VARIABEL PENELITIAN Pada perkuliahan Metodologi Penelitian Pendidikan dengan dosen pengampu Dr. Heri Retnowati, pada hari Rabu, 12 Oktober 2016 pukull 13.40 – 15.20 WIB di ruang 210B gedung lama. Pada perkuliahan tersebut kelompok satu yang beranggotakan Dita Nur Syarafina dan Erni Anitasari mempresentasikan tentang variabel penelitian. Pada persentasinya yang dbahas mengenai pengertian variabel, jenis-jenis variabel, korelasi antar variabel, dan definisi operasional. A. Definisi Variabel Variabel adalah karakteristik yang memiliki dua atau lebih nilai atau sifat yang berdiri sendiri. Kerlinger (1973) menyebutkan variabel sebagai konstruk atau sifat (properties) yang diteliti. Jika kita melakukan pengamatan hanya satu karakteristik pada subyek yang diteliti maka karakteristik tersebut bukan variable, tetapi sesuatu yang konstan. Kemudian Kerlinger (1986) menyebutkan bahwa variabel merupakan suatu sifat yang dapat memiliki bermacsm nilai. Disebutkan juga sebagai symbol/lambing yang padanya kita lekatkan bilangan/nilai. Sedangkan menurut Sugiyono (2015) suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulnnya. B. Jenis-Jenis Variabel Jenis-jenis variabel dibedakan berdasarkan fungsinya, berdasarkan skala nilainya, berdasarkan data, dan berdasarkan perlakuannya. Sekarang kita bahas satu persatu jenisjenis variabel tersebut. 1. Jenis-jenis Variabel Berdasarkan Fungsinya Pada permulaan penelitian, peneliti harus menetapkan dengan tegas variabel yang akan diselidiki. Jenis variabel berdasarkan fungsinya ini dibedakan menjadi lima jenis yaitu variabel independen, variabel dependen, variabel moderator, variabel intervening, dan variabel control. a) Variabel Independen (Variabel bebas) Variabel independen disebut juga variabel bebas, stimulus, predictor, input, dan antecedent. Variabel ini dapat didefinisikan sebagai variabel yang mempengaruhi, atau yang menjadi sebab perubahannya, atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam penelitian eksperimen variabel bebas (independent) ialah variabel yang dimanipulasikan (dimainkan) atau dipilih peneliti untuk menentukan hubungan atau pengaruh terhadap masalah yang diteliti. Dinamakan sebagai variabel bebas karena bebas dalam mempengaruhi variabel lain. Misalnya diambil contoh judul tesis dari Muslikhah (2015) yaitu “Pengaruh Lesson Study Matematika terhadap Kompetensi Guru Matematika dan Prestasi Belajar Matematika Siswa”. Dari contoh judul tesis tersebut yang menjadi variabel independennya adalah lesson study matematika. judul kedua diambil dari Amril (2015) dengan judul “Keefektifan Model Problem Based Learning dan Guided Discovery Setting STAD pada Materi Lingkaran ditinjau dari Prestasi, Kemampuan Representasi, dan Motivasi Belajar Matematika Siswa SMP”. Dari judul yang kedua, yang menjadi variabel Independennya adalah model problem based learning dan guided discovery setting STAD.
b) Variabel Dependen (Variabel Terikat) Variabel dependen disebut juga variabel tergantung, output, kriteria, dan konsekuen. Variabel terikat merupakan gejala dengan berbagai unsur atau factor di dalamnya yang adanya ditentukan atau dipengaruhi oleh adanya variabel yang lain. Variabel terikat ialah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Contohnya dari judul yang yang diatas dari Muslikhah (2015) Pengaruh Lesson Study Matematika terhadap Kompetensi Guru Matematika dan Prestasi Belajar Matematika Siswa”, maka yang menjadi variabel terikatnya adalah kompetensi guru matematika dan prestasi belajar matematika. kemudian dari contoh kedua di atas dari Amril (2015) dengan judul “Keefektifan Model Problem Based Learning dan Guided Discovery Setting STAD pada Materi Lingkaran ditinjau dari Prestasi, Kemampuan Representasi, dan Motivasi Belajar Matematika Siswa SMP”, maka yang menjadi variabel terikatnya adalah prestasi, kemampuan representasi, dan motivasi belajar. c) Variabel Moderator Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Variabel moderator ini disebut juga variabel independen kedua. Variabel independen kedua dipilih untuk mempelajari dan menentukan apakah variabel tersebut mempengaruhi hubungan antara variabel independen utama dan variabel dependen. Contoh variabel moderator bisa dilihat pada gambar berikut: MOTIVASI BELAJAR (Variabel Independen)
PRESTASI BELAJAR (Variabel Dependen)
PERAN GURU (Variabel Moderator)
Maksud dari gambar di atas adalah jika peran guru dalam menciptakan iklim belajar sangat baik maka motivasi belajar siswa akan meningkat sehingga prestasi belajar siswa juga akan meningkat. Dan sebaliknya jika peran guru tidak baik, maka motivasi belajar siswa rendah sehingga prestasi belajar siswa juga akan rendah. d) Variabel Intervening Variabel ini adalah sejumlah gejala dengan berbagai unsur atau factor di dalamnya yang tidak pelu dikontrol, karena diperhitungkan pengaruhnya pada variabel bebas. Tuckman (1988) menyatakan variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang terletak di antara
variabel independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya variabel dependen. Pada variabel intervening tidak jauh berbeda dengan variabel moderator karena sama-sama terletak di antara variabel independen dan dependen. Pada gambar di atas (contoh variabel moderator) bisa dijadikan contoh pada variabel intervening. Yaitu pengaruh langsung dan tidak langsung peran guru terhadap motivasi belajar dan prestasi belajar siswa. e) Variabel Kontrol Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel independen terhadap variabel dependen tidak dipengaruhi oleh factor luar yang yang tidak diteliti. Variabel kontrol sering digunakan oleh peneliti dalam penelitian yang bersifat membandingkan. Contoh diambil dari judul tesis Maria Ulfah (2016) “Perbandingan Keefektifan Pembelajaran Matematika antara Pembelejaran Penemuan Terbimbing dengan Pembelajaran Menggunakan Budaya Lokal pada Materi Pokok Geometri ditujau dari Prestasu dan Motivasi Belajar Matematika Siswa SMK”. Dalam penelitian tersebut variabel kontrolnya antara lain guru, lama jam mengajar, tingkatan kelas, dan materi. 2. Jenis Variabel Berdasarkan Skala Nilainya Jenis variabel berdasarkan skala nilainya dibagi menjadi dua variabel yaitu variabel kontinu dan variabel kategori. a) Variabel Kontinu Sebuah variabel kontinu dapat memiliki sehimpun harga yang teratur di dalam suatu range tertentu. Artinya harga suatu variabel mencerminkan setidaknya suatu urutan peringkat (rank order). Misalnya tinggi, sedang, rendah. Kemudian ukuranukuran kontinu dalam penggunaan nyata termuat dalam suatu range dan tiap individu mendapat “skor” yang ada dalam range itu. Misalnya skala mengukur ketergantungan memiliki range 1-7. Variabel kontinu juga mempunyai arti bahwa terdapat himpunan harga atau nilai yang tak berhingga banyaknya dalam rang itu. Jadi, seorang individu mungkin mendapat nilai 4,72 dan bukan 4 atau 5. b) Variabel Kategori Variabel kategori berkaitan dengan suatu jenis pengukuran yang dinamakan pengukuran nominal. Contoh: jenis kelamin, agama, dan sebagainya. Dalam variabel kategori ini yang di maksud dengan mengkategorikan adalah menempatkan suatu obyek pada suatu subklas atau himpunn bagian dari suatu kelas atau himpunan dengan mempertimbangkan apakah suatu obyek mempunyai karakteristik yang menentukan himpunan bagian itu atau tidak. 3. Jenis Variabel Berdasarkan Data Jenis varibel berdasarkan data dibagi menjadi variabel nominal, variabel ordinal, variabel interval, dan variabel rasio. a) Variabel Nominal Variabel nominal adalah variabel yang bersifat deskrit dan slaing pisah (mutually exclusive) antara kategori satu dengan yang lain. Skala nominal, variasinya tidak menunjukkan perurutan dan kesinambungan, tiap variasi berdiri
sendiri. Contoh: jenis kelamin dibedakan anatara laki-laki dan perempuan, pekerjaan dibedakan anatara petani, pegawai, pedagang, golongan darah dibedakan atas golongan A,B,O, dan AB. Operasi aritmatika yang biasa digunakan pada skala nominal adalah “ = ” dan “ ≠ “. b) Variabel Ordinal Variabel ordinal adalah variabel yang disusun berdasarkan tingkatan/ranking yang berurutan. Skala ordinal adalah skala data kontinu yang batas satu variasi nilai ke variasi nilai yang lainnya tidak jelas, sehingga yang dapat dibedakan hanya nilai tersebut lebih tinggi, sama atau lebih rendah dari nilai yang lainnya. Contoh: tingkat pendidikan (dikategorikan berdasarkan atas SD, SMP, SMA, PT). Tingkat kemampuan matematis siswa (dikategorikan atas tinggi, sedang dan rendah. Tingkat sikap (skala likert) terdiri dari setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju. Dalam variabel ordinal, operasi aritmatika yang biasa digunakan pada skala ordinal adalah “=”,”≠ “, “<”, dan “>” c) Variabel Interval Variabel interval adalah variabel yang dihasilkan dari pengukuran dimana dalam pengukuran tersebut diasumsikan terdapat satuan pengukuran yang sama. Skala interval adalah skala data kontinum yang batas variasi nilai satu dengan yang lain jelas sehingga jarak atau interval dapat dibandingkan. Contoh: 50 C lebih panas dari 40 C dan 30 C lebih panas dari 20 C. Selisih keduanya sama yaitu 10 C. 36 C lebih panas dari 24 C tidak dapat dikatakan 36 C kali lebih panas
dari 24 C karena nilai 0 C tidak absolut (0 C tidak berarti atau tidak ada suhu sama sekali. Dalam variabel interval operasi aritmetika yang biasa digunakan pada skala ordinal adalah ‘=‘, ‘≠’, ‘<‘, ‘>′, ‘+’, dan ‘−’. d) Variabel Rasio Variabel rasio adalah Variabel yang kuantifikasinya hanya mempunyai nol mutlak. Skala rasio adalah skala yang disamping batas intervalnya jelas, juga variasi nilainya mempunyai batas yang tegas dan mutlak. Contoh: berat A adalah 70 kg, berat B adalah 35 kg, dan berat C adalah 0 kg. Maka, berat A adalah dua kali dari berat B. Berat C adalah 0 kg artinya C tidak mempunyai bobot. (angka 0 disini berarti nilai 0 mutlak). Suhu 200 K lebih tinggi dari 100 K, tetapi kita juga dapat menyatakan bahwa pasti rasio besarnya dua kali lebih tinggi. (karena dalam derajat Kelvin, suhu 0 K adalah mutlak). Operasi aritmetika yang biasa digunakan pada skala ordinal adalah ‘=‘, ‘≠’, ‘<‘, ‘>′, ‘+’, ‘−’, ‘×’, dan ′÷’. 4. Jenis Variabel Berdasarkan Perlakuan Variabel berdasarkan perlakuan dibagi menjadi variabel aktif dan variabel atribut. a) Variabel Aktif Variabel aktif adalah sebarang variabel yang dimanipulasikan oleh peneliti. Contoh metode mengajar, fasilitas pembelajaran. b) Variabel Atribut Variabel atribut adalah variabel yang tidak dapat dimanipulasi oleh peneliti. Contoh: Jenis kelamin, intelegensi, sikap, dan sebagainya. Dalam variabel atribut dapat menjadi variabel aktif misalnya kecemasan. Ketika mempelajari matematika, kecemasan siswa akan meningkat jika dari awal siswa mendengarkan matematika
itu sulit, dan sebaliknya jika siswa mendengarkan matematika itu menyenangkan maka tingkat kecemasan siswa dalam mempelajari matematika berkurang. C. Korelasi Antar Variabel 1. Korelasi Simetris Korelasi simetris adalah suatu variabel dikatakan sebagai variabel berhubungan simetris, apabila perubahan variabel tersebut tidak disebabkan oleh variabel yang lain. Korelasi simetria terjadi bila antara dua variabel terdapat hubungan tetapi tidak saling pengaruh-mempengaruhi. Contoh: a) hubungan kenaikan nilai ujian matematika siswa dengan turunnya hujan deras (kebetulan). b) hubungan antara berat badan dan tinggi badan (sama-sama merupakan akibat dari variabel bebas), c) hubungan antara kekuatan kontraksi otot dengan ketahanan kontraksi otot (sama-sama indikator dari konsep yang sama), d) hubungan bertambahnya angkutan ojek secara fungsional mematikan fungsi angkutan lain, seperti becak (sama-sama berkaitan secara fungsional). 2. Korelasi Asimetris Korelasi asimetris adalah korelasi antar dua variabel dimana variabel yang satu bersifat mempengaruhi variabel yang lain (variabel bebas dan variabel terikat). Penelitian kualitatif pada umumnya tertumpu pada hubungan asimetris. Contoh: a) hubungan antar frekuensi menonton televisi terhadap sikap terbuka terhadap ide-ide baru, b) hubungan penerapan model cooperative learning terhadap kemampuan interaksi siswa. 3. Korelasi Timbal-Balik Korelasi timbal-balik adalah korelasi antar dua variabel yang antar keduanya saling pengaruh-mempengaruhi. Contoh: Memiliki buku dan membacanya adalah investasi dan akan mendatangkan keuntungan karena nantinya hasil dari membaca buku dapat digunakan untuk membeli buku yang lain. D. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan definisi yang didasarkan atas sifat-sifat yang didefinisikan yang dapat diamati/diobservasi. Mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati yang memungkinkah peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Aimul, 2007). Yang peru diperhatikan dalam menyusun definisi operasional adalah yang menekankan kegiatan (operation), apa yang perlu dilakukan. Kemudian menekankan bagaimanan kegiatan (operation) itu dilakukan. Dan menekankan sifat-sifat statis hal yang didefinisikan. Definisi operasional mencakup penjelasan tentang nama variabel, definisi variabel berdasarkan konsep penelitian, hasil ukur/kategori, dan skala pengukuran. Contoh: suatu penelitian dengan judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Hipertensi pada Ibu Hamil”. Dari judul tersebut nama variabelnya adalah obesitas. Definisi variabel adalah kelebihan masa tubuh responden yang didapat berdasarkan perhitungan rasio berat badan dan tinggi badan pada kurun waktu tiga bulan terakhir. Hasil ukur/kategori : 1. IMT >27 / ; 2. IMT≤27 / . Dan skala pengukurannya adalah nominal. Contoh lainnya misalnya bisa dilihat dalam table:
Variabel Motivasi Belajar Siswa
Definisi Operasional Keseluruhan daya penggerak baik dalam diri siswa maupun dari luar diri siswa dengan menciptakan seraingkaian usaha untuk menyediakan kondisikondisi tertentu yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
Hasil ukur/Kategori Sangat Tinggi = 5 Tinggi = 4 Cukup = 3 Rendah = 2 Sangat Rendah = 1
Skala Interval