V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL Analisis lingkungan internal dilakukan untuk mengetahui faktor kekuatan dan kelemahan perusahaan. Lingkungan internal perusahaan terdiri dari beberapa faktor yang berada di bawah kontrol perusahaan. Beberapa faktor yang dapat menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan adalah: pemasaran, keuangan, produksi, penelitian dan pengembangan, sumberdaya manusia, dan sistem informasi manajemen. 1. PEMASARAN Strategi pemasaran yang di lakukan oleh PT Sinar Sosro mengacu pada
penentuan
segmentation,
targeting,
positioning
dan
bauran
pemasarannya. Sebelum menentukan suatu alternatif strategi pemasaran, maka perlu dianalisis terlebih dahulu segmentasi pasar, target pasar, penentuan posisi pasar dan bauran pemasaran yang selama ini telah ditetapkan oleh perusahaan. a. Segmentation, Targetting, dan Positioning
Segmentation PT Sinar Sosro telah melakukan segmentasi pasar. Perusahaan membagi segmen pasar berdasarkan tingkat pendapatan konsumen, berdasarkan usia konsumen, dan berdasarkan kelas sosial. Segmentasi berdasarkan tingkat pendapatan konsumen, perusahaan membagi pasar menjadi tiga yaitu konsumen dengan pendapatan rendah, sedang, dan tinggi. Segmentasi berdasarkan usia konsumen, perusahaan membagi pasar menjadi pasar anak-anak, remaja, dan dewasa. Berdasarkan kelas sosial, perusahaan membagi pasar menjadi kelas menengah ke bawah, menengah, dan menengah ke atas.
55
Targetting Berdasarkan pembagian kelas di atas, PT Sinar Sosro memilih untuk memasuki semua segmen pasar mulai dari yang berpendapatan rendah sampai tinggi dengan menawarkan produk yang bermutu dengan harga terjangkau. Hal ini dikarenakan PT Sinar Sosro melihat peluang yang besar pada konsumen tersebut, dimana kelas tersebut mempunyai daya beli yang cukup tinggi terutama segmen menengah ke atas sehingga dapat mengalokasikan anggarannya untuk mengkonsumsi teh botol. Hal ini juga dapat di pengaruhi harga produk yang relatif terjangkau, mudah di dapatkan dan bermutu. Berdasarkan segmentasi usia, perusahaan menuju pasar remaja dan dewasa. Rasa yang enak dan memiliki kesegaran serta gaya hidup yang semakin modern membuat semua orang menyukai produk ini. Berdasarkan tingkat pendapatan, PT Sinar Sosro memilih konsumen dengan pendapatan rendah, sedang dan tinggi.
Positioning Positioning berkaitan dengan posisi produk yang ingin ditanamkan pada benak konsumen. Positioning statement yang digunakan PT Sinar Sosro adalah ” total beverage company” menjadi perusahaan minuman yang dapat melepaskan dahaga konsumen kapan saja, dimana saja, serta memberikan nilai tambah kepada semua pihak yang terkait”. Melalui pernyataan tersebut, perusahaan mendekati konsumennya dengan menekankan
produk yang
berkualitas dengan harga terjangkau. b. Bauran Pemasaran 1. Strategi Produk Hasil produksi utama PT Sinar Sosro adalah teh botol sosro dan produk pengembangan teh lainnya yang dikembangkan melalui usaha riset. Teh botol sosro dikemas dengan berbagai ukuran dan dua jenis kemasan yaitu botol dan tetrapack, sedangkan ukurannya terdiri
56
dari 200, 220, 230, 250, 500, 1000 ml. Dalam strategi produknya, PT Sinar
Sosro
telah
melakukan
diversifikasi
produk
dengan
menyediakan beberapa pilihan teh botol kepada konsumen dengan ukuran dan karakteristik yang berbeda-beda. Hal ini membuat konsumen tertarik untuk membeli teh botol dengan ukuran yang diinginkan. Beberapa jenis produk yang diproduksi perusahaan dan jumlahnya perkemasan dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Nama produk, ukuran, rasa dan kemasan produk PT Sinar Sosro Nama produk Ukuran kemasan (ml) Teh Botol 1000 Sosro
Teh Botol Sosro Less Sugar Fruit Tea
Rasa
Kemasan
Teh alami, Segar
Tetra Pak
500
Teh alami, Segar
PET
220
Teh alami, Segar
Returnable Glass
250
Teh alami, Segar
Bottle
230
Teh alami, Segar
Tetra Pak
200
Teh alami, Segar
Pouch
250
Teh alami, Segar
Tetra Pak Tetra Pak
220
Teh alami dan buah
Returnable Glass
200
Teh alami dan buah
Bottle
350
Teh alami dan buah
Tetra Pak
500
Teh alami dan buah
Kaleng PET
Joy Tea
500
Teh alami, Segar
PET
S-Tea
270
Teh alami, Segar
Returnable Glass Bottle
Tebs-Tea
220
Teh alami dan soda
Returnable Glass Bottle
Sumber : PT Sinar Sosro Kantor Penjualan Bogor
57
PT Sinar Sosro juga memproduksi minuman ringan berkarbonasi yang diberi merek tebs-tea. Produk ini cukup unik karena komposisi dari produk ini adalah teh yang dicampur dengan kandungan soda. Selain itu, perusahaan juga memproduksi AMDK (air minum dalam kemasan) bermerek Prima. Teh botol sosro mempunyai kualitas yang baik karena tidak mengandung pengawet, tidak menggunakan pewarna dan di proses menggunakan teknologi yang canggih sehingga menghasilkan produk yang alami dan disukai banyak orang. Teh botol Sosro menggunakan bahan baku : air, gula industri dan teh hijau yang dicampur dengan bunga melati dan bunga gambir (dikenal dengan teh wangi). Kesegaran, rasa serta higinitas dari produk menjadi salah satu konsentrasi PT Sinar Sosro dalam menghasilkan produk-produk yang berkualitas. Dasar atau filosofi PT Sinar Sosro adalah niat baik yang dijabarkan dalam 3K dan RL yakni : peduli terhadap KUALITAS, KEAMANAN, KESEHATAN dan RAMAH LINGKUNGAN. Sebagai bukti Sosro selalu menjaga 3K dan RL, Sosro mendapatkan penghargaan Sertifikat dan Award (Lampiran 2). Kualitas yang terjamin dan telah memiliki brand value membuat teh botol sosro mampu bersaing dengan industri sejenis pesaingnya yaitu PT Coca Cola Indonesia. Teh botol sosro ditempatkan di lemari pendingin (kulkas) atau box kedap udara yang berisi es batu guna mempertahankan kesegarannya. Beberapa contoh produk PT Sinar Sosro dapat di lihat pada Lampiran 4. Pada kemasan produk terdapat informasi yang dibutuhkan pembeli. Informasi tersebut meliputi merek, komposisi, berat bersih, nama perusahaan, lama penyimpanan yang disarankan, suhu penyimpanan, kode produksi, logo halal dari MUI, logo sertifikat dari HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point). Hal ini menunjukkan kemasan yang digunakan sudah informatif dan memberikan daya tarik kepada calon konsumen untuk membelinya.
58
2. Strategi Harga Harga teh botol ditetapkan berdasarkan harga pokok produksi produk
ditambah
dengan
margin
yang
ditetapkan
perusahaan
dibandingkan atas dasar strategi menghadapi kompetitor. Harga yang ditetapkan PT Sinar Sosro cukup terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. Penetapan harga produk ditentukan langsung oleh PT Sinar Sosro. Pihak yang berwenang untuk strategi ini ditentukan oleh bagian pemasaran yang selanjutnya ditentukan oleh direktur operasi. Harga yang telah ditetapkan tidak terpengaruh oleh fluktuasi permintaan konsumen. Harga akan tetap baik pada saat tingkat penjualan meningkat maupun pada saat tingkat penjualan menurun. Harga akan berubah sesuai dengan ketetapan atau aturan langsung dari PT Sinar Sosro. Harga yang ditetapkan oleh PT Sinar Sosro adalah harga yang kompetitif, setiap pelanggan tidak dikenakan biaya pendistribusian, dan dalam pendistribusiannya menggunakan pendistribusian ganda harga yang ditetapkan untuk satu kerat produk teh botol sosro Rp 30.500 dan isinya 24 botol untuk dister, Rp 31.100 untuk sub dister, dan Rp 32.500 untuk retail sehingga harga perbotolnya adalah Rp 1.350. Daftar harga produk Sosro dapat dilihat pada Lampiran 5. Harga ini sudah menjadi ketetapan yang telah dilakukan oleh pihak manajemen. Berdasarkan pengamatan di pasar, harga teh botol sosro masih stabil terhadap kompetitornya. Hal ini berbeda dengan harga yang ditetapkan pesaing yang telah mengalami peningkatan. Walaupun demikian harga jual teh botol sosro masih cukup bersaing dipasaran.
59
Tabel 10. Daftar harga beberapa produk Sosro Nama produk
Kemasan
Harga (Rp)
Teh Botol
Ukuran kemasan (ml) 1000
Tetra Pak
3.000
Sosro
220
Returnable Glass Bottle
1.350
250
Tetra Pak
1.730
200
Tetra Pak
1.540
Fruit Tea
235
Returnable Glass Bottle
1.350
Joy Tea
234
Returnable Glass Bottle
1.350
S-Tea
318
Returnable Glass Bottle
1.350
Tebs-Tea
230
Returnable Glass Bottle
1.480
Sumber : PT. Sinar Sosro, 2010 3. Strategi Distribusi Distribusi menjadi pilar penting kesuksesan PT Sinar Sosro, kehebatan PT Sinar Sosro terletak pada rantai distribusi. Rantai distribusi untuk produk teh botol sosro sama dengan produk lainnya yang di produksi perusahaan. Pendistribusian sebelum mencapai ke tangan konsumen mencapai 600 ribu gerai. Alur distribusi produk PT Sinar Sosro dapat dilihat pada Gambar 7.
PT Sinar Sosro
PT Sinar Sosro Penjualan Wilayah Jakarta
Kantor Penjualan PT Sinar Sosro
Dister/ Agen Besar
Subdister/ Agen kecil/ Subagen
Retail
Konsu men
Gambar 7. Alur Distribusi Produk PT Sinar Sosro Kantor penjualan Bogor melayani seluruh wilayah Bogor Kota maupun Kabupaten. Pembagian wilayah terdiri dari Bogor barat, Bagor Timur, Bogor Selatan dan Bogor Utara.
60
Sasaran outlet dari distribusi produk ini meliputi 1. Chanel 1, meliputi kantin, lembaga-lembaga pendidikan 2. Chanel 2, meliputi rumah makan, restoran dan Food Coc 3. Chanel 3, meliputi distribusi street market 4. Chanel 4, meliputi tempat rekreasi, olah raga dan hiburan 5. Chanel 5, meliputi modern market (Mini market dan hypermarket) 6. Chanel 6, meliputi toko-toko besar dan koperasi 7. Chanel 7, Meliputi user 4. Strategi Promosi Promosi produk dilakukan dengan tujuan antara lain untuk memperkenalkan produk, meningkatkan brand image atau kesan merek pada masyarakat. Promosi yang telah dilakukan untuk produk ini oleh PT Sinar Sosro pada saat ini sangat menarik minat konsumen. Slogan promosi yang terkenal ”Apapun Makanannya Minumnya Tetap Teh Botol Sosro” menjadi familiar di masyarakat dan menjadi jargon tertentu pada pemilihan umum. Promosi selanjutnya media yang dipakai adalah media elektronik (televisi), media ini digunakan karena mempunyai keuntungan jangkauan pesan jauh, bisa diakses oleh para pelanggan bersifat audio, visual, menimbulkan dampak yang kuat dan mempunyai kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi persepsi khalayak. Promosi di tingkat distributor dan kantor penjualan dilakukan oleh PT Sinar Sosro dengan penekanan metode below line berupa pamflet-pamflet, merchandise, kaos bergambar produk Teh Botol Sosro, topi, kalender, poster, tabel menu dicafe-cafe. Metode ini digunakan mempunyai tujuan mempertahankan pembelian lewat celahcelah yang dilupakan. 2. PRODUKSI Teh botol sosro menggunakan bahan baku : air, gula industri dan teh hijau yang dicampur dengan bunga melati dan bunga gambir (dikenal dengan teh wangi). Kesegaran, rasa serta higinitas dari produk menjadi salah satu konsentrasi PT. Sinar Sosro dalam menghasilkan produk-produk yang
61
berkualitas. Selama proses produksi berlangsung dilakukan pengawasan yang ketat baik terhadap semua proses produksi yang meliputi bahan baku, produk dan juga karyawan yang masuk ke dalam ruang proses produksi. Dalam pengawasan mutunya, perusahaan memiliki QC (Quality Control) yang melakukan pengawasan terhadap mutu bahan baku dan produk akhir yang dihasilkan sehingga kualitas produk tetap terjaga. Sebagai perusahaan yang berbasis pengolahan pangan, dalam melaksanakan produksinya PT Sinar Sosro melaksanakan beberapa hal terkait yang berhubungan dengan mutu seperti menetapkan SOP, SSOP, dan GMP sebagai prasyarat dalam mendukung sistem HACCP. PT Sinar Sosro memproduksi produknya dengan mesin berteknologi canggih dari jerman dan merupakan pabrik teh siap minum pertama di Indonesia dan dunia. Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan usaha yang semakin meningkat, saat ini PT Sinar Sosro sudah memiliki 10 unit kantor pabrik (KPB), 11 kantor perwakilan wilayah (KPW) dan 92 kantor penjualan (KP) yang tersebar diseluruh provinsi di Indonesia. Kebutuhan bahan baku PT Sinar Sosro dipenuhi oleh perkebunan teh afiliasi yang tersebar di beberapa wilayah di Jawa Barat dengan total luas lahan mencapai 1.587 hektare dengan rinciannya: a. Garut dengan luas 455 ha, terdiri dari perkebunan teh Gunung Satria dan perkebunan teh Neglasari. b. Cianjur dengan luas 400 ha, terdiri dari perkebunan Rosa, Manik, dan Cempaka. c. Tasikmalaya dengan luas 732 ha, terdiri dari perkebunan perkebunan daerah Sumbawa dan Cakul. Garut dan Cianjur dikelola lewat bendera PT. Agropangan Putra Mandiri dan di Tasikmalaya, lewat bendera PT. Sinar Inesco. Selain pasokan bahan baku yang kuat, PT Sinar Sosro juga punya fasilitas produksi yang handal. Kemudian, ada sepuluh pabrik yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, dan Bali, yaitu Medan, Pandeglang, Cakung (Bekasi), Tambun, Ungaran, Cibitung, Mojokerto, Palembang, Gresik serta Gianyar. Kebutuhan produk teh botol sosro untuk wilayah Bogor dipenuhi dari pabrik Cakung.
62
Produk Teh Botol Sosro ternyata sangat diminati oleh masyarakat sehingga permintaan pun semakin meningkat. Peningkatan ini mendorong Sosro untuk mendirikan perusahaan baru. Saat ini Sosro telah memiliki beberapa pabrik yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia, yaitu: 1. PT Sinar Sosro KPB Cakung 2. PT Sinar Sosro KPB Tambun 3. PT Sinar Sosro KPB Medan 4. PT Sinar Sosro KPB Ungaran 5. PT Sinar Sosro KPB Pandeglang 6. PT Sinar Sosro KPB Gianyar 7. PT Sinar Sosro KPB Cibitung 8. PT Sinar Sosro KPB Mojokerto 9. PT Sinar Sosro KPB Palembang 10. PT Sinar Sosro KPB Gresik 3. SUMBER DAYA MANUSIA Sumber daya manusia sangat berperan penting dalam melaksanakan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan perusahaan. Peranan seseorang dalam pelaksanaan kerja dapat diketahui melalui struktur organisasi perusahaan yang menunjukkan posisi dan jabatan yang dimiliki seorang karyawan sehingga karyawan mengerti tugas dan tanggung jawabnya. Dalam menjalankan tugas yang diembankan, lingkungan kerja yang baik dan motivasi kerja yang tinggi dapat memudahkan perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kantor Penjualan Bogor terdiri dari Unit Manajer, Administrasi Data, Administrasi, Bagian Gudang, Sales supervisor, Salesman. Jumlah karyawan PT Sinar Sosro KP Bogor secara keseluruhan berjumlah 78 orang. Usia rata-rata karyawan berkisar 25-35 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan pada KP Bogor masih usia produktif. Jumlah karyawan laki-laki lebih banyak di bandingkan wanita, hal ini dikarenakan perusahaan memiliki tugas sebagai distributor produk-produk Sosro yang lebih membutuhkan tenaga kerja laki-laki. Latar pendidikan
63
karyawan adalah jenjang pendidikan tingkat SMA, Diploma, dan Sarjana. Tingkat pendidikan SMA sebanyak 62 orang (79,5%), Diploma 4 orang (5,1%) dan Sarjana 12 orang (15,4%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan KP Bogor berpendidikan SMA /sederajat. Masa kerja karyawan sebagian besar antara 5-10 tahun sebanyak 34 orang (43,6%) dan 11-15 tahun sebanyak 17 orang (21,8%), karyawan yang memiliki masa kerja di atas 16 tahun sebanyak 3 orang (3,8%) dan karyawan yang memiliki masa kerja kurang dari 5 tahun sebanyak 24 orang (30,8%). Hal ini menunjukkan bahwa masa kerja mayoritas karyawan pada KP Bogor adalah lebih dari 5 tahun. Kantor penjualan Bogor merupakan sebuah perusahaan yang aktivitasnya sebagai distributor produk-produk sosro. Pada perusahaan tersebut tidak terdapat pabrik yang ada hanya gudang sebagai tempat menyimpan produk dan perkantoran. Karyawan bekerja Senin-Sabtu dari pukul 08.00-16.00 WIB. Istirahat diadakan pada pukul 12.00-13.00 WIB. Tempat kerja yang dirasakan karyawan sangat tenang, tidak ada kebisingan yang dapat menggangu karyawan dalam bekerja, suasana kantor yang bersih dan perlengkapan kerja seperti seragam, topi dan sarung tangan untuk bagian tertentu membuat karyawan merasa aman dan nyaman dalam bekerja. Perusahaan juga telah menyediakan alat-alat keselamatan kerja, seperti penyediaan gas pemadam kebakaran ditempat kerja. Sistem perekrutan tenaga kerja PT Sinar Sosro Indonesia dilakukan secara internal recruitment (promosi) maupun eksternal recruitment (pencarian tenaga kerja dari luar organisasi). Untuk mengisi lowongan yang ada, kesempatan akan diberikan terlebih dahulu kepada karyawan di dalam perusahaan yang sudah dianggap mampu dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan untuk meduduki jabatan lowongan itu. Apabila dari dalam perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhan karena perkembangan perusahaan yang pesat, maka perusahaan akan melakukan penerimaan dari luar. Proses penerimaan ini dilakukan untuk mengganti suatu posisi pegawai yang kosong atau pengembangan dari perusahaan tersebut. Kekosongan posisi
64
disebabkan oleh pemberhentian pegawai atau telah tiba masa pensiun bagi pegawai tersebut, sedangkan pengembangan dari perusahaan disebabkan oleh peningkatan kapasitas produksi dan peningkatan jumlah permintaan. Prosedur rekruitmen tenaga kerja ini dilakukan untuk mengangkat karyawan sebagai karyawan tetap (permanen) dan karyawan tidak tetap (kontrak). Semua kegiatan penerimaan tenaga kerja atau rekrutmen dilakukan sesuai kebutuhan perusahaan. Personal And General Affair Manager atau Personal and General Affair Officer akan menghubungi pimpinan departeman yang membutuhkan calon tenaga kerja untuk konfirmasi kesempatan kerja yang ada. Konfirmasi ini akan dipakai untuk perencanaan proses seleksi penerimaan tenaga kerja/karyawan. Penyeleksian calon karyawan dilakukan oleh Personal And General Affair Department dengan memeriksa surat lamaran dan daftar riwayat hidup, wawancara, tes, dan bahkan pengecekan referensi. Seleksi administrasi adalah tahap awal dari proses penyeleksian untuk mengetahui kelengkapan syaratsyarat administrasi yang ditetapkan oleh perusahaan untuk posisi tertentu (misalnya riwayat pendidikan, surat lamaran, batasan umur, dan lain-lain). Selanjutnya dilakukan tes untuk para pelamar atau yang disebut dengan seleksi kompetensi (misalnya tes psikologi dan tes potensial akademik) untuk mengetehui kemampuan dan kompetensi dari pelamar. Pelamar yang lolos pada tahap kedua tersebut akan masuk pada seleksi tahap ketiga yaitu wawancara oleh Personal And General Affair Department. Setelah lolos pada tahap ketiga, pelamar tersebut akan melakukan wawancara dengan departemen yang membutuhkan. Setelah pelamar melakukan wawancara baik dengan Personal And General Affair Department maupun dengan departemen yang bersangkutan, maka seleksi selanjutnya adalah tes kesehatan. Perusahaan memberikan kesempatan bagi setiap pekerja atau karyawan untuk mengikuti pelatihan dan pendidikan formal maupun informal untuk meningkatkan kinerja pekerja yang bersangkutan. Sistem pelatihan yang dilakukan perusahaan dibagi menjadi dua yaitu pelatihan internal dan pelatihan eksternal. Pelatihan internal dilakukan di dalam perusahaan, terjadwal rutin untuk setiap departemen dan dengan biaya dari perusahaan.
65
Sedangkan pelatihan eksternal dilakukan di luar perusahaan dengan biaya ditanggung oleh perusahaan. Perencanaan dan pelaksanaan training diatur oleh departemen HRD Nasional. Departemen ini yang bertugas untuk membuat materi training baru yang dilaksanakan di setiap kantor pusat, kantor cabang, dan pabrik. Trainer yang melakukan pelatihan internal dapat juga diambil dari dalam perusahaan sendiri yang sebelumnya telah diseleksi oleh departemen HRD Nasional. 4. KEUANGAN PT Sinar Sosro KP Bogor memiliki kondisi keuangan yang baik. Hal ini ditunjukkan dengan sistem keuangan di perusahaan tersebut sudah tertera dengan jelas dan teliti. Hal ini sangat membantu pemilik perusahaan dalam mengontrol perkembangan perusahaan. Modal usaha yang dimiliki perusahaan berasal sepenuhnya dari pemilik perusahaan. Hal ini sangat menguntungkan bagi PT Sinar Sosro karena perusahaan dapat melakukan kegiatan operasionalnya tanpa terkendala dengan masalah pembayaran hutang modal usaha. Pendapatan perusahaan setiap tahunnya mengalami peningkatan seperti pada Tabel 11. Tabel 11. Total pendapatan PT Sinar Sosro KP Bogor 2008-Maret 2010 Tahun
Total penjualan (kerat)
Nilai penjualan (Rp)
2008
424.9634
13.329.694.720
2009
453.320
14.219.145.180
Januari-Maret 2010
118.935
3.730.594.500
Sumber : PT Sinar Sosro KP Bogor 2010 Berdasarkan Tabel 11 diatas, dapat dilihat bahwa pendapatan perusahaan pada tahun 2009 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2008. Hal ini menunjukkan total penjualan juga mengalami peningkatan yang cukup besar pada tahun 2009.
66
Gambarr 8. Nilai peenjualan teh h botol sosroo dalam (Rpp) tahun 200 09 Dari Gambar G 8, tersebut t jelaas terlihat bahwa b perm mintaan teh botol sossro pada tahhun 2009 mengalami m peningkatan p n yang besarr yaitu padaa Mei, Junni, Agustuss, Septembeer, Oktoberr, dan Deseember. Padaa bulan Ag gustus meengalami peningkatan karena paada saat libburan sekolah, pada bulan b September-Okktober kareena bertepaatan pada bulan b puasaa dan menjelang harri raya Idul Fitri dan buulan Desem mber karena bertepatan dengan harii raya Naatal dan mennjelang Tahhun Baru. Seedangkan pada bulan JJanuari, Feb bruari, Maaret, April, November permintaan n relatif stabbil.
G Gambar 9. Peersentasi peenjualan berrdasarkan saaluran distriibusi tahun 2009 S Sumber : PT T Sinar Sosrro KP Bogorr, 2009.
67
Pendapatan PT Sinar Sosro yang paling besar diperoleh dari hasil penjualan pada saluran distribusi dister sekitar 70%. Dister merupakan agen yang membeli produk sosro dalam jumlah besar dan kontinyu. Selanjutnya diikuti oleh subdister sekitar 20% dan retail sebesar 10%. Persentasi penjualan teh botol sosro dapat dilihat pada Gambar 9. 5.
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN Penelitian dan pengembangan di PT Sinar Sosro langsung ditangani oleh bagian produksi. Penelitian dan pengembangan yang dilakukan perusahaan difokuskan pada pengembangan produk baru dan peningkatan kualitas produk. Hal ini berjalan dengan baik karena didukung oleh sumberdaya yang berkompeten di dalamnya. Perusahaan juga berusaha mempertahankan hubungan yang baik dengan konsumennya dengan berusaha mencari tahu keinginan dan kebutuhan konsumen tersebut. Perusahaan telah melakukan diversifikasi produk, dengan karakteristik yang berbeda-beda dan telah meluncurkan produk baru dengan merek STee. Akan tetapi produk tersebut belum banyak di jumpai di pasaran karena pihak perusahaan melakukan strategi counter branding dengan mengeluarkan produk S-Tee dengan volume yang lebih besar untuk mengantisipasi perusahaan Pepsi dan Coca Cola yang mengeluarkan baru Tekita dan Frestea.
6.
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Sistem informasi yang baik sangat dibutuhkan suatu perusahaan dalam mendukung kegiatan internal dan eksternal perusahaan tersebut. PT Sinar Sosro telah memiliki sistem informasi yang baik. Dalam kemudahan komunikasi khususnya dalam layanan konsumen dan pembelanjaan bahan baku perusahaan mempunyai email dan website www.sosro.com. Hal ini didukung dengan pemasangan internet pada perusahaan tersebut.
68
B. PERUMUSAN KEKUATAN DAN KELEMAHAN PERUSAHAAN Hasil analisis dari faktor lingkungan internal menghasilkan rumusan faktor kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Dengan mengetahui
rumusan
kekuatan
dan
kelemahan,
perusahaan
dapat
memaksimalkan kekuatannya dan meminimalkan kelemahannya. Rumusan dari kekuatan dan kelemahan PT Sinar Sosro dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Hasil rumusan kekuatan dan kelemahan PT Sinar Sosro KP Bogor Internal Propil Perusahaan Sumberdaya Manusia
Kekuatan Citra perusahaan yang sudah lama terkenal Sumber daya manusia yang berkualitas dan terlatih •
Produksi
Menggunakan Mesin produksi yang sudah lama • Produksi tergantung pada jumlah permintaan Diversifikasi produk yang belum banyak diketahui konsumen
Penelitian dan Pengembangan Pemasaran Produk Harga Distribusi
Promosi Keuangan
Kelemahan
•
Kualitas produk yang Dikonsumsi berlebihan berbahaya terjamin dan memiliki brand value bagi ketahanan tubuh • Harga yang kompetitif dengan pesaing • Jaringan distribusi yang luas dan terintegrasi Promosi belum intensif Kondisi keuangan yang baik
C. ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL Analisis lingkungan eksternal perusahaan dibutuhkan untuk mengidentifikasi faktor peluang yang dimiliki perusahaan dan ancaman yang akan dihadapi perusahaan. Analisis lingkungan eksternal meliputi
69
analisis lingkungan jauh dan lingkungan industri. Lingkungan jauh terdiri dari politik, ekonomi, sosial budaya, teknologi dan demografi. Analisis industri terdiri dari ancaman masuknya pendatang baru, persaingan sesama perusahaan dalam industri, ancaman produk subsitusi, kekuatan tawar menawar pembeli, dan kekuatan tawar menawar pemasok. 1. Lingkungan Jauh a. Politik Kebijakan pemerintah yang menurunkan harga BBM dari Rp 6.000 per liter menjadi Rp 4.500 per liter berpengaruh pada penurunan
biaya
mendistribusikan perusahaan
produknya.
untuk
yang
transportasi Hal
mengurangi
ini
biaya
digunakan merupakan produksi
untuk peluang
perusahaan.
Penghapusan pajak barang minuman ringan yang di tetapkan oleh pemerintah juga menjadi suatu peluang bagi perusahaan untuk dapat berkembang. Kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan pengolahan makanan
dan
minuman
memberikan
perlindungan
kepada
masyarakat dari produk pangan olahan yang membahayakan kesehatan masyarakat. Dalam peraturan pemerintah No. 69 tahun 1999 menyatakan bahwa semua produk makanan dan minuman yang akan dijual di wilayah Indonesia, baik produksi lokal maupun impor harus didaftarkan di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Peraturan ini berlaku bagi semua produk pangan yang dikemas
dan
menggunakan
label sesuai dengan peraturan
perundang-undangan tersebut. Sesuai dengan peraturan tersebut PT Sinar Sosro telah mendaftarkan produknya ke badan POM. b. Ekonomi Ditinjau dari aspek ekonomi, parameter-parameter ekonomi makro yang dipakai sebagai indikator yang cukup berpengaruh terhadap industri minuman ringan adalah pertumbuhan ekonomi dan
70
tingkat inflasi. Krisis global yang melanda dunia juga berdampak pada keadaan ekonomi Indonesia. Dampak krisis global ini juga dialami oleh PT Sinar Sosro. Krisis global berdampak terhadap kenaikan harga bahan baku yang menyebabkan peningkatan biaya produksi produk. Akan tetapi, kenaikan biaya produksi ini tidak berdampak pada kenaikan harga jual teh botol. Perusahaan masih tetap mempertahankan harga jualnya di pasar. Tingkat inflasi juga turut mempengaruhi berjalannya suatu usaha. Tingkat inflasi juga dapat menyulitkan perusahaanperusahaan dalam melakukan investasi dan produksi, yang pada akhirnya akan menurunkan pertumbuhan ekonomi. Tingkat inflasi juga menjadi ancaman bagi PT Sinar Sosro karena dapat mempengaruhi daya beli masyarakat yang kemudian mempengaruhi jumlah permintaan terhadap produk. Tingkat inflasi Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan inflasi di Indonesia dari tahun 2007 hingga 2009 dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Tingkat inflasi di Indonesia (2007-2009) Tahun
Inflasi (%)
2007
6.59
2008
11.10
2009
4.89
Sumber : BPS (2010) c. Sosial Budaya Salah satu dari jenis minuman yang sangat populer di masyarakat Indonesia untuk mengusir dahaga dan sekaligus memberi kenikmatan yang luar biasa adalah soft drink (minuman ringan). Hampir dapat dipastikan, jawabannya adalah meneguk minuman yang segar dan dingin apabila sudah beraktivitas. Selain itu juga mengkonsumsi minuman ringan sudah menjadi kebiasaan yang dilakukan konsumen apabila sedang bersantap di luar rumah.
71
Selain itu juga, mengkonsumsi minuman ringan sudah menjadi budaya sebagian masyarakat untuk menjadikan bagian dari diet. Ada dua bentuk kontribusi soft drink dalam diet. Pertama karena bahan utama adalah air, soft drink dapat membantu memuaskan rasa haus dan yang kedua adalah memenuhi kebutuhan tubuh akan cairan sekitar satu liter per hari. Selain itu, gula yang terkandung dalam soft drink mengandung karbohidrat yang menjadi sumber energi bagi tubuh. Bagi konsumen yang ingin mengontrol kalori yang rendah mengkonsumsi makanan dengan seimbang, semua makanan (termasuk soft drink) dapat tetap menjadi bagian dari diet yang sehat (Depkes, 2004). Peningkatan pertumbuhan penduduk merupakan peluang bagi setiap perusahaan, khususnya perusahaan yang mengolah bahan pangan. Pada Tabel 14, dapat dilihat pertumbuhan laju penduduk yang cenderung meningkat dari tahun 2006 hingga tahun 2009. Peningkatan jumlah penduduk mengakibatkan potensi pasar yang semakin besar. Hal tersebut juga akan mengakibatkan peningkatan terhadap kebutuhan pangan, salah satunya adalah kebutuhan akan minuman instan yang dapat menyegarkan dahaga. Hal ini merupakan peluang bagi PT Sinar Sosro sebagai salah satu perusahaan minuman ringan dalam mengembangkan usahanya ke skala yang lebih besar. Tabel 14. Pertumbuhan laju penduduk Indonesia tahun 2006-2009 No.
Tahun
Jumlah Penduduk (ribu jiwa)
1
2006
227,747.0
2
2007
225,642.0
3
2008
228,523.3
4
2009
229,299.3
Sumber : BPS (2010)
72
d. Teknologi Aspek teknologi yang berpengaruh bagi perkembangan industri minuman ringan adalah teknologi pengolahan produk, teknologi pengemasan dan teknologi komunikasi. Kemajuan teknologi dibidang pengolahan minuman ringan memungkinkan beragam produk sari buah dimixing antar jenis buah, mixing sari buah-soda dan lainnya. Teknologi ini menunjang diversifikasi produk-produk minuman ringan menjadi produk-produk berbagai jenis sesuai dengan kebutuhan pasar. Teknologi pengemasan dengan pembotolan (gelas dan plastik) atau kaleng. Dengan sistem ini akan memudahkan dalam pengisian maupun penyegelan, mempunyai kekuatan mekanis sehingga dapat menjaga mutu, penampilan dan kandungan produk. Dukungan dari perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang semakin mempersingkat jarak dan waktu telah memberikan kontribusi bagi strategi distribusi produk. Peran dari perkembangan teknologi komunikasi berupa promosi melalui media elektronik dan komputer menjadikan konsumen memiliki banyak informasi tentang produk yang diinginkan. Perkembangan
di
bidang
teknologi
informasi
juga
berpengaruh bagi perkembangan perusahaan. Teknologi tersebut meliputi telepon, faximile, komputer, dan internet. Teknologi tersebut sangat membantu perusahaan dalam kegiatan usahanya, terutama dalam hubungan komunikasi dengan pemasok dan konsumen. Teknologi informasi berupa komputer dapat membantu dalam pembuatan laporan keuangan dan administrasi perusahaan. Perkembangan internet sangat membantu dalam sebuah dunia usaha. Internet bisa digunakan sebagai media promosi yang lebih efektif dan efesien dengan pembuatan website. Perkembangan teknologi peralatan produksi yang semakin modern juga merupakan peluang bagi perusahaan untuk mengembangkan produksinya dalam skala yang lebih besar.
73
2. Lingkungan Industri a. Ancaman Pendatang Baru Peningkatan
konsumsi
minuman
ringan
yang
stabil
merupakan hal yang sangat dikuasai produsennya. Bisnis minuman ringan menjadi sangat marak dengan munculnya berbagai merek dan kemasan. Strategi pemasaran yang luar biasa diterapkan dalam penjualan, terutama melalui iklan yang gencar. Produksi minuman ringan terbukti telah menghasilkan keuntungan yang sangat besar, sehingga sering disebut sebagai emas cair (liquid gold). Indusrti minuman ringan berpeluang besar untuk terus berkembang. Hal ini disebabkan, konsumsi rata-rata minuman ringan di Indonesia baru mencapai lima belas boto per orang per tahun. Sementara di Asean, Malaysia tingkat konsumsi sebanyak 33 botol per orang per tahun, dan di Filipina 122 botol per orang per tahun. Bahkan, Singapura telah mencapai 41 botol per orang per tahun. Perkembangan industri minuman ringan di Indonesia terus tersaingi oleh produk impor ilegal yang tidak membayar Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM). Hal itu membuat persaingan minuman ringan impor dengan produk domestik menjadi tidak sehat. Dari 35 merek minuman ringan impor yang dijumpai di supermarket, hanya sepuluh merek yang mencantumkan nomor registrasi ML dari Departemen Kesehatan. Artinya, 25 merek masuk di bawah tangan, tanpa membayar PPnBM sehingga tidak memenuhi syarat registrasi di Departemen Kesehatan. Persaingan tidak sehat ini, dipicu pengawasan di lapangan yang lemah, di tambah kebijakan diskriminatif pemerintah untuk tetap mengenakan PPnBM pada minuman ringan. Minuman ringan tanpa karbonasi merupakan komoditas yang tidak dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), sedangkan jenis minuman ringan berkarbonasi di bebankan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) (Anonim, 2009). Karakteristik yang hampir sama antara minuman ringan
74
tanpa karbonasi dengan minuman ringan berkarbonasi lainnya, menyebabkan keuntungan bagi produsen minuman ringan tanpa karbonasi. Hal tersebut membuat persaingan usaha yang tidak sehat dalam pasar minuman ringan. Iklim usaha yang buruk yang tidak menarik investor untuk berinvestasi di Indonesia, tetapi membuat investor yang merasa didiskkriminasi tidak berproduksi lagi di Indonesia. Produk teh botol sosro tidak di kenai Pajak Penjualan atas Barang
Mewah
(PPnBM).
Penghapusan
PPnBM
ini
akan
berdampak meningkatkan investasi industri minuman ringan hingga US$ 50 juta. Pencabutan Pajak tersebut akan membuat harga jual produk minuman ringan dalam kemasan turun. Secara teoritis, tujuan dari diterapkannya diskriminasi pajak adalah: (1) Untuk menggantikan
biaya
eksternalitas
yang
disebabkan
oleh
mengkonsumsi dan memproduksi suatu barang dan jasa (misalnya merokok, minum minuman keras, polusi), (2) Untuk mendorong masyarakat untuk mengurangi konsumsi barang atau jasa tersebut (misalnya merokok, minum minuman keras, judi, emisi karbon), (3) Sebagai alat agar secara tidak langsung masyarakat membayar biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk menyediakan jasa, (4) Untuk meningkatkan pendapatan pemerintahan, (5) Sebagai fasilitas untuk pembayaran pajak progresif (barang mewah). Studi yang pernah dilakukan Lembaga Penelitian Ekonomi dan Manajemen (LPEM) Universitas Indonesia menyatakan, jika PPnBM terhadap minuman berkarbonasi dihapus, harga minuman ringan menjadi lebih murah dan penjualan minuman tersebut akan meningkat. Pencabutan PPnBM bagi industri minuman ringan dengan skenario penjualan meningkat 5-15% akan memberi dampak yang lebih baik terhadap kestabilan fiskal, dibandingkan jika PPnBM itu tidak dicabut.
75
b. Persaingan Sesama Perusahaan Dalam Industri Saat ini industri minuman ringan diisi oleh beberapa pesaing diantaranya: PT Coca Cola Amatil Indonesia, PT Pepsi Cola dan PT Multi Bintang Indonesia. PT Coca Cola Amatil Indonesia dalam memproduksi coca-cola menyediakan berbagai ukuran. PT Coca Cola diproduksi dengan kemasan 200 ml dan kemasan 295 ml dalam kemasan botol gelas. Selain itu juga diproduksi dalam kemasan kaleng 330 ml, kemasan botol plastik 500 ml dan 1,5 liter. Meningkatnya
persaingan
produk,
membuat
PT
Coca-Cola
melakukan diferensiasi produk dengan memproduksi produk Fanta dan Sprite. Fanta dipasarkan memiliki tiga rasa buah yaitu Strawberry, jeruk (Orange) dan Nanas. Konsumen remaja, mengasosiasikan Fanta dengan keceriaan bersama teman dan keluarga sedangkan Sprite mengasosiasikan rasanya yang dingin menyejukkan dan benar-benar dapat melepaskan dahaga. Sprite memiliki cita rasa khas yang membedakan dari minuman ringan lainnya. PT Pepsi Cola sebagai market challenger PT Coca Cola mengeluarkan produk dengan ukuran yang sama yaitu dalam kemasan botol 200 ml dan 295 ml, kemasan kaleng 330 ml dan kemasan botol plastik 500 ml dan 1,5 liter. Untuk menyaingi market leader PT Pepsi Cola mencoba melakukan pengembangan produk dengan merek Pepsi Twis dan Pepsi Blue. Persaingan yang terjadi antara dua perusahaan ini bukan hanya pada produk akan tetapi harga yang sangat bersaing. Menurunnya tingkat penjualan bir, membuat PT Multi Bintang Indonesia (MBI) mulai memasuki pasar minuman ringan nonalkohol yang semakin bersaing di pasar Indonesia. Setelah melepas minuman Green Sands dan Fit n’Fun, PT Multi Bintang Indonesia mengeluarkan produk baru dengan merek Bintang Zero (BZ). Di produksinya Bintang Zero sebagai respon atas perubahan kebijakan manajemen perusahaan. PT Multi Bintang Indonesia
76
ingin mengulang sukses dengan mengeluarkan produk baru tersebut. Penjualan bir dalam tiga tahun ini mengalami penurunan, hingga mencapai lebih dari dua puluh persen. Selain itu, juga harga bir terus meningkat dan konsumsi bir di Indonesia hanya mencapai 0,6 persen per kapita per tahun. Puncak perubahan Multi Bintang Indonesia (MBI) dilakukan dengan meluncurkan Green Sand nonalkohol. Strategi menghilangkan kadar alkohol ini bertujuan merubah Citra Green Sand ”haram” di sebagian kalangan. Dengan menghilangkan kadar alkohol, minuman jenis ini akan tergolong sebagai Soft drink biasa (Kertajaya, 2005). c. Ancaman Produk Pengganti Banyak minuman yang dapat menjadi pengganti minuman ringan. Ketersediaan produk di outlet-oulet mempengaruhi terhadap perilaku pembelian. Produk subsitusi produk ini melebar ke dalam kategori minuman secara umum. Air minum isi ulang dalam hal ini setara dengan teh botol atau soft drink lainnya karena pada dasarnya bertujuan melepaskan dahaga dan menambah tenaga. Perbedaannya hanya tergantung kepada selera dan kebiasaan konsumen dalam mengkonsumsi produk tersebut. Produk air minum berbahan dasar air menduduki peringkat pertama (40%) yang di konsumsi di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan sifatnya yang praktis. Menurut penelitian, air minum isi ulang, atau yang lebih dikenal sabagai AMDK (Air Minum Dalam kemasan) selain praktis juga dinilai harganya murah. Produk minuman teh siap minum menduduki peringkat kedua minuman kemasan 30% yang dikonsumsi di Indonesia di susul oleh minuman berkarbonasi (seperti Fanta, Sprite) diperingkat ketiga (20%) dan diperingkat terakhir diduduki produk lain-lainnya (Jus) 10%. Total keseluruhan kapasitas dalam industri mencapai 366.667 ribu kemasan dengan 27 jenis merek yang ada. Produksi
77
terbesar dihasilkan oleh PT Sinar Sosro yang mencapai 300 juta kemasan yang terdiri dari empat jenis merek. PT Coca Cola Botling merupakan penghasil kedua dengan kapasitas produksi mencapai 22 juta kemasan. Kemudian diikuti oleh PT Pepsi Cola Indo Beverage dan PT Kutrin di Indonesia dengan kapasitas produksi masingmasing 17,3 juta dan 10 juta kemasan. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat memberikan gambaran bahwa produk substitusi untuk produk minuman ringan sangat variatif. Konsumen bisa memilih jenis minuman tergantung ketersediaan produk di outlet tradisional maupun modern. Data mengenai kapasitas produksi perusahaan pengolahan minuman ringan di Indonesian dapat dilihat pada Tabel 15.
78
Tabel 15. Kapasitas Produksi Perusahaan Pengolahan Minuman Ringan di Indonesia (botol packed) Nama Perusahaan
Lokasi
Kapasitas Produksi
Jakarta
300.000.000
Bekasi
22.000.000
Palembang
2.170.000
Cirebon
5.000.000
Banyuwangi
-
Jakarta
400.000
Banyuwangi
972.000
PT Indotirta Jaya Abadi
Semarang
1.170.000
PT Inti Citra Beverindo
Pasuruan
-
PT Kutrindo Indonesia
Bali
10.000.000
Pekalongan
564.000
Jakarta
17.300.000
Prima
Sleman
250.000
PT Perusahaan Minuman
Bogor
700.000
PT Sari Guna Prima Titra
Sidoarjo
71.000
CV Shindu Bakti
Sleman
450.000
PT Tang Mas
Bogor
3.310.000
Cirebon
2.220.000
Tegal
-
Bandung
40.000
Jakarta
50.000
PT Sinar Sosro PT
Coca-Cola
Bottling
Indonesia PT Jarum Mas Unggul Perusahaan Teh Botol Giju Perusahaan Hawai PT Hainz ABC Indonesia Hongkong
PT Orinental PT
Pepsi
Cola
Indo
Beverages
Saap
PT Tiga Naga Mulia PT Tunggal Naga PT Ultra Jaya Milk Industri PT Unilever Indonesia Sumber: Indocommersial (2009)
79
d. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli Pembeli akhir dari produk ini adalah konsumen langsung, bagi mereka yang ingin menghilangkan rasa haus. Tetapi yang menjadi bidikan utama adalah setiap konsumen yang sedang jalanjalan dan memasuki tempat hiburan. Berdasarkan analisis statistik terhadap data produksi industri minuman ringan di Indonesia yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik, diperoleh data bahwa minuman ringan secara umum mempunyai sifat permintaan inelastis (-0.82). Koefisien elastisitas ini berarti bahwa kenaikan harga 10% akan mengakibatkan penurunan produksi sebesar 8,2%. Kesimpulan ini berarti permintaan dan penawaran produk minuman ringan kurang peka terhadap perubahan harga, dalam batas-batas tertentu peningkatan
harga
minuman
ringan
tidak
akan
terlalu
mempengaruhi permintaan masyarakat. e. Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok Minuman ringan saat ini bahan bakunya terdiri dari bahan baku lokal dan bahan baku impor. Bahan baku impor berupa pemberi aroma, pewarna, gula rafinasi dan lain-lain. Adapun perkembangan jumlah volume bahan baku impor untuk minuman ringan Indonesia dapat dilihat pada Tabel 16.
80
Tabel 16. Kandungan impor dan bahan baku lokal minuman ringan (Rp 000) Tahun
Bahan baku Impor
Bahan Baku Lokal
2000
151.807.024
849.413.467
2001
129.312.880
1.034.720.898
2002
140.686.503
1.301.012.904
2003
152.060.127
1.567.304.910
2004
149.652.241
1.643.405.554
2005
153. 641.600
1.874.876.443
2006
178.900.415
1.986.415.665
2007
161.567.950
2.003.421.667
2008
176.765.406
2.287.986.421
2009
185.421.548
2.334.412.668
Sumber : Departemen Perindustrian (2009) Struktur barang input dari industri minuman ringan dalam 10 tahun sejak tahun 2000, masih didominasi oleh kandungan domestik. Minuman teh botol sosro untuk bahan baku lokal terdiri dari teh, selama ini bahan baku untuk teh dipenuhi dari perkebunan-perkebunan milik PT Sinar Sosro. Perusahaan ini mempunyai perkebunan teh afiliasi yang tersebar di beberapa wilayah, di Jawa Barat dengan total luas 1.587 hektare. Sedangkan bahan baku gula masih diimpor. D. PERUMUSAN PELUANG DAN ANCAMAN PERUSAHAAN Analisis terhadap lingkungan eksternal PT Sinar Sosro menghasilkan rumusan peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Dengan mengetahui rumusan peluang dan ancaman, diharapkan perusahaan dapat memanfaatkan peluang yang ada dalam menghadapi ancaman yang timbul. Rumusan peluang dan ancaman PT Sinar Sosro dapat dilihat pada Tabel 17.
81
Tabel 17. Hasil rumusan peluang dan ancaman PT Sinar Sosro Eksternal
Peluang
Ancaman
Lingkungan Jauh Politik
Pengurangan dan penghapusan pajak barang minuman ringan
Ekonomi Sosial
Teknologi
Kondisi sosial politik yang belum kondusif Gejolak nilai tukar rupiah dan kekurangan daya listrik.
•
Pertumbuhan jumlah penduduk meningkat. • Perubahan gaya hidup masyarakat • Budaya minuman ringan Peningkatan teknologi informasi dan pengolahan pangan
Lingkungan Industri Persaingan sesama perusahaan dalam industri
Perusahaan sejenis lebih gencar dalam melakukan promosi
Ancaman produk substitusi
Banyaknya produk substitusi yang tersedia
Kekuatan tawar-menawar pembeli
Konsumsi minuman ringan di Indonesia masih rendah
E. PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN Tahap perumusan strategi pemasaran dimulai dari tahap analisis faktor internal dan eksternal perusahaan yang dirumuskan menjadi faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman perusahaan. Berdasarkan informasi tersebut, maka dapat disusun matriks IFE dan matriks EFE. Dari hasil matriks IFE dan matriks EFE akan dianalisis kondisi perusahaan saat ini berdasarkan matriks I-E. Berdasarkan hasil matriks I-E akan diketahui strategi pemasaran yang sebaiknya digunakan oleh perusahaan. Perumusan alternatif-alternatif strategi pemasaran menggunakan analisis SWOT dengan mempertimbangkan
82
kondisi perusahaan saat ini. Hasil perumusan strategi pemasaran akan dibobotkan untuk memilih prioritas alternatif strategi pemasaran yang paling sesuai untuk perusahaan dengan menggunakan metode PHA. 1.
Analisis Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Setelah merumuskan kekuatan dan kelemahan perusahaan yang diperoleh dari hasil analisis lingkungan internal perusahaan, maka dilakukan penyusunan matriks IFE. Pemberian bobot dan rating dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Contoh kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 6. Penilaian tersebut dilakukan oleh lima orang responden yang mengetahui dan paham mengenai kondisi perusahaan saat ini dan memiliki jabatan penting diperusahaan. Hasil akhir pengisian kuesioner tersebut dalam rata-rata dapat dilihat pada Lampiran 7. Berdasarkan Tabel 18, analisis matriks IFE menghasilkan total skor sebesar 3,041. Total skor IFE ini mengindikasikan bahwa kemampuan PT Sinar Sosro dalam merespon lingkungan internalnya di atas rata-rata. Kekuatan utama dari PT Sinar Sosro KP Bogor adalah kualitas produk yang terjamin dan memiliki brand value, dengan total skor tertinggi sebesar 0,492, selanjutnya harga yang kompetitif dengan pesaing, sumber daya manusia yang berkualitas dan terlatih, jaringan distribusi yang luas dan terintegrasi, kondisi keuangan yang baik, dan citra perusahaan. Kelemahan utama dari PT Sinar Sosro KP Bogor adalah produksi tergantung kepada permintaan, dengan total skor terkecil 0,100, selanjutnya promosi belum intensif, menggunakan mesin produksi yang sudah tua, diversifikasi produk yang belum banyak diketahui konsumen, dan dikonsumsi berlebihan berbahaya bagi ketahanan tubuh.
83
Tabel 18. Hasil pengolahan matriks IFE PT Sinar Sosro KP Bogor Faktor-faktor Strategis Internal Kualitas produk yang terjamin dan memiliki brand value Citra perusahaan Harga yang kompetitif dengan pesaing Jaringan distribusi yang luas dan terintegrasi Sumber daya manusia yang berkualitas dan terlatih Kondisi keuangan yang baik Dikonsumsi berlebihan berbahaya bagi ketahanan tubuh
Menggunakan mesin produksi yang sudah tua Produksi tergantung pada jumlah permintaan Diversifikasi produk yang belum banyak diketahui konsumen Promosi belum intensif
Bobot (a)
Peringkat (b)
Total skor
0,123
4
0,492
0,095
3,2
0,304
0,102
4
0,408
0,104
3,2
0,333
0,102
3,8
0,388
0,104
3,2
0,333
0,069
3,8
0,262
0,077
2
0,154
0,083
1,2
0,100
0,086
1,8
0,155
0,056
2
0,112
1,00
(a) x (b)
3,041
2. Analisis Matriks External Factor Evaluation (EFE) Matriks EFE diperoleh melalui penilaian responden mengenai sejauh mana faktor-faktor strategis eksternal berpengaruh terhadap perusahaan. Setiap responden memberikan penilaian bobot dan peringkat terhadap masing-masing faktor strategis eksternal perusahaan. Penilaian pada kuesioner untuk matriks EFE dilakukan oleh responden yang sama pada matriks EFE. Hasil pengisian kuesioner yang dilakukan oleh kelima responden dapat dilihat pada Lampiran 8. Berdasarkan Tabel 19, analisis matriks EFE yang dilakukan menghasilkan total skor 2,536. Total skor ini mengindikasikan bahwa kemampuan PT Sinar Sosro KP Bogor dalam merespon lingkungan eksternalnya di atas rata-rata. Peluang utama dalam lingkungan perusahaan ini ditunjukkan oleh faktor peluang dengan total skor terbesar yaitu perubahan gaya hidup masyarakat dengan total skor sebesar 0,338 84
selanjutnya peningkatan teknologi informasi dan pengolahan pangan, budaya minuman ringan, pengurangan dan penghapusan pajak barang minuman
ringan,
dan
pertumbuhan
penduduk.
Ancaman
utama
ditunjukkan oleh faktor ancaman dengan skor terkecil, yaitu perusahaan sejenis lebih gencar dalam melakukan promosi sebesar 0,208, konsumsi minuman ringan di Indonesia masih rendah, banyaknya produk subsitusi, kondisi sosial politik yang belum kondusif, gejolak nilai tukar rupiah dan kekurangan daya listrik. Tabel 19. Hasil pengolahan matriks EFE PT Sinar Sosro KP Bogor Faktor-faktor Strategis Ekternal
Pertumbuhan jumlah penduduk yang terus meningkat Pengurangan dan penghapusan pajak barang minuman ringan Perubahan gaya hidup masyarakat Peningkatan teknologi informasi dan pengolahan pangan Budaya minuman ringan Konsumsi minuman ringan di Indonesia masih rendah Perusahaan sejenis lebih gencar dalam melakukan promosi Banyaknya produk substitusi yang tersedia Kondisi sosial politik yang belum kondusif Gejolak nilai tukar rupiah dan kekurangan daya listrik
Bobot (a)
Peringkat (b)
Total skor ( a)x (b)
0,105
1,6
0,168
0,094
2,6
0,244
0,094
3,6
0,338
0,096
2,8
0,269
0,103
2,4
0,247
0,107
2,2
0,235
0,104
2
0,208
0,099
2,4
0,238
0,097
2,8
0,272
0,099
3,2
0,317
1,00
2, 537
3. Analisis Matriks Internal-External (I-E) Analisis matriks I-E digunakan untuk mengetahui posisi perusahaan saat ini. Matriks I-E didasarkan pada total skor yang diperoleh dari matriks IFE dan EFE. Nilai matriks IFE sebesar 3,041 sedangkan
85
nilai matriks EFE sebesar 2,537. Melalui total skor dalam matriks IFE dan EFE, maka dapat digambarkan posisi perusahaan dalam matriks I-E pada Gambar 10 . S
K
O 4,0
Total Skor
Tinggi
R
T Kuat
O
T
3,0
A
L
Rata-rata
I 2,0
F
E
Lemah
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
1,0
3,0 Rata-rata 2,0
EFE
Lemah 1,0
Gambar 10. Posisi perusahaan dalam matriks I-E Berdasarkan pada matriks I-E, PT Sinar Sosro KP Bogor berada pada posisi sel IV yaitu pada tahap tumbuh dan membangun (grow and build). Posisi ini akan menentukan strategi pemasaran yang dapat diterapkan perusahaan. Menurut David (2006), strategi yang sebaiknya diterapkan PT Sinar Sosro pada posisi ini adalah strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk. Menurut Umar (2003), strategi penetrasi pasar adalah strategi yang berusaha meningkatkan market share suatu produk atau jasa melalui usaha pemasaran yang lebih besar, diantaranya dengan menambah tenaga penjual, biaya iklan, ítems untuk promosi penjualan, atau usaha promosi lainnya. Strategi pengembangan produk yaitu strategi yang bertujuan agar perusahaan dapat meningkatkan penjualan dengan cara meningkatkan atau memodifikasi produk-produk atau jasa yang ada sekarang. Strategi pengembangan pasar yaitu strategi yang bertujuan agar perusahaan dapat meningkatkan penjualan dengan cara mengembangkan pasar baru.
86
4. Analisis Matriks SWOT Análisis
SWOT
merumuskan
alternatif-alternatif
strategi
pemasaran yang bisa digunakan oleh PT Sinar Sosro berdasarkan kondisi perusahaan saat ini yang digambarkan pada matriks I-E. Alternatif strategi pemasaran yang dihasilkan melalui análisis SWOT disusun dengan menggunakan kombinasi kelemahan, peluang, dan ancaman perusahaan. Hasil análisis SWOT PT Sinar Sosro dapat dilihat pada Lampiran 9. Berdasarkan análisis matriks SWOT dirumuskan enam alternatif strategi pemasaran yang terdiri dari: a. Strategi SO Strategi SO adalah strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang (Rangkuti, 2006). Berdasarkan análisis matriks SWOT pada PT Sinar Sosro dihasilkan dua alternatif strategi, yaitu: •
Meningkatkan kualitas produk untuk mempertahankan pelanggan lama dan memperoleh pelanggan baru. Perusahaan selalu menghasilkan teh botol dengan kualitas yang terjamin karena tidak mengandung pengawet, tidak menggunakan pewarna, dan pemanis. Perusahaan telah banyak memiliki sertifikat ISO 14.000, sertifikat SIN, dan sertifikat HACCP. Hal ini didukung juga oleh proses produksi yang berjalan dengan baik, sumberdaya manusia yang berkualitas. Oleh sebab itu, perusahaan diharapkan untuk tetap meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan agar mampu mempertahankan pelanggan. Peningkatan kualitas produk juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi pengolahan pangan dan juga dengan melakukan penelitian dan pengembangan yang lebih baik lagi. Hal ini didukung dengan keadaan keuangan perusahaan yang baik. Pelanggan akan tetap loyal dengan kualitas produk yang baik, didukung dengan harga yang relatif stabil. Hubungan antara dister dan perusahaan yang berjalan dengan baik merupakan kekuatan yang berpengaruh dalam mempertahankan pelanggan
87
lama dan meraih pelanggan baru. Hal ini disebabkan karena dister dan sub-dister berinteraksi langsung dengan konsumen akhir. Pelanggan yang loyal akan mempromosikan produk kepada calon pelanggan yang baru. Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat, perubahan gaya hidup yang lebih suka mengkonsumsi minuman cepat saji dan praktis merupakan peluang yang cukup besar dalam meraih pelanggan baru. •
Mengoptimalkan biaya operasional guna mempertahankan harga jual produk tetap stabil. Optimasi biaya operasional dilakukan dengan tujuan agar harga produk teh botol sosro dapat berkompetitif dengan harga produk pesaingnya. Efektivitas dan efesiensi dalam produksi dan pemasaran
merupakan
kunci
dari
sebuah
industri
dalam
menghasilkan produk yang bermutu dengan harga yang bersaing. Hal ini di dukung dengan jaringan distribusi yang luas dan terintegrasi, sumber daya manusia yang berkualitas dan terlatih, serta kondisi keuangan yang baik. Pertumbuhan jumlah penduduk, perubahan gaya hidup masyarakat, pengurangan dan penghapusan pajak barang minuman ringan, Peningkatan teknologi informasi dan pengolahan pangan merupakan peluang yang besar yang menggambarakan potensi pasar yang semakin besar. Produksi secara masal juga dapat mengurangi biaya operasional pembuatan produk sehingga harga produk tetap stabil di pasaran. b. Strategi WO Strategi WO adalah strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang (Rangkuti, 2006). Terdapat dua alternatif strategi untuk strategi WO, yaitu: •
Meningkatkan kapasitas persediaan produk Meningkatnya permintaan akan produk teh botol sosro menyebabkan perusahaan juga harus meningkatkan kapasitas
88
persediaan guna memenuhi permintaan konsumen. Hal tersebut karena PT Sinar Sosro KP Bogor tidak melakukan proses produksi, hanya menyalurkan produk yang di produksi dari pabrik di Cakung, Jakarta. Kualitas produk yang terjamin merupakan keunggulan yang bisa ditonjolkan oleh perusahaan. Sumber daya manusia yang berkualitas khususnya divisi pengawasan distribusi merupakan faktor pendukung untuk mengola dan menghasilkan produk yang terjamin dan berkualitas. Hal ini ditambah juga dengan keadaan keuangan perusahaan yang baik. Pertambahan jumlah penduduk, perubahan gaya hidup masyarakat, peningkatan teknologi informasi dan pengolahan pangan, serta budaya minuman ringan merupakan peluang yang besar yang menggambarkan potensi pasar yang semakin besar. •
Melakukan promosi secara intensif Kegiatan promosi merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam mencapai tujuan pemasaran suatu perusahaan. Melakukan promosi secara intensif merupakan cara yang terbaik dalam melakukan pemerataan distribusi produk. Pemerataan distribusi produk akan meningkatkan permintaan teh botol sosro. Promosi yang dapat dilakukan perusahaan adalah: 1. Pemasangan iklan di media cetak berupa majalah makanan ataupun majalah remaja. Iklan-iklan yang dimuat di majalah pada umumnya berlingkup nasional dengan menawarkan produk bermutu tinggi untuk mencapai sasaran semua lapisan masyarakat. Kondisi ini sesuai dengan target pasar perusahaan yaitu semua golongan masyarakat. 2. Pembuatan leaflet, brosur yang bisa dibagikan kepada konsumen yang berada di outlet, ataupun di pasar modern oleh salesman. 3. Pembuatan website perusahaan. Media ini sangat efektif dalam kegiatan promosi PT Sinar Sosro karena sangat menjangkau masyarakat
luas.
Melalui
website
perusahaan
dapat
89
mempromosikan produknya, menjalin hubungan yang baik dengan pemasok, dister, ataupun konsumen akhir lainnya. c. Strategi ST Strategi ST adalah strategi yang menggunakan kekuatan untuk ancaman (Rangkuti, 2006). Ada satu alternatif strategi
mengatasi
pemasaran yang dirumuskan melalui strategi ST, yaitu: •
Aktif melakukan kegiatan pengembangan produk yang berbeda dengan pesaing Strategi pengembangan produk bertujuan agar perusahaan dapat meningkatkan penjualan dengan cara meningkatkan atau memodifikasi produk atau jasa yang ada sekarang (David, 2004). Strategi pengembangan produk teh botol sosro yang dapat dilakukan menyangkut keanekaragaman produk, desain kemasan yang lebih menarik, dan bentuk yang lebih menarik. Strategi ini didukung oleh sumberdaya manusia yang berkualitas, dan proses produksi yang baik. Strategi pengembangan produk teh botol sosro diharapkan mampu mengatasi ancaman berupa produk subsitusi maupun para pesaing.
d. Strategi WT Strategi WT adalah strategi yang bersifat defensif dengan cara meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman (Rangkuti, 2006). Ada satu alternatif strategi pemasaran yang dapat diterapkan perusahaan, yaitu: •
Mempertahankan saluran distribusi yang ada dengan cara menjalin kerjasama yang baik dengan semua pihak yang terkait. Saluran distribusi perusahaan meliputi distribusi bahan baku dan produk. Strategi ini perlu dilakukan karena saluran distribusi yang ada merupakan aset perusahaan yang besar. Selain sebagai saluran pemasaran, saluran distribusi ini juga berperan dalam menjaga nama baik perusahaan. Kerjasama yang baik ini
90
akan mendukung kelancaran dari distribusi bahan baku dan produk teh botol sosro. Kerjasama yang baik dibina dengan melakukan komunikasi yang baik yaitu antara perusahaan dengan para pemasok, distributor, dan saluran distribusi lainnya. Strategi ini diharapkan dapat mengurangi kelemahan yang ada yaitu promosi yang kurang intensif, diversifikasi produk yang belum banyak diketahui konsumen, produksi tergantung pada jumlah permintaan, dan dapat mengatasi ancaman dari pesaing dalam lingkungan industri. 5. Proses Hirarki Analitik (PHA) Dalam menentukan prioritas strategi pemasaran yang paling sesuai menurut perusahaan, digunakan metode PHA dengan menggunakan program Expert Choice 2000. Struktur hirarki pemilihan prioritas strategi pemasaran yang sesuai bagi PT Sinar Sosro akan dibuat dalam bentuk kuesioner seperti pada Lampiran 10, yang kemudian akan diisi oleh kelima responden dari pihak PT Sinar Sosro. PHA pada pemilihan prioritas strategi pemasaran yang sesuai bagi PT Sinar Sosro dibagi ke dalam tiga hirarki atau level. Level pertama adalah sasaran yaitu pemilihan prioritas strategi pemasaran yang sesuai bagi PT Sinar Sosro. Level kedua adalah kriteria yang merupakan tujuan perusahaan dalam pemasaran teh botol sosro yaitu memperluas pangsa pasar dan menghadapi persaingan. Tujuan ini merupakan misi perusahaan dalam pemasarannya yang akan menjadi dasar untuk memilih alternatifalternatif strategi pemasaran. Level ketiga adalah alternatif yang merupakan alternatif-alternatif strategi pemasaran yang dirumuskan melalui analisis matriks SWOT.
91
Pemilihan Strategi Pemasaran yang sesuai bagi PT Sinar Sosro
Memperluas
Menghadapi
Pangsa Pasar
Persaingan
Strategi
Strategi
Strategi
Strategi
Strategi
Strategi
SO1
SO2
WO1
WO2
ST
WT
Gambar 11. Struktur hirarki analitik pemilihan strategi pemasaran PT Sinar Sosro Keterangan: Strategi SO1 : Meningkatkan kualitas produk untuk mempertahankan pelanggan lama dan memperoleh pelanggan baru. Strategi SO2 : . Mengoptimalkan biaya operasional guna mempertahankan harga
jual produk tetap stabil Strategi WO1 : Meningkatkan kapasitas persediaan produk Strategi WO2 : Melakukan promosi secara intensif
Strategi ST : Aktif melakukan kegiatan pengembangan produk yang berbeda dengan pesaing Strategi WT : Mempertahankan saluran distribusi yang ada dengan cara menjalin
kerja sama yang baik dengan semua pihak yang terkait. PHA ini akan diolah dalam pengolahan horizontal dan vertikal. Hasil pengolahan PHA dapat dilihat pada Lampiran 11.
92
a. Hasil Pengolahan Horizontal Pengolahan horizontal digunakan untuk menyusun prioritas relatif setiap faktor yang berada satu tingkat diatasnya. Pengolahan horizontal ini memperlihatkan keseluruhan kaitan setiap elemen dalam hirarki. 1.
Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Kriteria Strategi Pemasaran Hasil pengolahan horizontal untuk elemen kriteria merupakan hasil
pengolahan hirarki pada tingkat dua. Hasil pengolahan menunjukkan prioritas dari kriteria dalam menetapkan strategi pemasaran yang sesuai bagi PT Sinar Sosro. Penetuan prioritas ini dilakukan dengan cara menggabungkan hasil analisis pendapat individu menjadi analisis pendapat gabungan dengan menggunakan soffware Expert Choice 2000. Pendapat gabungan pada penelitian ini merupakan gabungan dari ratarata geometrik pendapat individu masing-masing responden. Hasil pengolahan horizontal elemen kriteria strategi pemasaran dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20. Hasil pengolahan horizontal elemen kriteria strategi pemasaran Kriteria
Bobot
Prioritas
Memperluas pangsa pasar
0,635
1
Menghadapi persaingan
0,365
2
Rasio Inkonsistensi
0,00
Berdasarkan Tabel 20, dapat dilihat bahwa PT Sinar Sosro lebih memprioritaskan pada kriteria memperluas pangsa pasar dengan bobot 0,635. Hal ini sesuai dengan kondisi perusahaan saat ini yaitu pada kondisi bertumbuh dan berkembang, ditambah perusahaan sekarang menjadi pemimpin pasar pada industri minuman ringan serta sebagai tujuan jangka panjang. Prioritas kedua adalah kriteria menghadapi persaingan
dengan
bobot
0,365.
Perusahaan
tidak
terlalu
memperhitungkan persaingan dengan industri sejenis melainkan tetap fokus pada perluasan pasar namun tetap waspada terhadap ancaman yang datang dari pesaing.
93
2. Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Alternatif Strategi Pemasaran Hasil pengolahan ini merupakan pengolahan hirarki pada tingkat tiga. Pengolahan tersebut dilakukan untuk mengetahui prioritas alternatif-alternatif strategi pemasaran terhadap masing-masing kriteria yang ada. Hasil pembobotan dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Hasil pengolahan horizontal elemen alternatif strategi pemasaran Kriteria
Strategi Pemasaran
Rasio Inkonsistensi
SO1
SO2
WO1
WO2
ST
WT
0,104
0,198
0,205
0,199
0,046
0,248
Memperluas pangsa pasar
0,00
Menghadapi persaingan
0,01 0,156
0,126
0,062
0,393
0,058
0,205
Keseluruhan pengolahan horizontal pada tingkat tiga telah memenuhi persyaratan rasio inkonsistensi yaitu dibawah 10 persen. Hal ini menunjukkan kekonsistenan para responden dalam melakukan pengisian kuesioner yang dibagikan. Berdasarkan hasil pengolahan horizontal dalam kriteria memperluas pangsa pasar, strategi yang menjadi prioritas pertama adalah mempertahankan saluran distribusi yang ada dengan cara menjalin kerja sama yang baik dengan semua pihak yang terkait (WT) dengan bobot 0,248. Prioritas kedua adalah meningkatkan kapasitas persediaan produk (WO1) dengan bobot 0,205, prioritas yang ketiga yaitu melakukan promosi secara intensif (WO2) dengan bobot 0,199, prioritas keempat yaitu mengoptimalkan biaya operasional guna mempertahankan harga jual produk tetap stabil (SO2) dengan bobot 0,198, prioritas kelima adalah meningkatkan kualitas produk untuk mempertahankan pelanggan lama dan memperoleh pelanggan baru (SO1) dengan bobot 0,104 dan prioritas keenam yaitu aktif melakukan kegiatan pengembangan produk yang berbeda dengan pesaing (ST) dengan bobot 0,046.
94
Selanjutnya hasil pengolahan horizontal dalam kriteria menghadapi persaingan, strategi yang menjadi prioritas pertama adalah melakukan promosi secara intensif (WO2) dengan bobot 0,393, prioritas kedua yaitu strategi mempertahankan saluran distribusi yang ada dengan cara menjalin kerja sama yang baik dengan semua pihak yang terkait (WT) dengan bobot 0,205, prioritas ketiga yaitu meningkatkan kualitas produk untuk mempertahankan pelanggan lama dan memperoleh pelanggan baru (SO1) dengan bobot 0,156, prioritas keempat
yaitu mengoptimalkan biaya
operasional guna mempertahankan harga jual produk tetap stabil (SO2) dengan bobot 0,126, prioritas kelima yaitu strategi meningkatkan kapasitas persediaan produk (WO1) dengan bobot 0,062, dan prioritas keenam yaitu aktif melakukan kegiatan pengembangan produk yang berbeda dengan pesaing (ST) dengan bobot 0,058. b. Hasil Pengolahan Vertikal Pengolahan vertikal digunakan untuk menyusun dan melihat prioritas menyeluruh setiap elemen pada tingkat tertentu terhadap sasaran utama hirarki. Pengolahan vertikal dilakukan setelah matriks pendapat gabungan diolah secara horizontal dan telah memenuhi persyaratan rasio inkonsistensi yaitu sebesar ≤ 10 persen. 1. Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Alternatif Strategi Pemasaran Pengolahan ini digunakan untuk menyusun dan melihat prioritas menyeluruh setiap elemen pada tingkat dua terhadap sasaran utama hirarki. Hasil pengolahan vertikal terhadap elemen kriteria dapat dilihat pada Tabel 18. Hasil yang diperoleh memperlihatkan hasil yang sama dengan hasil pengolahan secara horizontal. Prioritas menyeluruh menempatkan kriteria memperluas pangsa pasar pada prioritas pertama dengan bobot 0,635. Prioritas kedua adalah menghadapi persaingan dengan bobot 0,365.
95
Tabel 22. Hasil pengolahan vertikal elemen kriteria strategi pemasaran Kriteria
Bobot
Prioritas
Memperluas pangsa pasar
0,635
1
Menghadapi persaingan
0,365
2
Rasio Inkonsistensi
0,00
2. Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Alternatif Strategi Pemasaran Hasil pengolahan vertikal terhadap alternatif strategi pemasaran bertujuan untuk mengetahui prioritas menyeluruh bagi setiap elemen alternatif strategi pemasaran terhadap sasaran utama hirarki. Hasil pengolahan dapat dilihat pada Tabel 23. Tabel 23. Hasil pengolahan vertikal elemen alternatif strategi pemasaran Alternatif Strategi
Bobot
Prioritas
WO2
0,251
1
WT
0,236
2
SO2
0,179
3
WO1
0,167
4
SO1
0,118
5
ST
0,049
6
Rasio Inkonsistensi Hasil pengolahan vertikal terhadap alternatif strategi pemasaran pada Tabel 23 menunjukkan bahwa melakukan promosi secara intensif (WO2) dengan bobot 0,251 sangat diperlukan perusahaan saat ini. Strategi ini merupakan langkah usaha publisitas produk teh bobol sosro ke masyarakat luas. Dengan strategi promosi yang intensif diharapkan para pelanggan dan calon pelanggan akan terus mengingat teh botol sosro dan semakin tertarik untuk membelinya, serta dapat bersaing di pasaran dengan produk sejenis lainnya. Promosi yang efektif juga akan berdampak positif terhadap jumlah permintaan dari teh botol sosro.
96
Prioritas yang kedua yaitu strategi mempertahankan saluran distribusi yang ada dengan cara menjalin kerjasama yang baik dengan semua pihak yang terkait (WT) dengan bobot 0,236. Perusahaan menyadari
bahwa
saluran
distribusi
tersebut
sangat
menentukan
berjalannya perusahaan. Untuk itulah diperlukan kerjasama yang baik dengan para pemasok bahan baku, para distributor dan saluran distribusi lainnya. Prioritas ketiga yaitu mengoptimalkan biaya operasional guna mempertahankan harga produk tetap stabil (SO2) dengan bobot 0,179 . Persaingan harga yang kompetitif dengan pesaing membuat perusahaan harus seoptimal mungkin dalam menciptakan produk tanpa mengurangi mutu produk tersebut. Produksi secara masal merupakan salah satu upaya dalam mengotimasi biaya operasional. Prioritas keempat adalah meningkatkan kapasitas persediaan produk (WO1) dengan bobot 0,167. Banyaknya permintaan akan produk teh botol sosro dipasaran saat ini menyebabkan perusahaan harus meningkatkan kapasitas persediaan guna memenuhi kebutuhan tersebut. Hal tersebut karena PT Sinar Sosro KP Bogor tidak melakukan proses produksi, hanya menyalurkan produk yang di produksi dari pabrik di Cakung, Jakarta. Faktor yang menyebabkan meningkatnya permintaan teh botol sosro adalah karena produk tersebut yang berkualitas dan strategi pemasarannya yang unik dan mengena dihati konsumen. Prioritas kelima alternatif strategi pemasaran yaitu meningkatkan kualitas produk untuk mempertahankan pelanggan lama dan memperoleh pelanggan baru (SO1) dengan bobot 0,118. Strategi ini merupakan langkah tepat yang dilakukan perusahaan agar konsumen tetap loyal. Kualitas produk merupakan salah satu faktor terpenting yang diperlukan oleh konsumen terutama konsumen menengah keatas. Pelanggan yang loyal ini nantinya diharapkan dapat memberikan pengaruh positif terhadap calon pelanggan lainnya, sehingga dapat meraih pelanggan baru. Strategi yang menjadi prioritas terakhir adalah aktif melakukan kegiatan pengembangan produk yang berbeda dengan pesaing (ST) dengan
97
bobot 0,049. Kegiatan pengembangan produk dilakukan dengan melakukan inovasi yang berbeda dari yang sudah dilakukan pesaing. Pengembangan produk hendaknya memperhatikan keinginan konsumen sehingga konsumen merasa puas dengan produk tersebut.
98