Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
MANFAAT BIAYA KUALITAS DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN Rika Kusumawati
[email protected]
Sutjipto Ngumar
[email protected] Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT This research is meant to comprehend whether the quality cost will be useful in order to improve the company’s productivity and to analyze the influence of quality cost to the use of raw materials. By using PT Gunawan Dian Jaya Steel as the subject of the research, the quality costs are the subject of analysis which consists of prevention cost, assessment cost, internal failure cost, external failure cost. Qualitative approach with case study method as the research design to find the correlation of quality costs to the company’s productivity is used in this research.It can be concluded from this research that the reporting of quality cost is proven to be useful in order to improve the productivity of PT Gunawan Dian Jaya Steel. It can come into reality since the company has successfully done the saving of raw materials and controlling the labors in 2010-2012 periods. Keywords: Quality Cost, Prevention Cost, Internal Failure Cost, External Failure Cost ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memahami apakah biaya kualitas bermanfaat dalam upaya peningkatan produktivitas pemakaian bahan baku dan untuk menganalisis pengaruh biaya kualitas terhadap pemakaian bahan baku. Dengan menggunakan PT.Gunawan Dianjaya Steel sebagai subjek penelitian, biaya-biaya kualitas yang merupakan objek analisis terdiri atas biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal, dan biaya kegagalan eksternal. Dalam penelitian ini, digunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus sebagai rancangan penelitiannya untuk mencari korelasi biaya-biaya kualitas tersebut terhadap produktivitas perusahaan.Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaporan biaya kualitas terbukti bermanfaat dalam upaya meningkatkan produktivitas pada PT.Gunawan dian jaya Steel. Hal tersebut dapat disebabkan karena perusahaan telah berhasil melakukan penghematan bahan baku serta mengendalikan tenaga kerja periode tahun 2010-2011. Kata-kata kunci: Biaya Kualitas, Biaya Pencegahan, Biaya Kegagalan Internal, Biaya Kegagalan Eksternal.
PENDAHULUAN Kebutuhan dan persepsi manajemen dilingkungan bisnis dan teknologi mengalami perubahan dan perkembangan yang sangat pesat, hal ini mempengaruhi pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia.Semakin tinggi tingkat persaingan bisnis, perusahaan dituntut untuk bersaing, salah satu usaha yang dilakukan perusahaan agar dapat bersaing adalah meningkatkan kualitas hasil produksinya. Dengan hasil produksi yang berkualitas, diharapkan para pelanggan akan tertarik dan membeli hasil produksi yang ditawarkan. Jadi untuk memenangkan kompetisi dalam pasar bebas, harga murah tidaklah cukup melainkan harus didukung oleh kualitas produk yang sesuai dengan harapan konsumen. Menurut Hansen dan Mowen (2009:268) Memberi perhatian yang lebih besar pada kualitas dapat meningkatkan profitabilitas. Peningkatan kualitas dapat meningkatkan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
2
profitabilitas melalui dua cara: meningkatkan permintaan pelanggan dan mengurangi biaya. Dalam pasar persaingan yang ketat, peningkatan permintaan dan penghematan biaya dapat menjadi penentu apakah suatu usaha dapat berkembang atau sekedar bertahan hidup. Biaya kualitas adalah biaya-biaya yang timbul karena telah terdapat produk yang buruk kualitasnya atau pencegahan atas kualitas yang jelek dimasa yang akan datang. Dengan demikian produk-produk yang kualitasnya tidak memuaskan merupakan pemborosan terhadap sumber daya perusahaan yang berakibat pada semakin tingginya biaya yang dikeluarkan.Untuk mengatasinya perusahaan dapat melakukan pengendalianpengendalian yang lebih ditekankan pada aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan kualitas. Program perbaikan kualitas dapat meningkatkan produktivitas perusahaan demikian pula sebaliknya, karena sebagian besar kualitas dapat mengurangi sumber daya atau input yang digunakan untuk memproduksi dan menjual output perusahaan, maka kebanyakan peningkatan kualitas akan tercermin pada ukuran-ukuran produktivitas. Perbaikan produktivitas terjadi ketika perusahaan menggunakan lebih sedikit tenaga kerja, bahan baku, mesin atau sumberdaya lainnya yang digunakan untuk memproduksi dan menjual produk yang sama atau lebih baik. perusahaan dengan produktivitas lebih tinggi daripada pesaingnya akan menikmati keunggulan kompetitif, memperoleh imbal hasil diatas rata-rata dan memiliki keberhasilan jangka panjang. Menurut Mulyadi (2007:382) Produktivitas berhubungan dengan produksi keluaran secara efisien dan terutama ditujukan kepada hubungan antara keluaran dengan masukan yang digunakan untuk menghasilkan keluaran tersebut. Biasanya suatu kombinasi atau campuran masukan dapat digunakan untuk menghasilkan suatu tingkat keluaran tertentu. PT. Gunawan Dianjaya Steel merupakan perusahaan bersertifikat ISO 9001:2008 yang bergerak di bidang industri penggilingan plat baja canai panas (Hot Rolled Steel Plate). Pabrik didesain untuk memproduksi plat baja konstruksi low alloy dengan kelebaran mulai 15002600 mm dan range ketebalan 8-100 mm dibawah pengawasan yang ketat secara konstan dari departemen Quality Assurance. Pada saat ini PT. Gunawan Dianjaya Seel belum menerapkan biaya-biaya kualitas yang timbul terkait dengan operasional perusahaan dalam suatu laporan biaya tersendiri yaitu laporan biaya kualitas (Quality Cost Report). Namun demikian, PT Gunawan Dianjaya Steel sudah memiliki bagian pengendalian kualitas (Quality Control) yang bertugas melakukan pemeriksaan dan evaluasi sejak bahan baku masuk sampai dengan barang jadi dan dikirim ke konsumen. Berdasarkan uraian biaya kualitas tersebut, penulis tertarik untuk menjadikan PT. Gunawan Dianjaya Steel sebagai unit observasi penelitian ini. Rumusan masalah yang terdapat pada penelitian ini adalah apakah biaya kualitas bermanfaat dalam upaya meningkatkan produktivitas perusahaan dan bagaimana perlakuan biaya kualitas dalam laporan keuangan. Penelitian ini bertujuan untuk memahami apakah biaya kualitas bermanfaat dalam upaya peningkatan produktivitas perusahaan, sebab dengan adanya biaya kualitas dapat membantu manajer dalam menaksir penghematan pada setiap jenis biaya sehingga dapat meningkatkan kualitas input bahan baku. Dan untuk menganalisis pengaruh biaya kualitas terhadap pemakaian bahan baku, dengan adanya biaya kualitas dapat mencegah timbulnya produk rusak yang merupakan pemborosan terhadap sumber daya perusahaan.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
3
TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITIAN Biaya Kualitas Biaya kualitas adalah biaya-biaya yang timbul karena telah terdapat produk yang buruk kualitasnya atau pencegahan atas kualitas yang jelek dimasa yang akan datang. Horngren et al., (2008:288) berpendapat bahwa Costs of quality (COQ-biaya kualitas) mengacu pada biaya-biaya yang terjadi untuk mencegah, atau biaya-biaya yang timbul sebagai hasil, dari memproduksi suatu produk yang berkualitas rendah. Kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kualitas menunjukkan empat kategori biaya kualitas, Hansen dan Mowen (2009:272): 1. Biaya pencegahan (prevention cost) Biaya yang terjadi untuk mencegah kualitas buruk pada produk atau jasa yang dihasilkan.Sejalan dengan peningkatan biaya pencegahan, kita mengharapkan biaya kegagalan turun. Biaya pencegahan yang ada pada penelitian ini meliputi biaya reparasi dan pemeliharaan mesin dan audit kualitas. Perusahaan akan mengeluarkan biaya yang jauh lebih rendah apabila dapat mencegah terjadinya cacat dibandingkan dengan menemukan dan memperbaiki cacat yang telah terjadi. 2. Biaya penilaian (appraisal cost) Biaya yang terjadi untuk menentukan apakah produk dan jasa telah sesuai dengan persyaratan atau kebutuhan pelanggan. Biaya penilaian yang ada pada penelitian ini meliputi biaya pengujian.Setiap komponen dan produk cacat harus diketahui sedini mungkin dengan mengeluarkan biaya pengujian ini perusahaan berusaha untuk meminimalisir adanya produk yang berkualitas rendah sebelum akhirnya sampai di tangan pelanggan, sehingga produk yang dihasilkan dapat memuaskan pelanggan, dengan kata lain produktivitas perusahaan dapat meningkat. 3. Biaya kegagalan internal Biaya yang terjadi karena produk dan jasa yang dihasilkan tidak sesuai dengan spesifikasi atau kebutuhan pelanggan.Ketidaksesuaian ini dideteksi sebelum dikirim ke pihak luar.Hal itu adalah kegagalan yang dideteksi oleh kegiatan penilaian. Biaya kegagalan internal yang ada pada penelitian ini meliputi biaya produksi ulang.Dengan mengeluarkan biaya ini perusahaan masih dapat mencegah sebelum beredarnya produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi pelanggan, sehingga tidak mengecewakan pelanggan atas tidak kesesuaian produk yang di pesannya. 4. Biaya kegagalan eksternal Biaya yang terjadi karena produk dan jasa yang dihasilkan gagal memenuhi persyaratan atau tidak memuaskan kebutuhan pelanggan setelah produk disampaikan kepada pelanggan.Dari semua biaya kualitas, kategori biaya ini dapat menjadi yang paling merugikan. Biaya kegagalan eksternal yang ada pada penelitian ini meliputi retur penjualan dan biaya klaim eksport. Dalam hal ini perusahaan masih berupaya untuk melayani pelanggan sebaik mungkin , dikarenakan produk yang dihasilkan perusahaan tidak memenuhi kebutuhan pelanggan. Pelaporan Biaya Kualitas Pelaporan biaya kualitas dapat menjadi sumber informasi terpenting dalam pembuatan keputusan perbaikan kualitas dan penurunan kualitas.Langkah pertama dalam membuat
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
4
pelaporan biaya kualitas adalah menentukan biaya kualitas sesungguhnya untuk setiap komponen kualitas.Langkah berikutnya adalah mengelompokkan komponen-komponen biaya kualitas tersebut dalam kelompok-kelompok biaya kualitas.Pengelompokan ini bermanfaat agar manajer dapat mengetahui distribusi penyebaran biaya kualitas yang terjadi.Supaya penyusunan laporan biaya kualitas mudah dilakukan dan dipahami lazimnya dibuat dalam bentuk presentase dari penjualan sesungguhnya (Siregar et al., 2013:292). Beberapa manfaat biaya kualitas menurut Garisson et al., (2013:85) diantaranya adalah: 1. Informasi biaya kualitas membantu para manajer melihat keuntungan finansial dari cacat. 2. Informasi biaya kualitas membantu para manajer mengidentifikasikan pentingnya masalah-masalah kualitas yang dihadapi perusahaan. 3. Informasi biaya kualitas membantu para manajer melihat apakah biaya-biaya kualitas di perusahaan mereka didistribusikan secara tidak baik. Konsep Produktivitas Secara umum produktivitas adalah memaksimalkan segala sumber daya yang ada untuk mendapatkan hasil (output) yang maksimal. Produktivitas menurut Mulyadi (2007:382) adalah berhubungan dengan produksi keluaran secara efisien dan terutama ditujukan kepada hubungan antara keluaran dengan masukan yang digunakan untuk menghasilkan keluaran tersebut. Biasanya suatu kombinasi atau campuran masukan dapat digunakan untuk menghasilkan suatu tingkat keluaran tertentu. Sinungan (2008:60) menyatakan bahwa peningkatan produktivitas di dalam perusahaan terutama berkaitan dengan tiga jenis sumber: 1. Modal (perlengkapan, material, energy, tanah dan bangunan). 2. Tenaga kerja. 3. Manajemen dan organisasi. Terdapat beberapa manfaat produktivitas dalam suatu organisasi perusahaan menurut Gaspersz (1998) seperti dikutip Zakaria (2007) antara lain: 1. Perusahaan dapat menilai efisiensi konversi sumber dayanya. 2. Perencanaan sumber-sumber daya akan menjadi lebih efektif dan efisien. 3. Tujuan ekonomis dan non ekonomis dari perusahaan dapat diorganisasikan kembali. 4. Perencanaan target tingkat produktivitas dimasa mendatang dapat dimodifikasi. 5. Strategi untuk meningkatkan produktivitas perusahaan berdasarkan tingkat kesenjangan produktivitas (productivity gap). 6. Sebagai informasi dalam membandingkan tingkat produktivitas diantara organisasi perusahaan. 7. Nilai produktivitas dapat menjadi informasi untuk merencanakan tingkat keuntungan dari perusahaan. 8. Menciptakan tindakan kompetitif berupa upaya peningkatan produktivitas terus menerus (continous productivity improvement). 9. Untuk menentukan dan mengevaluasi kecenderungan perkembangan produktivitas perusahaan dari waktu ke waktu. 10. Mengevaluasi perkembangan dan efektivitas dari perbaikan yang dilakukan perusahaan. 11. Memberikan motivasi kepada orang-orang untuk terus melakukan perbaikan dan meningkatkan kepuasan kerja. 12. Aktivitas perundingan bisnissecara kolektif dapat diselesaikan secara rasional.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
5
Pengukuran produktivitas Menurut Blocher et al., (2012:411) sebuah ukuran produktivitas bisa berupa ukuran produktivitas finansial maupun operasional. Produktivitas operasional (operational productivity) adalah rasio unit output terhadap unit input. Penghitung dan pembaginya adalah ukuran fisik. Produktivitas finansial (financial productivity) juga merupakan rasio dari output terhadap input, kecuali bahwa baik penghitung maupun pembagi berupa mata uang. Sebuah ukuran produktivitas bisa mencakup semua faktor produksi atau berfokus pada faktor tunggal atau sebagian dari faktor produksi yang digunakan perusahaan dalam proses produksi, diantaranya adalah: 1. Produktivitas parsial = jumlah unit yang diproduksi/jumlah unit dari sumber daya input tunggal Sebuah ukuran produktivitas yang berfokus pada hubungan antara salah satu faktor input dan output yang didapatkan. Berikut adalah contoh-contoh produktivitas parsial: a. Proses (output per jam kerja mesin atau output per jam Produktivitas bahan baku langsung (output/unit dari bahan baku). b. Produktivitas tenaga kerja (output per jam kerja pekerja atau output per orang yang diperkerjakan). c. Produktivitas kilowatt). 2. Produktivitas total = nilai output unit atau penjualan/total biaya semua sumber daya input Sebuah ukuran produktivitas yang mencakup semua input sumber daya yang digunakan dalam proses produksi. Purwanti dan Prawironegoro (2013:196) menyatakan bahwa cara yang lazim digunakan untuk meningkatkan produktivitas adalah: 1. Manajemen harus mampu membuat program kerja yang sesuai dengan kemampuan sumber daya yang dimilikinya dan yang sesuai dengan perubahan kondisi eksternal dan internal sehingga outputnya dapat dinikmati pelanggan serta bergaya demokratis. 2. Sumber daya manusia harus dimotivasi agar bersedia bekerja efektif dan efisien. 3. Metode kerja harus cocok dengan kondisi peralatan dan sumber daya manusia yang tersedia. 4. Peralatan kerja harus cocok dengan jenis dan kualitas barang atau jasa yang diproduksi. 5. Material atau sasaran kerja yang diolah harus cocok dengan jenis dan kualitas barang atau jasa yang diproduksi. 6. Lingkungan kerja yang harus kondusif (menyenangkan). 7. Teknik pengukuran prestasi kerja yang harus. 8. Modal kerja harus cukup untuk melaksanakan kegiatan. Hubungan Kualitas Dengan Produktivitas Peningkatan kualitas juga dapat meningkatkan produktivitas, dan juga sebaliknya (Hansen dan Mowen 2009:299). Sebagai contoh, jika pengerjaan ulang berkurang karena menurunnya unit produk cacat, maka lebih sedikit tenaga kerja dan bahan yang digunakan untuk menghasilkan output yang sama. Penurunan jumlah unit cacat memperbaiki kualitas, sedangkan pengurangan jumlah input yang digunakan meningkatkan produktivitas. Karena sebagian besar peningkatan kualitas mengurangi jumlah sumber daya yang digunakan untuk memproduksi dan menjual output perusahaan, peningkatan kualitas akan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
6
meningkatkan produktivitas. Jadi peningkatan kualitas secara umum akan tercermin pada ukuran-ukuran produktivitas. Penelitian Terdahulu Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang menghsilkan penelitian yang relevan dengan penulis kerjakan saat ini, diantaranya: Mustikasari Ningsih (2011) menyatakan bahwa laporan biaya kualitas belum dapat mencapai jumlah ideal biaya kualitas. Selanjutnya Darminton Pujotomo, Haryo Santoso dan Halimah Nursanti (2008) menyatakan dengan penggunaan input material dan input modal secara efektif dan efisien sebagai upaya peningkatan produktivitas periode mendatang lebih berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan dibandingkan dengan input lain.Muhammad Iqbal Randy (2012) menyatakan bahwa pelaporan biaya kualitas bermanfaat dalam upaya peningkatan produktivitas perusahaan. Kemudian Triar Sari Rochmatin (2013) menyatakan bahwa dari analisis biaya kualitas dapat diketahui berapa besarbiaya yang dikeluarkan perusahaan dalam pengendalian kualitasnya dan kegiatan apa saja yang menimbulkan biaya terbesar serta dapat meningkatkan efisiensi biaya produksi.Dalam penelitian Stanley Bobby Sutanto (2012) menyatakan laporan biaya kualitas sangat berperan dalam membantu manajemen mengambil keputusan jangka panjang seperti meminimumkan biaya dan meningkatkan kualitas. Setelah itu Mathius Tandiontong, Fentri Sitanggang dan Verani Carolina (2010) menyatakan dengan terus meningkatkan kualitas produk dan jasa perusahaan dapat mengurangi terjadinya keluhan pelanggan dan terdapat pengaruh signifikan antara biaya kualitas terhadap tingkat profitabilitas. Dan dalam penelitian Jepi Zakaria (2007) menyatakan bahwa biaya kualitas berpengaruh positif terhadap peningkatan produktivitas, apabila biaya kualitas dinaikkan maka akan berakibat pada kenaikkan tingkat produktivitas, sebaliknya jika biaya kualitas diturunkan maka akan berakibat pada penurunan tingkat produktivitas. Berdasarkan penelitian terdahulu, terdapat beberapa perbedaan dengan penelitian yang saya buat yaitu penelitian ini lebih bertujuan untuk memahami manfaat biaya kualitas dalam meningkatkan produktivitas pada perusahaan dan menganalisis pengaruh biaya kualitas dengan pemakaian bahan baku, objek penelitian yang berbeda dan sampel penelitian (pada penelitian ini menggunakan data tahun 2010 sampai tahun 2012).
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
7
Proposisi Penelitian Penelitian ini didasarkan atas proposisi sebagai berikut: Rumusan Masalah
Proposisi
Masalah
1. Apakah biaya kualitas 1. Biaya kualitas bermanfaat bermanfaat dalam upaya dalam upaya menigkatkan meningkatkatkan produktivitas perusahaan, produktivitas dengan melakukan perusahaan? penghematan bahan baku serta mengendalikan tenaga kerja.
1. Bagaimana pengaruh biaya kualitas dalam meningkatkan produktivitas perusahaan?
2. Bagaimana perlakuan 2. Perlakuan laporan biaya laporan biaya kualitas kualitas pada perusahaan dalam laporan belum dilaporkan secara keuangan? terpisah, namun perusahaan sudah memiliki bagian pengendalian kualitas (quality control).
2. Apakah perlakuan biaya kualitas sudah dilaporkan secara terpisah?
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran Populasi (Objek) Penelitian Jenis Penelitian Dalam melakukan penelitian pada PT. Gunawan Dianjaya Steel, penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, yaitu pendekatan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Indranata, 2008:8). Penelitian ini juga dilakukan dengan metode deskriptif. Menurut Sanusi (2012:13) Penelitian deskriptif adalah desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara sistematis tentang informasi ilmiah yang berasal dari subjek atau objek penelitian. Penelitian deskriptif berfokus pada penjelasan sistematis tentang fakta yang diperoleh saat penelitian dilakukan. Peneliti kualitatif diharapkan sejak awal pengumpulan data sudah langsung menganalisis data dengan mengadakan interpretasi untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Gambaran dari Populasi (Objek) Penelitian Populasi adalah kumpulan dari keseluruhan obyek yang diteliti.Sedangkan sampel adalah sebagian obyek yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti sehingga dianggap mewakili seluruh obyek yang diteliti (populasi). Sampling adalah proses pemilihan beberapa sampel (obyek) dari seluruh obyek-obyek (populasi) yang akan diteliti sifat-sifatnya.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
8
Populasi yang diperlukan untuk penelitian ini adalah dokumen-dokumen mengenai biaya kualitas dan produktivitas perusahaan.Subyek penelitian yang digunakan adalah PT. Gunawan Dianjaya Steel Surabaya. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan suatu prosedur yang sangat penting dalam suatu penelitian.Data yang telah dikumpulkan dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan masalah yang dirumuskan dalam penelitian.Untuk mendapatkan data yang objektif dan relevan, penulis memperoleh data yang berasal dari sumber data yang tepat yaitu data primer dan data sekunder yang berasal dari perusahaan/objek yang diteliti dalam hal ini adalah bagian gudang, bagian produksi dan bagian akuntansi. Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini : 1. Wawancara Menurut Sanusi (2012:105) Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subjek penelitian. Penulis mengadakan wawancara/tatap muka secara langsung dengan pihak-pihak yang dapat memberikan informasi tentang masalah yang berkaitan dengan penggunaan laporan biaya kualitas dengan peningkatan produktivitas. 2. Observasi Menurut Sanusi (2012:111) menjelaskan bahwa observasi merupakan cara pengumpulan data melalui proses pencatatan perilaku subjek (orang), objek (benda) atau kejadian yang sistematik tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dengan individu-individu yang diteliti. Dalam hal ini penulis memperoleh informasi dengan jalan mengadakan peninjauan langsung ke objek penelitian pada bagian gudang, produksi dan akuntansi untuk mengetahui secara langsung kegiatan operasi perusahaan. 3. Dokumentasi Yaitu teknik pengumpulan data dengan mengumpulkan dan mempelajari data yaitu dokumen berupa struktur organisasi, sejarah dan kegiatan organisasi termasuk bidang usaha dan data mengenai laporan biaya kualitas dengan produktivitas yang telah ditetapkan oleh manajemen yang berhubungan dengan pembahasan penelitian. Semua data ini diperoleh dengan cara mencatat atau mengutip data yang ada pada objek penelitian. Satuan Kajian Dalam penelitian ini penulis lebih menekankan pemahaman mengenai berbagai masalah serta realita yang terjadi pada perusahaan yang berhubungan dengan biaya kualitas dan produktivitas perusahaan, meliputi: 1. Biaya kualitas, merupakan biaya yang timbul dikarenakan terdapat produk yang berkualitas rendah atau pencegahan kualitas yang buruk di masa yang akan dating. Biaya kualitas yang terdapat pada PT. Gunawan Dianjaya Steel adalah a. Biaya pencegahan yang terdiri dari biaya reparasi dan pemeliharaan mesin serta biaya audit kualitas. b. Biaya penilaian yang terdiri dari biaya pengujian. c. Biaya kegagalan internal yang terdiri dari biaya produksi ulang. d. Biaya kegagalan eksternal yang terdiri dari retur penjualan dan biaya klaim eksport. 2. Produktivitas, merupakan ukuran efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan suatu produk, dimana sering dinyatakan dalam suatu rasio produktivitas
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
9
yang diperoleh dengan membandingkan output yang dihasilkan dengan input yang digunakan. Produktivitas bahan baku dan tenaga kerja pada PT. Gunawan Dianjaya Steel mengalami peningkatan pada tahun 2010 ke tahun 2011, dan mengalami penurunan pada tahun 2011 ke tahun 2012. PT. Gunawan Dianjaya Steel bergerak di bidang industri penggilingan plat baja canai panas (Hot Rolled Steel Plate).Perseroan hanya menghasilkan satu jenis produk yaitu steel plate/plat baja.Konsumen dari PT. Gunawan Dianjaya Steel umumnya perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi kapal.Secara komersial produk yang dihasilkan dipakai untuk memenuhi pasar domestik maupun eksport. Bahan baku yang digunakan berupa slab baja. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang dilakukan untuk memecahkan masalah dalam penulisan ini adalah dengan menggunakan teknik deskriptif kualitatif yaitu dengan cara sebagai berikut: 1. Menjelaskan atau menggambarkan pelaporan biaya kualitas untuk peningkatan produktivitas pada PT. Gunawan Dianjaya Steel. 2. Membandingkan antara teori yang relevan mengenai laporan biaya kualitas yang diterapkan oleh PT. Gunawan Dianjaya Steel. 3. Mengklasifikasikan komponen biaya dalam perusahaan yang termasuk dalam kategori biaya kualitas, apakah termasuk biaya pencegahan, penilaian, kegagalan internal, kegagalan eksternal dan sekaligus menghitung dan menjumlahkan masing-masing jenis biaya berdasarkan kategorinya. 4. Membuat laporan biaya kualitas berdasarkan penjualan aktual masing-masing tahun dan analisis tren laporan biaya kualitas berdasarkan beberapa periode sebelumnya. 5. Mengukur produktivitas parsial output/input. 6. Mengevaluasi pengaruh biaya kualitas terhadap produktivitas perusahaan. 7. Memberikan rekomendasi untuk perbaikan laporan biaya kualitas pada PT. Gunawan Dianjaya Steel. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Permasalahaan Tren laporan Biaya Kualitas Berdasarkan Beberapa Periode Sebelumnya. Laporan biaya kualitas dapat menunjukkan besarnya biaya kualitas yang terjadi serta pendistribusiannya terhadap keempat elemen biaya kualitas, namun jika laporan biaya kualitas tersebut hanya satu periode saja, belum dapat memberikan gambaran mengenai kemajuan yang dicapai serta peluang untuk mengembangkannya lebih lanjut.Maka dari itu, perusahaan juga harus membuat analisis berdasarkan periode sebelumnya, sehingga dapat diketahui seberapa jauh program perbaikan kualitas yang dilaksanakan mencapai kemajuan dan peluang yang dapat dilihat dari program berikut.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
10
30
% Penjualan
20 10 0 2010
2011
2012
% Penjualan
-10 -20 -30
Tahun
Gambar 1 Grafik Tren Penjualan Bersih PT Gunawan Dianjaya Steel Tahun 2010-2012 (Dalam %) Sumber: Data Intern Perusahaan Yang Telah Diolah
Berdasarkan grafik tren penjualan bersih tahun 2010-2012 (dalam %)diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat kenaikan penjualan dari tahun 2010 ke tahun 2011 yaitu sebesar 22,42%, sedangkan pada tahun 2011 ke tahun 2012 terjadi penurunan atas penjualan sebesar 27,04%. penurunan penjualan disebabkan oleh lemahnya ekspor dari negara-begara industri terkemuka seperti China, Jepang dan Korea Selatan, sehingga terjadi penurunan permintaan produk baja di pasar internasional.
Biaya Kualitas
Kenaikan dan penurunan biaya kualitas PT. Gunawan Dianjaya Steel pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 (dalam rupiah) dapat dilihat pada grafik tren dibawah ini: 34,000,000,000 33,500,000,000 33,000,000,000 32,500,000,000 32,000,000,000 31,500,000,000 31,000,000,000 30,500,000,000 30,000,000,000 29,500,000,000
biaya kualitas
2010
2011
2012
Tahun Gambar 2 Grafik Tren Biaya Kualitas PT Guanawan Dianjaya Steel Tahun 2010-2012 (Dalam Rupiah) Sumber: Data Intern Perusahaan Yang Telah Diolah
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
11
Berdasarkan grafik diatas, terlihat bahwa biaya kualitas dari tahun 2010 ke tahun 2011 terjadi kenaikan, sedangkan dari tahun 2011 ke tahun 2012 terjadi penurunan. Kenaikan biaya kualitas ini ternyata diikuti oleh penjualan, begitu juga penurunan dari tahun 2011 ke tahun 2012. Sedangkan secara presentase biaya kualitas terhadap penjualan mengalami penurunan dari tahun 2010 ke tahun 2011, menurunnya presentase biaya kualitas terhadap penjualan merupakan bukti bahwa program perbaikan kualitas yang diterapkan oleh perusahaan dapat dikatakan cukup berhasil. Sedangkan presentase biaya kualitas terhadap penjualan mengalami kenaikan dari tahun 2011 ke tahun 2012, naiknya presentase biaya kualitas terhadap penjualan masih disebabkan oleh krisis Eropa dan belum pulihnya perekonomian di Amerika sehingga penjualan di tahun 2012 mengalami penurunan namun perusahaan masih berupaya untuk tetap memberikan kualitas terbaik terhadap konsumennya. Di tahun 2012 perusahaan juga melakukan penggantian motor utama dari mesin rolling guna mendorong peningkatan kapasitas produksi. Kenaikan dan penurunan penjualan PT. Gunawan Dianjaya Steel pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 (dalam rupiah) dapat dilihat pada grafik tren dibawah ini: 2,500,000,000,000
Penjualan
2,000,000,000,000 1,500,000,000,000 1,000,000,000,000
penjualan
500,000,000,000 0 2010
2011
2012
Tahun
Gambar 3 Grafik Tren Penjualan PT Gunawan Dianjaya Steel Tahun 2010-2012 (Dalam Rupiah) Sumber: Data Intern Perusahaan Yang Telah Diolah
Program perbaikan kualitas telah menunjukkan tren positif khususnya dari tahun 2010 ke tahun 2011, namun dari tahun 2011 ke tahun 2012 perusahaan mengalami kondisi perekonomian dunia yang masih dibayangi oleh situasi yang tidak kondusif di negaranegara Uni Eropa, belum pulihnya perekonomian Amerika Serikat dan lemahnya ekspor dari negara-negara industri terkemuka seperti China, Jepang dan Korea Selatan. Sehingga terjadi penurunan permintaan produk baja di pasar internasional yang juga diikuti dengan penurunan harga akibat penurunan harga komoditi baja di pasar internasional, serta kenaikan harga gas dan tarif dasar listrik. Dengan demikian perusahaan tetap konsisten untuk lebih fokus mengarahkan penjualannya kepada pasar domestik sebagai ganti porsi
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
12
pasar ekspor yang menurun dan selalu memonitor perkembangan kondisi di pasar ekspor terutama pasar regional di kawasan Asia Tenggara untuk mencari terobosan ekspor jika keadaan sudah memungkinkan serta perusahaan akan menerapkan strategi memfokuskan pemasaran pada pasar domestik dengan target utama distributor dan pemakai akhir/end user. Kenaikan dan penurunan biaya kualitas per kategori PT. Gunawan Dianjaya Steel pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 (dalam %) dapat dilihat pada grafik tren dibawah ini:
% Biaya Kualitas Per Kategori
1.8 1.6 1.4 Biaya Pencegahan
1.2 1.0
Biaya Penilaian
0.8 0.6
Biaya Kegagalan Internal
0.4 0.2
Biaya Kegagalan Eksternal
0.0 2010
2011
2012
Tahun
Gambar 4 Grafik Biaya Kualitas Per kategori PT Gunawan Dianjaya Steel Tahun 2010-2012 (Dalam %) Sumber: Data Intern Perusahaan yang Telah Diolah
Berdasarkan gambar diatas bahwa terjadi penurunan di semua elemen biaya kualitas dari tahun 2010 ke tahun 2011. Kondisi ini mengindikasikan bahwa perusahaan telah cukup berhasil dalam mengatasi masalah alokasi biaya kualitas di masing-masing kategori. Dengan alokasi biaya yang cukup baik, perusahaan dapat meningkatkan kualitas produk dan layanan agar kepuasan pelanggan juga ikut meningkat. Semakin banyak pelanggan yang loyal, tentunya akan membawa dampak yang positif terhadap perusahaan. Hal ini terlihat dengan menurunnya presentase biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal dari tahun 2010 ke tahun 2011. Pada tahun 2011 ke tahun 2012 biaya pencegahan yang naik menunjukkan bahwa perusahaan masih berupaya untuk mencegah terjadinya produk yang kualitasnya rendah, walaupun biaya kegagalan internal dan ekternal mengalami kenaikan namun alokasi biaya pada perusahaan masih bisa dikatakan cukup baik karena presentase total biaya atas pengendalian kualitas masih lebih besar dibandingkan dengan presentase total atas biaya karena kegagalan.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
13
Sebab dan Akibat Masalah Produktivitas adalah ukuran efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan suatu produk, dimana sering dinyatakan dalam suatu rasio produktivitas yang diperoleh dengan membandingkan output yang dihasilkan dengan input yang digunakan. Dalam penelitian ini digunakan pengukuran produktivitas parsial, dimana menurut Blocher et al., (2012:411) merupakan sebuah ukuran produktivitas yang berfokus pada hubungan antara salah satu faktor input dan output yang didapatkan. Ukuran produktivitas bisa berupa ukuran produktivitas financial maupun operasional. Produktivitas operasional adalah rasio unit output terhadap unit input, penghitung dan pembaginya adalah ukuran fisik. Sedangkan produktivitas finansial juga merupakan rasio dari output terhadap input, kecuali bahwa baik penghitung maupun pembaginya berupa mata uang. Output yang digunakan dalam pengukuran produktivitas bahan baku ini adalah biaya produk yang dihasilkan, sedangkan inputnya adalah biaya pemakaian bahan baku. Output yang digunakan dalam pengukuran produktivitas tenaga kerja adalah biaya produk yang dihasilkan, sedangkan inputnya adalah biaya tenaga kerja langsung.Tujuan diadakan pengukuran ini adalah utuk menilai apakah efisiensi produk telah meningkat atau menurun. Rasio produktivitas bahan baku PT. Gunawan Dianjaya Steel pada tahun 2010 hingga tahun 2012 akan ditunjukkan dalam tabel 1 berikut ini: Tabel 1 Rasio Produktivitas Bahan Baku PT. Gunawan Dianjaya Steel Tahun 2010-2012
Tahun 2010 2011 2012
Bahan Baku (Rp) 1.607.748.953.422 1.640.085.670.356 1.183.192.844.468
Produksi (Rp) 1.474.813.648.361 1.784.377.476.424 1.481.917.078.131
Rasio 0,917 1,088 1,252
Pertumbuhan 0,171 0,164
Sumber: Data Intern Perusahaan Yang Telah Diolah
Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa terjadi peningkatan rasio produktivitas bahan baku dari tahun 2010 sampai tahun 2012. Rasio produktivitas bahan baku untuk tahun 2010 adalah 0,917 sedangkan untuk tahun 2011 produktivitas meningkat menjadi 1,088 dan pada tahun 2012 sebesar 1,252. Sehingga dari tahun 2010 ke tahun 2011 terjadi peningkatan produktivitas bahan baku sebesar 0,171 dan dari tahun 2011 ke tahun 2012 terjadi peningkatan produktivitas bahan baku sebesar 0,164. Kenaikan rasio tersebut menunjukkan bahwa pemakaian bahan baku untuk produksi yang efektif dan efisien serta terdapat bahan baku yang berkualitas, perusahaan berkomitmen pada penyediaan bahan baku yang baik dan sesuai dengan standart untuk produksi perusahaan tersebut. Rasio produktivitas tenaga kerja PT. Gunawan Dianjaya Steel pada tahun 2010 hingga tahun 2012 akan ditunjukkan dalam tabel 2 berikut ini:
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
14 Tabel 2 Rasio Produktivitas Tenaga Kerja PT. Gunawan Dianjaya Steel Tahun 2010-2012
Tahun 2010 2011 2012
Biaya Tenaga Kerja Langsung (Rp) 10.114.655.625 11.164.910.425 12.228.977.134
Produksi (Rp) 1.474.813.648.361 1.784.377.476.424 1.481.917.078.131
Rasio 145,81 159,82 121,18
Pertumbuhan 14,01 38,64
Sumber: Data Intern Perusahaan Yang Telah Diolah
Tidak berbeda dengan rasio produktivitas bahan baku, rasio produktivitas tenaga kerja tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami peningkatan dan pada tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami penurunan. Rasio produktivitas tenaga kerja pada tahun 2010 adalah sebesar 145,81 mengalami peningkatan sebesar 14,01 menjadi sebesar 159,82 pada tahun 2011. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan jumlah produksi tahun 2011 dan perusahaan sudah cukup baik dalam mengelola sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan output yang sesuai dengan yang diharapkan. Pada tahun 2012 rasio produktivitas mengalami penurunan sebesar 38,64 sehingga rasio produktivitas tenaga kerja menjadi 121,18. Dalam hal ini perusahaan berupaya untuk terus menekankan profesionalisme dan kompetensi karyawan untuk meghasilkan sumber daya manusia sebagai penunjang kesuksesan perusahaan, sepanjang tahun 2012 perusahaan telah melakukan beberapa training baik internal maupun eksternal sebagai upaya meningkatkan kompetensi karyawan. Analisi Masalah Kaitan antara biaya kualitas dan peningkatan produktivitas Peningkatan kualitas juga dapat meningkatkan produktivitas, dan juga sebaliknya.karena sebagian besar peningkatan kualitas mengurangi sumber daya yang digunakan untuk memproduksi dan menjual output perusahaan, peningkatan kualitas akan meningkatkan produktivitas. jadi peningkatan kualitas secara umum akan tercermin pada ukuran-ukuran produktivitas. Pertumbuhan dari biaya kualitas dan penjualan bersih pada PT. Gunawan Dianjaya Steel tahun 2010 hingga tahun 2012 dapat ditunjukkan dalam tabel 3 dibawah ini: Tabel 3 Laporan Biaya Kualitas dan Penjualan Bersih PT. Gunawan Dianjaya Steel Tahun 2010-2012
Tahun 2010 2011 2012
Biaya Kualitas 31.054.869.503 33.440.330.062 31.058.010.191
Pertumbuhan 7,68% 7,67%
Penjualan Bersih 1.710.131.747.278 2.093.544.754.762 1.647.928.004.308
Pertumbuhan 22,42% 27,04%
% Penjualan 1,8159 1,5973 1,8846
Sumber: Data Intern Perusahaan Yang Telah Diolah
Berdasarkan susunan laporan biaya kualitas dan perhitungan produktivitas, laporan biaya kualitas berdasarkan penjualan menunjukkan bahwa presentase total biaya kualitas terhadap penjualan pada tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami penurunan. Penurunan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
15
presentase biaya kualitas terhadap penjualan diikuti dengan naiknya penjualan perusahaan pada tahun 2010 ke tahun 2011. Presentase total biaya kualitas terhadap penjualan pada tahun 2010 adalah sebesar 0,018 atau 1,8159% sedangkan presentase total biaya kualitas pada tahun 2011 adalah sebesar 0,015 atau 1,5937%. Dapat dilihat bahwa biaya kualitas dari tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 0,2186%, penjualan bersih pada tahun 2010 adalah sebesar Rp. 1.710.131.747.278,00 sedangkan penjualan bersih pada tahun 2011 adalah sebesar Rp. 2.093.544.754.762,00 sehingga terlihat terdapat kenaikan penjualan bersih dari tahun 2010 ke tahun 2011 sebesar Rp. 383.413.007.484,00 atau sebesar 22,42%. Sedangkan presentase total biaya kualitas terhadap penjualan pada tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami kenaikan. Penjualan Pada tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami penurunan. Presentase total biaya kualitas terhadap penjualan pada tahun 2011 adalah sebesar 0,015 atau 1,5937% sedangkan presentase total biaya kualitas pada tahun 2012 adalah sebesar 0,018 atau 1,8846%. Sehingga biaya kualitas dari tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 0,2873%, penjualan bersih pada tahun 2011 adalah sebesar Rp. 2.093.544.754.762,00 sedangkan penjualan bersih pada tahun 2012 adalah sebesar Rp. 1.647.928.004.308,00 sehingga terdapat penurunan penjualan bersih dari tahun 2011 ke tahun 2012 sebesar Rp. 445.616.750.454,00 atau sebesar 27,04%. Pertumbuhan dari biaya kualitas per kategori presentase terhadap penjualan pada PT. Gunawan Dianjaya Steel tahun 2010 hingga tahun 2012 dapat ditunjukkan dalam tabel 4 dibawah ini: Tabel 4 Laporan Biaya Kualitas Per Kategori Presentase Terhadap Penjualan PT Gunawan Dianjaya Steel Tahun 2010-2012
Tahun 2010 2011 2012
Biaya Pencegahan 1,4905 1,3197 1,6523
Biaya Penialaian 0,2759 0,2341 0,1814
Biaya Kegagalan Internal 0,0173 0,015 0,0214
Biaya Kegagalan Eksternal 0,032 0,0283 0,0293
Total 1,8159 1,5973 1,8846
Sumber: Data Intern Perusahaan Yang Telah Diolah
Tahun 2010 terlihat bahwa presentase biaya pencegahan dan biaya penilaian sebesar 1,4905% dan 0,2759%. Sedangkan presentase biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal sebesar 0,0173% dan 0,0320%. Biaya pencegahan terlihat tinggi yaitu 1,4905% dari penjualan, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan menginginkan produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan sejak sebelum dimulainya proses produksi agar resiko terjadinya produk cacat dapat diminimalisir bahkan sampai di titik nol. Biaya penilaian dan biaya kegagalan internal sebesar 0,2759% dan 0,0173% menunjukkan bahwa perusahaan sangat memperhatikan pengendalian kualitas serta barang jadi hasil produksi sebelum sampai di tangan pelanggan. Hal ini bertujuan agar kepuasan dan kepercayaan pelanggan yang setia terhadap produk akan semakin bertambah. Adapun biaya kegagalan eksternal sebesar 0,0320% menunjukkan masi terdapat kelalaian dalam quality control barang jadi sehingga masih ada produk yang diterima pelanggan yang kurang sesuai dengan spesifikasi permintaan pelanggan. Pada tahun 2011 presentase biaya pencegahan dan biaya penilaian terhadap penjualan sebesar 1,3197% dan 0,2341% sedangkan biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
16
eksternal sebesar 0,0150% dan 0,0283%. Total biaya kualitas tahun 2011 menunjukkan presentase terhadap penjualan sebesar 1,5973% atau turun sebesar 0,2186% dibandingkan tahun 2010. Hal ini menunjukkan bahwa di tahun 2011 perusahaan sudah semakin efisien dalam manajemen biaya kualitas dalam rangka program perbaikan kualitas. Keberhasilan perusahaan dalam program perbaikan kualitas di tahun 2011 ini juga ditunjukkan dengan meningkatnya penjualan sebesar Rp. 2.093.544.754.762,00 atau naik sebesar 22,42% dibandingkan tahun 2010. Pada tahun 2012 presentase biaya pencegahan dan biaya penilaian terhadap penjualan sebesar 1,6523% dan 0,1814% sedangkan biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal sebesar 0,0214% dan 0,0293%. Total biaya kualitas tahun 2012 menunjukkan presentase terhadap penjualan sebesar 1,8846% atau naik sebesar 0,2873% dibandingkan tahun 2011. Penjualan tahun 2012 sebesar Rp. 1.647.928.004.308 juga mengalami penurunan sebesar 27,04% dari tahun sebelumnya. Hal ini sangat dipengaruhi oleh belum pulihnya perekonomian sejak krisis ekonomi global yang terjadi di Amerika maupun krisis hutang beberapa negara di Eropa, sehingga berpengaruh pada penurunan harga komoditas dan penurunan permintaan barang untuk ekspor.Namun demikian, pada tahun 2012 biaya untuk kegiatan pencegahan lebih besar dari biaya untuk kegiatan karena kegagalan menunjukkan bahwa perusahaan serius dalam meningkatkan kualitas produknya meskipun sempat terjadi sedikit goncangan oleh krisis ekonomi global. Pemecahan Masalah Pembahasan sebelumnya mengindikasikan bahwa perusahaan telah berhasil meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan pada tahun 2010 ke tahun 2011.Hal ini ditunjukkan dengan menurunnya biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal. Perusahaan juga telah berhasil melakukan penghematan bahan baku serta mengendalikan tenaga kerja periode tahun 2010-2011. Kondisi ini mengindikasikan perusahaan telah berhasil melakukan penghematan biaya. Penghematan tersebut antara lain disebabkan oleh kurangnya biaya yang harus dikeluarkan untuk mengatasi produk-produk yang mengalami kegagalan baik dari faktor internal maupun eksternal, perusahaan juga semakin efisien dalam pengelolaan sumber daya yang dimilikinya. Pada periode tahun 2011-2012 mengindikasikan bahwa perusahaan masih belum bisa mempertahankan atas kondisi pada tahun sebelumnya, ini disebabkan perusahaan mengalami kondisi perekonomian dunia yang masih dibayangi oleh situasi yang tidak kondusif di negara-negara Uni Eropa, belum pulihnya perekonomian Amerika Serikat dan lemahnya ekspor dari negara-negara industri terkemuka seperti China, Jepang dan Korea Selatan. Sehingga terjadi penurunan permintaan produk baja di pasar internasional yang juga diikuti dengan penurunan harga akibat penurunan harga komoditi baja di pasar internasional, serta kenaikan harga gas dan tarif dasar listrik. Dengan demikian perusahaan tetap konsisten untuk lebih fokus mengarahkan penjualannya kepada pasar domestik sebagai ganti porsi pasar ekspor yang menurun dan selalu memonitor perkembangan kondisi di pasar ekspor terutama pasar regional di kawasan Asia Tenggara untuk mencari terobosan ekspor jika keadaan sudah memungkinkan serta perusahaan akan menerapkan strategi memfokuskan pemasaran pada pasar domestik dengan target utama distributor dan pemakai akhir/end user.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
17
KESIMPULAN DAN KETERBATASAN Kesimpulan Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut : (1) Pelaporan biaya kualitas terbukti bermanfaat dalam upaya meningkatan produktivitas pada PT. Gunawan Dianjaya Steel karena perusahaan telah berhasil melakukan penghematan bahan baku serta mengendalikan tenaga kerja periode tahun 2010-2011; (2) Perusahaan telah berhasil melakukan penghematan biaya. Penghematan tersebut antara lain disebabkan oleh berkurangnya biaya yang harus dikeluarkan untuk mengatasi produk-produk yang mengalami kegagalan baik kegagalan internal maupun eksternal pada periode tahun 20102011; (3) Informasi biaya kualitas dapat membantu manajemen untuk mengidentifikasi pentingnya masalah-masalah kualitas yang dihadapi perusahaan. Sehingga perusahaan dapat melihat biaya mana yang sebaiknya diturunkan dan biaya mana yang seharusnya dinaikkan guna memenuhi kebutuhan konsumen seta meningkatkan kualitas produk perusahaan; (4)Pada dasarnya setiap perusahaan mempunyai biaya kualitas, hanya saja ada yang mengelompokkannya dan mengidentifikasikannya secara khusus dan ada juga yang tidak.Demikian juga yang terjadi di PT. Gunawan Dianjaya Steel, sebenarnya pada perusahaan ini sudah ada biaya kualitas namun belum dibuat laporan secara terpisah atau tersendiri, namun perusahaan sudah memiliki bagian pengendalian (quality control) yang bertugas melakukan pemeriksaan dan evaluasi sejak bahan baku masuk sampai dengan barang jadi dan dikirim ke konsumen. Keterbatasan Keterbatasan utama yang terdapat dalam penelitian ini adalah bahwa biaya kualitas yang ada di perusahaan belum dilaporkan secara khusus. Sebaiknya perusahaan perlu melakukan pengukuran dan pelaporan biaya kualitas secara khusus yang terpisah dari laporan biaya produksi agar dapat diketahui besarnya biaya kualitas yang telah dikeluarkan dan tingkat kualitas produk yang dihasilkan, mengendalikannya dengan menurunkan komposisi biaya yang efisien tanpa berimbas pada kualitas dan layanan terhadap konsumen serta dapat memantau hasil yang telah dicapai dari tahun ke tahun. DAFTAR PUSTAKA Blocher, E.J, D.E. Stout., dan G. Cokins. 2012. Manajemen Biaya Penekanan Strategis. Terjemahan M.Y. Hamdan dan M.R. Adhi. Edisi Kelima. Jilid 2. Salemba Empat. Jakarta. Garrison, R.H, E.W. Norren., dan P.C. Brewer. 2013. Akuntansi Manajerial. Terjemahan K. Dewi. Edisi Keempat belas. Buku Pertama. Salemba Empat. Jakarta. Hansen, D.R dan M.M. Mowen. 2009. Akuntansi Manajerial. Terjemahan D.A. Kwary. Edisi Kedelapan. Buku Kedua. Salemba Empat. Jakarta. Horngren, C.T, S.M. Datar., dan G. Foster. 2008. Akuntansi Biaya: Penekanan Manajerial. Terjemahan D. Adhariani. Edisi Kesebelas. Jilid 2. PT Indeks. Jakarta. Indranata, I. 2008. Pendekatan Kualitatif Untuk Pengendalian Kualitas. Universitas Indonesia (UI-Press). Jakarta. Mulyadi. 2007. Sistem Perencanaan Dan Pengendalian Manajemen (Sistem Pelipat Ganda Kinerja Perusahaan). Edisi Ketiga. Salemba Empat. Jakarta. Ningsih, M. 2011. Penggunaan Pelaporan Biaya Kualitas Untuk Menganalisis Peningkatan Kualitas Produk Pada Pabrik Karung Rosella Baru PT. Perkebunan Nusantara XI
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
18
(Persero) Surabaya. Skripsi.Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA). Surabaya. Pujotomo, D, H. Santoso., dan H. Nursanti. 2008. Analisis Pengukuran Produktivitas Pada CV. Citra Jepara Furniture.Jurnal J@ti Undip 3(1): 26-34. Purwanti, A dan D. Prawironegoro. 2013. Akuntansi Manajemen. Edisi Ketiga. Mitra Wacana Media. Jakarta. Randy, M.I. 2012.Hubungan Pelaporan Biaya Kualitas Dengan Produktivitas PT Bella Agung Citra Mandiri.Skripsi. Universitas Airlangga. Surabaya. Rochmatin, T.S. 2013. Peranan Analisis Biaya Kualitas Dalam Meningkatkan Efisiensi Biaya Produksi (Studi Kasus Pada PT. Iglas Persero). Skripsi.Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA). Surabaya. Sanusi, A. 2012.Metodologi Penelitian Bisnis. Cetakan Kedua. Salemba Empat. Jakarta. Sinungan, M. 2008. Produktivitas Apa Dan Bagaimana. Edisi Kedua. Cetakan Ketujuh. Bumi Aksara. Jakarta. Siregar, B., B. Suripto, D. Hapsoro, E.W. Lo, dan F. Biyanto. 2013. Akuntansi Manajemen. Salemba Empat. Jakarta. Sutanto, S.B. 2012. Laporan Biaya Kualitas Sebagai Upaya Pengendalian Kualitas Produk Dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing Perusahaan. Jurnal Berkala Ilmiah Mahasiswa Akuntansi 1(2): 25-29. Tandiontong, M., F. Sitanggang., dan V. Carolina. 2010. Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan (Studi Kasus Pada The Majesty Hotel And Apartement, Bandung). Jurnal Ilmiah Akuntansi 2(1). Zakaria, J. 2007. Perencanaan Dan Pengendalian Biaya Kualitas Dalam Usaha Peningkatan Produktivitas (Studi Kasus Pada PT. Berlina Tbk). Skripsi. Universitas Airlangga. Surabaya. ●●●