
Jun
KUNJUNGAN WISMAN 2015 Jul Ags Sep Total
Jun
Jul
PENGGUNA BVK Ags Sep
Total
PENETRASI BVK
6.992 51.985 14.072 3.436 7.784 1.934 1.391 67.924 21.267 56.403 4.339 61.029 4.913 14.122 18.454 6.206 16.033 358.284
77,72% 79,25% 81,67% 78,23% 79,33% 57,89% 67,12% 71,76% 76,07% 76,73% 73,38% 78,54% 79,35% 73,70% 81,57% 71,86% 79,79% 76,57%
EROPA AUSTRIA BELANDA BELGIA CEKO DENMARK FINLANDIA HUNGARIA INGGRIS ITALIA JERMAN NORWEGIA PERANCIS POLANDIA RUSSIA SPANYOL SWEDIA SWISS TOTAL EROPA
1.318 10.133 2.884 1.026 1.857 920 571 21.129 3.991 13.482 1.573 12.673 1.210 5.241 3.319 2.318 3.335 86.980
2.863 2.463 24.749 15.379 6.293 3.878 1.050 854 4.135 2.173 746 646 496 453 24.445 22.873 5.734 12.939 16.639 19.191 1.981 1.050 23.148 23.404 1.546 1.471 4.804 3.995 5.845 7.788 2.212 1.585 7.942 4.318 134.628 124.460
2.352 15.333 4.175 1.462 1.647 1.029 552 26.211 5.293 24.201 1.309 18.477 1.965 5.121 5.672 2.521 4.500 121.821
8.996 65.594 17.230 4.392 9.812 3.341 2.072 94.658 27.957 73.513 5.913 77.702 6.192 19.161 22.624 8.636 20.095 467.889
568 4.477 1.598 579 1.072 410 255 9.990 1.736 6.262 969 5.453 635 2.514 1.699 1.219 1.699 41.135
1.987 2.426 21.480 13.070 3.232 5.593 654 879 1.697 3.708 337 480 297 395 19.469 16.922 11.080 4.412 14.069 15.075 751 1.708 19.737 19.998 1.217 1.312 3.197 4.057 6.939 4.889 1.197 1.866 3.527 6.922 113.402 101.177
2.011 12.958 3.649 1.324 1.307 707 444 21.543 4.039 20.997 911 15.841 1.749 4.354 4.927 1.924 3.885 102.570
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Eropa (Austria, Belanda, Belgia, Ceko, Denmark, Finlandia, Hungaria, Inggris, Italia, Jerman, Norwegia, Perancis, Polandia, Rusia, Spanyol, Swedia, dan Swiss) ke 3 pintu masuk Great utama berada pada tingkat 76,57%. Ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada pada level TINGGI, dimana dari total 467.889 kunjungan wisman asal 17 Negara tersebut, sebanyak 358.284 wisman memanfaatkan kebijakan BVK.
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
25
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
C. PASAR AMERIKA Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Amerika yang Melalui Pintu Masuk Great Bali pada periode Juni sampai September 2015, tersaji pada tabel berikut. Tabel: Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Amerika yang Melalui Pintu Masuk Great Bali Negara BVK
KUNJUNGAN WISMAN 2015
PENGGUNA BVK
Jun
Jul
Ags
Sep
Total
Jun
Jul
Ags
Sep
12.218 3.163 425 15.806
11.754 3.618 485 15.857
7.875 2.426 324 10.625
12.547 3.758 429 16.734
44.394 12.965 1.663 59.022
7.523 1.801 262 9.586
10.876 3.283 406 14.565
6.980 2.136 254
11.344 3.392 396
9.370
15.132
PENETRASI BVK Total
AMERIKA AMERIKA SERIKAT KANADA MEXICO TOTAL AMERIKA
36.723 10.612 1.318 48.653
82,72% 81,85% 79,25% 82,43%
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Amerika (Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko) ke pintu masuk Great Bali berada pada tingkat 82,43%. Ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada pada level SANGAT TINGGI, dimana dari total 59.022 kunjungan wisman asal Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko, sebanyak 48.653 wisman memanfaatkan kebijakan BVK. Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Amerika yang Melalui Pintu Masuk Jakarta pada periode Juni sampai September 2015, tersaji pada tabel berikut. Tabel: Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Amerika yang Melalui Pintu Masuk Great Jakarta Negara BVK
KUNJUNGAN WISMAN 2015
PENGGUNA BVK
Jun
Jul
Ags
Sep
Total
Jun
Jul
Ags
Sep
7.834 1.347 123 9.304
7.280 1.305 97 8.682
9.442 1.770 170 11.382
7.635 1.403 111 9.149
32.191 5.825 501 38.517
1.773 267 18 2.058
3.784 712 46 4.542
4.105 938 60
3.525 682 52
5.103
4.259
PENETRASI BVK Total
AMERIKA AMERIKA SERIKAT KANADA MEXICO TOTAL AMERIKA
13.187 2.599 176 15.962
40,96% 44,62% 35,13% 41,44%
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Amerika (Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko) ke pintu masuk Great Jakarta berada pada tingkat 41,44%. Ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada pada level SEDANG, dimana dari total 38.517 kunjungan wisman asal Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko, sebanyak 15.962 wisman memanfaatkan kebijakan BVK.
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
26
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Amerika yang Melalui Pintu Masuk Great Batam pada periode Juni sampai September 2015, tersaji pada tabel berikut. Tabel: Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Amerika yang Melalui Pintu Masuk Great Batam Negara BVK
KUNJUNGAN WISMAN 2015
PENGGUNA BVK
Jun
Jul
Ags
Sep
Total
Jun
Jul
Ags
Sep
1.057 197 18 1.272
1.153 190 28 1.371
1.117 217 31 1.365
815 143 19 976
4.142 747 96 4.984
159 28 187
296 58 6 360
244 75 6
493 83 5
325
581
PENETRASI BVK Total
AMERIKA AMERIKA SERIKAT KANADA MEXICO TOTAL AMERIKA
1.192 244 17 1.453
28,78% 32,68% 17,78% 29,15%
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Amerika (Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko) ke pintu masuk Great Batam berada pada tingkat 29,15%. Ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada pada level RENDAH, dimana dari total 4.984 kunjungan wisman asal Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko, sebanyak 1.453 wisman memanfaatkan kebijakan BVK. Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Amerika yang Melalui 3 Pintu Masuk Great pada periode Juni sampai September 2015, tersaji pada tabel berikut. Tabel: Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Amerika yang Melalui 3 Pintu Masuk Great Negara BVK
KUNJUNGAN WISMAN 2015 Jun
Jul
Ags
21.109 4.707 566 26.382
20.187 5.113 610 25.910
18.434 4.413 525 23.372
Sep
Total
PENGGUNA BVK Jun
Jul
Ags
Sep
9.455 2.096 280 11.831
14.956 4.053 458 19.467
11.329 3.149 320
15.362 4.157 453
14.798
19.972
PENETRASI BVK Total
AMERIKA AMERIKA SERIKAT KANADA MEXICO TOTAL AMERIKA
20.997 80.727 5.304 19.537 559 2.260 26.859 102.523
51.102 13.455 1.511 66.068
63,30% 68,87% 66,87% 64,44%
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Amerika (Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko) ke 3 pintu masuk Great utama berada pada tingkat 64,44%. Ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada pada level TINGGI, dimana dari total 102.523 kunjungan wisman asal Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko, sebanyak 66.068 wisman memanfaatkan kebijakan BVK.
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
27
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
D. PASAR AFRIKA DAN TIMUR TENGAH Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Afrika dan Timur Tengah yang Melalui Pintu Masuk Great Bali pada periode Juni sampai September 2015, tersaji pada tabel berikut. Tabel: Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Afrika dan Timteng yang Melalui Pintu Masuk Great Bali KUNJUNGAN WISMAN 2015 PENGGUNA BVK PENETRASI Negara BVK BVK Jul Ags Sep Total Jul Ags Sep Total Jun Jun AFRIKA AFRIKA SELATAN TOTAL AFRIKA
1.456 1.456
1.143 1.143
865 865
1267 1.267
4.731 4.731
943 943
1.055 1.055
799
1.163
799
1.163
23 93 40 30 141 327
83 270 104 158 232 847
102 216 97 103 150 668
68 207 84 81 178 618
276 786 325 372 701 2.460
11 9 16 5 18 59
82 266 102 140 213 803
97 209 91 91 129
64 206 81 75 165
617
591
3.960 3.960
83,70% 83,70%
TIMUR TENGAH BAHRAIN KUWAIT OMAN QATAR UNI EMIRAT ARAB TOTAL TIMUR TENGAH
254 690 290 311 525 2.070
92,03% 87,79% 89,23% 83,60% 74,89% 84,15%
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Afrika (Afrika Selatan) ke pintu masuk Great Bali berada pada tingkat 83,70%. Ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada pada level SANGAT TINGGI, dimana dari total 4.731 kunjungan wisman asal Afrika Selatan, sebanyak 3.960 wisman memanfaatkan kebijakan BVK. Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Timur Tengah (Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Uni Emirat Arab) ke pintu masuk Great Bali berada pada tingkat 84,15%. Ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada pada level SANGAT TINGGI, dimana dari total 2.460 kunjungan wisman asal Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Uni Emirat Arab, sebanyak 2.070 wisman memanfaatkan kebijakan BVK.
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
28
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Afrika dan Timur Tengah yang Melalui Pintu Masuk Great Jakarta pada periode Juni sampai September 2015, tersaji pada tabel berikut. Tabel: Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Afrika dan Timteng yang Melalui Pintu Masuk Great Jakarta KUNJUNGAN WISMAN 2015 PENGGUNA BVK PENETRASI Negara BVK BVK Jul Ags Sep Total Jul Ags Sep Total Jun Jun AFRIKA AFRIKA SELATAN TOTAL AFRIKA
356 356
281 281
373 373
317 317
1.327 1.327
48 48
135 135
186
133
186
133
22 326 396 40 251 1.035
71 667 1.152 98 1.195 3.183
171 1.694 1.685 140 1.688 5.378
91 563 525 116 528 1.823
355 3.250 3.758 394 3.662 11.419
2 28 27 1 28 86
38 511 1.042 74 947 2.612
137 1.444 1.581 109 1.551
72 435 496 93 451
4.822
1.547
502 502
37,83% 37,83%
249 2.418 3.146 277 2.977 9.067
70,14% 74,40% 83,71% 70,30% 81,29% 79,40%
TIMUR TENGAH BAHRAIN KUWAIT OMAN QATAR UNI EMIRAT ARAB TOTAL TIMUR TENGAH
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Afrika (Afrika Selatan) ke pintu masuk Great Jakarta berada pada tingkat 37,83%. Ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada pada level RENDAH, dimana dari total 1.327 kunjungan wisman asal Afrika Selatan, sebanyak 502 wisman memanfaatkan kebijakan BVK. Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Timur Tengah (Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Uni Emirat Arab) ke pintu masuk Great Jakarta berada pada tingkat 79,04%. Ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada pada level TINGGI, dimana dari total 11.419 kunjungan wisman asal Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Uni Emirat Arab, sebanyak 9.067 wisman memanfaatkan kebijakan BVK.
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
29
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Afrika dan Timur Tengah yang Melalui Pintu Masuk Great Batam pada periode Juni sampai September 2015, tersaji pada tabel berikut. Tabel: Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Afrika dan Timteng yang Melalui Pintu Masuk Great Batam KUNJUNGAN WISMAN 2015 PENGGUNA BVK PENETRASI Negara BVK BVK Jul Ags Sep Total Jul Ags Sep Total Jun Jun AFRIKA AFRIKA SELATAN TOTAL AFRIKA
66 66
67 67
62 62
67 67
262 262
2 2
13 13
6
44
6
44
0 0 15 1 0 16
1 13 17 2 2 35
6 1 61 2 5 75
0 0 24 0 12 36
7 14 117 5 19 162
0
1 4 7 1 13
0 1 47 1 4
0 0 19 0 0
53
19
65 65
24,83% 24,83%
1 5 73 1 5 85
14,29% 35,71% 62,50% 20,00% 26,32% 52,53%
TIMUR TENGAH BAHRAIN KUWAIT OMAN QATAR UNI EMIRAT ARAB TOTAL TIMUR TENGAH
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Afrika (Afrika Selatan) ke pintu masuk Great Batam berada pada tingkat 24,83%. Ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada pada level RENDAH, dimana dari total 262 kunjungan wisman asal Afrika Selatan, sebanyak 65 wisman memanfaatkan kebijakan BVK. Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Timur Tengah (Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Uni Emirat Arab) ke pintu masuk Great Batam berada pada tingkat 52,53%. Ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada pada level SEDANG, dimana dari total 162 kunjungan wisman asal Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Uni Emirat Arab, sebanyak 85 wisman memanfaatkan kebijakan BVK.
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
30
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Afrika dan Timur Tengah yang Melalui 3 Pintu Masuk Great pada periode Juni sampai September 2015, tersaji pada tabel berikut. Tabel: Penetrasi Kebijakan BVK Untuk Pasar Afrika dan Timteng yang Melalui 3 Pintu Masuk Great KUNJUNGAN WISMAN 2015 PENGGUNA BVK PENETRASI Negara BVK BVK Jul Ags Sep Total Jul Ags Sep Total Jun Jun AFRIKA AFRIKA SELATAN TOTAL AFRIKA
1.878 1.878
1.491 1.491
1.300 1.300
1.651 1.651
6.320 6.320
993 993
1.203 1.203
991
1.340
991
1.340
45 419 451 71 392 1.378
155 950 1.273 258 1.429 4.065
279 1.911 1.843 245 1.843 6.121
159 770 633 197 718 2.477
638 4.050 4.200 771 4.382 14.041
13 37 43 6 46 145
121 781 1.151 214 1.161 3.428
234 1.654 1.719 201 1.684
136 641 596 168 616
5.492
2.157
4.527 4.527
71,63% 71,63%
504 3.113 3.509 589 3.507 11.222
79,00% 76,86% 83,55% 76,39% 80,03% 79,92%
TIMUR TENGAH BAHRAIN KUWAIT OMAN QATAR UNI EMIRAT ARAB TOTAL TIMUR TENGAH
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Afrika (Afrika Selatan) ke 3 pintu masuk Great utama berada pada tingkat 71,63%. Ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada pada level TINGGI, dimana dari total 6.320 kunjungan wisman asal Afrika Selatan, sebanyak 4.527 wisman memanfaatkan kebijakan BVK. Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh Negara-Negara di Timur Tengah (Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Uni Emirat Arab) ke 3 pintu masuk Great utama berada pada tingkat 79,92%. Ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada pada level TINGGI, dimana dari total 14.041 kunjungan wisman asal Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Uni Emirat Arab, sebanyak 11.222 wisman memanfaatkan kebijakan BVK.
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
31
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
3.2 PENGARUH KEBIJAKAN BVK PADA TINGKAT KUNJUNGAN WISMAN DI 3 PINTU MASUK GREAT (BALI-JAKARTA-BATAM) Setelah didapat hasil penetrasi kebijakan visa terhadap jumlah kunjungan wisman, maka untuk menghitung asumsi pengaruh kebijakan tersebut kepada tingkat kunjungan wisman, maka dibuatlah suatu simulasi dampak kebijakan visa. Penghitungan dampak kebijakan fasilitasi bebas visa ini didapatkan dari hasil akumulasi perkalian pertumbuhan kunjungan wisman dengan tingkat penetrasi, sehingga didapatkan hasil perkiraan dampak yang dihasilkan dari kebijakan tersebut. Tabel: Simulasi Pengaruh Fasilitasi Bvk Terhadap Tingkat Kunjungan Wisman Ke Indonesia (Great Bali - Great Jakarta - Great Batam) BULAN
INDIKATOR Kunjungan Wisman 30 Negara BVK Melalui 3 Great Tahun 2014 Kunjungan Wisman 30 Negara BVK Melalui 3 Great Tahun 2015
TOTAL
Juni
Juli
Agustus
September
250.185
298.375
317.647
269.953
1.136.160
270.017
337.462
328.609
322.689
1.258.777
7,93%
13,10%
3,45%
19,54%
Pertumbuhan Month on Month (MoM) Pertumbuhan Year on Year (YoY)
10,79%
Jumlah Wisman Pengguna Fasilitas BVK 2015
131.976
278.990
250.760
258.644
Penetrasi Fasilitasi BVK Per Bulan
48,88%
82,67%
76,31%
80,15%
Penetrasi Fasilitasi BVK Kumulatif (Jun s/d September 2015) Asumsi Pengaruh BVK Terhadap Tingkat Kunjungan Wisman Per Bulan Asumsi Pengaruh BVK Terhadap Tingkat Kunjungan Wisman Kumulatif (Jun s/d September)
920.370
73,12% 3,87%
10,83%
2,63%
15,66% 7,89%
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Pemanfaatan fasilitasi BVK oleh 30 Negara yang masuk melalui 3 pintu masuk Great Utama (Bali-Jakarta-Batam) selama periode bulan Juni hingga September berada pada tingkat 73,12%. Tercatat dari 1.136.160 wisman yang datang melalui 3 pintu ini, sebanyak 1.258.777 menggunakan fasilitasi BVK, ini menunjukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas ini berada pada level TINGGI. Asumsi pengaruh kebijakan fasilitasi BVK selama periode Juni hingga September 2015 terhadap kunjungan wisatawan mancanegara berada pada rata-rata besaran 7,89%. Ini berarti diasumsikan, apabila tanpa kebijakan Visa maka rata-rata pertumbuhan yang akan terjadi hanya 2,90% saja, dengan adanya kebijakan visa maka dengan dampak yang diberikan tersebut menjadikan pertumbuhan rata-rata kunjungan wisman sebesar 10,79%.
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
32
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
3.3 KESIMPULAN Dari hasil simulasi yang dilakukan, maka didapatkan hasil sebagai berikut.
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Great Bali merupakan kawasan Great yang memiliki tingkat penetrasi paling tinggi sebesar 87,48% dengan tingkat optimalisasi SANGAT TINGGI. Pada pintu masuk Great ini, pemberlakuan kebijakan bebas visa kunjungan berhasil memberikan pengaruh sebesar 9,97% terhadap tingkat kunjungan wisman yang masuk melalui pintu masuk Great Bali. Pada Great Jakarta memiliki tingkat penetrasi sebesar 49,71% dengan tingkat optimalisasi SEDANG. Pada pintu masuk Great ini, pemberlakuan kebijakan bebas visa kunjungan berhasil memberikan pengaruh sebesar 5,26% terhadap tingkat kunjungan wisman yang masuk melalui pintu masuk Great Jakarta. Pada Great Batam memiliki tingkat penetrasi sebesar 39,19% dengan tingkat optimalisasi RENDAH. Pada pintu masuk Great ini, pemberlakuan kebijakan bebas visa kunjungan berhasil memberikan pengaruh sebesar 1,65% terhadap tingkat kunjungan wisman yang masuk melalui pintu masuk Great Batam.
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
33
BAB IV DAMPAK KABUT ASAP KEBAKARAN HUTAN
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
34
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
Pada periode Agustus hingga September telah terjadi bencana kabut asap di Sumatera dan Kalimantan akibat kebakaran hutan, bencana kabut asap ini mengakibatkan lumpuhnya penerbangan ke Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan. Pada peta diatas dapat terlihat bahwa dampak dari kabut asap ini mencakup banyak provinsi di Sumatera dan Kalimantan bahkan menyebar hingga ke negara – negara tetangga yaitu Singapura dan Malaysia. Berita mengenai kabut asap bahkan telah menjadi perbincangan secara global dikarenakan lamanya penanganan atas bencana kabut asap ini. Apabila tidak segera ditanggulangi akan banyak dampak buruk yang diterima Indonesia baik dalam lingkup kesehatan, keragaman hayati, pendidikan, perekonomian bahkan sektor kepariwisataan dimana dikhawatirkan akan banyak wisatawan mancanegara yang membatalkan kunjungannya ke Indonesia. Hal ini berdampak buruk terhadap kepariwisataan Indonesia disaat pemerintah sedang menggalakkan 10 juta wisatawan mancanegara di tahun 2015 dan target 20 juta wistawan mancanegara di tahun 2019.
Dari hasil pantauan beberapa pintu masuk wisatawan yang terkena dampak kabut asap, dimana 5 diantaranya dijadikan sebagai sampel dalam analisa dampak kabut asap terhadap sektor pariwisata, yang terdiri dari: 1. Pintu Masuk Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (Palembang) 2. Pintu Masuk Bandara Supadio (Pontianak) 3. Pintu Masuk Bandara Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru) 4. Pintu Masuk Bandara Kuala Namu (Medan), dan 5. Pintu Masuk Batam (Laut dan Udara) ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
35
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
Kabut asap dapat menghambat seluruh rencana di bidang pariwisata sebab pariwisata tidak lepas dari kelancaran transportasi menuju lokasi wisata, serta situasi dan kondisi yang mendukung daerah tersebut. Tidak hanya mengurangi kunjungan dari wisatawan mancanegara, maupun wisatawan domestik akan membatalkan kunjungannya karena akan menyulitkan kunjungan mereka didaerah tersebut. Perhitungan simulasi dampak kerugian ekonomi pariwisata dibuat untuk mengetahui sejauh mana sector pariwisata dirugikan baik dari kunjungan wisatawan mancanegara, perjalanan wisnus, hingga kerugian sector industry perhotelan dari dampak kabut asap yang terjadi akibat kebakaran hutan. Waktu pengambilan data dilakukan selama periode Agustus sampai dengan 16 September 2015, maka diperoleh hasil sebagai berikut: 4.1 DAMPAK BENCANA KABUT ASAP TERHADAP EKONOMI PARIWISATA DARI KUNJUNGAN WISMAN DAN PERJALANAN WISNUS
A. PINTU MASUK BANDAR UDARA SULTAN MAHMUD BADARUDDIN (PALEMBANG, PROV. SUMATERA SELATAN) Bandara : Lokasi :
Sultan Mahmud Badaruddin Palembang INDIKATOR
Jumlah Pembatalan Kedatangan Penerbangan Agustus 2015 1 - 16 September 2015 Total Rata-rata Penumpang / Penerbangan (Jan-Aug 2015) Asumsi Jumlah Penumpang Batal Datang Rata-rata pengeluaran Perkunjungan 2014 Asumsi Kerugian Sektor Pariwisata
Domestik/ Wisnus
Internasional/ Wisman
334 218 552 131 72,442 Rp 667,500.00 Rp Rp 48,355,079,712.92 Rp
Asumsi Kerugian Sektor Pariwisata (1 Aug - 16 Sep 2015)
106 8,388,192.96 -
Rp 48,355,079,712.92
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Dampak kabut asap yang berlangsung di Palembang selama periode Agustus hingga 16 September 2015 Otoritas Bandara Sultan Mahmud Badaruddin telah membatalkan sebanyak 552 penerbangan domestik. Apabila rata – rata dari setiap penerbangan adalah sebesar 131 orang, maka dapat diasumsikan bahwa sebanyak 72.442 orang wisatawan nusantara batal mengunjungi Palembang. Bahkan kabut ini sendiri masih berlanjut hingga waktu yang belum dipastikan, hal ini tentu saja memiliki dampak yang lebih buruk lagi terhadap kunjungan wisatawan ke Palembang. ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
36
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
Hanya penerbangan Domestik saja yang mengalami batal datang, sehingga asumsi kerugian terbesar dari terganggunya system navigasi penerbangan akibat bencana kabut asap yang melanda kota Palembang disebabkan oleh banyaknya wisatawan nusantara dari penerbangan domestik yang batal datang. Kerugian selama periode Agustus hingga 16 September ini di perkirakan lebih dari Rp. 48 Miliyar. Data diperoleh dari AP II Bandara Sultan Mahmud Badaruddin terkait jumlah pesawat yang batal tiba selama periode tersebut. Bencana kabut asap yang terjadi di Kota Palembang tahun ini jauh lebih parah dibandingkan dengan tahun 2014 lalu. Kondisi udara, diperkirakan akan berangsur pulih seiring dengan musim penghujan yang diperkirakan akan normal kembali pada bulan November nanti. Dalam upaya penanggulangan bencana ini, maka dilakukan pembagian masker gratis di Hotel-hotel serta Bandara. Termasuk pemasangan Air Purifyer yang dilakukan oleh Hotel Grand Zuri dan The Arista. KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA MELALUI PINTU SULTAN MAHMUD BADARUDDIN 2014 2015 Pertumbuhan Agustus 818 882 7,82% September 1.036 860 -16,99% Sumber: BPS ( Data merupakan angka sementara )
Tercatat pada data kunjungan wisatawan mancanegara ( angka sementara ) yang masuk melalui pintu Sultan Mahmud Badaruddin pada bulan Agustus tahun 2015 adalah sebanyak 882 wisatawan mancanegara, sedangkan pada periode di tahun sebelumnya pada bulan Agustus tahun 2014 jumlah wisatawan mancanegara yang masuk melalui pintu Sultan Mahmud Badaruddin adalah sebanyak 818 wisatawan, hal ini menunjukkan kenaikkan wisatawan pada bulan Agustus bila dibandingkan dengan periode sebelumnya. Pada bulan September tahun 2015 hanya sebanyak 860 wisatawan mancanegara yang masuk melalui pintu Sultan Mahmud Badaruddin, sedangkan di tahun sebelumnya kunjungan wisatawan mancanegara melalui pintu Sultan Mahmud Badaruddin mencapai 882 wisatawan mancanegara hal ini menunjukkan adanya penurunan jumlah wisatawan mancanegara sebesar 16.99%. Penurunan kunjungan wisatawan mancanegara pada tabel diatas mengindikasikan adanya pengaruh dari bencana kabut asap terhadap banyaknya kunjungan wisatawan mancanegara ke Palembang.
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
37
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
B.
PINTU MASUK BANDAR UDARA SUPADIO (PONTIANAK, PROV. KALIMANTAN BARAT) Bandara : Supadio Lokasi : Pontianak INDIKATOR
Domestik/ Wisnus
Jumlah Pembatalan Kedatangan Penerbangan Agustus 2015* 1 - 16 September 2015 Total Rata-rata Penumpang / Penerbangan (Jan-Aug 2015) Asumsi Jumlah Penumpang Batal Datang Rata-rata pengeluaran Perkunjungan 2014 Asumsi Kerugian Sektor Pariwisata
Rp Rp
108 49 48 105 5,028 887,690.00 4,463,459,360.68
Internasional/ Wisman
Rp Rp
9 11 12 52 627 5,267,477.76 3,304,115,481.84
Asumsi Kerugian Sektor Pariwisata (1 Aug - 16 Sep 2015) Rp 7,767,574,842.52 *) Asumsi Mempergunakan perbandingan data kedatangan pesawat 2014 vs 2015 Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Dampak kabut asap yang berlangsung di Pontianak selama periode Agustus hingga 16 September 2015 Otoritas Bandara Supadio, Pontianak telah membatalkan sebanyak 48 penerbangan domestik. Apabila rata – rata penumpang dari setiap penerbangan adalah sebanyak 105 orang, maka dapat diasumsikan bahwa sebanyak 5.028 orang wisatawan nusantara batal mengunjungi Pontianak dan tercatat 12 penerbangan internasional telah dibatalkan. Apabila rata – rata penumpang sari setiap penerbangan adalah sebanyak 52 orang maka dapat diasumsikan bahwa sebanyak 627 orang wisatawan asing batal mengunjungi Indonesia. Bahkan kabut ini sendiri masih berlanjut hingga waktu yang belum dipastikan, hal ini tentu saja memiliki dampak yang lebih buruk lagi terhadap kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara ke Pontianak. Asumsi kerugian dari terganggunya system navigasi penerbangan akibat bencana kabut asap yang melanda kota Pontianak selama periode Agustus hingga 16 September ini di perkirakan lebih dari Rp. 7 Miliyar. Data bulan September diperoleh dari AP II Bandara Supadio terkait jumlah penerbangan yang batal tiba, sementara Data bulan Agustus merupakan data asumsi perbandingan data 2015 vs 2014. Bencana kabut asap tahun ini jauh lebih para dibandingkan dengan tahun 2014 lalu. Apabila pada tahun 2014 lalu bencana ini hanya berdampak pada aktivitas selama 7 hingga 10 hari, maka pada tahun ini sejak timbulnya bencana asap maka sudah terhitung 21 hari. ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
38
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
Agustus September
KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA MELALUI PINTU BANDARA SUPADIO 2014 2015 Pertumbuhan 713 1.177 65,08% 661 574 -13,16%
Sumber: BPS ( Data merupakan angka sementara )
Tercatat pada data kunjungan wisatawan mancanegara ( angka sementara ) yang masuk melalui pintu Supadio pada bulan Agustus tahun 2015 adalah sebesar 1.177 wisatawan mancanegara, sedangkan pada periode di tahun sebelumnya pada bulan Agustus tahun 2014 jumlah wisatawan mancanegara yang masuk melalui pintu Supadio adalah sebanyak 713 wisatawan. Pada bulan Agustus menunjukkan adnya peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara di bulan Agustus sebesar 65.08%. Pada bulan September tahun 2015 hanya sebanyak 574 wisatawan mancanegara yang berkunjung melalui pintu masuk Supadio, sedangkan pada periode yang sama ditahun sebelumnya kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 661 wisatawan. Hal ini menunjukkan adanya penurunan jumlah wisatawan mancanegara sebesar 13.16% . Penurunan kunjungan wisatawan mancanegara pada tabel diatas mengindikasikan adanya pengaruh dari bencana kabut asap terhadap banyaknya kunjungan wisatawan mancanegara. Pihak AP II bekerjasama dengan BMKG melakukan public announcement dengan memasang status cuaca agar penumpang dapat melihat sendiri kondisi yang sebenarnya. C. PINTU MASUK BANDAR KUALA NAMU (MEDAN, PROV. SUMATERA UTARA) Bandara : Kuala Namu Lokasi : Medan INDIKATOR
Domestik/ Wisnus
Internasional/ Wisman
Asumsi Jumlah Penumpang Batal Datang 1 - 16 September 2015
1,896
378
Total
1,896
378
Rata-rata pengeluaran Perkunjungan 2014
Rp
642,740.00
Rp
6,605,944.64
Asumsi Kerugian Sektor Pariwisata
Rp
1,218,635,040.00
Rp
2,497,047,073.92
Asumsi Kerugian Sektor Pariwisata (1 Sep - 16 Sep 2015)
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Rp
3,715,682,113.92
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
39
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
B.
PINTU MASUK BANDAR UDARA SUPADIO (PONTIANAK, PROV. KALIMANTAN BARAT) Bandara : Supadio Lokasi : Pontianak INDIKATOR
Domestik/ Wisnus
Jumlah Pembatalan Kedatangan Penerbangan Agustus 2015* 1 - 16 September 2015 Total Rata-rata Penumpang / Penerbangan (Jan-Aug 2015) Asumsi Jumlah Penumpang Batal Datang Rata-rata pengeluaran Perkunjungan 2014 Asumsi Kerugian Sektor Pariwisata
Rp Rp
Internasional/ Wisman
108 49 48 105 5,028 887,690.00 4,463,459,360.68
Rp Rp
9 11 12 52 627 5,267,477.76 3,304,115,481.84
Asumsi Kerugian Sektor Pariwisata (1 Aug - 16 Sep 2015) Rp 7,767,574,842.52 *) Asumsi Mempergunakan perbandingan data kedatangan pesawat 2014 vs 2015 Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Asumsi kerugian dari terganggunya system navigasi penerbangan akibat bencana kabut asap yang melanda kota Pontianak selama periode Agustus hingga 16 September ini di perkirakan lebih dari Rp. 7 Miliyar. Data bulan September diperoleh dari AP II Bandara Supadio terkait jumlah penerbangan yang batal tiba, sementara Data bulan Agustus merupakan data asumsi perbandingan data 2015 vs 2014. C. PINTU MASUK BANDAR KUALA NAMU (MEDAN, PROV. SUMATERA UTARA) Bandara : Kuala Namu Lokasi : Medan INDIKATOR
Domestik/ Wisnus
Internasional/ Wisman
Asumsi Jumlah Penumpang Batal Datang 1 - 16 September 2015
1,896
378
Total
1,896
378
Rata-rata pengeluaran Perkunjungan 2014
Rp
642,740.00
Rp
6,605,944.64
Asumsi Kerugian Sektor Pariwisata
Rp
1,218,635,040.00
Rp
2,497,047,073.92
Asumsi Kerugian Sektor Pariwisata (1 Sep - 16 Sep 2015)
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Rp
3,715,682,113.92
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
40
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
Dikarenakan arah angin, maka pada bandara ini sempat dilakukan penutupan meskipun bersifat sementara. Pintu masuk ini memiliki dampak paling kecil dibandingkan 4 pintu lainnya dikarenakan lokasinya yang jauh dari titik api dan zona bencana. Dampak kabut asap yang berlangsung di Medan selama periode 1 – 16 September 2015 Otoritas Bandara Kualanamu, Medan telah membatalkan penerbangan domestik dan penerbangan Internasional. Berdasarkan data yang diperoleh dari Angkasa Pura didapat diasumsikan bahwa sebanyak 1.896 orang wisatawan nusantara batal mengunjungi Medan. Tercatat pula bahwa diasumsikan sebanyak 378 orang wisatawan asing batal mengunjungi Indonesia. Bahkan kabut ini sendiri masih berlanjut hingga waktu yang belum dipastikan, hal ini tentu saja memiliki dampak yang lebih buruk lagi terhadap kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara ke Medan terutama Medan merupakan salah satu pintu masuk utama wisatawan mancanegara. Asumsi kerugian dari terganggunya system navigasi penerbangan akibat bencana kabut asap yang melanda kota Medan selama periode 1 September hingga 15 September ini di perkirakan lebih dari Rp. 3 Miliyar. Data diperoleh dari pantauan melalui media cetak dan online terkait jumlah penumpang yang gagal tiba di Bandara Kuala Namu sepanjang periode September 2015.
Agustus September
KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA MELALUI PINTU BANDARA KUALANAMU 2014 2015 Pertumbuhan 16.901 16.490 -2,43% 17.792 14.857 -16,50%
Sumber: BPS ( Data merupakan angka sementara )
Tercatat pada data kunjungan wisatawan mancanegara yang masuk melalui pintu Kualanamu pada bulan Agustus tahun 2015 adalah sebesar 16.490 wisatawan mancanegara, sedangkan pada periode di tahun sebelumnya pada bulan Agustus tahun 2014 jumlah wisatawan mancanegara yang masuk melalui pintu Kualanamu adalah sebanyak 16.901 wisatawan. Pada bulan Agustus menunjukkan adanya penurunan kunjungan wisatawan mancanegara di bulan Agustus sebesar 2.43%. Pada bulan September tahun 2015 hanya sebanyak 14.857 wisatawan mancanegara yang berkunjung melalui pintu masuk Kualanamu, sedangkan pada periode yang sama ditahun sebelumnya kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 17.792 wisatawan. Hal ini menunjukkan adanya penurunan jumlah wisatawan mancanegara yang lebih tajam sebesar 16.50% . Penurunan kunjungan wisatawan mancanegara pada tabel diatas mengindikasikan adanya pengaruh dari bencana kabut asap terhadap banyaknya kunjungan wisatawan mancanegara. ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
41
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
D. PINTU MASUK BANDAR UDARA SULTAN SYARIF KASIM II (PEKANBARU, PROV. RIAU) Bandara : Sultan Syarif Kasim II Lokasi : Pekanbaru INDIKATOR Jumlah Pembatalan Kedatangan Penerbangan Agustus 2015 Rata-rata Penumpang / Penerbangan (Jan-Aug 2015) Asumsi Jumlah Penumpang Batal Datang Agustus 2015 1 - 15 September 2015* Asumsi Jumlah Penumpang Batal Datang Rata-rata pengeluaran Perkunjungan 2014 Asumsi Kerugian Sektor Pariwisata
Domestik/ Wisnus
Internasional/ Wisman 93 147
6 80
13,632 33,477 47,109 Rp 736,190.00 Rp 34,681,263,513.66
479 2,462 2,941 Rp 8,882,406.72 Rp 26,120,615,446.32
Asumsi Kerugian Sektor Pariwisata (1 Aug - 15 Sep 2015) *) Asumsi Mempergunakan perbandingan data penumpang 2014 vs 2015
Rp 60,801,878,959.98
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Dampak kabut asap yang berlangsung di Pekanbaru selama periode Agustus Otoritas Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru telah membatalkan sebanyak 93 penerbangan domestik dan 6 penerbangan Internasional. Apabila rata – rata penumpang dari setiap penerbangan domestik adalah sebanyak 147 orang, maka dapat diasumsikan bahwa sebanyak 13.632 orang wisatawan nusantara batal mengunjungi Pekanbaru. Apabila diasumsikan dengan perbandingan data penumpang pada tahun 2014 dengan tahun 2015 maka selama periode tanggal 1 hingga 16 September 2015 terdapat sebanyak 33.477 orang wisatawan nusantara batal mengunjungi Pekanbaru. Tercatat pula bahwa 6 penerbangan internasional telah dibatalkan. Apabila rata – rata penumpang dari setiap penerbangan adalah sebanyak 80 orang maka dapat diasumsikan bahwa sebanyak 480 orang wisatawan asing batal mengunjungi Indonesia. Apabila diasumsikan dengan perbandingan data penumpang pada tahun 2014 dengan tahun 2015 maka selama periode tanggal 1 hingga 16 September 2015 terdapat sebanyak 2.462 orang wisatawan mancanegara batal mengunjungi Pekanbaru. Bahkan kabut ini sendiri masih berlanjut hingga waktu yang belum dipastikan, hal ini tentu saja memiliki dampak yang lebih buruk lagi terhadap kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara ke Pekanbaru.
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
42
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
Asumsi kerugian dari terganggunya system navigasi penerbangan akibat bencana kabut asap yang melanda kota Pekanbaru selama periode Agustus hingga 15 September ini di perkirakan lebih dari Rp. 60 Miliyar. Data bulan Agustus diperoleh dari AP II Bandara Sultan Syarif Kasim II terkait jumlah penerbangan yang batal tiba, sementara Data bulan September merupakan data asumsi perbandingan data 2015 vs 2014. KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA MELALUI PINTU BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II 2014 2015 Pertumbuhan Agustus 1.823 2.488 36,48% September 1.912 1.752 -8,37% Sumber: BPS ( Data merupakan angka sementara )
Tercatat data kunjungan wisatawan mancanegara yang masuk melalui pintu Bandara Sultan Syarif Kasim II pada bulan Agustus tahun 2015 adalah sebesar 2.488 wisatawan mancanegara, sedangkan pada periode di tahun sebelumnya pada bulan Agustus tahun 2014 jumlah wisatawan mancanegara yang masuk melalui pintu Bandara Sultan Syarif Kasim II adalah sebanyak 1.823 wisatawan. Terlihat pada bulan Agustus terdapat kenaikan kunjungan wisatwan mancanegara. Pada bulan September tahun 2015 wisatawan mancanegara hanya mencapai 1.752 wisatawan, sedangkan pada periode sebelumnya mencapai 1.912, hal ini menunjukkan adanya penurunan sebesar 8.37%. Penurunan kunjungan wisatawan mancanegara pada tabel diatas mengindikasikan adanya pengaruh dari bencana kabut asap terhadap banyaknya kunjungan wisatawan mancanegara. Dalam menghadapi bencana kabut asap pihak AP II melalui Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) telah memberikan pertolongan pertama pada setiap penumpang yang terkena dampak dari bencana asap yang berada di lingkungan AP II Bandara Sultan Syarif Kasim II seperti pemberian masker, memberikan pertolongan pertama kepada penumpang yang sesak nafas, iritasi, dsb. Bencana kabut asap tahun ini dirasa jauh lebih parah dibandingkan dengan tahun 2014 lalu. Apabila tahun lalu bencana asap akan normal kembali dalam waktu 2 hari, maka tahun ini periode tersebut melebihi 1 minggu dan memiliki potensi untuk diperpanjang. Salah satu kerugian akibat bencana kabut asap adalah dibatalkannya event Tour de Siak 2015 yang sedianya akan diselenggarakan di Riau. Event seperti ini biasanya diikuti oleh para peserta dari dalam dan luar negeri. Penyelenggaraan event Tour de Siak merupakan cara efektif untuk mendongkrak pariwisata Indonesia agar lebih dikenal dunia, khususnya mengenalkan Provinsi Riau dimata dunia.
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
43
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
E. PINTU MASUK BATAM (PROV. KEPULAUAN RIAU) Bandara : Hang Na Dim Lokasi : Batam INDIKATOR Jumlah Pembatalan Kedatangan Penerbangan 1 - 16 September 2015 Total Rata-rata Penumpang / Penerbangan (Jan-Aug 2015) Asumsi Jumlah Penumpang Batal Datang Rata-rata pengeluaran Perkunjungan 2014 Asumsi Kerugian Sektor Pariwisata
Domestik/ Wisnus
Rp Rp
28 28 147 4,104 1,257,130.00 5,159,631,596.47
Asumsi Kerugian Sektor Pariwisata (1 Aug - 16 Sep 2015)
Internasional/ Wisman
Rp Rp
1 1 80 80 3,710,968.64 296,081,943.37
Rp
5,455,713,539.84
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Pintu masuk laut, tidak terpengaruh sama sekali dengan bencana asap. Sehingga, jadwal keberangkatan dan kedatangan sesuai dengan rutinitas. Dampak kabut asap yang berlangsung di Batam selama periode 1 – 16 September 2015 Otoritas Bandara Hang Na Dim, Batam telah membatalkan sebanyak 28 penerbangan domestik dan 1 penerbangan Internasional. Apabila rata – rata penumpang dari setiap penerbangan domestik adalah sebanyak 147 orang, maka dapat diasumsikan bahwa sebanyak 4.104 orang wisatawan nusantara batal mengunjungi Batam. Tercatat pula bahwa terdapat 1 penerbangan internasional telah dibatalkan. Apabila rata – rata penumpang dari setiap penerbangan adalah sebanyak 80 orang maka dapat diasumsikan bahwa sebanyak 80 orang wisatawan asing batal mengunjungi Indonesia. Bahkan kabut ini sendiri masih berlanjut hingga waktu yang belum dipastikan, hal ini tentu saja memiliki dampak yang lebih buruk lagi terhadap kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara ke Batam dimana Batam merupakan salah satu pintu utama penyumbang terbesar terhadap banyaknya kunjungan wisatawan asing . Asumsi kerugian dari terganggunya system navigasi penerbangan akibat bencana kabut asap yang melanda kota Medan selama periode 1 September hingga 16 September ini di perkirakan lebih dari Rp. 5 Miliyar. Data diperoleh dari pantauan melalui media cetak dan online terkait jumlah penumpang yang gagal tiba di Bandara Hang Nadim sepanjang periode September 2015.
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
44
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA MELALUI PINTU MASUK BATAM (LAUT & UDARA) 2014 2015 Pertumbuhan Agustus 111.455 134.540 20,71% September 113.090 117.089 3,54% Sumber: BPS ( Data merupakan angka sementara )
Tercatat pada data kunjungan wisatawan mancanegara yang masuk melalui pintu Batam baik melalui pintu air maupun udara pada bulan Agustus tahun 2015 adalah sebesar 111.455 wisatawan mancanegara, sedangkan pada periode di tahun sebelumnya pada bulan Agustus tahun 2014 jumlah wisatawan mancanegara yang masuk melalui pintu Batam adalah sebanyak 134.540 wisatawan. Pada bulan Agustus menunjukkan adanya kenaikan kunjungan wisatawan mancanegara di bulan Agustus sebesar 20.71%. Pada bulan September tahun 2015 sebanyak 117.089 wisatawan mancanegara yang berkunjung melalui pintu masuk Batam, sedangkan pada periode yang sama ditahun sebelumnya kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 113.090 wisatawan. Hal ini menunjukkan adanya kenaikan jumlah wisatawan mancanegara sebesar 3.54%. Menurut Dinas Pariwisata & Kebudayaan Kota Batam, ada 1 event internasional yang batal diselenggarakan karena adanya bencana Kabut Asap. Event yang dimaksud adalah event bersepedah “Wheel of Change” yang seharusnya dilaksanakan pada 11 September lalu, dan event tahunan ini biasanya diikuti oleh lebih dari 290 orang asing. Event internasional tahunan yang terancam batal adalah event bersepedah “Nongsa Challenge” yang sejatinya kan diselenggarakan pada tanggal 26 September dan biasanya diikuti oleh lebih dari 300 orang asing. Event tersebut masih dalam tahap pengkajian ulang terkait penyelenggaraannya akibat bencana Kabut Asap.
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
45
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
4.2 DAMPAK BENCANA KABUT ASAP TERHADAP EKONOMI PARIWISATA DARI TINGKAT HUNIAN KAMAR A. PALEMBANG, PROV. SUMATERA SELATAN Tabel: Survey Opini Pengaruh Bencana Kabut Asap Terhadap Tingkat Hunian Kamar
HOTEL MAXONE GRAND ZURI Novotel THE ARISTA
KLASIFIKASI ** *** **** *****
Agustus 2015 2014 % 1671 1933 -13.554
September (tgl 1-20) 2015 2014 % 1219 1372 -11.1516 -15% -17% -5%
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Menurut hasil sampling diatas, maka Industri usaha jasa akomodasi di Kota Palembang mengalami penurunan TPK antara -5% hingga -17% selama periode bencana kabut asap yang melanda kota tersebut. Menurut BPS, TPK untuk Provinsi Sumatera Barat pada periode Agustus 2014 adalah sebesar 46,24%, sedangkan untuk periode September 2014 adalah sebesar 47,62%. Sehingga: 29% < Rata-rata TPK Agustus 2015 < 46,62%, 30% < Rata-rata TPK Septermber 2015 < 47,62% B. PONTIANAK, PROV. KALIMANTAN BARAT Tabel: Survey Opini Pengaruh Bencana Kabut Asap Terhadap Tingkat Hunian Kamar
HOTEL
Agustus 2015 2014
%
September (tgl 1-20) 2015 2014 %
ORCHARDZ AYANI -20% Hingga – 30% SANTIKA Hingga -30% TRANSERA Hingga -30% ORCHARDZ Berpengaruh negative, namun tidak signifikan BEST WESTERN Normal Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Menurut hasil sampling diatas, maka Industri usaha jasa akomodasi di Kota Pontianak mengalami penurunan TPK antara -20% hingga -30% selama periode bencana kabut asap yang melanda kota tersebut. Menurut BPS, TPK untuk Provinsi Kalimantan Barat pada periode Agustus 2014 adalah sebesar 49,24%, sedangkan untuk periode September 2014 adalah sebesar 52,06%. Sehingga: 29% < Rata-rata TPK Agustus 2015 < 49,24%, 32% < Rata-rata TPK Septermber 2015 < 52,06% ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
46
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
C. PEKANBARU, PROV. RIAU Tabel: Survey Opini Pengaruh Bencana Kabut Asap Terhadap Tingkat Hunian Kamar
HOTEL
Agustus 2015
2014
%
2015
September (tgl 1-20) 2014 %
ORCHARDZ AYANI -20% Hingga – 30% SANTIKA Hingga -30% TRANSERA Hingga -30% ORCHARDZ Berpengaruh negative, namun tidak signifikan BEST WESTERN Normal Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Menurut hasil sampling diatas, maka Industri usaha jasa akomodasi di Kota Pontianak mengalami penurunan TPK antara -20% hingga -30% selama periode bencana kabut asap yang melanda kota tersebut. Menurut BPS, TPK untuk Provinsi Kalimantan Barat pada periode Agustus 2014 adalah sebesar 49,24%, sedangkan untuk periode September 2014 adalah sebesar 52,06%. Sehingga: 29% < Rata-rata TPK Agustus 2015 < 49,24%, 32% < Rata-rata TPK Septermber 2015 < 52,06% D. PONTIANAK, PROV. KALIMANTAN BARAT Tabel: Survey Opini Pengaruh Bencana Kabut Asap Terhadap Tingkat Hunian Kamar
HOTEL
Agustus 2015 2014
%
September (tgl 1-20) 2015 2014 %
ORCHARDZ AYANI -20% Hingga – 30% SANTIKA Hingga -30% TRANSERA Hingga -30% ORCHARDZ Berpengaruh negative, namun tidak signifikan BEST WESTERN Normal Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Menurut hasil sampling diatas, maka Industri usaha jasa akomodasi di Kota Pontianak mengalami penurunan TPK antara -20% hingga -30% selama periode bencana kabut asap yang melanda kota tersebut. Menurut BPS, TPK untuk Provinsi Kalimantan Barat pada periode Agustus 2014 adalah sebesar 49,24%, sedangkan untuk periode September 2014 adalah sebesar 52,06%. Sehingga: 29% < Rata-rata TPK Agustus 2015 < 49,24%, 32% < Rata-rata TPK Septermber 2015 < 52,06%
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
47
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
4.3 DAMPAK BENCANA KABUT ASAP TERHADAP CITRA INDONESIA SEBAGAI DESTINASI
Selain dampak ekonomi, bencana kabut asap ini juga menyebabkan kerugian terhadap citra Indonesia. Seperti yang terangkum dari beberapa media, dampak yang sudah meluas hingga ke negara-negara tetangga juga menjadi sorotan di bulan Agustus dan September. Malaysia dan Singapura sebagai fokus pasar utama penyumbang wisman ke Indonesia, terkena dampak bencana asap. Bahkan di media sosial, para netizen menyindir Indonesia dengan hashtag #TerimakasihIndonesia. Akibat bencana kabut asap yang sampai hingga Singapura, maka event internasional olahraga F1 yang akan diselenggarakan Singapura pada September ini terancam Batal. Kiriman kabut asap dari Indonesia juga sempat mengganggu proses pemilu di Singapura. Beberapa sekolah di Malaysia terpaksa harus diliburkan dikarenakan kualitas udara yang melewati ambang batas normal terjadi akibat bencana asap ini. Kekhawatiran akan ada warning dari pemerintah di negara – negara lain untuk tidak berkunjung ke Indonesia meskipun tujuan utama untuk berkunjung bukanlah ke proviinsi – provinsi yang berada di Pulau Sumatera dan Kalimantan.
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
48
BAB V DAMPAK ERUPSI GUNUNG RAUNG
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
49
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
Gunung Raung (puncak tertinggi: 3.344 m dpl) adalah gunung berapi kerucut yang terletak di ujung timur Pulau Jawa, Indonesia. Secara administratif, kawasan gunung ini termasuk dalam wilayah tiga kabupaten di wilayah Besuki, Jawa Timur, yaitu Banyuwangi, Bondowoso, dan Jember. Secara geografis, lokasi gunung ini berada dalam kawasan kompleks Pegunungan Ijen dan menjadi puncak tertinggi dari gugusan pegunungan tersebut. Dihitung dari titik tertinggi, Gunung Raung merupakan gunung tertinggi kedua di Jawa Timur setelah Gunung Semeru, serta menjadi yang tertinggi keempat di Pulau Jawa. Kaldera Gunung Raung juga merupakan kaldera kering yang terbesar di Pulau Jawa dan terbesar kedua di Indonesia setelah Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat. Terdapat empat titik puncak, yaitu Puncak Bendera, Puncak 17, Puncak Tusuk Gigi, dan, yang tertinggi, Puncak Sejati. AKTIVITAS GUNUNG RAUNG TAHUN KETERANGAN 1586 1593-1903 1915-1924 1927-1999 19 Oktober 2012 13 November 2014 29 Juni 2015
Catatan paling awal letusan Gunung Raung Terdapat 20 catatan letusan Gunung Raung yang terjadi antara tahun 1593-1903 Terdapat 6 catatan letusan Gunung Raung yang terjadi antara tahun 1915-1924 Terdapat 32 catatan letusan Gunung Raung yang terjadi antara tahun 1927-1999 Satelit Landsat 8 NASA mendeteksi adanya satu lubang magma Status Gunung Raung ‘Waspada’ Status Gunung Raung ‘Siaga’
Sejarah mencatat aktivitas Gunung Raung yang terekam oleh sejarah pertama kali meletus tahun 1586. Sejak saat itu hingga tahun 2012, Gunung Raung telah meletus sebanyak 58 kali. Tahun 2015 Gunung Raung Kembali menunjukan aktivitasnya, tanggal 29 Juni status Raung ditingkatkan menjadi ‘Siaga’. Beberapa bandara turut terganggu dengan terjadinya bencana alam tersebut, letusan dan abu vulkanik cenderung mengarah ke arah timur, di antara semua bandara, yang paling merasakan dampak dari letusan Gunung Raung pada Tahun 2015 ini adalah Bandara Internasional Ngurah Rai Bali. Satelit Landsat 8 NASA mendeteksi adanya dua lubang magma sehingga diperkirakan tidak akan terjadi letusan besar. Material pijar mulai menyembur pada tanggal 26 Juni 2015 dan rangkaian letusan terjadi sejak tanggal 4 Juli 2015. Karena lubang magma terletak pada kawah yang dalam, semburan material pijar tidak keluar dari kawah. Meskipun demikian, daerah di sekitar Gunung Raung dituruni hujan abu serta merasakan gempa tremor. Rangkaian letusan ternyata terus berlanjut pada hari-hari selanjutnya sehingga mulai mengganggu perhubungan udara. Terhitung mulai tanggal 10 Juli 2015, akibat dikeluarkannya notice to airmen (Notam) dari regulator penerbangan udara (Kementerian Perhubungan Republik Indonesia), lima bandar udara ditutup dan tidak melayani penerbangan rutin ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
50
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
Gambar di bawah menunjukan seberapa jauh efek letusan Gunung Raung, debu vulkanik yang keluar dari kawah Gunung Raung menyembur dan efeknya menyebar ke sekeliling gunung. Jarak sebaran debu vulkanik terjauh dari Gunung Raung hingga mencapai Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat di sebelah timur Indonesia dan Surabaya, Jawa Timur di sebelah barat Indonesia.
Untuk mengetahui dan menghitung kerugian dampak dari bencana Gunugn Raung ini, maka dibuatkan simulasi kerugian sector ekonomi pariwisata. dalam penghitungan simulasi kerugian sector pariwisata dari dampak erupsi Gunung Raung, maka dilakukan simulasi berdasarkan pengumpulan data dari mulai tanggal 2 Juli 2015 hingga 24 Juli 2015. Beberapa pendekatan yang digunakan dalam penghitungan simulasi dampak ekonomi antara lain dengan melalui catatan yang dilakukan oleh Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) yang ada di pintu masuk Ngurah Rai (Bali), dan Juanda (Surabaya). Pendekatan berikutnya adalah dengan menghitung jumlah penerbangan yang batal dating ke dua pintu masuk tersebut. 5.1 BERITA TERKAIT DAMPAK ERUPSI GUNUNG RAUNG TERHADAP PINTU MASUK BANDARA NGURAH RAI DAN JUANDA Letusan yang terjadi pada akhir quartal dua dan awal quartal tiga ini memberikan dampak yang besar pada beberapa bandara (yang terkena imbas debu vulkanik). Terhitung lima bandara yang terkena efek langsung letusan Gunung Raung, yang palng merasakan efek paling parah adalah Bandara Internasional Ngurah Rai; Denpasar dan Bandara Internasional Juanda; Surabaya.
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
51
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
Minggu, 5 Juli 2015. Hari pertama dari serentetan peristiwa di beberapa bandara yang terkena dampak efek letusan Gunung Raung. Negara tetangga Australia yang berbatasan langsung dengan wilayah selatan Indonesia yang memutuskan untuk membatalkan beberapa penerbangan dari Australia menuju Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar. Senin, 6 Juli 2015. Dua maskapai penerbangan asal Asutralia tidak mau mengambil resiko untuk terbang ke Denpasar. Dua maskapai yang diketahui adalah Maskapai Jetstar Airlines dan Virgin Australia Airlines asal Australia yang pada akhirnya membatalkan penerbangannya, keduanya berasal dari rute Kota Perth - Denpasar. Namun demikian, penerbangan domestik asal Indonesia tetap melakukan penerbangan keluar dan masuk Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar. Maskapai tersebut adalah Lion Air, Garuda Indonesia, Cathay Pacific, Malaysia Airlines, dan penerbangan lainnya. Jumat, 10 Juli 2015. Garuda Airlines maskapai penerbangan asal Indonesia membatalkan 112 penerbangan asal Bandara Ngurah Rai, Denpasar. Seiring hal tersebut, Notam Nomor A 1413/15 dikeluarkan, yang berbunyi Bandara Ngurah Rai, Denpasar ditutup penuh untuk hari tersebut dan Bandara Juanda, Surabaya untuk sementara ditutup dari segala jenis kegiatan penerbangan. Sabtu, 11 Juli 2015. Bandara Ngurah Rai, Denpasar sempat dibuka kembali. Namun beberapa penerbangan Garuda Indonesia yang berjumlah 34 penerbangan outbound dan 35 penerbangan inbound dibatalkan untuk terbang. Hari yang sama dengan pembatalan penerbangan Garuda Indonesia, penerbangan maskapai Sriwijaya Airlines asal Denpasar ke China turut dibatalkan. Senin, 13 Juli 2015. Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar ditutup sementara dari pukul 10:00 hingga oukul 16:00 WITA, yang berdampak pada dibatalkannya 46 rute penerbangan, dengan rincian 19 kedatangan dan 16 keberangkatan. Kamis, 16 Juli 2015. Bandara Internasional Juanda, Surabaya ditutup penuh, dampaknya sejumlah penerbangan terbengkalai. Sebanyak 48 penerbangan dibatalkan untuk dapat terbang pada hari itu. Rabu, 22 Juli 2015. Rentetan peristiwa tersebut detutup dengan ditutupnya Bandara Ngurah Rai, dampaknya ratusan penerbangan domestik maupun internasional dibatalkan. Sebut saja Garuda Indonesia yang membatalkan sebanyak 32 penerbangannya, Lion Air yang terpaksa harus turut membatalkan penerbangan sebanyak 35 orang, Virgin Air yang membatalkan penerbangannya ke Bali, dan 12 rute penerbangan Denpasar- Australia yang turut dibatalkan akibat fenomena letusan Gunung Raung.
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
52
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
5.2 DAMPAK EKONOMI PARIWISTA GUNUNG RAUNG TERHADAP PINTU MASUK NGURAH RAI (BALI) Ditutupnya bandara yang berdampak pada pembatalan penerbangan domestik maupun internasional memiliki sisi negatif pada sejumlah sektor, terutama pada kegiatan perekonomian yang ditumpukan pada kegiatan kepariwisataan. Berikut adalah tabel yang menggambarkan bagaimana dampak letusan Gunung Raung pada berkurangnya jumlah persentase kunjungan Wisatawan Mancanegara maupun Wisatawan Nusantara yang datang ke Bali melalui Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar. Tabel: Laporan Statistik Harian Kedatangan Orang Asing Pada TPI Ngurah Rai Year Day
Date
Wed Thu Fri Sat Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat Sun Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat Sun Mon Tue Wed Thu Fri
01/Jul 10.893 02/Jul 10.474 03/Jul 11.126 04/Jul 12.751 05/Jul 12.433 06/Jul 12.645 07/Jul 11.728 08/Jul 10.636 09/Jul 10.879 10/Jul 10.485 11/Jul 12.228 12/Jul 11.739 12/Jul 11.739 13/Jul 11.680 14/Jul 11.324 15/Jul 11.279 16/Jul 11.011 17/Jul 10.817 18/Jul 12.290 19/Jul 11.025 20/Jul 11.030 21/Jul 10.567 22/Jul 10.477 23/Jul 10.236 24/Jul 10.912 Total Lost
2014
Low Impact 2015
Margin
Growth
11.996 11.838 12.867 11.950 13.904 13.246 13.109 10.618 10.859 0 7.036 10.979 10.979 13.555 13.899 12.845 14.118 13.472 13.862 14.167 12.405 12.176 5.997 16.768 13.009
1.103 1.364 1.741 -801 1.471 601 1.381 -18 -20 -10.485 -5.192 -760 -760 1.875 2.575 1.566 3.107 2.655 1.572 3.142 1.375 1.609 -4.480 6.532 2.097 - 21.756
10,13% 13,02% 15,65% -6,28% 11,83% 4,75% 11,78% -0,17% -0,18% -100,00% -42,46% -6,47% -6,47% 16,05% 22,74% 13,88% 28,22% 24,54% 12,79% 28,50% 12,47% 15,23% -42,76% 63,81% 19,22%
High Impact Assumed Assumed Growth Arrivals
Avg Growth ████ =19,09%
Assumed Margin
15.186
-3.236
12.667 12.956 12.487 14.563 13.981 13.981
-2.049 -2.097 -12.487 -7.527 -3.002 -3.002
12.478
-6.481
- 36.878
Sumber: Data sementara TPI Ngurah Rai, Bali
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
53
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
Tabel tersebut menunjukan jumlah kedatangan penumpang pesawat ke Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar. Perbandingan jumlah kedatangan Tahun 2014 dan 2015 pada tangal 1 Juli hingga tanggal 24 Juli 2015. Selisih perbandingan jumlah kedatangan (per-orang) antara tahun 2015 dan 2014 akan menghasilkan margin, dengan melihat hasil selisih (baik itu positif ataupun negatif), akan menghasilkan persentase pertumbuhan per-harinya. Jumlah margin tertinggi (positif) adalah pada tanggal 23 Juli, dengan jumlah margin sebesar 6.532 dan indeks pertumbuhan sebesar 63,81 %, sedangkan jumlah margin terendah ada pada tanggal 10 Juli, dengan jumlah -10.485 dan indeks pertumbuhan sebesar -100 %. Dapat dihitung bahwa jumlah rataan pertumbuhan adalah 19,09 %. Hal tersebut dapat dikatakan sebagai low impact atau pengaruh kecil, namun jika dikalikan dengan rataan pertumbuhan dengan jumlah kedatangan pada tahun 2014 khusus bagi yang bernilai minus, nilai tersebut akan menghasilkan dugaan high impact atau pengaruh besar. LOW IMPACT No. of Lost Int'l Tourist between 1 - 24 July 2015 (In Person) Tourist Expenditure / Day (in US$) Based on Passenger Exit Survey 2008-2014 (In US$) Tourist Receipt Lost between 1 - 24 July 2015 (In US$) Tourist Receipt Lost between 1 - 24 July 2015 (In Rp.) HIGH IMPACT No. of Lost Int'l Tourist between 1 - 24 July 2015 (In person) Tourist Expenditure / Day (in US$) Based on Passenger Exit Survey 2008-2014 (In US$) Tourist Receipt Lost between 1 - 24 July 2015 (In US$) Tourist Receipt Lost between 1 - 24 July 2015 (In Rp.)
- 21.756 161,74 $ 3.518.815 Rp. 45.744.600.720 - 36.878 161,74
$ 5.964.644 Rp 77.540.369.385
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Kerugian pada low impact dapat dilihat dari jumlah kehilangan kedatangan pada Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar sebesar -21.756 orang yang dikalikan dengan rataan jumlah pengeluaran wisatawan (US$) pada tahun 2008-2014 sebesar US$ 161,74. Hasil perkalian menghasilkan angka kerugian sebesar US$ 3.518.815 atau jika konversikan ke dalam rupiah (US$ 1 = Rp 13.000) sebesar Rp. 45.744.600.720. Kerugian pada high impact dapat dilihat dari jumlah estimasi kehilangan kedatangan pada Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar sebesar -36.878 orang yang dikalikan dengan rataan jumlah pengeluaran wisatawan (US$) pada tahun 2008-2014 sebesar US$ 161,74. Hasil perkalian menghasilkan angka kerugian sebesar US$ 5.964.644 atau jika konversikan ke dalam rupiah (US$ 1 = Rp 13.000) sebesar Rp. 77.540.369.385. ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
54
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
Untuk menghitung kerugian dari perjalanan wisatawan nusantara, maka pendekatan dilakukan dengan melihat jumlah kedatangan domestic melalui penerbangan di Bandara Ngurah Rai. Dikarenakan perjalanan wisatawan nusantara sangat erat kaitannya dengan pergerakan musiman khususnya ketika memasuki periode bulan puasa dan lebaran. Erupsi Gunung Raung terjadi ketika periode bulan Ramadan, sehingga pendekatan dilakukan sesuai dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Tabel: Laporan Statistik Harian Kedatangan Penerbagan Domestik Pada Bandara Ngurah Rai
DAY-DATE
Domestic Arrivals Domestic Arrivals AVERAGE PAX/AC (AC) (PAX) MARGIN 2014 2015 2014 2015 2014 2015
H-15 H-14 H-13 H-12 H-11 H-10 H-9 H-8 H-7 H-6 H-5 H-4 H-3
(2 JUL) (3 JUL) (4 JUL) (5 JUL) (6 JUL) (7 JUL) (8 JUL) (9 JUL) (10 JUL) (11 JUL) (12 JUL) (13 JUL) (14 JUL)
98 90 93 86 88 95 94 109 98 89 95 97 99
94 92 83 97 91 100 94 93 55 51 100 105
H-2 H-1 H1 H2 H+1 H+2 H+3 H+4 H+5 H+6 H+7
(15 (16 (17 (18 (19 (20 (21 (22 (23 (24 (25
102 93 100 96 102 101 100 100 104 99 97
108 97 100 91 111 111 112 93 104 112 106
JUL) JUL) JUL) JUL) JUL) JUL) JUL) JUL) JUL) JUL) JUL)
10.081 9.774 9.213 9.356 9.962 11.296 10.087 10.727 9.712 9.099 11.461 12.886 14.916
12.047 12.390 9.370 9.870 10.286 10.155 10.714 10.582 7.233 7.627 13.863 14.325
15.870 13.865 14.885 14.284 15.251 14.362 12.621 11.671 12.309 11.012 11.048 Total Lost
15.620 14.270 14.960 14.207 16.739 16.360 15.317 11.581 13.521 13.581 11.570
103 109 99 109 113 119 107 98 99 102 121 133 151 156 149 149 149 150 142 126 117 118 111 114
128 135 113 102 113 102 114 114 132 150 139 136 145 147 150 156 151 147 137 125 130 121 109
(4) 2 (10) 11 3 5 (16) (98) (34) (44) 3 6 6 4 (5) 9 10 12 (7) 13 9
- 218
Sumber: Angkasa Pura I
Domestics Arrivals (AC) diartikan sebagai banyaknya penerbangan yang datang ke Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar. Domestics Arrivals (PAX) diartikan sebagai banyaknya jumlah orang yang datang ke Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar. Untuk jumlah margin penerbangan antara tahun 2014 dan 2015 pada bulan Juli (2-25) sebesar -218. ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
55
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
Untuk menghitung kerugian dari perjalanan wisatawan nusantara, maka pendekatan dilakukan dengan melihat jumlah kedatangan domestic melalui penerbangan di Bandara Ngurah Rai. Dikarenakan perjalanan wisatawan nusantara sangat erat kaitannya dengan pergerakan musiman khususnya ketika memasuki periode bulan puasa dan lebaran. Erupsi Gunung Raung terjadi ketika periode bulan Ramadan, sehingga pendekatan dilakukan sesuai dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Average Pax / AC 2015: 130 No. of Lost Flight between Lebaran H15 to H+6* No. of Lost Passenger between Lebaran H-15 to H+6* Tourist Expenditure / Day (in Rp.) Based on Passenger Exit Survey 2014 Tourist Receipt Lost between Lebaran H-15 to H+6* (In Rp.)*
- 218 28.371 Rp Rp
220.895,35 6.267.082.042
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Untuk melihat kerugian wisatawan nusantara akibat letusan Gunung Raung pada tahun 2015 di Bandara Internasional Ngurah Rai dapat dilihat dari jumlah perkalian selisih penerbangan sebesar -218 dan rataan jumlah penumpang dibagi jumlah penerbangan per-harinya sebesar 130, hasilnya sebesar 28.371 orang. Total kerugian dapat dilihat dari total pengeluaran wisatawan nusantara setiap harinya, yakni sebesar Rp. 220.895,35 dikalikan dengan jumlah minus wisatawan sebesar 28.371, hasil estimasi kerugian sebesar Rp. 6.267.082.042. 5.3 DAMPAK EKONOMI PARIWISTA GUNUNG RAUNG TERHADAP PINTU MASUK JUANDA (SURABAYA) Ditutupnya bandara yang berdampak pada pembatalan penerbangan domestik maupun internasional memiliki sisi negatif pada sejumlah sektor, terutama pada kegiatan perekonomian yang ditumpukan pada kegiatan kepariwisataan. Berikut adalah tabel yang menggambarkan bagaimana dampak letusan Gunung Raung pada berkurangnya jumlah persentase kunjungan Wisatawan Mancanegara maupun Wisatawan Nusantara yang datang ke Surabaya melalui Bandara Internasional Juanda, Surabaya.
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
56
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
Tabel: Laporan Statistik Harian Kedatangan Orang Asing Pada TPI Ngurah Rai
Year Day Date Wed Thu Fri Sat Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat Sun Mon Tue Wed Thu Fri
01/Jul 02/Jul 03/Jul 04/Jul 05/Jul 06/Jul 07/Jul 08/Jul 09/Jul 10/Jul 11/Jul 12/Jul 13/Jul 14/Jul 15/Jul 16/Jul 17/Jul 18/Jul 19/Jul 20/Jul 21/Jul 22/Jul 23/Jul 24/Jul
Low Impact
2014
2015 Margin Growth
1.950 1.611 2.280 1.873 2.059 2.043 2.164 1.655 2.130 2.207 2.335 2.210 2.136 2.070 2.163 2.338 2.044 2.720 1.603 1.743 2.051 2.261 2.892 2.516
1.918 2.329 2.363 1.931 2.754 1.756 2.536 2.287 2.572 2.984 2.260 2.681 2.140 3.413 2.897 1.121 1.398 2.472 2.454 2.521 2.712 2.806 2.225 1.947
Total Lost
-32 718 83 58 695 -287 372 632 442 777 -75 471 4 1.343 734 -1.217 -646 -248 851 778 661 545 -667 -569
-1,64% 44,57% 3,64% 3,10% 33,75% -14,05% 17,19% 38,19% 20,75% 35,21% -3,21% 21,31% 0,19% 64,88% 33,93% -52,05% -31,60% -9,12% 53,09% 44,64% 32,23% 24,10% -23,06% -22,62%
-3.741
High Impact Assumed Assumed Assumed Growth Arrivals Margin 2.524
-606
2.644
-888
3.022
-762
3.026 2.645 3.520
-1.905 -1.247 -1.048
3.743 3.256
-1.518 -1.309
Avg Growth ████ =24,42%
-9.284
Sumber: Data sementara TPI Ngurah Rai, Bali
Tabel di Atas menunjukan jumlah kedatangan penumpang pesawat ke Bandara Internasional Juanda, Surabaya. Perbandingan jumlah kedatangan Tahun 2014 dan 2015 pada tangal 1 Juli hingga tanggal 24 Juli 2015. Selisih perbandingan jumlah kedatangan (per-orang) antara tahun 2015 dan 2014 akan menghasilkan margin, dengan melihat hasil selisih (baik itu positif ataupun negatif), akan menghasilkan persentase pertumbuhan per-harinya. Jumlah margin tertinggi (positif) adalah pada tanggal 14 Juli, dengan jumlah margin sebesar 1.343 dan indeks pertumbuhan sebesar 64,88 %, ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
57
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
sedangkan jumlah margin terendah ada pada tanggal 16 Juli, dengan jumlah -1.217 dan indeks pertumbuhan sebesar -52,05 %. Dapat dihitung bahwa jumlah rataan pertumbuhan adalah 24,42 %. Hal tersebut dapat dikatakan sebagai low impact atau pengaruh kecil, namun jika dikali-kan dengan rataan pertumbuhan dengan jumlah kedatangan pada tahun 2014 khusus bagi yang bernilai minus, nilai tersebut akan menghasilkan dugaan high impact atau pengaruh besar. Asumsi kedatangan terbesar ada pada tanggal 23 Juli, yakni sebesar 3.743 dan asumsi margin terbesar ada pada tanggal 16 Juli, yakni sebesar -1.905. Jumlah kehilangan kedatangan (low impact) pada Bandara Internasional Juanda, Surabaya sebesar -3.741, kemudian untuk jumlah asumsi terbesar kehilangan kedatangan (high impact) pada Bandara Internasional Juanda, Surabaya sebesar 9.284. Low Impact No. of Lost Int'l Tourist between 1 - 24 July 2015 (In Person) Tourist Expenditure / Day (in US$) Based on Passenger Exit Survey 2008-2014 (In US$) Tourist Receipt Lost between 1 - 24 July 2015 (In US$)* Tourist Receipt Lost between 1 - 24 July 2015 (In Rp.)* High Impact No. of Lost Int'l Tourist between 1 - 24 July 2015 (In Person) Tourist Expenditure / Day (in US$) Based on Passenger Exit Survey 2008-2014 (In US$) Tourist Receipt Lost between 1 - 24 July 2015 (In US$) Tourist Receipt Lost between 1 - 24 July 2015 (In Rp.)
3.741 110,34 $ 412.782 Rp 5.366.165.220 9.284 110,34 $ 1.024.359 Rp 13.316.666.384
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Kerugian pada low impact dapat dilihat dari jumlah kehilangan kedatangan pada Bandara Internasional Juanda, Juanda sebesar -3.741 orang yang dikalikan dengan rataan jumlah pengeluaran wisatawan (US$) pada tahun 2008-2014 sebesar US$ 110,34. Hasil perkalian menghasilkan angka kerugian sebesar US$ 412.782 atau jika konversikan ke dalam rupiah (US$ 1 = Rp 13.000) sebesar Rp. 5.366.165.220. Kerugian pada high impact dapat dilihat dari jumlah estimasi kehilangan kedatangan pada Bandara Internasional Juanda, Juanda sebesar -9.284 orang yang dikalikan dengan rataan jumlah pengeluaran wisatawan (US$) pada tahun 2008-2014 sebesar US$ 110,34. Hasil perkalian menghasilkan angka kerugian sebesar US$ 1.024.359 atau jika konversikan ke dalam rupiah (US$ 1 = Rp 13.000) sebesar Rp. 13.316.666.384.
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
58
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
Untuk menghitung kerugian dari perjalanan wisatawan nusantara, maka pendekatan dilakukan dengan melihat jumlah kedatangan domestic melalui penerbangan di Bandara Juanda. Dikarenakan perjalanan wisatawan nusantara sangat erat kaitannya dengan pergerakan musiman khususnya ketika memasuki periode bulan puasa dan lebaran. Erupsi Gunung Raung terjadi ketika periode bulan Ramadan, sehingga pendekatan dilakukan sesuai dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Tabel: Laporan Statistik Harian Kedatangan Penerbagan Domestik Pada Bandara Juanda
DAY-DATE H-15 H-14 H-13 H-12 H-11 H-10 H-9 H-8 H-7 H-6 H-5 H-4 H-3 H-2 H-1 H1 H2 H+1 H+2 H+3 H+4 H+5 H+6 H+7
Domestic Arrivals (AC) 2014 2015
(2 JUL) (3 JUL) (4 JUL) (5 JUL) (6 JUL) (7 JUL) (8 JUL) (9 JUL) (10 JUL) (11 JUL) (12 JUL) (13 JUL) (14 JUL) (15 JUL) (16 JUL) (17 JUL) (18 JUL) (19 JUL) (20 JUL) (21 JUL) (22 JUL) (23 JUL) (24 JUL) (25 JUL)
Sumber: Angkasa Pura I
130 136 144 137 142 135 162 161 164 160 172 181 177 171 166 161 157 162 162 164 170 177
149 164 150 154 158 161 167 159 155 160 174 171 185 192 69 130 174 173 178 186 183 181
Domestic Arrivals AVERAGE PAX/AC (PAX) MARGIN 2014 2015 2014 2015 17.581 18.572 19.674 19.071 20.019 20.127 23.155 22.672 24.623 23.303 26.153 29.813 29.857 29.214 2.173 24.503 24.449 24.535 23.570 22.369 24.203 25.793
Total Lost
21.182 22.471 19.599 20.774 21.875 23.087 25.795 25.016 25.538 26.650 27.826 27.588 30.548 33.088 11.306 20.714 27.720 27.017 26.152 27.010 25.135 25.513
135 137 137 139 141 149 143 141 150 146 152 165 169 171 13 152 156 151 145 136 142 146
142 137 131 135 138 143 154 157 167 160 161 165 172 164 159 159 156 147 145 137 141
19 28 6 17 16 26 5 (2) (9) 2 (10) 8 21 (97) (31) 17 11 16 22 13 4
- 149
Untuk jumlah margin penerbangan antara tahun 2014 dan 2015 pada bulan Juli (225) sebesar -149. ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
59
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
Untuk menghitung kerugian dari perjalanan wisatawan nusantara, maka pendekatan dilakukan dengan melihat jumlah kedatangan domestic melalui penerbangan di Bandara Juanda. Dikarenakan perjalanan wisatawan nusantara sangat erat kaitannya dengan pergerakan musiman khususnya ketika memasuki periode bulan puasa dan lebaran. Erupsi Gunung Raung terjadi ketika periode bulan Ramadan, sehingga pendekatan dilakukan sesuai dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Average Pax / AC 2015: 151 No. of Lost Flight between Lebaran H-15 to H+6* No. of Lost Passenger between Lebaran H-15 to H+6* Tourist Expenditure / Day (in Rp.) Based on Passenger Exit Survey 2014
Tourist Receipt Lost between Lebaran H-15 to H+6* (In Rp.)*
- 149 22.512 Rp
Rp
189.560,53
4.267.293.791
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Untuk melihat kerugian wisatawan nusantara akibat letusan Gunung Raung pada tahun 2015 di Bandara Internasional Juanda dapat dilihat dari jumlah perkalian selisih penerbangan sebesar -149 dan rataan jumlah penumpang dibagi jumlah penerbangan per-harinya sebesar 151, hasilnya sebesar 22.512 orang. Total kerugian dapat dilihat dari total pengeluaran wisatawan nusantara setiap harinya, yakni sebesar Rp. 189.560,53 dikalikan dengan jumlah minus wisatawan sebesar 22.512, hasil estimasi kerugian sebesar Rp. 4.267.293.
5.3 KESIMPULAN Pendekatan Jumlah Wisatawan mancanegara yang masuk melalui TPI Ngurah Rai Dampak minimum yang ditimbulkan, sejumlah 21.756 wisman batal datang dengan asumsi kerugian devisa pariwisata kurang lebih US$ 3,5 Juta atau Rp. 45,7 Miliar.
Dampak maksimum yang ditimbulkan, sejumlah 36.878 wisman batal datang dengan asumsi kerugian devisa pariwisata kurang lebih US$ 5,9 Juta atau Rp. 77,5 Miliar.
Pendekatan Jumlah Wisatawan nusantara yang melalui Ngurah Rai Dampak terhadap Wisatawan Domestik, diperkirakan sejumlah 218 Pesawat batal mendarat dengan asumsi total penumpang 28.371 dan kerugian devisa pariwisata sebesar Rp. 6,3 Miliar.
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
60
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
Pendekatan Jumlah Wisatawan yang masuk melalui TPI Juanda Dampak minimum yang ditimbulkan, sejumlah 3.741 wisman batal datang dengan asumsi kerugian devisa pariwisata kurang lebih US$ 413 Ribu atau Rp. 5,4 Miliar.
Dampak maksimum yang ditimbulkan, sejumlah 9.284 wisman batal datang dengan asumsi kerugian devisa pariwisata kurang lebih US$ 1 Juta atau Rp. 13,3 Miliar.
Pendekatan Jumlah Wisatawan nusantara yang melalui Juanda Dampak terhadap Wisatawan Domestik, diperkirakan sejumlah 149 Pesawat batal mendarat dengan asumsi total penumpang 22.512 dan kerugian devisa pariwisata sebesar Rp. 4,3 Miliar. Total Jumlah Kerugian Sektor Pariwisata Periode 2-22 Juli 2015 Dampak minimum yang ditimbulkan Sejumlah Rp. 61,65 Miliar.
Dampak maksimum yang ditimbulkan sejumlah Rp. 101,39 Miliar.
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
61
BAB VI DAMPAK ERUPSI GUNUNG BARUJARI
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
62
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
Gunung Barujari merupakan gunung baru dari bentukan letusan Gunung Rinjani yang terdapat di sisi timur kaldera Gunung Rinjani. Gunung Barujari mempunyai kawah yang berukuran kurang lebih 170 x 200 meter dengan ketinggian mencapai 2.376 dpl. Pembentukan Gunung Barujari terjadi pada tahun 1847. Gunung Barujari tercatat pernah meletus pada tahun 1966, 1994, 2004, 2009, dan 2010. Pada tahun 2009 berdasarkan Pos Pemantauan Gunung Berapi, debu dari Gunung Barujari pernah menjulang mencapai delapan kilometer dan sempat membahayakan tanaman pangan milik penduduk. Letusan terlama Gunung Barujari terjadi pada tahun 2009 dimana periode letusan terjadi selama hampir selama satu setengah tahun. Pada tanggal 24 Oktober 2015, Gunung Barujari mulai menunjukkan tanda-tanda akan meletus kembali.Gunung Barujari akhirnya meletus pada tanggal 25 Oktober 2015. Karakteristik letusan dari Gunung Barujari yaitu Tipe Stromboli dimana sering terjadi letusan-letusan kecil yang tidak begitu kuat, namun terus- menerus, dan banyak mengeluarkan efflata. Material yang dimuntahkan dari Gunung Barujari berupa material padat, gas, dan batu.
Sumber: Anthony Davis (abc.net.au), November 2015
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
63
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
Secara tidak langsung, letusan Gunung Barujari tahun 2015 menggunggu industri pariwisata di Bali dan sekitarnya. Letusan Gunung Barujari tahun 2015 yang menghasilkan asap vulkanik cenderung mengarah ke arah barat dan arah barat daya. Akibatnya asap vulkanik tersebut mengakibatkan terganggunya penerbangan dari dan menuju Bali dan sekitarnya. Berdasarkan hasil survey sekunder, terganggunya penerbangan di Bali dan sekitarnya berlangsung selama tidak kurang dari sepuluh hari. Meskipun Gunung Barujari mulai meletus sejak 25 Oktober 2015, namun terhitung mulai tanggal 3 November 2015 asap vulkanik dari letusan tersebut mengganggu penerbangan di Bali dan sekitarnya hingga menyebabkan beberapa kali penutupan Bandara Ngurah Rai, Bali dan Bandara Salaparang, Lombok. Terhitung mulai tanggal 3 November sampai 9 November, Bandara Ngurah Rai mengalami penutupan sebanyak empat kali. Selama periode tersebut tercatat sejumlah penerbangan juga dibatalkan meskipun tidak adanya Notice to Airman (Notam) terkait penutupan bandara. Berikut rekapitulasi pembatalan kedatangan penerbangan ke Bandara I Gusti Ngurah Rai selama kurung waktu tujuh hari terhitung sejak tanggal 3 November 2015.
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
64
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
Berdasarkan tabel di atas, selama kurun waktu satu minggu, total penerbangan yang batal datang ke Bandara I Gusti Ngurah Rai sebanyak 201 penerbangan. Negara yang paling banyak melakukan pembatalan penerbangannya adalah Australia yaitu sebanyak 123 penerbangan. Setelah itu disusul dari Malaysia sebanyak 23 penerbangan. Sementara penerbangan yang batal dari Tiongkok sejumlah 18 penerbangan. Apabila melihat dari waktunya, jumlah pembatalan penerbangan terbanyak pada tanggal 4 dan 5 November 2015 dimana terjadi 111 pembatalan penerbangan.
Sumber: BMKG
Simulasi dampak erupsi Gunung Barujani terhadap sektor ekonomi pariwisata dilakukan dengan 2 pendekatan, yaotu dampak minimum (low impact), dan dampak maksimum (high impact). Dikarenakan erupsi gunung barujani terjadi dalam kurun waktu kurang lebih 1 minggu, maka penentuan penghitungan dampak diasumsikan bahwa penumpang yang batal mendarat melakukan pembatalan secara keseluruhan rencana kedatangan dan asumsi bahwa kedatangan tidak dibatalkan namun hanya berubah dari jadwal semula. ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
65
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
SIMULASI DAMPAK EKONOMI PARIWISATA No. of Cancelled Flight Arrivals between 3 - 9 November 2015 Assumption No. of Cancelled Arrivals Passengers between 3 - 9 November 2015* No. of Cancelled Int'l Tourist Arrivals between 3 - 9 November 2015 ( 93% (Ratio Int’t Tourist : Domestic Tourist at Ngurah Rai)) (1) Low Impact Scenario Tourist Expenditure / Day (in US$) Based on Passenger Exit Survey 2014 (In US$) Tourist Receipt Lost between 3 - 9 November (In US$) Tourist Receipt Lost between 3 - 9 November (In Rp.) (2) High Impact Scenario Tourist Expenditure / Visit (in US$) Based on Passenger Exit Survey 2014 (In US$) Tourist Receipt Lost between 3 - 9 November (In US$) Tourist Receipt Lost between 3 - 9 November (In Rp.) *) Average Pax/Ac is 194 (Based on Data of July-August 2015)
201
38.994 36.264 159,53 $ 5.785.263 Rp 78.101.049.455 1.453,35 $ 52.704.895 Rp711.516.079.895
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Apabila diasumsikan sekali penerbangan membawa 194 wisatawan, maka jumlah wisatawan yang batal masuk ke Bali sejumlah 38.994 wisatawan selama periode tanggal 3 November sampai 9 November 2015. Jika diasumsikan 93% dari wisatawan tersebut adalah wisatawan mancanegara, maka dalam periode tersebut sebanyak 36.264 wisatawan mancanegara dari berbagai negara batal mengunjungi Bali. (1) LOW IMPACT SCENARIO Berdasarkan data Passenger Exit Survey (PES) tahun 2014 dimana rata-rata pengeluaran perhari sebesar U$ 159,53 maka sektor pariwisata di Bali diperkirakan mengalami kerugian minimum devisa/pendapatan sebesar U$ 5,785 Juta atau kurang lebih Rp 78,101 Miliar selama periode tersebut dengan asumsi, wisatawan yang batal berkunjung pada saat penutupan, mencari alternative untuk tetap berangkat ke Indonesia di hari yang berbeda (Postponed). (2) HIGH IMPACT SCENARIO Apabila diasumsikan wisatawan yang batal berkunjung pada saat penutupan tidak mencari alternative untuk tetap berangkat/membatalkan seluruh perjalanannya ke Indonesia, maka apabila dilihat dari rata-rata pengeluaran perkunjungan sebesar U$ 1.453,35 Maka sektor pariwisata diperkirakan mengalami kerugian maksimum devisa/pendapatan sebesar U$ 52,704 Juta atau sejumlah kurang lebih Rp 711,516 Miliar selama periode tersebut. ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
66
BAB VII
BENCHMARKING KUNJUNGAN WISMAN
PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015 INDONESIA │ SINGAPURA │ THAILAND
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
67
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
Kunjungan wisatawan mancanegara merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan kinerja pariwisata dunia. Diharapkan pertumbuhan positif dari kujnungna wisatawan mancanegara akan memberikan dampak yang positif pula terhadap aspek ekonomi, social-budaya, dan lingkungan pada suatu negara. Untuk melihat sejauh mana kinerja pariwisata Indonesia selama periode bulan januari hingga September 2015, maka dibuatlah suatu benchmarking/perbandingan antara Indonesia dengan negara-negara yang dianggap sebagai competitor/pesaing bagi sektor kepariwisataan di Indonesia. Negara-negara tersebut antara lain Malaysia, Singapura, dan Thailand. Selain karena letak geografis yang dekat, negara-negara tersebut juga memiliki peringkat daya saing dan jumlah kunjungan yang sangat kompetitif di dunia. Karena keterbatasan data dari tingkat kunjungan untuk negara Malaysia (Tidak update), maka yang akan dijadikan perbandingan adalah Singapura dan Thailand. Singapura, selain sebagai sumber wisman terbesar di Indonesia juga merupakan negara competitor terdekat dimana jumlah kunjungan wisman pada negara tersebut juga tidak berbeda jauh dengan Indonesia dan peringkat daya saing pariwisata negara tersebut merupakan yang terbaik diantara negara-negara ASEAN lainnya. Thailand, merupakan negara dengan pertumbuhan kunjungan wisman yang paling pesat di ASEAN, karakteristik produk wisata yang sama dengan Indonesia menjadikan Thailand sebagai competitor yang sangat diperhitungkan oleh Indonesia.
Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/1/16/ASEAN_countries_capitals.svg/200 0px-ASEAN_countries_capitals.svg.png
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
68
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
8.1 TINGKAT KUNJUNGAN WISMAN NEGARA INDONESIA PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015 Secara Month on Month pada periode Januari-September terjadi performansi negative pada bulan Januari dan Juni, dimana Juni menjadi performansi negatif terbesar dengan -36.327 kunjungan atau dengan besaran -4,27% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Sementara pertumbuhan positif terbesar terjadi pada periode Februari, dimana pada periode ini terjadi pertumbuhan sebesar 11,95% atau kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia bertambah +83.987 kunjungan dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Tabel: Performansi Kunjungan Wisman Pada Negara Singapura
BULAN
AKTUAL 2014
AKTUAL 2015
Achv. MoM Growth Margin MoM (%)
Jan 753.079 723.039 -30.040 Feb 702.666 786.653 83.987 Mar 765.607 789.596 23.989 Apr 726.332 749.882 23.550 May 752.363 793.499 41.136 Jun 851.475 815.148 -36.327 Jul 777.210 814.233 37.023 Aug 826.821 850.542 23.721 Sep 791.296 869.179 77.883 TOTAL 6.946.849 7.191.771 244.922 Sumber: https://www.kemenpar.go.id
-3,99 11,95 3,13 3,24 5,47 -4,27 4,76 2,87 9,84 3,53
AKTUAL 2014
Year on Year AKTUAL Growth 2015 Margin YoY (%)
753.079 1.455.745 2.221.352 2.947.684 3.700.047 4.551.522 5.328.732 6.155.553 6.946.849
723.039 1.509.692 2.299.288 3.049.170 3.842.669 4.657.817 5.472.050 6.322.592 7.191.771
-30.040 53.947 77.936 101.486 142.622 106.295 143.318 167.039 244.922
-3,99 3,71 3,51 3,44 3,85 2,34 2,69 2,71 3,53
Secara Year on Year pada periode Januari-September 2015, tercatat kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia berada pada pertumbuhan positif dibandingkan dengan peridoe yang sama pada tahun sebelumnya. Ini menunjukan secara performansi, Pariwisata Indonesia lebih baik dari segi kunjungan wisatawan mancanegara dibandingkan dengan tahun lalu. Pada tahun ini, hingga bulan September tercatat telah terjadi 7.191.771 kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia, angka ini meningkat +244.922 kunjungan atau sebesar 3,35% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Secara kumulatif, penurunan hanya terjadi pada bulan Januari saja, dimana kunjungan wisatawan mancanegara berkurang -30.040 kunjungan atau -3,99% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
69
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
8.2 TINGKAT KUNJUNGAN WISMAN NEGARA SINGAPURA PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015 Secara Month on Month pada periode Januari-April, kunjungan wisatawan mancanegara ke Singapura menunjukkan pertumbuhan negatif, tercatat di bulan Maret menjadi pertumbuhan negative terbesar dengan -95.903 kunjungan wisatawan mancanegara atau sebesar -7,39% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Sementara pada periode Mei-September, kunjungan wisatawan mancanegara ke Singapura menunjukan pertumbuhan yang positif, dimana pertumbuhan terbesar terjadi pada bulan Juli dengan 7,87% atau meningkat sebanyak +110.782 kunjungan dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Tabel: Performansi Kunjungan Wisman Pada Negara Singapura
BULAN
AKTUAL 2014
AKTUAL 2015
Achv. MoM Growth Margin MoM (%)
AKTUAL 2014
Year on Year AKTUAL Growth 2015 Margin YoY (%)
Jan 1,345,842 1,252,598 -93,244 -6.93% 1,345,842 1,252,598 -93,244 -6.93% Feb 1,238,239 1,188,818 -49,421 -3.99% 2,584,081 2,441,416 -142,665 -5.52% Mar 1,297,551 1,201,648 -95,903 -7.39% 3,881,632 3,643,064 -238,568 -6.15% Apr 1,245,307 1,208,621 -36,686 -2.95% 5,126,939 4,851,685 -275,254 -5.37% May 1,208,532 1,222,831 14,299 1.18% 6,335,471 6,074,516 -260,955 -4.12% Jun 1,181,422 1,184,730 3,308 0.28% 7,516,893 7,259,246 -257,647 -3.43% Jul 1,408,400 1,519,182 110,782 7.87% 8,925,293 8,778,428 -146,865 -1.65% Aug 1,362,935 1,445,031 82,096 6.02% 10,288,228 10,223,459 -64,769 -0.63% Sep 1,098,626 1,131,517 32,891 2.99% 11,386,854 11,354,976 -31,878 -0.28% TOTAL 11,386,854 11,354,976 -31,878 -0.28% Sumber: https://www.stb.gov.sg/statistics-and-market-insights/Pages/statistics-Visitor-Arrivals.aspx
Secara Year on Year pada periode Januari-September 2015, tercatat kunjungan wisatawan mancanegara ke Singapura berada pada pertumbuhan yang negatif. Hingga bulan September, performansi kunjungan wisatawan mancanegara berada pada performansi negatif, dimana tingkat kunjungan hingga bulan September tercatat sebesar 11.354.976, berkurang -31,878 kunjungan atau sebesar 0,28% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang tercatat hingga bulan September lalu sebesar 11.386.854 kunjungan wisatawan mancanegara ke Singapura.
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
70
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
8.3 TINGKAT KUNJUNGAN SEPTEMBER 2015
WISMAN
NEGARA
THAILAND
PERIODE
JANUARI
–
Secara Month on Month pada periode Januari-September, performansi kunjungan wisatawan macnanegara ke Thailand berada pada pertumbuhan yang positif, bahkan angka pertumbuhan mereka naik sangat signifikan. Kenaikan tertinggi terjadi pada bulan Juni, dimana angka pertumbuhan berada pada besaran 53,06% atau naik sebesar 791.345 kunjungan dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Pertumbuhan terendah terjadi pada bulan September dengan besaran 8,67% atau naik sejumlah 162.005 kunjungan dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Tabel: Performansi Kunjungan Wisman Pada Negara Thailand
BULAN
AKTUAL 2014
AKTUAL 2015
Jan 2,282,568 2,616,565 Feb 2,075,304 2,670,520 Mar 2,018,008 2,562,705 Apr 1,934,841 2,419,758 May 1,670,860 2,309,250 Jun 1,491,300 2,282,645 Jul 1,896,098 2,642,761 Aug 2,084,839 2,600,171 Sep 1,869,491 2,031,496 TOTAL 17,323,309 22,135,871 Sumber: http://www.tourism.go.th/
Achv. MoM Growth Margin MoM (%) 333,997 595,216 544,697 484,917 638,390 791,345 746,663 515,332 162,005 4,812,562
14.63% 28.68% 26.99% 25.06% 38.21% 53.06% 39.38% 24.72% 8.67% 27.78%
AKTUAL 2014 2,282,568 4,357,872 6,375,880 8,310,721 9,981,581 11,472,881 13,368,979 15,453,818 17,323,309
Year on Year AKTUAL Growth 2015 Margin YoY (%) 2,616,565 5,287,085 7,849,790 10,269,548 12,578,798 14,861,443 17,504,204 20,104,375 22,135,871
333,997 929,213 1,473,910 1,958,827 2,597,217 3,388,562 4,135,225 4,650,557 4,812,562
14.63% 21.32% 23.12% 23.57% 26.02% 29.54% 30.93% 30.09% 27.78%
Secara Year on Year pada periode Januari-September 2015, tercatat kunjungan wisatawan mancanegara ke Singapura berada pada pertumbuhan yang positif. Apabila di kalkulasikan jumlah kunjungan mereka hingga September 2015 mencapai 22.135.871 kunjungan wisatawan mancanegara, naik 4.812.562 kunjungan atau sebesar 27,78% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Thailand merupakan Negara dengan kunjungan wisatawan mancanegara terbesar pertama di ASEAN dengan pertumbuhan yang paling tinggi.
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
71
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
8.4 PERBANDINGAN TINGKAT KUNJUNGAN WISMAN (INDONESIA – THAILAND – SINGAPURA) PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015 A. Month On Month Secara Month on Month pada periode Januari-September, dari segi jumlah kunjungan, Thailand memiliki jumlah kunjungan terbanyak disusul oleh Singapura dan Indonesia. Periode wisman terbanyak Thailand terjadi pada periode Januari (2.616.565), Februari (2.670.520), dan Juli (2.642.761). Periode wisman terbanyak Singapura terjadi pada periode Januari (1.252.598), Juli (1.519.182), dan Agustus (1.445.031). Sedangkan untuk Indonesia, wisman terbanyak terjadi pada periode Juli (814.233), Agustus (850.542), dan September (869.179). INDONESIA
THAILAND
SINGAPORE
INDONESIA
THAILAND
SINGAPORE
3.000.000
60,00%
Jumlah Kunjungan
40,00% 2.000.000
30,00%
1.500.000
20,00% 10,00%
1.000.000
0,00% 500.000
Tingkat Pertumbuhan
50,00%
2.500.000
-10,00%
0
-20,00%
Jan
Feb
Mar
Apr
May
Jun
Jul
Aug
Sep
Periode Sumber: Statistik Pariwisata Resmi Negara Thailand - Indonesia - Singapura, 2015
Secara Month on Month pada periode Januari-September, dari segi tingkat pertumbuhan, Thailand memiliki tingkat kunjungan terbanyak disusul oleh Indonesia dan Singapura. Periode pertumbuhan tertinggi Thailand terjadi pada periode Mei (38,21%), Juni (53,06%), dan Juli (39,38%). Periode pertumbuhan tertinggi Indonesia terjadi pada periode Februari (11,95%), Mei (5,57%), dan September (9,84%). Sedangkan untuk Singaoura, pertumbuhan tertinggi terjadi pada periode Juli (7,87%), Agustus (6,02%), dan September (2,99%) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
72
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
B. Year On Year Secara Year on Year pada periode September 2015, dari segi jumlah kunjungan, Thailand memiliki jumlah kunjungan terbanyak sejumlah 22.135.871 kunjungan disusul oleh Singapura sejumlah 11.354.976 dan Indonesia sejumlah 7.191.771. Namun apabila dilihat dari tingkat pertumbuhan, Indoneisa masih lebih unggul dari Singapura dari tingkat kunjungan wisman hingga periode September 2015. Thailand memiliki pertumbuhan Year on Year tertinggi dengan capaian 27,78% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Indonesia memiliki tingkat pertumbuhan Year on Year 3,53% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan Singapura memiliki tingkat tingkat pertumbuhan Year on Year sebesar -0,28% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Singapura
Indonesia
-0,28%
3,53%
Thailand
27,78%
Sumber: Statistik Pariwisata Resmi Negara Thailand - Indonesia - Singapura, 2015
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
73
BAB VIII CATATAN HASIL FGD DI 3 GREAT TERKAIT KUNJUNGAN WISMAN BALI│ JAKARTA │ BATAM
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
74
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
7.1 HASIL FGD PADA GREAT BALI A.
Pembangunan Infrastrukur
Kunjungan wisman ke Bali terfokus dan menumpuk di Bali selatan, rencananya penyebaran wisman akan didistribusikan ke seluruh Bali, terutama Bali bagian selatan. Pemerintah daerah provinsi Bali melakukan upaya antara lain dengan melaksanakan pembangunan Jalan Tol Kuta-Soka-Seririt pada tahun 2017, hal tersebut untuk mendorong penyebaran wisman ke 9 kabupaten di Bali utara. Selain itu akan dibangun juga shortcut (jalan tembus) dari Bedugul menuju Singaraja. Jalan shortcut ini mampu memotong jarak dan waktu tempuh perjalanan. Selama ini jarak Singaraja-Bedugul 27 kilometer (km) dengan jalan yang berkelok-kelok dan membutuhkan waktu tempuh satu jam. Sedangkan, jika ada jalan shortcut, hanya 17 km dengan waktu tempuh 20 menit, atau mampu memotong 10 km. Pembangunan infrastruktur berupa jalam shortcut lebih mendesak untuk mempercepat perkembangan perekonomian di Buleleng. Sebab jalan ini direncanakan dapat mempercepat waktu tempuh dari Buleleng menuju Singaraja atau sebaliknya. Namun pembangunan jalan belum bisa dilaksanakan pada tahun 2025, saat ini rencana pembangunan jalan shortcut masih dalam tahap pra feasibility study (FS) oleh Balai Jalan Kementerian Pekerjaan Umum. Wilayah Bali utara relatif stagnan, bahkan pendapatan dari sektor pariwisata masih tertinggal dengan delapan kabupaten/kota lainnya di Bali. Jalan tersebut rencananya akan dibangun lurus melalui Bedugul, Pancasari, dan Gitgit. Selama ini waktu tempuh Denpasar-Singaraja mencapai tiga hingga empat jam melalui jalur perbukitan yang rawan longsor pada musim hujan. Kemacetan lalu lintas (traffic jam) mulai menjadi masalah serius terutama di Bali bagian selatan seperti Denpasar dan Kuta. Macet menyebabkan jarak tempuh antar destinasi menajadi lebih lama, hal ini dikeluhkan oleh wisman asal Jerman. B. Target Kunjungan Wisatawan Target kunjungan wisman ke Bali pada tahun 2015 sebesar 4 juta kunjungan, sampai dengan bulan September 2015 telah mencapai 2.931.251 kunjungan. Terjadi penurunan wisman di agustus untuk Australia (30%), kumulatif 90%. Malaysia juga turun sampai dengan agustus (12%). Januari-September Jepang turun 33 %, Australia naik 15%, Malaysia turun 12%. Menurut hasil FGD, target Kementerian Pariwisata terlalu tinggi untuk tingkat kunjungan wisman triwulan ke-4 2015 ini untuk Great Bali (September 379.000, Oktober 366.000, Nopember 318.000, dan Desember 372.000). Kondisi Great Bali tahun ini seharusnya mampu menunjukan performansi positif yang tinggi, namun nenerapa bencana alam yang melanda baik langsung maupun tidak langsung sangat mempengaruhi aksesibilitas wisatwan menuju ke Bali. ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
75
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
C.
Promosi Pariwisata Bali
Salah satu masukan dalam FGD tersebut adalah kebutuhan untuk me-rebranding Pariwisata Bali. Sekarang ini branding pariwisata Bali adalah Bali, santi, santi, santi. Peserta FGD menganggap bahwa branding tersebut tidak komersial dan kurang menjual sehingga harus diganti dengan branding lain yang lebih acceptable oleh wisatawan. Branding sebaiknya mudah dipahami oleh orang di luar Bali. Sedangkan yang ada saat ini hanya dipahami oleh orang Bali saja Utamakan wisman MICE ketimbang leisure, karena spending dan lama tinggal lebih besar. Paket-paket wisata yang disediakan travel agent harus menyesuaikan preferensi wisman yang berkunjung, jangan memaksakan untuk menjual produk wisata (tourism product) yang tidak disukai wisman yang menjadi costumer. Perlunya optimalisasi penerbangan langsung dari Eropa ke Bali, dikarenakan pasar ini sangat potensial baik dari segi lama tinggal maupun pengeluaran perkunjungan. Keterbatasan keberadaan konektivitas langsung dari dan ke pasar tersebut saat ini masih menjadi tantangan tersendiri bagi pariwisata di Bali. Forum juga berpendapat bahwa perlunya menjadikan Thailand sebagai Hub Altenative di samping Singapura. Banyaknya wisman yang berkunjung ke Negara tersebut juga dapat dijadikan sebagai peluang. Promosi untuk pasar Eropa juga dirasakan akan efektif di lakukan di Thailand, dimana pada tahun 2014 lalu terinformasikan sebanyak 6 juta wisman asal Eropa mengunjungi Thailand. D. Penerapan Kebijakan Baru BVK Dampak kebijakan BVK terhadap kunjungan wisman di Bali sangat positif terhadap kunjungan wisman, namun pengawasan keberaaannya di Bali mendapat perhatian khusus dari para peserta FGD. Mereka mengkhawatirkan potensi penyalahgunaan yang sangat besar. Dampak negative BVK antara lain berpotensi besar meningkatkan kejahatan oleh wisman. Kedatangan wisman ke Bali tidak hanya untuk tujuan wisata, tetapi juga untuk bisnis (bekerja), menambah penghasilan dan melakukan tindakan criminal (cyber crime). Pelanggaran yang tercatat tahun 2014 telah dilakukan sebanyak 140 tindakan administratitif. Sampai dengan bulan Oktober 2015 telah dilakukan 294 tindakan, sebagian besar pelanggar keimigrasian adalah kewarganegaraan Tiongkok dan Australia, yang berarti juga tingkat pelanggaran perijinan meningkat dari tahun sebelumnya. Pengawasan bebas visa bersama sudah berjalan tahun 2014 melibatkan 31 instansi. Perlu penguatan dengan perluasan kantor, penambahan SDM untuk memperkuat pengawasan BVK.
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
76
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
E.
Kesiapan Bandara Internasional Ngurah Rai
Bandara Ngurah Rai memiliki kapasitas bandara 25,4 juta pax/tahun, hingga saat ini realiasasi baru 17 juta/ tahun. Ini berarti masih ada peluang untuk menambah jumlah kunjungan melalui pintu masuk Bandara Ngurah Rai. Permasalahan yang teridentifikasi adalah, slot penerbangan internasional yang ada belum secara optimal digunakan. Banyak/menumpuknya kedatangan di sore dan malam hari untuk penerbangan Internasional menunjukan bahwa adanya slot penerbangan yang kosong untuk internasional di Pagi dan Siang hari. Tahun 2014 penambahan penerbangan dan penambahan rute baru cukup rumit prosesnya, diskon 50% landing fee untuk penambahan penerbangan baru maskapai lokal masih dirasakan belum mampu menjadi pendorong peningkatan frekuensi penerbangan ke Bali. Great bali merupakan kantong terbesar wisatawan mancanegara ke Indonesia, kondisi ini seharusnya mampu dijadikan sebagai peluang bagi provinsi lain dalam melakukan kegiatan promosi. Mereka dapat melakukan promosinya di Bali, bahkan di dalam Bandara. Pihak Angkasa Pura I menyampaikan bahwa sebenarnya banyak sekali spot-spot yang kosong dimana dapat dimanfaatkan untuk melakukan promosi di dalam bandara. Daerah dapat mengajukan proposal permohonan yang kemudian akan ditindaklanjuti oleh pihak pengelola Bandara. F.
Pembangunan Pariwisata Yang Berkelanjutan
Menurut forum, Bali saat ini seharusnya sudah bisa melakukan pembangunan pariwisata yang berkelanjutan. Penyebaran wisatawan diasumsikan sebagai salah satu cara agar pembangunan tidak terfokus di satu wilayah saja (Bali Selatan). Penumpukan wisman di Bali selatan menyebabkan pertumbuhan tidak seimbang, sehingga selain dapat mengikis tatanan social-budaya juga dapat mengikis eksistensi dari lingkungan hidup. Quality tourism diharapkan dapat dikembangkan dibali, dimana dengan keberadaan / terfokusnya wisman di Bali selatan saat ini, sambil menunggu pembangunan konektivitas ke kawasan Bali yang lain, maka focus pendatngan wisman tidak hanya kepada jumlah (Kuantitas) saja, namun juga harus mampu mendatangkan wisman yang memiliki kualitas. Kualitas wisman selain dilihat dari lama tinggal dan besarnya pengeluaran, juga dapat dilihat dari bagaimana wisatawan berperilaku ketika berwisata. Perilaku positif wisatawan yang diharapkan selain mampu mendorong pertumbuhan ekonomi, juga dapat menjaga kondisi social-budaya serta menjaga keberlanjutan lingkungan hidup.
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
77
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
G.
Isu Stratejik Kedaerahan Di Bali
Ada 3 isu penting yang menjadi perhatian pemangku kepentingan dalam pengembangan pariwisata di Bali dari hasil focus diskusi grup yang dilakukan, antara lain 1. Kemacetan Kemacetan saat ini tidak hanya melanda Ibu Kota Jakarta, namun juga melanda Bali, factor utama yang menyebabkan kemacetan adalah pembangunan yang sedang dilakukan terhadap berbagai infrastruktur public, serta semakin banyaknya wisatawan mancanegara yang dating ke Bali. Tak bisa dipungkiri keberadaan Bali masih menjadi magnet bagi wisman dunia, hal ini menuntut pembangunan infrastruktur dan fasilitas penunjang serta pendukung dari sector pariwisata untuk dikembangkan, karena Pariwisata merupakan sector unggulan di Bali. Pembangunan yang sedang dilakukan di Bali Selatan, menyebabkan penyempitan jalan serta penutupan beberapa akses umum yang biasa dilalui wosman. Dengan jumlah wisman yang bertambah dan area bergerak yang berkurang karena pembangunan, maka kemacetan sudah tidak bisa dipungkiri akan terjadi. Terlebih saat ini banyak laporan bahwa Bis besar dapat masuk ke area-area yang dulunya tidak boleh dilalui oleh Bis sehingga keberadaannya yang mengambil banyak ruas jalan serta keterbatasan lahan parker kendaraan besar menjadi penyebab utama isu kemacetan di Bali. 2. Sampah Sampah sebenarnya bukan masalah baru, namun amsalah lama yang hingga saat ini penanganannya masih terus dilakukan. Sampah yang menjadi perhatian adalah sampah yang berasal dari limbah sector pariwisata. pemerintah saat ini berusaha keras untuk mengatasi masalah ini. Isu lingkungan hidup yang sangat sensitive terutama bagi wisatwan asal Eropa, Australia, dan Amerika tidak bisa dipisahkan dengan permasalahan sampah. Keberadaan sampah selain dapat merusak indahnya pemandangan, juga dapat merusak keberadaan ekosistem lingkungan sekitarnya, dan untuk lebih jauh lagi akan menyebabkan munculnya berbagai macam penyakit. 3. Rabies Rabies saat ini juga menjadi salah satu isu kedaerahan yang menghawatirkan di Bali, bukan dari banyaknya kasus yang ditemukan namun dari lambannya penanganan terhadap pasien yang terjangkit rabies serta penanganan terhadap hewan rabies di Bali saat ini. Keterbatasan jumlah vaksin menjadi persoalan yang membutuhkan pemecahan segera.
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
78
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
7.2 HASIL FGD PADA GREAT JAKARTA Bagi Jakarta, Pariwisata belum menjadi sector unggulan. Hal ini karena perekonomian Jakarta sangat bergantung pada sector Industri. Namun tak bis dielakan saat ini Pariwisata Jakarta sudah berkembang dengan pesat, meski ada beberapa hal yang sederhana seakan terlupakan. SOP di destinasi wisata belum terbangun dengan baik. Dalam FGD mengemuka bahwa Thailand sudah mempunyai SOP yang baku dalam pariwisata, standar toilet, restoran, parkiran dan amenitas lain dalam pariwisata. Sebagai gerbang masuk wisatawan, menurut hasil FGD, promosi pariwisata di Bandara Soekarno-Hatta belum maksimal. Misalnya di terminal 2, masih belum ditemui brosur atau flyer yang merekomendasikan kemana wisatawan bisa pergi setelah sampai di Jakarta. Padahal bila banyak promosi tentang destinasi wisata di Jakarta, mungkin akan membuat wisatawan tertarik untuk berkeliling dan mengahabiskan lebih banyak waktu di Jakarta. Informasi yang jelas bagi wisatawan adalah hal yang sangat penting, oleh karena itu ketersediaan brosur berisi informasi destinasi wisata apa saja yang bagus untuk dikunjungi sangat penting. Tourism Information Center juga diperlukan di pintu kedatangan di Bandara Soekarno Hatta sebagai pusat informasi yang memudahkan wisatawan untuk memperoleh informasi tentang Jakarta dan daerah lain di Indonesia. Demi mewujudkan hal ini diperlukan join promotion antara pihak Angkasa Pura, Kemenpar, dan Pemprov DKI. Dinas Pariwisata Provinsi DKI menyebutkan untuk target 2014 yang diterapkan 2,3 juta kunjungan tercapai, sedangkan untuk target 2015 , 2,5 juta kunjungan masih optimis bisa tercapai. Untuk mencapai target kunjungan wisatawannya, Dinasparprov DKI banyak menyelenggarkan event internasional di semester 2 tahun 2015, salah satunya adalah Jakarta Marathon 2015. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta juga menambah berbagai event baik berskala nasional maupun internasional di Jakarta. Event internasional harusnya bisa jadi sarana promosi wisata yang efektif. Jakarta sebagai ibukota tentu dari segi amenitas lebih layak dibandingkan dengan Sukabumi. Sedangkan di Sukabumi sendiri pada November 2015 akan diselenggarakan world rafting championship yang melibatkan 1100 pelaku dari seluruh dunia. Event Jakarta Fashion Week yang digelar di Jakarta beberapa tahun belakangan ini juga sangat potensial untuk meraih kunjungan wisatawan ke Jakarta. Namun, selain ajang pameran, masukan dari peserta FGD sebaiknya acara Jakarta Fashion Week juga menjadi ajang pertemuan dan transaksi antara pembeli dan penjual bidang fesyen.
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
79
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
Hal yang juga sangat penting adalah bahwa promosi harus diimbangi dengan pengelolaan harapan wisman, sehingga wisman tidak merasa ditipu oleh iklan pariwisata Indonesia, sebab pariwisata sangat berkaitan pengalaman sehingga ketidaknyamanan haruslah diminimalisir. Namun pemerintah dalam hal ini Dinas Pariwisata Provinsi DKI Jakarta optimis kenaikan jumlah kunjungan wisatawan ke Jakarta karena banyak event yang akan diselenggarkan di bulan Desember. Jumlah kunjungan juga diharapkan naik karena moment tahun baru. Jakarta memiliki keunggulan fasilitas berupa bandara Internasional Soekarno-Hatta yang membuat Jakarta jadi pintu gerbang utama masuknya wisman ke Indonesia. Selain fasilitas akomodasi berupa hotel, di Jakarta juga banyak dijumpai objek wisata yang memberikan daya tarik wisatawan baik wisnus maupun wisman. Berbagai objek wisata dan rekreasi di Jakarta yang menarik untuk dikunjungi antara lain: Pelabuhan Sunda Kelapa, Museum, Monumen Nasional (Monas), Taman Margasatwa Ragunan, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Dunia Fantasi, Taman Impian Jaya Ancol, dan sebagainya. Soekarno-Hatta sebagai salah satu gerbang masuk wisatawan ke Bandara terus berbenah untuk meningkatkan pelayanan terhadap wisatawan. Sebagai bandara tujuan, kapasitas Bandara Soetta saat ini adalah 65 juta penumpang pertahun. Pembangunan dan perluasan terminal baru diprediksi akan mampu menampung 25 juta penumpang/tahun. A.
Bandara Soekarno-Hatta, Sebagai Pintu Masuk Utama Tenaga Kerja Indonesia
Sebagai mana yang telah ditetapkan bersama terkait pencatatan wisatawan mancanegara, Tenaga Kerja Indonesia (TKI) didalamnya juga termasuk kedalam salah satu jenis wisatawan mancanegara.. TKI yang dicatat sebagai wisman dibatasi jumlahnya sebesar 10% saja, dan hanya pada mereka yang bertujuan untuk pulang berlibur/mengunjungi keluarganya di Indonesia untuk sementara dan harus kembali lagi ke Negara tempat mereka bekerja (bukan untuk mereka yang habis kontrak), serta sudah bekerja minimal 12 bulan. Isu ini menjadi bahasan tersendiri pada Great Jakarta dengan didatangkannya narasumber dari BNP2TKI. Menurut BNP2TKI, negara-negara yang menjadi tujuan TKI dan menyumbang jumlah wisman ke Indonesia adalah Malaysia, Singapura, Hongkong, Arab Saudi. Sayangnya moratorium TKI ke Arab Saudi berimbas pada menurunnya kunjungan wisman asal Arab Saudi. Sekitar 60% kepulangan TKI melalui Jakarta, dimana jumlah ini sangat potensial karena TKI bisa menjadi duta wisata atau menjadi TKI sebagai marketer pariwisata Indonesia. Rata-rata kontrak kerja TKI selama 2 tahun, dimana masa cuti boleh diambil setelah 1 tahun kerja. Umumnya mereka difasilitasi oleh majikan, dengan 50% TKI menggunakan hak cuti untuk kembali ke Indonesia dan sekitar 10% TKI akan membawa teman dari negara asal pada saat mereka cuti pulang ke tanah air. ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
80
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
Dalam Fokus diskusi grup ini juga dibahas terkait proporsi mereka yang TKI untuk dicatat sebesar 10% dirasakan perlu ditambah. Justifikasi dari hal tersebut adalah, mengingat mereka yang bekerja juga memiliki jatah untuk cuti, meskipun hanya sedikit dari mereka yang menggunakan fasilitas pariwisata ketika berkunjungan kembali ke Indonesia, namun mereka membawa devisa yang besar yang mana pada umumnya akan dihabiskan di Indonesia salah satunya adalah untuk berlibur bersama keluarga. B.
Isu Stratejik Kedaerahan Di Great Jakarta
Ada 2 isu stratejik kedaerahan pada Great Jakarta, dimana isu ini bukanlah isu yang sangat asing didengar yaitu: Banjir dan Kemacetan. 1. Banjir Dihadapkan dengan musim penghujan yang pada umumnya dating pada Triwulan ke-4 dan Triwulan ke-1, Great ini dihadapkan pad tantangan klasik yaitu Banjir. Untuk mengatasi hal ini memang dirasakan perlu waktu yang tidak sebentar dan perlu political will dari pemerintah daerah. Apabila Jakarta Banjir, sebagai Ibu Kota makan akan melumpuhkan kegiatan Bisnis dan Ekonomi, hal ini berbahaya karena lebih dari 50% wisman yang berkunjung ke Great ini bertujuan untuk melakukan kegiatan Bisnis. Contohnya pada saat banjir besar tahun 2007, sektor pariwisata di DKI Jakarta dari perhitungan tidak langsung diperkirakan mengalami kerugian mencapai Rp13,5 miliar. Kerugian tersebut antara lain karena selama dua pekan banyak obyek wisata tutup akibat akses jalan tergenang banjir, jadwal penerbangan yang tertunda dan tempat hiburan yang kebanjiran. Bila lokasi wisata tidak mengalami banjir, maka akses jalan menuju ke tempat wisata yang terputus karena banjir. Keadaan ini tentunya menyebabkan penurunan jumlah pengunjung sehingga berpotensi mengurangi pendapatan. 2. Kemacetan Pelaku industri pariwisata tentunya kesulitan menjual paket wisata di Jakarta karena macet dan banjir. Meski dari sisi sarana dan prasarana Jakarta terbilang lengkap, persoalan klasik terkait banjir dan macet menjadi kendala yang sangat menghambat. Berdasarkan hasil FGD, keluhan utama wisman yang masuk Jakarta adalah macet. Kota Tua sebagai destinasi wisata di Jakarta yang banyak dikunjungi oleh wisatawan Belanda harus ditempuh kurang-lebih 2 jam oleh wisatawan. Pembangunan infrakstruktur seperti MRT yang masih terus berlangsung berpotensi mengganggu kunjungan wisman. Masalah pedagang asongan juga dikeluhkan oleh wisatawan karena mengganggu ketertiban. Menghadapi hal ini, Kota Tua sebaiknya dikelola penuh oleh pemerintah DKI Jakarta. Kebijakan Pemprov DKI Jakarta untuk meluncurkan bis pariwisata gratis terasa belum optimal, karena masih dihadang macet. ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
81
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
Kemacetan lalu lintas Kota Jakarta yang semakin parah, ternyata tidak hanya berdampak pada pencemaran lingkungan, tetapi juga menimbulkan potensi kerugian di bidang kesehatan dan ekonomi bagi warga Jakarta. Potensi kerugian yang dialami warga Jakarta mencapai Rp 68,2 triliun per tahun. Angka kerugian ini hampir menyamai nilai APBD DKI 2015 sebesar Rp 73,08 triliun, atau sekitar 93,3 persen dari APBD DKI 2015. Potensi kerugian akibat kemacetan lalu lintas tersebut berasal kerugian dari sektor kesehatan senilai Rp 38,5 triliun dan dari sektor penggunaan bahan bakar minyak (BBM) sebesar Rp 29,7 triliun. Kemacetan lalu lintas yang makin parah di Jakarta membawa dampak kerugian besar bagi warga Jakarta. 7.3 HASIL FGD PADA GREAT BATAM Beberapa hal yang menjadi topik diskusi FGD analisis wistawan mancanegara (wisman) yang dilaksanakan di Kota Batam adalah: target pencapaian s.d bulan Desember 2015, permasalahan dan isu regional great Batam, serta persiapan pencapaian 12 juta kunjungan pada tahun 2016. Batam merupakan pintu masuk dengan jumlah kunjungan terbesar ketiga setelah Bali dan Jakarta. Karena karakter geografis yang dekat dengan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia, angka kunjungan terbesar berdasarkan kebangsaan (nationality) juga berasal dari kedua Negara tersebut. Optimisme pemerintah untuk mencapai target nasional 10 juta kunjungan wisman di tahun 2015 terkendala beberapa kejadian luar biasa di Indonesia. Great Bali misalnya, letusan Gunung Raung, Gunung Anak Rinjani, dan Gunung Barujari berdampak langsung pada penurunan kunjungan wisman di Bali dan Sekitarnya, hal ini disebabkan banyak penerbangan internasional yang cancel karena masalah keamanan. Berikut beberapa permasalahan yang muncul dalam FGD dan dapat mempengaruhi angka kunjungan wisman selama tahun 2015 di Batam. A.
Dampak Kabut Asap Kebakaran Hutan Di Prov. Riau
Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), khususnya Kota Batam merupakan salah satu daerah yang terdampak kabut asap cukup parah. Dampak tersebut terutama dirasakan pada bulan September dan Oktober 2015 dimana terdapat beberapa jadwal penyeberangan ferry ke Batam-Singapura dan sebaliknya dibatalkan. Demikian pula dengan jadwal beberapa penerbangan dari dan ke Bandara Hang Nadim oleh maskapai lokal juga dibatalkan. Kabut asap membuat wisatawan mengalihkan tujuan ke destinasi wisata selain Batam. Selain pembatalan kunjungan, kabut asap juga membuat beberapa event internasional seperti Tour de Bintan dibatalkan.
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
82
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
B.
Image Batam Sebagai Destinasi yang Miskin Atraksi
Meski secara geografis sangat dekat dengan Singapura dan Malaysia, tetapi jumlah kunjungan dari kedua negera tersebut ke Indonesia melalui Batam tidak pernah mengalami lonjakan besar, artinya dari tahun ke tahun angka kunjungannya relatif kecil meski terus mengalami peningkatan. Hal ini sangat berbeda dengan angka kunjungan dari Singapura ke Malaysia, dan sebaliknya. Salah satu penyebabnya adalah image Batam sebagai destinasi wisata yang sangat miskin atraksi atau produk wisata (tourism product). Untuk menarik wisatawan asal Singapura dan Malaysia lebih banyak, Batam harus melakukan diferensiasi pasar. Pasar Malaysia terutama yang berasal dari Johor, mempunyai karakter muslim taat dan berwisata bersama keluarga, sedang pasar Singapura lebih mencari leisure dan hiburan. Untuk menarik pasar Singapura, Batam sudah punya modal yang cukup kuat dari sisi atraksi. Banyaknya tempat hiburan malam merupakan hal yang sangat disukai oleh wisman asal Singapura. Untuk menarik pasar Malaysia maka harus disediakan atraksi wisata yang family friendly dan cocok untuk wisatawan muslim. Batam sangat kurang daya Tarik wisata buatan seperti Legoland dan Helokity yang menyasar segmen anak-anak dan keluarga. Minimnya atraksi wisata di Batam membuat lama tinggal wisman menjadi lebih singkat, rata-rata 2-3 hari. Lama tinggal yang singkat berkorelasi dengan pengeluaran untuk belanja yang lebih sedikit. C.
Bandara Hang Nadim Kurang Optimal sebagai HUB dan Aksesibilitas yang Belum Terintegrasi Bandara Internasional Hang Nadim merupakan satu-satunya bandara di Kota Batam. Sejak awal berdirinya bandara ini memang direncanakan menjadi hub atau penghubung dari Batam ke destinasi wisata lainnya di Indonesia. Tetapi pada perkembangannya, peran Hang Nadim sebagai hub belum begitu optimal. Penerbangan internasional masih sangat minim. Saat ini hanya ada rute Sabang (Malaysia)–Batam. Untuk menciptakan hub yang baik perlu aksesibilitas yang terintegrasi. Wisman asal Singapura dan Malaysia yang masuk ke Indonesia melalui Batam diharapkan dapat melanjutkan perjalanan ke destinasi lainnya di Indonesia melalui Bandara Hang Nadim. Tetapi belum ada moda transportasi yang terintegrasi di bandara maupun pelabuhan di Batam. Idealnya, lingkungan bandara atau pelabuhan menyatu dengan stasiun kereta api atau shuttle bus untuk mobilitas penumpang ke bandara dan sebaliknya. Hal ini yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi stakeholder pariwisata di Batam, yaitu bagamana menciptakan sistem transformasi yang terintegrasi demi mendukung aktivitas pariwisata.
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
83
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
D.
Kegiatan Promosi dan Event Yang Sangat Minim dan Belum Terintegrasi
Satu hal yang juga menjadi permasalahan adalah minimnya promosi pariwisata yang dilaksanakan oleh Kementerian Pariwisata dan Pemerintah Kota Batam di kedua Negara target pasar yaitu Singapura dan Malaysia. Hal ini terbukti branding “Wonderful Indonesia” belum dipromosikan baik dalam bentuk brosur, media luar ruang (baliho), dan program acara radio lokal. Bahkan pada beberapa event pariwisata yang diselenggarakan oleh KJRI Johor Bahru di tahun 2015 masih menggunakan logo branding visit Indonesia tahun 2008. Untuk meningkatkan jumlah kunjungan, maka diperlukan juga peran aktif dari stakeholder pariwisata di daerah, karena yang paling memahami situasi, kondisi dan karakter wisman yang menjadi target pasar adalah daerah itu sendiri. Selain minimnya promosi, di Batam belum terdapat event pariwisata yang terintegrasi dengan memadukan beberapa produk wisata misal wisata belanja, religi dan olahraga (sport tourism). Jika dibandingkan dengan Singapura, harga barang-barang di Batam masih relatif lebih murah. Hal tersebut bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi wisman asal Johor. Yang perlu dilakukan adalah mengkreasi suatu event yang dapat memadukan ketiga aktivitas wisata tersebut di Batam. E.
Belum optimal Dalam Menggarap Segmen Pasar
Sebagai salah satu kawasan industri di Indonesia, terdapat beberapa perusahaan internasional yang beroperasi di Batam seperti Ciba Vision, Epson, Halliburton, Hydril, Hyundai, Matsushita, McDermott, Nikon, Nippon Steel, Pan United Shipyard, Philips, Sanyo, Schneider Manufacturing, Seagate Technology, Siemens, Sony, Sumitomo, Thomson Television, dan lain-lain. Beberapa diantaranya adalah industri berat seperti pembuatan baja, pipa threading, peralatan eksplorasi minyak, rig minyak, jaket lepas pantai, dan alat berat. Selain itu, juga terdapat kurang lebih 41 galangan kapal untuk industri dan perbaikan kapal di Batam (www.bpbatam.go.id). Banyaknya perusahaan internasional yang beroperasi di Batam menjadi potensi besar untuk mendatangkan wisman ke Batam. Rata-rata pekerja asing yang berada di Batam mempunyai masa kerja yang cukup lama. Hal tersebut membuka peluang para pekerja tersebut membawa keluarganya untuk berkunjung ke Batam. Momen yang menjadikan Batam sebagai meeting point destination bagi para expatriat dengan keluarga mereka. Tetapi sayangnya peluang ini belum tergarap dengan maksimal, karena belum terdapat banyak daya Tarik wisata yang bersifat family friendly di Batam. Jika stakeholder pariwisata di Batam tidak menggarap dengan serius segmen pasar ini maka, akan diambil alih oleh Singapura dan Malaysia yang lebih siap.
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
84
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
F.
Minimnya Sosialisasi Kebijakan Bebas Visa Kunjungan (BVK)
BVK atau Bebas Visa Kunjungan merupakan salah satu strategi yang diterapkan oleh pemerintah dalam rangka menarik lebih banyak wisman untuk berkunjung ke Indonesia. Pemberlakuan BVK mulai Juni 2015 dan berlaku efektif Juli 2015. Batam merupakan salah satu daerah yang menjadi pintu masuk BVK di Indonesia yaitu Pelabuhan Batam Center, Pelabuhan Sekupang dan Bandara Internasional Hang Nadim. Meski sudah berlaku sejak Juni 2015, tetapi BVK belum massif dipromosikan oleh pemangku kepentingan terkait seperti Kementerian Pariwisata, pemerintah provinsi, kabupaten/kota, Kementerian Luar Negeri, dalam hal ini Kedutaan Republik Indonesia dan Kantor Imigrasi serta pemangku kepentingan lainnya seperti operator kapal ferry. Informasi dan sosialisasi mengenai BVK sangat dibutuhkan wisatawan dan bisa menjadi faktor penarik (pull factor), karena biaya perjalanan wisman akan jauh lebih murah. Minimnya sosialisasi BVK membuat penetrasi BVK di pintu masuk Batam s.d bulan Oktober 2015 masih relatif rendah. BVK bisa dipromosikan secara terintegrasi dengan aktivitas-aktivitas promosi di mancanegara seperti event-event pariwisata, sales mission, table top, farm trip dan aktivitas promosi lainnya, juga dengan mempromosikan BVK melalui web site dan media sosial.
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
85
BAB IX
OBSERVASI PASAR SINGAPURA & MALAYSIA UNTUK GREAT BATAM SINGAPURA │ JOHOR
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
86
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
8.1 OBSERVASI PASAR SINGAPURA Singapura dan Batam dihubungkan melalui 2 pelabuhan internasional yang ada di Singapura yang dikelola oleh Singapore Cruise Center yaitu Pelabuhan Harbourfront dan Pelabuhan Tanah Merah. Pelabuhan ini sudah berdiri sejak tahun 1991 dan telah memenangkan banyak sekali penghargaan internasional. Terdapat 8 operator kapal feri yang beroperasi di Singapura, antara lain: 1. Batam Fast
Batam Fast Ferry Pte Ltd didirikan pada tahun 1985. Pada mulanya, perusahaan ini hanya memiliki 2 feri penumpang dengan kapasitas 60 dan 70 orang yang melayani rute Singapura-Batam. Hingga saat ini, perusahaan ini memiliki 15 kapal feri yang beroperasi setiap harinya dengan total 35 jadwal keberangkatan ke 6 terminal feri (harbourfront, Tanah Merah, Batam Center, Sekupang, Nongsa Pura, dan Harbour Bay) dan melayani 4 rute berbeda. Semua feri telah di sertifikasi oleh ISM (International Safety Management) sejak tahun 1998 sesuai dengan ketentuan IMO (International Maritime Organisation). Total kapasitas tempat duduk dari setiap feri yang dimiliki adalah 140 hingga 338 penumpang dengan kemampuan jelajah 20 hingga 28 knots. Total rata-rata keberangkatan per harinya sekitar 27 kali menuju Batam dan 9 kali menuju Bintan. 2. Wave Master
Dengan kapasitas feri 168 penumpang, Wavemaster beroperasi dari pelabuhan Harbourfront ke batam Center dan Sekupang, serta dari Pelabuhan Tanah Merah ke Tanjung Pinang. Dengan total rata-rata keberangkatan perharinya sebanyak 17 kali ke Batam dan 4 kali ke Bintan. ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
87
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
3. Bintan Resort Ferries
Ferry ini hanya melayani perjalanan rute dari Singapura ke Bintan (Bandar Bentan Telani) dengan jumlah rata-rata keberangkatan perhari sebanyak 6 kali. Bintan Resort Ferries Pte Ltd. Sudah beroperasi sejak 1994 yang kala itu masih menggunakan pelabuhan World Trade Center (yang sekarang dikenal dengan harbourfront). Di tahun 1995, mereka memindahkan pelabuhan operasionalnya ke Tanah Merah. Perusahaan ini mengoperasikan 4 jenis kapal feri dengan kapasitas 270-306 penumpang per kapalnya. 4. Indo Falcon
Perusahaan ini hanya melayani perjalanan feri dari Singapura ke Tanjung Balai dan beroperasi 2 kali dalam 1 hari dari pelabuhan Harbourfront. 5. Sindo Ferry
SINDO Ferry adalah operator feri terbesar di Singapura dan memiliki jaringan rute yang sangat luas yang menawarkan perjalanan sehari-hari untuk Batam Centre, Sekupang Ferry Terminal, Waterfront City, Tanjung Balai (Karimun) dan Tanjung Pinang (Pulau Bintan). Degan jadwal keberangkatan perhari 28 kali untuk rute Batam dan 6 kali untuk rute Bintan dan kapasitas penumpang 150 hingga 300 per kapalnya. ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
88
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
6. Majestic Fast Ferry
Majestic Fast Ferry beroperasi dari pelabuhan harbourfront dengan tujuan Batam Center dan Sekupang, dengan total keberangkatan perharinya sebanyak 19 kali keberangkatan. 7. Mozaic Ferry Lines
Mozaic Ferry Line melayani rute Singapura ke Bintan lagoon melalui pelabuhan tanah Merah dengan total keberangkatan 2 kali dalam sehari dan kapasitas penumpang sebanyak 190 penumpang. 8. Horizon Fast Ferry
Sempat beroperasi dengan nama Prima Ferries, pada tahun 2014 lalu perusahaan ini melakukan perubahan merk dagang menjadi Horizon Fast ferry. Perusahaan ini beroperasi dari Pelabuhan harbourfront ke Pelabuhan harbor bay di Batam dengan total keberangkatan per hari sebanyak 6 kali dan kapasitas feri 238 penumpang.
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
89
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
A.
Simulasi Penghitungan Passenger Capacity Jalur Laut
(Singapura-Batam) Dari hasil tinjauan didapatkan bahwa terdapat 5 operator feri yang melayani penyeberangan dari Singapura menuju pintu masuk Batam, kelima operator tersebut antara lain: Batam fast, Wave Master, Sindoferry, Majestic fast ferry, dan Horizon. FROM SINGAPORE
TO BATAM
Avg. No. Avg. No. From Avg Seat Total Monthly Of From Tanah Of Daily Seat Ferry Operator Harbourfront Capacity/ Departure Seat Departure Merah to: Departure/ Capacity to: Flee Per Port Capacity /Day Day Batam Center Sekupang Harbour Bay
14 9 4
Nongsa Pura
Batam Fast
Wave Master
Batam Center Sekupang
13 4
Tanjung Pinang
4
Bintan Resort Ferries
Bandar Bentan Telani
IndoFalcon Batam Center Sekupang Waterfront Tanjung Balai
14 9 3 2
Majestic Fast Batam Center Ferry Sekupang
12 7
Sindo Ferry
Mozaic Ferry Lines Horizon
9
239
36
8,604
258,120
3,140,460
168
17
2,856
85,680
1,042,440
6
281
0
-
-
-
Tanjung Balai
2
200 *
0
-
-
-
Tanjung Pinang
6
225
28
6,300
189,000
2,299,500
200 *
19
3,800
114,000
1,387,000
190
0
-
-
-
238
6
1,428
42,840
521,220
Bintan Lagoon Harbour Bay
Yearly Seat Capacity
6
2
Total Seat Ferry Capacity From Singapore to Batam Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
22,988
689,640 8,390,620
*)Data tidak tersedia, sehingga menggunakan perkiraan
Dari kelima feri yang beroperasi untuk penyeberangan dari Singapura ke Batam, maka diperoleh rata-rata ketersediaan kursi penumpang perhari sebesar 22.988, dan ketersediaan kursi penumpang perbulan sebesar 689.640, sedangkan untuk ketersediaan kapasitas kursi pertahun mencapai 8.390.620.
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
90
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
Dengan asumsi bahwa peak period untuk wisatawan asal Singapura menuju Batam adalah pada saat weekend dan apabila dalam 1 tahun terdapat 52 minggu dan ketersediaan kursi perhari sebesar 22.988, maka ketersediaan kursi pada saat peak period dalam 1 tahun adalah sebesar 52 x 22.988 = 1.195.376.
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
Dari data tersebut dapat diidentifikasi bahwa, pemanfaatan kapasitas penumpang feri yang menghubungkan Singapura dan Batam belum dimanfaatkan secara optimal. Hal ini terlihat dari banyaknya seat pada periode weekdays yang tersedia sejumlah lebih dari 7 juta. Dengan hanya mengandalkan weekend traveler, kunjungan wisatawan Singapura ke Batam diyakini tidak akan mencapai 2 juta dalam 1 tahun dengan lama tinggal rata-rata tidak lebih dari 2-3 hari saja. Untuk mengoptimalkan ketersediaan kapasitas penumpang yang ada untuk weekdays, maka diperlukan event tourism seperti Education Tourism, Event Tourism –meet &great, music concert, religious event, etc-, MICE, dan lainnya.
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
91
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
B.
Promosi Pariwisata di Singapura
Dari observasi yang dilakukan dilapangan, maka ditemukan beberapa titik strategis dimana Indonesia dapat menjadikan titik-titik tersebut untuk kegiatan promosi kepariwisataan. Titik-titik strategis tersebut adalah sebagai berikut.
1. MRT Singapura Mass Rapid Transit atau MRT Singapura adalah sebuah sistem angkutan cepat yang membentuk tulang punggung dari sistem kereta api di Singapura dan membentang ke seluruh negara (kota) ini. Bagian pertama dari MRT ini, antara Stasiun Yio Chu Kang dan Stasiun Toa Payoh, dibuka tahun 1987 dan menjadi sistem angkutan cepat tertua kedua di Asia Tenggara, setelah Sistem LRT Manila. Jaringan ini telah berkembang cepat karena Singapura memprioritaskan pengembangan jaringan kereta yang lengkap sebagai tulang punggung utama dari sistem angkutan umum di Singapura dengan perjalanan penumpang harian rata-rata 2,755 juta jiwa tahun 2013, hampir 77% dari 3,601 juta penumpang jaringan bus pada waktu yang sama. MRT memiliki 113 stasiun (1 di antaranya tidak beroperasi) dengan jalur sepanjang 152,9 kilometer. Jalur rel ini dibangun oleh Land Transport Authority, sebuah badan milik Pemerintah Singapura yang memberi konsesi operasi kepada perusahaan laba SMRT Corporation dan SBS Transit. Operator-operator ini juga mengelola layanan bus dan taksi, sehingga menjamin adanya integrasi penuh layanan angkutan umum. MRT ini dilengkapi oleh sistem Light Rail Transit (LRT) regional yang menghubungkan stasiun MRT dengan perumahan umum HDB. Layanan ini beroperasi mulai pukul 5.30 pagi dan berakhir sebelum pukul 1.00 pagi setiap hari dengan frekuensi tiga sampai delapan menit, dan layanan ini diperpanjang selama hari-hari libur Singapura. Pada tahun 2014 jumlah pengguna MRT sebesar 2.899 juta orang.
Taiwan memasang iklan pada stasiun serangoon yang merupakan sebuah stasiun simpang yang sibuk. Lift yang terletak dipertengahan simpangan di bungkus oleh iklan pariwisata Taiwan. ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
92
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
Pemasangan iklan pada MRT mampu memberikan eksposure yang besar pada rakyat Singapura. Secara garis besar pemasangan iklan di MRT dapat dilakukan di Stasiun dan di kereta. Teridentifikasi, terdapat 27 spot yang potensial dalam pemasangan iklan. 27 spot ini merupakan stasiun MRT karena berdasarkan hasil observasi pemasangan iklan di dalam kereta tidak terlalu efektif. Kebiasaan penumpang didalam mrt terlalu terpaku kepada gadget mereka. 27 spot ini merupakan stasiun MRT yang merupakan hub atau stasiun transit. Penumpang harus turun untuk berganti kereta untuk pindah ke jalur lain.
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
2. Shopping Mall Singapura merupakan salah satu destinasi wisata belanja. Shopping mall yang ada di Singapura tercatat sebanyak 233 mall. Jumlah rasio antara penduduk Singapura dengan mall sebesar 1:62.000. satu mall untuk 62.000 penduduk Singapura. Semua pusat perbelanjaan yang berada di Singapura, terintegrasi dengan layanan transportasi umum MRT, sehingga tersedia terowongan yang mengarahkan penumpang untuk menuju ke pusat perbelanjaan tersebut. Sistem transportasi yang sudah sangat terintegrasi yang mampu menghubungkan satu destinasi dengan destinasi lain di Singapura, yang menjadikan jarak yang tadinya begitu jauh menjadi mudah dijangkau dan tidak membutuhkan waktu yang lama karena terbebas dari macet, merupakan salah satu keunggulan yang dimiliki negara ini yang dapat dijadikan sebagai peluang untuk melakukan kegiatan promosi pada tempat-tempat tertentu seperti shopping mall/pusat perbelanjaan yang ada di Singapura. ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
93
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
Thailand merupakan salah satu Negara yang menggunakan Mall di Singapura sebagai sarana berpromosi pariwisata. Mall yang dipakai berpromosi adalah BHG, BHG terletak di daerah Bugis. Mall tersebut terkoneksi dengan stasiun MRT Bugis yang merupakan sebuah stasiun transit.
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
3. Moda Transportasi Bis Bis merupakan bagian penting dari transportasi umum di Singapura, dengan lebih dari tiga juta penumpang per hari. Lebih dari 300 jasa bis yang terjadual. Sebagian besar dioperasikan oleh SBS Transit dan SMRT Buses, saat ini ada sekitar 4.200 bis yang beroperasi. Sama halnya dengan MRT, apabila ingin berpromosi pada transportasi Bis, pengiklan bisa memilih antara halte Bis dengan Bis. Malaysia lebih memilih untuk beriklan di Bis dengan cara membungkus Bis dengan iklan pariwisata. Berbeda dengan MRT yang sebagian besar rutenya berada dibawah tanah, bis berkeliling di jalan Singapura. Apabila ingin membungkus bis dengan iklan dapat memilih rute yang mengelilingi daerah pusat wisata.
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
94
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
4. Terminal Pelabuhan Apabila dilihat konektivitas Indonesia dan Singapura melalui jalur laut terhubung dengan Kota Batam di Provinsi Kepulauan Riau. Terminal yang ada pada 2 pelabuhan tersebut merupakan salah satu tempat yang memiliki potensi untuk dijadikan sebagai media untuk melakukan promosi tentang Indonesia. Salah satu hotel di Batam bahkan telah melakukan promosi di Harborfront di signage ruang tunggu penumpang. Masih banyak spot yang dapat dipasangkan iklan. Harborfront merupakan pintu masuk dan keluar bagi wisatawan menuju dan dari Batam.
Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
95
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
8.2 PENELITIAN PASAR MALAYSIA (JOHOR) A. HASIL WAWANCARA DENGAN BEBERAPA PEMANGKU KEPENTINGAN Dari hasil wawancara mendalam dengan 4 instansi/perusahaan di Johor yang terkait dengan pariwisata, yakni Konsulat Jenderal RI untuk Johor, Manajer Operasional Berjaya Water Front, Manager Operasional Senai Airport, Ustad Dzul (Pusat Islam Iskandar Johor) dan Mohammed Shafie Obet (VITO Malaysia), menghasilkan beberapa poin sebagai berikut. 1. Konsulat Jenderal RI (KJRI) untuk Johor Konsulat Jenderal RI untuk Johor mendukung program pemerintah untuk mendatangkan wisman asal Johor. KJRI Johor tahun ini melakukan kegiatan Indonesian Promotion Centre yang dilaksanakan selama tiga bulan Kota Raya Galeria. Kegiatan ini diadakan guna mengenalkan produk-produk Indonesia ke masyarakat Johor. Pada kegiatan ini, Pemerintah Kota Bandung memanfaatkan untuk memromosikan pariwisata kota Bandung, dengan menampilkan kegiatan seni dan Budaya Bandung (angkung Saung Ujo). Selain itu pemerintah kota Sleman, Yogyakarta, Surabaya dan Batam juga turut serta memromosikan daerahnya. Menurut Pak Taufikur Rijal(Konjen RI), kegiatan ini akan diadakan setiap tahun, dapat dimanfaatkan oleh kementerian pariwisata untuk mempromosikan destinasi wisata Indonesia terutama Batam. Selain itu, pada tanggal 25 November 2015, diadakan Konser Rosa “Pesona Cinta Dato” sebagai brand ambassador Wonderful Indonesia. Menurut Pak Taufik, karakteristik orang Johor adalah sangat menghormati Sultan Johor, sehingga segala perintah dan titah Sultan akan menjadi acuan bagi masyarakat Johor. Selain Sultan Johor, yang menjadi acuan masyarakat Johor juga adalah para Mukhti atau ulama Johor. Di Johor, terdapat beberapa perkumpulan majelis taklim dengan jamaah yang cukup banyak. Hal ini juga dapat dimanfaatkan oleh Indonesia untuk mempromosikan Indonesia melalui ustad atau ketua majelis taklim Johor. Selain taat beragama, orang Johor juga suka belanja, mereka senang berbelanja factory outlet di Bandung dan Tanah Abang. untuk usia yang menyukai belanja adalah sekitar 20-60 tahun, dan dengan jenis kelamin perempuan. Kedua karakteritik masyarakat Johor ini dapat dijadikan segmen pasar wisatawan Johor dengan destinasi Batam, Bandung dan Jakarta. Sebagai catatan hari weekend di Johor adalah hari Jum’at dan Sabtu. Untuk promosi Wonderful Indonesia juga dapat memanfaatkan Tv Malaysia dan Radio Sultan. Kedua media elektronik ini merupakan media favorit orang Johor. Selain itu diperlukan Brand ambassador untuk menarik wisatawan asalan Johor, bisa artis Indonesia atau ulama Malaysia. Pak Taufik juga mengatakan, kementerian pariwisata dan KJRI belum saling koordinasi untuk promosi pariwisata. Kami siap membantu untuk mengkoordinasikan dengan pihak terkait di Johor dalam promosi branding Wonderful Indonesia. ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
96
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
Dari hasil observasi tim peneliti, pada acara Indonesia Promotion Centre, KJRI belum tepat menggunakan branding Wonderful Indonesia. Logo masih menggunakan Visit Indonesia Tahun 2008. Menurut salah satu staf, belum ada informasi /sosialisasi atau guideline dalam menggunakan Wonderful Indonesia, sehingga mereka masih menggunakan logo yang lama. 2. Berjaya Waterfront Ferry Terminal Yang mewakili dari pihak Berjaya Waterfront Ferry Terminal adalah Bapak Steven dari Manajer Operasional. Menurut beliau, schedule yang tersedia saat ini untuk BerjayaBatam Centre sebanyak 15 kapal, Berjaya- Harbour Bay sebanyak 4 kapal dan BerjayaBintan sebanyak 3 kapal per hari. Berjaya Waterfront hanya untuk kapal Johor –Batam dan Johor-Bintan. Kapasitas yang disediakan oleh terminal adalah 8 kapal untuk setiap jam. Artinya, hal ini belum dimanfaat secara maksimal oleh pihak Indonesia dalam hal ini Batam dan Bintan. Untuk seat capacity perkapal 80 sd 220 orang. Sampai dengan saat ini lebih banyak pekerja /orang Indonesia yang datang ke Johor melalui terminal ini. Masyarakat johor hanya sedikit, kalaupun ada, hanya untuk bertemu dengan sanak keluarganya. Menurut pak Steven, Indonesia kurang memanfaatkan terminal ini. Terminal ini juga menyediakan tempat untuk mempromosikan suatu produk atau jasa, dapat dimanfaat oleh Indonesia untuk Promosi. 3. Ustad Faiz(Pusat Islam Iskandar Johor) Menurut Ustad Faiz, masyarakat Johor sangat menghormati ulama Malaysia khususnya Johor. Para ustad yang brdakwah, harus mengikuti aturan yang sudah dikeluarkan oleh Pusat Islam Iskandar Johor. Materi dakwah harus diseleksi terlebih dahulu. Apabila ada ulama Indonesia yang berdakwah di Johor, harus ada ijin dari Pusat kajian, dan untuk substansi tausiyah juga diseleksi sesuai mahzab yang benar. Apabila hendak bekerjasama untuk mendatangkan jamaah majelis taklim ke Batam atau Indonesia, sebaiknya kerjasama dahulu dengan pusat kajian kami. Apabila sudah kerjasama, maka para jamaah dari majelis taklim mau untuk berkunjung ke Batam. Ustad yang menjadi panutan di Johor adalah haji Khazi Milyas, Ali zaibidin. 4. Senai Airport Kami melakukan courtesy call dengan Senai Airport , adapun yang hadir pada acara tersebut perwakilan dari senai Airport, perwakilan Air Asia, dan perwakilan Kementerian Pelancongan. Pada rapat tersebut kami membahas peluang Indonesia di mata masyarakat Johor dan penerbangan Johor ke Indonesia. Adapun hasil dari pertemuan tersebut adalah sebagai berikut.
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
97
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
a) Bahwa Masyarakat Johor baru mengenal Bandung, Surabaya, Jakarta dan Bali sebagai destinnasi wisata Indonesia. Belum mengenal batam sebagai destinasi wisata Indonesia. Masyarakat Malaysia senang melakukan sightseeing, budaya, shopping dan mencari souvenir dalam melakukan kunjungan wisata. Apabila menawarkan destinasi wisata yang baru, sebaiknya memperhatikan karakteristik orang Johor. b) Pesawat yang tersedia dari Bandara Senai ke Indonesia baru Air Asia, dengan tujuan ke Bandung dan Surabaya. Untuk itu Bandara Senai sangat mengharapkan ada airlnes Indonesia yang membuka rute Johor Indonesia secara langsung tanpa melalui ke Kuala Lumpur. Misalkan Johor-Jakarta, Johor-Bandung, Johor-Makasar. Tentunya dengan memperhitungkan loadfactor atau dengan seat capacity untuk 100 orang. c) Mengadakan kerjasama antara senai airport dengan airlines Indonesia d) Bandara Senai siap melakukan joint promotion untuk promosi pariwisata serta menyiapkan public space branding untu promosi Indonesia. 5. Wawancara dengan VITO Malaysia Hasil dari wawancara dengan Bapak Mohammed Shafie (Obet) dari VITO Malaysia adalah sebagai berikut. a) VITO Malaysia telah melakukan promosi Indonesia ke negara-negara bagian di Malaysia, seperti Penang, Malaka, Kucing, langkawi, Johor dan Lain-lain. Bentuk promosi yang dilakukan membuat sales mission, pameran, dan koordinasi untuk melakukan Wonderful Indonesia Branding. Destinasi wisata Indonesia yang dipromosikan adalah semua destinasi utama Indonesia seperti, Bali, Bandung, Jakarta, Surabaya, Lombok, Raja Ampat, Batam. b) Pihak VITO mengalami kendala untuk koordinasi dengan provinsi Kepulauan Riau dalam hal ini Batam baik koordinasi dengan pemerintah daerah maupun dengan Tour &Travel Agent di Batam. Pernah melakukan bisnis to bisnis meeting untuk semua travel Agent di Indonesia, Hanya Travel Agent Batam yang tidak mengikuti acara tersebut. Mereka beralasan, target market mereka hanya Outbound Indonesia. Outboun Indonesia dari Batam-Singapura dan Batam-Malaysia, sudah dapat memenuhi keuntungan perusahaan. Jadi mereka tidak terlalu memperhatikan/focus terhadap inbound yang ke Batam. Pemerintah Provinsi, belum mempersiapkan atraksi wisata yang sesuai minat dari warga Malaysia. c) Wisatawan Malaysia juga ingin, harga yang ditawarkan untuk produk wisata dalam hal inihotel dan lain-lain disesuaikan dengan harga rupiah atau Ringgit, bukan menggunakan Dollar Singapura. d) Untuk pemanfaatan promosi Branding Wonderful Indonesia di Johor, memang belum optimal. ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
98
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
B.
HASIL OBSERVASI PASAR MALAYSIA (JOHOR)
Berdasarkan statistik, jumlah penduduk Johor sebesar 3.497.000 orang, dengan jumlah kunjungan per tahun sebesar 185.997 orang, namun jumlah wisatawan mancanegara asal Johor yang ke Batam hanya 61.997 orang. Artinya wisatawan Johor yang ke Batam adalah repeater dengan frekuensi kunjungan 3 kali per orang selama setahun. Apabila dilihat dari jumlah penduduk Johor, wisatawan asal Johor yang ke Batam baru sebesar 0,15 %. Data tersebut dapa dilihat pada table 1.2.Hal ini dapat dimaknai bahwa Provinsi Kepulauan Riau belum optimal menangkap pasar wisatawan asal Johor. Dari hasil observasi, ditemukan beberapa masalah, mengapa Indonesia khususnya Batam belum optimal dalam menangkap pasar wisatawan asal Johor, adalah sebagai berikut 1. Karakteristik wisatawan Johor/penduduk Johor adalah pemeluk agama Islam yang taat, patuh terhadap fatwa Sultan Johor dan Pemuka Agama. Warga Johor menjadi jamaah pada majelis taklim atau surau. Wisatawan asal Johor melakukan wisata yang bersifat massal, seperti Sightseeing, wisata belanja, wisata kuliner. Untuk jenis pasar Johor, Batam memerlukan perubahan Image dari image Lifestyle(Hura-hura) menjadi family friendly destination. Batam sebaiknya menyiapkan atraksi wisata yang diminati oleh wisatawan asal Johor yakni wisata Belanja. Ada paket wisata yang menarik yang bisa ditawarkan untuk wisatawan asal Johor, yakni dengan memgadakan tabligh akbar dengan mendatangkan ustad dari Malaysia atau Indonesia yang terkenal di Johor, kemudian dekat lokasi tablig akbar tersebut, tersedia Factory Outlet atau produk dari Bandung dan Tanah Abang, dengan harga yang sama seperti asal produksinya. Kemudian juga disediakan wisata kuliner. Kegiatan dapat dilaksanakan pada hari jumat dan Sabtu. Karena Johor libur pada hari Jumat dan Sabtu. Setelah produk paket wisata sudah siap, mengadakan kerjasama dengan KJRI Johor melakukan promosi. Promosi yang dapat dilakukan adalah melalui pemimpim majelis taklim atau melalui Radio Sultan. Apabila paket wisata ini berhasil, maka bukan hanya wisatawan Johor saja yang menjadi target, akan melebar ke wisatawan asal Penang, Malaka dan KualaLumpur 2. Branding Wonderful Indonesia. Warga Johor belum mengenal Branding Wonderful Indonesia. Bahkan KJRI Johor belum memahami Branding Wonderful Indonesia. Untuk mengenalkan branding wonderful Indonesia, sebaiknya Kementerian Pariwisata melakukan sosialisasi wonderful Indonesia ke KJRI Johor. Mengkoordinasikan ke KJRI Johor untuk mengetahui tempat atau public space branding di Johor yang tepat sasaran., seperti Berjaya Water Front, Senai Airport, dan mal di Johor. Terlampir tempat yang tepat untuk brading Wonderful Indonesia di Berjaya Water Front. ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015
99
ANALISIS ISU-ISU STRATEJIK PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2015
Masih menggunakan Brand Visit Indonesia Sumber: Data Olahan Asdep LitbangJakPar, 2015
3. Keseriusan dari pemerintah daerah Provinsi Kepri dan tours travel Agent yang belum optimal dalam menggarap pasar wisatawan asal Johor. Tours Travel Agent Batam , hanya mengurusi Outbound Indonesia ke Singapura dan Malaysia. Untuk Itu Kementerian Pariwisata perlu bersama-sama menyelesaikan masalah ini, supaya lebih optimal. 4. Harga paket wisata ke Batam untuk wisatawan asal Malaysia masih menggunakan Dollar Singapura. Wisatawan Malaysia keberatan akan hal seperti itu, sebaiknya harga paket wisata menyesuaikan dengan Rupiah atau Ringgit Malaysia.
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN │ 2015 100
ASDEP PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN Gedung Sapta Pesona Lt. 21 Jalan Medan Merdeka Barat No. 17 Jakarta Pusat 10110