perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEBELAJARAN AKUNTANSI DENGAN MODEL STUDENT FASILITATOR AND EXPLAINING PADA SISWA KELAS XII SMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas)
SKRIPSI Oleh: RISAL ARIYANTO K7406135
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2010
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEBELAJARAN AKUNTANSI DENGAN MODEL STUDENT FASILITATOR AND EXPLAINING PADA SISWA KELAS XII SMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas)
Oleh: RISAL ARIYANTO K7406135
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK RISAL ARIYANTO. K7406135. UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEBELAJARAN AKUNTANSI DENGAN MODEL STUDENT FASILITATOR AND EXPLAINING PADA SISWA KELAS XII SMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi. Surakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Agustus 2010. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan pembelajaran dengan metode Student Fasilitator And Explainig dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran akuntansi di kelas XII Akuntansi SMK Kristen 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas. Obyek penelitian ini adalah siswa kelas XII Akuntansi 1 SMK Kristen 1 Surakarta yang berjumlah 25 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara peneliti, guru kelas dan melibatkan partisipasi siswa. Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini dilakukan dengan pemberian simulasi terlebih dahulu oleh peneliti kepada guru kelas. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tidak terstruktur, observasi, dokumentasi, dan tes. Prosedur penelitian meliputi tahap: (1) identifikasi masalah, (2) persiapan, (3) penyusunan rencana tindakan, (4) implementasi tindakan, (5) pengamatan, dan (6) penyusunan laporan. Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi. Setiap siklus dilaksanakan dalam
dua kali pertemuan, masing-masing
pertemuan selama 3 x 45 menit. Berdasarkan analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Student Fasilitator And Explainig dapat meningkatkan kualitas pembelajaran akuntansi (baik proses maupun hasil). Hal tersebut terefleksi dari beberapa indikator sebagai berikut: (1) Pemahaman materi oleh siswa meningkat dari 72% atau 18 siswa pada silkus I menjadi 80% atau 20 siswa pada siklus II, (2) Ketuntasan hasil belajar siswa meningkat yang semula 84% atau 25 siswa pada siklus I menjadi 96% atau sebanyak 24 siswa, (3) Selama proses pembelajaran berlangsung, siswa yang berkelakuan baik dalam mengikuti pembelajaran meningkat dari 80% atau 20 siswa pada siklus I menjadi 92% atauto23user siswa pada siklus II, (4) Peningkatan commit vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
jumlah siswa yang rajin dan disiplin dari 20 siswa pada siklus I menjadi 24 siswa pada siklus II, (5) Pada siklus I kerapian siswa dalam proses pembelajaran sebanyak 80% atau 20 siswa menjadi 92% atau 23 siswa pada siklus II, (6) Keaktifan siswa meningkat ditunjukkan dengan keterampilan bertanya dari 68% atau 17 siswa pada siklus I menjadi 84% atau 21 siswa pada siklus II dan keterampilan menjawab siswa pada siklus I sebanyak 80% atau 20 siswa menjadi 84% atau 21 siswa pada siklus II, (7) Motivasi siswa dalam mengikuti proses belajar pada siklus I sebanyak 68% atau 17 siswa dan pada siklus II menjadi 76% atau 19 siswa, (8) Adanya peningkatan pencapaian hasil belajar siswa dari 84% atau 21 siswa dengan KKM 75 pada siklus I menjadi 96% atau 24 siswa dengan KKM 80 pada siklus II. Peningkatan tersebut terjadi setelah guru melakukan beberapa upaya, antara lain: (1) Penerapan metode student fasilitator and expliaing dalam pembelajaran, (2) Guru membuat inovasi baru dalam menyampaikan pelajaran akuntansi, yaitu dengan membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran, (3) Guru terus memotivasi siswa dalam belajar melalui pelaksanaan diskusi dan presentasi sehingga siswa lebih menguasai materi dan tidak malu atau ragu untuk maju ke depan kelas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan metode pembelajaran Student Fasilitator And Expliaing dapat meningkatkan kualitas pembelajaran akuntansi baik dari segi proses maupun hasil.
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Ibu, tanpamu tiada mungkin aku ada Karena kaulah aku lahir kedunia Masa kecilku yang begitu ceria Tanpa kusadari darimana asalnya Kasih sayangmu menghidupkan aku Cucuran keringatmu membesarkan aku Belai lembutmu memanjakanku Kata-kata nasihatmu menuntun jalanku Kapankah saatnya tiba dirimu kembali bahagia Besar harapan kupersembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Kulantunkan doa yang tiada batasnya, untuk kepulihanmu disana Karena aku rindu hadirmu didalam keluarga Senyummu, candamu, semangatmu, raut wajahmu Selalu menghiasi jiwa dan hatiku Jam telah berganti hari, haripun berganti bulan Ingin rasanya aku segera pulang dan menangis dalam pelukan Kuingin merawatmu, menjagamu, membahagiakanmu Menemanimu dalam menyusuri sisa hidupmu Bertahanlah oh ibu, aku akan slalu disampingmu Karena Tuhan selalu menyertaimu ”Ada tangis ada tawa, ada suka ada duka, ada susah ada bahagia” ”Segala sesuatu sudah disediakan oleh-Nya tinggal bagaimana kita menghadapinya” ”Orang yang sering menatap kebelakang susah untuk maju, maka tataplah kedepan tapi jangan lupa dengan yang dibelakang.” ”Janganlah malu untuk maju, tetapi malulah kau karena tidak maju” (Penulis) commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud rasa sayang, cinta kasih penulis dan terima kasih penulis kepada : - Ibu dan Bapak tersayang yang telah memberikan doa restu, kasih sayang, dan nasehatnya. (cepat sembuh ibu...) - Saudara-saudaraku yang mendukung dan memfasilitasi penelitianku. - Ibu Sri Witurachmi, Pak Ngadiman, terima kasih atas bimbingan, kesabaran, dan semangatnya. - Sahabat-sahabatku Burhan, Bayu, Ian, Murry, Dodo, Putri, Hafid, Tonang, Wawan, Rosyid thanks for all. - Teman-teman Pendidikan Ekonomi kelas C 2006 - Teman-teman Akuntansi 2006 yang tidak bisa tertulis semua terima kasih. - Almamater UNS. - Kakak-kakak dan teman-teman kost mandiri. - Adik tersayang ( Wika ) yang selalu mensuport penulis. commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan kehendak-Nya, skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik oleh penulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, atas segala bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini. 3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan bimbingan dan arahan dengan bijaksana. 4. Dra. Sri Witurachmi. M.M, selaku pembimbing I yang telah memberikan banyak sekali motivasi, ilmu dan arahan dengan penuh kesabaran. 5. Drs. Ngadiman, M.Si, selaku pembimbing II yang telah memberikan dorongan, semangat dan bimbingan dengan baik dan sabar. 6. Dra. Sri Haryanti, M.M, selaku Kepala SMK Kristen 1 Surakarta, yang telah banyak memberikan ijin kepada penulis untuk menyusunan skripsi ini. 7. Dra. Dwi Ruswantini, selaku wakil kepala sekolah bidang kurikulum yang memberikan informasi dan ilmu serta senantiasa memotivasi penulis dengan penuh kesabaran. 8. Dra. Nunik Heriyanti, selaku guru pamong yang telah memberikan dorongan, semangat dan bimbingan dengan baik. 9. Guru, karyawan, dan siswa-siswa XII Akuntansi 1 yang telah banyak memberikan bantuan bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini. 10. Bapak, Ibu, dan adik tercinta, yang selalu memberikan dorongan baik moral maupun spiritual, dan kasih sayang serta doa yang tak henti-hentinya mengiringi penulis hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11. Teman-teman satu perjuangan Burhan, Bayu, Ian, Murry, Dodo, Putri, Hafid, Wawan, Tonang, Hasan, Rosyid
dan semua pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin. Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu masukan berupa kritik dan saran yang membangun untuk kedepan akan penulis terima dengan penuh rasa terima kasih. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya.
Surakarta,
November 2010
Penulis
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .....................................................................................
i
HALAMAN PENGAJUAN ..........................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN .....................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................
v
HALAMAN ABSTRAK ...............................................................................
vi
HALAMAN MOTTO ...................................................................................
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................
ix
KATA PENGANTAR ....................................................................................
x
DAFTAR ISI ..................................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
xv
DAFTAR TABEL .........................................................................................
xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii BAB I
PENDAHULUAN ...........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................
1
B. Perumusan Masalah ....................................................................
6
C. Tujuan Penelitian ........................................................................
6
D. Manfaat Penelitian .....................................................................
6
BAB II. KAJIAN PUSTAKA .......................................................................
8
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................
8
1. Hakikat Belajar ......................................................................
8
a. Pengertian Belajar ............................................................
8
b. Pengertian Kualitas Pembelajaran ...................................
9
2. Hakikat Pembelajaran Akuntansi .........................................
18
a. Pengertian Pembelajaran ..................................................
18
b. Pengertian Akuntansi .......................................................
18
3. Metode Student Fasilitator And Explaining ......................... commit to user xii
20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Model Pembelajaran ........................................................
20
b. Model Pembelajaran Student Fasilitator And Explaining.
21
c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Pembelajaran Student Fasilitator And Explaining ..............................................
22
B. Penelitian Yang Relevan ............................................................
24
C. Kerangka Pemikiran ...................................................................
25
D. Hipotesis Tindakan ....................................................................
27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................
28
A. Tempat dan Waktu Penelitian .....................................................
28
B. Subjek dan Objek Penelitian .......................................................
29
C. Pendekatan Penelitian .................................................................
30
D. Tehnik Pengumpulan Data ..........................................................
33
E. Prosedur Penelitian .....................................................................
33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................
37
A. Deskripsi Lokasi Penelitian .........................................................
37
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi SMK Kristen 1 Surakarta ......................................................................................
42
C. Deskripsi Hasil Penelitian ...........................................................
46
1. Siklus I ...................................................................................
46
a. Perencanaan Tindakan Siklus I ........................................
46
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ........................................
50
c. Observasi dan Interpretasi .................................................
53
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I ..........................
57
2. Siklus II ..................................................................................
59
a. Perencanaan Tindakan Siklus II .......................................
59
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II .......................................
62
c. Observasi dan Interpretasi .................................................
66
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II .........................
70
D. Pembahasan ..................................................................................
71
BAB IV SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .................................... commit to user xiii
78
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
A. Simpulan ......................................................................................
78
B. Implikasi ......................................................................................
79
C. Saran ............................................................................................
81
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
83
LAMPIRAN .......................................................................................
85
PERIJINAN .......................................................................................
144
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pembelajaran
11
Bagan 1.
12
Tugas-Tugas Guru
Gambar 2. Pola Interaksi Guru Dan Anak Didik
21
Gambar 3. Alur Kerangka Berpikir
27
Gambar 4. Siklus Penelitian Tindakan Kelas
31
Gambar 5. Grafik Aspek Kognitif
74
Gambar 6. Grafik Aspek Afektif
75
Gambar 7. Grafik Aspek Psikomotor
75
Gambar 8. Grafik Gabungan
76
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian
29
Tabel 2. Indikator Ketercapaian Belajar Siswa
35
Tabel 3. Hasil Ulangan Akhir Siswa
46
Tabel 4. Persentase capaian siswa pada Siklus I
56
Tabel 5. Hasil Ulangan Harian Akhir Siklus I
56
Tabel 6. Persentase capaian siswa pada Siklus II
69
Tabel 7. Hasil Ulangan Harian Akhir Siklus II
69
Tabel 8. Profil Hasil Penelitian
74
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Survei Awal
86
Catatan Lapangan 1
87
Daftar Nama Siswa
89
Daftar Nilai Survei Awal Siswa
90
Siklus I
91
Catatan Lapangan 2
92
RPP ( Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
96
Soal Latihan Siklus I
100
Kunci Jawaban Soal Latihan Siklus I
101
Soal Evaluasi Siklus I
105
Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus I
106
Daftar Nilai Siswa Evaluasi Siklus I
110
Daftar Nilai Pemahaman Siswa
111
Daftar Nilai Kognitif Siswa
112
Daftar Nilai Afektif Siswa
113
Daftar Nilai Psikomotor Siswa
114
Gambar 1. Guru menjelaskan materi
115
Gambar 2. Siswa mendiskusikan materi
115
Gambar 3. Siswa mempresentasikan materi
116
Gambar 4. Evaluasi siklus I
116
Siklus II
117
Catatan Lapangan 3
118
RPP ( Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
122
Soal Latihan Siklus II
126
Kunci Jawaban Soal Latihan Siklus II
128
Soal Evaluasi Siklus II
130
Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus II
133
Daftar Nilai Siswa Evaluasi Siklus II commit to user xvii
137
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Daftar Nilai Pemahaman Materi
138
Daftar Nilai Kognitif Siswa
139
Daftar Nilai Afektif Siswa
140
Daftar Nilai Psikomotor Siswa
141
Gambar 1. Guru menjelaskan materi Siklus II
142
Gambar 2. Siswa mendiskusikan materi Siklus II
142
Gambar 3. Siswa mempresentasikan materi Siklus II
143
Gambar 4. Evaluasi siklus II
143
commit to user xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari waktu ke waktu semakin cepat dan canggih yang didorong oleh arus gobalisasi yang semakin meluas. Seiring dengan perubahan paradigma pendidikan, guru diharapkan mampu mengambil keputusan baik ketika merencanakan maupun melaksanakan kegiatan pembelajaran, termasuk pemecahan masalah
yang ditemukan dalam
kegiatan pembelajaran dan secara kreatif memunculkan gagasan dan motivasi baru untuk meningkatkan mutu / kualitas pembelajaran. Pendidikan di Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk manusia yang utuh dan mandiri sesuai dengan tujuan nasional sebagaimana yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945 alinea 4. Wujud perhatian Pemerintah Indonesia terhadap pendidikan tersusun dalam Undang-Undang Republik Indonesia, nomor 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional yang dalam Bab II pasal 3 menyatakan bahwa : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab Dalam proses belajar mengajar banyak faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian prestasi dan kompetensi belajar siswa. Menurut Muhibbin Syah (2005: 144), faktor-faktor tersebut dikelompokkan menjadi tiga macam. Pertama faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. Kedua faktor eksternal (faktor dari luar diri siswa) Ketiga Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materimateri pelajaran. commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti ketika Kegiatan Belajar Pembelajaran (KBM) berlangsung di kelas XII Akuntansi SMK Kristen 1 Surakarta dapat dipaparkan sebagai berikut: 1. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran masih belum nampak, 2. Para siswa jarang mengajukan pertanyaan, walaupun guru sering meminta agar siswa bertanya jika ada hal-hal yang belum atau kurang paham, 3. Keaktifan siswa ketika mengerjakan soal-soal latihan pada proses pembelajaran juga masih kurang, 4. Kurangnya keberanian siswa untuk mengerjakan soal di depan kelas, 5. Gaya bahasa yang digunakan guru dalam menyampaikan materi susah untuk dipahami. 6. Kurangnya minat dan motivasi belajar siswa. Kurangnya minat belajar dan motivasi siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat dan semangat belajar siswa berasal dari dalam maupun dari luar siswa. Dalam diri siswa terdapat hal-hal yang menyebabkan siswa malas dan kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran seperti jenuh dan merasa bosan terhadap proses pembelajaran. Siswa malas dan bosan disebabkan karena proses pembelajaran yang monoton dan kurang menantang kreatifitas siswa. Permasalahan siswa yang dibawa hingga ke sekolah juga mempengaruhi semangat dan motivasi belajar siswa. Faktor dari luar siswa adalah cara dan metode pembelajaran yang diberikan guru bersifat monoton dan kurang menantang. Proses pembelajaran yang bersifat monoton dapat menghambat dan mematikan kreatifitas peserta didik. Pada umumnya guru enggan menggunakan metode pembelajaran yang bervarasi. Padahal penggunaan metode yang bervariasi sangat penting agar siswa tidak merasa bosan, jenuh, kurang termotivasi dan kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal inilah yang dapat mengakibatkan ketidak berhasilan proses pembelajaran dan hasil yang dicapai siswa kurang maksimal. Permasalahan yang dihadapi oleh siswa menuntut profesioalitas guru untuk commitdalam to user proses pembelajaran. Menurut memecahkan permasalahan tersebut
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
Depdikbud dan Johson dalam Martinis Yamin (2006:21), unjuk kerja guru mencakup tiga aspek yaitu : kemampuan profesional, kemampuan sosial dan kemampuan personal. Pembelajaran merupakan suatu proses memberi rangsangan kepada siswa supaya belajar. Pembelajaran berbeda dari pengajaran yang merupakan terjemahan dari teaching. ( Puji Santosa, dkk 2005. 5, 18 ). Akuntansi merupakan salah satu bidang studi yang memiliki peran penting dalam pendidikan dan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi sebagian siswa materi akuntansi dianggap sebagai materi yang cukup sulit. Belajar akuntansi pada dasarnya merupakan belajar konsep, sedangkan konsep-konsep dasar akuntansi merupakan kesatuan yang bulat dan utuh. Pembelajaran akuntansi harus dimulai dari hal-hal yang sifatnya umum ke hal-hal yang lebih khusus dan harus memperhatikan urutan dari beberapa konsep. Suatu konsep harus diajarkan dan dikuasai lebih dulu jika konsep itu diperlukan pada pembelajaran konsep berikutnya. Untuk meningkatkan pemahaman konsep itu diperlukan latihan memecahkan persoalan yang berkaitan dengan konsep tesebut. Ini berarti guru dituntut untuk menerapkan suatu metode pengajaran yang tepat agar mampu menumbuhkan minat siswa dalam belajar, sehingga hasil yang diharapkan dapat dicapai secara maksimal. Pada proses pembelajaran Akuntansi kelas XII SMK Kristen 1 Surakarta, banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran. Terlihat pula siswa kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Ketika ditanya guru, tidak ada siswa yang berani mencoba untuk menjawab kalau belum ditunjuk. Banyak siswa yang pasif dan hanya beberapa siswa saja yang aktif. Berdasarkan analisis butir soal MID semester materi mengelola dana kas kecil ketika siswa berada di kelas XI Akuntansi 1 SMK Kristen 1 Surakarta, secara klasikal tingkat ketuntasan yang dicapai siswa XI Akuntansi SMK Kristen 1 Surakarta dalam mata pelajaran akuntansi sebesar 53,8 % dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) 72. Hal ini dapat dilihat dalam lampiran analisis butir soal materi memproses dokumen dana kas kecil dimana dari 26 siswa hanya terdapat 14 siswa yang mendapat nilai diatas 72 dan terdapat 12 siswa dengan nilai commit to user dibawah 72.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
Hasil belajar siswa dalam pelajaran akuntansi secara garis besar dapat dibedakan menjadi tiga macam sesuai dengan tujuna pembelajaran akuntansi, yaitu kecakapan akademic (academic skill), kecakapan sosial (social skill), dan kecakapan personal (personal skill). Berdasarkan hasil survey yang dilakukan penulis di SMK Kristen 1 Surakarta dengan responden 3 guru akuntansi menunjukkan bahwa keberhasilan program pembelajaran akuntansi hanya didasarkan pada penilaian hasil belajar siswa, sedangkan evaluasi tehadap kualitas pembelajaran akuntansi kurang mendapat perhatian. Penilaian hasil belajar akuntansi lebih terfokus pada aspek kecakapan akademik, kurang memperhatikan kecakapan sosial. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan ketidakberhasilan proses pembelajaran tersebut dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas maka peneliti melakukan refleksi dan bekerja sama dengan guru mata pelajaran serta berkonsultasi dengan dosen pembimbing didalam mengidentifikasi penyebab terjadinya masalah tersebut, maka hasil diskusi dapat diidentifikasi bahwa faktor penyebab terjadinya beberapa masalah pembelajaran diatas adalah sebagai berikut: 1.
Rata-rata prestasi belajar siswa materi memproses dokumen dana kas kecil pada mata pelajaran akuntansi ketika di kelas XI Akuntansi 1 masih rendah.
2.
Model pembelajaran yang digunakan oleh guru didominasi dengan model pembelajaran konvensional yang kurang memotivasi siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran
3.
Siswa kurang antusias dan kurang percaya diri serta kurang berminat terhadap mata pelajaran akuntansi karena mata pelajaran akuntansi dirasa kurang menarik, sehingga mereka mudah bosan dan sering berbicara sendiri ketika guru sedang mengajar.
4.
Hasil belajar yang tercermin dari prestasi siswa belum menunjukkan hasil yang maksimal, dengan ditandai nilai rata-rata kelas untuk mata pelajaran akuntansi masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari analisis butir soal mid commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
semeter mata perlajaran akuntansi materi memproses dokumen dana kas kecil kelas XI akuntansi SMK Kristen 1 Surakarta. 5.
Model pembelajaran Student Fasilitator And Explaining diharapkan mampu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengn tolok ukur motivasi bealajar sisawa ,keaktifan siswa dan prestasi siswa pada mata pelajaran akuntansi. Untuk mengantisipasi permasalahan yang tersebut diatas, perlu dicarikan
formula pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran akuntansi. Para guru terus berusaha menyusun dan menerapkan berbagai model yang bervariasi agar siswa tertarik dan bersemangat dalam belajar akuntansi. Salah satunya adalah dengan menerapkan model pembelajaran Student Fasilitator and Explaining. Metode student facilitator and explaining merupakan suatu metode dimana siswa mempresentasikan ide atau pendapat pada siswa lainnya. Langkah-langkah pembelajaran dengan metode student facilitator and explaining yaitu guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, guru menyajikan materi, memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya baik melalui bagan atau peta konsep maupun yang lainnya, guru menyimpulkan ide atau pendapat dari siswa, guru menjelaskan semua materi yang disajikan pada saat itu dan penutup. Berdasarkan uraian diatas, penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang peningkatan kualitas pembelajaran akuntansi melalui metode student facilitator and explaining pada siswa kelas XII Akuntansi SMK Kristen 1 Surakarta. Dalam pelaksanaannya diperlukan guru pamong dan konsultasi dengan pembimbing agar proses Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam rangka memperbaiki proses pembelajaran dapat berjalan dan berhasil dengan baik. Proses PTK ini memberikan kesempatan kepada peneliti dan guru akuntansi untuk mengidentifikasi masalah-masalah pembelajaran di sekolah sehingga dapat dikaji, ditingkatkan dan dituntaskan. Dengan demikian proses pembelajaran akutansi yang menerapkan metode student facilitator and explaining diharapkan dapat commit to user meningkatkan keaktifan dan prestasi siswa dalam rangka meningkatkan kualitas
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
pembelajaran. Agar pelaksanaan metode ini berjalan sesuai yang diharapkan, maka keterlibatan guru dalam membimbing dan mengarahkan sangat diperlukan untuk mencapai hasil belajar yang maksimal sesuai direncanakan Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan judu “Upaya Peningkatkan Kualitas Pembelajaran Akuntansi Melalui Penerapan Model Pembelajaran Student Fasilitator And Explaining Pada Siswa Kelas XII SMK Kristen 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka dapat dirumuskan permasalahan yang dihadapi yaitu: Apakah penerapan metode Student Fasilitaor And Explaining dapat meningkatkan kualitas pembelajaranan akuntansi
Kelas XII Akuntansi SMK
Kristen 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011 dilihat dari motivasi, interaksi, keaktifan dan prestasi siswa ?
C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan pendekatan pembelajaran Student Fasilitaor And Explaining terhadap peningkatan kualitas pembelajaran akuntansi siswa Kelas XII Akuntansi SMK Kristen 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011.
D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi positif bagi dunia pendidikan, baik manfaat secara praktis maupun teoritis, yaitu sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis : a. Secara teoritis untuk mendapatkan teori baru tentang upaya meningkatkan mutu pembelajaran akuntansi pada jenjang Sekolah commit to user Menengah Atas.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
b. Sebagai acuan bagi peneliti yang akan datang. 2. Manfaat Praktis : a. Bagi Siswa : Siswa dapat secara mudah memahami dan menguasai konsep serta mampu menyerap dan memecahkan soal pada pelajaran akuntansi. Memberikan suasana baru dalam pembelajaran akuntansi sehingga siswa lebih tertarik dalam belajar akuntansi. Meningkatkan hasil belajar siswa. Memotivasi siswa untuk senang belajar mandiri baik secara individual maupun kelompok serta lebih giat belajar. b. Bagi Guru : Membantu para guru dalam mengajar mata pelajaran akuntansi dengan penerapan berbagai metode sehingga membuat suasana tidak jenuh dan membosankan. Memotivasi guru untuk
meningkatkan kualitas pengelolaan
pembelajaran dengan menggunakan metode student fasilitator and explaining. Mendororng para guru agar dapat mengadakan modifikasi pembelajaran yang menciptakan suasana aktif, efektif dan menyenangkan. c. Bagi Sekolah : Sebagai masukan atau informasi penggunaan metode alternatif yang sesuai dengan bidang mata pelajaran dan kondisi siswa. Mewujudkan tercapainya visi, misi, dan tujuan sekolah. Meningkatkan mutu dan prestasi sekolah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.
Tinjauan Pustaka 1. Hakikat Belajar
a.
Pengertian Belajar Belajar dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan
materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju kepribadian seutuhnya. Belajar adalah proses untuk mendapatkan pengetahuan. Menurut Harold Spears dalam Agus Suprijono (2009:2) belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu. Sedangkan menurut Morgan, ”learning is any relatively permanent change in behaviour that is result of past experience”. Belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman. Tokoh pendidikan nasional Ki Hajar Dewantoro (Dinn Wahyudin. 2007:37) mengemukakan tiga prinsip pembelajaran yaitu ing ngarso sung tulodo (jadi pemimpin-guru jadilah teladan bagi siswanya), ing madyo mangun karso (dalam pembelajaran membangun ide siswa dengan aktivitas sehingga kompetensi siswa terbentuk), tut wuri handayani (jadilah fasilitator kegiatan siswa dalam mengembangkan life skill sehingga mereka menjadi pribadi mandiri). Sedangkan Gagne dalam Udin.S. Winataputra (2008:30) mendiskripsikan belajar secara formal yaitu seperangkat proses kognitif yang mengubah stimulus dari lingkungan menjadi
beberapa
tahap
pengolahan
informasi
yang
diperlukan
untuk
memperolaeh kapasitas yang baru. Seperti
dikutip
dalam Udin.S. Winataputra (2008:5), Bell-Gredler
menyatakan bahwa belajar adalah proses yang dilakukan manusia untuk mendapatkan aneka ragam competencies (kompetensi), skill (keterampilan), and attitudes (sikap). Kemampuan, keterampilan dan sikap tersebut diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui serangkaian proses belajar sepanjang hayat. Rangkaian proses belajar tersebut commit user informal / nonformal. dilakukan dalam bentuk pendidikan formaltomaupun 8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa (Muhibbin Syah, 2008: 150). Vernon A Madnesen (1983) san Peter Sheal (1989) dalam jurnal Drs. H. Erman Suherman, M.Pd mengemukakan bahwa kebermaknaan belajar tergantung bagaimana cara belajar. Jika belajar hanya dengan membaca kebermaknaan bisa mencapai 10%, dari mendengar 20%, dari melihat 30%, mendengar dan melihat 50%, mengatakan / mengkomunikasikan mencapai 70%, dan belajar dengan melakukan dan mengkomunikasikan bisa mencapai 90%. Dari uraian di atas implikasi terhadap pembelajaran adalah bahwa kegiatan pembelajaran identik dengan aktivitas siswa secara optimal, tidak cukup dengan mendengar dan melihat, tepai harus dengan hands-on, minds-on, konstruksivis, dan daily life (kontekstual). Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses untuk mendapatkan pengetahuan melalui segenap rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sadar yang mengakibatkan perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman. b.
Pengertian Kualitas Pembelajran Undang-undang system pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003 pasal 11
ayat (1) mengamanatkan kepada pemerintah dan pemerintah daerah untuk menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu (berkualitas) bagi setiap warga negara. Terwujudnya pendidikan yang bermutu menumbuhkan upaya yang terus menerus untuk selalu meningkatkan kualitas pendidikan. Upaya peningkatan kualitas pendidikan memerlukan upaya peningkatan kualitas pembelajaran (instructional quality) karena muara dari berbagai program pendidikan adalah terlaksananya program pembelajaran yang berkualitas. Oleh karena itu, usaha meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan tercapai tanpa adanya peningkatan kualitas pembelajaran. Peningkatan kualitas pembelajaran memerlukan upaya peningkatan kualitas program pembelajaran secara keseluruhan karena hakikat kualitas pembalajaran adalah merupakan kualitas implementasi dari program pembelajaran yang telah commit to user dirancang sebelumnya. Upaya peningkatan kualitas pembelajaran memerlukan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
informasi hasil evaluasi terhadap kualitas program pembelajaran sebelumnya. Dengan demikian, untuk dapat melakukan pembaharuan program pendidikan, termasuk didalamnya adalah program pembelajaran kegiatan evaluasi terhadap program yang sedang berjalan maupun telah berjalan sebelumnya perlu dilakukan dengan baik. Untuk dapat menyususn program yang lebih baik, hasil evaluasi program sebelumnya merupakan acuan yang tidak dapat ditinggalkan. Pembelajaran merupakan suatu upaya untuk mengubah tingkah laku siswa ke arah yang lebih baik. Pembelajaran dikatakan berkualitas apabila siswa berpartisipasi aktif dalam proses belajar mengajar serta menguasai kompetensi yang akan dijadikan sebagai standar penilaian hasil belajar (Mulyasa,2002) Partisipasi aktif siswa diantaranya: aktif mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat (Semiawan,1986) dalam Laela Nurfitria:55 dengan judul MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN PADA KONSEP LINGKUNGAN MELALUI PENDEKATAN SETS DENGAN MODEL PBI DI SMA MASEHI 1 PSAK SEMARANG. Dalam konsep manajemen mutu, menurut Sudarwan Danim (Eko Puto Widyoko :8) mutu pendidikan dilihat dari empat aspek perspektif, yaitu masukan, proses, luaran atau prestasi belajar, dan dampak atau utilitas lulusan. Dengan demikan, kebiasaan menilai mutu proses pembelajaran hanya dengan melihat dari prestasi belajar siswa semata tidaklah tepat. Dilihat dari pendekatan sistem pemecahan masalah, prestasi belajar siswa yang buruk bukanlah suatu masalah, melainkan gejala atau indikator adanaya masalah. Disebut bukan masalah karena prestasi belajar siswa yang buruk adalah sebuah realitas. Rahasia mengenai faktorfaktor apa yang mempengaruhi buruknya hasil belajar siswa, stategi manajemen sekolah macam apa yang harus diterapkan, strategi pembelajaran apa ang harus dikemas agar siswa tahu bagaimana memecahkan masalahnya sendiri. ( jurnal Dr. S. Eko Putro Widoyoko). Menurut Cox (2006 : 8) dalam jurnal Dr. S. Eko Putro Widoyoko mengemukakan bahwa kualitas program pembelajaran tergantung pada sarana dan prasarana pembelajaran, aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran user dan personal yang terlibat dalam commit kegiatantopembelajaran baik itu guru dan siswa.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
Kualitas pembelajaran merupakan ukuran yang menunjukkan seberapa tinggi kualitas interaksi antar guru dengan siswa yang terjadi dalam tempat pembelajaran (ruang kelas) untuk mencapai tujuan pembelajaran. Interaksi tersebut melibatkan guru dan siswa yang dilakukan dalam lingkungan tertntu dengan dukungan sarana dan prasarana tertentu. Pendidik dan peserta didik merupakan dua jenis status yang dimiliki oleh manusia-manusia yang memainkan peran fungsional dalam wilayah aktivitas yang terbingkai sebagai dunia pendidikan. Antara pendidik dan peserta didik terikat oleh suatu tata nilai terpola yang menopang terjadinya proses belajar mengajar sesuai dengan posisi yang diperankan. Semenjak penyusunan perencanaan pengajaran sampai kepada evaluasi pengajaran telah melibatkan proses hubungan timbal balik antara guru dan murid baik secara langsung maupun tidak langsung demi mencapai tujuan kegiatan. Ciri khas tujuan tersebut mengindikasikan bahwa iklim dan orientasi tugas belajar-mengajar selalu mengupayakan terjalinnya transformasi nilai substansi pendidikan agar sampai pada level pemahaman para murid dengan indikasi terpenuhinya kriteria peningkatan kemampuan pribadi baik pada ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik. Kualitas pembelajaran akan tergantung dan dipengaruhi oleh : guru, siswa, kurikulum, sarana dan prasarana, fasilitas pembelajaran, lingkungan kelas dan iklim kelas, konteks dan lain-lain. Hal tersebut dapat terlihat dalam gambar berikut :
Metode
Siswa
Guru
Kurikulum
Kualitas
Sarana
Konteks
Fasilitas
Lingkungan
Lain-lain
to user Gambar 1. Faktor Faktor commit Yang Mempengaruhi Kualitas Pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
Guru dan Peran Guru dalam Proses Pembelajaran Sejak lahirnya
pekerjaan mengajar,
orang selalu berusaha untuk
meningkatkan prestasi belajar subjek didik. Di dalam proses pembelajaran, guru memegang peranan yang sangat penting. Untuk dapat diharapkannya hasil maksimal dari perannya, perlu mencermati perilaku guru, konteks, siswa, kurikulum, metode, dan sarana. Keenam unsur ini berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran. Guru merupakan satu-satunya unsur yang mampu mengubah unsurunsur lain menjadi bervariasi. Sebaliknya unsur-unsur yang lain tidak dapat mengubah guru menjadi bervariasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru merupakan unsur yang mempunyai peran amat penting bagi terwujudnya pembelajaran, menurut kualitas yang dikehendaki. Tugas Guru
Mendidik
Meneruskan & mengembangkan nilai-niai hidup
Mengajar
Meneruskan & mengembangkan ilmu pengetahuan & teknilogi
Profesi Melatih
Mengembangkan keterampilan dan pengembangannya Menjadi orang tua
Kemanusiaan
Auto pengertian : Homoludens Homopuber homosapiens Transformasi diri
Autoidentifikasi
Kemasyarakatan
Mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga Negara yang bermoral pancasila
Mencerdaskan bangsa Indonesia
to user Bagan 1 : Tugas-tugas Guru Menurutcommit Uzer Usman, 2000 ( jurnal hubungan guru dan murid )
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
Guru adalah manusia. Manusia adalah unik. Setiap manusia memiliki spesifikasi sendiri-sendiri. Dengan adanya keunikan itulah terlahir situasi pembelajaran yang unik. Selain itu kualitas pembelajaran akan bervariasi sesuai dengan waktu seorang guru bekerja. Situasi pembelajaran yang tercipta oleh seorang guru akan berbeda dari waktu ke waktu. Oleh karena itu unsur “waktu” dalam bagian ini akan lebih tepat jika diperluas menjadi unsur “konteks” Proses pembelajaran yang ideal tentunya memiliki keseimbangan antara materi pembelajaran dari sisi keluasan dan kedalamannya dibandingkan dengan waktu yang tersedia, dan kompetensi yang harus dicapai. Begitu juga, waktu yang tersedia seyogyanya mampu mengakomodasikan penyajian materi pembelajaran yang sistematis dan kontekstual, serta mengakomodasi partisipasi aktif siswa secara maksimal. Di samping itu, proses pembelajaran yang ideal tentu akan dapat menarik manfaat yang optimal dari perkembangan dan kemajuan bidang ilmu, teknologi, dan seni, misalnya melalui pengintegrasian informasi-informasi terkini sebagai bagian dari materi pembelajaran. Kelompok siswa yang menjadi subyek didik juga memberi pengaruh optimalnya pembelajaran. Dengan kondisi siswa yang berbeda, akan tercipta suasana kelas yang berbeda pula. Respon yang berbeda antar kelompok siswa di kelas tertentu dibanding dengan kelompok siswa di kelas lain akan mempengaruhi pendekatan pembelajaran yang berbeda. Kualitas pembelajaran bervariasi sesuai dengan kurikulum yang disajikan. Sebenarnya yang dimaksud dengan kurikulum bukan sekadar materi pelajaran saja tetapi juga metode, strategi, pengelolaan siswa, dan lain-lain aspek kurikulum. Disisi lain jenis dan variasi metode yang digunakan juga ikut mempengaruhi keberhasilan pengajaran Dalam pengertian sederhana, guru adalah orang yang memberikan pengetahuan kepada anak didik. Sementara anak didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Keduanya merupakan unsur paling vital di dalam proses belajar-mengajar. Sebab seluruh proses, aktivitas orientasi serta relasi-relasi lain yang terjalin untuk menyelenggarakan pendidikan selalu melibatkan keberadaan commit user pendidik dan peserta didik sebagai aktor to pelaksana. Hal itu sudah menjadi syarat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
mutlak atas terselenggaranya suatu kegiatan pendidikan. Dengan mendasarkan pada pengertian bahwa pendidikan berarti usaha sadar dari pendidik yang bertujuan untuk mengembangkan kualitas peserta didik, terkandung suatu makna bahwa proses yang dinamakan pendidikan itu tidak akan pernah berlangsung apabila tidak hadir pendidik dan peserta didik dalam rangkaian kegiatan belajar mengajar. Sehingga bisa dikatakan bahwa pendidik dan peserta didik merupakan pilar utama terselenggaranya aktivitas pendidikan. Dengan demikian terdapat interaksi edukatif atau hubungan antara penidik dan peserta didik yang tidak dapat dipisahkan. Interaksi edukatif yaitu interaksi yang dengan sadar meletakkan tujuan untuk mengubah tingkah laku dan perbuatan seseorang. Interaksi optimal yang terjalin antara pendidik dan peserta didik dapat digabarkan sebagai berikut : G
Interaksi optimal antara guru dan anak didik dan antara
A
A
anak didik dengan anak didik (komunikasi multi arah)
.
A
A
Gambar 2. Pola interaksi guru dan anak didik menurut Usman 2000 (sumber : Jurnal hubungan guru dan murid)
Pengertian Prestasi Belajar Tujuan dari kegiatan pembelajaran
yang dilakukan adalah untuk
memperoleh hasil pembelajaran baik yang dapat dilihat dalam prestasi belajar. Winkel (1996:226) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Sedangkan menurut Arif Gunarso (1993 : 77) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Sedangkan menurut W.J.S Purwadarminto commit belajar to user adalah hasil yang dicapai sebaik(1987:767) menyatakan bahwa “Prestasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
baiknya menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap hal - hal yang dikerjakan atau dilakukan.“ Menurut Bloom dalam Suharsimi Arikunto (1990:110) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Menurut Sutratitah Tirto Nagoro (2001: 41), Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar dalam bentuk simbol, angka, huruf, atau kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh anak dalam periode tertentu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999: 700), “Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru”. Jadi prestasi belajar adalah hasil belajar yang telah dicapai dan diakui oleh orang lain menurut kemampuan siswa melalui usaha-usaha belajar secara maksimum ditandai dengan perkembangan serta perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang diwujudkan dalam bentuk angka, simbol, huruf maupun kalimat yang diberikan. Prestasi belajar merupakan hasil dari penilaian siswa melalui pengukuran hasil belajar siswa yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan alat penilaian yang relevan.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Menurut Muhibbin Syah (2008 : 132), faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar adalah sebagai berikut : 1). Faktor dalam adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar yang berasal dari siswa yang sedang belajar: a). Kondisi Fisiologis Berupa kondisi fisik secara umum yang mempengaruhi belajar seseorang, seperti keadaan jasmani dan kebutuhan gizi dan kondisi pancaindera. b). Kondisi Psikologis, terdiri dari : (1). Kecerdasan merupakan salah satu faktor yang besar peranannya dalam to user keberhasilan seseorangcommit dalam mempelajari suatu program pendidikan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
(2). Bakat, merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar seseorang. Dengan adanya bakat yang tinggi dalam suatu bidang tertentu maka kemungkinan besar akan berhasil dalam menekuni bidang tersebut. (3). Minat, salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi seseorang. Apabila seseorang mempelajari sesuatu dengan penuh minat, maka dapat diharapkan bahwa hasilnya akan lebih baik daripada seseorang yang tidak mempunyai minat dalam mempelajari sesuatu. (4). Motivasi, merupakan faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu atau untuk belajar. Maka bila anak mempunyai motivasi belajar pasti ia akan berusaha dengan sungguh-sungguh dan mengerti akan pentingnya belajar. (5). Kemampuan kognitif merupakan kemampuan menalar atau penalaran yang dimiliki oleh para siswa. Kemampuan penalaran yang tinggi akan memungkinkan seorang siswa dapat belajar lebih baik daripada siswa yang memiliki kemampuan penalaran sedang. (6). Emosi, dalam perkembangan kehidupan seseorang akan terbentuk tipe atau kepribadian tertentu, antara lain menjadi seorang yang emosional atau mudah marah. Keadaan emosional yang tinggi (labil), mudah tersinggung, merasa tertekan, merasa tidak aman dapat mengganggu keberhasilan anak dalam belajar. 2). Faktor luar yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar meliputi : a). Faktor lingkungan, terdiri dari : (1). Lingkungan alami, seperti : suhu, udara, kelembaban udara, cuaca, musim yang sedang berlangsung, termasuk di dalamnya kejadiankejadian alam yang ada. (2). Lingkungan sosial, misalnya hubungan antara anak dan orang tua yang harmonis, penuh perhatian, kasih sayang, akrab, saling pengertian, memungkinkan anak belajar dengan baik karena di samping commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
memberikan dorongan untuk belajar orang tua akan membantu menciptakan situasi belajar yang baik. b). Faktor instrumental adalah faktor yang adanya dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor ini meliputi: (1). Kurikulum Kurikulum sekolah yang belum mantap, sering adanya perubahanperubahan dapat mengganggu proses belajar siswa. Kurikulum yang baik, jelas, dan mantap dapat mengarahkan proses belajar siswa menjadi lebih baik. (2). Program Program-program yang jelas tujuannya, sasarannya, waktunya, kegiatannya, maka dapat dilaksanakan dengan mudah sehingga akan membantu siswa dalam proses belajar dan sebaliknya, atau dapat mempermudah siswa dalam merencanakan dan mempersiapkan untuk mengikuti program tersebut. (3). Sarana dan Fasilitas Keadaan gedung/tempat belajar siswa, termasuk di dalam penerangan, ventilasi, tempat duduk dapat
mempengaruhi keberhasilan dalam
belajar. Sarana dan fasilitas lain seperti asrama, kantin, koperasi, bursa buku yang dimiliki sekolah juga dapat memberikan kemudahan bagi para siswa. (4). Guru / Tenaga Pengajar Dalam proses belajar mengajar guru merupakan komponen penting terhadap keberhasilan belajar murid, terutama dalam sistem pengajaran klasikal. Maka dari itu kelengkapan jumlah guru, kemampuan, kedisiplinan dan cara mengajar yang baik, akan memungkinkan murid dapat belajar secara baik. Guru membiasakan diri mengumpulkan informasi mengenai tingkat pemahaman siswa melalui pertanyaan, observasi, pemberian tugas dan tes sehingga bermanfaat bagi siswa terhadap penguasaan materi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kualitas pembelajaran merupakan mutu (nilai baik/guna) suatu proses kegiatan belajar mengajar yang dipengaruhi oleh unsur-unsur belajar yang saling berkaitan erat satu sama lain dalam mencapai tujuan pembelajaran.
2. Hakekat Pembelajaran Akuntansi a. Pengertian pembelajaran Menurut Undang-undang RI No 20 tahun 2003 pasal 1 butir 20 dalam Udin.S. Winata Putra (2008:1.20) pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran sebagai suatu konsep paedagogik secara teknis dapat diartikan sebagai upaya sistematik dan sistemik untuk menciptakan lingkungan belajar yang potensial menghasilkan proses belajar yang bermuara pada pekembengan potensi individu sebagai peserta didik. Menurut Gagne, Briggs dan Wanger dalam Udin.S. Winata Putra (2008:1.18), ”Instruction is a set of events that affect learners in such a way that learning is facilited” yang artinya serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupaan serangkaian kegiatan yang wajib kita lakukan dan kita berikan kepada anak-anak kita (anak didik) karena ia merupakan kunci sukses untuk menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan generasi bangsa dengan wawasan imu pengetahuan yang tinggi.
b. Pengertian akuntansi Definisi Akuntansi menurut American Accounting Association dalam Alam.S (2004:2) mendefinisikan pengertian akuntansi sebagai “suatu proses pengidentifikasian, pengukuran dan pelaporan informasi ekonomi, yang memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas dan tegas oleh mereka yang menggunakan informasi keuangan tersebut”. Dalam buku A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT), commit tomengidentifikasikan, user Akuntansi diartikan sebagai “Proses mengukur, dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan informasi dalam hal mempertimbangkan berbagai alternatif dalam mengambil kesimpulan oleh para pemakainya.” (Syafri, 2003: 4). Akuntansi merupakan mata pelajaran yang mengkaji tentang suatu sistem untuk menghasilkan informasi berkenaan dengan transaksi keuangan. Informasi tersebut dapat digunakan dalam rangka pengambilan keputusan dan tanggung jawab dibidang keuangan, baik oleh pelaku ekonomi swasta (Akuntansi Perusahaan), pemerintah (Akuntansi Pemerintah), ataupun organisasi masyarakat lainnya (Akuntansi Publik). Setiap mata pelajaran mempunyai karakteristik yang khas. Demikian juga halnya dengan mata pelajaran Akuntansi. Mata pelajaran Akuntansi memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Akuntansi merupakan seperangkat pengetahuan untuk menghasilkan informasi yang bermanfaat. b. Materi Akuntansi berupa pokok-pokok bahasan dari pengertian secara umum pencatatan transaksi keuangan, penyusunan laporan keuangan baik perusahaan jasa, dagang, maupun koperasi sampai pada analisis laporan keuangan tersebut c. Pokok-pokok bahasan tersebut diurutkan sesuai dengan sekuensial proses akuntansi dari bukti transaksi sampai menjadi laporan keuangan. (Depdiknas, 2002: 3) Adapun fungsi mata pelajaran akuntansi di SMK salah satunya adalah mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, sikap rasional, teliti, jujur, dan bertanggungjawab melalui prosedur pencatatan, pengelompokan, pengikhtisaran transaksi keuangan, penyusunan laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Selain mempunyai fungsi, pelajaran akuntansi di SMK juga mempunyai tujuan yaitu membekali tamatan SMK dalam berbagai kompetensi dasar. Hal itu dimaksudkan agar mereka menguasai dan mampu menerapkan konsep-konsep dasar, prinsip, dan prosedur akuntansi dengan benar sehingga dapat menerjunkan para siswa ke masyarakat dan juga memberikan manfaat bagi siswa. Untuk mempelajari Akuntansi dibutuhkan logika berpikir kreatif dan to useritu dalam mempelajari Akuntansi keterampilan berhitung yang baik.commit Oleh karena
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
tidak bisa dilakukan hanya pada saat menjelang ulangan harian atau ujian saja. Apalagi materi Akuntansi saling berurutan dan berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Peserta didik harus berpikir secara komprehensif dan menyeluruh dalam mempelajari mata pelajaran ini. Pada mata pelajaran Akuntansi, aspek yang dinilai dari siswa adalah aspek kognitif dan aspek afektif. Penilaian dapat dilakukan selama proses belajar mengajar mata pelajaran Akuntansi berlangsung dengan menggunakan berbagai macam teknik penilaian yang telah dipersiapkan dan secara berkelannjutan oleh guru. Untuk mendapatkan gambaran mengenai perkembangan kemajuan belajar siswa maka pelaksanaan penilaian harus dilakukan secara berkelanjutan, akurat dan konsisten dari pokok bahasan satu ke pokok bahasan selanjutnya baik dalam bentuk angka, simbol maupun huruf yang diperoleh melalui berbagai instrumen penilaian.
3. Motode Student Fasilitator And Explaining a.
Model Pembelajaran Dalam proses belajar mengajar diperlukan suatu model tertentu yang dapat
memudahkan guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa sehingga tujuan dari pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dapat tercapai secara optimal. Briggs dalam Martinis Yamin (2006: 153) menyatakan bahwa “Model adalah seperangkat prosedur yang berurutan mewujudkan suatu proses, seperti: penilaian suatu kegiatan, pembuatan media, dan evaluasi”. Jadi, Istilah model dapat diartikan sebagai seperangkat prosedur yang digunakan sebagai acuan dalam melakukan suatu kegiatan. Istilah model pembelajaran memilki makna lebih luas dari pada suatu strategi atau metode mengajar. Model pembelajaran memiliki empat ciri khas yang tidak dimiliki oleh strategi atau metode mengajar tertentu, yaitu: 1) Landasan berpikir teoritis yang jelas dan masuk akal (coherent theoretical rationale). 2) Tujuan pembelajaran yang akan dicapai (intended learning outcome). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilakasanakan secara berhasil (required teacher behavior). 4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran tercapai (required classroom structures). Berdasarkan
pengertian
di
atas
dapat
disimpulkan
bahwa
model
pembelajaran adalah seperangkat prosedur yang dapat digunakan oleh guru untuk merancang bahan-bahan pelajaran dan membimbing pembelajar (siswa) guna mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Model pembelajaran disusun untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu dan dapat dijadikan pilihan, artinya guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
b.
Model Pembelajaran Student Fasilitator And Explaining Dalam mengungkapkan model pembelajaran Student Facilitator And
Explaining banyak tokoh yang menyebut metode tersebut dengan sebutan yang beraneka macam. Menurut Agus Suprijono (2009:110) diperlukan metode-metode pendukung untuk mengembangkan pembelajaran kooperatif. Everyone is teacher here merupakan salah satu model pendukung pengembangan pembelajaran kooperatif. Metode ini merupakan cara tepat untuk mendapatkan partisipasi siswa secara keseluruhan maupun individu. Metode ini memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk berperan sebagai guru bagi kawan-kawannya. Langkahlangkah pembelajaran dalam menggunakan metode Pembelajaran Student Fasilitator And Explaining sebagai berikut : 1). Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. 2). Guru menyajikan garis-garis besar materi pembelajaran. 3). Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lain, misalnya melalui bagan / peta konsep. Hal ini bisa dilakukan secara bergiliran. 4). Guru menyimpulkan ide / pendapat dari siswa. 5). Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu. commit to user 6). Penutup.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
Sedangkan menurut Martinis Yamin (2006:163) mengatakan bahwa profesionalitas guru dapat dilihat dari pemilihan metode pembelajaran. Metode Latihan Bersama Teman merupakan salah satu metode yang dikemukakan oleh beliau. Metode Latihan Bersama Teman merupakan suatu metode pembelajaran yang meanfaatkan siswa yang telah lulus atau berhasil untuk melatih temannya dan ia bertindak sebagai pelatih dan pembimbing seorng siswa lain. Ia dapat memilih metode penyampaian materi yang sesuai dan disukai temannya. Setelah teman yang dilatih lulus, kemudian ia bertindak sebagai pelatih bagi teman yang lain. Menurut Rahmad Widodo, (Web Blog) Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining merupakan model pembelajaran dimana siswa/peserta didik belajar mempresentasikan ide / pendapat pada rekan peserta didik lainnya. Model pembelajaran ini efektif untuk melatih siswa berbicara untuk menyampaikan ide / gagasan atau pendapatnya sendiri. Kelebihan: 1). Siswa diajak untuk dapat menerangkan kepada siswa lain, mengeluarkan ide-ide yang ada di pikirannya sehingga lebih memahami materi. 2). Siswa lain dapat lebih mudah menerima materi karena fasilitator menggunakan gaya bahasa sendiri sesuai dengan umur siswa. Kekurangan: 1). Adanya pendapat yang sama sehingga hanya sebagian saja yang tampil. 2). Banyak siswa yang kurang aktif. 3). Kegiatan harus senantiasa dikontrol secara langsung untuk menjaga kualitas. Sepeti dikutip dalam jurnal international dengan judul “Student facilitators: Maximising the outcomes from tutorial casework, literature analysis and problem solving” yang dibuat oleh Rob Sims and Peter Demediuk dikatakan bahwa : “Students as presenters/discussion leaders” In an effort to ensure students prepared effectively for discussion of cases, various tutors have experimented with nominating an individual or two or more individuals at random, with notice or without notice, to present or lead discussion amongst the entire grouptoor within smaller groups. Some tutors commit user have nominated students at random and without notice, in the belief that if
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
all students know that in any class they could be called upon to lead the discussion, then all students will be motivated to do the necessary prereading. However history has shown that it is a tall order to expect students to have the depth of understanding of one (sometimes more) case(s) to be able to lead a discussion at a moment's notice, when they have limited experience of leading discussion in a participatory learning environment, and are more used to simply presenting prepared answers. For many of our students, such an approach arguably creates unnecessary and unfair trauma, and in the past has even led to absenteeism. Evaluations at VUT have shown that AMA students have a clear preference for being given at least a week's notice of which journal article, case or problem they are expected to present. Given notice, nominated students generally prepared for their allocated task but, perhaps as a consequence of their previous experiences in presenting 'answers', most seemed to perceive their role as simply to provide an answer and found it extremely frustrating if they could not quickly perceive an obvious path to 'the answer'. Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa guru menyiapkan calon fasilitator yang diambil secara acak untuk dipersiapkan secara efektif sebelum memimpin diskusi. Pengambilan sacara acak dapat diberitahukan atau tidak siapakah yang akan membawakan diskusi atau menjadi presenter (discussion leaders ) dengan siswa lain aktif dan partisipatif. Dengan demikian siswa mereka akan termotivasi dan mempersiapkan diri dengan membaca dan memahami materi terlebih dahulu. Selain hal diatas, penulis mengutip dari Rob Sims and Peter Demediuk dimana siswa dijadikan sebagai fasilitator yaitu:
“Students as facilitators” Nominating students as facilitators instead of presenters may seem a semantic change, but it is part of a strategy to try to increase the quality of preparation and participation by all students. We were trying to change the way students prepared for discussion of cases and problems. Despite repeated efforts by staff, students still tended to think that the role of the presenter was to provide 'the answer' to the other students so that non-presenters felt little obligation to do any serious preparation for tutorials. At the start of the semester there is a long discussion on the role of the facilitator(s) nominated for each journal article, case or problem, and on the roles expected of the other students. Facilitators are given some guidelines and hints on suggested approaches and constantly reminded that their role is not to just provide an answer. commit to user They are to manage a discussion,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
selecting the important issues and preparing key questions around which to structure a discussion. In each session teaching staff need to focus not just on the content and whether key points are being adequately covered, but also on making sure students reflect on the way the process is being managed by the facilitator, highlighting and reinforcing good approaches and tactfully pointing out where approaches are not working as well and why. Dengan mencalonkan siswa sebagai fasilitator akan membuat siswa lebih percaya diri dan mempersiapkan materi serta mendalaminya dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Fasilitator diberi petunjuk, isyarat dan pendekatan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang akan disampaikan temanya. Fasilitator bukan hanya bertugas sebagai penjawab pertanyaan saja, namun peran fasilitator disini lebih kepada proses penyampaian materi dan mengatur jalannya diskusi atau proses pembelajaran. Disini tugas guru meyakinkan siswa lain tentang yang disampaikan fasilitator denga memberikan penguatan terhadap pendekatan yang disampaikan fasilitator dan mengamati sekaligus sebagai pengarah proses pembelajaran agar tidak melenceng dari tujuan pembelajaran itu sendiri.
B. Hasil Penelitian yang Relevan 1. Yeni Saraswati (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Student Facilitator and Explaining (SFAE) untuk Meningkatkan Minat Belajar Fisika dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 1 Singosari” yang menyimpulkan bahwa minat belajar fisika siswa kelas VIII B mengalami peningkatan nilai rata-rata yang cukup baik yaitu pada siklus I sebesar 74, pada siklus II meningkat menjadi 89. Peningkatan nilai rata-rata prestasi belajar siswa sebelum diberi tindakan sebesar 66, pada siklus I meningkat sebesar 76, pada siklus II meningkat sebesar 87. Keterlaksanaan pembelajaran model student facilitator and explaining (SFAE) pada siklus I mencapai prosentase sebesar 73% dan pada siklus II meningkat sebesar 91%.. 2. Musriah (2009) dalam penelitiannya yang berjudul ”PENINGKATAN commit to user KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
MELALUI METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII di SMP Negeri 2 Grobogan)” yang menyimpulkan bahwa keaktifan siswa meningkat dengan penerapan metode pembelajaran student fasilitator and explaining dibandingkan dengan siswa yang metode konvensional.
C. Kerangka Berfikir Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang sesuai dengan tema dan masalah penelitian serta didasarkan pada kajian teoritis. Siswa belajar adalah untuk mendapatkan pengetahuan melalui segenap rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sadar yang mengakibatkan perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Pembelajaran Akuntansi di kelas XII SMK Kristen 1 Surakarta berlangsung monoton dimana dalam proses belajar mengajar didominasi oleh ceramah sehingga siswa merasa jenuh dan kurang termotivasi. Pembelajaran yang demikian membuat siswa kurang aktif dan kreatif, serta kurang menguasai kompetensi yang diharapkan. Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran akuntansi di SMK Kristen 1 Surakarta adalah kurangnya perhatian dan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Banyak siswa yang menghindar mengerjakan tugas dan tidak fokus mengikuti pembelajaran sehingga pemahaman mereka sangat kurang. Hal ini menjadi permasalahan bagi guru dalam membangkitkan minat, motivasi belajar, keaktifan, dan prestasi siswa serta upaya meningkatkan kualitas pembelajaran akuntansi. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan pemilihan model pebelajaran yang tepat. Model pembelajaran adalah seperangkat prosedur yang dapat digunakan oleh guru untuk merancang bahan-bahan pelajaran dan membimbing pembelajar (siswa) guna mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Model pembelajaran disusun untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu dan dapat dijadikan pilihan, artinya guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran yang user diinginkan. Peneliti menawarkancommit metodetopembelajaran Student Fasilitator And
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
Explaining agar suasana belajar yang lebih hidup (kondusif) dan dapat memberikan motivasi baru bagi siswa dalam pembelajaran akuntansi keuangan. Dengan menerapkan metode pembelajaran Student Fasilitator And Explaining diharapkan kualitas pembelajaran dapat meningkat. Peningkatan kualitas pembelajaran dapat diukur dengan berbagai macam indikator. Namun peneliti membatasi beberapa indikator yang dapat menunjukkan peningkatan kualitas pembelajaran. Yang pertama adalah suasana kelas hidup yaitu proses pembelajaran tidak didominasi oleh guru dengan ceramah namun ada hubungan timbal-balik antar guru dengan murid. Kedua adalah siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar yaitu lebih aktif bertanya apabila kurang paham dan lebih aktif menjawab pertanyaan yang diberikan guru maupun teman yang kurang tahu. Ketiga adalah motivasi siswa dalam belajar meningkat, hal ini dapat dilihat dari kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran dimana mereka dapat belajar terlebih dahulu sebelum pembelajaran dilaksanakan. Siswa dapat mempelajari materi yang akan disampaikan dirumah atau ditempat lain yang mendukung untuk belajar. Keempat adalah pemahaman materi lebih dikuasai oleh siswa, karena siswa telah belajar terlebih dahulu sehingga ketika pembelajaran berlangsung tinggal memperdalam hal-hal yang kurang mereka pahami. Dan yang kelima adalah prestasi belajar meningkat karena siswa telah siap dan menguasai materi yang diberikan, kelima indikator tersebut saling berkaitan erat dan saling mempengaruhi dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Dengan meningkatnya kualitas pembelajaran, siswa diharapkan lebih aktif dan kreatif dalam belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Kerangka berpikir ini digambarkan dengan skema secara holistik dan sistematik. Selaras dengan judul penelitian yang diambil, yaitu “Upaya Peningkatkan Kualitas Pembelajaran Akuntansi Dengan Model Student Fasilitator And Explaining Pada Siswa Kelas XII SMK Kristen 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011”, maka dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
Siswa pasif, kurang aktif, kurang mememahami materi, jenuh, dan kurang termotivasi Proses pembelajaran yang monoton dan kurang menantang kreativitas dan motivasi siswa
Student Fasilitator And Explaining
Siswa
Kualitas pembelajaran meningkat Keaktifan siswa meningkat
Suasana kelas hidup ( indikator ) Prestasi belajar miningkat
Pemahan materi meningkat Lebih termotivasi dalam belajar Gambar 3. Alur Kerangka Berfikir
D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan tinjauan pustaka, hasil penelitian yang relevan serta kerangka berfikir diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: ”Penerapan
Metode
Student
Fasilitator
And
Explaining
dapat
Meningkatkan Kualitas Belajar Akuntansi Kelas XII SMK Kristen 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian akan dilaksanakan pada siswa kelas XII Akuntansi SMK Kristen 1 Surakarta, alasan pemilihan tempat tersebut karena peneliti berasumsi bahwa SMK Kristen 1 Surakarta memenuhi persyaratan untuk dijadikan obyek penelitian terkait dengan permasalahan yang akan diteliti antara lain : a.
Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di SMK Kristen 1 Surakarta secara umum masih menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu didominasi oleh ceramah dan praktek.
b.
Pencapaian prestasi belajar siswa belum optimal, hal ini disebabkan karena guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional sehingga siswa masih kesulitan di dalam memahami materi yang diberikan.
c.
Model Pembelajaran Student Fasilitator And Explaining belum pernah dijadikan obyek penelitian disekolah tersebut. `. 2. Waktu Penelitian Penulis merencanakan pelaksanaan penelitian dari bulan Juli 2010
sampai dengan bulan November 2010. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai penyusunan laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut:
commit to user 28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian Jenis Kegiatan 1. Persiapan Penelitian a. Penyusunan Judul b. Penyusunan Proposal c. Perijinan 2. Perencanaan Tindakan 3. Implementasi Tindakan a. Siklus I b. Siklus II 4. Review 5. Penyusunan Laporan
Juli 2010
Agustus 2010
Sept 2010
Okt 2010
Nov 2010
B. Sasaran Tindakan Sasaran tindakan dalam penelitian ini adalah kesulitan guru dalam menentukan metode pembelajaran yang tepat untuk memberikan motivasi dan meningkatkan pemahaman siswa guna meningkatkan kualitas pembelajaran akuntansi, yaitu : 1. Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah sesuatu yang menjadi perhatian untuk diambil datanya. Adapun yang menjadi subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas XII Akuntansi SMK Kristen 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011. 2. Obyek Penelitian Objek penelitian merupakan berbagai kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama berlangsungnya proses belajar mengajar, objek penelitian tindakan kelas ini terdiri dari: 1. Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
student
facilitator
and
explaining.
Langkah-langkah
pembelajaran dengan metode student facilitator and explaining yaitu guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, guru menyajikan materi, memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa commit to user lainnya baik melalui bagan atau peta konsep maupun yang lainnya, guru
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
menyimpulkan ide atau pendapat dari siswa, guru menjelaskan semua materi yang disajikan pada saat itu dan penutup. 2. Penggunaan metode
student facilitator
and explaining
dengan
menekankan pada kualitas pembelajaran siswa. Penilaian dilakukan dengan menilai proses dan hasil dari pembelajaran. Proses pembelajaran yang dimaksudkan adalah proses kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di dalam kelas. Sedangkan hasil yang ditingkatkan adalah prestasi belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dalam satu siklus.
C. Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan pada suatu obyek dan mengkondisikannya seperti apa adanya. Rochiati Wiriaatmadja (2008: 13) mengungkapkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktik pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.. Kegiatan penelitian berangkat dari permasalahan di lapangan yang dihadapi oleh guru dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar, untuk selanjutnya dicarikan alternatif pemecahaan masalahnya dan ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan nyata yang terencana dan terstruktur. Hal penting dalam pelaksanaan PTK adalah tindakan nyata (action) yang dilakukan oleh guru (dan bersama pihak lain) untuk memecahkan masalah yang akan dihadapi dalam proses belajar mengajar. Tindakan itu harus direncanakan dengan baik dan dapat diukur tingkat keberhasilannya dalam pemecahan masalah tersebut. Jika ternyata program tersebut belum dapat memecahkan masalah yang ada, maka perlu dilakukan penelitian siklus berikutnya (siklus kedua) untuk mencoba tindakan lain (alternatif pemecahan lain sampai permasalahan dapat teratasi). Siklus pelaksanaan PTK dilakukan melaui empat tahap, yakni: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, commit user digambarkan sebagai berikut : dan (4) analisis dan refleksi tindakan yangtodapat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
Permasalahan
Perencanaan Tindakan I
Pelaksanaan Tindakan I
Siklus I
Refleksi I
Pengamatan/ Pengumpulan Data I
Permasalahan baru hasil refleksi
Perencanaan Tindakan II
Pelaksanaan Tindakan II
Siklus II
Refleksi II
Apabila permasalahan belum terselesaikan
Pengamatan/ Pengumpulan Data II
Dilanjutkan ke siklus berikutnya
Gambar 4. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Sapardi, 2007:74)
Keterangan: 1) Rencana Tindakan Berdasarkan hasil identifikasi dan perumusan masalah, peneliti kemudian mengajukan suatu solusi alternatif yang berupa penerapan model pembelajaran Student Fasilitator And Explaining. 2) Pelaksanaan Tindakan Keseluruhan tindakan yang dilaksanakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi siswa, baik kompetensi kognitif, afektif, maupun psikomotorik mata pelajaran akuntansi yang sebelumnya dirasakan belum optimal. Tindakan dalam penelitian ini berupa pembelajaran berdasarkan masalah dengan model Student Fasilitator And Explaining agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus mengajarkan para siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir, commit to user pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual, belajar berbagai peran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi, dan menjadi pebelajar yang otonom dan mandiri. Dalam tahap ini peneliti melakukan observasi untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan sudah sesuai dengan rencana dan telah dapat mengatasi permasalahan yang ada. Selain itu, peneliti juga melakukan observasi untuk mengumpulkan data yang akan diolah untuk mengetahui pencapaian hasil tindakan. Data yang telah terkumpul kemudian diolah guna menetukan tindakan pada penelitian berikutnya. 3) Pemantauan dan Evaluasi Tindakan Kegiatan pemantauan dilakukan untuk mengawasi tindakan yang terjadi di dalam kelas. Dalam tahap ini, peneliti mengadakan observasi tentang proses belajar mengajar dengan model pembelajaran Student Fasilitator And Explaining. Peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas sekaligus memberikan pendampingan secara langsung kepada para siswa sebagai fasilitator manakala siswa mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran tersebut. Dengan demikian siswa akan lebih memahami tujuan dari pelaksanaan model pembelajaran tersebut. 4) Analisis dan Refleksi Tindakan Hasil evaluasi kemudian dianalisis untuk menentukan langkahlangkah perbaikan apa yang bisa dilaksanakan, sehingga didapatkan suatu alternatif pemecahan untuk semua permasalahan yang dialami oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran akuntansi. Pada tahap ini, peneliti menganalisis atau mengolah data yang telah dikumpulkan, kemudian diambil suatu kesimpulan. Dari kesimpulan tersebut dapat diketahui apakah penelitian ini berhasil atau tidak, sehingga dapat ditentukan langkah selanjutnya. Hasil dari evaluasi digunakan untuk menentukan langkah-langkah lebih lanjut atau tindak lanjut. Pelaksanaan tindakan kelas yang dihadapi tidak langsung dapat diselesaikan dalam satu tindakan atau satu siklus, sehingga perlu adanya satu tindakan perbaikan lanjutan terhadap masalah yang belum commit to user terselesaikan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
D. Teknik Pengumpulan Data Sesuai dengan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, maka teknik pengumpulan data yang digunakan: 1
Wawancara Wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa untuk menggali informasi guna memperoleh data terkait dengan aspek-aspek pembelajaran, penentuan tindakan dan respon yang diberikan sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan. Jenis wawancara yang akan dilakukan bebas terpimpin, peneliti membawa kerangka pertanyaan untuk disajikan, tetapi cara bagaimana pertanyaan itu diajukan sesuai dengan kebijaksanaan interviewer.
2
Observasi Observasi dilaksanakan dengan tujuan untuk mengamati pelaksanaan dan perkembangan pembelajaran akuntansi yang dilakukan oleh siswa dan guru. Pengamatan akan dilaksanakan sebelum, ketika, dan sesudah siklus penelitian berlangsung. Jenis observasi yang digunakan adalah observasi partisipan artinya peneliti ikut terlibat dalam proses pembelajaran (tindakan).
3
Tes Tes digunakan untuk mengetahui tingkat perkembangan atau keberhasilan pelaksanaan tindakan pembelajaran. Tes yang digunakan dalam bentuk tertulis dengan asumsi ada pembagian jenis soal sesuai tingkat kompetensi yang ingin dicapai meliputi: kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotorik.
E. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian merupakan tahapan-tahapan yang ditempuh dalam penelitian dari awal sampai akhir. Prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa tahap kegiatan yaitu: 1. Tahap Pengenalan Masalah Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah: a. Mengidentifikasi masalah b. Menganalisis masalah secara mendalam dengan mengacu pada teori-teori commit to user yang relevan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
c. Menyusun bentuk tindakan yang sesuai dengan siklus pertama d. Menyusun alat monitoring dan evaluasi 2. Tahap Persiapan tindakan a. Penyusunan jadwal penelitian b. Penyusunan rencana pembelajaran c. Penyusunan soal evaluasi 3. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan Rencana tindakan disusun dalam dua siklus, yaitu : siklus I, siklus II, dan siklus III. Setiap silkus terdiri empat tahap, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan interpretasi, serta tahap analisis dan refleksi. a. Rancangan Siklus I 1) Tahap Perencanaan, Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun: a) skenario pembelajaran sebagai berikut : (1). Kegiatan awal : Guru menggali dan mengembangkan pengetahuan siswa terhadap materi pelajaran yang akan di bahas serta memberikan motivasi kepada siswa tentang materi pelajaran. (2). Kegiatan inti : Guru memberikan suatu permasalahan yang berkaitan dengan konteks kehidupan nyata. Guru menciptakan kelas yang terbuka serta mengarahkan siswa untuk melakukan pertukaran gagasan. Siswa mendiskusikan tugas yang telah diberikan oleh guru secara berkelompok. (3). Kegiatan akhir : Menarik kesimpulan pembelajaran dan Guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa. b) Instrumen untuk evaluasi yang berupa soal tes tertulis c) Menetapkan indikator ketercapaian yang akan dilaksanakan dalam commit to user proses pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
Tabel 2. Indikator Ketercapaian Belajar Siswa Persentase Target Capaian Aspek yang diukur Cara mengukur Siklus I Siklus II Aspek Kognitif Dihitung dari jumlah siswa yang 60% 70% memperoleh nilai sesuai KKM Pemahaman yaitu 75 (75% dari keseluruhan) Materi ke atas, untuk siswa yang Ketuntasan Hasil 60% 70% mendapat nilai 75 dianggap Belajar (Evaluasi) mencapai KKM. Aspek Afektif Dari Diamati saat pembelajaran Penilaian : dengan menggunakan lembar 65% 75% observasi dan dihitung dari Kelakuan jumlah nilai rata-rata siswa yang Kerajinan 60% 70% menunjukkan perhatian dan /Kedisiplinan kesungguhan di dalam proses 60% 75% KBM dengan kriteria penilaian 1 Kerapian : Cukup Baik; 2 : Baik; 3 : Amat Baik Aspek Psikomotorik Diamati saat pembelajaran 60% 70% dengan menggunakan lembar Keterampilan observasi oleh peneliti dan bertanya (gerak dihitung dari jumlah siswa yang refleks) 60% 70% diteliti dan benar (tepat) dalam Keterampilan proses KBM dengan kriteria menjawab (gerak penilaian 1 : Cukup Baik; 2 : expresif & Baik; 3 : Amat Baik interpretatif) 60%
Motivasi
70%
Sumber : Benyamin Bloom ( Nana Sudjana :22-31) 2) Tahap pelaksanaan, dilaksanakan sesuai skenario pembelajaran yang telah direncanakan yang dilakukan bersamaan dengan observasi terhadap dampak tindakan. 3) Tahap observasi dan interpretasi, dilakukan dengan mengamati dan menginterpretasikan aktivitas penerapan model pembelajaran Student Fasilitator And Explaining pada proses pembelajaran akuntansi tentang kekurangan
dan
kemajuan
aplikasi
tindakan
pertama
untuk
mendapatkan data. 4) Tahap analisis dan refleksi, dilakukan dengan menganalisis hasil commit to user observasi dan interpretasi sehingga diperoleh kesimpulan bagian mana
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
yang perlu diperbaiki / disempurnakan dan bagian mana yang telah memenuhi target. b. Rancangan Siklus II Pada siklus II perencanaan tindakan dengan hasil yang telah dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran akuntansi, termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi dan interpretasi, serta analisis dan refleksi yang juga mengacu pada siklus sebelumnya. c. Rancangan Siklus III Pada siklus III perencanaan tindakan dengan hasil yang telah dicapai pada tindakan siklus II sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan materi pemebelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran akuntansi, termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi dan interpretasi, serta menganalisis dan refleksi yang juga mengacu pada tindakan sebelumnya.
4. Tahap Implementasi Tindakan Dalam tahap ini peneliti melaksanakan hipotesis tindakan, yakni untuk meningkatkan prestasi siswa dan hasil pembelajaran akuntansi melalui penerapan model pembelajaran Student Fasilitator And Explaining dalam proses pembelajaran akuntansi. Hipotesis tindakan ini dimaksudkan untuk menguji kebenarannya melaui tindakan yang telah direncanakan.
5. Tahap Pengamatan Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa yang sedang melakukan kegiatan belajar-mengajar dibawah bimbingan guru.
6. Tahap Penyusunan Laporan Pada tahap ini peneliti menyususn laporan dari semua kegiatan yang telah dilakukan selama penelitian. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Riwayat Singkat Bermula dari inisiatif beberapa orang Kristen di Surakarta untuk mendirikan sekolah lanjutan atas dan kejuruan, maka dalam musyawarah telah diputuskan memilih sekolah lanjutan atas ekonomi. Mengingat jika pertimbangan
keadaan
ekonomi/perekonomian
masyarakat
perlu
ada
peningkatan, maka beberapa orang Kristen tersebut dan masyarakat Surakarta pada umumnya merasa wajib membantu pemerintah dalam meningkatkan perekonomian. Disamping itu yang paling penting adalah untuk mendirikan sekolah persetujuan pengurus. Perhimpunan Pendidikan Kristen Surakarta (PPKS) dan dari Kepala Inspeksi Daerah Pendidikan Ekonomi Jawa Tengah, yang ada di Semarang. Akhirnya pada tanggal 1 Agustus 1958, berdiri Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) Kristen Surakarta yang bercorak Kristen. Pengelolaan SMEA Kristen Surakarta, di bawah bimbingan Panitia yang diketuai oleh Bp. O. Rekso Darmojo dan staf, sedangkan jalannya pelajaran diserahkan kepada Bp. Hartoyo, selaku Kepala Sekolah yang dibantu oleh Bp. Sucipto, B.A, untuk mencari tenaga pengajar sekolah yang beralamat di Jalan Bali No 142 Solo atau di SD Kristen Patihan. Tahun 1961 Drs. Hartoyo selaku Kepala Sekolah mendapat tugas yang baru yaitu menjadi dosen UNDIP Semarang. Jabatan Kepala Sekolah selanjutnya diserahkan kepada Bp. Sucipto, B.A yang waktu itu menjabat di SMEA Negeri 1 Surakarta. Pada tahun 1964 karena adanya peraturan bahwa Kepala Sekolah Negeri tidak diperkenankan merangkap jabatan Kepala Sekolah yang lain, maka jabatan Kepala Sekolah diserahkan kepada Bp. Subarjo, B.A. Pada tahun 1965 berdasarkan SK P dan K tertanggal 11 Februari 1965 No. commit tomendapat user 1757/BS/RI SMEA Kristen Surakarta bantuan pemerintah terhitung 37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
1 Agustus 1984. Pada tahun 1968, diadakan pembaharuan permohonan bantuan. Melalui Surat Keputusan Menteri P dan K Republik Indonesia tanggal 30 Agustus 1969 No 7160/Baum/Keu/OTSAB/1969; maka bantuan pemerintah kepada SMEA Kristen Surakarta diperbaharui. Mulai tahun 1968, tanggungjawab panitia diserahkan sepenuhnya kepada pengurus PPKS dalam menangani kelangsungan hidup SMEA Kristen Surakarta. Pengurus mengangkat seorang guru tetap dan 2 orang pegawai Tata Usaha yang digaji langsung oleh PPKS, selain itu pengurus juga diberi subsidi sebagai honorarium guru tidak tetap dan kelebihan jam mengajar. Nama SMEA Kristen Surakarta berubah menjadi SMK Kristen Surakarta berdasar Surat Kepeutusn Depatermen Pendidikan dan Kebudayaan No 41007/AA/07/1997 tanggal 3 April 1997 dengan 3 jurusan yaitu Akuntansi,
Sekretaris
dan
Penjualan.
Pada
tanggal
tersebut
juga
mendatangkan perubahan nomor status. Nama SMEA Kristen Surakarta berubah menjadi SMK Kristen 1 Surakarta dan sebagai catatan pada tanggal 10 Mei 1996 PPKS telah mengangkat Bp. Kledi Sunyoto, S.Pd menjadi pelaksana harian kepala SMK Kristen 1 Surakarta, selama Ibu Dra. Kuminah selaku Kepala Sekolah SMK Kristen 1 Surakarta berhalangan hadir. Sampai saat ini yaitu pada tahun pelajaran 2010/2011 SMK Kristen Surakarta telah memiliki 4 jurusan yaitu Akuntansi, Administrasi Perkantoran, Penjualan dan Multimedia sebagai program/jurusan baru di SMK Kristen 1 Surakarta di bawah pimpinan/ Kepala Sekolah Ibu Dra. Sri Haryanti M.M. Dari awal berdiri sampai sekarang SMK Kristen 1 Surakarta telah mengalami pergantian kepala sekolah sebanyak 6 kali. Nama-Nama kepala sekolah yang pernah dan sampai sekarang menjabat adalah: 1. Tahun 1958 sampai dengan tahun 1964, Bapak S. Sucipto, BA. 2. Tahun 1965 sampai dengan tahun 1969, Bapak Suparjo, BA. 3. Tahun 1970 sampai tahun 1974 Bapak Drs. Santosa Adi Kusumo. 4. Tahun 1975 sampai dengan tahun 1978 Bapak Bob Hadianto. commit to user 5. Tahun 1979 sampai dengan tahun 1991 dipegang oleh Dra. Kusminah.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
6. Tahun 1999 sampai sekarang oleh Ibu Dra. Sri Haryanti, M.M. Salah satu ciri yang membedakan antara sekolah Kristen dengan lembaga pendidikan/sekolah yang lain adalah di Sekolah/Lembaga Kristen setiap hari diadakan pembukaan diawal jam pelajaran yang pertama. Pembukaan itu dilakukan dengan diadakan kebaktian singkat yang di dalam meliputi pujian, pembacaan Ayat Alkitab, Renungan, Doa. Selain itu, pada jam pelajaran yang terakhir diadakan doa penutupan secara bersama-sama. Kegiatan tersebut dipusatkan dari ruang guru, dan siswa bisa mengikutinya melalui speaker-speaker yang telah dipasang pada setiap sudut kelas. Semua kegiatan di atas dilakukan oleh siswa secara bergiliran dibawah pengawasan dan koordinasi guru piket.
2. Keadaan Lingkungan SMK Kristen 1 Surakarta SMK Kristen 1 Surakarta sebagai salah satu lembaga pendidikan kejuruan formal yang secara teknis memenuhi syarat sebagai lembaga pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari letak lokasi yang strategis, sehingga mudah dijangkau kendaraan umum. Selain itu, fasilitas dan kontruksi gedung yang memiliki sirkulasi udara dan penerangan yang cukup, sarana dan prasrana yang memadai. Formasi gedung SMK Kristen 1 Surakarta berbentuk “U” sehingga tengahnya dapat dipakai sebagai tempat upacara, olahraga, bermain siswa. Di sisi lain, SMK Kristen 1 Surakarta juga mengalami sedikit hambatan. Hambatan itu yaitu, suara bising kendaraan karena letak SMK Kristen yang berada di samping jalan besar. SMK Kristen 1 Surakarta terletak satu lokasi dengan SMP Kristen 4 Surakarta, tepatnya berada di Jalan A. Yani No. 2 Tegalharjo, Jebres, Surakarta. Ruang-ruang yang ada di SMK Kristen 1 Surakarta adalah: 1. Ruang Kelas Jumlah ruang kelas ada 19 terdiri dari 7 ruang di lantai bawah dan 12 commit to user ruang di lantai atas.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
2. Ruang Kepala Sekolah Ruang kepala Sekolah ada 1 ruang berada di lantai atas menghadap ke utara. Letak ruang kepala sekolah berada di sebelah barat ruang kelas XI TKI 2 dengan luas 30,56 m2. 3. Ruang Guru Ruang guru berjumlah 1 buah berada di lantai bawah di sudut menghadap ke timur dengan luas 146 m2. 4. Ruang Penerimaan SPP Berada di lantai bawah, sebelah barat pintu gerbang dan berbatasan dengan Bank Mini. 5. Ruang Toko Berada di lantai bawah, tepatnya di sebelah barat gerbang yang paling luar. Ruang toko ini menghadap ke selatan berhadapan dengan Hotel Asia. 6. Ruang Bank Mini Terletak di lantai atas, di sebelah barat Ruang pembayaran SPP dan di sebelah selatan Ruang kelas XII Tata Niaga. Luas ruang Bank Mini adalah 55 m2. 7. Ruang Tata Usaha Berada di lantai bawah di sebalh barat gerbang bagian tengah, ruang tata usaha menghadap ke timur, dengan luas ruangan 32 m2. 8. Ruangn Kantin. Kantin ada 1 ruang yang letaknya di sebelah selatan Smart, menghadap ke timur dengan total luas ruangan 18 m2. 9. Ruang BK Ruang BK ada 1 ruangan di sebelah barat ruang kelas Keuangan 1, mengahadap ke utara dengan total luas ruangan 22,5 m2. 10. Ruang UKS 11. Ruang Laboratorium Mengetik commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41
Ruang Laboratorium mengetik memiliki 1 ruang dengan luas ruangan 72 m2 dan total Luas ruangan 56 m2. 12. Ruang Laboratorium Komputer Ruang Laboratorium Komputer memiliki 1 ruang dengan luas ruangan 84 m2 dan total Luas ruangan 56 m2 13. Ruang Sepeda 14. Ruang Perpustakaan Memiliki 1 buah ruang perpustakaan yang berada di depan kelas X administrasi 2. Ruang perpustakaan menghadap ke utara. 15. WC dan Kamar Mandi Jumlah Toilet yang ada di SMK Kristen ada 13 buah, dengan luas 26,1 m2 . Untuk kepentingan koordinasi, maka ruangan-ruangan yang dianggap penting di pasang airphone, ruangan itu meliputi: 1. Ruang Kepala Sekolah 2. Ruang Guru 3. Ruang Tata Usaha 4. Ruang BP 5. Ruang Toko 6. Ruang Perpustakaan
3. Visi dan Misi Visi Mewujudkan Lembaga pendidikan dan pelatihan berstandar Nasional yang menghasilkan tenaga kerja yang kompeten, mandiri serta memiliki iman, pengharapan dan kasih. Misi a)
Melaksanakan pendidikan dan pelatihan yang berstandar dan berorientasi pada mutu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42
b)
Melaksanakan kegiatan yang berorientasi pada pusat produksi dan pemasaran.
c)
Menghasilkan Sumber Daya Manusia yang kompeten, mandiri dan beriman.
Tujuan Dan Sasaran Program SMK Kristen 1 Surakarta Tujuan : 1. Menyiapkan siswa untuk memasuki dunia kerja serta mengembangkan setiap potensinya. 2. Menyiapkan siswa mampu memilih karier maupun berpotensi untuk mengembangkan dirinya di era globalisasi. 3. Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha/industri pada saat ini maupun di masa mendatang. 4. Menyiapkan tamatan menjadi warga negara yang normatif, adaptif, produkrif dan kreatif serta inovatif Sasaran program SMK Kristen 1 Surakarta 1. Meningkatkan hasil PMB menjadi lebih mantap dari tahun sebelumnya. 2. Meningkatkan administrasi sekolah tenaga pendidikan serta PMB 3. Meningkatkan hubungan sekolah dengan dunia usaha/ industri dan masyarakat untuk peningkatan pelaksanaan sistem ganda (PSG). 4. Meningkatkan Unit Produksi dalam rangka menggali Sumber dana dan menjadi sasaran peningkatan ketrampilan.
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XII Akuntansi 1 SMK Kristen 1 Surakarta Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan identifikasi masalah (observasi awal) dengan tujuan untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Observasi awal dilakukan pada tanggal 12 Oktober 2010 diSMK Kristen 1 Surakarta. Hasil dari identifikasi masalah tersebut adalah sebagai berikut : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43
1. Ditinjau dari Segi Siswa : a. Sarana dan prasarana pembelajaran kurang memadai. Dalam pembelajaran akuntansi di SMK Kristen 1 Surakarta ini didukung dengan buku paket yang mana masing-masing siswa berhak meminjam buku yang tersedia di perpustakaan sekolah. Dalam realisasinya, sarana penunjang belajar siswa seperti buku akuntansi yang terdapat dalam perpustakaan belum mampu memenuhi kebutuhan informasi yang diperlukan oleh siswa (buku paket untuk mata pelajaran ini kurang bervariasi dan buku lama). Keterbatasan literatur tersebut berdampak pada terhambatnya proses belajar siswa. Terlebih lagi siswa kurang antusias untuk memanfaatkan buku yang telah tersedia guna meningkatkan pemahaman materi. b. Siswa mudah jenuh terhadap pelajaran akuntansi. Kejenuhan siswa terhadap mata pelajaran akuntansi disebabkan karena materi yang kompleks dan metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru kurang bervariasi dan memotivasi siswa. Siswa dapat berkonsentrasi pada awal pelajaran dimulai tapi setelah setengah jam kemudian siswa sudah mulai bosan dan kehilangan konsentrasi belajar. Hal tersebut dapat diatasi jika melibatkan siswa untuk aktif dan kreatif untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Di samping itu, guru memberikan latihan terbimbing untuk siswa baik disekolah maupun dirumah, sehingga siswa akan memahami dengan jelas konsep materi yang diberikan dan aktif mengungkapkan pendapatnya tentang materi yang sedang dibahas serta bertanya di saat mereka mengalami kesulitan. c. Pembagian jadwal yang kurang mendukung (dalam arti terlalu siang) untuk mata pelajaran akuntansi. Salah satu faktor penyebab kurangnya antusias siswa terhadap mata pelajaran akuntansi adalah pengaturan jadwal untuk mata pelajaran akuntansi di
kelas XII Akuntansi 1 SMK Kristen 1 Surakarta yang commit to user kurang mendukung. Jadwal yang terlalu siang untuk jenis mata pelajaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44
yang membutuhkan pemahaman lebih daripada mata pelajaran lainnya. Dari hasil wawancara yang diperoleh sebagian besar siswa merasa penat dan capek setelah menempuh beberapa mata pelajaran sebelumnya (terlebih setelah pelajaran olah raga) sehingga pada waktu proses pembelajaran untuk mata pelajaran akuntansi, konsentrasi siswa sudah mulai berkurang. d. Siswa cenderung tidak mempergunakan kesempatan untuk bertanya tentang kesulitan yang mereka hadapi. Siswa cenderung malu untuk mengungkapkan pendapatnya jika diadakan tanya jawab. Mereka memilih diam tidak bertanya meskipun sebenarnya mereka belum paham tentang materi yang sedang dibahas. Sebagian siswa juga masih malu untuk maju ke depan jika diminta guru untuk menjelaskan kembali apa yang mereka terima setelah mendengarkan penjelasan guru. Siswa cenderung bermasalah dalam menuangkan ide, gagasan dan kreatifitas. Mereka lebih senang bertanya kepada teman yang telah menguasai materi tersebut. Selan itu, dari hasil beberapa wawancara, dominasi siswa tertentu (siswa yang pandai di kelas) menyebabkan siswa yang lainnya kurang bisa menyatakan pendapatnya. e. Siswa lebih tertarik pada kebebasan dan keleluasaan. Hal ini didasarkan pada hasil pengamatan peneliti pada saat survei awal, bahwa mayoritas siswa kelas XII Akuntansi 1 SMK Kristen 1 Surakarta didominasi oleh perempuan,. mereka lebih senang belajar dengan serius tetapi santai, dalam artian mereka belajar dengan serius, namun dalam pembelajaran mereka menghendaki keleluasaan dan fleksibel (tidak ada paksaan/rileks). Menurut pendapat beberapa siswa, mereka akan mudah dalam belajar apabila selama proses pembelajaran guru tidak
mengkekang siswa untuk
serius
tetapi tetap harus
mengedepankan konsep atau isi materi atau dapat dikatakan mewujudkan iklim ”sersan” (serius tapi santai). Selain itu, akan lebih mudah jika ada commit to user penjelasan materi kemudian mereka langsung diminta untuk praktek.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45
Misalnya, memperbanyak latihan soal, pembahasan, diskusi yang terkait dengan materi pembelajaran siswa SMK. 2. Ditinjau dari Segi Guru a. Guru merasa kesulitan dalam menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi dan tepat untuk meningkatkan kualitas mata pelajaran akuntansi Pada
saat
pembelajaran
akuntansi
guru
sudah
mencoba
membangkitkan minat siswa dengan memberikan pendekatan secara langsung dan dengan memotivasi serta menegur langsung siswa yang tidak mau memperhatikan pelajaran. Namun, cara ini ternyata belum mampu membangkitkan semangat dan minat belajar siswa. Guru belum dapat menemukan suatu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan antusiasme siswa terhadap pelajaran akuntansi. b. Hasil belajar yang tercermin dari prestasi siswa belum menunjukkan hasil yang maksimal. Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa kualitas pembelajaran akuntansi di SMK Kristen 1 Surakarta dapat dikatakan masih di bawah standar kelulusan minimal, karena dalam pengamatan yang dilakukan peneliti pada siswa kelas XII Akuntansi 1 SMK Kristen 1 Surakarta, dari hasil pekerjaan siswa menunjukkan ratarata nilai yang mereka peroleh adalah 76,4. Rata-rata tersebut sedikit diatas standar normal yaitu 75, serta siswa yang mendapatkan nilai 75 ke atas hanya 17 dari 25 siswa dan hal itu mengindikasikan bahwa pembelajaran akuntansi yang selama ini dilakukan belum berhasil. Hasil belajar yang tercermin dari prestasi siswa belum menunjukkan hasil yang maksimal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
C. Deskripsi Hasil Penelitian Sebagai data awal peneliti mengambil nilai akhir ulangan harian siswa yang terbaru yang untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum masuk pada siklus I Tabel 3. Hasil ulangan harian akhir siswa Nilai
Jumlah siswa
Persentase
> 95
-
-
90-94
-
-
85-89
3
12 %
80-84
3
12 %
75-79
11
44 %
70-74
6
24 %
65-69
2
8%
60-64
-
-
55-59
-
-
50-54
-
-
Jumlah
25
100 %
Sumber : Hasil pengolahan data nilai ulangan harian siswa (lampiran prasiklus)
Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu : (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan.
1. Siklus I Penerapan pembelajaran akuntansi pada siklus I melalui metode Student Fasilitator And Explaining adalah : a. Perencanaan Tindakan Siklus I Kegiatan perencanaan Tindakan I dilaksanakan pada hari Selasa 12 commit to user Oktober 2010 di ruang Guru dan dikelas XII Akuntansi 1 SMK Kristen 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47
Surakarta. Guru bersama peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Peneliti mengungkapkan bahwa siswa menemui permasalahan dalam memahami materi dan masih rendahnya tingkat keaktifan siswa serta kurangnya minat mengikuti pelajaran akuntansi. Kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I akan dilaksanakan selama 2 kali pertemuan, yakni pada hari sabtu, 16 Oktober 2010 dan hari selasa, 19 Oktober 2010. Tahap perencanaan tindakan I meliputi kegiatan sebagai berikut : 1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran akuntansi menggunakan metode Student Fasilitator And Explaining, dengan skenario pembelajaran sebagai berikut: a) Pertemuan pertama (1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa (2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik siswa maupun kelas. (3) Guru memberikan pengarahan tentang metode Student Fasilitator And Explaining yang akan diterapkan. (4) Mengulangi sedikit materi yang terdahulu yang masih ada kaitannya dengan materi yang akan diajarkan dengan cara memberikan pertanyaan kepada siswa (tanya jawab) agar guru tahu seberapa jauh pemahaman siswa. (5) Guru menjelaskan meteri jurnal penyesuaian dan penyusunan neraca lajur. Siswa memperhatikan dengan seksama. (6) Siswa diberi kesempatan untuk memahami materi yang telah disampaikan dan diberikan kesempatan untuk bertanya maupun berpendapat. (7) Guru memberikan lembar kegiatan penyusunan kertas kerja dengan data penyesuaian kepada setiap siswa untuk bahan commit to user yang akan dipelajari siswa. Kemudian mengarahkan masing-
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48
masing siswa untuk memulai diskusi dengan cara saling bertukar pikiran dengan temannya dalam menyelesaikan penyusunan kertas kerja. (8) Guru memonitoring berlangsungnya kegiatan diskusi oleh siswa, dan membantu atau memberikan masukan-masukan guna melengkapi materi-materi yang didiskusikan tersebut. (9) Guru memberitahukan bahwa akan dilaksanakan presentasi, oleh sebab itu guru menunjuk siswa secara acak untuk presentasi kedepan kelas proses penyusunan kertas kerja guna mengetahui tingkat pemahaman materi. (10) Kemudian guru memberikan kesempatan kepada murid (teman) yang lain untuk bertanya dan memberikan masukan atau pendapat baik kepada presenter maupun kepada teman yang lainya. (11) Guru memonitoring jalannya presentasi dan meluruskan pendapat serta materi yang didiskusikan. Karena waktu sudah habis, guru menyuruh seluruh siswa untuk menyiapkan dan memahami materi penyusunan laporan biaya produksi untuk dipresentasikan pada pertemuan berikutnya. (12) Guru menyampaikan rencana kegiatan pertemuan mendatang dan menutup dari meteri yang telah dipelajari (menyampaikan kesimpulan). (13) Salam penutup b) Pertemuan Kedua (1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa (2) Guru menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam pembelajaran. (3) Membahas sedikit materi yang terdahulu dengan tanya jawab kepada siswa untuk menilai pemahaman/konsepsi yang ada commit to user pada diri siswa.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49
(4) Guru membahas materi penyusunan laporan biaya produksi. (5) Siswa diminta untuk melanjutkan diskusi materi penyusunan laporan biaya produksi dengan teman. (6) Guru mengacak siswa yang terpilih untuk mempresentasikan hasil penyusunan laporan biaya produksi. (7) Kemudian guru memberikan kesempatan kepada murid (teman) yang lain untuk bertanya dan memberikan masukan atau pendapat baik kepada presenter maupun kepada teman yang lainya. (8) Guru memonitoring jalannya presentasi dan meluruskan pendapat serta materi yang didiskusikan. Kemudian guru memberikan evaluasi dengan membagikan lembar kegiatan evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan secara individu. (9) Guru
mengawasi
dengan
seksama
agar
siswa
tidak
bekerjasama dengan siswa lain. Karena hasil nilai yang dicapai siswa secara individu mencerminkan peningkatan atau penurunan tingkat ketuntasan hasil belajar siswa, tuntas atau belum tuntas. (10) Guru meminta siswa untuk mengumpulkan lembar jawab. (11) Guru menyampaikan apresiasi yang sangat besar kepada siswa karena telah menyelesaikan soal evaluasi dengan baik. (12) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya atas materi-materi yang belum dimengerti (13) Guru menyimpulkan materi yang telah disampaikan pada siklus I ini dan menutup pembelajaran dengan salam penutup 2) Guru dan peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi menyusun laporan harga pokok produksi dengan metode Student Fasilitator And Explaining. 3) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan commit to user nontes. Instrumen tes dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus).
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
Sedangkan instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.
b. Pelaksanaan Tindakan I Pelaksanaan tindakan I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan, seperti yang telah direncanakan, yaitu pada hari sabtu, 16 Oktober 2010 dan hari selasa, 19 Oktober 2010 di ruang kelas XII Akuntansi 1. Pertemuan dilaksanakan selama 6 x 45 menit sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP. Pada pertemuan pertama, guru menjelaskan konsep materi dan memberikan topik diskusi kepada siswa kemudian dipresentasikan secara acak. Pertemuan kedua mirip dengan pertemuan pertama namun diakhir pertemuan dilaksanakan evaluasi siklus I. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut : 1) Pertemuan Pertama (Sabtu, 16 Oktober 2010) a) Guru
mengawali
pembelajaran
dengan
salam,
kemudian
melakukan presensi siswa yang mengikuti pelajaran, siswa hadir semua. Guru mengkondisikan kelas untuk mengecek apakah siswa sudah siap untuk mengikuti proses pembelajaran. b) Siswa diberi motivasi oleh guru sebelum memulai pelajaran agar siswa fokus terhadap materi yang akan dipelajari. c) Siswa diberi pertanyaan oleh guru tentang materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya yaitu mengenai Buku Besar. Hanya beberapa siswa yang terlihat aktif menjawab pertanyaan dari guru masih terlihat siswa yang belum aktif. Siswa yang aktif tersebut adalah
siswa
yang
sudah
terbiasa
mendominasi
jalannya
pembelajaran. d) Guru melanjutkan materi dengan mendeskripsikan materi jurnal commit to user penyesuaian dan penyusunan kertas kerja. Kemudian guru
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51
mendemonstrasikan penyusunan jurnal penyesuaian dan kertas kerja. e) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang mereka rasa belum jelas. Pada awalnya tidak ada siswa yang mau bertanya, namun akhirnya guru memberikan beberapa pertanyaan secara bergilir dan apabila siswa tidak dapat menjawab maka akan dilemparkan ke siswa yang lain. f) Guru memberikan Lembar Kegiatan kepada setiap siswa untuk bahan yang akan dipelajari siswa. Kemudian mengarahkan masingmasing siswa untuk memulai diskusi dengan saling bertukar pikiran dengan siswa lainya. g) Guru memonitoring berlangsungnya kegiatan diskusi oleh masing masing siswa, dan membantu atau memberikan masukan-masukan guna melengkapi materi-materi yang didiskusikan tersebut. h) Guru memberitahukan bahwa akan dilaksanakan presentasi, oleh sebab itu guru menunjuk siswa secara acak untuk presentasi kedepan kelas proses penyusunan kertas kerja guna mengetahui tingkat pemahaman materi. Dalam kesempatan ini yang ditunjuk untuk presentasi adalah Fransiska Tri Agustin. i) Kemudian guru memberikan kesempatan kepada murid (teman) yang lain untuk bertanya dan memberikan masukan atau pendapat baik kepada presenter maupun kepada teman yang lainya. Ada 4 siswa yang mau mengutarakan pendapat, pertanyaan dan masukanmasukan dalam penyusunan kertas kerja. j) Guru memonitoring jalannya presentasi dan meluruskan pendapat serta materi yang didiskusikan. Karena waktu sudah habis, guru menyuruh seluruh siswa untuk menyiapkan dan memahami materi penyusunan laporan biaya produksi untuk dipresentasikan pada pertemuan berikutnya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52
k) Guru menyampaikan rencana kegiatan pertemuan mendatang dan menutup dari meteri yang telah dipelajari (menyampaikan kesimpulan). l) Salam penutup. 2) Pertemuan Kedua (selasa,19 Oktober 2010) d)
Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa.
e)
Guru menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam pembelajaran.
f)
Membahas sedikit materi yang terdahulu dengan tanya jawab kepada siswa untuk menilai pemahaman/konsepsi yang ada pada diri siswa.
g)
Guru membahas materi penyusunan laporan biaya produksi.
h)
Siswa diminta untuk melanjutkan diskusi materi penyusunan laporan biaya produksi dengan teman.
i)
Guru mengacak siswa yang terpilih untuk mempresentasikan hasil penyusunan laporan biaya produksi. Guru menunjuk Katarina SJ untuk mempresentasikan laporan biaya produksi.
j)
Kemudian guru memberikan kesempatan kepada murid (teman) yang lain untuk bertanya dan memberikan masukan atau pendapat baik kepada presenter maupun kepada teman yang lainya. Ada 6 anak yang bertanya dan memberikan masukan dalam penyusunan laporan biaya produksi. Dalam menjawab pertanyaan presenter (Katarina) dibantu oleh siswa lain dan diluruskan oleh guru.
k)
Guru memberikan evaluasi dengan membagikan lembar kegiatan evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan secara individu.
l)
Guru mengawasi dengan seksama agar siswa tidak bekerjasama dengan siswa lain. Karena hasil nilai yang dicapai siswa secara individu mencerminkan peningkatan atau penurunan tingkat ketuntasan hasil belajar siswa, tuntas atau belum tuntas. Namun commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53
masih ada siswa yang bekerjasama dalam mengerjakan evaluasi sehingga ditegur dan diperingatkan oleh guru. m) Setelah waktu habis, guru meminta siswa untuk mengumpulkan lembar jawab dimeja guru. n)
Guru menyampaikan apresiasi yang sangat besar kepada siswa karena telah menyelesaikan soal evaluasi dengan baik.
o)
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya atas materi-materi yang belum dimengerti
p)
Guru menyimpulkan materi yang telah disampaikan pada siklus I ini dan menutup pembelajaran dengan salam penutup.
c. Observasi dan Interpretasi Peneliti mengamati proses pembelajaran akuntansi perusahaan manufaktur
dengan
menggunakan
metode
pembelajaran
Student
Fasilitator And Explaining di kelas XII Akuntansi 1. Peneliti mengambil posisi di dalam kelas, dengan tujuan agar peneliti dapat secara jelas melihat (mengamati) proses belajar mengajar akuntansi pada hari itu. Pada pertemuan pertama yaitu hari sabtu, 16 Oktober 2010, guru menyampaikan materi akuntansi jurnal penyesuaian dan penyusunan neraca lajur dengan metode Student Fasilitator And Explaining secara jelas dan mengadakan presentasi hasil latihan soal (latihan secara terbimbing) yang diberikan kepada siswa. Sedangkan pada pertemuan kedua dilaksanakan pada hari selasa tanggal 19 Oktober 2010, guru melanjutkan materi penyusunan biaya produksi kemudian siswa disuruh latihan dan presentasi didepan kelas. Pada pertemuan kedua ini, guru dan peneliti juga melakukan evaluasi akhir dari siklus I agar hasil belajar dari siklus I dapat segera diketahui. Dari kegiatan tersebut, deskripsi tentang jalannya proses pembelajaran akuntansi dikelas XII Akuntansi I dengan menggunakan metode Student Fasilitator And Explaining sudah dijelaskan secara rinci commit to user dalam pelaksanaan tindakan I.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar akuntansi dengan menerapkan metode Student Fasilitator And Explaining, diperoleh gambaran tentang aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut: 1) Nilai kognitif siswa yang tuntas KKM (kriteria ketuntasan minimal). Nilai kognitif ini merupakan hasil olah nilai dengan indikator pemahaman materi dan ketuntasan hasil belajar (eavaluasi). Yaitu : a). Hasil olah nilai siswa dengan indikator pemahaman materi menunjukkan hal positif. Hal ini dapat dibuktikan dengan jumlah siswa yang tuntas KKM (yang ditetapkan 75% dari presentasi) indikator ini sebanyak 72% yaitu 18 siswa dari jumlah keseluruhan siswa (25 siswa) dan nilai rata-rata kelas adalah 76,6%. b). Sedangkan hasil olah nilai siswa dengan indikator ketuntasan hasil belajar (eavaluasi) juga menunjukkan hal positif. Jumlah siswa yang lolos indikator ini sebanyak 84% (21 siswa) sedangkan 16% sisanya belum lolos dari jumlah keseluruhan siswa (25 siswa). 2) Secara global, nilai afektif siswa selama siklus I menunjukkan nilai yang baik. 92% siswa memperoleh nilai ”b” dan ”a” dan hanya 8% siswa yang memperoleh nilai ”c”. Penilaian ini didasari oleh 3 indikator penilaian yaitu : a). Kerajinan Kerajinan dinilai dari aspek dalam diri masing-masing siswa mengenai tingkat ketelitian siswa dalam mengerjakan tugas, format penyusunan laporan dan tulisan yang jelas, serta intensitas mengumpulkan
tugas.
Hasil
olah
nilai
aspek
kerajinan
menunjukkan bahwa 80% siswa dikelas XII Akuntansi I rajin dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat jumlah siswa yang mendapat nilai ”c” hanya 5 orang dari 25 siswa, sedangkan yang lain telah mendapat commit to user nilai ”b” dan ”a”.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55
b). Kerapian Hasil olah nilai aspek kerapian dilihat dari cara penyusunan laporan dan cara mengerjakan tugas yang diberikan menunjukkan bahwa 80% siswa mendapat nilai yang baik dan hanya 5 orang dari 25 siswa yang mendapatkan niai ”c”. c). Kelakuan Nilai kelakuan siswa dalam kegiatan belajar mengajar selama siklus I menunjukkan bahwa 80% (20 siswa) berkelakuan baik dalam proses KBM. Mereka mengikuti KBM dengan tertip dan kondusif. 3) Nilai psikomotor siswa yang diukur dengan kriteria aspek ketrampilan bertanya, ketrampilan menjawab dan motivasi. Secara global, nilai psikomotor siswa kelas XII Akuntansi I adalah baik. 80% siswa mendapat nilai ”b” dan ”a” sedangkan yang mendapat nilai ”c” hanya 20% saja (5 siswa) dari jumlah keseluruhan yaitu 25 siswa. a). Keterampilan bertanya (gerak refleks) Jumlah siswa yang tuntas indikator ini sebesar 68% yaitu sebanyak 17 siswa sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 32% dari jumlah keseluruhan siswa (25 siswa). b). Keterampilan menjawab (gerak expresif & interpretatif) Keterampilan menjawab yang terjadi selama proses pembelajaran siklus I sebesar 72% yaitu 18 siswa dan 7 sisanya (sebesar 28%) kurang aktif. c). Motivasi Motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang terlihat dalam siklus I sebesar 68% dari 25 orang siswa yaitu sebanyak 17 siswa telah termotivasi mengikuti pembelajaran dan sisanya
8
pembelajaran.
orang
kurang
termotivasi
commit to user
mengikuti
kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56
Tabel 4. Persentase capaian siswa pada Siklus I No 1
tuntas
Aspek
jml
%
tidak total jml
%
Kognitif
1.1
Pemahaman materi
18
72%
7
28%
25
1.2
Ketuntasan hasil belajar (Evaluasi)
21
84%
4
16%
25
23
92%
2
8%
25
2
Afektif
2.1
Kelakuan
20
80%
5
20%
25
2.2
Kerajianan / kedisiplinan
20
80%
5
20%
25
2.3
Kerapian
20
80%
5
20%
25
3
Psikomotor
20
80%
5
20%
25
3.1
Keterampilan bertanya
17
68%
8
32%
25
3.2
Keterampilan menjawab
20
80%
5
20%
25
3.3
Motivasi
17
68%
8
32%
25
Sumber : Hasil pengolahan data nilai ulangan harian siswa (lampiran)
Prestasi belajar dapat ditunjukkan dengan tabel dibawah ini. Tabel 5. Nilai Evaluasi Hasil Belajar Siklus I Nilai
Jumlah siswa
Persentase
> 95
17
68%
90-94
-
-
85-89
-
-
80-84
3
12 %
75-79
1
4%
70-74
3
12 %
65-69
-
-
60-64
-
-
55-59
-
-
50-54
1
4
Jumlah
25
100 %
Sumber : Hasil pengolahan data nilai harian siswa (lampiran) commit to ulangan user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus I, peneliti melakukan analisis sebagai berikut: 1) Beberapa kelemahan guru dalam siklus I ini adalah: a)
Guru lebih banyak memberikan teguran daripada motivasi kepada siswa. Sehingga siswa merasa tertekan dan takut untuk mengutarakan pertanyaan ataupun pendapat mereka.
b)
Guru dalam menjelaskan materi dan memberikan contoh atau mendemonstrasikan pengerjaan soal terlalu cepat sehingga sulit untuk diikuti. Waktu yang disediakan guru untuk tanya jawab juga sangat terbatas, sehingga siswa merasa tidak ada kesempatan siswa untuk mengungkapkan permasalahannya tentang materi yang belum dipahami kepada guru.
c)
Guru belum dapat menjangkau semua siswa untuk dimonitoring hasil pekerjaannya.
d)
Guru belum memberikan penghargaan kepada siswa yang mampu menyelesaikan tugas dengan benar, teliti, dan lebih cepat daripada siswa yang lain.
2) Beberapa kekurangan yang ditemukan dari segi siswa adalah sebagai berikut: a)
Masih banyak siswa enggan bertanya langsung pada guru pada saat pembelajaran, mereka bertanya atau mengemukakan pendapat setelah ditunjuk langsung oleh guru.. Mereka merasa lebih nyaman bertanya kepada guru apabila guru mendekati mereka (seperti pada saat monitoring) atau kepada teman yang lain.
b)
Siswa masih belum berani untuk mengungkapkan pendapatnya di depan kelas (sebagai presenter/fasilitator). Siswa masih cenderung berani jika berhadapan dengan teman sebayanya.
c)
Siswa kurang percaya diri dan malu pada saat berperan sebagai commit to user fasilitator/presenter.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58
d)
Ketrampilan berkomunikasi di depan kelas seperti pada saat presentasi masih kurang. Guru sebaiknya memberikan masukan bagaimana berkomunikasi dengan baik dalam hal ini waktu presentasi, memberikan pendapat dan bertanya.
e)
Dari segi nilai yang diperoleh siswa, nilai evaluasi hasil belajar tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 50 serta nilai ratarata kelas yaitu 91. Siswa yang sudah mencapai standar nilai < 75 sebanyak 21 siswa (84% dari 25 siswa) dan siswa tersebut dapat dinyatakan sudah mencapai ketuntasan hasil belajar Sisanya 4 siswa (16%) belum mencapai KKM (belum tuntas). Walaupun demikian bila dibandingkan dengan nilai awal siswa sudah terdapat peningkatan, sebelumnya siswa yang tuntas hanya 17 siswa (68%) kini meningkat menjadi 21 siswa (84%) dari total 25 siswa. (Dapat dilihat pada lampiran).
Berdasarkan observasi dan analisis di atas, maka tindakan refleksi yang dapat dilakukan antara lain : 1) Guru lebih banyak melakukan pendekatan dan monitoring yang merata kepada semua siswa, selain sebagai pengawasan juga agar tidak ada siswa yang merasa kurang diperhatikan. 2) Sebaiknya guru lebih banyak lagi memberikan motivasi kepada siswa agar siswa tidak merasa tertekan tetapi siswa dapat lebih bersemangat dan ikut aktif terlibat dalam mengikuti pembelajaran. 3) Guru harus memberikan penghargaan kepada siswa yang bisa bekerjasama dan menyelesaikan tugas dengan baik. Penghargaan ini bertujuan untuk memacu semangat setiap siswa dalam menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan rapi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59
2. Siklus II Penerapan pembelajaran akuntansi pada siklus II melalui metode Student Fasilitator And Explaining adalah : a. Perencanaan Tindakan Siklus II Kegiatan perencanaan Tindakan II dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 20 Oktober 2010 di ruang guru SMK Kristen 1 Surakarta. Guru bersama peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Peneliti mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil analisis dan refleksi dari siklus I terdapat beberapa kekurangan, kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II akan dilaksanakan selama 2 kali pertemuan, yakni pada hari Sabtu tanggal 23 Oktober 2010 dan Selasa 26 Oktober 2010 dengan rancangan sebagi berikut : 1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran akuntansi dengan menggunakan metode Student Fasilitator And Explaining, skenario pembelajaran tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: a) Pertemuan pertama (1)
Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
(2)
Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik siswa maupun kelas.
(3)
Guru
memberikan
pengarahan
tentang metode
Student
Fasilitator And Explaining yang akan diterapkan. (4)
Mengulangi dan mengulas sedikit evaluasi materi kertas kerja dan laporan biaya produksi yang masih ada kaitannya dengan materi yang akan diajarkan yaitu menyajikan laporan keuangan perusahaan manufaktur dengan cara memberikan pertanyaan kepada siswa (tanya jawab) agar guru tahu seberapa jauh pemahaman siswa. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60
(5)
Guru menjelaskan meteri laporan laba/rugi dan laporan perubahan ekuitas. Siswa memperhatikan dengan seksama dan mempersiapkan diri untuk presentasi.
(6)
Siswa diberi kesempatan untuk memahami materi yang telah disampaikan dan diberikan kesempatan untuk bertanya maupun berpendapat.
(7)
Guru memberikan Lembar Kegiatan penyusunan laporan laba/rugi dan laporan perubahan ekuitas kepada setiap siswa untuk
bahan
yang
akan
dipelajari
siswa.
Kemudian
mengarahkan masing-masing siswa untuk memulai diskusi dan saling bertukar pikiran dengan temannya dalam menyelesaikan laporan laba/rugi dan laporan perubahan ekuitas. (8)
Guru memonitoring berlangsungnya kegiatan diskusi oleh siswa, dan membantu atau memberikan masukan-masukan guna melengkapi materi-materi yang didiskusikan tersebut.
(9)
Guru memberitahukan bahwa akan dilaksanakan presentasi, oleh sebab itu guru menunjuk siswa secara acak untuk presentasi kedepan kelas proses penyusunan laporan laba/rugi dan laporan perubahan ekuitas guna mengetahui tingkat pemahaman materi.
(10) Kemudian guru memberikan kesempatan kepada murid (teman) yang lain untuk bertanya dan memberikan masukan atau pendapat baik kepada presenter maupun kepada teman yang lainya. (11) Guru memonitoring jalannya presentasi dan meluruskan pendapat atau jawaban serta materi yang didiskusikan. (12) Guru membagikan lembar latihan soal kepada setiap siswa. (13) Karena waktu sudah habis, guru menyuruh seluruh siswa untuk menyiapkan dan memahami materi penyusunan neraca untuk commit to user dipresentasikan pada pertemuan berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61
(14) Guru menyampaikan rencana kegiatan pertemuan mendatang dan menutup dari meteri yang telah dipelajari (menyampaikan kesimpulan). (15) Salam penutup b) Pertemuan Kedua (1)
Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa
(2)
Guru menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam pembelajaran.
(3)
Membahas sedikit materi yang terdahulu dengan tanya jawab kepada siswa untuk menilai pemahaman/konsepsi yang ada pada diri siswa.
(4)
Guru membahas materi penyusunan neraca.
(5)
Siswa diminta untuk melanjutkan diskusi materi penyusunan neraca dengan teman.
(6)
Guru mengacak siswa yang terpilih untuk mempresentasikan hasil penyusunan neraca.
(7)
Kemudian guru memberikan kesempatan kepada murid (teman) yang lain untuk bertanya dan memberikan masukan atau pendapat baik kepada presenter maupun kepada teman yang lainya.
(8)
Guru memonitoring jalannya presentasi dan meluruskan pendapat serta materi yang didiskusikan. Kemudian guru memberikan evaluasi dengan membagikan lembar kegiatan evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan secara individu.
(9)
Guru mengawasi dengan seksama agar siswa tidak bekerjasama dengan siswa lain. Karena hasil nilai yang dicapai siswa secara individu mencerminkan peningkatan atau penurunan tingkat ketuntasan hasil belajar siswa, tuntas atau belum tuntas.
(10) Guru meminta siswa untuk mengumpulkan lembar jawab. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62
(11) Guru menyampaikan apresiasi yang sangat besar kepada siswa karena telah menyelesaikan soal evaluasi dengan baik. (12) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya atas materi-materi yang belum dimengerti (13) Guru menyimpulkan materi yang telah disampaikan pada siklus II ini dan menutup pembelajaran dengan salam penutup 2) Guru dan peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi menyusun laporan keuangan perusahaan manufaktur dengan metode Student Fasilitator And Explaining. 3) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan nontes. Instrumen tes dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus). Sedangkan instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. b. Pelaksanaan Tindakan II Kegiatan pelaksanaan Tindakan II dilaksanakan selama 2 kali pertemuan seperti yang telah direncanakan, yakni pada hari Sabtu tanggal 23 Oktober 2010 dan Selasa 26 Oktober 2010 di ruang XII Akuntansi 1. Pertemuan dilaksanakan selama 6x45 menit sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP. Pelaksanaan tindakan II hampir sama dengan pelaksanaan tindakan
I,
hanya
pada
pelaksanaan
tindakan
II
ini
terdapat
perbaikan/penguatan yang masih diperlukan dari tindakan I. Materi yang disampaikan pada pelaksanaan tindakan II
yaitu Laporan Rugi/Laba,
Laporan Perubahan Ekuitas dan Neraca. Pada pertemuan pertama Siklus II guru menjelaskan dan mendemonstrasikan cara menyusun Laporan Rugi/Laba dan Laporan Perubahan Ekuitas kemudian dilaksanakan presentasi secara acak dan dibuka kesempatan tanya jawab, kemudian siswa mengerjakan soal secara commit to user individu maupun kelompok dengan metode yang diterapkan di siklus I.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63
Dilaksanakan kegiatan diskusi dan presentasi, kegiatan ini ditambah dengan tanya jawab yang lebih efektif untuk membangun pemahaman siswa, ditutup dengan evaluasi akhir siklus II. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut: 1) Pertemuan Pertama (Sabtu tanggal 23 Oktober 2010) (a) Guru
mengawali
pembelajaran
dengan
salam,
kemudian
melakukan presensi siswa yang mengikuti pelajaran, siswa hadir semua. Guru mengkondisikan kelas untuk mengecek apakah siswa sudah siap untuk mengikuti proses pembelajaran. (b) Siswa diberi motivasi oleh guru sebelum memulai pelajaran agar siswa fokus terhadap materi yang akan dipelajari. (c) Siswa diberi pertanyaan oleh guru tentang materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya yaitu mengenai laporan biaya produksi. Sebagian siswa mulai terlihat aktif menjawab pertanyaan dari guru sehingga dapat dilihat peningkatan jumlah siswa yang mulai aktif. (d) Guru melanjutkan materi dengan mendeskripsikan materi laporan rugi/laba dan laporan perubahan ekuitas. Kemudian guru mendemonstrasikan penyusunan laporan rugi/laba dan laporan perubahan ekuitas (e) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang mereka rasa belum jelas. Sebagian siswa langsung menunjukkan jari untuk bertanya kepada guru. Kemudian guru memberikan beberapa pertanyaan secara bergilir dan apabila siswa tidak dapat menjawab maka akan dilemparkan ke siswa yang lain. (f) Guru memberikan Lembar Kegiatan kepada setiap siswa untuk bahan yang akan dipelajari siswa. Kemudian mengarahkan masingmasing siswa untuk memulai diskusi dengan saling bertukar pikiran dengan siswa lainya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64
(g) Guru memonitoring berlangsungnya kegiatan diskusi oleh masing masing siswa, dan membantu atau memberikan masukan-masukan guna melengkapi materi-materi yang didiskusikan tersebut. (h) Guru memberitahukan bahwa akan dilaksanakan presentasi, oleh sebab itu guru menawarkan kepada siswa yang secara sukarela ingin mempresentasikan ide, gagasan dan pendapatnya tentang materi laporan rugi/laba dan laporan perubahan ekuitas. Karena siswa masih malu dan minder,maka guru menunjuk siswa secara acak untuk presentasi kedepan kelas. Dalam kesempatan ini yang ditunjuk untuk presentasi adalah Ana Chairul Norma. (i) Kemudian guru memberikan kesempatan kepada murid (teman) yang lain untuk bertanya dan memberikan masukan atau pendapat baik kepada presenter maupun kepada teman yang lainya. Ada 6 siswa yang mau mengutarakan pendapat, pertanyaan dan masukanmasukan dalam penyusunan kertas kerja. (j) Guru memonitoring jalannya presentasi dan meluruskan pendapat serta materi yang didiskusikan. Karena waktu sudah habis, guru menyuruh seluruh siswa untuk menyiapkan dan memahami materi penyusunan
neraca
untuk
dipresentasikan
pada
pertemuan
berikutnya. (k) Guru menyampaikan rencana kegiatan pertemuan mendatang dan menutup dari materi yang telah dipelajari (menyampaikan kesimpulan). (l) Salam penutup. 2) Pertemuan Kedua (Selasa 26 Oktober 2010) (a) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa. (b) Guru menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam pembelajaran. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65
(c) Membahas sedikit materi yang terdahulu dengan tanya jawab kepada siswa untuk menilai pemahaman/konsepsi yang ada pada diri siswa. (d) Guru membahas materi penyusunan neraca. (e) Siswa diminta untuk melanjutkan diskusi materi penyusunan neraca dengan teman. (f) Guru mengacak siswa yang terpilih untuk mempresentasikan hasil penyusunan neraca. Guru menunjuk Diana Natalia untuk mempresentasikan proses penyusunan neraca. (g) Kemudian guru memberikan kesempatan kepada murid (teman) yang lain untuk bertanya dan memberikan masukan atau pendapat baik kepada presenter maupun kepada teman yang lainya. Ada 5 anak yang bertanya dan memberikan masukan dalam penyusunan neraca. Dalam menjawab pertanyaan presenter (Diana Natalia) dibantu oleh siswa lain dan diluruskan oleh guru. (h) Guru memberikan evaluasi dengan membagikan lembar kegiatan evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan secara individu. (i) Guru mengawasi dengan seksama agar siswa tidak bekerjasama dengan siswa lain. Karena hasil nilai yang dicapai siswa secara individu mencerminkan peningkatan atau penurunan tingkat ketuntasan hasil belajar siswa, tuntas atau belum tuntas. Namun masih ada siswa yang bekerjasama dalam mengerjakan evaluasi sehingga ditegur dan diperingatkan oleh guru. (j) Setelah waktu habis, guru meminta siswa untuk mengumpulkan lembar jawab dimeja guru. (k) Guru menyampaikan apresiasi yang sangat besar kepada siswa karena telah menyelesaikan soal evaluasi dengan baik. (l) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya atas materi-materi yang belum dimengerti commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66
(m) Guru menyimpulkan materi yang telah disampaikan pada siklus II ini dan menutup pembelajaran dengan salam penutup c. Observasi dan Interpretasi Peneliti mengamati proses pembelajaran akuntansi dengan menggunakan metode Student Fasilitator And Explaining di kelas XII Akuntansi 1. Peneliti mengambil posisi di dalam kelas, sebab guru menginginkan agar peneliti dapat mengamati langsung proses belajar mengajar akuntansi. Pada pertemuan pertama yaitu hari sabtu, 23 oktober 2010, guru menyampaikan materi akuntansi laporan rugi/laba dan laporan perubahan ekuitas dengan metode Student Fasilitator And Explaining secara jelas dan mengadakan presentasi hasil latihan soal (latihan secara terbimbing) yang diberikan kepada siswa. Sedangkan pada pertemuan kedua dilaksanakan pada hari selasa, 26 Oktober 2010, guru melanjutkan materi penyusunan neraca kemudian siswa disuruh latihan dan presentasi didepan kelas. Pada pertemuan kedua ini, guru dan peneliti juga melakukan evaluasi akhir dari siklus II agar hasil belajar dari siklus II dapat segera diketahui. Dari kegiatan tersebut, deskripsi tentang jalannya proses pembelajaran akuntansi dikelas XII Akuntansi I dengan menggunakan metode Student Fasilitator And Explaining sudah dijelaskan secara rinci dalam pelaksanaan tindakan II. Berdasarkan hasil observasi terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar akuntansi, diperoleh informasi tentang aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut: 1) Nilai kognitif siswa yang tuntas dari KKM (kriteria ketuntasan minimal naik dari 75 menjadi 80). Nilai kognitif ini merupakan hasil olah nilai dengan indikator pemahaman materi dan ketuntasan hasil belajar (eavaluasi). Yaitu : a). Hasil olah nilai siswa dengan indikator pemahaman materi menunjukkan hal positif. Hal ini dapat dibuktikan dengan jumlah commit to user siswa yang tuntas KKM (80% dari presentasi) indikator ini
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67
sebanyak 80% yaitu 20 siswa dari jumlah keseluruhan siswa (25 siswa) dan nilai rata-rata kelas adalah 82%. b). Sedangkan hasil olah nilai siswa dengan indikator ketuntasan hasil belajar (eavaluasi) juga menunjukkan hal positif. Jumlah siswa yang tuntas indikator ini sebanyak 96% (24 siswa) sedangkan 4% sisanya tidak tuntas dari jumlah keseluruhan siswa (25 siswa). 2) Secara global, nilai afektif siswa selama siklus II menunjukkan nilai yang baik. 12% siswa memperoleh nilai ”a” dan 88% sisanya memperoleh nilai ”b”. Penilaian ini didasari oleh 3 indikator penilaian yaitu : a). Kerajinan Kerajinan dinilai dari aspek dalam diri masing-masing siswa mengenai tingkat ketelitian siswa dalam mengerjakan tugas, format penyusunan laporan dan tulisan yang jelas, serta intensitas mengumpulkan
tugas.
Hasil
olah
nilai
aspek
kerajinan
menunjukkan bahwa 96% dari 25 siswa dikelas XII Akuntansi I rajin dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat jumlah siswa yang mendapat nilai ”c” hanya 1 orang, sedangkan yang lain telah mendapat nilai ”b” dan ”a”. b). Kerapian Hasil olah nilai aspek kerapian dilihat dari cara penyusunan laporan dan cara mengerjakan tugas yang diberikan menunjukkan bahwa 92% (23 siswa) mendapat nilai yang baik dan hanya 8% dari keseluruhan siswa yang mendapatkan niai ”c”. c). Kelakuan Nilai kelakuan siswa dalam kegiatan belajar mengajar selama siklus I menunjukkan bahwa 92% dari 25 siswa berkelakuan baik dalam proses KBM. Mereka mengikuti KBM dengan tertip dan commit to user kondusif.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68
3) Nilai psikomotor siswa yang dengan kriteria aspek ketrampilan bertanya, ketrampilan menjawab dan motivasi. Secara global, nilai psikomotor siswa kelas XII Akuntansi I adalah baik. 92% (23 siswa) mendapat nilai ”b” dan ”a” sedangkan yang mendapat nilai ”c” hanya 8% (2 siswa). jumlah keseluruhan yaitu 25 siswa. a). Keterampilan bertanya (gerak refleks) Jumlah siswa yang tuntas indikator ini sebesar 84% yaitu sebanyak 21 siswa sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 16% dari jumlah keseluruhan siswa (25 siswa). b). Keterampilan menjawab (gerak expresif & interpretatif) Keterampilan menjawab yang terjadi selama proses pembelajaran siklus II sebesar 84% yaitu 21 siswa dan 4 sisanya (sebesar 16%) kurang aktif. c). Motivasi Motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang terlihat dalam siklus II sebesar 76% dari 25 orang siswa yaitu sebanyak 19 siswa telah termotivasi mengikuti pembelajaran dan sisanya
6
orang
kurang
termotivasi
pembelajaran.
commit to user
mengikuti
kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69
Tabel 6. Persentase capaian siswa pada Siklus II No 1
tuntas
Aspek
jml
%
tidak total jml
%
Kognitif
1.1
Pemahaman materi
20
80%
5
20%
25
1.2
Ketuntasan hasil belajar (Evaluasi)
24
96%
1
4%
25
23
92%
2
8%
25
2
Afektif
2.1
Kelakuan
23
92%
2
8%
25
2.2
Kerajianan / kedisiplinan
24
96%
1
4%
25
2.3
Kerapian
23
92%
2
8%
25
3
Psikomotor
20
80%
5
20%
25
3.1
Keterampilan bertanya
21
84%
4
16%
25
3.2
Keterampilan menjawab
21
84%
4
16%
25
3.3
Motivasi
19
76%
6
24%
25
Sumber : Hasil pengolahan data nilai evaluasi akhir siswa (lampiran)
Dari segi prestasi dapat ditunjukkan dengan tabel dibawah ini. Tabel 7. Nilai Evaluasi Hasil Belajar Siklus II Nilai
Jumlah siswa
Persentase
> 95
14
56%
90-94
9
36%
85-89
1
4%
80-84
-
-
75-79
-
-
70-74
-
-
65-69
-
-
60-64
-
-
55-59
-
-
< 55
1
4%
Jumlah
25
100%
Sumber : Hasil pengolahancommit data nilai evaluasi akhir siswa (lampiran) to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus II, peneliti melakukan analisis sebagai berikut: 1) Kelemahan guru dalam siklus II ini adalah: Guru sudah dapat memahami kondisi konsentrasi siswa meskipun masih dirasa kurang bagi siswa guru terkesan mengabaikan beberapa siswa yang belum berkonsentrasi pada saat diadakan apersepsi. Sebaiknya guru memberikan perhatian menyeluruh pada siswa dari awal sampai jam pelajaran akuntansi berakhir. 2) Sedangkan dari segi siswa ditemukan beberapa kekurangan, yaitu sebagai berikut: a). Siswa kurang percaya diri dan malu pada saat berperan sebagai fasilitator/presenter. b). Dari segi nilai yang diperoleh siswa, nilai evaluasi hasil belajar tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 25,63 serta nilai ratarata kelas yaitu 93,5. Siswa yang sudah mencapai standar nilai < 80 sebanyak 24 siswa (96% dari 25 siswa) dan siswa tersebut dapat dinyatakan sudah mencapai ketuntasan hasil belajar Sisanya 1 siswa (4%) belum mencapai KKM (belum tuntas). Walaupun demikian bila dibandingkan dengan nilai awal siswa sudah terdapat peningkatan, sebelumnya siswa yang tuntas hanya 21 siswa (84%) kini meningkat menjadi 24 siswa (96%) dari total 25 siswa. (Dapat dilihat pada lampiran)
Tindakan refleksi yang dapat diambil berdasarkan pengamatan dan analisis yang telah dilakukan adalah : 1) Guru lebih kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif sehingga siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi. 2) Guru masih harus meluangkan waktu untuk melakukan pendekatan commit to user langsung terhadap anak yang mengalami kesulitan bekerjasama
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71
dengan anggota kelompoknya, sehingga setiap siswa memiliki motivasi dan kesadaran bekerjasama dengan orang lain. 3) Guru harus memberikan motivasi, stimulus atau umpan yang lebih intens daripada sebelumnya untuk meningkatkan kemampuan setiap siswa dalam hal mengungkapkan pendapat dan presentasi.
D. Pembahasan
Penerapan metode Student Fasilitator And Explainig berdampak terhadap proses dan hasil kegiatan pembelajaran akuntansi. Dampak positif tersebut antara lain siswa lebih memahami materi yang disampaikan oleh guru, siswa menjadi lebih aktif dan bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran. Siswa dapat bekerjasama dalam kelompok dengan siswa yang lain dan mendiskusikan hasil pekerjaannya kemudian dipresentasikan didepan kelas agar teman yang lain semakin paham. Selain itu, hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu : (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan. Deskripsi hasil penelitian dari siklus I sampai siklus II dapat dijelaskan sebagai berikut: Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti melakukan survei awal untuk mengetahui kondisi/ keadaan yang ada di kelas XII Akuntansi 1 SMK Kristen 1 Surakarta dengan cara observasi dan wawancara baik dengan guru kelas maupun dengan siswa. Dari hasil survei ini, peneliti menemukan permasalahan kualitas pembelajaran akuntansi pada siswa kelas XII Akuntansi 1 SMK Kristen 1 Surakarta. Oleh karena itu, peneliti mengadakan diskusi dengan guru kelas dan mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu dengan menerapkan metode Student Fasilitator And Explainig. Setelah mengadakan diskusi dengan guru, selanjutnya peneliti dibantu guru menyusun Rencana Pelaksanaan commit to user Pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan dalam siklus I tindakan kelas. Sesuai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72
dengan kesepakatan antara peneliti dan guru mata pelajaran akuntansi, maka materi pada pelaksanaan tindakan siklus I ini adalah jurnal penyesuaian, kertas kerja atau neraca lajur dan laporan biaya produksi. Setelah guru menjelaskan materi dan mendemonstrasikan materi, siswa diberi latihan terbimbing dan diminta untuk dapat mempresentasikan hasil pekerjaannya, sehingga pengetahuan yang diperoleh siswa tidak hanya dari melihat guru, melainkan juga dari menyaksikan secara langsung proses yang dicontohkan maupun dijelaskan oleh teman sekelas. Dalam pengerjaan soal, guru memberi kelonggaran kepada siswa untuk mengerjakan secara kelompok maupun individu. Hal ini dilakukan agar siswa dapat belajar bekerjasama dengan siswa yang lain. Namun, dari hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar akuntansi pada siklus I masih terdapat kekurangan dan kelemahan, yaitu siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran akuntansi. Hal ini dapat dilihat dari respon siswa pada saat diminta untuk presentasi yang didominasi oleh beberapa siswa. Selama proses pembelajran berlangsung banyak siswa yang kurang percaya diri dalam mengemukakan pendapat dan bertanya. Selain itu, kesempatan tanya jawab yang diberikan guru juga cukup terbatas. Karena itu, peneliti mencari solusi dan menyusun rencana pembelajaran siklus II untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan dalam pembelajaran akuntansi pada siklus I. Materi pembelajaran pada siklus II adalah laporan rugi/laba, laporan perubahan ekuitas dan neraca. Selain itu, pelaksanakan siklus II didasarkan atas perbaikan dari kelemahan siklus I. Pada saat peneliti melakukan wawancara dengan siswa, siswa merasa cukup tertarik dengan pembelajaran menggunakan metode Student Fasilitator And Explainig, selain siswa menjadi aktif, siswa juga merasa lebih bisa memahami materi karena selain guru memberikan penjelasan materi secara bertahap, guru juga memberikan latihan secara terbimbing kepada siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk presentasi. Selain itu, siswa juga diajarkan untuk bekerja secara kelompok dalam menyelesaikan latihan commit to user soal. Dengan cara ini, siswa menjadi lebih aktif karena selain dapat bertanya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73
langsung kepada guru, siswa juga dapat bertanya dengan teman atau presenter mereka dalam kelompok. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar akuntansi pada siklus II, kualitas pembelajaran baik hasil maupun proses sudah menunjukkan peningkatan. Dari aspek kognitif, pemahaman materi dan ketuntasan hasil belajar (evaluasi) meningkat dari silkus I dan siklus II. Sama halnya dengan aspek afektif dimana siswa semakin rajin dan rapi dalam proses maupun kegiatan pembelajaran. Sedangkan aspek psikomotor juga mengalami perkembangan yang baik. Hal ini dapat ditunjukkan dengan keterampilan siswa dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan serta motivasi belajar yang mengalami peningkatan. Begitupula pada prestasi siswa, seiring dengan peningkatan kualitas pembelajaran maka secara otomatis prestasi mereka juga meningkat. Siswa yang sebelumnya kurang aktif saat pembelajaran, sekarang menjadi lebih antusias dalam proses pembelajaran. Selain itu siswa yang sebelumnya tidak bisa bekerjasama dalam kelompok dan kurang percaya diri dalam menjawab maupun bertanya, pada siklus II ini sudah dapat bekerjasama dengan siswa lain dengan baik dan dapat mengungkapkan pendapat (presentasi) didepan kelas. Meskipun begitu, masih diperlukan juga motivasi dan pendekatan dari guru untuk mendukung berhasilnya proses belajar mengajar akuntansi. Oleh sebab itu masalah yang dihadapi pada pembelajaran akuntansi sudah dapat teratasi dengan cara penerapan metode Student Fasilitator And Explaining yang secara langsung dapat meningkatkan pemahaman siswa, mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II dapat dinyatakan
bahwa
terjadi
peningkatan
kualitas
pembelajaran
akuntansi
menggunakan metode Student Fasilitator And Explaining dari siklus satu ke siklus berikutnya. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel berikut ini: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74
Tabel 8. Profil Hasil Penelitian Siklus I No 1 1.1 1.2 2 2.1 2.2 2.3 3 3.1 3.2 3.3
Aspek
tuntas
Kognitif Pemahaman materi Evaluasi hasil belajar Afektif Kelakuan Kerajianan / kedisiplinan Kerapian Psikomotor Keterampilan bertanya Keterampilan menjawab Motivasi
Siklus II
tidak
jml
%
18 21 23 20 20 20 20 17 20 17
72% 84% 92% 80% 80% 80% 80% 68% 80% 68%
jml 7 4 2 5 5 5 5 8 5 8
tuntas
%
jml
%
28% 16% 8% 20% 20% 20% 20% 32% 20% 32%
20 24 23 23 24 23 20 21 21 19
80% 96% 92% 92% 96% 92% 80% 84% 84% 76%
tidak jml 5 1 2 2 1 2 5 4 4 6
total
% 20% 4% 8% 8% 4% 8% 20% 16% 16% 24%
25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
Sumber : Hasil pengolahan data
Peningkatan kualitas pembelajaran akuntansi tersebut juga dapat dilihat pada grafik berikut ini : 1. Aspek Kognitif : 24 25 20
21
20
18
Penguasaan Materi
15
Ketuntasan Hasil Belajar
10 5 0 Siklus I
Siklus II
Gambar 5. Grafik aspek kognitif
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75
2. Aspek Afektif : 24
24 23
23
23 22 Kelakuan Kerajinan Kerapian
21 20 20 20 20 19 18 Siklus I
Siklus II
Gambar 6. Grafik aspek afektif
3. Aspek Psikomotor : 25 21 21
20
20
19
17
17
15 10
Keterampilan Bertanya Keterampilan Menjawab Motivasi
5 0 Siklus I
Siklus II
Gambar 7. Grafik aspek psikomotor commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76
4. Grafik Gabungan :
20
24
23
25
21
20
23
20
20
18
Kognitif Penguasaan Kognitif Ketuntasan
15
Afektif
10 Psikomotor
5 0 Siklus I
Siklus II
Gambar 8. Grafik gabungan
Berdasarkan tindakan tersebut, guru berhasil melaksanakan pembelajaran akuntansi yang dapat menarik perhatian siswa, sehingga kualitas proses dan hasil pembelajaran akuntansi dapat meningkat. Selain itu, peneliti juga dapat meningkatkan motivasi dan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif, menarik, dan menyenangkan. Keberhasilan pembelajaran akuntansi dengan menggunakan metode Student Fasilitator And Explaining dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut: 1. Siswa terlihat antusias dan bersemangat selama kegiatan apersepsi berlangsung. 2. Siswa menjadi lebih menyadari pentingnya kerjasama dalam kelompok untuk menyelesaikan suatu tugas bersama. Mereka terlihat aktif dalam mengikuti diskusi kelompok maupun diskusi pada saat presentasi. 3. Siswa menjadi lebih mandiri dalam mengerjakan setiap soal yang diberikan. 4. Siswa sudah tidak malu dan berani untuk maju ke depan kelas mempresentasikan tugas yang diberikan guru. Hal ini dikarenakan siswa sudah paham tentang materi yang akan dipresentasikan, karena sebelumnya sudah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77
melihat secara langsung guru menjelaskan dan memberikan contoh secara langsung mengenai materi yang sedang dipelajrari. 5. Nilai-nilai siswa baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotor telah mencapai target yang ditetapkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah penulis lakukan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa ”penerapan metode Student Fasilitator And Explainig dapat meningkatkan kualitas pembelajaran pada siswa kelas XII Akuntansi SMK Kristen 1 Surakarta”. Hal ini di diskripsikan sebagai berikut : 1. Proses Pembelajaran : Dalam proses pembelajaran, peningkatan kualitas pembelajaran dapat dilihat dari berbagai aspek yaitu : a. Aspek Kognitif : (1) Pemahaman materi oleh siswa meningkat dari 72% (18 siswa) pada silkus I menjadi 80% (20 siswa) pada siklus II. (2) Ketuntasan hasil belajar (evaluasi) siswa juga meningkat yang semula 84% (25 siswa) pada siklus I menjadi 96% atau sebanyak 24 siswa. b. Aspek Afektif : (1) Kelakuan siswa selama mengikuti proses belajar mengajar menjadi lebih baik dimana pada siklus I 80% (20 siswa) dikatakan lolos dari standar dan pada siklus II meningkat menjadi 92% (23 siswa dari jumlah keseluruhan 25 siswa). (2) Siswa lebih rajin dan disiplin dalam mengikuti pembelajaran, hal ini dapat ditunjukkan selama proses pembelajaran berlangsung jumlah siswa yang dikategorikan rajin dan disiplin pada siklus I sebanyak 20 siswa (80%) dan pada siklus II meningkat menjadi 24 siswa (96%). (3) Kerapian siswa dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan juga mengalami peningkatan dari 80% (20 siswa) pada siklus I menjadi 92% (23 siswa) pada sikus II dari 25 siswa. commit to user 78
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
79
c. Aspek psikomotor : (1) Keaktifan siswa selama proses pembelajaran meningkat. Keterampilan bertanya meningkat dari 68% pada siklus I menjadi 84% pada siklus II atau meningkat dari 17 siswa menjadi 21 siswa dari jumlah siswa sebanyak 25 orang. Sedangkan keaktifan menjawab siswa pada siklus I sebanyak 80% (20 siswa), pada siklus II naik menjadi 84% (21 siswa). (2) Motivasi siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar juga meningkat sebesar 8% dimana pada siklus I sebanyak 68% dan pada siklus II menjadi 76%. Dari 17 siswa pada siklus I menjadi 19 siswa pada siklus II. Namun selama proses pembelajaran berlangsung, penerapan model pembelajaran student fasilitator and explaining menemukan beberapa hambatan yaitu sarana dan prsarana seperti buku referensi untuk belajar siswa masih kurang dan siswa jarang memanfaatkan perpustakan untuk menggali ilmu lebih dalam, kemampuan siswa dalam berkomunikasi dan presentasi didepan kelas yang masih rendah, serta kurang maksimalnya peran guru dalam mengelola kelas. 2. Hasil Pembelajaran Hasil pembelajaran dapat ditunjukkan oleh nilai evauasi siswa yang menunjukkan peningkatan dari 84% siswa yang lolos KKM 75 yaitu 21 siswa pada siklus I menjadi 24 siswa dimana KKM dinaikan menjadi 80 dengan jumlah siswa yang lolos 96%.
B. Implikasi Berdasarkan simpulan di atas, maka dapat dikaji implikasinya baik implikasi teoritis maupun implikasi praktis sebagai berikut : 1. Implikasi Teoritis Penggunakan
metode
Student
Fasilitator
And
Explainig
dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran akuntansi commit to user bagi siswa kelas XII Akuntansi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
80
SMK Kristen 1 Surakarta. Kesimpulan hasil penelitian ini mendukung pendapat Rob Sims and Peter Demediuk, yang menyatakan bahwa memanfaatkan siswa untuk dijadikan fasilitator pada setiap pertemuan akan mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa. Dengan menjadikan siswa sebagai fasilitator, siswa lebih termotivasi dan aktif untuk belajar dalam rangka mempersiapkan diri menjadi presenter. Mereka akan lebih aktif dalam kegiatan tanya jawab tanpa didasari rasa takut dan malu. Dengan memanfaatkan siswa sebagai fasilitator, materi yang disampaikan akan lebih mudah diterima dan dipahami karena fasilitator menggunakan gaya bahasa yang sejajar dengan siswa lain. Dengan membuat siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran maka hasil pembelajaran akan dapat dicapai secara optimal. Dalam menentukan hasil belajar yang
dicapai
siswa
diperkuat
oleh
teori
Benyamin
Bloom
yang
mengklasifikasikan hasil belajar menjadi tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Dalam penilaian tiap ranah terdiri dari berbagai aspek dimana aspek satu dengan yang lain dapat saling berkaitan. Peningkatan kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses maupun hasil. Dari segi proses dilihat dari aspek kognitif (pemahaman materi dan ketuntasan hasil belajar dalam evaluasi), aspek afektif (keterampilan bertanya, keterampilan menjawab dan motivasi dalam mengikuti pembelajaran), serta aspek psikomotor (kelakuan dan kedisiplinan serta kerapian dalam proses belajar mengajar). Sedangkan dari hasil dapat diketahui dari nilai evaluasi akhir siswa. 2. Implikasi Praktis Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa penerapan metode Student Fasilitator And Explainig dapat meningkatkan kualitas pembelajaran siswa yang dapat dilihat dari proses dan hasil belajar siswa yang meningkat. Siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran baik dalam bertanya maupun menjawab serta dalam presentasi didepan kelas. Karena metode Student Fasilitator And Explainig dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dari sisi proses dan hasil, seharusnya guru XII Akuntansi SMK Kristen 1 Surakarta menerapkan metode Student Fasilitator And Explainig dalam pembelajaran commit to user akuntansi. Namun demikian
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
81
kenyataanya dalam pembelajaran akuntansi guru belum menggunakan metode Student Fasilitator And Explainig atau sejenisnya. Namun upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran akuntansi pada siswa kelas XII Akuntansi SMK Kristen 1 Surakarta dengan menerapkan metode Student Fasilitator And Explainig menemui beberapa hambatan antara lain sebagai berikut: 1. Sarana dan prasarana sekolah yang kurang mendukung proses pembelajaran. Fasilitas pembelajaran seperti buku dan referensi yang dibutuhkan siswa kurang. Hal ini menyebabkan kelancaran proses pembelajaran menjadi terganggu. 2. Kemampuan siswa dalam bekerjasama dan berkomunikasi dengan siswa lain yang masih belum maksimal. Hal ini menyebabkan kemampuan siswa untuk bekerjasama dengan siswa lain menjadi agak sulit, khususnya dengan anggota kelompok yang bukan dari siswa yang sudah dikenal akrab sebelumnya. Terlebih kemampuan komunikasi siswa ketika presentasi didepan kelas. 3. Siswa malas untuk membaca dan menggali ilmu diperpustakaan, mereka cenderung menunggu perintah dari guru maupun cenderung untuk menanti penjelasan dari guru. 4. Kemampuan guru dalam mengelola kelas, khususnya dalam merangsang siswa untuk ikut aktif dalam proses pembelajaran masih belum maksimal. Selama proses pembelajaran dapat dilihat siswa yang aktif biasanya didominasi oleh siswa tertentu.
C. Saran Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah dikemukakan, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut : 1. Bagi Sekolah : a. Lebih mengusahakan fasilitas berupa buku-buku dan sumber referensi lain yang dapat mendukung kelancaran kegiatan belajar mengajar. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
82
b. Hendaknya mendorong dan memotivasi guru untuk selalu berusaha mengembangkan model dan metode pembelajaran yeng merangsang siswa untuk aktif dan lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran. 2. Bagi Guru: a. Hendaknya
guru
selalu
meningkatkan
kemampuannya
dalam
mengembangkan dan menyampaikan materi serta dalam mengelola kelas, sehingga kualitas pembelajaran dapat terus meningkat seiring dengan peningkatan kemampuan yang dimilikinya. b. Kepada guru yang belum menerapkan metode Student Fasilitator And Explainig dapat menerapkan metode tersebut dalam pembelajaran akuntansi agar pemahaman siswa menjadi lebih meningkat yang tentunya disesuaikan dengan materi dan kondisi siswa. c. Kerjasama guru dan siswa selama proses pembelajaran harus diperhatikan sehingga suasana pembelajaran menjadi lebih kodusif dan siswa dapat lebih mudah memahami materi pembelajaran. d. Guru terus memotivasi siswa untuk aktif dalam belajar, diskusi dan presentasi agar siswa lebih menguasai materi yang diberikan. 3. Bagi Siswa : a. Hendaknya dapat bekerjasama dalam arti yang positif, baik dengan guru maupun dengan siswa yang lain dalam proses belajar mengajar. b. Siswa hendaknya mampu memiliki ketrampilan berkomunikasi yang baik terlebih ketika presentai didepan kelas dimana hal ini pada akhirnya akan sangat bermanfaat bagi siswa. c. Siswa hendaknya mempersiapkan diri dengan membaca materi sebelum dijelaskan oleh guru ketika dikelas sehingga mereka akan semakin menguasai materi. d. Hilangkan perasaan malu dan takut untuk presentasi didepan kelas serta memiliki motivasi internal untuk terus berkembang dan menjadi lebih baik dari sebelumnya. commit to user