Upaya Peningkatan Produksi dan Produktivitas Gula dalam Perspektif Perusahaan Perkebunan Negara Oleh : Adi Prasongko (Dir Utama)
Bogor, 28 Oktober 2013
Disampaikan : Slamet Poerwadi (Dir Produksi)
1
ROAD MAP SWASEMBADA GULA NASIONAL (AWAL) (Sasaran Produksi Gula Th. 2010 – 2014)
No. Tahun (a)
1 2 3 4 5
(b)
Areal Giling (Ha)
Produksi Tebu Rendemen (Ton) (Ton/Ha) (%)
(c)
GKP (Gula Kristal Putih) 2010 464.640 2011 572.122 2012 631.846 2013 691.952 2014 766.613
(d)
37.450.000 47.743.581 53.612.133 58.746.725 67.061.705
(e) = d : c (f) = (g : d) x 100
80,60 83,45 84,85 84,90 87,48
8,00 8,10 8,20 8,40 8,50
Produksi Hablur (Ton) (Ton/Ha)
Molasess (Ton)
(g)
(h) = g : c
(i) = (4,5 : 100) x d
2.996.000 3.867.230 4.396.195 4.934.725 5.700.000
6,45 6,76 6,96 7,13 7,44
1.685.250 2.148.461 2.412.546 2.643.603 3.017.777
Target produksi gula tahun 2014, sebanyak 5,7 juta ton, yang terdiri dari : 2,96 juta ton untuk konsumsi langsung dan 2,74 juta ton untuk kebutuhan industri makanan dan minuman Sumber : Kementan, Dirjenbun
2
Areal Giling No. Tahun (Ha) (a)
1 2 3 4
(b)
(c)
GKP (Gula Kristal Putih) 2010 418.259 2011 450.297 2012 451.191 2013 * 460.497 Ket :
Produksi Tebu Rendemen (Ton) (Ton/Ha) (%)
Produksi Hablur (Ton) (Ton/Ha)
(d)
(e) = d : c
(f) = (g : d) x 100
(g)
(h) = g : c
34.216.549 30.323.228 31.720.205 35.378.803
81,8 67,3 70,3 76,8
6,47 7,35 8,17 7,20
2.214.488 2.228.259 2.591.688 2.545.842
5,3 4,9 5,7 5,53
* = Prognosa akhir
Sumber : Kementan, Dirjenbun & DGI 3
PRODUKSI GULA NASIONAL
Keterangan * = Prognosa akhir Th 2013 ** = Revisi Road-Map 2014 4
Capaian produksi GKP tahun 2012 sebesar 2,591 juta ton dan capaian th 2010 sebesar 2,214 juta ton, Kenaikan produksi sebesar 0,377 juta ton (17,03% dari capaian th 2010) selama 2 tahun.
Target produksi GKP tahun 2014 sebesar 5,7 juta ton, sedangkan capaian produksi th 2012 sebesar 2,591 juta ton. Gap produksi yang dihadapi terlalu besar, yaitu 3,109 juta ton (120 % dari capaian th 2012) selama 2 tahun. Selisih yang besar (0,377 ke 3,109 juta ton) disebabkan : 1. Capaian Lahan; 2. Produktivitas tebu/Ha; 3. Rendemen. 5
Berbagai hal yang dihadapi di lapangan, secara praktikal adalah adanya persoalan sbb :
1. Permasalahan sosial dalam penguasaan lahan; 2. 3. 4. 5.
Harga sewa lahan yang tinggi; Kesesuaian lahan; Kurang efesiennya Pabrik Gula; Formulasi Harga Gula yang belum menarik;
6. Sistim tata niaga yang dinilai sering kurang kondusif (Sering dijumpainya perembesan Gula Rafinasi ke pasar GKP); 6
Oleh karena itu Road-map swasembada gula
direvisi sesuai dengan yang menjadi kewenangan atau yang dapat dikendalikan langsung oleh kementerian pertanian.
Adapun Proyeksi Produksi GKP yang dapat dikendalikan Kementerian Pertanian langsung ( Revisi Road – Map) adalah sbb : 7
PROYEKSI PRODUKSI GKP YANG DAPAT DIKENDALIKAN KEMENTERIAN PERTANIAN LANGSUNG (REVISI ROAD-MAP)
No. Tahun (a)
1 2 3 4 5
(b)
Areal Giling (Ha) (c)
GKP (Gula Kristal Putih) 2010 464.640 2011 450.297 2012 452.297 2013 454.297 2014 456.297
Produksi Tebu Rendemen (Ton) (Ton/Ha) (%)
Produksi Hablur (Ton) (Ton/Ha)
(d)
(e) = d : c
(f) = (g : d) x 100
(g)
(h) = g : c
37.450.000 30.323.228 33.922.275 36.343.760 38.785.245
80,6 67,3 75,0 80,0 85,0
8,00 7,35 7,50 7,75 8,00
2.996.000 2.228.259 2.544.171 2.816.641 3.102.820
6,4 4,9 5,6 6,2 6,8
Catatan : Realisasi produksi GKP tahun 2012 sebesar 2,591,687 ton atau 101,2% dibanding target/proyeksi pd th yg sama (= 2.544.171 ton) Sumber : Kementan, Dirjenbun
8
PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS GULA NASIONAL ANTARA REALISASI DENGAN REVISI ROAD-MAP PRODUKSI HABLUR
Th. 2010 : Road-Map awal
PRODUKTIVITAS HABLUR
Th. 2011-2014 Revisi Road-Map Th. 2014 : Realisasi apa bisa diatas Road-Map?
9
STRATEGI
ACTION • • • • • •
Penataan varietas Penyediaan bibit unggul/Single Bud Chip Percepatan bongkar/rawat ratoon Penggunaan pupuk organik Kehandalan manajemen T & A Mekanisasi panen.
• • • • • •
Mencari areal pengembangan Koordinasi dengan Instansi terkait Pemantapan Kapasitas Giling Peningkatan Kapasitas Giling Peningkatan mutu produk GKP Peningkatan efisiensi energi
KELEMBAGAAN & PEMBIAYAAN
• • • •
Penguatan kelembagaan Risbang (P3GI) Penguatan kelembagaan usaha tani Fasilitasi KKP-E/Guliran PUMK Pembiayaan untuk revitalisasi
KEBIJAKAN PEMERINTAH
• • • • •
Pemantapan tata niaga gula Kebijakan pajak Pemantapan infrastruktur Bongkar Ratoon Pemantapan Saprodi
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS ON FARM
PERLUASAN AREAL
REVITALISASI PABRIK OFF FARM
SDM
• Pelatihan • Study Banding • Perekrutan
TARGET 2013
Produksi GKP Tahun 2013 = 2,816 Jt Ton ?
SASARAN 2014 UTAMA : •Produksi gula 3,1 juta Ton (Revisi Road Map) •Pemenuhan Konsumsi Gula Nasional (GKP) LAIN-LAIN : •Produksi Bio Etanol •Pengembangan Produk turunan tebu •Produksi Listrik
1. Hambatan pemenuhan bahan baku tebu; Pergeseran lahan menjadi perumahan. Keterbatasan areal. Persaingan dengan komoditas lain.
2. Produktivitas bahan baku tebu labil; Pergeseran lahan subur ke lahan marginal (tegalan). Komposisi varietas dan kualitas bibit. Bongkar ratoon dan rawat ratoon belum maksimal. 3. Tebang & angkut; Jumlah tenaga tebang yang semakin berkurang. Kualitas tebang MBS belum sepenuhnya terpenuhi. 11
4. Pengaruh Iklim masih dominan, Contoh : a. Tahun 2012 Tanaman Tahun berjalan, tumbuh dengan baik. Ditebang pada puncak kemasakan. Rendemen tinggi. Penanaman dan pengeprasan pada kondisi kering. Tanaman baru, terlambat tumbuh.
12
4. Pengaruh Iklim masih dominan (lanjutan) b. Tahun 2013 Musim giling, hujan turun terus (Juni - Agustus 2013) Dampak terhadap penurunan produksi gula tahun berjalan, berpotensi turun pada tahun berikutnya. Tebu yang tidak bisa ditebang tepat waktu dan sulit dirawat selama hujan, akan menurunkan hasil gula tahun berikutnya.
13
4. Pengaruh Iklim masih dominan (lanjutan) c. Tahun 2014 Siklus anomali iklim makin pendek (s/d Th. 2010 rata-rata 5 tahun sekali, tetapi terjadi anomali iklim lagi di tahun 2013). Dengan terjadinya iklim basah tahun 2013, penetrasi akar tebu dangkal, sehingga untuk giling tahun 2014 harus diprioritaskan pendalaman Got dari awal.
14
1. Belum dicapai penggunaan energi secara efisien; Efisiensi boiller belum maksimal. Suplesi BBM di beberapa PG relatif masih tinggi.
2. Kinerja Pabrik Gula belum optimal; Kapasitas giling. Efisiensi pabrik. Jam berhenti dalam pabrik. 3. Kualitas gula masih belum merata, a.l. ditandai icumsa > 200 iu; 4. Pengelolaan lingkungan belum optimal. 15
16