WALASUJI ISSN: 1907-3038 Jurnal Sejarah dan Budaya Volume 4, No. 2, Desember 2013
PERANAN PEREMPUAN PADA AREA TAMBANG NIKEL SOROWAKO THE ROLE OF WOMEN IN THE NICKEL MINING AREA OF SOROWAKO
7LQL6XU\DQLQJVL Balai Pelestarian Nilai Budaya Makassar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jalan Sultan Alauddin / Tala Salapang Km 7 Makassar, 90221 Telepon (0411) 885119, 883748, Faksimile (0411) 865166 Pos-el:
[email protected] Diterima: 12 Juli 2013; Direvisi: 2 Oktober 2013; Disetujui: 27 November 2013 ABSTRACT This paper aims to descibe the role of women in the nickel mining industry in Sorowako. The method used in this study is descriptive qualitative method. The result of this reseach shows that the jobs in the mining area are not only dominated by men, but also the women. In its improvement, the women have important roles in the PLQLQJDUHD:RPHQDVPLQLQJHPSOR\HUVDUHDEOHWRRSHUDWHKHDY\HTXLSPHQWVXFKDVGXPSWUXFNV DQGZRUN DFFRUGLQJO\VKLIWPRUQLQJDIWHUQRRQDQGHYHQLQJVKLIW ,QWKH:DUHKRXVHDUHDZRPHQSOD\DQDFWLYHUROHLQ determining the type of factory goods, from the smallest into the biggest one, that require abilities to recognize the type of goods, manufacturing, and the number of goods to avoid mistaken orders. Keywords: women, mining, jobs ABSTRAK Tulisan ini menjelaskan peranan perempuan pada sektor industri pertambangan nikel di Soroako. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerjaan di daerah tambang tidak hanya didominasi oleh kaum laki-laki, tetapi dalam perkembangannya perempuan juga memiliki peranan penting di area pertambangan. Perempuan sebagai karyawan tambang mampu mengoperasikan alat berat (seperti, dump truck) dan bekerja sesuai shift yang telah tersedia (shift pagi, siang, dan malam hari). Di area Warehouse, perempuan berperan aktif dalam menentukan jenis barang kebutuhan pabrik, mulai dari barang terkecil hingga terbesar atau terberat, sehingga dibutuhkan kemampuan untuk mengenal jenis barang, manufaktur, dan nomor barang agar tidak terjadi kesalahan. Kata kunci: perempuan, tambang, pekerjaan
PENDAHULUAN
M
asyarakat dalam kehidupannya memiliki kebiasaan-kebiasaan dan aturan-aturan mengenai jenis pekerjaan yang dilakukan, siapa yang melakukannya, siapa yang memiliki sumber daya dan peralatan, dan bagaimana pekerjaan itu dilaksanakan. Dalam setiap masyarakat, manusia selalu ada pembagian
pekerjaan menurut kategori jenis kelamin dan umur. Pembagian seperti itu hanya sekedar perkembangan langsung pola yang sudah terdapat pada semua primat yang maju. Pekerjaan khusus apa yang dilakukan oleh laki-laki atau perempuan, berbeda-beda menurut kelompoknya, tetapi banyak pekerjaan yang dikhususkan bagi anggota jenis kelamin yang
WALASUJI 9ROXPH1R'HVHPEHU—242 satu atau yang lain. Tugas-tugas yang kebanyakan dianggap sebagai tugas wanita adalah pekerjaan yang dilaksanakan di dekat rumah. Pekerjaan yang paling sering dianggap sebagai tugas lakilaki cenderung berupa tugas yang memerlukan NHNXDWDQ ¿VLN SHQJHUDKDQ WHQDJD EHVDU VHULQJ memerlukan perjalanan agak jauh dari rumah, dan dianggap mengandung resiko dan berbahaya. Bentuk-bentuk khusus yang terdapat pada pembagian pekerjaan menurut jenis kelamin itu harus dipandang sebagai perkembangan histori kelompok tradisi-tradisi khusus, yang mengatur kehidupan bangsa tertentu. Oleh karena itu, setiap masyarakat harus mempelajari tersendiri untuk melihat cara bagaimana mereka membagi-bagi beban pekerjaan diantara laki-laki dan perempuan. Faktor-faktor biologis yang menjadi dasar pembagian pekerjaan menurut jenis kelamin dalam masyarakat industri modern telah banyak diatasi oleh berbagai inovasi di bidang teknologi dan organisasi. Ini mencakup hal-hal seperti formula bayi tiruan yang dapat diberikan dengan menggunakan botol, tempat penitipan anak, bentuk-bentuk transportasi yang baru dan cara serta sarana yang dapat mengurangi bahaya kecelakaan dalam pekerjaan. Dengan demikian, tidak ada alasan lagi yang memaksa mengapa perempuan tidak akan mendapatkan pekerjaan yang sebelumnya dikhususkan oleh laki-laki, dan tidak ada alasan mengapa laki-laki tidak dapat melakukan tugas yang sebelumnya secara eksklusif dikerjakan oleh perempuan (Haviland, 1993:41). Indonesia merupakan salah satu negara yang juga memandang persamaan hak dan kewajiban yang dimiliki oleh laki-laki dan perempuan. Pekerjaan yang dulunya dipandang hanya bisa dilakukan oleh laki-laki, dalam perkembangannya juga bisa dilakukan oleh perempuan. Hal ini disebabkan oleh tingkat pemahaman masyarakat bahwa perempuan juga berhak memiliki karir untuk menunjang ekonominya sendiri maupun dalam keluarga sehingga tidak harus bergantung pada orang lain. Kondisi ini menjadikan perempuan tidak merasa lemah dan bergantung pada laki-laki.
Kebebasan IUHHGRP dan kesamaan HTXDOLW\ menurut pandangan kaum feminisme berakar pada rasionalitas dan pemisahan antara dunia yang sifatnya privat dan publik. Dalam memperjuangkan persoalan masyarakat, menurut kerangka kerja feminis, tujuannya adalah “kesempatan yang sama dan hak yang sama” bagi setiap individu, termasuk di dalamnya kaum perempuan. kesempatan dan hak yang sama antara laki-laki dan perempuan ini penting, sehingga tidak perlu ada perbedaan kesempatan (Setiadi & Kolip, 2011:895). Pokok utama dalam perusahaan di sektor industri adalah produktivitas yang maksimal untuk mencapai target yang diinginkan bahkan mendapatkan keuntungan yang lebih. Oleh karena itu, pembagian pekerjaan tidak harus melihat dari jenis kelamin akan tetapi dilihat dari kemampuan menjalankan pekerjaan dengan baik sesuai target yang telah diberikan dengan mematuhi aturan keselamatan dan tingkat keamanan dalam melaksanakan pekerjaan. Keterampilan juga menjadi faktor penting dalam menjalankan pekerjaan. Oleh karena itu dituntut seseorang harus memiliki tingkat pendidikan yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang ditawarkan sehingga nantinya tidak mengalami kesulitan dalam menjalankan tugas pekerjaannya. Pekerjaan dalam industri pertambangan yang ditawarkan tentulah sangat bervariasi dan beresiko tinggi. Karena area kawasan tambang berada di antara tebing, gunung dan hutan. Jika kita medengar kata tambang, yang terlintas di kepala kita adalah kawasan yang jauh dari pemukiman warga dengan penggunaan peralatan berat untuk eksplorasi kawasan hutan dan pengambilan hasil bumi dari dalam tanah. Pada masa yang lalu, pekerjaan di daerah tambang didominasi oleh laki-laki karena menggunakan peralatan dan kendaraan berat KHDY\HTXLSPHQW . Akan tetapi kenyataan yang ada sekarang, perempuan sudah tidak asing lagi dalam kegiatan penambangan. Hal ini dikarenakan sudah canggihnya teknologi sehingga alat-alat berat yang digunakan tidak lagi dioperasikan secara manual.
Peranan Perempuan pada... Tini Suryaningsi
Metode yang digunakan untuk mengungkapkan peranan perempuan di area tambang adalah metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer berupa pengamatan dan wawancara. Sedangkan data sekunder berupa studi pustaka melalui literatur yang telah ada untuk dijadikan tinjauan pustaka sebagai acuan penulisan ini. Dewasa ini, adanya seorang perempuan yang menduduki posisi yang tinggi dalam berbagai lembaga negara, apakah sebagai Presiden, Perdana Menteri, ataupun sebagai Kepala Lembaga Internasional, bukanlah hal yang langkah atau suatu kejutan dalam masyarakat, karena peranan perempuan sama dengan peranan laki-laki. Banyak tugas pekerjaan sudah tidak menghiraukan perbedaan berdasarkan jenis kelamin karena adanya persamaan hak dan kewajiban antara lakilaki dan perempuan (Daeng, 2000:105). Walaupun dalam kehidupan masyarakat secara umum masih dibayangi oleh sistem Patriarkal, namun tidak menjadikan perempuan tidak bisa berperan di luar rumah. Sistem Patriarkal merupakan struktur yang mengabsahkan bentuk struktur kekuasaan di mana laki-laki mendominasi perempuan. Dominasi ini terjadi karena posisi ekonomis perempuan lebih lemah dari laki-laki sehingga wanita dalam pemenuhan kebutuhan meterialnya sangat tergantung pada laki-laki (Budiman, 1985:60). Oleh sebab itu, perempuan yang dulunya dipandang posisinya hanya sekitar area domestik saja lambat laun telah bergeser dan menempatkan dirinya sama dengan laki-laki secara sosiol kultur. Gilman mengatakan dalam women dan economics pertama-tama, bahwa perubahan sosial dan ideologis benar-benar tertinggal jauh di belakang perubahan ekonomi; kedua, bahwa perjuangan sosial dan ideologis diperlukan untuk mencapai perubahan itu. Dengan demikian, untuk semua itu ia menekankan bahwa posisi ekonomi perempuanlah yang menjadi masalah bukan perempuan itu sendiri. Kesadaran akan pentingnya perubahan dalam memahami posisi mereka yang sebenarnya sebagai perempuan menjadi tolak
ukur dalam menentukan kedudukan mereka dalam masyarakat (Thornham, 2010:33). Pembangunan masyarakat Indonesia sekarang ini mengarah ke arah modernisasi, maka dewasa ini pemerintah dan bangsa Indonesia melaksanakan pembangunan yang direncanakan, yang mengarah kepada pembangunan suatu masyarakat modern yang terbuka (Harsojo, 1988:243). Menurut Tahir Kasnawi, berbagai program peningkatan status dan peranan wanita yang menjadi bagian integral dalam kebijaksanaan pembangunan nasional Indonesia sejak sekitar pertengahan dekade 70-an yang lalu, setidaktidaknya mengandung tiga makna strategis yang saling berkaitan. 1. Peningkatan status wanita menyebabkan mereka dapat menikmati hak-hak serta menunaikan kewajiban-kewajiban individualnya setara dengan laki-laki. Dalam kehidupan tradisional di mana wanita umumnya berada dalam posisi subordinasi dalam kehidupan keluarga, hakhak dan kewajiban-kewajiban individual tersebut jarang teraktualisasikan. Makna ini sejalan dengan jiwa deklarasi PBB 1975 tentang peningkatan status perempuan yang dianjurkan untuk dijabarkan oleh negaranegara di dunia dalam program-program pembangunannya. 2. Peningkatan status wanita mendorong mereka untuk meningkatkan peran serta mereka dalam berbagai aktivitas pembangunan masyarakat. Selain dapat meningkatkan taraf hidup keluarga mereka masing-masing, juga dapat meningkatkan produktivitas nasional secara keseluruhan. 3. Secara langsung maupun tidak langsung, peningkatan status wanita akan menunjang tercapainya tujuan dari kebijaksanaan dan program-program pemerintah yang pada dasarnya bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat. Tinggi rendahnya status wanita diukur
WALASUJI 9ROXPH1R'HVHPEHU—242 pada sejauh mana kesempatan atau kebebasan yang dimiliki oleh wanita yang bersangkutan dalam proses pengambilan keputusan mengenai masalah-masalah penting yang mempengaruhi kehidupan pribadinya. Lebih lanjut, Tahir Kasnawi mengungkapkan bahwa dalam kegiatan ekonomi masyarakat, peranan perempuan dalam sektor modern atau formal pada umumnya tidak bersifat domestik (berhubungan dengan tugas rumah tangga). Yang termasuk dalam sektor modern adalah pekerjaan yang dilakukan di luar lingkungan rumah tangga, yang sudah mempunyai batasan dan sistem tertentu seperti jam kerja, pengupahan dan lain-lain, sehingga perempuan yang terlibat dalam sektor ini dapat dikatakan pekerjaan full time (Kasnawi, 2000:61). Pembagian kerja dalam suatu perusahaan GLWHQWXNDQDWDVH¿VLHQVLSURGXNVL\DLWXEHNHUMD sesuai dengan permintaan atau target yang diberikan oleh perusahaan dalam hubungannya untuk memaksimalkan keuntungan. Oleh karena itu, keterampilan dan kemampuan dari seseorang GDODPSHQLQJNDWDQSURGXNWL¿WDVOHELKXWDPDGDODP sistem ketenagakerjaan (Giddens, 1987:122). PEMBAHASAN Pekerjaan tambang sekarang tidak hanya didominasi oleh kaum laki-laki, akan tetapi dalam perkembangannya sekarang kaum perempuan turut serta dalam proses penambangan. Emansipasi wanita tidak hanya terlihat dari tingkat pendidikannya saja akan tetapi dilihat kemampuan mereka untuk sederajat atau sama dengan kemampuan yang dimiliki oleh laki-laki. Hal ini sangat berdampak positif bagi kaum perempuan karena mereka bisa berekspresi sesuai dengan bakat, keterampilan yang sama dengan laki-laki. Sekilas kegiatan tambang merupakan pekerjaan yang memerlukan tenaga yang cukup besar dan berbahaya, akan tetapi bagi sebagian masyarakat menganggap perempuan juga bisa dilibatkan atau turut andil dalam melakukan pekerjaan tambang tersebut. Dalam hal pekerjaan, wanita juga bisa melakukan seperti apa yang dilakukan oleh lakilaki.
Kegiatan penambangan seperti yang terdapat di daerah di Sorowako Kabupaten Luwu Timur sudah berlangsung cukup lama. Pada awal berdirinya perusahaan ini bernama PT.Inco (sekarang berganti nama menjadi PT.Vale). Selama kegiatan penambangan banyak memberikan kontribusi yang besar bagi masyarakat di sekitarnya, seperti Sorowako, Wawondula, Wasuponda, Malili hingga ke daerah Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah. Masyarakat di sekitar tambang banyak direkrut menjadi karyawan dan dilatih menjadi tenaga produktif. Selain itu, masyarakat yang berada di luar wilayah Kabupaten Luwu Timur pun diberikan kesempatan kerja di pertambangan PT. Vale ini tak terkecuali kaum perempuan. 3URJUDP3HODWLKDQ,QGXVWUL33, Sebelum kegiatan penambangan berganti namaa PT. Vale para pekerjanya didominasi oleh kaum laki-laki. Karena pekerjaan penambangan di DQJJDSVDQJDWPHQJXUDVWHQDJDGDQ¿VLN.DXP perempuan yang dipekerjakan hanya sebagian kecil saja dan ditempatkan sebagai staff di bagian personalia dan di bagian administrasi. Sejalan dengan perkembangannya, perusahaan PT. Vale ini sudah mulai menerima karyawan perempuan yang ditempatkan di lokasi penambangan untuk mengoperasikan alat-alat berat. PT. Vale membuat program baru yang bertujuan untuk melatih para calon karyawan-karyawan agar nantinya dapat menjadi karyawan yang sudah siap pakai. Program tersebut dinamakan Program Pelatihan Industri (PPI). Program Pelatihan Industri yang diselenggarakan oleh perusahaan bertujuan untuk melatih para pemuda-pemudi yang berada pada wilayah kerja PT.Vale. Supaya nantinya masyarakat lokal dapat bersaing dengan para pendatang untuk dapat bekerja di perusahaan ini. Pelatihan yang diberikan berlangsung selama satu sampai dua tahun tergantung kebijakan dari perusahaan. Program pelatihan yang diberikan berupa pembelajaran secara teori maupun praktek kerja lapangan. Secara teori, pembelajaran
Peranan Perempuan pada... Tini Suryaningsi
dilakukan yaitu lewat buku-buku berupa modul tentang teknis pekerjaan yang dilakukan oleh perusahaan sesuai dengan departemen yang dipilih. Selama dalam pembelajaran semua peraturan perusahaan harus ditaati dan cara kerja yang aman dalam perusahaan. Sedangkan secara praktek, pembelajaran dilakukan yaitu dengan terjun langsung di lapangan sesuai dengan teori yang telah diberikan. Dalam kegiatan praktek lapangan, para siswa-siswi akan bekerja sesuai dengan jurusan yang telah dipilihnya. Kegiatan praktek yang dilakukan biasa juga disebut dengan On The Job Training (OJT). Mereka bekerja sesuai dengan jadwal pekerjaan karyawan yang ada. Dalam masa praktek akan dinilai oleh karyawan yang ada di perusahaan untuk melihat tingkat kemampuan siswa-siswi yang ada sebagai bahan masukan bagi perusahaan yang nantinya mendapatkan tenaga kerja yang kompeten dan siap pakai. Program Pelatihan Industri (PPI) membuka peluang untuk mempelajari pekerjaan tambang sesuai dengan jurusan yang dipilih. Jurusan yang terbuka ada empat yaitu: 1. Mining Department, yaitu departemen yang bertugas untuk mengambil bahan mentah dari dalam tanah yang nantinya dioleh menjadi nikel. Pekerjaan yang dilakukan berupa pengerukan tanah, loading bahan mentah menggunakan dump truk dan dumping di area stock pile (area penyimpanan). 2. Process Plant, yaitu departemen yang bertugas untuk mengolah bahan mentah dari mining yang akan diolah menjadi nikel. Mulai dari dryer, klin, dan converter. 3. Supply Chain Management (SCM), yaitu departemen yang bertugas untuk menyediakan semua kebutuhan perusahaan, mulai dari alat-alat safety perusahaan sampai dengan alat-alat kebutuhan produksi. Supply Chain Management (SCM) biasa juga disebut dengan logistic (Modul Supply Chain Management, 2006).
4. Mobile Equipment Maintenance (MEM), yaitu departemen yang bertugas untuk memperbaiki alat-alat perusahaan yang rusak. Seperti mobil perusahaan yang mengalami kerusakan, mesin produksi yang macet dan lain sebagainya yang berkenaan dengan perbaikan kendaraan dan mesin perusahaan. Orang-orang yang bekerja di bagian ini biasa juga disebut dengan mekanik pabrik. Penerimaan PPI tidak hanya terbatas pada kaum laki-laki, akan tetapi juga diberikan kesempatan bagi kaum perempuan untuk mengetahui pekerjaan tambang, maka pemikiran yang pada awalnya perempuan dianggap tidak mampu bekerja di tambang, mulai terhapus karena dalam pelatihan yang diberikan langsung di lapangan menunjukkan kalau perempuan juga mampu mengerjakan pekerjaan yang selama ini di dominasi oleh kaum laki-laki. Salah satu program pelatihan yang diberikan adalah training dalam mengendarai mobil tambang WUXFN Truck yang dipakai yaitu Caterpilar 777c dan Komatzu. Kendaraan truck yang sangat besar mampu dioperasikan oleh kaum perempuan. Fokus pada pembahasan ini adalah para perempuan yang bekerja di daerah tambang di Mining Operation Department dan Suppy Chain Management (SCM) PT. Inco tbk yang sekarang berganti nama menjadi PT. Vale sejak tahun 2012. Program PPI yang sering dilaksanakan saat masih bernama PT. Inco, cara kerja perempuan mendapatkan apresiasi di kalangan para karyawan yang telah lama berkecimpung di areal tambang. Menurut supervisor tambang, para perempuan yang bekerja membawa truck lebih baik dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini dikarenakan perempuan lebih teliti, berhati-hati, dan tetap mencapai target harian. Peranan Perempuan di Mining Operation Pekerjaan di Mining operation dikhususkan pada pengambilan bahan mentah dari dalam perut bumi kemudian dibawa ke pabrik pengolahan untuk diproses lebih lanjut. Mulai saat pengerukan
WALASUJI 9ROXPH1R'HVHPEHU—242 tanah menggunakan alat loading yaitu shovel dan backhoe dan diangkut menggunakan dump truck. Pekerjaan yang diberikan kepada kaum perempuan sama dengan apa yang dikerjakan oleh kaum laki-laki. Di berikan jadwal yang sama dalam pengoperasikan dump truck. Tidak ada perbedaan target produksi dalam sehari antara karyawan laki-laki dengan perempuan. Perusahaan hanya menekankan pada pekerjaan yang dilakukan yakni keselamatan karyawan. Oleh karena itu PT.Vale selalu mengutamakan keselamatan para karyawan dan bekerja sesuai prosedur yang ada sehingga pekerjaan yang dilakukan aman. Safety First, menjadi slogan bagi para karyawan sehingga karyawan selalu mengingat menggunakan alat pelindung diri (APD) selama bekerja dan mematuhi setiap peraturan keselamatan sehingga terhindar dari resiko kecelakaan kerja. Jika pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan standar kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan, maka para pekerja akan tidak merasa was-was dalam menjalankan pekerjaan tambang yang diberikan kepadanya. Demikian juga dengan keberadaan perempuan di mining departemen, mereka bekerja sesuai dengan standar kerja yang diberikan sehingga apa yang mereka kerjakan aman bagi keselamatan dirinya. a. Pembagian kerja (shift) di area tambang Pembagian kerja di lapangan pada mining departemen terbagi atas 3 shift: yaitu pagi, siang dan malam. Pada shift pagi dimulai pada pukul 05.00 sampai pukul 13.00. Shift siang dimulai dari pukul 13.00 sampai pukul 21.00, dan shift malam dimulai pukul 21.00 sampai pukul 05.00. Setiap karyawan sudah diberikan jadwal kerjanya yakni 2 kali shiff pagi, 2 kali shift siang dan 2 kali shift malam. Setelah itu dilanjutkan dengan hari off (libur) 2 hari. Karyawan perempuan yang bekerja di mining mendapatkan jadwal yang sama dengan karyawan laki-laki. Sehari menghabiskan waktu 8 jam dengan waktu istirahat selama 30 menit. Khusus karyawan perempuan, perusahaan memberikan waktu istirahat selama 2 hari
setiap bulannya ketika sedang datang bulan atau menstruasi. Dengan mengisi formulir yang sudah ada, karyawan perempuan boleh mengajukan istirahat kerja. b. Pekerjaan yang dilakukan di daerah tambang Karyawan perempuan yang bekerja di mining department adalah karyawan yang mengoperasikan dump truck yaitu Caterpilar 777 dan Komatzu. Berkat pelatihan yang diberikan selama PPI, karyawan perempuan memiliki kemampuan VNLOO dalam mengoperasikan dump truck yang berukuran besar untuk mengangkut bahan mentah ORDGLQJ ke stock pile (tempat penyimpanan sementara) sebelum dibawa ke pabrik (Program Matrikulasi, 2006). Pengoperasian dump truck tidak terlalu sulit dilakukan, karena sistem pengoperasiannya secara automatic, yakni hanya operan gigi dan mengarahkan truck menggunakan power steering dan menginjak pedal gas untuk melajukan kendaraan.
)RWR $OIULGD 7XODN VDODK VDWX NDU\DZDQ perempuan di Mining Operation yang mengendarai Dump truck (Caterpilar)
Contoh pengalaman kerja karyawan wanita yang dipaparkan oleh Alfrida Tulak seperti berikut, shift pagi dimulai dengan menunggu bus karyawan di halte bus yang berada di dekat rumahnya. Pada pukul 05.00 pagi, serine akan berbunyi dari area
Peranan Perempuan pada... Tini Suryaningsi
terminal bus karyawan yang menandakan bus sudah siap berangkat. Jadi setiap karyawan harus berada di halte bus, agar tidak ketinggalan bus. Jika hal tersebut terjadi maka karyawan biasanya menggunakan kendaraan pribadi untuk berangkat ke tempat kerja. Jarak dari rumah Alfrida ke tempat kerja adalah 15 km atau di tempuh dengan bus selama setengah jam perjalanan. Tiba di lokasi kerja, Alfrida akan menunggu mobil pengantar untuk mengantarkannya ke lokasi kerja di mana kendaraan/dump truck di parkir. Setelah melapor kepada supervisor, maka Alfrida akan memulai pekerjaannya dengan mengendarai dump truck dan pergi ke lokasi tempat akan memuat bahan mentah. Lokasi tempat loading barang tentulah didaerah hutan dan melewati bukit dan lembah. Setelah melakukan loading bahan mentah selama beberapa menit, kemudian Alfrida akan membawa bahan mentah yang telah diloading ke tempat yang telah disediakan untuk selanjutnya akan diproses ke bagian prosses plant dan jika tanah berupa ob atau tanah yang tidak mengandung nikel akan dumping di tempat pembuangan tersendiri yang disebut disposal. Proses dumping dilakukan secara berulang-ulang dari beberapa tempat. Jam 14.00 Alfrida telah menyelesaikan tugas dan menunggu bus karyawan yang akan membawanya kembali ke halte tempat Alfrida naik pada pagi hari. waktu istirahat dilakukan di dalam dump truck selama proses loading bahan mentah. Pekerjaan yang Afrida jalani sampai saat ini, ia merasa senang karena bisa menjadi bagian dalam pekerjaan tambang. Menurutnya, mengendarai dump truck menjadi sangat menyenangkan dan ada rasa bangga dalam dirinya karena seorang perempuan juga bisa menjalankan tugas yang selama ini lakilaki mendominasi. Pekerjaan yang dijalani perempuan di bagian mining operation sangatlah mengandung resiko. Oleh karena itu harus diutamakan ketelatenan dan selalu berhati-hati dalam mengendarai dump truck. Kesulitan yang sering dialami oleh para karyawan perempuan dalam menjalankan dump truck yaitu pada saat hujan. Karena jalanan pada
saat hujan akan licin. Hal ini disebabkan karena kondisi jalan yang hanya berupa tanah merah yang dipadatkan untuk dijadikan jalan bagi dump truck. Jalan akan sangat licin, apalagi beberapa kali mereka harus melewati jalanan yang mendaki dan menurun. Sedangkan pada musim kemarau, jalanan yang dilewati oleh dump truck sangat berdebu sehingga mengganggu jarak pandang ke depan. Pada saat shiff malam, menjadi tantangan tersendiri juga bagi para karyawan perempuan dalam menjalankan pekerjaan mengendarai dump truck. Mereka harus melewati kegelapan malam di tengah hutan sendirian, dan melawan rasa takut mereka. Tantangan-tantangan yang mereka hadapi tidak menjadi penghalang bagi para perempuan yang bekerja di mining operation untuk tetap berkarya dalam perusahaan. Justru mereka sangat menghargai perusahaan karena telah menerima mereka untuk mengerjakan tugas yang dulunya hanya kaum laki-laki saja yang dapat mengerjakannya. Peranan Perempuan di Supply Chain 0DQDJHPHQW6&0 Area Supply Chain Management (SCM) biasa juga disebut dengan warehouse atau bagian logistik. Semua barang-barang kebutuhan pabrik berada di warehouse. Oleh sebab itu barang-barang dari hal kecil seperti alat-alat safety karyawan (baju, sepatu helmet, gloves, mask), sampai alatalat berat berupa sparepart dari kebutuhan pabrik dan heavy equipment mobile. Pekerjaan di Departemen SCM berupa suplai barang yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Sedangkan barang-barang yang di order dengan menggunakan vendor didatangkan lewat darat, laut dan udara. Dalam proses pengorderan barang dari pihak vendor, karyawan perempuan banyak ditempatkan pada bagian tersebut. Dengan menganalisis kebutuhan pabrik dan permintaan karyawan akan barang kebutuhan pabrik, maka karyawan harus bisa menguasai jenis barang yang akan di order sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pengorderan. Jika barang yang di order salah maka
WALASUJI 9ROXPH1R'HVHPEHU—242 berakibat perusahaan bisa mengalami kerugian karena harus mengembalikan barang yang salah order. Oleh karena itu pekerjaan yang dijalani oleh perempuan di areal SCM sangat melelahkan. Untuk setiap barang yang akan di order, harus dicek secara langsung di warehouse untuk jenis barang, manufacture, kode barang, ukuran, sehingga kesalahan pengorderan tidak terjadi. Setiap barang yang telah tiba dipabrik akan diperiksa oleh karyawan penerima barang atau biasa disebut dengan istilah receiving. Barangbarang akan dicek berdasarkan dengan receiving report yang telah ada. Berdasarkan receiving report tersebut, maka bisa dicek untuk setiap jenis barang yang masuk apakah telah sesuai dengan permintaan yang telah ada. Setelah barang yang telah dicek telah dinyatakan sesuai dengan permintaan maka selanjutnya dilakukan penyimpanan barang di lokasi penyimpanan yang biasa juga disebut dengan binning. Dalam lokasi penyimpanan telah diatur tempat-tempat untuk jenis barang yang di order. Agar barang-barang yang terdapat di area binning tersusun dengan rapi dan benar, maka setiap barang harus memiliki kode berupa nomor yang disebut dengan istilah stock code. Tempat penyimpanan barang berupa radyrack yang tersusun. Untuk jenis barang yang besar dan berat, penyimpanannya menggunakan forklift agar barang mudah disimpan dilokasi yang telah ditentukan. Sedangkan untuk barang yang kecil-kecil dapat diangkut dengan menggunakan lori-lori. Dalam masyarakat umum, departemen SCM sama dengan swalayan dalam pabrik. Karena setiap kebutuhan pabrik diambil di area warehouse. Untuk barang yang akan dipakai, maka setiap departemen yang ada di PT. Vale memiliki hak pengorderan barang dengan menggunakan picking slip. Pemesanan barang kebutuhan pabrik dilakukan di Counter Warehouse. Dengan menggunakan sistem komputer, pesanan secara online dilakukan dengan ditandai keluarnya pesanan lewat picking slip. Dari picking slip bisa diketahui jenis barang yang akan di order, lokasi barang yang tersimpan, dan jumlah barang yang di order. Berdasarkan picking slip tersebut,
maka petugas counter akan menyiapkan orderan dari karyawan yang nantinya akan dikirim ke departemen yang mengorder lewat delivery car. Pekerjaan di SCM departemen lebih banyak berurusan dengan penggunaan komputer. Karena lewat komputer yang telah diprogram untuk kebutuhan pabrik, setiap karyawan bisa dapat menjalankan tugas yang ada di Warehouse. Oleh karena itu peranan perempuan dalam mengorder barang menjadi barang stock di Warehouse sangat penting. Tantangan yang dihadapi juga sangatlah besar. karena barang-barang yang di order menjadi barang stock adalah jenis barang yang tidak diketahui. Harus banyak mempelajari jenis-jenis barang yang menjadi kebutuhan pabrik, agar tidak terjadi kesalahan order. Karena barang yang salah pemesanannya dapat berakibat karyawan bisa terkena sangsi dari perusahaan. Sistem dalam komputer akan menjadi kacau dan jika barang yang dipesan sifatnya urgent maka dapat berdampak besar bagi berlangsungnya proses produksi. Karyawan di bagian logistik sangat mengutamakan kehati-hatian. Karena pabrik akan tetap berjalan asalkan setiap barang-barang kebutuhan pabrik tersedia. Tidak boleh ada barang penting yang stock out karena sangat berdampak dalam proses produksi nikel. Kerjasama dari semua pihak sangat dibutuhkan demi kelancaran produksi. Oleh sebab itu ada beberapa point penting yang menjadi karyawan perempuan yang baik pada SCM departemen. Hal-hal yang harus dilakukan agar pekerjaan yang diberikan dapat terlaksana dengan baik. point penting tersebut adalah: 1. Mengenal akan barang yang akan di order agar tidak terjadi kesalahan pengorderan. Semua barang kebutuhan yang berada di Warehaouse menggunakan istilah atau bahasa Inggris. 2. Menguasai bahasa Inggris agar bisa mengetahui jenis barang dan sebagai alat komunikasi dengan vendor dari luar negeri untuk pemesanan barang.
Peranan Perempuan pada... Tini Suryaningsi
3. Mengetahui vendor yang menyediakan barang kebutuhan sesuai pesanan 4. Memprediksi harga barang dengan vendor yang ditunjuk, jika barang yang di order tersedia di dalam negeri maka tidak akan dipesan pada vendor di luar negeri sehingga mengurangi buget pengeluaran. 5. Mengetahui jumlah stock barang di binning (lokasi penyimpanan) agar tidak terjadi over stock. 6. Merespon setiap permintaan akan kebutuhan operasional pabrik dengan baik. 7. Memperkirakan waktu kedatangan barang dengan ketersediaan barang di lokasi stock barang agar tidak terjadi stock out. 8. Mengetahui jenis barang yang akan diorder agar tidak terjadi kesalahan orderan karena akan mengakibatkan kerugian dalam departemen. 9. Menjaga setiap barang stock agar tetap tersedia. 10. Merespon setiap barang yang datang dan mengalami kerusakan GDPDJH agar segera dilaporkan kepada pihak vendor sehingga barang dapat dikirim ulang. Peranan perempuan di area warehouse jauh berbeda dengan peranan mereka di rumah. Kalau dirumah mereka lebih familiar dengan barangbarang kebutuhan rumah tangga, sedangkan di pabrik mereka harus tahu jenis barang-barang yang lebih banyak dikuasai oleh kaum laki-laki karena berhubungan dengan penggunaan alat-alat berat dan sparepart yang berbau mesin. Tantangan yang dihadapi sangat besar akan tetapi mereka mampu mengatasi setiap tantangan yang diberikan. Peranan perempuan sangat penting dalam menyediakan setiap barang kebutuhan pabrik. Seperti halnya dalam rumah tangga, para ibu rumah tangga akan selalu menyediakan persediaan setiap kebutuhan rumah tangga. Sama halnya di departemen SCM, perempuan sangat berperan aktif demi ketersediaan kebutuhan-kebutuhan pabrik yang sangat penting bagi kelancaran produksi.
PENUTUP Peranan perempuan dalam dunia industri sangatlah penting. Seperti dalam bidang pertambangan, perempuan juga menjalankan tugasnya dengan baik sehingga tidak ada lagi pandangan yang mengatakan kalau perempuan tidak bisa bekerja di areal tambang. Dengan skill dan kemajuan teknologi, perempuan juga bisa bersaing dengan laki-laki dalam memperolah lapangan pekerjaan di daerah yang menurut pandangan sebagaian besar masyarakat adalah pekerjaan yang seharusnya dikerjakan oleh laki-laki. Peranan perempuan di lokasi penambangan sangat penting dalam menjalankan tugas mereka dengan baik. Mengendarai dump truck menjadi pekerjaan yang menyenangkan yang mereka jalani selama bekerja sebagai karyawan di mining operation. Tantangan-tantangan dalam menjalankan pekerjaan pastilah penuh resiko akan tetapi dengan penuh kehati-hatian dan mengutamakan keselamatan kerja, mereka bisa menjalankan pekerjaan mereka dengan baik.
)RWR3HUHPSXDQSHUHPSXDQ\DQJEHNHUMDGL 6&0'HSDUWHPHQW33,
Mereka telah menjalani pekerjaan mereka selama bertahun-tahun, bahkan akan dilakukan sampai mereka pensiun. Karyawan perempuan di area Warehouse memiliki tantangan tersendiri dalam mengenal barang-barang pabrik dengan baik. karena tugas para karyawan perempuan di areal SCM adalah mengorder barang kebutuhan pabrik yang 241
WALASUJI 9ROXPH1R'HVHPEHU—242 jumlahnya ribuan dan barang yang diorder harus benar agar tidak terjadi kesalahan pengorderan. Jika salah order maka dapat mengakibatkan jalannya produksi bisa terhambat dan membuat perusahaan bisa merugi. Oleh sebab itu, perempuan di daerah tambang sangat memiliki peranan yang penting. Mereka bekerja dengan selalu mengutamakan keselamatan kerja dan bisa memberikan kontribusi bagi perusahaan sehingga perusahaan bisa tetap berjalan. Lewat tangan-tangan para karyawan perempuan di PT.Vale, perusahaan bisa terus merasakan manfaat yang banyak. Peningkatan produksi, hasil kerja yang maksimal dan tetap mengutamakan keselamatan diri. DAFTAR PUSTAKA Budiman, Arif. 1985. Pembagian Kerja Secara Seksual. Jakarta: Gramedia. Daeng, Hans J. 2000. Manusia, Kebudayaan dan Lingkungan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Giddens, Anthony. 1987. Kelompok, Kekuasaan GDQ.RQÀLN. Jakarta: Rajawali.
242
Haviland, A. William. 1993. Antropologi. (Edisi Keempat Jilid 2). Jakarta: Penerbit Erlangga. Harsojo. 1988. Pengantar Antropologi. Bandung: Binacipta. Kasnawi, Tahir. 2000. Manusia, Kebudayaan dan Pembangunan. Makassar: Laboratorium Pembangunan masyarakat Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin. Setiadi, Elly M & Kolpi, Usman. 2011. Pengantar Sosiologi, Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya. Jakarta: Kencana. Thornham, Sue. 2010. Teori Feminis Dan Culture Studies. Yogyakarta: Jalasutra. Sumber Lain: 0RGXO3URJUDP3HODWLKDQ,QGXVWUL33, -XUXVDQ Supply Chain Management. 2006. Enggano. Dump Truck Operation, Program Matrikulasi. 2011. Enggano.