VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
8.1
Kesimpulan
Mengaeu pada
pembahasan yang telah diuraikan
pada bab-bab
sebelumnya maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, sebagai berikut :
I)
Peningkatan barang modal, tenagakerja dan jumlah uang beredar berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan OUlput (POB). Model ini mampu menjelaskan sekitar 99% dari variasi output.
2)
Secara signifikan peningkatan tenagakerja dipengaruhi oteh upah riil lag 2 (rw(-2)), investasi lag 5 (inv(-5)) dan output (GDP(-l)). Inflasi tidak
signifikan
mempengaruhi
jumlah
tenagakerja.
Besamya
detenninasi menunjukkan bahwa 86.66% variasi
koefisien
tenagakerja dapat
dijelaskan oleh model ini.
3)
Rata-rata pertumbuhan ekonomi sebesar 5.88% sejak tahun 1972 hingga tahuo 2002 memberikan sumbangan pada pertumbuhan tenagakerja sebesar 0.86%, sumbangan pertumbuhan barang modal sebesar 5.55 % dan Total
Factor Produktivily (TFP) sebesar - 0.53 %. Dengan demikian, pertumbuhan
ekonomi 94.38% didorong oleh pertumbuhan barang modal, sumbangan pertumbuhan tenagakerja sebesar 14.62%, dan sumbangan TFP sebesar
-9%. Pada periode 1972 hingga 2002. rata-rata pertumbuhan TFP sektor pertanian paling rendah. berikutnya sektor industri dan sektor jasa paling tinggi masing·masmg mencapai - 2.56; -1.47; dan 0.48. Pada masa krisis TFP scktor pertanian paling tinggi, berikutnya sektor jasa dan sektor industri paling kecil masing-masing mencapai -3.25; -6.58; -5.63. 4)
Faktor·faktor usia, jam kerja, jenis kelamin, pendidikan, wilayah, dan pengalaman
berpengaruh
secara positif dengan taraf 5% terhadap
produktivitas tenagakerja di wilayah Jabodetabek, dengan koefisien determinasi sebesar 19,6%. Tingkat penghasilan tenagakerja pria lebih besar Rp 115.692 daripada tenagakerja wanita, yang berpendidikan diploma lebih tinggi Rp 561.191 dibandingkan yang berpendidikan SLTA ke bawah, yang
245
berpendidikan universitas, produktivitasnya lebih tinggi Rpl.385.022 dibandingkan dengan yang berpendidikan SLTA ke bawah. yang bekerja di kota lebih besar Rp 130.902 daripada yang di desa, yang berpengalaman lebih besar Rp 11.603 daripada yang tidal< berpengalaman. Variabel partisipasi
tenagaketja dalam organisasi temyata pada taraf 5% tidak signifikan berpengaruh terhadap peningkatan penghasilan.
5)
Dengan koefisien detenninasi sebesar 61%, variabel-variabel pendidikan, wilayah dan upah berpengaruh terhadap kesejahteraan secara signifikan pada taraf 5%, kecuali perbedaan antara tenagakerja lulusan diploma dengan tenagakerja lulusan SMU ke bawah tidak singifikan. Setiap kenaikan upah sebesar seribu Rupiah akan diikuti dengan kenaikan kesejahteraan sebesar
Rp
0.21, tenagakerja di kota
lebih sejahtera Rp 444.624 dibandingkan
tenagakerja di perdesaan, yang berpendidikan diploma lebih sejahtera Rp 643.94 dibandingkan dengan yang berpendidikan SLTA ke bawah, sedangkan yang berpendidikan universitas lebih sejahtera Rp 1.692.868 dibandingkan tenagakeJja yang berpendidikan SLTA ke bawah. 6)
Variasi mobilitas tenagakerja antar sektor di wilayah Jabodetabek dapat diterangkan sebesar 42,8%
oleh model. dan terdapat perbedaan yang
signifikan dengan taraf 5%. Tenagakerja pria kurang menginginkan pindah kerja
dibandingkan
tenagakerja
wanita.
yang
berpengalaman
lebih
menginginkan pindah kerja dibandingkan dengan yang tidak memiliki pengalaman. tenagakerja dengan pendidikan diploma memiliki keinginan pindah yang lebih rendah dibandingkan tenagakerja dengan pendidikan SLTA ke bawah, sedangkan yang memiliki pendidikan universitas memiliki keinginan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tenagakerja dcngan pendidikan SLTA ke bawah. Usia produktif (31 - 50 tahun) memiliki kecenderungan untuk pindah yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok usia lainnya, sedangkan yang berpenghasilan tinggi memiliki kecenderungan untuk pindah yang lebih rendah dibandingkan dengan tenagakerja dengan penghasilan rendah (kurang dari satu juta rupiah). HasH pengujian mobilitas wilayah tenagakerja di Jakarta Pusat dan Jakarta Timur menggunakan regresi logit menunjukkan
bahwa koefisien upah
246
sebesar - 0.022, artinya semakin rendah penghasilan seseorang di daerah asal. maka semakin tinggi probabilitas orang tersebut melakukan migrasi ke
Jakarta.
SaraDMsaran
8.2
S.mm-saran yang dapat diberikan berkaitan dengan pennasalahan yang ada adalah sel:lagai berikut :
1)
Sebagai upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. maka kinerja dan stabilitas ekonorni makro perlu ditingkatkan. Oleh
karena itu perlu diambil langkah-langkah yang tepat untuk jangka pendek
maupun jangka panjang. Jangka Pendek :
a)
Mengelola kebijakan mODeter tcrutama mempermudah akses kredit untuk modal kerja dan investasi bagi para pengusaha.
b)
Memperbaiki kebijakan Fiskal terutama dalam hal perpajakan sehiogga
mampu menginduksi terjadinya capital inflow, bukan sebaliknya justru menyebabkan banyak perusahaan yang memindahkan pabriknya ke
negara tetangga seperti Vietnam, Myanmar dan lain-lain.
c)
Meningkatkan koordinasi kebijakan fiskal dan moneter antara Pemerintah dan Bank Indonesia. dengan tetap menjaga peran masingmasing. untuk lebih meningkatkan pembangunan ekonomi nasional.
Jan~ka
Panjang :
a' \1eningkatkan daya saing ekonomi melalui peningkatan mutu dan ;:,roduktivitas antara lain melalui invensi, inovasi produk. dan teknologi produksi tepat serta meningkatkan akses pasar sehingga output meningkat seeara berkelanjutan b) Meningkatkan kualitas human capital melalui pendidikan formal dan informal. sehingga menjadi salah satu faktor produksi yang produktif
2)
Dalam rangka penciptaan kesempatan kerja di masa mendatang. kebijakan pemerintah Indonesia hendaknya harns lebih konkrit, baik untuk jangka pe~dek.maupunjangka
panjang. sebagai berikut:
247
Jangka pendek :
a)
Memformulasikan APBN yang memberikan prioritas penciptaan lapangan kerja melalui perluasan industri-industri kecil yang padat karya
b)
Kebijakan Upah Minimum Propinsi (UMP) hcndaknya disesuaikan dengan perubahan Indek Harga Konsumen (IHK) dan tingkat produktivitas tenagakerja sehingga tidak memicu peningkatan tingkat
upah rHI. c)
Meningkatkan
tingkat
output
melalui
peningkatan
kualitas
tenagakerja, peningkatan uang beredar yang mendorong investasi dan modal kerja serta meningkatkan barang modal yang ramah terhadap
tenagakerja.
d)
Menciptakan kepastian hukum. peraturan. dan rasa amao uotuk berusaha dan be kerja.
Jangka Panjang a)
Mendukung mekanisme pasar yang efisien dan berkeadilan termasuk
mengembangkan pasar-pasar internasional dalam jaringan perdagangan yang sehat antara lain melalui pemangkasan biaya transaksi b)
Meningkatkan penyediaan pendidikan baik fonnal maupun informal yang terkait langsung dengan kesempatan kerja serta
mampu
menumbuhkan jiwa wirausaha (entrepreneurship) sehingga rnampu meneiptakan lapangan kerja. 3)
Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan produktivitas sektor pertanian, industri dan jasa, perlu ditempuh langkah·langkah untuk jangka pendek maupun menengah. sebagai berikut : Jangka Pendek : a)
Meningkatkan akses petani terhadap sumberdaya produktif. permodalan dan akses pasar.
b)
Merevitalisasi hubungan industri antara sektor pertanian, industri dan jasa maupun antara perusahaan besar dengan industri keeil sehingga terjadi hubungan yang sinergi dan mendorong peningkatan upah. efisiensi, pemerataan dan produktivitas tenagakerja.
248
c)
Mendorong perkembangan usaha rnikro. kecil, dan menengah (UMKM) dan kaitannya dengan industri besar
d)
Meningkatkan usaha perbaikan akses seldor riil terutama UMKM terhadap permodalan Ikredit perbankan dan Jembaga keuangan lainnya
e)
Pemilihan teknologi produksi yang tepat dan padat karya
Jangka Panjang :
a)
Mengembangkan diverifiknsi aktivitas ekonomi perdesaan
b)
Mengembangkan industrialisasi perdesaan
c)
Melaksanakan reforma agraria
d)
Membangun
infrastruktur
pertanian
dan
perdesaan
sehingga
kesejahteraan dan kualitas "lidup petani meningkat.
e) 4)
Meningkatkan kualitas 8DM sektor pertanian maupun selctor industri.
Dalam rangka meningkatkan pmduktivitas tenagakerja perlu adanya kebijakan·kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas tenagakerja, antara lain: Jangka Pendek:
a)
Memperbaiki akses tenagakerja terhadap pendidikan non fonnal seperti pelatihan.
b)
Agar pelajar atao mahasiswa memiliki pengalaman yang cukup sebelum terjun ke dURia kerja, maka program magang keja bagi mahasiswa hendaknya lebih ditingkatkan kuantitas maupun kualitas.
c)
Memajukan tingkat keterlibatan wanita dalam memajukan perekonom ian Jabodetabek maupull di tingkat nasional.
d)
Diperlukan kebijakan ketenagakerjaan yang berkaitan dengan usia. misalnya kebijakan usia penerimaan pegawai maupun usia pensiun pegawai. sehingga usia produktif tenagakerja mampu dimanfaatkan secara optimal.
e)
Diperlukan kebijakan yang mendorong agar setiap tenagakerja hcndaknya bekerja antara 35 jam sampai SS jam dalam seminggu.
Jangka Panjang :
Meningkatkan taraf pendidikan dan kualitas pendidikan baik formal maupun infonnal untuk mempertinggi kualitas tenagakerja. seperti
249
meningkatkan pelaksanaan wajib belajar 9 tahun, meningkatkan kesejahteraan tenaga pendidik, serta mcningkatkan partisipasi masyarakat
dalam proses perbaikan motu pendidikan. 5)
Agar tingkat kesejahteraan tenagakerja tidak memiliki kesenjangan yang tajam antara tenagakerja laki-laki dan wanita. tenagakerja di desa dan kota
maupun antara tcnagakelja sektor pertanian, sektor industri dan sektor jasa maka diperlukan kebijakan-kebijakan jangka pendek dan jangka panjang sebagai berikut : Jangka Pendek : a)
Ditetapkannya pajak progresif atas penghasilan dan kekayaan masyarakat
berpenghasilan tinggi
yang
seianjutnya
digunakan
untuk
membantu tenagakerja berpenghasilan rendah melalui berbagai macam bantuan kesejahteraan maupun penyediaan barang dan jasa. b)
Pemberian subsidi bagi tenagakerja berpenghasiJan rendah seperti petani, terutama lIntuk memenuhi kebutuhan pokok seperti sembako,
minyak tanah, pupuk dan akses kredit dengan bunga murah. Jangka Panjang : Mcningkatkan produktivitas tenagakerja melalui pengembangan teknologi, pelatihan dan pendidikan, sehingga mampu melakukan inovasi·inovasi serta mampu bersaing dengan tenagaketja dari luar negeri. 6) Agar mobilitas tenagakerja bisa dikendalikan maka perlu kebijakan terpadu diantaranya:
Jangka Pendek : a)
Adanya akses dan kesempatan yang sarna antara laki-Iaki dan wanita terhadap kesempatan ketja dan promosi jabatan
b)
Ketimpangan tingkat upah antara sektor pertanian, industri dan jasa harus dikurangi melalui peningkatan produktivitas
c)
Ketimpangan tingkat upah antara desa dan kota hendaknya dikurangi melalui peningkatan seldor fonnal di perdesaan.
Jangka Panjang : Menciptakan keseimbangan ekonomi yang memadai antara desa dan kota sehingga ketimpangan kesempatan ketja antara desa dan kota bisa dikurangi.