VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1.
Identifikasi Faktor Internal Berdasarkan identifikasi dari kondisi internal perusahaan diperoleh
kekuatan dan kelemahan perusahaan. Berikut faktor-faktor yang termasuk ke dalam kekuatan dan kelemahan perusahaan. Tabel 20. Tabel Kekuatan dan Kelemahan Faktor Internal Perusahaan Bidang Kekuatan Kelemahan Manajemen Kecakapan pemilik dalam Belum memiliki mengelola usaha perencanaan secara tertulis dan mendetail. Sistem pembagian kerja yang cukup jelas Kualitas SDM perusahaan yang rendah Keuangan Memperoleh pinjaman modal Sistem pembayaran yang untuk pengembangan usaha diterapkan kurang efektif Produksi Sarana dan prasarana Teknologi yang digunakan produksi pertanian yang masih sederhana lengkap. Penggunaan lahan yang Ketersediaan lahan yang luas belum optimal Pemasaran Jaminan atas produk Kurangnya upaya promosi Sistem Informasi Manajemen
Belum adanya SIM
7.1.1. Kekuatan Perusahaan 1. Kecakapan pemilik dalam mengelola usaha Pemilik memiliki ketekunan, kesabaran serta kerajinan sehingga mampu membuat bisnis ini bertahan hingga sekarang. Pada awal mendirikan usaha ini, meskipun pemilik tidak mempunyai dasar sebagai seorang petani bunga potong krisan, akan tetapi pemilik Sondi Farm mau berusaha mempelajari seluruh pengetahuan tentang bunga krisan. Kecintaan pemilik terhadap tanaman hias dan bunga menjadikan pemilik sering mengikuti pelatihan-pelatihan tentang bunga dan tanaman hias. Pelatihan ini menjadi dasar bagi pemilik mengenai pengetahuannya dibidang florikultura. Bahkan pemilik juga sering bertanya kepada para ahli mengenai sistem budidaya yang benar dan teknologi terbaru
96
untuk krisan. Berkat ketekunan pemilik, usaha bunga potong Sondi Farm masih mampu berkelanjutan hingga saat ini. Kesabaran pemilik terlihat ketika menghadapi pemasok, pekerja, maupun pelanggan. Kesabaran merupakan kunci sukses hubungan antara pemilik dengan ketiga stakeholder ini, sehingga mampu terjalin hubungan yang baik diantara mereka. Komunikasi yang lancar antara pemilik dengan pekerja mampu menciptakan suasana kerja yang nyaman, dan juga membuat pemilik menjadi lebih mudah melakukan kontrol terhadap kegiatan perusahaan. Selain itu kondisi kerja yang nyaman diperlihatkan dengan menyediakan fasilitas untuk para pekerja seperti dapur untuk keperluan memasak pekerja, gazebo untuk tempat istirahat, kamar tidur, dan motor. 2. Sistem pembagian kerja sudah cukup jelas Sumber daya manusia yang dimiliki oleh Sondi Farm berjumlah enam orang pekerja dan keseluruhan tenaga kerja yang dimiliki merupakan tenaga kerja tetap. Dengan jumlah tenaga kerja yang sedikit, maka perlu adanya sistem pembagian kerja yang jelas. Sistem pembagian kerja akan membuat pekerja lebih fokus terhadap pekerjaan yang harus dilakukan. Adapun sistem pembagian kerja masing-masing tenaga kerja yaitu satu orang merupakan kepala kebun; satu orang merupakan bagian pemasaran dan distribusi sekaligus merangkap sebagai supir; dua orang merupakan tenaga kerja harian di bagian produksi bunga; dua orang tenaga kerja lapang; dan satu orang bagian pengemasan dan grading yang juga merangkap sebagai penjaga villa keluarga. Penerapan sistem pembagian kerja (job description) pada Sondi Farm merupakan suatu kekuatan bagi Sondi Farm untuk pengembangan usahanya. 3. Memperoleh pinjaman modal untuk pengembangan usaha Permodalan yang kuat sangat mendukung jalannya kegiatan operasional perusahaan. Modal awal usaha ini berasal dari modal pribadi pemilik, seiring dengan berkembangnya usaha maka Sondi Farm juga melakukan penambahan modal berupa pinjaman. Sondi Farm mendapatkan tambahan modal berupa pinjaman sekitar empat bulan yang lalu. Bantuan modal pinjaman ini diperoleh dari Bank Perkreditan Rakyat Wingsati dengan jumlah pinjaman sebesar dua ratus juta. Pinjaman yang diberikan oleh bank menunjukkan bahwa keuangan Sondi
97
Farm telah dikelola dengan baik. Pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh Sondi Farm meliputi mencatat seluruh pengeluaran, pemasukan usaha, investasi usaha, dan juga pengalokasian untuk pembayaran pinjaman. Hal ini ditunjukkan dengan adanya buku keuangan yang berbeda untuk setiap pencatatan keuangan, sehingga mempermudah pemilik untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan. 4. Sarana dan prasarana produksi pertanian yang lengkap Pasokan sarana produksi dan bahan baku Sondi Farm saat ini masih kontinyu, dimana terdapat kepastian terhadap ketersedian keduanya. Adanya hubungan yang baik antara pemilik dengan pemasok menjadi suatu kekuatan bagi perusahaan dalam menjamin ketersediaan pasokan bahan baku. Pada kegiatan produksi perusahaan telah menggunakan teknologi meskipun masih sederhana. Teknologi yang digunakan oleh perusahaan saat ini yaitu berupa adanya saluran irigrasi sistematis dengan menggunakan sprinkler; penggunaan bangunan tanam (green house) sebagai naungan dari cuaca; penggunaan mobil dan motor sebagai sarana transportasi untuk pemasaran bunga; penggunaan media internet sebagai bahan pencarian informasi dan promosi; dan telepon sebagai sarana komunikasi perusahaan baik dengan pelanggan, pemasok, maupun pekerja. 5. Ketersediaan lahan yang luas Lahan sebagai salah satu faktor produksi dalam usaha bunga potong krisan. Ketersediaan lahan di Sondi Farm yang masih cukup luas memungkinkan perusahaan untuk dapat menambah kapasitas produksi usahanya. Hal ini dapat menjadi kekuatan perusahaan. Selain itu letak Sondi Farm yang berada di daerah dataran tinggi di Bogor merupakan suatu keunggulan bagi usaha budidaya bunga krisan. Keunggulannya adalah bahwa sifat bunga krisan yang sangat cocok apabila dibudidayakan di dataran tinggi, sehingga bunga yang dihasilkan pun baik. Hal ini juga ditunjang dengan agroklimat daerah Megamendung yang sesuai dengan syarat pertumbuhan bunga krisan. Agroklimat yang sesuai akan membuat pertumbuhan krisan menjadi baik. 6. Jaminan atas produk Jaminan atas produk Sondi Farm ditunjukkan oleh kualitas bunga yang telah mengalami grading dan kondisi bunga yang masih segar. Kualitas bunga yang dijual merupakan kualitas bunga yang baik dengan standar grade yang
98
ditetapkan yaitu grade A, B, dan C. Bunga yang dijual pun merupakan bunga segar yang baru dipetik dari kebun. Kualitas bunga yang baik diperoleh karena bunga yang diantar merupakan bunga segar yang baru dipetik dan langsung diantar. Selain itu bunga yang diantar ditempatkan dalam mobil ber-AC, yang baik untuk menjaga kualitas bunga. Dalam memasarkan produknya Sondi Farm memberikan jaminan ganti rugi apabila konsumen merasa produk yang dibeli ternyata tidak bagus. Jaminan yang diberikan yaitu berupa mengganti produk tersebut dihari pengiriman selanjutnya, dengan adanya penggantian produk ini menjaga agar konsumen tetap loyal terhadap produk Sondi Farm. Selain itu Sondi Farm juga memberikan bonus tambahan bunga apabila pelanggannya melakukan pembelian bunga dalam jumlah yang banyak. 7.1.2. Kelemahan Perusahaan 1. Belum memiliki perencanaan secara tertulis dan mendetail Perusahaan saat ini belum memiliki perencanaan secara tertulis, dan mendetail mengenai perumusan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Perencanaan usaha hanya berada dalam pikiran pemilik usaha, yang kemudian dipaparkan kepada kepala kebun dan bagian pemasaran secara rutin setiap minggunya. Seperti ditunjukkan pada bidang produksi dan pemasaran. Perusahaan belum memiliki pengaturan pola tanam yang jelas sehingga dalam satu bedengan terkadang terdapat 2 – 4 jenis bunga yang berbeda yang ditanam secara tidak beraturan. Pengaturan pola tanam yang belum jelas ini mengakibatkan perusahaan tidak dapat mengetahui perkiraan produksi dan produktivitas bunga krisan setiap periode tanam. Hal ini dapat membuat perusahaan tidak mampu memenuhi permintaan pasar, karena tidak adanya perencanaan produksi. Selain itu tidak adanya perencanaan yang mendetail juga terjadi pada kegiatan pengendalian Kegiatan pengendalian di Sondi Farm hanya dilakukan secara sederhana berupa pengontrolan secara umum tanpa adanya penetapan standar kinerja, penilaian kinerja individu maupun perbandingan kinerja aktual dengan standar kinerja yang diharapkan. Perusahaan juga tidak menentukan target pencapaian tertentu untuk setiap kegiatan perusahaan yang dilakukan.
99
Hal ini menjadi kelemahan perusahaan yang perlu untuk diperbaiki. Tidak adanya perencanaan secara tertulis dan mendetail dalam perusahaan dapat menyebabkan perusahaan kehilangan arah dalam mencapai tujuan dari visi yang diharapkan. Selain itu dikhawatirkan pemilik tidak dapat mengetahui kondisi nyata perusahaan, sehingga Sondi Farm akan cenderung kurang responsif terhadap peluang dan ancaman. 2. Kualitas SDM perusahaan yang rendah Tingkat pendidikan tenaga kerja di kebun Sondi Farm pada umumnya adalah SD, satu orang yang memiliki tingkat pendidikan SMP, dan satu orang lagi yang mempunyai tingkat pendidikan SMA. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan para pekerja yang tidak terlalu tinggi. Para pekerja juga tidak mendapatkan pelatihan atau training lagi, selain pelatihan dan pendampingan singkat yang diberikan pada saat awal bekerja di Sondi Farm. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kegiatan produksi dan pemasaran, seperti pekerja kebun sulit membedakan bibit dari setiap jenis bunga. Tingkat pendidikan tenaga kerja di kebun Sondi Farm yang tergolong rendah, kurangnya pengetahuan para pekerja mengenai bunga potong krisan serta kurangnya perhatian pemilik untuk meningkatkan potensi sumberdaya manusia merupakan kelemahan internal perusahaan dari segi kualitas SDM perusahaan yang rendah. 3. Sistem pembayaran yang diterapkan kurang efektif Sistem pembayaran yang ditetapkan oleh Sondi Farm yaitu sistem pembayaran konsinyasi, dimana bunga yang diserahkan saat ini baru dibayar setelah dua hari kemudian. Meskipun dengan sistem pembayaran konsinyasi ini, terkadang florist menunggak pembayaran hingga lebih dari 2 minggu, hal ini dikarenakan pada umumnya florist juga tidak langsung menerima pembayaran secara tunai dari pelanggannya sehingga memerlukan waktu untuk membayar kepada pemasok bunga. Adanya ketidaklancaran pembayaran yang terjadi pada Sondi Farm, dapat menjadi kelemahan bagi perusahaan karena pembayaran yang tidak lancar dapat mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan.
100
4. Teknologi yang digunakan masih sederhana Green house yang digunakan oleh Sondi Farm merupakan green house sederhana yang terbuat dari bambu. Teknologi yang digunakan oleh perusahaan saat ini yaitu adanya saluran irigrasi yang sistematis dengan menggunakan sprinkler.
Meskipun
perusahaan
telah
menggunakan
sprinkler
untuk
pengairannya, akan tetapi dalam pengoperasiannya masih secara manual dan terkadang juga masih dibantu dengan menyiram secara manual. Saat ini telah terdapat teknologi pengairan yang lebih modern yaitu sprinkler otomatis yang telah terseting. Selain itu dalam kegiatan penambahan cahaya juga telah ditemukan teknologi baru yaitu dengan menggunakan sistem cyclic of lamp dengan dibantu alat timer kontraktor otomatis. Sistem ini dapat menghemat penggunaan listrik oleh perusahaan akan tetapi Sondi Farm tidak menggunakan teknologi ini. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi yang digunakan Sondi Farm masih sederhana. 5. Penggunaan lahan yang belum optimal Lahan yang dimiliki oleh Sondi Farm sangat luas yaitu 2,7 Ha dengan luas lahan untuk villa yaitu 2000 m2, sehingga terdapat sisa lahan seluas 1,8 Ha. Saat ini lahan yang digunakan untuk budidaya bunga krisan hanya seluas 7000 m 2. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat sekitar 1,8 Ha yang belum digunakan untuk kegiatan budidaya bunga krisan. Penggunaan lahan yang belum optimal ini menjadi kelemahan Sondi Farm. 6. Kurangnya upaya promosi Kegiatan promosi yang dilakukan oleh Sondi Farm yaitu berupa Word of Mouth (WOM), pameran, dan promosi dengan media internet. Meskipun jenis promosi yang sudah pernah dilakukan cukup banyak akan tetapi hanya WOM yang masih mungkin berjalan sampai saat ini. Kedua jenis promosi lain sudah jarang dilakukan. Untuk promosi bunga potong krisan melalui pameran hanya dapat dilakukan apabila Sondi Farm mengikuti kegiatan pameran yang diadakan oleh instansi tertentu sedangkan kegiatan pameran jarang diselenggarakan dan ketika terdapat kegiatan pameran terkadang pemilik Sondi Farm tidak mengetahui informasi tersebut. Promosi lewat internet ini belum dimanfaatkan secara optimal oleh perusahaan, karena hanya berupa informasi mengenai usaha dan tidak
101
dilakukan perbaruan data perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan kurang berupaya untuk melakukan promosi terhadap produknya. Hal ini dapat menjadi kelemahan perusahaan untuk dapat memperoleh pelanggan baru. 7. Belum adanya SIM Sampai saat ini Sondi Farm belum menerapkan sistem informasi manajemen yang terkomputerisasi dalam usahanya. Hal ini dikarenakan usahanya yang masih kecil, selain itu juga ditunjang dengan tingkat pendidikan yang rendah dari para tenaga kerja yang dimiliki, sehingga untuk melakukan sistem informasi manajemen terlalu sulit untuk dilakukan. Meskipun kegiatan ini dipandang oleh perusahaan sebagai suatu kegiatan yang belum perlu untuk dilakukan, dikarenakan berbagai keterbatasan yang dimiliki perusahaan, namun dapat menjadi kelemahan bagi perusahaan. Hal ini dikarenakan pencatatan perusahaan yang masih secara manual dapat mengakibatkan hilangnya data, sehingga menyebabkan perusahaan menjadi tidak mengetahui kondisi sebenarnya. Selain itu dengan adanya pinjaman dari perbankan maka Sondi Farm perlu melakukan pencatatan administrasi yang lebih rapi sehingga dengan pencatatan yang lebih rapi dan terekap secara keseluruhan memudahkan pihak bank untuk mengaudit sekaligus mampu memberikan kesempatan untuk peminjaman modal selanjutnya. 7.2.
Identifikasi Faktor Eksternal Hasil dari identifikasi faktor eksternal perusahaan diperoleh enam peluang
dan lima ancaman. Peluang dan ancaman ini diperoleh dari hasil identifikasi terhadap faktor politik, ekonomi, sosial, dan teknologi (PEST) serta analisis terhadap lingkungan industri perusahaan. Lingkungan industri perusahaan dilihat dari lima kekuatan bersaing Porter yang terdiri dari kekuatan tawar – menawar pembeli, kekuatan tawar – menawar pemasok, ancaman produk pengganti, persaingan diantara pesaing yang ada, dan ancaman pendatang baru. Peluang dan ancaman perusahaan ditunjukkan pada Tabel 21.
102
Tabel 21. Tabel Peluang dan Ancaman Faktor Eksternal Perusahaan Bidang Peluang Ancaman 1. Faktor Politik, Kurangnya dukungan Pemerintahan dan pemerintah terhadap Hukum usahatani perseorangan. 2. Faktor Ekonomi Kondisi perekonomian Biaya produksi dan Indonesia yang operasional (HET pupuk cenderung membaik dan TDL) yang semakin meningkat 3. Faktor Sosial, Perubahan perilaku dan Terjadinya perubahan Budaya, gaya hidup masyarakat iklim Demografis dan di kota-kota besar Lingkungan Peningkatan jumlah penduduk 4. Faktor Teknologi Kemajuan teknologi 5. Kekuatan Tawar Kekuatan tawar Menawar Pembeli menawar pembeli kuat 6. Ancaman Produk Tidak adanya produk Pengganti substitusi penuh 7. Persaingan di Persaingan dalam Antara Para industri cukup besar Pesaing yang ada 8. Ancaman Ancaman pendatang Pendatang Baru baru cukup lemah. 7.2.1. Peluang Perusahaan 1. Kondisi perekonomian Indonesia yang cenderung membaik Pertumbuhan ekonomi nasional saat ini cenderung mengalami peningkatan dengan meningkatnya kinerja perekonomian Indonesia pada tahun 2009 yang digambarkan oleh PDB atas dasar harga konstan. Hal ini terlihat dari nilai PDB yang semakin meningkat hingga tahun 2008 mencapai 2.082,1 trilliun rupiah. Selain itu pertumbuhan ekonomi kota Jakarta berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan juga cenderung mengalami peningkatan (Tabel 15). Tingkat pertumbuhan ekonomi yang diperlihatkan oleh PDB dan PDRB menggambarkan kesejahteraan masyarakat Indonesia, dimana semakin sejahtera masyarakat maka semakin tinggi daya beli masyarakat. Hal ini secara tidak langsung berpengaruh pada peningkatan permintaan bunga potong krisan dan menjadi peluang bagi Sondi Farm.
103
2. Perubahan perilaku dan gaya hidup masyarakat di kota-kota besar Pada perayaan pesta pernikahan, krisan menjadi bunga pilihan untuk menjadi pengisi dalam rangkaian hiasan meja, pelaminan, dekorasi ruangan, bahkan rangkaian ucapan selamat. Sedangkan pada saat ulang tahun, kelahiran, kematian, dan pembukaan gedung atau perkantoran yang baru umumnya krisan juga menjadi bunga pilihan untuk pengisi di rangkaian ucapan selamat. Selain itu pada saat perayaan hari-hari istimewa seperti tahun baru, valentine, imlek, kemerdekaan, dan natal krisan juga banyak digunakan. Sehingga pada saat terjadi peristiwa-peristiwa tersebut permintaan krisan akan meningkat dan tentunya kondisi tersebut menjadikan suatu peluang bagi Sondi Farm untuk dapat meningkatkan penjualannya. 3. Peningkatan Jumlah penduduk Jumlah penduduk merupakan salah satu hal yang perlu dipertimbangkan dalam menganalisis faktor demografis. Jumlah penduduk yang semakin meningkat diperkirakan dapat meningkatkan pangsa pasar suatu produk. Secara umum penduduk Indonesia meningkat setiap tahunnya dengan pertumbuhan penduduk rata-rata sebesar 1,27 persen. Jakarta sebagai pasar utama bagi Sondi Farm dalam memasarkan produknya juga mengalami peningkatan penduduk setiap tahunnya (Tabel 19). Peningkatan peningkatan
jumlah
penyelenggaraan
penduduk
Jakarta
kegiatan-kegiatan
dapat seperti
berimplikasi
pada
kelahiran,
pesta
pernikahan, ulang tahun, pembukaan gedung, dan juga kematian. Peningkatan kegiatan atau acara-acara tersebut diperkirakan akan meningkatan permintaan bunga potong krisan yang umumnya digunakan sebagai hiasan, dekorasi, dan rangkaian bunga baik papan maupun rangkaian biasa. Hal ini merupakan suatu kondisi yang dapat meningkatkan permintaan bunga potong krisan dan menjadi peluang yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan. 4. Kemajuan teknologi Perkembangan teknologi informasi, budidaya tanaman, dan transportasi yang mengalami kemajuan semakin pesat, sangat mendukung dalam kegiatan bisnis perusahaan. Penerapan teknologi dalam budidaya bunga krisan yaitu berupa penggunaan rumah naungan (green house) dan alat-alat pertanian modern seperti
104
sprinkler, timer contractor dan hand sprayer. Sedangkan teknologi dalam teknis budidaya yaitu cyclic of lamp atau night break, dan aplikasi pupuk cair susulan. Teknologi informasi dan komunikasi yang juga semakin berkembang dapat menjadi peluang bagi perusahaan sebagai sarana untuk mempromosikan produk yang dihasilkan. Adanya alat komunikasi yang semakin canggih saat ini seperti telepon dan telepon selular dapat mempercepat proses komunikasi antara produsen dengan pemasok dan pembeli, serta media internet sebagai sarana untuk mempromosiakan produk dan juga sebagai sarana belajar bagi pemilik sondi Farm. Perkembangan teknologi transportasi dapat sebagai peluang perusahaan untuk mempermudah mendapatkan pasokan bahan baku dari pemasok serta mendistribusikan produknya kepada pelanggan. Keseluruhan teknologi ini dapat menjadikan kinerja perusahaan lebih efisien dan hal ini menjadi suatu peluang bagi perusahaan. 5. Tidak adanya produk substitusi penuh Produk pengganti merupakan produk lain yang muncul dalam bentuk berbeda tetapi keberadaannya mampu memberikan kepuasan atas fungsi yang sama. Ancaman dari produk pengganti ini cukup atau sedang. Hal ini dikarenakan produk bunga krisan merupakan bunga potong yang unik, memiliki variasi bentuk dan warna yang indah. Selain itu krisan juga termasuk bunga utama dalam rangkaian bunga, sehingga krisan tetap digunakan sebagai pengisi dalam rangkaian bunga dan produk bunga yang lain tidak dapat secara sempurna menggantikannya. Maka dari itu, kondisi ini dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk terus dapat mengembangkan usaha. 6. Ancaman pendatang baru cukup lemah. Adanya potensi pasar yang cukup besar untuk bunga potong krisan dan kebijakan pemerintah yang positif, tidak berarti membuat keleluasaan bagi pendatang baru masuk ke dalam industri bunga potong krisan. Hal ini dikarenakan pendatang baru yang ingin masuk ke dalam bisnis bunga potong krisan ini minimal harus mempunyai skala ekonomi yang sama atau lebih besar dari usaha yang telah ada sebelumnya agar dapat berproduksi dengan efisien dan tidak mengalami kerugian. Selain itu differensiasi terhadap produk seperti kualitas yang lebih baik, jenis dan warna bunga yang lebih beragam, promosi, dan pelayanan
105
yang dijalankan memerlukan biaya yang cukup besar sehingga dapat menjadikan penghalang bagi pendatang baru untuk dapat masuk ke dalam. Kondisi ini menunjukkan bahwa ancaman pendatang baru cukup lemah. 7.2.2. Ancaman Perusahaan 1. Kurangnya dukungan pemerintah terhadap usahatani perseorangan. Meskipun telah terdapat kebijakan pemerintah dibidang hortikultura mengenai enam pilar pengembangan hortikultura, akan tetapi saat ini fokus pemerintah terhadap kebijakan tersebut yaitu kepada kelompok-kelompok petani kecil. Sehingga keseluruhan program yang digalakkan oleh pemerintah dimaksudkan untuk kelompok tani. Selain itu kebijakan pemerintah terhadap pengembangan hortikultura difokuskan pada komoditas unggulan tiap wilayah. Saat ini komoditas unggulan untuk wilayah Kabupaten Bogor yaitu komoditas daun potong, sehingga program yang ada hanya untuk kelompok tani yang mengusahakan daun potong. Hal ini menunjukkan bahwa belum adanya dukungan dari pemerintah daerah untuk pelaku usaha bunga potong yang tidak tergabung dalam kelompok tani. Kurangnya dukungan dari pemerintah dapat menjadi suatu ancaman bagi perusahaan untuk dapat mengembangkan usaha bunga potong krisan. 2. Biaya produksi dan operasional (HET pupuk) yang semakin meningkat Pada bulan April 2010 pemerintah mengeluarkan kebijakan mengenai kenaikan harga eceran tertinggi (HET) pupuk bersubsidi. Peningkatan HET yang ditetapkan pemerintah yaitu sebesar 33 persen hingga 45 persen. Kebijakan ini dikarenakan adanya pengurangan anggaran subsidi pupuk dalam APBN tahun ini. Selain kenaikan harga pupuk, pada Juli 2010 pemerintah akan menaikkan tarif dasar listrik (TDL) sebesar sepuluh persen bagi pengguna listrik yang berdaya diatas 1000 VA. Kenaikan TDL ini akan secara tidak langsung juga mempengaruhi kondisi keuangan dari Sondi Farm. Hal ini dikarenakan dalam usaha budidaya krisan ini, Sondi Farm menggunakan daya listrik diatas 1000 VA. Penggunaan daya listrik yang cukup besar ini karena dalam usaha budidaya bunga krisan perlu adanya tambahan pencahayaan (lampu) untuk pertumbuhan tanaman. Biaya pencahayaan ini merupakan biaya operasional perusahaan, sehingga apabila TDL naik maka biaya operasional perusahaan juga menjadi meningkat dan 106
mampu mempengaruhi keuangan perusahaan. Kenaikan TDL juga dapat menjadi suatu ancaman bagi perusahaan yang dapat mempengaruhi pendapatan perusahaan. Adanya kebijakan kenaikan HET pupuk dan TDL secara tidak langsung mempengaruhi kondisi ekonomi usaha Sondi Farm, dimana biaya produksi dan operasional Sondi Farm menjadi semakin meningkat. Kondisi ini dapat menjadi suatu ancaman bagi Sondi Farm dari segi ekonomi. 3. Terjadinya perubahan iklim Terjadinya perubahan iklim saat ini serta cuaca yang tidak menentu menjadi kendala bagi perusahaan dalam kegiatan budidaya bunga potong. Selain itu letak perusahaan yang berada di puncak pegunungan memiliki cuaca yang cukup ekstrem, terkadang hujan secara tiba-tiba setelah sebelumnya mengalami pagi atau siang hari yang cerah. Hal ini dapat mengakibatkan munculnya hama dan penyakit apabila kelembaban terlalu tinggi. Munculnya hama dan penyakit dapat mempengaruhi kualitas dan juga kuantitas bunga potong yang dihasilkan oleh Sondi Farm. Ini merupakan suatu ancaman yang perlu diantisipasi oleh pihak manajemen Sondi Farm. 4. Kekuatan tawar menawar pembeli kuat Kekuatan tawar menawar pembeli terhadap Sondi Farm dikatakan kuat. Hal ini dikarenakan konsumen yang dihadapi oleh Sondi Farm merupakan konsumen terkonsentrasi serta memiliki kemampuan untuk membeli dalam jumlah besar. Selain itu produk bunga krisan yang dihasilkan oleh Sondi Farm meskipun cukup beragam dalam jenis dan warna namun produk tersebut merupakan produk standar dan banyak ditemukan oleh konsumen. Konsumenkonsumen tersebut tidak hanya memasok bunga krisan dari Sondi Farm, melainkan juga memasok dari produsen bunga krisan lainnya untuk memenuhi kebutuhannya. 5. Persaingan dalam industri cukup besar Permintaan yang cukup tinggi terhadap bunga potong krisan saat ini, menjadikan industri bunga potong krisan mengalami perkembangan yang cukup baik. Perkembangan dalam industri ini mampu menyediakan peluang bagi perusahaan
untuk
tumbuh.
Perkembangan
yang
semakin
baik
juga
107
memperlihatkan tingkat persaingan diantara perusahaan dalam industri semakin meningkat. Persaingan yang dialami terlihat dalam harga, kualitas bunga, varian bunga, serta fasilitas dan pelayanan. Pesaing yang dirasakan cukup berat oleh Sondi Farm yaitu penjual bunga yang berada di Pasar Rawa Belong. Hal ini dikarenakan ketika kebutuhan florist akan bunga krisan tinggi terkadang Sondi Farm tidak dapat memenuhi permintaan dari para pelanggannya, sehingga florist membeli dari Rawa Belong untuk mencukupi kebutuhannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa persaingan diantara para pesaing yang ada dalam industri saat ini cukup besar. 7.3.
Analisis Matriks SWOT Setelah mengidentifikasi faktor-faktor strategis internal maupun eksternal
perusahaan, selanjutnya dilakukan analisis SWOT. Analisis SWOT ini bertujuan untuk mencocokkan faktor-faktor tersebut sehingga diperoleh alternatif strategi pengembangan usaha yang sesuai dengan kondisi perusahaan. Analisis SWOT menghasilkan empat tipe strategi yaitu Strategi SO (Strengths-Opportunities), Strategi WO (Weaknesses-Opportunities), Strategi ST (Strengths-Treaths), dan Strategi WT (Waeknesses-Treaths). Hasil perumusan strategi Sondi Farm dapat dilihat pada Tabel 24.
108
Tabel 22. Matriks Analisis SWOT Sondi Raya Chrysanth Farm Analisis Internal
Analisis Eksternal OPPORTUNITIES (O)
STRENGTHS (S)
WEAKNESSES (W)
1. Kecakapan pemilik dalam mengelola usaha. 2. Sistem pembagian kerja sudah cukup jelas. 3. Memperoleh pinjaman modal untuk pengembangan usaha 4. Sarana dan prasarana produksi pertanian yang lengkap. 5. Ketersediaan lahan yang luas. 6. Jaminan atas produk.
1. Belum memiliki perencanaan secara tertulis dan mendetail. 2. Kualitas SDM perusahaan yang rendah. 3. Sistem pembayaran yang kurang efektif. 4. Teknologi yang digunakan masih sederhana 5. Penggunaan lahan yang belum optimal 6. Kurangnya upaya promosi 7. Belum adanya SIM Strategi WO
Strategi SO
1. Kondisi perekonomian 1) Memperbaiki dan 3) Peningkatan kualitas Indonesia yang meningkatkan kualitas SDM perusahaan (W2, cenderung membaik. produk (S1, S3, S4, S6, W4, W7, O3, O4) 2. Perubahan perilaku dan O4, O5, O6) 4) Pembuatan perencanaan gaya hidup masyarakat di 2) Peningkatan kapasitas usaha secara terstruktur kota-kota besar. produksi perusahaan dan sistematis (W1, W5, 3. Peningkatan Jumlah (S1, S2, S3, S4, S5, O1, W6, W7, O1, O2, O3) penduduk. O2, O3) 5) Menerapkan teknologi 4. Kemajuan teknologi. yang lebih canggih dan 5. Tidak adanya produk efisien (W4, W6, W7, substitusi penuh. O1, O2, O4) 6. Ancaman pendatang baru 6) Meningkatkan kegiatan cukup lemah. promosi perusahaan (W6, O2, O3, O4) TREATHS (T) Strategi ST Strategi WT 1. Kurangnya dukungan 7) Menjalin kemitraan dan 9) Memperjelas sistem pemerintah terhadap networking dengan pembayaran atau usahatani perseorangan. stakeholder (S1, S3, T1, kontrak (W1,W3, W7, 2. Biaya produksi dan T4, T5) T2, T4, T5) operasional (HET pupuk 8) Menerapkan sistem dan TDL) yang semakin produksi yang sesuai meningkat. dengan standar SOP dan 3. Terjadinya perubahan GAP (S1, S2, S3, S4, iklim. T2, T3) 4. Kekuatan tawar menawar pembeli kuat. 5. Persaingan dalam industri cukup besar.
109
Berdasarkan analisis SWOT yang dilakukan diperoleh alternatif strategi sebagai berikut: 1. Strategi SO (Strengths-Opportunities) a. Memperbaiki dan meningkatkan kualitas produk Kualitas produk yang baik merupakan suatu persyaratan penting bagi usaha dibidang florikultura. Hal ini dikarenakan pada produk florikultura, harga jual yang tinggi dapat diperoleh apabila kualitas bunga yang dijual baik. Selain itu penampilan bunga yang segar, tidak rusak, dan daun yang tidak terserang penyakit juga harus diperhatikan dalam memasarkan produk-produk florikultura. Strategi memperbaiki dan meningkatkan kualitas produk melalui kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan diperlukan untuk menangkap peluang pasar yang ada. Upaya yang telah dilakukan Sondi Farm dalam mempertahakan kualitas bunga yang dimiliki yaitu dengan menggunakan bibit (mother stock) yang baik, adanya penyeleksian bibit stek yang baik pada saat penanaman, menerapkan grading pada produk yang dihasilkan, serta menjaga kesegaran bunga hingga sampai ketempat tujuan. Grade yang ditetapkan oleh Sondi Farm yaitu grade A, B, dan C. Kualitas bunga yang baik juga diperlihatkan dengan kondisi bunga yang masih terlihat segar ketika sampai ditempat tujuan. Kondisi bunga yang segar ini selain karena bunga direndam ke dalam air sebelum diantar, juga dikarenakan bunga diangkut menggunakan mobil yang menggunakan AC. Meskipun kualitas bunga yang dimiliki oleh Sondi Farm sudah cukup baik, namun kualitas ini masih belum memenuhi standar SNI sehingga harus terus diperbaiki dan ditingkatkan. Upaya yang dapat dilakukan oleh Sondi Farm dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas yaitu selain dari aspek teknis dapat pula dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki. Contohnya dengan perolehan pinjaman modal untuk pengembangan usaha. Sondi Farm dapat memanfaatkan pinjaman modal yang ada untuk mendapatkan bibit yang lebih berkualitas, pembelian obat-obatan untuk mengatasi berbagai penyakit, dan penggunaan sarana dan prasarana produksi yang lebih canggih untuk meningkatkan kualitas bunga.
110
b. Peningkatan kapasitas produksi perusahaan Strategi peningkatan kapasitas produksi perusahaan dapat dilakukan dengan pengaturan pola tanam, perluasan areal tanam dan pembangunan green house produksi. Adanya peluang seperti peningkatan jumlah penduduk ditunjang dengan perubahan perilaku dan gaya hidup masyarakat di kota-kota besar, serta perekonomian yang cenderung membaik dapat mengindikasikan meningkatnya penggunaan bunga potong krisan dalam kehidupan manusia. Peningkatan penggunaan bunga krisan ini juga akan seiring dengan peningkatan permintaan krisan oleh para florist ke pemasok. Kondisi ini harus dimanfaatkan oleh perusahaan untuk dapat mencukupi permintaan tersebut dengan meningkatkan kapasitas produksinya. Strategi ini dapat dilakukan Sondi Farm dengan memanfaatkan kekuatan-kekuatan yang dimiliki perusahaan. Kekuatan yang dapat digunakan yaitu kecakapan pemilik, sistem pembagian kerja yang sudah cukup jelas, pinjaman modal yang diperoleh, serta sarana dan prasarana produksi yang lengkap. Rencana perluasan areal penanaman memang akan direalisasikan oleh perusahaan terkait dengan adanya permintaan yang meningkat. 2. Strategi WO (Weaknesses-Opportunities) a. Peningkatan kualitas SDM perusahaan Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor terpenting dalam menunjang keberhasilan perusahaan. Kualitas SDM yang rendah dalam Sondi Farm dikarenakan tingkat pendidikan tenaga kerja di kebun Sondi Farm yang tergolong rendah, kurangnya pengetahuan para pekerja mengenai bunga potong krisan serta kurangnya perhatian pemilik untuk meningkatkan potensi sumberdaya manusia. Hal ini akan berpengaruh terhadap kegiatan produksi dan pemasaran, seperti pekerja kebun sulit membedakan bibit dari setiap jenis bunga. Selain itu juga dapat berpengaruh terhadap kurangnya kemampuan perusahaan untuk dapat mengadopsi kemajuan teknologi dan juga penggunaan sistem informasi manajemen (SIM). Strategi peningkatan kualitas SDM perusahaan dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan kepada pekerja. Pelatihan yang dapat diberikan yaitu mengenai good agricultural practices (GAP) agar meningkatkan kemampuan
111
pekerja dibidang produksi. Selain itu pelatihan lain berupa pengadministrasian kerja, serta pelatihan penggunaan komputer. Adanya pelatihan yang diberikan, diharapkan para pekerja dapat mengurangi ketergantungan terhadap pemilik perusahaan dalam menangani permasalahan yang ada, selain itu pekerja menjadi
lebih
merasa
memiliki
terhadap
perusahaan
dan
ikut
bertanggungjawab atas keberlangsungan usaha. b. Pembuatan perencanaan usaha secara terstruktur dan sistematis Pembuatan perencanaan usaha secara terstruktur dan sistematis sangat diperlukan oleh perusahaan. Hal ini dikarenakan dengan adanya perencanaan yang terstruktur dan sistematis memudahkan pemilik untuk memberikan arahan atau tahapan dalam pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan, pencapaian target, menetapkan standar kinerja, dan penilaian kinerja individu. Adanya perencanaan usaha dalam jangka menengah dan panjang membuat perusahaan menjadi lebih fokus terhadap tujuan serta visi yang ingin dicapai. Selain itu, perencanaan juga mampu membuat pemilik atau manajer cenderung lebih responsif terhadap peluang dan ancaman yang ada dan mampu menyesuaikannya dengan kondisi perusahaan. Strategi ini diharapkan mampu mengatasi permasalahan seperti penggunaan lahan yang belum optimal, kurangnya upaya promosi, serta belum adanya penerapan SIM. c. Menerapkan teknologi yang lebih canggih dan efisien Strategi ini bertujuan untuk mengatasi kelemahan Sondi Farm yaitu penggunaan teknologi yang masih sederhana, belum adanya SIM serta kurangnya upaya promosi perusahaan. Penerapan strategi ini didukung oleh kemajuan teknologi yang ada saat ini baik dibidang produksi, dan informasi. Adanya strategi ini mampu membuat perusahaan menjadi lebih efisien sehingga dapat meningkatkan kapasitas produksi dan pada akhirnya mampu memenuhi permintaan pasar. Dalam penerapan teknologi yang dapat dilakukan yaitu dengan penerapan teknologi cyclic of lamp (night break) pada saat penambahan cahaya pada malam hari. Teknologi ini mampu menghemat penggunaan listrik perusahaan sehingga beban biaya listrik yang besar dapat dialihkan untuk perluasan areal tanam.
112
d. Meningkatkan kegiatan promosi perusahaan Meskipun selama ini perusahaan telah mencoba menggunakan beberapa sarana untuk kegiatan promosi seperti WOM, iklan di internet, serta melalui pameran, namun belum ada upaya yang serius oleh perusahaan dalam melakukan kegiatan promosi. Dari kegiatan promosi tersebut hanya kegiatan WOM yang masih efektif berjalan. Kedepannya Sondi Farm perlu memperhatikan kegiatan promosi. Hal ini dikarenakan apabila Sondi Farm ingin memperluas jangkauan pemasarannya, perlu adanya upaya promosi yang kuat. Strategi yang dapat dilakukan yaitu mengaktifkan kembali promosi di internet, menyebarkan brosur atau pamflet, selain juga dengan tetap menerapkan WOM. 3. Strategi ST (Strengths-Treaths) a. Menjalin kemitraan dan networking dengan stakeholder Menjalin kemitraan dan networking dengan stakeholder merupakan salah satu bentuk strategi yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam mengatasi ancaman yang dihadapi dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki. Kemitraan adalah suatu bentuk kerjasama yang saling menguntungkan serta bertujuan meningkatkan nilai tambah yang maksimal9. Kekuatan internal yang dapat dimanfaatkan untuk menjalin kemitraan yaitu kecakapan pemilik dalam mengelola usaha. Kecakapan pemilik yang dapat menunjang strategi ini yaitu kesabaran pemilik dalam menghadapi pemasok dan pelanggan, dimana dengan hal ini pemilik mampu menciptakan hubungan yang baik antara mereka. Pentingnya kemitraan dalam suatu usaha agribisnis ditunjukkan oleh perusahaan mampu mendapatkan kepastian kontinuitas atau ketersediaan terhadap bahan baku maupun sarana dan prasarana produksi. Selain itu kemitraan dengan pelanggan juga diperlukan untuk memberikan kepastian terhadap penyerapan produk yang dihasilkan perusahaan. Saat ini bentuk jalinan kemitraan yang sudah dilaksanakan di Sondi Farm yaitu kemitraan dengan pemasok bahan baku (bibit) dan pemasok bambu untuk green house. Kemitraan yang sudah ada ini harus dipertahankan oleh Sondi Farm. Sedangkan untuk kemitraan dengan pelanggan saat ini belum 9
Undang-undang No 5 tahun 1984
113
ada. Belum adanya kerjasama dengan pelanggan dikarenakan belum adanya keberanian dari pihak perusahaan untuk mengadakan kontrak saat ini. Hal ini disebabkan produksi perusahaan yang masih sedikit, dan perusahaan takut apabila terikat kontrak maka perusahaan harus menyanggupi keseluruhan peraturan yang ada. Selain kemitraan perusahaan juga perlu untuk memperluas networking. Networking yang luas dapat menguntungkan perusahaan baik dari segi pemasaran, regulasi, promosi, serta produksi. Melalui networking, terdapat kemungkinan bagi perusahaan untuk memperluas jaringan pemasarannya, mendapatkan berbagai alternatif pemasok bahan baku yang lebih berkualitas, serta mendapatkan berbagai informasi untuk menunjang pengembangan usaha. Adanya networking juga dapat menjadi sarana bagi perusahaan untuk mampromosikan produknya. Status sosial pemilik Sondi Farm yang merupakan istri seorang hakim, memang memiliki networking yang cukup luas. Akan tetapi networking dengan sesama pengusaha bunga serta dengan pihak pemerintah masih kurang. Hal inilah yang perlu ditingkatkan oleh perusahaan. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan ikut bergabung dalam asosiasi. b. Menerapkan sistem produksi yang sesuai dengan standar SOP dan GAP Selama ini aktivitas teknis yang terdapat di perusahaan belum memiliki SOP (Standard Operasional Procedure). Contoh pada saat penanaman kegiatan para pekerja Sondi Farm bekerja atas dasar pengalaman, karena tidak ada standar khusus yang diterapkan oleh perusahaan. Sedangkan contoh aktivitas teknis yang dimaksud adalah tata cara dalam melakukan suatu kegiatan, prosedur aktivitas karyawan, administrasi, dan keuangan. Selain itu perusahaan juga belum menerapkan GAP (Good Agricultural Practices). Menurut Direktorat Jenderal Hortikultura, tujuan dari penerapan GAP/SOP diantaranya; (1) Meningkatkan produksi dan produktivitas, (2) Meningkatkan mutu hasil buah-buahan termasuk keamanan konsumsi, (3) Meningkatkan efisiensi produksi dan daya saing, (4) Memperbaiki efisiensi penggunaan sumberdaya alam, (5) Mempertahankan kesuburan lahan, kelestarian lingkungan dan sistem produksi yang berkelanjutan, (6)
114
Mendorong petani dan kelompok tani untuk memiliki sikap mental yang bertanggung jawab terhadap kesehatan dan keamanan diri dan lingkungan, (7) Meningkatkan peluang penerimaan oleh pasar internasional, dan (8) Memberi jaminan keamanan terhadap konsumen. Adanya manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan SOP/GAP tersebut, maka perusahaan dapat menerapkan SOP/GAP dalam perusahaan. Strategi ini untuk mengatasi adanya ancaman perubahan iklim, serta kenaikan biaya produksi dan operasional, dimana merupakan suatu hal yang perlu disikapi secara cermat oleh perusahaan. 4. Strategi WT (Waeknesses-Treaths) a. Memperjelas sistem pembayaran atau kontrak. Untuk mengatasi kelemahan perusahaan seperti pembayaran yang kurang lancar oleh beberapa pelanggan, belum adanya perencanaan secara terstruktur dan sitematis, belum adanya SIM, serta ditunjang dengan adanya ancaman kekuatan tawar-menawar pembeli yang lebih kuat, biaya operasional dan produksi yang semakin meningkat, dan juga persaingan dalam industri yang cukup kuat maka perusahaan perlu menerapkan strategi memperjelas sistem pembayaran atau kontrak. Hal ini diperlukan agar nantinya perusahaan tidak mengalami kesulitan untuk mendapatkan pembayaran para pelanggan. Dimana pembayaran yang kurang lancar akan mempengaruhi keuangan perusahaan dan juga dapat menghambat kinerja perusahaan. Hal yang dapat dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan menerapkan sistem pembayaran setengah bagian di awal dan setengah bagian di hari pengiriman berikutnya. Saat ini perusahaan belum menerapkan sistem kontrak untuk pembayaran bunga yang dijual. Akan tetapi hal ini harus mulai direncanakan oleh perusahaan terkait apabila nantinya perusahaan akan melakukan pemasaran ke luar Jakarta dan Bogor. Sehingga perusahaan dapat menjadi lebih siap mengenai bentuk kontrak seperti apa, bagaimana cara pembayarannya yang diinginkan dan sesuai dengan kondisi perusahaan, serta hal-hal lainnya yang berhubungan dengan kontrak.
115
7.4.
Tahapan Pendekatan Arsitektur Strategik Tahapan untuk penyusunan gambaran pengembangan usaha Sondi Raya
Chrysanth Farm dengan pendekatan arsitektur strategik dimulai dengan menganalisis visi dan misi Sondi Farm, analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan, tantangan dan sasaran Sondi Farm. Pada tahap input dilakukan analisis
lingkungan
internal
dan
eksternal
perusahaan
yang
kemudian
menghasilkan faktor-faktor strategis perusahaan berupa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Tahapan selanjutnya yaitu tahap pencocokan dengan menggunakan analisis SWOT berdasarkan faktor-faktor strategis perusahaan tersebut, yang kemudian dihasilkan beberapa alternatif strategi. Kedua tahapan ini telah dilakukan analisis. Selanjutnya keseluruhan dari alternatif strategi, tantangan, dan sasaran dipadukan untuk mendapatkan peta strategi yang akan diimplementasikan. Arsitektur strategik yang disusun kemudian diturunkan dalam bentuk program kerja. Adapun analisis dari kelima aspek dalam arsitektur strategik yaitu : 1. Visi dan Misi Perusahaan Visi, misi dan tujuan perusahaan merupakan arahan perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya. Secara ringkas, visi merupakan arah yang ingin dituju, dan misi merupakan cara-cara yang ditempuh untuk mencapai visi tersebut. Sedangkan tujuan organisasi merefleksikan target yang akan dicapai oleh organisasi tersebut dalam rentang waktu tertentu. Sondi Farm belum memiliki pernyataan secara tertulis mengenai visi, misi dan tujuan, namun ketiga hal tersebut secara tersirat telah ada dan dikemukakan pada saat wawancara dengan pemilik. Berdasarkan hasil wawancara adapun pernyataan visi Sondi Farm yaitu mampu menjadi pemasok bunga potong krisan ke beberapa daerah di Indonesia. Misi usaha ini yaitu melakukan pembibitan yang mampu menghasilkan kualitas bunga yang bagus dan melakukan pengelolaan secara baik melalui pelaksanaan GAP. Sedangkan tujuan yang ingin dicapai oleh saat ini oleh Sondi Farm yaitu mampu memenuhi permintaan bunga potong florist-florist di Jakarta. Visi, misi dan tujuan Sondi Farm yang belum tertulis dan hanya diketahui oleh pemilik perusahaan memperlihatkan bahwa arah dan tujuan perusahaan tidak
116
tersampaikan kepada seluruh pekerjanya. Selain itu pernyataan misi yang dimiliki kurang jelas dan spesifik. Hal ini harus diperbaiki, karena pernyataan visi, misi, dan tujuan perusahaan yang tidak tertulis serta kurang jelas dan spesifik akan membuat
perusahaan
sulit
untuk
mewujudkannya.
Selain
itu
tidak
dikomunikasikannya visi, misi dan tujuan kepada seluruh pekerja dapat menjadikan kurangnya rasa memiliki pekerja terhadap perusahaan, dan juga kurangnya atmosfer untuk ikut membangun perusahaan menjadi lebih baik. 2. Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Perusahaan Analisis lingkungan internal perusahaan dilakukan dengan menggunakan pendekatan David, sedangkan analisis lingkungan eksternal menggunakan pendekatan Lima Kekuatan Bersaing Potter dan analisis PEST. Dari analisis lingkungan tersebut menghasilkan faktor-faktor strategis perusahaan berupa kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Faktor-faktor strategis tersebut kemudian digunakan untuk menentukan alternatif strategi bagi perusahaan melalui analisis Matriks SWOT. Hasil dari analisis Matriks SWOT diperoleh sembilan strategi yaitu: (1) Mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk, (2) Peningkatan kapasitas produksi perusahaan, (3) Peningkatan kualitas SDM perusahaan, (4) Pembuatan perencanaan usaha secara terstruktur dan sistematis, (5) Menerapkan teknologi yang lebih canggih dan efisien, (6) Meningkatkan kegiatan promosi perusahaan, (7) Menjalin kemitraan dan networking dengan stakeholder, (8) Menerapkan sistem produksi yang sesuai dengan standar SOP dan GAP, (9) Memperjelas sistem pembayaran atau kontrak. Strategi yang diperoleh tersebut kemudian diperinci dalam serangkaian program kerja untuk rentang waktu tertentu. Diharapkan dengan adanya serangkaian program kerja tersebut perusahaan mampu memanfaatkan kekuatan yang dimilikinya untuk mengatasi kelemahan, menghindari ancaman dan juga mendapatkan peluang yang ada. 3. Industry Foresight (Industri Masa Depan) Bunga Potong Krisan Analisis terhadap industry foresight didasarkan pada tiga hal yaitu: 1. Industri Bunga Potong Krisan di Jawa Barat Kondisi industri bunga potong krisan Indonesia saat ini sedang berkembang pesat. Bisnis bunga potong krisan dapat menjadi bisnis
117
andalan nasional Indonesia dikarenakan adanya pangsa pasar yang tinggi baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri, daerah produksi penanaman masih luas, serta adanya pembenihan dan breeding di dalam negeri. Peluang pasar yang tinggi ditunjukkan oleh permintaan di dalam negeri dari tahun ke tahun menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat. Bahkan kebutuhan pasar domestik belum dapat dipenuhi seluruhnya, selain itu peluang untuk ekspor pun masih terbuka. Bunga krisan potong merupakan bunga yang tidak memiliki kecenderungan tren tertentu seperti tanaman hias, dikarenakan permintaan untuk bunga krisan tidak berdasarkan selera konsumen tetapi berdasarkan adanya peristiwaperistiwa tertentu seperti perkawinan, kematian, resepsi kenegaraan, kelahiran, soft dan grand opening suatu perusahaan, serta perayaan hari raya tertentu. Industri bunga potong krisan merupakan industri yang berada dalam kondisi pasar persaingan sempurna, dimana dalam industri ini terdapat banyak produsen dan banyak konsumen. Harga yang ada dalam industri ini umumnya ditentukan oleh pasar, dikarenakan produk yang dihasilkan cenderung homogen. Namun, untuk beberapa perusahaan yang sudah stabil mampu menerapkan harga yang lebih tinggi dari pasar dikarenakan adanya added value (nilai tambah) yang diberikan terhadap produknya. Ditinjau dari kebijakan pemerintah menurut peneliti di Balai Penelitian Tanaman Hias, kebijakan pemerintah saat ini masih mengedepankan
pada
tanaman
pangan,
sedangkan
keberpihakan
pemerintah pada dunia florikultura masih sangat kurang, meskipun telah adanya kebijakan pemerintah dibidang hortikultura yaitu adanya penerapan enam pilar pengembangan hortikultura di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan belum adanya dukungan dari pemeritah khususnya untuk usaha kecil perseorangan. 2. Pembeli di dalam Industri Bunga Potong Krisan Konsumen bunga potong krisan terdiri dari konsumen akhir dan juga konsumen perantara. Konsumen bunga krisan potong sebagian besar
118
yaitu florist dan dekorator. Hal ini dikarenakan bunga krisan yang merupakan bunga dasar dalam susunan rangkaian bunga. Meskipun penggunaan terbesar oleh florist dan dekorator, akan tetapi terdapat pula konsumen individu yang menggunakan bunga krisan sebagai hiasan dalam vas bunga di rumah. Adanya perubahan gaya hidup dan perilaku masyarakat di kota-kota besar seperti di Jakarta untuk mengungkapkan perasaan baik suka maupun duka dengan bunga juga merupakan suatu peluang bagi para pengusaha atau petani bunga potong Hal ini dapat meningkatkan
permintaan
bunga
potong
sehingga
meningkatkan
pendapatan pengusaha bunga. 3. Pelaku di Industri Bunga Potong Krisan Menurut pakar serta peneliti krisan di Balithi menyebutkan kondisi yang ideal yang mendukung untuk pengembangan bisnis bunga potong krisan, dibagi menjadi dua pandangan yaitu dari segi pasar dan segi produsen. Dari segi pasar bisnis bunga potong akan ideal apabila harga bunga cenderung stabil, pemintaan meningkat, konsumsi terdispersi proposional, peluang ekspor besar, serta adanya kebijakan ekonomi dan pemerintah yang mendukung. Pada tingkat produsen bisnis krisan yang ideal yaitu adanya supply chain produksi yang kondusif, mata rantai pemasaran produk yang aman dan terjamin, serta pemilihan varietas yang menghasilkan produksi tinggi. Adanya ancaman yang perlu diantisipasi dalam menjalankan usaha bunga potong krisan yaitu ketidakberpihakan pemerintah kepada dunia florikultura, daya saing mutu produk, daya saing ekonomi, serta infrastruktur dan saprodi yang mendukung. Untuk mencapai kondisi ideal dan dapat mengatasi ancaman yang ada, maka produsen atau pelaku usaha perlu memiliki kompetensi khusus. Kompetensi khusus ini mengacu pada standar kompetensi khusus nasional Indonesia, yang dibagi menjadi empat kategori yaitu pada tataran pelaksana teknis, manajer, pasar (market view), dan sistem informasi. Kompetensi khusus yang harus dimiliki pada tataran teknis yaitu harus mengetahui mutu benih yang baik, melakukan pemeliharaan tanaman dan panen yang sesuai SOP budidaya dan
119
pascapanen. Kompetensi khusus dibidang manajerial yang harus dimiliki yaitu mempunyai sistem manajemen produksi yang terstruktur dan sistematis. Dibidang pemasaran (market view) kompetensi khusus yang harus dimiliki yaiu mampu melihat peluang pasar yang ada serta mengetahui segmentasi pasar yang akan dituju. Sedangkan untuk kompetensi di bidang sistem informasi, yaitu para pelaku usaha menguasai dan mampu menggunakan teknologi informasi. Berdasarkan analisis terhadap industry foresight bunga potong krisan terdapat peluang bagi Sondi Farm untuk dapat menyusun masa depan usaha menjadi lebih baik dengan kekuatan yang dimiliki. Kekuatan yang dimiliki Sondi Farm seperti kecakapan pemilik; adanya perolehan pinjaman modal; serta terdapat sarana dan prasarana produksi yang lengkap, dapat digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi khusus yang harus dimiliki oleh seorang pelaku usaha budidaya bunga potong krisan sehingga nantinya dapat mencapai kondisi ideal bagi usaha bunga krisan. 4. Strategic Challenge (Tantangan) Perusahaan Tantangan organisasi adalah sarana atau tata cara operasional yang harus dimiliki dan diaplikasikan oleh organisasi untuk memperoleh keunggulankeunggulan bersaing baru secara bertahap (Hamel dan Prahalad dalam Yoshida, 2006). Tantangan yang dihadapi oleh Sondi Farm yaitu: a. Memperbaiki sistem manajemen perusahaan dan kualitas SDM perusahaan Skala usaha Sondi Farm yang masih kecil menyebabkan keseluruhan kegiatan manajemen masih terfokus pada pemilik perusahaan. Sedangkan saat ini pemilik tidak memiliki perencanaan kegiatan perusahaan secara terstruktur dan sistematis. Selain itu rendahnya kualitas SDM perusahaan juga menyebabkan pemilik belum memiliki kepercayaan untuk menyerahkan manajemen prusahaan kepada para pekerja, sehingga meskipun di dalam perusahaan telah terdapat struktur organisasi dan telah terdapat pembagian kerja yang cukup baik namun hanya sebatas pekerjaan teknis bukan manajerial. Kondisi inilah yang menjadi tantangan bagi pemilik Sondi Farm untuk pengembangan usahanya. Untuk menghadapi tantangan ini, program kerja yang dapat dilakukan oleh perusahaan antara lain dengan membuat perencanaan secara tertulis, terstruktur dan juga
120
sistematis. Kemudian melakukan pelatihan kepada tenaga kerja, atau dengan merekrut tenaga ahli kedalam perusahaan. b. Meningkatkan kapasitas produksi perusahaan untuk memenuhi peningkatan perrmintaan Permintaan bunga krisan ke Sondi Farm cukup banyak, menurut pemilik saat ini terdapat lima florist baru yang ingin menjadi pelanggannya akan tetapi pihak Sondi Farm belum mampu memenuhi permintaan tersebut dikarenakan produksi yang belum mencukupi. Hal ini menunjukkan bahwa Sondi Farm perlu menambah produksi bunga krisan. Tambahan produksi bunga krisan dapat dilakukan dengan pengaturan pola tanam bunga serta dengan menambah green house produksi untuk menambah kapasitas produksi. c. Meningkatkan kualitas produk bunga potong Produk bunga krisan yang dihasilkan oleh Sondi Farm saat ini sudah baik dengan adanya grading serta perlakuan pascapanen yang diberikan. Meskipun kualitas bunga sudah baik, tetapi belum keseluruhan memenuhi standar SNI 014478-1998 (Lampiran 1). Ini juga menjadi tantangan bagi perusahaan agar dapat terus bertahan di dalam industri serta apabila nantinya produk tersebut dikirim ke luar kota atau ke luar negeri. d. Perkembangan teknologi produksi, pemasaran, komunikasi, dan sistem informasi Perkembangan teknologi budidaya krisan saat ini sudah semakin maju, seperti adanya metode night break (siklik) yang dapat menghemat energi dan biaya beban listrik sebesar 60 persen. Penggunaan sprinkler otomatis untuk penyiraman dan pemberian pupuk sehingga kerja menjadi lebih efisien, penggunaan komputer untuk merekap keseluruhan data perusahaan, internet dan faksimil untuk membantu dalam pemasaran. Saat ini dengan kondisi sumber daya perusahaan yang masih rendah kualitasnya menjadikan perusahaan belum memungkinkan penggunaan teknologi tersebut, hal ini menjadi tantangan bagi perusahaan untuk pengembangan usaha kedepan. e. Meningkatkan upaya kegiatan promosi dan memperluas pemasaran Upaya promosi yang dilakukan oleh Sondi Farm saat ini masih belum optimal. Hal ini diperlihatkan bahwa adanya pemasangan iklan di internet oleh
121
anak pemilik belum pernah diperbarui. Selain itu tujuan perusahaan yang ingin memperluas pemasaran ke luar Jakarta juga perlu dilakukan promosi dan pencarian jaringan pemasaran yang kuat, aman, dan terjamin. 5. Sasaran Perusahaan Sasaran merupakan tujuan organisasi yang dikuantifikasi dengan baik. Sasaran perusahaan terdiri dari sasaran umum dan sasaran khusus. Sasaran umum Sondi Farm berdasarkan tujuan yang ingin dicapai yaitu mampu memenuhi permintaan bunga potong dari 10 persen florist yang terdapat di Jakarta. Sasaran khusus merupakan sasaran yang harus direalisasikan dalam jangka pendek untuk mewujudkan sasaran jangka menengah. Sasaran ini juga terkuantifikasi berdasarkan tantangan yang dihadapi. Berikut sasaran jangka pendek Sondi Farm: 1. Membuat perencanaan kegiatan perusahaan secara terstruktur dan sistematis, dengan minimal pembuatan perencanaan kerja selama 1 tahun. 2. Minimal terdapat satu orang tenaga keja yang berkompeten dalam bidang keuangan/administrasi dan produksi. 3. Penambahan kapasitas produksi dengan membangun green house produksi minimal satu green house produksi. 4. Memperoleh bibit tanaman induk yang unggul dari generasi tiga untuk meningkatkan kualitas, dan minimal membuat SOP produksi dan SOP penanganan pasca panen dengan berpedoman pada SNI. 5. Minimal menggunakan
satu teknologi di bidang produksi dan sistem
informasi (komputer). 6. Produk bunga krisan Sondi Farm yang berkualitas dikenal luas oleh para florist. 7.5.
Rekomendasi Program Pengembangan Usaha Sondi Farm Bentuk nyata dari implementasi strategi perusahaan yang telah dirumuskan
dalam tahap pencocokan menggunakan matriks SWOT yaitu berupa rekomendasi program kerja. Rekomendasi program-program tersebut merupakan penjelasan secara rinci mengenai kegiatan apa saja yang dilakukan sebagai langkah pengembangan usaha Sondi Farm sebagai sebuah usaha kecil agribisnis yang bergerak dibidang budidaya bunga potong krisan. Rekomendasi program ini disesuaikan dengan tantangan yang dihadapi oleh perusahaan, sasaran yang ingin 122
dicapai, serta kondisi perusahaan saat ini. Program yang disusun tersebut mencakup tantangan, sasaran, strategi, program kerja, dan pelaksanaan program. Rekomendasi program tersebut dapat dilihat pada Tabel 23.
123
Tabel 23. Rekomendasi Program Kegiatan Sondi Farm Tantangan
Sasaran
Strategi
1. Memperbaiki Membuat perencanaan a. Pembuatan sistem manajemen perencanaan usaha kegiatan perusahaan perusahaan dan secara terstruktur dan secara terstruktur dan kualitas SDM sistematis sistematis dengan minimal b. Peningkatan kualitas pembuatan perencanaan SDM perusahaan kerja selama 1 tahun. Minimal terdapat satu orang tenaga kerja yang berkompeten dalam bidang keuangan/administrasi dan produksi
Program Kegiatan
1) 2) 3)
4)
5) 2. Meningkatkan Penambahan kapasitas a. Peningkatan kapasitas 1) kapasitas produksi produksi perusahaan produksi dengan perusahaan untuk 2) membangun minimal 1 memenuhi 3) green house produksi permintaan yang semakin meningkat 3. Meningkatkan Produk sesuai dengan SNI a. Mempertahankan dan 1) kualitas produk meningkatkan kualitas bunga potong krisan yang bunga potong krisan produk 2) telah ada b. Menerapkan sistem produksi yang sesuai 3) dengan standar SOP/GAP 4)
Pelaksanaan kegiatan Pemaparan visi, misi, dan tujuan Secara terus perusahaan keseluruh pekerja. menerus Membuat perencanaan organisasi secara umum setiap tahun. Membuat perencanaan produksi dan pemasaran untuk setiap periode tanam, pencatatan harian serta evaluasi. Memberikan pelatihan kepada pekerja tentang produksi dan panen sesuai dengan SOP, dan pengadministrasian. Perekrutan tenaga kerja kompeten. Riset pasar untuk melihat kondisi Tahun 2011 permintaan florist. Pengaturan pola tanam. Tahun 2011 Pembangunan green house dengan Tahun 2012 ukuran minimal 120 m2. Membuat SOP budidaya, SOP Secara terus panen dan pascapanen. menerus Melakukan proses budidaya yang sesuai SOP/GAP. Mencari link pemasok bibit tanaman induk yang unggul. Menggunakan indukan unggul.
124
4. Perkembangan Minimal menggunakan 1 a. Menerapkan teknologi 1) Menerapkan sistem night break Tahun 2011 teknologi produksi, yang lebih canggih (siklik) saat tambahan penyinaran teknologi baru di bidang pemasaran, dan efisien untuk menghemat listrik. produksi dan sistem komunikasi dan 2) Penggunaan komputer agar informasi sistem informasi penyusunan administrasi terekam dengan rapi. Tahun 2012 5. Meningkatkan a. Meningkatkan 1) Mengoptimalkan penggunaan 2013-1015 Produk bunga krisan kegiatan promosi kegiatan promosi media internet untuk promosi Sondi Farm yang dan memperluas perusahaan (web, iklan, jejaring sosial). berkualitas dikenal luas pemasaran b. Menjalin kemitraan 2) Meningkatkan keikutsertaan oleh para florist dan networking perusahaan dalam pameran, dengan stakeholder workshop. c. Memperjelas sistem 3) Pembuatan dan penggunaan label pembayaran atau dan merek pada produk kontrak perusahaan untuk menciptakan brand image kepada pelanggan. 4) Membuka hubungan dengan Pemda dan bergabung ke dalam asosiasi. 5) Memperbarui sistem pembayaran dengan menerapkan denda untuk pembayaran yang tertunda lebih dari 3 minggu. 6) Perencanaan pembuatan kontrak penjualan.
125
7.6.
Rancangan Arsitektur Strategik Penyusunan arsitektur strategik Sondi Farm didasarkan pada pendekatan
unsur-unsur sebelumnya yaitu visi dan misi organisasi, lingkungan internal dan eksternal organisasi, industry foresight, tantangan organisasi, dan sasaran organisasi. Serangkaian strategi yang telah dirumuskan dalam matriks SWOT kemudian dipetakan ke dalam gambar arsitektur strategik Sondi Farm. Gambar arsitektur strategik tersebut merupakan pemetaan terhadap program kerja serta strategi pada rentang waktu tertentu. Rentang waktu yang digunakan dalam penggambaran arsitektur strategik ini yaitu lima tahun, dari pertengahan tahun 2010 hingga tahun 2015 berdasarkan diskusi dengan pihak pemilik. Arsitektur strategik dipetakan menurut sumbu X (horizontal) dan sumbu Y (vertikal). Sumbu X merupakan rentang waktu (framework of time) yang direncanakan oleh Sondi Farm. Sumbu Y merupakan rentang kegiatan yang harus dilaksanakan untuk mencapai sasaran umum perusahaan. Tanda panah diagonal dari kiri bawah ke kanan atas menunjukkan perubahan atau transformasi untuk mencapai sasaran perusahaan di tahun 2015. Pelaksanaan arsitektur strategik dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama yaitu strategi yang dilakukan secara terus menerus, sedangkan bagian kedua yaitu strategi yang dilakukan secara bertahap. Strategi yang dilakukan secara terus menerus yaitu: (1) Mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk, (2) Peningkatan kualitas SDM perusahaan, (3) Pembuatan perencanaan usaha secara terstruktur dan sistematis, (4) Menjalin kemitraan dan networking dengan stakeholder, (5) Menerapkan sistem sistem produksi yang sesuai dengan standar SOP/GAP. Strategi yang dilaksanakan secara bertahap meliputi: (1) Peningkatan kapasitas produksi perusahaan, (2) Menerapkan teknologi yang lebih canggih dan efisien, (3) Meningkatkan kegiatan promosi perusahaan, (4) Memperjelas sistem pembayaran atau kontrak. Adapun peta arsitektur strategik Sondi Farm dapat dilihat pada Gambar 7.
126
Gambar 7. Gambar Arsitektur Strategik Sondi Raya Chrysanth Farm
127
7.7.
Pembahasan Umum Pendekatan dalam Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus terhadap salah satu produsen bunga
potong krisan yang terdapat di Kabupaten Bogor, yaitu Sondi Raya Chrysanth Farm (Sondi Farm). Usaha ini merupakan usaha kecil yang dikelola secara perseorangan yang didirikan sejak tahun 2005. Penelitian mengenai strategi pengembangan usaha pada Sondi Farm didasarkan atas adanya keinginan perusahaan untuk memperluas areal pemasaran. Hal ini dikarenakan masih adanya peluang untuk memasok kebutuhan bunga krisan, terutama di Jakarta. Akan tetapi terdapat beberapa kendala dan permasalahan yang dihadapi oleh Sondi Farm, baik internal maupun eksternal. Penyusunan strategi ini bertujuan agar pelaku usaha kecil mampu bertahan dalam mengatasi perubahan lingkungan bisnis. Penyusunan strategi
yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu
menggunakan pendekatan tiga tahap formulasi mulai dari tahap input, tahap pencocokan, dan tahap keputusan. Pada tahap input dilakukan analisis terhadap lingkungan internal dan eksternal perusahaan dan menghasilkan faktor-faktor strategis perusahaan berupa kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Analisis lingkungan internal perusahaan menggunakan pendekatan fungsional yang dikemukakan oleh David, sedangkan analisis lingkungan eksternal menggunakan pendekatan PEST (politik, ekonomi, sosial, dan teknologi) dan Lima Kekuatan Bersaing Potter (kekuatan tawar-menawar pembeli, kekuatan tawar-menawar pemasok, ancaman produk pengganti, persaingan diantara pesaing yang ada, dan ancaman pendatang baru). Selanjutnya hasil dari analisis tahap input masuk ke dalam tahap pencocokan. Terdapat beberapa alat analisis yang dapat digunakan pada tahap pencocokan, yaitu analisis matriks SWOT, matriks SPACE (Strategic Position and Action Evaluation), matriks IE (Internal-External), matriks BCG (Boston Consulting Group), dan matriks grand strategy. Berdasarkan Umar (2003) menyatakan bahwa untuk perusahaan yang terdiri dari atas satu SBU, analisis dalam penyusunan strategi perlu dilakukan dengan penuh kehati-hatian karena ada beberapa matriks analisis yang tidak sesuai untuk diaplikasikan pada perusahaan yang hanya memiliki satu SBU, seperti matriks IE dan matirks BCG. Sedangkan matriks SPACE tidak digunakan pada penelitian ini dikarenakan pada analisis ini
128
memerlukan variabel-variabel yang harus dirancang secara khusus dan mendalam. Selain itu, dalam penyusunan matiks ini diperlukan data mengenai kondisi finansial perusahaan, sedangkan perusahaan belum terbuka mengenai keuangan mereka Tahap pencocokan ini hanya menggunakan analisis SWOT, yang berfungsi untuk menghasilkan strategi-strategi yang fisibel untuk dilaksanakan. Analisis SWOT menghasilkan empat tipe strategi yaitu Strategi SO (StrengthsOpportunities), Strategi WO (Weaknesses-Opportunities), Strategi ST (StrengthsTreaths), dan Strategi WT (Waeknesses-Treaths). Penggunaan matriks SWOT dalam penelitian ini dikarenakan dalam penelitian usaha ini hanya terdiri dari satu SBU (Strategic Business Unit). Selain itu dalam penelitian ini hanya ingin mengetahui strategi yang sesuai dengan kondisi perusahaan. Meskipun analisis matriks SWOT tersebut dapat digunakan secara luas dalam perencanaan strategi Hal yang perlu diperhatikan dalam analisis menggunakan SWOT berdasarkan David (2009), bahwa analisis SWOT ini memiliki keterbatasan yaitu: (1) SWOT tidak menunjukkan cara untuk mencapai suatu keunggulan kompetitif, (2) SWOT merupakan penilaian yang statis (terpotong-potong) dan tunduk oleh waktu, (3) analisis SWOT bisa membat perusahaan penekanan yang berlebih pada satu faktor internal atau eksternal tertentu dengan merumuskan strategi. Pada tahap keputusan terdapat berbagai pendekatan yang dapat digunakan yaitu matriks QSP (Quantitative Strategies Planning), AHP (Analytical Hierarcy Procesess), Road Map Strategy, dan Arsitektur Strategik. Pada penelitian ini digunakan pendekatan arsitektur strategik, dimana sejumlah alternatif strategi dari analisis SWOT diekstrasi menjadi program kegiatan yang kemudian dipetakan dalam bentuk gambaran untuk mencapai sasaran yang ingin dicapai. Penggunaan arsitektur strategik dalam tahap keputusan pada penelitian ini dikarenakan arsitektur strategik dapat menjabarkan tahapan kegiatan berdasarkan rekomendasi program kegiatan yang disusun, serta sekaligus menjadi acuan bagi penerapan strategi yang diperoleh melalui SWOT. Selain itu dengan arsitektur strategik perusahaan dapat lebih fokus dalam mencapai tujuan, visi, dan misi dengan cara membangun dan menggunakan kekuatan internal (kekuatan inti) perusahaan sendiri. Pendekatan ini juga mencoba memberikan gambaran mengenai masa
129
depan industri yang diinginkan, sehingga perusahaan dapat melakukan perencanaan strategik yang lebih fleksibel. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa kelemahan terhadap konsep pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu: (1) Konsep pendekatan arsitektur strategik yang digunakan seharusya menjadi suatu alat tersendiri, bukan berada pada tahap keputusan dalam analisis tiga tahap formulasi. Hal ini dikarenakan ketika dengan menjadikan arsitektur strategik sebagai tahap keputusan maka akan terdapat double stage (tahapan ganda), dimana dalam menganalisis arsitektur strategik diperlukan unsur-unsur utama seperti visi-misi organisasi dan analisis lingkungan internal dan eksternal organisasi sedangkan unsur tersebut sebelumnya juga telah dianalisis pada tahap input. (2) Penentuan kompetensi inti organisasi yang belum terperinci dan terkuantifikasi. Seharusnya dalam penentuan kompetensi inti perusahaan perlu dilakukan secara kuantitatif sehingga terlihat secara jelas kompetensi inti perusahaan. (3) Penentuan program kegiatan belum memperhatikan aspek finansial/keuangan perusahaan. Hal ini dikarenakan belum adanya keterbukaan dari
pihak
perusahaan
mengenai
kondisi
finansial.
Seharusnya
dalam
merekomendasikan program kegiatan perlu adanya perencanaan keuangan, sehingga program kegiatan menjadi lebih fisibel bagi perusahaan dan dapat langsung dimanfaatkan serta diterapkan oleh perusahaan.
130