PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS BUAH MANGGA (Mangifera indica L) Cv. GEDONG GINCU MELALUI PENERAPAN TEKNOLOGI OFF SEASON DAN PENYIRAMAN MELALUI TEKNOLOGI DRIP IRRIGATION SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN EKSPOR BUAH NASIONAL Dodi Budirokhman Program Studi Agrotektonologi Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon Email:
[email protected]
Abstrak Di Indonesia termasuk di Kabupaten Cirebon sebagian besar buah mangga Gedong Gincu dipanen musiman, sehingga tidak dapat memenuhi permintaan pasar sepanjang tahun, baik untuk pasar dalam negeri maupun luar negeri (ekspor). Permasalahan lain yang dihadapi dalam pengembangan Buah Mangga Gedong Gincu di Kabupaten Cirebon yaitu pada umumnya dilakukan di lahan kering sehingga sering mengalami cekaman kekeringan yang dapat mempengaruhi proses metabolism, pertumbuhan dan produktivitas tanaman dan mengakibatkan bunga mengalami aborsi terutama cekaman kekeringan yang berat Tujuan dari kegiatan ini adalah (1) Meningkatkan keterampilan para petani buah mangga Gedong Gincu terhadap cara budidaya buah mangga Gedong Gincu di luar musim menggunakan Teknologi Off Season (2) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para petani buah mangga Gedong Gincu terhadap cara penyiraman melalui Teknologi Drip Irrigation. Program Pengabdian Masyarakat ini dilaksanakan di Gapoktan Samimulya dan KTB Makmur Kecamatan Sedong Kabupaten Cirebon, yang dilaksanakan pada Januari 2016 sampai dengan Bulan Agustus 2016. Sedangkan metode yang dilakukan yaitu Pelatihan dan Pendampingan. Hasil kegiatan berhasil memunculkan bunga buah mangga pada bulan Maret sehingga menghasilkan buah mangga gedong Gincu yang dipanen pada bulan Juli dengan hasil rata-rata 38 kg/pohon. Sedangkan hasil kegiatan peningkatan kualitas/mutu melalui penyiraman dengan Teknologi Drip Irrigation terdapat perbedaan ratarata kualitas buah berdasarkan ukuran bobot buah. Pada kebun yang menerapkan penyiraman menggunakan Teknologi Drip Irrigation, rata-rata ukuran buah yang mempunyai bobot buah > 250 g lebih tinggi yaitu mencapai 28 %, sedangkan yang tidak menerapkan penyiraman menggunakan Teknologi Drip Irrigation rata-rata ukuran buah yang mempunyai bobot buah > 250 g, rata-rata hanya mencapai 18,7 %.
Kata kunci: gedong gincu, off seson, drp irrigation.
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Buah Mangga Gedong Gincu merupakan salah satu jenis buah tropis yang sangat eksotis (exotic fruit), buah ini memiliki rasa manis legit dan aroma khas yang tajam, serta mengandung banyak serat, dengan bentuk buah agak bulat dan berukuran sedang yaitu rata-rata 200 gram/buah disertai warna kulit buahnya kuning cerah merah keunguan serta daging buahnya jingga cerah, dimana karakteristik-karakteristik buah mangga yang demikian ternyata banyak diminati oleh pasar di luar negeri, sehingga menjadi komoditi unggulan ekspor buah Indonesia. Kandungan gizi pada buah mangga, bermanfaat bagi perbaikan gizi, dimana daging buah mangga yang berwarna merah oranye, banyak mengandung vitamin A yang sangat dibutuhkan tubuh manusia. Selain vitamin A, buah mangga juga mengandung vitamin C yaitu berkisar antara 6 – 30 mg/100 gram buah (Suyanti, Sulusi Prabawati dan Setyadjit, 2006). Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
187
Apabila memperhatikan data yang diperoleh dari Diretorat Jenderal PPHP, Deptan RI, (2012) maka ekspor buah mangga dari Indonesia disinyalir lebih banyak diserap oleh pasar dari negara-negara di Timur Tengah seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Selanjutnya peluang pasar lainnya yang dapat diraih produsen mangga termasuk Indonesia antara lain : Amerika, Kanada (4,2 %), Eropa (15 %), China ( 9 %) Timur Tengah (14 %), Jepang (3 %) dan Singapura (5 %). Dengan memperhatikan uraian-uraian tersebut di atas, maka cukup beralasan apabila permintaan mangga asal Indonesia di negara-negara tujuan ekspor mempunyai peluang pasar yang tinggi khususnya varietas Gedong Gincu yang dikembangkan di Kabupaten Cirebon, karena jenis mangga tersebut sangat disukai dan mempunyai potensi pasar yang baik di luar negeri, sehingga usaha agribisnis buah mangga untuk pemasaran luar negeri (ekspor) tersebut sangat berpotensi untuk terus dikembangkan. Kelompok Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang sedang mengembangkan budidaya dan pemasaran gedong gincu di Kabupaten Cirebon antara lain Gabungan Kelompok Tani Samimulya dan Kelompok Tani Makmur, dimana kedua UKM tersebut merupakan pemasok buah mangga gedong gincu untuk pemasaran luar negeri (ekspor) melalui CV. Sumber Buah-Cirebon dan PT. Alamanda Sejati Utama-Bandung, yang selanjutnya merupakan mitra dari Program IbPE Ekspor Buah Mangga Gedong Gincu Di Kabupaten Cirebon tahun 2016. Kedua UKM Mitra IbPE tersebut berada di wilayah sentra pengembangan buah mangga gedong gincu di Kabupaten Cirebon tepatnya di Kecamatan Sedong.
Gambar 1. Mitra Pengabdian (Kelompok Tani Makmur dan Gapoktan Samimulya) Namun demikian pada kondisi lingkungan yang sesuai dan potensi produksi yang mendukung, ternyata tidak menjamin produktivitas buah mangga gedong gincu tinggi di kedua UKM tersebut. Fenomena yang nampak dalam pengembangan ekspor buah mangga gedong gincu di di Indonesia pada umumnya dan di Cirebon pada khususnya termasuk yang terjadi di Kelompok Tani Makmur dan Gapoktan Samimulya (, masih menghadapi permasalahan yang komplek di tingkat On Farm Agribusiness maupun Off Farm Agribusiness. Salah satu permasalahan yang sangat mengganggu keberlangsungan kegiatan ekspor buah mangga gedong gincu tersebut yaitu keberadaan buah mangga gedong gincu yang tidak tersedia sepanjang tahun, sehingga idak dapat memenuhi permintaan pasar luar negeri (ekspor) sepanjang tahun. Sebagian besar buah mangga Gedong Gincu dipanen musiman, pada saat musim panen ketersediaan buah mangga Gedong Gincu melimpah dan pada musim lain buah mangga Gedong Gincu tidak ditemukan di pasar, sehingga keberadaan buah mangga gedong gincu tidak tersedia sepanjang tahun. Keadaan seperti ini dari agribisnis tentu kurang menguntungkan, sehingga tidak dapat memenuhi permintaan pasar sepanjang tahun, baik untuk pasar dalam negeri maupun luar negeri (ekspor). Sampai saat ini di kedua Mitra IbPE pengaturan pembungaan masih disandarkan pada pengaturan alami. Manipulasi pengaturan pembungaan dan pembuahan masih belum dilakukan secara komersial. Padahal, pengaturan pembungaan pohon buah-buahan secara ekonomi sangat penting untuk memperoleh buah di luar musimnya. Hal tersebut disebabkan karena rata-rata para petani buah mangga di Indonesia pada umumnya dan Kabupaten Cirebon pada khususnya termasuk didalamnya Gabungan Kelompok 188
SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
Tani Samimulya (mitra IbPE 1) dan Kelompok Tani Makmur belum mampu mampu menerapkan Teknologi Off Season yang dapat menjamin ketersediaan buah mangga gedong gincu sepanjang tahun. Musim panen buah mangga gedong gincu di kedua UKM mitra Program Pengabdian tersebut rata-rata hanya terjadi mulai bulan September sampai dengan bulan Desember pada setiap tahunnya. Teknik budidaya buah mangga dengan menggunakan Teknologi Off Season tersebut pada dasarnya adalah mempercepat proses pembungaan pada tanaman buah mangga gedong gincu melalui pemangkasan produksi dan pemberian ZPT tertentu yang diikuti dengan pemeliharaan bunga tersebut secara maksimal melalui pemberian nutrisi-nutrisi yang seimbang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tanaman sehingga bunga yang muncul pada saat tersebut cukup kuat dan tidak rontok ketika diterpa curah hujan yang masih cukup tinggi yang biasanya terjadi antara- bulan Januari sampai dengan bulan Maret. Sehingga melalui perlakuan-perlakuan dengan menggunakan teknologi Off Season tersebut, tanaman buah mangga dapat berbunga lebih cepat (mulai bulan Januari) dan bunga serta bakal buah yang sudah ada tersebut dapat bertahan sampai dapat dipanen pada cuaca yang ekstrim yang terjadi pada bulan Januari sampai dengan bulan April. Waktu panen buah mangga yang dihasilkan dari tanaman yang diberi sentuhan Teknologi Off Season tersebut sudah mulai dapat dipanen pada bulan Mei sampai dengan bulan Juni (Balai Penelitian Tanaman Buah Solok, 2008) Tindakan mekanis dengan cara pemangkasan diharapkan mendorong tanaman dapat tumbuh dengan baik. Pemangkasan dapat meningkatkan rasio karbon dan nitrogen, sehingga mengakibatkan penumpukan karbohidrat yang merangsang pembentukan bunga dan buah. Pada saat karbohidrat terkumpul maka perlu ada zat yang dapat mengaturnya, sehingga zat yang terkumpul bisa dimanfaatkan secara maksimal,zat tersebut sering disebut zat pengatur tumbuh, Sehingga upaya pemakaian zat pengatur tumbuh dan pemangkasan produksi adalah salah satu cara yang paling memungkinkan dalam pengaturan pembungaan Dengan demikian, apabila kodisi tersebut tidak secepatnya diatasi maka dikhawatirkan akan menjadi kendala terhadap kegiatan kelangsungan rantai tata niaga (pasokan) buah mangga gedong gincu untuk eskpor Gabungan Kelompok Tani Samimulya dan Kelompok Tani Makmur ke eksportir (CV. Sumber Buah-Cirebon dan PT. Alamanda Sejati Utama-Bandung). Permasalahan lain yang dihadapi dalam pengembangan Buah Mangga Gedong Gincu di Kabupaten Cirebon yaitu kondisi biofisik terutama factor tanah dan iklim. Kondisi tanah areal perkebunan Buah Mangga Gedong Gincu di Kabupaten Cirebon pada umumnya mempunyai solum tanah yang dangkal dan dilakukan di lahan kering sehingga sering mengalami cekaman kekeringan terutama pada musim kemarau sehingga budidaya buah Mangga Gedong Gincu harus dilakukan dengan teknik pengairan yang sesuai, agar tanaman tidak mengalami cekaman kekeringan dan tanaman tumbuh secara ideal dengan produksi maksimum dan kualitasnya baik. Cekaman kekeringan dapat mempengaruhi proses metabolism, pertumbuhan dan produktivitas tanaman (Bahrun et al, 2002), mengakibatkan bunga mengalami aborsi terutama cekaman kekeringan yang berat (Torrisi 1952 dalam Barbera et al 1981), Untuk mengatasi hal tersebut di atas maka dipilih alternatif untuk menggunakan sistem irigasi hemat air yaitu sistem irigasi tetes. Sistem irigasi tetes dapat mencapai efisiensi 95% dalam penyerapan air oleh tanaman. Metode irigasi tetes sangat cocok diterapkan pada lahan yang tingkat ketersediaan airnya terbatas serta kondisi fisik lahan yang kurang mendukung karena air betul-betul terserap oleh perakaran tanaman dan tidak mengalami penguapan atau pelolosan yang berlebihan (Setiawan, dalam Muhammad A, 2002). Dengan demikian upaya penerapan teknik pengairan hemat air, aplikabel, dan menguntungkan sangat diperlukan dan mendesak di lakukan di kedua Mitra Program Pengabdian
1.2.
Permasalahan Prioritas Mitra Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
189
Berdasarkan pemaparan yang telah diuraikan sebelumnya dan hasil koordinasi antara Team Pengusul Program IbPE, dengan Ketua KTB Makmur dan Gapoktan Samimulya maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Para petani belum mampu menerapkan Teknologi Off Season yang dapat menjamin ketersediaan buah mangga Gedong Gincu dalam rentang waktu yang lebih lama pada setiap tahunnya. 2. Para petani belum menerapkan teknik pengairan melalui sistem penyiraman irigasi tetes melalui Teknologi Drip Irrigation untuk penghematan air dan peningkatan mutu buah mangga Gedong Gincu 1.3. Tujuan Kegiatan Pengabdian 1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para petani buah mangga Gedong Gincu terhadap cara budidaya buah mangga Gedong Gincu di luar musim menggunakan Teknologi Off Season 2. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para petani buah mangga Gedong Gincu terhadap cara penyiraman melalui Teknologi Drip Irrigation. 1.4. Target Luaran Program 1. Memunculkan bunga buah mangga Gedong Gincu di kebun Mitra Pengabdian mulai bulan Pebruari sehingga menghasilkan buah mangga Gedong Gincu yang dapat dipanen mulai bulan Mei 2. Meningkatkan produktifitas buah mangga Gedong Gincu di kebun Mitra Pengabdian dari rata 60 kg per pohon per tahun menjadi minimal rata-rata 90 kg per pohon per tahun. 3. Menurunkan tingkat kerontokan terhadap bunga, bakal buah dan pentil buah mangga Gedong Gincu di kebun Mitra IbPE akibat kekurangan suply air ke tanaman. 4. Meningkatkan persentase terhadap mutu bobot/ukuran buah mangga Gedong Gincu yang dihasilkan dari kebun Mitra Pengabdian terhadap kualifikasi Grade A (ukuran > 250 gr ) dari 18,7 % per pohon menjadi minimal meningkat 25 % per pohon.
1.5. Langkah Penyelesaian Permasalahan Prioritas Mitra Dengan kondisi permasalahan kedua UKM Mitra Program Pengabdian yang telah diuraikan tersebut di atas, maka permasalahan mitra yang di selesaikan adalah sebagai berikut : 1. Pelatihan teknik budidaya tanaman buah mangga Gedong Gincu di Luar Musim melalui Teknologi Off Season 2. Penerapan dan Pendampingan Teknik Budidaya Buah Mangga Gedong Gincu di Luar Musim melalui Teknologi Off Season di kebun Mitra 3. Pelatihan teknik penyiraman melalui Teknologi Drip Irrigation 4. Pembangunan Kebun Percontohan dan Pendampingan teknik penyiraman melalui Teknologi Drip Irrigation di kebun Mitra Program Pengabdian 2. METODE Program Pengabdian Masyarakat ini dilaksanakan di Gapoktan Samimulya dan KTB Makmur Kecamatan Sedong Kabupaten Cirebon Gabungan Kelompok Tani Samimulya dan Kelompok Tani Makmur, dimana kedua UKM tersebut merupakan pemasok buah mangga Gedong Gincu untuk pemasaran luar negeri (ekspor) melalui CV. Sumber Buah-Cirebon dan PT. Alamanda Sejati Utama-Bandung, yang selanjutnya merupakan mitra dari Program IbPE Ekspor Buah Mangga Gedong Gincu Di Kabupaten Cirebon tahun 2016. Kedua UKM Mitra Program Pengabdian tersebut berada di wilayah sentra pengembangan buah mangga gedong gincu di Kabupaten Cirebon tepatnya di Kecamatan Sedong. Kegiatan ini yang dilaksanakan pada Januari 2016 sampai dengan Bulan Agustus 2016. Sedangkan metode yang dilakukan untuk mendukung Program 190
SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
Pengabdian Masyarakat ini yaitu Pelatihan dan Pendampingan dalam Pengelolaan Kebun Produksi Mitra Program Pengabdian.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Pelatihan dan Aplikasi Pemangkasan Produksi Pelatihan dan penerapan/aplikasi Teknik Budidaya Buah Mangga Gedong Gincu di Luar Musim (Teknologi Off Season) dilakukan di Kebun Produksi Buah Mangga Gedong Gincu Gapoktan Samimulya seluas 1 Ha atau 100 pohon dan yang di mulai pada bulan Januari 2016. Pemangkasan produksi dilakukan terhadap semua cabang pohon mangga dengan memotong 1 flush tepat pada bukunya dengan menggunakan gunting pangkas. Kegiatan ini telah dilaksanakan pada tanggal 31 Januari 2016. Pemangkasan Produksi yaitu pemangkasan yang bertujuan untuk merangsang munculnya tunas-tunas produktif, khususnya tunas-tunas yang berada di tajuk bagian terluar dari tanaman. Semakin banyak tunas produktif di ujung ranting, maka kemungkinan munculnya bunga dan buah juga akan semakin banyak, artinya jumlah bunga/buah berbanding lurus dengan jumlah ujung ranting produktif.
Gambar 2 Aplikasi Pemangkasan Produksi di Kebun Mitra Pengabdian Preece (1993) dalam Saladin (2002), pemangkasan dimaksudkan untuk mendapatkan ketepatan waktu berbunga dan berbuah, sehingga menghasilkan jumlah buah yang banyak dengan mutu yang lebih baik. Pemangkasan tanaman menjelang berbunga akan memacu tunas samping, karena fotosintat yang harus digunakan dialihkan ke arah pertumbuhan lateral, yaitu pembentukan bunga dan buah (Gardner, Pearce, dan Mitchell, 1994). Secara fungsional pemangkasan akan mengurangi kapasitas produksi karbohidrat sehingga menyebabkan pertumbuhan akar terganggu dan mempengaruhi pertumbuhan tanaman (Edmondet al, 1964) dalam Saladin (2002). Kegiatan selanjutnya setelah dilakukan pemangkasan produksi yaitu pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT). Penggunaan zat pengatur tumbuh diberikan dengan selang waktu 1 bulan setelah pemangkasan produksi. Zat pengatur tumbuhh tumbuh yang diaplikasi pada program pengabdian ini menggunakan Zat penghambat biosintesis gibberelin yaitu paclobutrazol dengan merek dagang Golstar. Aplikasi ZPT ini dilakukan dengan melarutkan paklobutrazol 10 ml Golstar Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
191
dalam 10 liter air kemudian disiramkan ke dalam tanah di bawah kanopi secara melingkar. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 10 Januari 2016 dan 15 Januari 2016 di Kebun Mitra pengabdian. . Penggunaan paclobutrazol tersebut dilaporkan dapat menginduksi pembungaan beberapa pohon buah-buahan tropik (Voon et al.,1992 dalam Lizaawati, 2008). Selanjutnya dikatakan pula p enggunaan zat-zat yang bersifat antigibberelin diharapkan dapat merangsang pembungaan. Zat pengatur tumbuh dari golongan retar dan mampu menstimulasi pertumbuhan reproduktif. Paclobutrazol juga berfungsi mengistirahatkan titik tumbuh sehingga sel berhenti membelah, akibatnya hasil fotosintesis meningkat dan C/N rasio tinggi. Hal ini akan merangsang titik tumbuh keluarnya bunga, bukan daun. Pemangkasan dan penggunaan ZPT Golstar 20 ml/pohon memberikan hasil yang paling tinggi pada jumlah buah pentil/pohon yaitu 310,5 butir, jumlah buah muda/pohon yaitu 260,83 butir, sedangkan hasil yang paling tinggi pada pengamatan jumlah hasil produksi buah terdapat pada perlakuan perlakuan pemangkasan ( P0 ) dan penggunaan ZPT Golstar 15 ml/pohon ( K2 ) yaitu 60,08 kg mangga per pohon (Dodi Budirokhman, 2012) Hasil kegiatan peningkatan produktivitas tanaman buah mangga Gedong Gincu melalui teknik budidaya di luar musim (Teknologi Off Season) dengan melakukan pemangkasan produksi dan pemberian ZPT di kebun Mitra Pengabdian ini berhasil memunculkan bunga buah mangga pada bulan Februari sehingga menghasilkan buah mangga gedong Gincu yang dipanen mulai bulan Juni dengan hasil rata-rata panen sampai dengan bulan September 68 kg/pohon. 3.2. Pelatihan dan Aplikasi Penyiraman Melalui Teknologi Drip Irrigation Penyiraman melalui Teknologi Drip Irrigation di lokasi program Pengabdian dilakukan pada saat tanaman memasuki transisi dari fase pembungaan ke fase pembuahan ( Bulan Juni ) dengan cara mengalirkan air melalui dalam bentuk tetesan di permukaan tanah sekitar daerah perakaran dengan menggunakan emitter. Air yang didistribusikan ke tanaman mangga berasal berasal dari tangki penampungan air ukuran 2.000 liter yang ditempatkan pada ketinggi 5 meter di atas permukaan tanah, untuk kemudian dialirkan secara gravitasi melalui pipa dan selang bernozel penetes air yang melingkar di sekitar tanaman dengan jarak 1 meter sampai dengan 1,5 meter dari tanaman. Dalam satu lingkaran dipasang (satu pohon) jumlah nozel penetes air yang dipasang adalah 10 lubang nozel. Tetesan air yang keluar lewat nozel diatur melalui kran yang dipasang di masing-masing pohon sehingga kadar air tanah dilingkungan perakaran tanaman sepanjang hari selalu dalam keadaan kapasitas lapang.
Gambar 3. Lay Out Instalasi Infrastruktur Jaringan Drip Irrigation
192
SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
Gambar 4. Instalasi Infrastruktur Jaringan Drip Irrigation di Kebun Produksi Mitra Pengabdian Hasil kegiatan peningkatan kualitas/mutu melalui penyiraman dengan Teknologi Drip Irrigation terdapat perbedaan rata-rata kualitas buah berdasarkan ukuran bobot buah. Pada kebun yang menerapkan penyiraman menggunakan Teknologi Drip Irrigation, rata-rata ukuran buah yang mempunyai bobot buah > 250 g lebih tinggi yaitu mencapai 28 %, sedangkan yang tidak menerapkan penyiraman menggunakan Teknologi Drip Irrigation rata-rata ukuran buah yang mempunyai bobot buah > 250 g, rata-rata hanya mencapai 18,7 %. Selanjutnya dampak dari penerapan teknik penyiraman menggunakan Teknologi Drip Irrigation, selain dapat meningkatkan persentae mutu ukuran bobot buah, akan tetapi sekaligus menurunkan tingkat kerontokan terhadap bunga, bakal buah dan pentil buah mangga Gedong Gincu di kebun Mitra Program Pengabdian yang disebabkan kekurangan suply air ke tanaman. 4. KESIMPULAN 1. Hasil kegiatan peningkatan produktivitas tanaman buah mangga Gedong Gincu melalui teknik budidaya di luar musim (Teknologi Off Season) ini berhasil memunculkan bunga buah mangga pada bulan Februari sehingga menghasilkan buah mangga gedong Gincu yang dipanen mulai bulan Juni dengan hasil rata-rata panen sampai dengan bulan September 68 kg/pohon. 2. Penerapan penyiraman dengan Teknologi Drip Irrigation menghasilkan peningkatan terhadap bobot buah > 250 g, tanaman yang tidak diberi perlakuan Teknologi yaitu dari 18,7 % bagi Drip Irrigation hanya mampu menghasilkan bobot buah > 250 g sebesar 18, 7 % dan sedangkan yang diberi perlakuan Teknologi Drip Irrigation mampu menghasilkan bobot buah > 250 g sebesar 28 % per pohon pada tanaman DAFTAR PUSTAKA [1] [2] [3] [4]
Ashari, S. 2006. Hortikultura Aspek Budidaya. UI-Press. Indonesia. Broto, W. 1993. Metode Penanganan segar buah-buahan dan sayuran dalam skala industri. Info Hortikultura 1 (1):26-37. Broto, W. 2003. Mangga, Budidaya, Pascapanen dan Tataniaganya. Agromedia Pustaka. Jakarta. Dwidjoseputro. 1990. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama. Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
193
[5] [6] [7]
[8]
[9] [10] [11] [12]
[13]
[14] [15] [16]
[17]
[18] [19] [20]
[21] [22] [23] [24]
194
Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kehutanan Kabupaten Cirebon. 2012. Profil Hortikultura. Cirebon. http//www.google.com. Diakses di Cirebon, 1 Maret 2013. Effendi, B.J. 2010, Peranan Air Bagi Tanaman. http//www.oyie. blog. Com.20100417 peranan air bagi tanaman. Diakses pada tanggal 03 Juli 2013. Grieve, A.M. 1988. Water use efficiency of micro irrigated citrus. Proceedings Fourth International Micro Irrigation Congress, Vol. 1. Albury- Wodonga, Australia. October 23 – 28, 1988 Lakitan, B., 2008. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo. Jakarta. Menzel, S.W.O. 1988. Micro irrigation on a watershed: past, present, and future. Proceedings Fourth International Micro Irrigation Congress, Vol. 1. Merit, N. 1987. The Effect of Water Stress on the Growth of Lettuce. M. Agr. Thesis (un published), The University of Sydney Australia. Merit, N. 1990. Drip irrigation Management in Salad Tomato Production. Ph. D. Thesis (un published), The University of Sydney Australia Notodimedjo S. 1997. Rekayasa Tanaman Mangga Agar Segara Berbunga. Habitat vol 8 (98): 38-41. Pantastico, E. B. 1989. Susunan buah-buahan dan sayuran.hal. 3-37. Dalam E.B. Pantastico (Ed). Fisiologi Pasca Panen, Penanganan dan Pemanfaatan Buah-buahan dan Sayursayuran Tropika dan Subtropika. Terjemahan dari: Postharvest Physiology, Handling and Gajah mada University Press. Yogyakarta. 223 hal. Pantastico, Er.B., H. Subramanyan, M.B. Bhatti, N. Ali dan E.K. Akamine. 1993. Petunjukpetunjuk untuk pemanenan hasil . dalam Pantastico Er.B. (ed). Fisiologi Pasca Panen, Penanganan dan Pemanfaatan Buah-buahan dan Sayur-sayuran Tropika dan Sub Tropika. UGM Press. Yogyakarta. 91 – 119. Pracaya. 2004. Bertanam Mangga. Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta Purnomo, S. 1986. Pola Perkembangan Buah Mangga Kultivar Golek, Gadung, dan Manalagi. Penel. Hort. ICD:21-29. Ramdan Hidayat. 2005. Pengaruh Pemangkasan Produksi dan Kombinasi Dosis Pupuk Buatan terhadap Pertumbuhan & Pembungaan Tanaman Mangga (Mangifera Indica L.) Cv. Arumanis. Agrosains 7 (1) : 3-18 Saladin, M. 2002. Evaluasi Karakter Hortikultura dan Pengaruh Pemangkasan Cabang Terhadap Produksi Sepuluh Galur Tomat Harapan IPB. Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. IPB. Santoso, B.B., B. S. Purwoko. 1995. Fisiologi dan Teknologi Pasca panen Tanaman Hortikultura. Indonesia Australia Eastern Universities Project. Jakarta. 187 hal Satuhu, S. 2000/1999. Penanganan Mangga Segar Untuk Ekspor. Penebar Swadaya. Jakarta Slamet Susanto dan Edi Minaji Pribadi.2004.Pengaruh Pemangkasan Cabang dan Penjarangan Bunga Jantan terhadap Pertumbuhan dan Produksi Gherkin dengan Budidaya Hidoponik. Buletin Agronomi. Sri Setyati Harjadi. 1989. Dasar-Dasar Hortikultura Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Sutton, B.G. & N. Merit. 1993. Maintenance of Lettuce Root Zone at Field Capacity Gives Best Yield with Drip Irrigation. Scientia Horticulturae. 56: 1 – 11. Suyanti, Sulusi Prabawati, Yulianingsih, dan Sjaifullah. 1990. Kajian Sifat Fisik, Kimia, dan Fisiologi Berbagai Umur Petik Jambu Biji Varietas Susu. Penel. Hort. 4(1):26-31. Trikhayati 2009. Pertumbuhan Semai Mahoni (swietenia marophylla king) Pada Inokulasi Mikoriza dan Cekaman Air Di Persemaian. Skripsi. Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu (tidak dipublikasikan).
SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk