40
V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Analisa Hasil Semua kegiatan lapangan yang dilakukan harus benar-benar diamati dan data yang diperoleh digunakan sebagai bahan penyusunan laporan magang. Data yang diperlukan adalah data primer dan data sekunder.
Data primer diperoleh
dari hasil pelaksanaan kegiatan yang ada di lapangan dan data sekunder atau pengamatan tidak langsung diperoleh dari pihak terkait. Data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh dari buku – buku penunjang seperti Standar Operasional Prosedur (SOP).
Data sekunder dapat
berupa pengambilan data yang diambil dikantor besar kebun Paya Baung Estate, informasi yang dikumpulkan diantaranya berupa data Jenis – Jenis Gulma yang dominan di Paya Baung dengan metode kuadran atau dikenal juga summed dominance ratio (SDR).
SDR menggambarkan kemampuan gulma untuk
menguasai sarana tumbuh yang ada. Semakin besar nilai SDR, maka semakin dominan gulma tersebut. Nilai-nilai tersebut bertujuan untuk memberi informasi akurat tentang dominasi gulma yang ada di Kebun Paya Baung Estate, serta hal tersebut dilakukan untuk menentukan langkah-langkah agar pengendalian gulma yang dilakukan tepat sasaran. Hasil analisis vegetasi gulma juga dapat digunakan sebagai dasar penentuan penggunaan jenis dan dosis herbisida yang akan diaplikasikan untuk pengendalian secara kimia. Gulma dominan yang ditemui di Kebun Paya baung Estate adalah Ageratum
Conyzaides,
Melastoma
malabathricum,
Mimosa
Pudica,
,
Stenochlaena palustris, Anak Sawit Liar, Pennisetum polystachion, Nephrolepis cordifolia, Imperata cylindrica.
Tugas Akhir
Manajemen Perkebunan Diploma - IV
41
, Gulma jenis Ageratum Conyzaides paling mendominasi di Kebun Paya Baung Estate, jauh dibandingkan dengan gulma spesies lainnya. pengamatan persentase
penutupan
gulma dapat
Data hasil
dijadikan dasar
teknis
pengendalian gulma yang akan diaplikasikan di lapangan. Hal tersebut berguna agar pengendalian tepat sasaran sehingga tindakan yang dilakukan lebih efektif dan efisien. Untuk lebih jelasnya dapat dilhat pada Data Sekunder Identifikasi Gulma di Perkebunan pada Lampiran 6 . Hasil analisa pada kegiatan pengendalian gulma yang dilaksanakan di PT.Tapian Nadenggan Paya Baung dapat dilihat pada setiap metode kegiatan pengendalian gulma : 1. Chemis Pasar Rintis - Luas
: 26,67 Ha
- Frekuensi per tahun : 3 kali pertahun - Lokasi
: Divisi III, blok 26
Herbisida yang digunakan dalam kegiatan pengendalian gulma dengan cara kimia (Chemist) dengan luasan 26,67 ha adalah Roll up 480 SL dan starane 290 EC bersifat sistemik. Herbisida yang dibutuhkan untuk menyelesaikan luasan
26,67 ha sebanyak 10 L Roll Up, 2,5 L Starane, dengan dosis 150 cc/kap. Harga herbisida Roll Up Rp.41.535 dan Starane Rp.139.425/ Liter. Biaya bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan chemist pasar rintis di PT. Tapian Nadenggan Paya Baung Estate sebesar Rp. 763.913 dengan perincian dapat dilihat pada Tabel 3.
Tugas Akhir
Manajemen Perkebunan Diploma - IV
42
Tabel 3. Penggunaan bahan Chemist pasar rintis dengan luasan 26,67 ha. No. Nama bahan Satuan Jumlah Harga (Rp) Biaya (Rp) 1. Roll Up Liter 10 41.535 415.350 2. Starane Liter 2,5 139.425 348.563 JUMLAH 763.913 Chemist pasar rintis dilakukan dengan cara, semua gulma yang ada di pasar rintis disemprot merata sampai basah tetapi tidak menetes, pada akhirnya gulma akan mati setelah 1 minggu penyemprotan. Penyemprotan pasar rintis dilakukan dengan menggunakan alat Knapsack Sprayer berfungsi sebagai alat untuk menyemprotkan larutan. wadah untuk herbisida yang akan dibawa kelapangan.
Derijen sebagai
Gelas ukur sebagai
takaran awal untuk membuat dosis per Knapsack Sprayer. Jumlah Knapsack Sparayer yang digunakan sesuai dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk pengendalian secara kimia (Chemist) dengan luasan 26,67 Ha yaitu 11 Hk. Biaya alat yang dibutuhkan untuk kegiatan Chemist pasar rintis di PT.Tapian Nadenggan Paya Baung Estate Untuk 1 x aplikasi sebesar Rp. 6.411.800 dengan perincian dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Penggunaan alat Chemist pasar rintis dengan luasan 26, 67 Ha. Jumlah Alat No. Nama alat Satuan Jumlah Harga (Rp) yang Terpakai 1. Neo DC Sprayer** Buah 11 1,83 3.500.000 2. Derijen** Buah 1 0.17 20.000 3. Gelas ukur plastik** Buah 1 0.17 20.000 JUMLAH Keterangan : ** : Usia Ekonomis 2 tahun
Biaya (Rp) 6.405.000 3.400 3.400 6.411.800
Kegiatan Chemist pasar rintis dilakukan dengan tenaga kerja SKU (Karyawan tetap), dengan harga Rp.76.164/Hk.
Tugas Akhir
Biaya tenaga kerja yang
Manajemen Perkebunan Diploma - IV
43
dibutuhkan untuk kegiatan Chemist pasar rintis di PT. Tapian Nadenggan Paya Baung Estate sebesar Rp. 837.804 dengan perincian dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Penggunaan tenaga kerja Chemist pasar rintis dalam luasan 26,67 Ha No. Jenis sub Waktu Satuan Jumlah Harga Biaya kegiatan pelaksanaan (Rp) (Rp) 1. Pencampuran 07.00-14.00 Hk 11 76.164 837.804 bahan dan WIB penyemprotan pasar rintis JUMLAH 837.804
Adapun rekapitulasi biaya kegiatan chemist pasar rintis menggunakan Knapsack
Sprayer di PT. Tapian Nadenggan Paya Baung Estate sebesar
Rp. 8.013.517 dengan perincian dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Rekapitulasi biaya Chemist pasar rintis dalam luasan 26,67 ha No Jenis Biaya Biaya (Rp) 1. Biaya bahan 763.913 2. Biaya alat 6.411.800 3. Biaya tenaga kerja 837.804 Total biaya 8.013.517 4. Biaya per hektar (26,67 ha) 300.469 5. Biaya per tanaman (SPH = 148) 2.030 Adapun biaya kegiatan Chemist pasar rintis (Divisi III, Blok 26) di PT. Tapian Nadenggan Paya Baung Estate sebesar Rp. 238.283.936 dengan perincian dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Biaya Chemist pasar rintis (divisi III, blok 26) dalam luasan 26,67 ha Biaya per blok Biaya Divisi No Biaya per hektar (Rp) (luas = 26,67 ha) (Luas = 793,04 ha) 1.
Tugas Akhir
300.469
8.013.517
238.283.936
Manajemen Perkebunan Diploma - IV
44
2. Dongkel Anak Kayu (DAK) - Luas
: 31 Ha
- Frekuensi per tahun : 3 rotasi per tahun - Lokasi
: Divisi III, blok 27
Dongkel anak kayu yang dilakukan di PT. Tapian Nadenggan Paya Baung Estate, tidak menggunakan bahan, karena pengendalian gulma dongkel anak kayu dilakukan secara manual. Dongkel anak kayu dilakukan dengan menggunakan alat cados, yang menyerupai cangkul dengan lebar yang lebih kecil, yaitu 12 cm. Cados berfungsi untun membongkar anak kayu sampai pada akar – akarnya, dan akarnya harus putus agar mati dan tidak tumbuh lagi. Untuk anak kayu yang agak besar dan berakar dalam, setelah dibongkar akarnya dibalik menghadap ke atas dengan dipatahkan atau dongkelan tersebut dibuang ke gawangan mati. Adapun alat yang digunakan pada kegiatan Dongkel Anak Kayu di PT.Tapian Nadenggan Paya Baung Estate
untuk 1 x Aplikasi sebesar Rp. 127.150 dengan
perincian dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Penggunaan Alat Dongkel Anak Kayu dalam luasan 31 Ha Jumlah Alat No. Nama alat Satuan Jumlah Harga (Rp) yang Terpakai 1. Dongkel** Buah 8 1.33 55.000 2. Batu Asah* Buah 8 2,7 20.000 JUMLAH Keterangan : ** = Usia ekonomis 2 tahun * = Usia ekonomis 1 tahun
Biaya (Rp) 73.150 54.000 127.150
Kegiatan Dongkel Anak Kayu dilakukan dengan tenaga kerja SKU (Karyawan tetap), dengan harga Rp.76.164/Hk. Adapun tenaga kerja yang dibutuhkan pada
Tugas Akhir
Manajemen Perkebunan Diploma - IV
45
kegiatan Dongkel Anak Kayu di PT.Tapain Nadenggan Paya Baung Estate sebesar Rp. 609.312 dengan perincian dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Penggunaan tenaga kerja Dongkel Anak Kayu dalam luasan 31 ha No Jenis sub kegiatan Waktu Satuan Jumlah Harga Biaya . pelaksanaan (Rp) (Rp) 1. Dongkel Anak Kayu 07.00 – HK 8 76.164 609.312 ( DAK ), Tanaman 14.00 WIB Belum Menghasilkan
Adapun rekapitulasi biaya kegiatan Dongkel Anak Kayu di PT. Tapian Nadenggan Paya Baung Estate sebesar Rp. 736.462 dengan perincian dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Rekapitulasi biaya Dongkel Anak Kayu dalam luasan 31 ha No Jenis Biaya Biaya (Rp) 1. Biaya bahan 2. Biaya alat 127.150 3. Biaya tenaga kerja 609.312 Total biaya 736.462 4. Biaya per hektar (31 ha) 23.757 5. Biaya per tanaman (SPH = 148) 161 Adapun biaya dongkel anak kayu (divisi III, blok 27) di. PT Tapian Nadenggan Paya Baung Estate sebesar Rp. 18.840.251 dengan perincian dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Biaya dongkel anak kayu (divisi III, diblok 27) dalam luasan 31 ha Biaya per hektar Biaya per blok Biaya Divisi No (Rp) (luas = 31 ha) (Luas = 793,04 ha) 1. 23.757 736.462 18.840.251
3. Babat Daerah Aliran Sungai ( Babat DAS ) -
Luas
: 22 Ha
-
Frekuensi
: 2 rotasi per tahun
-
Lokasi
: Divisi III, Blok 25
Tugas Akhir
Manajemen Perkebunan Diploma - IV
46
Kegiatan Babat DAS yang dilakukan di PT. Tapian Nadenggan Paya Baung Estate, tidak menggunakan bahan, karena pengendalian gulma Babat DAS dilakukan secara manual. Pada kegiatan Babat DAS, alat yang dibutuhkan untuk pengendalian gulma secara manual adalah Parang Babat dan batu asah. Parang babat berfungsi untuk menyiang piringan tanaman kelapa sawit didaerah aliran sungai, sedangkan batu asah berfungsi untuk mengasah parang agar mempermudah proses penyiangan pirangan tanaman kelapa sawit. Adapun alat yang dibutuhkan untuk kegiatan Babat DAS di PT.Tapaian Nadenggan Paya Baung Estate Untuk 1 x Aplikasi sebesar Rp. 357.500 dengan perician dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Penggunaan Alat Babat DAS dalam luasan 22 Ha Jumlah Alat No. Nama alat Satuan Jumlah Harga (Rp) yang Terpakai 1. Parang Babat* Buah 11 5,5 45.000 2. Batu Asah* Buah 11 5,5 20.000 JUMLAH Keterangan : * = Usia ekonomis 1 tahun
Biaya (Rp) 247.500 110.000 357.500
Kegiatan Babat DAS dilakukan dengan tenaga kerja SKU (Karyawan tetap), dengan harga Rp.76.164/Hk. Adapun tenaga kerja yang dibutuhkan pada kegiatan Babat DAS di PT.Tapain Nadenggan Paya Baung Estate sebesar Rp. 848.804 dengan perincian dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Penggunaan tenaga kerja Babat DAS dalam luasan 22 Ha No. Jenis sub kegiatan Waktu Satuan Jumlah Harga pelaksanaan 1. Babat Daerah 07.00-14.00 HK 11 76.164 Aliran WIB Sungai (DAS)
Tugas Akhir
Biaya 848.804
Manajemen Perkebunan Diploma - IV
47
Adapun rekapitulasi biaya kegiatan Babat DAS di PT. Tapian Nadenggan Paya Baung Estate sebesar Rp. 1.206.304 dengan perincian dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Rekapitulasi biaya Babat DAS dalam luasan 22 ha No Jenis Biaya Biaya (Rp) 1. Biaya bahan 2. Biaya alat 357.500 3. Biaya tenaga kerja 848.804 Total biaya 1.206.304 4. Biaya per hektar (22 ha) 54.832 5. Biaya per tanaman (SPH = 136) 403
Adapun biaya Babat DAS (divisi III, blok 25) di. PT Tapian Nadenggan Paya Baung Estate sebesar Rp. 43.438.969 dengan perincian dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Biaya Babat DAS (divisi III, diblok 25) dalam luasan 22 ha Biaya per hektar Biaya per blok Biaya Divisi No (Rp) (luas = 22 ha) (Luas = 793,04 ha) 1. 54.832 1.206.304 43.438.969
4. Chemis Pasar Pikul dan Piringan -
Luas
: 29,38 Ha.
-
Frekuensi
: 3 kali aplikasi dalam 1 tahun.
-
Lokasi
: Divisi III, Blok 17
Herbisida yang digunakan dalam kegiatan pengendalian gulma dengan cara kimia (Chemist) dengan luasan 29,38ha adalah Roll up 480 SL dan Erkafuron 20 WG bersifat sistemik.
Herbisida yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan luasan 29,38 ha sebanyak Roll Up 7,1 L, Erkafuron 0,4 L, dengan dosis 100 cc/kap. Harga herbisida Roll Up Rp. 41.535 dan Erkafuron Rp.59.000 / Kg.
Tugas Akhir
Manajemen Perkebunan Diploma - IV
48
Biaya bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan chemist pasar pikul dan piringan di PT.Tapian Nadenggan Paya Baung Estate sebesar Rp. 318.499 dengan perincian dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Penggunaan bahan Chemist pasar pikul dan piringan dengan luasan 29,38 Ha No. Nama bahan Satuan Jumlah Harga (Rp) Biaya (Rp) 1. Roll Up Liter 7,1 41.535 294.899 2. Erkafuron Liter 0,4 59.000 23.600 JUMLAH 318.499
Chemist pasar pikul dan piringan dilakukan dengan menggunakan alat Knapsack
Sprayer
(Neo
menyemprotkan larutan.
DC
Sprayer)
berfungsi
sebagai
alat
untuk
Derijen sebagai wadah untuk herbisida yang akan
dibawa kelapangan. Gelas ukur sebagai takaran awal untuk membuat dosis per Knapsack Sprayer. Jumlah Knapsack Sparayer yang digunakan sesuai dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk pengendalian secara kimia (Chemist) dengan luasan 29,38 Ha yaitu 10 Hk. Biaya alat yang dibutuhkan untuk kegiatan Chemist pasar pikil dan piringan di PT.Tapian Nadenggan Paya Baung Estate sebesar Rp. 5.956.800 dengan perincian untuk 1 x Aplikasi dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Penggunaan alat Chemist pasar pikul dan piringan dengan luasan 29,38 ha Jumlah Alat No. Nama alat Satuan Jumlah Harga (Rp) Biaya (Rp) yang Terpakai 1. Neo DC Sprayer** Buah 10 1,7 3.500.000 5.950.000 2. Derijen** Buah 1 0.17 20.000 3.400 3. Gelas ukur plastik** Buah 1 0.17 20.000 3.400 JUMLAH 5.956.800 Keterangan : ** : Usia Ekonomis 2 tahun Kegiatan Chemist pasar pikul dan piringan dilakukan dengan tenaga kerja SKU (Karyawan tetap), dengan harga Rp.76.164/Hk. Biaya tenaga kerja yang
Tugas Akhir
Manajemen Perkebunan Diploma - IV
49
dibutuhkan untuk kegiatan Chemist pasar pikul dan piringan di PT. Tapian Nadenggan Paya Baung Estate sebesar Rp. 761.640 dengan perincian dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Penggunaan tenaga kerja Chemist pasar pikul dan piringan dalam luasan 29,38 Ha. No. Jenis sub Waktu Satuan Jumlah Harga Biaya kegiatan pelaksanaan (Rp) (Rp) 1. Pencampuran 07.00-14.00 Hk 10 76.164 761.640 bahan dan WIB penyemprotan pasar pikul dan piringan JUMLAH 761.640 Adapun rekapitulasi biaya kegiatan chemist pasar pikul dan piringan menggunakan Knapsack Sprayer di PT. Tapian Nadenggan Paya Baung Estate sebesar Rp. 7.036.939 dengan perincian dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19. Rekapitulasi biaya Chemist pasar pikul dan piringan dalam luasan 29,38 ha No Jenis Biaya Biaya (Rp) 1. Biaya bahan 318.499 2. Biaya alat 5.956.800 3. Biaya tenaga kerja 761.640 Total biaya 7.036.939 4. Biaya per hektar (29,38 ha) 239.515 5. Biaya per tanaman (SPH = 136) 1.761 Adapun biaya kegiatan Chemist pasar pikul dan piringan (Divisi III, Blok 17) di PT. Tapian Nadenggan Paya Baung Estate sebesar Rp. 189.944.976 dengan perincian dapat dilihat pada Tabel 20.
Tugas Akhir
Manajemen Perkebunan Diploma - IV
50
Tabel 20. No
Biaya Chemist pasar pikul dan piringan (divisi III, blok 17) dalam luasan 29,38 ha Biaya per blok Biaya Divisi Biaya per hektar (Rp) (luas = 29,38 ha) (Luas = 793,04 ha)
1.
239.515
7.036.939
189.944.976
5.2. Analisa Manajemen 5.2.1. Perencanaan Perencanaan disusun sebelum kegiatan di lapangan dilaksanakan, hal ini berguna sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan yang akan dilaksanakan. Penyusunan rencana di PT. Tapian Nadenggan melibatkan peran dari masingmasing pihak dari jajaran tertinggi (Estate Manager) sampai dengan jajaran terendah (mandor). Rencana yang disusun meliputi penggunaan alat dan bahan serta sarana prasarana yang telah digunakan sebelum yang telah dilakukan evaluasi oleh pihak yang berkaitan agar penggunaan alat dan bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan demi memperlancar proses produksi. Perencanaan disusun dalam beberapa bagian berikut : Hasil kerja harian (HKH) Hasil kerja harian yang dibuat oleh mandor yang berisikan jenis kegiatan, rotasi, luas lahan yang akan dikerjakan, jumlah tenaga kerja, kebutuhan alat dan bahan. Hasil kerja harian dapat dilihat pada lampiran 3 Hasil kerja bulanan (HKB) Hasil kerja bulanan dibuat oleh mandor dan dibantu oleh asisten yang berisikan jenis kegiatan, rotasi, luas lahan yang akan dikerjakan, jumlah tenaga kerja, dalam 1 bulan kerja (30 hari kerja). Hasil tersebut diserahkan pada Pimpinan kebun dan dibawa ke kantor pusat kebun 4.
Tugas Akhir
Manajemen Perkebunan Diploma - IV
51
Hasil kerja anggaran perusahaan (HAKP) tahunan Hasil kerja tahunan adalah hasil dalam bentuk financial mengenai anggaran dalam 1 tahun dan disusun dalam bentuk Budget. Budget berisikan tentang volume kerja, jenis kegiatan, rotasi, luas lahan yang akan dikerjakan, jumlah tenaga kerja, kebutuhan alat dan bahan dalam 12 bulan. Contoh budget yang menjadi pedoman anggaran selama 1 tahun dapat dilihat pada lampiran 5. 5.2.2. Organisasi Pengorganisasian merupakan pengelompokan orang-orang (pekerja) yang memiliki pekerjaan yang sama serta tujuan yang sama. Organisasi dalam suatu pekerjaan sangat penting untuk dilaksanakan, sehingga masing-masing orang (pekerja) dapat bekerja sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya. Struktur organisasi yang dijalankan secara baik dan benar akan memberikan hasil yang memuaskan dan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. PT. Tapian Nadenggan Paya Baung Estate yang mana merupakan anak perusahaan dari Sinarmas Group telah menyusun dan menjalankan sistem organisasi yang terdiri atas tugas, tanggung jawab dan wewenang dari masingmasing personil yang terdapat dalam struktur Organisasi. Bentuk dari pengorganisasian kegiatan pengendalian gulma pada tanaman kelapa sawit dapat dilihat pada Gambar 1
Tugas Akhir
Manajemen Perkebunan Diploma - IV
52
ESTATE MANAGER
ASISTEN DIVISI
KA.GUDANG
MANDOR 1
GGGUDAGUDANG MANDOR PEMELIHARAAN
KARYAWAN
KARYAWAN
Gambar 1. Struktur organisasi pengendalian Pengendalian Gulma Job Desccription (Uraian Tugas) a. Estate Manager Tugas dan tanggung jawabnya : Memimpin dan bertanggung jawab atas seluruh operasional kebun dan memastikan performance kebun tercapai sesuai standar. Memberikan
pengarahan
secara
berkala
kepada
seluruh
jajaran
dibawahnya untuk memastikan seluruh operasional berjalan dengan baik sesuai prosedur. Memimpin kegiatan perusahaan baik didalam maupun keluar. Menyusun usulan budged bersama-sama dengan Asisten Divisi. Mengawasi dan terjun langsung pada semua pekerjaan personil organisasi yang terkait dalam kegiatann pengendalian hama. Mengambil keputusan untuk tingkat organisasi kebun.
Tugas Akhir
Manajemen Perkebunan Diploma - IV
53
b. Asisten Divisi Tugas dan tanggung jawabnya : Memimpin divisi yang bertanggung jawab atas seluruh kegiatan operasional divisi. Memonitor hasil kerja bawahan untuk memberikan masukan dan umpan balik kepada atasan atas kinerja bawahan Melakukan Cost Control dengan baik sehingga budget biaya dapat dikendalikan. Membantu manager untuk mengidentifikasi persyaratan Sumber Daya Manusia (SDM) dan menugaskan personil terlatih terhadap seluruh posisi yang mempengaruhi mutu pekerjaan. Bertanggung jawab kepada Maneger terhadap kelancaran kegiatan pengendalian gulma yang dilakukan di divisi. Mengevaluasi realisasi kerja pemeliharaan tanaman yang berhubungan dengan hasil kerja, tenaga kerja, peralatan, bahan-bahan kimia yang digunakan untuk kegiatan pengendalian gulma. Menandatangani laporan kerja pemeliharaan divisi yang telah dilakukan. Menjamin bahwa tenaga kerja ditempatkan pada lapangan pekerjaan sesuai dengan keahlian dari masing-masing pekerja. Membuat permintaan bahan-bahan dan alat, termasuk tenaga kerja dan mengecek pemakaian tenaga kerja, bahan kimia, peralatan yang digunakan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan Membuat laporan hasil pemeriksaan dan pengujian sesuai kegiatan pengendalian hama kepada maneger.
Tugas Akhir
Manajemen Perkebunan Diploma - IV
54
c. Kepala Gudang : Tugas dan tanggung jawabnya : Bertanggung jawab dalam pengelolaan dan pengawasan atas seluruh kegiatan operasional yang berhubungan dengan administrasi gudang meliputi penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran barang di gudang serta memastikan keamanan fisik barang yang tersimpan di gudang. Bertanggung jawab atas semua barang yang masuk dan keluar dari gudang. Memeriksa bon permintaan barang yang diberikan assisten divisi dan memberitahukan kepada assisten jika bahan yang digunakan telah melebihi budget. Mempunyai wewenang untuk menegur bawahannya langsung di gudang a. Mandor I Tugas dan tanggung jawabnya : Karyawan yang mempunyai tugas membantu Asisten Divisi dalam pelaksanaan dan pengawasan kegiatan operasional divisi. Melaporkan ketidaksesuaian proses tanaman pemeliharaan kepada Asisiten untuk ditindak lanjuti. Membuat laporan manjemen setiap akhir bulan kepada assisten divisi. Memerikasa dan meneliti seluruh laporan sebelum ditandatanganiassisten divisi. Membantu Asissten menyelesaikan tugas-tugas rutin seperti mengerjakan administrasi dalam berbagai hal untuk kepentingan perusahaan.
Tugas Akhir
Manajemen Perkebunan Diploma - IV
55
Memberikan pengarahan dan peringatan kepada mandor yang tidak memenuhi disiplin kerja. b. Mandor Pemeliharaan Tugas dan tanggung jawabnya : Bertanggungjawab mengawasi dan melaksanakan hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan perawatan tanaman. Mencatat kehadiran karyawan dan administrasi divisi. Membuat buku permintaan barang yang akan diperlukan di devisi dan mecatat pemakian alat dan bahan yang diperlukan setiap hari. Memotivasi karyawan agar dapat bekerja dengan baik sesuai dengan Instruksi Kerja yang dimilikinya. Menetapkan target kerja dan ancak pekerja setiap hari sesuai kondisi. Mengawasi pelaksanaan kerja dan memeriksa hasilnya setiap saat di lapangan. Membuat laporan kegiatan harian yang telah dilakukan. Memberikan pengarahan dan peringatan kepada pekerja yang tidak memenuhi disiplin kerja. c. Karyawan gudang : Karyawan yang menerima, penyimpanan dan pengeluaran barang di gudang serta memastikan keamanan fisik barang yang tersimpan di gudang. Melaporkan semua barang yang masuk dan keluar dari gudang kepada kepala gudang. d. Karyawan Tugas dan tanggung jawab :
Tugas Akhir
Manajemen Perkebunan Diploma - IV
56
Melaksanakan kegiatan dilapangan sesuai tugas masing-masing yang sudah diinstruksikan oleh Mandor pemeliharaan. Bertanggung jawab atas pekerjan pengendalian gulma yang diberikan kepada Mandor pemeliharaan. 5.2.3. Pelaksanaan Standard Operating Procedure (SOP) : 1. Estate Manager (EM) 6 bulan sebelum pelaksanaan pengendalian gulma
EM melaksanakan
rapat regional dengan Asisten divisi tentang rencana kerja di masingmasing divisi,termasuk pengendalian gulma di divisi III. Memonitor dan memastikan setiap tahapan kerja pengendalian gulma yang diawasi oleh asisten. Melakukan pengecekan lapangan terhadap pekerjaan dan hasil pekerjaan pengendalian gulma telah dilakukan tepat cara, waktu dan sasaran. Menilai hasil kegiatan pengendalian gulma yang telah dilakukan sebelumnya dan mengambil tindakan yang tepat untuk melakukan kegiatan pengendalian hama yang akan dilakukan agar sesuai dengan yang direncanakan. Mencatat waktu rencana pelaksanaan pengendalian gulma di divisi III di papan monitor. Menentukan prestasi kerja serta alat dan bahan yang dibutuhkan dalam kegiatan pengendalian gulma.
Tugas Akhir
Manajemen Perkebunan Diploma - IV
57
Meminta Asisten divisi III untuk berkoordinasi dengan Unit Gudang dan Asisten divisi lain tentang rencana pelaksanaan pengendalian gulmayang akan dilaksanakan. 2. Asisten Divisi Membuat program kerja, pelaksanaan, pengawasan dan laporan hasil pengendalian gulma. Mengkoordinir terlaksananya pengendalian gulma sesuai program, tepat waktu dan benar. Melakukan evaluasi dari pengendalian gulma dan melaporkan hasil evaluasi kepada EM Setelah rapat pimpinan dengan EM, maka paling lama 3 hari setelah rapat, Asisten berkoordinasi dengan Kepala Gudang tentang kecukupan bahan yang diperlukanuntuk kegiatan pengendalian Gulma. Memerintahkan Mandor I untuk berkoordinasi kepada mandor pemelihaan untuk kebutuhan tenaga kerja kegiatan pengendalian gulma. 3. Kepala Gudang 3 hari sebelum melaksanakan kegiatan pengendalian gulma, kepala gudang telah menerima bon kebutuhan bahan yang dibutuhkan oleh masing-masing asisten divisi. Menghubungi asisten divisi jumlah kebutuhan bahan yang telah dikeluarkan dari gudang. Membuat surat penerimaan barang kepada asisten devisi untuk tanda bukti bahwa bahan sudah diterima.
Tugas Akhir
Manajemen Perkebunan Diploma - IV
58
4. Mandor I 1 hari sebelum kegiatan mandor I menghubungi Mandor Pemeliharaan untuk segera menyiapkan tenaga kerja pelaksana pengendalian gulma. Memberitahukan blok yang akan dibersihkan dari gulma dan target-target yang akan dicapai dari kegiatan pengendalian gulma Membantu pengawasan agar pekerjaan sesuai prosedur. Melaporkan persiapan kegiatan pengendalian gulma kepada asisten divisi. 5. Mandor Pemeliharaan Melaksanakan apel pagi untuk mengatur tenaga kerja yang dibutuhkan pada pelaksanaan pengendalian gulma. Memberitahukan blok dan ancak yang akan dilakukan pengendalian gulma kepada karyawan. Memberitahukan kepada karyawan gudang untuk mengeluarkan bahan yang dibutuhkan dengan menunjukkan bon yanag telah disetujui oleh kepala gudang. Melaporkan persiapan dan hasil dari kegiatan pengendalian gulma kepada mandor I dan asisten divisi. 6. Karyawan Gudang Menyiapkan bahan yang dibutuhkan oleh mandor pemeliharaan pada saat akan dilakukan kegiatan pengendalian gudang. Mengeluarkan bahan dari gudang sesuai dengan kebutuhan yang telah disetujui dan melaporkan kepada kepala gudang bahwa mandor pemeliharaan telah menerima bahan dari gudang.
Tugas Akhir
Manajemen Perkebunan Diploma - IV
59
7. Karyawan Melakukan kegiatan pengendalian gulma sesuai dengan yang di instruksikan oleh mandor pemeliharaan. Menyiapkan seluruh kegiatan pengendalian gulma sesuai dengan prestasi kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan. 5.2.4. Pengawasan Pengawasan merupakan unsur dasar manajemen yang harus dilaksanakan untuk mengetahui hasil pekerjaan yang telah drencanakan, diorganisasikan, dan dilakukan. Pengawasan dilakukan oleh tingkat tertinggi perusahaan yaitu Estate Managersampai tingkat terendah yaitu mandor.
Pengawasan dilakukan pada
setiap bentuk pekerjaan baik di lapangan. Pengawasan dilakukan dengan mengamati pekerjaan yang dilaksanakan oleh pekerja dan memastikan pekerjaan tersebut telah sesuai dengan instruksi yang telah di berikan. Pengawas berhak memberikan tindakan kepada pekerja yang melakukan kesalahan atau bekerja tidak sesuai dengan ketentuan yang di tetapkan. Tindakan dapat berupa teguran atau peringatan baik secara lisan ataupun tulisan. Setelah dilakukan pengawasan maka akan dilakukan evaluasi yang dilakukan1 kali dalam seminggu, dimana semua staf berkumpul dan membicarakan tentang hasil kerja dari kegiatan pengendalian gulma yang telah dilakukan. Dalam kegiatan ini di lakukan diskusi untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi oleh bagian-bagian tertentu, dan bagian lainnya berhak memberikan solusi untuk memecahkan masalah tersebut.
Tugas Akhir
Manajemen Perkebunan Diploma - IV
60
5.3. Pembahasan 5.3.1. Aspek Manajemen Kegiatan pengelolaan gulma merupakan kegiatan penting pada kegiatan budidaya tanaman kelapa sawit.
Keberadaan gulma disekitar tanaman dapat
menimbulkan kerugian yang besar, walaupun berlangsung secara perlahan – lahan. Persaingan antara tanaman dan gulma terjadi baik diatas permukaan tanah yang berupa persaingan dalam mendapatkan cahaya matahari, CO2 dan ruang tumbuh. Di dalam tanah pun terjadi persaingan, yakni persaingan mendapatkan air dan unsur hara. Faktor persaingan tersebut menyebabkan perkembangan dan pertumbuhan tanaman pokok budidaya menjadi terhambat dan dapat mengurangi jumlah produksi tanaman budidaya. Oleh karena itu, perlu adanya tindakan pengendalian untuk menekan perkembangan gulma di areal pertanaman (Adi, 2014). diperlukan ketelitian dalam pengaturan kegiatan pengendalian gulma.
Untuk itu Konteks
perusahaan adalah mencapai tujuan dari kegiatan yang efisien dan efektif. Untuk itu sangat perlu dilakukan identifikasi gulma.
Identifikasi ini dilakukan oleh
Departemen Agronomi di PT. Tapian Nadenggan Paya Baung Estate, kemudian hasil dari analisa ini diberikan kepada Estate Manager sebagai alat ukur yang akurat untuk dapat memilih metode pengendalian gulma. Sukman dan Yakup (2002) dalam tulisannya menyatakan Identifikasi gulma sangat penting terutama dalam memahami tanda – tanda karakteristik seperti yang berkenaan dengan morfologi (terutama morfologi luar) gulma. Dengan memahami karakteristik tersebut, dalam melakukan upaya pengendalian gulma akan lebih mudah. PT. Tapian Nadenggan Paya Baung Estate yang mana merupakan anak perusahaan dari Sinarmas Group telah melakukan hal yang sama.
Kegiatan
perencanaan untuk menentukan tekhnik pengendalian gulma dan pemakaian Tugas Akhir
Manajemen Perkebunan Diploma - IV
61
herbisida, yang dilakukan oleh Departemen Agronomi berdasarkan identifikasi gulma, penggolongan jenis gulma berdasarkan jenis serangannya, observasi lapangan, dan pengecekan hasil secara berkala. Berdasarkan hasil yang didapat dalam kegiatan pengendalian gulma, pihak perusahaan PT. Tapian Nadengan menerapkan sistem manajemen yang terdiri dari perencanaan, organisasi, pelaksanaan dan pengawasaan sehingga kegiatan pengendalian hama pada PT.Tapian Nadengan memiliki pedoman dan target yang akan dicapai dari kegiatan pengendalian gulma. a.
Perencanaan (Planning) Pengendalian gulma pada prinsipnya merupakan usaha meningkatkan daya
saing tanaman pokok dan melemahkan daya saing gulma. Untuk mendapatkan hasil yang sesuai, diperlukan identifikasi terhadap gulma.
Identifikasi ini
dilakukan oleh Departemen Agronomi di PT. Tapian Nadenggan Paya Baung Estate, kemudian hasil dari identifikasi ini diberikan kepada Estate manager sebagai ala tukur yang akurat untuk dapat memilih metode pengendalian dan jenis herbisida yang akan digunakan. Sehingga dapat efektifitas dan efisiensi kegiatan pengendalian.
Faktor produksi yang diperlukan pada kegiatan pengendalian
adalah biaya pembelian herbisida, biaya tenaga kerja dan biaya peralatan pendukung. Dari hasil identifikasi yang dilakukan oleh Departemen Agronomi ditemukan beberapa jenis gulma yang mendominasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 21 dan Gambar 2
Tugas Akhir
Manajemen Perkebunan Diploma - IV
62
Tabel 21. Jenis jenis gulma yang mendominasi di PT. Tapian Nadenggan Paya Baung Estate No Nama Botani Nama Umum Kelas Gulma 1. Stenochlaena palustris Pakis udang A 2. Imperata cylindrical Alang – alang A 3. Anak Sawit Liar Kentosan B 4. Melastoma malabathricum Senduduk B 5. Pennisetum polystachion Rumput Ekor kucing B 6. Mimosa Pudica Putri malu C 7. Ageratum Conyzaides Babandotan D 8. Nephrolepis cordifolia Pakis sepat D 9. Nephrolepis biserrata Pakis larat E Sumber : Kantor Besar Kebun Paya Baung Estate Tahun 2014.
Pennisetum polystachio
Melastoma malabathricum
Nephrolepis cordifolia
Anak Sawit Liar
Mimosa Pudica
Ageratum Conyzaides
Stenochlaena palustris
Imperata cylindrica
Nephrolepis biserrata
Gambar 2 : Jenis gulma yang dominan di lapangan. (Dokumentasi pribadi)
Tugas Akhir
Manajemen Perkebunan Diploma - IV
63
Hal ini disesuaikan dengan anggaran dalam satu tahun dan disusun dalam bentuk budget. Budget berisikan tentang volume kerja, jenis kegiatan, rotasi, luas lahan yang akan dikerjakan, jumlah tenaga kerja, kebutuhan alat dan bahan. Budget dibuat dan kemudian diajukan ke kantor pusat. Semua data dan informasi dapat ditentukan dengan cara observasi lapangan dan dengan melihat rekomendasi pemakaian herbisida dari program tahun sebelumnya. Rencana yang disusun meliputi penggunaan alat dan bahan serta sarana prasarana yang akan digunakan dalam pekerjaan demi memperlancar proses produksi.
Perencanaan disusun
dalam beberapa kegiatan : Hasil kerja harian (HKH). Hasil kerja harian yang dibuat oleh mandor yang berisikan jenis kegiatan, rotasi, luas lahan yang akan dikerjakan, jumlah tenaga kerja, kebutuhan alat dan bahan. Hasil kerja bulanan (HKB). Hasil kerja bulanan dibuat oleh mandor dan dibantu oleh asisten yang berisikan jenis kegiatan, rotasi, luas lahan yang akan dikerjakan, jumlah tenaga kerja, dalam 1 bulan kerja (30 hari kerja). Hasil tersebut diserahkan pada Pimpinan kebun dan dibawa ke kantor pusat kebun. Hasil kerja anggaran perusahaan (HAKP) tahunan. Hasil kerja tahunan adalah hasil dalam bentuk finansial mengenai anggaran dalam 1 tahun dan disusun dalam bentuk Budget. Budget berisikan tentang volume kerja, jenis kegiatan, rotasi, luas lahan yang akan dikerjakan, jumlah tenaga kerja, kebutuhan alat dan bahan dalam 12 bulan.
Tugas Akhir
Manajemen Perkebunan Diploma - IV
64
a. Pengorganisasian (organaizing) Organisasi merupakan pengelompokan orang – orang (pekerja)
yang
memiliki pekerjaan yang sama serta tujuan yang sama. Organisasi dalam suatu pekerjaan sangat penting untuk dilaksanakan, sehingga masing –masing orang (pekerja) dapat bekerja sesuai dengan kemampuan potensi yang dimilikinya. Struktur organisasi yang dijalankan secara baik dan benar akan memberikan hasil yang memuaskan dan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
PT. Tapian
Nadenggan Paya Baung Estate menyusun dan menjalankan sistem organisasi yang terdiri atas tugas, tanggung jawab, dan wewenang dari masing – masing personil yang terdapat dalam struktur organisasi. Pada kegiatan di bidang pengendalian gulma di PT. Tapian Nadenggan Pengorganisasian dapat dilihat yang memiliki wewenang tertinggi sampai yang paling bawah jelas terstruktur secara jelas dan rapi sehingga setiap bagian jelas dalam tanggung jawab tugasnya masing-masing. Untuk bagian divisi dimulai dari Estate manger yang mengepalai seluruh divisi, selanjutnya asisten divisi melakukan kerjasama dengan Kepala Gudang dalam penyediaan jumlah bahan yang dibutuhkan, karyawan gudang akan mengeluarkan bahan sesuai dengan kebutuhan yang diminta oleh mandor pemeliharaan berapa jumlah bahan yang digunakan untuk sekali aplikasi. Mandor pemeliharaan dengan Karyawan akan pergi ke blok yang akan diaplikasikan di lapangan. Jika dilihat dari garis koordinasi pada masing-masing unit, pada garis lurus vertikal yang menandakan bahwa unit yang diatas memiliki wewenang dan dapat menilai kinerja terhadap unit yang berada dibawahnya sedangkan untuk garis putus-putus horizontal menunjukkan bahwa unit tersebut dapat melakukan
Tugas Akhir
Manajemen Perkebunan Diploma - IV
65
koordinasi terhadap unit yang bersangkutan seperti berkoordinasi dalam jumlah permintaan bahan akan tetapi masing-masing unit tidak dapat menilai kinerja dari unit yang saling berkordinasi. b. Pelaksanaan (actuating). Asisten divisi membuat orderan kerja yang berisi tentang jenis kegiatan, biaya tenaga kerja dan uraian singkat kegiatan. Orderan ini harus disetujui oleh Estate manager yang kemudian orderan ini akan menjadi acuan dalam kegiatan pengendalian gulma. Kegiatan pengendalian harus disesuaikan dengan aturan yang dibuat oleh Estate Manager dan Departemen Agronomi. Adapun kegiatan pengendalian yang dilakukan oleh PT. Tapian Nadenggan Paya Baung Estate terbagi menjadi 2 : 1. Cara kimia Chemist pasar rintis. Kegiatan Chemist adalah salah satu tekhnik pengendalian gulma secara kimia. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengefisiensikan waktu dan biaya. Dikatakan demikian karena dengan cara kimia gulma dapat dikendalikan dalam waktu yang singkat, serta tenaga kerja yang lebih sedikit dibandingkan secara manual.
Chemist pasar rintis merupakan suatu kegiatan untuk
mengendalikan gulma di pasar rintis dengan tujuan untuk membentuk pasar pikul yang digunakan untuk memudahkan kegiatan pemeliharaan, panen baik dalam melakukan sensus kerapatan buah, sensus produksi dan pengangkutan TBS ke TPH.
Tugas Akhir
Manajemen Perkebunan Diploma - IV
66
Kegiatan Chemist pasar rintis di PT Tapian Nadenggan Paya Baung Estate :
Chemist pasar rintis dimulai pada pukul 07.00 WIB dimana karyawan menuju blok yang mau di Chemist.
Chemist pasar rintis secara kimiawi dilaksanakan dengan menyemprotkan larutan herbisida ke jalan rintis dibersihkan selebar
untuk
membentuk pasar pikul yang digunakan untuk memudahkan kegiatan pemeliharaan, panen baik dalam melakukan sensus kerapatan buah, sensus produksi dan pengangkutan TBS ke TPH.
Herbisida yang digunakan Chemist pasar rintis adalah herbisida Roll up 480 SL dan starane 290 EC bersifat sistemik dengan gulma sasaran gulma berdaun lebar dan rerumputan, berbentuk cairan, berwarna kuning dan berbahan aktif isopropil amina glifosat dan fluroxipir metil heptil ester. Herbisida Roll up 480 SL digunakan dengan dosis 375 cc/Ha khusus untuk pasar rintis dengan perbandingan 4 : 1 dengan herbisida Starane, dan herbisida yang dibawa ke lapangan sudah berupa larutan dengan perbandingan 1:1 antara herbisida dan air. Cara penyemprotan dilapangan dengan menggunakan Neo DC Sprayer dengan konsentrasi 150 cc larutan herbisida dicampurkan dengan 15 liter air.
Standar prestasi kerja yang ditetapkan perusahaan untuk chemis pasar rintis ini yaitu : 2,5 Ha/HK dengan intensitas aplikasi 3 kali dalam 1 tahun.
Kegiatan Chemist pasar rintis dilakukan dengan tenaga kerja SKU (Karyawan tetap), dengan harga Rp.76.164/Hk.
Tugas Akhir
Manajemen Perkebunan Diploma - IV
67
Chemist Pasar pikul dan piringan. Pengendalian gulma yang dilaksanakan di PTTN, PBNE dilaksanakan pada
Tanaman Menghasilkan (TM). Areal untuk pengendalian gulma mencakup pasar pikul dan piringan, Pengendalian gulma secara kimia yang dilakukan di PTTN PBNE yaitu menggunakan jenis herbisida sistemik yaitu Roll up yang berbentuk cairan, berwarna kuning dan berbahan aktif isopropil amina glifosat dan Erkafuron yang berbentuk butiran berbahan aktif Metil metsulfuron yang bersifat sistemik, dimana dapat diketahui bahwa herbisida sistemik dapat meracuni tanaman dari sel ke sel melalui sistem metabolisme tanaman. Pengendalian gulma pada pasar pikul dan piringan ini bertujuan untuk membersihkan pasar pikul yang digunakan untuk memudahkan kegiatan pemeliharaan maupun kegiatan panen dan pada piringan untuk memudahkan dalam pengutipan brondolan yang ada dipiringan dan juga dapat memudahkan pada saat pemupukan tanaman kelapa sawit.
Kegiatan Chemist pasar rintis di PT Tapian
Nadenggan Paya Baung Estate :
Chemist pasar pikul dan piringan dimulai pada pukul 07.00 Wib, sesudah melaksanakan apel pagi yang setiap rutinnya dilaksanakan sebelum memulai pekerjaan, setelah melaksanakan apel pagi karyawan menuju blok yang mau di Chemist.
Chemist pasar pikul dan piringan secara kimiawi dilaksanakan dengan menyemprotkan larutan herbisida ke jalan pasar pikul selebar
dan
pada piringan selebar 2 m.
Herbisida yang digunakan adalah herbisida Roll up 480 SL dan Erkafuron 20 WG bersifat sistemik dengan gulma sasaran gulma berdaun lebar dan
Tugas Akhir
Manajemen Perkebunan Diploma - IV
68
rerumputan, berbentuk cairan, berwarna kuning dan berbahan aktif isopropil amina glifosat dan berbentuk butiran berbahan aktif Metil metsulfuron.
Herbisida Roll up 480 SL digunakan dengan dosis 250
cc/Ha khusus untuk pasar pikul dan piringan dengan perbandingan 20 : 1 dengan herbisida Erkafuron, dan herbisida yang dibawa ke lapangan sudah berupa larutan dengan perbandingan 1:1 antara herbisida dan air. Cara penyemprotan dilapangan dengan menggunakan Neo DC Sprayer dengan konsentrasi 100 cc larutan herbisida dicampurkan dengan 15 liter air.
Standar prestasi HK untuk chemis pasar pikul dan piringan ini yaitu : 3 Ha/HK dengan intensitas aplikasi 3 kali dalam 1 tahun sampai pasar pikul bersih dari gulma
Kegiatan Chemist pasar pikul dan piringan dilakukan dengan tenaga kerja SKU (Karyawan tetap), dengan harga Rp.76.164/Hk.
2. Cara Manual : Dongkel Anak Kayu ( DAK ) Dongkel Anak Kayu merupakan kegiatan membersihkan areal kebun dari gulma-gulma yang sulit diberantas dengan herbisida. sebelum dan sesudah penyemprotan rintisan.
Kegiatan ini dilakukan
Gulma yang dibersihkan adalah
gulma berkayu yang termasuk didalamnya gulma jenis, anak kayu, pakis-pakisan, dan anakan sawit dan sebagainya. Kegiatan Dongkel Anak Kayu di PT Tapian Nadenggan Paya Baung Estate :
Dongkel Anak Kayu dimulai pada pukul 07.00 Wib, sesudah melaksanakan apel pagi yang setiap rutinnya dilaksanakan sebelum memulai pekerjaan, setelah melaksanakan apel pagi karyawan menuju blok yang mau di dongkel
Tugas Akhir
Manajemen Perkebunan Diploma - IV
69
Kegiatan dongkel anak kayu ini menggunakan cados yang menyerupai cangkul dengan lebar yang lebih kecil, yaitu 12 cm, Anak kayu dibongkar sampai pada akar-akarnya, dan akarnya harus putus agar mati dan tidak tumbuh lagi. Untuk anak kayu yang agak besar dan berakar dalam, setelah dibongkar akarnya dibalik menghadap ke atas dengan dipatahkan atau dongkelan tersebut dibuang ke gawangan mati, dan bisa juga dengan memotong bagian tengah batang dan menancapkannya pada tanah dengan cara dibalik (kondisi akar berada di atas), Anak kayu berdiameter < 1 cm cukup dengan mendongkel dan menjauhkannya paling kurang 1 m dari tempat tumbuhnya.
Standar prestasi yang ditetapkan perusahaan untuk Dongkel anak kayu, yaitu : 4 Ha/HK dengan intensitas 3 rotasi dalam setahun.
Kegiatan Chemist pasar pikul dan piringan dilakukan dengan tenaga kerja SKU (Karyawan tetap), dengan harga Rp.76.164/Hk.
Babat Daerah Aliran Sungai ( Babat DAS ) Daerah aliran sungai (DAS) merupakan daerah konservasi yang tidak diperbolehkan untuk pengaplikasian herbisida. Babat DAS yang dilakukan di PT.Tapian Nadenggan Paya Baung Estate juga salah satu untuk menjaga pelestarian air yang didaerah aliran sungai dan bentuk dari melaksanakan dan mengelola kegiatan dalam rangka Sertifikasi SPO di kebun dengan tugas mengidentifikasi dan mengevaluasi semua persyaratan yang diminta oleh perundang-undangan maupun persyaratan yang relevan dengan prinsip dan Kriteria Produk Minyak Sawit Berkelanjutan dan Kelestarian Lingkungan. Kegiatan Babad DAS di PT Tapian Nadenggan Paya Baung Estate :
Tugas Akhir
Manajemen Perkebunan Diploma - IV
70
Kegiatan babat daerah aliran sungai dimulai pada pukul 07.00 Wib, sesudah melaksanakan apel pagi yang setiap rutinnya dilaksanakan sebelum memulai pekerjaan, setelah melaksanakan apel pagi karyawan menuju blok yang mau di Babat DAS.
Babat DAS ini dilakukan dengan cara membabat atau menyiang setiap gulma yang tumbuh pada piringan tanaman kelapa sawit didaerah aliran sungai dengan manual yaitu membabat dengan menggunakan tangan atau babat menggunakan alat babat dengan panjang ± 1 m. Gulma dibabat sampai akar–akarnya dengan diameter piringan 2 m dari pokok tanaman kelapa sawit.
Standar prestasi HK untuk pelaksanaan babat DAS adalah 0,5Ha/Hk dengan intensitas pelaksanaan 6 bulan sekali.
Kegiatan Babat DAS dilakukan dengan tenaga kerja SKU (Karyawan tetap), dengan harga Rp.76.164/Hk.
c. Pengawasan (Countrolling) Pengawasan pengendalian gulma PT. Tapian Nadenggan khusunya divisi III di lapangan dilakukan oleh Asisten divisi, Mandor I dan Mandor pemeliharaan. Sedangkan pengawasan pada gudang dikepalai oleh Kepala Gudang diawasi oleh Estate Manajer dengan memeriksa laporan dan kinerja dari Asisten divisi, Kepala gudang dan mandor I, mandor pemeliharaan dan karyawan yang bersangkutan dalam kegiatan pengendalian gulma berdasarkan tugasnya masing-masing. Dilakukannya pengawasan pada kegiatan pengendalian gulma dapat dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan rapat antara staff-staff untuk
Tugas Akhir
Manajemen Perkebunan Diploma - IV
71
membuat perencanaan budget pengendalian gulma untuk tahun yang akan mendatang. 5.3.2. Aspek Biaya Pada perhitungan analisa hasil biaya pengendalian gulma kelapa sawit di PT. Tapian Nadenggan Paya Baung Estate didapatkan biaya per Ha , per blok dan per devisi. Aspek biaya masing masing jenis kegiatan pengendalian gulma yang diaplikasikan untuk setiap aplikasi dapat dilihat pada tabel 21 : Tabel 22. Aspek biaya masing – masing kegiatan pengendalian gulma Biaya per Biaya Divisi No Jenis Kegiatan Biaya per blok hektar (Rp) (Luas = 793,04 ha) 1. 2
3
4
Chemist pasar rintis Dongkel Anak Kayu ( DAK ) Babat Daerah Aliran Sungai ( Babat DAS ) Chemist pasar pikul dan piringan
300.469
8.013.517
238.283.936
23.757
736.462
18.840.251
54.832
1.206.304
43.438.969
239.515
7.036.939
189.944.976
Adapun total biaya pengendalian gulma dalam 1 tahun untuk masingmasing kegiatan sebesar Rp. 1.428.077.427 dengan perincian dapat dilihat dari Tabel 23. Tabel 23. Total biaya pengendalian Gulma untuk 1 tahun Biaya 1 kali Rotasi dalam No Jenis Kegiatan Aplikasi (Rp) setahun 1. Chemist pasar rintis 238.283.936 3 2.
Dongkel Anak Kayu ( DAK )
Babat Daerah Aliran Chemist pasar pikul 4. Sungai (dan Babat DAS ) piringan Total Biaya 3.
Tugas Akhir
Total Biaya 1 tahun (Rp) 714.851.808
18.840.251
3
56.520.753
43.434.969
2
86.869.938
189.944.976
3
569.834.928 1.428.077.427
Manajemen Perkebunan Diploma - IV
72
Dari perbandingan biaya antara kimia dan manual dapat dilihat perbandingan biaya pengendalian gulma pada usaha perkebunan tanaman kelapa sawit yang terdapat pada PT. Tapian Nadenggan Paya Baung Estate. Kegiatan yang dibandingkan adalah rangkaian kegiatan pengendalian gulma pada Kimia dan manual. Total biaya pengendalian gulma di PT. Tapian Nadenggan Paya Baung Estate, dapat dilihat pada tabel 21. Perbandingan biaya terjadi karena pada pengendalian gulma dengan kimia menggunakan bahan sedangkan manual tidak menggunakan bahan. Pada kegitan Chemist pasar rintis dan Chemist pasar pikul terjadi perbedaan biaya, hal ini dikarenakan pada kegiatan Chemist pasar rintis menggunakan dosis tinggi sedangkan Chemist pasar pikul dan piringan menggunakan dosis rendah. Selain perbedaan bahan, luasan dan tenaga kerja, terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas kerja dalam kegiatan pengendalian gulma.
Tugas Akhir
Manajemen Perkebunan Diploma - IV