32
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. PELAKSANAAN PROYEK 5.1.1. Deskripsi Proyek Discovery Hotel adalah hotel dengan fasilitas kelas bintang empat yang dioperasikan sendiri oleh owner (klien). Tujuan dari pengembangan proyek Discovery Hotel ini adalah untuk menyediakan layanan akomodasi bagi tamu nasional maupun internasional. Lokasi proyek berada di kota Dili dengan Luas total area adalah 28.234 m², luas area terbangun 19.934 m² dan luas area non terbangun 8.300 m². Hotel ini memiliki 7 lantai dengan tinggi bangunan 39,943 m. Sebagai dasar dari pengembangan proyek, Terms of Reference (TOR) dari proyek dan studi kelayakan (Feasibility Study) dibuat oleh klien sendiri. Kegiatan survei dan penelitian tanah juga menjadi tanggung jawab klien. Proyek Discovery Hotel diperoleh pihak konsultan desain melalui penunjukan langsung oleh klien. 5.1.2. Letak dan Batas Tapak Lokasi proyek Discovery Hotel terletak di kawasan pantai utara kota Dili. Lokasi tapak ini cukup strategis karena berada tepat di jantung kota Dili dan hanya berjarak sekitar 263 m dari bibir pantai Dili. Lokasi proyek Discovery Hotel dapat dilihat pada Gambar 12.
Gambar 12. Lokasi Proyek Discovery Hotel (Sumber: PT. Airmas Asri, 2008)
33
Batas sebelah utara tapak adalah jalan utama dan kawasan kantor pusat Pertamina, sebelah timur tapak berbatasan dengan bangunan perkantoran, sebelah selatan tapak berbatasan dengan bangunan perkantoran dan rumah penduduk, sedangkan sebelah barat tapak berbatasan dengan jalan utama dan area hijauan kota. Kondisi view di dalam dan sekitar tapak dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 13. Kondisi View di Dalam dan Sekitar Tapak (Sumber: PT. Airmas Asri, 2008)
34
Topografi tapak cenderung datar dan kondisi sekitar belum dikembangkan. Kondisi sekitar tapak yang masih jarang dengan bangunan bertingkat memberi keleluasaan untuk menikmati view ke sekeliling lokasi tapak. Dengan demikian tidak hanya jasa penginapam saja yang dijual pada hotel ini, namun keindahan view di sekeliling tapak juga menjadi nilai tambah bagi hotel. 5.1.3. Fasilitas Hotel Dalam pengembangan proyeknya owner memberikan pernyataan tentang keinginan dan persyaratan yang diajukan kepada pihak konsultan desain melalui TOR (Terms of Refference) diantaranya owner menginginkan beberapa fasilitas yang harus ada pada hotel yang akan dikembangkannya. Hotel yang dikembangkan akan terdiri dari area terbangun dan area non terbangun. Area terbangun adalah area yang digunakan untuk bangunan atau hotel itu sendiri. Fasilitas pada area terbangun ini meliputi lobby, kamar tamu, executive lounge, function room, office, wedding pavillion, apartemen General Manager dan retail. Sedangkan area non terbangun merupakan area yang berada di sekitar bangunan hotel yang meliputi ruang terbuka dan ruang terbuka hijau. Ruang terbuka pada hotel diantaranya adalah area parkir, driveway dan plaza. Sedangkan ruang terbuka hijau meliputi area penanaman dan taman pada tapak hotel, baik itu taman atap maupun taman pada halaman hotel. Meskipun fungsi utama hotel adalah memberikan jasa layanan penginapan, namun keberadaan fasilitas-fasilitas yang bersifat rekreasional juga penting untuk meningkatkan pelayanan dan kepuasan tamu hotel. Karena hotel terdiri dari area terbangun dan non terbangun, maka fasilitas yang dimiliki hotel tidak hanya berupa fasilitas rekreasi indoor (Indoor recreational) tetapi juga terdapat fasilitas outdoor (outdoor recreational). Fasilitas yang bersifat indoor recreational yaitu spa & health center, fun pub dan restoran, sedangkan fasilitas yang bersifat outdoor recreational berupa taman-taman hotel yang meliputi courtyard, sunken garden, roof garden dan water feature berupa swimming pool area, reflecting pool, water stream dan water fountain. 5.1.4. Pihak-pihak yang Terkait dalam Penanganan Proyek Perencanaan merupakan tahap awal dalam penanganan suatu proyek yang memegang peranan penting dalam proyek konstruksi. Oleh karena itu dituntut
35
adanya kinerja yang baik dari setiap pihak yang terlibat dalam proyek tersebut, dalam hal ini para konsultan. Kinerja yang baik tentunya ditunjang oleh komunikasi yang efektif karena kompleksnya proyek dan banyaknya pihak yang terlibat. Komunikasi merupakan dasar yang penting dan menjadi kunci kesuksesan penanganan proyek. Selama pelaksanaan proses desain proyek Discovery Hotel, komunikasi antara pihak konsultan dengan klien dilakukan melalui pertemuan tatap muka secara langsung, internet dan telepon. Dalam proyek Discovery Hotel, owner adalah Saqib Awan East Timor Trading Group yang merupakan sebuah developer di Timor Leste. Owner bekerjasama dengan beberapa pihak yang memiliki keahlian di bidangnya masing-masing (Gambar 15). Architect Consultant and Landscape PT. Airmas Asri
Structure Consultant Ketira Engineering Consultants
Mechanical & Electrical Consultant Owner/Developer
PT. Skemanusa Consultama Teknik
Saqib Awan, East Timor Trading Group
Quantity Surveyor PT. Korra Antarbuana
Interior Design PT. Garis Prada
Lighting Concultants Auvis Lumina Plano
Gambar 14. Pihak-pihak yang Terlibat dalam Proyek Discovery Hotel
Koordinasi dan komunikasi selama proses desain dalam proyek ini melibatkan hubungan antara beberapa pihak yaitu klien, konsultan desain, konsultan struktur, konsultan mekanikal dan elektrikal, konsultan lighting, interior
36
designer dan quantity surveyor. Selain pihak-pihak yang terlibat secara langsung, unsur pemerintahan juga ikut terlibat dalam pengurusan perijinan serta pengujian gedung.
5.2. DESAIN DISCOVERY HOTEL, DILI - TIMOR LESTE 5.2.1. Konsep Dasar Discovery Hotel Konsep awal dari proyek Discovery Hotel adalah hotel yang memiliki desain modern dengan sentuhan arsitektural Portugis dan Timor Leste. Discovery yang dijadikan sebagai konsep dasar memiliki filosofi yang diambil dari kekayaan alam dan budaya Timor Leste yang sampai saat ini masih belum diketahui oleh banyak orang. Owner berkeinginan untuk mengangkat potensi-potensi yang dimiliki Timor Leste sebagai karakter khas yang akan dijadikan sebagai identitas hotel yang akan dibangunnya. Melalui karakter khas tersebut kebudayaan Timor Leste akan diperkenalkan kepada para tamu hotel baik dari dalam maupun luar negeri. Konsep ini berasal dari owner sendiri, kemudian pada tahap pengembangan dari konsep ini diserahkan sepenuhnya kepada pihak konsultan desain. Discovery
Alam
Pantai Dili
weblo.com
Budaya
Gunung Besilau
asiaexplorers.com
Tradisional
picturesandbox.com
Portugis
flickr.com
Gambar 15. Filosofi Discovery
Kata Discovery berasal dari bahasa Inggris yang berarti penemuan dan menemukan. Dalam konsep ini, Discovery memiliki arti penemuan kekayaan alam dan budaya Timor Leste melalui desain sebuah hotel. Dari aspek alam akan
37
memanfaatkan potensi alam yang dimiliki Timor Leste diantaranya view pantai Dili yang berada di sebelah utara tapak dan view gunung Besilau yang berada di sebelah selatan tapak. View ini dapat diakses oleh tamu hotel melalui jendela kamarnya. Selain itu nuansa alam Timor Leste juga dihadirkan melalui pembuatan water stream pada desain lanskap, penggunaan tanaman lokal dan pola desain yang cenderung organik pada taman. Budaya Timor Leste terdapat pada desain bangunan, lanskap dan interior hotel. Aksen tradisional dimunculkan melalui penggunaan kain tenun, bendabenda seni, alat musik dan kerajinan lainnya yang dihasilkan oleh masyarakat setempat sebagai dekorasi pada interior hotel. Acuan gaya arsitektur tradisional Timor Leste pada hotel adalah rumah adat tradisional Los Palos yang digunakan pada sebagian bangunan dan elemen desain lanskap. Gaya arsitektur Portugis digunakan pada bangunan hotel (arsitektural) dan beberapa elemen hardscape dengan desain berpola geometrik.
Gambar 16. Image References pada Konsep Desain Discovery Hotel (Sumber: PT. Airmas Asri, 2008)
Konsep desain yang digunakan baik pada desain bangunan, interior maupun lanskap memiliki konsep desain yang sama. Hal ini bertujuan agar
38
tercapai suatu kesatuan desain atau unity pada seluruh tapak. Perpaduan dari dua gaya arsitektur ini menunjukkan kondisi kota Dili yang sebenarnya, dimana gaya arsitektur portugis yang merupakan peninggalan dari jaman sejarah dan gaya arsitektur lokal yang masih dipertahankan oleh masyarakat setempat dapat berdiri saling berdampingan selama beratus-ratus tahun sampai saat ini.
5.2.2.
Desain Bangunan Desain bangunan hotel memiliki sentuhan gaya arsitektur Portugis yang
lebih dominan. Gaya arsitektur Portugis ini tampak pada bentuk bangunan hotel yang cenderung geometrik. Elemen desain seperti garis yang digunakan cenderung tegas, bentuk dan pola penempatan elemen desain tampak simetris, selain itu pemilihan warna menggunakan perpaduan warna monokromatik dari warna salem muda, krem ke arah oranye lalu kecoklatan. Sedangkan aksen kebudayaan Timor Leste banyak digunakan pada interior hotel. Sentuhan arsitektur tradisional banyak menggunakan material dari kayu, ukiran dan motif kain tradisional. Discovery Hotel terdiri dari dua wing utama yang akan dibangun pada dua tahapan yang berbeda atau dua fase yang terpisah (fase 1 dan fase 2). Hotel terdiri dari 278 kamar yang sebagian terdapat pada bangunan wing 1 dan akan dibangun pada tahap pertama, lalu sebagiannya lagi terdapat pada bangunan wing 2 yang akan dibangun pada tahap kedua. Di antara kedua wing ini terdapat bangunan yang menghubungkan antara wing 1 dan wing 2 dan merupakan area utama penerimaan tamu (front building).
Gambar 17. Desain Bangunan Discovery Hotel (Sumber: PT. Airmas Asri, 2008)
39
Desain pada fasade hotel terlihat formal dengan gaya arsitektur Portugis yang memliki pola geometrik. Pemilihan material kayu pada desain interior hotel yang dipadukan dengan detail aksen tradisional dalam kemasan desain modern dapat ditemukan pada koridor-koridor hotel, lounge dan area lainnya. Motif ukiran tradisional yang menjadi ciri khas dari eksterior rumah adat tradisional Los Palos diaplikasikan pada wall treatment coffee shop dan all day dining restaurant. Bangunan wing 1 merupakan bangunan yang memiliki orientasi ke arah utara tapak atau menghadap ke arah pantai Dili dan memiliki 4 lantai. Sedangkan bangunan wing 2 adalah bangunan yang menghadap ke arah area hijauan kota atau ke arah selatan tapak dan terdiri dari 7 lantai. Desain bangunan memiliki gaya arsitektur Portugis, sedangkan aksen tradisional Timor Leste banyak digunakan pada desain interior. Gambar 20 menunjukkan penerapan desain pada interior hotel.
Gambar 18. Penerapan Aksen Tradisional Timor Leste pada Desain Interior Hotel (Sumber: PT. Garis Prada, 2009)
40
5.2.3. Desain Lanskap Tujuan pembuatan desain lanskap adalah menciptakan sebuah lanskap hotel yang dapat memenuhi kebutuhan ruang untuk aktivitas pelayanan jasa hotel dan pengguna jasa (tamu hotel). Pada Discovery Hotel desain lanskap meliputi desain pada semi basement yang terdiri dari spa garden, parking area dan spotspot tertentu pada service circulation, kemudian pada lantai dasar yang terdiri dari entrance area, drop off area, courtyard, swimming pool area dan private garden, desain roof garden pada lantai dua dan roof garden pada roof top lantai empat. Desain lanskap yang diinginkan owner untuk proyek hotelnya adalah suatu taman yang dapat memberikan kenyamanan dan memenuhi kebutuhan user dengan konsep desain yang unik dan dapat menonjolkan karakter serta identitas hotel. Lanskap hotel memiliki desain yang tercipta dari hasil perpaduan antara gaya arsitektur tradisional Timor Leste dengan sentuhan modern serta sentuhan arsitektur Portugis pada bagian-bagian tertentu terutama hardscapenya. Elemen softscape pada desain lanskap menggunakan jenis tanaman tropis yang ditanam dengan pola organik. Selain itu, desain pada water feature dibuat dengan dua pola desain yaitu water stream dengan desain yang berkelok-kelok untuk memberi kesan alami dan reflecting pool dengan bentuk persegi panjang yang cenderung memiliki nuansa formal. 5.2.3.1. Konsep Desain Lanskap Hotel Desain lanskap pada hotel merupakan gabungan dari desain dengan pola organik dan pola geometrik dengan elemen pembentuk bergaya arsitektur tradisional Timor Leste dan arsitektur Portugis bernuansa modern. Aplikasi konsep Discovery pada desain softscape yaitu dengan menggunakan bahan tanaman lokal bernuansa tropis yang merupakan komposisi dari tanaman pohon, palem, semak dan penutup tanah serta elemen air untuk merepresentasikan kondisi alam Timor Leste. Sedangkan aplikasi pada desain hardscape terdapat pada pola-pola dan bentukan elemen taman yang menggabungkan antara desain gaya tradisional dan gaya arsitektur Portugis sebagaimana gaya arsitektur yang terdapat di kota Dili. Aplikasi desain pada hardscape tersebut dapat dilihat pada desain gazebo, kolam, stepping stone, walkway dan lain-lain.
41
Gambar 19. Gabungan Pola Geometrik dan Pola Organik yang menyatu antara Desain Bangunan dan Desain Lanskap (Sumber: PT. Airmas Asri, 2009)
Keunikan nilai seni yang ditampilkan dalam desain lanskap berupa warna dan tekstur pada elemen softscape dan hardscape taman. Kombinasi vegetasi dari berbagai macam spesies dengan daun dan bunga yang beraneka warna memberi kesan sebagai penyemarak taman. Desain pada hardscape didesain dengan tetap mempertahankan keunikan karakter lokal yang diberi sentuhan modern. Pengaplikasiannya dapat dilihat pada desain welcoming pavillion yang menggabungkan antara desain rumah adat Los Palos dengan penggunaan material yang berbeda untuk memberi kesan modern (Gambar 20).
Gambar 20. Aplikasi Gaya Arsitektur Tradisional dengan Sentuhan Modern (Sumber: PT. Airmas Asri, 2009)
Keterkaitan desain lanskap dengan desain bangunan disekitarnya dihubungkan melalui penggunaan pola geometrik yang ditempatkan di antara pola organik pada desain taman. Pola geometrik ini digunakan pada desain hardscape untuk menciptakan nuansa bergaya Portugis, sehingga dapat menciptakan kesatuan desain antara desain lanskap dan desain bangunan hotel.
42
Pola geometrik antara lain diaplikasikan pada reflecting pool yang terletak tepat di depan lobby hotel bergaya arsitektur Portugis. Desain reflecting pool berbentuk persegi panjang dengan penempatan beberapa pot di atasnya yang diatur secara simetris. Hal ini bertujuan untuk memberikan kesan formal, sehingga tercipta keserasian dalam desain. Di bagian ujung dari reflecting pool langsung terhubung dengan water stream dengan pola organik dan di bagian tengahnya terdapat walkway dengan pola yang sama. Pola organik ini bertujuan untuk
menghubungkan
dengan desain
penanaman pada taman
untuk
menciptakan nuansa alam. Begitu juga pada desain roof garden yang disesuaikan dengan area sekitarnya yaitu bangunan hotel yang berpola geometrik. Dalam upaya menciptakan keterkaitan antar ruang, desain pada roof garden juga dibuat dengan pola geometrik dengan penataan elemen-elemen taman yang diatur secara simetris. Area desain lanskap hotel dapat dilihat pada Gambar 21.
Gambar 21. Landscape Site Plan (Sumber: PT. Airmas Asri, 2009)
43
5.2.3.2. Konsep View dan Zonasi Ruang atau space merupakan suatu wadah yang tidak nyata, akan tetapi dapat dirasakan keberadaannya oleh manusia (Hakim dan Utomo, 2003). Tapak dibagi ke dalam beberapa zona yang disesuaikan dengan rencana pengembangan proyek hotel (Gambar 22). Zonasi dilakukan berdasarkan fungsi-fungsi ruang yang akan dikembangkan dalam tapak. Zonasi ini membagi tapak menjadi tiga zona, yaitu: a. Private Area Private area adalah area yang hanya dapat diakses oleh pihak pengelola dan tamu hotel yang menggunakan jasa penginapan hotel. Zona-zona yang termasuk ke dalam private area meliputi kamar tamu dan apartemen General Manager. b. Semi Private Area Semi private area adalah area yang dapat diakses oleh semua tamu hotel baik itu tamu yang menggunakan jasa penginapan maupun tamu-tamu yang hanya berkepentingan dalam menggunakan fasilitas-fasilitas lainnya yang dimiliki hotel. Zona yang termasuk ke dalam semi private area meliputi courtyard, lobby, swimming pool, ballroom, meeting room, wedding pavillion, spa area, executive lounge, health club, parking area, pub dan restoran. c. Service Area Service area adalah zona yang berkaitan dengan ruang-ruang yang digunakan oleh para karyawan hotel dalam menyediakan pelayanan bagi para tamu. Zona ini meliputi kitchen room, housekeeping, laundry, office dan security house. Dalam perancangan hotel harus memberikan kontrol maksimum mengenai batasan antara area luar dengan area yang bersifat semi private dan area private. Hal ini berarti hanya ada satu titik kontrol aksesibilitas untuk memasuki bagian hotel utama dan ke bagian-bagian lain yang bersifat lebih privat seperti kamar tamu. Oleh karena itu, perencanaan hotel harus dipisahkan bagian dimana pihak umum dapat mengaksesnya dan bagian dimana hanya tamu hotel atau pengelola yang dapat mengaksesnya. Pada tapak terdapat konsep view yang menjelaskan upaya dalam memanfaatkan potensi good view yang ada di sekitar tapak. Konsep view dibuat
44
Gambar 22. Konsep View dan Zonasi (Sumber: PT. Airmas Asri, 2009)
45
berdasarkan sudut pandang pengguna bangunan yaitu dari dalam ke luar tapak. View ini meliputi landscape view yang terdapat di dalam area hotel (manmade), dan lanskap alami yang terdapat di luar tapak seperti view laut di sebelah utara tapak dan view pegunungan di sebelah selatan tapak yang tampak dari kejauhan.
5.2.3.3. Konsep Sirkulasi Sistem
sirkulasi
merupakan
prasarana
penghubung
vital
yang
menghubungkan berbagai kegiatan dan penggunaan di atas lahan sehingga dapat menggambarkan seluruh pola-pola pergerakan kendaraan dan pejalan kaki di atas dan di sekitar tapak. Sirkulasi harus memperhatikan pergerakan tamu, arus pegawai dan arus barang atau pelayanan hotel. Sistem sirkulasi sangat erat hubungannya dengan pola aktivitas dan pola penggunaan tapak, sehingga merupakan pergerakan dari ruang yang satu ke ruang yang lain. Konsep sirkulasi pada tapak Discovery Hotel dibedakan menjadi empat, yaitu: private circulation, semi private circulation, vehicle circulation dan service circulation. Gambar konsep sirkulasi pada tapak dapat dilihat pada Gambar 23. Private circulation merupakan sirkulasi yang hanya dapat diakses oleh tamu hotel yang menginap, pengelola dan pegawai hotel. Sirkulasi ini bertujuan untuk memberikan privasi dan kenyamanan tamu hotel dalam beristirahat. Private circulation pada hotel terdapat pada koridor-koridor di antara kamar hotel dan apartemen general manager. Semi private circulation merupakan sirkulasi yang dapat diakses oleh semua tamu hotel baik yang memiliki kepentingan dalam menggunakan layanan penginapan maupun layanan fasilitas lainnya. Sirkulasi ini meliputi sirkulasi pada lobby, courtyard dan sirkulasi yang menuju lokasi fasilitas-fasilitas khusus yang disediakan hotel seperti swimming pool, restoran, Pub, Spa & Health Center, wedding pavillion, ballroom, meeting room dan lain-lain. Vehicle circulation merupakan jalur sirkulasi yang khusus disediakan untuk kendaraan agar dapat mengakses ke dalam dan keluar tapak dengan mudah. Sirkulasi ini meliputi main entrance, driveway dan sirkulasi pada parking area. Pada main entrance memiliki sistem sirkulasi satu arah, pada driveway memiliki
46
Gambar 23. Konsep Sirkulasi pada Tapak (Sumber: Airmas Asri, 2009)
47
Sistem sirkulasi memutar dan pada parking area memiliki sistem sirkulasi dua arah. Service circulation merupakan sirkulasi yang khusus digunakan oleh pihak hotel untuk mempermudah mobilisasi para pegawai hotel dalam menyediakan layanan bagi para tamu. Service circulation ini meliputi sirkulasi yang menghubungkan office room, kitchen room dan sirkulasi-sirkulasi lainnya yang khusus disediakan untuk mobilisasi karyawan hotel dalam menjalankan pekerjaannya. Jalur sirkulasi kendaraan untuk tamu hotel dibedakan dengan jalur sirkulasi kendaraan untuk kepentingan servis hotel. Jalur sirkulasi kendaraan yang berhubungan dengan servis hotel termasuk ke dalam sevice circulation. Area parkir bagi kendaraan yang berhubungan dengan servis hotel juga dibedakan dengan area parkir untuk tamu hotel.
5.2.3.4. Elemen dalam Desain Lanskap Hotel Dalam suatu desain lanskap, kualitas visual lanskap dapat ditingkatkan melalui penambahan elemen-elemen yang memiliki daya tarik atau bersifat estetik pada tapak baik itu hardscape maupun softscape. Elemen-elemen yang memiliki daya tarik pada desain lanskap ini disebut dengan landscape embellishment (Hannebaum, 2002). Elemen estetik dalam desain lanskap meliputi tanaman berbunga, tanaman jenis langka, tanaman yang memiliki perlakuan khusus, struktur ornamental, sculpture, dramatic lighting, water feature, landscape instrument dan material lainnya. Sesuai dengan fungsinya, desain lanskap pada taman hotel banyak menggunakan elemen estetik. Estetik berkaitan dengan pengalaman perseptual terhadap keistimewaan yang dimiliki oleh suatu lanskap yang dapat ditangkap dengan menggunakan seluruh indera (Bell, 1999). Elemen estetik dapat memberikan kesenangan pada user dan di lain sisi kesenangan merupakan bagian dari pengalaman estetik. Penggunaan elemen estetik pada taman pada awalnya muncul dari analisis kebutuhan user. Pada taman ini user adalah tamu hotel yang membutuhkan fasilitas-fasilitas pendukung selama mereka berada di lingkungan hotel yang memiliki nilai fungsional dan estetik.
48
a.
Hardscape Pavement Bidang lantai pada ruang terbuka dapat ditutup permukaannya dengan material perkerasan atau pavement. Penggunaan material perkerasan dapat disesuaikan dengan fungsi ruang, tempat atau lokasi dari ruang tersebut. Pada desain lanskap, material perkerasan dapat divariasikan dari segi warna, tekstur dan bentuk. Perbedaan dalam penggunaan jenis material pavement akan memberi fungsi dan efek yang berbeda pula. Material pavement yang digunakan pada desain lanskap Discovery Hotel antara lain wooden deck, batu andesit, batu granit, batu koral, tile dan beton (Gambar 24).
Gambar 24. Material Pavement yang Digunakan pada Desain Hotel
Construction Feature Elemen-elemen pendukung seperti ornamental wall, ornamental fence, planter box, bangku dan kursi taman dapat memberikan kontribusi dalam keindahan taman melalui penambahan variasi bentuk, warna dan tekstur pada desain lanskap. Variasi bentuk, warna dan tekstur ini dapat dihadirkan melalui penggunaan material yang berbeda-beda pada tiap elemen hardscape. Material yang digunakan pada construction feature diantaranya kayu merbau, kayu kelapa, beton, kaca, stainless steel, batu andesit dan lain-lain. Pada desain taman hotel construction feature meliputi gazebo, ornamental wall, bangku taman, planter box, pergola, kanopi dan lain-lain (Gambar 25).
49
Gambar 25. Construction Feature pada Lanskap Hotel
Lighting Lighting pada dasarnya memiliki fungsi utama untuk mengarahkan user saat melewati sirkulasi serta memberikan keamanan pada taman di malam hari. Lighting dapat berfungsi sebagai elemen estetik taman ketika efek pencahayaannya dibuat secara dramatik atau dramatic lighting (Gambar 26).
Gambar 26. Image References Lighting pada Desain Lanskap Discovery Hotel
50
Selain fungsi utamanya pada taman, pencahayaan dengan efek dramatik dapat menciptakan suasana lanskap di malam hari memiliki daya tarik tersendiri bagi user yaitu dengan menjadikan objek yang tersorot lebih menonjol diantara objek-objek lainnya. Untuk menimbulkan kesan dramatik, efek pencahayaan harus mempertimbangkan bayangan yang akan terbentuk dari elemen lanskap yang akan disorot. Pencahayaan dengan efek dramatik pada taman dapat menyoroti fitur taman sekaligus menjadikan lanskap lebih hidup dan lebih indah di malam hari. Penempatan lighting pada desain lanskap diantaranya pada tangga, dinding spa garden, dasar kolam, walkway, tanaman dan lain-lain. b.
Softscape Plant Penggunaan material tanaman dapat memberi kesan lembut diantara konstruksi bangunan yang bersifat kaku dan masiv. Keanekaragaman jenis tanaman dari pohon, semak, penutup tanah, tanaman merambat dan tanaman air dapat dikomposisikan dalam sebuah planting area dan digunakan sebagai display pada taman (Gambar 27). Pada desain taman hotel, tanaman berbunga dikombinasikan dengan semak, penutup tanah dan pohon dengan ketinggian yang bervariasi. Komposisi dari beberapa jenis tanaman berbeda dapat memberikan sensasi bagi user dengan kejutan yang sesekali dihadirkan melalui perubahan baik dari segi ukuran, warna, tekstur maupun bentuk. Komposisi dari beberapa jenis tanaman ini dapat memberi kesan atraktif dan semarak pada taman.
Gambar 27. Contoh Komposisi Tanaman pada Desain Lanskap
51
Tabel pohon dan palem yang digunakan dalam desain lanskap hotel dapat dilihat pada Lampiran 2, untuk tabel tanaman jenis semak dapat dilihat pada Lampiran 3, sedangkan tabel tanaman penutup tanah, tanaman air dan tanaman rambat dapat dilihat pada Lampiran 4. Water Feature Water feature dapat berupa kolam tunggal, kumpulan beberapa kolam yang dihubungkan oleh aliran sungai kecil dan kolam dengan air terjun atau air mancur. Keberadaan water feature baik dengan permukaan air yang tenang (statik) maupun yang mengalir (dinamik) dapat memberikan nilai keindahan visual, meningkatkan kelembaban dan memberikan kesejukan pada tapak. Kolam dengan permukaan air yang mengalir atau berarus dapat menimbulkan suara yang dapat dinikmati oleh user. Suara air yang mengalir dapat memberikan nuansa relaksasi bagi user yang berada di taman itu. Kolam dinamik pada taman hotel terdapat di kolam water wall dan water stream. Sedangkan kolam yang permukaan airnya tenang seperti reflecting pool dapat memberikan efek pantulan di atas permukaannya terhadap elemenelemen lanskap yang berada di sekitar kolam tersebut. Selain itu terdapat swimming pool yang merupakan salah satu bentuk water recreation yang bersifat aktif. Image references water feature pada desain hotel dapat dilihat pada Gambar 28.
Gambar 28. Image References Water Feature pada Desain Lanskap
52
Landscape Instrument Sound atau landscape instrument merupakan bagian integral dari suatu tapak dapat berupa suara aliran air, kicauan burung, hembusan angin yang melewati dedaunan atau rumpun bambu yang bergemerisik dan lain-lain. Suara air yang mengalir merupakan salah satu landscape instrument yang menyenangkan untuk didengar dan dapat memberikan efek relaksasi bagi user pada taman hotel. Efek relaksasi ini terutama ditekankan pada spa garden dimana user ingin mendapatkan ketenangan ketika berada di tempat ini. Instrumen lanskap pada hotel meliputi kolam air mancur, water wall dan kolam arus di sepanjang walkway. Keberadaan suatu elemen air dapat sekaligus memberikan good view pada taman (Gambar 29). Selain suara dari elemen air, landscape instrument juga dapat dihadirkan melalui hembusan angin yang melewati tajuk pohon sehingga terdengar suara ranting-ranting yang saling bersentuhan dan gemerisik daun-daun pohon.
Gambar 29. Penggunaan Landscape Instrument pada Desain Lanskap
5.2.3.5. Desain Lanskap pada Masing-masing Lantai a. Desain Lanskap Semi Basement Desain lanskap pada semi basement (Gambar 30) meliputi sebuah taman kecil yang berada tepat di depan area spa atau disebut dengan spa garden dan parking area. Selain pada kedua area ini, di sebelah kiri bangunan wing 1 yaitu pada service circulation terdapat planting area yang ditanami dengan deretan pohon dan merapat pada perimeter fence serta dinding luar bangunan wing 1 yang difungsikan sebagai water wall. Desain lanskap pada semi basement menggunakan pola geometrik yang diaplikasikan baik pada penataan softscape maupun hardscape. Penataan elemen lanskap diatur secara simetris agar tercapai
53
Gambar 30. Site Plan Semi Basement (Sumber: PT. Airmas Asri, 2009)
54
sebuah keseimbangan pada desain. Semi basement secara lebih jelas dapat dilihat pada Lampiran 5. a.1. Spa Garden Spa garden terdapat di bagian depan tapak hotel (Gambar 31) dan dapat diakses melalui tangga menurun dari courtyard yang berada pada level lantai dasar. Taman ini lebih banyak menampilkan atraksi air dibandingkan dengan penggunaan material tanaman. Spa garden merupakan taman yang berada di depan area spa. Sebelum memasuki area spa pengunjung harus melewati taman ini terlebih dulu dengan melintasi stepping stone di atas sebuah kolam dengan waterwall dan obor di samping kanan kirinya. Desain pada spa garden memiliki pola simetris yang mengacu pada satu sumbu. Pengaturan elemen keras (hardscape) dan lunak (softscape) dijelaskan sebagai berikut:
KEY PLAN
Gambar 31. Lokasi Spa Garden (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010)
55
Hardscape Gate Batas antara spa garden pada level semi basement dengan courtyard pada level lantai dasar dipisahkan oleh sebuah gate (Gambar 32). Gate pada spa garden terbuat dari material kayu merbau dan berukuran besar. Gate memiliki dua daun pintu dengan tinggi 2,75 m dan lebar 1,5 m. Pada daun pintu terdapat aksen dari material baja yang membentuk suatu pola. Aksen dari baja ini berbentuk bulatanbulatan yang menempel pada daun pintu dan menonjol sehingga menghasilkan sebuah tekstur. Tepat di sisi kanan dan kiri gate diletakkan dua pot berukuran besar.
Gambar 32. Gate pada Spa Garden (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010)
Planter wall Planter wall terdapat pada bagian atas dinding di sepanjang tangga dari arah courtyard menuju spa garden (Gambar 33). Ujung planter wall berada tepat di atas gate pada spa garden. Material yang digunakan pada planter wall ini adalah batu andesit. Keberadaan planter wall dapat dinikmati dari dua tempat
56
sekaligus yaitu dari tangga spa garden pada level semi basement dan dari courtyard pada level lantai dasar.
Gambar 33. Planter Wall pada Dinding Spa Garden (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010)
Stepping Stone Di atas kolam terdapat stepping stone yang terbuat dari material beton dan pada permukaannya menggunakan batu andesit (Gambar 34). Stepping stone memiliki lebar 1,7 m dengan panjang lintasan 7,5 m.
Gambar 34. Stepping Stone Tampak Atas dan Potongan (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010)
57
Pola peletakannya di atas kolam secara berselang-seling atau zig zag dan pola lintasannya membentuk garis linier. Lighting
Di sepanjang stepping stone secara berselang-seling ditempatkan beberapa buah lampu tanam yang memancarkan cahaya kuning hangat. Empat buah obor diletakkan secara sejajar dan simetris di atas kolam di samping kanan dan kiri stepping stone yang membuat suasana menjadi lebih romantis. Selain itu lighting juga ditempatkan pada dasar kolam (under water lamp) yang mengarah ke atas (uplight). Pada dinding water wall lampu diletakkan secara berselang-seling (wall lamp). Dengan adanya wall lamp ini, atraksi permainan air pada water wall tetap dapat dinikmati pada malam hari dengan efek lighting yang ditimbulkan. Softscape Water Wall Dinding di sekeliling spa garden didesain dengan atraksi permainan air berupa water wall (Gambar 35). Material pada dinding menggunakan batu andesit yang disusun secara berselang-seling dengan kemiringan tertentu. Kemiringan pada dinding bertujuan untuk menimbulkan efek yang lebih indah pada saat air mengalir dari atas dinding sampai jatuh ke dasar kolam. Sumber air water wall berasal dari limpasan air pada kolam renang yang terletak pada level lantai dasar tepat berada di samping atas spa garden. Gambar detail water wall pada spa garden dapat dilihat pada Lampiran 7.
Gambar 35. Ilustrasi Water Wall pada Spa Garden (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010)
58
Kolam Air yang mengalir pada dinding di sekeliling spa garden akan jatuh ke dasar sebuah kolam yang berbentuk persegi. Level air pada kolam memiliki ketinggian 20 cm dari dasar hingga permukaan. Lantai pada dasar kolam terbuat dari material keramik berwarna hitam dan berukuran 5 x 5 cm. Tanaman Tanaman pada spa garden terdapat pada planter wall di bagian atas dinding terutama di atas gate dan di dalam pot. Jenis tanaman yang digunakan pada planter wall berupa semak berbunga yaitu bogenvil (Bougainvillea sp). Sedangkan tanaman dalam pot menggunakan jenis tanaman air yaitu bambu air (Equisetum hymale) dan teratai (Nymphaea alba).
a.2. Area Parkir Area parkir pada Discovery Hotel memiliki total luas area 2590 m2. Area parkir ini terdiri parkir pada level semi basement, basement 1 dan besement 2. Ketiga area parkir ini dapat disebut juga dengan area parkir bawah tanah. Parkir bawah tanah memiliki kapasitas sebanyak 85 mobil dan area parkir sepeda motor yang dapat menampung sebanyak 100 unit motor. Selain area parkir untuk mobil dan sepeda motor tersedia juga area parkir untuk bus yang memiliki kapasitas daya tampung sebanyak 2 unit bus.
Gambar 36. Area Parkir Semi Basement (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010)
59
Bentuk tempat parkir baik pada tepat parkir mobil maupun parkir motor merupakan bentuk parkir tegak lurus. Sedangkan untuk area parkir bus menggunakan bentuk parkir paralel. Pada area parkir semi basement terdapat planting area yang ditanami dengan pohon kecrutan (Spathodea campanulata). Tajuk dari pohon ini berfungsi untuk memberikan naungan pada mobil-mobil yang sedang diparkir di area ini. a.3. Service Circulation Jalur service circulation salah satunya berada di antara bangunan wing 1 dan perimeter fence atau di sebelah timur bangunan hotel. Jalur ini berfungsi sebagai jalur masuknya kendaraan khususnya jenis mobil boks yang membawa barangbarang untuk kepentingan pelayanan jasa hotel. Pada jalur service circulation terdapat planting area dan water wall. Planting Area Planting area pada service circulation terletak di sisi kanan jalur sirkulasi. Area ini ditanami dengan jenis tanaman yang berfungsi sebagai screen yaitu bambu jepang (Arundinaria japonica). Tanaman ditanam secara masal pada planting area yang memanjang pada jalur sirkulasi dan merapat pada perimeter fence. Water Wall Water wall terletak di bagian depan jalur service circulation dan merapat pada dinding bangunan wing 1 di bagian luarnya. Panjang water wall adalah 14 m dengan tinggi dinding 1,5 m.
Gambar 37. Gambar Potongan Water Wall Tampak Depan (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010)
60
Pada dinding water wall terdapat tiga kolom dan di bawah kolom terdapat pot berukuran besar. Air yang jatuh dari dinding water wall akan masuk ke dalam kolam yang berada di bawahnya. Material pada dinding water wall menggunakan batu andesit yang dilapisi dengan batu koral dengan pola yang tidak beraturan untuk memberikan efek air terjun yang lebih natural. Gambar detail water wall dapat dilihat pada Lampiran 8. b. Desain Lanskap Lantai Dasar Desain lanskap pada lantai ini terinspirasi dari pola organik dan topografi yang bervariasi yang dapat memberikan kesan alami pada taman, lalu dipadukan dengan setting sekitar taman yang berpola geometrik dan bernuansa formal serta penempatan beberapa elemen taman yang merupakan gabungan dari dua pola tersebut. Gambar site plan lantai dasar dapat dilihat pada Gambar 38.
Gambar 38. Site Plan Lantai Dasar (Ground Floor) (Sumber: PT. Airmas Asri, 2009)
61
Desain pada lantai ini mencoba disatukan menjadi suatu bentuk kolaborasi desain yang menarik, indah, unik dan berkarakter. Desain lanskap pada lantai dasar tapak meliputi entrance area, drop off area, courtyard, swimming pool area dan private garden. Lantai dasar memiliki area desain lanskap yang paling luas dibandingkan area desain pada lantai-lantai lainnya. Secara lebih jelasnya Ground Floor Setting Out Plan dapat dilihat pada Lampiran 9. b.1. Entrance Area Entrance area merupakan area penerimaan pada saat pertama kalinya tamu memasuki kawasan hotel. Sebagai area yang pertama kali dilewati oleh tamu hotel, entrance area harus memiliki ciri khas atau elemen tertentu yang menjadi identitas suatu hotel. Hal ini berkaitan dengan fungsi area ini yang berperan dalam memberikan kesan pertama kepada para tamu. Lokasi entrance area dapat dilihat pada Gambar 39. Pada entrance area terdapat name sign dan flag pole yang berfungsi sebagai elemen identitas hotel. Elemen-elemen lainnya yang terdapat pada entrance area yaitu entrance gate, water wall, guard house dan tanaman yang merupakan elemen penting dalam desain lanskap. Gambar potongan entrance area dapat dilihat pada Lampiran 11.
KEY PLAN
Gambar 39. Entrance Area pada Ground Floor (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010)
62
Hardscape Name Sign Pada saat memasuki entrance gate hotel, pandangan mata pengunjung akan terarah pada sebuah name sign bertuliskan “Discovery Hotel”. Material pada name sign ini terbuat dari stainless steel dan menempel pada dinding yang tersusun dari batu granit secara berselang-seling. Penggunaan material stainless steel berfungsi untuk memberikan sentuhan modern. Penulisan name sign “Discovery Hotel” menggunakan huruf kapital setinggi 120 cm. Panjang name sign dan dinding dari batu granit ini adalah 15 m. Dinding name sign ini langsung tersambung dengan perimeter fence di samping kanan dan kirinya. Batas antara dinding name sign dengan perimeter fence ditandai dengan perbedaan material yang digunakan. Material yang digunakan pada perimeter fence adalah batu andesit. Desain name sign lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 40.
Gambar 40. Name Sign Hotel (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010)
Flag Pole Tepat di belakang dinding name sign terdapat tiga buah tiang bendera (flag pole) yang berdiri di atas sebuah kolam berbentuk persegi panjang. Material pada tiang bendera terbuat dari stainless steel dengan diameter tiang 12 cm. Pada bagian atas tiang ini diameternya semakin mengecil dengan menggunakan stainless steel pipe berdiameter 10 cm. Tinggi dari ketiga tiang bendera ini berbeda-beda. Tiang tertinggi dengan ketinggian 14,7 m terletak pada bagian tengah, sedangkan dua tiang di samping kanan kirinya memiliki tinggi yang sama yaitu 11,9 m. Keberadaan flag pole ini untuk menghadirkan nuansa formal dan megah pada hotel. Gambar 43 menunjukkan name sign dan flag pole tampak depan dan tampak atas. Gambar detail flag pole lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 10.
63
Entrance Gate Sebelum memasuki kawasan hotel, pada area depan yang langsung berbatasan dengan jalan raya terdapat entrance gate berupa sliding gate yang terbuat dari material stainless. Tinggi pintu gerbang ini adalah 2,2 m. Begitu memasuki pintu gerbang jalan akan menikung dan menanjak ke kanan karena terjadi perubahan elevasi tanah yang lebih tinggi dibandingkan dengan tinggi permukaan tanah di luar area hotel (Gambar 42). Perbedaan tinggi permukaan tanah pada entrance area dengan permukaan badan jalan raya adalah 1,37 m. Setelah melewati entrance gate terdapat sebuah kanopi dengan tinggi 4 m dan lebar 4,15 m. Kanopi didesain cukup tinggi agar bus dapat memasuki area ini. Material yang digunakan pada konstruksi kanopi berupa beton dengan bentuk atap flat. Pada bagian kolom kanopi menggunakan finishing dengan batu andesit. Guard House Guard house terletak tepat di sebelah kiri kanopi pada entrance area. Desain pada guard house menggunakan gaya arsitektur Portugis yaitu dengan ciri khas pola geometrik dan lengkungan di bagian atas pintu (Gambar 41). Material yang digunakan pada konstruksi dinding guard house menggunakan batu bata. Pada bagian atapnya menggunakan lempengan dari beton. Bangunan guard house memiliki tiga buah jendela dan sebuah pintu. Sebuah jendela terdapat pada bagian depan bangunan, lalu dua jendela lainnya terdapat pada sisi kanan dan sisi kiri bangunan. Di bagian belakang bangunan terdapat sebuah pintu.
(a)
(b)
Gambar 41. (a) Guad House Tampak Depan, (b) Guard House Tampak Belakang (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010)
SECTION A
Gambar 42. Gambar Potongan Tampak Gate pada Entrance Area (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010)
64
KEY PLAN
65
Gambar 43. Name sign dan Flag Pole pada Discovery Hotel (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010)
66
Lighting Penerangan ditempatkan pada bagian bawah di sepanjang dinding perimeter fence berupa lampu yang ditanam pada dinding atau wall lamp. Selain itu, pada bangunan guard house di sisi kanan dan kiri pintu di bagian luar terdapat lampu yang menempel pada dinding. Dua buah lampu yang sama juga terdapat di sisi kanan dan kiri jendela pada bagian depan bangunan. Pada bagian-bagian lainnya dari entrance area pencahayaan didesain secara lebih detail oleh konsultan lighting. Softscape Kolam dan Water Wall Sebuah kolam berbentuk persegi panjang terletak di bawah tiang bendera. Lokasi kolam lebih tepatnya berada di belakang atau di balik dinding name sign. Sedangkan dinding di balik name sign itu sendiri dimanfaatkan sebagai water wall. Air pada water wall bersumber dari air pada kolam yang berada di bawahnya. Material pada kolam dan dinding water wall ini menggunakan batu granit. Panjang kolam dan dinding water wall sama dengan panjang dinding name sign yaitu 15 m dengan lebar kolam 1,6 m. Kolam berbentuk persegi panjang dan water wall pada entrance area berfungsi untuk menambah kesan formal di bagian luar pada hotel yang tampak megah ini. Lokasi kolam dan water wall dapat dilihat pada Gambar 43. Tanaman Lokasi planting area terdapat di beberapa bagian entrance area yang meliputi area di sebelah kanan dan kiri water wall, belakang entrance gate, sisi kiri jalan sepanjang entrance area sampai di belakang guard house. Planting area di sebelah kanan water wall ditanami dengan tanaman jenis semak seperti Calathea sp, Phylanthus nerurii dan tanaman rambat Vernonia longifolia. Di sebelah kiri water wall dan di belakang entrance gate terdapat kumpulan Vernonia longifolia dan Canna indica berbunga merah. Di atas semak ini terdapat enam pohon Plumeria sp berbunga kuning. Begitu memasuki entrance gate di sebelah kiri sepanjang jalan terdapat deretan pohon Cassia ferrea dengan bunga berwarna kuning cerah. Pada bagian bawah deretan pohon terdapat beberapa jenis semak yang ditanam secara masal, seperti Calathea sp, Heliconia psittacorum,
67
Heliconia rostata dan tanaman rambat Vernonia longifolia. Bagian samping kanan dan belakang guard house terdapat kombinasi tanaman semak yang terdiri dari Alocasia makrorizha, Euphorbia millii, Psedoranthemum reticulatum dan Phylanthus nerurii. Planting area pada entrance gate dapat dilihat pada Gambar 44, sedangkan secara lebih detail planting plan dapat dilihat pada Lampiran 17.
Gambar 44. Planting Area pada Entrance Gate (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010)
b.2. Drop Off Area Drop off area merupakan tempat pemberhentian mobil pada saat menurunkan penumpang atau tamu hotel. Area ini terdiri dari driveway dan kanopi sebagai naungan bagi para tamu yang baru turun dari kendaraan yang ditumpanginya (Gambar 45). Selain driveway dan kanopi, pada area ini terdapat sebuah bangunan welcoming pavillion dan guard house. Gambar potongan drop off area dapat dilihat pada Gambar 48.
68
Hardscape Driveway Driveway merupakan area di bagian depan hotel berupa perkerasan yang cukup luas sebagai jalur sirkulasi kendaraan yang keluar masuk hotel. Posisinya berada di antara ballroom, water wall dan di antara welcoming pavillion dan exit gate (Gambar 45). Material yang digunakan pada lantai driveway yaitu batu andesit, pada bagian tengah terbuat dari batu granit. Pola lantai pada driveway di bagian sisi luarnya berupa blok persegi panjang, lalu pada bagian tengah pola lantai mengalami perubahan membentuk sebuah lingkaran besar yang semakin ke tengah diameter lingkaran semakin mengecil. Pola lingkaran ini bertujuan untuk mengarahkan kendaraan agar mengikuti jalur sirkulasi pada driveway.
KEY PLAN
Gambar 45. Lokasi Drop Off Area dan Driveway (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010)
69
Kanopi Pada drop off area terdapat dua buah kanopi yang terletak di bagian depan welcoming pavillion dan di depan ballroom (Gambar 46). Material pada kanopi ini terbuat dari beton. Atap pada kanopi berbentuk plat datar. Kanopi yang berada di depan welcoming pavillion merupakan suatu struktur yang berdiri sendiri, sedangkan kanopi yang berada di depan ballroom merupakan struktur yang menyatu dengan bangunan ballroom.
Gambar 46. Letak Kanopi pada Drop Off Area (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010)
Welcoming Pavillion Di belakang kanopi pada drop off area terdapat bangunan welcoming pavillion. Welcoming pavillion berfungsi sebagai tempat penerimaan pada saat tamu baru saja turun pada drop off area sebelum memasuki lobby hotel (Gambar 47). Fungsi lain dari bangunan ini adalah sebagai area transisi dari ruang outdoor menuju ruang indoor pada hotel. Di dalam ruangan ini, tamu yang baru saja tiba dapat beristirahat sejenak sambil duduk di sofa yang telah disediakan. Desain pada bangunan welcoming pavillion mengadopsi desain dari rumah adat tradisional Los Palos dengan sentuhan modern. Sentuhan modern diaplikasikan pada penggunaan material welcoming pavillion. Struktur bangunan pada
70
welcoming pavillion menggunakan material dari metal, sedangkan dindingdindingnya menggunakan kaca.
Gambar 47. Welcoming Pavillion di Tengah Reflecting Pool (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010)
Guard House Pada driveway di dekat exit gate terdapat bangunan guard house yang berfungsi untuk menjaga keamanan dan mengatur arus kendaraan yang akan keluar dari area hotel. Desain pada guard house ini mengikuti gaya arsitektur Portugis, yaitu dengan bentukannya yang geometrik lalu pintu dan jendelanya yang membentuk suatu lengkungan. Guard house berukuran 2 x 1,4 m dengan atap bangunan berbentuk plat datar dan terbuat dari material beton. Lantai terbuat dari batu andesit, material pada jendela menggunakan kaca dan frame yang terbuat dari alminium. Potongan guard house dapat dilihat pada Gambar 48. Lighting Lighting pada drop off area menjadi tanggung jawab penuh bagi konsultan lighting, karena pihak konsultan desain hanya membuat desainnya saja pada area tersebut. Konsultan lighting akan menempatkan spot-spot lampu pada area yang telah didesain oleh konsultan desain.
Gambar 48. Gambar Potongan Driveway dan Guard House pada Drop Off Area (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010)
71
72
Softscape Reflecting Pool Di bawah welcoming pavillion terdapat sebuah reflecting pool. Reflecting pool memiliki desain dengan pola geometrik berbentuk persegi panjang untuk memberi kesan formal. Kolam ini memiliki panjang 17 m dan lebar 13,5 m. Sebanyak enam buah pot berdiameter 80 cm diletakkan di atas kolam secara simetris di sisi kanan dan kirinya. Material yang digunakan pada dinding kolam berupa batu andesit. Lantai dasar kolam menggunakan tile dengan pola mosaik berwarna toska. Pada bagian dasar kolam terdapat under water lamp. Di atas kolam terdapat walkway dengan lebar 1,6 m
yang berfungsi untuk
menghubungkan welcoming pavillion dengan lobby hotel dan courtyard. Desain walkway pada area ini berupa garis linier yang bersifat mengarahkan tamu untuk memasuki bangunan hotel. Material yang digunakan pada permukaan atas walkway berupa batu koral berwarna putih. Pada bagian samping kanan dan kiri bawah walkway terdapat lighting yang mengarah ke kolam. Tanaman Kanopi pada drop off area di bagian depan welcoming pavillion diapit dengan tanaman-tanaman display yang terdiri dari pohon Plumeria sp dengan bunga berwarna kuning, serta tanaman semak Neomarica longifolia, Phylanthus nerurii dan Hymenocalis littoralis. Pada bagian depan ballroom di depan driveway terdapat display plant berupa perpaduan antara tanaman jenis pohon dan semak. Pohon yang digunakan pada planting area ini adalah Livistona chinensis yang menambah kesan formal pada bangunan dengan gaya arsitektur Portugis, lalu dipadukan dengan semak di bagian bawahnya yang terdiri dari Belamcanda chinensis, Neomarica longifolia dan Phylanthus nerurii. Di sepanjang perimeter fence pada exit gate terdapat sederetan pohon Bauhinia blakeana dengan bunga berwarna ungu yang dikombinasikan dengan beberapa jenis semak berbunga seperti Canna indica, Calathea sp, Hymenocalis littoralis dan Phylanthus nerurii. Penanaman pada area ini bertujuan untuk memberikan kesan lembut pada pagar pembatas. Gambar planting plan secara lebih jelas dapat dilihat pada Lampiran 16.
73
b.3. Courtyard Courtyard merupakan halaman dari sebuah gedung atau bangunan yang dikelilingi oleh tembok yang biasanya difungsikan sebagai taman atau outdoor recreation (Gambar 49). Outdoor recreation pada courtyard Discovery Hotel terdiri dari koridor panjang yang menuyusuri water stream, display plant, swimming pool dan pool bar. Selain itu terdapat taman dan fasilitas lainnya seperti gazebo, outdoor shower dan kursi malas di tepi swimming pool. Sebelum memasuki courtyard terdapat security house di depan walkway. Pada Discovery Hotel, courtyard terdapat di depan lobby dan memiliki desain sunken garden. Sunken garden adalah taman yang letaknya lebih rendah atau berada di bawah level tanah di sekitarnya. Menurut Morrow (1987), sunken garden adalah sebuah taman atau segmen taman yang didesain pada level yang lebih rendah dari area sekitarnya. Penerapan sunken garden pada desain courtyard terdapat pada desain lintasan walkway yang menurun atau membentuk ramp. Di samping walkway terdapat level tanah yang lebih tinggi berupa planting area. Kemudian di akhir lintasan walkway akan terdapat level tanah yang lebih rendah lagi pada semi basement.
KEY PLAN
Gambar 49. Lokasi Courtyard di Halaman Hotel (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010)
74
Elemen pembentuk pada desain courtyard merupakan gabungan dari pola organik dan geometrik bernuansa Timor Leste dan Portugis. Gabungan dua pola ini bertujuan untuk menghasilkan keterkaitan antara desain lanskap dan desain bangunan. Selain itu untuk menghasilkan kesamaan konsep secara keseluruhan. Penerapan konsep Discovery pada area ini diaplikasikan pada desain walkway yang melintasi courtyard dan di samping kanan kirinya terdapat water stream dari area penerimaan hotel sampai bagian ujung walkway. Selama melakukan perjalanan menyusuri walkway terdapat beberapa atraksi yang dapat dinikmati yaitu water stream dan tanaman display dengan perpaduan pohon, semak dan ground cover.
Gambar 50. Lintasan Walkway di antara Water Stream dan Tanaman Display (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010)
Di akhir perjalanan, ujung koridor terbagi menjadi dua cabang jalan dengan arah yang berbeda. Pada cabang jalan yang berbelok ke arah kanan akan membawa pengunjung untuk memasuki area swimming pool dengan pool deck dan taman bernuansa tropis. Pada cabang lainya di ujung walkway terdapat anak tangga menurun yang akan membawa pengunjung ke sebuah gate yang menuju ke area spa. Melalui konsep discovery ini pengunjung dibuat seolah-olah
75
menemukan pengalaman-pengalaman menarik dan hal-hal baru selama melakukan perjalanan di sepanjang walkway. Hardscape Koridor dan Walkway Setelah melewati security house terdapat koridor dengan lintasan yang cukup panjang. Di sepanjang lintasan pada sisi kanan dan kiri koridor terdapat water stream. Koridor ini memiliki pola lintasan berbentuk organik untuk menghadirkan suasana alami pada tapak. Demikian pula desain pada walkway memiliki pola organik yang melintasi sepanjang water stream dan berawal dari drop off area sampai ujung tangga. Di sepanjang walkway pada bagian atasnya terdapat pergola yang terbuat dari material kayu merbau dan dilapisi dengan polycarbonate UV resistent. Kolom pada struktur kanopi diberi tanaman rambat untuk menambah kesan alami. Pada bagian lantai atau walkway di sepanjang koridor terbuat dari material batu andesit dan pada bagian atasnya menggunakan material dari batu kerikil berwarna abu-abu muda. Tekstur kasar dari material batu kerikil pada perkerasan walkway ini bertujuan agar permukaan lantai tidak licin saat dilewati. Gambar 52 menunjukkan pola desain pada walkway dan atap koridor.
Gambar 51. Gambar Potongan Koridor (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010)
76
Gambar 52. Desain Walkway dan Atap pada Koridor (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010)
77
Security House Security house terletak tepat di depan lintasan walkway setelah melewati walcoming pavillion, tepatnya berada di atas water stream. Desain pada security house yaitu menggunakan pola geometrik dengan desain modern. Material yang digunakan pada pintu, dinding dan jendela terbuat dari kaca. Frame pada pintu dan jendela menggunakan material dari metal. Lalu pada bagian langit-langitnya menggunakan material dari gypsum dan meja pada bagian dalam bangunan menggunakan material dari beton dengan batu andesit. Planter wall Planter wall pada courtyard lebih menyerupai dinding retaining wall karena selain sebagai penyangga tanah juga digunakan sebagai planting area. Planter wall terdapat di sepanjang lintasan walkway di samping kanan dan kirinya. Pada sisi luar water stream langsung berbatasan dengan planter wall. Struktur planter wall ini terbuat dari batu bata yang dilapisi dengan batu koral pada bagian luarnya. Pada bagian atas planter wall terdapat nozzle yang akan memancarkan air dan kemudian akan mengalir pada dinding lalu jatuh ke water stream. Gambar detail planter wall dapat dilihat pada Lampiran 12. Lighting Lighting pada courtyard ditempatkan pada koridor, bagian dasar water stream, diantara tanaman semak, di bawah pohon dan di sepanjang walkway. Fungsi lighting ini sebagian besar adalah untuk menambah nilai estetik pada taman di malam hari. Softscape Water Stream Water stream terdapat di samping kanan dan kiri sepanjang lintasan walkway (Gambar 53). Selama melintasi walkway akan terdengar suara gemericik air dari water stream akibat arus air yang melewati bebatuan. Pola water stream berbentuk organik. Material pada dinding di sepanjang water stream menggunakan batu andesit. Pada permukaannya menggunakan material dari batu kali berukuran 5-10 cm. Sedangkan material yang digunakan pada lantai dasar water stream yaitu tile berwarna hijau dengan pola mosaik. Dari dasar water Stream terdapat under water lamp yang mengarah ke atas.
78
Gambar 53. Water Stream di Sepanjang Walkway (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010)
Tanaman Pada saat akan memasuki koridor, tepatnya di planting area pada sisi luar water cascade terdapat pohon Bucida buceras di samping kanan dan kirinya. Kemudian pada awal perjalanan memasuki koridor, di samping kanan dan kiri walkway terdapat sejumlah tanaman Alocasia macrorhiza yang ditanam secara bergerombol dan dikombinasikan dengan tanaman semak berbunga seperti Ruselia equisetifolia, Psedoranthemum reticulatum, Euphorbhia milii dan Hymenocalis littoralis. Selama melintasi koridor, pengunjung akan dimanjakan oleh keindahan display plant yang ditanam di sepanjang tepian water stream. Semakin dalam memasuki koridor, level tanah akan semakin menurun. Di sebelah kanan water stream terdapat deretan pohon Ptycosperma macarthurii yang ditanam dengan jarak cukup rapat di atas level tanah yang lebih tinggi. Di sebelah kiri water stream terdapat deretan pohon Cassia ferrea yang dikombinasikan dengan semak Calathea sp, Vernonia longifolia, Heliconia psittacorum, Heliconia rostata, Psedoranthemum reticulatum dan Phylanthus nerurii pada ujung walkway.
b.4. Swimming Pool Area Swimming pool area berlokasi di dalam area courtyard tepat di sebelah luar bangunan wing 1. Desain pada swimming pool area menggunakan gabungan antara pola organik dan pola geometrik. Tujuan penggunaan kedua pola ini adalah
79
untuk menghasilkan keterkaitan dengan desain pada setting di sekitar taman. Swimming pool area dilengkapi dengan pool deck. Di atas pool deck terdapat sebuah gazebo dan pool bar. Selain itu, di depan pool bar terdapat outdoor shower untuk tempat berbilas. Kemudian di belakang swimming pool terdapat planting area yang cukup luas dengan tanaman display bernuansa tropis. Gambar potongan lokasi swimming pool area dapat dilihat pada Lampiran 6. Hardscape Gazebo Sebuah gazebo dengan desain arsitektur rumah adat tradisional Los Palos terletak di atas pool deck pada swimming pool area (Gambar 54). Gazebo berukuran 2 x 2,5 m ini memiliki konstruksi yang terbuat dari material kayu. Konstruksi pada kerangka atap terbuat dari kayu merbau yang kemudian ditutup dengan ijuk. Kolom gazebo terbuat dari kayu kelapa dengan diameter 25 cm. Sedangkan pada bagian deck menggunakan material dari kayu merbau. Pool Bar Di ujung pool deck pada swimming pool area terdapat pool bar dengan desain rumah adat tradisional Los Palos yang telah dimodifikasi dengan sentuhan modern (Gambar 55). Modifikasi desain terletak pada bentuk atap yang masih tampak tradisional dengan badan bangunan yang memiliki desain modern. Selain pada bentuk bangunan, modifikasi juga dilakukan pada penggunaan material. Material yang digunakan pada atap pool bar yaitu menggunakan kerangka dari aluminium, lalu bagian penutup atapnya menggunakan aluminium sheet. Sedangkan badan bangunan yang seharusnya menggunakan material kayu telah dilakukan penggantian material dengan batu bata pada konstruksinya dan batu andesit sebagai finishing. Atap pada counter pool bar menggunakan material dari batu granit. Ruang di dalam pool bar terdiri dari toilet wanita, toilet pria, towel bar, dan tempat penjualan minuman dan makanan kecil. Outdoor Shower Outdoor shower berlokasi di depan child pool dan digunakan sebagai tempat berbilas outdoor setelah berenang. Outdoor shower ini terdiri dari shower post atau tonggak shower dan lantai atau area berbilas. Perkerasan pada area berbilas memiliki pola lantai persegi dengan kombinasi materialnya. Pada bagian
80
Gambar 54. Desain pada Gazebo (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010)
81
Gambar 55. Desain Pool Bar (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010)
82
luar material yang digunakan adalah batu andesit, kemudian pada bagian tengahnya menggunakan material dari batu kerikil berwarna abu-abu agar air mudah meresap dan batu andesit dengan permukaan bertekstur kasar agar tidak licin. Lighting Lighting pada swimming pool area banyak terdapat pada planting area dan construction feature. Pada planting area pencahayaan berfungsi untuk memberi efek dramatis dengan mengekspos keindahan arsitektural pohon dan semak. Pencahayaan pada construction feature dimaksudkan untuk memaksimalkan fungsi dari bangunan itu, antara lain pada pool bar, gazebo dimana terdapat wall light pada setiap kolomnya, outdoor shower berupa uplight pada bagian bawah, pool deck, di dalam swimming pool berupa under water lamp. Softscape Swimming Pool Pada swimming pool area terdapat dua kolam yaitu swimming pool untuk orang dewasa seluas 342 m2 dengan desain memanjang di sepanjang bangunan hotel wing 1 dan swimming pool untuk anak-anak yang berukuran kecil dengan luas 20 m2 (Gambar 56). Luas total swimming pool secara keseluruhan yaitu 362 m2. Di sebelah kiri swimming pool langsung berbatasan dengan bangunan hotel dan di sebelah kanannya berbatasan dengan pool deck seluas 206 m2. Karena bentuknya yang memanjang, area swimming pool sebagian menempati pool deck dan sebagian lagi menempati area taman. Desain swimming pool yang menempati area taman memiliki pola organik disesuaikan dengan desain taman itu sendiri yang cenderung berpola organik dengan aksen taman tropis. Material yang digunakan pada lantai dan dinding swimming pool yaitu tile berukuran 5 x 5 cm dengan pola mosaik berwarna biru toska dan hijau. Gambar swimming pool plan secara lebih detail dapat dilihat pada Lampiran 13. Letak pool child menempel pada kolam orang dewasa di bagian tengah. Dinding kolam yang membatasi antara kolam dewasa dan kolam anak memiliki tinggi yang sama dengan ketinggian level air pada kolam dewasa (Gambar 57). Sehingga air pada kolam dewasa yang melewati tinggi dinding pembatas akan
Child Pool Adukt Pool 83
Gambar 56. Site Plan pada Swimming Pool (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010)
84
dialirkan ke kolam anak. Kedalaman air pada kolam dewasa adalah 1,5 - 2 m sedangkan kedalaman air pada kolam anak sedalam 0,6 m.
Gambar 57. Gambar Potongan Kolam Dewasa dan Kolam Anak (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010) Tanaman Di sekitar area swimmimng pool terdapat pool deck yang di bagian pinggirnya terdapat planting area dengan tanaman display yang merupakan kombinasi antara pohon, semak dan penutup tanah. Pohon yang digunakan pada display area yaitu Cocos nucifera, Livistona rotundifolia dan Ptycosperma macarthurii yang dikombinasikan dengan semak berbunga dan semak daun berwarna sebagai penyemarak taman seperti Hymenocalis littoralis, Ruselia equisetifolia, Aralia sp, Cordyline terminalis, Love grass, Calathea sp, Rhapis excelsa dan tanaman rambat Scindapsus aureus yang dirambatkan pada batang pohon kelapa.
Gambar 58. Taman di Belakang Swimmimg Pool (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010)
85
Planting area di belakang child pool cukup luas. Display plant terdapat di setiap sisi dengan kombinasi dari beberapa jenis tanaman. Kombinasi semak menggunakan semak berbunga dan semak daun berwarna, antara lain Heliconia rostata, Hymenocalis littoralis, Ruselia equisetifolia, Neomarica longifolia, Psedoranthemum reticulatum, Canna indica, Cordyline terminalis, Alocasia macrorhiza, Dracaena sp dan ground cover seperti Zoysia matrella dan Ophiopogon japonicum. Jenis pohon yang digunakan pada taman di belakang swimming pool area menggunakan jenis pohon berbunga seperti Plumeria sp yang merupakan jenis pohon aromatik sehingga memberikan aroma wangi pada taman dan Erythrina cristagalii dengan bunga berwarna merah. Pohon berdaun indah seperti Arthocarphus sp dan pohon penaung yang merupakan tanaman lokal Timor Leste dan sebagai identitas hotel yaitu Santalum album.
Gambar 59. Planting Plan pada Swimmimg Pool Area (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010)
86
Selain pohon, tanaman dari jenis palem-paleman seperti Livistona rotundifolia dan Livistona chinensis memberikan sentuhan nuansa tropis pada taman. Taman ini akan berujung pada sebuah pintu yang menghubungkan antara courtyard dengan lobby hotel. b.5. Private Garden Private garden terdapat pada level ground floor dan merupakan fasilitas khusus yang disediakan oleh hotel untuk kamar dengan tipe presidential suite. Discovery Hotel hanya memiliki satu kamar tipe presidential suite. Lokasi taman ini berada pada bagian depan bangunan wing 1 lantai dasar (Gambar 60).
B
KEY PLAN
A’
A B’
Gambar 60. Lokasi Private Garden pada Ground Floor (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010)
Desain private garden memiliki pola organik dengan patio dari wooden deck. Tema taman adalah taman tropis yang berfungsi sebagai display. Pada private garden terdapat sebuah jacuzzi di ruang outdoor. Gambar potongan private garden dapat dilihat pada Gambar 61.
Gambar Potongan A - A’
Gambar Potongan B - B’
87
Gambar 61. Gambar Potongan Private Garden (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010)
88
Hardscape Wooden Deck Terbuat dari material kayu merbau. Bentuk deck menyerupai bentuk huruf T terbalik yang memanjang pada bagian atasnya. Di atas deck diletakkan fasilitasfasilitas seperti jacuzzi, kursi malas dan elemen pendukung lainnya. Lighting Lighting pada private garden ditempatkan di antara vegetasi display untuk mengekspos keindahan tanaman tersebut. Pada deck juga terdapat lampu uplight untuk memberi efek dramatis pada elemen-elemen yang berada di atasnya. Tepat di depan jacuzzi terdapat obor yang akan mnghadirkan suasana romantis pada malam hari. Softscape Jacuzzi Jacuzzi dengan ukuran 3 x 2,5 m terdapat di atas deck. Di bagian atas jacuzzi terdapat pancuran yang memancarkan air ke dalam kolam. Posisi jacuzzi mengahadap ke arah taman, sehingga sambil berendam di jacuzzi, tamu dapat menikmati taman bernuansa topis dengan vegetasi display. Material pada konstruksi jacuzzi menggunakan beton dan lantai dasar kolamnya menggunakan tile. Tanaman Tanaman yang digunakan pada private garden menggunakan tanaman display dengan nuansa tropis. Jenis pohon yang digunakan pada taman ini antara lain Plumeria sp yang merupakan pohon aromatik, Arthocarphus sp, serta jenis palem-paleman seperti Ptycosperma macarthurii dan Livistona rotundifolia. Di bagian depan taman terdapat Delonix regia dan deretan Bucida buceras yang ditanam pada level tanah yang lebih rendah. Plumeria sp diletakkan di ujung kanan dan kiri taman. Sedangkan Livistona rotundifolia ditanam secara berderet. Jenis semak yang digunakan yaitu Hymenocalis littoralis, Calathea sp, Psedoranthemum reticulatum, Alocasia macrorhiza, Rhapis excelsa, Heliconia psittacorum, Heliconia rostata dan Vernonia longifolia. Desain penanaman pada private garden dapat dilihat pada Gambar 62.
89
Gambar 62. Planting Plan pada Private Garden (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010)
c. Desain Lanskap Lantai 2 Desain lanskap pada Lantai 2 meliputi sebuah roof
garden
dengan
pergola dan walkway sebagai jalur sirkulasi user untuk mengakses tapak ini dan menghubungkannya dengan ruang-ruang sekitar. Tapak yang berfungsi sebagai outdoor recreation pada lantai dua ini terletak di bagian ujung belakang bangunan wing 1 dan berada di depan bangunan wing 2. Tepatnya di depan Italian restaurant. Para tamu yang akan mendatangi Italian restaurant akan melewati taman ini terlebih dahulu begitu mereka keluar dari lift. Selain itu roof garden ini juga berfungsi sebagai area transisi. Lokasi roof garden pada lantai 2 dapat dilihat pada Gambar 63. Desain pada roof garden menggunakan pola geometrik, penempatan semua elemen taman didalamnya diatur secara simetris dan seimbang. Penggunaan pola geometrik ini dikaitkan dengan lokasi roof garden yang berada di antara bangunan bernuansa Portugis, sehingga desain taman harus disesuaikan dengan arsitektural hotel. Gambar lantai 2 setting out plan dapat dilihat pada Lampiran 13. Elemen-elemen lanskap pada taman ini didominasi oleh hardscape, penggunaan softscape relatif sedikit berupa bahan tanaman dan water fountain. Pada bagian ujung roof garden terdapat BBQ pit. Gambar potongan roof garden dapat dilihat pada Gambar 64.
90
Gambar 63. Lokasi Roof Garden pada Lantai 2 (Sumber: PT. Airmas Asri, 2009)
A
B
A’
B’ Gambar Potongan A - A’
Gambar Potongan B - B’
Gambar 64. Gambar Potongan Roof Garden (Sumber: PT.Airmas Asri, 2010)
91
Hardscape Walkway dan Pergola Walkway pada roof garden berupa wooden deck dan merupakan sirkulasi utama yang dapat dilewati oleh user. Gambar walkway tampak atas dapat dilihat pada Gambar 65. Sedangkan gambar potongan walkway dan pergola dapat dilihat pada Gambar 66.
Gambar 65. Pergola pada Roof Garden Lantai 2 (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010)
Gambar 66. Walkway dan Pergola Tampak Potongan pada Roof Garden Lantai 2 (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010)
92
Walkway berupa wooden deck yang menggunakan material dari kayu merbau. Di bagian atas wooden deck terdapat pergola dengan konstruksi yang juga terbuat dari material kayu merbau. Konstruksi pergola terdiri dari kolom dan atap yang dirambati oleh tanaman dan memiliki tingi 260 cm. Pavement Perkerasan pada roof garden menggunakan material dari tile yang berbentuk persegi dan disusun dengan pola diagonal. Penggunaan pola diagonal bertujuan untuk memberi kesan luas pada area roof garden. Pot dan Planter wall Sebanyak empat buah pot berukuran besar dan terbuat dari batu andesit diletakkan di atas pavement. Planter wall terdapat di sekeliling roof garden dan berfungsi membatasi roof garden dengan jalur lintasan walkway. Material yang digunakan pada planter wall terbuat dari batu andesit. Pada planter wall ini terdapat delapan planter hole sebagai area penanaman. Bangku Taman Dua bangku taman diletakkan secara berhadapan dan berada di antara water fountain. Material pada bangku taman menggunakan PVC. Desain pada bangku taman berbentuk persegi panjang. Lighting Efek pencahayaan terdapat pada walkway, planter wall, pavement, water fountain dan tanaman. Sepanjang lintasan walkway diberi efek uplight lighting di sisi kanan dan kirinya. Pada pavement juga terdapat beberapa lampu uplight. Pencahayaan tanaman ditempatkan pada pot dan planter wall. Sedangkan pada water fountain pencahayaan ditempatkan di dasar kolam. Softscape Water Fountain Water fountain terletak tepat di tengah-tengah roof garden. Konstruksi pada water fountain menggunakan material dari batu paras. Fungsi water fountain adalah untuk memberikan kesejukan pada taman, menghadirkan landscape instrument dan sebagai display.
93
Tanaman Di keempat sisi air mancur terdapat pohon Plumeria sp yang dikombinasikan dengan semak Hymenocalis litoralis dan ditanam di dalam pot. Sebanyak delapan buah tanaman melati india (Quiscalis sp) ditanam di planting hole pada planter wall.
d. Desain Lanskap Lantai 4 Desain lanskap pada lantai 4 di atas bangunan wing 1 ini tepatnya berada pada rooftop. Pada lantai 4 terdapat caribbean pub dan wedding pavillion. Area desain lanskap terdapat di antara kedua bangunan ini yang meliputi plaza, reflecting pool, walkway, pergola dan gazebo. Lokasi desain lanskap pada lantai 4 dapat dilihat pada Gambar 67.
Gambar 67. Lokasi Desain Lanskap pada Lantai 4 (Sumber: PT. Airmas Asri, 2009)
94
Desain lanskap pada lantai 4 ini memiliki pola geometrik bernuansa formal dengan dominansi elemen pembentuknya berupa perkerasan. Pola geometrik bertujuan untuk menghasilkan keterkaitan antara desain lanskap dengan desain bangunan disekitarnya yang bernuansa arsitektur Portugis. Fungsi desain lanskap pada lantai 4 ini adalah sebagai display dan area transisi antara wedding pavillion dan caribbean pub. Hardscape Plaza Sebuah plaza berbentuk persegi panjang terletak di antara wedding pavillion dan caribbean pub. Pola lantai pada plaza berbentuk persegi dan disusun secara diagonal. Material yang digunakan pada lantai plaza adalah tile. Gazebo Gazebo terletak di ujung walkway dan diapit oleh plaza dan merapat pada dinding reflecting pool. Deain pada gazebo masih menggunakan pola geometrik bernuansa arsitektur Portugis. Konstruksi gazebo secara keseluruhan terbuat dari material beton. Atap pada gazebo berbentuk plat datar. Desain gazebo dapat dilihat pada Gambar 68.
Gambar 68. Desain Gazebo dengan Pola Geometrik (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010) Pergola dan Walkway Akses yang menghubungkan antar bangunan pada lantai 4 ini adalah sebuah walkway berupa wooden deck yang terbuat dari kayu merbau. Di bagian atas walkway dinaungi dengan pergola yang dirambati tanaman. Pergola memiliki konstruksi kolom dan atap yang terbuat dari material kayu merbau (Gambar 69).
95
Gambar 69. Gambar Tampak Potongan Pergola dan walkway (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010)
Planter Wall Planter wall bagian depan bangunan wing 1 dan di samping kanan dan kiri reflecting pool. Material yang digunakan pada planter wall terbuat dari batu andesit. Bentuk planter wall menyerupai huruf U terbalik. Planter wall tidak langsung menempel pada sisi luar refflecting pool, terdapat celah diantara keduanya berupa gutter yang berfungsi sebagai tempat pembuangan air ketika air pada reflecting pool meluap keluar sehingga tidak menggenangi tanaman pada planter wall.
Gambar 70. Detail Potongan Planter Wall pada Reflecting Pool (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010)
Lighting Pencahayaan ditempatkan pada plaza, walkway di sisi kanan dan kirinya berupa uplight, gazebo, reflecting pool dan tanaman. Fungsi pencahayaan pada
96
walkway yaitu untuk mengarahkan user. Pada gazebo berfungsi untuk memberikan penerangan pada fungsi bangunan tersebut. Pencahayaan pada reflecting pool terletak pada dasar kolam dan pada tanaman terletak pada bagian bawahnya berfungsi untuk memberi efek dramatis pada elemen softscape ini. Selain itu, lighting juga ditempatkan pada tangga yang terbuat dari batu andesit yang menuju bangunan wedding pavillion (Gambar 71).
Gambar 71. Lighting pada Tangga Wedding Pavillion (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010)
Softscape Reflecting Pool Reflecting pool terdapat di sekeliling bangunan wedding pavillion (Gambar 72). Di atas reflecting pool ini terdapat bentukan-bentukan arch yang mengitari bangunan wedding pavillion dan terbuat dari material beton.
A
A’
Gambar 72. Tampak Atas Reflecting Pool di Sekeliling Wedding Pavillion (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010)
97
Reflecting pool memiliki pola geometrik berbentuk persegi panjang dengan nuansa formal, disesuaikan dengan fungsi bangunan yang berada di dalamnya. Melalui reflecting pool ini, bangunan wedding pavillion dapat dipantulkan di atasnya.
Gambar 73. Gambar Potongan A - A’ Reflecting Pool (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010)
Tanaman Area penanaman terdapat pada planter wall di depan reflecting pool dan di samping kanan dan kiri reflecting pool. Pada planter wall di bagian depan ditanami dengan tanaman jenis semak yaitu Neomarica longifolia dan Belamcanda chinensis. Sedangkan di samping kanan dan kiri reflecting pool ditanami dengan pohon cemara (Cupressus papuana) sebanyak enam pohon yang dikomposisikan dengan semak Russelia equisetifolia.
5.3. REVISI DALAM PROSES PERANCANGAN Selama proses perancangan lanskap Discovery Hotel, pada tahap Design Development terjadi beberapa kali perubahan desain yang menyebabkan sub divisi lanskap harus melakukan revisi terhadap desainnya. Perubahan-perubahan desain ini dapat disebabkan oleh beberapa hal baik berasal dari pihak klien, konsultan, maupun kondisi lapang. Baik pihak konsultan maupun klien selalu memiliki ide yang terus mengalami perkembangan sehingga berpengaruh terhadap desain. Adanya perkembangan ide bertujuan agar kualitas rancangan yang dihasilkan dapat mencapai hasil yang terbaik nantinya. Revisi yang dilakukan oleh sub divisi lanskap terhadap desainnya meliputi desain lanskap pada lantai semi basement, lantai dasar, lantai 2 dan lantai 4 yang total perubahannya sebanyak sembilan kali.
98
5.3.1. Semi Basement a. Penghilangan material tanaman pada area parkir Area parkir semi basement mengalami perubahan desain. Pada desain awal bentuk parkir yaitu tegak lurus dan saling berhadapan yang dibatasi oleh median. Terdapat dua planting area yaitu pada median parkir dan pada dinding perimeter fence. Kedua planting area ini ditanami dengan pohon kecrutan (Spathodea campanulata). Revisi desain yang pertama adalah penghilangan tanaman yaitu pohon kecrutan pada area parkir ini. Revisi desain pada area parkir semi basement dapat dilihat pada Gambar 74.
Gambar 74. Penghilangan Pohon Pada Area Parkir Semi Basement (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010)
99
Revisi desain ini berdasarkan hasil koordinasi dengan arsitek bangunan. Penghilangan pohon pada median parkir dikarenakan sebagian dari area parkir ini akan tertutup oleh bangunan wing 2, sehingga keberadaan pohon peneduh dirasa tidak diperlukan. Selain itu pertumbuhan tinggi pohon dalam kurun waktu tertentu dikhawatirkan akan merusak struktur bangunan pada bangunan wing 2. Sedangkan penghilangan pohon pada perimeter fence dikarenakan pada area ini akan digunakan sebagai area parkir bus. Jika dilakukan penanaman pada area ini maka akan mengurangi ruang gerak bus pada saat parkir. c. Perubahan desain pada pola area parkir b. Setelah revisi pertama dilakukan, terjadi perubahan desain yang kedua kalinya yaitu berkaitan dengan pola area parkir. Pada desain yang pertama, pola parkir yaitu tegak lurus dan saling berhadapan. Setelah mengalami perubahan, bentuk parkir menjadi tegak lurus dan saling membelakangi. Hal ini dikarenakan untuk memisahkan antara area parkir mobil dan area parkir bus.
Gambar 75. Perubahan Pola Area Parkir Semi Basement (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010)
100
Di antara area parkir mobil dan bus dibatasi dengan planting area. Planting area ini ditanami dengan Spathodea campanulata. Penanaman dilakukan sebagai peneduh bagi mobil, karena pada area ini di bagian atasnya tidak ternaungi oleh bangunan wing 2 sehingga membutuhkan naungan pohon. Sedangkan area parkir yang berada di sisi dekat bangunan masih ternaungi oleh bangunan wing 2, sehingga tidak memerlukan pohon peneduh. 5.3.2. Lantai Dasar a. Perubahan sebagian planting area menjadi water feature dan penambahan flag pole pada entrance area Pada tahap Design Development entrance area mengalami perubahan desain sebanyak tiga kali. Perubahan yang pertama yaitu perubahan sebagian planting area menjadi water feature (Gambar 76). Perubahan ini terjadi berdasarkan keinginan klien yang ingin menambahkan elemen water feature pada area pintu masuk. Hal ini mengakibatkan terjadinya perubahan pada desain penanaman yang telah dibuat sebelumnya pada tahap design development di area tersebut. Pada awal tahap pengembangan desain, planting area pada entrance gate ini ditanami dengan pohon Livistona rotundifolia dengan komposisi semak Canna indica,
Vernonia
longifolia,
Phylanthus
nerurii,
dan
Psedoranthemum
reticulatum. Setelah mengalami perubahan pada sebagian planting area menjadi water feature, terjadi perubahan pula pada jenis tanaman yang digunakan dalam desain. Livistona rotundifolia dihilangkan dan diganti dengan Plumeria sp, beberapa semak masih menggunakan jenis yang sama seperti Canna indica, Vernonia longifolia, dan Phylanthus nerurii. Sedangkan semak Psedoranthemum reticulatum digantikan dengan Calathea sp. Elemen water feature yang dibuat berupa kolam dan water wall. Desain kolam berbentuk memanjang sesuai dengan bentuk planting area sebelumnya. Dinding dibalik name sign hotel dimanfaatkan sebagai water wall. Selain elemen water feature, klien juga menginginkan adanya penambahan elemen identitas pada bagian depan hotelnya yaitu berupa flag pole dengan bendera Timor Leste yang berkibar di atasnya. Flag pole ini berdiri tepat di atas kolam.
101
Gambar 76. Perubahan Sebagian Planting Area pada Entrance Area (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010)
b. Pelebaran jalur sirkulasi kendaraan pada entrance gate dan welcome area Setelah terjadi perubahan pada planting area, perubahan yang kedua yaitu pelebaran jalur sirkulasi kendaraan pada entrance gate dan welcome area (Gambar 77). Pada awalnya jalur sirkulasi pada entrance gate ini didesain
102
berdasarkan standar jalur sirkulasi untuk mobil. Namun, klien menginginkan agar jalur ini juga dapat diakses oleh bus. Sehingga arsitek harus melakukan perubahan desain sesuai dengan keinginan klien yaitu dengan melakukan pelebaraan jalur sirkulasi pada entrance gate dan welcome area tersebut. Perubahan jalur sirkulasi kendaraan ini juga mengakibatkan terjadinya perubahan pada walkway dan desain lanskap di sekitarnya. Perubahan pada walkway terutama terjadi pada pola lintasannya akibat penyesuaian terhadap pelebaran jalur sirkulasi pada entrance gate dan welcome area.
Gambar 77. Pelebaran Jalur Sirkulasi pada Entrance Gate dan Welcome Area (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010)
103
Pelebaran jalur sirkulasi kendaraan juga mengakibatkan perubahan pada luasan planting area sehingga perlu dibuat desain penanaman yang baru disesuaikan dengan luasan planting area saat ini. c.d. Perubahan material tanaman Perubahan yang ketiga yaitu perubahan material tanaman yang dilakukan oleh manajer divisi lanskap. Perubahan ini dilakukan berdasarkan pertimbangan dan pemikiran lebih lanjut yang dilakukan oleh manajer. Perubahan-perubahan yang terjadi meliputi penambahan jumlah pohon Bauhinia blakeana pada perimeter fence yang menuju area parkir.
Gambar 78. Penggantian Samanea saman dengan Plumeria sp (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010)
104
Penambahan
jumlah
pohon
Bauhinia
blakeana
dilakukan
untuk
memperluas area naungan pada driveway. Selain itu, dilakukan penggantian pohon Samanea saman yang terletak di dekat kolam menuju spa area dengan Plumeria sp. Samanea saman yang memiliki karakteristik berdaun majemuk dan suka menggugurkan daunnya dikhawatirkan akan mengotori kolam sehingga perlu pemeliharaan ekstra untuk membersihkan area kolam karena lebih sering kotor. Alasan penggunaan Plumeria sp sebagai pohon pengganti Samanea saman dikarenakan pohon ini merupakan jenis pohon aromatik, sehingga dapat menghadirkan aroma wangi pada lokasi tersebut, selain itu bentuk aresitektural pohon Plumeria sp juga lebih estetis dibandingkan dengan Samanea saman. d. Penempatan Tanaman Identitas Pada tahap evaluasi ketika sudah mencapai tahap akhir Design Development, klien ingin menghadirkan tanaman cendana (Santalum album) ke dalam lanskap hotelnya. Hal ini dikarenakan pohon cendana merupakan vegetasi endemik Timor Leste dan klien berharap dengan adanya tanaman ini pada lanskap hotelnya dapat menambah elemen desain yang mencerminkan karakteristik lokal. Oleh karena itu, klien meminta pihak konsultan untuk menempatkan beberapa pohon cendana ke dalam desainnya. Meskipun demikian, klien membatasi jumlah penggunaan pohon cendana agar tidak terlalu mendominasi pada tapak. Keinginan klien yang secara tiba-tiba ini mengakibatkan pihak konsultan harus melakukan penggantian terhadap beberapa pohon dalam desain yang telah dibuatnya dengan pohon cendana. Karena arsitek lanskap telah menyelesaikan desainnya pada saat klien mengutarakan keinginannya tersebut. Penempatan pohon cendana (Santalum album) pada entrance area dilakukan dengan mengganti Samanea saman yang ada pada desain sebelumnya. Karena bentuk tajuk Samanea saman yang cukup lebar, dengan adanya penggantian dengan Santalum album mengakibatkan adanya ruang yang masih kosong sehingga ditambahkan dengan pohon Bucida buceras di depan Santalum album untuk mengisi ruang kosong tersebut.
105
Gambar 79. Penggantian Samanea saman dengan Santalum album (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010)
Selain ditempatkan pada entrance area, tanaman identitas juga ditempatkan pada taman di swimming pool area. Di area ini banyak terdapat tanaman display, penempatan Santalum album dilakukan dengan mengganti Cassia ferrea yang ada di tepi swimming pool. Letak pohon cendana di area ini cukup menonjol karena berada di antara pohon kamboja (Plumeria sp) yang merupakan jenis pohon berbunga. Penempatan tanaman identitas ini hanya dilakukan pada dua area, entrance area dan taman pada swimming pool area. Hal
106
ini dikarenakan Santalum album merupakan tanaman langka dan merupakan spesies yang dilindungi oleh pemerintah Timor Leste, sehingga sulit untuk mendapatkaannya. Selain harganya yang mahal, perlu dilakukan perizinan kepada pemerintah untuk medapatkan tanaman tersebut.
Gambar 80. Penggantian Cassia ferea dengan Santalum album (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010)
107
5.3.3. Lantai 2 a. Perubahan desain roof garden untuk meminimalisasikan pemeliharaan Desain pada roof garden lantai 2 sempat mengalami perubahan. Perubahan ini bertujuan untuk memudahkan maintenance pada taman atap bangunan. Pada desain yang pertama dibuat sebelumnya, taman ini banyak menggunakan tanaman baik itu dari jenis pohon, semak dan penutup tanah. Pohon yang digunakan yaitu Plumeria sp dan Ptycosperma macarthurii yang ditanam pada planter wall. Di antara pohon-pohon ini terdapat kombinasi dari beberapa jenis semak yang meliputi Cordyline terminalis, Psedoranthemum reticulatum, Phylantus nerurii, Calathea sp, Neomarica longifolia, Belamchanda chinensis, Hymenocalis littoralis, Aralia sp, Rhapis excelsa dan Quiscalis sp. Pada permukaan roof garden ditanami dengan rumput gajah mini (Axonopus compressus), lalu pada bagian atasnya diberi stepping stone untuk meminimalisir kerusakan pada rumput akibat intensitas penggunaan tapak oleh user. Sebuah sofa outdoor terletak pada cekungan di antara planter wall. Desain pada roof garden tersebut dianggap perlu pemeliharaan yang cukup intensif, maka klien ingin desain pada taman atap ini dibuat lebih sederhana dengan penggunaan material perkerasan yang lebih mendominasi pada tapak. Sehingga pada desain yang telah direvisi, penggunaan rumput dan stepping stone diganti dengan perkerasan. Sebagian dari planting area juga diubah menjadi wooden deck. Bahan tanaman pada desain sebelumnya banyak yang dihilangkan, hanya Plumeria sp, Hymenocalis littoralis dan Quiscalis sp yang masih digunakan. Sofa outdoor yang ada pada desain sebelumnya diganti dengan menempatkan dua buah bangku taman dengan desain yang lebih sederhana dan saling berhadapan. Lalu dilakukan penambahan berupa air mancur yang berada di tengah tapak di antara pohon Plumeria sp. .
108
Gambar 81. Perubahan Desain pada Roof Garden Lantai 2 (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010)
5.3.4. Lantai 4 a. Penghilangan sebagian planting area Roof garden pada lantai 4 cukup banyak mengalami perubahan desain. Perubahan desain tersebut bertujuan untuk meminimalisir intensitas pemeliharaan taman. Pada desain awal, lantai 4 pada bangunan wing 1 ini memiliki beberapa planting area, yaitu planting area pada bagian ujung reflecting pool, planting
109
area di antara bangunan wedding pavillion dan caribbean pub, planting area di depan caribbean pub dan planting area di depan pintu lift pada bagian belakang gedung. Perubahan desain pada lantai 4 dapat di lihat pada Gambar 82.
Gambar 82. Penghilangan Sebagian Planting Area Roof Garden Lantai 4 (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010)
110
Setelah mengalami perubahan desain, planting area pada lantai 4 ini banyak yang dihilangkan. Hamparan rumput dan planter box di antara bangunan wedding pavillion dan caribbean pub diubah menjadi plaza, planter box di depan caribbean pub dihilangkan, taman yang berada di depan lift pada bagian belakang gedung juga ikut dihilangkan yang kemudian digunakan sebagai toilet. Planter box di bagian depan serta samping kanan dan kiri caribbean pub dihilangkan karena bertujuan untuk memperluas ruangan pada caribbean pub sehingga menambah kapasitas tempat duduk di dalam ruangan. Planting area yang masih dipertahankan yaitu yang berada di bagian ujung reflecting pool. b. Penempatan pohon cemara di sisi luar reflecting pool Pada sisi luar kanan dan kiri reflecting pool ditambahkan masing-masing tiga pohon cemara (Cupressus papuana). Penempatan pohon cemara pada sisi luar reflecting pool bertujuan untuk memperkuat nuansa formal pada bangunan wedding pavillion.
Gambar 83. Penambahan Cupressus papuana pada Reflecting Pool (Sumber: PT. Airmas Asri, 2010)
5.4. PROSES PERANCANGAN Dalam
proses
perancangan
Discovery
Hotel
banyak
dilakukan
pertimbangan-pertimbangan dalam upaya menciptakan suatu desain yang sesuai dengan keinginan klien. Pertimbangan-pertimbangan yang dilakukan pada sub
111
divisi lanskap meliputi pertimbangan dalam menentukan elemen-elemen desain yang sesuai dengan konsep desain yang diangkat, selain itu materialnya harus sesuai pula dengan kondisi tapak proyek. Pemilihan bahan tanaman yang akan digunakan di dalam desain lanskap juga memerlukan suatu pertimbangan, terkait dengan kondisi fisik dan biofisik tapak yang berbeda di setiap tempat. 5.4.1. Pertimbangan Bagi Arsitek Lanskap Pertimbangan yang dilakukan oleh arsitek lanskap dalam merancang proyek ini mencakup pertimbangan dalam pemilihan material hardscape dan softscape. Penggunaan material baik hardscape maupun softscape pada desain harus disesuaikan dengan kondisi fisik dan ekologis tapak. Material hardscape yang digunakan pada umumnya harus awet dan tahan lama. Dalam pemilihan softscape, hal yang paling umum dipertimbangkan adalah kemampuan tanaman tersebut untuk dapat bertahan hidup dan tumbuh dengan baik pada lokasi proyek. 5.4.1.1. Pemilihan Material Hardscape Pertimbangan perusahaan dalam pemilihan material hardscape lebih dititikberatkan pada tingkat keawetan, kekuatan, ketersediaan di pasar dan harga. Desain lanskap lebih dominan pada ruang outdoor sehingga dalam pemilihan material harus memikirkan tingkat ketahanannya terhadap cuaca di luar ruangan. Material hardscape yang digunakan pada desain lanskap Discovery Hotel meliputi batu andesit, batu koral, batu paras, kayu merbau, beton, brick wall, metal (stainless steel), kaca dan tile. Pada desain lanskap hotel ini banyak menggunakan material hardscape dari batu andesit. Penggunaan batu andesit dikarenakan jenis batu ini merupakan batu yang memiliki sifat paling keras di antara batu alam yang umum dipakai. Selain itu tingkat porositas batu andesit juga paling kecil karena memiliki poripori yang rapat. Warna batu andesit cenderung gelap dan penggunaannya cocok untuk segala ruang baik indoor maupun outdoor. Selain batu andesit, batu yang banyak terdapat pada material hardscape yaitu batu koral. Batu koral banyak digunakan untuk mempercantik lantai taman, stepping stone, kolam dan lain-lain. Sifat batu koral yang memiliki banyak warna dan corak serta harganya yang ekonomis menjadi alasan utama dalam penggunaannya pada desain lanskap.
112
Kayu merbau banyak digunakan pada deck dan pergola. Kayu merbau merupakan salah satu jenis kayu yang cukup keras dan stabil sebagai alternatif pembanding dengan kayu jati karena tingkat keawetannya. Selain sifatnya yang dikenal awet dan kuat, kayu merbau juga tahan terhadap serangga. Ketersediaannya di pasar juga cukup mudah didapatkan karena pohon merbau termasuk jenis pohon hutan hujan tropis. Penggunaan material beton dikarenakan sifatnya yang kuat dan awet menjadi pertimbangan utama dalam pembuatan bangunan-bangunan pada desain lanskap seperti security house, guard house dan gazebo. Selain beton, terdapat susunan brickwall pada konstruksi dinding yaitu pada bangunan pool bar. Konstruksi dari material kaca dan metal digunakan untuk memberi sentuhan modern yang ingin dihadirkan pada desain hotel. Material dari metal selain pada struktur welcoming pavillion juga terdapat pada railing tangga, flag pole, name sign, gate dan lain-lain. Penggunaan metal berupa stainless steel pada elemen-elemen tersebut dikarenakan material ini memiliki sifat yang kuat dan tidak mudah berkarat sehingga akan lebih awet dan tahan lama. Penggunaan pool tile dengan warna hijau toska dan biru yang membentuk pola abstrak dapat memberi efek pantulan kolam yang lebih alami pada kolam. Selain itu material ini juga mudah didapatkan dan memiliki banyak pilihan warna. Pool tile digunakan pada lantai swimming pool, reflecting pool dan water stream. 5.4.1.2. Pemilihan Material Softscape Pertimbangan dalam pemilihan tanaman yang digunakan pada desain lanskap terkait dengan beberapa hal. Menurut Hannebaum (2002), terdapat beberapa kriteria dalam melakukan pemilihan tanaman pada desain lanskap. Kriteria ini meliputi: a. Ketahanan dan kemampuan beradaptasi dengan iklim b. Kesesuaian jenis tanah dengan syarat tumbuh tanaman c. Persyaratan naungan dan penyinaran matahari d. Bentuk dan ukuran e. Tekstur f. Warna daun
113
g. Tingkat kecepatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman h. Kerentanan terhadap hama dan penyakit i. Produksi buah dan bunga j. Ketersediaan di pasar dan harga k. Kemudahan penggunaan l. Memiliki tata nama (nomenclature) Dari semua kriteria tanaman yang telah disebutkan, tidak semuanya merupakan hal yang esensial untuk dipenuhi. Namun, untuk mendapatkan kemungkinan terbaik dari suatu tanaman dalam penggunaannya pada desain lanskap seluruh faktor tersebut perlu untuk dipertimbangkan. Oleh karena itu, perlu bagi desainer untuk melakukan pertimbangan terhadap keinginan klien dengan kesesuaian kriteria tanaman pada tapak. Sebelum menentukan jenis tanaman yang akan digunakan dalam desain lanskap, desainer harus memastikan terlebih dulu bahwa tanaman tersebut tersedia atau mudah didapatkan di pasaran. Hal yang paling utama dilakukan dalam memilih tanaman adalah mengetahui kemampuan adaptasi terhadap iklim. Selain kriteria yang telah disebutkan di atas, dalam upaya untuk menciptakan identitas suatu lanskap dapat dihadirkan melalui penggunaan tanaman endemik yang menjadi ciri khas pada tapak tersebut. Dalam menentukan tanaman identitas, diperlukan informasi yang lengkap dan mendetail mengenai vegetasi tersebut. Informasi yang diperlukan meliputi karakteristik fisik seperti tinggi maksimum pohon, warna bunga, bentuk daun dan bentuk tajuk. Selain itu waktu dan lama masa berbunga serta karakteristik khas dari pohon tersebut juga perlu diketahui. Pada proyek Discovery Hotel, terdapat faktor-faktor lain yang menjadi bahan pertimbangan bagi pihak konsultan desain dalam pemilihan tanaman pada desain lanskap. Faktor-faktor yang penting untuk dipertimbangkan disini adalah kondisi ekologis, pemeliharaan dan kondisi keuangan klien. Secara garis besar, tanaman yang digunakan pada desain lanskap Discovery Hotel adalah jenis tanaman lokal (tropis). Iklim pantai pada kota Dili yang cenderung panas menjadi pertimbangan dalam menentukan jenis tanaman yang digunakan yaitu jenis tanaman yang tahan terhadap cuaca panas.
114
Teknik pemeliharaan yang intensif juga menjadi hal yang penting mengingat sebagian besar tanaman yang digunakan merupakan ragam jenis tanaman hias yang berfungsi sebagai display. Daya tahan tanaman selain dipengaruhi oleh kondisi iklim setempat juga dipengaruhi oleh pemeliharaan. Faktor pemeliharaan di sini sangat berperan penting dalam mempertahankan kondisi tanaman agar tetap dalam kondisi baik dan sama seperti pada saat pertama kali ditanam. Faktor ekonomi klien penting dalam hal pengadaan material tanaman pada desain lanskap yang memiliki kualitas tinggi. Jika klien telah menyanggupi usulan desain lanskap dari konsultan desain maka hal-hal yang terkait dengan biaya pengadaan material tanaman dan pemeliharaan tidak menjadi hambatan bagi klien dalam mewujudkan desain lanskap tersebut. 5.4.2. Masalah dan Kendala yang Dihadapi dalam Penanganan Proyek Dalam setiap penanganan proyek, konsultan tentunya tidak lepas dari adanya kendala-kendala. Kendala yang dihadapi ini tidak hanya berasal dari pihak konsultan tapi juga dari pihak klien, maupun partner kerja lainnya. Selama masa pengerjaan proyek ini terdapat kendala-kendala yang mengakibatkan penguluran waktu yang lebih lama. Kendala-kendala yang dihadapi antara lain: a.
Kondisi keuangan klien Dalam penanganan suatu proyek pengerjaan gambar oleh pihak konsultan
dibuat berdasarkan kontrak. Setiap tahapan gambar memiliki harga yang berbedabeda sesuai gambar yang diinginkan klien. Semakin detail gambar maka semakin besar biaya yang harus dibayarkan klien kepada pihak konsultan desain. Hal ini sama artinya dengan kondisi ekonomi klien akan menentukan cepat lambatnya penyelesaian pengerjaan suatu proyek. Pada proses pengerjaan proyek Discovery Hotel kondisi keuangan klien sempat mengalami permasalahan akibat terjadinya krisis ekonomi global pada awal tahun 2009 yang ikut mempengaruhi kondisi ekonomi klien, sehingga pengerjaan proyek sempat terhenti dan tertunda untuk beberapa saat. Namun kondisi ini tidak berlangsung lama sehingga pengerjaan proyek dapat kembali dilanjutkan.
115
b. Fase perancangan yang berbeda antara arsitek bangunan dan arsitek lanskap Proses perancangan yang dimiliki oleh arsitek bangunan memiliki tahapan yang berbeda dengan arsitek lanskap. Pada tahap awal proses perancangan lanskap, pekerjaan arsitek lanskap menyesuaikan rancangan lanskap dengan tahapan yang telah dilakukan arsitek bangunan, hal tersebut kadang sulit untuk disesuaikan sehingga arsitek lanskap harus bekerja berulang kali untuk menyesuaikan dengan perencanaan yang telah dibuat oleh arsitek bangunan dan hal ini memakan waktu yang cukup lama dalam proses desain. Pada proyek Discovery Hotel, arsitek lanskap baru mengawali proses perancangan pada saat arsitek bangunan telah berada pada tahap Schematic Drawing. c.
Tuntutan dalam memenuhi keinginan klien Seringkali klien sebagai pihak yang memberikan tugas, banyak melakukan
perubahan desain yang telah diajukan oleh konsultan. Jika klien belum merasa puas dengan desain yang dibuat konsultan desain, maka klien akan terus melakukan revisi sampai merasa desain tersebut sudah sesuai dengan yang diinginkan. Klien mengutarakan keinginannya dengan cara mengajukan permintaan dan memberikan kritik terhadap hasil rancangan kepada pihak konsultan agar hasil rancangannya sesuai dengan keinginan klien. Seperti halnya ketika terjadi perubahan desain pada level bangunan dapat mengakibatkan semua gambar ikut berubah seperti gambar potongan, gambar section maupun gambar elevation. d. Kondisi di lapang Terkadang kondisi lapang tidak memungkinkan untuk diterapkan suatu desain. Misalnya klien ingin suatu konsep desain tertentu namun tidak memungkinkan diterapkan di lapang karena kondisi tapak tidak memungkinkan untuk diterapkan desain tersebut, bisa saja dari segi sumber air, jenis tanah, topografi atau faktor-faktor lainnya. Kondisi di lapang dapat juga disebabkan oleh faktor alam seperti musim hujan yang mengakibatkan proses konstruksi berlangsung lebih lama atau adanya bencana seperti banjir dan lain-lain. Kondisi fisik dan biofisik pada tapak Discovery Hotel seperti topografi tapak yang cenderung datar sehingga mengharuskan dilakukannya banyak cut and fill untuk
116
menghasilkan tapak berkontur. Iklim pantai yang sangat panas di kota Dili mengharuskan arsitek lanskap untuk menyesuaikan seluruh material yang digunakannya dengan material yang tahan terhadap panas baik hardscape maupun softscape.
5.4.3. Peran Serta Mahasiswa Selama Kegiatan Magang Selama melakukan kegiatan magang di sub divisi lanskap, keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan perusahaan juga turut memberikan kontribusi pada proses pengerjaan proyek yang sedang ditangani perusahaan. Banyaknya proyek yang ditangani perusahaan membutuhkan perhatian yang tidak hanya berfokus pada pengerjaan satu proyek saja. Setiap karyawan memiliki tanggung jawab terhadap fokus proyeknya masing-masing. Mahasiswa juga ikut mengerjakan beberapa proyek lain selain fokus proyek Discovery Hotel, Dili-Timor Leste. Daftar pekerjaan yang dikerjakan mahasiswa magang pada proyek Discovery Hotel dapat dilihat pada Lampiran 1. Peran mahasiswa selama di sub divisi lanskap, antara lain: a.
Memberikan pendapat dan masukan ide kepada manajer dan karyawan pada sub divisi lanskap dalam menentukan jenis tanaman yang akan digunakan pada desain lanskap suatu proyek. Masukan ide dari mahasiswa akan menjadi bahan pertimbangan bagi manajer dalam menentukan jenis tanaman yang akan digunakannya pada desain lanskap suatu proyek.
b.
Memberikan pendapat dan masukan ide kepada manajer dalam menentukan penempatan atau pola penanaman jenis tanaman tertentu ke dalam tapak. Suatu desain tidak hanya dipertimbangkan dalam penentuan jenis tanaman yang akan digunakan, akan tetapi pola penanaman dari setiap elemen softscape juga sangat berpengaruh dalam memberikan kesan dan nilai keindahan pada tapak sesuai dengan konsep yang dikembangkan.
c.
Melakukan revisi pada desain lanskap yang mengalami perubahan akibat adanya perubahan desain dari arsitek, klien, maupun konsultan lainnya pada beberapa proyek. Perubahan desain yang sering terjadi biasanya berasal dari klien. Revisi dilakukan setiap kali klien dan tim ahlinya melakukan evaluasi pada tahapan desain yang telah selesai dilakukan konsultan.
117
d.
Membuat desain alternatif penanaman untuk beberapa proyek. Terkadang setiap orang memiliki ide desain yang berbeda-beda sehingga tercipta beberapa alternatif desain dalam setiap proyek. Dengan desain alternatif ini konsultan akan menawarkan beberapa pilihan desain kepada klien. Sehingga dari desain alternatif ini akan menjadi bahan pertimbangan bagi klien mengenai desain mana yang menurutnya paling baik dan paling disukai untuk kemudian dikembangkan.
e.
Membuat planting plan pada fokus proyek Discovery Hotel, Dili-Timor Leste dan proyek-proyek lainnya. Setiap desain lanskap yang telah selesai dikembangkan, hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah pembuatan planting plan. Pada pembuatan planting plan ini telah ditentukan jenis tanaman yang akan digunakan, ditentukan letak titik penanaman dan banyaknya jumlah setiap jenis tanaman yang digunakan.
f.
Membuat spesifikasi bahan tanaman. Setiap jenis tanaman yang digunakan pada desain lanskap akan lebih diperjelas spesifikasinya agar hasilnya nanti sesuai dengan desain yang telah dibuat oleh konsultan. Spesifikasi bahan tanaman ini meliputi nama botani tanaman, nama umum tanaman, tinggi batang pohon, diameter tajuk, jarak tanam, remark dan jumlah setiap jenis tanaman yang digunakan.
g.
Membuat gambar Hardscape Working Drawing (HWD) pada proyek Disovery Hotel. Gambar pada HWD yang dibuat meliputi gambar detail potongan (section detail) dan dimensinya, blow up plan, penggunaan material dan plan (material spec and plan). Dalam membuat HWD, mahasiswa bekerjasama dengan karyawan pada sub divisi lanskap.
h.
Mencari referensi mengenai jenis-jenis tanaman yang akan digunakan pada suatu proyek, terutama yang berkaitan dengan konsep atau permintaan klien. Pada beberapa proyek, klien mengusulkan kepada pihak konsultan untuk menggunakan jenis tanaman tertentu dalam desain lanskap. Untuk itu kosultan harus melakukan pencarian informasi lebih mendalam mengenai jenis tanaman yang diinginkan klien agar keinginan klien dapat terpenuhi.
i.
Ikut serta menyiapkan dokumen tender. Setelah tahap pengembangan desain mencapai 100% dan revisi-revisi selesai dilakukan, tindakan selanjutnya
118
adalah penyiapan dokumen tender. Dokumen tender ini berisi gambar-gambar dari hasil akhir pengembangan desain dan dapat pula sudah termasuk gambar kerja. Namun, ada beberapa proyek yang pada saat pengiriman dokumen tender belum termasuk gambar kerja dan baru dibuat gambar kerjanya pada saat proyek sudah memasuki tahap pembangunan. Dokumen tender untuk bangunan dan lanskap dipisahkan. Arsitek bangunan beserta timnya akan menyiapkan dokumen tendernya sendiri dan arsitek lanskap beserta timnya juga akan menyiapkan dokumen tendernya sendiri. Dokumen tender lanskap dibedakan lagi menjadi dua, yaitu dokumen tender hardscape dan dokumen tender softscape. j.
Menyiapkan image tanaman untuk digunakan pada pembuatan gambar image suatu proyek oleh sub divisi produksi. Setiap proyek yang akan dikembangkan selalu dibuat gambar image untuk memberikan gambaran kepada klien mengenai hasil desain yang dibuat oleh konsultan. Gambar image ini juga berfungsi sebagai media pemasaran atau pemberitahuan kepada masyarakat mengenai proyek yang akan dibangun.
5.4.4. Masalah dan Kendala yang Dihadapi Mahasiswa Selama Magang Selama melakukan kegiatan magang, mahasiswa tidak lepas dari beberapa kendala yang dihadapi, antara lain kesulitan dalam mencari waktu yang tepat untuk berkomunikasi dengan manajer. Hal ini disebabkan karena banyaknya proyek yang ditangani oleh PT. Airmas Asri, sehingga seluruh karyawan selalu sibuk dan hampir tidak ada waktu luang. Sub divisi lanskap merupakan satusatunya divisi yang harus melayani hampir seluruh landscaping dari proyekproyek yang diterima perusahaan. Anggota Sub Divisi Lanskap hanya terdiri dari 5 orang, yaitu: 1 orang manajer, 1 orang kepala studio, dan 3 orang karyawan. Dalam pengerjaan proyek setiap karyawan tidak hanya terfokus pada satu proyek saja, karena setiap karyawan akan diberi tanggungjawab oleh perusahaan untuk menangani beberapa proyek. Proyek yang memiliki tanggal submit lebih awal akan dikerjakan terlebih dahulu. Jika terdapat beberapa proyek yang memiliki tanggal submit yang berdekatan, maka setiap karyawan akan mengerjakan pada fokus proyek yang berbeda-beda. Oleh karena itu, kinerja karyawan pada Sub Divisi Lanskap tidak terfokus secara total dalam proyek-proyek yang dikerjakan,
119
termasuk proyek Discovery Hotel, Dili-Timor Leste. Hal ini menyebabkan mahasiswa mengalami kesulitan dalam berkomunikasi untuk hal-hal yang berkaitan dengan proyek yang menjadi objek studi atau fokus proyeknya. Proyek Discovery Hotel, Dili-Timor Leste menjadi fokus proyek yang akan dibahas oleh mahasiswa pada laporan skripsinya karena berdasarkan hasil pembicaraan yang telah dilakukan dengan pihak perusahaan pada bulan Desember 2009. Sebelum memulai magang, mahasiswa melakukan pembicaraan dengan pihak perusahaan terlebih dulu untuk meminta ijin dan menanyakan proyek yang akan ditangani oleh mahasiswa saat magang pada bulan Februari 2010 dan sedang berada pada tahap design development. Namun, pada saat mahasiswa memulai kegiatan magang, pengerjaan proyek ini sudah mencapai tahap design development 75%. Sehingga kegiatan yang paling banyak diikuti oleh mahasiswa adalah kegiatan pada tahap design development akhir, hardscape working drawing, kegiatan revisi akibat adanya perubahan desain yang merupakan bagian dari proses desain menjelang tender, serta tender drawing. Ketidakterlibatan mahasiswa dari awal proses perancangan proyek menjadi salah satu hambatan bagi mahasiswa dalam memahami hal-hal yang berkenaan dengan proyek tersebut, termasuk kondisi umum proyek sampai konsep. Sehingga mahasiswa harus melakukan proses pemahaman dan pendalamannya sendiri mengenai proyek tersebut di luar jam magang melalui dokumen-dokumen perusahaan. File perusahaan sebagian besar dalam format gambar (CAD, Adobe Photoshop, PDF, Jpeg) sehingga mahasiswa dalam mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan informasi mengenai proyek tersebut harus mampu menterjemahkan gambargambar itu sendiri. Mahasiswa juga sempat mengalami hambatan teknis dalam proses pembuatan gambar. Hambatan ini dikarenakan perusahaan memiliki sistem dan teknik pengoperasian software dengan pengembangannya sendiri. Sehingga mahasiswa harus menyesuaikan dengan sistem kerja perusahaan dan mempelajari teknik penggunaan software yang telah dikembangkan. Pada awal magang, kinerja mahasiswa dalam mengoperasikan software CAD masih tergolong lama dibandingkan dengan kinerja karyawan perusahaan yang sudah terlatih dan terbiasa menggunakan program tersebut setiap hari. Perusahaan banyak
120
menggunakan bantuan XREF dalam mengoperasikan program CAD, pada awal magang mahasiswa belum mengerti sama sekali tentang XREF. Namun dengan pembelajaran terus-menerus dan sering bertanya kepada karyawan lain yang telah terlatih, mahasiswa mulai mengerti dan terbiasa. Pada saat pembuatan Hardscape Working Drawing, mahasiswa sempat mengalami kesulitan karena selama masa perkuliahan ilmu dalam pembuatan konstruksi hardscape ini kurang diajarkan secara mendalam. Selain itu, materialmaterial yang digunakan dalam pembuatan hardscape juga sangat bervariasi baik jenis, fungsi, sifat maupun karakteristik masing-masing. Kendala lain yang dihadapi adalah banyaknya perubahan desain yang terjadi selama proses perancangan. Perubahan ini dapat terjadi secara tiba-tiba, baik dari pihak klien maupun konsultan. Akibat adanya perubahan desain, gambar yang telah selesai dikerjakan harus beberapa kali mengalami perubahan untuk menyesuaikan keinginan klien sehingga membutuhkan waktu pengerjaan lagi.