USULAN PERBAIKAN METODE KERJA PADA PROSES SORTASI RUBBER SMOKE SHEET DI PABRIK KARET PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III GUNUNG PARA TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri
Oleh WAN JUN EVEN MANURUNG 080423066
PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI F A K U L T A S
T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang penuh kasih karena telah memberi berkat dan pertolongan yang luar biasa dengan memberikan kesehatan dan kesempatan yang baik kepada sehingga Penulis menyelesaikan laporan ini. Tugas sarjana adalah merupakan salah satu persyaratan sebagai pendukung untuk menjadi Sarjana Teknik Departemen Teknik Industri, Universitas Sumatera Utara Medan. Laporan ini disusun berdasarkan hasil kerja magang yang dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para. Adapun Judul Tugas Sarjana saya adalah Usulan Perbaikan Metode kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para. Penulis juga menyadari masih banyak kelemahan dalam laporan ini, oleh karena itu penulis terus membuka diri untuk menerima masukan dan kritikan untuk perbaikan laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak. Medan,
Juli 2009
Penulis
(Wan Jun Even Manurung)
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih yang telah mendorong semangat dalam penyelesaian Laporan ini, sehingga dalam kesempatan yang sangat berharga ini, Penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya, terutama kepada : 1. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT. selaku Ketua Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Medan. 2. Ir. Parsaoran Parapat, Msi. selaku
Dosen
Pembimbing I yang telah
meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan banyak masukan kepada penulis. 3. Ir. Anizar, M.kes.
selaku
Dosen
Pembimbing II yang
telah
banyak
membantu dan membimbing Penulis baik dari segi moril, waktu dan fikiran demi terselesaikannya laporan ini. 4. Bapak Aulia, ST. MT. selaku Kordinator Tugas Sarjana yang telah membimbing Penulis baik dari segi waktu dan fikiran demi terselesainya laporan ini. 5. Ir. H. A. Jabbar Rambe, M Eng. selaku Pembanding
I atas bimbingan,
masukan dan pengarahan dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini. 6. Ir. Dini Wahyuni, MT selaku Pembanding II atas bimbingan, masukan dan pengarahan dalam peyelesaian Tugas Sarjana ini. 7. Bapak Buchari, ST., M.kes. selaku Pembanding III atas bimbingan, masukan dan pengarahan dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini. 8. Bapak Ir. H Irfan A. R. Lubis sebagai Manajer PT. Perkebunan Nusantara III Pabrik Karet Gunung Para
yang
telah
memberikan
kesempatan
dan
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
dukungan kepada Penulis untuk melakukan Kerja Magang di Perusahaan ini. 9. Bapak Ir. Zulyaden Lubis, MT. Maskep PT. Perkebunan Nusantara III Pabrik Karet Gunung Para yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada Penulis selama Kerja Magang. 10. Seluruh pimpinan staf dan karyawan PT. Perkebunan Nusantara III Pabrik Karet Gunung Para yang telah memberikan waktu kepada Penulis dalam mengumpulkan data yang diperlukan dalam penulisan ini. 11. Untuk Papa tercinta St. P. Justinus Manurung, SH. dan Mama yang sangat kusayangi, S. Purba yang telah sabar memberi pengertian dan semangat kepada Penulis dalam penyelesaian penulisan laporan ini. `Ma...Pa...trimakasih ya..sudah memberikan pengertian kepadaku. Walau aku terlambat tamat tapi sampai saat ini ku terus berusaha. Doakan aku ya Pa,Ma. Aku akan ingat semua nasihat-nasihat kalian. Tuhan beserta kalian. Amin. 12. Untuk Adik-adikku, Arta Nova Lina Manurung, SKM, Yane Gloria Manurung, Monang Parjuson Abed Nego Manurung (buat adik-adikku...ayo semangat, mari berpacu dalam belajar. Karena kesuksesan ada di tangan kita sendiri, ingat berdoa untuk menyerahkan segalanya kepada yang Kuasa. Suatu waktu kita harus membahagiakan orang tua kita. Amin) dan juga ucapan terimakasih kepada Tulang Ir. Josua Purba, Nantulang dr. Deasy Harianja, SpF., Yaya Purba, Uda-Tante Pady, Tulang-Nantulang Icel, TulangNantulang Dion, Tulang-Nantulang Andry, Opung Andry yang
telah
memberikan pengertian, motivasi berupa nasehat-nasehat positif sehingga Penulis lebih semangat dalam menyelesaikan laporan ini.
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
13. Untuk Kak Dina, Bang Bowo, Bang Tumijo, Kak Ani, Bang Kumis, Kak Rahma, atas bantuan yang telah diberikan dalam memperlancar penyelesaian laporan tugas sarjana ini. 14. Untuk
teman-temanku Yetti Silvia Putri O Sunggu, Kesuma Hadibroto,
Martin Tarigan, Gabe Panggabean, Henry Joy, Ahmad fahri, Elly Sabrina, Meli, Sri, Dakocan, Wandi, Dina, Yovita, Ndank `02, Rini `05 (Asist. EPK), Ega dan Seluruh teman–teman Penulis di TEMAPRI D-IV Stambuk ”03“ dan di Teknik Industri Ekstensi “08“, yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan kerja magang dan juga membuat laporan tugas sarjana ini.
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
RINGKASAN PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri karet. Salah satu produk yang dihasilkan adalah rubber smoke sheet. Proses produksi rubber smoke sheet melalui sortasi terdapat kegiatan yang bersifat manual dilakukan oleh gerakan tangan. Melalui pengamatan yang dilakukan di sortasi adanya gerakan kurang efektif dan banyaknya delay sehingga waktu menyelesaikan pekerjaan lebih lama. Tata letak fasilitas bagian sortasi kurang baik karena letak Sheet yang akan diperiksa oleh operator pertama berada di belakang operator, jarak sheet dengan operator 55 cm. Jarak ini akan membuat operator kesusahan mencapai sheet. Letak kereta sorong dengan operator kedua memiliki jarak 95 cm. Keadaan ini membuat waktu banyak terbuang tentunya akan mengalami kelambatan dalam proses produksi. Tata letak fasilitas juga merupakan faktor yang mempengaruhi lamanya waktu penyelesaian. Tujuan penelitian ini adalah perbaikan metode kerja yang dilakukan dengan keseimbangan tangan kiri dan tangan kanan di PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para. Peta tangan kiri dan tangan kanan berguna untuk memperbaiki suatu stasiun kerja dengan menghilangkan atau mengurangi gerakan-gerakan yang tidak efektif sehingga tentunya akan mempersingkat waktu kerja. Untuk pengerjaannya setiap operasi diuraikan menjadi elemen-elemen gerakan dan kemudian memilih elemen-elemen yang efektif. Dievaluasi perlu adanya perbaikan metode kerja yaitu dengan memperbaiki tata letak fasilitas kerja dengan memindahkan sheet yang akan diperiksa ke meja operator dengan jarak operator dan sheet menjadi 20 cm. Sehingga tempat sheet berada di tempat yang mudah dicapai. Letak kereta sorong dengan operator 15 cm. Sehingga waktu operator semakin singkat. Berdasarkan hasil data usulan yang telah diperoleh adanya perbedaan waktu penyelesaian kerja dengan metode kerja yang sekarang dengan hasil perbaikan metode kerja yang diusulkan hasil pengurangan waktu untuk masing-masing elemen kegiatan kerja yaitu memindahkan sheet dari meja sementara ke meja sortasi 1.37 detik memeriksa sheet 9.69 detik, membawa sheet ke pengepakan 14.99 detik. Kata kunci : Metode kerja, peta tangan kiri dan tangan kanan.
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
DAFTAR ISI BAB
HALAMAN
HALAMAN JUDUL................................................................................. i LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... ii SERTIFIKASI EVALUASI TUGAS SARJANA .................................... iii KATA PENGANTAR .............................................................................. iv UCAPAN TERIMAKASIH ..................................................................... v ABSTRAK ................................................................................................ viii DAFTAR ISI............................................................................................. ix DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xvi DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. xvii I
PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah .................................................................... I-1
1.2
Perumusan Masalah ........................................................................... I-3
1.3
Tujuan Penelitian ............................................................................... I-3 1.3.1 Tujuan Umum .......................................................................... I-3 1.3.2 Tujuan Khusus ......................................................................... I-3
II
1.4
Manfaat Penelitian ............................................................................. I-4
1.5
Batasan Masalah dan Asumsi Penelitian ............................................ I-4
1.6
Sistematika Penulisan Laporan Tugas sarjana .................................... I-5
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1
Sejarah Perusahaan ............................................................................ II-1
2.2
Ruang Lingkup Bidang Usaha .......................................................... II-2
2.3
Organisasi dan Manajemen ................................................................ II-3 2.3.1 Struktur Organisasi .................................................................. II-3 2.3.2 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab .......................................... II-4 2.3.3 Tenaga Kerja dan Kerja Perusahaan ......................................... II-4 2.3.4 Jam Kerja ................................................................................ II-4 2.3.5 Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya ............................... II-5
2.4
Proses Produksi ................................................................................. II-8
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB
HALAMAN
2.4.1 Bahan...................................................................................... II-8 2.4.2 Jumlah dan Spesifikasi Produk ................................................ II-9 2.4.3 Uraian Proses Produksi ........................................................... II-10 2.4.4 Mesin dan Peralatan ................................................................ II-17 2.4.5 Utilitas .................................................................................... II-22
III
LANDASAN TEORI 3.1
Defenisi Ergonomi ............................................................................ III-1
3.2
Bidang Kajian Ergonomi .................................................................. III-2
3.3
Latar Belakang Sejarah dan Perkembangan Studi Penelitian .............. III-3
3.4
Studi Teknik Tata Cara Kerja............................................................. III-4
3.5. Ruang Lingkup Penelitian Kerja ....................................................... III-4 3.6. Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan ................................................. III-5 3.7
Studi Gerakan .................................................................................... III-6 3.4.1 Mencari (Search) ..................................................................... III-9 3.7.2 Memilih (Select) ...................................................................... III-9 3.7.3 Memegang (Grasp) .................................................................. III-9 3.7.4 Menjangkau (Reach) ................................................................ III-10 3.7.5 Membawa (Move) .................................................................... III-10 3.7.6 Memegang Untuk Memakai (Hold) .......................................... III-10 3.7.7 Melepas (Release Load) ........................................................... III-11 3.7.8 Mengarahkan (Position) ........................................................... III-11 3.7.9 Mengarahkan Sementara (Preposition)..................................... III-12 3.7.10 Pemeriksaan (Inspeksi) ............................................................ III-12 3.7.11 Perakitan (Assemble) ............................................................... III-13 3.7.12 Lepas Rakit (Diassemble) ....................................................... III-13 3.7.13 Memakai (Use) ....................................................................... III-13 3.7.14 Kelambatan Yang Tak Terhindarkan (Unavoidable delay) ...... III-13
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB
HALAMAN 3.7.15 Kelambatan Yang Dapat Dihindarkan (Avoidable Delay) ........ III-14 3.7.16 Merencakan (Plan) .................................................................. III-14 3.7.17 Istirahat Untuk Menghilangkan Kelelahan............................... III-14 3.8
Prinsip-Prinsip Ekonomi Gerakan ...................................................... III-14 3.8.1 Eliminasi Gerakan .................................................................... III-17 3.8.2 Kombinasi Gerakan atau Aktivitas Kerja .................................. III-17 3.8.3 Penyerdehanaan Kegiatan ........................................................ III-18
3.9
Sikap dan Posisi Kerja ....................................................................... III-15
3.10 Kondisi Lingkungan Kerja ................................................................. III-19 3.11 Pengukuran Waktu Kerja ................................................................... III-20 3.12 Langkah-Langkah Sebelum Melakukan Pengukuran Waktu............... III-21 3.13 Langkah-Langkah Melakukan Pengukuran Waktu ............................. III-25 3.14 Tahapan Penentuan Waktu Normal .................................................... III-29 3.15 Menentukan Allowance ..................................................................... III-41 3.16 Perbaikan Metode Kerja ................................................................... III-42 3.17 Prosedur Perbaikan Metode Kerja ..................................................... III-43
IV
METODOLOGI PENELITIAN 4.1
Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ IV-1
4.2
Prosedur Penelitian ............................................................................ IV-1 4.2.1 Dilakukan Studi Literatur ......................................................... IV-2 4.2.2 Pangumpulan Data ................................................................... IV-2 4.2.3 Pengolahan data ....................................................................... IV-3 4.2.4 Analisa dan Evaluasi ................................................................ IV-4 4.2.5 Kesimpulan dan Saran .............................................................. IV-4
4.3. Rancangan Metodologi Penelitian ...................................................... IV-5 4.4
Objek Penelitian ................................................................................ IV-5
4.5
Variabel Yang Penelitian ................................................................... IV-5
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB
V
HALAMAN 4.6
Instrumen Penelitian .......................................................................... IV-6
4.7
Analisa Data ...................................................................................... IV-6
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 5.1
Metode Pengumpulan Data ................................................................ V-1 5.1.1 Pengukuran Waktu .................................................................... V-1 5.1.2 Posisi Letak Peralatan Kerja ...................................................... V-1 5.1.2.1 Posisi Komponen dan Peralatan Kerja Operator I ......... V-2 5.1.2.2 Posisi Komponen dan Peralatan Kerja Operator II ........ V-2 5.1.3 Uraian Kegiatan Kerja............................................................... V-3 5.1.3.1 Uraian Kegiatan Operator Pertama ................................ V-3 5.1.3.2 Uraian Kegiatan Operator Kedua ................................... V-4 5.1.4 Pemetaan Elemen-Elemen Gerakan Kerja Operator................... V-4
5.2 Pengolahan Data ................................................................................ V-10 5.2.1 Uji Keseragaman Data .............................................................. V-10 5.2.2 Uji Kecukupan Data .................................................................. V-16 5.2.3 Menentuka Rating factor........................................................... V-17 5.2.4 Menentukan Allowance ............................................................. V-18 5.2.5 Menentukan Waktu Normal ...................................................... V-20 5.2.6 Perhitungan Waktu Standar ....................................................... V-21
VI
ANALISA DAN EVALUASI 6.1 Analisa ............................................................................................... VI-1 6.2 Evaluasi ............................................................................................. VI-2 6.2.1 Tata Letak Komponen ............................................................... VI-2 6.2.2 Pemetaan Tangan Kiri dan Tangan Kanan .................................. VI-2
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB VII
HALAMAN KESIMPULAN DAN SARAN 7.1
Kesimpulan ....................................................................................... VII-1
7.2
Saran ................................................................................................. VII-1
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
DAFTAR TABEL TABEL
HALAMAN
2.1 Situasi Tenaga Kerja di PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para .......... II-4 3.1 Simbol-Simbol Therbligh ........................................................................... III-8 3.2 Penyesuaian Menurut Cara Shumard .......................................................... III-28 3.3 Penyesuaian Cara Westinghouse................................................................. III-21 5.1 Peralatan Yang Digunakan Dalam Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para ...... V-2 5.2 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Untuk Membawa Sheet ke Meja Sortasi Operator 1 (Cara Sekarang) ............................................................... V-5 5.3 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Untuk Memeriksa Sheet Operator 1 (Cara Sekarang) ............................................................... V-6 5.4 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Untuk Membawa Sheet-Sheet ke Pengepakan Operator 2 (Cara Sekarang) ....................................... V-8 5.5 Data Waktu Pengamatan ............................................................................ V-10 5.6 Kelompok Kegiatan dalam sub grup yang dilakukan secara berturut-turut ..................................................................................... V-11 5.7 Waktu Rata-Rata Operator di Sortasi .......................................................... V-13 5.8 Hasil Uji Keseragaman Data Pada Hari I .................................................... V-14 5.9 Hasil Uji Keseragaman Data Pada Hari II ................................................... V-15 5.10 Hasil Uji Keseragaman Data Pada Hari III.................................................. V-15 5.11 Hasil Uji Kecukupan Data .......................................................................... V-17 5.12 Westing house factor Operator Sortasi Rubber Smoke Sheet ....................... V-18 5.13 Allowance Untuk Kegiatan Proses Sortasi ................................................. V-19 5.14 Waktu Normal dan Waktu Standard .......................................................... V-22 6.1 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Untuk Membawa Sheet ke Meja Sortasi Operator 2 (Usulan) ........................................................................... VI-4 6.2 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Untuk Memeriksa Sheet Operator 1 (Usulan) ........................................................................... VI-5
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
DAFTAR TABEL (Lanjutan) TABEL
HALAMAN
6.3 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Untuk Membawa heet-Sheet Ke pengepakan Operator 2 (Usulan) .................................................. VI-6 6.4 Perbedaan Waktu Siklus Metode Lama dengan Metode Baru ..................... VI-7
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
DAFTAR GAMBAR GAMBAR
2.1
HALAMAN
Struktur Organisasi PT.Perkebunan Nusantara III Kebun Gunung Para........................................................................
2.2.
I-3
Block Diagram Pembuatan Rubber Smoke Sheet Pabrik Gunung Para ........................................................................
II-
Langkah-Langkah Sistematis Sebelum Melakukan Pengukuran ......
III-
Langkah-Langkah Sistematis Dalam Kegiatan Pengukuran Kerja ...
III-
11 3.1. 24 3.2. 25 4.1
Blok Diagram Metodologi Penelitian ..............................................
IV-
4.2
Blok Diagram Pengolahan Data ......................................................
IV-
7
8
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN I
HALAMAN Uraian Tugas dan Tanggungjawab Masing-Masing Bagian Organisasi di PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para ............................................................................. L-I
II
Uraian Singkat Sifat Fisika dan Kimia Asam Formiat ............... L-2
III
Tabel Besarnya Kelonggaran .................................................... L-3
IV
Posisi Letak Fasilitas Kerja ....................................................... L-4
V
Sikap Kerja Operator Bagian Sortasi PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para .............................. L-5
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah Pengaturan metode kerja yang baik adalah memaksimalkan efisiensi dalam
pelaksanaan suatu produksi. Sistem kerja terdiri dari empat komponen utama yaitu manusia, bahan, peralatan/fasilitas kerja dan lingkungan kerja seperti ruangan dengan udara dan keadaan pekerja lain disekelilingnya. Dari keempat komponen utama, komponen manusia adalah pusat dalam sistem kerja karena pada dasarnya manusia selain berperan sebagai perencana suatu sistem kerja juga sebagai pelaksana dan pengendali yang harus berinteraksi dengan sistem untuk dapat mengendalikan proses yang sedang berlangsung pada sistem kerja secara keseluruhan. Bila peningkatan efektifitas dapat dilakukan dengan cara menyeimbangkan gerakan tangan kiri dan tangan kanan serta memperbaiki tata letak fasilitas kerja, maka kelambatan kerja dapat diperkecil atau waktu yang diperlukan mengerjakan sesuatu dalam satu satuan dapat diperpendek. Dengan metode yang diterapkan operator dalam bekerja, belum mengoptimalkan keseimbangan penggunaan tangan kiri dan tangan kanan sehingga menimbulkan delay yang cukup besar, sehingga perbaikan metode kerja yang baru harus dibuat agar tercipta waktu yang semakin singkat, metode yang digunakan adalah metode tangan kiri dan tangan kanan. (Santo Kurniawan, 2006) Peta tangan kiri dan tangan kanan adalah cara kerja yang dilakukan oleh operator yang dapat diuraikan berdasarkan elemen-elemen gerakannya dapat menganalisis
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
adanya gerakan efektif dan tidak efektif. (Ina Siti Hasanah dan Duva Dilani Shaffar, Teknik Industri, Institut Teknologi Gunadarma) PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri karet. Salah satu produk yang dihasilkan adalah rubber smoke sheet. Pada proses produksi rubber smoke sheet melalui proses sortasi terdapat kegiatan yang bersifat manual dilakukan oleh gerakan tangan. Melalui pengamatan yang dilakukan di sortasi adanya gerakan kurang efektif dan banyaknya delay sehingga waktu meyelesaikan pekerjaan lebih lama. Tata letak fasilitas bagian sortasi kurang baik karena letak sheet yang akan diperiksa oleh operator pertama berada dibelakang operator dan jarak sheet yang dengan operator 55 cm. Letak kereta sorong dengan operator kedua berjarak 95 cm. Keadaan ini membuat waktu banyak terbuang tentunya akan mengalami kelambatan dalam proses produksi. Tata letak fasilitas juga merupakan faktor yang mempengaruhi lainnya waktu penyelesaian. Peta tangan kiri dan tangan kanan berguna untuk memperbaiki suatu stasiun kerja dengan menghilangkan atau mengurangi gerakan-gerakan yang tidak efektif sehingga tentunya akan mempersingkat waktu kerja. Untuk pengerjaannya setiap operasi diuraikan menjadi elemen-elemen gerakan dan kemudian memilih elemen-elemen yang efektif. Apabila pekerjaan dilakukan dengan efektif maka waktu penyelesaian pekerjaan akan semakin singkat. Berdasarkan alasan tersebut peneliti mengangkat objek tersebut sebagai judul sarjana. 1.2.
Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah perlunya mengurangi gerakan-
gerakan yang kurang efektif dan mengurangi delay dengan menyeimbangkan gerakan
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
tangan kiri dan tangan kanan serta mengatur tata letak tempat kerja sehingga mendukung gerakan menjadi efektif.
1.3.
Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah memberikan perbaikan metode kerja yang dilakukan dengan keseimbangan tangan kiri dan tangan kanan di bagian sortasi PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para.
1.3.2. Tujuan Khusus Tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengukur waktu Operator di bagian sortasi. 2. Mengukur tata letak fasilitas kerja di bagian sortasi. 3. Mengukur tingkat kelonggaran pekerja. 4. Meguraikan elemen-elemen kerja operator di bagian sortasi. 5. Memberikan usulan fasilitas kerja yang ergonomis pada bagian sortasi PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para.
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
1.4. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang akan diperoleh adalah sebagai berikut : 1. Bagi Mahasiswa Meningkatkan pemahaman dan kemampuan mahasiswa dalam menggunakan teori-teori yang telah diperoleh melalui buku-buku dan pelajaran di kelas.
2. Bagi Perusahaan Penerapan metode kerja yang diharapkan akan meningkatkan kemampuan kerja perusahaan sehingga dapat memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat.
3. Bagi Universitas Hasil penelitian yang sudah dilakukan di bagian meja sortasi rubber smoke sheet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para akan menjadi salah satu sumber informasi yang dapat diharapkan dalam melengkapi informasi yang telah ada.
1.5. Batasan Masalah dan Asumsi Penelitian Agar pembatasan masalah tidak menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, maka perlu dilakukan pembatasan permasalahan, adalah sebagai berikut : 1. Perbaikan metode kerja dengan pendekatan studi ergonomi berdasarkan peta tangan kiri dan tangan kanan. 2. Pengamatan dan pengukuran waktu hanya dilakukan pada bagian meja sortasi. Asumsi yang digunakan untuk membantu dalam pemecahan persoalan ini adalah :
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
1. Dalam waktu pelaksanaanya yang ditetapkan tidak terjadi gangguan-gangguan, misalnya perubahan situasi politik dan ekonomi dalam masyarakat, bencana alam, penundaan pelaksanaan akibat perubahan cuaca dan sebagainya yang diluar kemampuan pelaksana. 2. Kegiatan-kegiatan yang ada dalam produksi dianggap berjalan dengan normal. 3. Operator dan peralatan yang dipilih untuk diamati dan diukur waktu kerjanya memiliki kondisi kerja yang baik.
1.6.
Sistematika Penulisan Laporan Tugas Sarjana Sistematika penulisan dibuat untuk memudahkan penulisan, pembahasan, dan
penulisan tugas sarjana ini. Maka dalam pembuatannya akan dibagi menjadi beberapa bab dalam sistematika, yaitu:
BAB I
: PENDAHULUAN Bab ini merupakan langkah paling awal dalam proses pengusulan masalah, isinya meliputi latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian dan sistematika penulisan tugas sarjana.
BAB II
: GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini menjelaskan secara singkat berbagai atribut dari perusahaan yang menjadi objek penelitian, antara lain : sejarah perusahaan, organisasi dan
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
manajemen, proses produksi, jumlah dan spesifikasi produk, uraian proses produksi dan sebagainya.
BAB III
: LANDASAN TEORI Bab ini diuraikan tentang teori-teori yang relevan sebagai pendukung dalam menyelesaikan masalah.
BAB IV
: METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menampilkan langkah-langkah yang dijadikan acuan untuk menyelesaikan permasalahan dalam melakukan penelitian dari awal penelitian sampai pada penyelesaian laporan. Bab ini berisi tentang metodologi yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian meliputi tahapan-tahapan penelitian yang disertai dengan penjelasan pada tiap tahapan.
BAB V
: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bab ini mengindentifikasi keseluruhan data yang dibutuhkan dan dilanjutkan dengan teori-teori dan langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian dan juga berisi pengolahan data sebagai dasar pada bab analisa dan evaluasi.
BAB VI
: ANALISA DAN EVALUASI Pada bab ini dilakukan pembahasan dan analisa terhadap pengolahan data.
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
BAB VII
: KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi tentang kesimpulan penelitian dari hasil pembahasan secara keseluruhan yang dapat diberikan peneliti bagi perusahaan yang disertai sejumlah saran mengenai berbagai aspek yang perlu diperhatikan oleh perusahaan.
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1.
Sejarah Perusahaan Kebun Gunung Para adalah salah satu kebun tradisional PT. Perkebunan
Nusantara III terletak di kecamatan Dolok Merawan Kabupaten Serdang Bedagai Propinsi Sumatera Utara. Dimana jarak perusahaan ini ± 112 km dari Medan dengan ketinggian 96 – 114 meter di atas permukaan laut, dengan letak topografinya berbukit dan bergelombang. Perusahaan ini berasal dari milik perusahaan Belanda CMO (Cultur Misde Oeoskut) yang diambil alih oleh negara pada tanggal 10 Desember 1957 dalam perjalanan ini telah beberapa kali berganti namanya. Berikut adalah pergantian namanama PT. Perkebunan Nusantara III : 1. Kebun Gunung Para dahulu bernama CMO (Cultur Misde Oeskust) milik Belanda. 2. Pada tanggal 10 Desember 1957 dinasionalisasi 3. Tahun 1957 - 1960 bernama Perkebunan Negara Baru (PPN Baru) 4. Tahun 1961 - 1962 bernama PPN Kesatuan Sumut VII 5. Tahun 1963 - 1968 bernama PPN Karet IV 6. Tahun 1976 - 1994 bernama PT.Perkebunan IV (Persero) 7. Tahun 1994 - 1996 bernama PTP, III, IV, V 8. Sejak 14 Februari 1996 sampai sekarang bernama PT Perkebunan Nusantara III (Persero), disingkat PTPN III, berdasarkan PP No. 8. Tahun 1996 yaitu penggabungan PTP III, PTP IV dan PTP V ( Akte No.36 Tanggal 11 Maret 1996 dari Notaris Harun Kamil SH).
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha Pabrik karet kebun Gunung Para terdiri dari dua jenis pengolahan yaitu pabrik yang menghasilkan sheet dan pabrik yang menghasilkan crumb rubber. Pabrik getah lateks menjadi sheet atau RSS (Rubber Smoke Sheet) mulai beroperasi pada tahun 1960 dengan hasil produksi : RSS-1, RSS-2, RSS-3, Cutting Kapasitas Olah pabrik
= 16.800 kg kadar kotor sheet/hari
Kebutuhan Air
= 20-25 m3/ ton kadar sheet
Kebutuhan kayu asap
= 3.5 m3/ ton kadar sheet
Kebutuhan fomit acid
= 7.5-9.00 kg/ ton kadar sheet
Bahan baku latex berasal dari kebun sendiri (Kebun milik perusahaan). Hasil olahan sebagian besar diekspor dan selebihnya dipasarkan di dalam negeri (lokal). Pengolahan kompo (bahan baku untuk membuat crumb rubber) menjadi standard Internasional Rubber mulai beroperasi mulai pada tahun 1960 dengan hasil produksi : SIR 10, SIR 20. Kapasitas Olah Pabrik = 24 ton SIR/ hari Kebutuhan Air
2.3.
= 3000 liter/ jam
Organisasi dan Manajemen
2.3.1. Struktur Organisasi Organisasi adalah merupakan sekelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan. Dengan adanya organisasi, setiap tugas dan kegiatan dapat
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
didistribusikan dan dikerjakan oleh setiap anggota kelompok secara efisien sehingga tujuan yang ditetapkan dapat tercapai. Manajemen
adalah
suatu
proses
yang
melibatkan
perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dari sumber daya yang ada untuk mendapatkan suatu tujuan yang diinginkan. Sumber daya haruslah dapat dikelola dengan baik dalam sistem organisasi yang tepat agar tercipta kerjasama yang baik dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Struktur organisasi biasanya digambarkan dalam bentuk bagan organisasi (organization chart) yang memperlihatkan susunan fungsifungsi, departemen-departemen dalam organisasi dan menunjukkan bagaimana hubungan kerja baik secara horizontal maupun vertikal. Organisasi perusahaan telah disusun sedemikian rupa dan mempunyai struktur organisasi dalam bentuk organisasi garis atau lini dan fungsional. Adapun struktur organisasi yang digunakan pada Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Gunung Para adalah struktur organisasi fungsional dan lini seperti pada Gambar 2.1
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Manajer
Masinis Kepala Keterangan Garis
Asisten Teknik
Asisten Laboratorium
Asisten Pengolahan
Asisten Tata Usaha
Asisten Sipil/ dan Alat Berat
Asisten Personalia Kebun
Fungsional
Lini
Karyawan Pelaksana
Karyawan Pelaksana
Karyawan Pelaksana
Karyawan Pelaksana
Karyawan Pelaksana
Karyawan Pelaksana
Gam bar 2.1. Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Karet Gunung Para Berdasarkan Gambar 2.1. di atas maka dapat dikatakan bahwa bentuk struktur organisasi PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Gunung Para adalah berbentuk campuran fungsional dan lini. Dikatakan berbentuk fungsional karena terdapat pembagian bidang-bidang seperti asistensi teknik, asisten laboratorium, dan bagian yang lainnya. Organisasi dikatakan berbentuk lini, karena suatu bentuk kekuasaan dan tanggung jawab diturunkan secara garis dari tingkat pimpinan atas kepada tingkat bawahnya. Pada struktur organisasi prinsip kesatuan dalam komando akan terpelihara dengan baik. Atasan hanya memerintah bawahan tertentu dan bawahan akan memberikan laporan kepada atasan yang memberikan perintah.
2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Organisasi memiliki tugas dan tanggung jawab pada masing-masing jabatan. Uraian tugas dan tanggung jawab pada masing-masing jabatan dalam struktur organisasi pada PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para dapat dilihat pada lampiran 1.
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
2.3.3. Tenaga Kerja dan Jam Karyawan Tenaga kerja yang terdapat di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Gunung Para dapat dilihat pada Tabel 2.1. KARYAWAN Uraian
Pensiunan
Total
1
-
1
-
15
-
15
838
114
952
376
1.328
854
114
968
376
1.344
Pria
Wanita
Jumlah
(Orang)
(Orang)
(Orang)
1
-
15
Manajer Karyawan Pimpinan Karyawan Pelaksana Jumlah
Sumber : PT.Perkebunan Nusantara III Gunung Para
Tabel 2.1. Situasi Tenaga Kerja di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Gunung Para
2.3.4. Jam Kerja Waktu kerja di PT. Nusantara III Gunung Para terdiri dari dua bagian yaitu waktu kerja karyawan kantor dan waktu kerja karyawan produksi. Adapun pembagian waktu kerja tersebut adalah sebagai berikut: a. Waktu kerja karyawan kantor Senin-Jumat
08.00-16.00
Sabtu
08.00-12.00
b. Waktu kerja karyawan produksi Untuk karyawan produksi terbagi atas 3 shift (Senin-Minggu), yaitu: Shift I
: 07.30 – 15.00 WIB
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Shift II
: 15.00 – 22.00 WIB
Shift III
: 22.00 – 07.30 WIB
2.3.5. Sistem Pengupahan Dan Fasilitas Lainnya Sistem Pengupahan karyawan diberikan gaji pokok menurut golongan yang sesuai dengan skala gaji. Bagi karyawan dengan golongan terendah mengacu kepada sekurang – kurangnya 75 % dari upah minimum. Di samping gaji pokok kepada karyawan karyawan diberikan tunjangan tetap sebesar 25 % dari gaji. Besarnya gaji untuk golongan terendah akan disesuaikan sejalan dengan penetapan upah minimum yang berlaku. Apabila perusahaan tidak mampu untuk melaksanakan penyesuaian upah minimum. Kompensasi atas hasil kerja karyawan diwujudkan dalam bentuk upah dan fasilitas-fasilitas yang menunjang kesejahteraan karyawan. Sistem pengupahan yang berlaku pada perusahaan adalah sebagai berikut : 1
Karyawan musiman dibayar setiap akhir minggu. Besar upah yang diterima adalah sesuai dengan UMR (Upah Minimum Regional).
2 Untuk karyawan tetap ada dua sistem penggajian yaitu : a. Karyawan tetap harian, gaji dibayarkan sebesar 30 hari kerja dipotong hari kerja yang absen. b. Karyawan tetap bulanan, gaji dibayarkan setiap bulan pada tanpa potongan hari kerja absen. Untuk pelayanan kesehatan perusahaan memiliki unit P3K. Apabila penyakit yang diderita tidak dapat ditanggulangi oleh P3K maka karyawan dapat berobat ke rumah sakit yang ditunjuk oleh perusahaan.
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Perusahaan akan memberikan insentif kepada karyawan berupa bonus apabila perusahaan mendapatkan laba dari penjualan Sheet dan Crumb Rubber. Bonus yang didapat oleh karyawan ½ dari gaji karyawan. Fasilitas-fasilitas karyawan yang ada dalam PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Gunung Para adalah sebagai berikut : 1. Tempat tinggal (sewa rumah) Kepada karyawan yang tidak mendapat fasilitas perumahan dari perusahaan diberikan bantuan sewa rumah yang besarnya : a. 1.50 % dari Gaji pokok (untuk karyawan Kandir, GPIHK dan PRTRA) b. 2,35 % dari gaji pokok (untuk karyawan kebun / unit) c. Air = 15 % dari sewa rumah (untuk semua karyawan) d. Transport = 30 % dari gaji pokok ( khusus karyawan kandir) e. Listrik = 25 % dari sewa rumah (untuk semua karyawan) 2. Jamsostek. 3. Kenderaan dinas. Selain upah yang diberikan perusahaan juga memperhatikan keselamatan karyawan dalam bentuk jaminan sosial tenaga kerja (jamsostek). Seluruh pekerja memperoleh jaminan atas keselamatannya selama melaksanakan pekerjaan.
2.4.
Proses Produksi
2.4.1 Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam memproduksi Rubber Moke Sheet dikelompokkan dalam tiga bagian yaitu : bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong. Bahan yang digunakan antara lain :
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
1. Bahan Baku Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk dan memiliki persentase yang relatif besar dalam produk dibandingkan dengan bahan-bahan lain. Bahan baku pada produk sheet yang digunakan adalah latex murni. Sedangkan bahan baku Crumb Rubber adalah : kompo (karet yang sudah berbentuk gumpalan batok kelapa). 2. Bahan Tambahan Bahan tambahan adalah suatu bahan pelengkap yang ditambahkan ke dalam proses pembuatan produk untuk meningkatkan citra atau mutu produk yang dihasilkan dan merupakan bagian dari produk akhir. Bahan tambahan yang digunakan adalah asam formit/semut dengan konsentrasi 3%-5%, cuka 7.5 kg/ton, amoniak 6.5 kg/ton. Sedangkan untuk menghasilkan Crumb Rubber tidak ada bahan yang di tambahkan. 3. Bahan Penolong Bahan penolong adalah bahan yang diperlukan dalam proses produksi untuk menambah mutu produk. Bahan penolong yang dipakai adalah plastik, dan pallet.
2.4.2. Jumlah dan Spesifikasi Produk Adapun spesifikasi produk jadi PT. Nusantara III Gunung Para adalah sebagai berikut : 1. RSS-I Tiap sheet harus dibungkus supaya bebas dari jamur. Sheet yang berbintik atau bergaris-garis karena oksidasi, lembek karena mengalami pemanasan tinggi, kurang matang, terlampau lama di asap, buram dan hangus tidak diperkenankan.
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Karet harus kering, bersih, tidak mengandung cacat, bebas dari bahan-bahan yang berkarat kecuali gelembung udara sebesar kepala jarum dapat diterima. 2. RSS-II Bila terdapat sedikit bahan-bahan yang bersifat seperti karat dan sedikit jamur pada pembalut akan ditolak. Karet harus kering, bersih, tidak mengandung cacat, bebas dari bahan-bahan yang berkarat kecuali ada gelembung-gelembung udara kecil dan noda-noda kecil berasal dari kulit kayu. 3. RSS-III Bila pada waktu penyerahan terdapat sedikit bahan-bahan yang bersifat sepeti karat dan sedikit jamur pada pembalut di permukaan sheet tidak ditolak. Adanya sedikit cacat warna, gelembung-gelembung udara kecil berasal dari kulit kayu dalam jumlah masih sedikit juga diperkenankan. Karet harus kering, kuat dan tidak mengandung cacat lepuh.
4. Cutting Cutting
adalah bekas-bekas potongan kecil dari lembaran-lembaran sheet
sewaktu pensortiran, ukuran cutting maksimal 15 cm persegi. Bila ditemukan sedikit bahan seperti karat dan jamur pada pembalutan permukaan sheet penyerahan tidak ditolak. Sheet yang mengandung gelembung-gelembung udara dan karet yang lembek mengalami pemanasan tinggi serta cacat warna sheet karena terlalu lama diasap, sheet yang sedikit lengket serta sedikit kurang matang diperkenankan. Kapasitas olah pabrik = 16.800 kg kering/ hari Kebutuhan air
= 20-25 m3/ton kadar sheet
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Kebutuhan kayu asap = 3.5 m3 /ton kadar sheet.
2.4.3. Uraian Proses Produksi Adapun uraian proses menghasilkan sheet, melalui blok diagram pabrik Rubber Smoke Sheet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para dapat dilihat pada Gambar 2.2. sebagai berikut :
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
PENERIMAAN LATEX BAK PENERIMAAN
BAK KOAGULASI
PENGGILINGAN SHEET
PENIRISAN DI LORI
PENGERINGAN DANPENGASAPAN (KAMAR ASAP)
SORTASI
PACKING
PENYIMPANAN SHEET
Gambar 2.2. Block Diagram Pembuatan Rubber Smoked Sheet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Uraian Proses dan Fasilitas yang digunakan di pabrik karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para adalah sebagai berikut :
1. Bak Penerimaan Lateks yang datang dari kebun sebelum dimasukkan dalam main bak terlebih dahulu dilakukan pengukuran volume lateks dalam tangki dengan memakai talang ukuran tangki dan kemudian penuangan lateks ke main bak harus disaring dan ditampung dalam main bak penampungan yang juga berfungsi untuk tempat pengenceran lateks. Penerimaan lateks di pabrik harus ditentukan kadar karet keringnya Dry Rubber Counteen (Drc) dengan menggunakan alat metrolac. 1. Cara menentukan Drc dengan metrolac Setiap tangki lateks diambil contoh lateks sebanyak 500 cc, kemudian ditambahkan air sebanyak 1000 cc (perbandingan 1 : 2), aduk perlahan-lahan sampai campuran lateks dengan air merata, lalu dimasukkan kedalam tabung. Busa lateks yang ada di atas permukaan dihilangkan untuk menghindarkan kesalahan baca pada skala metrolac. Kemudian masukkan metrolac ke dalam tabung yang berisi contoh lateks, penunjukan skala metrolac pada batas permukaan contoh lateks tersebut, maka itulah kadar karet keringnya (Drc). 2. Cara lain untuk menentukan Drc (Dry Rubber Counteen) Untuk mengetahui kadar karet kering selain menggunakan metrolac dapat juga ditentukan dengan cara mencari faktor pengeringannya sebagai berikut : a. Ambil contoh lateks yang datang ke pabrik sebanyak 200 cc b. Tambahkan asam semut ± 2 cc c. Diaduk sampai menggumpal ± 1 jam
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
d. Digiling dengan jumlah penggilingan 8 kali dengan tebal lembaran kira-kira 2.5 mm e. Setelah digiling dikibaskan sampai air tuntas. f. Kemudian lembaran karet basah ditimbang dan dicatat berat basahnya lalu dikeringkan di kamar asap, setelah kering ditimbang lagi dan dicatat keringnya. 3. Pengenceran Lateks Pengenceran lateks bertujuan sebagai berikut : a. Untuk melunakkan bekuan, sehingga tenaga giling tidak terlalu besar. b. Untuk memudahkan penghilangan gelembung udara. c. Untuk memudahkan pencampuran asam semut. Selama pengenceran lateks di main bak harus dilakukan pengadukan dengan suatu alat yang dinamakan agitator agar pencampuran lateks dengan air merata atau homogen.
2. Pembekuan/Koagulasi Setelah lateks diencerkan sampai 15 % kemudian dialirkan melalui gutther (talang) dan dimasukkan kedalam bak pembekuan setelah terlebih dahulu melewati saringan. Setelah permukaan lateks mencapai ketinggian tertentu, aliran lateks dihentikan dan pindah ke bak berikutnya. Busa yang terbentuk pada permukaan lateks harus diambil dengan alat serok. Tambahan asam formit/semut 500 cc-600 cc dengan konsentrasi 3 %-5 % bak pembekuan, waktu pembekuan 6-8 jam. Selama penuangan asam semut harus diikuti dengan pengadukan dari belakang sebanyak 14-16 kali. Sebelum dituangkan asam semut tersebut harus diencerkan terlebih dahulu menjadi konsentrasi 3 %-5 % dengan
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
cara menambahkan air 9 liter. Busa yang terbentuk setelah pengadukan diambil lagi dengan serok busa dari alumunium. Pemasangan sekat (sisir) di mulai dari tengah kemudian kedua bagian yang terbentuk dibagi dua lagi dan seterusnya, untuk mengurangi gelembung- gelembung yang melekat pada sekat-sekat maka sekat ini harus dibasahi terlebih dahulu dengan air.
3. Penggilingan Penggilingan dilakukan dengan gilingan sheet yang konstruksinya terdiri dari 6 buah rol yang disebut “six in one” gilingan rol 1 sampai dengan 5 rolnya licin (tidak berbunga) sedangkan gilingan rolnya terakhir atau finisher rolnya diberi berbunga (grooving). Tujuan diberi bunga adalah agar lebih mudah dalam pengeringan dan tidak lengket bila ditumpuk, masing-masing rol gilingan dilengkapi dengan saluran air, di depan gilingan terakhir dibuat bak air empat persegi, untuk pencucian terakhir lembaran sheet. Adapun tujuan penggilingan yaitu : 1. Mengeluarkan kandungan air dari lembaran sheet 2. Menghilangkan/membuang lendir yang terdapat di permukaan lembaran 3. Menipiskan lembaran sheet setebal 2-4 mm.
4. Penirisan di Lori Sebelum dimasukan ke dalam kamar pengasapan terlebih dahulu lembaran sheet dikeringkan diudara bebas selama 2 jam dengan tujuan mengurangi kadar air sehingga mempercepat proses pengeringan di dalam kamar asap.
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
5. Pengeringan dan Pengasapan (kamar Asap) Tujuan pengeringan adalah untuk menurunkan kadar air sehingga sheet kering, agar kondisi mutu dapat dipertahankan selama penyimpanan dan pengangkutan. Sedangkan fungsi asap adalah untuk memberikan warna coklat terang pada sheet dan untuk mencegah pertumbuhan spora/jamur. Cara pengeringan dan pengasapan dilakukan dengan menggantungkan sheet di atas gantar-gantar bambu/kayu, lori dengan kapasitas lebih kurang 504 lembar/lori. Sebelum lori-lori yang berisi sheet dimasukkan ke kamar pengeringan terlebih dahulu dibiarkan atau ditiriskan di luar selama 2 jam atau lebih supaya air yang terdapat di permukaan lembaran sheet jatuh untuk menghindarkan kelembaban yang tinggi di dalam kamar pengeringan, setelah pengasapan selama satu malam lori-lori tersebut di keluarkan dan dilakukan penyambretan, selama pengeringan 4-5 hari. 1.
Pengaturan suhu di dalam kamar asap a. Hari I suhu 40-450 Ventilasi terbuka penuh b. Hari II suhu 45-500 Ventilasi setengah terbuka c. Hari III suhu 50-550 Ventilasi seperempat terbuka d. Hari IV suhu 55-600 Ventilasi tertutup e. Hari V suhu 600-650 Ventilasi tertutup
a. Spesifikasi kamar asap a. Type Jumlah kamar
: subur kamar : 8 kamar
Kapasitas kamar : 6 lori/kamar b. Type
: malaka
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Jumlah kamar
: 6 kamar
Kapasitas kamar : 12 lori/kamar
6. Sortasi Tujuan dilakukannya sortasi adalah untuk memisahkan antara RSS I, RSS II, RSS III dan Cutting. Setelah proses pemisahan maka Sheet selanjutnya dipress dengan menggunakan mesin press hidrolik. 1. Panjang
: 55 cm – 57 cm
2. Lebar
: 50 cm –56 cm
3. Tinggi
: 40 cm - 47 cm
Setelah pengepresan cantelan (gelangan) besi jangan dibuka, biarkan sheet berada dalam peti press selama satu malam, keesokan harinya baru dibuka cantelan (gelangan) besinya.
7. Pengepakan (Packing) Pembungkusan dilakukan dengan menusuk-nusuk lembaran pembungkus dengan alat tusuk dari baja yang runcing, sehingga pembungkusan benar-benar melekat. Setelah selesai pembungkusan, ball tersebut di kapur.
8. Gudang Produksi Setelah proses pembungkusan, sheet disimpan di gudang produksi sebelum dipasarkan.
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
2.4.4
Mesin dan Peralatan
2.4.4.1 Mesin Produksi Pada PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para ada mesin-mesin yang digunakan untuk proses pembuatan sheet adalah sebagai berikut: 1. Mesin Sheeter Kapasitas : 500 Kg/Jam, Power : 75 Hp,Tegangan : 220/380V, 3 fasa, Frekwensi : 50 hz, Putaran : 1415 Rpm. Jumlah : 5 buah. Fungsi : mengiling koagulum dari bak koagulasi menjadi lembaran Sheet dengan tebal 3 mm. 2. Balling Press Kapasitas: 1000 Kg/Jam, power : 75 Hp, Tegangan : 220/380V, 3 fasa, Frekwensi : 50 Hz, Putaran : 1450 Rpm Fungsi : untuk memadatkan lembaran sheet menjadi bentuk bandela seberat 331/3 Kg dan ball 113 Kg (lose ball). 3. Mesin Agigator Power : Power : 30 Hp, Tegangan : 220/380 V, 3 fasa, Frekwensi : 50 hz, Putaran : 930 Rpm Fungsi : untuk menghomogenkan air dengan lateks murni (karet alam). Agar proses produksi tidak terganggu, maka perawatan mesin harus dilakukan secara rutin yang ditanggungjawabi oleh Kepala Dinas Teknik. Di Kebun PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Gunung Para perawatan mesin ini terdiri dari perawatan terencana dan perawatan tidak terencana.
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
1. Perawatan Terencana Perawatan terencana dilakukan setiap hari dengan mengecek mesin-mesin. Selain itu setelah satu minggu digunakan, pada hari Minggu juga dilakukan perawatan dengan memberi minyak dan mengganti bagian-bagian mesin yang telah aus. Perawatan mesin seperti ini biasa pula disebut sebagai pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya gangguan proses produksi.
2. Perawatan Tidak Terencana Perawatan tidak terencana dilakukan jika terjadi gangguan mesin produksi pada saat mesin sedang berproduksi. Hal seperti ini sangat dihindari karena dapat mengganggu jalannya produksi.
2.4.4.2 Peralatan Untuk Pengolahan Sheet Pada PT. Nusantara III Gunung Para peralatan yang digunakan untuk proses pengolahan sheet adalah sebagai berikut : 1. Bak Penerimaan Bak penerimaan berfungsi tempat penerimaan latex dari lapangan sekaligus proses pengenceran latex menjadi DRC 13-15 %. 2. Bak Koagulasi Bak koagulasi berfungsi sebagai tempat latex yang telah diencerkan untuk pembekuan dengan Formic acid 7.5-9.00 kg/ton kering dengan kapasitas bak 650 liter/bak. Panjang
: 3 meter
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Lebar
: 0.72 meter
Tinggi
: 0.39 meter
Isi
: 650 liter
Penyekat
: 74 buah
Banyak lembaran
: 75 lembar
Jumlah bak
: 80 buah
Jarak antara sekat
: 10 cm
3. Lori sheet Lori sheet adalah sebagai alat mengangkut lembaran karet yang akan dimasukkan ke kamar asap. Pemeliharaannya tetap dilakukan secara intensif diantaranya rail dan roda – roda lori tetap berfungsi baik dan berikan minyak pelumas secukupnya. Lori sheet berfungsi tempat penjemuran sheet, pengeringan sheet sebelum masuk kamar Asap kapasitas Lori sheet = 456 lembar.
a.
Tempat terbuat dari kayu Satu baris terbuat dari
: 42 batang
Satu batang terdiri dari
: 3 lembar
Banyaknya tingkatannya ada: 4 tingkatan Satu lembar beratnya
:1,2 kg
Berat sheet 1 lori 42 x 3 x 4 x 1.2 = 662.4 kg Banyaknya lembaran sheet 42 x 3 x 4 = 504 lembar b.
Tempat kayu terbuat dari besi Satu baris terbuat dari
: 46 batang
Satu batang terdiri dari
: 3 lembar
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Banyaknya tingkatannya ada: 4 tingkatan Satu lembar beratnya
:1,2 kg
Berat sheet 1 lori 46 x 3 x 4 x 1.2 = 662.4 kg Banyaknya lembaran sheet 46 x 3 x 4 = 552 lembar 4. Kamar Asap Kamar asap berfungsi untuk mengeringkan sekaligus membentuk warna sheet selama 5 hari temperatur 40-65 ºC, kapasitas kamar asap = 3000 kg/kamar, dengan tahapan temperatur : Hari Pertama : 40-45 ºC Hari kedua
: 45-50 ºC
Hari Ketiga
: 50-55 ºC
Hari Keempat : 55-60 ºC Hari Kelima
: 60-65 ºC
Kamar asap subur Jumlah kamar
: 8 kamar
Kapasitas kamar
: 6 lori/kamar
Kamar asap air wood Jumlah kamar
: 6 kamar
Kapasitas kamar
: 12 lori/kamar
5. Ruangan Sortasi Ruangan sortasi berfungsi menyortir lembaran sheet untuk memperoleh mutu RSS-I, RSS-II, RSS-III, dan cutting. Dimana RSS-I adalah harus bebas dari segala kotoran dan gelembung-gelembung, karet cukup kering, bebas jamur, dan elastisitas cukup baik tidak melekat. RSS-II adalah harus bebas dari segala
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
kotoran, gelembung-gelembung yang sangat halus serta terpencar-pencar masih dibenarkan, sedangkan syarat lain sama dengan mutu RSS-I. RSS-III adalah dibenarkan sedikit kotoran serta gelembung-gelembung yaitu gelembunggelembung halus merata dan gelembung besar yang menumpuk terpencarpencar, bekas-bekas jamur yang telah dibersihkan, serta lembaran yang koyak dapat dibenarkan. Sedangkan cutting adalah bekas-bekas potongan kecil dari lembaran sheet sewaktu pensortiran, ukuran cutting maximal 15 cm persegi.
6. Packing Packing lose ball berat 113 kg/ball dan untuk bentuk pallet 1200 kg/ pallet. 7. Gudang Produksi Gudang berfungsi untuk menyimpan produksi siap ekspor dan yang akan dikirim di lokal. Sarana pendukung pada Kebun PT. Nusantara III Kebun Gunung Para antara lain : a. Listrik Energi listrik diperoleh dari PLN dan jika listrik padam digunakan
genset
untuk menggerakkan mesin-mesin. b. Air Air yang digunakan oleh Kebun PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para berasal dari sumur bor.
2.4.5 Utilitas Utilitas yang dipakai pada PT. Perkebunan Nusantara Gunung Para adalah:
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
1. Mesin Genset Mesin Genset berfungsi sebagi alat pembangkit listrik apabila terjadi pemadaman listrik oleh PLN. Mesin genset yang dimiliki PT. Perkebunan Nusantara III kebun Gunung Para 2 unit Spesifikasi mesin Genset Merk : Kipor, Frekwensi : 50 Hz, Putaran : 5000 Rpm 2. Tangki Air Tangki Air berfungsi menampung air hujan. Tinggi: 12 m, Kapasitas 6000 liter, Diameter 8 m.
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
BAB III LANDASAN TEORI
3.1.
Defenisi Ergonomi Istilah Ergonomi berasal dari bahasa Latin yaitu ERGON (kerja) dan NOMOS
(hukum alam). Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu, dengan efektif, aman, nyaman, sehat, efisien. Ilmu ergonomi akan memberikan manfaat yang sangat besar apabila perusahaan menerapkan secara tepat. Manfaat penerapan ergonomi antara lain adalah : 1. Menambah waktu kecepatan kerja, ketepatan, keselamatan kerja, mengurangi energi serta kelelahan yang berlebihan. 2. Mengurangi waktu, biaya pelatihan dan pendidikan. 3. Mengoptimalkan pendayagunaan sumer daya manusia melalui peningkatan keterampilan yang diperlukan. 4. Mengurangi waktu yang terbuang sia-sia dan meminimalkan kerusakan peralatan yang disebabkan kesalahan manusia. 5. Meningkatkan kenyamanan karyawan dalam bekerja.
3.2
Bidang Kajian Ergonomi
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Penerapan ergonomi memerlukan informasi yang lengkap mengenai kemampuan manusia dengan segala keterbatasan. Salah satu usaha untuk mendapatkan informasiinformasi ini, telah banyak dilakukan penyelidikan-penyelidikan. Ada empat kelompok besar bidang penyelidikan yaitu: 1. Penyelidikan tentang display Display adalah suatu perangakat antara yang menyajikan informasi tentang keadaan lingkungan dan kemudian mengkomunikasikannya pada manusia dalam bentuk tanda-tanda, angka-angka, lambang dan sebagainya. 2. Penyelidikan mengenai hasil kerja manusia dan proses pengendalian Dalam hal ini diselidiki tentang aktifitas-aktifitas manusia ketika bekerja dan kemudian mempelajari cara mengukur dari setiap aktifitas tersebut. 3. Penyelidikan tentang ukuran tempat kerja Penyelidikan dilakukan untuk mendapatkan tempat kerja yang sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan manusia, maka ukuran-ukuran dari tempat kerja harus sesuai dengan tubuh manusia. 4. Penyelidikan mengenai lingkungan fisik Penyelidikan yang meliputi ruangan dan fasilitas-fasilitas yang biasa digunakan oleh manusia, serta kondisi lingkungan kerja yang kedua-duanya mempengaruhi tingkah laku manusia.
3.3.
Latar Belakang Sejarah dan Perkembangan Studi Penelitian Kerja
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Penelitian metode atau gerakan kerja (motion study) dan pengukuran waktu kerja (time study atau work measurement) diawali oleh dua peneliti walaupun tidak dilakukan bersama-sama yaitu Frederich W. Taylor dan Frank B. Gilbreth. Dimana Taylor sampai saat ini dipandang sebagai seorang yang memberikan kontribusi besar dalam dunia ilmu pengetahuan, bukan hanya teknik industri tetapi juga ilmu Manajemen. Ia bekerja dipabrik baja di Amerika tahun 1891 sebagai seorang pengawas. Seorang lagi yang dipandang mempunyai peranan besar, khususnya dalam pengemabngan awal teknik tata cara kerja adalah frank B. Gilbreth. Pada mulanya ia adalah seorang kontraktor bangunan yang berhasil di Amerika serikat. Di dalam bidangnya sebagaimana halnya Taylor ketika melihat tata cara kerja para pekerjanya, dia pun melihat ketidakefisienan gerakan-gerakan kerja. Semakin lama Gilbreth semakin terdorong untuk mempelajari kelemahankelemahan cara kerja dan
menginginkan
mencari kemungkinan-kemungkinan
mengatasinya. Akhirnya Gerakan-gerakan kerja yang dilakukan pekerja diamati dan diteliti antara lain dengan menggunakan kamera-kamera film untuk merekam, kemudian mempelajari hasilnya dengan kecepatan putar sangat lambat. Dari penelitian-penelitian itu akhirnya Gilbreth mendapatkan suatu prosedur untuk menganalisa gerakan kerja dan memperbaikinya. Prosedur itu adalah membagi gerakan-gerakan kerja menjadi elemen-elemen gerakan dasar. Sehubungan dengan ini Gilbreth mengemukakan bahwa perbaikan gerakan lebih mungkin dilakukan pada tataran elemennya yang pada gilirannya merupakan perbaikan gerakan itu sendiri. Peranan istrinya dalam usaha ini cukup besar khususnya dalam memberiakan perhatian pada segi-segi psikologis yang berhubungan dengan gerakan-gerakan kerja
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
dan perbaikan-perbaikannya. Melengkapi studi gerakan yang menganalisis gerakan melalui elemen-elemennya. Keduanya mengembangkan serangkaian prinsip perancangna sistem kerja yang dikenal sebagai ekonomi gerakan. Prinsip-prinsip ini dimaksudkan untuk mendapatkan suatu sistem kerja yang terancang baik sehingga memudahkan dan menyamankan gerakan-gerakan kerja untuk sejauh mungkin menghindarkan atau melambatkan datangnya kelelahan.
3.4.
Studi Teknik Tata Cara Kerja Studi Teknik Tata Cara Kerja sangat dibutuhkan karena di dalam ini terdapat
prinsip-prinsip untuk merancang system kerja yang terbaik. Penataan sistem kerja umumnya berisi berisi prinsip-prinsip yang mengatur komponen-komponen sistem kerja. Komponen-komponen kerja diatur sehingga bersama-sama berada dalam suatu komposisi yang baik, yaitu yang dapat memberikan keadaan yang efektif, aman, sehat, nyaman dan efisien.
3.5.
Ruang Lingkup Penelitian Kerja Sasaran pokok dari efektivitas ini adalah mencari, mengembangkan dan
menerapkan metode kerja yang lebih efektif dan efisien dengan tujuan akhir adalah waktu penyelesaian pekerjaan yang lebih singkat. Proses penelitian ini akan menitikberatkan pada studi gerakan kerja yang dilakukan pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya. Untuk mencapai tujuan ini maka terlebih dahulu diperoleh kondisi pekerjaan yang memungkinkan dilakukan gerakan-gerakan secara ekonomis. Untuk
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
mendapatkan kondisi yang baik yaitu memungkinkan dilakukan gerakan yang ekonomis perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi, yaitu : -
Penggunaan bahan/anggota tubuh manusia serta gerakan-gerakan.
-
Pengaturan letak area kerja.
-
Perancangan alat-alat dan perlengkapan kerja.
3.6.
Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Peta tangan kiri dan tangan kanan merupakan suatu alat dari studi gerakan untuk
menentukan gerakan-gerakan yang efisien, yaitu gerakan-gerakan yang diperlukan untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Peta ini menggambarkan semua gerakan-gerakan saat bekerja dan waktu menganggur yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan, juga menunjukkan perbandingan antara tugas yang dibebankan pada tangan kiri dan tangan kanan ketika melakukan pekerjaan. Melalui peta ini bisa melihat semua operasi secara lengkap, yang berarti mempermudah perbaikan operasi. Peta ini sangat praktis untuk memperbaiki suatu pekerjaan yang manual dimana tiap siklus dari pekerja terjadi cepat dan terus berulang. Peta ini juga melihat dengan jelas pola-pola gerakan yang tidak efisien dan bisa melihat adanya pelanggaran terhadap prinsip-prinsip ekonomi gerakan. Pada dasarnya, peta kerja tangan kiri dan tangan kanan berguna untuk memperbaiki suatu stasiun kerja, namun peta ini memiliki kegunaan yang lebih khusus, diantaranya : 1. Menyeimbangkan gerakan kedua tangan dan mengurangi kelelahan
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Dengan bantuan studi gerakan dan prinsip-prinsip ekonomi gerakan maka dapat menguraikan suatu pekerjaan lengkap menjadi elemen-elemen gerakan yang terperinci. Setiap elemen gerakan dari pekerjaan ini dibebankan kesetiap tangan sedemikian rupa sehingga seimbang. 2. Menghilangkan atau mengurangi gerakan-gerakan yang tidak efisien dan tidak produktif, sehingga tentunya mempersingkat waktu kerja. 3. Sebagai alat untuk menganalisa tata letak stasiun kerja. Tata letak tempat kerja juga merupakan faktor yang mempengaruhi lamanya waktu penyelesaian. 4. Sebagai alat untuk melatih pekerjaan baru dengan cara kerja ideal. Peta tangan kiri dan tangan kanan menunjukkan urutan-urutan pengerjaan yang terbaik.
3.7.
Studi Gerakan Studi gerakan adalah analisa yang dilakukan terhadap beberapa gerakan bagian
badan pekerjaan dalam menyelesaikan
pekerjaannya.
Dengan demikian
dapat
diharapkan agar gerakan-gerakan yang tidak efektif dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan sehingga akan memperoleh penghematan dalam waktu kerja. Gerakan-gerakan yang dilakukan oleh seorang pekerja adakalanya pula seseorang pekerja melakukan gerakan-gerakan yang tidak perlu atau biasa disebut gerakan yang tidak efektif. Perancang kerja akan menghindari gerakan-gerakan yang tidak efektif karena itu terlebih dahulu perlu mempelajari yang berhubungan dengan gerakan-gerakan kerja serta perancangan metode kerja.
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Oleh Gilbreth setiap Therblig dinyatakan dalam lambang-lambang tertentu seperti yang terlihat pada Tabel 3.1. adapun pengertian dari setiap elemen gerakan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Tabel 3.1. Simbol-Simbol Therblig 1 Nama Therblig
Simbol Therblig
Lambang Huruf
Mencari (Search)
SH
Memilih (Select)
ST
Memegang (Grasp)
G
Menjangkau (Reach)
RE
Membawa (Move)
M
Memegang untuk memakai
H
(Hold) Melepas (Released load)
RL
Pengarahan (Position)
P
Pengarahan sementara
PP
Memeriksa (Inspeksi)
I
Merakit (Assemble)
A
Lepas rakit (Disassemble) Memakai (Use)
DA U
Delay tak terhindarkan
UD
Delay yang dapat dihindarkan
AD
Merencanakan (Plan)
Pa
Istirahat
untuk
R
menghilangkan fatique 3.7.1. Mencari (Search)
1
Sutalaksana, Iftikar Z., dkk. Teknik Perancangan Sistem Kerja. Bandung : Departemen Teknik Industri . Hal 103
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Elemen gerakan mencari merupakan gerakan dasar dari pekerja untuk menemukan lokasi objek. Yang bekerja dalam hal ini adalah mata. Gerakan ini dimulai pada saat mata bergerak mencari objek dan berakhir bila objek sudah ditemukan. Mencari merupakan gerakan yang tidak efektif dan masih dapat dihindarkan misalnya dengan menyimpan peralatan atau bahan-bahan pada tempat yang tetap sehingga proses mencari dapat dihilangkan. Tujuan lain daripada analisis gerakan ini adalah untuk memeudahkan seorang pekerja dapat dengan cepat menyesuaikan dirinya, terutama dalam pengenalan tempat-tempat perlatan dan bahan yang akan dipergunakan dalam pekerjaannya. 3.7.2. Memilih (Select) Elemen gerakan memilih merupakan gerakan untuk menemukan objek yang tercampur. Tangan dan mata adalah dua bagian badan yang digunakan untuk melakukan gerakan ini. Therblig ini dimulai pada saat tangan dan mata mulai memilih dan berakhir bila objek sudah ditemukan. Gerakan memilih merupakan gerakan yang tidak efektif, sehingga sedapat mungkin elemen gerakan ini harus dihindarkan. 3.7.3. Memegang (Grasp) Elemen gerakan memegang adalah gerakan untuk memegang objek, biasanya didahului
oleh gerakan menjangkau dan dilanjutkan dengan gerakan membawa.
Therblig ini merupakan gerakan yang efektif dari suatu pekerjaan dan meskipun sulit untuk dihilangkan dalam beberapa keadaan masih dapat diperbaiki. 3.7.4. Menjangkau (Reach) Pengertian menjangkau dalam therblig ini adalah gerakan tangan berpindah tempat tanpa beban, baik gerakan mendekati maupun menjauhi objek. Gerakan ini biasanya didahului oleh gerakan melepas (release) dan diikuti oleh gerakan memegang.
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Gerakan ini dimulai pada saat tangan mulai berpindah dan berakhir bila tangan sudah berhenti. Seperti juga memegang, menjangkau, sulit untuk dihilangkan secara keseluruhan dari siklus kerja, yang masih mungkin adalah pengurangan dari waktu gerak ini. 3.7.5. Membawa (Move) Membawa adalah elemen gerak perpindahan tangan, dalam gerakan ini tangan terbebani. Gerakan membawa biasanya didahului oleh memegang dan dilanjutkan oleh melepas atau dapat juga oleh pengarahan (position). Dalam beberapa pekerjaan yang memerlukan kombinasi antara tangan dan mata, waktu yang diperlukan untuk membawa menjadi terpengaruhi oleh waktu yang terpengaruhi oleh waktu yang diperlukan oleh gerakan tangan. 3.7.6. Memegang untuk memakai (Hold) Elemen gerakan memegang untuk memakai disini adalah memegang tanpa menggerakan objek yang dipegang. Perbedaannya dengan memegang (grasp) adalah pada perlakuan terhadap objek yang dipegang. Gerakan ini sering dijumpai pada pekerjaan satu tangan memegang untuk memakai dan satu tangan lagi melakukan pekerjaan memasang. Therblig ini merupakan gerakan yang tidak efektif, dengan demikian sedapat mungkin harus dihilangkan atau paling tidak dikurangi. 3.7.7. Melepas (Release Load) Elemen gerakan melepas terjadi bila seorang pekerja melepaskan objek yang dipegangnya. Bila dibandingkan dengan therblig lainnya, gerakan melepas merupakan gerakan yang relatif lebih singkat.
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Gerakan ini dimulai pada saat pekerja melepaskan tangannya dari objek dan berakhir bila seluruh jarinya sudah tidak menyentuh objek lagi. Gerakan ini biasanya didahului oleh gerakan mengangkat atau dapat pula gerakan mengarahkan dan biasanya diikuti oleh gerakan menjangkau. 3.7.8. Mengarahkan (Position) Therblig ini merupakan gerakan mengarahkan suatu objek pada suatu lokasi tertentu. Gerakan ini biasanya didahului oleh gerakan mengangkut dan diikuti oleh gerakan merakit. Gerakan ini dimulai sejak tangan mengendalikan objek misalnya memutar, menggeser ketempat kerja mata, karena selama tangan mengarahkan, mata harus terus mengontrol agar objek dapat dengan mudah ditempatkan pada lokasi yang telah ditentukan. 3.7.9. Mengarahkan sementara (Pre position) Mengarahkan sementara merupakan elemen gerak mengarahkan pada suatu tempat sementara. Tujuannya adalah untuk memudahkan pemegangan apabila objek tersebut akan dipakai kembali. Dengan demikian untuk siklus kerja berikutnya elemen gerak mengarahkan diharapkan berkurang.
Hal ini terjadi karena objek yang akan
dipegang sudah diposisikan sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam pemakaian selanjutnya. 3.7.10. Pemeriksaan (Inspeksi) Therblig ini merupakan pekerjaan memeriksa objek untuk mengetahui apakah objek telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Elemen gerakan ini dapat berupa gerakan
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
melihat seperti untuk
memeriksa warna, meraba seperti memeriksa kehalusan
permukaan, mencium, mendengarkan dan kadang-kadang merasa dengan lidah. Biasanya pemeriksaan dilakukan dengan membandingkan objek dengan suatu standard sehingga banyak atau sedikit waktu yang diperlukan untuk memeriksa tergantung pada kecepatan operator untuk menemukan perbedaan antara objek dengan standard yang dibandingkan. Pemeriksaan
yang dilakukan dalam therblig ini dapat berupa pemeriksaan
kualitas seperti baik atau buruknya objek yang ditentukan oleh warnanya, dan jumlah cacatnya. 3.7.11. Perakitan (Assemble) Perakitan adalah gerakan untuk menggabungkan satu objek dengan objek yang lain sehingga menjadi satu kesatuan. Gerakan ini biasanya didahului oleh salah satu therblig membawa atau mengarahkan dan dilanjutkan oleh melepas. 3.7.12. Lepas Rakit (Diassemble) Therblig ini merupakan kebalikan dari perakitan, disini dua bagian objek dipisahkan dari satu kesatuan. Gerakan ini dimulai pada saat pemegangan atas objek dan dilanjutkan dengan usaha memisahkan dan berakhir bila kedua objek telah terpisah secara sempurna. Biasanya akhir dari lepas rakit merupakan awal dari salah satu gerakan membawa atau melepas. 3.7.13. Memakai (Use)
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Elemen gerakan memakai adalah gerakan bila satu tangan atau kedua-duanya dipakai untuk menggunakan alat. Lamanya waktu yang dipergunakan untuk gerakan ini tergantung dari jenis pekerjaan dan keterampilan dari pekerjaannya. 3.7.14. Kelambatan yang tak terhindarkan (Unavoidable delay) Kelambatan yang dimaksud disini adalah kelambatan yang diakibatkan oleh halhal yang terjadi diluar kemampuan pengendalian pekerja. Hal ini timbul karena ketentuan cara kerja yang mengakibatkan satu tangan menganggur sedangkan yang lainnya bekerja. Gangguan-ganguan yang terjadi seperti padamnya listrik, rusaknya alatalat mengakibatkan kelambatan. 3.7.15. Kelambatan yang dapat dihindarkan (Avoidable Delay) Kelambatan ini disebabkan oleh hal yang ditimbulkan sepanjang waktu kerja oleh pekerjaanya baik disengaja
maupun tidak disengaja. Misalnya pekerja yang
menderita sakit batuk, merokok ketika sedang bekerja. Untuk mengurangi kelambatan ini harus diadakan perbaikan oleh pekerjaannya sendiri tanpa harus merubah proses operasinya. 3.7.16. Merencanakan (Plan) Merencanakan merupakan proses mental sehingga operator berfikir untuk menentukan tindakan yang akan diambil selanjutnya. Therblig ini lebih sering dilakuka n pada seorang pekerja baru. 3.7.17. Istirahat untuk menghilangkan kelelahan (Rest to overtime fatique)
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Kegiatan bertujuan untuk memulihkan kondisi badan pekerja dari rasa lelah sebagai akibat kerja yang berbeda-beda, tidak saja kerena jenis pekerjaannya tetapi juga oleh individu pekerjanya.
3.8.
Prinsip-Prinsip Ekonomi Gerakan Prinsip-prinsip ekonomi gerakan memiliki prinsip yang cukup erat satu sama lain
dan dapat dipertimbangkan secara bersama-sama. Prinsip-prinsip ini dapat dihubungkan dengan beberapa hal, yaitu : 1. Prinsip ekonomi gerakan yang dihubungkan dengan tubuh manusia dan gerakannya, yang terdiri dari : a. Kedua tangan sebaiknya memulai dan mengakhiri gerakan pada saat yang sama. b. Kedua tangan sebaiknya tidak mengganggur pada saat yang sama kecuali pada waktu istirahat. c. Gerakan kedua tangan akan lebih mudah jika satu terhadap lainnya simetris dan berlawanan arah. d. Gerakan tangan dan badan sebaiknya dihemat. e. Gerakan yang patah-patah, banyak perubahan arah akan memperlambat gerakan tersebut. f. Usahakan sedikit mungkin gerakan mata.
2. Prinsip ekonomi gerakan yang dihubungkan dengan pengaturan tata letak tempat kerja. a. Sebaiknya diusahakan agar bahan dan peralatan mempunyai tempat yang tetap. b. Tempat bahan dan peralatan berada di tempat yang mudah dicapai.
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
c. Tempat penyimpanan bahan yang akan dikerjakan sebaiknya memanfaatkan prinsip gaya berat sehingga bahan yang akan dipakai selalu tersedia di tempat yang dekat untuk diambil. d. Sebaiknya untuk menyalurkan objek yang sudah selesai dirancang mekanisme yang baik. e. Tipe letak pencahayaan dan peralatan sebaiknya diatur sedemikian rupa sehingga dapat membantu kondisi yang baik untuk penglihatan.
3. Prinsip ekonomi gerakan yang dihubungkan dengan perancangan peralatan. a. Sebaiknya tangan dapat dibebaskan dari semua pekerjaan bila penggunaan dari perkakas pembantu atau alat yang dapat digerakkan dengan kaki dapat ditingkatkan. b. Peralatan dirancang sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam pemegangan dan penyimpanannya. c. Sebaiknya peralatan dirancang dengan baik agar mempunyai lebih dari satu kegunaan. d. Bila setiap jari tangan melakukan gerakan sendiri-sendiri maka beban yang didistribusikan pada jari harus sesuai dengan kekuatan masing-masing jari. e. Roda tangan, palang, dan peralatan yang sejenis dengan itu sebaiknya diatur sedemikian sehingga beban dapat melayaninya dengan posisi yang baik serta tenaga yang minimum.
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Prinsip ekonomi gerakan diatas sangat berkaitan cukup erat satu sama lain dapat gunakan untuk menganalisa gerakan-gerakan kerja setempat yang terjadi dalam sebuah stasiun kerja dan bisa juga untuk kegiatan-kegiatan kerja yang berlangsung secara menyeluruh dari satu stasiun kerja ke stasiun kerja yang lainnya.
3.8.1. Eliminasi Gerakan 1. Eliminasi semua kegiatan/aktivitas yang memungkinkan, langkah-langkah atau gerakan-gerakan anggota tubuh. 2. Eliminasi kondisi yang tidak beraturan didalam setiap kegiatan. Letakkan segala fasilitas kerja dan material/komponen pada lokasi yang tetap yang dapat menyebabkan gerakan-gerakan yang otomatis. 3. Eliminasi penggunaan tangan sebagai memegang (holding device) karena hal ini merupakan kegiatan tidak produktif yang menyebabkan kerja kedua tangan tidak seimbang. 4. Eliminasi
gerakan-gerakan yang tidak semestinya, abnormal, terutama yang
menyangkut keselamatan kerja. 5. Eliminasi penggunaan tenaga otot unutk melaksanakan kegiatan statis atau fixed position. Sebaiknya gunakan tenaga mesin. 6. Eliminasi waktu kosong (idle time) atau waktu menunggu (delay time) dengan membuat perencanaan atau penjadwalan kerja sebaik-baiknya.
3.8.2. Kombinasi Gerakan atau Aktivitas Kerja
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
1. Gerakan-gerakan kerja yang berlangsung pendek terputus-putus dan cenderung berubah-ubah arahnya dengan sebuah gerakan yang kontiniu diganti atau dikombinasikan, tidak patah-patah dan cenderung membentuk kurva. 2. Aktivitas-aktivitas yang mampu ditangani oleh sebuah peralatan dengan membuat desain yang multi guna dikombinasikan. 3. Distribusikan kegiatan keseimbangan kerja antara kedua tangan. Pola gerakan kerja yang simultan dan simetris akan memberikan gerakan yang paling efektif. Beban kerja yang merata diantara anggota kelompok kerja apabila kegiatan dilaksanakan secara berkelompok.
3.8.3. Penyederhanaan Kegiatan 1. Laksanakan setiap kegiatan kerja dengan prinsip kebutuhan energi otot yang digunakan minimal. 2. Kurangi kegiatan mencari-cari objek kerja (peralatan kerja, material, dll) hal ini dapat dilakukan apabila meletakkan objek kerja di tempat yang tidak berubah-ubah. 3. Letakkan fasilitas kerja berada dalam jangkauan tangan yang normal. Gerakan tangan berada pada jarak yang sependek-pendeknya sehingga waktu yang dikeluarkan akan semakin singkat. 4. Sesuaikan letak dari peralatan dengan memperhatikan dimensi tubuh manusia dan kekuatan otot yang dibutuhkan. Jangkauan jarak yang pendek diperlukan waktu yang lebih singkat dibandingkan bila jaraknya jauh.
3.9. Sikap dan Posisi Kerja
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Untuk menghindari sikap dan posisi kerja yang kurang sesuai maka disarankan untuk melakukan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut : 1. Operator tidak seharusnya menggunakan jarak jangkauan maksimum yang bisa dilakukan. Pengaturan posisi kerja dalam hal ini dilakukan dalam jarak jangkauan normal sesuai prinsip ekonomi gerakan. Daerah kerja normal adalah daerah di depan pekerja yang dapat disapu oleh kedua lengan. 2. Operator tidak seharusnya duduk atau berdiri pada saat bekerja untuk waktu yang lama dengan leher, kepala, dada atau kaki berada dalam sikap atau posisi miring. Demikian juga sedapat mungkin menghindari cara kerja yang memaksa operator harus bekerja dangan posisi terlentang atau terlungkup. 3. Operator tidak seharusnya dipaksa bekerja dalam frekwensi atau periode waktu yang lama dengan tangan atau lengan berada dalam posisi diatas level siku yang normal. 4. Mengurangi keharusan operator untuk bekerja dengan sikap dan posisi kerja membungkuk dengan frekwensi kegiatan yang sering atau jangka waktu lama. Stasiun kerja harus dirancang terutama memperlihatkan fasilitas kerjanya seperti meja, kursi dan lain-lain yang sesuai dengan anthropometri agar operator dapat menjaga sikap dan posisi kerja yang tegak dan normal. Ketentuan ini terutama ditekankan bilamana pekerjaan dilaksanakan dengan posisi berdiri.
3.10. Kondisi Lingkungan Kerja Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik sehinga dicapai suatu hasil yang optimal, apabila keduanya ditunjang oleh suatu kondisi lingkungan yang baik 2. 2
Sutalaksana, Iftikar Z., dkk. Teknik Perancangan Sistem Kerja. Bandung : Departemen Teknik Industri . Hal 91
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Kondisi lingkungan dikatakan baik apabila didalamnya manusia bisa melaksanakan kegiatannya dengan aman, sehat dan nyaman. Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja antara lain temperatur, kelembaban, getaran, kebisingan, pencahayaan, dan lain-lain. Adanya lingkungan kerja fisik yang panas, bising atau udara yang tercemar akan mamberikan dampak negatif terhadap kinerja, moral dan motivasi kerja operator. Keadaan lingkungan yang kurang baik dapat menuntut tenaga dan waktu yang lebih banyak tentunya tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien dan produktif.
3.11. Pengukuran Waktu Kerja Pengukuran waktu 3 kerja adalah mengamati dan mencatat waktu-waktu kerja baik setiap elemen-elemen ataupun siklus dengan menggunakan alat-alat yang sudah disiapkan. Pengukuran waktu kerja ini akan berhubugan dengan usaha-usaha untuk waktu yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu pekerjaan. Secara singkat pengukuran kerja 4 adalah metoda penetapan keseimbangan antara kegiatan manusia yang disesuaikan dengan unit out put yang dihasilkan. Dimaksudkan untuk menunjukkan isi kerja dari suatu pekerjaan. Isi kerja biasanya diukur dalam satuan waktu. Waktu yang diambil sebagai dasar pertimbangan ialah waktu yang secara normal diperlukan oleh seorang pekerja untuk menyelesaikan satu siklus pekerjaan dengan metode kerja terbaik. Secara garis besar teknik pengukuran waktu dibagi dalam dua bagian, yaitu : 1. Teknik pengukuran waktu secara langsung
3
Sutalaksana, Iftikar Z. 1979. Teknik Tata Cara Kerja. MTI ITB. Departemen Teknik Industri. Hal 131 4 Sritomo Wignjosoebroto. 2000. Ergonomi Studi Gerak Dan Waktu., cetakan Kedua, Surabaya. Guna Widya. Hal 169
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Teknik pengukuran waktu yang dilakukan secara langsung yaitu pengukuran dilakukan di tempat dimana pekerjaan yang dilakukan operator dan diamati oleh penulis. Ada dua cara yang termasuk ke dalam teknik ini, yaitu stop watch time study (jam henti) dan work sampling (sampling pekerjaan). 2. Teknik pengukuran waktu secara tidak langsung Teknik pengukuran waktu secara tidak langsung dilakukan karena penulis melakukan pengukuran tanpa harus berada ditempat dimana operator melakukan pekerjaan. Membaca tabel–tabel yang tersedia dengan mengetahui jalannya pekerjaan melalui elemen-elemen pekerjaan atau elemen-elemen gerakan. Maka yang termasuk dalam teknik ini adalah data waktu baku dan data waktu gerakan.
3.12. Langkah- langkah Sebelum Melakukan Pengukuran Waktu Hasil yang baik maka ada langkah-langkah yang akan dilakukan sebelum pengukuran waktu memiliki beberapa aturan pengukuran. Aturan-aturan tersebut dalam bentuk langkah-langkah adalah sebagai berikut : 1. Penetapan tujuan pengukuran Pengukuran waktu kerja harus diketahui dan ditetapkan untuk tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan yang diinginkan dari hasil pengukuran. Tujuan yang ingin dicapai dari pengukuran waktu adalah memperoleh waktu pantas untuk diberikan kepada pekerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
2. Melakukan penelitian pendahuluan Dilakukannya penelitian pendahuluan untuk mengetahui dan melihat kondisi pada operator yang akan diteliti dan melihat metode kerja operator.
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
3. Memilih operator Operator yang akan diukur waktu penyelesaian pekerjaannya adalah operator yang berkemampuan normal atau rata-rata dan dapat diajak bekerjasama dengan tujuan pengukuran. Apabila operator yang belum terbiasa dengan sistem kerja, maka sebaiknya sebelum pengukuran dilakukan operator yang dipilih melakukan pekerjaan melakukan serangkaian latihan.
4. Melatih operator Apabila operator yang belum terbiasa dengan sistem kerja, maka sebaiknya sebelum pengukuran dilakukan operator yang dipilih melakukan pekerjaan melakukan serangkaian latihan. Melatih operator perlu dilakukan agar operator dapat bekerja secara konsisten.
5. Menguraikan pekerjaan atas elemen-elemen Pekerjaan dipecah menjadi elemen pekerjaan, yang merupakan bagian dari pekerjaan yang bersangkutan. Elemen-elemen inilah yang akan diukur waktunya. Pekerjaan sebelum diukur harus ditetapkan dahulu siklus pekerjaan yang akan diukur. Kemudian siklus pekerjaan yang telah ditetapkan diuraikan dalam elemen-elemen gerakan yang lebih kecil dan lebih sederhana, dan selanjutnya elemen-elemen gerakan tersebut yang akan diamati. Alasan mengapa
penting melakukan menguraikan pekerjaan atas elemen-
elemennya, yang pertama untuk menjelaskan catatan tentang tata cara kerja yang dibakukan. Alasan kedua adalah untuk memungkinkan melakukan penyesuaian bagi
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
setiap elemen karena keterampilan bekerjanya operator belum tentu sama untuk semua bagian dari gerakan-gerakan kerjanya.
6. Mempersiapkan alat-alat pengukuran Alat-alat yang diperlukan untuk pengukuran adalah: a. Jam henti (stop watch) b. Lembar pengamatan c. Alat tulis d. Meter dan lain-lain yang mendukung pengukuran Secara garis besar langkah-langkah sebelum melakukan pengukuran diuraikan pada Gambar 3.1 sebagai berikut
Menguraikan Pekerjaan atas elemen pekerjaan
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Gambar 3.1 Langkah-langkah sistematis sebelum melakukan pengukuran
Aktifitas pengukuran kerja dengan jam henti umunnya diaplikasikan pada industri manufakturing yang memiliki karakteristik kerja yang berulang-ulang. Meskipun demikian aktivitas ini bisa pula diaplikasikan untuk pekerjaan-pekerjaan non manufakturing seperti yang bisa dijumpai dalam aktivitas kantor gudang dan jasa pelayanan lainnya. Nyatalah bahwa aktivitas ini bisa dilaksanakan untuk berbagai macam/jenis pekerjaan baik yang bisa diklasifikasikan sebagai manufakturing job ataupun servis job. Pengukuran waktu kerja dengan jam henti (stopwatch time study) diperkenal pertama kali oleh Frederick W. Taylor sekitar abad 19 yang lalu. Metode ini terutama sekali baik diaplikasikan untuk pekerjaan-pekerjaan yang berlangsung singkat dan berulang-ulang (representatif).
3.13. Langkah-Langkah Melakukan Pengukuran Waktu Secara garis besar langkah-langkah untuk pelaksanaan pengukuran waktu kerja dapat diuraikan sebagai berikut (secara sistematis ditunjukkan dalam Gambar 3.2.) Langkah Persiapan - pilih dan defenisikan pekerjaan yang akan diukur dan akan ditetapkan waktu standarnya. - Informasikan maksud dan tujuan pengukuran kerja kepada pekerja - Pilih Operator dan catat yang berkaitan dengan sistem operasi kerja yang akan diukur.
Bagi siklus kegiatan yang berlangsung ke elemen-elemen kegiatan sesuai dengan satuan yang ada
Pengamatan dan Pengukuran - Pelaksanaan pengamatan dan pengukuran waktu sejumlah N pengamatan untuk setiap siklus/elemen kegiatan. - Tetapkan performance rating dari kegiatan yang ditunjukkan operator.
Cek Keseragaman dan Kecukupan Data
Waktu normal = Waktu terpilih x Rf
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet 100 % PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010. Waktu Standard = Waktu Normal x
100% − %allowance
Gambar 3.2. Langkah-langkah Sistematis dalam Kegiatan Pengukuran Kerja -
Defenisi pekerjaan yang akan diteliti untuk diukur waktunya dan beritahukan maksud dan tujuan pengukuran ini kepada operator yang dipilih untuk diamati.
-
Catat semua informasi yang berkaitan erat dengan penyelesaian pekerjaan seperti lay out, karakteristik, perlatan kerja yang digunakan, dan lain-lain.
-
Bagi operasi kerja dalam elemen-elemen kerja sedetail-detailnya tapi masih dalam batas-batas kemudahan untuk pengukuran waktunya.
-
Amati, ukur dan catat waktu yang dibutuhkan oleh operator untuk menyelesaikan elemen-elemen kerja tersebut.
-
Tetapkan jumlah siklus kerja yang harus diukur dan dicatat.
-
Tetapkan rate performans dari operator saat melaksanakan aktivitas kerja yang diukur dan dicatat waktunya. Rate performans ini ditetapkan untuk setiap elemen kerja yang ada dan hanya ditujukan untuk performans operator.
-
Setiap waktu pengamatan berdasarkan performans yang ditunjukkan oleh operator tersebut sehingga akhirnya akan diperoleh waktu kerja normal.
-
Tetapkan waktu longgar (allowance) guna memberikan fleksibilitas. Waktu longgar yang akan diberikan ini guna menghadapi kondisi-kondisi seperti kebutuhan personil yang bersifat pribadi, faktor kelelahan dan lain-lainnya.
-
Tetapkan waktu standar.
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Setelah dilakukan pengukuran pendahuluan, terdapat tiga hal yang harus dijalankan, yaitu : 1. Menguji Keseragaman Data Secara teoritis, menguji keseragaman data adalah pekerjaan yang berdasarkan teori-teori statistik tentang peta-peta kontrol yang biasanya digunakan dalam melakukan pengendalian kualitas di pabrik-pabrik atau tampat kerja lain. Pengukuran waktu kerja dilakukan terhadap sistem kerja yang dipandang telah baik. Namun seringkali bahkan operator atau pekerja tidak mengetahui terjadinya perubahan-perubahan dalam sistem kerja. Perubahan merupakan suatu yang wajar, karena suatu sistem kerja tidak dapat dipertahankan tetap harus terus menerus pada keadaan yang tepat sama. Keadaan sistem selalu berubah dapat diterima, asalkan perubahannya adalah memang sepantasnya terjadi. Akibat perubahan sistem
kerja, waktu penyelesaian yang dihasilkan sistem
selalu berubah-ubah, namun harus dalam batas kewajaran atau seragam. Mendapatkan data yang seragam adalah yang menjadi tugas pengukur, Ketidakseragaman data dapat terjadi tanpa disadari, sehingga dibutuhkan suatu alat yang dapat mendeteksi. Batas-batas kontrol yang dibentuk dari data, merupakan batas seragam tidak data. Data dikatakan seragam bila berada diantara kedua batas kontrol, dimana data berasal dari sistem sebab yang sama. Data dikatakan tidak seragam, yaitu berasal dari sistem sebab yang berbeda, jika berasa di luar batas kontrol. Data yang telah diperoleh dari pengukuran waktu kerja, sebelum digunakan untuk perhitungan selanjutnya, lebih dahulu diadakan pengontrolan atau pengujian terhadap keseragaman data. Pengujian keseragaman data ini, diteliti dengan peta kontrol.
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Langkah-langkah dalam pengujian keseragaman data, yaitu : a. Menghitung harga rata-rata data hasil pengamatan
X =
∑ Xi n
b. Menentukan batas kontrol atas (BKA) dan batas kontrol bawah (BKB). Untuk tingkat kepercayaan 95% dan tingkat ketelitian 5% adalah : BKA = X + kσ ,
BKB = X – kσ
Dimana : σx =
σ n
(∑ Xj − Xi )
2
σ =
N −1
Keterangan : Xi =
Besarnya waktu penyelesaian yang teramati selama pengukuran pendahuluan yang dilakukan
N = Jumlah data ΣX = Jumlah dari harga rata-rata group Σx = Standar deviasi dari distribusi n = Banyaknya pengukuran yang dilakukan 2. Menghitung Jumlah Pengukuran yang Sebenarnya Diperlukan Untuk menentukan jumlah pengukuran waktu kerja yang sebenarnya diperlukan, dipergunakan rumus : 40 N ( Xi 2 ) − ( Xi )2 ∑ ∑ ' N= ∑ Xi
2
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Dengan catatan rumus diatas adalah untuk tingkat ketelitian 5% dan tingkat keyakinan 95%. 3. Bila jumlah pengukuran belum mencukupi Jika diperoleh dari pengujian tersebut ternyata N' > N, maka diperlukan pengukuran tambahan, tapi jika N' < N maka data pengukuran sudah mencukupi.
3.14. Tahapan Penentuan Waktu Normal Di dalam menentukan waktu normal, harus diperhitungkan faktor penyesuaian atau rating factor (Rf). Rating factor ini diperhitungkan jika pengukur berpendapat bahwa operator bekerja dengan kecepatan yang tidak wajar, sehingga hasil perhitungan waktu perlu disesuaikan akan dinormalkan lebih dahulu, untuk memperoleh waktu siklus rata-rata yang wajar. Jika pekerja atau operator bekerja secara wajar, maka rating factor (Rf) sama dengan satu (Rf=1) , artinya waktu siklus rata-rata sudah normal. Jika pekerja lambat, maka rating factor (Rf<1) dan sebaliknya (Rf>1) bila pekerja bekerja dengan cepat. Perhitungan rating factor dilakukan dengan membandingkan nilai penyesuaian seorang operator atau pekerja yang diamati dan diukur dengan nilai penyesuian seorang operator atau pekerja yang bekerja secara normal. Cara-cara untuk menentukan rating factor adalah : a.
Cara Persentase Rating factor cara persentase sepenuhnya ditentukan oleh pengukur melalui
pengamatannya. Pengukur menentukan harga (p) yang menurut pendapatnya akan menghasilkan waktu normal bila harga ini dikalikan dengan waktu siklus. Terlihat sekilas bahwa rating factor cara ini diselesaikan dengan sangat sederhana. Hal ini
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
menunjukkan bahwa cara yang dilakukan merupakan cara yang paling mudah, namun segera tampak adanya kekurangan dalam ketelitian pengukur, sebagai akibat kasarnya penilaian.
b.
Cara Shumard Cara kedua dalam menentukan factor penyesuaian ini adalah Memberikan
patokan-patokan penilaian melalui kelas-kelas kinerja kerja dimana setiap kelas mempunyai nilai-nilai tersendiri. Pengukur diberi patokan untuk menilai performance kerja dari operator menurut kelas-kelas tertentu. Perhitungan rating factor dilakukan dengan membandingkan performance seorang operator atau pekerja yang diamati dan diukur dengan performace seorang operator atau pekerja normal. Hasil perbandingan inilah yang menjadi rating factor. Waktu normal akan diperoleh dengan mengalikan harga rating factor dengan waktu terpilih. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.2. tabel penyesuaian menurut cara schumard.
Tabel 3.2. Tabel Penyesuaian Menurut Cara Shumard Kelas Super fast Fast + Fast Fast Excellent Good + Good Good Normal Fair + Fair Fair Poor
Penyesuaian (%) 100 95 90 85 80 75 70 65 60 55 50 45 40
Sumber: Buku “Teknik Perancangan Sistem Kerja“ Sutalaksana, I. Z, dkk,2006
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
3. Cara Westinghouse Cara yang dilakukan oleh Westinghouse ini mengarahkan penilaian pada empat faktor yang dianggap menentukan kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja, yang disebut dengan westing house factor, yaitu: 1. Keterampilan 2. Usaha 3. Kondisi kerja 4. Konsistensi Keterampilan atau skill didefenisikan sebagai kemampuan mengikuti cara kerja yang akan ditetapkan. Latihan dapat meningkatkan keterampilan, tetapi hanya sampai ketingkat tertentu saja, tingkat mana merupakan kemampuan maksimal yang dapat diberikan pekerja yang bersangkutan. Keterampilan dapat juga menurun bila telah terlampau lama tidak menangani pekerjaan tersebut, atau karena sebab-sebab lain seperti karena kesehatan yang terganggu, pengaruh lingkungan social dan sebagainya. Untuk keperluan penyesuaian keterampilan dibagi menjadi enam kelas dengan ciri-ciri dari setiap kelas seperti yang dikemukakan berikut ini:
SUPER SKILL: 1. Secara bawaan cocok sekali dengan pekerjaannya. 2. Bekerja dengan sempurna 3. Tampak seperti telah terlatih dengan sangat baik
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
4. Gerakan-gerakannya halus tetapi sangat cepat sehingga
sulit
untuk diikuti. 5. kadang-kadang terkesan tidak berbeda dengan gerakan-gerakan mesin. 6. Perpindahan dari satu elemen pekerjaan keelemen lainnya tidak terlampau terlihat karena lancarnya. 7.
Tidak
terkesan
adanya
gerakan-gerakan
berpikir
dan
merencankan tentang apa yang dikerjakan (sudah sangat otomatis) 8. Secara
umum
dapat
dikatakan
bahwa
pekerja
yang
bersangkutan adalah pekerja yang baik. EXELLENT SKILL: 1. Percaya pada diri sendiri 2. Tampak cocok dengan pekerjaannya 3. Terlihat telah terlatih baik 4. Bekerjanya teliti dengan tidak banyak melakukan pengukuranpengukuran atau pemeriksaan-pemeriksaan. 5. Gerakan-gerakan kerjanya beserta urutan-urutannya dijalankan tanpa kesalahan. 6. Menggunakan peralatan yang baik 7. Bekerjanya cepat tanpa mengorbankan mutunya. 8. Bekerjanya cepat tetapi halus. 9. bekerja berirama dan terkoodinasi.
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
GOOD SKILL: 1. Kualitas hasil baik 2. Bekerjanya tampak lebih baik daripada kebanyakan pekerjaan pada umumnya 3. Dapat memberi petunjuk-petunjuk pada pekerja lain yang keterampilannya labih rendah. 4. Tampak jelas sebagai pekerja yang cakap. 5. Tidak memerlukan banyak pengawasan. 6. Tiada keragu-raguan 7. bekerjanya stabil 8. gerakan-gerakannya terkordinasi dengan baik 9. gerakan-gerakannya cepat
AVERAGE SKILL: 1. Tampak adanya kepercayaan pada diri sendiri 2. Gerakannya cepat tapi tidak lambat 3. Terlihat adanya pekerjaan-pekerjaan yang perencanaan 4. Tampak sebagai pekerja yang cakap 5. Gerakan-gerakannya cukup menunjukkan tiada keraguanraguan 6. Mengkoordinasi tangan dan pikiran dengan cukup baik. 7. Tampak cukup terlatih dan karenanya mengetahui seluk beluk pekerjaannya. 8. Bekerjanya cukup teliti
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
9. Secara keseluruhan cukup memuaskan.
FAIR SKILL: 1. Tampak terlatih tetapi belum cukup baik. 2. Mengenal peralatan dan lingkungan secukupnya 3. Terlihat
adanya
perencanaan-perencanaan
sebelum
melakukan gerakan 4. Tidak mempunyai kepercayaan diri yang cukup 5. Tampaknya seperti tidak cocok dengan pekerjaannya tetapi telah ditempatkan dipekerjaan itu sejak lama. 6. Mengetahui apa yang dilakukan dan harus dilakukan tetapi tampak tidak selalu yakin. 7. Sebagian waktu terbuang karena kesalahan-kesalahan sendiri. 8. Jika tidak bekerja sungguh-sungguh outptunya akan sangat rendah. 9. Biasanya tidak ragu-ragu dalam menjalankan gerakangerakannya.
POOR SKILL: 1. Tidak bisa mengkoordinir tangan dan pikiran 2. Gerakan-gerakannya kaku 3. Kelihatan ketidakyakinannya pada urut-urutan gerakan 4. Seperti yang tidak terlatih untuk pekerjaan yang bersangkutan 5. tidak terlihat adanya kecocokan dengan pekerjaannya
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
6. Ragu-ragu dalam menjalankan gerakan-gerakan kerja 7. Sering melakukan kesalahan-kesalahan 8. Tidak adanya kepercayaan diri sendiri. 9. Tidak bisa mengambil inisiatif sendiri. Secara keseluruhan tampak pada kelas-kelas di atas bahwa yang membedakan kelas keterampilan seseorang adalah keragu-raguan, ketelitian gerakan, kepercayaan diri, koordinasi, irama gerakan. Dengan demikian pengukur akan lebih terarah dalam menilai kewajaran pekerja dilihat dari segi keterampilannya. Usaha atau effort cara westinghouse membagi membagi kelas-kelas. Yang dimaksud dengan usaha adalah kesungguhan yang ditunjukkan atau diberikan operator ketika melakukan pekerjaannya. Berikut ini ada enam kelas usaha dengan ciri-cirinya. EXCESSIVE EFFORT: 1. Kacapaian sangat berlebihan 2. Usahanya
sangat
bersungguh-sungguh
tetapi
dapat
membahayakan kesehatannya 3. Kecepatan yang ditimbulkannya tidak dapat dipertahankan sepanjang hari kerja.
EXELENT EFFORT: 1. Jelas terlihat kecepatan kerjanya yang tinggi 2. Gerakan-gerakan lebih ekonomis daripada operator-operator biasa. 3. Penuh perhatian pada pekerjaannya 4. Banyak memberi saran-saran
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
5. Menerima saran-saran dan petunjuk dengan senang 6. Percaya kepada kebaikan maksud pengukuran waktu 7. Tidak dapat bertahan lebuh dari beberapa hari 8. Bangga atas kelebihannya 9. Gerakan-gerakan yang salah terjadi sangat jarang sekali 10. Bekerjanya sistematis 11. Karena lancarnya, perpindahan dari suatu elemen ke elemen lain tidak terlihat.
GOOD EFFORT: 1. Bekerja berirama 2. saat-saat menganggur sangat sedikit, bahkan kadang-kadang tidak ada. 3. Penuh perhatian pada pekerjaannya. 4. Senang pada pekerjaannya. 5. Kecepatannya baik dan dapat dipertahankan sepanjang hari. 6. Percaya pada kebaikan maksud pengukuran waktu 7. Menerima saran-saran dan petunjuk-petunjuk dengan senang 8. dapat memberi saran-saran untuk perbaikan kerja. 9. Tempat kerjanya diatur baik dan rapi 10. Menggunakan alat-alat yang tepat dengan baik 11. Memelihara dengan baik kondisi peralatan.
AVERAGE EFFORT:
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
1. Tidak sebaik good, tetapi lebih baik dari poor 2. Bekerja dengan stabil 3. Menerima saran-saran tetapi tidak melaksanakannya 4. Set up dilaksanakan dengan baik 5. Melakukan kegiatan-kegiatan perencanaan
FAIR EFFORT: 1. Saran-saran perbaikan diterima dengan kesal 2. Kadang-kadang perhatian tidak ditujukan pada pekerjaannya 3. Kurang sungguh-sungguh 4. Tidak mengeluarkan tenaga dengan secukupnya. 5. Terjadi sedikit penyimpangan dari cara kerja baku. 6. Alat-alat yang dipakainya tidak selalu yang terbaik 7. Terlihat adanya kecenderungan kurang perhatian pada pekerjaannya. 8. Terlampau hati-hati 9. Sistematika kerjanya sedang-sedang saja 10. Gerakan-gerakannya tidak terencana.
POOR EFFORT: 1. Banyak membuang-buang waktu 2. Tidak memperhatikan adanya minat bekerja. 3. Tidak mau menerima saran-saran 4. Tampak malas dan lambat bekerja
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
5. Melakukan
gerakan-gerakan
yang
tidak
perlu
untuk
mengambil alat-alat dan bahan-bahan. 6. Tempat kerjanya tidak diatur rapih 7. Tidak perduli pada cocok/baik tidaknya peralatan yang dipakai 8. Mengubah-ubah tata letak tempat kerja yang telah diatur 9. Set up kerjanya terlihat tidak baik. Yang dimaksud dengan kondisi kerja atau conditional pada cara westinghouse adalah kondisi fisik lingkungannya seperti keadaan pencahayaan, temperatur dan kebisingan ruangan. Kondisi kerja dibagi menjadi enam kelas ideal, excellent, good, average, fair, dan poor. Kondisi yang ideal tidak selalu sama bagi setiap pekerjaan karena berdasarkan karakteristiknya masing-masing
pekerja membutuhkan kondisi ideal sendiri-sendiri.
Suatu kondisi yang dianggap untuk suatu aktivitas dapat saja dirasakan sebagai fair atau bahkan poor bagi pekerjaan yang lain. Pada dasarnya kondisi ideal adalah kondisi yang paling cocok untuk pekerjaan yang bersangkutan, yaitu yang memungkinkan performance maksimal dari pekerjaan. Sebaiknya kondisi poor adalah kondisi lingkungan yang tidak membantu jalannya pekerjaan bahkan sangat menghambat pencapaian performance yang baik. Konsistensi perlu diperhatikan karena kenyataan bahwa pada setiap pengukuran waktu angka-angka yang dicatat tidak pernah semuanya sama, waktu penyelesaian yang ditunjukkan pekerja selalu berubah-ubah dari satu siklus ke siklus lainnya, dari jam ke jam, dari hari ke hari. Selama ini masih dalam batas kewajaran masalah tidak timbul, tetapi jika variabilitasnya tinggi maka hal tersebut harus diperhatikan.
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Konsistensi dibagi atas enam kelas yaitu : Perfect, Excellent, Good, Average, Fair dan Poor. Seseorang bekerja perfect adalah yang dapat bekerja dengan waktu penyelesaian yang boleh dikatakan tetap dari saat ke saat. Konsistensi rata-rata atau average adalah bila selisih antara waktu penyelesaian dengan rata-ratanya tidak besar. Konsistensi poor terjadi apabila waktu penyelesaiannya berselisih jauh dari rata-rata secara acak. Angka-angka yang diberikan bagi setiap kelas dari faktor diatas (nilai westinghouse factor) akan dijelaskan pada Tabel 3.3. berikut ini. Tabel 3.3. Westinghouse Factor Factor Skill
Kelas Super skill Excellent Good Average Fair Poor
Usaha
Excessive Excellent Good Average Fair Poor
Lambang A1 A2 B1 B2 C1 C2 D E1 E2 F1 F2
Penyesuaian (%) +0,15 +0,13 +0,11 +0,08 +0,06 +0,03 0,00 -0,05 -0,01 -0,16 -0,22
A1 A2 B1 B2 C1 C2 D E1 E2 F1 F2
+13 +12 +10 +0,08 +0,05 +0,02 0,00 -0,04 -0,08 -0,12 -0,17
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Condition
Ideal Excellent Good Average Fair Poor
A B C D E F
+0,06 +0,04 +0,02 0,00 -0,03 -0,07
Consistency
Perfect Excellent Good Average Fair Poor
A B C D E F
+0,04 +0,03 +0,01 0,00 -0,03 -0,04
Sumber Buku Teknik Perancangan system Kerja
4. Cara Objektif Cara objektif adalah cara menentukan rating factor yang memperhatikan dua faktor yaitu faktor kecepatan kerja dan faktor tingkat kesulitan pekerjaan. Kedua faktor inilah yang dipandang secara bersama-sama menentukan berapa besarnya harga (p) untuk mendapatkan waktu normal. Kecepatan kerja adalah kecepatan dalam melakukan penilaian tentang kewajaran kecepatan yang ditunjukkan oleh operator. Rating factor diterapkan pada waktu terpilih atau dalam hal ini adalah waktu siklus operasi untuk mendapatkan waktu normal. Formula perhitungan waktu normal adalah sebagai berikut : Waktu normal =
ratingdalampersen 100
Wn= t x (Rf) t = Waktu terpilih 3.15. Menentukan Allowance Dalam menentukan waktu baku, diperlukan besarnya kelonggaran (allowance). Kelonggaran diberikan untuk tiga hal, yaitu untuk kebutuhan pribadi, menghilangkan
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
rasa letih (fatique) dan hambatan-hambatan lain yang tidak terhindarkan. Ketiga hal tersebut merupakan hal yang nyata dibutuhkan oleh pekerja dan selama pengukuran tidak diamati, tidak diukur, tidak dicatat ataupun tidak dihitung.
3.16. Perbaikan Metode Kerja Mendapatkan metode kerja yang lebih baik dari metode kerja yang telah ada atau memiliki satu metode kerja dari beberapa metode kerja yang diajukan merupakan salah satu hal yang ingin dicapai dengan mempelajari teknik tata cara kerja. Kemampuan untuk dapat membentuk atau menciptakan cara-cara kerja yang baik merupakan kebutuhan utama dalam kegiatan diatas yaitu mencari satu metode kerja yang baik dari yang lainnya, karena dari alternatif-alternatif cara-cara kerja yang baik diadakannya pemilihan tersebut dan bukan dari cara kerja yang dibentuk dengan sembarangan. Metode kerja yang dimaksud disini adalah suatu metode dimana komponenkomponen kerja seperti manusia (operator), peralatan dan fasilitas kerja lainnya, material serta lingkungan kerja fisik akan berinteraksi. Perbaikan metode kerja berisi prinsip-prinsip untuk mendapatkan perbaikan sistem kerja yang efisien dari sistem kerja yang telah ada. Untuk dapat memperbaiki sistem kerja yang baik, seorang perancang kerja harus dapat menguasai dan mengendalikan faktor-faktor yang membentuk metode kerja. Faktor-faktor dapat dilihat dalam kelompok besarnya terdiri dari pekerja, peralatan, serta lingkungannya. Dengan demikian diharapakan para perancang kerja dapat menyusun metode kerja yang terdiri dari gerakan-gerakan yang baik, yaitu gerakan memberikan hasil kerja yang baik.
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Dari hal diatas jelas bahwa didalam memperbaiki suatu metode kerja ada empat macam komponen metode kerja yang harus dipelajari guna memperoleh kerja yang sebaik-baiknya meliputi: 1.
Komponen Material Bagaimana cara menempatkan material, jenis material yang mudah diproses dan lain-lain. Material yang dimaksud disini meliputi bahan baku, produk jadi, limbah dan sebagainya.
2.
Komponen Manusia Bagaimana sebaiknya ukuran badan atau postur orang pada saat kerja berlangsung agar mampu memberikan gerakan-gerakan kerja yang efektif dan efisien.
3.
Komponen Mesin Bagaimana desain dari mesin atau peralatan kerja lainnya, apakah sesuai dengan prinsip ekonomi.
4.
Komponen Lingkungan Kerja Bagaimana kondisi lingkungan kerja
fisik
tempat
operasi tersebut
dilaksanakan.
3.17. Prosedur Perbaikan Metode Kerja Adapun prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh guna memperoleh hasil dari perbaikan metode kerja yang sebaik-baiknya, yaitu: 1. Identifikasi operasi kerja yang harus diamati dan dipelajari. Kumpulkan semua data dan fakta yang ada terutama yang berkaitan dengan komponen-komponen yang terlibat di dalam metode kerja.
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
2. Apabila diperlukan maka dapat masukan data dari pekerja ataupun pengawas langsung, terutama untuk pekerjaan yang telah berlangsung lama. 3. Buat usulan metode kerja baru yang dianggap lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan metode kerja sebelumya. 4. Buat beberapa alternatif untuk ini dan pilih alternatif yang terbaik, yaitu alternatif metode kerja yang mampu memberikan kesederhanaan prosedur yang harus ditempuh, kemudian dan kenyamanan pelaksanaan kerja, serta yang lebih singkat.
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ilmiah merupakan suatu proses yang terkait dan tersusun secara sistematis. Rangkaian suatu proses penelitian tersebut disusun dalam prosedur yang berisi tahapan-tahapan yang merupakan bagian yang menentukan untuk tahapan yang selanjutnya. Dalam proses penelitian ilmiah dibutuhkan beberapa syarat, yaitu pemahaman konsep dasar ilmu pengetahuan dan penguasaan metode penelitian. Metode yang dipilih berhubungan erat dengan prosedur, alat, serta disain penelitian yang digunakan.
4.1.
Tempat dan Waktu Penelitian Kebun Gunung Para adalah salah satu kebun milik PT. Perkebunan Nusantara III
terletak di kecamatan Dolok Merawan Kabupaten Serdang Bedagai Propinsi Sumatera Utara. Dimana jarak perusahaan ini
± 112 km dari Medan. Adapun penelitian ini
dilakukan mulai pada bulan Pebruari 2009 sampai Mei 2009.
4.2.
Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang dibuat untuk pemecahan masalah sebagai berikut
adalah :
4.2.1 Dilakukan Studi Literatur
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Pada tahapan ini pemahaman dilakukan dengan mempelajari buku-buku referensi dan hasil penelitian yang sebelumnya pernah dilakukan oleh orang lain. Tujuannya adalah untuk
mendapatkan
landasan teori mengenai masalah
merancang sistem kerja yang mencakup studi gerakan, peta tangan kiri dan tangan kanan, dan perbaikan metode kerja. Teori merupakan pijakan bagi Penulis untuk memahami persoalan yang diteliti dengan benar dan sesuai dengan kerangka berpikir ilmiah.
4.2.2 Pengumpulan Data Adapun pengumpulan data yang digunakan dapat dilihat dibawah ini: a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh dari pengamatan dan penelitian secara langsung di lapangan. Pengumpulan data primer ini dilakukan dengan jalan mengamati secara langsung di pabrik dan meminta keterangan serta mewawancarai karyawan yang terlibat langsung secara operasional. 1. Data Pengukuran Waktu Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati dan mencatat waktu kerja baik setiap elemen ataupun siklus dengan menggunakan alat-alat yang telah disiapkan. 2. Data Pengukuran Letak Fasilitas Kerja Pengukuran letak Fasilitas Kerja kerja sangat perlu dihitung untuk memperbaiki tata letak peralatan kerja dengan baik. 3. Metode yang digunakan
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data, diperoleh dari pengamatan langsung pada objek penelitian dan mengukur waktu siklus serta melakukan wawancara langsung kepada karyawan di bagian proses sortasi rubber smoke sheet dilakukan. 4. Elemen-Elemen Gerakan Kerja Hasil pengamatan langsung dari gerakan yang dilakukan oleh operator dalam proses sortasi rubber smoke sheet. Yang perlu dicatat dalam membuat Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan ialah elemen-elemen pekerjaan yang terjadi harus cukup besar, sehingga bisa diatur.
b. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari penelusuran pustaka dan informasi ataupun data dari perusahaan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian ini. Data yang diperoleh antara lain : - Sejarah dan gambaran umum perusahaan - Organisasi dan manajemen - Tenaga kerja, jam kerja dan sistem pengupahan tenaga kerja - Kegiatan proses produksi
4.2.3 Pengolahan Data Data yang diperoleh dari pengumpulan data, selanjutnya diolah untuk mendapatkan suatu gambaran mengenai usulan perbaikan metode kerja berdasarkan tata letak faslitas kerja yang lama, elemen-elemen gerakan kerja yang lama. Pengolahan data tersebut dilakukan dengan cara :
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
a. Mengatur/menyusun fasilitas kerja. b. Mengeliminasi
elemen
gerakan
kerja
yang
tidak
produktif
dan
mengkombinasikan elemen gerakan kerja, sehingga diperoleh penyeimbangan beban dan gerakan kerja tangan kiri dan tangan kanan. Hasil perbaikan metode kerja ini dapat ditunjukkan dengan perbedaan waktu siklus kegiatan antara metode lama dengan metode baru (hasil perbaikan).
4.2.4 Analisa dan Evaluasi Data hasil dari tahap-tahap sebelumnya diinterpretasikan sehingga diperoleh kesimpulan hasil akhir dari pemecahan masalah. Berdasarkan perbaikan dengan metode kerja dan tangan kiri dan tangan kanan dapat dianalisa perbandingan antara waktu siklus sortasi sheet yang sekarang dengan letak fasilitas kerja usulan meka menghasilkan waktu siklus yang lebih singkat.
4.2.5 Kesimpulan dan Saran Berdasarkan dari hasil analisis data, pengolahan data dan pembahasan hasil yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan mengenai permasalahan yang diteliti. Kesimpulan ini akan berguna untuk lebih meningkatkan produktivitas kerja operator. Dari kesimpulan yang diambil, Penulis mencoba memberikan saran-saran yang bermanfaat bagi PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para khususnya di bagian sortasi. 4.3.
Rancangan Metodologi Penelitian
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan deskriptif. Rancangan ini bertujuan untuk menggambarkan tentang suatu keadaan secara objektif dalam memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi.
4.4.
Objek Penelitian Objek penelitian adalah metode kerja di bagian sortasi Rubber Smoke
Sheet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para.
4.5.
Variabel Penelitian Menurut hubungan antara satu variable dengan variable yang lain, dimana
variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian. Variabel-variabel penelitian dibagi atas dua jenis yaitu:
1.
Variabel Independent (variabel bebas, sebab mempengaruhi) Variabel bebas merupakan variabel stimulus atau variabel yang mempengaruhi variabel lain. variabel bebas untuk penelitian ini adalah perbaikan metode kerja, banyaknya waktu yang dibutuhkan operator dalam melakukan pekerjaannya, jarak dan letak antara peralatan dengan operator.
2.
Variabel Dependent ( Variabel Tergantung ) Variabel tergantung adalah variabel yang memberikan reaksi respon jika dihubungkan dengan variabel bebas. Variabel tergantung pada penelitian ini adalah peta tangan kiri dan tangan kanan untuk memperbaiki metode kerja.
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
4.6.
Instrumen Penelitian Didalam penelitian dibutuhkan alat-alat yang mendukung kualitas data dan hasil,
yang diperoleh dari hasil penelitian yaitu : a. Alat tulis yang digunakan untuk mencatat keterangan yang diperoleh dalam melakukan penelitian. b. Stop watch yang digunakan untuk mengukur waktu siklus c. Meter yang digunakan untuk mengukur jarak letak fasilitas kerja dengan operator.
4.7.
Analisa Data Pengolahan data yang digunakan adalah dengan menggunakan metode
kerja tangan kiri dan tangan kanan, yang dilakukan dengan pembagian elemen kegiatan kerja dan perbaikan
tata letak fasilitas kerja. Secara garis besar,
prosedur yang akan dilakukan dapat dilihat pada Gambar 4. 1
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Studi Pendahuluan
Identifikasi dan Perumusan Masalah
Studi Literatur - Studi Ergonomi, Studi Gerakan - Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan - Prinsip-Prinsip Ekonomi Gerakan - Metode Kerja, Perbaikan Metode Kerja dan prosedur metode kerja.
Studi Lapangan - Melakukan Pengamatan Langsung - Pencatatan secara langung dan sistematis - Pengukuran langsung - Wawancara
Pengumpulan Data
Data Primer - Data Pengukuran Waktu - Data Pengukuran Letak Fasilitas Kerja - Metode Kerja Yang digunakan - Data Elemen-Elemen Gerakan Kerja
Data Sekunder - Data Sejarah dan Gambaran Umum Perusahaan - Organisasi dan Manajemen - Tenaga Kerja, Jam Kerja dan Sistem Pengupahan Tenaga Kerja - Data Kegiatan Proses Produksi
Pengolahan Data - Perhitungan Pengukuran Waktu
- Waktu Standar (Ws) = Wn x
100% 100% − % Allowance
- Penentuan Rating factor - Penentuan Allowance - Waktu normal (Wn) = t x Rf Analisa dan Evaluasi - Membandingkan antara metode kerja yang lama dengan yang baru/usulan. - Memberikan usulan mengenai langkah-langkah perbaikan yang dapat dilakukan. Kesimpulan dan Saran
Gambar 4.1 Blok Diagram Metodologi Penelitian
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Pengolahan Data
Pengukuran Waktu dan Gerakan Kerja
a. Uji Keseragaman Data dan Kecukupan Data - Keseragaman Data Standar Deviasi : σ =
∑ (x − X )
2
i
N −1
b. Kecukupan Data
40 N (∑ Xi 2 ) − (∑ Xi ) 2 ’ N = Xi ∑
2
N’ < N
Penilaian Rating Faktor Operator Penentuan Allowance
Penentuan Waktu Normal Wn = t x Rating factor
Penentuan Waktu Standard Ws = Wn x
100% 100% − % Allowance
Gambar 4.2 Blok Diagram Pengolahan Data
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1. Metode Pengumpulan Data 5.1.1 Pengukuran waktu Pengamatan di lapangan dengan melihat dan mengamati letak fasilitas, peralatan kerja, postur tubuh dan gerakan-gerakan yang dilakukan oleh operator untuk menyelesaikan pekerjaannya. Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan langsung di lapangan dan melakukan wawancara kepada operator. Pengamatan di lapangan juga mencatatat setiap elemen gerakan yang dilakukan operator sesuai dengan urutan elemen gerakan. Di bagian sortasi, pekerja terdiri dari enam orang dan yang diamati berjumlah dua orang diantaranya berjenis kelamin pria dan wanita. Karena dipengaruhi oleh perbedaan posisi dan peralatan kerja maka masing-masing operator berbeda sehingga elemen-elemen gerakan dan waktu siklus penyelesaian juga berbeda.
5.1.2. Letak Fasilitas Kerja Pengamatan dan pengukuran waktu dilakukan pada dua orang operator. Kedua operator di bagian sortasi rubber smoke sheet ini memiliki fasilitas kerja yang berbedabeda. Letak fasilitas kerja yang digunakan dalam proses sortasi rubber smoke sheet dapat dilihat pada Lampiran IV.
Tabel 5.1. Peralatan yang digunakan dalam proses sortasi rubber smoke sheet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
No.
Nama Peralatan/ Bahan
1.
Pisau
Fungsi Untuk memotong bagian yang cacat dari lembaran sheet.
2.
Keranjang cutting
3.
Kereta Sorong
Sebagai tempat cutting dikumpulkan sebagai alat untuk membawa/memindahkan sheetsheet ke pengepakan.
4.
Sheet
5.
Meja Sortasi
Lembaran rubber smoke sheet yang akan disortasi. Sebagai tempat sheet di periksa dan dipisahkan.
5.1.1.1. Letak Fasilitas Kerja Operator Operator pertama memisahkan dan memeriksa rubber smoke sheet. Sheet–sheet dipisahkan di atas meja sortasi tepatnya berada di depan operator. Letak sheet-sheet berada di belakang operator dengan jarak 55 cm. Posisi operator adalah berdiri. Letak dapat dilihat pada Gambar 5.1 di lampiran IV.
5.1.1.2. Letak Fasilitas kerjaOperator Kedua (kondisi awal) Operator kedua mengangkat sheet-sheet ke kereta sorong apabila sheet-sheet sudah selesai disortasi kemudian membawa sheet-sheet yang berada di atas kereta sorong tersebut ke bagian pengepakan. Operator kedua melakukan kegiatannya di atas lantai dengan postur membungkuk lalu berdiri. Operator melakukan pekerjaannya secara berpindah-pindah dan tidak pada satu tempat. Jarak antara operator dengan kereta sorong 95 cm.
5.1.3. Uraian Kegiatan Kerja 5.1.3.1 Uraian Kegiatan Operator Pertama
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
-
Memindahkan Sheet ke meja sortasi Kegiatan ini dilakukan untuk memindahkan sheet dari meja tumpukan sementara ke meja sortasi. Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan tangan. Sikap operator berdiri dan membungkuk.
-
Memeriksa Sheet. Kegiatan ini untuk memeriksa lembaran sheet dari kotoran-kotoran yang ada di lembaran sheet dengan bantuan cahaya dari kaca susu. Apabila ada kotoran yang melekat pada sheet operator dapat menggunakan pisau yang sudah disiapkan untuk membuang kotoran dari lembaran sheet. Potongan sheet yang sudah dipotong dari lembaran sheet disebut cutting. Sikap kerja operator adalah berdiri. Cutting dikumpulkan kedalam keranjang yang berada di sebelah kiri operator dengan menggunakan tangan. Sikap kerja operator berdiri. Setelah proses memeriksa selesai maka sheet diletakkan di tempat sheet berdasarkan jenisnya.
5.1.3.2 Uraian Kegiatan Operator Kedua -
Membawa sheet-sheet ke pengepakan. Kegiatan yang dilakukan operator ini memindahkan sheet-sheet yang sudah selesai diperiksa dari meja sortasi ke dalam Kereta sorong. Operator memindahkan dengan menggunakan tangan. Sikap operator berdiri dan membungkuk. Kemudian kegiatan yang terakhir adalah membawa sheet dengan menggunakan kereta sorong.
5.1.4 Pemetaan Elemen-Elemen Gerakan Kerja Operator
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Pemetaan elemen-elemen gerakan kerja operator terhadap kedua operator pada bagian sortasi rubber smoke sheet dilakukan dengan menggunakan peta kerja tangan kiri dan tangan kanan. Pemetaan elemen-elemen pekerjaan yang terjadi harus cukup besar sehingga bisa diukur.
5.1.4.1 Pemetaan Elemen-Elemen Gerakan Kerja Operator Pertama Pemetaan elemen-elemen gerakan dilakukan untuk mengamati dan mengukur gerakan-gerakan yang dilakukan oleh operator pertama pada bagian sortasi. Sampai saat ini untuk membuat peta kerja tangan kiri dan tangan kanan tidak ada suatu aturan yang menetapkan bagian mana dari satu siklus kerja tersebut, yang akan dipakai sebagai titik permulaan dalam peta. Berikut ini akan diuraikan penggunaan peta tangan kiri dan tangan kanan untuk mengukur dan menganalisa gerakan operator pertama yang dapat dilihat pada Tabel 5.2 berikut.
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Tabel 5. 2
Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Untuk Elemen Kegiatan Membawa sheet-sheet ke meja sortasi dari meja sementara. Operator 1 (sekarang) PETA TANGAN KIRI TANGAN KANAN Pekerjaan
:
Membawa sheet ke meja sortasi dari meja sementara. Sekarang/Usulan Operator Dipetakan Oleh
:
:
Sekarang
:
Ibu Sinaga
Wan jun even (080423066)
Tanggal Dipetakan :
22 Juni 2009
Gambar Layout :
Gambar di Lampiran IV
Tangan Kiri
Menjangkau Memilih
dan
Jarak
Waktu
Lambang
Waktu
Jarak
(cm)
(detik)
Therblig
(detik)
(cm)
30
8
8
30
lembar
RE
RE
ST
ST
Tangan Kanan
Menjangkau Memilih
dan lembar
sheet yang berada
sheet yang berada di
di
penumpukan
penumpukan sheet
sheet sementara.
sementara.
Memegang sheet
-
2
G
G
2
-
Memegang sheet
Menunggu
-
1.37
D
D
1.37
-
Menunggu
55
5
M
M
5
55
Membawa sheet ke
Membawa sheet ke
meja sortasi Meletakkan sheet di
meja sortasi 30
4.2
meja sortasi 115
20.57
P
P
4.2
RL
RL
30
Meletakkan sheet di meja sortasi
20.57
115 Ringkasan
Waktu tiap siklus Jumlah produk tiap siklus Waktu untuk membuat satu produk
: 20.57 detik : 1 unit : 20.57 detik
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Tabel 5. 3.
Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Untuk Elemen Kegiatan Memeriksa sheet pada Operator 1 (sekarang) PETA TANGAN KIRI TANGAN KANAN Pekerjaan
:
Memeriksa sheet
Sekarang/Usulan Operator Dipetakan Oleh
:
: :
Sekarang Ibu Sinaga
Wan jun even (080423066)
Tanggal Dipetakan :
22 Juni 2009
Gambar Layout :
Gambar di Lampiran IV
Tangan Kiri
Memegang sheet
Jarak
Waktu
Lambang
Waktu
Jarak
(cm)
(detik)
Therblig
(detik)
(cm)
-
2
2
-
Memegang sheet
Membawa sheet
RE
RE
G
G
Membawa sheet
20
2
M
M
2
20
Memisahkan sheet
-
8
DA
DA
8
-
Memegang sheet
-
5
H
RL
5
14
Tangan Kanan
Memisahkan sheet Meletakkan sheet di meja sortasi
Memegang sheet
-
3
H
D
3
-
Memegang sheet
-
14
H
RE
14
25
Mengambil pisau
P
G
H
M
7
16
Membawa pisau
I
P
H
U
14.44
-
Memegang sheet
Memegang sheet
-
-
7
14.44
Menunggu
Memotong
sheet dengan
menggunakan pisau Meletakkkan sheet Menunggu
10
3.25
RL
M
3.25
-
-
3.
D
PP
3
15
Memegang pisau Meletakkan pisau di atas meja
Mengambil cutting
15
2
RE
D
2
-
Menunggu
D
3
-
Menunggu
G Membawa
cutting
25
3
M
ke keranjangnya
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Sambungan Tabel 5.3. Meletakkan cutting
-
2
RL
D
2
3
D
D
3
-
Menunggu
ke keranjangnya. Menunggu
Menunggu
Menjangkau sheet
14
2
RE
RE
2
14
Menjangkau sheet
Memegang sheet
-
2
G
G
2
-
Memegang sheet
-
8.3
A
A
8.3
-
Melipat
sheet
Melipat
dengan tangan Membawa sheet Meletakkan
sheet
sheet
dengan tangan 20
5.9
M
M
5.9
20
5
2
RL
RL
2
5
Membawa sheet Meletakkan
sesuai jenisnya
sheet
sesuai jenisnya 109
91.89
91.89
129 Ringkasan
Waktu tiap siklus Jumlah produk tiap siklus Waktu untuk membuat satu produk
: 91.89 detik : 1 unit : 91.89 detik
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Tabel 5. 4.
Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Untuk Elemen Kegiatan Membawa sheet ke Pengepakan pada Operator 2 (sekarang)
PETA TANGAN KIRI TANGAN KANAN Pekerjaan
:
Dipetakan Oleh
Membawa sheet ke pengepakan Sekarang/Usulan
:
Sekarang
Operator
:
Pak Dani
:
Wan jun even (080423066)
Tanggal Dipetakan :
22 Juni 2009
Gambar Layout :
Gambar di Lampiran IV
Tangan Kiri
Menjangkau kereta
Jarak
Waktu
Lambang
Waktu
Jarak
(cm)
(detik)
Therblig
(detik)
(cm)
95
8.3
8.3
95
RE
RE
Tangan Kanan
Mengambil
sorong Memegang
kereta
sorong -
5.4
G
G
5.4
-
Memegang
sorong Membawa sorong
ke
kereta
80
7
M
M
7
80
meja
kereta
kereta sorong
Membawa sorong
ke
sortasi Meletakkan
kereta
kereta meja sortasi
15
2
sorong
P
P
RL
RL
2
15
Meletakkan
kereta sorong
Menunggu
10
2
D
D
2
10
Menunggu
Menjangkau sheet
10
3
RE
RE
3
10
Menjangkau Sheet
Memegang sheet
-
8
G
G
8
-
Menunggu
14
3
D
D
3
14
Menunggu
Membawa sheet ke
15
7
M
M
7
15
Membawa sheet ke
kereta sorong Meletakkan sheet di
kereta sorong 15
5.17
RL
RL
5
15.17
kereta sorong Istirahat sebentar Menjangkau kereta sorong
Memegang sheet
Meletakkan sheet di kereta sheet
-
5
R
R
5
-
15
2
RE
RE
2
15
Istirahat sebentar Menjangkau kereta sorong
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Sambungan Tabel 5.4. Memegang
kereta
-
4.15
G
G
4.15
-
Memegang
sorong
Membawa sorong
kereta
sorong
300
75
M
M
75
300
ke
Membawa sorong
pengepakan Meletakkan
kereta
kereta
kereta ke
pengepakan 15
2
sorong 594
138.39
P
P
2
RL
RL
15
Meletakkan
kereta sorong
138.39
594 Ringkasan
Waktu tiap siklus Jumlah produk tiap siklus Waktu untuk membuat satu produk
: 138.39 detik : 1 unit : 138.39 detik
Pengukuran waktu pengamatan dilakukan di bagian meja sortasi rubber smoke sheet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para dilakukan sebanyak lima belas kali siklus pengamatan. Kelompok ke lima belas data ini ke dalam sub grup yang masingmasing berisi lima data pengukuran yang diperoleh secara berturut-turut. Maka hasil pengukuran waktu kegiatan operator di bagian sortasi ini dapat dilihat di pada Tabel 5. 5.
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Tabel 5.5. Data Waktu Pengamatan
KEGIATAN S I K L U S
Membawa sheet-sheet ke meja sortasi dari meja sementara
Memeriksa sheet
Membawa sheet ke pengepakan
Hari I
W a k t u
1 2 3 4 5
20.57
91.89
20.55 20.53 20.51 20.49
91.87 90.85 91.83 91.81
138.39 138.37 138.35 138.32 138.29
6 7 8 9 10
20.45 20.42 20.40 20.37 20.35
91.78 91.75 91.73 91.71 91.69
138.27 138.25 138.23 138.21 138.19
11 12 13 14 15
20.32 20.30 20.27 20.24 20.20
91.67 91.65 91.62 91.60 91.58
138.17 138.14 138.12 138.09 138.07
Hari II
/ D e t i K
Hari III
5.2
Pengolahan Data
5.2.1. Uji Keseragaman Data Semua data yang didapat memiliki keseragaman yang dikehendaki dan jumlahnya telah memenuhi tingkat-tingkat ketelitian dan keyakinan yang diinginkan. Data yang telah dilakukan diterima atau tidak sesuai dengan waktu penyelesaiannya. Apabila dalam pengukuran terdapat satu jenis atau lebih data tidak seragam maka data tersebut akan ditolak.
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Pengujian keseragaman data dari nilai rata-rata, standard deviasi, nilai maximum dan nilai minimum. Pengukuran waktu yang banyaknya ditentukan oleh pengukur yaitu sebanyak lima belas kali. Data yang sudah dilakukan pengelompokan menjadi sub grup-sub grup, dilanjutkan dengan menghitung waktu rata-rata dari sub grup. Hasil perhitungan pengukuran waktu rata-rata dari data sub grup diatas dapat dilihat pada Tabel 5.6.
Tabel 5.6.
Kelompok kegiatan dalam sub grup yang dilakukan secara berturutturut
KEGIATAN S I K L U S
Membawa sheet-sheet ke meja sortasi dari meja sementara
Memeriksa sheet
Membawa sheet ke pengepakan
20.57
91.89
20.55 20.53 20.51 20.49
91.87 90.85 91.83 91.81
138.39 138.37 138.35 138.32 138.29
Hari I
W a k t u
1 2 3 4 5 20.53
X
/ D e t i k
Hari II 20.45 20.42 20.4 20.37 20.35
6 7 8 9 10
X
91.85
20.39
138.34
138.27 138.25 138.23 138.21 138.19
91.78 91.75 91.73 91.71 91.69 91.73
138.23
Lanjutan Tabel 5.6. Hari III
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
11 12 13 14 15 X X Total
20.32 20.3 20.27 20.24 20.2
20.26 20.39
91.67 91.65 91.62 91.6 91.58
91.62 91.73
138.17 138.14 138.12 138.09 138.07
138.12 138.23
Nilai rata-rata pada pengukuran kegiatan Membawa sheet-sheet ke meja sortasi dari meja sementara adalah : - Hitung kegiatan rata-rata sub grup dengan: Nilai rata-rata : X = Keterangan :
∑ Xi k
X = Nilai rata-rata Xi = Data pengukuran ke-i k = Banyaknya Sub Grup yang terbentuk
Maka : - Waktu rata-rata sub grup oleh operator I dalam membawa sheet ke meja sortasi dari meja sementara adalah :
X =
∑ Xi k
=
61.19 20.53 + 20.39 + 20.26 = 3 3
= 20.39 detik - Waktu rata-rata sub grup oleh operator I dalam memeriksa sheet adalah :
X =
∑ Xi k
=
91.85 + 91.73 + 91.62 275 = 3 3
= 91.73 detik - Waktu rata-rata sub grup oleh operator II dalam membawa sheet-sheet ke pengepakan adalah:
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
X =
∑ Xi
138.34 + 138.23 + 138.12 414.69 = 3 3
=
k
= 138.23 detik
Tabel 5.7. Waktu Rata-Rata Operator di sortasi
X No.
1. 2. 3.
Kegiatan
X Keseluruhan Hari I
Hari II
Hari III
Membawa sheet-sheet ke meja sortasi dari meja sementara
20.53
20.39
20.26
Memeriksa sheet
91.85
91.73
91.62
Membawa sheet-sheet ke Pengepakan
138.34
138.23
138.12
20.39 91.73 138.23
Nilai Standard deviasi (σ): σ=
=
=
∑ (x − X )
2
i
N −1
(20.57 − 20.53) 2 + (20.55 − 20.53) 2 + .. + (20.49 − 20.53) 2 5 −1
0.09112 = 0.02 4
Nilai Maximum = 20,49 Nilai Minimum = 20,57 Pada uji keseragaman data digunakan persamaan sebagai berikut : Batas Kelas Atas (BKA)
= X+kσ
Batas Kelas Bawah (BKB)
= X-kσ
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Dengan tingkat ketelitian yang dipakai adalah 5% dan keyakinan 95% sehingga diperoleh nilai k=2, maka : Batas Kelas Atas (BKA)
Batas Kelas Bawah (BKB)
=
X+kσ
=
20.53 + 2 x 0.15
=
20.83
=
X-kσ
=
20.53 - 2 x 0,15
=
20.23
Hasil uji keseragaman data untuk kegiatan lainnya dapat dilihat pada Tabel 5.8 Tabel 5.8. Hasil Uji Keseragam Data Pada Hari I No 1 2 3
Kegiatan Memindahkan sheet-sheet ke meja sortasi Memeriksa Sheet secara visual Memindahkan sheet ke kereta sorong
X
Σ
XMax
XMin
BKA
BKB
Keterangan
20.53
0.15
20.49
20.57
20.83
20.23
Seragam
91.85
0.13
91.81
91.89
91.58
Seragam
138.34
0.13
138.29
138.39
138.07
Seragam
92.11 138.6
Sumber Pengolahan Data
Jika Xmin > BKB dan XMax < BKA maka data seragam Jika XMin < BKB dan XMax > BKA maka data tidak seragam
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Tabel 5.9. Hasil Uji Keseragam Data Pada Hari II No
1 2 3
Kegiatan Memindahkan sheet-sheet ke meja sortasi Memeriksa Sheet secara visual Memindahkan sheet ke kereta sorong
Σ
XMax
XMin
BKA
BKB
Keterangan
0.03
20.35
20.45
20.47
20.31
Seragam
91.73
0.03
91.69
91.78
91.8
91.66
Seragam
138.23
0.03
138.19
138.27
138.29
138.16
Seragam
X 20.39
Sumber Pengolahan Data
Jika Xmin > BKB dan XMax < BKA maka data seragam Jika XMin < BKB dan XMax > BKA maka data tidak seragam
Tabel 5.10. Hasil Uji Keseragam Data Pada Hari III No 1 2 3
Kegiatan Memindahkan sheet-sheet ke meja sortasi Memeriksa Sheet secara visual Memindahkan sheet ke kereta sorong
X
Σ
XMax
XMin
BKA
BKB
Keterangan
20.26
0.15
20.2
20.32
20.57
19.95
Seragam
91.62
0.12
91.58
91.67
91.88
91.36
Seragam
138.11
0.13
138.07
138.17
138.38
137.85
Seragam
Sumber Pengolahan Data Jika Xmin > BKB dan XMax < BKA maka data seragam Jika XMin < BKB dan XMax > BKA maka data tidak seragam
Semua data pengamatan kegiatan yang dilakukan dalam limabelas siklus pengamatan adalah seragam karena berada dibawah batas kelas atas dan diatas batas kelas bawah.
5.2.2. Uji Kecukupan Data
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Untuk menguji kecukupan data yang dilakukan dalam lima belas siklus pengamatan, maka dengan tingkat keyakinan 95% dan tingkat ketelitian 5%, maka rumus yang digunakan adalah :
N’ =
40 N (∑ Xi 2 ) − (∑ Xi ) 2 Xi ∑
2
Keterangan : Xi = Data Ke-i N = Banyaknya data Setelah data seragam, maka tahap perhitungan uji kecukupan data untuk kegiatan memindahkan sheet ke meja sortasi adalah sebagai berikut :
N’=
40 N (∑ Xi 2 ) − (∑ Xi ) 2 Xi ∑
2
40 15(20.57 2 + 20.552 + 20.532 + .. + 20.22 ) − (20.57 + 20.55 + 20.53 + .. + 20.2) 2 = 20..57 + 20.55 + 20.53 + .. + 20.2 40 15(6241.37) − (93617.64) = 305.97
2
2
= 0.04 Jadi N’ < N (0.04 < 15), maka data sudah mencukupi. Hasil uji kecukupan data untuk seluruh kegiatan dalam sortasi rubber smoke sheet dilihat pada Tabel 5.11.
Tabel 5.11. Hasil Uji Kecukupan Data
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
No.
Kegiatan
1
Memindahkan sheetsheet ke meja sortasi Memeriksa Sheet secara visual Memindahkan sheet ke kereta sorong
2 3
∑ Xi
∑ Xi
305.97
2
N
N’
6241.37
15
0.04
1376.03
12630.71
15
0.001
2073.46
286615.9
15
0.0008
Keterangan Sudah mencukupi Sudah mencukupi Sudah mencukupi
Sumber Pengolahan Data Dengan ketentuan : Jika N’ < N, maka jumlah pengamatan sudah mencukupi. Jika N’ > N, maka jumlah pengamatan belum mencukupi Dari hasil perhitungan uji kecukupan data sudah mencukupi, maka pengamatan yang dilakukan telah cukup dilakukan.
5.2.3 Menentukan Rating factor Mengetahui waktu normal maka terlebih dahulu harus menentukan rating factor menurut cara westing house factor yaitu kategori good diberikan kepada pekerja sesuai keterampilan, usaha dan konsisten terhadap penyelesaian pekerjaannya tanpa adanya hambatan-hambatan yang disengaja dibuat. Sedangkan kategori average diberikan kepada pekerja yang bekerja dengan tingkat kondisi kerja yang normal. Berikut ini pada Tabel 5.12. rating factor operator yang bekerja di bagian sortasi rubber smoke sheet.
Tabel 5.12. Operator
Westing house factor Operator Sortasi Rubber Smoke Sheet Faktor
Kelas
Lambang
Penyesuaian
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Membawa sheet-sheet ke meja sortasi dari meja sementara
Keterampilan
Good
C2
+0.03
Usaha
Good
C1
+0.05
Kondisi Kerja
Average
D
0.00
Konsistensi
Good
C
+0.01
Jumlah Rating Factor Keterampilan Good
Memeriksa sheet
Membawa sheet-sheet ke Pengepakan
C1
+ 0.09 1+ 0.09 = 1.09 +0.06
Usaha
Good
C1
+0.05
Kondisi Kerja
Average
D
0.00
Konsistensi
Good
C
+0.01
Jumlah
+ 0.12
Rating Factor
1 + 0.12 = 1.12
Keterampilan
Average
D
0.00
Usaha
Good
C1
+0.05
Kondisi Kerja
Average
D
0.00
Konsistensi
Good
C
+0.01
Jumlah
+ 0.06
Rating Factor
1 + 0.06 = 1.06
5.2.4 Menentukan Allowance Penentuan allowance memiliki kelonggaran diberikan untuk tiga hal yaitu untuk kebutuhan pribadinya, menghilangkan rasa fatique dan untuk hambatan-hambatan yang tidak terhindarkan. Adapun faktor yang mempengaruhinya adalah: a. Tenaga yang dikeluarkan b. Sikap kerja
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
c. Gerakan kerja d. Kelelahan mata e. Keadaan temperatur kerja f. Keadaan atmosfer g. Keadaan lingkungan yang baik h. Kebutuhan pribadi
Perhitungan allowance terhadap kegiatan proses sortasi rubber smoke sheet ini dapat dilihat pada Tabel 5.13.berikut.
Tabel 5.13.
Allowance Untuk Kegiatan Proses Sortasi
Work Center
Factor
Kelonggaran (%)
Memindahkan sheet ke meja sortasi a. Tenaga yang dikeluarkan b. Sikap kerja c. Gerakan kerja d. Kelelahan mata e. Keadaan temperature kerja f. Keadaan atmosfir g. Keadaan lingkungan yang baik h. Kebutuhan pribadi
Sangat Ringan Berdiri Normal Pandangan yang terputus-putus Normal Baik Bersih, sehat, cerah dengan kebisingan rendah
Istirahat sekedarnya Jumlah
6 2 0 3 3 0 0 1 15
Memeriksa sheet a. Tenaga yang dikeluarkan b. Sikap kerja c. Gerakan kerja d. Kelelahan mata e. Keadaan temperature kerja f. Keadaan atmosfir g. Keadaan lingkungan yang baik h. Kebutuhan pribadi
Sangat ringan Berdiri Normal Pandangan terus menerus dengan fokus berubah-ubah Normal Baik Bersih, sehat, cerah dengan kebisingan rendah
Istirahat sekedarnya 24
6 2 0 12 3 0 0 1 Jumlah
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Membawa sheet-sheet ke pengepakan a. Tenaga yang dikeluarkan b. Sikap kerja c. Gerakan kerja d. Kelelahan mata e. Keadaan temperature kerja f. Keadaan atmosfir g. Keadaan lingkungan yang baik h. Kebutuhan pribadi
Sangat ringan Membungkuk Normal Pandangan yang terputus-putus Normal Baik Bersih, sehat, cerah dengan kebisingan rendah
Istirahat sekedarnya
6 4 0 3 3 0 0 1
Jumlah
5.2.5 Menentukan Waktu Normal Jadi dalam menghitung waktu normal untuk masing-masing operator setelah mendapat rating factor diperoleh adalah : Wn
Wn
Wn
Waktu normal membawa sheet-sheet ke meja sortasi ke meja sementara =
Waktu terpilih x rf
=
20.57 x 1.09
=
22.43 detik
Waktu normal memeriksa sheet =
Waktu terpilih x rf
=
91.89 x 1.12
=
102.91 detik
Waktu normal membawa sheet-sheet ke pengepakan =
Waktu terpilih x rf
=
138.39 x 1.06
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
17
=
146.69 detik
5.2.6 Perhitungan Waktu Standar Perhitungan waktu standar dalam penyelesaian satu unit produk untuk kegiatan memindahkan sheet-sheet ke meja sortasi harus mendapatkan faktor penyesuaian dan kelonggaran dari hasil kerja operator. Maka dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :
-
Waktu standar membawa sheet-sheet ke meja sortasi ke meja sementara
Waktu Standard
= Waktu Normal x
= 22.43 x
100% 100% − % Allowance
100% 100% − 15%
= 26.38 detik
-
Waktu standar memeriksa sheet
Waktu Standard
= Waktu Normal x
= 102.14 x
100% 100% − % Allowance
100% 100% − 24%
= 134.39 detik
-
Waktu standar membawa sheet-sheet ke pengepakan
Waktu Standard
= Waktu Normal x
= 146.69 x
100% 100% − % Allowance
100% 100% − 17%
= 176.73 detik
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Hasil Waktu normal dan waktu standard untuk masing-masing kegiatan pada bagian meja sortasi rubber smoke sheet dapat lihat pada Tabel 5.14
Tabel 5.14. Tabel Waktu Normal dan Waktu Standard No.
Kegiatan
1
Memindahkan sheet-sheet ke meja sortasi Melebarkan sheet dengan tangan Memeriksa Sheet secara visual
2 3
%Allowance
Waktu Penyelesaian
Waktu Normal (Detik)
Waktu Standard (Detik)
1,09
15
20.57
22.43
26.38
1,12
24
91.89
102.14
134.39
1,06
17
138.39
146.69
176.73
Rating Faktor
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
BAB VI ANALISA DAN EVALUASI
6.1. Analisa Dari Hasil penelitian terhadap proses sortasi rubber smoke sheet di pabrik karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para dengan menggunakan peta tangan kiri dan tangan kanan dapat dilihat bahwa terjadi aktivitas menunggu yang besar pada kegiatan kerja operator. Tujuan yang akan dicapai dengan mengusulkan perbaikan metode kerja adalah untuk mendapatkan metode kerja yang lebih efektif dalam melakukan sortasi rubber smoke sheet. Metode kerja yang menerapkan studi gerak dengan mengeliminasi elemenelemen gerakan kerja yang tidak efektif, mengusulkan perubahan tata letak fasilitas kerja. Hasil yang diperoleh adalah metode kerja yang lebih efektif, efisien dan menghemat energi. Pada kegiatan usulan, sheet yang akan diperiksa diletakkan di meja sortasi yang dilakukan oleh operator kedua, sehingga jarak sheet lebih dekat dengan operator pertama dan gerakan menunggu sedapat mungkin dihilangkan. Untuk kegiatan memeriksa sheet gerakan menunggu yang berurutan dihilangkan. Untuk kegiatan memindahkan sheet ke pengepakan, letak kereta sorong telah didekatkan jaraknya. Sehingga mempersingkat waktu operator dalam memindahkan sheet.
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
6.2.
Evaluasi
6.2.1. Tata Letak Fasilitas Kerja Sortasi Dengan melihat peta tangan kiri dan tangan kanan metode kerja usulan bahwa ada perubahan tata letak fasilitas kerja sehingga dapat mempersingkat waktu operator dalam menyelesaikan pekerjaannya. Gambar letak fasilitas kerja kerja dapat dilihat pada lampiran IV.
6.2.2. Pemetaan Tangan Kiri dan Tangan Kanan Pada metode kerja usulan peta tangan kiri dan tangan kanan dalam menyelesaikan pekerjaannya di bagian sortasi. Pada operator pertama dan operator kedua waktu menunggu berkurang dan elemen kegiatan membawa sheet ke meja sortasi dari meja sementara dilakukan oleh operator kedua. Pada operator pertama telah diubah elemen geraknya karena letak fasilitas kerja yang telah berubah. Sehingga pada metode kerja sekarang dari 250.85 detik menjadi 224,8 detik Lebih jelasnya metode kerja usulan dapat dilihat pada Tabel 6.1, Tabel 6.2. dan Tabel 6.3. sebagai berikut.
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Tabel 6.1
Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Untuk Elemen Kegiatan Membawa sheet-sheet ke meja sortasi dari meja sementara. Operator 2 (Usulan) PETA TANGAN KIRI TANGAN KANAN
Pekerjaan
:
Membawa sheet ke meja sortasi dari meja sementara.
Sekarang/Usulan
:
Usulan
Operator
:
Pak Dani
Dipetakan Oleh
:
Wan jun even (080423066)
Tanggal Dipetakan :
22 Juni 2009 Gambar Layout :
Gambar di Lampiran IV
Tangan Kiri
Menjangkau Memilih
dan
Jarak
Waktu
Lambang
Waktu
Jarak
(cm)
(detik)
Therblig
(detik)
(cm)
30
8
8
30
lembar
RE
RE
ST
ST
Tangan Kanan
Menjangkau Memilih
dan lembar
sheet yang berada
sheet yang berada di
di
penumpukan
penumpukan sheet
sheet sementara.
sementara.
Memegang sheet Membawa sheet ke
-
2
G
G
2
-
55
5
M
M
5
55
Memegang sheet Membawa sheet ke
meja sortasi Meletakkan sheet di
meja sortasi 30
4.2
meja sortasi 115
19.2
P
P
4.2
RL
RL
30
Meletakkan sheet di meja sortasi
19.2
115 Ringkasan
Waktu tiap siklus Jumlah produk tiap siklus Waktu untuk membuat satu produk
: 19.2 detik : 1 unit : 19.2 detik
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Tabel 6.2.
Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Untuk Elemen Kegiatan Memeriksa sheet pada Operator 1 (Usulan) PETA TANGAN KIRI TANGAN KANAN
Pekerjaan
:
Memeriksa sheet
Sekarang/Usulan
:
Usulan
Operator
:
Ibu Sinaga
Dipetakan Oleh
:
Wan jun even (080423066)
Tanggal Dipetakan :
22 Juni 2009
Gambar Layout :
Gambar 6.1 di Lampiran IV
Tangan Kiri
Memegang sheet
Membawa sheet
Jarak
Waktu
Lambang
Waktu
Jarak
(cm)
(detik)
Therblig
(detik)
(cm)
-
2
2
-
Memegang sheet
2
20
Membawa sheet
20
2
RE
RE
G
G
M
M
P
P
Memisahkan sheet
-
8
DA
DA
8
-
Memegang sheet
-
5
H
RL
5
14
Tangan Kanan
Memisahkan sheet Meletakkan sheet di meja sortasi
Memegang sheet
Memegang sheet
Memegang sheet
-
-
-
14
7
14
H
RE
P
G
H
M
I
P
H
U
14
25
Mengambil pisau
7
16
Membawa pisau
14
-
Memotong
sheet dengan
menggunakan pisau Meletakkkan sheet
10
3
RL
PP
3
15
Meletakkan pisau di atas meja
Mengambil cutting
15
2
RE
D
2
-
Menunggu
D
3
-
Menunggu
G Membawa
cutting
25
3
M
ke keranjangnya
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Sambungan Tabel 6.2. Meletakkan cutting
-
2
RL
D
2
-
Menunggu
Menjangkau sheet
14
2
RE
RE
2
14
Menjangkau sheet
Memegang sheet
-
2
G
G
2
-
Memegang sheet
-
8.3
A
A
8.3
-
ke keranjangnya.
Melipat
sheet
Melipat
dengan tangan Membawa sheet Meletakkan
sheet
sheet
dengan tangan 20
5.9
M
M
5.9
20
5
2
RL
RL
2
5
sesuai jenisnya
Membawa sheet Meletakkan
sheet
sesuai jenisnya 109
82.2
82.2
129 Ringkasan
Waktu tiap siklus Jumlah produk tiap siklus Waktu untuk membuat satu produk
: 82.2 detik : 1 unit : 82.2 detik
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Tabel 6.3.
Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Untuk Elemen Kegiatan Membawa sheet ke pengepakan Operator 2 (Usulan)
PETA TANGAN KIRI TANGAN KANAN Pekerjaan
:
Membawa sheet ke pengepakan
Sekarang/Usulan
:
Usulan
Operator
:
Pak Dani
Dipetakan Oleh
:
Wan jun even (080423066)
Tanggal Dipetakan :
22 Juni 2009
Gambar Layout :
Gambar 6.2 di Lampiran IV
Tangan Kiri
Menjangkau kereta
Jarak
Waktu
Lambang
Waktu
Jarak
(cm)
(detik)
Therblig
(detik)
(cm)
15
3
3
15
RE
RE
Tangan Kanan
Mengambil
sorong Memegang
kereta
sorong -
5.4
G
G
5.4
-
Memegang
sorong Membawa sorong
ke
kereta
15
7
M
M
7
15
meja
kereta
Membawa sorong
ke
15
2
P
P
RL
RL
2
15
10
3
RE
RE
3
10
Memegang sheet
-
8
G
G
8
-
15
7
M
M
7
15
kereta sorong
sorong
Meletakkan
kereta
Menjangkau Sheet
Memegang sheet
Membawa sheet ke kereta sorong
15
5
RL
RL
5
15
kereta sorong Menjangkau kereta
meja
sorong
Menjangkau sheet
Meletakkan sheet di
kereta
sortasi
sorong
Membawa sheet ke
kereta sorong
sortasi Meletakkan
kereta
Meletakkan sheet di kereta sheet
15
2
RE
RE
2
15
Menjangkau kereta sorong
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Sambungan Tabel 6.3. Memegang
kereta
-
4
G
G
4
-
Memegang
sorong
Membawa sorong
kereta
sorong
300
75
M
M
75
300
ke
Membawa sorong
pengepakan Meletakkan
kereta
kereta
kereta ke
pengepakan 15
2
sorong 415
123.4
P
P
2
RL
RL
15
Meletakkan
kereta sorong
123.4
415 Ringkasan
Waktu tiap siklus Jumlah produk tiap siklus Waktu untuk membuat satu produk
: 123.4 detik : 1 unit : 123.4 detik
Usulan perbaikan metode kerja pada bagian sortasi rubbr smoke sheet diharapkan dapat menghasilkan suatu metode kerja yang lebih efektif dan efisien. Letak Sheet dari meja sementara dipindahkan ke meja sortasi yang dilakukan oleh operator kedua tujuannya agar memperpendek jarak sheet dengan operator pertama sehingga mempermudah kerja operator pertama. Saat operator pertama melakukan sortasi maka operator kedua sudah kembali ke posisi untuk gerakan memindahkan sheet ke pengepakan. Perbedaan dapat dilihat pada Tabel 6.4.
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Tabel 6.4.
Analisis Waktu Kerja Kedua Operator Pada Sortasi Rubber Smoke Sheet di PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para (Sekarang) Memindahkan sheet ke meja sortasi
Operator
20.57
Memeriksa sheet
Membawa sheet ke pengepakan
91.89
-
Waktu Siklus (detik)
I
Total = 112.46
Operator
II
Waktu Siklus
Memindahkan sheet ke meja sortasi -
(detik)
Memeriksa sheet
Membawa sheet ke pengepakan
-
138.39
Total = 138.39 Total Waktu Operator I dan II = 250.85
Sumber Pengolahan Data
Tabel 6.5.
Analisis Waktu Kerja Kedua Operator Pada Sortasi Rubber Smoke Sheet di PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para (Usulan) Memindahkan sheet ke meja sortasi
Operator
-
Memeriksa sheet
Membawa sheet ke pengepakan
82.2
-
Waktu Siklus (detik)
I
Total = 82.2
Operator
II
Waktu Siklus
Memindahkan sheet ke meja sortasi 19.2
(detik)
Memeriksa sheet
Membawa sheet ke pengepakan
-
123.4
Total = 142.6 Total Waktu Operator I dan II = 224.8
Sumber Pengolahan Data
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
Dengan adanya perbedaan waktu siklus yang lama dengan waktu siklus yang baru, maka dapat dilakukan penghematan waktu siklus kerja bagian sortasi rubber smoke sheet berdasarkan urutan kegiatan kerja. Gambar layout fasilitas kerja yang baru (usulan) untuk kedua operator dapat dilihat pada Gambar 6.1 Lampiran IV.
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pada kegiatan usulan untuk memindahkan sheet dari meja sementara ke meja sortasi dilakukan oleh operator kedua, karena sheet yang akan diperiksa sudah di letakkan di meja sortasi sehingga gerakan operator lebih efektif dan waktu dalam melakukan sortasi semakin singkat. 2. Waktu kerja masing-masing total kegiatan yaitu waktu yang lama 250 detik sedangkan waktu usulan menjadi 224.8 detik. 3. Hasil pengurangan waktu untuk masing-masing elemen kegiatan kerja yaitu memindahkan sheet dari meja sementara ke meja sortasi 1.37 detik memeriksa sheet 9.69 detik, membawa sheet ke pengepakan 14.99 detik. 4. Perbaikan metode kerja dilakukan dengan cara mengeliminasi elemen-elemen gerakan kerja yang tidak produktif, mengurangi jarak benda kerja, merubah letak peralatan kerja dan merancang layout kerja yang lebih ergonomis.
7.2. Saran 1. Peta tangan kiri dan tangan kanan usulan dapat dijadikan sebagai suatu standar operasi kerja bagi pekerja pada pelatihan tenaga kerja yang baru. 2. Pekerja harus melakukan kegiatan kerja lebih mengutamakan ergonomis agar perbaikan metode kerja dapat menghasilkan secara optimal.
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2002 Eko Nurmianto, Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Edisi Kedua, Surabaya. Guna Widya. 2004 Gempur Santoso, Manusia, Peralatan dan Lingkungan, Cetakan Pertama, Jakarta : Prestasi Pustaka. 2004 Jonatan sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Cetakan Pertama, Yogyakarta, 2006 Sutalaksana, Teknik Perancangan Sistem Kerja, Bandung : Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Bandung, 2006 Sutalaksana, Teknik Tata Cara Kerja,
Bandung : Jurusan Teknik Industri Institut
Teknologi Bandung. 1979 Sritomo Wignjosoebroto, Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu, Cetakan Kedua, Surabaya. Guna Widya. 2000 Sritomo Wignjosoebroto, Pengantar
Teknik
Industri, Cetakan Kedua
Surabaya. Guna Widya. 1993 Taliziduhu Ndraha, Pengantar Teori Pengembangan Sumber Daya Manusia, Cetakan Pertama, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 1999.
Wan Jun Even Manurung : Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet Di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para, 2010.