USAHA PEMBIBITAN JABON
YANG DISUSUN OLEH
NAMA: ELISKA ERLIANDA NPM: 10712014
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG 2012
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Perkembangan Tanaman hutan sebelumnya belum di usahakan secara sungguh-sungguh terutama tanaman jabon. Umumnya Tanaman tumbuh liar di hutan/pegunungan. Namun akhirakhir ini tanaman hutan mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak. Bahkan pemerintah pada tahun 2009 telah mencanangkan gerakan “menanam satu milyar pohon” terutama pada tanah-tanah kritis. Sedangkan pihak swasta (eksportir) berlomba memasok kayu ke berbagai Negara. Dalam budidaya tanaman hutan maka di perlukan pembibitan terlebih dahulu, yaitu memperbanyak tanaman hutan dengan bijinya, sedangkan untuk menanam 1 ha di perlukan tanaman sebanyak ± 1.000 tanaman. Namun dengan memperhitungkan daya tumbuh dan tingkat kematiannnya, maka secara matematis dibutuhkan 4.000 bibit. Hal ini merupakan peluang usaha dalam penyediaan bibit tanaman hutan yang dapat dikembangkan di masyarakat. Beberapa hal yang dapat diperoleh dari usaha tersebut antara lain keuntungan (benefit) penjualan, memberikan peluang penghijauan hutan, dan memberikan peluang usaha bagi para petani. Bibit merupakan faktor utama yang di perlukan dalam budidaya tanaman hutan, benih yang di gunakan adalah benih yang baik yaitu benih yang berasal dari induk tanaman hutan yang baik pula. Artinya, tanaman induk tersebut memiliki sifat-sifat genetik yang baik, bentuk fisiknya tegak lurus dan tegar, tidak menjadi inang dari hama atau penyakit. Sedangkan penyediaan bibit tanaman hutan di daerah Lampung Tengah sangatlah minim dan benih tidak berasal dari induk yang baik, atau benih berasal dari pohon liar atau tanaman hutan yang kurang baik. Permintaan bibit tanaman hutanpun meningkat, karena prospek usaha budidaya tanaman hutan yang sangat menggiurakan dan dapat menghasilkan nilai ekonomi yang tinggi, karna permintaan kayu meningkat setiap tahunya. Sebagaimana di lakukan PT Serbaguna, Kediri yang mengekspor kayu ke jepang sebanyak 1000 m3/bulan, juga PT Prima Sari, Bogor yang rutin mengekspor kayu dalam bentuk bistek (papan) sebanyak tiga kontainer per bulan (Santoso, Hieronymus Budi. 1992). Juga harga kayu 1 m3 mencapai 1 -3 juta rupiah sesuai dengan daerah masing-masing.
Para petani pun haus akan bibit tanaman hutan sehingga mereka bersusah payah mencari bibit tanaman hutan dengan cara memungut di daerah atau sekitar pohon yang sudah besar dan berbuah. Maka, dari masalah tersebut saya hendak mengembangkan sebuah usaha kecil yang akan berkerjasama dengan pembibitan tanaman sengon. Usaha ini di beri nama ”USAHA PEMBIBITAN TANAMAN JABON” Hal ini di maksudkan untuk memenuhi kebutuhan bibit tanaman jabon.
1.2.
Kondisi Persaingan Usaha Persaingan Usaha yang khususnya didaerah sangat Rendah, Karena di daerah Hanya
sedikit masyarakat yang berwirausaha dalam pembibitan, walaupun ada tidak menyediakan bibit jabon, sehingga usaha pembibitan jabon dapat diusahakan dan sangat meyakinkan serta menguasai persaingan usaha.
1.3.
Fasilitas Yang Telah Dimiliki Fasilitas yang telah di miliki adalah lahan semai seluas 400 m2, Cangkul, Gudang
Penyimpanan, golok, dan Drum atau Ember.
1.4. Prospek Usaha Dilihat dari kondisi persaingan, dan usaha masyarakat daerah setempat yang mayoritas penduduknya berkebun sehingga mereka sangat membutuhkan tanaman hutan sebagai tanaman pelindung atau untuk di budidayakan menjadi tanaman pokok, maka prospek usaha pembibitan tanaman jabon sangat tinggi, juga di dukung dengan permintaan akan bibit tanaman hutan yang terus meningkat, ini terbukti dengan harga bibit tanaman jabon yang masih tinggi yaitu mencapai Rp. 2000 rupiah bahkan bisa lebih tinggi.
BAB II. IDENTITAS USAHA
2.1. Nama Usaha Nama Usaha pembibitan ini adalah “Usaha Pembibitan Tanaman Jabon”, nama ini di sesuaikan dengan produk yang di keluarkan yaitu usaha yang menyediakan bibit tanaman Jabon. .
2.2
Bentuk Usaha
Bentuk Usaha ini yaitu suatu usaha yang berbentuk Usaha Tani mandiri yang berkerja sama dengan Usaha Pembibitan Tanaman Sengon, yang menyediakan bibit Tanaman Hutan untuk para petani.
2.3
Struktur Organisasi Usaha
Struktur Organisasi Usaha Pembibitan Tanaman Hutan ini merupakan usaha yang di jalankan oleh perorangan yang dibantu oleh para tenaga kerja atau sebagai anggota usaha, pekerja di bayar sesuai dengan waktu kerja dan volume kerjanya. Secara ringkas dapat di lihat dalam bagan sebagai berikut :
MANAJER
KARYAWAN /PEKERJA
KARYAWAN /PEKERJA
KARYAWAN /PEKERJA
Pemilihan Karyawan/Pekerja di sesuaikan dengan keahlian dalam bidangnya sesuai dengan proses pembibitan yang memerlukan tahapan-tahapan tertetu. Sebagai pembantu atau
tangan kanan di pilih satu karyawan sebagai karyawan tetap panggilan selama 6 bulan penuh.
BAB III. ASPEK PRODUKSI
3.1
Jenis Produk dan Kapasitas Produksi Jenis produk hasil produksi adalah bibit tanaman Jabon unggul dengan Kapasitas produksi
mencapai 20.000 bibit tanaman hutan dan siap jual yang memiliki keunggulan seperti : 1. Memiliki vigor yang baik dan fisik tegak lurus atau tidak cacat 2. Memiliki ketahanan terhadap Hama dan Penyakit 3. Memiliki daya tumbuh dan daya hidup yang tinggi 3.2
Bahan Baku
Bahan baku dalam usaha pembibitan ini adalah biji jabon. Bahan baku di dapat dari dinas kehutanan/badan litbang bogor.
3.3
Proses Produksi Kegiatan usaha yang akan dilakukan terdiri dari beberapa rangkaian usaha yaitu kegiatan
pemilihan bibit bermutu, Penyemaian, Perawatan bibit pada poliback plastik, Promosi bibit, dan Penjualan. Usaha diawali dengan melakukan pengadaan biji tanaman hutan dan pengisian polybeg plastik dengan tanah subur.
Biji
Pensortiran
Sterilisasi Media
Bibit
Perawatan
Penyemaian
3.4. Tahapan Produksi 3.4.1 Persiapan
Tahapan kegiatan diawali dengan melakukan persiapan terhadap sarana dan prasarana yang akan digunakan seperti peralatan pembuatan media persemaian. Selain itu dilakukan pengumpulan bahan baku yang akan digunakan dalam pembibitan. 3.4.2 Pembibitan 1.
Benih Pada umumnya tanaman tanaman jabon diperbanyak dengan bijinya. Benih yang baik
adalah benih yang berasal dari induk tanaman hutan yang memiliki sifat-sifat genetik yang baik, bentuk fisiknya tegak lurus dan tegar, tidak menjadi inang dari hama ataupun penyakit. 2.
Pemilihan Lokasi Persemaian Keberhasilan persemaian benih tanaman jabon ditentukan oleh ketepatan dalam sterilisasi
media persemaian. Oleh karena itu perlu diperhatikan beberapa persyaratan memilih media persemaian. Media diseterilisasi dengan cara di goreng. Komposisi media terdiri dari pupuk kandang dan tanah dengan perbandingan 1 : 1.
3.4.3. Langkah-Langkah Penyemaian Benih Terlepas dari kegiatan pembangunan dan penyediaan sarana dan prasarana pendukung maka langkah-langkah penyemaian benih dapat dibagi menjadi tahap – tahap kegiatan sebagai berikut: 1.
Penaburan Kegiatan penaburan dilakukan dengan maksud untuk memperoleh presentase kecambah
yang maksimal dan menghasilkan kecambah yang sehat. Kualitas kecambah ini akan mendukung terhadap pertumbuhan bibit tanaman, kecambah yang baik akan menghasilkan bibit yang baik pula dan hal ini akan dapat membentuk tegakan yang berkualitas. Bahan dan alat yang perlu diperhatikan dalam kegiatan penaburan adalah sebagai berikut : •
Benih
•
Sterilisasi media persemaian
•
Media Tabur, campuran pupuk kandang dengan tanah subur (pupuk kandang) 1 : 1, Kemudian semprotkan media semai dengan larutan pupuk merata pada permukaan media semai.
•
Peralatan penyiraman
•
Penyediaan Pupuk Cair dan Fungisida
•
Tersedianya air yang cukup.
2.
Penyapihan Bibit Langkah-langkah kegiatan penyapihan bibit antara lain adalah : Siapkan polybeg plastik
ukuran 10 x 20 cm, Masukkan media tanam yang berupa campuran tanah subur, pasir dan pupuk kandang (1:1:1).Jika tanah cukup gembur, jumlah pasir dikurangi. Setelah media tanam tercampur merata, kemudian dimasukkan ke dalam kantong plasitk setinggi ¾ bagian, barulah kecambah tanaman hutan ditanam, setiap kantong diberi satu batang kecambah. Kemudian semprotkan media di polybag dengan larutan pupuk gandasil secara merata pada permukaan. Ulangi setiap 10 – 14 hari sekali sampai tanaman siap untuk di tanam di lahan (pada usia 8 bulan). Polibak plastik yang telah berisi anakan, diletakkan dibawah paranet agar tidak langsung tersengat terik matahari. Pada masa pertumbuhan anakan semai sampai pada saat kondisi bibit layak untuk ditanam di lapangan perlu dilakukan pemeliharaan secara intensip. 4. Pemeliharaan Pemeliharaan yang dilakukan terhadap bibit dipersemaian yang telah tumbuh adalah sebagai berikut : •
Penyiraman, penyiraman yang optimum akan memberikan pertumbuhan yang optimum pada semai / bibit. Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari maupun siang hari dengan menggunakan nozle. Selanjutnya pada kondisi tertentu, penyiraman dapat dilakukan lebih banyak dari keadaan normal, yaitu pada saat bibit baru dipindah dari naungan ke areal terbuka dan hari yang panas.
• 4.
Pemupukan, menggunakan pupuki NPK yand di cairkan Penyulaman Penyulaman dilakukan apabila bibit ada yang mati dan perlu dilakukan dengan segera agar
bibit sulaman tidak tertinggal jauh dengan bibit lainnya. 5.
Penyiangan Penyiangan terhadap gulma, dilakukan dengan mencabut satu per satu dan bila perlu
dibantu dengan alat pencungkil, namun dilakukan hati –hati agar jangan sampai akar bibit terganggu.
6.
Pengendalian Hama dan Penyakit Beberapa hama yang biasa menyerang bibit adalah semut, tikus rayap, dan cacing,
sedangkan yang tergolong penyakit ialah kerusakan bibit yang disebabkan oleh cendawan. 7.
Seleksi Bibit Kegiatan seleksi bibit merupakan kegiatan yang dilakukan sebelum bibit dimutasikan
kelapangan, maksudnya yaitu mengelompokan bibit yang baik dari bibit yang kurang baik pertumbuhannya. Bibit yang baik merupakan prioritas pertama yang bisa dimutasikan kelapangan untuk ditanam sedangkan bibit yang kurang baik pertumbuhannya dilakukan pemeliharaan yang lebih intensip guna memacu pertumbuhan bibit sehingga diharapkan pada saat waktu tanam tiba kondisi bibit mempunyai kualitas yang merata. 7.
Pemasaran
Pemasaran di lakukan apabila tanaman telah berumur 5 - 8 bulan dan telah di lakukan seleksi bibit atau memilih bibit yang sesuai untuk di pasarkan.
3.5
Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana yang di gunakan berupa alat dan bahan. Dimana Alat yang akan
digunakan dalam kegiatan ini antara lain cangkul, cetok, drum, panci, kompor, golok, dan gergaji. Sedangkan bahan yang akan digunakan antara lain; biji Jabon, pupuk, pestisida, polibak, gas elfiji, dan dos kemas/kantong plastik juga di butuhkan media persemaian dan gudang penyimpanan.
BAB IV. ASPEK PEMASARAN
4.1
Rencana Pemasaran
Pemasaran di tunjukan kepada para petani setempat yang mayoritas masyarakatnya adalah para petani dan berkebun.
4.2
Segmen pasar yang di tuju
Segmen pasar yang di tuju adalah para penyalur atau agen petani seperti KUD (koprasi unit desa) dan kelompok tani yang ada pada masyarakat sekitar.
4.3
Bentuk Promosi
Promosi atau pengenalan produk ke masarakat dengan berbagai cara yaitu: 1.
Periklanan; Merupakan alat utama bagi pengusaha untuk mempengaruhi konsumennya. Periklanan dilakukan melalui poster-poster yang dipasang dipinggir jalan atau tempattempat yang strategis.
2.
Penjualan Pribadi: Merupakan kegiatan perusahaan untuk melakukan kontak langsung dengan calon konsumennya. Yaitu dengan : door to door selling, mail order, telephone selling, dan direct selling.
4.4
Struktur Harga
Struktur harga yang di perkenalkan kepada masyarakat khususnya para petani disesuaikan dengan kondisi bibit, segmen pasar dan kualitas bibit serta umur bibit, dimana bibit di jual dengan harga yang berbeda, struktur harga dapat dirincikan sebagai berikut : 1. Harga jual kepada konsumen langsung 2000 - 4000 2. Harga jual kepada segmen pasar, yang berkualitas baik di jual lebih rendah di bandingkan kepada konsumen langsung yaitu kisaran 1500 – 2000 rupiah/bibit 3. Harga jual yang berumur 3 – 4 bulan adalah 2000 rupiah 4. Harga jual yang berkualitas kurang baik adalah 1250 rupiah Jadi rata-rata harga jual adalah Rp. 2000 rupiah/bibit
DAFTAR PUSTAKA
Nirmala, Kukuh dan Suwondo, Edy. 2010. Gambaran Umum Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Tim PKM DP2M Dikti. Santoso, Hieronymus Budi. 1992. Budidaya Sengon. Kanisius (Anggota IKAPI). Yogyakarta. Tim Penulis. 2010. Budidaya Sengon.Pdf. www.lablink.or.id.Teknologi MiG corporation. Di akses tanggal, 02 agustus 2010.