Prosiding
UPAYA PENINGKATAN NILAI TAMBAH Jakarta, 28-21Juli 2004
Dr. Rokjhani Hasbullah Dr. Sutrbsmo Dr. Tajuddin Bantacut Ir, qbdul Waris P., MBA Dr. Hawadi Halid
Penyuntlng: Dr. Rokhani Hasbullah Dr. Sutrisno Dr. Tajuddin Bantacut Ir. Abdul Waries P., MBA Dr. Waryadi Halid
Layout: lin hsliana, STP
Desain Sampul: Sugiyono, STP
Penerbit F-Technopark Fateta-IPB Bogor, September 2004
t-fak cipta dilindungi oleh Undang-undang. Diiarang memperbanyak sebagian atau seiuruh isi buku ini tanpa seizin tertulis dari penerbit.
ISBN: 979-95221-5-3 Dicetak oleh Percetakan Sinar Java Boqor Isi diiuar tanggung jawab Percetakan
KATA PENGANTAR Assalamu 'alaikurn wr.wb.Salam sejahtera untuk kita sekalian Puji dan syukur selayaknya kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas karuniaNya Tim Penyunting telah dapat menerbitkan Prosiding Lokakarya Nasional "Upaya Peningkatan Nilai Tambah Pengolahan Padi". Lokakarya terselenggara atas kerjasama Perurn Bulog dengan Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) lnstitut Pertanian Bogor dalarn rangka Dies Natalis Fateta ke-40.. Lokakarya diikuti oleh lebih dari 270 peserta dari kalangan pemerintah, BUNIN, swasta, Pemda, akadernisi, peneliti, petani yang diwakili oleh KTNA, industri alaffmesin pengolahan padi dan lembaga pembiayaan, membahas 9 rnakalah dan presentasi teknologi modern pengolahan padi dari Buhler (Jerrnan), Ideal System (Korea Selatan), Sun Cue (Taiwan) dan Agrindo (Indonesia) serta parneran produk-produk atau paket teknologi yang berkaitan dengan rnasalah perberasan. Pemerintah telah berupaya secara terus menerus sejak tahun 1960 untuk memenuhi kebutuhan beras nasional. Upaya yang dilakukan selama ini lebih ditujukan untuk rnemaksimalkan kegiatan on-farm sernentara kegiatan offf a m yang meliputi kegiatan panen dan pasca panen belum dilakukan secara maksirnal. Susut pasca panen padi di Indonesia cukup tinggi mencapai sekitar 20% atau setara dengan nilai Rp 15.5 triliyun. Padahal diyakini bahwasanya dengan penanganan panen dan pasca panen secara maksimal, akan dapat menekan susut sehingga pada gilirannya dapat rnenarnbah produksi beras nasional. Hal ini yang rnelatarbelakangi diselenggarakannya Lokakarya Nasional "Upaya Peningkatan Nilai' Tarnbah Pengolahan Padi". Prosiding lokakarya ini berisi makalah lengkap dan rumusan hasil lokakarya. Panitia rnengucapkan terirna kasih kepada semua pihak yang telah berperan aktif dalam kegiatan lokakarya ini. Ucapan terima kasih juga disarnpaikan kepada lin, Sidik, lpur dan Gari yang telah mernbantu dalarn editing rnakalah. Tim Penyunting menyadari bahwa Prosiding ini rnasih banyak kekurangan maupun kesalahan yang tidak disengaja. Oleh karena itu saran-saran perbaikan sangat diharapkan untuk penyempurnaan prosiding. Semoga prosiding ini bermanfaat bagi para pernbaca. Wassalarnu 'alaikurn wr. wb.Jakarta, Juli 2004 Tim Penyunting
Lokakarya Nasional "Upaya Peningkatan Nilai Tambah Pengolahan Padi"
I
WaMu
Acara 1 Topik
Pernbicara
20 Juli 2004
Pembacaan doa Peninjauan Pameran dan Poster 09.10-09.40 59.40~10.10 Coffee Break Makalah Utarna : 10.10-12.10 10.10-15.30 Kondisi perberasan di lndonesia dan dunia Kondisi dan Pennasalahan perusahaan pengolahan padi di lndonesia lnfrastruktur Bisnis: Sentra Agribisnis 10.50-11.10 Perberasan (SAP) 11.10-12.15 Diskusi 12.10-13.30 lshoma Session 1 : 13.30-14.50 13.30-13.50 lndustri benih lndonesia saat ini dan I masa depan 13.50-14.10 1 Teknologi - .pasca panen padi
Dr. Ir. Kaman Nainggolan (Kepala Badan Bimas Ketahanan Pangan, Deptan) Ir. Abdul Waries, MBA (Perpadi)
10.30-10.50
Prof. Dr. Endang Gumbira Sa'id (MMA-IPB)
/
14.10-14.50 Diskusi Coffee Break 14.50-15.20 Session 2 : 15.20-16.40 15.20-15.40 / Peneraoan GMP oada . oerusahaan .
16.00-16.40
/
/
/
8
/
1
Penerapan standar pengolahan dan mutu beras di Indonesia. Diskusi
21 Juli 2554 Session 1 : 09.00-10.20 09.00-09.20 1 Pembiayaan Agribisnis Perberasan di Indonesia 09.20-09.40 RPC sebagai suatu alternatif peningkatan mutu dan nilai tambah beras. 09.40-10.20 Diskusi 10.20-10.50 Coffee Break Session 2 : 10.50-12.10 10.50-11.10 / RPC Buhler - Jerrnan 11.I 0-1 1.30 / RPC Ideal Svstem - Korea 11.30-12.10 .. . 1 Diskusi -12.10-13.30 / Ishoma Session 3 : 13.00-15.30 13.30-13.50 RPC Sun Cue - Taiwan 13.50-14.10 RPC Agrindo - Indonesia Diskusi 14.10-14.30 14.30-15.00 Coffee break Pembacaan rumusan hasil lokakarya 15.00-15.30 15.30-16.00 Penutupan -
Dr. Ir. Setia Hadi, MS (IPB)
-
-
/
Prof. Dr. Hadi K. Purwadaria (PIAA IPB)
Prof. Dr. FG. Winarno (M-Brio) Ir. Heru Reza Ch, MM (Sucofindo)
Glen Glenardi, SE, MM (Bank Bukopin) Dr. Ir. Sutrisno, M.Agr (F-Technopark)
Buhler Ideal Svstem
1 Sun Cue Agrindo
Ketua Panitia Dekan Fateta
Lokakarya Nasional "Upaya Peningkatan Nilai Tambah Pengolahan Padi"
WFIIAN NAtNGGOLAN, Kepala Badan Bimas Ketahanan Pangan, Departemen Pertanian. Menyelesaikan jenjang S-1 pada Fakultas Teknologi Hasil Pertanian, IPB tahun 1976, memperoleh gelar Magister Sains pada program Pasca Sarjana - IPB Program Studi Statistik Terapan tahun 1979, dan memperoleh gelar Ph.D pada tahun 1989 di Fakultas Ekonomi Pertanian, Oklahoma State University, USA. Sebelum menjabat sebagai Kepala Badan Birnas Ketahanan Pangan (2004 - sekarang), adalah Kepala Pusat Pengembangan dan lnformasi Pasar, Badan Agribisnis (1994-20001, Kepala Pusat Data dan Informasi Pertanian dl Sekretariat Jenderal Deptan (2000-2001), dan Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan, Sekretariat Jenderal Deptan. ABDUL WAWOES PATIWIRI, Kepala Divisi Pengadaan Perum Bulog. Menyelesaikan jenjang S-1 pada Fakultas Teknologi Pertanian, IPB tahun 1977 dan memperoleh gelar MBA pada program Pasca Sarjana
- lPMl tahun 1985. Selain bertugas di Bulog Pusat juga pernah bertugas di lrian Jaya (3 tahun), Sulsel (4 tahun) dan Sulteng (2 tahun) ENDANG GCBMBBRA SA'ID, Profesor pada Jurusan Teknologi lndustri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian - IPB dan. Direktur pada Magister Manajemen Agribisnis - IPB Menyelesaikan jenjang
S-1
pada Jurusan THP- Fateta, IPB tahun 1978 dan memperoleh gelar Master of Agricultural
Development (MADev.) pada jurusan Food
Chemistry and Microbiology dari Ghent State University - Belgia, dan
Lokakarya Nasional "Upaya Peningkatan Nilai Tambah Pengolahan
pad^"
...
111
gelar .Doktor pada program studi Chemical Engineering dari The University of Queensland, Australia tahun 1992. Semenjak tahun 1984 hingga 2003 menjadi konsultan pada beberapa instansi swasta, USAlD dan Asian Development Bank Program, serta menjadi Momisaris PT. Prima Kelola Agribisnis Agroindustri IPB sejak tahun 2000 sarnpai dengan sekarang.
SETlA
HAD!,
Staf
Pengajar
pada
Fakultas
Pertanian-1PB.
Menyeliesaikan jenjang S-1 pada Jurusan Agronomi - Faperta, lPB tahun 1983 dan memperoieh gelar Doktor pada program studi Perencanaan Pengembangan Wilayah dan Pedesaan, Pasca Sarjana
-
IPB tahun 1998. Pernah Menjabat sebagai Kepata Pilot Project
Pengembangan lndustri Benih Kedelai, PT Patra tani (Jawa Timur) pada tahun 1983 - 1987
HAD1 K. PURWADAWIA, Kepala Bagian Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian, Depafremen Teknik Teknologi
Pertanian, Fakultas
Pertanian - IPB. Menamatkan S-1
pada Jurusan
Mekanisasi Pertanian - IPB pada tahun 1973, rnelanjutkan studi S-2 pada Agricultural Engineering, MSU - USA dan selesai pada tahun 1977 dan gelar PhD diperoleh pada tahun 1980 di Universitas yang sarna. Menangani Bagian Ahli Teknologi Pangan tahun 1980-1986, menjabat Ketua Program Studi S-2 Teknologi Pasca Panen dari tahun 1986 sarnpai 2003, kemudian tahun 1996 hingga sekarang menjabal sebagai Kepala Pusat lnkubator Agribisnis dan Agroindus"ri, IPB.
Lokakarya Nasional "Upaya Peningkatan Nilai Tambah Pengolahan Padi"
F. 6.WINARNO, Sebagai Founder and Chairman M-Brio Biotekindo. Gelar PhD diperoleh pada tahun 1970 pada Food Science - MSU,
.
USA. Pernah menjabat sebagai Dekan Fatemeta - IPB tahun 1974 1978, Direktur Pusbangtepa tahun 1978 - 1988 dan sebagai President of Codex pada tahun 1991 - 1995.
M. HERU REZA CW.,Vice President SBU Agricultural, PT Sucofindo (Persero). Menamatkan S-I pada Jurusan Teknik Kimia, ITB dan memperoleh
gelar
Magister
Manajemen
Bisnis
Administrasi
Teknologi, ITB, Bandung. 8
GLEN GLENARDI, Direktur UKKM - Bank Bukopin. Pendidikan terakhinrnya adalah Magister Managemen Agribisnis - IPB. Pernah bekerja di PT Permata Hijau (1983-1984). PT Griya Karya Cipta (1985-1986) dan di Bank Bukopin hingga sekarang.
SUTRISNO, Direktur F-Technopark, Fakultas Teknologi Pertanian lnstitut Pertanian Bogor. Jejang pendidikan S-1 pada Jurusan Mekanisasi Pertanian, Fatemeta - IPB pada tahun 1983, melanjutkan S-2 di Bidang Agricultural Engineering, Ryukyu University pada tahun 1991, Jepang dan menyelesaikan program S-3 di Tokyo University, Jepang pada tahun 1994. Mulai bekerja sebagai staf pengajar Depa~emenTeknik Pertanian, IPB pada 1983 dan masih aktif sampai sekarang. Pada 2001-2003 menjabat Direktur Utama PT Prima Kelola Agribisnis Agroindustri. Mulai tahun 2003 menjabat d~rektur FTechnopark.
Lokakarya Nasional "Upaya Peningkatan Nilai Tambah Pengolahan Padi"
EXECUTIVE SUMMARY Dengan jumlah penduduk sebesar 216 juta jiwa, Indonesia seharusnya mampu memproduksi beras paling sedikit 33 juta tonitahun agar ketahanan pangan dan stabilitas harga beras dapat tercapai. Upaya-upaya untuk rnencapai kembali swasembada beras yang pernah dicapai pada tahun 1984 perlu melibatkan dan didukung oleh semua pihak terkait. Pada tataran kebijakan, pemerintah harus meningkatkan perhatiannya pada sektor pertanian. Formulasi dan irnplementasi
kebijakan
hendaknya
mencakup
upaya
untuk
mengintensifkan upaya peningkatan produksi rnelalui perbaikan produktivitas lahan, intensitas pertanaman, perluasan areal tanam, penurunan susut panen dan pasca panen, serta upaya peningkatan kualitas dan nilai tambah pengolahan padi. Saat ini susut pasca panen padi mencapai sekitar 20 % atau 6.2 juta ton beras per tahun atau setara dengan sekitar Rp 15,s trilyun per tahun. Jumlah ini melebihi volume irnpor beras yang mencapai 2-3 juta tonitahun dan menempatkan Indonesia sebagai negara importir terbesar di dunia. Volume impor mengalami peningkatan sebesar 2,5 % per tahun, sehingga perlu dicermati. Laju pertumbuhan kebutuhan
beras lebih besar daripada laju produksi beras, yang rata-rata hanya 0,8
Oh
per tahun. Beras merupakan komoditas yang strategis, maka
ketergantungan pada impor berpotensi menimbulkan masalah, terutama berkaitan dengan ketahanan pangan.
Sebagai bahan
pangan pokok bangsa Indonesia, pernasaran beras seyogyanya tidak sepenuhnya diserahkan kepada mekanisme pasar bebas. lntervensi pemerintah masih perlu dilakukan.
Lokakarya Nasionai "Upaya Peningkatan Nilai Tambah Pengolahan Padi"
Peningkatan nilai tambah padi dimulai dari pengembangan dan penggunaan bibit yang baik. Varietas dengan keunggulan-keunggulan genetik memiliki kriteria sebagai berikut: (i) efisien dalam penggunaan input; (ii) umur genjah, (iii) tingkat anakan produktif yang tinggi; (iv) malai panjang dengan jumlah bulir tinggi, (v) produksi tinggi dengan potensi kehilangan hasil rendah, (vi) tahan terhadap hama dan penyakit, (vii) adaptif pada lingkungan yang sub optimum, (viii) kualitas baik, (ix) nilai gizi baik, dan (x) mempunyai nilai jual yang tinggi. Upaya peningkatan nilai tambah melalui penerapan teknologi yang tepat perlu dilakukan untuk mengurangi susut pasca panen, peningkatan mutu, dan peningkatan efisiensi pengolahan. Hal ini akan memperbaiki daya saing beras na~ional yang pada akhirnya berimplikasi pada peningkatan kehidupan sosial dan ekonomi petani pada khususnya dan masyarakat umumnya. Disini juga diperlukan kebijakan pemerintah agar nilai tambah dalam pasca panen dapat dinikmati oleh petani. Teknologi panen dan pasca panen padi di Indonesia telah mengalami perkembangan dari cara tradisional secara manual sejak zaman
sebelum
revolusi kemerdekaan
mekanisasi pertanian.
sampai
diterapkannya
Penggunaan mesin-mesin dari Jepang,
Taiwan, Amerika Serikat, Thailand, Korea Selatan, dan Eropah dan berkembangnya industri manufakturing di dalam negeri sejak awal tahun
1960-an telah mewarnai perubahan teknologi
pertanian
Indonesia. Kendala penerapan teknologi di Indonesia antara lain sebagai berikut: (i) Pemerinlah kurang menciptakan iklim usaha yang kondusif,
Lokakarya Nasional "Upaya Pen~ngkatanNilai Tambah Pengolahan Padi"
vii
faktor yang menimbulkan disparitas harga tidak dibenahi, (ii) Kurang penyuluhan teknologi (peranan PPL dan PPS dialihkan dari pemerintah pusat ke pemda), (iii) Banyak infrastruktur dan sarana pertanian tidak diperbaiki, (iv) Peraturan impor dan perpajakan tidak mendukung, (v) Ketidakstabilan keamanan dan politik menimbulkan
ovemead cost yang tinggi, (vi) Sebaliknya, pemerintah melakukan pengadaan mesin, (7) Bantuan perkreditan tidak menciptakan sistem usaha tani dan manufakturing mesin yang berkelanjutan, dan (8) Contoh alternatif: kredit lunak untuk industri kecil mesin dapat menghasiikan penjualan mesin secara cicilan kepada pengguna. Susut pasca panen terjadi akibat kinerja SDM pertanian yang masih rendah, teknologi yang kurang mernadai, manajemen yang tidak memadai serta kebijakan pemerintah yang kurang mendukung. Secara umum permasalahan tersebut disebabkan oleh faktor keterbatasan SDM, modal dasar usaha dan investasi, manajemen dan administrasi keuangan, pemanfaatan IPTEK; pernasaran dan promosi, dukungan pemerintah dan perbankan. Saat ini jumlah penggilingan padi di Indonesia mencapai 110.600 unit, tetapi masih didominasi mesin sederhana, dimana
sebanyak 35% berupa penggilingan padi kecil dan 34% berupa RMU. Keadaan ini rnenyebabkan kualitas beras yang dihasilkan rendah dan kurang efisien. Waktu panen yang umumnya pada rnusirn penghujan dan sebagian besar RMU tidak diiengkapi dengan unit pengering menambah penurunan ktralitas gabahlberas. Upaya untuk meningkatkan produktivitas, kuaiitas, efisiensi pengolahan, dan menurunkan tingkat kehilangan dapat dilakukan melalui penerapan teknologi yang tepat, misalnya Rice Processing
Lokakarya Nasional "Upaya Peningkatan Niiai Tambah Pengolahan Padi"
Complex (RPC). Dengan RPC susut ~ a d atahap pengeringan dan penggilingan dapat ditekan dari 4 persen atau lebih menjadi hanya 1
-
persen, biaya proses dapat diturunkan sebesar 34 persen, dan kebutuhan tenaga dapat direduksi dari 34 jamlton atau lebih menjadi 12 jamlton (penurunan sebesar 64 persen). RPC hanya berhasil apabila terdapat kemitraan dengan petani yang menjadi pemasok bahan. baku yang meliputi input usaha tani, infrastruktur serta kelembagaan
petani.
Pengembangan
RPC
selayaknya
tidak
mematikan penggilingan kecil yang telah ada. Pemerintah seharusnya menciptakan iklim usaha yang kondusif, seperti pemberian bantuan kredit untuk menciptakan sistem usaha tani, penggilingan dan manufakturing yang berkelanjutan, misalnya melalui Unit Pelayanan Jasa Akin (UPJA). Bersama dengan itu perlu ditumbuhkan industri alat dan mesin pertanian (alsintan) di Indonesia melalui alih teknologi dan dukungan pembiyaan agar untuk memenuhi kebutuhan sentrasentra produksi beras. Penerapan
teknologi
perlu
didukung
oleh
sistem
yang
teriniegrasi untuk meningkatkan kinerja produksi dan pengadaan padilberas domestik. Salah satu konsep yang diharapkan dapat memperbziki kondisi manajemen perberasan di Indonesia adalah Sentra A9ribisnis Perkrasan (SAP). Konsep SAP dirancang untuk mengatasi kelemahan pola distribusi gabah dan beras, mutu beras, fluktuasi harga, serta untuk memperbaiki kondisi ketahanan pangan. Hal penting dalam konsep SAP adalah terintegrasinya kegiatan offfarm (penanganan dan pengolahan gabahtberas) dan on-farm (penyediaan
sarana
dan
prasarana
produksi).
serta
fungsi
pengadaan, kegiatan f u f ~ ~ trading, re standarisasi dan sertifikasi, dan
Lokakarya Nasional "Upaya Pen~ngkatanNilai Tambah Pengolahan Padi"
ix
pemanfaatan hasil samping. Dalam penerapan SAP diperlukan adanya sinergi antara sistem, leadership dan manajemen. Peningkatan dan penjaminan mutu beras rnerupakan keharusan seiring dengan tuntutan konsumen dan regulasi yang semakin ketat.
SNI beras yang dikeluarkan sejak tahun 1978 dirasa perlu untuk ditinjau kembali agar sesuai dengan kondisi perberasan nasional dan internasional saat ini. Bersamaan dengan itu, implementasi sistem jaminan mutu melalui penerapan Good Manufacturing Practices (GMP) akan meningkatkan nilai jual dan daya saing. Hal ini dilakukan sebagai langkah awal untuk sertifikasi HACCP yang menjarnin keamanan pangan. Pendanaan
merupakan
masalah
penting
bagi
industri
pengolahan padi, baik dana investasi, 'modal kerja, maupun dana yang diperlukan untuk perawatan, merehabilitasi atau mengganti penggilingan padi yang sudah tua. Untuk mendapatkan dana dalam jumlah besar, perusahaan pengolahan padi mengalami kesulitan, meskipun pemerintah telah menyediakan
a&-bagi pengusaha --
pengolahan
pengolahan
padi
Pengembangan
industri
pad~
memerlukan kebijakan untuk meningkatkan dukungan perbankan pada
industri
pengolahan
padi,
misalnya
penyederhanaan
persy?ratan 2anprosedur m a n . Memitraan antara pengusaha penggilingan padi dengan petani perlu didorong dan dikembangkan agar tercipta kerjasama yang sinergis dan sating menguntungkan, terutama dalam ha1 pendanaan. Pengembangan perberasan di Indonesia lidak hanya menjadi tangung jawab petani saja telapi merupakan tanggung jawab yang terintegrasi antara Petani, Pemerintah, Swasta dan Lembaga
Lokakarya Nasional "Upaya Peningkatan Nilai Tambah Pengolahan Padi"
Pembiayaan. Pembiayaan yang bersifat
closed system akan menjadi
jalan keluar untuk pola pembiayaan. Dalam sistem ini masing-masing pihak yang terlibat akan merasa bertanggung javvab sesuai dengan kepentingan yang dimilikinya. Selain sumber dana dalam negeri, pemerintah perlu menggalang sumber pendanaan dari lembaga internasional serta kerjasama bilateral, terutama dari negara penyedia teknologi RPC. Wasil samping penggilingan padi selarna ini belum mendapatkan perhatian yang memadai, padahal pemanfaatan hasil samping pengolahan padilberas dapat memberikan keuntungan ekonomis dan ekologis. Menir dapat diolah menjadi tepung beras sedangkan dedak dapat diolah menjadi minyak dedak.
Sekarn dapat dimanfaatkan
sebagai sumber energi panas, bahan campuran di industri batu bata, pakan
ternak
atau
biogas.
Pengelolaan lingkungan industri
pengolahan padi, terutama debu dan kebisingan, juga memerlukan perhatian khusus, mengingat keperdulian masyarakat terhadap lingkungan semakin meningkat. Bulog, sebagai lembaga yang mempunyai tanggungjawab besar dalam. pengadaan beras secara nasional bersama-sama dengan Pemda, kelompok tani, dan instansi terkait diharapkan melakukan upaya proaktif tidak hanya dalam stabilisasi harga, tetapi juga dalam peningkatan mutu dan menekan susut pasca panen serta pemasaran produk. Dengan demikian, Bulog diharapkan dapat menjadi pioner penggunaan dan penerapan RPC dan SAP. Untuk itu, tugas pokok dan fungsi Bulog seyogyanya ditinjau sehingga memungkinkan menjadi motor perbaikan mutu, efisiensi dan daya saing beras nasional.
Lokakarya Nasional "Upaya Peningkatan Nilai Tambah Pengolahan Padi"
Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) - lnstitut Pertanian Bogor (IPB) telah melakukan upaya-upaya riset dan pengembangan teknologi pasca panen padi. Diseminasi teknologi yang dihasilkan perlu diikuti dengan peran sebagai fasilitator dan mediator agar implementasi teknologi pasca panen dan pengolahan padi dapat terlaksana dengan baik. Temuan teknologi (proses dan peralatan) seyogyanya dapat segera diterapkan dalam rangka peningkatan efisiensi produksi dan peningkatan mutu beras. Untuk itu Fateta IPB perlu difasilitasi agar dapat melaksanakan harapan tersebut. Lokakarya
ini
telah
menghasilkan
formulasi
strategis
penyelesaian permasalahan beras nasional. Namun demikian, upaya nyata perlu segera dilakukan sehingga upaya strategis tersebut rnembuahkan hasil. Tindak lanjut yang perlu segera dilakukan adalah menyusun langkah-langkah implementasi. Sebagai langkah awal, Bulog diharapkan dapat menjadi pelopor penerapan teknologi !?PC yang akan menjadi 'benchmark' bagi penerapan teknologi pasca panen padi. Untuk itu perlu adanya dukungan kebijakan dan teknis dari pihak-pihak terkait agar langkah ini dapat berhasil dengan baik. Lokakarya ini juga perlu ditindak-lanjuti dengan lokakarya khusus untuk mengkaji dan merumuskan RPC yang spesifik lokasi di Indonesia dan dukungan kelembagaan yang dapat menjamin peningkatan pendapatan petani karena adanya peningkatan nilai
Persoalan yang sama dengan beras terjadi juga pada jagung dan kedefai. Bulog bersama Perguruan Tinggi dan pusat-pusat penelitian diharapkan dapat rneiakukan langkah-langkah konkrit untuk mengkaji dan menyelesaikan permasalahan yang terkait dengan
Lokakarya Nasional "Upaya Peningkatan Nilai Tambah Pengolahan Padi"
komoditas ini melalui penyusunan dan pelaksanaan upaya strategis, teknis dan implementasi di lapangan. Bulog, sebagai lembaga yang mempunyai tanggungjawab besar dalam pengadaan beras secara nasional diharapkan melakukan upaya proaktif tidak hanya dalam stabilisasi harga, tetapi juga dalam peningkatan mutu bersamaan dengan menekan susut. Upaya proaktif ini diarahkan pada upaya nasional peningkatan nilai tambah yang sekaligus memperbaiki mutu, menurunkan susut, dan meningkatkan efisiensi. Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) - lnstitut Pertanian Bogor (IPB) telah melakukan upaya-upaya riset dan pengembangan yang dikompilasi dalam berbagai publikasi hasil penelitian. Fateta IPB merespon
upaya
peningkatan
nilai. tambah
sebagai
strategi
memperkuat ketahanan pangan rnelalui perbaikan daya saing beras nasional. Teknologi (termasuk RPC) adalah keharusan dalam pencapaian tujuan tersebut. Lokakarya
ini
telah
menghasilkan
formulasi
strategis
penyelesaian permasalahan beras nasional. Namun demikian, upaya nyata perlu segera dilakukan sehingga upaya strategis tersebut membuahkan hasil. Tindak lanjut yang perlu segera dilakukan adalah menyusun langkah-langkah implementasi. Sebagai langkah awal, Bulog dengan tugassdan fungsinya seharusnya dapat menjadi peiopor penerapan teknologi RPC. OIeh karena itu, Bulog harus diberi kewenangan untuk melakukan ha1 tersebut sebagai benchmarks penerapan teknologi.
Lokakarya Nasronal "Upaya Pen~ngkatanNlial Tarnbah Pengolahan Padl"
xiii
Persoalan yang sama dengan beras terjadi juga pada jagung dan kedelai. Bulog bersama Perguruan Tinggi dan pusat-pusat penefitian diharapkan dapat melakukan langkah-langkah konkrit. Bulog, sebagai lembaga yang mempunyai tanggungjawab besar datarn pengadaan beras secara nasional diharapkan melakukan upaya proaktif tidak hanya dalam stabilisasi harga, tetapi juga dalam peningkatan mutu bersamaan dengan menekan susut. Upaya proaktif ini diarahkan pada upaya nasional peningkatan nilai tambah yang sekaligus memperbaiki mutu, menurunkan susut, dan meningkatkan efisiensi. Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) - lnstitut Pertanian Bogor
(IPB) Zelah melakukan upaya-upaya riset dan pengembangan yang dikornpilasi dalam berbagai publikasi hasif penelitian. Fateta IPB merespon upaya
peningkatan nilai tarnbah
sebagai
strategi
memperkuat ketahanan pangan melalui perbaikan daya saing beras nasional. Teknologi (terrnasuk RPC) adalah keharusan dalam pencapaian tujuan tersebut. Lokakarya
ini
teiah
menghasilkan
formulasi
strategis
penyelesaian permasalahan beras nasional. Namun demikian, upaya nyata perlu segera dilakukan sehingga upaya strategis tersebut membuahkan hasil. Tindak lanjut yang perlu segera dilakukan adalah menyusun langkah-langkah impiementasi. Sebagai langkah avval, Bulog dengan tugas dan fungsinya seharusnya dapat menjadi pelopor penerapan teknologi RPC. OIeh karena itu, Bulog harus diberi kewnangan untuk melakukan hal tersebut sebagai benchmarks penerapan teknologi.
Lokakarya Nasio17aI "Upaya Peningkatan Nilai Tambah Pengolahan Padi"
Persoalan yang sama dengan beras terjadi juga pada jagung dan kedeiai. Bulog bersarna Perguruan Tinggi dan pusat-pusat penelitian diharapkan dapat melakukan langkah-langkah konkrit.
Jakarta, Juli 2004 Tim Penyunting
Lokakarya Nasional "Upaya Peningkatan Nila~Tambah Pengolahan Padi"
DAFTAR 1SI KATA PENGANTAR...................................................................................
i
SUSUNAN ACARA LOKAMARYA
ii
..............................................................
BIODATA PEMAMALAH...........................................................................
iii
EXECUTIVE SUMMARY ...........................................................................
vi
DAFTAR IS1 ..............................................................................................
xvi
Kondisi Perberasan di lndonesia dan Dunia Dr. Kaman Nainggolan ...............................................................................
I
Kondisi dan Permasalahan Pengoiahan Padi di Indonesia Ir. Abdul Waries Patiwiri, MBA ...................................................................
22
lnfrastruktur Bisnis Sentra Agribisnis Perberasan : Suatu Gagasan Berbasis ~atokduga' Prof. Endang Gumbira Sa'id ................................... lndustri Benih Padi lndonesia Saat Ini dan Masa Depan Dr. Setia Madi .............................................. ..:. ................
0
Teknologi Panen dan Pasca Panen Padi Prof. Hadi K. Purwadaria . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 99 GMP dalam lndustri Penggilingan Padi Prof. FG. Winarno ....................................................................................
125
Penerapan Standar Pengolahan dan Mutu Beras di lndonesia Ir. Heru Reza Ch., MM ........................................................................ Pembiayaan Agribisnis Perberasan di lndonesia Glen Glenardi, SE, MM ...........................................................................
158
RPC sebagai Suatu Alternatif Peningkatan Mutu dan Niiai Tambah Beras Dr. Sutrisno .............................................................................................
169
LAMPIRAN 1. RUMUSAN LOKAKARYA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 188 LAk8"IRAN 2. SUSUNAN PANlTlA LOKAKARYA LAMPIRAN 3 DAFTAR PESERTA LOKAKARYA
................................
193 195
xvi
LAMPIRAN 1. RUMUSAN LOKAKAWYA ""UPAYA PENDNGKATAN NlLAl TAMBAH PENGOLAHAM PADi" Jakarta, 20-21 Juli 2004 1. Dengan jumlah penduduk sebesar 216 juta jiwa, ilndonesta seharusnya mampu memproduksi beras paling sedikit 33 juta tonltahun agar ketahanan pangan dan stabiiitas harga beras dapat tercapai. Upaya-upaya untuk mencapai kembali swasembada beras yang pernah dicapai pada tahun 1984 perlu didukung oleh pihak-pihak terkait dengan meningkatkan perhatiannya pada sektor pertanian. Formulasi dan implementasi kebijakan hendaknya diarahkan untuk mengintensikan upaya peningkatan produksi melalui peningkatan produktivitas lahan, intensitas perianaman, perluasan areal tanam, penurunan susut panen dan pasca panen, serta upaya peningkatan kualitas dan nilai tambah pengolahan padi.
2. Kondisi saat ini, susut pasca panen padi mencapai sekitar 20 O h atau setara dengan sekitar Rp 15,5 trilyun per tahun. Hal ini berkontribusi terhadap tingginya volume impor beras, yang saat ini mencapai 2-3 juta tonltahun dan menernpatkan lndonesia sebagai negara importir terbesar di dunia. Jumlah impor ini mengalami peningkatan sebesar 2,s O h per tahun. Perkernbangan impor ini perlu dicermati, karena laju pertumbuhan kebutuhan beras lebih besar daripada laju produksi beras, yang rata-rata hanya 0,8 O h per tahun. Marena beras merupakan komoditas yang strategis, maka untuk mencapai ketahanan pangan, susut pasca panen ini harus ditangani dengan serius dan perlu kebijakan pemerintah untuk mendukung upaya ini. Beras sebagai bahan pangan pokok bangsa Indonesia, tidak dapat begitu saja diserahkan kepada rnekanisme pasar bebas. lntenrensi pemerintah rnasih perlu dilakukan. 3. Berkaitan dengan peningkatan nilai tarnbah padi, pengembangan industri benih padi merupakan faktor yang sangat menentukan. Varietas padi yang memiiiki keunggulankeunggulan genetik memiliki kriteria sebagai berikut: (I) efisien dalarn penggunaan input; (ii) umur genjah, (iii) tingkat anakan
Lokakarya Nasional "Upaya Peningkatan Nilai Tambah Pengolahan Padi"
produktif yang tinggi; (iv) malai panjang dengan jumlah bulir tinggi, (v) produksi tinggi dengan potensi kehilangan hasil rendah, (vi) tahan terhadap hama dan penyakit, (vii) adaptif pada lingkungan yang sub optimum, (viii) kualitas baik, (ix) nilai gizi baik, dan (x) mempunyai nilai jual yang tinggi. 4. Terkait dengan kegiatan off-farm upaya diarahkan terutama dalarn upaya peningkatan nilai tambah melalui penerapan teknologi yang tepat untuk mengurangi susut pasca panen, peningkatan mutu, dan peningkatan efisiensi pengolahan. Hal ini akan berdampak pada peningkatan produksi dan harga jual yang berimplikasi pada peningkatan kehidupan sosial dan ekonomi petani dan masyarakat umumnya. Disini juga diperlukan .kebijakan pemerintah agar nilai tambah dalam pasca panen ini dapat dinikmati oleh petani. 5. Susut pasca panen terjadi akibat kinerja SDM Indonesia yang masih rendah, teknologi yang kurang memadai, manajemen yang tidak memadai serta kebijakan pemerintah yang kurang mendukung. Secara umum permasalahan tersebut disebabkan oleh faktor SDM, modal dasar usaha dan investasi, manajemen dan administrasi keuangan, pemanfaatan IPTEK, pemasaran dan promosi, dukungan pemerintah dan -perbankan. ,
6. Saat ini jumlah penggilingan padi di lndonesia mencapai 110.611 unit, tetapi masih didominasi mesin berteknologi sederhana, dimana sebanyak 35% berupa penggilingan padi kecil dan 34% berupa RMU, sehingga kualitas beras yang dihasilkan rendah dan kurang efisien. Waktu panen yang umumnya pada musim penghujan dan sebagian besar RMU tidak dilengkapi dengan unit pengering menyebabkan kualitas gabahlberas rendah. 7. Upaya untuk meningkatkan produkti~itas~ kualitas, efisiensi pengolahan, dan menurunkan tingkat kehilangan dapat dilakukan melalui penerapan teknologi yang tepat, misalnya teknologi Rice Processing Complex (RPC). Dengan teknologi ini susut pada tahap pengeringan dan penggilingan dapat ditekan dari 4 persen menjadi hanya 1 persen, biaya proses dapat diturunkan sebesar 34 persen, dan kebutuhan tenaga dapat direduksi dari 34 jamlton menjadi 12 jamlton
Lokakarya Nasional "Upaya Peningkatan Nilai Tambah Pengolahan Padi"
(penurunan sebesar 64 persen). RPC hanya berhasil apabiia terdapat kemitraan dengan petani yang rnenjadi pemasok bahan baku yang rneliputi input usaha tani, infrastruktur serta kelembagaan petani. Pengembangan penggilingan padi . selayaknya tidak mematikan penggilingan kecil yang telah ada. Pemerintah seharusnya menciptakan iklim usaha yang kondusif, seperti pemberian bantuan kredit untuk menciptakan sistem usaha tani, penggilingan dan manufakturing yang berkelanjutan, misalnya melalui Unit Pelayanan Jasa Alsin (UPJA). Bersama dengan itu perlu ditumbuhkan industri alat dan mesin pertanian (alsintan) di Indonesia rnelalui alih teknologi dan dukungan pembiyaan agar untuk memenuhi kebutuhan sentra-sentra produksi beras. 8. Penerapan teknologi perlu didukung oleh s~stem yang terintegrasi untuk meningkatkan kinerja produksi dan pengadaan padilberas domestik. Salah satu konsep yang diharapkan dapat memperbaiki kondisi manajemen perberasan di Indonesia adalah Sentra Agribisnis Perberasan (SAP). Konsep SAP dirancang untuk mengatasi kelemahan pola distribusi gabah dan beras; rnutu beras, fluktuasi harga, serta untuk memperbaiki kondisi ketahanan pangan. Hal penting dalarn konsep SAP adalah terintegrasinya kegiatan off-farm (penanganan dan pengolahan gabahlberas) dan onf a m (penyediaan sarana dan prasarana produksi), serta fungsi pengadaan, kegiatan future trading, standarisasi dan sertifikasi, dan pemanfaatan hasil samping. Dalarn penerapan SAP diperlukan adanya sinergi antara sistem, leadership dan manajemen.
9. Peningkatan dan penjaminan mutu beras merupakan keharusan seiring dengan tuntutan konsumen dan regulasi yang semakin ketat. S N I beras yang dikeluarkan sejak tahun 1978 dirasa perlu untuk ditinjau kembali agar sesuai dengan kondisi perberasan nasional dan internasional saai inii Bersarnaan dengan itu, implementasi sistem jarninan rnutu melalui penerapan Good Manufacturing Practices (GMP) akan meningkatkan nilai jual dan daya saing. Hal ini dilakukan sebagai langkah awal untuk sertifikasi HACCP yang rnenjarnin keamanan pangan.
Lokakarya Nasional "Upaya Peningkatan Alilai Tambah Pengolahan Padi"
10.Pendanaan merupakan masalah penting bagi industri pengolahan padi, baik dana investasi, modal kerja, maupun dana yang diperlukan untuk perawatan, merehabilitasi atau mengganti penggilingan padi yang sudah tua. Untuk mendapatkan dana dalarn jumlah besar, perusahaan pengolahan padi mengalami kesulitan, meskipun pemerintah telah menyediakan kredit lunak bagi pengusaha pengolahan padi. Pengembangan industri pengolahan padi memerlukan kebijakan untuk meningkatkan dukungan perbankan pada industri pengolahan padi, rnisalnya penyederhanaan persyaratan dan prosedur perbankan. Kemitraan antara pengusaha penggilingan padi dengan petani perlu didorong dan dikembangkan agar tercipta kerjasama yang sinergis dan saling menguntungkan, terutama dalam ha1 pendanaan. 11. Pengembangan perberasan di Indonesia tidak hanya menjadi tangung jawab petani saja tetapi merupakan tanggung jawab yang terintegrasi antara Petani, Pemerintah, Swasta dan Lembaga Pembiayaan.Pembiayaan yang bersifat close system akan menjadi jalan keiuar untuk pola pembiayaan Perbankan dimana masing-masing pihak' yang terlibat akan merasa bertanggung jawab sesuai dengan kepentingan yang dimilikinya. Selain sumber dana dalam negeri, pemerintah perlu menggalang sumber pendanaan dari lembaga internasional serta kerjasarna bilateral, terutama dari negara penyedia teknologi RPC. 12.Hasil samping penggilingan padi selama ini belum mendapatkan perhatian yang memadai, padahal pemanfaatan hasil samping pengolahan padilberas dapat memberikan keuntungan ekonomis dan ekologis, diantaranya menir dapat diolah menjadi tepung beras sedangkan dedak dapat diolah menjadi rninyak dedak, sekam dimanfaatkan sebagai sumber energi panas, bahan campuran di industri batu bata, pakan ternak atau biogas. Pengelolaan lingkungan industri pengolahan padi, terutama debu dan kebisingan, juga memerlukan perhatian khusus, mengingat keperdulian masyarakat terhadap lingkungan semakin meningkai. 13. Bulog, sebagai lembaga yang mempunyai tanggungjawab besar dalam pengadaan beras secara nasional bersama-sama dengan Pemda, kelompok tani, dan instansi terkait diharapkan
Lokakarya Nasional "Upaya Peningkatan Nilai Tambah Pengolahan Padi"
191
melakukan upaya proaktif tidak hanya dalarn stabilisasi harga, tetapi juga dalam peningkatan mutu dan menekan susut pasca panen serta pemasaran produk.
14. Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) - lnstitut Pertanian Bogor (IPB) telah melakukan upaya-upaya riset dan pengembangan teknologi pasca panen padi. Diseminasi teknologi yang dihasilkan perlu diikuti dengan peran sebagai fasilitator dan mediator agar implementasi teknologi pasca panen dan pengolahan padi dapat terlaksana dengan baik dalarn rangka peningkatan efisiensi produksi dan peningkatan mutu. 15.Lokakarya ini telah menghasilkan formulasi strategis penyelesaian permasalahan beras nasional. Namun dernikian, upaya nyata perlu segera dilakukan sehingga upaya strategis tersebut membuahkan hasil. Tindak lanjut yang perlu segera dilakukan adalah menyusun langkah-langkah implementasi. Sebagai langkah awal, Bulog diharapkan dapat menjadi pelopor penerapan teknologi RPC yang akan menjadi 'benchmark' bagi penerapan teknologi pasca panen padi. Untuk itu perlu adanya dukungan dari pihak-pihak terkait agar langkah ini dapat berhasil dengan baik. 16: Lokakarya ini juga perlu ditindak-lanjuti dengan lokakarya khusus untuk mengkaji dan merumuskan RPC yang spesifik lokasi di Indonesia dan dukungan kelembagaan yang dapat menjamin peningkatan pendapatan petani karena adanya peningkatan nilai tambah. 17. Persoalan yang sama dengan beras terjadi juga pada jagung dan kedelai. Bulog bersama Perguruan Tinggi dan pusat-pusat penelitian diharapkan dapat melakukan langkah-langkah konkrit. Jakarta, 21 Juli 2004 Ketua Panitia,
Dr.lr. Rokhani Hasbullah, MSi.
Lokakarya Nasional "Upaya Peningkatan Nilai Tambah Pengolahan
pad^"
LAMPlRAN 2. SUSUNAN PANlTlA LOKAKARYA Penanggung Jawab
Pengarah
1. Dr. Ir. Anas Miftah Fauzi, M.Eng (Dekan Fateta IPB) 2. Ir. Bambang Budi Prasetyo, M.Sc (Direktur Operasi Perurn Bulog) 1. Dr. Ir. Sutrisno, M.Agr (Direktur F-Technopark Fateta IPB) 2. Ir. Abdui Waries Patiwiri, MBA (Kadiv. Pengadaan Perum Bulog)
3. Dr. Ir. Hariadi Halid (Kapuslitbang Perum Bulog) 4. ir. Surjandari, MBA (Kadiv. Urnurn Perum Bulog)
Ketua Umum Ketua I Sekretaris Umum
Dr.lr. Rokhani Hasbullah, M.Si (Fateta IPB)
Sekretaris I
Ir. Kiki Partini MSc (Puslitbang Bulog)
Bendahara
Dr. Suprihatin (Fateta IPB)
Ir. Yun Cahyana MBA (Div. lndustri Bulog) Dr.Ir. Emmy Darmawati, M.Si (Fateta 1PB)
Seksi : 1. AcaraIPersidangan
1. Dr. Sukardi (Fateta IPB) 2. Dr. Nurheni Sri Paiupi (Fateta IPB) 3. Ir. Nono Sudiono (Divada Bulog)
4. Sonya M. Harahap, MSc (Divada Bulog) 5. Drs. Agus Suhardi (Protokol Divum Bulog) 2. LogistiklDokumentasi 1. Ir. M. Solahudin, M.Si (Fateta IPB)
2. Drs. Wahyudianto (Divum Bulog) 3. Markus Maraja (Divum Bulog) 4. Drs.Suhardjono (Hurnas Bulog)
3. Pameran
1. Ir. Andes ismayana, MT (Fateta IPB) 2. Eka Faktiya (Fateta IPB) 3. Ir. Anton Martono, MSc (Puslitbang Bulog) 4. Ir. Eddy Sukmono, MSc (Div. Inv.Bulog)
5. Ir. Urnar Solahudin (Div. POP Bulog) 6. Farida Hermawati, SIP, MM (Div. Ind.Butog)
Lokakarya Nasional "Upaya Peningkatan Nilai Tambah Pengolahan Padi"
4. Sekretariat
.I. lin Yusliana, STP (Fateta iPB)
2. Sugiyono, STP (Fateta IPB) 3. Ir. Maqdisa (Puslitbang Bulog) 4. Yetrin Lagandesa (Puslitbang Bulog) 5. Aryo Nugroho (Divada Bulog) 5. Konsumsi/Akomodasi 1. Ir. Elisa Anggraeni, MSc (Fateta IPB) 2. Toni Kartana (Protokol Divum Bulog) 3. Drs. Haryono (Pusdiklat Bulog)
4. Dewi Lesmanawati (Puslitbang Bulog) 6. Pembantu Umum
I . Sidik 2. Pumanto Hadi Saputro 3. Yani Nurul Aini
4. EIpodesy Marlisa 5. Dewi Anggriani 6. lrpan Badrul-Jamal
7. Juli Pramudianti 8. Purnomo 9. Chatharina Wahya Respati Endang Widuri
10. Djoko Prasetyo 11. M. Erwin Hasan Rosid 12. Anandayu Noor Anggiarini
13. Dias lndrasti 14. Garibaldi
15. Reni Yusuf 16. Desi Arofah
17. Sriwiyana, STP 18. lndri lndrawan
19. Stesianasari Mileiva
Lokakarya Nasional "Upaya Peningkatan Nilai Tambah Pengolahan Pad?
LAMPIRAN 3. DAFTAR PESERTA LOKAKARYA
pq-p- Narna Peserta 1.b. Harid Sanjaya 2.kHarta Sanjaya, Drs I
lnstansi I
I
I
3 . b . Muhammad Yusuf, Drs
I
1
/ ~ i v r Makasar, e Sulsei I
i
/ / /
/ ~ u p a Soppeng ii - Sulsel
1
4 . b Pandu Jaya. Drs
/Divre Makasar, Sulsel
5.b.Riduardy Bastary, lr
/Puslitbang - Bulog
1
6 . b . Sukiman
I
7.bbd Rachman Dg. Tayang
[Divre Makasar, Sulsel
i I
I
I
9. bbdul Razak
/ ~ i v r Pontianak, e Kalbar
I
I
I
IPD
UPGB Binong - Subdivre Subang I
I
11.
b d i Wirawan I
I
12.
bgus Darmawan
/PT. Mustika Anugrah Sakti
I
13.
/Agus lrawan
IUPGB Divre Jabar
14.
bgussalirn Mando, Ir
/ ~ i v r Makasar, e Sulsel
I
I
15.
bhrnad Mirza
IA~llKarancjMas Unggul
I
I
I
'PT. Padi Murni lndo Jkt
hmad Niam
i
!
I
17.
*
I
I
16.
Ekadach Lobar, NTB
bhmad, H.
/Ban Tenpo Sininjaya --
118
leiking
IPT Pendawa Sakti, Surnsei
I
I
19.
li Ardi, S.Sos
1
--i
I I
I
20.
1 --I
Divre Jateng
li Mustofa, Drs I
I
1
Badan Ketahanan Pangan I
22.
I
-I
limin Mande, Drs
/Divre Makasar. Sulsel
I I
I
I
I
123
blip Afandl, ir
24.
blirus Nande
l ~ u b d iPersediaan t dan Angkuian 1- Perum Bulog I ISubdivre wilayah IV - Sulsel I
I
25.
mpian,f-(.,BSi
IPP. Raida
Lokakarya Nasionai "Upaya Peningkatan N~laiTambah Pengolahan Padi"
195
126.
b a n g Suatrnadji. Ir
/PT Mustika Anugrah SakZ
I
1
127.
kndi Ali Baal
28.
pndi Dollah Mando, H,Ir
29.
Andi Iskandar, Drs, MPA
IDivre Makasar. Sulsel (Mitra Kerja) Divre Makasar, Sulsel (Mitra Kerja) Divre Balikpapan, Kaltim
I
I
30.
/Andi Ranggong, H. I
Divre Makasar, Sulsel I
ndi Sederhana, Ir
Divre Makasar, Sulsel
I
I
I
1
Divre Jateng 33.
nsori, H. I
~PB.Setia Suci I
nton Martono, Ir, MSc
Perum Bulog
135.
bnwar Sanusi
/PP. SKR Lampung
36.
Apriyanto, Ir, MM
37.
Ariyanto Bustami
Badan Ketahanan Pangan, Surabaya PP. Pugung Larnpung
138.
p j u n Ansol Siregar, Drs
[Divre Lampung
139.
pman
/ P P Semengok Sakti Lmpg.
140.
p a n Tarminto
/PP Rusna Jaya "A"
41.
Asep Wario Saepudin
KUD Warga Bakti
42.
Asep Vaya Soemirath
Kasub Divre lndramayu
43.
pskar, H.
/Divre Makasar. Sulsel
144.
btun Wijaya
/ P P Subur Makmur Lampung
145.
bwiansyah, H.
/PPP M. Yusida, Kalsel
/46 p.
A Susila santosa. lr. MS
147.
/Babay Mudzakir S, H.
148.
1Bahrun. Ir, H., MM
49.
Bambang Santosa, Ir, M.Sc
50.
Bambang Tuharto, SH
Balai Besar Pasca Panen Lertanian / P B Abadi Jaya Kantor Ketahanan Pangan Pamekasan Kasubdit Kredit Program-Dirjen Bina Sarana Pertanian Divre Palembang, Sumsel
Lokakarya Nasional "Upaya Peningkatan Nilai Tambah Pengolahan Padi"
!
Narna Peserta
fnstansi
-
--- .- ---
51.
Barnbang VV. Soeharto, Ir
PT. Padi Murni Indonesia Jkt.
52.
Basuki Rafianto, Ir
PT. Mustika Anugrah Sakti
153. l ~ o n gSik Kong
IPP. Binaria Kalbar
154.
/$rahrna Putra, SM
JKUD.Tiga Serangkai , NTB
55.
Buchori Muslim
Kopel Manunggal Jaya, Kaltim
56.
Budi Agustian, H.
PB. Tawakal
57.
Budi Warto, SH
Divre Balikpapan, Kaltim
58.
Budi Martono
W. Agio Abadi, Kalbar
159.
IBudi suryono
IPT.
,
Kutarna Makmur lndonesra
SO. Bui Trong Nghia
PT Vietindo Jaya
61.
Bui Trong Tin
/PT Vietindo Jaya
62.
Budi Yestuti, Ir
63.
CC Ambawati, Ir
Dinas Pertanian dan Kehutanan Prop. DKI Jakarta ina as Perianian dan Kehutanan, Kab. Sleman DIY
-
Chaerudin, H.
64.
I
I
.
65.
Dadang Saeful Hayat, SE
166.
Damin Hartono. SP
67.
,
69.
PP. Damai Sejahtera, Surnsel
Dede W. Siemarga I
/Dedeng Sudarsa, Ir I
71.
1
Dario Lusli !
70.
IDivre Jaieng
II
Danang S. I
68.
KSU. Karya Bakti Utama
Dinas Pertanian Sukabumi I
IDedi Kusnaedi. Ir. MM
Kepala Divre Jabar, Perum Bulog
I
I
72.
/Dedi Supriadi, SH
l ~ u Divre b Cirebon
173.
IDesrial, Dr
/Dept.Teknik Pertanian
74.
Dewi Lesmanawati
Perum Bulog
75.
Dina
BPMBTPH
76.
(Dinar Megawati
PT. Mustika Anugrah Sakti
I
Lokakarya Nasional "Upaya Peningkatan Nilai Tambah Pengolahan Padi"
I
I
77.
Dodo Rukanda, H., BA
Perekonomian,Setda Karawang
179.
/Dwiworo Suprapti, Drs
I~istanhut,DKl Jakarta
I I
180. l~zufkarnainKamaron
/PT. Padi Murni lndo Jkt
81.
E. Fatirnah, Dra
82.
E. Namaken Sernbiring, Dr
Din. Pertanian Tan. Pangan, Bandung Dept. Teknik Pertanian
89.
Efdal, Drs, MS
Divre Mataram, NTB
90.
Effendi
PP. Mutiara Putih Larnpung
191.
l~lyunitoP. Dien, Ir
/PT. Pertani SBU Perberasan
I
92.
1Ernon S. Mansyur, SE
/PT Pan Asia Superintendence
1
193.
I~ffendi
/PP. Mutiara Putih -Larnpung
1
194.
IEriianto
P P Cahaya Abadi. Kalbar
195.
IErizon, Ir, MTp
I~erekonomianPemda Sumbar
196.
IErrnia Sofiyessi, STP, M.Agr
l ~ i t j e nBina Sarana Pert.
97.
Fahrizal
98.
Faisal
I
1 1
Junior Operation Grain, Cereal Sucofindo PP. Panca Jaya, Sumsel Dept. Teknik Pertanian I
1100. / ~ a t oPrarnuhadi, t lr, M S i
Dept Teknik Pertanian
Lokakarya Nasional "Upaya Peningkatan Nilai Tambah Pengolahan Padi"
/
NO.
---
--
-
.
-- -
- --.
7----
N a n a Peserta
4.. - - -101. Gede Rai Mertha
.
- --
---
-.
..
-
--
-
.
-. .
lnstansi . -.
- -....-...- -
.
-.
i
IKUD Pelita Jaya. Sulleng --
1I
7
102.. Gomal P. Sinaga, SE
PT. Andira Citra Grahawira
103. Gunawan Sugondo
PT. Simoplast
104. Hadi Supangat
Divre Banjarmasin, Kalsel
105. Hanifiryanto,M
PT. Adhira Citra Grahawira
106. Hariyadi Halid, PhD
Perum Bulog
107. Hasan
PP. Srikandi, Sumsel
108. Hasan Amlaty H. S, Drs
Divre Makasar, Sulsel
109. Hasrianto
/Divre Makasar, Sulsel
110. kiemmy Ointu, lr
/Dinas Pertanian
1111. /Henciawan
/PP. Mitra Tan1 Lampung
1112. I ~ e n d iH. ,
/PB. Karya Tani
1 1
/I 13
/ ~ e n d r Halim a S
/PT. Adi Makmur Cahaya Lestari
1
1114
iHendr~Sutarno
JPP Putra Mandlrl Larnpung
]
I
i I
-
4
-
I
-
-
1
I
115. IHendrikus Suprianto I
/PT. Agrindo I
116. Henry Soewignyo
PT. Simoplast
1
I
117. Herfiani Rizkia
Pasca Sarjana IPB
I
118. Herni Susilowati, Ir I
-4I
1119. Herry I
-.-d
I
120. Hidayat, BSc
i ~ u Divre b Karawang
1121. /Husein A. Harahap, lr. M.Sc
/Divre Sumbar
I 1
1122. jl Nyoman Suryana
/PT. Era Buana Tata Lampung
1
/Sub Divre I I Pati
1
1124. 11 Wayan Astika, Dr
'Dept. Teknik Pertanian
Ii
1125
lbrahim Casturniharja, lr
/PB Jernber
126
Ibrahrm, H
D~nasPertan~anKab Panajarn Paser Utara, Kalt~m
1123.
1 Sutri Parwante, SE
i
Lokakarya Nasional "Upaya Peningkatan Nilai Tambah Pengolahan Padi"
-
1
1127. ilbrahim. Ir 128. lda Hanarida. Dr I
/Divre Balikpapan. Kaltirn IBalitbio Bogor I
129. lldawas Barung I
Deptan I
130. lksan
Divre Malaram, NTB
131. imam Muhayat
CV. Sarana Kava Abadi
132. lmran R. A, Drs, SM, M.SI
Divre Sulteng
133. Ingrid Gloria
AGI/Karang Mas Unggut
134. lrfan Salman, lr
Din. Pertanian dan Peternakan, Berau, Kaltim PT. Bandung Mutiara Sewu
135. lwanto Lilie I
136. Ilskandar. Ir. MSi t
137. Istichara Asngari, Ir I
138. /JohnnyLaksono, Ir
1140. lumawal Uhadi. SE. MBA 1141. puremi Gani, Ir, M.Agr
t
l ~ i n a sPertanian Kab. Pasir. Kaltim I
IKa. Divre Palembang, Sumsel I
/Dinas Pertanian dan Kehutanan]DM Jakarta Dinas Pertanian, Jateng
IPT Mitra Meriah (pameran) 1Dekan Fakultas Pertanian Univ. Mulawarman, Kaltim
I /
142. Kartanadi, Drs I
I
143. Kartono
PT. Pan Asia Superintendence
146. /Kaspono
lKelompok Tani Kab. Kudus
I
I
147. IKazvvini R. R, H., SPd
IUD. Prako Jaya Utarna, NTB
1150 /Kook Hyun Kim
JA~l~Karang Mas Unggul
151. Kulsum, Dra, MM
Din. Pertanian Tan. Pangan, Bandung
Lokakarya Nasional "Upaya Peningkatan Hilai Tarnbah PengolahanPadi"
I
No.
Nama Peserta I
153. Lalu Darmawi, SE I
I
I
IUD ,
154. Lewis Ang
"
'
" -' lnslansi '
-
-7
I
----
Subur Putra Vtama. NTB
1
Suncue Company Ltd
1
155. - l ~ i i i kPujiantoro, Dr I
iDept. Teknik PertanlahpI I
156. Lorenta P. K Stahaan, SP 1
157.
IM.
Edi Soeseno, SH, MM
M. Edris Nasution
158.
Deptan I
I
k a s i Komersial Sub.Divre Pekalongan PT. Jatisari Sri Rejeki Karawang I
59. /M. Faiz ~yuaib,'Dr
Dept. Teknlk Pertanian I
i ~ i v r eBanjarmasin, Kalsel I
161. /M. Heru Reza Ch. Ir, MM 162
M Nanang, ir, MM
I
/vice President - Sucofindo
Din Pertan~andan Peternakan,
163
M Naslr
D~vrePont~anak,Kalbar
164
M Sobir~n
PP Sar~Ayu Bl~tang-OKU-Sulsel
---
i
----
I
1165. 1M. Yasir
1~ivreMakasar. Sulsel
1166. /M. Y'usro Hasan, H.
[PB HPF Hasan
1167. I ~ a d j i dH. .
/Divre Makasar Suisel
I
1168 Pahmud Fadoli. Ir 1169. / ~ a h p u Kamal d
Pengusaha Penggilingan pad^, iSubano / ~ i v r Makasar, e Sulsel
1
170. / ~ a l i kH. .
i ~ i v r eMakasar. Sulsel
/ 1 7 1 1Mandji. D
/PT Mustika Anugrah Sakti
1
1176 IMedya; Drs, MSI
/PT Pan Asta Super~ntendence
1
1177. IMieske Widyarti, l r MEng
l ~ e pTeknik t Pertanian
1
Lokakarya Nas~onal"Upaya Pen~ngkatanNlla~Tambah Pengolahan
pad^"
I
20 1
--I -7instansi
Narna Pesarta
No.
h78. ]Mimi Salminah I 179. oh. Arif 180. Moh. Yusuf, Drs, MM I
]Nectar Indonesia I
IUD. Kawa Bersama Abadi. Sulteng Divre Sulteng I
181. jntlohamach A. I
IPT. Vietindo Jaya I I
I
1183. IMudzakir Salubi. H. I
I
/PB. Abadi Jaya I
184. I ~ u hA. . Aziz, Ir, MT, Dipl. Ing
MU^. Syahidin
l~alitbangPedalda I
IDivre Makasar, Sulsel
1186. /Muhammad Hasyim, SE, PAM
IDivre Makasar, Sulsel
1187. /M. Hayshal
/PT. Mustika Anugrah Sakti
1188. IMulyadi, H.
IUD. Sari Bumi Loteng. NTB
1189 /~ulyadi. H.
/ ~ i v r Makasar, e Sulsel Birb Perekonornian Setda Prop. 1Jateng
191. IMusyafir K.
l~ivre Makasar, Sulsel
1192. lNam Seung Huh
IA~llKarangMas Unggul
193. INanang Boedhiarlo
l~ivre Mataram. NTB
I
1 I
1 I I I I
I
194. Nanang, H.
PB. Wahyudin Jaya I
I
1195. l~asrunRahmani I
Kasub Divre Subang I
196. i ~ ulfansyah r
yom man Sudiksa. Ir
1197.
1
PT. Padi Murni Indonesia
182. IMohamad Jusuf
185.
1
IUD. Berkat Bersama. Kalsel lDin Perianian Tan. Pangan
1198. Pbrirn
IPD. Karya Utama, Surnsel
1199. longgo Kasim
IPP. Tossin, Sumsel
1200. I~arlaunganAdil Rangkuti, Ir
I ~ e p tTeknik . Pertanian
1201. IPetrus Mulyanto
~ P TRINTAN Jakarta
1202. / ~ h aVan n Tai
/PT. Vietindo Jaya
I
203. Pujianto
1
I
PT. Kutama Makmur lndonesia
Lokakarya Nasional "Upaya Peningkatan Nilai Tambah Pengolahan Padi"
1 1 I I I 1
_-
Purwiyatno Hanadi. Dr
-1
----
I
205. /Putri Lenggogeni. lr, MBA
i~adivrePerum Bulog Kaltim I
I
206. Putu Rida Yuliani
1
__
.
p e p t . Teknologi Pangan dan Giri
/PT. Mustika Anugrah Sakti I
I
1207. 1Rachman Tuharea. Drs
I 208. l~asjachmurAkbar
209. Raswin Wijaya, Dr, MBA I
(DivreMakasar. Sulsel I l~irekturOoerasi PT Sucofindo (Persero) PT. Trimitra Karya I
210. i ~ e i nSuadamara, Skomp.
,
BPPHP - Deptan
I
21 1. lfiidwan Rachmat, M. Agr, Dr 212. Rizal Bustami, Ir, MBA
IBalai Besar Litbang Pasca Panen Peltanian Ka. Divre Sumbar
1
1
I
213. Romli Rusli
IPP. Puncak. Sumsel I
J ~ i v rMakasar, e Sulsel I
I
uzaharn Thahir, Drs I
Divl-e Jabar I
217. l~aharudin,AMd
/Divre Mataram, NTB
219. Salimi, H.
Kaltim Serang Banten I
/-Sarban,
H.
(PD Tani Mukfi - Serang
-?
I
221. /sayid Rahman
IKaltim UD. Surnber Rejei. Kab P P c - I
222. Sirayang
Divw Makasar, Sulsel
1223. (Siti Fajar Su~yani
/PT. Mega Megni
1
1224. f~obirin M.
IPP. Kartini, Sumsel
1
226
227. Sri 'Mudiastuti, Ir, M.Sc
Ifakultas Teknologi Pertanian UNEJ Dept. Teknik Pertanian
1228 /Sri Rarnadiana, Ir, M S i
/ ~ a Pertanian-UNILA. k Lampung
\
Son1 Sisbudi Harsono ,
li
Lokakaiya Nas~onal"Upaya Pen~ngkatanN~lalTambah Pengolahan
pad^"
1
1229. l~udirrnanDarnpang, H, Drs
l ~ a s u bDivre Bandung
1230. - I~ugito.A. S. H.
/PP. Zarnzarn Lampung
1231. ~ u h a dFiniaus i
PP. Cinta Darnai Lampung
232. Suherman, lr 233. Sudarta
Kasub. Divre Wilayah I Lampung Tengah PP. Buyung, Surnsel
1234. I~ukaton.Drs
Divisi Umurn Perum Bulog
1235. I~ulaemanWiradisastra, H., SH l ~ a s u bDivre Cirebon 236. Sulais Darnsu, SE
UPGB. Jati sari
237. Sularsi 238. Sumadji, Hi.
Koperasi Budi Dharma, Kaisel
239. Supardi
UD. Marpan
240. Supirman
PT. Karya Karunia Subur
1241. I~urbaTuryono
IPP.
1242. /Suriadi, H.
/Divi-eMakasar. Sulsel
243. Suroso, Dr
Dept. Teknik Pertanian
244. Sutoto
PP. Sutoto Lampung
245. Sutrisno
Palern Jaya Sematang, Sumsel
1246 I~uyudi
Kadivre Kaltim
1247. l~yuhadaT, Ir, MM
ada an Ketahanan Pangan
Rajawali Lampung
IT. M Sardjono
IDivisi Diawat - Bulog
1249. baharyono, Drs, MH
l ~ i v r eMakasar, Sulsel
1250. bana Walinono, Drs, MS
/Divre Makasar, Sulsel
248.
I
251. beddy Mulwadi, lr I
I
/Kasub Divre Kerawang I
253. Tengku Sri lndra
IKasubdit Perawatan kualitas dan Pengolahan - Bulog PT. Padi Murni Indonesia Jkt.
254. Fhamrin, H.
~ i v r Makasar, e Sulsel
252. Feguh M. Sardjono
Lokakarya Nasional "Upaya Peningkatan Nilai Tambah Pengolahan Padi"
/
-
-
No. j
- -- -- -i----.
. .
I
Narna Peserta
lnstansi
~
1267. p i d h i Asmurni
/Elanjarmasin Kalsel
I
1268 p i l o n o . SH
I ~ a s u bDivre . DKU, Sumsel
I
l ~ i t r aKerja Jateng
I
1269.
IY. Singgih Hartono
1270. k a d i Haryadi. Or I271
l ~ a n aSuryana --
I
272. /Yetrin Lagandesa I
----
273. /Yopie lndra Bharata I
I I
D e p t Teknologi Pangan dan Gizi
1
IPB Surya Agung
I
!
-I
/Perurn Bulog
I
i
1PT. Padi Murni lndo Jkt I
-
274. l ~ o s e p hL.Tawan
IPT
1275. p y o Suryanto
P T Pertani SBU Perberasan
1276. b d i Rizkia
I~inergiConsulting
1277 pusac Tri lndra Putra. SE. M S i
IUD.
Mustika Anugrah Sakti
AS Nugroho Pulro
Lokakaya Nasional "Upaya Peningkatan Niiai Tambah Pengolahan Padi"
i
1
i