BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat (Nursalam, 2003). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan motivasi kader posyandu serta variabel terikat dalam penelitian ini adalah keaktifan kader posyandu. Rancangan penelitian ini menggunakan cross sectional dimana pengumpulan data sekaligus pada suatu saat, artinya pada waktu pengukuran data variabel bebas dan variabel terikat dilakukan secara simultan pada suatu saat tanpa ada follow up (Nursalam, 2003). B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah seluruh objek atau subjek dengan karakteristik tertentu yang akan diteliti (Nursalam, 2003). Populasi penelitian ini adalah semua kader Posyandu yang bertempat tinggal di Desa Dukuh Tengah Kecamatan Ketanggungan Kabupaten Brebes sebanyak 30 orang kader. 2. Sampel Sampel adalah bagian populasi yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2003). Teknik sample dalam penelitian ini
47
ditentukan dengan cara non probability sampling, dimana metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling atau sampel jenuh, dimana semua populasi dijadikan sampel (Sugiyono, 2007), yaitu sebanyak 30 responden. a. Kriteria inklusi Kriteria inklusi adalah karakteristik umum setiap penelitian dari suatu populasi suatu target dan terjangkau untuk diteliti atau karakteristik sample yang layak diteliti (Nursalam, 2003). Adapun kriteria inklusi sampel yang akan diteliti adalah: 1) Kader Posyandu 2) Bisa baca tulis 3) Sedang dalam keadaan sehat 4) Bertempat
tinggal
di
Desa
Dukuh
Tengah
Kecamatan
Ketanggungan Kabupaten Brebes. b. Kriteria eksklusi Kriteria eksklusi adalah keadaan yang menyebabkan subyek memenuhi kriteria inklusi namun tidak dapat diikutsertakan dalam penelitian yang meliputi: 1) Kader Posyandu yang tidak bersedia menjadi responden. 2) Kader Posyandu yang tidak tinggal di Desa Dukuh Tengah Kecamatan Ketanggungan Brebes.
48
C. Definisi Operasional Definisi
Operasional
adalah
mendefinisikan
variabel
secara
operasional dan berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk malakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Hidayat,2003). Dalam penelitian ini akan diteliti tentang hubungan pengetahuan dan motivasi kader posyandu dengan keaktifan kader di Posyandu. 1. Definisi Operasional Variabel Pengetahu an tentang Posyandu
Motivasi kader Posyandu
Definisi operasional Pernyataan responden tentang pengetahuan posyandu meliputi pengertian, tujuan, manfaat serta kegiatan posyandu
Dorongan, keinginan atau kemauan kader untuk aktif dalam kegiatan posyandu.
Alat ukur dan cara ukur Diukur dengan alat ukur kuesioner B. Variabel ini diukur menggunakan kuesioner pilihan ganda dengan 15 pernyataan dan diukur dengan cara: 2: Bila Responden benar dalam menjawab pernyataan 1: Bila Responden salah dalam menjawab pernyataan Diukur dengan alat ukur kuesioner C Variabel ini diukur menggunakan kuesioner dengan 15 pernyataan menggunakan skala likert, dan diukur dengan cara: SS = 4 S = 3
49
Hasil Ukur
Skala
Dari total 15 item dengan nilai (2x15=30) Skore tertinggi:30 Skore terendah: 15 Untuk menjelaskan secara deskriptif maka data dikategorikan sebagai berikut: Baik (23-30) Kurang baik (15-22)
Interval
Dari total 15 item dengan nilai (4x15=60) nilai tertinggi=60 Nilai terendah=15 Untuk menjelaskan secara deskriptif maka data dikategorikan sebagai berikut: Baik (39-60) Kurang baik (15-38)
Interval
Keaktifan Kader Posyandu
Tindakan nyata yang dilakukan oleh kader posyandu baik dalam kegiatan posyandu maupun di luar kegiatan posyandu.
KS = 2 TS = 1 Diukur dengan alat ukur lembar observasi D Variabel ini diukur menggunakan lembar observasi dengan 15 pernyataan dengan memberikan tanda ceklis pada lembar observasi dan diukur dengan cara: TP = 1 K =2 SR = 3 S =4
Dari total 15 item dengan nilai (4x15=60) nilai tertinggi= 60 Nilai terendah=15 Untuk menjelaskan secara deskriptif maka data dikategorikan sebagai berikut: Aktif (39-60) Kurang aktif (15-38)
Interval
D. Metode dan Alat Pengumpulan Data 1. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Cara memperoleh data dalam penelitian ini menggunakan metode kuesioner dan observasi. Metode kuesioner adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya dengan menggunakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui responden (Nursalam, 2003). Metode observasi adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemauatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh indra (Arikunto, 2002). Jenis observasi dalam penelitian ini menggunakan observasi sistematis yang dilakukan oleh
50
pengamat dengan menggunakan pedoman yaitu lembar observasi sebagai instrumen pengamatan, yang meliputi: a. Data primer Adalah data penelitian yang diperoleh peneliti secara langsung pada saat berlangsungnya penelitian (Arikunto, 2002). Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan 2 kuesioner yang terdiri dari 15 pernyataan untuk variabel pengetahuan kader dan 15 pernyataan untuk variabel motivasi kader posyandu, serta 1 lembar observasi yang terdiri dari 20 pernyataan untuk variabel keaktifan kader. b. Data sekunder Adalah data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung (Arikunto, 2002). Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dengan cara peneliti melihat catatan jumlah kader posyandu di Puskesmas Ketanggungan, mencari literatur dari perpustakaan yang relevan, serta melihat dari hasil penelitian sebelumnya. Adapun langkah-langkah pengumpulan data sebagai berikut: 1) Setelah mendapatkan izin dari Kepala Kesbanglinmas Kabupaten Brebes, Kepala Bappeda, Camat Ketanggungan, Kepala Desa Dukuh Tengah, kemudian peneliti langsung mendatangi responden. Surat izin penelitian terlampir pada lampiran ke 2.
51
2) Peneliti melakukan pendekatan pada responden untuk memberikan penjelasan, apabila bersedia menjadi responden maka dipersilahkan menandatangani lembar persetujuan. 3) Kemudian responden diberi penjelasan cara pengisian kuesioner. 4) Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan kuesioner. 5) Selama pengisian kuesioner, peneliti mendampingi responden dengan tujuan agar jika ada sesuatu yang kurang jelas, responden dapat langsung menanyakan kepada peneliti. 6) Responden harus mengisi semua pertanyaan yang diberikan, sebelum kuesioner diambil dan dikumpulkan ke peneliti. 2. Alat Pengumpulan Data Alat pengumpulan data adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Variasi jenis alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan lembar angket atau
kuesioner untuk mengukur
variabel pengetahuan dan motivasi kader posyandu dengan keaktifan kader posyandu (Arikunto, 2002). Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari pernyataan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden.
52
a. Kuesioner A Kuesioner ini terkait dengan identitas responden berupa data demografi responden yang terdiri dari nomor responden, tanggal diisi, meliputi nama, jenis kelamin, umur, pendidikan, dan pekerjaan. b. Kuesioner B Kuesioner ini terkait dengan pernyataan untuk mengukur pengetahuan kader posyandu. Kuesioner berisi 15 item pernyataan. c. Kuesioner C Kuesioner ini terkait dengan motivasi kader posyandu yang terdiri dari 15 item pernyataan, dengan menggunakan skala likert 1-4 dengan kategori jawaban sangat setuju (SS), setuju(S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS). Terdiri dari pernyataan
favourable dan pernyataan
unfavourable (Sugiono, 2007). d. Lembar Observasi D Lembar observasi ini terkait dengan keaktifan kader posyandu yang terdiri dari 20 item pernyataan dengan kategori jawaban tidak pernah (TP), jarang (JR), kadang (KD), sering (SR), dan selalu (SL) E. Uji Validitas Dan Reliabilitas Setelah instrumen yang akan digunakan berupa kuesioner sebagai alat peneliti selesai disusun, kemudian dilakukan uji validitas dan reliabilitas karena suatu kuesioner dikatakan valid jika kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Notoatmodjo, 2002)
53
Uji kuesioner dilaksanakan terhadap responden di Desa Karang Malang Kecamatan Ketanggungan Kabupaten Brebes kepada 10 responden dimana, ibuibu yang dijadikan responden dalam uji validitas dan reliabilitas tersebut memiliki karakteristik yang hampir sama dengan responden penelitian. Adapun tahapannya sebagai berikut: a. Uji Validitas Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Hastono, 2002). Sebuah instrumen dikatakan valid
apabila
mampu
mengukur
apa
yang
diinginkan
dan
dapat
mengungkapkan data dari variabel yang akan diteliti secara tepat (Arikunto, 2006).
Uji validitas yang digunakan untuk
mengukur relevan tidaknya
pengukuran yang dilakukan pada penelitian dengan cara hasil penghitungan tiap-tiap item dibandingkan tabel nilai Product Moment dengan menggunakan Statistical Program For Sosial (SPSS) 15.00 (Arikunto, 2006). Hasil uji dari tiap item pernyataan apabila signifikan r hitung lebih besar dari r tabel, maka item pernyataan tersebut valid dan dapat digunakan. Namun apabila tidak signifikan atau r hitung lebih kecil dari r tabel, maka item pertanyaan dinyatakan tidak valid (Sugiyono, 2007). Berdasarkan hasil uji validitas diperoleh data sebagai berikut: 1. Pengetahuan kader posyandu di desa dukuh tengah kecamatan ketanggungan kabupaten brebes dengan hasil uji validitas dalam rentang
54
0,661 – 0,957 artinya kuesioner pengetahuan tersebut valid karena nilai r hitung lebih besar dari tabel ( 0,632). 2. Motivasi kader posyandu di desa dukuh tengah kecamatan ketanggungan kabupaten brebes dengan hasil uji validitas dalam rentang 0,685 – 0,935 artinya kuesioner motivasi tersebut valid karena nilai r hitung lebih besar dari tabel ( 0,632). 3. Keaktifan kader posyandu di desa dukuh tengah kecamatan ketanggungan kabupaten brebes dengan hasil uji validitas dalam rentang 0,666 – 0,896 artinya kuesioner keaktifan tersebut valid karena nilai r hitung lebih besar dari tabel ( 0,632). b. Uji Reliabilitas Reliabilitas mengandung pengertian suatu ukuran yang menunjukan sejauh mana hasil pengukukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala dan alat ukur yang sama (Hastono, 2001). Reliabilitas mengandung pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Sebuah instrumen dikatakan reliabel apabila tes tersebut memberikan hasil yang tetap atau relatif sama jika diuji pada objek yang berbeda (Arikunto, 2006). Setelah diketahui bahwa setiap item pertanyaan valid, dilanjutkan dengan analisa reliabilitas untuk mengetahui apakah instrumen tersebut cukup konsisten untuk mengukur gejala yang sama pada pengukuran yang berulang.
55
Pada awalnya tinggi rendahnya reliabilitas tes tercermin oleh nilai Cronbach Alpha diatas 0,60 maka variabel dalam penelitian ini dapat dikatakan reliabel atau handal, sehingga apabila tes terhadap pernyataan yang diajukan dilakukan secara berulang-ulang maka jawaban responden akan tetap sama (Ghozali, 2002). Berdasarkan hasil uji relibilitas diperoleh data sebagai berikut: 1. Pengetahuan kader posyandu di desa dukuh tengah kecamatan ketanggungan kabupaten brebes dengan hasil uji reliabilitas
tingkat
pengetahuan yaitu 0,777 artinya kuesioner tersebut reliabilitasnya tinggi karena nilai Alpha Cronbach melebihi nilai 0,60. 2. Motivasi kader posyandu di desa dukuh tengah kecamatan ketanggungan kabupaten brebes dengan hasil uji reliabilitas
motivasi yaitu 0,865
artinya kuesioner tersebut reliabilitasnya tinggi karena nilai Alpha Cronbach melebihi nilai 0,60. 3. Keaktifan kader posyandu di desa dukuh tengah kecamatan ketanggungan kabupaten brebes dengan hasil uji reliabilitas keaktifan yaitu 0,771 artinya kuesioner tersebut reliabilitasnya tinggi karena nilai Alpha Cronbach melebihi nilai 0,60. F. Metode Pengolahan dan Analisis Data 1. Metode Pengolahan Data Menurut Danim (2003), setelah kuesioner diisi oleh responden, maka data diolah melalui tahapan sebagai berikut :
56
a. Editing yaitu meneliti kembali apakah isian dalam lembar kuesioner sudah lengkap dan diisi, editing dilakukan di tempat pengumpulan data, sehingga jika ada kekurangan data dapat segera dikonfirmasikan dengan pada responden b. Coding yaitu mengklasifikasikan jawaban – jawaban yang ada menurut macamnya. Klasifikasi dilakukan dengan jalan menandai masing – masing jawaban dengan kode berupa angka, kemudian dimasukkan dalam lembaran tabel kerja guna mempermudah pembacaan. Adapun kuesioner A untuk identitas responden, kuesioner B untuk tingkat pengetahuan kader dengan memberikan nilai 2 apabila responden benar dalam menjawab pernyataan, memberikan nilai 1 apabila responden salah dalam menjawab pernyataan. Kuesioner C untuk motivasi kader dengan memberikan nilai 4 apabila responden menjawab sangat setuju, nilai 3 apabila responden menjawab setuju, nilai 2 apabila responden menjawab kurang setuju, nilai 1 apabila responden menjawab tidak setuju. Lembar observasi D untuk keaktifan kader dengan memberikan nilai 1 apabila tidak pernah, nilai 2 apabila kadang, nilai 3 apabila sering, nilai 4 apabila selalu. c. Tabulating yaitu langkah memasukkan data – data hasil penelitian ke dalam tabel – tabel sesuai kriteria yang telah ditentukan d. Entry data yaitu proses memasukkan data ke dalam kategori tertentu untuk dilakukan analisis data dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS Versi 14.00
57
e. Cleaning yaitu mengecek kembali data yang sudah dientry apakah ada kesalahan atau tidak, membuang data yang sudah tidak dipakai. 2. Analisis Data Penelitian ini merupakan penelitian, untuk mengetahui hubungan antara satu variable terikat (dependent variabel) dengan beberapa variabel bebas (independent variabel), dimana analisa data diolah dengan SPSS. Adapun tahap-tahap analisa data sebagai berikut: a. Analisis Univariat Analisis
univariat
adalah
analisis
yang
digunakan
untuk
menganalisis tiap variabel yang ada secara deskripsi. Analisis ini dilakukan terhadap masing-masing variabel yang akan diteliti yaitu tingkat pengetahuan dan motivasi kader posyandu dengan keaktifan kader posyandu. Menurut Hastono (2001) tujuan dari analisis univariat adalah untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti. Bentuknya tergantung dari jenis datanya. Untuk data numerik digunakan nilai mean (rata-rata), median, modus. range, standar deviasi dan inter kuartil range. Analisis univariat berfungsi untuk meringkas kumpulan data hasil pengukuran sedemikian rupa sehingga kumpulan data tersebut menjadi informasi yang berguna. Peringkasan tersebut dapat berupa ukuran-ukuran statistik, tabel, dan juga grafik (Hastono, 2001).
58
b. Analisia Bivariat Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan motivasi kader posyandu dengan keaktifan kader di posyandu (Notoatmodjo, 2002). Menurut Hastono (2001) sebelum dilakukan analisis data maka perlu diketahui distribusi kenormalan datanya terlebih dahulu dengan menggunakan uji Kolmogorof Smirnov, bila distribusi datanya tidak normal maka digunakan prosedur uji nonparametrik sedangkan bila distribusi datanya normal dapat digunakan analisis uji statistik parametrik. Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi yang dibuat dalam bentuk tabel distribusi. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas yang terdiri dari pengetahuan dan motivasi kader posyandu, serta variabel terikat yaitu keaktifan kader posyandu, karena masing-masing variabel dalam penelitian ini berjenis data numerik, maka analisis data yang digunakan adalah analisis Korelasi Person Product Momment. G. Etika Penelitian Menurut Alimul (2003) dalam penelitian ini, peneliti akan memperhatikan etika dalam penelitian yang dilakukan dengan langkah – langkah :
59
1. Informend Concent atau lembar persetujuan ini diberikan pada responden yang diteliti yang memenuhi kriteria, peneliti menjelaskan maksud dan tujuan riset
yang
dilakukan.
Subyek
yang
bersedia
menjadi
responden
menandatangani lembar persetujuan untuk dijadikan sebagai responden. 2. Anonimitas yaitu untuk menjaga kerahasiaan responden, tetapi lembar persetujuan diberi kode yang hanya diketahui oleh peneliti. 3. Confidentiality atau kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang dilaporkan sebagai hasil suatu penelitian.
60