VI. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENGEMBALIAN KUPEDES PADA BRI UNIT CIJERUK
6.1. Hubungan Karakteristik Individu dan Karakteristik Usaha dengan Peluang Pengembalian Tunggakan Kupedes Pada BRI Unit Cijeruk Analisis peluang pengembalian tunggakan Kupedes oleh debitur (peminjam kredit) dilakukan dengan melihat bagaimana peluang pengembalian kredit oleh debitur berdasarkan kaitannya dengan faktor-faktor yang diduga mempengaruhi tunggakan kredit tersebut. Faktor-faktor yang diduga memperngaruhi tersebut dikelompokkan menjadi karekteristik individu dan karakteristik usaha dari debitur.
6.1.1. Peluang Pengembalian Tunggakan Kupedes Pada BRI Unit Cijeruk Berdasarkan Karakteristik Individu Responden. Analisis hubungan antara pengembalian tunggakan kredit dengan usia dilakukan untuk mengetahui bagaimana faktor usia mempengaruhi peluang pengembalian tunggakan. Semakin tua usia debitur maka semakin tidak lancar dalam penggembalian tunggakan kreditnya dengan kata lain bahwa semakin muda usia debitur maka semakin lancar dalam pengembalian tunggakan kredit. Dari 50 responden dalam penelitian ini, golongan usia 30-40 tahun merupakan golongan usia yang paling lancar dalam pengembalian tunggakan kredit yaitu sebanyak 18 responden dari 19 responden (94 persen), sedangkan yang tidak dapat membayar tunggakan kreditnya dari golongan usia tersebut hanya terdapat satu orang responden. Sementara itu, responden paling banyak melakukan penunggakan pembayaran kredit adalah responden pada golongan usia lebih dari 50 tahun yaitu sebanyak 8 responden dari 13 responden ( 61,5 persen ).
49
Tabel 5 Sebaran Responden Berdasarkan Usia No 1 2 3
Usia 30 - 40 tahun 41 - 50 tahun > 50 tahun Jumlah
Karakteristik Pengembalian Tunggakan Dapat Tidak Dapat Mengangsur Mengangsur 18 1 12 6 5 8 35 15
Jumlah 19 18 13 50
Jika diamati lebih lanjut, dapat dijelaskan bahwa pada golongan usia muda, responden memiliki sikap yang lebih taat pada aturan-aturan yang diterapkan oleh pihak bank dibandingkan dengan usia tua. Golongan usia muda lebih mudah diberi penjelasan dan pembinaan, sedangkan pada golongan usia lebih tua lebih sulit menerima masukan dari pihak bank yang dilakukan melalui pembinaan. Hal ini dikarenakan mereka merasa sudah mengerti dan lebih mengetahui tentang usahanya karena sudah lama menjalankan usaha tersebut. Berdasarkan tinggkat pendidikan responden, secara umur tidak mempengaruhi peluang pengembalian tunggakan kredit. Pendidikan yang tinggi tidak menjamin bahwa nasabah tersebut akan dapat mengangsur dengan lancar, demikian juga sebaliknya tingkat pendidikan yang rendah tidak serta merta karakteristik pengembalian tunggakannya tidak lancar. Hal ini menunjukan bahwa responden memiliki pengetahuan yang sama tentang kredit. Pengetahuan mengenai kredit tersebut diperoleh dari pihak bank karena sebelumnya bank telah memberikan penjelasan mengenai kredit berupa hak, kewajiban, bonus dan juga sanksi pada saat mereka mengajukan permohonan meminjam kredit. Dari tabel 6 setiap tingkat pendidikan terdapat beberapa responden yang dapat membayar tunggakan dan sebagian tidak dapat membayar tunggakan.
50
Tabel 6 Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No 1 2 3 4
Usia Tidak Tamat SD SD SMP SMA Jumlah
Karakteristik Pengembalian Tunggakan Dapat Tidak Dapat Mengangsur Mengangsur 2 13 5 11 9 10 35 15
Jumlah 2 18 11 19 50
Jumlah tanggungan keluarga yang dimiliki responden memperlihatkan hubungan yang signifikan dengan peluang pengembalian kreditnya. Tabel 6 menunjukkan adanya hubungan yang negatif antara jumlah tanggungan keluarga dengan peluang pengembalian tunggakan. Semakin sedikit jumlah tanggungan keluarga yang dimiliki responden, maka semakin besar peluang pengembalian kreditnya. Hal ini bisa dijelaskan karena jumlah tanggungan keluarga berkaitan dengan besarnya biaya hidup sehari-hari yang harus dikeluarkan. Semakin sedikit jumlah tanggungan maka pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga juga semakin kecil, sehingga alokasi penghasilan untuk pembayaran kredit semakin besar dan pada akhirnya pengembalian kredit semakin lancar. Dari 50 responden dalam penelitian ini, responden dengan jumlah tanggungan keluarga dua orang merupakan responden yang paling lancar dalam pengembalian tunggakan kredit yaitu sebanyak 9 responden (100 persen). Sementara itu, seluruh responden dengan tanggungan keluarga 8 orang tidak dapat melakukan pengembalian tunggakan kredit.
51
Tabel 7 Sebaran Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga Tanggungan Keluarga ( orang )
No 1 2 3 4 5 6 7
2 3 4 5 6 7 8 Jumlah
Karakteristik Pengembalian Tunggakan Dapat Tidak Dapat Mengangsur Mengangsur 9 15 3 4 9 4 2 1 2 1 35 15
Jumlah 9 18 13 6 1 2 1 50
Pembinaan yang dilakukan oleh pihak BRI adalah pemantauan terhadap kredit yang digunakan. Pembinaan ini mempunyai sasaran memberikan bimbingan dan pengarahan untuk pengembangan usaha dan atau membantu jalan keluar dalam hal debitur mengalami kesulitan. Kebanyakan dari responden, menggunakan dana pinjaman untuk usaha kecil menengah. Hasil pengamatan dilapangan menunjukkan bahwa banyak responden yang kurang baik dalam hal pencatatan terhadap hasil usahanya sehingga antara pengeluaran rumah tangga dan keluarga masih disatukan akibatnya alokasi dana untuk pengembalian kredit itu tidak terencana. Tabel 8 menunjukkan bahwa pembinaan yang dilakukan oleh BRI Unit Cijeruk tidak menjamin kelancaran pengembalian kredit oleh debitur kepada pihak bank. Pada tabel tersebut terdapat adanya 8 responden (28,57 persen) yang tidak dapat melakukan pengembalian tunggakan kreditnya meskipun telah mendapatkan pembinaan dari BRI. Sementara itu sebanyak 50 persen responden yang tidak mendapatkan pembinaan tetap mampu melakukan pengembalian tunggakan kreditnya.
52
Tabel 8 Sebaran Responden Berdasarkan Pembinaan No 1 2
Pembinaan Ada Pembinaan Tidak Ada Pembinaan Jumlah
Karakteristik Pengembalian Tunggakan Dapat Tidak Dapat Mengangsur Mengangsur 28 8 7 7 35 15
Jumlah 36 14 50
Berdasarkan jarak rumah responden dengan kantor BRI unit Cijeruk, menunjukkan bahwa jarak berpengaruh nyata terhadap pengembalian kredit. Hal ini disebabkan karena kendala waktu dan biaya transportasi yang harus dikeluarkan responden.
Sebagian
besar
responden
menyatakan
bahwa
mereka
harus
menyediakan waktu yang cukup lama serta mengeluarkan biaya transportasi yang cukup besar untuk melakukan pembayaran kedit ke kantor BRI Unit Cijeruk. Responden tersebut memilih melakukan pembayaran dua bulan sekali atau tiga bulan sekali. Sistem pembayaran seperti ini akan merugikan peminjam tersebut karena selain harus membayar bunga pinjaman, mereka juga akan dikenai sanksi oleh pihak BRI.
Tabel 9 Sebaran Responden Berdasarkan Jarak Rumah Debitur dengan BRI Unit Cijeruk
No 1 2 3
Jarak Rumah Debitur Dengan BRI Unit Cijeruk 2 - 4 km 5 - 7 km > 7 km Jumlah
Karakteristik Pengembalian Tunggakan Dapat Tidak Dapat Mengangsur Mengangsur 25 2 3 10 7 3 35 15
Jumlah 27 13 10 50
53
6.1.2. Peluang
Pengembalian Tunggakan Kupedes Pada Bank Rakyat
Indonesia Unit Ciomas Berdasarkan karakteristik Usaha Responden Dari tabel 10 dapat diketahui peluang pengembalian tunggakan kredit dilihat berdasarkan pengalaman usaha yang dimiliki debitur. Debitur yang mempunyai pengalaman usaha antara 3 – 6 tahun yang mempunyai peluang sangat besar untuk mengembalikan tunggakan kredit yaitu sebanyak 19 responden dari total 23 responden (82,6 persen). Peluang pengembalian kredit dari debitur yang mempunyai usaha 7 – 10 tahun adalah 9 responden dari 15 responden (60 persen), sedangkan responden yang memiliki pengalaman usaha diatas 10 tahun berjumlah 7 responden dari 12 responden (58,33 persen).
Tabel 10 Sebaran Responden Berdasarkan Pengalaman Usaha
No
Pengalaman Usaha
1 3 - 6 tahun 2 7 - 10 tahun 3 >10 tahun Jumlah
Karakteristik Pengembalian Tunggakan Dapat Tidak Dapat Mengangsur Mengangsur 19 4 9 6 7 5 35 15
Jumlah 23 15 12 50
Jangka waktu pengembalian kredit mempengaruhi peluang pengembalian tunggakan kredit. Berdasarkan Tabel 11, 11 responden dengan waktu pengembalian selama 12 bulan dapat melakukan pengembalian kredit. 18 bulan dan 24 bulan melakukan penunggakan dalam pembayaran kreditnya yaitu sebesar 20 persen untuk waktu pengembalian 18 bulan dan 38,23 persen untuk waktu pengembalian 24 bulan.
54
Tabel 11 Sebaran Responden Berdasarkan Jangka Waktu Pengembalian Kredit Jangka Waktu Pengembalian Kredit
No 1 2 3
12 bulan 18 bulan 24 bulan Jumlah
Karakteristik Pengembalian Tunggakan Dapat Tidak Dapat Mengangsur Mengangsur 11 1 4 1 20 13 35 15
Jumlah 12 5 33 50
Beban bunga yang ditetapkan oleh bank tidak berpengaruh terhadap pengembalian kredit. Sebagian besar responden tidak keberatan dengan beban bunga yang ditetapkan oleh BRI. Pada tabel 12, dari 47 responden yang tidak keberatan dengan beban bunga, 33 responden (70,21 persen) diantaranya dapat melakukan pengembalian kredit, sedangkan sisanya sebanyak 14 responden (29,78 persen) tidak dapat mengembalikan kreditnya meskipun mereka tidak merasa keberatan dengan beban bunga tersebut. Pada responden yang keberatan dengan beban bunga yang ditetapkan oleh BRI, terdapat 2 responden (67 persen) yang dapat mengembalikan kredit serta 1 responden (33 persen) yang tidak dapat mengembalikan kredit.
Tabel 12 .Sebaran Responden Berdasarkan Beban Bunga
No
Beban Bunga
1 Keberatan 2 Tidak Keberatan Jumlah
Karakteristik Pengembalian Tunggakan Jumlah Dapat Tidak Dapat Mengangsur Mengangsur 2 1 3 33 14 47 35 50 15
Dari tabel 12 menunjukkan bahwa omset usaha sangat berpengaruh terhadap pengembalian kredit. Berdasarkan hal tersebut terlihat bahwa omset usaha menentukan tingkat pendapatan pengusaha, dimana semakin tinggi omset usaha akan meningkatkan pendapatan usaha, sehingga akan meningkatkan penghasilan yang dialokasikan untuk membayar kredit.
55
Tabel 13 Sebaran Responden Berdasarkan Omset Usaha No 1 2 3 4
Omset Usaha Rp. 1.000.000 - Rp. 2.000.000 Rp. 2.100.000 - Rp. 3.000.000 Rp. 3.100.000 - Rp. 4.000.000 > Rp. 4.000.000 Jumlah
Karakteristik Pengembalian Tunggakan Jumlah Dapat Tidak Dapat Mengangsur Mengangsur 23 6 29 5 7 12 5 2 7 2 2 35 15 50
Nilai agunan yang dimiliki responden yang dijadikan jaminan jika terjadi wanprestasi atas kelalaian yang mengakibatkan kredit macet mempengaruhi peluang pengembalian kredit macet. Semakin tinggi nilai dari suatu agunan maka semakin kecil peluang responden untuk tidak dapat mengangsur kredit tersebut. Agunan dapat berupa alat alat usaha, tanah, bangunan dan lain-lain. Tabe 14. Sebaran Responden Berdasarkan nilai agunan.
No 1 2 3
NILAI AGUNAN (Rupiah) < 5.000.000 5.000.000 - 10.000.000 >10.000.000 Jumlah
Karakteristik Pengembalian Tunggakan Dapat Tidak Dapat Mengangsur Mengangsur 11 4 17 8 7 3 35 15
Jumlah 15 23 12 50
Responden yang sudah pernah kredit adalah sebanyak 15 responden, dengan komposisi 83,3 persen dapat mengangsur dan 16,7 persen yang tidak dapat mengangsur. Responden yang belum mempunyai pengalaman kredit 32 responden dengan komposisi 62,5 persen dapat mengangsur dan 37,5 persen tidak dapat mengangsur. Hal ini menunjukan bahwa ternyata pengalaman kredit kurang mempengaruhi pengembalian tunggakan. Tabel 15. Sebaran Responden Berdasarkan Pengalaman kredit
No
1 2
Pengalaman kredit
Sudah pernah kredit Belum pernah kredit Jumlah
Karakteristik Pengembalian Tunggakan Dapat Tidak Dapat Mengangsur Mengangsur 15 3 20 12 35 15
Jumlah
18 32 50
56
6.2.
Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Pengembalian Tunggakan Kupedes Pada BRI Unit Cijeruk. Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi debitur untuk mengembalikan
tunggakan Kupedes ( kredit macet ) adalah usia, pendidikan, tanggungan keluarga, jumlah pembinaan, jarak rumah debitur dengan BRI, pengalaman usaha, jangka waktu pengembalian kredit, beban bunga, dan omset usaha. Variabel respon dalam hal ini terdiri dari dua alternatif pilihan yaitu debitur yang masih dapat mengangsur tunggakan Kupedes (1) dan yang tidak dapat mengangsur angsuran (0) Pada tingkat kepercayaan 90 persen (α = 0,10), nilai uji G untuk model regresi logistik ini adalah 48,535 dengan nilai P = 0,000. Hal ini berarti tolah H0 atau minimal ada satu nilai βi tidak sama dengan nol. Dapat disimpulkan bahwa minimal satu di antara variabel usia, tingkat pendidikan, tanggungan keluarga, jumlah pembinaan, pengalaman usaha, jangka waktu pengembalian kredit, beban bunga, jarak rumah debitur dengan BRI, omset usaha, nilai agunan dan pengalaman kredit berpengaruh nyata terhadap pengembalian tunggakan Kupedes ke BRI Unit Cijeruk. Selanjutnya, jika dilihat dari hasil uji Goodness of Fit yang terdiri dari uji Pearson, Devience, dan Hosmer-Lemeshow menunjukkan bahwa tidak semua nilai P lebih besar dari 10 persen (α = 0,10). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian model berpengaruh pada respon. Hasil pengolahan regresi logistik mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengembalian Kupedes lebih jelasnya terdapat pada tabel 16.
Tabel 16. Hasil Pengolahan Regresi Logistik Mengenai Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Pengembalian Tunggakan Kupedes pada BRI Unit Cijeruk
57
No
Keterangan
Koofisien
Nilai P
Odds Ratio
1
Usia
-0,935001
0,079
0,39
2
Tingkat Pendidikan
-2,36719
0,081
0,09
3
Jumlah tangungan Keluarga
-3,57166
0,349
0,03
4
Pembinaan
-8,49221
0,278
0,00
5
Jarak Rumah Dengan BRI
1,23318
0,279
3,43
6
Pengalaman Usaha
-0,594974
0,688
0,55
7
Jangka Waktu Pengembalian
-2,79295
0,998
0,06
8
Beban Bunga
26,8970
0,996
4,79975
9
Omzet Usaha
0,0000056
0,179
1,00
10
Nilai Agunan
0,0000025
0,060
1,00
11
Pengalaman Kredit
28,1134
0,996
1,61989
Dari hasil pengolahan dengan menggunakan regresi logistik dapat diketahui variabel-variabel yang berpengaruh nyata (signifikan) dan yang tidak berpengaruh nyata (tidak signifikan) terhadap pengembalian tunggakan Kupedes. Identifikasi variabel yang signifikan dapat dilihat dari nilai P dari variebal yang bersangkutan. Jika nilai P suatu variabel lebih kecil dari 10 persen (P < 0,10) maka variabel tersebut berpengaruh nyata terhadap pengembalian Kupedes. Demikian juga sebaliknya, jika nilai P suatu variabel lebih besar dari 10 persen (P > 0,10) maka variabel tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap pengembalian Kupedes. Adapun variabel-variabel yang signifikan dari hasil analisis regresi logistik adalah varibel usia, variabel tingkat pendidikan dan variabel nilai agunan. Hal ini dapat dilihat dari nilai P dari variabel-variabel tersebut yaitu 0,079, 0,081 dan 0,060 dimana nilai masing-masing variabel tersebut lebih kecil dari 10 persen ( P < 0,10 ). Sedangkan variabel independent yang tidak signifikan pengaruhnya bagi
58
pengembalian Kupedes yaitu jumlah tanggungan keluarga, pembinaan, jarak rumah dengan BRI Unit, pengalaman usaha, jangka waktu pengembalian kredit, beban bunga, omzet usaha dan spengalaman kredit. Variabel-variabel tersebut tidak signifikan pengaruhnya karena nilai P dari masing-masing variebel lebih besar dari 10 persen ( P > 0,10 ). a. Variabel Usia Koefisien variabel usia dari hasil regresi logistik adalah negatif, artinya bertambahnya usia responden menyebabkan responden semakin tidak lancar dalam pengembalian tunggakan Kupedes. Hal ini mematahkan hipotesis awal yang menyatakan bahwa usia memiliki pengaruh positif terhadap peluang pengembalian kredit. Semakin tua usia responden membuat responden semakin tidak produktif dalam mengembangkan usahanya sehingga pendapatannya tidak mencukupi untuk membayar kewajibannya terhadap pihak BRI Unit Cijeruk. Hubungan variabel usia signifikan karena nilai P variabel usia lebih kecil dari 10 persen ( P < 0,10 ). Nilai P variabel usia tersebut sebesar 0,079 sehingga cukup bukti untuk mengatakan bahwa usia berpengaruh nyata terhadap pengembalian tunggakan Kupedes. Hal ini berarti usia debitur memberikan pengaruh pada pengembalian Kupedes BRI. Nilai odd ratio untuk variabel usia sebesar 0,39 menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan untuk peluang pengembalian tunggakan Kupedes bila terdapat perbedaan usia. b. Variabel Tingkat pendidikan. Variabel tingkat pendidikan dari hasil regresi logistik memiliki nilai koofisien yang negatif, artinya semakin tingginya tingkat pendidikan responden menyebabkan responden semakin tidak lancar dalam pengembalian tunggakan kupedes. Hal ini mematahkan hipotesis awal bahwa tingkat pendidikan berpengaruh positif terhadap peluang pengembalian kredit. Semakin tinggi tingkat pendidikan menyebabkan responden semakin mengerti dan memahami tentang sistem perkreditan sehingga responden mencari celah untuk menunggak kewajibannya terhadap pihak BRI Unit Cijeruk. Hubungan variabel tingkat pendidikan signifikan karena nilai P variabel tingkat pendidikan lebih kecil dari 10 persen (P < 0,10). Nilai P variabel tingkat pendidikan tersebut adalah sebesar 0,081 sehingga cukup bukti untuk menyatakan bahwa
59
tingkat pendidikan berpengaruh nyata terhadap tingkat pengembalian tunggakan kupedes. Walaupun variabel tingkat pendidikan signifikan, tetapi jika dilihat dari nilai odd ratio untuk variabel tersebut yaitu sebesar 0,09 menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan untuk peluang pengembalian kredit bila tingkat pendidikan responden berbeda, karena nilai odd ratio jauh dari 1. c. Variabel Jumlah Tanggungan Keluarga Koofisien variabel jumlah tanggungan keluarga dari hasil analisis logistik adalah negatif, artinya semakin banyak jumlah tanggungan keluarga responden menyebabkan responden semakin tidak lancar dalam pengembalian tunggakan kupedes, dan sebaliknya semakin sedikit jumlah tanggungan keluarga maka semakin besar peluang pengembalian tunggakan kupedes. Hal ini sejalan dengan hipotesis awal bahwa variabel jumlah tanggungan keluarga berpengaruh negatif terhadap tingkat pengembalian kredit. Hubungan variabel tanggungan keluarga tidak signifikan karena nilai P variabel jumlah tanggungan keluarga lebih besar dari 10 persen (P>0,10) yaitu sebesar 0,349. Hubungan antara variabel jumlah tanggungan keluarga dengan pengembalian tunggakan kupedes dilihat dari nilai odds ratio. Nilai odds ratio untuk variabel jumlah tanggungan keluarga adalah 0,03 . Nilai tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan untuk peluang pengembalian tunggakan Kupedes bila jumlah tanggungan keluarga berbeda. d.
Variabel Pembinaan Variabel pembinaan dari hasil regresi logistik menunjukkan hubungan negatif
antara variabel pembinaan dengan variabel pengembalian tunggakan Kupedes. Semakin sering dilakukan pembinaan tidak menjamin responden semakin lancar dalam melaksanakan kewajibannya pada BRI Unit Cijeruk. Hal ini mematahkan hipotesis awal bahwa pembinaan berpengaruh positif terhadap pengembalian kredit. Hubungan variable pembinaan tidak signifikan karena nilai P variabel pembinaan lebih besar dari 10 persen (P > 0,10), sehingga belum cukup bukti untuk mengatakan pembinaan berpengaruh nyata terhadap pengembalian tunggakan Kupedes. Walaupun variabel pembinaan tidak signifikan, tetapi jika dilihat dari nilai odd ratio untuk variabel tersebut yaitu sebesar 0,00 menunjukkan adanya perbedaan
60
yang signifikan untuk peluang pengembalian kredit bila terdapat perbedaan dalam hal pembinaan responden, karena nilai odd ratio kurang dari 1. e. Variabel Jarak Rumah Debitur dengan Kantor BRI Unit Cijeruk Variabel jarak rumah debitur dengan kantor BRI unit Cijeruk berdasarkan hasil analisis regresi logistik bernilai positif, artinya semakin jauh jarak rumah responden dengan BRI Unit Cijeruk menyebabkan responden semakin lancar dalam pengembalian tunggakan Kupedes, dan sebaliknya semakin dekat jarak rumah responden dengan BRI Unit Cijeruk maka semakin kecil peluang pengembalian tunggakan Kupedes. Hal ini mematahkan hipotesis awal bahwa jarak rumah nasabah dengan BRI Unit Cijeruk berpengaruh negatif terhadap peluang pengembalian kredit. Semakin jauh jarak rumah, maka responden semakin memiliki kesadaran untuk membayar kewajibanya. Hubungan variabel jarak rumah tidak signifikan karena nilai P variabel tersebut lebih besar dari 10 persen ( P > 0,10 ). Hubungan antara variabel jarak rumah debitur dengan pengembalian tunggakan Kupedes dilihat dari nilai odd ratio yaitu sebesar 3,43. Nilai tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan untuk peluang pengembalian tunggakan Kupedes bila jarak rumah responden dengan BRI Unit Cijeruk berbeda, karena odd ratio jauh dari 1. f. Variabel Pengalaman Usaha Koefisien variabel pengalaman usaha dari hasil regresi logistik menunjukkan hubungan negatif artinya responden yang semakin berpengalaman dalam menjalankan usahanya menyebabkan responden semakin tidak lancar dalam pengembalian tunggakan Kupedes. Hal ini mematahkan hipotesis awal bahwa Variabel pengalaman usaha berpengaruh positif terhadap tingkat pengembalian kredit. Semakin responden berpengalaman di bidang usahanya membuatnya semakin meremehkan kewajibannya terhadap pengembalian kredit karena sebagian pendapatan dari hasil usaha akan terus di pakai untuk pengembangan usahanya. Hubungan variabel usaha tidak signifikan karena nilai P variabel pengalaman usaha lebih besar dari 10 persen ( P > 0,10 ). Nilai P variabel pengalaman usaha adalah sebesar 0,668 sehingga belum cukup bukti untuk mengatakan bahwa pengalaman usaha berpengaruh nyata terhadap pengembalian tunggakan Kupedes.
61
Nilai odd ratio adalah 0,55 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan karena kurang dari 1. g. Variabel Jangka Waktu Pengembalian Koefisien variabel jangka waktu pengembalian Kupedes hasil regresi logistik menunjukkan hubungan negatif, artinya semakin lama jangka waktu pengembalian Kupedes menyebabkan responden semakin tidak lancar dalam pengembalian tunggakan Kupedes. Hal ini sejalan dengan hipotesis awal bahwa jangka waktu pengembalian kredit berpengaruh negative terhadap pengembalian kredit. Hubungan antara jangka waktu pengembalian dengan pola pengembalian tunggakan Kupedes tersebut tidak signifikan karena nilai P variabel tersebut usaha lebih besar dari 10 persen ( P > 0,10 ). Nilai P adalah 0,998 Sehingga belum cukup bukti untuk mengatakan bahwa jangka waktu pengembalian berpengaruh nyata terhadap pengambalian tunggakan Kupedes. Nilai odd ratio adalah 0,06 menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan untuk peluang pengembalian tunggakan karean jauh dari 1. h. Variabel Beban Bunga Koefisien variabel beban bunga dari hasil regresi logistik menunjukkan hubungan positif artinya semakin responden tidak keberatan dengan beban bunga yang dibebankan oleh BRI Unit Cijeruk menyebabkan responden semakin lancar dalam pengembalian tunggakan Kupedes, dan sebaliknya semakin responden berat terhadap beban bunga menyebabkan responden semakin tidak lancar dalam pengembalian tunggakan Kupedes. Hal ini tidak sejalan dengan hipotesis awal bahwa beban bunga berpengaruh negative terhadap peluang pengembalian kredit. Beban bunga yang ditetapkan oleh pihak Bank BRI masih terjangkau dan lebih rendah dibanding beban bunga jika responden meminjam uang terhadap tengkulak. Hubungan antara beban bunga dengan pola pengembalian tunggakan Kupedes tidak signifikan karena nilai P variabel beban bunga lebih besar dari 10 persen (P > 0,10) yaitu sebesar 0,996 Sehingga belum cukup bukti untuk mengatakan bahwa beban bunga berpengaruh nyata terhadap pengembalian tunggakan Kupedes. Hal ini disebabkan karena sebagian besar debitur merasa tidak keberatan terhadap beban bunga yang ditetapkan oleh BRI Unit Cijeruk. Hubungan antara beban bunga dengan pengembalian tunggakan Kupedes dilihat dari nilai odds ratio untuk variabel
62
omset usaha adalah 0,00 Nilai tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan untuk peluang pengembalian tunggakan Kupedes bila beban bunga responden berbeda, karena odd ratio adalah jauh dari 1. i. Variabel Omset Usaha Hasil analisis regresi logistik untuk variabel omset usaha memiliki koefisien bernilai positif, artinya semakin besar omset usaha responden menyebabkan responden semakin lancar dalam pengembalian tunggakan Kupedes. Hal ini sejalan dengan hipotesis awal bahwa omset usaha berpengaruh positif terhadap tingkat pengembalian kredit. Hubungan variabel omset usaha tidak signifikan karena nilai P variabel omset usaha lebih besar dari 10 persen ( P > 0,10 ) yaitu 0,179. Hubungan antara variabel omset usaha dengan pengembalian tunggakan Kupedes dilihat dari nilai odds ratio untuk variabel omset usaha adalah 1,00 Nilai tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan untuk peluang pengembalian tunggakan Kupedes bila omset usaha responden berbeda, karena odd ratio adalah 1. j.
Variabel Nilai agunan. Hasil analisis regresi logistik untuk variabel nilai agunan memiliki koefisien
bernilai positif, artinya semakin besar nilai agunan responden menyebabkan responden semakin lancar dalam pengembalian tunggakan Kupedes. Hal ini sejalan dengan hipotesis awal bahwa nilai agunan berpengaruh positif terhadap pengembalian kredit. Hubungan variabel nilai agunan signifikan karena nilai P variabel nilai agunan kurang dari 10 persen ( P > 0,10 ) yaitu 0,060. Hubungan antara variabel nilai agunan dengan pengembalian tunggakan Kupedes dilihat dari nilai odds ratio untuk nilai agunan adalah 1,00. Nilai tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan untuk peluang pengembalian tunggakan Kupedes bila omset usaha responden berbeda, karena odd ratio adalah satu. k.
Variabel Pengalaman Kredit Hasil analisis regresi logistik untuk variabel pengalaman kredit memiliki
koefisien bernilai positif, artinya semakin besar pengalaman kredit responden menyebabkan responden semakin lancar dalam pengembalian tunggakan Kupedes. Hal ini mematahkan hipotesis awal bahwa variabel pengalaman kredit berpengaruh
63
negatif terhadap terhadap tingkat pengembalian kredit. Semakin tinggi pengalaman kredit, responden memiliki rasa malu terhadap petugas penagih dari pihak BRI Unit Cijeruk apabila responden tidak melaksanakan kewajibannya membayar angsuran. Hubungan variabel pengalaman kredit tidak signifikan karena nilai P variabel nilai agunan lebih besar dari 10 persen ( P > 0,10 ) yaitu 0,996. Hubungan antara variabel pengalaman kredit dengan pengembalian tunggakan Kupedes dilihat dari nilai odds ratio adalah 1,61989 Nilai tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan untuk peluang pengembalian tunggakan Kupedes bila pengalaman kredit responden berbeda, karena odd ratio jauh dari 1.
6.3 Implikasi Manajerial Dari hasil analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengembalian tunggakan Kupedes diketahui bahwa terdapat variabel-variabel signifikan yang memiliki pengaruh nyata terhadap pengembalian tunggakan Kupedes pada BRI Unit Cijeruk. Hasil analisis regresi logistik tersebut adalah varibel Usia, variabel tingkat pendidikan dan variabel nilai agunan. Hal ini dapat dilihat dari nilai P dari variabelvariabel tersebut yaitu 0,079, 0,081 dan 0,060 dimana nilai masing-masing variabel tersebut lebih kecil dari 10 persen (P < 0,10). Dengan demikian, untuk mengantisipasi terjadinya penunggakan kredit, maka pihak BRI Unit Cijeruk perlu kiranya untuk mempertimbangkan hal tersebut dalam memberikan Kupedes kepada calon debitur. Tindakan yang dapat dilakukan oleh BRI unit Cijeruk berkaitan dengan debitur yang memililiki usia tinggi adalah perlu menambahkan kriteria penilaian yang dapat dilakukan pada analisa awal seperti membuat persyaratan pembatasan usia calon nasabah. Pihak BRI harus lebih jeli dalam menilai usia nasabah pada saat pengajuan kredit terkait produktifitas calon nasabah tersebut dari segi pekerjaan atau usaha calon nasabah. Pihak BRI juga harus lebih memperhatian para nasabah yang memiliki tingkat pendidikan rendah. Pembinaan diperlukan dalam memotivasi pola pikir agar para nasabah bisa menerapkan ilmu yang didapat guna mengembangkan usahanya sehingga ketika usahanya berkembang dan menghasilkan pendapatan bagi nasabah, kewajiban pada pihak bank dapat terpenuhi.
64
Dalam hal pemberian kredit kepada nasabah harus lebih memperhatikan penilaian terhadap nilai agunan. Semakin besar nilai agunan dari para nasabah, maka resiko wanprestasi dapat lebih diminimalisir. Selain itu BRI perlu menggali informasi tentang watak kepribadian (Character) calon debitur, misalnya berkelakuan baik, tidak membiasakan diri beringkar janji dan selalu berupaya untuk memenuhi janjinya, tidak mempunyai predikat penjudi, pencuri, pemabuk, atau penipu, serta mempunyai reputasi yang baik. Informasi tersebut dapat diperoleh dari masyarakat dan pejabat daerah setempat.
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
65