V.
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar TPA Hasil survai sosial ekonomi masyarakat dapat memberikan gambaran karakteristik sosial, ekonomi dan demografi masyarakat di sekitar TPA Sampah Bantar Gebang pada waktu penelitian dilakukan. Data persepsi masyarakat ini sangat berguna untuk mengetahui penilaian masyarakat terhadap kualitas lingkungannya. 5.1.1. Responden Masyarakat Jumlah responden masyarakat sebanyak 80 orang dengan tingkat usia, tingkat pendidikan, lama tinggal, pekerjaan utama dan pekerjaan sambilan, tanggapan responden mengenai jalan lingkungan, jalan masuk, gangguan lingkungan dan jenis gangguan lingkungan dapat dilihat dalam uraian berikut. Responden masyarakat sebesar 80% berusia 21 sampai 50 tahun, yang merupakan usia produktif. Responden masyarakat didominasi usia 21 sampai 30 tahun sebesar 40%. Data responden masyarakat berdasarkan umur dapat dilihat pada Tabel 23. Tabel 23. Tingkat usia responden masyarakat No 1 2 3 4 5
Umur masyarakat (tahun) < 21 21 - 30 31 - 40 41 - 50 > 50 Jumlah
Prosentase (%) 11,25 40 23,75 16,25 8,75 100
Tingkat pendidikan responden masyarakat sebesar 68,75% berpendidikan sekolah dasar. Responden masyarakat didominasi tingkat pendidikan tamat Sekolah Dasar sebesar 52,50%. Rincian responden berdasarkan tingkat pendidikan dan lama tinggal dapat dilihat pada Tabel 24.
70
Tabel 24. Aspek sosial tingkat pendidikan dan lama tinggal responden masyarakat No 1 2 3 4 1 2 3 4
Pendidikan dan lama tinggal Tidak tamat SD Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA Jumlah 1-3 tahun 4-7 tahun 8-11 tahun > 11 tahun Jumlah
Prosentase (%) 16,25 52,5 18,75 12,5 100 8,75 6,25 1,25 83,75 100
Tabel 25. Aspek ekonomi pekerjaan utama dan pekerjaan sampingan responden masyarakat No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7
Pekerjaan utama Buruh Karyawan Pemulung Pemilik lapak Ibu rumah tangga Petani Pedagang Sopir/tukang ojek Tidak menjawab Jumlah Petani Pedagang Sopir/tukang ojek Buruh Karyawan Pemulung Tidak ada Jumlah
Prosentase (%) 23,75 18,75 5 2,5 2,5 13,75 21,25 6,25 6,25 100 2,5 3,75 2,5 2,5 6,25 5 77,5 100
Tabel 26. Tanggapan responden masyarakat mengenai jalan lingkungan No 1 2 3 4
Kondisi jalan lingkungan Agak baik Baik Sangat Jelek Jelek Jumlah
Prosentase (%) 53,75 12,5 5 28,75 100
71
Tabel 27. Tanggapan responden masyarakat mengenai jalan masuk No 1 2 3 4
Kondisi jalan masuk TPA Baik Sangat Jelek Jelek Agak baik Jumlah
Prosentase (%) 21,25 5 17,5 56,25 100
Tabel 28. Tanggapan responden masyarakat mengenai gangguan lingkungan No 1 2 3 4
Gangguan lingkungan Sedikit terganggu Tidak terganggu Sangat terganggu Cukup terganggu Jumlah
Prosentase (%) 25 17,5 16,25 41,25 100
Memperhatikan tanggapan masyarakat terhadap keberadaan TPA Sampah Bantar Gebang kebanyakan (82.5%) menyatakan terganggu, umumnya (75%) gangguan yang dirasakan adalah masalah bau. Keberadaan TPA Sampah Bantar Gebang cukup mengganggu masyarakat. Prosentase data responden masyarakat mengenai jenis ganggguan lingkungan dapat dilihat pada Tabel 29. Tabel 29. Tanggapan responden masyarakat mengenai jenis gangguan lingkungan No 1 2 3 4 5 6 7
Jenis gangguan lingkungan Bau menyengat Rawan keamanan Kumuh/kotor Sumur tercemar & bau menyengat Sumur tercemar & bau menyengat, kumuh/kotor Bau menyengat & kumuh/kotor Sumur tercemar Jumlah
Prosentase (%) 68,75 2,5 3,75 6,25 10 6,25 2,5 100
Secara umum kondisi sosial responden masyarakat berusia produktif, telah bertempat tinggal lama di dekat TPA sebagian besar tinggal diatas 10 tahun, berpendidikan rendah, keberadaan TPA Sampah Bantar Gebang cukup mengganggu masyarakat terutama bau sampah. Pekerjaan responden masyarakat sekitar separuhnya adalah pekerja sebagai buruh dan karyawan. Sebagian responden masyarakat masih ada yang bekerja sebagai petani sekitar 13% dan
72
sebagai pemulung 5%. Tanggapan responden masyarakat mengenai kondisi jalan lingkungan dan jalan akses TPA cukup baik. 5.1.2. Responden Pemulung Jumlah responden pemulung dari segi usia 36,51% dalam usia produktif 21 sampai 30 tahun dan 23,81% dalam usia 31 sampai 40 tahun. Separuh pemulung berusia muda dibawah 30 tahun dan sekitar 74% berusia dibawah 40 tahun. Hal ini menunjukkan pekerjaan pemulung pekerjaan berat dapat dilihat pada Tabel 30. Tabel 30. Tingkat usia responden pemulung No 1 2 3 4 5
Usia pemulung (th) < 21 21 - 30 31 - 40 41 - 50 > 50 Jumlah
Prosentase (%) 14,29 36,51 23,81 12,7 12,7 100
Tingkat pendidikan pemulung sebanyak 63 orang dengan latar pendidikan tidak tamat SD mencapai 52,38% dan 40% hanya tamat SD. Pendidikan pemulung sebagian besar 93,65% rendah yaitu hanya sampai sekolah dasar yang dapat dilihat pada Tabel 31. Tabel 31. Tingkat pendidikan responden pemulung No
Pendidikan
Prosentase (%)
1
Tidak tamat SD
52,38
2
Tamat SD
41,27
3
Tamat SLTP
4,76
4
Tamat SLTA
1,59 Jumlah
100
Kebanyakan pemulung merupakan pendatang yang berasal dari daerah lain, 44,44% baru menetap 1 sampai 3 tahun di kawasan Bantar Gebang dan 30,16% sudah menetap selama 4 sampai 7 tahun. Sedangkan yang menetap lebih dari 8 tahun sekitar 25,40%. Hal tersebut menunjukkan pekerjaan pemulung merupakan
73
pekerjaan bersifat jangka menengah dimana sekitar 74 % menjalani profesi selama 1 – 7 tahun lihat Tabel 32. Tabel 32. Lama tinggal responden pemulung No 1 2 3 4
Lama Bermukim 1-3 tahun 4-7 tahun 8-11 tahun > 11 tahun Jumlah
Prosentase (%) 44.44 30.16 12.7 12.7 100
Penghasilan rata-rata pemulung antara Rp 500.000 sampai dengan Rp 1.000.000 rupiah perbulan diperoleh oleh 55,56% responden pemulung. Sedangkan penghasilan rata-rata pemulung diatas 1.000.000 rupiah per bulan diperoleh oleh 34,93% responden pemulung. Besaran penghasilan tersebut masih cukup layak untuk mencukupi kebutuhan hidup pemulung secara sederhana, gambaran tingkatan penghasilan dapat dilihat pada Tabel 33. Tabel 33. Tingkat penghasilan/pendapatan per bulan sebagai pemulung No 1 2 3 4 5
Penghasilan < 0,5juta 0,5 - 1 juta 2 - 2.5 juta 1 - 1.5 juta 1.5 - 2 juta Jumlah
Prosentase (%) 9.52 55.56 1.59 31.75 1.59 100.00
Sebagian besar responden (93,65%) mengandalkan penghasilan dari pengumpulan sampah sebagai pekerjaan utama dan tidak mempunyai pekerjaan sampingan/sambilan lainnya. Hal menunjukkan kegiatan daur ulang sampah merupakan pekerjaan utama pemulung, dapat dilihat pada Tabel 34. Tabel 34. Pekerjaan sambilan/sampingan responden pemulung No 1 2 3 4
Pekerjaan sambilan Petani Pedagang Buruh Tidak ada Jumlah
Prosentase (%) 1.8 1.8 1.8 94.65 100
Sekitar 69% responden pemulung berpendapat bahwa jalan lingkungan sekitar TPA dalam kondisi agak baik atau baik, dan 19,05% responden beranggapan kondisi jalan jelek atau sangat jelek, dapat dilihat pada Tabel 35.
74
Tabel 35. Tanggapan responden pemulung mengenai jalan lingkungan sekitar TPA No 1 2 3 4 5
Kondisi jalan lingkungan Agak baik Baik Sangat Jelek Jelek Tidak Jawab Jumlah
Prosentase (%) 47,62 22,22 1,59 19,05 9,52 100
Tanggapan responden pemulung terhadap kondisi jalan masuk ke TPA sebanyak 34,92% menyatakan baik dan 41,27% agak baik serta sekitar 9,52% kondisi jalan masuk adalah dalam keadaan jelek. Mereka berarti berpandangan jalan masuk TPA sampah sebagian besar berpendapat positif lihat Tabel 36. Tabel 36. Tanggapan responden pemulung mengenai jalan masuk ke TPA No 1 2 3 4
Kondisi jalan masuk TPA Baik Sangat Jelek Jelek Agak baik Jumlah
Prosentase (%) 34,92 14,29 9,52 41,27 100
Hanya 17,46% responden yang menyatakan tidak ada gangguan lingkungan akibat TPA, selebihnya merasa terganggu, dapat dilihat pada Tabel 45. Dimana 52,38% responden merasakan bau yang busuk, 6,35% merasa lingkungan kumuh/kotor, 11,11% sumur tercemar dan 1,59% rawan keamanan. Hal tersebut menunjukkan lingkungan sekitarnya bagi sebagian besar pemulung tidak nyaman seperti yang terlihat pada Tabel 37 dan Tabel 38. Tabel 37. Tanggapan responden pemulung mengenai gangguan lingkungan No 1 2 3 4 5
Gangguan lingkungan Sedikit terganggu Tidak terganggu Sangat terganggu Cukup terganggu Tidak jawab Jumlah
Prosentase (%) 4,76 17,46 3,17 69,84 4,76 100
75
Tabel 38. Tanggapan responden pemulung mengenai jenis gangguan lingkungan No 1 2 3 4 5
Jenis gangguan lingkungan Bau menyengat & kumuh/kotor Bau menyengat & kumuh/kotor & rawan keamanan Kumuh/kotor Sumur tercemar & kumuh/kotor Sumur tercemar & bau menyengat, kumuh/kotor Sumur tercemar, Bau menyengat & kumuh/kotor & rawan keamanan Bau menyengat Tidak jawab Jumlah
6 7 8
Prosentase (%) 6,35 3,17 9,52 1,59 11,11 1,59 52,38 14,29 100,00
Secara umum kondisi sosial responden pemulung berusia produktif, dimana sekitar 70% berusia dibawah 40 tahun, berpendidikan rendah yaitu 90% pendidikan sekolah dasar, sekitar 44% bekerja sebagai pemulung di bawah 3 tahun. Hampir seluruh responden pemulung (93,65%) mengandalkan penghasilan dari pengumpulan sampah sebagai pekerjaan utama dan tidak mempunyai pekerjaan sampingan/sambilan lainnya. Penghasilan responden pemulung sebagian besar 86% antara Rp 500.000,- sampai Rp 1.500.000,- masih cukup layak untuk mencukupi kebutuhan hidup pemulung secara sederhana Tanggapan terhadap kondisi lingkungan menurut responden keberadaan TPA Sampah Bantar Gebang cukup mengganggu pemulung terutama bau sampah. Tanggapan responden mengenai kondisi jalan lingkungan dan jalan akses TPA baik. 5.1.3. Responden Pemilik Lapak Jumlah responden pemilik lapak sebanyak 20 orang dengan usia responden yang berusia lebih dari 50 tahun mencapai 20%, antara 41 sampai 50 tahun mencapai 30% responden, 30% responden berumur 31 sampai 40 tahun dan 20% responden berumur 21 sampai 30 tahun, berarti 80% usia produktif lihat Tabel 39. Tabel 39. Tingkat usia responden pemilik lapak No 1 2 3 4
Usia pemilik lapak (th) 21 - 30 31 - 40 41 - 50 > 50 Jumlah
Prosentase (%) 20 30 30 20 100
76
Tingkat pendidikan responden cukup rendah terdiri dari 10% tamat SLTA, 15% tamat SLTP, 55 % tamat dan tidak tamat SD, lihat pada Tabel 40. Tabel 40. Tingkat pendidikan responden pemilik lapak No 1 2 3 4 5 6 7
Pendidikan Tidak tamat SD Tamat SD Tamat SLTP Tidak tamat SLTP Tamat SLTA Tidak tamat SLTA Tidak jawab Jumlah
Prosentase (%) 15 40 15 10 10 5 5 100
Responden pemilik lapak rata-rata yang sudah lama menetap di sekitar TPA sampah yaitu lama menetap lebih dari 8 tahun mencapai 80%, sedangkan yang kurang dari 8 tahun mencapai 20%, dapat di lihat pada Tabel 41. Tabel 41. Lama menetap/berusaha responden pemilik lapak No 1 2 3 4
Lama Bermukim 1-3 tahun 4-7 tahun 8-11 tahun > 11 tahun Jumlah
Prosentase (%) 15 5 25 55 100
Penghasilan rata-rata pemilik lapak antara Rp 500.000 sampai dengan Rp 1.000.000 rupiah perbulan diperoleh oleh 25% responden pemilik lapak. Sedangkan penghasilan rata-rata pemilik lapak diatas Rp 3.000.000 rupiah perbulan diperoleh oleh 5% responden pemilik lapak. Selain itu 20% responden berpenghasilan antara Rp 1.000.000 sampai dengan Rp 2.000.000, 5% responden berpenghasilan antara Rp 2.000.000 sampai dengan Rp 2.500.000, dan 20% responden berpenghasilan antara Rp 2.500.000 sampai dengan Rp 3.000.000. Ini menunjukkan bahwa 80% responden pemilik lapak mempunyai penghasilan lebih dari Rp 1.000.000 perbulan dari hasil usaha lapaknya dapat dilihat pada Tabel 42.
77
Tabel 42. Tingkat penghasilan/pendapatan per bulan sebagai pemilik lapak No 1 2 3 4 5 6 7
Penghasilan (Rp/bulan) < 500 ribu 500 - 1 juta 1 - 1.5 juta 1.5 - 2 juta 2 - 2.5 juta 2.5 - 3 juta > 3 juta Jumlah
Prosentase (%) 5 25 20 20 5 20 5 100
Dari hasil analisa data lapangan dan wawancara dengan responden pemilik lapak, tanggapan mengenai kondisi sarana dan prasarana jalan lingkungan di lokasi TPA, 55% responden memberikan tanggapan yang baik atau agak baik mengenai kondisi sarana dan prasarana jalan lingkungan di lokasi TPA dan 35% responden memberikan tanggapan agak baik mengenai kondisi sarana dan prasarana jalan masuk ke lokasi TPA. Tanggapan responden pemilik lapak mengenai kondisi sarana dan prasarana jalan dapat dilihat pada Tabel 43. Tabel 43. Tanggapan responden pemilik lapak mengenai kondisi sarana dan prasarana jalan lingkungan ke lokasi TPA No 1 2 3 4 5
Kondisi jalan lingkungan Agak baik Baik Jelek Sangat Jelek Tidak Jawab Jumlah
Prosentase (%) 35 20 25 5 15 100
Masalah lingkungan mendapat perhatian dari responden pemilik lapak, sebanyak 42,11% merasakan adanya gangguan lingkungan dengan adanya TPA Sampah Bantar Gebang, namun sebagian besar 57,89 % merasa tidak terganggu karena merupakan tempat responden mencari nafkah dapat dilihat pada Tabel 44. Tabel 44. Tanggapan responden pemilik lapak mengenai adanya gangguan lingkungan dengan adanya TPA Sampah Bantar Gebang No 1 2 3 4
Gangguan lingkungan Tidak terganggu Sedikit terganggu Cukup terganggu Sangat terganggu Jumlah
Prosentase (%) 57,89 26,32 10,53 5,26 100
78
Adanya bau yang busuk dirasakan oleh 64,29% responden. Sebagian besar pemilik lapak menyadari lingkungan kerjanya tidak nyaman. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 45. Tabel 45. Tanggapan responden pemilik lapak mengenai jenis gangguan lingkungan dengan adanya TPA Sampah Bantar Gebang. No 1 2 3 4
Jenis gangguan lingkungan Bau menyengat Rawan keamanan Kumuh/kotor Sumur tercemar Jumlah
Prosentase (%) 64,29 7,14 7,14 21,43 100
Secara umum kondisi sosial responden pemilik lapak 80% berusia produktif, dimana sekitar 70% berusia di atas 30 tahun, yang berpendidikan rendah yaitu pendidikan sekolah dasar sekitar 37%, dan sekitar 80% bekerja sebagai pemilik lapak di atas 8 tahun. Responden pemilik lapak sekitar 50% berpenghasilan di atas Rp 1.500.000,-.
Tanggapan terhadap kondisi lingkungan menurut responden
keberadaan TPA Sampah Bantar Gebang cukup mengganggu pemilik lapak terutama bau sampah sekitar 64%. Tanggapan responden mengenai kondisi jalan lingkungan dan jalan akses TPA cukup baik. 5.1.4. Responden Bandar Usia responden terdiri dari 25% berusia 31 s/d 40% dan 75% berusia antara 41 s/d 50 tahun, dapat dilihat pada Tabel 46. Tabel 46. Tingkat usia responden bandar No 1 2
Usia Bandar (th) 31 - 40 41 - 50 Jumlah
Prosentase (%) 25 75 100
Responden pemilik bandar sebanyak 8 orang dengan pendidikan Tamat SLTP ke atas sebanyak 50%, sedangkan sisanya tidak tamat SD 12,5%, tamat SD 25%, tidak tamat SLTP 12,5%. Hal tersebut menunjukkan tingkat pendidikan para responden pemilik bandar cukup menunjang pekerjaannya dapat dilihat pada Tabel 47.
79
Tabel 47. Tingkat pendidikan responden bandar No 1 2 3 4 5
Pendidikan Tidak tamat SD Tamat SD Tidak tamat SLTP Tamat SLTP Tamat SLTA Jumlah
Prosentase (%) 12,5 25 12,5 37,5 12,5 100
Responden pemilik lapak yang sudah lama menetap atau berusaha di sekitar TPA lebih dari 11 tahun mencapai 87,50%, sedangkan yang kurang dari 11 tahun mencapai 12,50%, dapat di lihat pada Tabel 48. Tabel 48. Lama menetap/berusaha responden bandar No 1 2
Lama Bermukim 8-11 tahun > 11 tahun Jumlah
Prosentase (%) 12,5 87,5 100
Penghasilan rata-rata bandar antara Rp 500.000 sampai dengan Rp 3.000.000 rupiah perbulan. Sedangkan penghasilan rata-rata bandar diatas Rp 3.000.000 rupiah perbulan diperoleh oleh 75%
responden bandar. Selain itu
12,50% responden berpenghasilan antara Rp 1.000.000 sampai dengan Rp 1.500.000, 12,50% responden berpenghasilan kurang dari Rp 500.000,- sampai dengan Rp 2.500.000, dan 20% responden berpenghasilan antara Rp 2.500.000 sampai dengan Rp 3.000.000. Ini menunjukkan bahwa 80% responden pemilik lapak mempunyai penghasilan lebih dari Rp 1.000.000 perbulan dari hasil usaha lapaknya dapat dilihat pada Tabel 49. Tabel 49. Tingkat penghasilan/pendapatan per bulan sebagai bandar No 1 2 3
Penghasilan (Rp/bulan) < 500 ribu 1 - 1.5 juta > 3 juta Jumlah
Prosentase (%) 12,5 12,5 75 100
Tanggapan mengenai kondisi sarana dan prasarana jalan lingkungan di lokasi TPA, 12,5% responden menyatakan sangat jelek dan 12,50% menyatakan jelek, dapat dilihat pada Tabel 50.
80
Tabel 50. Tanggapan responden mengenai kondisi jalan lingkungan ke lokasi TPA No 1 2 3 4
Kondisi jalan lingkungan Agak baik Baik Sangat Jelek Jelek Jumlah
Prosentase (%) 50 25 12,5 12,5 100
Hasil survai menunjukkan 75% responden memberikan tanggapan baik dan kondisi jalan masuk dan jalan lingkungan di lokasi TPA seperti yang terlihat pada Tabel 51. Tabel 51. Tanggapan responden mengenai kondisi jalan masuk ke lokasi TPA No 1 2 3 4
Kondisi jalan masuk TPA Agak baik Baik Sangat Jelek Jelek Jumlah
Prosentase (%) 50 25 12,5 12,5 100
Sebagian besar responden bandar tidak merasa terganggu dengan lingkungan TPA dimana dipilih oleh 75% responden, sedangkan 12,5% sedikit tidak terganggu dan 12,5% sangat terganggu, dapat dilihat pada Tabel 52. Tabel 52. Tanggapan responden bandar mengenai gangguan lingkungan No 1 2 3
Gangguan lingkungan Tidak terganggu Sedikit terganggu Sangat terganggu Jumlah
Prosentase (%) 75 12,5 12,5 100
Responden bandar menyatakan bahwa gangguan terbesar berupa rawan keamanan sebesar 36,59%, diikuti gangguan lingkungan yang kumuh/kotor sebesar 24,39% dan bau busuk 12,20% serta gangguan karena sumur tercemar hanya dipilih oleh 2,44% responden. Hal ini menunjukkan para Bandar berpendapat masalah keamanan merupakan masalah cukup mengkhawatirkan mereka, mengingat besarnya aset yang harus mereka jaga berupa material daurulang sampah yang bernilai puluhan sampai ratusan juta rupiah. Sedangkan mengenai masalah ketidaknyamanan lingkungan tidak cukup berarti bagi para Bandar karena sumber pendapatan mereka memang dari TPA sampah. Pendapat
81
responden Bandar terhadap jenis gangguan lingkungan dapat dilihat pada Tabel 53. Tabel 53. Tanggapan responden bandar mengenai jenis gangguan lingkungan No 1 2 3 4 5
Jenis gangguan lingkungan Bau menyengat Rawan keamanan Kumuh/kotor Sumur tercemar Tidak jawab Jumlah
Prosentase (%) 12,2 36,59 24,39 2,44 24,39 100
Secara umum kondisi sosial responden bandar sekitar 75% berusia di atas 40 tahun, yang berpendidikan rendah yaitu pendidikan sekolah dasar sekitar 37%, dan sekitar 87,5% bekerja sebagai bandar di atas 10 tahun. Responden bandar sekitar 75% berpenghasilan di atas Rp 3.000.000,-. Tanggapan terhadap kondisi lingkungan menurut responden keberadaan TPA Sampah Bantar Gebang cukup mengganggu bandar adalah masalah keamanan sekitar 36% dan kumuh kotor sekitar 24%. Tanggapan responden mengenai kondisi jalan lingkungan dan jalan akses TPA 75% cukup baik dan 25% menganggap jelek. 5.2. Kebijakan Pengelolaan Sampah 5.2.1
Peraturan Perundangan Tentang Sampah Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2006
Tahun 2006 tentang Kebijakan dan Strategi Pengembangan Nasional Sistem Pengelolaan Persampahan 15 September 2006 dilakukan pendekatan atau paradigma baru yaitu bahwa sampah dapat dikurangi, digunakan kembali dan atau didaur ulang; atau yang sering dikenal dengan istilah 3R (Reduce, Reuse,Recycle). Hal ini sebenarnya bukan sesuatu yang baru karena sudah banyak dilakukan oleh negara maju dan berhasil meningkatkan efisiensi pengelolaan yang signifikan. Dengan mengurangi sampah sejak di sumbernya maka beban pengelolaan kota akan dapat dikurangi dan anggaran serta fasilitas akan dapat semakin efisien dimanfaatkan. Beban pencemaran dapat dikurangi dan lebih jauh lagi dapat turut menjaga kelestarian alam dan lingkungan.
82
Hal di atas sesuai dengan Undang–undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Persampahan
Pasal
9
berbunyi:
Dalam
menyelenggarakan
pengelolaan sampah, pemerintahan kabupaten/kota mempunyai kewenangan: Ayat (1) Butir (b) menyelenggarakan pengelolaan sampah skala kabupaten/kota sesuai dengan norma, standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah; butir (d) menetapkan lokasi tempat penampungan sementara, tempat pengolahan sampah terpadu (TPST), dan/atau tempat pemrosesan akhir sampah; Pasal 9 Ayat (2) yang berbunyi: Penetapan lokasi tempat pengolahan sampah terpadu dan tempat pemrosesan akhir sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) butir d merupakan bagian dari rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota sesuai dengan peraturan perundang-undangan. a.
Pengelolaan sampah dengan paradigma baru. Penjelasan UU No. 18 Tahun 2008 menyatakan: Paradigma pengelolaan
sampah yang bertumpu pada kumpul-angkut-buang sudah saatnya ditinggalkan dan diganti dengan paradigma baru pengelolaan sampah. Paradigma baru memandang sampah sebagai sumberdaya yang mempunyai nilai ekonomi dan dapat dimanfaatkan, misalnya, untuk energi, kompos, pupuk ataupun untuk bahan baku industri. Pengelolaan sampah dilakukan dengan pendekatan yang komprehensif dari hulu, sejak sebelum dihasilkan suatu produk yang berpotensi menjadi sampah, sampai ke hilir, yaitu pada fase produk sudah digunakan sehingga menjadi sampah, yang kemudian dikembalikan ke media lingkungan secara aman. Pengelolaan sampah dengan paradigma baru tersebut dilakukan dengan kegiatan pengurangan dan penanganan sampah. Pengurangan sampah meliputi kegiatan pembatasan, penggunaan kembali, dan pendauran ulang, sedangkan kegiatan penanganan sampah meliputi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir. b.
Kompensasi. Undang-Undang
Pengelolaan
Persampahan
18/2008
Pasal
25
(1)
Pemerintah dan pemerintah daerah secara sendiri-sendiri atau bersama-sama dapat memberikan kompensasi kepada orang sebagai akibat dampak negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan penanganan sampah di tempat pemrosesan akhir
83
sampah. Pasal 25 Ayat (2) Kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa: a. relokasi; b. pemulihan lingkungan; c. biaya kesehatan dan pengobatan; dan/atau d. kompensasi dalam bentuk lain. Pasal 25 (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai dampak negatif dan kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan peraturan pemerintah (PP). Pasal 25 Ayat (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian kompensasi oleh pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan pemerintah dan/atau peraturan daerah. c.
Sanksi. Sanksi yang diberikan kepada Pengelola TPA melakukan pelanggaran
operasional TPA ada pada Pasal 40 Ayat (1) Pengelola sampah yang secara melawan hukum dan dengan sengaja melakukan kegiatan pengelolaan sampah dengan tidak memperhatikan norma, standar, prosedur, atau kriteria yang dapat mengakibatkan
gangguan
kesehatan
masyarakat,
gangguan
keamanan,
pencemaran lingkungan, dan/atau perusakan lingkungan diancam dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling sedikit Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). Peraturan Pemerintah (PP) dan Peraturan Daerah (Perda). Pasal 47 (1) Peraturan pemerintah dan peraturan menteri yang diamanatkan Undang-Undang ini diselesaikan paling lambat 1 (satu) tahun terhitung sejak Undang-Undang ini diundangkan. (2) Peraturan daerah yang diamanatkan Undang-Undang ini diselesaikan paling lama 3 (tiga) tahun terhitung sejak Undang-Undang ini diundangkan. Peraturan sebelum Undang-Undang No. 18 Tahun 2008. Pasal 48 Pada saat berlakunya Undang-Undang ini semua peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pengelolaan sampah yang telah ada tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini. Berlakunya Undang-Undang No. 18 Tahun 2008. Pasal 49 Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal Diundangkan. Tanggal diundangkan adalah tanggal 7 Mei 2008.
84
d.
Kebijakan. Kebijakan
21/PRT/M/2006
dalam
Peraturan
Menteri
Pekerjaan
Umum
Nomor
Tahun 2006 tentang Kebijakan dan Strategi Pengembangan
Sistem Pengelolaan Persampahan (Daftar Pustaka). Kebijakan (1) : Pengurangan sampah semaksimal mungkin dimulai dari sumbernya. Pengurangan sampah dari sumbernya merupakan aplikasi pengelolaan sampah paradigma baru yang tidak lagi bertumpu pada end of pipe system, dimaksudkan untuk mengurangi volume sampah yang harus diangkut dan dibuang ke TPA dan memanfaatkan semaksimal mungkin material yang dapat di daur ulang. Pengurangan sampah tersebut selain dapat menghemat lahan TPA juga dapat mengurangi jumlah angkutan sampah dan menghasilkan kualitas bahan daur ulang yang cukup baik karena tidak tercampur dengan sampah lain. Potensi pengurangan sampah di sumber dapat mencapai 50 % dari total sampah yang dihasilkan. Kebijakan (2): Peningkatan peran aktif masyarakat dan dunia usaha/swasta sebagai mitra pengelolaan. Untuk melaksanakan pengurangan sampah di sumber dan meningkatkan pola-pola penanganan sampah berbasis masyarakat, diperlukan perubahan pemahaman bahwa masyarakat bukan lagi hanya sebagai obyek tetapi lebih sebagai mitra yang mengandung makna kesetaraan. Tanpa ada peran aktif masyarakat akan sangat sulit mewujudkan kondisi kebersihan yang memadai. Kebijakan (3): Peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas sistem pengelolaan. Sasaran peningkatan pelayanan nasional pada tahun 2015 yang mengarah pada pencapaian 70% penduduk juga telah ditetapkan bersama. Untuk operasionalisasi kebijakan tersebut maka beberapa strategi ditetapkan yaitu : i.
Melaksanakan rehabilitasi TPA yang mencemari lingkungan. Pengelolaan TPA yang buruk dibanyak kota harus diakhiri dengan upaya peningkatan pengelolaan sesuai ketentuan teknis yang berlaku. TPA yang jelas-jelas telah menimbulkan masalah bagi lingkungan sekitarnya perlu segera mendapatkan langkah-langkah rehabilitasi agar permasalahan lingkungan yang terjadi dapat diminimalkan. Rencana tindak yang diperlukan adalah pelaksanaan rehabilitasi TPA yang mencemari lingkungan sesuai dengan prioritas.
85
ii. Meningkatkan kualitas pengelolaan TPA ke arah sanitary landfill. TPA yang masih dioperasikan dengan jangka waktu relatif lama perlu segera dilakukan upaya peningkatan fasilitas dan pengelolaan mengarah pada metode Sanitary landfill dan Controlled landfill agar tidak menimbulkan masalah lingkungan di kemudian hari. Rencana tindak yang diperlukan adalah penyusunan pedoman peningkatan pengelolaan TPA yang sangat diperlukan oleh daerah untuk perbaikan fasilitas persampahan yang dmiliki. iii. Meningkatkan Pengelolaan TPA Regional. Kota-kota besar pada umumnya mengalami masalah dengan lokasi TPA yang semakin terbatas dan sulit diperoleh. Kerjasama pengelolaan TPA dengan kota / kabupaten lainnya akan sangat membantu penyelesaian masalah dengan mempertimbangkan solusi yang saling menguntungkan. Rencana tindak yang diperlukan adalah : (1) Penyusunan studi lokasi dan kelayakan pengembangan TPA regional sesuai Tata Ruang dan (2) Ujicoba pengelolaan TPA regional secara profesional. iv. Penelitian, pengembangan, dan aplikasi teknologi penanganan persampahan tepat guna dan berwawasan lingkungan.
Kekeliruan dalam pemilihan
teknologi seperti insinerator tungku yang banyak dilakukan oleh Pemerintah Daerah perlu segera dihentikan dengan memberikan pemahaman akan kriteria teknisnya. v. Disamping itu juga sangat diperlukan aktivitas penelitian dan pengembangan untuk mendapatkan teknologi yang paling sesuai dengan kondisi sampah di Indonesia pada umumnya. Rencana tindak yang diperlukan adalah : · Penyusunan pedoman teknologi pengelolaan sampah ramah lingkungan · Penyusunan pedoman pemanfaatan gas TPA · Penyusunan pedoman waste-to-energy · Ujicoba waste-to-energy untuk kota besar /metro Kebijakan (4): Pengembangan kelembagaan, peraturan dan perundangan. Untuk melaksanakan KNPP ini diperlukan adanya kebijakan agar aturan-aturan hukum dapat disediakan dan diterapkan sebagaimana mestinya untuk menjamin semua pemangku kepentingan melaksanakan bagian masing-masing secara bertanggung jawab.
86
Kebijakan (5): Pengembangan alternatif sumber pembiayaan Pengelolaan persampahan memang bagian dari pelayanan publik yang harus disediakan oleh Pemerintah untuk mensejahterakan masyarakat. Namun demikian pengelolaan persampahan juga merupakan tanggung jawab masyarakat untuk menjaga keberlanjutannya. Sharing dari masyarakat sangat diperlukan untuk menjaga agar pelayanan pengelolaan persampahan dapat berlangsung dengan baik dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Salah satu bentuk sharing dari masyarakat adalah melalui pembayaran retribusi kebersihan yang diharapkan mampu mencapai tingkat yang dapat membiayai dirinya sendiri. Memperhatikan kondisi TPA Sampah Bantar Gebang dibandingkan dengan kebijakan-kebijakan yang ada TPA Sampah Bantar Gebang belum sepenuhnya mengikuti peraturan yang telah ditetapkan diantaranya belum melaksanakan operasional sanitary landfill secara benar, yaitu tidak melakukan penutupan timbunan sampah setiap hari dengan tanah penutup. 5.2.2 Pedoman Pemanfaatan Kawasan Sekitar TPA Sampah. Berdasarkan Pedoman Pemanfaatan Kawasan Sekitar TPA Sampah yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum (Daftar Pustaka). Pedoman ini disusun untuk sejumlah maksud. Maksud yang paling utama dan mendasar adalah untuk menjaga kelangsungan hidup manusia yang bermukim atau berkegiatan di kawasan tersebut dengan menghindarkan dan menjauhkan mereka dari risiko-risiko dampak pencemaran kimiawi pada air dan udara; kemungkinan terjangkit atau tertular penyakit yang dibawa vektor; dan bahaya ledakan gas yang terbentuk di TPA, serta menjaga kenyamanan dan keselamatan
mereka
dengan
menghindarkannya
dari
dampak
kegiatan
pengelolaan dan pengolahan sampah. Lebih jauh, pedoman ini disusun untuk menghindarkan konflik dan masalah sosial lain yang bersumber pada kepentingan pemanfaatan lahan. Pedoman ini dimaksudkan sebagai pegangan bagi pemerintah daerah, pengelola persampahan dan masyarakat dalam melaksanakan penataan ruang di kawasan sekitar TPA.
87
a.
Zonasi. Secara umum, kawasan sekitar TPA dibagi menjadi zona penyangga, zona
budi daya terbatas dan zona budi daya. Zona yang diatur dalam pedoman ini adalah zona penyangga dan zona budi daya terbatas. Aturan di dalam zona budi daya disesuaikan dengan RTRW kabupaten/kota setempat b.
. Aspek yang dipertimbangkan. Aspek yang dipertimbangkan dalam penyusunan pedoman ini adalah
keselamatan, kesehatan dan kenyamanan. Pembagian Zona Sekitar TPA. Kawasan sekitar TPA dibagi menjadi: (1) Zona penyangga; (2) Zona budi daya terbatas. i.
Zona penyangga. Zona penyangga adalah zona yang berfungsi sebagai penahan untuk mencegah atau mengurangi dampak keberadaan dan kegiatan-kegiatan TPA terhadap masyarakat yang melakukan kegiatan sehari-hari di kawasan sekitar TPA, dalam segi keselamatan, kesehatan, dan kenyamanan. Akibat dan gangguan-gangguan misalnya bau, kebisingan, dan sebagainya.
Zona
penyangga
berfungsi
untuk
menunjang
fungsi
perlindungan bagi penduduk yang melakukan kegiatan sehari-hari di sekitar TPA dan berfungsi: (1) Mencegah dampak lindi terhadap kesehatan masyarakat, yang melakukan kegiatan sehari-hari di kawasan sekitar TPA; (2) Mencegah binatang-binatang vektor, seperti lalat dan tikus, merambah kawasan permukiman; (3) Menyerap debu yang beterbangan karena tiupan angin dan pengolahan sampah; (4) Mencegah dampak kebisingan dan pencemaran udara oleh pembakaran dalam pengolahan sampah. ii. Zona budidaya terbatas. Zona budi daya terbatas adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan dengan batasan tertentu. Zona budi daya terbatas berada di luar zona penyangga. Pemanfaatan ruang pada zona tersebut harus sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam RTRW kabupaten/kota bersangkutan. Fungsi zona tersebut adalah memberikan ruang untuk kegiatan budi daya yang terbatas, yakni kegiatan budi daya yang berkaitan dengan TPA. Zona budi daya terbatas hanya dipersyaratkan untuk TPA dengan sistem selain pengurugan berlapis bersih (sanitary landfill). Zona budi daya adalah wilayah yang ditetapkan
88
dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. c.
Penentuan jarak zona penyangga. Zona penyangga diukur mulai dari batas terluar tapak TPA sampai pada
jarak tertentu sesuai dengan Pedoman Pengoperasian dan Pemeliharaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sistem Controlled Landfill dan Sanitary Landfill, yakni 500 meter dan/atau sesuai dengan kajian lingkungan yang dilaksanakan di TPA. d.
Penentuan jarak zona budi daya terbatas. Zona budi daya terbatas ditentukan mulai dari batas terluar zona penyangga
sampai pada jarak yang telah aman dari pengaruh dampak TPA yang berupa: (1) Bahaya meresapnya lindi ke dalam mata air dan badan air lainnya yang dipakai penduduk untuk kehidupan sehari-hari; (2)
Bahaya ledakan gas metan; (3)
Bahaya penyebaran vektor penyakit melalui lalat. Penentuan jarak pada zona budi daya terbatas pada TPA dengan sistem selain pengurugan berlapis bersih (sanitary landfill) didasarkan pada kajian lingkungan di sekitar TPA yang meliputi: (1) Teknis pemrosesan sampah di TPA: pengurugan berlapis bersih atau pengurugan berlapis terkendali; (2) Mekanisme penimbunan sampah eksisting : melalui pemilahan atau tanpa pemilahan;(3) Karakteristik sampah yang masuk ke TPA: organik, non organik, B3 (bahan berbahaya dan beracun);(4) Kondisi air lindi; (5) Kondisi gas dalam sampah : CH4, CO; (6) Kondisi geologi dan geohidrologi, dan jenis tanah; (7) Iklim mikro; (8) Pemanfaatan ruang yang telah ada di sekitar kawasan TPA, sesuai denganperaturan zonasi. Kondisi tersebut dapat dilihat pada Gambar 11.
Sumber: Ditjen Penataan Ruang, 2008
Gambar 11. Potensi bahaya TPA terhadap jarak
89
Ketentuan teknis mengatur ketentuan pola ruang pada zona penyangga. Pada TPA yang belum memiliki zona penyangga ditetapkan zona penyangga pada area 0 – 500 meter sekeliling TPA dengan pemanfaatan sebagai berikut: (1) 0 – 100 meter diharuskan berupa sabuk hijau; (2) 101 – 500 meter pertanian non pangan, hutan. Ketentuan pemanfaatan ruang: (1) Sabuk hijau dengan tanaman keras yang boleh dipadukan dengan tanaman perdu terutama tanaman yang dapat menyerap racun dengan ketentuan sebagai berikut: a) Jenis tanaman adalah tanaman tinggi dikombinasi dengan tanaman perdu yang mudah tumbuh dan rimbun terutama tanaman yang dapat menyerap bau; dan b) Kerapatan pohon adalah minimum 5 m, (2) Pemrosesan sampah utama on situ, (3) Instalasi pengolahan sampah menjadi energi, atau instalasi pembakaran (incenerator) bersama unit pengelolaan limbahnya dan (4) Kegiatan budi daya perumahan tidak diperbolehkan pada zona penyangga. Kondisi tersebut dapat dilihat pada Gambar 12.
Sumber: Ditjen Penataan Ruang, (2008)
Gambar 12. Pembagian zona di sekitar TPA lama tanpa penyangga Memperhatikan pedoman pemanfaatan lahan yang telah dikemukakan, TPA Sampah Bantar Gebang belum mempunyai zona penyangga seperti yang telah dipersyaratkan dalam pedoman. 5.2.3
Kriteria teknis prasarana dan sarana kegiatan pengelolaan sampah. Kriteria teknis prasarana dan sarana kegiatan pengelolaan sampah di TPA
menurut Ditjen Penataan Ruang Dep.PU (2008) adalah: (1) Tidak menggunakan air tanah setempat dalam kegiatan pengolahan sampah; (2) Ketersediaan sistem drainase yang baik; dan (3) Ketersediaan fasilitas parkir dan bongkar muat
90
sampah terpilah yang akan didaur ulang di lokasi lain, sedangkan jalan masuk ke TPA, dipersyaratkan: (1) Dapat dilalui truk sampah dua arah dengan lebar badan jalan minimum 7 meter; (2) Jalan kelas I dengan kemampuan memikul beban 10 ton dan kecepatan 30 km/jam dan (3) Drainase permanen terpadu dengan jalan dan bila diperlukan didukung oleh drainase lokal tak permanen. Memperhatikan kriteria yang telah ditetapkan oleh Pemerintah, TPA Sampah Bantar Gebang sebagian telah melaksanakan kriteria yang ditetapkan. TPA Sampah Bantar Gebang belum mempunyai fasilitas parkir dan bongkar muat sampah terpilah dan masih menggunakan air tanah dalam pengelolaan sampah. 5.3. Dampak Lingkungan yang Terjadi di TPA Berdasarkan hasil pemantauan pada lokasi sebelah hilir TPA ternyata parameter TSS, Mn dan sulfida yang ada telah melampaui baku mutu yang d ijinkan, berarti terjadi peningkatan konsentrasi parameter pencemar. Hal ini menunjukkan adanya kontribusi dari TPA Sampah Bantar Gebang dalam meningkatkan nilai konsentrasi parameter pencemar pada badan air Sungai Ciketing, kontribusi ini berasal dari pembuangan air lindi olahan dari IPAS yang berada di lokasi TPA Sampah Bantar Gebang. Gambaran besaran cemaran dapat dilihat pada Tabel 54. Tabel 54. Hasil pengukuran kualitas air Sungai Ciketing pada titik hulu dan hilir TPA Sampah Bantar Gebang tahun 2009
1
Total Suspensi Solid (TSS)
mg/l
Baku Mutu 100
2
Klorida (Cl)
mg/l
50
10
49
3
Phosfat (PO4)
mg/l
0,4
7
99
4
Ammonium
mg/l
2
58.2
138
5
Nitrat (NO3)
mg/l
10
20
270
6
Nitrit (NO2)
mg/l
2
0.1
0.8
7
COD
mg/l
50
262
665
8
BOD5
mg/l
30
64
315
9
Angka Permanganat
mg/l
10
82.5
430.7
-
5-9
6.93
8.1
0
24.2
24.2
No.
10 11
Parameter
pH Temperatur
Satuan
0
C
T+3 c
Hulu
Hilir
12
71
91
Pada umumnya dari hasil analisa air sumur untuk parameter fisika masih dibawah ambang baku mutu. Gambaran hasil analisis kualitas air sumur parameter fisika dapat dilihat pada Tabel 55 sampai Tabel 58. Tabel 55. Hasil pengukuran kualitas air sumur di Cikiwul untuk parameter fisika tahun 2009. No. 1 2 3 4
Parameter Jumlah zat padat terlarut Daya Hantar Listrik (DHL) Suhu Kekeruhan (Turbidity)
Satuan
Maxi -mum
Radius Jarak dari pusat TPA Bantar Gebang 250 500 (m) 750 (m) (m)
mg/l m.ohm/cm 0 C NTU
1000 500 ±30c <100
18 46 27.4 0.21
110 223 27.1 0.6
66 230 26.7 5.51
Tabel 56. Hasil pengukuran kualitas air sumur di Ciketing Udik untuk parameter fisika tahun 2009 No. 1 2 3 4
Parameter Jumlah zat padat terlarut Daya Hantar Listrik (DHL) Suhu Kekeruhan (Turbidity)
Satuan
Maxi -mum
Radius Jarak dari pusat TPA Bantar Gebang 250 500 (m) 750 (m) (m)
mg/l m.ohm/cm 0 C NTU
1000 500 ±30c <100
120 164 27.9 0.31
76 112 27.8 0.44
118 230 27.4 0.73
Tabel 57. Hasil pengukuran kualitas air sumur di Taman Rahayu untuk parameter fisika tahun 2009 No. 1 2 3 4
Parameter Jumlah zat padat terlarut Daya Hantar Listrik (DHL) Suhu Kekeruhan (Turbidity)
Satuan
Maxi -mum
Radius Jarak dari pusat TPA Bantar Gebang 250 500 (m) 750 (m) (m)
mg/l m.ohm/cm 0 C NTU
1000 500 ±30c <100
106 135 27.9 1.19
102 160 28.3 3.25
170 201 28.7 2.75
92
Tabel 58. Hasil pengukuran kualitas air sumur di Sumur Batu untuk parameter fisika tahun 2009. No.
1 2 3 4
Parameter
Jumlah zat padat terlarut Daya Hantar Listrik (DHL) Suhu Kekeruhan (Turbidity)
Satuan
mg/l m.ohm/cm 0 C NTU
Maxi -mum 1000 500 ±30c <100
Radius Jarak dari pusat TPA Bantar Gebang 250 (m)
500 (m)
750 (m)
136 11.7 27.4 1.57
136 122 28 0.44
58 105 27.9 0.16
Pada umumnya dari hasil analisa air sumur untuk parameter kimia masih dibawah ambang baku mutu, kecuali sampel air sumur di Desa Taman Rahayu kadar besi di atas baku mutu. Kadar Magnesium cukup tinggi di seluruh lokasi, namun Mg tidak tercantum dalam baku mutu. Gambaran hasil analisis kualitas air sumur parameter kimia dapat dilihat pada Tabel 59 sampai Tabel 62. Tabel 59. Hasil pengukuran kualitas air sumur di Cikiwul untuk parameter kimia tahun 2009 No.
Parameter
Satuan
Maxi -mum
Radius Jarak dari pusat TPA Bantar Gebang 250 (m) 500 (m) 750 (m)
1
Nitrat (NO3)
mg/l
50
0.018
0.012
0.03
2 3
Nitrit (NO2) Angka Permanganat
mg/l mg/l
3 10
3.4 5
3 5.9
3.7 13.7
4 5 6 7
Sulfat (SO4) Mangan (Mn) Ammonium Besi Total (Fe)
mg/l mg/l mg/l mg/l
250 0,1 1,5 0,3
1 0.2 0.43 0.04
3 0.6 0.48 0.01
8 0.4 0.63 0.2
8 9 10 11 12 13
Kesadahan Total (CaCO3) Klorida Bicarbonat Total Alkalinity pH Magnesium
mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l
500 250 -
23 7 7 7 4.54 13
63 29 19 19 5.57 14
66 25 59 59 6.18 16
93
Tabel. 60. Hasil pengukuran kualitas air sumur di Ciketing Udik untuk parameter kimia tahun 2009 No.
Parameter
Satuan
Maxi -mum
Radius Jarak dari pusat TPA Bantar Gebang 250 (m) 500 (m) 750 (m)
1
Nitrat (NO3)
mg/l
50
9.3
4.9
9.8
2 3
Nitrit (NO2) Angka Permanganat
mg/l mg/l
3 10
0.016 4.7
0.004 4.4
0.014 5.6
4 5 6 7
Sulfat (SO4) Mangan (Mn) Ammonium Besi Total (Fe)
mg/l mg/l mg/l mg/l
250 0,1 1,5 0,3
2 0.7 0.24 0.05
0 0.5 0.3 0.02
3 1 0.41 0.02
8 9 10 11 12 13
Kesadahan Total (CaCO3) Klorida Bicarbonat Total Alkalinity pH Magnesium
mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l
41 25 5 5 4.21
41 25 5 5 4.21 14
30 44 4 4 4.25 12
500 250
-
Tabel. 61. Hasil pengukuran kualitas air sumur di Taman Rahayu untuk parameter kimia tahun 2009 No.
Parameter
Satuan
Maxi -mum
Radius Jarak dari pusat TPA Bantar Gebang 250 (m) 500 (m) 750 (m)
1
Nitrat (NO3)
mg/l
50
6.8
1.4
1.7
2 3
Nitrit (NO2) Angka Permanganat
mg/l mg/l
3 10
0.012 5.2
0.023 4.7
0.005 5.2
4 5 6 7
Sulfat (SO4) Mangan (Mn) Ammonium Besi Total (Fe)
mg/l mg/l mg/l mg/l
250 0,1 1,5 0,3
0 0.5 0.20 0.14
0 0.4 0.13 0.44
4 0.2 0.15 0.65
8 9 10 11 12 13
Kesadahan Total (CaCO3) Klorida Bicarbonat Total Alkalinity pH Magnesium
mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l
500 250 -
43 18 18 18 5.14 8
60 15 69 69 6.04 18
85 5 95 95 6.84 31
94
Tabel. 62. Hasil pengukuran kualitas air sumur di Sumur Batu untuk parameter kimia tahun 2009 No.
Parameter
Satuan
Maxi -mum
Radius Jarak dari pusat TPA Bantar Gebang 250 (m) 500 (m) 750 (m)
1
Nitrat (NO3)
mg/l
50
4.4
4.7
0.5
2 3
Nitrit (NO2) Angka Permanganat
mg/l mg/l
3 10
0.001 3.4
0.019 4.1
0.022 4.1
4 5 6 7
Sulfat (SO4) Mangan (Mn) Ammonium Besi Total (Fe)
mg/l mg/l mg/l mg/l
250 0,1 1,5 0,3
3 0.5 0.47 0.1
1 0.5 0.41 0.02
1 0.3 0.48 0.11
8 9 10 11 12 13
Kesadahan Total (CaCO3) Klorida Bicarbonat Total Alkalinity pH Magnesium
mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l
500 250 -
36 22 13 13 5.01 11
36 22 13 13 5.01 11
35 14 10 10 4.74 13
Mg adalah salah satu unsur
yang menimbulkan kesadahan dan
menyebabkan adany rasa pada air. Kelebihan unsur ini dapat menimbulkan depresi susunan syaraf pusat dan otot-otot. Toxisitas banyak tergantung pada anion yang terikat pada Mg. Angka Permanganat di Cikiwul pada radius 750 meter dari TPA Sampah Bantar Gebang sebesar 13,7 mg/l melebihi baku mutu yang telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002 Tanggal 29 Juli 2002 tentang Syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum sebesar 10 mg/l. Angka permanganat yang melebihi baku mutu merupakan indikator adanya zat organik yang melebihi dari yang disyaratkan berarti menunjukkan adanya pencemaran/pengotoran terhadap air tersebut. Zat organik merupakan makanan mikroorganisme yang menyebabkan pesatnya
pertumbuhan,
sehingga
membahayakan
masyarakat
yang
menggunakannya. Zat organik dapat menyebabkan air menjadi berwarna, memberikan rasa, dan bau yang tak sedap. Angka permanganat yang melebihi baku mutu dapat dilihat pada Tabel 59. Hasil pengukuran kualitas air sumur di Ciketing Udik dan Taman Rahayu untuk parameter kimia tahun 2009 menunjukkan kandungan mangan (Mn) sebesar
95
0,7 mg/l; 0,5 mg/l; 1 mg/l dan sebesar 0,5 mg/l; 0,4 mg/l; 0,2 mg/l pada Tabel 60 dan Tabel 61 melebihi baku mutu yang telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002 Tanggal 29 Juli 2002 tentang Syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum sebesar 0,1 mg/l. Pada umumnya mengkonsumsi air yang mengandung kadar mangan yang berlebihan dapat menimbulkan gangguan pada sistem syaraf dan menampakkan gejala seperti penyakit parkinson. Hasil analisa air sumur di Taman Rahayu menunjukkan kandungan mangan (Mn) dan besi (Fe) melebihi baku mutu dibandingkan lokasi lainnya. Taman Rahayu merupakan perumahan baru yang dibangun di lahan bekas sawah. Pada daerah seperti ini umumnya air tanahnya jelek berwarna kekuning-kuningan. Besi diperlukan oleh tubuh manusia dalam pembentukan Haemoglobin. Banyaknya Fe di dalam tubuh dikendalikan pada fase absorbsi, tetapi dalam dosis besar dapat merusak dinding usus yang mungkin dapat berakibat kematian. Akumulasi Fe yang berlebihan dalam tubuh berakibat warna kulit menjadi hitam. Hasil analisa air sumur di Taman Rahayu dapat dilihat pada Tabel 61. Pada pengukuran parameter biologi sebagai indikator sanitasi adalah keberadaan bakteri
untuk menunjukkan media air tersebut sehat untuk
dikonsumsi. Bakteri indikator sanitasi adalah bakteri yang keberadaannya dalam air menunjukkan bahwa air tersebut telah tercemar oleh feses manusia. Bakteribakteri indikator sanitasi umumnya adalah bakteri yang lazim terdapat dan hidup pada usus manusia. Jadi, adanya bakteri tersebut pada air atau makanan menunjukkan bahwa air sumur telah mengalami kontak dengan feses yang berasal dari usus manusia dan oleh karenanya mungkin mengandung bakteri patogen lain yang berbahaya. Koliform merupakan suatu grup bakteri yang digunakan sebagai indikator adanya polusi kotoran dan kondisi yang tidak baik terhadap air sumur. Koliform sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai bakteri berbentuk batang, gram negatif, tidak membentuk spora, aerobik dan anaerobik fakultatif yang memfermentasi laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35 o. Adanya bakteri koliform di dalam air sumur menunjukkan kemungkinan adanya mikroba yang bersifat enteropatogenik dan atau toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan.
96
Bakteri koliform dapat dibedakan menjadi 2 grup yaitu : (1) koliform fekal misalnya Escherichia coli dan ( 2 ) koliform nonfekal misalnya Enterobacter aerogenes. Escherichia coli merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan atau manusia, sedangkan Enterobacter aerogenes biasanya ditemukan pada hewan atau tanam-tanaman yang telah mati. Keberadaan Escherichia coli dalam air minum menunjukkan bahwa air minum itu pernah terkontaminasi feses manusia dan mungkin dapat mengandung patogen usus. Oleh karena itu, standar air minum mensyaratkan Escherichia coli harus nol dalam 100 ml. Kehadiran bakteri coli besar pengaruhnya terhadap kehidupan manusia, terbukti dengan kualitas air minum, secara bakteriologis tingkatannya ditentukan oleh kehadiran bakteri tersebut. Kandungan E Coli tertinggi ditemukan di Taman Rahayu pada jarak 250 meter dari TPA. Tingginya kandungan E Coli dapat disebabkan adanya pengaruh dari TPA. Sedangkan kawasan Cikiwul terdapat kandungan E Coli yang cukup tinggi, dimana daerah ini cukup padat dan tidak tertata. Sehingga dimungkinkan adanya kontaminasi antara jamban yang menggunakan cubluk dengan sumur. Hasil pengukuran kalitas air sumur di lokasi sekitar TPA Sampah Bantar Gebang untuk parameter biologi tahun 2009 dilihat pada Tabel 63. Tabel 63. Hasil pengukuran kualitas air sumur di lokasi sekitar TPA Sampah Bantar Gebang untuk parameter biologi tahun 2009. No. 1
2
3
4
Lokasi Cikiwul - radius jarak 750 m - radius jarak 500 m - radius jarak 250 m Ciketik Udik - radius jarak 750 m - radius jarak 500 m - radius jarak 250 m Taman Rahayu - radius jarak 750 m - radius jarak 500 m - radius jarak 250 m Sumur Batu - radius jarak 750 m - radius jarak 500 m - radius jarak 250 m
Satuan
Maxi -mum
E Coli
Coliform
Mg/100ml Mg/100ml Mg/100ml
0 0 0
60 50 50
620 380 420
Mg/100ml Mg/100ml Mg/100ml
0 0 0
20 0 0
210 240 270
Mg/100ml Mg/100ml Mg/100ml
0 0 0
20 30 80
230 250 340
Mg/100ml Mg/100ml Mg/100ml
0 0 0
0 20 40
340 350 250
97
5.4.
Eksternalitas
5.4.1. Eksternalitas Negatif Pengelolaan TPA Sampah a.
Penurunan kualitas air tanah Berdasarkan data dari Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) Kota
Bekasi (2008), kebutuhan air untuk mandi sebanyak 80 liter/orang/hari dan kebutuhan air untuk minum sebesar 5 liter/orang/hari dengan harga air dorongan Rp 150 per-liter pada tahun 2009. Penduduk pada ring I (radius 250 meter dari TPA Sampah Bantar Gebang) akan membeli sebanyak 85 liter air per hari setiap rumah tangga untuk penggunaan minum, masak dan mandi. Sedangkan penduduk pada ring II (radius 250 sampai 500 meter dari TPA Sampah Bantar Gebang) dan ring III (radius 500 sampai 750 meter dari TPA Sampah Bantar Gebang) akan membeli sebanyak 5 liter air perhari setiap rumah tangga untuk penggunaan minum dan masak. Pengamatan lapangan seperti yang diketahui bahwa kualitas air tanah di wilayah ring I tidak layak untuk air minum dan mandi sedangkan kawasan ring II dan ring III tidak layak untuk air minum. Perhitungan jumlah penduduk di setiap ring diperoleh hasil: a) ring 1 dihuni oleh 10% jumlah pendududk sekitar TPA Sampah Bantar Gebang, b) ring 2 dihuni oleh 30% jumlah penduduk sekitar TPA Sampah Bantar Gebang, dan c) ring 3 dihuni oleh 60% jumlah penduduk sekitar TPA Sampah Bantar Gebang. Perhitungan dampak TPA terhadap kualitas air tanah menggunakan pendekatan perubahan perilaku konsumsi air rumah tangga. Hasil analisis biaya eksternalitas akibat penurunan kualitas air tanah sebesar Rp 817.194.687.994,- rincian perhitungan biaya eksternalitas penurunan kualitas air dapat dilihat pada Tabel 64 . b.
Biaya pengobatan akibat penurunan kualitas udara Penurunan kualitas udara dihitung berdasarkan analisa terjadinya penyakit
infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) dalam masyarakat sekitar TPA Sampah Bantar Gebang. Dari data DPLH Kota Bekasi (2008) diketahui bahwa kecenderungan penderita yang terkena ISPA terus meningkat sepanjang tahun, dengan biaya rata-rata yang dikeluaran sebesar Rp 34.643.400,- dari total biaya yang sakit sejak tahun 1990-2009 adalah sebesar Rp 1.187.469.853,-. Rincian perhitungan total biaya sakit pada tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 65.
98
Tabel 64. Pengeluaran untuk pembelian air akibat penurunan kualitas air tanah di TPA Sampah Bantar Gebang Jumlah penduduk (KK)* Tahun
Ring 1
Ring 2
Ring 3
Pembelian air (L/org/hari) Total
1990 4.480 13.439 26.879 44.798 1991 4.637 13.911 27.822 46.370 1992 4.804 14.413 28.825 48.042 1993 4.982 14.947 29.893 49.822 1994 5.172 15.515 31.031 51.718 1995 5.374 16.122 32.244 53.740 1996 5.590 16.770 33.539 55.899 1997 5.820 17.461 34.923 58.205 1998 6.074 18.222 36.443 60.739 1999 6.345 19.035 38.070 63.451 2000 6.635 19.906 39.813 66.355 2001 6.947 20.840 41.680 69.467 2002 7.280 21.841 43.682 72.804 2003 7.639 22.916 45.831 76.386 2004 8.023 24.070 48.139 80.232 2005 7.768 23.304 46.609 77.681 2006 7.514 22.543 45.087 75.144 2007 7.510 22.529 45.057 75.095 2008 7.765 23.296 46.592 77.654 2009 7.997 23.991 47.981 79.969 Sumber: Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Bekasi (2008)
Ring 1
Ring 2
Ring 3
Kebutuhan air per-tahun (Liter)
85 85 85 85 85 85 85 85 85 85 85 85 85 85 85 85 85 85 85 85
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
212.567.435 220.026.769 227.959.986 236.404.953 245.402.830 254.998.375 265.240.265 276.181.452 288.206.618 301.074.012 314.853.073 329.619.349 345.455.052 362.449.665 380.700.601 368.597.770 356.560.569 356.327.584 368.468.989 379.453.561
Harga air dorongan (Rp/Liter)
Pembelian air per-tahun (Rp)
NFV pembelian air tahun 2009 (Rp)
20 25 25 25 30 30 35 35 55 65 70 75 85 90 95 105 120 125 140 150
4.251.348.700 5.500.669.224 5.698.999.661 5.910.123.818 7.362.084.899 7.649.951.251 9.283.409.273 9.666.350.816 15.851.363.974 19.569.810.798 22.039.715.137 24.721.451.186 29.363.679.440 32.620.469.861 36.166.557.107 38.702.765.876 42.787.268.244 44.540.947.970 51.585.658.525 56.918.034.134
20.125.105.454 23.773.541.319 22.489.693.949 22.224.931.644 25.220.925.049 23.990.382.166 26.797.620.913 26.207.406.219 38.696.390.477 44.843.358.915 49.507.926.525 50.760.442.536 53.569.354.558 53.938.955.650 56.922.254.493 57.196.218.925 53.994.048.941 52.727.063.768 57.291.032.358 56.918.034.134
99
Tabel 65. Pengeluaran biaya untuk penyakit infeksi saluran pernafasan Tahun 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008** 2009**
Jumlah penderita (Orang)* 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 43 45 47
Biaya sakit rata-rata (Rp/org/bln)* 21.000 23.000 25.000 27.000 30.000 32.000 35.000 37.000 58.000 70.000 73.000 81.000 91.000 97.000 103.000 114.000 128.000 137.000 150.000 166.000
Total biaya sakit (Rp/Tahun) 6.300.000 7.176.000 8.100.000 9.072.000 10.440.000 11.520.000 13.020.000 14.208.000 22.968.000 28.560.000 30.660.000 34.992.000 40.404.000 44.232.000 48.204.000 54.720.000 62.976.000 70.692.000 81.000.000 93.624.000
Jumlah
NFV total biaya sakit tahun 2009 (Rp) 29.823.045 31.014.214 31.964.649 34.115.119 35.765.203 36.126.923 37.583.717 38.520.724 56.069.541 65.443.981 68.871.717 71.848.913 73.710.660 73.138.980 75.867.889 80.867.014 79.470.585 83.684.379 89.958.600 93.624.000 1.187.469.853
Sumber: * DPLH Kota Bekasi (2008) ** Data Proyeksi Dihitung oleh DPLH Kota Bekasi
c.
Biaya pengobatan akibat penurunan kualitas air. Berdasarkan data DPLH Kota Bekasi (2008) tentang kunjungan pasien dan
jenis penyakit di Kecamatan Bantar Gebang, terlihat dalam Gambar 13.Dari Gambar 13 terlihat jumlah penderita anak anak lebih banyak dari penderita penyakit dewasa. Hal ini disebabkan anak-anak cenderung lebih peka terkena penyakit. Perhitungan NFV dari biaya pengobatan untuk setiap penyakit yang di derita pasien sebesar Rp 41.774.791.034,-.Rincian pengobatan dapat dilihat pada Tabel 66.
perhitungan dari biaya
100 Tabel 66. Total biaya pengobatan per tahun sesuai dengan jenis penyakit di Kelurahan Cikiwul, Ciketing Udik, Sumur Batu dan Taman Rahayu akibat Keberadaan TPA Bandar Gebang Tahun 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Biaya berobat penyakit Biaya berobat penyakit Biaya berobat penyakit Biaya berobat penyakit umum (Rp)* kulit (Rp)* mata (Rp)* anak (Rp)* Setiap kali Total biaya Setiap kali Total biaya Setiap kali Total biaya Setiap kali Total biaya kunjungan dalam setahun kunjungan dalam setahun kunjungan dalam setahun kunjungan dalam setahun 11.000 31.129.712 16.000 31.974.739 11.000 27.102.033 16.000 116.298.163 12.000 35.406.392 18.000 37.503.996 12.000 30.825.380 18.000 136.409.113 13.000 39.990.956 19.000 41.274.008 13.000 34.816.776 19.000 150.121.360 14.000 44.901.875 21.000 47.562.026 14.000 39.092.302 21.000 172.992.069 15.000 50.158.635 22.000 51.949.545 15.000 43.668.922 22.000 188.950.302 16.000 55.781.789 24.000 59.086.507 16.000 48.564.532 24.000 214.908.781 18.000 65.427.899 26.000 66.737.269 18.000 56.962.592 26.000 242.736.047 19.000 72.004.905 28.000 74.932.656 19.000 62.688.640 28.000 272.544.215 30.000 118.535.311 44.000 122.767.604 30.000 103.198.767 44.000 446.528.952 35.000 144.182.497 53.000 154.178.914 35.000 125.527.624 53.000 560.777.817 37.000 158.914.758 55.000 166.812.968 37.000 138.353.770 55.000 606.730.260 41.000 183.596.490 61.000 192.892.333 41.000 159.842.086 61.000 701.585.832 46.000 214.761.465 68.000 224.187.840 46.000 186.974.820 68.000 815.413.500 49.000 176.566.478 73.000 155.070.068 49.000 187.354.440 73.000 1.028.099.880 52.000 343.631.340 77.000 265.084.628 52.000 241.573.410 77.000 1.140.064.695 57.000 183.682.215 85.000 311.521.388 57.000 296.211.330 85.000 1.335.148.763 50.000 211.911.750 75.000 291.640.500 50.000 279.798.750 75.000 1.032.797.250 69.000 304.387.249 103.000 416.884.863 69.000 401.899.242 103.000 1.476.329.728 76.000 348.966.138 113.000 476.046.828 76.000 460.759.204 113.000 1.685.842.175 83.000 396.679.830 125.000 548.117.384 83.000 523.758.218 125.000 1.941.068.289 Jumlah
Sumber: * DPLH Kota Bekasi (2008) ** Hasil Pengolahan
Total biaya per NFV total biaya tahun tahun (Rp)** 2009 (Rp)** 206.504.646 240.144.880 266.203.100 304.548.272 334.727.404 378.341.609 431.863.807 482.170.415 791.030.634 984.666.851 1.070.811.756 1.237.916.741 1.441.337.625 1.547.090.865 1.990.354.073 2.126.563.695 1.816.148.250 2.599.501.081 2.971.614.345 3.409.623.720
977.555,140 1.037.890.845 1.050.504.755 1.145.249.194 1.146.704.347 1.186.485.964 1.246.624.192 1.307.260.224 1.931.066.016 2.256.320.691 2.405.370.006 2.541.808.776 2.629.490.845 2.558.162.587 3.132.602.330 3.142.705.693 2.291.831.227 3.077.259.590 3.300.274.892 3.409.623.720 41.774.791.034
101
Gambar 13. Kecenderungan jumlah penderita sakit berdasarkan jenis penyakit. d.
Penurunan produktifitas kerja Berdasarkan data DPLH Kota Bekasi (2008) jumlah penduduk disekitar
TPA Sampah Bantar Gebang yang menjadi karyawan dan tidak masuk kerja karena sakit sejak tahun 1990-2009 berjumlah 137.139 orang. Kerugian akibat tidak masuk kerja sebesar Rp 49.153.528.370,-. Rincian perhitungan kerugian akibat tidak masuk kerja dapat dilihat pada Tabel 67. e.
Penurunan produksi pertanian Nilai kerugian akibat gagal panen padi sawah karena luapan air permukaan
pada musim hujan yang mengandung sampah sebesar Rp 1.733.546.040,-. Perhitungan tersebut dengan asumsi luas sawah yang mengalami gagal panen 1 kali setiap tahunnya dari rata-rata produksi padi. Hasil perhitungan penurunan hasil produksi pertanian dapat di lihat pada Tabel 68. f.
Penurunan kualitas lingkungan akibat emisi gas metana (CH4) Sampah dapat menghasilkan salah satu gas rumah kaca (GRK) berupa gas
metana (CH4), yang diperkirakan setiap 1 ton sampah padat akan menghasilkan 50 kg gas CH4. Walaupun dalam jumlah yang cukup kecil namun berdasarkan indeks potensi pemanasan global (GWT = Global Warning Potential), gas CH4 akan memberikan dampak yang sama dengan 21 kali dampak yang disebabkan gas CO2. Indeks potensi pemanasan global Indeks GWT ditentukan dengan menggunakan CO2 sebagai acuan yaitu dengan membandingkan satu satuan berat GRK tertentu dengan sejumlah CO2 yang memberikan dampak pemanasan global
102
yang sama. TPA adalah sumber antropogenik CH4 yang merupakan emisi dari salah satu kegiatan manusia dan memberikan kontribusi secara global sebesar 2070 Tg CH4 pertahun Tabel 67. Nilai kerugian karena tidak masuk kerja akibat sakit berkaitan dengan keberadaan TPA Sampah Bantar Gebang Tahun 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Jumlah Karyawan Upah kerja yang tidak masuk perhari (Rp) kerja 3.922 4.154 4.402 4.668 4.954 5.261 5.590 5.944 6.336 6.758 7.212 7.700 8.227 8.794 9.406 8.937 8.469 8.422 8.816 9.167
Sumber: * Hasil pengolahan
5.000 6.000 6.000 7.000 7.000 8.000 9.000 9.000 14.000 17.000 17.000 19.000 22.000 23.000 24.000 27.000 34.000 36.000 35.000 44.000 Jumlah
Nilai kerugian (Rp/Tahun)* 137.267.230 174.457.559 184.889.833 228.752.985 242.750.009 294.598.629 352.168.864 374.461.933 620.923.556 804.168.314 858.179.883 1.024.136.836 1.266.909.360 1.415.833.889 1.580.155.375 1.689.007.840 2.015.715.758 2.122.450.287 2.159.815.768 2.823.494.862
Nilai kerugian tahun 2009 (Rp)* 1.253.654.429 1.421.689.601 1.344.913.810 1.550.594.114 1.466.349.389 1.594.063.305 1.717.000.296 1.679.183.551 2.454.344.201 2.922.357.652 2.995.886.010 3.204.183.673 3.454.775.529 3.434.689.844 3.583.186.350 3.664.725.506 2.578.648.529 2.522.519.208 3.568.833.794 2.741.929.578 49.153.528.370
103
Tabel 68. Penurunan produksi pertanian
Tahun
Luas sawah (ha)*
Rata-rata produksi padi (ton/ha)*
Rata-rata produksi padi yang rusak (ton/ha)*
Harga padi perton (Rp)*
Nilai penurunan pertanian karena dampak TPA (Rp/tahun)**
NFV nilai penurunan pertanian (Rp)**
1990
197.6
0,47
0,16
382.000
11.871.849
56.199.156
1991
197.6
0,48
0,16
418.000
13.121.881
56.711.930
1992
197.6
0,48
0,16
450.000
14.269.118
56.309.547
1993
197.6
0,49
0,16
493.000
15.790.516
59.379.998
1994
197.6
0,49
0,16
535.000
17.308.841
59.296.381
1995
197.6
0,50
0,17
586.000
19.150.346
60.055.825
1996
197.6
0,50
0,17
632.000
20.862.238
60.221.233
1997
197.6
0,51
0,17
671.000
22.373.357
60.658.636
1998
197.6
0,51
0,17
1.063.000
35.801.952
87.399.816
1999
197.6
0,52
0,17
1.281.000
43.580.015
99.861.683
2000
197.6
0,52
0,17
1.329.000
45.669.686
102.588.053
2001
197.6
0,53
0,18
1.481.000
51.407.077
105.553.916
2002
197.6
0,53
0,18
1.657.000
58.097.195
105.989.076
2003
197.6
0,54
0,18
1.766.000
62.544.361
103.419.036
2004
197.6
0,54
0,18
1.877.000
67.146.989
105.682.108
2005
197.6
0,55
0,18
2.073.000
74.907.685
110.701.038
2006
197.6
0,55
0,18
2.344.000
85.555.806
107.964.461
2007
197.6
0,56
0,19
2.496.000
92.024.034
108.936.996
2008
197.6
0,57
0,19
2.750.000
102.412.787
113.739.641
2009
197.6
0,57
0,19
3.031.000
112.877.511
112.877.511
Jumlah Sumber: * DPLH Kota Bekasi (2008) ** Hasil Pengolahan
1.733.546.040
Tabel 69 menunjukkan estimasi emisi CH4 yang dihasilkan dari TPA Sampah Bantar Gebang. Didalam laporan IPCC Tahun 2007 terdapat estimasi biaya sosial karbon dioksida adalah harga kerusakan dari perubahan iklim agregat di seluruh dunia yang diperkirakan sebesar 12 USD per ton CO2 untuk tahun 2005 (UNEP, 2009). Perkiraan nilai kerugian akibat emisi CH4 yang merupakan hasil konversi dari nilai gas CO2 di TPA Sampah Bantar Gebang tahun 1990-2009 adalah sebesar Rp 20.139.375.449,- yang dapat dilihat pada Tabel 69.
104
Tabel 69. Estimasi emisi CH4 yang dihasilkan dari TPA Sampah Bantar Gebang Tahun
Penduduk (Juta Jiwa)
Sampah DKI (Juta Ton) Volume Total
1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
8.26 8.43 8.60 8.78 8.96 9.11 8.96 8.81 8.67 8.53 8.36 6.46 8.56 8.66 8.77 8.86 8.96 9.07 9.18 9.29
2.20 2.23 2.25 2.20 2.29 2.31 2.33 2.36 2.38 2.40 2.42 2.45 2.47 2.50 2.52 2.54 2.57 2.59 2.62 2.65
Yang Masuk Bantar Gebang 1.87 1.88 1.90 1.92 1.94 1.96 1.98 2.00 2.01 2.03 2.05 2.07 2.09 2.11 2.13 2.15 2.17 2.20 2.23 2.25
Total CH4 yang dihasilkan (Juta Ton) 0.00935 0.00940 0.00950 0.00960 0.00970 0.00980 0.00990 0.01000 0.01005 0.01015 0.01025 0.01035 0.01045 0.01055 0.01065 0.01075 0.01085 0.01100 0.01113 0.01127 Jumlah
Total Emisi CH4* (Juta Ton) 0.00655 0.00658 0.00665 0.0672 0.00679 0.00686 0.00693 0.00700 0.00704 0.00711 0.00718 0.00725 0.00732 0.00739 0.00746 0.00753 0.00760 0.00770 0.00779 0.00789
Biaya Sosial Emisi Gas Metan Harga Satuan (Rp/ton)
Total Biaya (Rp/tahun)
21.200 138.754.000 23.200 152.656.000 24.950 165.917.500 27.400 184.128.000 29.700 201.663.000 32.500 222.950.000 35.100 243.243.000 37.300 261.000.000 59.050 415.416.750 71.150 505.520.750 73.800 529.515.000 82.250 595.901.250 92.050 673.345.750 98.100 724.468.500 104.200 776.811.000 115.100 866.127.500 130.200 988.869.000 138.600 1.067.220.000 152.750 1.190.439.526 168.350 1.327.737.657
NFV Total Biaya (Rp) 656.836.002 659.769.489 654.752.416 692.410.572 690.854.218 699.175.136 702.148.695 707.894.209 1.014.116.438 1.158.378.518 1.189.452.293 1.223.561.308 1.228.412.035 1.197.931.068 1.222.616.610 1.279.991.675 1.247.872.168 1.263.362.806 1.322.102.137 1.327.737.657 20.139.375.449
Sumber: BPS Kota Jakarta dan hasil analisa Total emisi CH4 = 70% dari total CH4 yang dihasilkan (Jegers & Peters, 1985)
g.
Penurunan kualitas lingkungan akibat bau busuk Dampak TPA Sampah Bantar Gebang yang menggunakan metoda sanitary
landfill adalah terjadinya penurunan kualitas lingkungan akibat bau busuk. Mengacu pada hasil penelitian Defra (2004), perhitungan NFV penurunan kualitas lingkungan akibat bau busuk pada radius 1000 m, 1000-2500 m dan 2500-5000 m masing-masing sebesar Rp 338.361.550.652,-, Rp 186.095.207.748,-, Rp 234.607.408.686,-. Atau secara total nilai NFV kerugian atas dampak bau busuk tahun 1990-2009 mencapai sebesar Rp 759.064.167.086,-. Rincian perhitungan NFV dari penurunan kualitas akibat bau dapat dilihat pada Tabel 70, Tabel 71 dan Tabel 72 serta peta titik sampel survai penyebaran bau dapat dilihat pada Lampiran 1.
105
Tabel 70. Pengeluaran untuk dampak bau yang busuk pada kawasan radius 1000 m dari TPA Sampah Bantar Gebang Tahun 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Jumlah penduduk (Jiwa) 22.384 24.555 26.726 28.897 31.068 33.239 35.410 37.581 39.752 41.924 44.095 46.266 48.437 50.608 52.779 49.465 46.150 45.515 47.686 49.514
Kompensasi dampak bau busuk pertahun selama 1tahun (Rp) per-orang Total 62.000 67.500 72.500 79.500 86.000 94.500 102.000 108.500 171.000 206.000 213.500 238.500 266.000 283.500 301.500 333.000 376.500 401.000 442.000 487.000 Jumlah
1.387.784.283 1.657.443.344 1.937.621.584 2.297.304.639 2.671.849.070 3.141.096.007 3.611.841.412 4.077.571.990 6.797.661.667 8.636.242.268 9.414.198.146 11.034.370.319 12.884.189.435 14.347.339.970 15.912.868.462 16.471.695.764 17.375.514.085 18.251.439.636 21.077.172.575 24.113.397.319
kompensasi dampak bau busuk tahun 2009 (Rp) 6.569.516.407 7.163.364.350 7.646.344.797 8.638.979.508 9.153.182.292 9.850.532.526 10.425.992.662 11.055.111.446 16.594.469.134 19.789.568.519 21.147.162.166 22.656.822.055 23.505.150.757 23.723.770.309 25.045.136.190 24.342.413.149 21.926.484.124 21.605.845.079 23.408.307.861 24.113.397.319 338.361.550.652
106
Tabel 71. Pengeluaran untuk dampak bau busuk pada kawasan dengan jarak 1000 m sampai dengan 2500 m dari TPA Sampah Bantar Gebang Tahun
Jumlah penduduk (Jiwa)
1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
44.574 48.898 53.221 57.545 61.868 66.192 70.515 74.839 79.162 83.485 87.809 92.132 96.456 100.779 105.103 98.503 91.902 90.637 94.961 98.601
Kompensasi dampak bau busuk per-tahun selama 100 hari (Rp) per-orang Total 17.500 780.048.484 19.000 929.055.788 20.000 1.064.422.940 22.000 1.265.981.662 24.000 1.484.834.279 26.000 1.720.980.792 28.500 2.009.678.723 30.000 2.245.155.507 47.500 3.760.194.566 57.000 4.758.671.496 59.000 5.180.727.390 66.000 6.080.739.244 73.500 7.089.507.677 78.500 7.911.179.818 83.000 8.723.535.282 91.500 9.012.980.799 103.500 9.511.878.741 110.000 9.970.081.583 121.500 11.537.710.382 133.500 13.163.275.767 Jumlah
NFV kompensasi dampak bau busuk selama 100 hari Tahun 2009 (Rp) 3.692.606.535 4.015.319.820 4.200.482.116 4.760.704.980 5.086.724.016 5.397.026.145 5.801.167.113 6.087.064.655 9.179.396.639 10.904.285.997 11.637.494.831 12.485.554.050 12.933.677.170 13.081.380.470 13.729.902.293 13.319.679.130 12.003.216.549 11.802.468.321 12.813.781.150 13.163.275.767 186.095.207.748
107
Tabel 72. Pengeluaran untuk dampak bau busuk pada kawasan dengan jarak 2500 m sampai dengan 5000 m dari TPA Sampah Bantar Gebang
Tahun 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
h.
Jumlah penduduk (Jiwa) 131.406 144.152 156.898 169.644 182.389 195.135 207.881 220.627 233.372 246.118 258.864 271.610 284.355 297.101 309.847 290.389 270.931 267.201 279.947 290.680
50% kompensasi dampak bau busuk per-tahun selama 100 hari (Rp) per-orang 9.000 10.000 10.000 11.000 12.500 13.500 14.500 15.000 24.000 28.500 30.000 33.500 37.000 39.500 42.000 46.000 52.000 55.000 61.000 67.000 Jumlah
Total 1.182.657.001 1.441.520.894 1.568.978.453 1.866.079.614 2.279.866.965 2.634.324.028 3.014.272.602 3.309.399.376 5.600.937.145 7.014.366.904 7.765.916.788 9.098.923.237 10.521.149.978 11.735.495.850 13.013.570.502 13.357.892.153 14.088.412.155 14.696.078.589 17.076.778.275 19.475.573.985
NFV kompensasi dampak bau busuk selama 100 hari Tahun 2009 (Rp) 5.598.481.456 6.230.161.302 6.191.585.774 7.017.364.295 7.810.335.611 8.261.286.655 8.701.042.058 8.972.442.181 13.673.022.153 16.073.112.606 11.048.258.823 18.682.777.424 19.194.161.777 19.405.005.290 20.481.954.359 9.655.792.765 11.453.411.063 11.387.159.618 12.125.464.396 12.644.589.080 234.607.408.686
Penurunan nilai tanah Ketidaknyamanan akibat keberadaan TPA Sampah Bantar Gebang
mengakibatkan penurunan nilai tanah dibandingkan apabila tidak ada TPA. Salah satu cara dalam menentukan penurunan nilai tanah adalah dengan metoda harga hedonic (Brisson dan Pearce, 1995). NFV kerugian akibat penurunan nilai tanah tahun 2009 pada kawasan radius 100 m dari TPA Sampah Bantar Gebang sebesar Rp 43.128.000.000,- dan pada kawasan radius 200 m dari TPA Sampah Bantar Gebang sebesar Rp 41.068.000.000,-, atau total penurunan nilai tanah sebesar Rp 84.196.000.000,-, rincian perhitungan penurunan nilai tanah dapat dilihat pada Tabel 73 dan Tabel 74.
108
Tabel 73. Penurunan nilai tanah dengan jarak 100 m dari TPA Sampah Bantar Gebang Tahun 2009 Lokasi Cikiwul Ciketing Udik Sumur Batu Taman Rahayu Jumlah
Luas Lahan (m2) 120.200 352.800 264.100 110.900 848.000
Harga Pasaran 150.000 100.000 50.000 50.000 350.000
Harga Wajar 250.000 150.000 80.000 100.000 580.000
Kerugian penurunan nilai tanah -120.020.000.000 -17.640.000.000 -7.923.000.000 -5.545.000.000 -151.128.000.000
Tabel 74. Penurunan nilai tanah dengan jarak 200 m dari TPA Sampah Bantar Gebang tahun 2009 Lokasi Cikiwul Ciketing Udik Sumur Batu Taman Rahayu Jumlah
5.4.2 a.
Luas Lahan (m2) 133.600 270.100 288.600 110.900 803.200
Harga Pasaran 150.000 100.000 50.000 50.000 350.000
Harga Wajar 250.000 150.000 80.000 100.000 580.000
Kerugian penurunan nilai tanah -13.360.000.000 -13.505.000.000 -8.658.000.000 -5.545.000.000 -41.068.000.000
Eksternalitas Positif Pengelolaan TPA Sampah Eksternalitas positif dari pendapatan pekerja di TPA Sampah Bantar Gebang Pekerjaan yang terkait dalam kegiatan ekonomi di lingkungan TPA Sampah
Bantar Gebang meliputi pemulung, pekerja, pemilik lapak dan bandar. Jumlah pemulung dan pekerja daur ulang, demikian pula jumlah lapak dan bandar mengalami peningkatan yang cukup besar pada tahun 1997-2000 hal ini terjadi akibat dampak dari krisis ekonomi, selanjutnya mengalami penurunan sejalan dengan menurunnya harga material daur ulang. Perkembangan jumlah pemulung dan pekerja daur ulang dapat dilihat pada Gambar 14. Perkembangan jumlah lapak dan bandar dapat dilihat pada Gambar 15. NFV pendapatan pemulung, pekerja daur ulang, lapak dan bandar dalam satu tahun berturut turut sebesar Rp 1.569.020.737.970,-, Rp 214.514.554.019,-, Rp 163.986.818.901,- dan Rp 55.896.363.790,-, rincian perhitungan NFV dari pemulung, pekerja daur ulang, lapak dan bandar dapat di lihat pada Tabel 75.
109
Gambar 14. Perkembangan jumlah pemulung dan pekerja daur ulang di TPA Sampah Bantar Gebang
Gambar 15. Perkembangan jumlah jumlah lapak dan bandar di TPA Sampah Bantar Gebang b.
Nilai keberadaan TPA Sampah Bantar Gebang Nilai keberadaan dari TPA Sampah Bantar Gebang yang dihitung
berdasarkan proksi panjang jalan dan luas dampak ekonomi yang ditimbulkan adalah sebesar Rp 187.500.000.000,-. Rincian perhitungan nilai keberadaan TPA Sampah Bantar Gebang dapat dilihat pada Tabel 76.
110
Tabel 75. Rincian perhitungan NPV dari pemulung, pekerja daur ulang, lapak dan bandar Buruh pengolah material daur ulang sampah
Tahun
Discount rate
Discount rate
Pemulung
1990
9.53%
473.38%
1,874,591,411
256,291,795
201,372,124
66,782,319
1991
9.52%
432.19%
2,852,477,877
389,987,210
311,989,768
101,619,524
1992
4.94%
394.63%
4,531,876,832
619,592,536
472,070,503
161,448,112
1993
9.77%
376.05%
10,920,448,281
1,493,030,038
1,137,546,696
389,040,970
1994
9.24%
342.58%
19,972,330,537
2,730,592,066
2,106,456,736
711,514,275
1995
8.64%
313.60%
36,634,958,220
5,008,685,694
3,816,141,481
1,305,120,387
1996
6.47%
288.66%
56,265,883,734
7,692,601,292
5,934,292,425
2,004,472,108
1997
11.06%
271.12%
126,927,519,283
17,353,371,777
13,262,934,144
4,521,792,874
1998
6.54%
244.12%
166,758,547,577
22,799,020,177
17,457,535,449
5,940,773,257
1999
2.01%
229.15%
178,962,707,787
24,467,557,705
18,735,158,471
6,375,546,465
2000
9.40%
224.63%
197,427,763,256
26,992,077,008
20,668,218,966
7,033,364,066
2001
12.55%
205.33%
100,282,948,390
13,710,559,350
10,498,371,160
3,572,580,036
2002
10.33%
182.43%
58,818,567,470
8,041,601,021
6,126,934,111
2,095,411,466
2003
5.06%
165.35%
96,946,518,039
13,254,406,763
10,149,088,607
3,453,719,705
2004
6.50%
157.39%
89,983,339,728
12,302,409,728
9,373,264,555
3,205,656,478
2005
17.11%
147.78%
91,001,991,441
12,441,678,517
9,479,374,108
3,241,945,945
2006
6.60%
126.19%
83,265,804,864
11,383,996,759
8,673,521,340
2,966,344,298
2007
6.59%
118.38%
83,325,691,542
11,392,184,391
8,679,759,536
2,968,477,761
2008
11.06%
111.06%
83,066,771,700
11,356,785,193
8,652,788,719
2,959,253,742
2009
10.00%
100.00%
79,200,000,000
10,828,125,000
8,250,000,000
2,821,500,000
2.399.037.650 3.656.074.379 5.784.987.983 13.940.065.986 25.520.893.614 46.764.905.782 71.897.249.559 162.065.618.078 212.955.876.461 228.540.970.428 252.121.423.296 128.064.458.937 75.082.514.069 123.803.733.114 114.864.670.489 116.164.990.011 106.289.667.261 106.366.113.230 106.035.599.354 101.099.625.000
1,569,020,737,970
214,514,554,019
163,986,818,901
55,896,363,790
2.003.418.474.680
Jumlah
Lapak
Bandar
Eksternalitas Positif
111
Tabel 76. Nilai keberadaan TPA Sampah Bantar Gebang Tahun
Panjang jalan (m)*
2009
2.500
Luas wilayah pengembangan (m2)*** 500
Harga tanah (Rp/m2)* 150.000
Nilai keberadaan (Rp)** 187.500.000.000
Sumber: * DPLH Kota Bekasi 2008 ** Hasil pengolahan *** Utama, 2001
5.5.
Nilai Ekonomi Total Dampak Nilai ekonomi total dampak pengelolaan TPA sampah Tahun 1990 -2009
dihitung dari eksternalitas negatif dan eksternalitas positif. Hasil perhitungan eksternalitas negatif adalah sebesar Rp 1.708.492.565.826,- sedangkan hasil perhitungan eksternalitas positif adalah sebesar Rp 2.190.918.474.680,-, dengan demikian nilai ekonomi total dari keberadaan TPA Sampah Bantar Gebang sebesar Rp 482.425.908.854,-, artinya kegiatan daur ulang sampah di sektor informal selama ini manfaatnya lebih besar daripada biaya lingkungan yang ditanggung oleh masyarakat dan lingkungan sekitar. Rincian penghitungan dapat dilihat pada Tabel 77. Tabel 77. Nilai Ekonomi Total Dampak TPA Sampah Bantar Gebang Tahun 1990 - 2009
Eksternalitas
Eksternalitas negatif terdiri dari: Biaya pembelian air minum Biaya pengobatan Biaya akibat penurunan produktifitas kerja Biaya akibat penurunan produksi pertanian Biaya akibat emisi gas metana Biaya akibat penurunan kualitas udara Biaya kerugian akibat bau Biaya akibat penurunan nilai tanah Sub Total Biaya (Cost) Eksternalitas positif terdiri dari: Pendapatan Pemulung Pendapatan Lapak Pendapatan Bandar Pendapatan Pekerja Daur Ulang Nilai keberadaan Jalan Akses menuju TPA Sub Total Manfaat (Benefit) Nilai Ekonomi Total Dampak (Benefit – Cost)
Nilai Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
817.194.687.994,41.774.791.034,49.153.528.370,1.733.546.040,20.139.375.449,1.187.469.853,759.064.167.086,18.245.000.000,1.708.492.565.826,-
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
1.569.020.737.970,163.986.818.901,55.896.363.790,214.514.554.019,187.500.000.000,2.190.918.474.680,482.425.908.854,-
112
Potensi keberadaan TPA yang masih belum dimanfaatkan sepenuhnya dari perhitungan tersebut seperti pemanfaatan gas metana sebagai sumber energi, sampah basah (organik) sebagai sumber pupuk (kompos) dan sampah kering (anorganik) sebagai sumber bahan bakar. Benefit cost ratio (BCR) dari TPA Sampah Bantar Gebang adalah sebesar 1,28,
angka
tersebut
berdasarkan
perhitungan
(2.190.918.474.680:
1.708.492.565.826). 5.6. Alternatif Teknologi Analisis penentuan alternatif teknologi digunakan pendekatan model AHP yang menggunakan judgement dari para pakar. Pakar sebanyak 8 orang sebagai nara sumber analisis pengambilan keputusan berasal dari : 1. Kementerian Lingkungan Hidup 1 orang 2. Kementerian Pekerjaan Umum 2 orang 3. Dinas Kebersihan DKI Jakarta 2 orang 4. Dinas Kebersihan Kota Bekasi 1 orang 5. Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Bekasi 1 orang 6. LSM Pemerhati Masalah Sampah 1 orang Beberapa kombinasi pengolahan sampah yang dapat diterapkan dalam pengolahan sampah yaitu Kombinasi 1 : Biodigester, daur ulang dan Pirolisys Sampah basah diolah dengan biodigester menghasilkan kompos &
metana
digunakan
untuk
pembangkit
tenaga
listrik
menghasilkan energi listrik. Sampah kering di daur ulang menjadi material daur ulang. Sisa sampah (basah & kering) diolah secara pirolisys menghasilkan
syngas
(syntetic
gas)
digunakan
untuk
pembangkit tenaga listrik menghasilkan energi listrik. Kombinasi 2 : Biodigester, daur ulang dan bahan bakar biomassa atau Refuse Derive Fuel (RDF)
113 Sampah basah diolah dengan biodigester menghasilkan kompos & metana digunakan untuk energi listrik. Sampah kering di daur ulang menghasilkan material daur ulang. Sisa sampah (basah & kering) diolah menjadi Refuse Derive Fuel (RDF). Kombinasi 3 : Komposter, daur ulang dan bahan bakar biomassa atau Refuse Derive Fuel (RDF) Sampah basah diolah dengan komposter menghasilkan kompos. Sampah kering di daur ulang menjadi material daur ulang. Sisa sampah (basah dan kering) diolah menjadi Refuse Derive Fuel (RDF). Kombinasi 4 : Komposter, daur ulang dan landfill Sampah basah diolah dengan komposter menghasilkan kompos. Sampah kering di daur ulang menjadi material daur ulang. Sisa sampah (basah & kering) dibuang ke landfill Kombinasi 5 : Biodigester, daur ulang dan landfill Sampah basah diolah biodigester menghasilkan kompos, metana digunakan untuk pembangkit listrik menghasilkan energi listrik. Sampah kering di daur ulang menjadi material daur ulang. Sisa sampah (basah & kering) dibuang ke landfill. 5.6.1 Aspek dan Kriteria Aspek yang paling prioritas berdasarkan analisis gabungan pendapat responden (Gambar 16) dalah aspek lingkungan (nilai bobot 0,444), Aspek berikutnya yang perlu diperhatikan adalah aspek sosial (nilai bobot 0,255), aspek teknis (nilai bobot 0,214) dan aspek ekonomi (nilai bobot 0,087)
114
TEKNIS
0.214
LINGKUNGAN
0.444
SOSIAL
EKONOMI
0.255
0.087
Gambar 16. Aspek yang dipertimbangkan dalam menentukan teknologi pengolahan sampah terpadu Aspek lingkungan mencakup 4 (empat) kriteria yaitu : konservasi sumber daya alam dan energi, kesehatan masyarakat, pencemaran lingkungan dan pemanasan global. Dari keempat kriteria tersebut, faktor pencemaran lingkungan merupakan kriteria yang paling utama untuk dipenuhi dengan nilai bobot 0,461. Selanjutnya kriteria kesehatan masyarakat (nilai bobot 0,344), kriteria pemanasan global (nilai bobot 0,104) dan konservasi sumberdaya (nilai bobot 0,092) pada Gambar 17. Pemanasan global
0.104
Pencemaran lingkungan
0.461
Kesehatan masyarakat
Konservasi sumber daya alam dan energi
0.344
0.092
Gambar 17. Kriteria yang dipertimbangkan dalam aspek lingkungan Aspek sosial mencakup 3 (tiga) kriteria yaitu : mengembangkan & meningkatkan peran masyarakat dalam upaya mengurangi jumlah sampah yang masuk ke TPA untuk memudahkan pengolahan sampah, pemerintah memfasilitasi penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan sampah serta pemasaran kompos dan produk daur ulang sampah serta mengembangkan kerjasama antar daerah dan kemitraan dalam pengelolaan sampah serta meniadakan potensi konflik dengan masyarakat/pemulung. Dari ketiga kriteria tersebut, yang merupakan prioritas utama adalah mengembangkan kerjasama antar daerah dan kemitraan jejaring
115
dalam
pengelolaan
sampah
serta
meniadakan
potensi
konflik
dengan
masyarakat/pemulung (nilai bobot 0,375), pemerintah memfasilitasi penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan sampah serta pemasaran kompos dan produk daur ulang sampah (nilai bobot 0,327), mengembangkan dan meningkatkan peran masyarakat dalam upaya mengurangi jumlah sampah yang masuk ke TPA untuk memudahkan pengolahan sampah (nilai bobot 0,298) pada Gambar 18. Mengembangkan kerjasama antar daerah dan kemitraan jejaring dalam pengelolaan sampah serta meniadakan potensi konflik dengan masyarakat/pemulung
0.375
Pemerintah memfasilitasi penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan sampah serta pemasaran kompos dan produk daur ulang sampah
0.327
Mengembangkan & meningkatkan peran masyarakat dalam upaya mengurangi jumlah sampah yang masuk ke TPA untuk memudahkan pengolahan sampah
0.298
Gambar 18. Kriteria yang dipertimbangkan dalam aspek sosial Aspek teknis mencakup 2 (dua) kriteria yaitu : ketersediaan/keterbatasan lahan serta komposisi dan karakteristik sampah. Dari kedua kriteria tersebut, faktor komposisi dan karakteristik sampah merupakan kriteria yang paling utama untuk
dipenuhi
dengan
(nilai
bobot
0,581)
kemudian
kriteria
ketersediaan/keterbatasan lahan (nilai bobot 0,419) pada Gambar 19.
Komposisi dan karakteristik sampah
0.581
Ketersediaan/keterbatasan lahan
0.419
Gambar 19. Kriteria yang dipertimbangkan dalam aspek teknis Aspek ekonomi mencakup 4 (empat) kriteria yaitu : penyerapan tenaga kerja serta
membuka
peluang lapangan
usaha
dan peningkatan pendapatan,
mengembangkan manfaat hasil pengelolaan sampah, biaya Investasi dan O&M dapat ditanggung dari pendapatan TPA dan peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Bekasi. Dari keempat kriteria tersebut, faktor mengembangkan manfaat hasil
116
pengelolaan sampah merupakan kriteria yang paling utama untuk dipenuhi dengan nilai bobot 0,291, selanjutnya mengembangkan manfaat hasil pengelolaan sampah (nilai bobot 0,291), penyerapan tenaga kerja serta membuka peluang lapangan usaha dan peningkatan pendapatan (nilai bobot 0,274) dan peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Bekasi (nilai bobot 0,147) pada Gambar 20.
Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Bekasi
0.147
Biaya Investasi dan O&M dapat ditanggung dari pendapatan TPA
0.289
Mengembangkan manfaat hasil pengelolaan sampah
0.291
Penyerapan tenaga kerja serta membuka peluang lapangan usaha dan peningkatan pendapatan
0.274
Gambar 20. Kriteria yang dipertimbangkan dalam aspek ekonomi 5.6.2 Skala prioritas antara kombinasi 1 dan kombinasi lainnya Dari analisis, maka kombinasi 1 merupakan prioritas utama ditinjau dari aspek ekonomi, lingkungan dan teknis bila dibandingkan dengan kombinasi 2, kombinasi 3, kombinasi 4 dan kombinasi 5. Secara keseluruhan kombinasi 1 lebih prioritas dibandingkan kombinasi 2 dengan urutan aspek adalah aspek teknis, kemudian aspek lingkungan, aspek ekonomi dan aspek sosial. Kombinasi 1 sudah memenuhi cara pengelolaan sampah yang baik dengan tidak mencemari lingkungan dibandingkan kombinasi lainnya, dan secara teknis sudah memadai untuk dapat dioperasikan. Namun dari aspek sosial lebih diprioritaskan alternatif 2, alternatif 3 dan alternatif 5 dipengaruhi kurangnya keterlibatan masyarakat dan adanya potensi konflik dengan pemulung jika dipilih alternatif 1 seperti yang terlihat pada Gambar 21.
117
Gambar 21. Perbandingan skala prioritas antara kombinasi 1 dan kombinasi 2 berdasarkan setiap aspek Kombinasi 1 lebih prioritas bila dibandingkan dengan kombinasi 2 untuk aspek teknis, aspek lingkungan, dan aspek ekonomi. Kombinasi 1 lebih baik dari kombinasi 2 ditinjau dari kriteria teknis, namun kombinasi 2 lebih baik dari segi kriteria sosial, dapat dilihat pada Gambar 22.
Gambar 22. Perbandingan skala prioritas antara kombinasi 1 dan kombinasi 3 berdasarkan setiap aspek Secara keseluruhan kombinasi 1 lebih prioritas bila dibandingkan dengan kombinasi 3, tetapi kombinasi 3 lebih prioritas dari kriteria sosial, dilihat pada Gambar 23.
118
Gambar 23. Perbandingan skala prioritas antara kombinasi 1 dan kombinasi 4 berdasarkan setiap aspek Kombinasi 1 lebih prioritas bila dibandingkan dengan kombinasi 4 untuk semua aspek, terutama aspek lingkungan, dilihat pada gambar dilihat pada Gambar 24.
Gambar 24. Perbandingan skala prioritas antara kombinasi 1 dan kombinasi 5 berdasarkan setiap aspek Secara keseluruhan kombinasi 1 lebih prioritas bila dibandingkan dengan kombinasi 5, tetapi kombinasi 5 lebih prioritas untuk kriteria sosial, dilihat pada Gambar 24. 5.6.3 Skala prioritas antara kombinasi 2 dan kombinasi lainnya Ditinjau dari aspek ekonomi, sosial, lingkungan dan teknis, kombinasi 2 merupakan prioritas utama dibandingkan kombinasi 3, kombinasi 4 dan kombinasi 5. Antara kombinasi 2 dengan kombinasi 3 dan kombinasi 4, aspek
119
lingkungan yang paling prioritas dibandingkan aspek lainnya. Sedangkan antara kombinasi 2 dengan kombinasi 5, aspek teknis yang paling prioritas dibandingkan aspek lainnya. Ini menunjukkan bahwa secara teknis kombinasi 5 tidak memadai dibandingkan kombinasi 2.
Gambar 25. Perbandingan skala prioritas antara kombinasi 2 dan kombinasi 3 berdasarkan setiap aspek Aspek lingkungan, teknis dan ekonomi untuk kombinasi 2 lebih prioritas, sedangkan aspek sosial lebih prioritas untuk kombinasi 3. Penggunaan teknologi komposter dari aspek sosial lebih dapat dipenuhi dari pada biodigester, karena menggunakan lebih banyak tenaga kerja sehingga dapat menghindari konflik dengan masyarakat dan pemulung yang mendapat kesempatan mendapatkan penghasilan, dilihat pada Gambar 25.
Gambar 26. Perbandingan skala prioritas antara kombinasi 2 dan kombinasi 4 berdasarkan setiap aspek Secara keseluruhan aspek, kombinasi 2 lebih prioritas dibandingkan dengan kombinasi 4, dilihat pada Gambar 26.
120
Gambar 27. Perbandingan skala prioritas antara kombinasi 2 dan kombinasi 5 berdasarkan setiap aspek Aspek lingkungan, teknis dan ekonomi untuk kombinasi 2 lebih prioritas, sedangkan aspek sosial lebih prioritas untuk kombinasi 5. Penggunaan teknologi landfill dari aspek sosial lebih dapat dipenuhi dari pada Refuse Derive Fuel (RDF), karena menggunakan lebih banyak tenaga kerja sehingga dapat menghindari konflik dengan masyarakat dan pemulung yang mendapat kesempatan mendapatkan penghasilan. namun hasil akhir dari kombinasi Refuse Derive Fuel (RDF) lebih baik dengan kurang mencemari lingkungan (Gambar 27). 5.6.4 Skala prioritas antara kombinasi 3 dan kombinasi lainnya Ditinjau dari aspek ekonomi, sosial, lingkungan dan teknis, kombinasi 3 merupakan prioritas utama dibandingkan kombinasi 4 dan kombinasi 5.
Gambar 28. Perbandingan skala prioritas antara kombinasi 3 dan kombinasi 4 berdasarkan setiap aspek Kombinasi 3 lebih prioritas dibandingkan kombinasi 4, karena seluruh aspek paling prioritas, dilihat pada Gambar 28.
121
Gambar 29. Perbandingan skala prioritas antara kombinasi 3 dan kombinasi 5 berdasarkan setiap aspek Kombinasi 3 lebih prioritas dibandingkan kombinasi 5, karena seluruh aspek paling prioritas, dilihat pada Gambar 29. 5.6.5 Skala prioritas antara kombinasi 4 dan kombinasi lainnya Ditinjau dari aspek ekonomi, sosial, lingkungan dan teknis, kombinasi 4 lebih prioritas dibandingkan kombinasi 5. Ditinjau dari aspek lingkungan, teknologi biodigester lebih prioritas dibandingkan komposter dikarenakan biodigester dapat menghasilkan daya listrik dan kompos yang lebih baik, dilihat pada Gambar 30.
Gambar 30. Perbandingan skala prioritas antara kombinasi 4 dan kombinasi 1 berdasarkan setiap aspek Dari hasil analisis tersebut disusun skenario pengembangan TPA Sampah Bantar Gebang dengan pilihan kombinasi 1 yang terdiri dari: Biodigester, daur ulang dan Pirolisys.
122
5.7. Skenario Pengembangan TPA Sampah Bantar Gebang ke Depan Kebijakan penggunaan kombinasi 1 mempunyai 2 skenario yaitu skenario 1 menjadikan TPA Sampah Bantar Gebang sebagai tempat pengolahan sampah terpadu (TPST), yang menghasilkan energi listrik sebesar 26 MW, sedangkan skenario 2 menjadikan TPST yang menghasilkan energi listrik sebesar 31 MW. Skenario 1 dari pengembangan TPA Sampah Bantar Gebang sebagai tempat pengolahan sampah terpadu (TPST), adalah sesuai dengan rencana Pemerintah DKI Jakarta yang telah menunjuk Konsorsium perusahaan swasta yang akan menggunakan teknologi pengolahan sampah yang dapat menghasilkan energi listrik sebesar 26 MW. Skenario 2 dari pengembangan TPA Sampah Bantar Gebang sebagai tempat pengolahan sampah terpadu (TPST), adalah optimalisasi pilihan teknologi memaksimalkan daur ulang sampah kering dan memaksimalkan potensi gas metana sampah basah yang dapat menghasilkan energi listrik sebesar 31 MW. Perbedaan produk dan treament Skenario 1 dan Skenario 2 pada Kombinasi 1 disajikan pada Tabel 78 dan diuraikan dalam pembahasan berikut. Tabel 78 Produk dan treatment skenario 1 dan 2 pada kombinasi 1: Uraian
Satuan
Skenario 1
Skenario 2
Listrik Kompos Kertas daur ulang
MW Ribu ton/tahun Ribu ton/tahun
26 380 211
31 380 211
Plastik daur ulang Logam daur ulang Refuse Derived Fuel
Ribu ton/tahun Ribu ton/tahun Ribu ton/tahun
182 25 114
182 25 484
Unit Unit
3 3
1 9
Produk
Treatment Gasifikasi Pyrolysis Anaerobic Digester
5.7.1 TPST Bantar Gebang Skenario 1 Mulai tahun 2010 direncanakan dilakukan perubahan teknologi pengolahan sampah terpadu, dengan investasi modal sebesar 82.000.000 USD atau Rp 700.000.000.000 (1 USD =Rp. 8.537).
123
Dari pembangunan TPST ini diperoleh manfaat langsung dan manfaat tidak langsung. Manfaat langsung berupa tipping fee, dan manfaat tidak langsung berupa hasil penjualan energi listrik. a.
Manfaat langsung Manfaat langsung diperoleh dari tipping fee sebesar Rp 107.800 per ton
sampah dengan sampah yang akan dikelola sebesar 6.740 ton per hari. Tipping fee yang diterima sebesar 6.740 ton per hari x 365 hari x Rp 107.800 per ton = Rp 265.198.780.000 pada tahun 2010. Secara keseluruhan sampai dengan tahun 2025 diperoleh tipping fee sebesar Rp 10.863.909.664.475 seperti pada Tabel 79. Tabel 79. Pendapatan yang diterima dari Tipping Fee Skenario 1 Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
b.
Volume sampah Tipping fee per (ton/hari) ton (Rp) 6,740 107,800 6,850 113,190 7,000 124,509 7,120 136,960 7,250 150,656 7,375 165,721 7,500 182,294 7,660 200,523 7,800 220,575 7,950 242,633 8,100 266,896 8,250 293,586 8,400 322,944 8,550 355,239 8,700 390,763 8,875 429,839 Jumlah
Penerimaan tipping NFV tipping fee fee (Rp/tahun) tahun 2010 (Rp) 265,198,780,000 265,198,780,000 283,003,297,500 257,275,725,000 318,120,495,000 262,909,500,000 355,931,388,120 267,416,520,000 398,673,148,913 272,299,125,000 446,101,506,283 276,993,937,500 499,028,803,639 281,688,750,000 560,642,226,595 287,698,110,000 627,977,846,499 292,956,300,000 704,059,777,902 298,590,075,000 789,078,317,120 304,223,850,000 884,059,966,403 309,857,625,000 990,147,162,371 315,491,400,000 1,108,611,197,869 321,125,175,000 1,240,866,568,843 326,758,950,000 1,392,409,181,418 333,331,687,500 10,863,909,664,475 4,673,815,510,000
Manfaat tidak langsung i) Penjualan energi listrik Dengan teknologi pengolahan sampah ini akan dihasilkan energi listrik
sebesar 26 MW yang akan dibangun dalam dua tahap dan diharapkan energi listrik ini dapat dijual dengan harga sebesar Rp 820 per kWH berdasarkan MOU antara Pengelola TPST Bantar Gebang dengan PLN Pembangkitan Jawa Barat.
124
Pada tahap 1, produksi energi listrik per hari = 14 MW, dengan membangun Jaringan Pengumpul Gas dari Landfill ke 8 unit @ 2MW Power Generator = 16 MW. Produksi efektif Tenaga listrik diperhitungkan sebesar 14 MW. Energi listrik yang digunakan sendiri sebesar 30% x 14.000 kW atau 4.200 kW per jam. Energi listrik yang dapat dijual sebesar 9.800 kW per jam. Harga jual listrik per tahun = 9.800 x 24 x 365 x Rp 820 = Rp 70.395.360.000 per tahun. Pada tahap 2, produksi energi listrik per hari = 26 MW, energi listrik yang digunakan sendiri sebesar 30% atau 7.800 kWh. Power generator menggunakan bahan bakar gas berasal dari: - 3 Unit Instalasi Gasifikasi Pyrolysis kapasitas @ 2,8 MW = 8,4 MW dengan kapasitas efektif 7 MW menggunakan bahan baku 3 x 190 ton/hari = 570 ton sampah kering per hari.atau 208.050 ton per tahun. - 3 Unit Instalasi Anaerobic Digester kapasitas @2 MW = 6 MW dengan kapaitas efektif 5 MW. menggunakan bahan baku 3 x 267 ton/hari = 801 ton sampah basah (biowaste) per hari. Atau 292.365 ton per tahun. Hasil penjualan listrik dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2025 diperoleh sebesar Rp 2.031.408.960.000,- lihat pada Tabel 80. Tabel 80. Hasil penjualan energi listrik Skenario 1 Tahun
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Produksi listrik (kWh) 9.800 18.200 18.200 18.200 18.200 18.200 18.200 18.200 18.200 18.200 18.200 18.200 18.200 18.200 18.200 18.200
Durasi (jam) 8.760 8.760 8.760 8.760 8.760 8.760 8.760 8.760 8.760 8.760 8.760 8.760 8.760 8.760 8.760 8.760
Harga satuan listrik (Rp/kWh) 820 820 820 820 820 820 820 820 820 820 820 820 820 820 820 820 Jumlah
Harga jual listrik (Rp/tahun) 70.395.360.000 130.734.240.000 130.734.240.000 130.734.240.000 130.734.240.000 130.734.240.000 130.734.240.000 130.734.240.000 130.734.240.000 130.734.240.000 130.734.240.000 130.734.240.000 130.734.240.000 130.734.240.000 130.734.240.000 130.734.240.000 2.031.408.960.000
PV penerimaan penjualan energi listrik tahun 2010 (Rp) 70.395.360.000 118.849.309.091 108.044.826.446 98.222.569.497 89.293.244.997 81.175.677.270 73.796.070.245 67.087.336.587 60.988.487.806 55.444.079.824 50.403.708.931 45.821.553.573 41.655.957.794 37.869.052.540 34.426.411.400 31.296.737.636 1.064.770.383.637
125
ii) Penjualan Kompos Penanganan kompos mengacu pada dekomposisi terkontrol materi sampah yang mengandung karbon oleh mikro-organisme ke dalam satu materi humus yang stabil. Komposting bisa berpotensi menangani sampai dengan 30 –60% sampah organik padat. Pada tahun 2010, volume sampah yang diolah dalam TPST Bantar Gebang sebanyak 6.740 ton, Komposisi sampah organik sebesar 55,37% dari volume sampah total = 55,37% x 6.740 ton/hari x 365 hari = 1.267.628 ton/tahun. Kompos yang akan dihasilkan sebanyak 30% dari sampah organik yang diolah yaitu kompos berasal dari Instalasi Anaerobic Digester menggunakan 801 ton sampah basah per hari atau 292.365 ton per tahun dan Instalasi Aerobik Komposter menggunakan sisanya sebesar 617.087 ton sampah basah per tahun. Produksi kompos pada tahun 2010 sebesar = 30% x 1.267.628 ton/tahun = 380.288 ton/tahun. Harga kompos sebesar Rp 300 per kg atau Rp 300.000 per ton. Sehingga hasil penjualan kompos sebesar = 380.288 ton/tahun x Rp 300.000 per ton = Rp 114.086.522.475 per tahun. Jumlah penjualan dari produksi kompos sampai tahun 2025 sebesar Rp 4.176.464.981.453 seperti pada Tabel 81. iii) Penjualan material hasil daur ulang Pendapatan lain-lain dari hasil daur ulang sampah berupa logam, kertas dan plastik dihitung dengan asumsi berdasarkan hasil survai konsultan WJEMP pada awal tahun 2005 sebagai berikut: Volume kertas daur ulang Volume plastik daur ulang Volume logam daur ulang
= 7,32 % = 6,85 % = 1,06 %
dari volume sampah yang diolah dari volume sampah yang diolah dari volume sampah yang diolah
Pada tahun 2010 diperkirakan dari jumlah sampah yang masuk ke TPA Sampah Bantar Gebang rata-rata 6.740 ton/hari, dimana 8,60 % kertas dapat didaur ulang sehingga menghasilkan 8,60 % x 6740 ton/hari = 579,6 ton/hari atau 211,6 ton/tahun material kertas yang dapat dijual sebesar 211,6 ton/tahun x Rp 700.000 = Rp 148.162.733.666 Jumlah penjualan dari produksi kertas sampai tahun 2025 sebesar Rp 8.207.402.835.537 seperti yang disajikan pada Tabel 82. Sebesar 7,41% dari 6.740 ton/hari jumlah sampah yang masuk TPA Sampah Bantar Gebang dapat diperoleh hasil daur ulang berupa material plastik sebanyak 7,41% x 6.740 ton/hari x 365 hari = 182.189 ton/tahun dan dijual dengan harga
126
Rp 5.000.000 per ton = Rp 910.944.858.962 seperti yang disajikan pada Tabel 83. Hasil daur ulang lain berupa material logam/metal sebesar 1,05% dari jumlah sampah yang masuk TPA Sampah Bantar Gebang yaitu 1,06% x 6.740 ton/hari x 365 hari = 25.708 ton/tahun dengan nilai jual 25.708 ton/tahun x Rp 1.500.000 = Rp 38.562.067.500 seperti yang disajikan pada Tabel 84.
127
Tabel 81. Pendapatan yang diterima dari pengolahan kompos Skenario 1 Tahun
Volume sampah yang diolah (ton/hari)
% komposisi sampah organik
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
6,740 6,850 7,000 7,120 7,250 7,375 7,500 7,660 7,800 7,950 8,100 8,250 8,400 8,550 8,700 8,875
51.53% 50.76% 49.99% 49.22% 48.45% 47.69% 46.92% 46.15% 45.38% 44.61% 43.84% 43.07% 42.31% 41.54% 40.77% 40.00%
Volume sampah organik (ton/tahun) 1,267,628 1,269,102 1,277,257 1,279,181 1,282,201 1,283,621 1,284,339 1,290,252 1,291,954 1,294,500 1,296,204 1,297,066 1,297,087 1,296,266 1,294,604 1,295,750 Jumlah
Volume kompos yang dihasilkan (ton/tahun)
Harga satuan (Rp/ton)
Jumlah penjualan kompos per tahun (Rp)
PV penjualan kompos tahun 2010 (Rp)
380,288 380,731 383,177 383,754 384,660 385,086 385,302 387,076 387,586 388,350 388,861 389,120 389,126 388,880 388,381 388,725
300,000 330,000 363,000 399,300 439,230 483,153 531,468 584,615 643,077 707,384 778,123 855,935 941,529 1,035,681 1,139,250 1,253,174
114,086,522,475 125,641,087,853 139,093,317,248 153,233,132,239 168,954,309,803 186,055,542,220 204,775,669,381 226,290,240,288 249,247,702,786 274,712,630,484 302,581,627,857 333,061,215,681 366,373,213,799 402,755,539,294 442,462,991,649 487,140,238,397 4,176,464,981,453
114,086,522,475 114,219,170,775 114,953,154,750 115,126,320,240 115,398,066,938 115,525,853,438 115,590,526,875 116,122,673,880 116,275,892,850 116,504,972,325 116,658,316,125 116,735,924,250 116,737,796,700 116,663,933,475 116,514,334,575 116,617,500,000 1,853,730,959,670
128
Tabel 82. Pendapatan yang diterima dari daur ulang material kertas Skenario 1 Tahun
Jumlah sampah yang diolah (ton/hari)
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
6,740 6,850 7,000 7,120 7,250 7,375 7,500 7,660 7,800 7,950 8,100 8,250 8,400 8,550 8,700 8,875
% daur ulang 8.60% 8.86% 9.12% 9.37% 9.63% 9.89% 10.14% 10.40% 10.66% 10.91% 11.17% 11.43% 11.68% 11.94% 12.20% 12.46%
Jumlah kertas daur ulang (ton/tahun) 211,661 221,535 232,946 243,612 254,854 266,160 277,699 290,802 303,427 316,712 330,279 344,126 358,255 372,665 387,356 403,465 Jumlah
Harga satuan kertas daur ulang (Rp/ton) 700,000 770,000 847,000 931,700 1,024,870 1,127,357 1,240,093 1,364,102 1,500,512 1,650,563 1,815,620 1,997,182 2,196,900 2,416,590 2,658,249 2,924,074
Penjualan kertas daur ulang (Rp/tahun) 148,162,733,666 170,581,863,967 197,305,279,006 226,973,151,777 261,192,319,586 300,056,849,772 344,372,898,930 396,683,702,612 455,295,496,051 522,753,470,709 599,660,534,077 687,282,969,026 787,050,928,597 900,579,057,665 1,029,689,651,260 1,179,761,928,835 8,207,402,835,537
PV penjualan kertas daur ulang tahun 2010 (Rp) 148,162,733,666 155,074,421,789 163,062,214,054 170,528,288,338 178,397,868,715 186,311,696,153 194,389,523,663 203,561,462,365 212,398,709,084 221,698,501,924 231,195,094,849 240,888,487,861 250,778,680,959 260,865,674,142 271,149,467,412 282,425,625,912 3,370,888,450,886
129
Tabel 83. Pendapatan yang diterima dari daur ulang material plastik Skenario 1 Tahun
Volume sampah yang diolah (ton/hari)
% di daur ulang
Volume plastik daur ulang (ton/tahun)
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
6,740 6,850 7,000 7,120 7,250 7,375 7,500 7,660 7,800 7,950 8,100 8,250 8,400 8,550 8,700 8,875
7.41% 7.52% 7.63% 7.74% 7.85% 7.96% 8.07% 8.18% 8.29% 8.41% 8.52% 8.63% 8.74% 8.85% 8.96% 9.07%
182,189 187,941 194,897 201,127 207,740 214,314 220,989 228,811 236,158 243,924 251,813 259,823 267,955 276,209 284,584 293,909 Jumlah
Harga satuan plastik daur ulang (Rp/ton) 5,000,000 5,500,000 6,050,000 6,655,000 7,320,500 8,052,550 8,857,805 9,743,586 10,717,944 11,789,738 12,968,712 14,265,584 15,692,142 17,261,356 18,987,492 20,886,241
Penjualan plastik daur ulang (Rp/tahun) 910,944,858,962 1,033,677,885,755 1,179,125,919,670 1,338,497,028,772 1,520,761,486,650 1,725,773,251,107 1,957,478,158,550 2,229,441,302,672 2,531,123,682,912 2,875,804,760,895 3,265,689,243,291 3,706,528,842,767 4,204,789,364,734 4,767,737,587,199 5,403,538,533,497 6,138,656,353,194 44,789,568,260,626
PV penjualan plastik daur ulang tahun 2010 (Rp) 910,944,858,962 939,707,168,868 974,484,231,132 1,005,632,628,679 1,038,700,557,783 1,071,569,410,377 1,104,945,389,151 1,144,055,903,585 1,180,787,878,302 1,219,621,950,000 1,259,064,573,113 1,299,115,747,642 1,339,775,473,585 1,381,043,750,943 1,422,920,579,717 1,469,545,524,764 18,761,915,626,604
130
Tabel 84. Pendapatan yang diterima dari daur ulang material logam/metal Skenario 1 Tahun
Volume sampah yang diolah (ton/hari)
% di daur ulang
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
6,740 6,850 7,000 7,120 7,250 7,375 7,500 7,660 7,800 7,950 8,100 8,250 8,400 8,550 8,700 8,875
1.05% 1.04% 1.04% 1.04% 1.03% 1.03% 1.03% 1.02% 1.02% 1.02% 1.02% 1.01% 1.01% 1.01% 1.00% 1.00%
Volume logam daur ulang (ton/tahun) 25,708 26,053 26,546 26,924 27,336 27,726 28,114 28,630 29,068 29,540 30,008 30,474 30,936 31,395 31,850 32,394 Jumlah
Harga satuan logam daur ulang (Rp/ton) 1,500,000 1,650,000 1,815,000 1,996,500 2,196,150 2,415,765 2,657,342 2,923,076 3,215,383 3,536,922 3,890,614 4,279,675 4,707,643 5,178,407 5,696,248 6,265,872
Penjualan logam daur ulang (Rp/tahun) 38,562,067,500 42,986,798,250 48,181,806,750 53,752,903,512 60,033,434,814 66,980,255,317 74,708,831,099 83,687,702,629 93,464,341,294 104,480,007,858 116,751,383,656 130,418,175,802 145,635,347,935 162,574,761,670 181,426,992,500 202,975,099,332 1,606,619,909,916
PV penjualan logam daur ulang tahun 2010 (Rp) 38,562,067,500 39,078,907,500 39,819,675,000 40,385,352,000 41,003,643,750 41,589,468,750 42,171,187,500 42,945,024,000 43,601,805,000 44,309,722,500 45,012,712,500 45,710,775,000 46,403,910,000 47,092,117,500 47,775,397,500 48,590,625,000 694,052,391,000
131
Berdasarkan prediksi tahun 2010 komposisi sampah rata-rata DKI Jakarta, sampah kering yang tidak didaur-ulang berupa kertas sebesar 13,15 % x 6.740 ton = 886,31 ton per hari dan plastik sebesar 6.4 % x 6.740 ton = 431,36 ton per hari akan dijadikan bahan baku untuk Proses Gasifikasi Pyrolisys. Ini mencukupi untuk feedstock Instalasi Gasifikasi sebesar 1317,67 ton sampah kering per hari dari perkiraan kebutuhan 801 ton sampah kering per hari. Pendapatan dari hasil proses daur ulang material/logam sebesar Rp 1.606.619.909.916 ini. Kontribusi pendapatan dari daur ulang material plastik sebesar 83,61% adalah yang terbesar, diikuti material kertas sebesar 12,51% dan material logam/metal 3,88%. Manfaat tidak langsung dari sampah plastik dan kertas yang tidak dapat di daur ulang dan tidak digunakan sebagai bahan baku gasifikasi dilakukan dengan menjadikan material ini menjadi Refuse Derived Fuel (RDF) yang dapat di jual ke pabrik semen. Hasil penjualan menjadi RDF pada tahun 2010 adalah sebesar Rp 51.794.997.392. Adapun perinciannya dapat dilihat pada Tabel 85. Tabel 85. Manfaat penjualan RDF dari sisa sampah kertas dan plastik dijadikan RDF Skenario 1 Tahun
Jumlah sampah kering kertas & plastik sebagai RDF (ton/tahun)
Harga satuan RDF (Rp/ton)
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
345,300 368,547 395,701 420,828 447,357 473,963 501,088 532,113 561,829 593,134 625,061 657,611 690,783 724,578 758,996 796,867
150,000 165,000 181,500 199,650 219,615 241,577 265,734 292,308 321,538 353,692 389,061 427,968 470,764 517,841 569,625 626,587 Jumlah
Penjualan RDF (Rp)
51,794,997,392 60,810,300,450 71,819,760,303 84,018,288,195 98,246,246,399 114,498,267,286 133,156,104,774 155,540,758,283 180,649,589,667 209,786,755,879 243,187,094,583 281,436,092,132 325,196,122,774 375,216,213,603 432,343,017,850 499,306,856,539 3,317,006,466,109
PV manfaat penjualan RDF tahun 2010 (Rp) 51,794,997,392 55,282,091,319 59,355,173,804 63,124,183,467 67,103,508,229 71,094,415,611 75,163,149,773 79,817,002,829 84,274,366,811 88,970,063,534 93,759,152,392 98,641,633,386 103,617,506,516 108,686,771,780 113,849,429,181 119,530,091,651 1,334,063,537,676
132
Tabel 86. Manfaat tidak langsung TPST Bantar Gebang Skenario 1 Tahun
Penjualan energi listrik (Rp.)
Penjualan kompos (Rp.)
Penjualan daur ulang kertas (Rp.)
Penjualan daur ulang plastik (Rp.)
Penjualan daur ulang logam (Rp.)
Penjualan RDF (Rp.)
Nilai Manfaat Material Daur Ulang (Rp)
Manfaat tidak langsung (Rp.)
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 Jumlah
70.395.360.000 118.849.309.091 108.044.826.446 98.222.569.497 89.293.244.997 81.175.677.270 73.796.070.245 67.087.336.587 60.988.487.806 55.444.079.824 50.403.708.931 45.821.553.573 41.655.957.794 37.869.052.540 34.426.411.400 31.296.737.636 1.064.770.383.637
114.086.522.475 114.219.170.775 114.953.154.750 115.126.320.240 115.398.066.938 115.525.853.438 115.590.526.875 116.122.673.880 116.275.892.850 116.504.972.325 116.658.316.125 116.735.924.250 116.737.796.700 116.663.933.475 116.514.334.575 116.617.500.000 1.853.730.959.670
148.162.733.666 155.074.421.789 163.062.214.054 170.528.288.338 178.397.868.715 186.311.696.153 194.389.523.663 203.561.462.365 212.398.709.084 221.698.501.924 231.195.094.849 240.888.487.861 250.778.680.959 260.865.674.142 271.149.467.412 282.425.625.912 3.370.888.450.886
910.944.858.962 939.707.168.868 974.484.231.132 1.005.632.628.679 1.038.700.557.783 1.071.569.410.377 1.104.945.389.151 1.144.055.903.585 1.180.787.878.302 1.219.621.950.000 1.259.064.573.113 1.299.115.747.642 1.339.775.473.585 1.381.043.750.943 1.422.920.579.717 1.469.545.524.764 18.761.915.626.604
38.562.067.500 39.078.907.500 39.819.675.000 40.385.352.000 41.003.643.750 41.589.468.750 42.171.187.500 42.945.024.000 43.601.805.000 44.309.722.500 45.012.712.500 45.710.775.000 46.403.910.000 47.092.117.500 47.775.397.500 48.590.625.000 694.052.391.000
51.794.997.392 55.282.091.319 59.355.173.804 63.124.183.467 67.103.508.229 71.094.415.611 75.163.149.773 79.817.002.829 84.274.366.811 88.970.063.534 93.759.152.392 98.641.633.386 103.617.506.516 108.686.771.780 113.849.429.181 119.530.091.651 1.334.063.537.676
1.263.551.179.995 1.303.361.760.250 1.351.674.448.741 1.394.796.772.724 1.440.603.645.415 1.486.090.844.329 1.532.259.776.962 1.586.502.066.658 1.637.338.652.047 1.691.105.210.283 1.745.689.848.980 1.801.092.568.139 1.857.313.367.759 1.914.352.247.841 1.972.209.208.385 2.036.709.367.327 26.014.650.965.836
1.333.946.539.995 1.422.211.069.341 1.459.719.275.187 1.493.019.342.221 1.529.896.890.412 1.567.266.521.599 1.606.055.847.207 1.653.589.403.245 1.698.327.139.854 1.746.549.290.107 1.796.093.557.911 1.846.914.121.712 1.898.969.325.553 1.952.221.300.381 2.006.635.619.785 2.068.006.104.963 27.079.421.349.473
133
c.
Manfaat eksternalitas i) Penghematan sumberdaya dengan melakukan daur ulang Dengan melakukan daur ulang dapat diperoleh penghematan sumber daya
berupa pengurangan penggunaan bahan bakar, pengurangan penggunaan air, pengurangan polusi udara dan pengurangan lahan untuk landfill. Daur ulang plastik Menurut PSSI- Standford Recycling Center, 2009 daur ulang plastik untuk setiap 1 ton plastik daur ulang dapat diperoleh penghematan 16,3 barrel bahan bakar ( = 2591,4929 liter) dan menghemat penggunaan ruang landfill (landfill space) sebesar 30 kubik yard ( = 22,947 m³). Proyeksi konservasi sumberdaya material sampah dari daur ulang plastik tahun 2010-2025 sebesar Rp 178.894.335.290.242,- yang dapat dilihat pada Tabel 87. Daur ulang kertas Menurut PSSI- Standford Recycling Center, 2009 daur ulang kertas untuk setiap 1 ton kertas daur ulang dapat diperoleh penghematan 9 barrel bahan bakar ( = 1430,885653 liter), 7000 galon air ( = 26,495 m³), dan menghemat penggunaan lahan landfill sebesar 3,3 kubik yard ( = 1,497 m³). Proyeksi konservasi sumberdaya material sampah dari daur ulang kertas tahun 2010-2025 pada Tabel 88 sebesar Rp 126.453.650.160.712,Tabel 89 menampilkan total konservasi sumberdaya material sampah dari hasil daur ulang logam atau metal yang dapat dihemat selama tahun 2010 sampai dengan tahun 2025 sebesar Rp 2.384.538.579.047,ii) Total manfaat eksternalitas Total manfaat eksternalitas diperoleh dari penjumlahan merupakan penjumlahan nilai konservasi energi dan nilai konservasi sumberdaya material sampah dari material daur ulang. Dari Tabel 90, diperoleh total manfaat eksternalitas sebesar Rp 127.903.390.954.825,- untuk tahun 2010-2025.
134
Tabel 87. Proyeksi konservasi sumberdaya material sampah dari daur ulang plastik tahun 2010-2025 Skenario 1
Tahun
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Volume daur ulang plastik (ton) 182,189 187,941 194,897 201,127 207,740 214,314 220,989 228,811 236,158 243,924 251,813 259,823 267,955 276,209 284,584 293,909
Jumlah konservasi sumberdaya Konservasi energi (bahan bakar) (liter) 472,141,427 487,048,891 505,073,793 521,217,963 538,357,024 555,392,904 572,691,626 592,962,550 612,000,681 632,128,325 652,571,380 673,329,847 694,403,725 715,793,015 737,497,716 761,663,359
Penghematan ruang landfill (m3) 4,180,690 4,312,692 4,472,298 4,615,250 4,767,012 4,917,861 5,071,036 5,250,530 5,419,108 5,597,333 5,778,351 5,962,162 6,148,766 6,338,162 6,530,352 6,744,332 Jumlah
Jumlah konservasi sumberdaya Harga bahan bakar (Rp/l) 7,352 8,087 8,896 9,786 10,764 11,840 13,025 14,327 15,760 17,336 19,069 20,976 23,074 25,381 27,919 30,711
Harga ruang landfill (Rp/m3) 40,000 44,000 48,400 53,240 58,564 64,420 70,862 77,949 85,744 94,318 103,750 114,125 125,537 138,091 151,900 167,090
Manfaat konservasi sumberdaya material daur ulang plastik (Rp)
PV manfaat konservasi sumber material daya daur ulang plastik (Rp)
3,638,411,383,692 4,128,620,244,792 4,709,555,278,483 5,346,100,566,471 6,074,084,342,725 6,892,923,299,058 7,818,377,528,920 8,904,627,470,158 10,109,579,225,168 11,486,272,386,715 13,043,512,789,488 14,804,273,390,234 16,794,379,308,647 19,042,854,834,797 21,582,311,946,841 24,518,451,294,054 178,894,335,290,242
3,638,411,383,692 3,753,291,131,629 3,892,194,445,028 4,016,604,482,698 4,148,681,335,103 4,279,963,054,597 4,413,270,290,394 4,569,481,876,132 4,716,193,319,356 4,871,300,763,183 5,028,838,826,575 5,188,807,509,532 5,351,206,812,052 5,516,036,734,137 5,683,297,275,787 5,869,522,302,642 74,937,101,542,536
135
Tabel 88. Proyeksi konservasi sumberdaya material sampah dari daur ulang kertas tahun 2010-2025 Skenario 1
Tahun
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Volume daur ulang kertas (ton) 211,661 221,535 232,946 243,612 254,854 266,160 277,699 290,802 303,427 316,712 330,279 344,126 358,255 372,665 387,356 403,465
Jumlah konservasi sumberdaya Konservasi energi (bahan bakar) (liter) 302,862,746 316,991,082 333,319,106 348,580,675 364,667,059 380,843,890 397,355,957 416,104,522 434,168,935 453,178,848 472,591,046 492,405,526 512,622,291 533,241,338 554,262,669 577,312,516
Penghematan ruang landfill (m3)
Penghemat an air (m3)
316,857 5,607,959 331,638 5,869,567 348,720 6,171,905 364,687 6,454,496 381,517 6,752,359 398,441 7,051,898 415,716 7,357,643 435,331 7,704,801 454,230 8,039,291 474,118 8,391,288 494,427 8,750,734 515,157 9,117,629 536,308 9,491,973 557,880 9,873,766 579,873 10,263,007 603,987 10,689,810 Jumlah
Jumlah konservasi sumberdaya Harga bahan bakar (Rp/l) 7,352 8,087 8,896 9,786 10,764 11,840 13,025 14,327 15,760 17,336 19,069 20,976 23,074 25,381 27,919 30,711
Harga ruang landfill (Rp/m3) 40,000 44,000 48,400 53,240 58,564 64,420 70,862 77,949 85,744 94,318 103,750 114,125 125,537 138,091 151,900 167,090
Penghemat an air (Rp/m3) 7,750 8,525 9,378 10,315 11,347 12,481 13,730 15,103 16,613 18,274 20,102 22,112 24,323 26,755 29,431 32,374
Manfaat konservasi sumberdaya material daur ulang kertas (Rp)
PV manfaat konservasi sumber daya material daur ulang kertas (Rp)
2,282,782,856,561 2,628,200,392,028 3,039,935,193,413 3,497,036,042,443 4,024,259,911,138 4,623,056,120,153 5,305,845,339,720 6,111,811,880,040 7,014,859,454,456 8,054,202,508,389 9,239,130,198,786 10,589,152,484,423 12,126,304,115,667 13,875,462,357,832 15,864,703,797,739 18,176,907,507,923 126,453,650,160,712
2,282,782,856,561 2,389,273,083,662 2,512,343,135,052 2,627,374,937,974 2,748,623,667,194 2,870,554,122,702 2,995,011,371,169 3,136,325,883,342 3,272,483,706,638 3,415,768,101,698 3,562,084,648,308 3,711,433,346,468 3,863,814,196,180 4,019,227,197,441 4,177,672,350,253 4,351,407,139,515 51,936,179,744,156
136
Tabel 89. Proyeksi konservasi sumberdaya material sampah dari daur ulang logam tahun 2010-2025 Skenario 1
Tahun
Volume daur ulang logam (ton)
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
25,708 26,053 26,546 26,924 27,336 27,726 28,114 28,630 29,068 29,540 30,008 30,474 30,936 31,395 31,850 32,394
Jumlah konservasi sumberdaya
Jumlah konservasi sumberdaya
Konservasi energi (bahan bakar) (liter)
Penghematan ruang landfill (m3)
Harga bahan bakar (Rp/l)
Harga ruang landfill (Rp/m3)
7,356,843 7,455,445 7,596,768 7,704,688 7,822,645 7,934,408 8,045,388 8,193,020 8,318,320 8,453,376 8,587,492 8,720,668 8,852,904 8,984,200 9,114,555 9,270,084
78,654 79,708 81,219 82,373 83,634 84,829 86,015 87,594 88,933 90,377 91,811 93,235 94,649 96,052 97,446 99,109
7,352 8,087 8,896 9,786 10,764 11,840 13,025 14,327 15,760 17,336 19,069 20,976 23,074 25,381 27,919 30,711
40,000 44,000 48,400 53,240 58,564 64,420 70,862 77,949 85,744 94,318 103,750 114,125 125,537 138,091 151,900 167,090
Jumlah
Manfaat konservasi sumberdaya material daur ulang logam (Rp) 57,233,659,980 63,800,826,931 71,511,236,911 79,779,835,522 89,101,373,924 99,411,815,981 110,882,535,969 124,208,939,699 138,719,386,088 155,068,792,524 173,281,917,375 193,566,113,359 216,151,376,863 241,292,784,179 269,273,186,661 301,254,797,078 2,384,538,579,047
PV manfaat konservasi sumber daya material daur ulang logam (Rp) 57,233,659,980 58,000,751,756 59,100,195,794 59,939,771,241 60,857,437,282 61,726,916,307 62,590,300,853 63,738,825,763 64,713,617,388 65,764,305,593 66,807,680,424 67,843,741,879 68,872,489,959 69,893,924,664 70,908,045,995 72,118,003,255 1,030,109,668,133
137
Tabel 90. Total manfaat eksternalitas tahun 2010-2025 Skenario 1 Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 Jumlah
PV manfaat konservasi SDA daur ulang plastik (Rp) 3,638,411,383,692 3,753,291,131,629 3,892,194,445,028 4,016,604,482,698 4,148,681,335,103 4,279,963,054,597 4,413,270,290,394 4,569,481,876,132 4,716,193,319,356 4,871,300,763,183 5,028,838,826,575 5,188,807,509,532 5,351,206,812,052 5,516,036,734,137 5,683,297,275,787 5,869,522,302,642 74,937,101,542,536
PV manfaat konservasi SDA daur ulang kertas (Rp) 2,282,782,856,561 2,389,273,083,662 2,512,343,135,052 2,627,374,937,974 2,748,623,667,194 2,870,554,122,702 2,995,011,371,169 3,136,325,883,342 3,272,483,706,638 3,415,768,101,698 3,562,084,648,308 3,711,433,346,468 3,863,814,196,180 4,019,227,197,441 4,177,672,350,253 4,351,407,139,515 51,936,179,744,156
PV manfaat konservasi SDA daur ulang logam (Rp) 57,233,659,980 58,000,751,756 59,100,195,794 59,939,771,241 60,857,437,282 61,726,916,307 62,590,300,853 63,738,825,763 64,713,617,388 65,764,305,593 66,807,680,424 67,843,741,879 68,872,489,959 69,893,924,664 70,908,045,995 72,118,003,255 1,030,109,668,133
Total manfaat eksternalitas (Rp) 5,978,427,900,234 6,200,564,967,047 6,463,637,775,874 6,703,919,191,914 6,958,162,439,579 7,212,244,093,606 7,470,871,962,416 7,769,546,585,237 8,053,390,643,382 8,352,833,170,474 8,657,731,155,307 8,968,084,597,879 9,283,893,498,191 9,605,157,856,243 9,931,877,672,034 10,293,047,445,412 127,903,390,954,825
138
iii) Biaya Investasi dan operasional Investasi modal sebagai biaya langsung sebesar Rp 700.000.000.000,dimana dana sebesar Rp 665.307.692.308 digunakan untuk pembelian peralatan instalasi pengolahan sampah yang terdiri dari: = Rp. 42.923.076.923 2 Unit LFG Collection & Flare @ EUR 1.500.000 8 Unit Power Generator 2MW @ EUR 1.500.000 = Rp 171.692.307.692 3 Unit AD @ EUR 1.000.000 = Rp 42.923.076.923 3 Unit Power Generator 2MW@ EUR1.500.000 = Rp 64.384.615.385 3 Unit Pyrolysis Equipment 2,
[email protected] = Rp 343.384.615.385 Total Rp 665.307.692.308 Sedangkan sisanya kurang lebih Rp 34.692.307.692 dipakai untuk pembangunan prasarana dan sarana pendukung TPST. Biaya yang dibutuhkan untuk operasional meliputi operasional kantor, pengolahan
dan pembuangan
akhir sampah Tahun 2010 lihat pada Tabel 91. Tabel 91. Biaya operasional TPST Bantar Gebang Skenario 1 Tahun 2010 No.
Jenis biaya
Biaya tetap (Fixed cost) 1 Gaji dan upah karyawan utama 2 Biaya operasi dan pemeliharaan Gedung 3 Biaya perawatan dan pemeliharaan Area TPST 4 Biaya utilitas kantor 5 Asuransi 6 Depresiasi 7 Pemeliharaan instalasi, kendaraan dan alat berat Biaya tidak tetap (Variable cost) 1 Produksi kompos 2 Daur ulang kertas 3 Daur ulang plastik 4 Daur ulang logam 5 Produksi RDF 6 Pengolahan sampah B3 7 Landfill Total biaya operasional
Jumlah (Rp) 9.100.000.000 3.185.000.000 182.000.000 637.000.000 182.000.000 364.000.000 910.000.000 3.640.000.000 402.123.871.300 34.225.956.743 44.448.820.100 273.283.457.689 19.281.033.750 15.538.499.218 7.478.704.000 7.867.399.800 411.223.871.300
Total biaya langsung meliputi penjumlahan dari Biaya Investasi dan Biaya Operasional. Biaya langsung dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2025 mencapai Rp 9.028.947.332.991 sesuai dengan Tabel 92. Biaya operasional langsung selain untuk operasional kantor juga digunakan untuk biaya pembuangan sisa sampah yang tidak diolah dan dibuang ke landfill
139
Biaya ini diperlukan untuk memindahkan sisa sampah ke landfill dan biaya penutupan lapisan landfill. Biaya operasional tidak langsung digunakan untuk kegiatan pengolahan sampah untuk energi listrik, didaur ulang maupun dijadikan kompos. Perkiraan jumlah sampah yang masuk Tahun 2010 sebesar 2.460.100 ton/tahun. Jumlah sampah basah sebesar 1.267.628 ton/tahun digunakan untuk bahan baku proses anerobic digestion sebesar 292.000 ton/tahun dan bahan baku proses komposting sebesar 975.628 ton/tahun dapat dilihat pada Tabel 93. Jumlah sampah kering kertas dan plastik yang tidak di daur ulang sebesar 322.751,25 ton/tahun digunakan untuk bahan baku proses gasifikasi pyrolisis sebesar 208.050 ton/tahun dan di jual sebagai RDF sebesar 114.701,25 ton/tahun. Tabel 92. Biaya Investasi dan operasional Skenario 1. Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Biaya Investasi (Rp)
Biaya Operasional (Rp)
700.000.000.000
411.223.871.299 465.546.223.313 529.855.722.863 600.149.502.920 680.413.582.228 770.529.327.599 872.205.746.582 991.420.305.912 1.123.402.921.469 1.273.980.445.960 1.444.039.716.053 1.636.031.332.614 1.852.707.201.927 2.097.156.891.036 2.372.848.301.133 2.691.257.257.272
Jumlah
Total Biaya Investasi & Operasional (Rp) 1.111.223.871.299 465.546.223.313 529.855.722.863 600.149.502.920 680.413.582.228 770.529.327.599 872.205.746.582 991.420.305.912 1.123.402.921.469 1.273.980.445.960 1.444.039.716.053 1.636.031.332.614 1.852.707.201.927 2.097.156.891.036 2.372.848.301.133 2.691.257.257.272 20.512.768.350.178
PV Total Biaya Investasi & Operasional (Rp) 1.111.223.871.299 423.223.839.375 437.897.291.622 450.901.204.297 464.731.631.875 478.438.089.549 492.337.405.589 508.755.378.558 524.075.753.814 540.292.072.985 556.739.822.194 573.419.001.442 590.329.610.728 607.471.650.052 624.845.119.416 644.265.590.198 9.028.947.332.991
Biaya untuk membuang dan mengolah sampah di landfill memerlukan biaya sebesar Rp 60.000 per-ton dengan diskon faktor sebesar 10% setiap tahun. Dari volume sampah yang diolah di landfill diperlukan biaya sebesar = 131.123 ton x Rp 60.000 per-ton = Rp 7.867.399.800,-. Total biaya pengolahan sampah landfill seperti pada Tabel 94.
140
Tabel 93. Jumlah sampah yang diolah dan yang dibuang ke landfill Skenario 1 Tahun
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 Jumlah
Jumlah sampah masuk (ton/hari) 6,740 6,850 7,000 7,120 7,250 7,375 7,500 7,660 7,800 7,950 8,100 8,250 8,400 8,550 8,700 8,875 124,120
Jumlah sampah masuk per tahun (ton/tahun)
Jumlah sampah daur ulang (ton/tahun)
2,460,100 470,605 2,500,250 488,234 2,555,000 509,092 2,598,800 528,160 2,646,250 548,333 2,691,875 568,498 2,737,500 589,026 2,795,900 612,717 2,847,000 635,244 2,901,750 659,006 2,956,500 683,204 3,011,250 707,838 3,066,000 732,907 3,120,750 758,412 3,175,500 784,353 3,239,375 813,020 45,303,800 10,088,648
Sampah basah (ton/tahun) Bahan baku Anaerobic Digestion 292,000 292,000 292,000 292,000 292,000 292,000 292,000 292,000 292,000 292,000 292,000 292,000 292,000 292,000 292,000 292,000 4,672,000
Bahan baku Jumlah Kompos 975,628 1,267,628 977,102 1,269,102 985,257 1,277,257 987,181 1,279,181 990,201 1,282,201 991,621 1,283,621 992,339 1,284,339 998,252 1,290,252 999,954 1,291,954 1,002,500 1,294,500 1,004,204 1,296,204 1,005,066 1,297,066 1,005,087 1,297,087 1,004,266 1,296,266 1,002,604 1,294,604 1,003,750 1,295,750 15,925,011 20,597,011
Sampah kering Gasifikasi (ton/tahun)
Jumlah sampah B3 (ton/tahun)
Sampah dibuang ke landfill (ton/tahun)
208,050 208,050 208,050 208,050 208,050 208,050 208,050 208,050 208,050 208,050 208,050 208,050 208,050 208,050 208,050 208,050 3,328,800
37,394 38,004 38,836 39,502 40,223 40,917 41,610 42,498 43,274 44,107 44,939 45,771 46,603 47,435 48,268 49,239 688,618
131,123 128,313 126,064 123,079 120,087 116,827 113,387 110,270 106,649 102,954 99,043 94,915 90,570 86,008 81,229 76,449 1,706,967
141
Tabel 94. Biaya pengolahan sampah yang diolah dan yang dibuang ke landfill Skenario 1 Tahun
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 Jumlah
Jumlah sampah yang dibuang ke landfill (ton/tahun) 131,123 128,313 126,064 123,079 120,087 116,827 113,387 110,270 106,649 102,954 99,043 94,915 90,570 86,008 81,229 76,449 1,706,967
Biaya landfill (Rp/ton) 60,000 66,000 72,600 79,860 87,846 96,631 106,294 116,923 128,615 141,477 155,625 171,187 188,306 207,136 227,850 250,635 2,156,984
Total biaya pengolahan sampah di landfill (Rp) 7,867,399,800 8,468,646,780 9,152,224,620 9,829,102,356 10,549,147,229 11,289,099,343 12,052,345,800 12,893,136,686 13,716,647,306 14,565,621,528 15,413,483,162 16,248,145,855 17,054,779,695 17,815,349,629 18,508,085,616 19,160,849,377 214,584,064,781
NFV total biaya pengolahan sampah di landfill (Rp) 7,867,399,800 7,698,769,800 7,563,822,000 7,384,750,080 7,205,209,500 7,009,642,500 6,803,235,000 6,616,217,760 6,398,917,200 6,177,245,400 5,942,565,000 5,694,876,000 5,434,178,400 5,160,472,200 4,873,757,400 4,586,955,000 102,418,013,040
5.7.2 TPST Bantar Gebang Skenario 2 Mulai tahun 2010 direncanakan akan dilakukan perubahan teknologi pengolahan sampah terpadu, dengan investasi modal sebesar 82.000.000 USD atau Rp 700.000.000.000.. Skenario 2 melakukan optimalisasi pilihan teknologi dengan memaksimalkan daur ulang sampah kering dan memaksimalkan potensi gas metana sampah basah dengan lebih banyak penggunaan Instalasi Anaerobic Digester untuk investasi modal dibatasi maksimal sebesar Rp 700.000.000.000,- . Sebagian besar dana sebesar Eur 45.500.000 atau Rp 651.000.000.000, (1 Eur =Rp. 14.308) digunakan untuk pembelian peralatan instalasi pengolahan sampah yang terdiri dari: 2 Unit LFG Collection & Flare @ EUR 1.500.000 = Rp. 42.923.076.923 8 Unit Power Generator 2MW @ EUR 1.500.000 = Rp 171.692.307.692 9 Unit AD @ EUR 1.000.000 = Rp 128.769.230.769 9 Unit Power Generator kap2MW@ EUR1.500.000 = Rp 193.153.846.154 1 Unit Pyrolysis Equipment@ EUR8.000.000 = Rp 114.461.538.462 Total Rp 651.000.000.000
142
Investasi lebih rendah dibandingkan Skeario 1 yaitu selisih dari pembelian peralatan pengolah sampah sebesar Rp 665.307.692.308,- dikurang Rp 651.000.000.000,- yaitu sebesar Rp 14.307.692.308,-. Investasi Skenario 2 sebesar Rp 700.000.000.000 dikurangi Rp 14.307.692.308,- menjadi sebesar Rp 685.692.307.692,-. Dari pembangunan TPST ini diperoleh manfaat langsung dan manfaat tidak langsung. Manfaat langsung berupa tipping fee, dan manfaat tidak langsung berupa hasil penjualan daur ulang, kompos dan energi listrik. a.
Manfaat langsung Manfaat langsung diperoleh dari tipping fee sebesar Rp 107.800 per ton
sampah dengan sampah yang akan dikelola sebesar 6.740 ton per hari. Tipping fee yang diterima sebesar 6.740 ton per hari x 365 hari x Rp 107.800 per ton = Rp 265.198.780.000,- pada tahun 2010. Secara keseluruhan sampai dengan tahun 2024 diperoleh tipping fee sebesar Rp 10.863.909.664.475,- seperti pada Tabel 95. Tabel 95. Pendapatan yang diterima dari Tipping Fee Skenario 2 Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Volume sampah (ton/hari) 6,740 6,850 7,000 7,120 7,250 7,375 7,500 7,660 7,800 7,950 8,100 8,250 8,400 8,550 8,700 8,875
Tipping fee per ton (Rp) 107,800 113,190 124,509 136,960 150,656 165,721 182,294 200,523 220,575 242,633 266,896 293,586 322,944 355,239 390,763 429,839 Jumlah
Penerimaan tipping fee (Rp/tahun) 265,198,780,000 283,003,297,500 318,120,495,000 355,931,388,120 398,673,148,913 446,101,506,283 499,028,803,639 560,642,226,595 627,977,846,499 704,059,777,902 789,078,317,120 884,059,966,403 990,147,162,371 1,108,611,197,869 1,240,866,568,843 1,392,409,181,418 10,863,909,664,475
PV tipping fee tahun 2010 (Rp) 265,198,780,000 257,275,725,000 262,909,500,000 267,416,520,000 272,299,125,000 276,993,937,500 281,688,750,000 287,698,110,000 292,956,300,000 298,590,075,000 304,223,850,000 309,857,625,000 315,491,400,000 321,125,175,000 326,758,950,000 333,331,687,500 4,673,815,510,000
143
b.
Manfaat tidak langsung i) Penjualan energi listrik Dengan teknologi pengolahan sampah ini akan dihasilkan energi listrik
sebesar 31 MW yang akan dibangun dalam dua tahap dan diharapkan energi listrik ini dapat dijual dengan harga minimal sebesar Rp 700 per kWH. Pada tahap 1, produksi energi listrik per hari = 14 MW,
dengan
membangun Jaringan Pengumpul Gas dari Lanfill ke Power Generator. Energi listrik yang digunakan sendiri sebesar 30% atau 4.200 kW per jam. Energi listrik yang dapat dijual sebesar 9.800 kW per jam. Harga jual listrik per tahun = 9.800 x 24 x 365 x Rp 700 = Rp 60.093.600.000 per tahun. Pada tahap 2, produksi energi listrik per hari = 31 MW, energi listrik yang digunakan sendiri sebesar 30% atau 9.300 kWh. Power generator menggunakan bahan bakar gas berasal dari: - 1 Unit Instalasi Gasifikasi Pyrolysis kapasitas @ 2,8 MW = 2,8 MW dengan kapasitas efektif 2 MW menggunakan bahan baku 1 x 190 ton/hari = 190 ton sampah kering per hari.atau 69.350,00 ton/tahun - 9 Unit Instalasi Anaerobic Digester kapasitas @2 MW = 18 MW dengan kapasitas efektif 15 MW. menggunakan bahan baku 9 x 267 ton/hari = 2.403 ton sampah basah (biowaste) per hari. Atau 877.095 ton/tahun Energi listrik yang dapat dijual sebesar = 31.000 kWh – 9.300 kWh = 21.700 kWh. Harga jual listrik per tahun = 21.700 x 24 x 365 x Rp 820 = Rp155.875.440.000,-
per tahun. Dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2025
diperoleh hasil penjualan energi listrik sebesar Rp 2.408.526.960.000,- seperti pada Tabel 96. ii) Penjualan Kompos Pada tahun 2010, volume sampah yang diolah dalam TPST Bantar Gebang sebanyak 6.740 ton, Komposisi sampah organik sebesar 55,37% dari volume sampah total = 55,37% x 6.740 ton/hari x 365 hari = 1.267.628 ton/tahun. Kompos yang akan dihasilkan sebanyak 30% dari sampah organik yang diolah yaitu kompos berasal dari Instalasi Anaerobic Digester menggunakan 801 ton
144
sampah basah per hari atau 292.365 ton per tahun dan Instalasi Aerobik Komposter menggunakan sisanya sebesar 617.087 ton sampah basah per tahun. Tabel 96. Hasil penjualan energi listrik Skenario 2
Tahun
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Produksi listrik (kWh) 9.800 21.700 21.700 21.700 21.700 21.700 21.700 21.700 21.700 21.700 21.700 21.700 21.700 21.700 21.700 21.700
Durasi (jam)
Harga satuan listrik (Rp/kWh)
8.760 8.760 8.760 8.760 8.760 8.760 8.760 8.760 8.760 8.760 8.760 8.760 8.760 8.760 8.760 8.760
820 820 820 820 820 820 820 820 820 820 820 820 820 820 820 820 Jumlah
Harga jual listrik (Rp/tahun)
70.395.360.000 155.875.440.000 155.875.440.000 155.875.440.000 155.875.440.000 155.875.440.000 155.875.440.000 155.875.440.000 155.875.440.000 155.875.440.000 155.875.440.000 155.875.440.000 155.875.440.000 155.875.440.000 155.875.440.000 155.875.440.000 2.408.526.960.000
PV penerimaan penjualan energi listrik tahun 2010 (Rp) 70.395.360.000 141.704.945.455 128.822.677.686 117.111.525.169 106.465.022.881 96.786.384.437 87.987.622.216 79.988.747.469 72.717.043.153 66.106.402.867 60.096.729.879 54.633.390.799 49.666.718.908 45.151.562.644 41.046.875.131 37.315.341.028 1.255.996.349.721
Produksi kompos pada tahun 2010 sebesar = 30% x 1.267.628 ton/tahun = 380.288 ton/tahun. Harga kompos sebesar Rp 300 per kg atau Rp 300.000 per ton. Sehingga hasil penjualan kompos sebesar = 380.288 ton/tahun x Rp 300.000 per ton = Rp 114.086.522.475 per tahun. Jumlah penjualan dari produksi kompos sampai tahun 2025 sebesar Rp 4.176.464.981.453,- seperti pada Tabel 97. iii) Penjualan material hasil daur ulang Pendapatan lain-lain dari hasil daur ulang sampah berupa logam, kertas dan plastik dihitung dengan asumsi berdasarkan hasil survai konsultan WJEMP pada awal tahun 2005 sebagai berikut: Volume kertas daur ulang Volume plastik daur ulang Volume logam daur ulang
= 7,32 % = 6,85 % = 1,06 %
dari volume sampah yang diolah dari volume sampah yang diolah dari volume sampah yang diolah
Pada tahun 2010 diperkirakan dari jumlah sampah yang masuk ke TPA Sampah Bantar Gebang rata-rata 6.740 ton/hari, dimana 8,60 % kertas dapat
145
didaur ulang sehingga menghasilkan 8,60 % x 6740 ton/hari = 579,6 ton/hari atau 211,6 ton/tahun material kertas yang dapat dijual sebesar 211,6 ton/tahun x Rp 700.000 = Rp 148.162.733.666 Jumlah penjualan dari produksi kertas sampai tahun 2025 sebesar Rp 8.207.402.835.537 seperti yang disajikan pada Tabel 97. Sebesar 7,41% dari 6.740 ton/hari jumlah sampah yang masuk TPA Sampah Bantar Gebang dapat diperoleh hasil daur ulang berupa material plastik sebanyak 7,41% x 6.740 ton/hari x 365 hari = 182.189 ton/tahun dan dijual dengan harga 5.000.000 = Rp 910.944.858.962 seperti yang disajikan pada Tabel 98. Hasil daur ulang lain berupa material logam/metal sebesar 1,05% dari jumlah sampah yang masuk TPA Sampah Bantar Gebang yaitu 1,06% x 6.740 ton/hari x 365 hari = 25.708 ton/tahun dengan nilai jual 25.708 ton/tahun x Rp 1.500.000 = Rp 38.562.067.500 seperti yang disajikan pada Tabel 99. Berdasarkan prediksi tahun 2010 komposisi sampah rata-rata DKI Jakarta, sampah kering yang tidak didaur-ulang berupa kertas sebesar 13,15 % x 6.740 ton = 886,31 ton per hari dan plastik sebesar 6.4 % x 6.740 ton = 431,36 ton per hari akan dijadikan bahan baku untuk Proses Gasifikasi Pyrolisys. Ini mencukupi untuk feedstock Instalasi Gasifikasi sebesar 1317,67 ton sampah kering per hari dari perkiraan kebutuhan 801 ton sampah kering per hari. Pendapatan dari hasil proses daur ulang material/logam sebesar Rp 1.606.619.909.916 lihat Tabel 100. Kontribusi pendapatan material plastik sebesar 83,61% adalah yang terbesar, diikuti material kertas sebesar 12,51% dan material logam/metal 3,88%.
146
Tabel 97. Pendapatan yang diterima dari pengolahan kompos Skenario 2
Tahun
Volume sampah yang diolah (ton/hari)
% komposisi sampah organik
Volume sampah organik (ton/tahun)
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
6,740 6,850 7,000 7,120 7,250 7,375 7,500 7,660 7,800 7,950 8,100 8,250 8,400 8,550 8,700 8,875
51.53% 50.76% 49.99% 49.22% 48.45% 47.69% 46.92% 46.15% 45.38% 44.61% 43.84% 43.07% 42.31% 41.54% 40.77% 40.00%
1,267,628 1,269,102 1,277,257 1,279,181 1,282,201 1,283,621 1,284,339 1,290,252 1,291,954 1,294,500 1,296,204 1,297,066 1,297,087 1,296,266 1,294,604 1,295,750
Volume kompos yang dihasilkan (ton/tahun) Total Anaerobic Pengolahan Produksi Digester Komposter Kompos 263,129 117,160 380,288 263,129 117,602 380,731 263,129 120,049 383,177 263,129 120,626 383,754 263,129 121,532 384,660 263,129 121,958 385,086 263,129 122,173 385,302 263,129 123,947 387,076 263,129 124,458 387,586 263,129 125,221 388,350 263,129 125,733 388,861 263,129 125,991 389,120 263,129 125,997 389,126 263,129 125,751 388,880 263,129 125,253 388,381 263,129 125,597 388,725 Jumlah
Harga satuan (Rp/ton)
Jumlah penjualan kompos per tahun (Rp)
PV penjualan kompos tahun 2010 (Rp)
300,000 330,000 363,000 399,300 439,230 483,153 531,468 584,615 643,077 707,384 778,123 855,935 941,529 1,035,681 1,139,250 1,253,174
114,086,522,475 125,641,087,853 139,093,317,248 153,233,132,239 168,954,309,803 186,055,542,220 204,775,669,381 226,290,240,288 249,247,702,786 274,712,630,484 302,581,627,857 333,061,215,681 366,373,213,799 402,755,539,294 442,462,991,649 487,140,238,397 4,176,464,981,453
114,086,522,475 114,219,170,775 114,953,154,750 115,126,320,240 115,398,066,938 115,525,853,438 115,590,526,875 116,122,673,880 116,275,892,850 116,504,972,325 116,658,316,125 116,735,924,250 116,737,796,700 116,663,933,475 116,514,334,575 116,617,500,000 1,853,730,959,670
147
Tabel 98. Pendapatan yang diterima dari daur ulang material kertas Skenario 2 Tahun
Jumlah sampah yang diolah (ton/hari)
% daur ulang
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
6,740 6,850 7,000 7,120 7,250 7,375 7,500 7,660 7,800 7,950 8,100 8,250 8,400 8,550 8,700 8,875
8.60% 8.86% 9.12% 9.37% 9.63% 9.89% 10.14% 10.40% 10.66% 10.91% 11.17% 11.43% 11.68% 11.94% 12.20% 12.46%
Jumlah kertas daur ulang (ton/tahun) 211,661 221,535 232,946 243,612 254,854 266,160 277,699 290,802 303,427 316,712 330,279 344,126 358,255 372,665 387,356 403,465 Jumlah
Harga satuan kertas daur ulang (Rp/ton) 700,000 770,000 847,000 931,700 1,024,870 1,127,357 1,240,093 1,364,102 1,500,512 1,650,563 1,815,620 1,997,182 2,196,900 2,416,590 2,658,249 2,924,074
Penjualan kertas daur ulang (Rp/tahun) 148,162,733,666 170,581,863,967 197,305,279,006 226,973,151,777 261,192,319,586 300,056,849,772 344,372,898,930 396,683,702,612 455,295,496,051 522,753,470,709 599,660,534,077 687,282,969,026 787,050,928,597 900,579,057,665 1,029,689,651,260 1,179,761,928,835 8,207,402,835,537
PV penjualan kertas daur ulang tahun 2010 (Rp) 148,162,733,666 155,074,421,789 163,062,214,054 170,528,288,338 178,397,868,715 186,311,696,153 194,389,523,663 203,561,462,365 212,398,709,084 221,698,501,924 231,195,094,849 240,888,487,861 250,778,680,959 260,865,674,142 271,149,467,412 282,425,625,912 3,370,888,450,886
148
Tabel 99. Pendapatan yang diterima dari daur ulang material plastik Skenario 2
Tahun
Jumlah sampah yang diolah (ton/hari)
% di daur ulang
Jumlah plastik daur ulang (ton/tahun)
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
6,740 6,850 7,000 7,120 7,250 7,375 7,500 7,660 7,800 7,950 8,100 8,250 8,400 8,550 8,700 8,875
7.41% 7.52% 7.63% 7.74% 7.85% 7.96% 8.07% 8.18% 8.29% 8.41% 8.52% 8.63% 8.74% 8.85% 8.96% 9.07%
182,189 187,941 194,897 201,127 207,740 214,314 220,989 228,811 236,158 243,924 251,813 259,823 267,955 276,209 284,584 293,909 Jumlah
Harga satuan plastik daur ulang (Rp/ton) 5,000,000 5,500,000 6,050,000 6,655,000 7,320,500 8,052,550 8,857,805 9,743,586 10,717,944 11,789,738 12,968,712 14,265,584 15,692,142 17,261,356 18,987,492 20,886,241
Penjualan plastik daur ulang (Rp/tahun) 910,944,858,962 1,033,677,885,755 1,179,125,919,670 1,338,497,028,772 1,520,761,486,650 1,725,773,251,107 1,957,478,158,550 2,229,441,302,672 2,531,123,682,912 2,875,804,760,895 3,265,689,243,291 3,706,528,842,767 4,204,789,364,734 4,767,737,587,199 5,403,538,533,497 6,138,656,353,194 44,789,568,260,626
PV penjualan plastik daur ulang tahun 2010 (Rp) 910,944,858,962 939,707,168,868 974,484,231,132 1,005,632,628,679 1,038,700,557,783 1,071,569,410,377 1,104,945,389,151 1,144,055,903,585 1,180,787,878,302 1,219,621,950,000 1,259,064,573,113 1,299,115,747,642 1,339,775,473,585 1,381,043,750,943 1,422,920,579,717 1,469,545,524,764 18,761,915,626,604
149
Tabel 100. Pendapatan yang diterima dari daur ulang material logam/metal Skenario 2
Tahun
Volume sampah yang diolah (ton/hari)
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
6,740 6,850 7,000 7,120 7,250 7,375 7,500 7,660 7,800 7,950 8,100 8,250 8,400 8,550 8,700 8,875
% di daur ulang
Volume logam daur ulang (ton/tahun)
1.05% 1.04% 1.04% 1.04% 1.03% 1.03% 1.03% 1.02% 1.02% 1.02% 1.02% 1.01% 1.01% 1.01% 1.00% 1.00% Jumlah
25,708 26,053 26,546 26,924 27,336 27,726 28,114 28,630 29,068 29,540 30,008 30,474 30,936 31,395 31,850 32,394
Harga satuan logam daur ulang (Rp/ton) 1,500,000 1,650,000 1,815,000 1,996,500 2,196,150 2,415,765 2,657,342 2,923,076 3,215,383 3,536,922 3,890,614 4,279,675 4,707,643 5,178,407 5,696,248 6,265,872
Penjualan logam daur ulang (Rp/tahun) 38,562,067,500 42,986,798,250 48,181,806,750 53,752,903,512 60,033,434,814 66,980,255,317 74,708,831,099 83,687,702,629 93,464,341,294 104,480,007,858 116,751,383,656 130,418,175,802 145,635,347,935 162,574,761,670 181,426,992,500 202,975,099,332 1,606,619,909,916
PV penjualan logam daur ulang tahun 2010 (Rp) 38,562,067,500 39,078,907,500 39,819,675,000 40,385,352,000 41,003,643,750 41,589,468,750 42,171,187,500 42,945,024,000 43,601,805,000 44,309,722,500 45,012,712,500 45,710,775,000 46,403,910,000 47,092,117,500 47,775,397,500 48,590,625,000 694,052,391,000
150
Manfaat tidak langsung dari penjualan sampah plastik dan kertas yang tidak dapat di daur ulang dan tidak digunakan bahan baku gasifikasi dilakukan dengan menjadikan material ini menjadi Refuse Derived Fuel (RDF) yang dapat di jual ke pabrik semen Hasil penjualan RDF pada tahun 2010 adalah sebesar Rp 72.599.997.392,-. Adapun perinciannya dapat dilihat pada Tabel 101. Tabel 101 Manfaat penjualan RDF dari sisa sampah kering kertas dan plastik tidak daur ulang skenario 2
Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 Jumlah
c.
Jumlah sampah kering kertas & plastik sebagai RDF (ton/tahun) 484,000 507,247 534,401 559,528 586,057 612,663 639,788 670,813 700,529 731,834 763,761 796,311 829,483 863,278 897,696 935,567 11,112,957
Harga satuan RDF (Rp/ton)
Penjualan RDF (Rp)
PV manfaat penjualan RDF tahun 2010 (Rp)
150,000 165,000 181,500 199,650 219,615 241,577 265,734 292,308 321,538 353,692 389,061 427,968 470,764 517,841 569,625 626,587 5,392,459
72,599,997,392 83,695,800,450 96,993,810,303 111,709,743,195 128,706,846,899 148,004,927,836 170,013,431,379 196,083,817,548 225,246,954,859 258,843,857,590 297,149,906,466 340,795,185,203 390,491,125,151 447,040,716,218 511,349,970,727 586,214,504,704 4,064,940,595,921
72,599,997,392 76,087,091,319 80,160,173,804 83,929,183,467 87,908,508,229 91,899,415,611 95,968,149,773 100,622,002,829 105,079,366,811 109,775,063,534 114,564,152,392 119,446,633,386 124,422,506,516 129,491,771,780 134,654,429,181 140,335,091,651 1,666,943,537,676
Manfaat eksternalitas i) Penghematan sumberdaya Dengan melakukan daur ulang dapat diperoleh penghematan sumber daya
berupa pengurangan penggunaan bahan bakar, pengurangan penggunaan air, pengurangan polusi udara dan pengurangan lahan untuk landfill. Daur ulang plastik Menurut PSSI-Standford Recycling Center (2009), daur ulang plastik untuk setiap 1 ton plastik daur ulang dapat diperoleh penghematan 16,3 barrel bahan bakar ( = 2591,4929 liter) dan menghemat penggunaan ruang landfill (landfill
151
space) sebesar 30 kubik yard ( = 22,947 m³). Proyeksi konservasi sumberdaya material sampah dari daur ulang plastik tahun 2010-2025 sebesar Rp 178.894.335.290.242 ,-dapat dilihat pada Tabel 103. Daur ulang kertas Menurut PSSI- Standford Recycling Center (2009), daur ulang kertas untuk setiap 1 ton kertas daur ulang dapat diperoleh penghematan 9 barrel bahan bakar (= 1430,885653 liter), 7000 galon air ( = 26,495 m³), dan menghemat penggunaan lahan landfill sebesar 3,3 kubik yard ( = 1,497 m³). Proyeksi konservasi sumberdaya material sampah dari daur ulang kertas tahun 2010-2025 sebesar Rp 126.453.650.160.712,- dapat dilihat pada Tabel 104. Tabel 105. menampilkan total konservasi sumberdaya material sampah dari hasil daur ulang logam atau metal yang dapat dihemat selama tahun 2010 sampai dengan tahun 2025 sebesar Rp 2.384.538.579.047,-.
152
Tabel 102. Manfaat tidak langsung TPST Bantar Gebang Skenario 2 Tahun
Penjualan energi listrik (Rp.)
Penjualan kompos (Rp.)
Penjualan daur ulang kertas (Rp.)
Penjualan daur ulang plastik (Rp.)
Penjualan daur ulang logam (Rp.)
Penjualan RDF (Rp.)
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 Jumlah
70.395.360.000 141.704.945.455 128.822.677.686 117.111.525.169 106.465.022.881 96.786.384.437 87.987.622.216 79.988.747.469 72.717.043.153 66.106.402.867 60.096.729.879 54.633.390.799 49.666.718.908 45.151.562.644 41.046.875.131 37.315.341.028 1.255.996.349.721
114.086.522.475 114.219.170.775 114.953.154.750 115.126.320.240 115.398.066.938 115.525.853.438 115.590.526.875 116.122.673.880 116.275.892.850 116.504.972.325 116.658.316.125 116.735.924.250 116.737.796.700 116.663.933.475 116.514.334.575 116.617.500.000 1.853.730.959.670
148.162.733.666 155.074.421.789 163.062.214.054 170.528.288.338 178.397.868.715 186.311.696.153 194.389.523.663 203.561.462.365 212.398.709.084 221.698.501.924 231.195.094.849 240.888.487.861 250.778.680.959 260.865.674.142 271.149.467.412 282.425.625.912 3.370.888.450.886
910.944.858.962 939.707.168.868 974.484.231.132 1.005.632.628.679 1.038.700.557.783 1.071.569.410.377 1.104.945.389.151 1.144.055.903.585 1.180.787.878.302 1.219.621.950.000 1.259.064.573.113 1.299.115.747.642 1.339.775.473.585 1.381.043.750.943 1.422.920.579.717 1.469.545.524.764 18.761.915.626.604
38.562.067.500 39.078.907.500 39.819.675.000 40.385.352.000 41.003.643.750 41.589.468.750 42.171.187.500 42.945.024.000 43.601.805.000 44.309.722.500 45.012.712.500 45.710.775.000 46.403.910.000 47.092.117.500 47.775.397.500 48.590.625.000 694.052.391.000
72.599.997.392 76.087.091.319 80.160.173.804 83.929.183.467 87.908.508.229 91.899.415.611 95.968.149.773 100.622.002.829 105.079.366.811 109.775.063.534 114.564.152.392 119.446.633.386 124.422.506.516 129.491.771.780 134.654.429.181 140.335.091.651 1.666.943.537.676
Nilai Manfaat Material Daur Ulang (Rp)
Manfaat tidak langsung (Rp.)
1.284.356.179.995 1.324.166.760.250 1.372.479.448.741 1.415.601.772.724 1.461.408.645.415 1.506.895.844.329 1.553.064.776.962 1.607.307.066.658 1.658.143.652.047 1.711.910.210.283 1.766.494.848.980 1.821.897.568.139 1.878.118.367.759 1.935.157.247.841 1.993.014.208.385 2.057.514.367.327 26.347.530.965.836
1.354.751.539.995 1.465.871.705.705 1.501.302.126.427 1.532.713.297.893 1.567.873.668.296 1.603.682.228.767 1.641.052.399.177 1.687.295.814.127 1.730.860.695.201 1.778.016.613.150 1.826.591.578.859 1.876.530.958.938 1.927.785.086.667 1.980.308.810.485 2.034.061.083.516 2.094.829.708.355 27.603.527.315.557
153
Tabel 103. Proyeksi konservasi sumberdaya material sampah dari daur ulang plastik tahun 2010-2025 Skenario 2 Jumlah konservasi sumber daya alam Tahun
Volume daur ulang plastik (ton)
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
182,189 187,941 194,897 201,127 207,740 214,314 220,989 228,811 236,158 243,924 251,813 259,823 267,955 276,209 284,584 293,909
Konservasi energi (bahan bakar) (liter)
Penghematan ruang landfill (m3)
472,141,427 487,048,891 505,073,793 521,217,963 538,357,024 555,392,904 572,691,626 592,962,550 612,000,681 632,128,325 652,571,380 673,329,847 694,403,725 715,793,015 737,497,716 761,663,359
4,180,690 4,312,692 4,472,298 4,615,250 4,767,012 4,917,861 5,071,036 5,250,530 5,419,108 5,597,333 5,778,351 5,962,162 6,148,766 6,338,162 6,530,352 6,744,332 Jumlah
Harga bahan bakar (Rp/l) 7,352 8,087 8,896 9,786 10,764 11,840 13,025 14,327 15,760 17,336 19,069 20,976 23,074 25,381 27,919 30,711
Harga ruang landfill (Rp/m3) 40,000 44,000 48,400 53,240 58,564 64,420 70,862 77,949 85,744 94,318 103,750 114,125 125,537 138,091 151,900 167,090
Manfaat konservasi sumberdaya material daur ulang plastik (Rp) 3,638,411,383,692 4,128,620,244,792 4,709,555,278,483 5,346,100,566,471 6,074,084,342,725 6,892,923,299,058 7,818,377,528,920 8,904,627,470,158 10,109,579,225,168 11,486,272,386,715 13,043,512,789,488 14,804,273,390,234 16,794,379,308,647 19,042,854,834,797 21,582,311,946,841 24,518,451,294,054 178,894,335,290,242
PV manfaat konservasi sumberdaya material daur ulang plastik (Rp) 3,638,411,383,692 3,753,291,131,629 3,892,194,445,028 4,016,604,482,698 4,148,681,335,103 4,279,963,054,597 4,413,270,290,394 4,569,481,876,132 4,716,193,319,356 4,871,300,763,183 5,028,838,826,575 5,188,807,509,532 5,351,206,812,052 5,516,036,734,137 5,683,297,275,787 5,869,522,302,642 74,937,101,542,536
154
Tabel 104.
Tahun
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Proyeksi konservasi sumberdaya material sampah dari daur ulang kertas tahun 2010-2025 Skenario 2
Volume daur ulang kertas (ton) 211,661 221,535 232,946 243,612 254,854 266,160 277,699 290,802 303,427 316,712 330,279 344,126 358,255 372,665 387,356 403,465
Konservasi energi (bahan bakar) (liter) 302,862,746 316,991,082 333,319,106 348,580,675 364,667,059 380,843,890 397,355,957 416,104,522 434,168,935 453,178,848 472,591,046 492,405,526 512,622,291 533,241,338 554,262,669 577,312,516
Jumlah konservasi sumber daya alam Harga Harga Penghema Penghema bahan ruang tan ruang tan air (m3) bakar landfill landfill (m3) (Rp/l) (Rp/m3) 316,857 5,607,959 7,352 40,000 331,638 5,869,567 8,087 44,000 348,720 6,171,905 8,896 48,400 364,687 6,454,496 9,786 53,240 381,517 6,752,359 10,764 58,564 398,441 7,051,898 11,840 64,420 415,716 7,357,643 13,025 70,862 435,331 7,704,801 14,327 77,949 454,230 8,039,291 15,760 85,744 474,118 8,391,288 17,336 94,318 494,427 8,750,734 19,069 103,750 515,157 9,117,629 20,976 114,125 536,308 9,491,973 23,074 125,537 557,880 9,873,766 25,381 138,091 579,873 10,263,007 27,919 151,900 603,987 10,689,810 30,711 167,090 Jumlah
Penghema tan air (Rp/m3) 7,750 8,525 9,378 10,315 11,347 12,481 13,730 15,103 16,613 18,274 20,102 22,112 24,323 26,755 29,431 32,374
Manfaat konservasi sumberdaya material daur ulang kertas (Rp) 2,282,782,856,561 2,628,200,392,028 3,039,935,193,413 3,497,036,042,443 4,024,259,911,138 4,623,056,120,153 5,305,845,339,720 6,111,811,880,040 7,014,859,454,456 8,054,202,508,389 9,239,130,198,786 10,589,152,484,423 12,126,304,115,667 13,875,462,357,832 15,864,703,797,739 18,176,907,507,923 126,453,650,160,712
PV manfaat konservasi sumber daya material daur ulang kertas (Rp) 2,282,782,856,561 2,389,273,083,662 2,512,343,135,052 2,627,374,937,974 2,748,623,667,194 2,870,554,122,702 2,995,011,371,169 3,136,325,883,342 3,272,483,706,638 3,415,768,101,698 3,562,084,648,308 3,711,433,346,468 3,863,814,196,180 4,019,227,197,441 4,177,672,350,253 4,351,407,139,515 51,936,179,744,156
155
Tabel 105 Proyeksi konservasi sumberdaya material sampah dari daur ulang logam tahun 2010-2025 Skenario 2 Jumlah konservasi sumber daya alam Tahun
Volume daur ulang logam (ton)
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
25,708 26,053 26,546 26,924 27,336 27,726 28,114 28,630 29,068 29,540 30,008 30,474 30,936 31,395 31,850 32,394
Konservasi energi (bahan bakar) (liter)
Penghematan ruang landfill (m3)
7,356,843 7,455,445 7,596,768 7,704,688 7,822,645 7,934,408 8,045,388 8,193,020 8,318,320 8,453,376 8,587,492 8,720,668 8,852,904 8,984,200 9,114,555 9,270,084
78,654 79,708 81,219 82,373 83,634 84,829 86,015 87,594 88,933 90,377 91,811 93,235 94,649 96,052 97,446 99,109 Jumlah
Harga bahan bakar (Rp/l) 7,352 8,087 8,896 9,786 10,764 11,840 13,025 14,327 15,760 17,336 19,069 20,976 23,074 25,381 27,919 30,711
Harga ruang landfill (Rp/m3) 40,000 44,000 48,400 53,240 58,564 64,420 70,862 77,949 85,744 94,318 103,750 114,125 125,537 138,091 151,900 167,090
Manfaat konservasi sumberdaya material daur ulang logam (Rp)
PV manfaat konservasi sumberdaya material daur ulang logam Rp)
57,233,659,980 63,800,826,931 71,511,236,911 79,779,835,522 89,101,373,924 99,411,815,981 110,882,535,969 124,208,939,699 138,719,386,088 155,068,792,524 173,281,917,375 193,566,113,359 216,151,376,863 241,292,784,179 269,273,186,661 301,254,797,078 2,384,538,579,047
57,233,659,980 58,000,751,756 59,100,195,794 59,939,771,241 60,857,437,282 61,726,916,307 62,590,300,853 63,738,825,763 64,713,617,388 65,764,305,593 66,807,680,424 67,843,741,879 68,872,489,959 69,893,924,664 70,908,045,995 72,118,003,255 1,030,109,668,133
156
ii) Total manfaat eksternalitas Total manfaat eksternalitas diperoleh dari penjumlahan nilai konservasi energi dan nilai konservasi sumberdaya material sampah dari material daur ulang, diperoleh total manfaat eksternalitas sebesar Rp 127.903.390.954.825 untuk tahun 2010-2025 dapat dilihat pada Tabel 106. Tabel 106. Total manfaat eksternalitas tahun 2010-2025 Skenario 2 Tahun
PV manfaat konservasi SDA daur ulang plastik (Rp)
PV manfaat konservasi SDA daur ulang kertas (Rp)
PV manfaat konservasi SDA daur ulang logam (Rp)
Total manfaat eksternalitas (Rp)
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 Jumlah
3,638,411,383,692 3,753,291,131,629 3,892,194,445,028 4,016,604,482,698 4,148,681,335,103 4,279,963,054,597 4,413,270,290,394 4,569,481,876,132 4,716,193,319,356 4,871,300,763,183 5,028,838,826,575 5,188,807,509,532 5,351,206,812,052 5,516,036,734,137 5,683,297,275,787 5,869,522,302,642 74,937,101,542,536
2,282,782,856,561 2,389,273,083,662 2,512,343,135,052 2,627,374,937,974 2,748,623,667,194 2,870,554,122,702 2,995,011,371,169 3,136,325,883,342 3,272,483,706,638 3,415,768,101,698 3,562,084,648,308 3,711,433,346,468 3,863,814,196,180 4,019,227,197,441 4,177,672,350,253 4,351,407,139,515 51,936,179,744,156
57,233,659,980 58,000,751,756 59,100,195,794 59,939,771,241 60,857,437,282 61,726,916,307 62,590,300,853 63,738,825,763 64,713,617,388 65,764,305,593 66,807,680,424 67,843,741,879 68,872,489,959 69,893,924,664 70,908,045,995 72,118,003,255 1,030,109,668,133
5,978,427,900,234 6,200,564,967,047 6,463,637,775,874 6,703,919,191,914 6,958,162,439,579 7,212,244,093,606 7,470,871,962,416 7,769,546,585,237 8,053,390,643,382 8,352,833,170,474 8,657,731,155,307 8,968,084,597,879 9,283,893,498,191 9,605,157,856,243 9,931,877,672,034 10,293,047,445,412 127,903,390,954,825
d.
Biaya investasi dan operasional Investasi modal sebagai biaya langsung sebesar 45.500.000 EURO atau Rp
651.000.000.000, mencakup pembiayaan pembelian peralatan pengolahan sebagai berikut:. 2 Unit LFG Collection & Flare @ EUR 1.500.000 = Rp. 8 Unit Power Generator 2MW @ EUR 1.500.000 = Rp 9 Unit AD @ EUR 1.000.000 = Rp 9 Unit Power Generator kap2MW@ EUR1.500.000 = Rp 1 Unit Pyrolysis Equipment@ EUR8.000.000 = Rp Total Rp
42.923.076.923 171.692.307.692 128.769.230.769 193.153.846.154 114.461.538.462 651.000.000.000
Biaya yang dibutuhkan untuk operasional TPST Bantar Gebang Skenario 2 Tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 107.
157
Tabel 107. Biaya operasional TPST Bantar Gebang Skenario 2 Tahun 2010 No. Jenis biaya Biaya tetap (Fixed cost) 1 Gaji dan upah karyawan utama 2 Biaya operasi dan pemeliharaan Gedung 3 Biaya perawatan dan pemeliharaan Area TPST 4 Biaya utilitas kantor 5 Asuransi 6 Depresiasi 7 Pemeliharaan instalasi, kendaraan dan alat berat Biaya tidak tetap (Variable cost) 1 Produksi kompos 2 Daur ulang kertas 3 Daur ulang plastik 4 Daur ulang logam 5 Produksi RDF 6 Pengolahan sampah B3 7 Landfill Total biaya operasional
Jumlah (Rp) 9.100.000.000 3.185.000.000 182.000.000 637.000.000 182.000.000 364.000.000 910.000.000 3.640.000.000 408.365.371.300 34.225.956.743 44.448.820.100 273.283.457.689 19.281.033.750 21.779.999.218 7.478.704.000 7.867.399.800 417.465.371.300
Total biaya meliputi penjumlahan dari Biaya Investasi dan Biaya Operasional. Total biaya dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2025 mencapai Rp 9.114.503.640.683 sesuai dengan Tabel 108. Tabel 108. Biaya investasi dan operasional Skenario 2 Tahun
Biaya Investasi (Rp)
Biaya Operasional (Rp)
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 Jumlah
685.692.307.692
417.465.371.299 472.411.873.313 537.407.937.863 608.456.939.420 689.551.762.378 780.581.325.764 883.262.944.563 1.003.583.223.692 1.136.782.131.026 1.288.697.576.474 1.460.228.559.618 1.653.839.060.535 1.872.295.702.640 2.118.704.241.820 2.396.550.386.997 2.717.329.551.722
Total Biaya Investasi & Operasional (Rp) 1.103.157.678.991 472.411.873.313 537.407.937.863 608.456.939.420 689.551.762.378 780.581.325.764 883.262.944.563 1.003.583.223.692 1.136.782.131.026 1.288.697.576.474 1.460.228.559.618 1.653.839.060.535 1.872.295.702.640 2.118.704.241.820 2.396.550.386.997 2.717.329.551.722 20.722.840.896.814
PV Total Biaya Investasi & Operasional (Rp) 1.103.157.678.991 429.465.339.375 444.138.791.622 457.142.704.297 470.973.131.875 484.679.589.549 498.578.905.589 514.996.878.558 530.317.253.814 546.533.572.985 562.981.322.194 579.660.501.442 596.571.110.728 613.713.150.052 631.086.619.416 650.507.090.198 9.114.503.640.683
Biaya operasional tidak langsung digunakan untuk kegiatan pengolahan sampah untuk energi listrik, didaur ulang maupun dijadikan kompos pada tahun
158
2010 sebesar 2.291.583 ton/tahun. Jumlah sampah basah sebesar 1.267.628 ton/tahun digunakan untuk bahan baku proses anerobic digestion sebesar 292.000 ton/tahun dan bahan baku proses komposting sebesar 975.628 ton/tahun. Jumlah sampah kering kertas dan plastik yang tidak di daur ulang sebesar 553.350 ton/tahun digunakan untuk bahan baku proses gasifikasi pyrolisis sebesar 69.350 ton/tahun dan di jual sebagai RDF sebesar 484.000 ton/tahun lihat Tabel 109. Biaya operasional langsung selain untuk operasional kantor juga digunakan untuk biaya pembuangan sisa sampah yang tidak diolah dan dibuang ke landfill. Biaya ini diperlukan untuk memindahkan sisa sampah ke landfill dan biaya penutupan lapisan landfill. Biaya untuk membuang dan mengolah sampah di landfill memerlukan biaya sebesar Rp 60.000 per-ton dengan kenaikan biaya sebesar 10% setiap tahun. Dari volume sampah yang diolah di landfill diperlukan biaya sebesar = 131.123 ton x Rp 60.000 per-ton = Rp 7.867.399.800,-. Total biaya pengolahan sampah landfill seperti pada Tabel 110. 5.7.3 Nilai Ekonomi Total TPST Nilai ekonomi total TPST Bantar Gebang meliputi jumlah dari keseluruhan nilai manfaat langsung, nilai manfaat tidak langsung dan nilai biaya. Nilai manfaat langsung meliputi nilai penerimaan dari tipping fee.. Nilai manfaat tidak langsung meliputi nilai ekonomi material daur ulang, energi listrik, konservasi sumberdaya material sampah dengan asumsi dampak negatif operasional TPST Bantar Gebang sudah sangat kecil. Nilai manfaat TPST Bantar Gebang Skenario 1 tanpa konservasi sumberdaya diperoleh dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2025 sebesar Rp 31.753.236.859.473,- dan nilai manfaat dengan konservasi sumberdaya Rp 159.656.627.814.298,- rincian pada Tabel 111. Nilai biaya TPST Bantar Gebang Skenario 1 diperoleh dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2025 sebesar Rp 9.028.947.332.991,-dengan rincian pada Tabel 112. Nilai ekonomi total TPST Bantar Gebang Skenario 1 tanpa konservasi sumberdaya adalah nilai manfaat (tanpa konservasi sumberdaya) dikurangi nilai biaya menjadi sebesar Rp 22.724.289.526.482,-. Rencana TPST Bantar Gebang Skenario Skenario 1 positif memenuhi kelayakan. Nilai manfaat konservasi sumberdaya material sampah bersifat intangible namun penting untuk diketahui besaran penghematannya penggunaan material, ruang dan energi bila dilakukan
159
daur ulang material sampah. Nilai manfaat konservasi material daur ulang sampah sebesar 127.903.390.954.825,-. Nilai konservasi atau penghematan penggunaan material dan energi nilainya sangat besar, maka masuk akal China mengimpor sebagian besar produk daur ulang plastik dan kertas dari seluruh dunia, termasuk dari bijih plastik daur ulang dari Indonesia. Produk daur ulang berupa bijih plastik dan kertas harganya jauh lebih murah dan menghemat pemakaian energi untuk pengolahannya dibanding material original. Nilai ekonomi total TPST Bantar Gebang
Skenario
1
dengan
konservasi
sumberdaya
sebesar
Rp
150.627.680.481.307,Nilai manfaat TPST Bantar Gebang Skenario 2 tanpa konservasi sumberdaya diperoleh dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2025 sebesar Rp 32.277.342.825.557,- dan nilai manfaat dengan konservasi sumberdaya Rp 160.180.733.825.557,- rincian pada Tabel 113. Nilai biaya TPST Bantar Gebang Skenario 2 diperoleh dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2025 sebesar Rp 9.114.503.640.683,-dengan rincian pada Tabel 114. Nilai ekonomi total TPST Bantar Gebang Skenario 2 tanpa konservasi sumberdaya adalah nilai manfaat (tanpa konservasi sumberdaya) dikurangi nilai biaya menjadi sebesar Rp 23.162.839.184.874,-. Nilai manfaat konservasi material daur ulang sampah sebesar 127.903.390.954.825,-. Nilai ekonomi total TPST Bantar Gebang Skenario 2 dengan konservasi sumberdaya material sampah sebesar Rp 151.066.230.139.699,- Rencana TPST Bantar Gebang Skenario Skenario 2 positif berarti memenuhi kelayakan. Nilai manfaat total TPST Bantar Gebang Skenario 2 (tanpa konservasi sumberdaya) sebesar Rp 23.162.839.184.874,-) lebih besar dari pada nilai manfaat total TPST Bantar Gebang Skenario 1 (tanpa konservasi sumberdaya) sebesar Rp 22.724.289.526.482,-.
160
Tabel 109. Jumlah sampah yang diolah dan yang dibuang ke landfill Skenario 2
Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 Jumlah
Volume sampah masuk (ton/hari) 6,740 6,850 7,000 7,120 7,250 7,375 7,500 7,660 7,800 7,950 8,100 8,250 8,400 8,550 8,700 8,875 124,120
Volume sampah masuk per tahun (ton/tahun) 2,460,100 2,500,250 2,555,000 2,598,800 2,646,250 2,691,875 2,737,500 2,795,900 2,847,000 2,901,750 2,956,500 3,011,250 3,066,000 3,120,750 3,175,500 3,239,375 45,303,800
Jumlah sampah daur ulang (ton/tahun) 470,605 488,234 509,092 528,160 548,333 568,498 589,026 612,717 635,244 659,006 683,204 707,838 732,907 758,412 784,353 813,020 10,088,648
Sampah basah (ton/tahun) Sampah Jumlah kering sampah Bahan baku Bahan baku Gasifikasi B3 Anaerobic Jumlah Kompos (ton/tahun) (ton/tahun) Digestion 292,000 975,628 1,267,628 69,350 37,394 292,000 977,102 1,269,102 69,350 38,004 292,000 985,257 1,277,257 69,350 38,836 292,000 987,181 1,279,181 69,350 39,502 292,000 990,201 1,282,201 69,350 40,223 292,000 991,621 1,283,621 69,350 40,917 292,000 992,339 1,284,339 69,350 41,610 292,000 998,252 1,290,252 69,350 42,498 292,000 999,954 1,291,954 69,350 43,274 292,000 1,002,500 1,294,500 69,350 44,107 292,000 1,004,204 1,296,204 69,350 44,939 292,000 1,005,066 1,297,066 69,350 45,771 292,000 1,005,087 1,297,087 69,350 46,603 292,000 1,004,266 1,296,266 69,350 47,435 292,000 1,002,604 1,294,604 69,350 48,268 292,000 1,003,750 1,295,750 69,350 49,239 4,672,000 15,925,011 20,597,011 1,109,600 688,618
Jumlah sampah dibuang ke landfill (ton/tahun) 131,123 128,313 126,064 123,079 120,087 116,827 113,387 110,270 106,649 102,954 99,043 94,915 90,570 86,008 81,229 76,449 1,706,967
161
Tabel 110. Biaya pengolahan sampah yang diolah dan yang dibuang ke landfill Skenario 2 Tahun
Jumlah sampah yang dibuang ke landfill (ton/tahun)
Biaya landfill (Rp/ton)
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 Jumlah
131,123 128,313 126,064 123,079 120,087 116,827 113,387 110,270 106,649 102,954 99,043 94,915 90,570 86,008 81,229 76,449 1,706,967
60,000 66,000 72,600 79,860 87,846 96,631 106,294 116,923 128,615 141,477 155,625 171,187 188,306 207,136 227,850 250,635 2,156,984
Total biaya pengolahan sampah di landfill (Rp) 7,867,399,800 8,468,646,780 9,152,224,620 9,829,102,356 10,549,147,229 11,289,099,343 12,052,345,800 12,893,136,686 13,716,647,306 14,565,621,528 15,413,483,162 16,248,145,855 17,054,779,695 17,815,349,629 18,508,085,616 19,160,849,377 214,584,064,781
PV total biaya pengolahan sampah di landfill (Rp) 7,867,399,800 8,468,646,780 9,152,224,620 9,829,102,356 10,549,147,229 11,289,099,343 12,052,345,800 12,893,136,686 13,716,647,306 14,565,621,528 15,413,483,162 16,248,145,855 17,054,779,695 17,815,349,629 18,508,085,616 19,160,849,377 214,584,064,781
Tabel 111. Nilai manfaat TPST Bantar Gebang Skenario 1 tahun 2010 sampai 2025
Nilai manfaat langsung (Rp) Nilai penerimaan dari tipping fee (A)
4.673.815.510.000
Total nilai manfaat langsung (B = A)
4.673.815.510.000
Nilai manfaat tidak langsung (Rp) Nilai ekonomi energi listrik (C)
1.064.770.383.637
Nilai ekonomi material daur ulang (D)
26.014.650.965.836
Total nilai manfaat tidak langsung (tanpa konservasi sumberdaya) (E = C + D)
27.079.421.349.473
Nilai konservasi sumberdaya material sampah (F)
127.903.390.954.825
Total nilai manfaat tidak langsung (dengan konservasi sumberdaya) (G = E + F)
154.982.812.304.298
Nilai Manfaat Total tanpa konservasi sumberdaya (H = B + E)
31.753.236.859.473
Nilai Manfaat Total dengan konservasi sumberdaya (I = B + G)
159.656.627.814.298
162
Tabel 112. Nilai biaya TPST Bantar Gebang Skenario1 tahun 2010 sampai dengan tahun 2025 Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 Jumlah
Biaya langsung (Rp)
Biaya tidak langsung (Rp)
716.967.399.800 16.798.769.800 16.663.822.000 16.484.750.080 16.305.209.500 16.109.642.500 15.903.235.000 15.716.217.760 15.498.917.200 15.277.245.400 15.042.565.000 14.794.876.000 14.534.178.400 14.260.472.200 13.973.757.400 13.686.955.000 948.018.013.040
Total nilai biaya (Rp)
394.256.471.499 406.425.069.575 421.233.469.622 434.416.454.217 448.426.422.375 462.328.447.049 476.434.170.589 493.039.160.798 508.576.836.614 525.014.827.585 541.697.257.194 558.624.125.442 575.795.432.328 593.211.177.852 610.871.362.016 630.578.635.198 8.080.929.319.951
1.111.223.871.299 423.223.839.375 437.897.291.622 450.901.204.297 464.731.631.875 478.438.089.549 492.337.405.589 508.755.378.558 524.075.753.814 540.292.072.985 556.739.822.194 573.419.001.442 590.329.610.728 607.471.650.052 624.845.119.416 644.265.590.198 9.028.947.332.991
Tabel 113. Nilai manfaat TPST Bantar Gebang Skenario 2 tahun 2010 sampai 2025 Nilai manfaat langsung (Rp) Nilai penerimaan dari tipping fee (A)
4.673.815.510.000
Total nilai manfaat langsung (B = A)
4.673.815.510.000
Nilai manfaat tidak langsung (Rp) Nilai ekonomi energi listrik (C)
1.255.996.349.721
Nilai ekonomi material daur ulang (D)
26.347.530.965.836
Total nilai manfaat tidak langsung (tanpa konservasi sumberdaya) (E = C + D)
27.603.527.315.557
Nilai konservasi sumberdaya material sampah (F)
127.903.390.954.825
Total nilai manfaat tidak langsung (dengan konservasi sumberdaya) (G = E + F)
155.506.918.270.382
Nilai Manfaat Total tanpa konservasi sumberdaya (H = B + E)
32.277.342.825.557
Nilai Manfaat Total dengan konservasi sumberdaya (I = B + G)
160.180.733.780.382
163
Tabel 114. Nilai biaya TPST Bantar Gebang Skenario 2 tahun 2010 sampai dengan tahun 2025 Tahun
Biaya langsung (Rp)
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 Jumlah
702.659.707.492 16.798.769.800 16.663.822.000 16.484.750.080 16.305.209.500 16.109.642.500 15.903.235.000 15.716.217.760 15.498.917.200 15.277.245.400 15.042.565.000 14.794.876.000 14.534.178.400 14.260.472.200 13.973.757.400 13.686.955.000 933.710.320.732
Biaya tidak langsung (Rp) 400.497.971.499 412.666.569.575 427.474.969.622 440.657.954.217 454.667.922.375 468.569.947.049 482.675.670.589 499.280.660.798 514.818.336.614 531.256.327.585 547.938.757.194 564.865.625.442 582.036.932.328 599.452.677.852 617.112.862.016 636.820.135.198 8.180.793.319.951
Total nilai biaya (Rp) 1.103.157.678.991 429.465.339.375 444.138.791.622 457.142.704.297 470.973.131.875 484.679.589.549 498.578.905.589 514.996.878.558 530.317.253.814 546.533.572.985 562.981.322.194 579.660.501.442 596.571.110.728 613.713.150.052 631.086.619.416 650.507.090.198 9.114.503.640.683
Rekapitulasi nilai ekonomi dari 2 Skenario TPST Bantar Gebang dapat dilihat pada Tabel 115. Tabel 115. Rekapitulasi nilai ekonomi Existing, Skenario 1 dan 2 TPST Bantar Gebang Nilai Ekonomi (Rp) Biaya
Existing (Rp)
Setelah Pengembangan* (Rp)
Konservasi Sumberdaya Alam dan Energi (Rp)
1,70 Trilyun
Skenario 1 : 9,03 Trilyun Skenario 2 : 9,11 Trilyun Skenario 1 : 31,75 Trilyun Skenario 2 : 32,28 Trilyun Skenario 1 : 22,72 Trilyun Skenario 2 : 23,16 Trilyun
127,90 Trilyun
2,19 Trilyun
Manfaat Nilai Ekonomi Total
0,48 Trilyun
* Tidak termasuk nilai konservasi Produk yang dihasilkan Skenario 1 dan Skenario 2 ada yang sama yaitu produksi kompos 380.288 ton/tahun, kertas daur ulang 211. 661 ton/tahun, plastik daur ulang 182.189 ton/tahun, logam daur ulang 25.708 ton/tahun. Perbedaan Produk yang dihasilkan Skenario 1 dan Skenario 2 yaitu Skenario 1 menghasilkan
tenaga listrik 26 MW, Bahan bakar biomassa RDF 114.701
ton/tahun sedang Skenario 2 menghasilkan tenaga listrik 31 MW dan bahan bakar biomassa
RDF 484.000 ton/tahun. Jadi dapat dilihat Skenario 2 lebih
menguntungkan lebih banyak menghasilkan tenaga listrik dan lebih banyak
164
menghasilkan RDF. Pada saat ini tenaga listrik sangat diperlukan, karena masalah kekurangan tenaga listrik menjadi isu nasional. Sedangkan peran RDF sebagai bahan bakar subtitusi batubara masih belum penting, kecuali ada kenaikan harga batubara yang sangat tinggi. 5.7.4 Nilai Benefit Cost Ratio TPST Penggunaan Rasio Manfaat dan Biaya (Benefit Cost Ratio, BCR) yang paling cocok dari sudut pandang masyarakat serta menggunakan tingkat potongan (Discount Rate) untuk pembangunan fasilitas publik biasanya diambil angka 10%. Kriteria manfaat meliputi eksternalitas manfaat dalam hal ini manfaat konservasi sumberdaya material sampah tidak diperhitungkan karena bersifat intangible, sedangkan yang termasuk biaya mencakup biaya esternalitas ditambah biaya investasi. Berdasarkan Tabel 111 dan Tabel 112, Benefit Cost Ratio (BCR) TPST Bantar Gebang Skenario 1 adalah 31.753.236.859.473 : 9.028.947.332.991,- = 3,52 berarti BCR Skenario 1 sebesar 3,52 > 1. Investasi pengelolaan TPST Bantar Gebang pada Skenario 1 layak dilaksanakan. Berdasarkan Tabel 113 dan Tabel 114, Benefit Cost Ratio (BCR) TPST Bantar Gebang Skenario 2 adalah 32.277.342.825.557 : 9.114.503.640.683= 3,54 berarti BCR= 3,54 > 1. Investasi pengelolaan TPST Bantar Gebang pada Skenario 2 layak dilaksanakan. Investasi pengelolaan TPST Bantar Gebang pada Skenario 2 lebih baik dari Skenario 1 dilihat dari perbandingan besarnya manfaat dengan biaya, walaupun biaya untuk Skenario 2 lebih besar dibanding Skenario 1 sebesar Rp 85.556.307.692 karena ada biaya pengolahan RDF yang jumlah lebih besar dan nilai jualnya kecil. Berdasarkan kedua analisa yaitu Nilai Ekonomi Total (NET) dan BCR, untuk NET Skenario 2 lebih besar dibanding Skenario 1 dan hasil analisis BCR Skenario 2 lebih baik dari Skenario 1 maka Skenario 2 direkomendasi untuk dilaksanakan yaitu energi listrik yang dihasilkan Skenario 2 sebesar 31 MW lebih besar dibanding Skenario 1 sebesar 26 MW dan adanya prinsip untuk pengolahan sampah kering dengan memaksimalkan kegiatan daur ulang sampah sebagai upaya konservasi sumberdaya alam dan energi; dan kegiatan pengolahan sampah
165
basah secara anaerobik digestion yang mengurangi emisi gas metana. Langkah ini sebagai upaya pengolahan sampah yang lebih ramah lingkungan. 5.7.5 Analisis Kelayakan Finansial TPST Usaha sebagai operator pengelola TPST merupakan bisnis baru di Indonesia sedangkan di Amerika Serikat dan negara maju lainnya sudah biasa dilakukan oleh perusahaan swasta misal Waste Management inc yang sudah go publik terdaftar pada New York Stock Exchange. Operator pengelola TPST dapat menjalankan usaha dengan baik apabila pendapatan dari tipping fee memadai contohnya Pemerintah DKI JAKARTA membayar tipping fee Rp 107.800,- per ton sampah disamping pendapatan dari penjualan kompos dan material daur ulang sampah. Usaha daur ulang sampah mempunyai resiko jatuhnya harga material hasil daur ulang seperti plastik dan kertas pada waktu kondisi ekonomi melemah. Pengukuran potensi bisnis operator Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) dilakukan dengan menyusun proyeksi pendapatan (Income Statement Projection) kemudian diestimasi kondisi kesehatan finansialnya dengan mengukur EBITDA dan DCR (Debt Coverage Ratio)-nya. Asumsi yang dilakukan adalah pinjaman untuk mesin dan peralatan mendapat kredit ekspor dari negara asal barang sebesar 100% dari nilai barang dengan bunga pinjaman menggunakan angka yang besar yaitu sebesar 12% per tahun walaupun umumnya kredit besaran kredit ekspor lebih rendah yaitu antara 3,5% - 8% per tahun dengan jangka waktu pengembalian selama 15 tahun.
Berdasarkan proyeksi pendapatan yang dapat dilihat pada Lampiran 2 untuk Skenario 1 dan Lampiran 3 untuk Skenario dapat dilihat bahwa proyeksi laba bersih Skenario 1 terus meningkat mulai Tahun 2010 sebesar Rp 1.008 milyar sampai Tahun 2025 sebesar Rp 6.090 milyar dan Skenario 2 juga terus meningkat mulai Tahun 2010 sebesar Rp1.020 milyar sampai Tahun 2025 sebesar Rp 6.165 milyar dengan asumsi pembangunan TPST berjalan baik dan pemasaran produk kompos dan daur ulang sampah berjalan lancar. EBITDA adalah singkatan dari "earnings before interest, taxes, depreciation and amortization", kata-kata ini sering digunakan sebagai alat
166
pengukur nilai sebuah bisnis. EBITDA digunakan untuk menganalisis profitabilitas operasi sebuah perusahaan sebelum beban non operasi (seperti bunga dan beban lainnya) dan depresiasi serta amortisasi. EBITDA dapat digunakan sebagai estimasi cash flow yang tersedia untuk membayarkan hutang pada asset jangka panjang, seperti peralatan. Asumsi yang diambil disini adalah pinjaman untuk pembelian peralatan dari luar negeri menggunakan fasilitas kredit ekspor dari negara asal barang dengan bunga sebesar 12% per tahun. Bunga sebesar 12% diambil sebagai angka aman karena biasanya bunga pinjaman untuk kredit ekspor dari rendah antara 3,5% - 8% per tahun. Estimasi berdasarkan EBITDA akan lebih akurat. EBITDA juga dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan dibandingkan lainya dan terhadap rata-rata industri serta EBITDA merupakan pengukuran terbaik bagi trend profit di masa akan datang. Berdasarkan proyeksi pendapatan TPST Bantar Gebang Skenario 1 dapat dilihat pada Lampiran 2 Tabel Proyeksi Pendapatan Tahun 2010 sampai Tahun 2015 Skenario 1 besaran EBITDA mulai dari Rp 1,20 trilyun sampai Rp 6,59 trilyun. Sedangkan untuk Skenario 2 berdasarkan Tabel Proyeksi Pendapatan Tahun 2010 sampai Tahun 2015 Skenario 2 yang dapat dilihat pada Lampiran 3 besaran EBITDA mulai dari Rp 1,2 trilyun pada Tahun 2010 sampai Rp 6,6 trilyun pada Tahun 2025. Besaran EBITDA Rp 1,2 trilyun sampai Rp 6,6 trilyun dengan trend yang semakin meningkat dan asumsi penjualan dan pembayaran lancar menunjukkan prospek bisnis operator TPST Bantar Gebang sangat baik dimana trend profit semakin meningkat di masa akan datang. Debt Coverage Ratio (DCR) diukur dengan membagi EBITDA dengan pembayaran hutang. DCR adalah rasio kas yang tersedia untuk pembayaran hutang untuk pembayaran bunga, pokok dan sewa. Ini adalah patokan yang populer
digunakan
dalam
pengukuran
kemampuan
perusahaan
untuk
menghasilkan cukup uang untuk menutup utang (termasuk sewa) pembayaran. Semakin tinggi rasio ini, semakin mudah untuk mendapatkan pinjaman. Ungkapan ini juga digunakan dalam perbankan komersial dan dapat dinyatakan sebagai rasio minimum yang dapat diterima oleh pemberi pinjaman, mungkin kondisi pinjaman atau perjanjian. DCR lebih dari 1 berarti bahwa (dalam teori, yang dihitung dengan standar bank dan asumsi) entitas menghasilkan arus kas yang cukup untuk
167
membayar kewajiban utangnya. DCR bawah 1,0 menunjukkan bahwa tidak ada arus kas yang cukup untuk menutupi pembayaran pinjaman. Berdasarkan proyeksi pendapatan TPST Bantar Gebang Skenario 1 dapat dilihat pada Lampiran 2 Tabel Proyeksi Pendapatan Tahun 2010 sampai Tahun 2015 Skenario 1 besaran DCR mulai dari 26,71 sampai 146,53. Sedangkan untuk Skenario 2 berdasarkan Tabel Proyeksi Pendapatan Tahun 2010 sampai Tahun 2015 Skenario 2 yang dapat dilihat pada Lampiran 3 besaran DCR mulai dari 27,58 pada Tahun 2010 sampai 151,59 pada Tahun 2025. Besaran DCR sebesar 26,71 sampai 151,59 sampai Rp 6,6 trilyun menunjukkan arus kas perusahaan sangat mampu untuk menutupi pembayaran pinjaman. Prospek bisnis operator Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) sangat baik berdasarkan proyeksi angka EBITDA dan DCR di atas dimana arus kas perusahaan sangat kuat dengan trend yang semakin meningkat dan perusahaan sangat mampu untuk menutupi pembayaran pinjaman. Bisnis pengelolaan sampah khususnya TPST patut didukung penuh oleh pemerintah dan pemerintah daerah karena bertujuan meningkatkan kualitas lingkungan di sekitar tempat pembuangan akhir sampah dengan diolahnya seluruh sampah yang masuk dan sekaligus meningkatkan kegiatan ekonomi lokal dan menyerap banyak tenaga kerja. 5.7.6 Potensi Pendapatan dari Sertifikat Reduksi Emisi Gas Rumah Kaca Mekanisme Pembangunan Bersih (CDM), adalah mekanisme di bawah Protokol Kyoto untuk mempromosikan transfer teknologi dan investasi dari negara-negara industri ke negara berkembang untuk proyek-proyek difokuskan pada mitigasi emisi gas rumah kaca. Ini menyediakan bagi negara-negara industri untuk berinvestasi dalam mengurangi emisi-proyek di negara berkembang dan menggunakan Certified Pengurangan Emisi yang dihasilkan (CER) kredit terhadap kepatuhan mereka sendiri dengan pembatasan emisi target yang ditetapkan oleh Protokol Kyoto. Proyek energi terbarukan yang mendukung transisi dari penggunaan bahan bakar konvensional menjadi penggunaan bahan bakar yang dapat mengurangi emisi Gas Rumah Kaca. Gas-gas penghasil efek rumah kaca itu di antaranya adalah: karbon dioksida, metana, nitrous oxide, sulfur heksafluorida, HFC, dan PFC. Gas metana paling banyak dihasilkan dari sampah.
168
Gas metana termasuk golongan gas rumah kaca yang memiliki nilai global warming potential lebih kuat sebesar 21 kali lipat dibanding karbondioksida (CO2).Mereka yang menjalankan proyek CDM ini memperoleh sertifikat reduksi emisi (certified emission reduction –CER), yang dapat diperjualbelikan. Satu unit reduksi emisi gas rumah kaca sebanding dengan 1 metrik ton CO 2 menurut protokol Kyoto. Sertifikat itu kemudian dijual ke negara maju untuk membantu mengurangi target pengurangan emisi gas rumah kaca di negaranya. CDM diharapkan menghasilkan 2,6 milyar CER hingga periode Protokol Kyoto berakhir pada 2012. Harga CER di pasar spot dunia kini 10 euro hingga 12 euro per ton CO2. TPST Bantar Gebang diharapkan memperoleh pendapatan CER dari kegiatan
pengurangan emisi GRK dimana gas metana dimanfaatkan untuk
menghasilkan listrik. Pendaftaran untuk mendapatkan CER memerlukan persyaratan yang ketat dan terbuka, proses penerbitannya dirancang untuk memastikan pengurangan emisi nyata, terukur dan dapat diverifikasi dibandingkan tanpa adanya proyek ini. Mekanisme ini diawasi oleh Dewan Eksekutif CDM, untuk pendaftaran proyek harus disetujui oleh Otoritas Nasional Ditunjuk (DNA), di Indonesia oleh Komite Nasional Mekanisme Pembangunan Bersih (KNMPB). Kompensasi / insentif dari perdagangan karbon ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pengelolaan sampah dari hulu (sumber) sampai hilir (TPA). Berdasarkan perhitungan ada potensi pendapatan sebesar Rp 333.023.707.731,dengan harga CER 10 euro per ton ekivalen CO2 apabila sampah yang masuk ke TPST Bantar Gebang diolah dapat dilihat pada Tabel 116. Cara mendapatkan dana CER cukup berat yaitu tidak menjual hasil pengolahan sampah yang mempunyai
potensi memcemarkan lingkungan.
Penjualan RDF pada pabrik pembuatan keramik,batu bata dan kapur mempunyai potensi mencemarkan lingkungan sekitar industri tersebut. Pilihan antara mendapatkan dana CER dengan potensi penjualan RDF yang lebih besar hasilnya perlu pertimbangan yang matang. Pilihan tetap menjual RDF dari segi lingkungan memang berpotensi menimbulkan pencemaran, namun ada sisi positifnya dari sudut pandang lingkungan yaitu pengurangan penggunaan kayu sebagai bahan bakar tungku pemanasan industri tersebut. Penggunaan teknologi yang sedikit menimbulkan polusi udara pada industri pembuatan batu bata dan pembakaran
169
kapur perlu dilakukan untuk memanfaatkan RDF sebagai bahan bakar industri tersebut. Tabel 116. Potensi Pendapatan dari Sertifikat Reduksi GRK Jumlah Sampah diolah (ton/tahun)
Potensi Reduksi CH4 ( ton/tahun)
Potensi Reduksi CH4 Setara CO2 (ton/tahun)
2010
2.291.583
11.457,92
240.616,22
2.406.162,15
34.426.622.132
34.426.622.132
2011
2.333.933
11.669,67
245.062,97
2.450.629,65
35.062.849.337
31.875.317.579
2012
2.390.100
11.950,50
250.960,50
2.509.605,00
35.906.650.362
29.674.917.655
2013
2.436.219
12.181,10
255.803,00
2.558.029,95
36.599.499.535
27.497.745.706
2014
2.485.940
12.429,70
261.023,70
2.610.237,00
37.346.461.823
25.508.135.935
2015
2.534.131
12.670,66
266.083,76
2.660.837,55
38.070.438.806
23.638.747.233
2016
2.582.503
12.912,52
271.162,82
2.711.628,15
38.797.134.965
21.899.971.249
2017
2.643.132
13.215,66
277.528,86
2.775.288,60
39.707.968.949
20.376.466.625
2018
2.697.077
13.485,39
283.193,09
2.831.930,85
40.518.388.703
18.902.127.364
2019
2.754.689
13.773,45
289.242,35
2.892.423,45
41.383.898.071
17.550.812.611
2020
2.812.518
14.062,59
295.314,39
2.953.143,90
42.252.667.447
16.290.232.395
2021
2.870.564
14.352,82
301.409,22
3.014.092,20
43.124.696.829
15.114.943.156
2022
2.928.827
14.644,14
307.526,84
3.075.268,35
43.999.986.219
14.019.751.588
2023
2.987.307
14.936,54
313.667,24
3.136.672,35
44.878.535.615
12.999.713.183
2024
3.046.003
15.230,02
319.830,32
3.198.303,15
45.760.329.996
12.050.125.095
2025
3.113.687
15.568,44
326.937,14
3.269.371,35
46.777.151.771
Tahun
Jumlah
Nilai CER (Euro)
Nilai CER (Rp)
PV CER (Rp)
11.198.078.226 333.023.707.731