VI. POLA DAN PERILAKU PENGGUNAAN AIR BERSIH OLEH PENDUDUK 6.1
Pola Penggunaan Air Bersih oleh Penduduk Pemenuhan kebutuhan air bersih oleh rumah tangga pada umumnya
menggunakan dua sumber air. Kedua sumber air tersebut tidak sepenuhnya tersedia di masing-masing rumah tangga responden. Sebagian rumah tangga hanya menggunakan air tanah atau air PDAM saja sebagai sumber utama pemenuhan kebutuhan air bersih mereka, sedangkan sebagian yang lain mengombinasikan penggunaan antara sumber air tanah dengan air PDAM. Pemakaian kedua sumber air bersih ini sifatnya saling mensubtitusi satu sama lain, artinya jika salah satu sumber mengalami gangguan maupun telah mencapai batas pemakaiannya maka penggunaannya akan dialihkan pada sumber lainnya. Adapun volume penggunaan air bersih yang digunakan oleh rumah tangga sangat tergantung pada jumlah anggota keluarga serta banyaknya aktivitas rumah tangga dalam pemakaian air bersih. Setiap rumah tangga memiliki mekanisme penggunaan sumber air bersih yang berbeda-beda tergantung dari kualitas dan kuantitas dari kedua sumber air bersih yang tersedia. Berdasarkan jenis sumber air bersih yang digunakannya, maka rumah tangga yang menjadi responden dalam penelitian ini akan diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yakni kelompok 1 bagi klasifikasi rumah tangga pengguna air tanah, kelompok 2 bagi klasifikasi rumah tangga pengguna air PDAM, dan kelompok 3 bagi klasifikasi rumah tangga yang mengombinasikan penggunaan air tanah dan air PDAM. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai pola penggunaan air bersih berdasarkan klasifikasi penggunaan sumber, volume, dan jenis penggunaan dari masing-masing kelompok responden.
6.1.4 Pola Penggunaan Air Bersih Bagi Klasifikasi Rumah Tangga Responden Kelompok 1 Klasifikasi rumah tangga responden kelompok 1 merupakan kelompok rumah tangga yang menggunakan air tanah saja sebagai sumber pemenuhan kebutuhan air bersih utama. Berdasarkan survei yang dilakukan terhadap 100 orang responden mengenai sumber, volume, dan jenis penggunaan air bersih pada masing-masing rumah tangga responden, sebanyak 60 rumah tangga responden memilih untuk menggunakan air tanah saja sebagai pemenuhan air bersih sehariharinya. Volume rata-rata penggunaan air tanah bagi kelompok responden ini adalah sebesar 10,75 m3 per bulan. Volume penggunaan air tanah terkecil yang digunakan oleh rumah tangga responden adalah sebesar 6 m3 per bulan, sedangkan volume penggunaan terbesar adalah 16,75 m3 per bulan. Apabila dilihat dari segi penggunaannya, sebanyak 33 responden lebih memilih untuk menggunakan air tanah untuk keperluan MCK saja dan sisanya, 27 responden, menggunakan air tanah untuk keperluan MCK dan memasak. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa seluruh responden pengguna air tanah tidak menggunakan air tanah untuk di konsumsi secara langsung (minum). Adapun jika air tanah akan dikonsumsi, maka mereka akan melakukan upaya seperti membeli alat penjernih air ataupun memasak terlebih dahulu air tanah tersebut untuk menghindari dampak negatif dari tercemarnya sumber air tanah yang mereka gunakan. Adapun berdasarkan pernyataan dari klasifikasi rumah tangga responden kelompok 1 terkait dengan penggunaan satu sumber air saja (air tanah) sebagai sumber pemenuhan kebutuhan air bersih sehari-harinya adalah selain disebabkan oleh keterbatasan jangkauan volume air bersih yang mampu dialirkan oleh PDAM
64
Tirta Patriot, sebagian besar responden juga merasa enggan untuk berlangganan air PDAM karena mahalnya tarif pemasangan, aliran air yang sering terhenti, dan terkadang berbau kaporit. Mereka lebih menyukai untuk melakukan tindakan pencegahan seperti membeli alat penjernih air ataupun membeli air galon karena relatif lebih praktis dilakukan jika dibandingkan dengan harus berlangganan air PDAM. Data mengenai sumber dan volume penggunaan air bersih bagi klasifikasi rumah tangga responden kelompok 1 dapat dilihat pada Tabel 11. 6.1.5
Pola Penggunaan Air Bersih Bagi Klasifikasi Rumah Tangga Responden Kelompok 2 Klasifikasi rumah tangga responden kelompok 2 merupakan kelompok
rumah tangga yang menggunakan air PDAM saja sebagai sumber pemenuhan kebutuhan air bersih utama. Berdasarkan survei yang dilakukan terhadap 100 responden mengenai sumber, volume, dan jenis penggunaan air bersih pada masing-masing rumah tangga responden, terdapat 4 responden yang hanya menggunakan air PDAM sebagai sumber utama pemenuhan kebutuhan air bersihnya sehari-hari. Volume rata-rata penggunaan air PDAM bagi kelompok responden ini adalah sebesar 13,54 m3 per bulan. Apabila dilihat dari segi penggunaannya, keempat responden tersebut menggunakan air PDAM untuk keperluan MCK dan memasak. Adapun berdasarkan pernyataan dari klasifikasi rumah tangga responden kelompok 2 terkait dengan penggunaan satu sumber air saja (air PDAM) sebagai sumber pemenuhan kebutuhan air bersih sehari-harinya adalah karena tidak tersedianya sumber air alternatif lain (air tanah) selain air PDAM. Meskipun mereka tidak menggunakan sumber air tanah, namun keluhan mengenai kualitas
65
dan kuantitas air PDAM juga membuat mereka harus mengeluarkan biaya untuk memperoleh air bersih alternatif untuk keperluan minum. Data mengenai sumber dan volume penggunaan air bersih bagi klasifikasi rumah tangga responden kelompok 2 dapat dilihat pada Tabel 11. 6.1.6
Pola Penggunaan Air Bersih Bagi Klasifikasi Rumah Tangga Responden Kelompok 3 Klasifikasi rumah tangga responden kelompok 3 merupakan kelompok
rumah tangga yang mengombinasikan penggunaan air tanah dan air PDAM sebagai pemenuhan kebutuhan air bersih sehari-hari. Berdasarkan survei yang dilakukan terhadap 100 responden mengenai sumber, volume, dan jenis penggunaan air bersih pada masing-masing rumah tangga responden, sebanyak 36 responden memilih untuk mengombinasikan penggunaan air tanah dan air PDAM sebagai sumber pemenuhan kebutuhan air bersih sehari-hari. Volume total ratarata penggunaan air bersih bagi kelompok responden yang menggunakan kedua sumber air ini adalah sebesar 16,45 m3 per bulan. Berdasarkan data volume penggunaan dari kedua sumber air tersebut, penggunaan air PDAM lebih mendominasi dibandingkan dengan penggunaan air tanah. Volume rata-rata untuk penggunaan air tanah saja adalah sebesar 6,70 m3 per bulan, sedangkan untuk volume rata-rata penggunaan air PDAM saja mencapai 9,75 m3 per bulan. Apabila dilihat dari segi penggunaannya, sebagian besar responden menggunakan air tanah untuk hanya keperluan MCK, sedangkan air PDAM, selain digunakan untuk keperluan MCK, juga digunakan untuk keperluan memasak karena responden meyakini bahwa air PDAM masih memiliki kualitas yang relatif lebih baik dibandingkan air tanah.
66
Adapun menurut sebagian besar rumah tangga responden, air tanah yang mereka gunakan saat ini kondisinya telah cenderung mengering, keruh, dan terdapat bau besi yang menyengat. Oleh karena itu, sebagian besar dari responden lebih memilih untuk menggunakan air PDAM dibandingkan air tanah karena mereka khawatir akan kondisi air tanah yang berisiko terhadap kesehatan mereka apabila dikonsumsi secara langsung. Data mengenai sumber dan volume penggunaan air bersih bagi klasifikasi rumah tangga responden kelompok 3 dapat dilihat pada Tabel 11. Berdasarkan penjelasan sebelumnya diperoleh bahwa sebagian besar responden hanya menggunakan air tanah saja sebagai sumber pemenuhan kebutuhan air bersih sehari-sehari yang dipilih oleh 60 responden dengan volume penggunaan rata-rata sebesar 10,75 m3 per bulan. Adapun penggunaan volume air bersih terbesar digunakan oleh klasifikasi rumah tangga responden yang mengombinasikan sumber air tanah dan air PDAM dengan total volume rata-rata penggunaan mencapai 16,45 m3 per bulan. Data keseluruhan mengenai perbandingan penggunaan sumber dan volume air bersih oleh rumah tangga responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Sumber dan Volume Penggunaan Air Bersih oleh Penduduk Klasifikasi Penggunaan Sumber Air Bersih
Volume Pengunaan Air Bersih (m3/bulan) Jumlah Respon den
Air Tanah Min
Ratarata
Volume Total Penggunaan Air Bersih (m3/bulan)
Air PDAM
Max
Ratarata
Min
Max
1. Kelompok 1 (Air Tanah)
60
6
16,50
10,75
-
-
-
10,75
2. Kelompok 2 (Air PDAM)
4
-
-
-
11,83
16,00
13,54
13,54
3. Kelompok 3 (Air Tanah + Air PDAM)
36
3
12
6,70
6
15
9,75
16,45
Sumber: Data Primer Diolah, 2012
67
6.2
Perilaku Penduduk Terhadap Kondisi Air Tanah Berdasarkan penjelasan sebelumnya mengenai pola penggunaan air bersih
oleh rumah tangga diketahui bahwa terdapat sebagian rumah tangga responden yang sumber air tanahnya mengalami pencemaran. Meskipun tidak terdapat data akurat mengenai pengujian terhadap parameter-parameter fisika, biologi, dan kimia mengenai kualitas air tanah, namun pencemaran air tanah dapat diketahui oleh penduduk melalui pengamatan secara langsung atas perubahan fisik yang mereka rasakan terhadap sumber air tanah yang mereka gunakan. Bentuk perubahan fisik yang dirasakan diantaranya adalah bahwa sumber air tanah yang mereka gunakan saat ini cenderung telah mengering, keruh, terdapat endapan, dan adanya bau besi yang menyengat. Kondisi ini menyebabkan sebagian responden tidak dapat menggunakan air tanah lagi dengan bebas akibat khawatir terhadap risiko terhadap kesehatan mereka apabila dikonsumsi secara langsung. Adapun untuk menghindari risiko tersebut rumah tangga melakukan berbagai tindakan pencegahan seperti membeli alat penjernih air (water treatment devices) atau pun sumber air alternatif lain seperti air galon untuk keperluan minum dan memasak. Berikut ini akan dibahas mengenai perilaku pencegahan rumah tangga responden atas kondisi air tanah. Kondisi air tanah yang dimaksud adalah berupa informasi yang diberikan oleh responden atas kualitas air tanah yang digunakan oleh rumah tangga responden tersebut. Kualitas air tanah ini didasari pada persepsi responden atas pencemaran yang terjadi pada sumber air tanah yang mereka gunakan. Tindakan pencegahan yang akan dilihat dalam penelitian ini adalah jenis-jenis dari tindakan pencegahan yang dilakukan oleh rumah tangga responden kelompok 1 dan 3. Adapun rumah tangga pada kelompok 2 tidak 68
dibahas lebih lanjut karena diasumsikan tindakan pencegahannya bukan merupakan akibat dari kondisi air tanah yang tercemar. 6.2.1 Perilaku Pencegahan pada Klasifikasi Rumah Tangga Responden Kelompok 1 Berdasarkan survei yang dilakukan terhadap 60 responden pada klasifikasi rumah tangga responden kelompok 1 mengenai kondisi air tanah beserta jenis tindakan pencegahan yang dilakukan diperoleh bahwa sebesar 38 responden mengaku bahwa sumber air tanah nya mengalami pencemaran, sedangkan sisanya, 22 responden, mengaku tidak mengalami pencemaran pada sumber air tanahnya. Kondisi air tanah yang dirasakan oleh rumah tangga responden yang mengalami pencemaran adalah air tanahnya cenderung mengering, keruh, terdapat endapan, serta berbau besi yang menyengat. Adapun untuk mengurangi risiko terhadap kesehatan akibat kondisi air tanah yang tercemar tersebut, maka rumah tangga responden akan melakukan berbagai tindakan pencegahan dengan membeli alat penjernih air dan mengganti sumber air minum mereka dengan air galon jenis air minum isi ulang (AMIU) atau air minum dalam kemasan (AMDK). Berdasarkan data yang diperoleh, terdapat enam jenis kombinasi atas tindakan pencegahan yang dilakukan oleh rumah tangga responden sebagai respon atas kondisi air tanah yang tercemar. Bagi 38 rumah tangga responden yang mengalami pencemaran pada air tanahnya, jenis kombinasi yang paling banyak dipih oleh responden adalah mengombinasikan penggunaan filter serta air galon jenis AMIU dan AMDK yaitu sebanyak 11 responden. Adapun bagi 22 responden yang tidak mengalami pencemaran, jenis kombinasi yang paling banyak dipilih responden adalah mengombinasikan penggunaan air galon jenis AMIU dan
69
AMDK yaitu sebanyak 7 responden. Data mengenai jenis tindakan pencegahan pada klasifikasi rumah tangga responden kelompok 1 terhadap kondisi air tanah dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Jenis Tindakan Pencegahan oleh Klasifikasi Rumah Tangga Responden Kelompok 1 Jenis Tindakan Pencegahan (Responden) Kondisi Air Tanah
Jumlah Responden
AMIU
AMDK
AMIU+ AMDK
AMIU+ Filter
AMDK +Filter
AMIU+ AMDK +Filter
Mengalami Pencemaran
38
10
1
10
6
-
11
Tidak Mengalami Pencemaran
22
3
2
7
6
1
3
Sumber: Data Primer Diolah, 2012
Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa rumah tangga responden yang tidak mengalami pencemaran pada air tanahnya juga melakukan beberapa tindakan pencegahan seperti yang dilakukan oleh rumah tangga yang mengalami pencemaran. Selain dipengaruhi oleh alasan bahwa penggunaan air galon lebih praktis untuk digunakan, kondisi tersebut juga dipengaruhi oleh kekhawatiran mereka terhadap kondisi air tanah yang disebabkan oleh informasi yang diperoleh dari pemerintah daerah Kelurahan Harapan Jaya mengenai kondisi air tanah di Kota Bekasi yang cenderung menurun kualitas dan kuantitasnya saat ini, sehingga mereka merasa perlu untuk melakukan tindakan pencegahan untuk mengurangi dampak negatif yang akan terjadi di masa yang akan datang. 6.2.2
Perilaku Pencegahan pada Klasifikasi Rumah Tangga Responden Kelompok 3 Berdasarkan survei yang dilakukan terhadap 36 responden pada klasifikasi
rumah tangga responden kelompok 3 mengenai kondisi air tanah beserta jenis tindakan pencegahan yang dilakukan diperoleh bahwa sebesar 28 responden
70
mengaku bahwa sumber air tanah nya mengalami pencemaran, sedangkan sisanya, 8 responden, mengaku tidak mengalami pencemaran pada sumber air tanahnya. Kondisi air tanah yang dirasakan oleh kelompok responden ini adalah hampir sama dengan yang dirasakan oleh responden pengguna air tanah yaitu air tanahnya cenderung mengering, keruh, terdapat endapan, dan adanya bau besi. Adapun untuk mengurangi risiko terhadap kesehatan akibat kondisi air tanah yang tercemar tersebut, maka rumah tangga responden akan melakukan berbagai tindakan pencegahan dengan membeli alat penjernih air dan mengganti sumber air minum mereka dengan air galon jenis air minum isi ulang (AMIU) atau air minum dalam kemasan (AMDK). Berdasarkan data yang diperoleh, terdapat enam jenis kombinasi atas tindakan pencegahan yang dilakukan oleh rumah tangga responden sebagai respon atas kondisi air tanah yang tercemar. Bagi 28 rumah tangga responden yang mengalami pencemaran pada air tanahnya, jenis tindakan pencegahan yang paling banyak dilakukan adalah mengganti sumber air minum mereka dengan air galon jenis AMIU yaitu sebanyak 6 responden. Bagi 8 responden yang tidak mengalami pencemaran, jenis tindakan pencegahan yang paling banyak dilakukan adalah juga mengganti sumber air minum mereka dengan air galon jenis AMIU yaitu sebanyak 3 responden. Data mengenai jenis tindakan pencegahan pada klasifikasi rumah tangga responden kelompok 3 terhadap kondisi air tanah dapat dilihat pada Tabel 13. Berdasarkan data tersebut, alasan yang hampir sama juga dikemukakan oleh responden baik pada kelompok 1 maupun kelompok 2 yakni bahwa perilaku pencegahan yang dilakukan oleh rumah tangga responden yang tidak mengalami
71
pencemaran pada sumber air tanahnya, selain disebabkan karena alasan kepraktisan, namun juga kekhawatiran mereka terhadap kondisi air tanah yang kondisinya kini cenderung menurun membuat mereka rela mengeluarkan sejumlah uang untuk melakukan tindakan pencegahan dengan membeli alat penyaring air ataupun sumber air minum pengganti dari air galon dengan tujuan menghindari dampak negatif yang akan terjadi di masa yang akan datang. Tabel 13. Jenis Tindakan Pencegahan oleh Klasifikasi Rumah Tangga Responden Kelompok 3 Jenis Tindakan Pencegahan (Responden) Kondisi Air Tanah
Mengalami Pencemaran Tidak Mengalami Pencemaran
Jumlah Responden
AMIU
AMDK
AMIU+ AMDK
AMIU+ Filter
AMDK +Filter
AMIU+ AMDK +Filter
28
6
4
5
5
3
5
8
3
1
1
1
2
-
Sumber: Data Primer Diolah, 2012
Selain itu, keberadaan air PDAM ternyata telah membuat pengeluaran mereka untuk memperoleh alternatif sumber air minum pengganti menjadi tidak terlalu besar apabila dibandingkan dengan jumlah pengeluaran atas pembelian air galon yang digunakan oleh rumah tangga responden pengguna air tanah saja. Menurut mereka, meskipun alirannya sering terhenti dan berbau kaporit, namun air PDAM masih memiliki kualitas yang relatif lebih baik jika dibandingkan dengan air tanah, dimana air PDAM masih bisa digunakan untuk keperluan konsumsi langsung seperti minum dan memasak.
72